pelayanan hiv aid

7
7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 1/7 Latar Belakang Rumahsakit merupakan instansi kesehatan yang berperan penting melawan penyebaran HIV/AIDS, namun seringkali rumahsakit melakukan diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS. Saat ini masih banyak rumahsakit dan dkter yang tidak menerima pasien!pasien yang terin"eksi HIV/AIDS untuk berbati . Rumahsakit menganggap kasus HIV/AIDS sangat kmpleks dan prblematik dikarenakan bukan hanya satu dkter dengan spesialis tertentu yang diperlukan untuk merawat pasien HIV/AIDS tetapi memerlukan banyak spesialis. #ekhawatiran lain pihak rumahsakit bila menerima pasien HIV/AIDS ialah banyak pasien yang ketakutan dan tidak mau ditempatkan satu ruangan dengan pasien HIV. Sebaliknya bila menempatkan semua pasien HIV/AIDS dalam ruangan tertentu $uga berarti menimbulkan ketidak adilan dan diskriminas. %asalah lain yang seringkali mun&ul ialah pelayanan dibawah standar, lalai dalam memberikan perawatan, melanggar kerahasiaan pasien, serta melakukan tes HIV tanpa persetu$uan pasien. 'raktek ini men&erminkan "akta yang buruk bahwa rang!rang yang terin"eksi HIV sering menerima perlakuan medik dibawah standar yang ditetapkan. (idak semua rumahsakit memiliki "rmulir pelapran kasus HIV/AIDS, yang dikeluarkan leh Departemen #esehatan, sehingga sistem pelapran dan pen&atatan men$adi belum baik. Rumahsakit tidak tahu kemana harus melapr. 'ada mulanya di Indnesia hanya )* rumahsakit yang ditun$uk pemerintah untuk memberikan perawatan penderita HIV/AIDS. Sekarang  $umlahnya sudah men&apai +* rumahsakit. berdasarkan S# %enkes RI . +-/%#S/S#/VII/)001 tentang 'enetapan Rumahsakit Ru$ukan bagi 2rang dengan HIV/AIDS. . 3enis!$enis pelayanan apa sa$a yang diberikan leh RS #arya %edika Bantar 4ebang kepada penderita HIV/AIDS5 ). Bagaimana sistem pen&atatan dan pelapran kasus HIV/AIDS yang dirawat di RS #arya %edika Bantar 4ebang5  6. Bagaimana kapasitas sumberdaya manusia dalam memberikan pelayanan kepada penderita HIV/AIDS di RS #arya %edika Bantar 4ebang5 . Vluntary 7unseling and (esting 8V7(9 V7( merupakan salah satu strategi kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan HIV/AIDS berkelan$utan. V7( berkualitas tinggi tidak sa$a membuat rang mempunyai akses terhadap layanan, tetapi $uga e"ekti" bagi pen&egahan terhadap HIV. Layanan V7( dapat digunakan untuk mengubah perilaku beresik dan memberikan in"rmasi tentang pen&egahan HIV/AIDS. 7lient dimungkinkan mendapat pengetahuan tentang &ara penularan, pen&egahan, dan pengbatan terhadap HIV, seperti penggunaan kndm, tidak berbagi alat suntik, dan penggunaan alat suntik steril. Di banyak negara pembagian kndm dilakukan di klinik V7(: , ruang tunggu yang masih men$adi satu dengan ruang knseling dan

Upload: henry

Post on 25-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 1/7

Latar Belakang

Rumahsakit merupakan instansi kesehatan yang berperan penting melawan

penyebaran HIV/AIDS, namun seringkali rumahsakit melakukan diskriminasi

terhadap pasien HIV/AIDS. Saat ini masih banyak rumahsakit dan dkter yang tidak

menerima pasien!pasien yang terin"eksi HIV/AIDS untuk berbati . Rumahsakitmenganggap kasus HIV/AIDS sangat kmpleks dan prblematik dikarenakan bukan

hanya satu dkter dengan spesialis tertentu yang diperlukan untuk merawat pasien

HIV/AIDS tetapi memerlukan banyak spesialis. #ekhawatiran lain pihak rumahsakit

bila menerima pasien HIV/AIDS ialah banyak pasien yang ketakutan dan tidak mau

ditempatkan satu ruangan dengan pasien HIV. Sebaliknya bila menempatkan semua

pasien HIV/AIDS dalam ruangan tertentu $uga berarti menimbulkan ketidak adilan

dan diskriminas. %asalah lain yang seringkali mun&ul ialah pelayanan dibawah

standar, lalai dalam memberikan perawatan, melanggar kerahasiaan pasien, serta

melakukan tes HIV tanpa persetu$uan pasien. 'raktek ini men&erminkan "akta yang

buruk bahwa rang!rang yang terin"eksi HIV sering menerima perlakuan medik

dibawah standar yang ditetapkan. (idak semua rumahsakit memiliki "rmulir

pelapran kasus HIV/AIDS, yang dikeluarkan leh Departemen #esehatan, sehingga

sistem pelapran dan pen&atatan men$adi belum baik. Rumahsakit tidak tahu

kemana harus melapr. 'ada mulanya di Indnesia hanya )* rumahsakit yang

ditun$uk pemerintah untuk memberikan perawatan penderita HIV/AIDS. Sekarang

 $umlahnya sudah men&apai +* rumahsakit. berdasarkan S# %enkes RI .

+-/%#S/S#/VII/)001 tentang 'enetapan Rumahsakit Ru$ukan bagi 2rang

dengan HIV/AIDS.

. 3enis!$enis pelayanan apa sa$a yang diberikan leh RS #arya %edika Bantar

4ebang kepada penderita HIV/AIDS5

). Bagaimana sistem pen&atatan dan pelapran kasus HIV/AIDS yang dirawat di RS

#arya %edika Bantar 4ebang5

 6. Bagaimana kapasitas sumberdaya manusia dalam memberikan pelayanan

kepada penderita HIV/AIDS di RS #arya %edika Bantar 4ebang5

. Vluntary 7unseling and (esting 8V7(9 V7( merupakan salah satu strategi

kesehatan masyarakat dan sebagai pintu masuk ke seluruh layanan kesehatan

HIV/AIDS berkelan$utan. V7( berkualitas tinggi tidak sa$a membuat rangmempunyai akses terhadap layanan, tetapi $uga e"ekti" bagi pen&egahan terhadap

HIV. Layanan V7( dapat digunakan untuk mengubah perilaku beresik dan

memberikan in"rmasi tentang pen&egahan HIV/AIDS. 7lient dimungkinkan

mendapat pengetahuan tentang &ara penularan, pen&egahan, dan pengbatan

terhadap HIV, seperti penggunaan kndm, tidak berbagi alat suntik, dan

penggunaan alat suntik steril. Di banyak negara pembagian kndm dilakukan di

klinik V7(: , ruang tunggu yang masih men$adi satu dengan ruang knseling dan

Page 2: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 2/7

ruang pemeriksaan. Layanan V7( yang ada di #linik delweis meliputi knseling

pra!tes dan knseling pas&a!tes.

). 7are, Supprt, and (reatment 87S(9 harus menyediakan layanan kmprehensi"

bagi 2DHA. Layanan perawatan yang tersedia meliputi knseling dan tes HIV

sukarela untuk tu$uan s&reening dan diagnstik, dengan #linik :&t sebagai pintumasuk utama, pr;laksis in"eksi pprtunistik, tatalaksana penyakit terkait HIV

termasuk in"eksi pprtunistik, pengendalian (B di klinik penyakit dalam,

tatalaksana I%S di klinik kulit dan kelamin, pengbatan paliati", akses kepada bat!

bat HIV termasuk bat untuk in"eksi pprtunistik, antiretr:iral, inter:ensi

terhadap pre:entin " mther t &hild HIV transmissin 8'%(7(9 yang "kus di

klinik kebidanan dan anak, dukungan gi<i, serta mengurangi stigma dan

diskriminasi dengan mengadakan ssialisasi dan training tentang pelayanan

HIV/AIDS kepada petugas kesehatan. 2bat!bat yang tersedia untuk pasien masih

lini pertama. 2bat untuk e"ek samping terapi ARV belum tersedia. 2bat!bat ARV

yang tersedia seluruhnya harus disubsidi leh pemerintah. Ada lima $enis bat

yaitu Sta:udin, e:iral, Du:iral, "a:iren, dan Hi:iral yg hrs disediakan, 2bat!bat

untuk in"eksi pprtunistik yaitu Dksisiklin, Ranitidin, 7ndestatin slutin,

7ypr=>, 7!trimt>a<l, Dimenhydrinat, n<yple> tablet, rythr, IH,

#et&na<l, istatin Vag, ?lu&na<ale, ?lu&ri&, dan 2=>a&in $uga harus

disediakan. 2bat anti tuber&ulsis $uga gratis karena disubsidi leh pemerintah.

@ntuk ketersediaan bat anti tuberkulsis berkrdinasi dengan pli (B.

#etersediaan antiretr:iral di rumahsakit sangat penting bagi kelangsungan

pelayanan yang kmprehensi" dan berkesinambungan. (erapi antiretr:iral sangat

diperlukan leh rang dengan HIV/AIDS 82DHA9 untuk memperpan$ang usia dan

memperbaiki kualitas hidup,.

Antiretr:iral (heraphy 8AR(9 merupakan kmitmen $angka pan$ang dan kepatuhan

terapi adalah hal yang paling penting dalam menekan replikasi HIV dan

menghindari ter$adinya resistensi. #nseling ARV yang terpenting adalah "aktr

adheren atau kepatuhan untuk minum bat. #nseling ini berisi tentang minum bat

tepat waktu, tepat dsis, dan tepat penggunaan bat. 7lient dia$arkan membuat

pengingat untuk minum bat, misalnya membuat alarm di telepn selulernya. 7lient

yang sudah terbuka kepada keluarganya tentang statusnya, maka keluarga yang

men$adi pendamping minum bat untuk mendukung kepatuhan minum bat. 7lient

diberikan knseling terlebih dahulu sebelum memulai terapi ARV berupa segala

sesuatu tentang AR( dan makanan serta gi<i yang diperlukan. #nseling ini sangat

diperlukan bagi &lient karena untuk mengetahui interaksi bat!makanan berupae"ek atau pengaruh makanan terhadap keman$uran bat, e"ek bat terhadap

penggunaan nutrien atau <at gi<i, e"ek dari e"ek samping bat terhadap knsumsi

makanan, dan e"ek samping bat yang tidak sehat akibat pemakaian bat dan

knsumsi $enis makanan tertentu. Beberapa ARV menyebabkan e"ek samping yang

berbahaya $ika dikmbinasikan dengan makanan tertentu. Sebagai &nth,

mengknsumsi minuman yang beralkhl bersama didansin dapat mengakibatkan

Page 3: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 3/7

pankreatitis yang sangat berbahaya dan dapat mengakibatkan kematian.

Diperlukan mana$er kasus untuk mendukung pelayanan kmprehensi" bagi &lient

HIV/AIDS. %ana$er kasus bertugas mengkrdinasi tim pelayanan HIV/AIDS $ika

se&ara klinis &lient mempunyai keluhan. %ana$er kasus bertanggung $awab se&ara

langsung $ika harus knsultasi kepada dkter, tim dkter, atau psiklg. Bila &lient

menghadapi masalah!masalah ssial, petugas sebagai mana$er kasus harusmen&ari slusi yang tepat#eamanan dalam memberikan pelayanan sangat penting

dilakukan bagi petugas kesehatan yang memberikan pelayanan HIV/AIDS yang

menyeluruh dan berkesinambungan karena petugas kesehatan sangat beresik

untuk terpa$an. RS harus sudah membuat kebi$akan tentang #ewaspadaan @ni:ersal

, misalnya membuat kebi$akan seperti

'asien dengan HIV/AIDS hanya bleh dirawat di bangsal C., dengan tetap

menga&u pada @ni:ersal 're&autin atau #ewaspadaan @ni:ersal. #ewaspadaan

@ni:ersal diterapkan pada semua pasien HIV/AIDS tanpa memandang status

serlgis atau umur dari yang bersangkutan, dengan tu$uan melindungi petugas

dari resik terpa$an in"eksi HIV/AIDS maupun &lient/pasien. Ssialisasi tentang

#ewaspadaan @ni:ersal harus sering kali dilakukan di RS. Ssialisasi #ewaspadaan

@ni:ersal ini sangat perlu dilakukan se&ara terus menerus karena merupakan

prgram dari tim pengendalian in"eksi atau tim I2S.. 'elaksanaan #ewaspadaan

@ni:ersal dalam memberikan pelayanan HIV/AIDS leh petugas kesehatan harus

maksimal. Hal ini harus tersedia peralatan untuk melaksanakan #ewaspadaan

@ni:ersal, terutama di pelayanan rawat $alan. Bila #ewaspadaan @ni:ersal

diterapkan se&ara maksimal maka biaya yang dikeluarkan leh &lient semakin

tinggi. 'eralatan meliputi sarung tangan, masker, ka&amata pelindung, tutup

kepala, $as dan &elemek, serta sepatu pelindung. #etersediaan "asilitas tersebut

memerlukan biaya yang tinggi sehingga penerapan #ewaspadaan @ni:ersal denganbetul tanpa melihat status penyakitnya masih sulit maksimal dilaksanakan.

#ewaspadaan @ni:ersal $angan hanya diterapkan bila melayani &lient dengan

status penyakitnya sudah $elas misalnya HIV psiti". (api $uga pada In"eksi %enular

Seksual 8I%S9 . 'etugas kesehatan di bagian kulit dan kelamin akan mengan$urkan

untuk melakukan V7( di #linik :&t apabila ada &lient dengan kelainan kulit dan

kelamin yang parah. 'emilihan bat untuk I%S harus sesuai dengan pedman

penatalaksanaan I%S yang diterbitkan leh Depkes RI tentang kriteria yang

digunakan dalam pemilihan bat untuk I%S yaitu angka kesembuhan atau

keman$uran tinggi 8sekurang!kurangnya 0!*E di wilayahnya9, harga murah,

tksisitas dan tleransi yang masih dapat diterima, diberikan dalam dsis tunggal,

&ara pemberian per ral, dan tidak merupakan kntra indikasi pada ibu hamil atau

ibu menyusui

6. 're:entin " %ther t 7hild HIV (ransmissin 8'%(7(9 'elayanan '%(7(

merupakan salah satu pelayanan yang harus tersedia di RS. (u$uan tersedianya

pelayanan '%(7( di RS adalah untuk men&egah dan mengurangi dampak yang

diakibatkan HIV kepada ibu dan bayi. Hal ini dilakukan karena dengan knseling ibu

Page 4: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 4/7

hamil dapat berkntribusi untuk men&egah bayinya tidak beresik untuk tertular.

'ersalinan yang aman ibu hamil psiti" dian$urkan untuk melakukan persalinan per

abdminal, tetapi ibu hamil HIV psiti" perlu mendapatkan knseling mengenai

keputusannya untuk memilih &ara persalinan per :aginam atau persalinan per

abdminal 8seksi &aesaria9. 'emilihan penatalaksanaan persalinan harus

memperhatikan kndisi ;sik ibu dan berdasarkan penilaian leh tenaga kesehatanyang berkmpeten. 'emilihan tidak bleh hanya berdasarkan pertimbangan ssial

sa$a. Apapun $enis pertlngan persalinan yang dipilih tetap harus mengikuti

#ewaspadaan @ni:ersal standar. 'rtkl pemberian antiretr:iral pada bayi di RS

harus disesuaikan dengan yang diberikan pada ibunya, sepan$ang indikasi

pengbatannya sudah $elas dengan dilakukan pemeriksaan 7D1. 'emberian makan

bayi yang lahir dari ibu HIV psiti" di RS tidak bleh diberikan air susu ibu. (etapi

pada prakteknya tidak bisa mengabaikan kndisi atau prblem yang ada. %isalnya

bila &lient tidak mampu membeli susu "rmula maka diperblehkan pemberian air

susu ibu eksklusi" hingga maksimal 6 bulan tetapi tidak bleh dikmbinasi dengan

makanan tambahan dan setelah 6 bulan harus berhenti ttal ASI #endala yang

kemudian mun&ul ialah masalah biaya. 'emeriksaan :iral lad untuk bayi yang

dilahirkan dari ibu HIV psiti" biayanya tidak murah yakni Rp 00.000. tim harus

membuat 'rtap yang berisi pelaksanaan @ni:ersal 're&autin, '%(7( di bangsal,

ruang bersalin, dan kamar perasi. in"rmasi tentang HIV/AIDS belum se&ara

maksimal didapat. Dulu sebelum $elas, Semua peralatan medis yang digunakan,

dibakar setelah dipakai leh &lient HIV/ AIDS

'erlu dibentuk 'anitia HIV/AIDS yang bersi"at kmprehensi", yakni dengan semua

disiplin ilmu terlibat didalamnya. S%? dan layanan penun$ang yang masuk didalam

panitia HIV/AIDS antara lain kulit, bedah, syara", kebidanan dan kandungan, anak,

patlgi klinik, radilgi, kamar $ena<ah, bidang keperawatan, "armasi, dan lain!lain.. #ebi$akan pengellaan dan perawatan &lient HIV/AIDS harus dissialisasikan

yaitu &lient HIV/AIDS bleh dirawat di ruangan mana sa$a. Diagnsis &lient hanya

menggunakan kde agar ter$aga &n;dentialnya

Semua StaF RS tidak diperkenankan memberikan in"rmasi dalam bentuk apapun

8tertulis G/ lisan9 mengenai diagnsis pasien HIV/AIDS kepada pihak manapun,

ke&uali dkter yang berwenang/dkter yang merawat untuk alasan yang $elas,

setelah ada permintaan yang resmi sesuai prsedur. 'ihak mana$emen RS

membuat prtap alur pasien yang disusun dalam buku panduan tersendiri sehingga

memudahkan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan. Harus Sudah ada

pegangan untuk intruksi ker$a bagi penanggung $awab panitia se&ara umum,penanggung $awab medik atau klinik, perawat, &ase manager, knselr dan

sebagainya.

'en&atatan dan 'elapran #asus 'en&atatan dan pelapran kasus diambil dari

pen&atatan kun$ungan &lient di #linik :&t dan dari pen&atatan &lient HIV yang akses

Page 5: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 5/7

antiretr:iral. . 'en&atatan &lient HIV/AIDS akses ARV di RS terdiri dari dua register.

Register pertama adalah register pra!AR( dan yang kedua adalah register AR(.

Register pra!AR( adalah register yang di&atat atau yang dimulai penulisannya

begitu seserang terdiagnsis HIV dan membuat per$an$ian akan akses

antiretr:iral di RS. Begitu &lient terdiagnsis HIV psiti", dilakukan pela&akan

syarat!syarat untuk terapi antiretr:iral, misalnya apakah se&ara klinis H2 atau $umlah 7D1 sudah memenuhi syarat untuk dilakukan terapi. 3ika &lient menyatakan

akan akses antiretr:iral di RS baru &lient tersebut dimasukkan di dalam register

pra!AR(. 3ika tidak maka tidak akan dimasukkan ke dalam register. Register AR(

harus diisi untuk semua pasien yang memulai AR(, pada semua kun$ungan "llw!

up bulanan se$ak tanggal mulai pengbatan sampai akhir "llw!up dengan AR(.

'elapran AR( di RS untuk &lient HIV/AIDS dilakukan setiap bulan. %nitring

pelapran AR( dilakukan mulai tiga bulan pertama, enam bulan pertama, ) bulan

pertama dan seterusnya. 'elapran AR( diidenti;kasi dari dua sumber yaitu dari

register di #linik :&t dan register di "armasi, kemudian data dikumpulkan dan dibuat

buku bantu. Data yang sudah di buku bantu kemudian dimasukkan dalam "rm

lapran bulanan yang sudah dibakukan dari Departemen #esehatan..

  #apasitas Sumberdaya %anusia dalam %emberikan 'elayanan HIV/AIDS

Sumberdaya manusia merupakan salah satu kmpnen yang paling penting untuk

mendukung dan memberikan pelayanan HIV/AIDS yang berkesinambungan.

'engetahuan dan sikap sumberdaya manusia dalam hal ini adalah petugas

kesehatan akan mempengaruhi kee"ekti"an penyediaan pelayanan HIV/AIDS .

'enge"ekti"an penyediaan pelayanan HIV/AIDS petugas kesehatan di RS harus

dissialisasikan.

Distribusi Sumber Daya %anusia di RS yang %emberikan 'elayanan HIV/AIDS

Sumber Daya %anusia

Dkter Spesialis

Dkter @mum

Dkter 4igi

#nselr

7ase %anager

?armasi

Ahli 4i<i

Page 6: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 6/7

'etugas kesehatan yang memberikan pelayanan HIV/AIDS di RS harus sudah

mempunyai ketrampilan klinik dengan mengikuti training yang diselenggarakan

leh Depkes ataupun leh lembaga yang knsen dengan HIV/AIDS sehingga

pelayanan kepada &lient HIV/AIDS dapat septimal mungkin diberikan. (enaga

kesehatan yang terlibat dalam pelayanan HIV/AIDS harus mendapatkan pelatihan

yang lebih spesi;k dan se&ara khusus. 'elayanan HIV/AIDS membutuhkan tenagakesehatan yang berdedikasi dan mempunyai ketrampilan yang lebih. dengan unit!

unit pelayanan diluar RS, ker$asama dengan lembaga swadaya masyarakat,

pendukungan 2DHA dan Dinas #esehatan kta bekasi. 'er$an$ian ker$asama atau

%2@ seharusnya dibuat untuk memudahkan pihak rumahsakit dan penyedia $asa

lainnya membagi deskripsi peker$aan atau pembagian uraian tugas yang $elas

sehingga pelayanan bagi &lient HIV/AIDS yang menyeluruh dan berkesinambungan

dapat terwu$ud. Hal ini sudah sesuai dengan pelayanan HIV/AIDS yang menyeluruh

dan berkesinambungan dimana rumahsakit sebagai penyedia pelayanan klinik.

'embahasan HIV/AIDS merupakan tantangan utama dalam sistem pelayanan

kesehatan. Rumahsakit selalu memulai dari pengbatan, tetapi untuk

menyelenggarakan pelayanan HIV/AIDS yang berkesinambungan dan menyeluruh

rumahsakit harus menggabungkan antara pre:enti:e dan &urati:e. 'en&egahan

harus di$adikan sen$ata utama untuk melawan HIV, kesehatan sedang men&ba

untuk berubah bentuk se&ara &epat, antara teknis dan lingkungan kelembagaan.

 (ekanan dinaikkan atau ditingkatkan untuk mendapatkan mutu dan e;siensi yang

lebih besar dalam kaitannya dengan nilai yang menyebabkan rganisasi pelayanan

kesehatan dapat merubah struktur rganisasi men$adi lebih mapan. Bila suatu

rganisasi mampu melakukan in:asi terhadap perubahan!perubahan baik

menyangkut kebi$akan mana$emen, struktur, staF, sumber daya manusia, dan

prgram ker$a, maka rganisasi tersebut sudah men$adi berkualitas dan

pr"essinal. RS harus mulai melakukan in:asi terhadap perubahanperubahanmenyangkut kebi$akan mana$emen dalam memberikan pelayanan HIV/AIDS dengan

mengeluarkan kebi$akan tentang pengellaan dan perawatan &lient HIV/AIDS RS

dan kebi$akan tentang #ewaspadaan @ni:ersal , untuk melindungi tenaga kesehatan

dari resik terpa$an in"eksi HIV. (enaga kesehatan yang memberikan pelayanan

HIV/AIDS diberikan training tersendiri agar penyelenggaraan pelayanan dapat

ber$alan lebih ptimal. ?ungsi mana$erial ada empat yaitu "ungsi peren&anaan,

"ungsi pengrganisasian, "ungsi aktuasi, dan "ungsi mnitring dan e:aluasi.

Sebagai rganisasi rumahsakit harus melaksanakan "ungsi mana$erial. tetapi belum

se&ara ptimal dilakukan. p. #linik :&t harus berdiri sendiri sebagai unit rganisasi.

Sebagai unit rganisasi tersendiri, #linik :&t memerlukan manager sebagaipenanggung$awab sehingga "ungsi!"ungsi mana$erial dapat ber$alan.

'en&atatan dan pelapran kasus di RS harus ada kesesuaian data, harus dirin&i

antara kasus baru dan lama sehingga $umlah kasus yang di&atat pada rekam medis

harus sama dengan $umlah yang ada di #linik :&t dan yang ada di bangsal. 'etugas

Page 7: Pelayanan Hiv Aid

7/25/2019 Pelayanan Hiv Aid

http://slidepdf.com/reader/full/pelayanan-hiv-aid 7/7

kesehatan harus mengikuti training yang diselenggarakan leh Depkes tentang

penyediaan pelayanan HIV/AIDS se&ara berkala. Harus didapatkan kebutuhan

perawatan pasien se&ara langsung pada sarana kesehatan, mana$emen dan

mnitring suplai bat, dan data yang disimpulkan dan dilaprkan untuk memenuhi

kebutuhan mana$emen prgram perawatan HIV/AIDS dan AR(.

 Brainware 8sumber daya manusia9 %engirim petugas kesehatan mengikuti

pelatihan se&ara berkala, untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan klinik

petugas kesehatan dalam menyediakan pelayanan bagi pasien HIV/AIDS.