rancangan analisis produktivitas primer sebagai potensi bidang perikanan pada dua muara sungai

Upload: muhammadnasrulahakbar

Post on 25-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    1/18

    Analisis Produktivitas Primer sebagai Potensi Bidang Perikanan

    pada Dua Muara Sungai

    CA Bojonglarang Jayanti

    Latar Belakang

    Ekosistem terbentuk dikarenakan adanya interaksi antara

    lingkungan dengan makhluk hidupnya. Makhluk hidup pun bagian

    dari lingkungan yang salin berinteraksi satu sama lain.

    Dari hasil interaksi ini akan menimbulkan pengaruh pada satu sama

    lain. Sesungguhnya interaksi bagi makhluk hidup umumnya merupakan

    upaya mendapatkan energi bagi kelangsungan hidupnya yang

    meliputi pertumbuhan, pemeliharaan, reproduksi dan pergerakan.

    Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah

    tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir)

    seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang)

    seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau,

    maupun asin (laut).

    Muara merupakan tempat pertemuan antara air laut dengan air

    sungai dan merupakan bagian hilir dari sungai. Pada dasar perairan

    muara ini terjadi pengendapan karena hal ini terjadi pertemuan

    partikel pasirlumpur yang dibawa oleh arus sungai bertemu dengan

    pasir yang berada di daerah sekitar pantai.

    Muara merupakan suatu tempat yang !ukup sulit untuk di tempati,

    bersifat !ukup produktif yang dapat mendukung sejumlah besarbiomassa.

    Ekosistem Muara biasa juga disebut dengan ekosistem estuari atau

    perairan estuari di mana, Estuari berasal dari kata aetus yang

    artinya pasang"surut. Estuari dide#nisikan sebagai badan air di

    wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan

    laut bebas.

    Menurut Soeyasa ($%%&), faktor"faktor yang dapat menyebabkan

    daerah ini mempunyai nilai produkti'itas yang tinggi adalah

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    2/18

    - erdapat penambahan bahan"bahan organik se!ara terus"

    menerus yang berasal dari daerah aliran sungai- Perairan muara umumnya dangkal, sehingga !ukup menerima

    sinar matahari untuk menyokong kehidupan tumbuh"tumbuhan,

    -empat yang relatif ke!il menerima aksi gelombang, akibatnya

    detritus dapat menumpuk di dalamnya,- *ksi pasang selalu mengaduk bahan"bahan organik yang berada

    di sekitar tumbuh"tumbuhan.

    Daerah muara merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi

    ikan jika dibandingkan jenis hewan lain. Daerah ini merupakan

    tempat untuk berpijah dan membesarkan anak"anaknya bagi

    beberapa spesies ikan.

    Sumber energi primer bagi ekosistem adalah !ahaya matahari.

    Energi !ahaya matahari hanya dapat diserap oleh organisme

    tumbuhan hijau dan organisme fotosintetik. Energi !ahaya

    digunakan untuk mensintesis molekul anorganik menjadi molekul

    organik yang kaya energi.

    +rganisme yang memiliki kemampuan untuk mengikat energi dari

    lingkungan disebut produsen.

    itoplankton dalam ekosistem perairan mempunyai peranan yang

    sangat penting terutama dalam rantai makanan, karena #toplankton

    merupakan produsen utama yang memberikan sumbangan terbesar

    pada produksi primer total suatu perairan.

    Peranan penting #toplankton bagi produkti'itas primer perairan,

    karena #toplankton dapat melakukan proses fotosintesis yang

    menghasilkan bahan organik yang kaya energi maupun kebutuhan

    oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih tinggi.

    Produkti'itas primer #toplankton merupakan salah satu sumber

    oksigen di perairan. +ksigen yang dihasilkan digunakan dalam

    proses"proses ekologis di perairan, misalnya respirasi dan

    dekomposisi.

    aktor"faktor yang mempengaruhi produkti'itas primer #toplankton,

    diantaranya adalah ketersediaan nutrien, !ahaya matahari, suhu

    dan salinitas (-ybakken, &$). Meningkatnya penggunaan

    perairan sebagai sarana berbagai ma!am kegiatan masyarakat

    dapat menyebabkan perubahan pada faktor"faktor tersebut.

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    3/18

    /eberadaan dan akti'itas #toplankton berhubungan dengan

    lingkungan perairan sekitarnya. /ondisi lingkungan yang paling

    besar pengaruhnya terhadap #toplankton diantaranya adalah

    !ahaya dan unsur hara (Madubun, $%%0). /eberadaan #toplankton dan produkti'itas primer yang

    dihasilkannya sangat memengaruhi kehidupan ikan dalam

    memenuhi kebutuhan hidupnya.

    1erdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan kajian untuk menganalisis

    produkti'itas primer dua muara sungai 2* 1ojonglarang 3ayanti

    sebagai potensi dalam bidang perikanan.

    Identifkasi Masala

    1agaimamana nilai produkti'itas primer pada dua muara sungai di

    2* 1ojonglarang 3ayanti.

    1agaimana tingkat kesuburan perairan pada dua muara sungai di

    2* 1ojonglarang 3ayanti berdasarkan nilai produkti'itas primer.

    1agaimana potensi pada dua muara sungai di 2* 1ojonglarang

    3ayanti dalam bidang perikanan berdasarkan parameter kualitas air

    untuk budi daya.

    !injauan Pustaka

    Muara merupakan tempat pertemuan antara air laut dengan air

    sungai dan merupakan bagian hilir dari sungai. Pada dasar perairan

    muara ini terjadi pengendapan karena hal ini terjadi pertemuan

    partikel pasirlumpur yang dibawa oleh arus sungai bertemu dengan

    pasir yang berada di daerah sekitar pantai. Dengan demikian

    per!ampuran pasir tersebut menghasilkan pengendapan lumpur

    yang sangat berpengaruh pada perilaku kehidupan organisme

    muara. Selain itu salinitas yang terbentuk di muara merupakan

    !ampuran antara salinitas air sungai dengan salinitas laut

    (4utabarat, &05).

    Ekosistem Muara biasa juga disebut dengan ekosistem estuari atau

    perairan estuari dimana, muara merupakan per!ampuran air tawar

    dengan air laut. Proses"proses alam yang terjadi di perairan muara,

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    4/18

    mengakibatkan muara sebagai habitat disejajarkan dengan

    ekosistem hutan hujan tropik dan ekosistem terumbu karang yaitu

    sebagai ekosistem produktif alami. Ekosistem estuari ini !enderung

    lebih produktif dibanding dengan ekosistem pembentuknya, yaituperairan tawar dan perairan laut (Soeyasa, $%%&).

    Salinitas pada air muara sangat dipengaruhi oleh pasang surut air

    laut. Pada keadaan pasang air laut yang masuk ke muara sangat

    besar sekali sehingga salinitas air menjadi naik. Sedangkan pada

    waktu surut air laut yang masuk ke muara sangat sedikit sehingga

    indeks salinitas air muara sangat rendah. Selain itu musim juga

    berpengaruh terhadap indeks salinitas air muara (/aryadi, &6).

    3umlah organisme di muara dipengaruhi besar oleh indeks salinitas,

    hanya organisme tertentu yang dapat hidup di muara ini yaitu

    organisme yang mampu menyesuaikan organ tubuhnya dengan

    salinitas air muara (/aryadi, &6).

    Daerah muara merupakan tempat hidup yang baik bagi populasi

    ikan jika dibandingkan jenis hewan lain. Daerah ini merupakan

    tempat untuk berpijah dan membesarkan anak"anaknya bagi

    beberapa spesies ikan (4utabarat, &05).

    Pada umumnya produkti'itas primer dianggap sebagai padanan

    fotosintesis, walaupun sejumlah ke!il produkti'itas primer dapat

    dihasilkan oleh bakteri kemosintetik (-ybakken, &00).

    +dum (&7&) mende#nisikan produkti'itas primer sebagai derajat

    penyimpanan energi matahari dalam bentuk bahan organik, sebagai

    hasil fotosintesis dan kemosintesis dari produsen primer.

    Produkti'itas primer diistilahkan sebagai laju #ksasi karbon (sintesis

    organik) di dalam perairan dan biasanya diekspresikan sebagaigram karbon yang diproduksi per satuan waktu (/ennish, &%).

    8e'inton (&0$) mengemukakan bahwa produkti'itas adalah jumlah

    yang dihasilkan oleh organisme hidup per satuan waktu dan sering

    diestimasi sebagai jumlah karbon yang terdapat di dalam material

    hidup dan se!ara umum dapat dinyatakan sebagai gram karbon

    yang dihasilkan dalam satuan meter kuadrat kolom air per hari (g

    2m$hari) atau sebagai gram karbon yang dihasilkan dalam satu

    meter kubik per hari (g 2m9hari).

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    5/18

    Produkti'itas primer adalah jumlah bahan organik yang dihasilkan

    oleh organisme autotrof, yaitu organisme yang mampu

    menghasilkan bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan

    sinar matahari (Parson et al.&06). Dari reaksi fotosintesis tersebut, se!ara teoritis untuk mengukur laju

    produksi senyawa"senyawa organik dapat diukur dengan !ara

    mengetahui laju hilangnya atau mun!ulnya beberapa komponen

    yang ada dalam reaksi tersebut. 8aju fotosintesis dapat diukur

    dengan laju hilangnya 2+$ atau mun!ulnya +$. Pengukuran ini

    dalam prakteknya yang digunakan hanya dua komponen yaitu 2+$

    dan +$(-ybakken, &00).

    Produkti'itas primer merupakan sumber utama energi bagi proses

    metabolik yang terjadi dalam perairan. Pada ekosistem perairan

    sebagian besar produkti'itas primer dihasilkan oleh #toplankton

    (/ennish, &%).

    Produkti'itas dibedakan atas dua, yaitu produkti'itas primer kotor

    (Gross Primary Production) dan produkti'itas primer bersih (Net

    Primary Production). Produkti'itas primer kotor adalah laju produksi

    primer :at organik se!ara keseluruhan, termasuk yang digunakanuntuk respirasi, sedangkan produkti'itas primer bersih adalah laju

    produkti'itas primer :at organik setelah dikurangi dengan yang

    digunakan untuk respirasi (-ybakken, &00).

    Pengukuran produkti'itas primer #toplankton merupakan satu

    syarat dasar mempelajari struktur dan fungsi ekosistem perairan.

    Metode yang digunakan untuk pengukuran produkti'itas primer

    #toplankton pertama kali menggunakan metode +$ yang

    diperkenalkan oleh ;arder dan ;ran serta metode &62 oleh

    Steemann -ielsen dengan menggunakan tiga tipe metode inkubasi,

    yaitu inkubasi in situ, simulasi in situ dan metode !ahaya (;o!ke

    dan 8en:, $%%6).

    Dalam perairan, berbagai faktor lingkungan akan mempengaruhi

    dan menentukan terhadap besarnya biomassa dan produkti'itas

    #toplankton. aktor"faktor tersebut antara lain

    -Intensitas Caaya 4ubungan antara intensitas !ahaya danprodukti'itas primer perairan sangat nyata, di mana

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    6/18

    peningkatan intensitas !ahaya se!ara proporsional sebanding

    dengan peningkatan produkti'itas primer. Semakin

    meningkatnya intensitas !ahaya akan mengakibatkan proses

    fotosintesis juga semakin meningkat sampai men!apai pun!akdi mana !ahaya dalam kondisi jenuh (Parson et al. &06).

    - Suu dan salinitas mempengaruhi densitas air, semakin

    dalam perairan, suhu semakin rendah dan salinitas semakin

    meningkat sehingga kerapatan air juga meningkat yang

    selanjutnya akan mempunyai strati#kasi yang kuat dengan

    lapisan pegat (discontinuity) yang tajam yang sukar ditembus

    oleh #toplankton (n, 1, Mo, 2l, 2o dan -a

    (+dum &9). Diantara unsur"unsur tersebut, unsur -, P dan

    Si adalah yang sering dijumpai sebagai faktor pembatas

    pertumbuhan algae. ?nsur - dan P diperlukan oleh semua

    jenis algae, sedangkan Si terutama dibutuhkan oleh jenis"jenis

    yang dinding selnya mengandung kerangka silika (-ybakken,

    &00).

    - !urbulensi dan "edalaman "ritis% urbulensi dapat

    diartikan perputaran air yang akan menyebabkan pertukaran

    air di lapisan atas dengan air pada lapisan bawahnya.

    urbulensi adalah fenomena yang dapat diamati dari gerakan

    atau arus yang berputar dari !airan atau gas dalam jumlah

    besar. Dengan adanya turbulensi akan membantu

    terangkatnya unsur hara dari dasar perairan. -amun kadang"

    kadang justru turbulensi ini membawa #toplankton ke dasar

    perairan ke kondisi afotik. Selain itu turbulensi juga membawasedimen terangkat ke permukaan, sehingga penetrasi !ahaya

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    7/18

    menjadi berkurang (tingkat turbiditas tinggi) (1arnes dan Man,

    &0% @ -ybakken, &$). /edalaman kritis merupakan

    kedalaman di mana fotosintesis total dalam kolom air sama

    dengan respirasi total. /edalaman kritis tidak sama dengankedalaman kompensasi, yaitu kedalaman di mana intensitas

    !ahaya besarnya &A dari intensitas kedalaman !ahaya di

    permukaan air, atau di mana laju fotosintesis sama dengan

    laju respirasi. 8etak kedalaman kritis selalu lebih dalam dari

    pada kedalaman kompensasi karena bersangkutan dengan

    suatu proses pen!ampuran 'ertikal di mana populasi

    #toplankton suatu saat berada di :ona euphoti! dan pada saat

    lain ada di bawahnya (-ybakken, &$).

    itoplankton adalah alga uniseluler mikroskopis yang terdiri atas

    sejumlah besar kelas yang berbeda. itoplankton adalah tumbuhan

    renik yang biasanya mengapung di permukaan air atau di melayang

    di kolom air. itoplankton mengandung kloro#l yang memungkinkan

    organisme ini melakukan fotosintesis. itoplankton ketika berada

    dalam jumlah yang besar dapat tampak sebagai warna hijau di air

    karena mereka mengandung kloro#l dalam sel"selnya, walaupun

    warna sebenarnya dapat ber'ariasi untuk setiap jenis #toplankton

    karena kandungan kloro#l yang berbeda beda atau memiliki

    tambahan pigmen sepertiphycobiliprotein. (hurman, &7).

    /emampuan #toplankton untuk mensintesis sendiri bahan

    organiknya menjadikan mereka sebagai dasar dari sebagian besar

    rantai makanan di ekosistem lautan dan di ekosistem air tawar(?-EP, &0).

    /uantitas dari #toplankton dapat dinyatakan dengan biomassa,

    yaitu banyaknya :at hidup per satuan luas atau per satuan 'olume

    pada satu daerah dan pada waktu tertentu (2ushing et al. &50,

    dia!u dalam-ontji &06). *da beberapa metode pendekatan untuk

    penentuan biomassa #toplankton antara lain dengan pen!a!ahan

    sel, pengukuran 'olume, berat kering, berat basah, kandungan

    karbon dan kloro#l"a. Penentuan biomassa #toplankton dengan

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    8/18

    pendekatan kloro#l merupakan pendekatan yang paling banyak

    digunakan dan hingga kini dipandang sebagai metode rutin terbaik

    (3eBrey &0%, dia!u dalam -ontji &06).

    Menurut -ybakken (&$), sifat #sik kimia perairan sangat penting

    dalam ekologi. +leh karena itu selain melakukan pengamatan

    terhadap faktor biotik seperti plankton, perlu juga dilakukan

    pengamatan faktor"faktor abiotik perairan. Dengan mempelajari

    aspek saling ketergantungan antara organisme dengan faktor"faktor

    abiotiknya maka diperoleh gambaran tentang kualitas suatu

    perairan (1arus, $%%6). Parsons et al. (&06), menjelaskan bahwa

    distribusi biogeogra#s plankton sangat ditentukan oleh faktor

    lingkungan, seperti nutrien, !ahaya, suhu, salinitas, oksigen dan

    faktor"faktor lainnya. aktor tersebut sangat menentukan

    keberadaan dan kesuksesan jenis plankton di suatu lingkungan

    tertentu.

    aktor abiotik (#sika kimia) perairan yang mempengaruhi

    produkti'itas primer antara lain - "arakter &isik Perairan

    o Suu% Dalam setiap penelitian dalam ekosistem akuatik,

    pengukuran suhu air merupakan hal yang mutlak

    dilakukan. 4al ini disebabkan karena kelarutan berbagai

    gas di dalam air serta semua akti'itas biologis"#siologis

    di dalam ekosistem akuatik sangat dipengaruhi oleh

    temperatur. Menurut 4ukum Vant Hofskenaikan suhu

    sebesar &%o2 (hanya pada kisaran suhu yang masih

    ditolerir) akan meningkatkan akti'itas #siologis

    (misalnya respirasi) dari organisme sebesar $"9 kali

    lipat. Pola suhu ekosistem akuatik dipengaruhi oleh

    berbagai faktor seperti intensitas !ahaya matahari,

    pertukaran panas antara air dengan udara sekelilingnya

    dan juga oleh faktor kanopi (penutupan oleh 'egetasi)

    dari pepohonan yang tumbuh di tepi (1rehm dan

    Maijering &% dalam 1arus, $%%6).

    o Penetrasi 'aaya. Penetrasi !ahaya merupakan

    besaran untuk mengetahui sampai kedalaman berapa

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    9/18

    !ahaya matahari dapat menembus lapisan suatu

    ekosistem perairan. -ilai ini sangat penting kaitannya

    dengan laju fotosintesis. 1esar nilai penetrasi !ahaya ini

    dapat diidentikkan dengan kedalaman air yangmemungkinkan masih berlangsungnya proses

    fotosintesis. -ilai fotosintesis ini sangat dipengaruhi

    oleh intensitas !ahaya matahari, kekeruhan air serta

    kepadatan plankton di suatu perairan (Suin, $%%$).

    Menurut 4aerlina (&07), penetrasi !ahaya merupakan

    faktor pembatas bagi organisme fotosintetik

    (#toplankton). Penetrasi !ahaya mempengaruhi migrasi

    'ertikal harian dan dapat pula mengakibatkan kematian

    pada organisme tertentu.o Salinitas merupakan salah satu parameter perairan

    yang berpengaruh pada #toplankton. Cariasi salinitas

    mempengaruhi laju fotosintesis, terutama di daerah

    estuari khususnya pada #toplankton yang hanya bisa

    bertahan pada batas"batas salinitas yang ke!il atau

    stenohalin.- "arakteristik "imia Perairan

    o p$. p4 yang ideal bagi kehidupan organisma akuatik

    pada umumnya berkisar antara 7 sampai 0,5. /ondisi

    perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat

    basa membahayakan kelangsungan hidup organisma

    karena menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme

    dan respirasi. Di samping itu p4 yang sangat rendah

    menyebabkan mobilitas berbagai senyawa logam berat

    yang bersifat toksik semakin tinggi yang tentunya

    mengan!am kelangsungan organisme akuatik.

    Sementara p4 yang tinggi menyebabkan keseimbangan

    antara amonium dan amoniak dalam air akan terganggu

    (1arus, $%%6).o Disolved Oxygen (D)*% Disolved Oy!en (D+)

    merupakan banyaknya oksigen terlarut dalam suatu

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    10/18

    perairan. +ksigen terlarut merupakan faktor yang

    sangat penting di dalam ekosistem perairan, terutama

    sekali dibutuhkan untuk proses respirasi bagi sebagian

    besar organisme"organisme air. /elarutan oksigen didalam air sangat dipengaruhi terutama oleh faktor suhu.

    /elarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat di

    dalam air terdapat pada suhu %o2, yaitu sebesar &6,&=

    mgl +$. Dengan terjadinya peningkatan suhu akan

    menyebabkan konsentrasi oksigen akan menurun dan

    sebaliknya suhu yang semakin rendah akan

    meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut (1arus,

    $%%6).o 1+D ("iochemical Oy!en Demand) adalah kebutuhan

    oksigen yang dibutuhkan oleh organisme dalam

    lingkungan air untuk menguraikan senyawa organik.

    Proses penguraian bahan buangan organik melalui

    proses oksidasi oleh mikroorganisme di dalam

    lingkungan air merupakan proses alamiah yang mudah

    terjadi apabila air lingkungan mengandung oksigen yang

    !ukup (ardhana, $%%6). Penentuan 1+D sangat

    penting untuk menelusuri aliran pen!emaran dari

    tingkat hulu ke muara. Selama pemeriksaan 1+D,

    !ontoh yang diperiksa harus bebas dari udara luar untuk

    rnen!egah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara

    bebas. /onsentrasi air buangansampel tersebut juga

    harus berada pada suatu tingkat pen!emaran tertentu,

    hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut selalu ada

    selama pemeriksaan. 4al ini penting diperhatikan

    mengingat kelarutan oksigen dalam air terbatas dan

    hanya berkisar ppm pada suhu $%F2 (Sawyer G M!

    2arty, &70).

    o "adar C)+ dan $C),-. Sebagian ke!il 2+$ yang

    terdapat di atmosfer larut ke dalam uap air membentuk

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    11/18

    42+9" (asam karbonat), yang selanjutnya jatuh sebagai

    hujan. Dengan demikian, air hujan selalu bersifat asam

    dengan nilai p4 sekitar 5,=. 4al serupa juga terjadi jika

    2+$ masuk ke badan air, sekitar &A 2+$ bereaksidengan air membentuk 42+9

    " . 2+$ yang terlarut di

    dalam air membentuk beberapa kesetimbangan. Pada

    reaksi kesetimbangan terbentuk ion 4H sehingga p4

    perairan menurun. Pada dasarnya, keberadaan 2+$

    diperairan terdapat dalam bentuk gas 2+$ bebas, 42+9"

    (ion bikarbonat), 2+9$" (ion karbonat), dan 4$2+9

    " .

    Proporsi dari keempat benuk karbon tersebut berkaitan

    dengan nilai p4 (Sunardi, $%&6).

    Pengukuran produkti'itas primer menggunakan metode botol

    terang"gelap. 1iasanya metode analisis oksigen yang digunakan

    adalah metode winkler. 1erdasarkan nilai"nilai kadar oksigen akhir

    dalam botol terang dan botol gelap (setelah direndam dalam air

    untuk beberapa lama), dan nilai kadar oksigen awal (yaitu kadar

    dalam oksigen dalam kedua botol sebelum digantungkan dalam

    perairan), laju fotosintesis dalam kedua botol dapat dihitung. 1agi

    botol terang nilai yang diperoleh adalah fotosintesis bersih atau

    kelebihan fotosintesis terhadap respirasi. -ilai yang diperoleh botol

    gelap adalah jumlah oksigen yang dikonsumsi oleh respirasi.

    otosintesis kotor adalah nilai yang diperoleh dengan menambahkan

    jumlah oksigen yang dikonsumsi untuk respirasi dengan fotosintesis

    bersih. -ilai fotosintesis bersih maupun fotosintesis kotor akan

    berbeda pada setiap kedalaman yang berbeda, karena nilai"nilai

    intensitas !ahaya matahari berubah menurut kedalaman,

    sedangkan fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas !ahaya matahari

    (-ybakken, &$).

    Metode Penelitian

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    12/18

    Metode yang digunakan dala analisa laboratorium yaitu pengukuran

    kadar 1+D dari dua muara sungai 2* 1ojonglarang 3ayanti yang

    dilakukan melalui proses titrasi. Selain itu, dilakukan juga

    penghitungan kelimpahan #toplankton menggunakan mikroskopdengan #ed$ic% &a'ter yang berkaitan dengan kesuburan dan

    kualitas perairan.

    Pengukuran produkti'itas primer menggunakan metode botol

    inkler. 1otol inkler yang digunakan adalah botol terang, botol

    gelap dan botol sampel. 1otol terang merupakan botol yang

    tembus !ahaya sedangkan botol gelap merupakan botol yang

    dibungkus alumunium 'oil agar botol tersebut tidak dapat ditembus

    oleh !ahaya. /andungan D+ air dalam botol sampel langsung

    dianalisis. Masing"masing botol tersebut diberi label dan ditandai

    dengan kedalaman serta ulangannya. Sampel air yang diperoleh

    kemudian dimasukkan kedalam botol winkler kemudian ditutup

    rapat dan hindari terjadinya gelembung pada saat proses

    penutupan. 8alu diikat dengan tali dimana ukuran tali disesuaikan

    berdasarkan kedalaman. Perendaman botol winkler dilakukan

    selama = jam. 1otol"botol yang sudah direndam diangkat kembali

    kemudian diukur nilai D+ akhir dan dihitung nilai produkti'itas

    primernya.

    Selanjutnya nilai produkti'itas primer dihitung berdasarkan rumus

    berikut (*P4*, $%%5)

    NPP=(BTBI)

    t

    GPP=(BTBG)

    t

    R=(BIBG)

    t

    /eterangan -PP I produkti'itas primer bersih (mg+$ljam);PP I produkti'itas primer kotor (mg+$ljam)< I respirasi (mg+$ljam)

    1J I kandungan oksigen terlarut dalam botol inisial (mgl)1 I kandungan oksigen terlarut dalam botol terang (mgl)

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    13/18

    1; I kandungan oksigen terlarut dalam botol gelap (mgl)t I lama inkubasi (jam)

    ?ntuk mengkon'ersi satuan produkti'itas primer dari mg+ljam

    menjadi mg2m9jam digunakan rumus berikut (*P4*, $%%5)

    mgC/m 3/jam=mgO2/ l /jam x1232 X1000PQ

    /eterangan 12

    32 I /on'ersi oksigen ke karbon (& mol +$ (9$g) I & mol 2 (&$g)

    &%%% I /on'ersi l ke m9

    PK I Photosyntheti! Luotient (&,$)

    Pengukuran parameter #sika perairan dilakukan se!ara langsung di

    lapangan (in situ) yaitu kedalaman, ke!erahan, suhu, arus,

    kondukti'itas, salinitas, total dissolved soliddan intensitas !ahaya.

    Dari pengukuran air di lapangan, sebagai pedoman analisis dan

    metode pengukuran digunakan buku *P4* ($%%5).

    Pengukuran ke!erahan dilakukan dengan menggunakan lempeng

    Se!!hi yang dimasukkan ke dalam perairan. Pengukuran dihentikan

    saat pertama kali lempeng Se!!hi tidak terlihat karena kekeruhan

    perairan. /emudian ukur kedalamannya dengan mengukur panjang

    tali yang tenggelam. Pengukuran suhu udara dan air dilakukan dengan menggunakan

    termometer air raksa. Pada pengukuran suhu udara, termometer

    dibiarkan selama 5 menit di udara. Sedangkan pada suhu air,

    termometer di!elupkan ke dalam perairan dan didiamkan selama 5

    menit.

    /ondukti'itas perairan diukur dengan menggunakan S2 meter

    (#alinity onductivity *hermometer) yang di!elupkan ke dalam air

    sampel dengan men!elupkan elemen S2 meter setelah memutar

    tombolnya ke arah parameter kondukti'itas dari of ke on dan

    mengatur jarum penunjuk skala D48.

    Salinitas perairan diukur dengan menggunakan S2 meter (#alinity

    onductivity *hermometer) yang di!elupkan ke dalam sampel air

    dengan men!elupkan elemen S2 meter setelah memutar

    tombolnya ke arah parameter salinitas tas dari of ke on dan

    mengatur jarum penunjuk skala salinitas.

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    14/18

    Pengukuran total dissolved solid atau kepadatan terlarut

    menggunakan DS meter yang di!elupkan ke dalam sampel air dan

    tunggu sampai angka digital stabil.

    Pengukuran intensitas !ahaya menggunakan lu meter. bagian

    sensor !ahaya pada lu meter di letakkan pada sumber !ahaya dan

    tunggu beberapa saat sampai angka digital stabil

    Pengukuran parameter kimia perairan dilakukan se!ara langsung di

    lapangan (in situ) yaitu derajat keasaman dan oksigen terlarut.

    Sedangkan pengukuran 1+D, 2+$ dan 42+9" dilakukan di

    laboratorium. Dari pengukuran air di lapangan, sebagai pedoman

    analisis dan metode pengukuran digunakan buku *P4* ($%%5).

    Pengukuran p4 dapat dilakukan dengan menggunakan p4 meter.Elemen p4 meter di!elupkan pada air, ditunggu sampai mun!ul

    angka pada layar lalu !atat angka yang tertera pada layar.

    Pengukuran "adar )ksigen !erlarut (Dissolved Oxygen*%

    1otol winkler diisi sampai penuh dengan sampel air dari stasiun

    pengamatan, lalu tutup dengan hati"hati sehingga tidak terdapat

    gelembung udara didalamnya. /e dalam sampel ditambahkan

    larutan MnS+65%A sebanyak & ml dan larutan reagen +$sebanyak

    & ml. 1otol lalu ditutup dan diko!ok sampai larutan benar"benar

    ter!ampur, kemudian didiamkan selama &5 menit hingga terbentuk

    endapan. /emudian ditambahkan 4$S+6 pekat sebanyak $ ml

    sampai larutan menjadi kuning tua dan fungsi 4$S+6pekat untuk

    melarutkan endapan. Setelah larutan kembali jernih, lalu dilakukan

    titrasi.8arutan sampel diambil sebanyak 5% ml dengan pipet, lalu

    dimasukkan ke dalam erlenmeyer. itrasi dilakukan dengan

    menggunakan larutan -a hiosulfat %,%& - sebagai titran. /etika

    larutan sampel telah berubah warna dari kuning menjadi kuning

    pu!at, titrasi dihentikan dan larutan ditambahkan &"$ tetes amilum

    &A sampai berubah warna menjadi bening dan di!atat berapa total

    -a hiosulfat yang terpakai.?ntuk menghitung kadar D+ (Dissol'ed +ygen) digunakan

    rumus

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    15/18

    Kadar Oksigen( mgl)=8000X V NaThiosulfat X N NaThiosulfat

    50X(VV

    2)

    /eterangan

    C I Colume botol inkler

    - -a hiosulfat I %,%& -

    Pengukuran "adar B)D (Biological Oxygen Demand*% Sampel

    air diambil sebanyak 75 ml dan ditambahkan akuades sebanyak 9%%

    ml, kemudian dimasukkan ke dalam dua buah botol winkler.

    Perhitungan dilakukan pada hari itu juga (dihitung sebagai D+ nol

    hari) untuk botol pertama. Sedangkan botol kedua dihitung setelah

    didiamkan di dalam inkubator selama 5 hari (dihitung sebagai D+ 5

    hari).

    ?ntuk menghitung kadar 1+D ("iolo!ical Oy!en Demand)

    digunakan rumus

    O0O5

    Kadar BO( mgl)=!aktor "engen#eran X

    Di mana

    D+%I D+ 4ari ke"%

    D+5I D+ 4ari ke"5

    Pengukuran "adar $C),-% Sampel air diambil sebanyak 5% ml

    dengan pipet dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya

    sampel ditetesi dengan indikator methyl orange $5A sebanyak 9

    tetes sampai larutan berwarna kuning. 8alu dilakukan titrasi dengan

    larutan 42l %,& - sampai berwarna jingga. Colume 42l yang

    terpakai di!atat. /emudian kadar 42+9" dihitung dengan

    menggunakan 'olume -a+4 yang didapat pada pengukuran 2+$.

    ?ntuk menghitung kadar 42+9"digunakan rumus

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    16/18

    ( mgl)=100050 (V $ClV N%O$)X0,1N X61Kadar $CO

    3

    Pengukuran C)+% Sampel air diambil sebanyak 5% ml dengan pipet

    dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer. 8alu sampel diberi 9 tetes

    indikator fenolftalein, dan selanjutnya dititrasi dengan -a+4

    sebagai titran sampai warna larutan menjadi berwarna merah

    muda. /emudian 'olume -a+4 yang terpakai di!atat.

    ?ntuk menghitung kadar 2+$digunakan rumus

    kadar CO2(mg

    l)=100050

    X V NaO$ X0,1N X44

    "riteria Baku Mutu Air untuk "egiatan Budidaya

    abel Parameter /ualitas *ir Sumber untuk 1udidaya

    -o

    .

    Parameter *ir /isaran

    &. Salinitas (ppt) 5 N 95$. p4 7,% N ,%

    9. 1+D (ppm) O $56. SS (ppm) $5 N 5%%

    Sumber Direktorat 3enderal Perikanan 1udidaya, Departemen /elautan

    dan

    Perikanan ($%%6).

    *nalisis data dilakukan se!ara deskriptif dengan membandingkan

    hasil pengukuran produkti'itas primer untuk menentukan status

    tro#k dengan menga!u pada klasi#kasi tingkat kesuburan menurut

    8ikens (&75.)

    !abel "lasifkasi !ingkat "esuburan Berdasarkan Likens

    (./01*

    ingkat /esuburan Produkti'itas Primer (mg2m9)

    +ligotropik &5"9&

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    17/18

    Mesotropik 5%"&5%

    Eutro#k &5%"5%%

    Da2tar Pustaka*P4* (*meri!an Publi! 4ealth *sso!iation), ** (*meri!an ater orks

    *sso!iation) dan P2 (ater Pollution 2ontrol ederation). $%%5.

    Standard methods for the eamination of water and waste water. $&th

    edition. 1altimore, MD.

    1arus, .*. $%%6. Pen!antar +imnolo!i #tudi *entan! ,%osistem -ir

    Daratan. Medan Penerbit ?S? Press.

    ;o!ke, /., and 3. 8en:. $%%6.- ne$ turbulence incubitor/ 'or measurin!

    primaryproduction in non0strati1ed $aters. 3. Plankton

  • 7/25/2019 Rancangan Analisis Produktivitas Primer Sebagai Potensi Bidang Perikanan Pada Dua Muara Sungai

    18/18