minapolitan_sleman.pdf

Upload: tri-wahyudi

Post on 26-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    1/10

    Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB

    Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 179

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan

    Berbah, Kabupaten Sleman

    Rukmono Marham (1), Dewi Sawitri Tjokropandojo(2)

    (1)Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

    ITB.(2)

    Kelompok Keahlian Pengembangan Wilayah dan Perdesaan, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan(SAPPK), ITB.

    Abstrak

    Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah adalah merupakan salah satu dari kawasan yang

    ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam mendorong akselerasi pembangunan di daerah melalui

    pengembangan sektor perikanan budidaya. Pemerintah daerah mempunyai tanggungjawab atas

    keberhasilan pengembangan Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah. Kawasan Minapolitan

    membutuhkan persyaratan teknis maupun non teknis untuk dapat berfungsi sebagai penggerakperekonomian lokal. Beberapa persyaratan yang dibutuhkan tersebut terkait dengan syarat-syarat

    keberadaanMinapolitan itu sendirimaupun syarat-syarat kawasan tersebutdapat berkembangdan

    berfungsisepertiyangdiharapkan.Dengandemikianmakapotensipengembangansebuahkawasan

    minapolitan akan diketahui dari terpenuhinya syarat-syarat yang dibutuhkan tersebut. Kawasan

    Minapolitan di Kecamatan Berbah dinilai lambat berkembang yang diindikasikan dari belum

    berfungsinya komponen-komponen yang telah diinisiasi setelah ditetapkannya Kecamatan Berbah

    sebagai kawasan Minapolitan di tahun 2010 sehingga dikhawatirkan Kawasan Minapolitan di

    Kecamatan Berbah ini tidak mampu mendorong pengembangan ekonomi lokal seperti yang

    diharapkan.Darihasilyangdidapatkan,beberapadukungandasarkeberadaanKawasanMinapolitan

    yaitu: sumberdaya alam, sumberdaya manusia budidaya, dan dukungan pasar di Kawasan

    MinapolitanKecamatanBerbahtelahcukupmendukung.Akantetapidalambeberapadukunganyaitu

    dukungan sumberdaya manusia wirausahadan dukungan kelembagaan internal pembudidayaikan

    terdapatbeberapakomponenyangbelummendukung.Kelemahandaribeberapadukungantersebut

    berakibattidakberjalannyasistemMinapolitansesuaidengankonsepMinapolitanyangseharusnya.

    Kata-kunci: dukungan, ekonomi lokal, Kecamatan Berbah, Minapolitan, perkembangan, syarat

    Pendahuluan

    Pengembangan ekonomi wilayah adalah kunci

    keberhasilan pengembangan wilayah.Pernyataan tersebut didasari karena

    perkembangan wilayah akan sangat

    membutuhkan pengembangan ekonomi sebagai

    modal untuk mencapai tujuan yang akan dicapai

    sekaligus sebagai indikator dalam keberhasilan

    pengembangan wilayah tersebut. Beberapa

    tujuan dalam pengembangan wilayah antara

    lain: meningkatkan perkembangan sosial

    ekonomi, mengurangi kesenjangan, serta sebisa

    mungkin diusahakan untuk menjaga kelestarian

    lingkungan hidup (Blakely dan Leigh, 2010)

    (ILO 2007) (Blakely, 1994). Pemerintah Republik

    Indonesia dalam melaksanakan pengembangan

    ekonomi wilayah mengadopsi beberapa konsep

    pembangunan yang telah ada. Kementerian

    Kelautan dan Perikanan sebagai agen dari

    Pemerintah, menetapkan program minapolitan

    sebagai suatu cara untuk melaksanakan

    pembangunan di sektor perikanan. Menurut

    keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan

    no 18 tahun 2011 tentang pedoman umum

    Minapolitan, disebutkan bahwa program

    minapolitan diharapkan dapat dilaksanakan

    dengan prinsip-prinsip terintegrasi, efisien,

    berkualitas, dan berakselerasi tinggi. Prinsip

    terintegrasiyangdimaksudyaitupengembangan

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    2/10

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

    180 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

    Kawasan Minapolitan ini diharapkan dapat

    mendorong agar pengalokasian sumberdaya

    pembangunan direncanakan dan dilaksanakan

    secaramenyeluruhatauholistik.Pengembangan

    yang dilakukan tersebut, mempertimbangkan

    kepentingan dan dukungan stakeholders, baikinstansisektoral,pemerintahanpusatdandaerah,

    kalangan dunia usaha maupun masyarakat.

    Prinsip efisiensi yaitu pembangunan sektor

    kelautan dan perikanan harus dilaksanakan

    secara efisien agar pembangunan dapat

    dilaksanakan dengan biaya murah namun

    mempunyai daya guna yang tinggi. Sedangkan

    prinsipberkualitas, pelaksanaan pembangunan

    sektorkelautandan perikananharusberorientasi

    pada kualitas, baik sistem produksi secara

    keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun

    sumberdaya manusia. Kemudian prinsip

    berakselerasi tinggi mengandung pengertian

    bahwapercepatandiperlukanuntukmendorong

    agartargetproduksidapatdicapaidalam waktu

    cepat, melalui inovasi dankebijakanterobosan.

    Kawasan Minapolitan di Kecamatan Berbah

    adalahmerupakansalahsatudarikawasanyang

    ditetapkan oleh pemerintah pusat dalam

    mendorong akselerasi pembangunan di daerah

    melalui pengembangan sektor perikanan

    budidaya. Kawasan Minapolitan Kecamatan

    Berbah ini telah ditetapkan melalui keputusan

    Menteri Kelautan dan Perikanan RI nomor 32

    tahun 2010 tentang penetapan Kawasan

    Minapolitan dan diperbaharui dalam keputusan

    Menteri kelautan dan Perikanan RI nomor 35

    tahun 2013. Sejak tahun 2010 telah banyak

    kegiatan dalam rangka pembangunan yang

    telah dilaksanakan diKecamatanBerbah terkait

    Minapolitan. Pembangunan infrastruktur dan

    pelatihan yang telah dilaksanakan antara lain

    pembangunan pasar ikan, jalan usaha tani,

    revitalisasi saluran irigasi serta demplot dan

    pelatihanbudidaya ikan.Hal tersebut tentusaja

    telah menyerap dana pemerintah yang tidak

    sedikit. Dengan demikian maka pemerintah

    daerah mempunyai tanggung jawab atas

    keberhasilan pengembangan Kawasan

    Minapolitan di Kecamatan Berbah. Olehsebab

    itu maka kajianmengenai prospekKawasan

    Minapolitan di masa mendatang sertakemampuan usaha-usaha perikanan yang ada

    dalam mendorong perekonomian lokal

    merupakan suatu hal yang penting. Dengan

    mengetahui potensi pengembangan Kawasan

    Minapolitan maka, penentuan sasaran dari

    pengembangankawasan iniakan lebihjelas.Hal

    ini juga dapat digunakan untuk mengetahuikemungkinankendaladanhambatan yangakan

    dihadapi serta kemungkinan solusi serta

    intervensiyangdilakukansupayapengembangan

    KawasanMinapolitaniniberjalanpadajaluryang

    tepat.

    KonsepMinapolitansebenarnyamengacukepada

    konsepkawasanAgropolitanyangmengacupada

    pedoman umum pengembangan kawasan

    Agropolitan dan pedoman rintisan program

    Agropolitan yang diterbitkan oleh KementerianPertanian. Secara harfiah Istilah Minapolitan

    berasal dari kata mina yangberartiIkan

    danpolis yang artinya kota sehingga dapat

    diartikan bahwa Minapolitan adalah Kota

    Perikanan. Menurut Direktorat Jenderal Cipta

    Karya Kementerian Pekerjaan Umum tahun

    2012, Minapolitan didefinisikan sebagai Kota

    Perikanan yang tumbuh dan berkembang

    karena berjalannyasistemdanusahaminabisnis

    sehinggamampumelayani,mendorong,menarik

    ataupun menghela pembangunan perikanan

    melaluiminabisnisdiwilayahsekitarnya.

    Gambar 1.Model Kawasan Minapolitan

    (Sumber: Sunoto, 2010)

    Dalam keputusan Menteri Kelautan dan

    Perikanan nomor 18 tahun 2011 tentang

    PedomanUmumMinapolitan secara konseptual,

    Minapolitanmempunyaiduaunsurutama yaitu,

    1) Minapolitan sebagai konsep pembangunan

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    3/10

    Rukmono Marham

    Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 181

    sektor kelautan dan perikananberbasiswilayah

    dan 2) Minapolitan sebagai kawasan ekonomi

    unggulan dengan komoditas utama produk

    kelautan dan perikanan. Konsep Minapolitan

    didasarkan pada tiga asas, yaitu: (1)

    Demokratisasi ekonomi kelautan dan perikanan

    pro rakyat (2) Keberpihakan pemerintah pada

    rakyat kecil melalui pemberdayaan masyarakat,

    dan, (3) Penguatan peran ekonomi daerah

    dengan prinsip daerah kuat bangsa dan

    negarakuat.

    Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan

    perumusan kebijakan dan kegiatan

    pembangunan sektor kelautan dan perikanan

    agar pemanfaatan sumberdaya kelautan dan

    perikanan benar-benar untuk kesejahteraan

    rakyat dan menempatkan daerah pada posisi

    sentral dalam pembangunan. Dengan konsep

    Minapolitan diharapkan pembangunan sektor

    kelautandanperikananapatdilaksanakansecara

    terintegrasi, efisien, berkualitas, dan

    berakselerasitinggi.

    Ide dasar pembangunan Minapolitan adalah

    penguatansinergiantarapertumbuhanekonomi

    dan kelestarian fungsi lingkungan hidup, serta

    upaya penemuan teknologi ramah lingkungan

    berikut instrumen-instrumen yang dapat

    menjamin kelestarian fungsi lingkungan hidup

    untuk merumuskan strategi yang tepat bagi

    pengembangan ekonomi kerakyatan (Musiyam

    dkk, 2011: 1). Pengembangan Kawasan

    Minapolitan bertujuan untuk meningkatkan

    pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

    melalui percepatan pengembanganwilayah dan

    peningkatan keterikatan desa dan kota. Hal ini

    dapat terwujud melalui pengembangan sistem

    dan usaha minabisnis yang berdaya saing,berbasis kerakyatan, berkelanjutan, dan

    terdesentralisasidiKawasanMinapolitan.

    Pengembangan Kawasan Minapolitan juga

    dilakukan dengan cara meningkatkan

    diversifikasi ekonomi pedesaan melalui

    peningkatan daya saing melalui inovasi dan

    teknologi sehingga menghasilkan diversifikasi

    produkyang kompetitif.Selain itu peningkatan

    akses pelaku perikanan terhadap sumberdaya

    produktif dan permodalan sangat dibutuhkandalam pengembangan perekonomian pelaku

    perikanan gunamewujudkan sinergisitas semua

    pelaku usaha perikanan dari hulu ke hilir.

    Dengan demikian peningkatan sarana dan

    prasarana yang mendukung berlangsungnya

    kegiatan ekonomi tersebut mutlak diperlukan.

    Selain itu penataan ruangKawasan Minapolitan

    terkait dengan kawasan budidaya dan

    permukiman pelaku usaha yang terlibat dalam

    aktivitas ekonomijuga memerlukan koordinasi

    secarakonsistenantaraberbagaipihak. Dengan

    demikian maka pengembangan Kawasan

    Minapolitandenganbertumpupadapotensi lokal

    yang ada diharapkan akan dapat

    mengembangkan dan melindungi budaya sosial

    lokal yang secara tidak langsung juga akan

    meningkatkan daya saing terkait kekhasan dari

    suatulokuskawasanpengembangan.

    Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya

    Kementerian Pekerjaan Umum (2012:53)

    pengembangan Kawasan Minapolitan harus

    bersinergi dan mengedepankan pengembangan

    kawasan andalan yang telah tertuang didalam

    dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

    (RTRWN). Dalam Peraturan tersebut,

    diamanatkan bahwa pengembangan Kawasan

    Minapolitan sebagai kawasanandalan tidakbisa

    terlepas dari pengembangan sistem pusatkegiatanbaik tingkatNasional,Provinsimaupun

    Kabupaten.

    Perkembangan Kecamatan Berbah yang telah

    ditetapkan sebagai Kawasan Minapolitan pada

    tahun 2010, dinilai masih belum dapat

    memberikankontribusi terhadappengembangan

    perekonomiankawasan.Hal iniditandaidengan

    belum berfungsinya koperasi mina yang

    harusnya sudah berjalan pada tahun ketiga

    setelah penetapan Kawasan Minapolitan. Selainitu Pasar minapolitan yang telah dibangun di

    dusunDawukan,DesaSendangtirto,Kecamatan

    Berbah,belum dapat berfungsi secara optimal.

    Dilihatdarisisilokasi,pasarminapolitan tersebut

    berada di tempat yang sangat strategis yaitu di

    Jalan Wonosari.

    Pembangunan infrastruktur pendukung seperti,

    jalanusaha tani,saluran irigasi,danpasaryang

    telahdisebutkansebelumnya telahdilaksanakan

    dari tahun 2010 sampai dengan saat ini. Darihasil evaluasi yang telah dilaksanakan,

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    4/10

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

    182 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

    pembangunan infrastruktur dan berbagai

    bantuan tersebut kurang memberikan dampak

    secara signifikan., sehingga dikhawatirkan tidak

    mampu mendorong pengembangan ekonomi

    lokal.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap

    secara jelas potensi pengembangan Kawasan

    Minapolitan, dengan cara mengidentifikasikan

    kemampuan perkembangan Kawasan

    Minapolitan di masa mendatang, sesuai syarat-

    syaratkehidupanKawasanMinapolitan.Sehingga

    daribeberapatinjauan literaturyangadasyarat-

    syarat perkembangan kawasan minapolitan

    dapatdirangkumdandisintesiskandariberbagai

    sumbersebagaiberikut

    Tabel

    1. Syarat-Syarat Kawasan Minapolitan

    menurut telah pustaka

    UraianTeori Syarat-syaratKawasanMinapolitan

    Keputusan

    MenteriKelautan

    danPerikanan

    Nomor18Tahun

    2011tentang

    PedomanUmum

    Minapolitan

    Mempunyai kesuaian lokasi,

    sumberdaya alam, kelayakan

    lingkungan, sumberdaya manusia

    untukmendukungproduksi.

    Mempunyai kelembagaan pelaku

    usaha perikanan yang baik serta

    didukungolehkomitmendaerah.

    Tersedianya fasilitas pendukung

    berupa aksesibilitas terhadap pasar,

    permodalan, sarana dan prasarana

    produksi, pengolahan, dan/atau

    pemasaran, keberadaan lembaga-

    lembaga usaha dan fasilitas

    penyuluhandanpelatihan.

    Mempunyai mata rantai produksi

    pengolahan,dan/ataupemasaran

    Sunoto(2010:9) Persyaratan minapolitan meliputi:

    Komoditas Unggulan, Letak Geografis,

    Sistem dan Mata rantai Produksi:Hulu

    dan Hilir, Fasilitas Pendukung Utama,

    Kelayakan lingkungan, dan Komitmen

    Daerah.

    Wiadnya(2011) Syarat pengembangan Kawasan

    Minapolitan yaitu kawasan yang

    mempunyai cadangan sumber daya

    ikan atau kapasitasproduksi ikanyang

    mampu menjadi penggerak ekonomi

    wilayahserta harus melibatkan instansi

    dari tingkat pusat dan daerah maupun

    instansi lintas sektor.

    Dabson

    (2007:28)

    Dalam meningkatkan daya saing

    ekonomi perdesaan, kewirausahaan

    adalah merupakan faktor kunci. Salah

    satu alasannya adalah bahwa bagian

    utama dari struktur usaha pedesaan

    terdiri dari perusahaan dan pengusaha

    kecil.

    Yulisti dan

    Trianti (2010)

    Peran kelembagaan sangat penting

    dalam kegiatan budidaya pada skala

    menengah dan kecil. Kelembagaan

    yang dimaksud adalah kelembagaan

    formal (memiliki badan hukum) dan

    kelembagaan informal (berupa

    kelompok masyarakat)

    Sehingga dari telaah literatur tersebut untuk

    melakukan identifikasi kesesuaian syarat-syarat

    perkembangan minapolitan akan dilihat dari

    empataspekdukunganperkembanganKawasanMinapolitanyangsepertipadatabelberikutini.

    Tabel 2. Syarat Perkembangan Kawasan

    Minapolitan

    Syarat Kawasan

    Mina olitan

    Keterangan

    Dukungan

    produksiSumberdaya

    alam

    Terdiri atas syarat dukungan sumberdaya

    lahan(PedomanUmum

    Minapolitan,2010),dansumberdaya

    Air(Anonim,2006;Stickney,2000;danLekang,2007).

    Sumberdaya

    manusia

    TerdiriatasSumberdayamanusiabudidaya

    (PedomanUmum Minapolitan,2010),dan

    Sumberdaya manusiaWirausaha(Dabson,

    2007:28)

    Dukungan

    Pendanaan

    Kemampuanpermodalan dalammelakukan

    usaha(PedomanUmum Minapolitan,2010).

    Dukungan

    Lembaga

    Dukungan stakeholders, baik instansi

    sektoral,pemerintahanditingkat pusatdan

    daerah, kalangan dunia usaha maupun

    masyarakat. Artinya kelembagaan

    masyarakatdan pemerintahharussoliddansinergis (Pedoman Umum Minapolitan,

    2010;YulistidanTriyanti,2010)

    Dukungan

    Infrastruktur

    Tersedianya fasilitas pendukung berupa

    aksesibilitas terhadap pasar, permodalan,

    sarana dan prasarana produksi,

    pengolahan, dan/atau pemasaran,

    keberadaan lembaga- lembagausaha, dan

    fasilitas penyuluhan dan pelatihan

    (PedomanUmumMinapolitan,2010).

    Kesiapan

    dukunganpasar

    Dukungan pasar (Pedoman Umum

    Minapolitan,2010).

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    5/10

    Rukmono Marham

    Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 183

    Dukunganproduksi,lembaga,infrastruktur,serta

    dukungan pasar. Dalam dukungan produksi

    terdapat tiga dukungan utama yaitu dukungan

    SDM, SDA dan dukungan dana. Dukungan SDA

    akan diidentifikasi dari dukungan lahan dan

    dukungan sumberdaya air. Dukungan lahan

    dilihatdarikecukupandankesesuaianlahanyang

    dilihat dari syarat lahan untuk budidaya ikan

    serta kesesuaian dalamtata ruang yang telah

    ada. Dukungan SDM dibagi menjadi dua yaitu

    SDM budidaya dan SDM wirausaha. Kesiapan

    SDM budidaya akan diidentifiksi dari kemauan

    yang dilihat dari minat dan kemampuan yang

    dilihat dari tingkat pendidikan dan ketrampilan

    yang dimiliki oleh pelaku usaha budidaya ikan.

    Sedangkan SDM wirausaha akan diidentifikasi

    darijiwa wirausaha yang dimiliki oleh pelakuusaha perikanan yang dilihat dari kemampuan

    memasarkan produk perikanan, inovasi yang

    dilakukan, sertajaringan usaha yang dimiliki.

    KemudiandukunganDanaakandiidentifikasidari

    kesiapan pendanaan pribadi, kelompok/koperasi

    maupunaksesperbankan.

    Dukungan kelembagaan dibagi menjadi dua

    yaitu kelembagaan internal dan eksternal

    pembudidaya dan pelaku usaha perikanan.

    Dukungan kelembagaan internal akandiidentifikasi dari kesiapan kelembagaan

    kelompok dan paguyuban dan koperasi

    pembudidaya ikan dalam mendukung

    minapolitan, yang dilihat dari keberadaan dan

    fungsidariorganisasitersebutdalammendukung

    minapolitan. Dukungan kelembagaan eksternal

    akan diidentifikasi dari kesiapan kelembagaan

    pemerintahdalammendukungminapolitan,yang

    dilihat dari keberadaan dan fungsi organisasi

    pemerintah dalam mendukung minapolitan.

    Dukungan infrastruktur akan diidentifikasi darikesiapan infrastruktur yang telah ada maupun

    yang masih dalam rencana dalam mendukung

    fungsi-fungsikawasaanminapolitan.

    DukunganPasarakandiidentifikasidarikesiapan

    pasar yang ada maupun peluang pemasaran

    yang mendukungminapolitan.Kesiapanpasar

    diidentifikasi dari kemampuan pasar dalam

    menyerap produk-produk perikanan yang

    dihasilkan. Sedangkan peluang pemasaran ini

    akan dilihat dari sampai sejauh manakemampuan produk yang dihasilkan dapat

    dipasarkan.Kemampuanpasardalammenyerap

    produk perikanan akan dilihat dari jumlah

    serapanpasar terhadapprodukyangdihasilkan.

    Peluang pemasaran akan diidentifikasi dari

    jangkauan pemasaran produk yang dihasilkan

    sertakondisipesaingdariproduk-produksejenis.

    Kemudian pada tahapan berikutnya dilakukan

    identifikasi komponen. Komponen dari

    pengembangan ekonomi lokal akan

    diidentifikasikan dari efek usaha-usaha perikan

    yang dilakukan dalam hal; peningkatan standar

    hidup, pengurangan kesenjangan, dan

    keberlanjutan lingkungan. Peningkatan standar

    hidup dilihat dari peningkatan pendapatan dan

    peningkatan kepemilikan aset. Peningkatan

    pendapatan dilihat dari adanya pelaku usaha

    budidaya ikan yang memiliki penghasilan

    meningkat.Peningkatan kepemilikanasetdilihat

    dari penambahan aset yang dimiliki oleh

    pembudidaya akibat usaha yang dilakukan.

    Pengurangan kesenjangan dilihat dari pengaruh

    usaha perikanan yang dilakukan di Kawasan

    Minapolitan ini untuk dapat memberikan

    lapangan pekerjaan, serta mempunyai dampak

    yang positif terhadap perkembangan ekonomi

    KecamatanBerbah.

    Sedangkan keberlanjutan lingkungan akan

    diidentifikasi dari dampak dampak yang

    ditimbulkan oleh usaha-usaha perikanan yang

    dilakukan terhadap lingkungan. Hal ini dilihat

    dari kesesuaian peruntukan lahan yang

    digunakan, penggunaan bahan-bahan yang

    ramah lingkungan dalam budidaya perikanan

    dan penerapan cara-cara budidaya ikan yang

    baik atau sesuai standar yang telah ditetapkan

    melaui peraturan yang berlaku. Selain itujuga

    dilihat penggunaan sumberdaya air yang adaapakah sudah sesuai dengan norma tata guna

    air.

    Metode

    Penelitian ini menggunakan metode gabungan

    kualitatif dan kuantitatif dengan sifat penelitian

    secara deskriptif. Pemilihan metode ini dilakukan

    untukmengidentifikasikondisiyangadadengan

    kondisi yang seharusnya sebagai syarat-syarat

    perkembangan Kawasan Minapolitan tersebut.Pemilihan pendekatan gabungan kualitatif dan

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    6/10

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

    184 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

    kuantitatif di maksudkan untuk meningkatkan

    validitas hasil yang didapat dan mengatasi

    kelemahan-kelemahan yang ada dalam kedua

    pendekatan tersebut. Pendekatan kualitatif

    memiliki ketajaman analisa yang sangat baik

    sehingga banyak diaplikasikan pada ilmu-ilmusosial.Analisis yang terlalu mendalam dengan

    tidak memperhatikan kualitas sampel yang

    diambil dapat menyebabkan hasil penelitian

    yang salah arah. Demikian juga dengan

    pendekatan kuantitatif, pendewaan angka-

    angkadalampendekatan inijugahanyamampu

    mengungkapkansebagianrealitakehidupansaja

    dan tidak mampu memahami realita kehidupan

    nyatayang sangat kompleks (Yunus,2010:350-

    351).

    Proporsi kedua pendekatan tersebut akan

    ditentukan oleh objek kajian sehingga dalam

    penelitian ini,proporsipendekatankualitatifdan

    kuantitatif akan tergantung pada objek atau

    sasaran yang diamati. Pendekatan kuantitatif

    akan digunakan dalam mengukur fenomena-

    fenomenayangadaberdasarkanparameterdan

    indikator yang telah ditentukan. Sedangkan

    pendekatan kualitatif akan digunakan untuk

    menentukan makna dari fenomena-fenomena

    yang timbul dari objek penelitian. Sehingga

    dalam penelitian ini kedua pendekatan tersebut

    diupayakanberjalansecara beriringan,sehingga

    didapatkanhasilyangdiinginkan.

    Metode Pengumpulan Data

    Teknikpengumpulandatayangdigunakandalam

    penelitian ini mengacu kepada pendekatan

    kualitatif dan kuantitatif. Dalam pendekatan

    kualitatif yangdilaksanakandalampenelitian ini

    menggunakan wawancara semi terstrukturdengan pedoman wawancara dengan bantuan

    alat perekam suara ditambah dengan observasi

    secara langsung dengan menggunakan alat

    perekam gambar untuk memadukan tentang

    pemahamanakanmakna yang telahdidapatkan

    sebelumnya melalui wawancara. Selain data

    primer yang didapatkan di lapangan,penelitian

    inijugamengumpukandata-datasekunder yang

    berasal dari laporan tahunan dan data-data

    terkait Minapolitan di Kecamatan Berbah.

    Dalam pendekatan kuantitatif yang dilakukan,

    digunakan kuisioner yang disebarkan dengan

    cara sampling acak berkelompok dengan

    proporsi. Dalam kuisioner tersebut mencakup

    indikator-indikator yang akan diinterpretasikan

    secara kuantitatif. Pertanyaan-pertanyaan yang

    diajukan dalam kuesioner yang dibagikanberkisarmengenai kondisidukungan dukungan

    yang diperlukandalampengembangankawasan

    minapolitan yaitu dukungan produksi,

    dukungan kelembagaan, dukungan infrastruktur

    dan dukungan pasar. Pertanyaan tersebut

    diajukan kepada responden yang merupakan

    masyarakat Kecamatan Berbah sehingga dalam

    pertanyaan yang diajukan akan lebih bersifat

    praktis dan implementatif, sedangkan

    penyebaran kuesioner terhadapmasyarakatdi

    kecamatan Berbah tersebut dilakukan secara

    samplingacakberkelompok secaraproporsional

    dengan tingkat ketidaktelitian sampel sebesar

    10%.

    Wawancara yang dilakukanmeliputiSKPD yang

    berhubungan dengan Kawasan Minapolitan

    antara lain Dinas P2K,BAPPEDA dan Kelompok

    Kerja Minapolitan. Wawancara yang dilakukan

    menggunakan pedoman wawancara semi

    terstruktur. Tujuannya adalah supaya

    wawancarayangdilakukan lebihdapatmenggali

    informasi yang lebih lengkap tentang Kawasan

    Minapolitan di Kecamatan Berbah. Dalam

    pedoman wawancara tersebut, secara garis

    besar menggali pertanyaan tentang kebijakan

    pelaksanaan program minapolitan di Kabupaten

    Sleman secara umum serta kecamatan Berbah

    secara khusus. Selain itu wawancara juga

    dilakukansecaraspontanterhadappelakuusaha

    budidaya ikanyangditemui terkait kondisi yang

    terjadi di lapangan. Sedangkan Observasi

    dilaksankan secara proporsional di tempat-

    tempat yang menjadi simpul-simpul kegiatan

    perikanan yang mendukung minapolitan untuk

    membantu menerjemahkan makna dari hasil

    wawancara yang telah dilakukan. Dalam

    pengumpulan data sekunder, data-data

    mengenai dukungan-dukungan perkembangan

    KawasanMinapolitan inidiperolehdari instansi-

    instansi pemerintah seperti BPS, Dinas teknis,

    BAPPEDA,danpemerintahKecamatanBerbah.

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    7/10

    Rukmono Marham

    Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 185

    Metode Pengumpulan Data

    Proses analisis yang dilakukan dalam penelitian

    ini dimulai dengan merumuskan katagori dari

    dukungan syarat-syarat perkembangan dari

    suatu Kawasan Minapolitan berdasarkan teori

    mengenai minapolitan serta pengembangan

    ekonomi lokal. Langkah berikutnya adalah

    menganalisis data yang diperoleh baik dari

    survey data primer maupun sekunder dengan

    cara mengelompokkannya dalam katagori-

    katagori yang telah ditetapkan sebelumnya

    kemudian mencocokkannya dengan kategori

    yangtelahditentukanberdasarkanteoriawal.

    Data yang diperoleh dari responden melalui

    kuesioner dilakukan analisis deskreptif dengan

    metodeproporsi.Sedangkandatayangdiperoleh

    dari wawancara diinterpretasikan dan

    dikelompokkan menurut katagori yang telah

    ditetapkan. Kemudian dari kedua jenis data

    tersebut diinterpretasikan secara utuh dengan

    memperhatikan data-data sekunder yang

    didapatkan serta hasil observasi yang dilakukan

    sebelumnya.

    Analisis dan Interpretasi

    Dari dukungan sumberdaya alam, baik dari

    sumberdaya lahan maupun sumberdaya air,

    Kecamatan Berbah sangat sangat mendukung

    perkembangan kawasan minapolitan. Hal ini

    diketahui dari hasil wawancara dengan Kasi

    Ekobang Kecamatan Berbah bahwa sebagian

    besar wilayah di Kecamatan Berbah sangat

    potensialsebagaikawasanpengembanganusaha

    perikanan.Hal inijugadidukung oleh kondisi

    lahan di Kecamatan Berbah sebagian

    mempunyai kondisi tanahyang dapat menahan

    air. Selain itu, dilihat dari kecukupan lahan,

    pemanfaatan luas lahanpembudidayaan ikan di

    Kecamatan Berbah mencapai 50,36 ha. yang

    terdiri atas kolam pembesaran seluas 47,24 ha

    dan kolam pembenihan seluas 3,12 ha.

    Sehingga dilihat dari potensi pengembangan

    lahan perikanan di Kecamatan Berbah

    mencapai 141,1 ha. Sehingga pemanfaatan

    lahanyangsudahdikembangkan baru mencapai

    35,69%. (Anonim, 2013). Selain dari aspek

    teknis, lahan yang digunakan untukpengembangan Minapolitan ini harus sesuai

    dengan peraturan dan perundangan yang

    berlakudalampemanfaatanruang.Hal iniuntuk

    mengindaripenggunaan lahanyang tidaksesuai

    dengan peruntukannya. Menurut wawancara

    yang dilakukan dengan Kasubbid Tata Ruang

    PerdesaanBAPPEDASleman,KecamatanBerbah

    telah ditetapkan sebagai salah satu kawasan

    pengembangan Minapolitan.Dalam Rencana

    Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman,

    Kawasan Minapolitan KecamatanBerbah secara

    legal sudah mengikuti peraturan perundang-

    undangan yang berlaku. Selain itu

    pengembangan Kawasan Minapolitan ini telah

    diatur dalam masterplan pengembangan

    Kawasan Minapolitan yang telah disusun oleh

    BAPPEDA.

    Gambar 2. Proporsi Penggunaan Lahan di

    Kecamatan Berbah. Sumber: BPS Kabupaten

    Sleman,2013

    Dari dukungan Sumberdaya air, hasilpemantauan kantor Lingkungan Hidup

    kabupaten Slemanmengenai kualitasair sungai

    yangadadiKecamatanBerbahpadatahun2013,

    Sumber air di kecamatan Berbah mempunyai

    katagori kelas II. Hal ini menunjukkan kualitas

    air di Kecamatan Berbah sangat mendukung

    untuk budidayaperikanan karena kondisi kelas

    kualitasairyangdipersyaratkanuntukperikanan

    berada pada kelas III. Dilihat dari dukungan

    sumberdaya manusia budidaya, Kecamatan

    Berbah mendukung perkembangan kawasanminapolitan.Hal ini diindikasikan dari Darihasil

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    8/10

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

    186 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

    yang didapatkan 73 % responden mengaku

    berminat berusaha di perikanan dan mereka

    sudah mempunyai usaha budidaya perikanan

    (kolam). Sedangkan 17% lagi, menyatakan

    berminat berusaha di perikananakan tetapi

    belum mempunyai usaha perikanan karenaterkendala beberapa alasan yaitu modal dan

    lahan. Selain itu, dari usia pembudidaya ikan

    yang didapatkan dari jawaban responden

    diketahui bahwa pembudidayaan ikan di

    kecamatanBerbahdilakukanolehkelompokusia

    produktif. Kemudian dilihat dari tingkat

    pendidikanpembudidayaikanyangadasebagian

    besar memiliki pendidikan SLTA. Tingkat

    pendididkandaripembudidaya ikanmenentukan

    kemampuan dari pembudidaya ikan tersebut

    untuk dapat memahami tata cara dan standar

    pembudidayaan ikan yang baik danbenar.

    Selainitu,dalamskalaekonomiyanglebihbesar

    diperlukankemampuanmanajemenusahayang

    sistematis. Akan tetapi, dari sumberdaya

    manusia wirausaha belum mendukung

    perkembangan kawasan minapolitan. Hal ini

    terlihat pada pemasaranyangdilakukanmasih

    tergantungkepadapedagangsertatidak adanya

    produk olahanyang ditemukan sehingga nilai

    tambah dariprodukyangdihasilkankecil.

    Dari kesiapan dukungan dana, Kecamatan

    Berbah belum sepenuhnya mendukung syarat-

    syarat perkembangan minapolitan. Hal ini

    disebabkan karena pembudidaya ikan di

    Kecamatan Berbah belum memiliki akses

    perbankan yang baik. Sebagian besar

    pembudidaya ikan di Kecamatan Berbah hanya

    mengandalkan dari dana pribadi dan dana

    pemerintah melalui kelompok. Ketidakmmpuan

    mengakses dana perbankan tersebut

    menyebabkan skala usaha yang dijalankan

    terbatas, hal ini akan berakibat pada tingginya

    ongkos produksi karena faktor-faktor produksi

    yang diperlukan diperoleh dalam skala kecil

    sehinggatidakefisien.

    Dari kesiapan dukungan lembaga pemerintah

    dari sisi keberadaan maupun program kegiatan

    yang ada telah mendukung perkembangan

    minapolitan. Hal ini dilihat dari program dan

    kegiatan yang telah dilaksanakan untuk

    mendukung minapolitan di Kecamatan Berbah.

    Seperti Demplot, penyuluhan yang terus

    menerus maupun dan bantuan peralatan

    pembudidayaan ikan. Dari sisi kelembagaan

    pembudidaya ikan, dari kelembagaan kelompok

    pembudidaya ikan sudah mendukung

    perkembangan minapolitan akan tetapi darikelembagaankoperasiminadanKelompokkerja

    minapolitan belum mendukung perkembangan

    minapolitan. Hal ini menyebabkan kolektivitas

    diantara pembudaya ikanmenjadi kurang solid.

    Hal ini menyebabkan tidak berjalannya sistem

    minapolitan seperti yang diharapkan. Dari

    dukungan infrastruktur baik yang ada maupun

    yangdalamperencanaandiKecamatanBerbah,

    sangat mendukung perkembangan Minapolitan.

    Hal ini diindikasikan dari pembangunan dan

    revitalisasi infrastruktur pendukung Minapolitan

    yangdilakukandandianggarkan terusmenerus.

    Dari dukunganpasar KecamatanBerbah sangat

    mendukungperkembanganminapolitanbaikdari

    kesiapan maupun peluang pasar. Hal ini

    diketahui dari data statistik yang dikeluarkan

    olehDinasKelautandanPerikananProvinsiDIY,

    setiap tahunnya kebutuhan ikan yang ada di

    wilayah Provinsi DIY selalu kekurangan. Hal ini

    dibuktikan dengan masuknya produk perikanan

    dari jawa tengah ke pasar-pasar di wilayah

    Provinsi DIY sangat besar. Menurut Laporan

    DataPokokPerikanandanKelautanProvinsiDIY

    (2009), setiap harinya Ikan masuk di wilayah

    DIY lebihdari6 ton.Hal ini berarti pasaruntuk

    produk perikanan dari Kecamatan Berbah ini

    sebenarnya sudah mempunyai pasar yang

    potensial. Lokasi strategis Kecamatan Berbah

    yang berada di perbatasan kabupaten

    gunungkudul,bantuldan kota yogyakarta,akan

    sangat menguntungkan apabila Kawasan

    Minapolitan di Kecamatan Berbah terbentukdengan baik. Selain itu dari hasil wawancara

    dengan salah satu pengurus Pokja Minapolitan,

    pasar produk perikanan di kecamatan Berbah

    masih sangat terbuka. Hal ini dilihat dari

    permintaanyangsetiapharinyaselaluada.

    Potensi kawasan minapolitan untuk dapat

    mendorong perekonomian lokal akan sangat

    terbuka apabila beberapa kelemahan dari

    dukungan perkembangan Minapolitan tesebut

    dapat diatasi. Pengembangan Ekonomi Lokalstidaknya memiliki tiga syarat utama yaitu

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    9/10

    Rukmono Marham

    Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1 | 187

    mampu meningkatkan standar hidup, mampu

    mengurangi kesenjangan dan usaha yang

    dilakukan mampu berlanjut dengan menjaga

    keberlanjutanlingkungan.

    Daripeningkatanstandarhidupyangdilihatdari

    peningkatan pendapatan dan peningkatan

    kepemilikan aset, usaha budidaya perikanan di

    kecamatan Berbah mampu meningkatkan

    pendapatan dan kepemilikan aset walaupun

    jumlahnya kecil. Kemudian dari potensi

    pengurangan kesenjangan, dilihat dari

    penyerapan tenaga kerja lokal dan perluasan

    lapagan kerja. Dari penyerapan tenaga kerja

    dan perluasan lapangan kerjausaha perikanan

    di Kecamatan Berbah hanyamampu menyerap

    tenaga kerja sebagai sambilan, belum dapat

    menyerap tenaga kerja lokal dan memperluas

    lapangan kerja secara langsung. Dari sisi

    keberlanjutan lingkungan, usaha perikanan di

    kecamatan Berbah cukup ramah lingkungan

    dengan penerapan standar Cara Budidaya Ikan

    yangBaik(CBIB).

    Kesimpulan

    Dari beberapa dukungan dasar keberadaan

    Kawasan Minapolitan yaitu; sumberdaya alam,

    sumberdaya manusia budiaya, dan dukungan

    pasar di Kawasan Minanapolitan Kecamatan

    Berbah telah cukup mendukung. Akan tetapi

    beberapadukunganyaitudukungansumberdaya

    manusia wirausaha, dukungan kelembagaan

    internal pembudidaya ikan ada beberapa

    komponenyangbelummendukung.

    Kelemahan dari beberapa dukungan tersebut

    mempunyai akibat tidak berjalannya sistem

    minapolitan sesuai dengan konsep minapolitan

    yang ada. Hal ini disebabkan karena dukungan

    kemampuan kewirusahaan dan manajemen

    merupakan hal yang penting terhadap

    perkembangan minapolitan ini. Dengan

    lemahnya kemampuan wirausaha akan

    meyebabkan daya saing dari produk yang

    dihasilkan menjadi rendah hal ini akan

    menyebabkan peningkatan nilai tambah dari

    produk yang dihasilkan juga kecil. Dengan

    demkian maka pertumbuhan ekonomi yang

    dihasilkan juga keci. Hal tersebut akhirnya

    menyebabkan perkembangan kawasan

    minapolitanmenjadilambat.

    Selain kemampuan wirausaha, ternyata

    kemampuanmanajemendarikelembagaanyang

    ada belum sepenuhnya memenuhi syarat

    perkembangan Kawasan Minapolitan. Hal ini

    menyebabkan tidak berjalannya sistem

    koordinasi yangbaikdalam lingkupMinapolitan.

    Hal ini tentu saja berdampak tidak sinergisnya

    faktor-faktor produksi dan faktor-faktor

    pemasaran yang menyebabkan perkembangan

    kawasanminapolitaninimenjaditerhambat.

    Dengan memperhatikan kondisi yang ada di

    lapangan, Kawasan Minapolitan di Kecamatan

    Berbah ini mempunyai kelemahan pada

    faktor- faktor pendorong pertumbuhan dan

    perkembangan kawasan, sehingga Kawasan

    Minapolitan Kecamatan Berbah ini hanya

    mampu bertahan secara subsisten dan belum

    dapat berkembang seperti yang diharapkan.

    Penelitian yang dilakukan ini mempunyai

    banyak kekurangan yaitu: Penelitian yang

    dilakukan tidak secara mendalam sehingga

    penyebab presepsi dan prefrensi responden

    tidakdapatdiketahuisecarapasti;Sampelyang

    diambilmemiliki ketidaktelitian 10% sehingga

    dari sampel itu sendiri sudah ada kesalahan

    sekitar 10%; Identifikasi dukungan

    Kelembagaan Pemerintah tidak dilakukan

    secara mendalam, sehingga efektifitas dari

    lembaga, program dan kegiatan yang

    dilaksanakan tidak dapatdiketahuisecarapasti.

    Penelitianlanjutanyangakan dilakukansupaya

    lebih mendalam, dengan derajat error yang

    lebih rendahmisalnya 5%atau1%.

    Ucapan Terima Kasih

    Artikel ini merupakan ringkasan laporan Tesis

    Program Studi Magister Perencanaan Wilayah

    dan Kota, SAPPK ITB. Ucapan terima kasih

    diberikan kepada pembimbing, Dr. Ir. Dewi

    SawitriTjokropandjojo,MT.

    Daftar Pustaka

    Anonim. (2006). Warung Informasi Teknologi.

    Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

  • 7/25/2019 minapolitan_sleman.pdf

    10/10

    Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan

    188 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V4N1

    www.warintek.ristek.go.id/Diakses 18januari

    2015.

    Anonim. (2009). LaporanData Pokok Perikanan

    danKelautanProvinsiDIY.Yogyakarta: Dinas

    PerikanandanKelautan.

    Anonim. (2012). Agropolitan

    dan

    Minapolitan:

    Konsep Kawasan Menuju Keharmonisan.

    Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya,

    KementerianPekerjanUmum.

    Anonim. (2013). Kecamatan Berbah Dalam

    Angka.Sleman: Badan Pusat Statistik.

    Anonim.(2013). ProfilPerikananSleman.

    Sleman: Dinas Pertanian, perikanan dan

    Kehutanan.

    Blakely, Edward J. (1994). Planning Local

    EconomicDevelopment, Theory and Practice.

    2nd ed. Los Angeles: SagePublications.

    Blakely, Edward J. and Nancy Green Leigh.

    (2010). PlanningLocalEconomicDevelopment,

    Theory and Practice. 4th ed. Los Angeles:

    SagePublications.

    Dabson, Brian. (2007). Entrepreneurship as

    Rural Economic Development Policy: A

    ChangingParadigm,21-37.In Walzer,N.,Eds.

    Enterpreneurship and Local Economic

    Development 286 pp., New York: Rowman

    and Littlefield, Publisher, Inc.

    Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

    KEP. 32/MEN /2010, tentang penetapan

    KawasanMinapolitan.

    Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

    KEP.18/MEN/2011, tentang Pedoman Umum

    KawasanMinapolitan.

    Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

    35/KEPMEN-KP/2013, tentang penetapan

    Kawasan Minapolitan.

    Lekang, O.I. (2007). Aquaculture Engineering.

    Oxford:BlackwellPublishing.

    Musiyam M., Muhtadi, Suharjo, danWijianto. (2011). Model Pengembangan

    Kawasan Minapolitan Sebagai Upaya dalam

    Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Lokal

    Kabupaten Pacitan. Publikasi UMS.

    http://publikasiilmiah.ums.ac.id/ (diakses

    tanggal10Oktober2014)

    Nurzaman, Siti Sutriah. (2012). Perencanaan

    WilayahDalam Konteks Indonesia. Bandung:

    PenerbitITB.

    Sunoto. (2010). ArahKebijakanPengembangan

    Konsep Minapolitan di Indonesia. Dalam

    BuletinTataRuang edisiMaret-April. Jakarta:

    BKTRN.

    Wiadnya, D.G.R. (2011). Konsep Perencanaan

    Minapolitan Dalam Pengembangan Wilayah.

    Makalah disajikan padaWorkshop Penyiapan

    Peningkatan Kualitas Penataan Ruang di

    Kabupaten.2223November2011diKampus

    Institut Teknologi Malang. 8halaman.

    Yulisti, M. dan R. Triyanti, R.. (2012). Peran

    Kelembagaan Dalam Mendukung Program

    Minapolitan Budidaya di Kabupaten Sleman,

    D.I. Yogyakarta. Buletin Riset Sosek

    KelautandanPerikananVol.7No.1,2012

    Yunus, H.S. (2010). Metodologi Penelitian

    Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka

    Pelajar.

    http://www.warintek.ristek.go.id/http://publikasiilmiah.ums.ac.id/http://publikasiilmiah.ums.ac.id/http://publikasiilmiah.ums.ac.id/http://www.warintek.ristek.go.id/