pemeriksaan fisik per sistem i

Upload: muhammad-najih-arsyad

Post on 24-Feb-2018

259 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    1/19

    PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM

    PEMERIKSAAN FISIK

    1. DERAJAT KESADARAN

    a. Compos Mentis yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab

    semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.

    b. Apatis yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,

    sikapnya acuh tak acuh.

    c. Somnolen (Obtundasi, Letargi yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yanglambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah

    dibangunkan tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban !erbal.

    d. Stupor yaitu gerakan spontan, menjawab secara re"leks terhadap rangsangan nyeri,

    pendengaran dengan suara keras dan penglihatan kuat. #erbalisasi mungkin terjadi tapi

    terbatas pada satu atau dua kata saja. $on !erbal dengan menggunakan kepala.

    e. Semi %oma yaitu tidak terdapat respon !erbal, reaksi rangsangan kasar dan ada

    yang menghindar (contoh menghindari tusukan.

    ". %oma yaitu tidak bereaksi terhadap stimulus.

    2. TANDA TANDA VITAL

    a. &ekanan darah

    'umlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah

    ) *ayi usia di bawah + bulan -+- mm/g

    ) 0sia + ) 1 bulan 2313 mm/g

    ) 0sia 1 ) +4 bulan 211- mm/g

    ) 0sia + ) 5 tahun 221- mm/g

    ) 0sia 5 ) 1 tahun +3313 mm/g

    ) 0sia 1 ) tahun +3-13 mm/g

    ) 0sia ) +3 tahun ++313 mm/g

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    2/19

    ) 0sia +3 ) +4 tahun ++-13 mm/g

    ) 0sia +4 ) +5 tahun ++13 mm/g

    ) 0sia +5 ) +1 tahun +431- mm/g

    ) 0sia +1 tahun ke atas +637- mm/g

    ) 0sia lanjut +63)+62-)2 mm/g

    &empat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah

    ) Lengan atas

    ) 8ergelangan kaki

    b. $adi

    &empat)tempat menghitung denyut nadi adalah

    ) Ateri radalis 8ada pergelangan tangan

    ) Arteri temporalis 8ada tulang pelipis

    ) Arteri carotis 8ada leher

    ) Arteri "emoralis 8ada lipatan paha

    ) Arteri dorsalis pedis 8ada punggung kaki

    ) Arteri poplitea pada lipatan lutut

    ) Arteri bracialis 8ada lipatan siku

    'umlah denyut nadi yang normal berdasarkan usia seseorang adalah

    ) *ayi baru lahir ++3 9 +3 kali per menit

    ) :ewasa 13 ) +33 kali per menit

    ) 0sia Lanjut 13 )73 kali per menit

    c. 8erna"asan

    Satu kali ;espirasi < satu kali =nspirasi > satu kali ?kspirasi

    'umlah pernapasan normal adalah

    ) *ayi 63 ) 53 kali per menit

    ) Anak 43 ) -3 kali per menit

    ) :ewasa +1 ) 45 kali per menit

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    3/19

    d. Suhu badan

    &empat untuk mengukur suhu badan seseorang adalah

    ) %etiak axilea, pada area ini termometer didiamkan sekitar +3 ) +- menit.

    ) Anus dubur rectal, pada area ini termometer didiamkan sekitar 6 ) - menit.

    ) Mulutoral, pada area ini termometer didiamkan sekitar 4 ) 6 menit

    Seseorang dikatakan bersuhu tubuh normal, jika suhu tubuhnya berada pada 61@C )

    67,-@C.

    3. SISTEM CARDIOVASKULER

    INSPEKSI

    'antung, secara topogra"ik jantung berada di bagian depan rongga mediastinum.

    :ilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam

    posisi sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada

    stenosis mitral. dan pemeriksa berdiri disebelah kanan penderita. 8ulsasi ini letaknya

    sesuai dengan apeks jantung. :iameter pulsasi kira)kira 4 cm, dengan punctum

    maksimum di tengah)tengah daerah tersebut. 8ulsasi timbul pada waktu sistolis!entrikel. *ila ictus kordis bergeser ke kiri dan melebar, kemungkinan adanya

    pembesaran !entrikel kiri.

    PALPASI

    Denyut ape! "antun# $%tu! &'(%!)

    :alam keadaaan normal, dengan sikap duduk, tidur terlentang atau berdiri iktus terlihat

    didalam ruangan interkostal # sisi kiri agak medial dari linea midcla!icularis sinistra.

    8ada anak)anak iktus tampak pada ruang interkostal =#.

    Denyutan na(% pa(a (a(a

    Apabila di dada bagian atas terdapat denyutan maka harus curiga adanya kelainan

    pada aorta.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    4/19

    Aneurisma aorta ascenden dapat menimbulkan denyutan di ruang interkostal == kanan,

    sedangkan denyutan dada di daerah ruang interkostal == kiri menunjukkan adanya

    dilatasi a. pulmonalis dan aneurisma aorta descenden.

    *eta'an+T',%--

    Adanya getaran seringkali menunjukkan adanya kelainan katup bawaan atau penyakit

    jantung congenital. etaran yang lemah akan lebih mudah dipalpasi apabila orang

    tersebut melakukan pekerjaan "isik karena "rekuensi jantung dan darah akan mengalir

    lebih cepat. :engan terabanya getaran maka pada auskultasi nantinya akan terdengar

    bising jantung.

    PERKUSI

    %ita melakukan perkusi untuk menetapkan batas)batas jantung.

    8erkusi jantung mempunyai arti pada dua macam penyakit jantung yaitu e"usi

    pericardium dan aneurisma aorta.

    ata! %'% "antun#

    B %ita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.

    B 8erubahan antara bunyi sonor dari paru)paru ke redup relati" kita tetapkan sebagai

    batas jantung kiri.B $ormal Atas =CS == kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung

    *awah =CS # kiri agak ke medial linea midkla!ikularis kiri

    (tempat iktus

    ata! Kanan Jantun#

    B 8erkusi juga dilakukan dari arah lateral ke medial.

    B :isini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding

    depan thorak

    B $ormal *atas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal

    ===)=# kanan, di linea parasternalis kanan.

    Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal == kanan linea

    parasternalis kanan.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    5/19

    AUSKULTASI

    Auskultasi bunyi jantung dilakukan pada tempat)tempat sebagai berikut

    Den#a'an J I pa(a /

    B =CS =# line sternalis kiri (*' = &ricuspidalis

    B =CS # line midcla!icula=CS === linea sternalis kanan (*' = Mitral

    Den#a'an J II pa(a /

    B =CS == lines sternalis kanan (*' == Aorta

    B =CS == linea sternalis kiri=CS === linea sternalis kanan (*' == 8ulmonal

    Den#a'an J III $a-au a(a)

    B &erdengar di daerah mitral

    B *' === terdengar setelah *' == dengan jarak cukup jauh, tetapi tidak melebihi separo

    dari "ase diastolik, nada rendah

    B 8ada anak)anak dan dewasa muda, *' === adalah normal

    B 8ada orang dewasatua yang disertai tanda)tanda oedemadipneu, *' === merupakan

    tanda abnormal.

    B *' === pada decomp. disebut allop ;ythm.

    :ari jantung yang normal dapat didengarlub-dub

    ,lub-dub

    ,lub-dub.

    Lub adalah suarapenutupan katup mitral dan katup trikuspid, yang menandai awal sistole. :ub adalah

    suara katup aortadan katup pulmonalissebagai tanda awal diastole. 8ada suara dub,

    apabila pasien berna"as akan terdengar suara yang terpecah.

    0. SISTEM PENCERNAAN

    INSPEKSI

    a. 8asien berbaring terlentang dengan kedua tangan di sisi tubuh.

    b. =nspeksi ca!um oris, lidah untuk melihat ada tidaknya kelainan.

    c. Letakan bantal kecil dibawah lutut dan dibelakang kepala untuk

    melemaskanrelaksasi otot) otot abdomen.

    d. 8erhatikan ada tidaknya penegangan abdomen.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_mitral&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_trikuspid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_aorta&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_pulmonalis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_trikuspid&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sistole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_aorta&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_pulmonalis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Diastole&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Katup_mitral&action=edit&redlink=1
  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    6/19

    e. 8emeriksa berdirilah pada sisi kanan pasien dan perhatikan kulit dan warna

    abdomen, bentuk perut, simetrisitas, jaringan parut, luka, pola !ena, dan striae serta

    bayangan !ena dan pergerakkan abnormal.

    ". 8erhatikan posisi, bentuk, warna, dan in"lamasi dari umbilikus.

    g. 8erhatikan pula gerakan permukaan, massa, pembesaran atau penegangan. *ila

    abdomen tampak menegang, minta pasien untuk berbalik kesamping dan inspeksi

    mengenai ada tidaknya pembesaran area antara iga)iga dan panggul, tanyakan kepada

    pasien apakah abdomen terasa lebih tegang dari biasanya.

    h. *ila terjadi penegangan abdomen, ukur lingkar abdomen dengan memasang tali

    perban seputar abdomen melalui umbilikus. *uatlah simpul dikedua sisi tali perban

    untuk menandai dimana batas lingkar abdomen, lakukan monitoring, bila terjadi

    peningkatan perenggangan abdomen, maka jarak kedua simpul makin menjauh.

    i. =nspeksi abdomen untuk gerakan pernapasan yang normal.

    j. Mintalah pasien mengangkat kepalanya dan perhatikan adanya gerakan peristaltik

    atau denyutan aortik.

    PALPASI

    A(&en

    a. 8osisi pasien berbaring terlentang dan pemeriksa disebelah kanannya.b. Lakukan palpasi ringan di tiap kuadran abdomen dan hindari area yang telah

    diketahui sebelumnya sebagai titik bermasalah, seperti apendisitis.

    c. &empatkan tangan pemeriksa diatas abdomen secara datar, dengan jari) jari ekstensi

    dan berhimpitan serta pertahankan sejajar permukaan abdomen.

    d. 8alpasi dimulai perlahan dan hati)hati dari super"isial sedalam + cm untuk

    mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal atau adanya massa.

    e. *ila otot sudah lemas dapat dilakukan palpasi sedalam 4,- 9 7,- cm, untuk

    mengetahui keadaaan organ dan mendeteksi adanya massa yang kurang jelas teraba

    selama palpasi

    ". 8erhatikan karakteristik dari setiap massa pada lokasi yang dalam, meliputi ukuran,

    lokasi, bentuk, konsistensi, nyeri, denyutan dan gerakan

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    7/19

    g. 8erhatikan wajah pasien selama palpasi untuk melihat adanya tanda rasa tidak

    nyaman.

    h. *ila ditemukan rasa nyeri, uji akan adanya nyeri lepas, tekan dalam kemudian lepas

    dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri timbul dengan melepaskan tekanan.

    i. Minta pasien mengangkat kepala dari meja periksa untuk melihat kontraksi otot)otot

    abdominal

    epa'

    a. 8osisi pasien tidur terlentang.

    b. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    c. Letakkan tangan kiri pemeriksa dibawah torak dada kanan posterior pasien pada

    iga kesebelas dan keduabelas dan tekananlah kearah atas.

    d. Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari)jari mengarah ke kepala

    superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung)ujung jari terletak di garis kla!ikular di

    bawah batas bawah hati.

    e. %emudian tekanlah dengan lembut ke dalam dan ke atas.

    ". Minta pasien menarik napas dan cobalah meraba tepi hati saat abdomen

    mengempis.

    Kan(un# Epe(u

    a. 8osisi pasien tidur terlentang.

    b. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    c. Letakkan telapak tangan kiri pemeriksa dibawah dada kanan posterior pasien pada

    iga = dan == dan tekananlah kearah atas.

    d. Letakkan telapak tangan kanan di atas abdomen, jari)jari mengarah ke kepala

    superior pasien dan ekstensikan sehingga ujung)ujung jari terletak di garis kla!ikular di

    bawah batas bawah hati.

    e. %emudian tekan lembut ke dalam dan ke atas.

    ". Mintalah pasien menarik napas dan coba meraba tepi hati saat abdomen

    mengempis.

    g. 8alpasi di bawah tepi hati pada sisi lateral dari otot rektus.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    8/19

    h. *ila diduga ada penyakit kandung empedu, minta pasien untuk menarik napas

    dalam selama palpasi.

    L%pa

    a. 8osisi pasien tidur terlentang

    b. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien

    c. Letakkan secara menyilang telapak tangan kiri pemeriksa di bawah pinggang kiri

    pasien dan tekanlah keatas.

    d. Letakkan telapak tangan kanan dengan jari)jari ektensi diatas abdomen dibawah tepi

    kiri kostal.

    e. &ekanlah ujung jari kearah limpa kemudian minta pasien untuk menarik napas

    dalam.

    ". 8alpasilah tepi limpa saat limpa bergerak ke bawah kearah tangan pemeriksa

    g. Apabila dalam posisi terlentang tidak bisa diraba, maka posisi pasien berbaring

    miring kekanan dengan kedua tungkai bawah di"leksikan.

    h. 8ada keadaan tertentu diperlukan Schu""ner test

    A&'ta

    a. 8osisi pasien tidur terlentangb. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien

    c. 8ergunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan.

    d. 8alpasilah dengan perlahan namun dalam ke arah abdomen bagian atas tepat garis

    tengah.

    Pee'%!aan A!%te!

    a. 8osisi pasien tidur terlentang.

    b. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    c. 8rosedur ini memerlukan tiga tangan.

    d. Minta pasien atau asisten untuk menekan perut pasien dengan sisi ulnar tangan dan

    lengan atas tepat disepanjang garis tengah dengan arah !ertikal.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    9/19

    e. Letakkan tangan pemeriksa dikedua sisi abdomen dan ketuklah dengan tajam salah

    satu sisi dengan ujung) ujung jari pemeriksa.

    ". ;asakan impuls getaran gelombang cairan dengan ujung jari tangan yang satunya

    atau bisa juga menggunakan sisi ulnar dari tangan untuk merasakan getaran

    gelombang cairan.

    C&-& Duu'

    8emeriksaan abdomen dapat diakhiri dengan colok dubur (si"atnya kurang

    menyenangkan sehingga ditaruh paling akhir. 8emeriksaan ini dapat dilakukan pada

    pasien dalam posisi miring (symposisi, lithotomi, maupun knee)chest. 8emeriksaan

    dapat dilakukan dengan satu tangan maupun dua tangan (bimanual, satu tangannya di

    atas pel!is. Colok dubur perlu hati)hati karena si"at anus yang sensiti", mudah

    kontraksi. Oleh karena itu colok dubur dilakukan serileks mungkin menggunakan

    lubrikasi. Sebaiknya penderita kencing terlebih dahulu. 8ada posisi lithotomi diagnosis

    letak kelainan menggunakan posisi jam yakni jam 6 sebelah kanan, jam 2 sebelah kiri,

    jam 1 ke arah sacrum dan jam +4 ke arah pubis.

    AUSKULTASI

    a. 8asien berbaring terlentang dengan tangan dikedua sisi.b. Letakan bantal kecil dibawah lutut dan dibelakang kepala.

    c. Letakkan kepala stetoskop sisi dia"ragma di daerah kuadran kiri bawah. *erikan

    tekanan ringan, minta pasien agar tidak berbicara. *ila mungkin diperlukan - menit

    terus menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan menentukan tidak adanya

    bising usus.

    d. :engarkan bising usus apakah normal, hiperakti", hipoakti", tidak ada bising usus

    dan perhatikan "rekwensikarakternya.

    e. *ila bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan dengan sistematis

    dan dengarkan tiap kuadran abdomen.

    ". %emudian gunakan sisi bel stetoskop, untuk mendengarkan bunyi desiran dibagian

    epigastrik dan pada tiap kuadran diatas arteri aortik, ginjal, iliaka, "emoral dan aorta

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    10/19

    torakal. 8ada orang kurus mungkin dapat terlihat gerakan peristaltik usus atau denyutan

    aorta.

    PERKUSI

    A(&en

    Lakukan perkusi di empat kuadran dan perhatikan suara yang timbul pada saat

    melakukannya dan bedakan batas)batas dari organ dibawah kulit. Organ berongga

    seperti lambung, usus, kandung kemih berbunyi timpani, sedangkan bunyi pekak

    terdapat pada hati, lim"a, pankreas, ginjal.

    Pe'u!% ata! at%

    a. 8osisi pasien tidur terlentang dan pemeriksa berdirilah disisi kanan pasien.

    b. Lakukan perkusi pada garis midkla!ikular kanan setinggi umbilikus, geser perlahan

    keatas, sampai terjadi perubahan suara dari timpani menjadi pekak, tandai batas bawah

    hati tersebut.

    c. 0kur jarak antara subcostae kanan kebatas bawah hati.

    d. *atas hati bagian bawah berada ditepi batas bawah tulang iga kanan.

    e. *atas hati bagian atas terletak antara celah tulang iga ke - sampai ke celah tulang

    iga ke 7.". 'arak batas atas dengan bawah hati berkisar 1 9 +4 cm dan pergerakan bagian

    bawah hati pada waktu bernapas yaitu berkisar 4 9 6 cm.

    Pe'u!% Laun#

    a. 8osisi pasien tidur terlentang.

    b. 8emeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.

    c. Lakukan perkusi pada tulang iga bagian bawah anterior dan bagian epigastrium kiri.

    d. elembung udara lambung bila di perkusi akan berbunyi timpani

    4. PEN*KAJIAN SISTEM PERNAFASAN

    a. In!pe!%

    + 8emeriksaan dada dimulai dari thoraD posterior, klien pada posisi duduk.

    4 :ada diobser!asi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    11/19

    6 =nspeksi thoraD poterior terhadap warna kulit dan kondisinya, lesi, massa, gangguan

    tulang belakang seperti kyphosis, scoliosis dan lordosis, jumlah irama, kedalaman

    perna"asan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

    5 Obser!asi type perna"asan, seperti perna"asan hidung atau perna"asan dia"ragma,

    dan penggunaan otot bantu perna"asan.

    - Saat mengobser!asi respirasi, catat durasi dari "ase inspirasi (= dan "ase ekspirasi

    (?. ratio pada "ase ini normalnya + 4. Ease ekspirasi yang memanjang menunjukkan

    adanya obstruksi pada jalan na"as dan sering ditemukan pada klien Chronic Air"low

    Limitation (CALCO8:.

    1 %aji kon"igurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (A8 dengan

    diameter lateraltran!ersal (&. ratio ini normalnya berkisar +4 sampai -7, tergantung

    dari cairan tubuh klien.

    7 %elainan pada bentuk dada

    a *arrel Chest, &imbul akibat terjadinya o!erin"lation paru. &erjadi peningkatan

    diameter A8 & (++, sering terjadi pada klien em"isema.

    b Eunnel Chest (8ectus ?Dca!atum, &imbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari

    sternum. /al ini akan menekan jantung dan pembuluh darah besar, yang

    mengakibatkan murmur. %ondisi ini dapat timbul pada ricketsia, mar"anFs syndrome

    atau akibat kecelakaan kerja.c 8igeon Chest (8ectus Carinatum, &imbul sebagai akibat dari ketidaktepatan

    sternum, dimana terjadi peningkatan diameter A8. &imbul pada klien dengan

    kyphoscoliosis berat.

    d %yphoscoliosis, &erlihat dengan adanya ele!asi scapula. :e"ormitas ini akan

    mengganggu pergerakan paru)paru, dapat timbul pada klien dengan osteoporosis dan

    kelainan muskuloskeletal lain yang mempengaruhi thoraD.

    e %iposis ,meningkatnya kelengkungan normal kolumna !ertebrae torakalis

    menyebabkan klien tampak bongkok.

    " Skoliosis melengkungnya !ertebrae torakalis ke lateral, disertai rotasi !ertebral.

    Obser!asi kesimetrisan pergerakan dada. angguan pergerakan atau tidak

    adekuatnya ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    12/19

    2 Obser!asi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat

    mengindikasikan obstruksi jalan na"as.

    . Pa-pa!%

    + :ilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobser!asi

    abnormalitas, mengidenti"ikasi keadaan kulit dan mengetahui !ocal premitus (!ibrasi.

    4 8alpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti

    massa, lesi, bengkak.

    6 %aji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.

    5 #ocal premitus getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.

    5. Pe'u!%

    + 8erawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada

    disekitarnya dan pengembangan (ekskursi dia"ragma.

    4 'enis suara perkusi

    Suara perkusi normal resonan (sonor dihasilkan untuk mengetahui batas antara

    bagian jantung dan paru.

    (. Au!u-ta!%

    +. Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara

    na"as normal, suara tambahan (abnormal, dan suara.

    4. Suara na"as normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan na"as dari

    laring ke al!eoli, dengan si"at bersih.

    6. Suara na"as normal

    a *ronchial $ormal terdengar di atas trachea atau daerah suprasternal notch. Ease

    ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak ada henti diantara kedua "ase

    tersebut.b #esikular terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi)sepoi. =nspirasi lebih panjang

    dari ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan.

    c *roncho!esikular merupakan gabungan dari suara na"as bronchial dan !esikular.

    Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. =nspirasi sama

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    13/19

    panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi

    tertutup oleh dinding dada.

    6. SISTEM MUSKULOSKELETAL

    a. In!pe!%

    + 8ada saat inspeksi tulang belakang, buka baju pasien untuk menampakkan seluruh

    tubuh.

    4 =nspeksi ukuran otot, bandingkan satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya

    atro"i atau hipertro"i. %elurusan tulang belakang, diperiksa dengan pasien berdiri tegak

    dan membungkuk ke depan.

    6 'ika didapatkan adanya perbedaan antara kedua sisi, ukur keduanya dengan

    menggunakan meteran.

    5 Amati adanya otot dan tendo untuk mengetahui kemungkinan kontraktur yang

    ditunjukkan oleh malposisi suatu bagian tubuh.

    - Amati kenormalan susunan tulang dan adanya de"ormitas.

    1 Skoliosis ditandai dengan kul!atura lateral abnormal tulang belakang, bahu yang

    tidak sama tinggi, garis pinggang yang tidak simetris, dan skapula yang menonjol, akan

    lebih jelas dengan uji membungkuk ke depan.

    7 Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya pembengkakan 8ersendian. =nspeksi persendian untuk mengetahui adanya kelainan persendian.

    2 =nspeksi pergerakkan persendian.

    . Pa-pa!%

    + 8alpasi pada saat otot istirahat dan pada saat otot bergerak secara akti" dan pasi"

    untuk mengetahui adanya kelemahan ("lasiditas, kontraksi tiba)tiba secara in!olunter

    (spastisitas

    4 0ji kekuatan otot dengan cara menyuruh klien menarik atau mendorong tangan

    pemeriksa, bandingkan kekuatan otot ekstremitas kanan dengan ekstremitas kiri.

    6 8alpasi untuk mengetahui adanya edema atau nyeri tekan.

    5 8alpasi sendi sementara sendi digerakkan secara pasi" akan memberikan in"ormasi

    mengenai integritas sendi. $ormalnya, sendi bergerak secara halus. Suara gemletuk

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    14/19

    dapat menunjukkan adanya ligament yang tergelincir di antara tonjolan tulang.

    8ermukaan yang kurang rata, seprti pada keadaan arthritis, mengakibatkan adanya

    krepitus karena permukaan yang tidak rata tersebut yang saling bergeseran satu sama

    lain.

    - 8eriksa adanya benjolan, rheumatoid arthritis, gout, dan osteoarthritis menimbulkan

    benjolan yang khas. *enjolan dibawah kulit pada rheumatoid arthritis lunak dan

    terdapat di dalam dan sepanjang tendon yang memberikan "ungsi ekstensi pada sendi

    biasanya, keterlibatan sendi mempunya pola yang simetris. *enjolan pada O0& keras

    dan terletak dalam dan tepat disebelah kapsul sendi itu sendiri.

    1 unakan penentuan singkat kekuatan otot dengan skala Lo!ettFs (memiliki nilai 3 9 -

    3 < &idak ada kontraksi sama sekali.

    + < erakan kontraksi.

    4 < %emampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat kalau melawan

    tahanan atau gra!itasi.

    6 < Cukup kuat untuk mengatasi gra!itasi.

    5 < Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.

    - < %ekuatan kontraksi yang penuh.

    5. Pe'u!%

    + ;e"leks patela, &endon patella (ditengah)tengah patella dan tuberositas tibiae

    dipukul dengan re"leks hammer. ;espon berupa kontraksi otot Guadriceps "emoris yaitu

    ekstensi dari lutut.

    4 ;e"leks biceps, lengan di"leksikan terhadap siku dengan sudut 23@, supinasi dan

    lengan bawah ditopang pada alas tertentu (meja periksa. 'ari pemeriksa ditempatkan

    pada tendon m. biceps (diatas lipatan siku, kemudian dipukul dengan re"leks hammer.

    $ormal jika timbul kontraksi otot biceps, sedikit meningkat bila terjadi "leksi sebagian

    dan gerakan pronasi. *ila hyperakti" maka akan terjadi penyebaran gerakan "leksi pada

    lengan dan jari)jari atau sendi bahu.

    6 ;e"leks triceps, lengan ditopang dan di"leksikan pada sudut 23@, tendon triceps

    diketok dengan re"leks hammer (tendon triceps berada pada jarak +)4 cm diatas

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    15/19

    olekranon. ;espon yang normal adalah kontraksi otot triceps, sedikit meningkat bila

    ekstensi ringan dan hyperakti" bila ekstensi siku tersebut menyebar keatas sampai otot)

    otot bahu atau mungkin ada klonus yang sementara.

    5 ;e"leks achilles, posisi kaki adalah dorso"leksi, untuk memudahkan pemeriksaan

    re"leks ini kaki yang diperiksa bisa diletakkandisilangkan diatas tungkai bawah

    kontralateral.

    &endon achilles dipukul dengan re"leks hammer, respon normal berupa gerakan plantar

    "leksi kaki.

    - ;e"leks abdominal, dilakukan dengan menggores abdomen diatas dan dibawah

    umbilikus. %alau digores seperti itu, umbilikus akan bergerak keatas dan kearah daerah

    yang digores.

    1 ;e"leks *abinski, merupakan re"leks yang paling penting . =a hanya dijumpai pada

    penyakit traktus kortikospinal. 0ntuk melakukan test ini, goreslah kuat)kuat bagian

    lateral telapak kaki dari tumit kearah jari kelingking dan kemudian melintasi bagian

    jantung kaki. ;espon *abinski timbul jika ibu jari kaki melakukan dorsi"leksi dan jari)jari

    lainnya tersebar. ;espon yang normal adalah "leksi plantar semua jari kaki.

    7. SISTEM ENDOKRIN

    In!pe!%

    a. (warna kulit /iperpigmentasi ditemukan pada klien addison desease atau cushing

    syndrom. /ipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme,

    hipotiroidisme.

    b. Hajah #ariasi, bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan dengan

    penyakit akromegali mata.

    c. %uku dan rambut 8eningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien

    dengan penyakit addison desease, kering, tebal dan rapuh terdapat pada penyakit

    hipotiroidisme, rambut lembut hipertyroidisme. /irsutisme terdapat pada penyakit

    cushing syndrom.

    d. =nspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh klien Orang jangkung, yang

    disebabkan karena insu"isiensi growth hormon. &ulang yang sangat besar, bisa

    merupakan indikasi akromegali.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    16/19

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    17/19

    9. SISTEM NEUROLO*I

    In!pe!%

    a. %aji LOC (le!el o" consiousness atau tingkat kesadaran dengan melakukan

    pertanyaan tentang kesadaran pasien terhadap waktu, tempat dan orang.

    b. %aji status mental.

    c. %aji adanya kejang atau tremor.

    Pa-pa!%

    a. %aji tingkat kenyamanan, adanya nyeri dan termasuk lokasi, durasi, tipe dan

    pengobatannya.

    b. %aji "ungsi sensoris dan tentukan apakah normal atau mengalami gangguan. %aji

    adanya hilang rasa, rasa terbakarpanas dan baal.

    c. %aji "ungsi motorik seperti genggaman tangan, kekuatan otot, pergerakan dan

    postur.

    Pe'u!%

    a. ;e"leks patela, diketuk pada regio patela (ditengah tengah patela.

    b. ;e"leks achilles, dipukul dengan re"leks hammer, respon normal berupa gerakanplantar "leksi kaki.

    1:. SISTEM REPRODUKSI

    In!pe!%

    +. %eadaan umum, pemeriksaan khusus obstetri, pemeriksaan dalam, dan pemeriksaan

    tambahan.

    4. =nspeksi tentang status gii anemia, ikterus.

    6. %aji pola pernapasan (sianosis, dispnea.

    5. Apakah terdapat edema, bagaimana bentuk dan tinggi badan, apakah ada perubahan

    pigmentasi, kloasma gra!idarum, striae alba, striae li!idae, striae nigra,

    hiperpigmentasi, dan areola mamma.

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    18/19

    Pa-pa!%

    +. palpasi menurut Leopold =)=#

    4. Ser!iks, yaitu untuk mengetahui pelunakan ser!iks dan pembukaan ser!iks.

    6. %etuban, yaitu untuk mengetahui apakah sudah pecah atau belum dan apakah ada

    ketegangan ketuban.

    5. *agian terendah janin, yaitu untuk mengetahui bagian apakah yang terendah dari

    janin, penurunan bagian terendah, apakah ada kedudukan rangkap, apakah ada

    penghalang di bagian bawah yang dapat mengganggu jalannya persalinan.

    -. 8erabaan "orniks, yaitu untuk mengetahui apakah ada bantalan "orniks dan apakah

    bagian janin masih dapat didorong ke atas.

    Au!u-ta!%

    Auskultasi untuk mengetahui bising usus, gerak janin dalam rahim, denyut jantung

    janin, aliran tali pusat, aorta abdominalis, dan perdarahan retroplasenter.

    11. SISTEM PERKEMIAN

    In!pe!%

    a. %aji kebiasaan pola *A%, outputjumlah urine 45 jam, warna, kekeruhan dan

    adatidaknya sedimen.b. %aji keluhan gangguan "rekuensi *A%, adanya dysuria dan hematuria, serta riwayat

    in"eksi saluran kemih.

    c. =nspeksi penggunaan condom catheter, "olleys catheter, silikon kateter atau urostomy

    atau supra pubik kateter.

    d. %aji kembali riwayat pengobatan dan pengkajian diagnostik yang terkait dengan

    sistem perkemihan.

    Pa-pa!%

    a. 8alpasi adanya distesi bladder (kandung kemih

    b. 0ntuk melakukan palpasi injal %anan 8osisi di sebelah kanan pasien. &angan kiri

    diletakkan di belakang penderita, paralel pada costa ke)+4, ujung cari menyentuh sudut

    costo!ertebral (angkat untuk mendorong ginjal ke depan. &angan kanan diletakkan

  • 7/25/2019 Pemeriksaan Fisik Per Sistem i

    19/19

    dengan lembut pada kuadran kanan atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik

    na"as dalam, pada puncak inspirasi tekan tangan kanan dalam)dalam di bawah arcus

    aorta untuk menangkap ginjal di antar kedua tangan (tentukan ukuran, nyeri tekan ga.

    8asien diminta membuang na"as dan berhenti napas, lepaskan tangan kanan, dan

    rasakan bagaimana ginjal kembali waktu ekspirasi.

    c. :ilanjutkan dengan palpasi injal %iri 8indah di sebelah kiri penderita, &angan

    kanan untuk menyangga dan mengangkat dari belakan. &angan kiri diletakkan dengan

    lembut pada kuadran kiri atas di lateral otot rectus, minta pasien menarik na"as dalam,

    pada puncak inspirasi tekan tangan kiri dalam)dalam di bawah arcus aorta untuk

    menangkap ginjal di antar kedua tangan (normalnya jarang teraba.

    Pe'u!%

    0ntuk pemeriksaan ketok ginjal prosedur tambahannya dengan mempersilahkan

    penderita untuk duduk menghadap ke salah satu sisi, dan pemeriksa berdiri di belakang

    penderita. Satu tangan diletakkan pada sudut kosto!ertebra kanan setinggi !ertebra

    torakalis +4 dan lumbal + dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal

    kanan. Satu tangan diletakkan pada sudut kosto!ertebra kanan setinggi !ertebra

    torakalis +4 dan lumbal + dan memukul dengan sisi ulnar dengan kepalan tangan (ginjal

    kiri. 8enderita diminta untuk memberiksan respons terhadap pemeriksaan bila adarasa sakit.