peralatan instalasi lisrtrik

Upload: wendy-sukma

Post on 19-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

penerapan instalasi listrik

TRANSCRIPT

PERALATAN INSTALASI LISRTRIK

PERALATAN INSTALASI LISRTRIK

Perlu diketahui bahwa pemasangan instalasi listrik diharapkan sanagat aman/bebas dari gangguan, terutama aman sentuhan dan rapi, salah satu instalasi yang memiliki criteria tersebut yaitu instalasi dalam tembok atau dengan menggunakan pipa. Tetapi untuk instalasi tersebut mempunyai kelemahan, yaitu bila terjadi kebocoran arus susah dilihat.

Dalam pelaksanaan pemasangan instalasi dalam pipa diperlukan persiapan bahan yang akan dipasang. Bahan-bahan ini pasti bahan yang telah disahkan oleh peraturan yang terkait (PUIL). Adapun bahan-bahan yang dimaksud adalah :

A. Pipa Instalasi Listrik

1. Jenis pipa untuk instalasi listrik

Pada umumnya jenis pipa instalasi listrik yang digunakan adalah:

a. pipa union

Pipa ini mempunyai keuntungan, kekuatan mekanik yang besar sehingga dapat digunakan sebagai tulang beton jika ditahan dalam tembok. Pipa ini mempunyai kerugian sebagai penghantar listrik.

b. Pipa PVC (Poly Vinyl Clorida)

Pipa PVC (peralon) mempunyai keuntungan, yaitu tahanan isolasinya besar, tidak dapat dilalui oleh arus listrik dan tahan panas. Kerugiannya ditanam dalam tembok tidak mempunyai kekuatan mekanik,

2. Bentuk pipa instalasi listrik

a. Pipa ulir

b. Pipa sorong

3. Komponen bantu dalam pemasangan pipa

Potongan penampang dari sambungan pipa 1 ke pipa 2 melalui suatu sok (peralihan dari pipa 1 ke pipa 2)

Pada umumnya pemasangan dengan pipa sorong (union buis) seperti terlihat pada gambar dibawah ini dipasang pada jarak-jarak yang bulus untuk pemasangan pipa pada belokan-belokan dinding ditunjukkan pada gambar.

Gambar 2.1 Gambar penyambungan pipa

EMBED MSPhotoEd.3

Gambar 2.2 Pasangan pipa pada tembok

Gambar 2.3 Pasangan pipa dengan klem majemuk

Gambar 2.4 Macam-macam bengkokan

Penjelasan :

a. Pemakaian tube (pelindung ujung pipa) dalam instalasi

Pada umumnya alat ini dipakai melindungi ujung pipa listrik agar pada waktu kita melakukan penarikan kawat-kawat NYA itu tidak akan mengalami kerusakan pada isolasi-isolasi karit itu.

b. Pemakaian roset dalam instalasi pipa

Untuk memasang lampu-lampu plafon tidak diijinkan langsung ke plapon, tetapi terlebih dahulu roset itu dipasang pada plafon yang kemudian disusul dengan fitting.

Gambar 2.5 Kawat NGA

Gambar 2.6 Pelindung Kabel

4. Fungsi pipa listrik

a. melindungi penghantar terhadap pengaruh mekanik

b. melindungi bangunan terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran akibat hubungan singkat (korsleting)

c. mempermudah pencarian gangguan

d. mempermudah pembongkaran dan pemasangan penghantar pada waktu perbaikan

e. melindungi penghantar pengaruh kimia, thermis dan lain sebagainya.

B. Kabel Listrik

Kabel listrik yang baik harus memenuhi syarat mekanis, elektris, thermis dan kimia.

Jadi kabel listrik harus mempunyai kekuatan mekanis yaitu mempu menghantarkan arus listrik yang sebesar-besarnya, dengan kerugian yang sekecil-kecilnya. Hal tersebut karena berhubungan dengan system pemasangan kabel yaitu pemasangan kabel di udara maupun pemasangan di bawah tanah.

1. Jenis-jenis kabel listrik untuk instalasi bangunan

a. Kabel NYA

Jenis kabel NYA bentuknya berinti tunggal dari bahan tembaga sebagai inti berisolasi PVC. Pemasangannya tidak boleh menempel dinding/tembok tetapi harus menggunakan rol isolator atau pipa instalasi listrik. Kabel NYA tidak boleh dipasang pada tempat yang terbuka atau di bawah tanah.

Gambar 2.7 Kabel NYA

b. Kabel NYM

Jenis kabel NYM mempunyai inti lebih dari satu, inti kabel dari tembaga, berisolasi PVC, selubung dalam karet dan selubung luar PVC. Pemasangan kabel NYM boleh langsung menempel pada tembok tanpa menggunakan rol isolator/pipa instalasi. Pemasangan kabel NYM tidak boleh dipasang dibawah tanah dan tempat terbuka.

Gambar 2.8 Kabel NYM

c. Kabel NYFGby

Jenis kabel NYFGby kabel berinti tembaga, berisolasi PVC, selubung dalam dari karet, berperisai pita logam, selubung luar PVC, kabel jenis ini mempunyai inti lebih dari satu, dan mempunyai kekuatan mekanik tinggi.

Gambar 2.9 Kabel NYFGby2. Jenis-Jenis Sambung Kabel Dalam Instalasi

3. Penarikan Kawat Dalam Pipa

Pemasangan kawat dapat dilakukan dengan menggunakan kawat penarik dari baja. Kawat penarik dimasukkan ke dalam pipa, setelah kawat penarik ini ke luar pada ujung yang lain, selanjutnya kawat penarik disambungkan dengan kabel yang akan dimasukkan ke dalam pipa tersebut. Cara penyambungannya seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.10 Cara mengikat kabel pada kawat penarik

Selesai pengikatan, kawat ditarik sampai sembungan ke luar di ujung lain. Sisakan kawat secukupnya (10 s/d 15 cm) untuk pemasangan komponen yang direncanakan. Demikian pula pada ujung yang lainnya. Selanjutnya potonglah kawat dan lepaskan ikatan kawat penarik dengan kabelnya. Dengan demikian selesailah pekerjaan dan penarikan kawat ini.

Gambar 2.11 Cara menarik kabel

C. Saklar/penghubung

Saklar dalam instalasi listrik berfungsi sebagai pemutus dan penghubung rangkaian listrik sehingga arus dapat berhenti dan mengalir.

1. Jenis-jenis saklar

Berdasarkan cara kerjanya sakelar instalasi penerangan listrik dibedakan menjadi empat, yaitu :

a. saklar putar

b. saklar togel

c. saklar tekan

d. saklar tarik2. Hubungan Saklar Dalam Pemakaian

Dalam sub ini kita akan mencoba membahas tentang hubungan saklar dalam pemakaian. Tabel gambar dibawah tercantum nama, lambang (tanda), konstruksi, pelaksanaan serta pandangan secara bagan.

Setelah kita perhatikan bersama tentang pelaksanaan dari bermacam-macam penghubung untuk ini kita sampaikan sedikit keterangan-keterangan dari rangkaian penghubung-penghubung tersebut.

a. Penghubung berkutub satu : (lihat gambar 36).

Hubungan ini tidak memerlukan penjelasan lagi, ini adalah suatu cara yang termudah untuk memutuskan suatu hantaran. Kadang-kadang hubungan dengan cara ini timbul bahaya bila dibandingkan cara lain.

b. Penghubung berkutub ganda : (lihat gambar 37)

Pada penghubung berkutub satu, salah satu dari kawat-kawat itu tetap disambung dengan pegangan lampu. Dan ini akan menimbulkan suatu bahaya, bila ada keruskan pada pegangan lampu sehingga menyebabkan adanya hubungan pendek.

Perlu diingat cara hubungan kutub satu tak dapat dipakai pada ruangan-ruangan yang lembab, untuk itu dipakailah oleh tenaga pelaksana dengan cara penghubung berkutub ganda. Misalnya di dalam kamar mandi, kadang-kadang untuk penerangan luar, terutama pada pemasangan instalasi yang tidak memerlukan adanya penghantar Nol, sehingga kedua kawat lampu diputuskan hubungannya.

c. Penghubung berkutub tiga (lihat gambar 38)

Golongan-golongan yang terdiri dari sejumlah lampu-lampu besar, umpama untuk penerangan lantai, penerangan bagian atas pada gedung-gedung Tonil, umumnya dihubungkan dengan tiga fasa, hubungan itu diputuskan dan disambung dengan penghubung berkutub tiga.

d. Penghubung kelompok (lihat gambar 39)

Dengan penghubung kelompok ini dengan cara bergantian menghidupkan dan menyalakan dari dua lampu atau golongan-golongan lampu. Tetapi kedua lampu itu tidak dapat menyala secara bersamaan.

Hubungan ini dapat dipakai sebagai penghubung hemat. Dan pada umumnya dipakai pada kamar-kamar hotel, pada asrama sekolah dan lain sebagainya.

Keburukan dari hubungan ini bila kita bendak menyalakan atau memutuskan lampu-lampu itu kita harus menuju kepenghubung yang dipasang.

e. Penghubung deret (seri). (lihat pada gambar 40).

Penghubung seri ini gunanya untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah kelompok lampu secara bergantian misalnya seperti yang terdapat pada kerona-cahaya dengan tiga buah lampu atas (penerangan langit-langit) dan sebuah lampu bawah.

Demikianlah jalannya penghubung itu sehingga lampu yang dibawah dan lampu-lampu atas dapat menyala sendiri-sendiri, dan seluruhnya dapat pula dihidupkan pada waktu yang sama.

Perlu diingat oleh para siswa, para intalateur bahwa pengertian dari penghubung seri ini bukanlah berarti lampu-lampu itu dihubungkan dalam keadaan seri. Tetapi kita mengadakan hubungan dalam seri (kelompok-kelompok lampu).

f. Penghubung tukar (lihat gambar 41).

Apabila kita menghendaki melayani satu lampu atau golongan lampu dari dua tempat, misalnya dalam gang-gang, dalam kamar-kamar dengan dua pintu, maka kita pakai penghubung bertukar.

g. Penghubung silang (lihat gambar 42)

Apabila kita harus dapat melayani satu lampu atau golongan lampu yang lebih dari dua tempat, maka kita pakai penghubung silang, waktu memasang hendaklah diingat, bahwa penghubung yang pertama dan penghasilan haruslah penghubung-penghubung tukar, penghubung-penghubung diantaranya adalah penghubung silang.

Gambar 2.12 Hubungan Saklar dalam Pemakaian

D. Stop Kontak

Stop kontak merupakan komponen penyedia sumber listrik yang dihubungkan ke beban listrik, tanpa harus membuat sambungan ke jala-jala rangkaian listrik. Menurut bentuk/konstruksinya stop kontak dibedakan menjadi :

a. stop kontak tunggal

b. stop kontak ganda dua

c. stop kontak ganda tiga

d. stop kontak ganda empat

Gambar 2.13 Stop kontak

E. Fitting Lampu

Fitting merupakan komponen listrik yang berfungsi untuk menempatkan lampu. Fitting harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap panas dan bagian bodinya harus mempunyai tahanan isolasi yang besar.

Bentuk/konstruksi fitting lampu:

a. fitting plafon

b. fitting gantung

c. fitting yang dilengkapi dengan stop kontak

d. fitting yang dilengkapi dengan saklar

Menurut jenis lampu yang digunakan, fitting dibedakan menjadi dua:

1. Fitting jenis Edison, yaitu fitting yang menggunakan ulir

2. Fitting jenis lampu bayonet yaitu fitting yang menggunakan pink atau pengunci

Gambar 2.14 Fitting

_1160825405.bin

_1160825774.bin

_1160825973.bin

_1160826040.bin

_1160826125.bin

_1160828042.bin

_1160826008.bin

_1160825848.bin

_1160825938.bin

_1160825814.bin

_1160825601.bin

_1160825660.bin

_1160825470.bin

_1160825320.bin

_1160825366.bin

_1160825180.bin