hubungan antara komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja dengan produktivitas kerja pegawai...
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
1/81
HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI DAN KONDISI FISIK TEMPAT
KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI
SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH BARAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan
Memenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
RIKA SARI
0819
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH
BANDA ACEH
2013
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
2/81
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, hidayah, kekuatan dan kesehatan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Hubungan Antara Komunikasi dan
Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat. Penulisan ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Serambi
Mekkah Banda Aceh. Selanjutnya selawat dan salam kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa syiar Islam di atas muka bumi ini.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis telah berusaha semaksimal mungkin
sesuai dengan kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki. Namun penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam isi
maupun teknis penulisannya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan adanya pandangan pikiran, berupa kritik dan saran dari berbagai pihak
demi kesempurnaan penulisan ini. Pada kesempatan ini, perkenankan penulis
mengucapkan ribuan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ayahanda dan Ibunda yang telah mendidik, membesarkan, serta mencurahkan kasih
sayangnya kepada penulis guna tercapainya cita-cita.
2. Bapak Saiful Amri, SE, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Serambi
Mekkah Banda Aceh.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
3/81
3. Bapak M. Ridha Siregar, SE, MM selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas
Serambi Mekkah Banda Aceh sekaligus sebagai dosen pembimbing pertama yang
sudah banyak memberikan arahan dalam penulisan skripsi ini.
4. Bapak Arsyad, SE, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah banyak
memberikan saran dalam penulisan skripsi ini
5. Pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat yang telah bersedia memberikan
data dengan cara berpartisipasi dalam pengisian kuesioner penelitian.
6. Teman-teman satu angkatan terutama jurusan manajemen yang tidak mungkin
penulis sebutkan namanya satu persatu, terima kasih banyak atas bantuan dan
dorongan yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi ini dapat terlesaikan.
Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita berserah diri, karena segala sesuatu
tidak akan terjadi jika bukan atas kehendak-Nya. Amin ya rabbal alamin.
Banda Aceh, Juni 2013
Penulis
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
4/81
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Penelitian ............................................................... 11.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................... 6
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Komunikasi .................................................................................. 7
2.1.1 Pengertian Komunikasi ....................................................... 7
2.1.2 Fungsi Komunikasi ............................................................. 8
2.1.3 Efektifitas Komunikasi ....................................................... 9
2.2 Kondisi Fisik Tempat Kerja/Lingkungan Kerja Fisik ................. 13
2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik .................................... 13
2.2.2 Faktor-faktor Lingkungan Kerja Fisik ................................ 13
2.3 Produktivitas Kerja ...................................................................... 18
2.3.1 Pengertian Produktivitas Kerja ........................................... 18
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas ............. 19
2.4 Hubungan Komunikasi dan Kondisi Fisik Tempat Kerja
dengan Produktivitas Kerja Pegawai ........................................... 22
2.4.1 Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas Kerja
Pegawai ............................................................................... 22
2.4.2 Hubungan Kondisi Fisik Tempat Kerja dengan
Produktivitas Kerja Pegawai ............................................... 232.4 Hasil Penelitian Sebelumnya ....................................................... 24
2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................... 24
2.6 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian ....................................................... 26
3.2 Populasi dan Penarikan Sampel ................................................... 26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 27
3.4 Skala Pengukuran Data ................................................................ 28
3.5 Peralatan Analisis Data ................................................................ 28
3.6 Operasional Variabel ................................................................... 29
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
5/81
3.7 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 30
3.8 Pengujian Reliabilitas dan Validitas ............................................ 31
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden ................................................................. 334.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ................................................ 354.3 Deskripsi Variabel Produktivitas Kerja .......................................... 384.4 Deskripsi Variabel Komunikasi ...................................................... 404.5 Deskripsi Variabel Kondisi Fisik Tempat Kerja/Lingkungan
Kerja Fisik ....................................................................................... 43
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Analisis Hubungan Komunikasi dan Kondisi Fisik Tempat Kerja/
Lingkungan Kerja Fisik Dengan Produktivitas Kerja SekretariatDaerah Kabupaten Aceh Barat ....................................................... 45
5.2 Pembuktian Hipotesis ..................................................................... 47
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 506.2 Saran-saran ...................................................................................... 50
DAFTAR KEPUSTAKAAN................................................................................... 52
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
6/81
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I-1 Komposisi Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh
Barat .............. ............. ............ .............. ............. ............. ........ 3
Tabel III-1 Alternatif Pilihan Jawaban Berdasakan Skala/Bobot ........................ 28
Tabel III-2 Definisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran ...... 29
Tabel IV-1 Karakteristik Pegawai ........................................................................ 34
Tabel IV-2 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 36
Tabel IV-3 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 37
Tabel IV-4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesetujuan
Terhadap Pernyataan yang Berhubungan dengan Produktivitas
Kerja................................................................................................... 40
Tabel IV-5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesetujuan
Terhadap Pernyataan yang Berhubungan dengan Komunikasi ......... 42
Tabel IV-6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesetujuan
Terhadap Pernyataan yang Berhubungan dengan Kondisi Fisik
Tempat Kerja/Lingkungan Kerja Fisik .............................................. 44
Tabel V-1 Nilai Koefisien Korelasi (R) Komunikasi dan Kondisi Fisik
Tempat Kerja/ Lingkungan Kerja Fisik dengan Produktivitas Kerja
Pegawai .............................................................................................. 46
Tabel V-2 Ringkasan Pengujian Hipotesis ......................................................... 49
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
7/81
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................... 25
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
8/81
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 54
Lampiran 2 Data Mentah Penelitian (Hasil Koding Kuesioner) ........................ 57
Lampiran 3 Output SPSS Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Pilihan Jawaban Kuesioner ............................................................. 59
Lampiran 4 Output SPSS Hasil Uji Validitas .................................................... 64
Lampiran 5 Output SPSS Hasil Uji Reliabilitas ................................................. 66
Lampiran 6 Output SPSS Hasil Korelasi Komunikasi dan Lingkungan Kerja
Dengan Produktivitas Kerja Pegawai ............................................. 69
Lampiran 7 Nilai Kritis R Product Moment ....................................................... 70
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
9/81
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komunikasi dan kondisi fisik tempat
kerja/lingkungan kerja fisik dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Aceh Barat. Responden penelitian sebanyak 69 orang pegawai yang diambil
secara convinience sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan
selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan peralatan statistik korelasi (R).
Penelitian menemukan bahwa komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja/lingkungan
kerja fisik berhubungan positif secara signifikan dengan produktivitas kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat. Semakin baik dan semakin tinggi intensitas
komunikasi yang terjadi dalam instansi tersebut baik komunikasi antara bawahan
dengan atasan, maupun di antara sesama bawahan (pegawai) semakin baik pulaproduktivitas kerja. Semakin baik kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik pada
instansi tersebut semakin baik pula produktivitas kerja pegawai. Kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah, baik buruknya produktivitas kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat sangat ditentukan oleh kelancaran
komunikasi dalam lingkungan kerja instansi tersebut dan penilaian pegawai terhadap
kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik. Karena itu sebaiknya Sekretaris
Daerah Kabupaten Aceh Barat meningkatkan intensitas komunikasi di antara sesama
pegawai dan memperbaiki kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik pada
instansi tersebut.
Kata Kunci : Produktivitas Kerja, Komunikasi dan Kondisi Fisik Tempat
Kerja/Lingkungan Kerja Fisik.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
10/81
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
11/81
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai sangat penting dilakukan oleh
setiap instansi terutama instansi pemerintah. Hal ini disebabkan produktivitas kerja
pegawai akan menentukan keberhasilan pegawai dalam menjalankan tugas yang
dibebankan. Dengan demikian produktivitas kerja pegawai juga akan berpengaruh pada
kinerja instansi secara keseluruhan. Hal inilah yang menyebabkan produktivitas kerja
pegawai menjadi fokus kajian bagi banyak penelitian dalam bidang sumber daya
manusia.
Upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai dapat dilakukan dengan
berbagai cara, terutama dengan cara memperhatikan faktor-faktor yang dapat
meningkatkan produktivitas kerja, seperti peningkatan keterampilan kerja melalui
pendidikan dan pelatihan, adanya pemberian kompensasi sebagai imbalan atas
pekerjaan yang dilakukan pegawai dan lain sebagainya. Namun demikian tidak dapat
dipungkiri bahwa produktivitas kerja pegawai juga terkait dengan berbagai faktor
lainnya seperti kondisi fisik tempat kerja dan komunikasi di antara sesama anggota
organisasi.
Kondisi fisik tempat kerja yang juga sering diidentikan dengan lingkungan kerja
fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang
mengelilingi atau mempengaruhi individu. Lingkungan kerja fisik juga dapat
diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan,
1
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
12/81
suhu udara, ruang gerak, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain. Lingkungan
kerja fisik pada instansi tempat bekerja, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja
pegawai. Lingkungan kerja fisik yang baik akan dapat membuat pegawai merasa lebih
nyaman dan tenteram dalam bekerja sehingga tugas-tugas yang telah dibebankan dapat
diselesaikan dengan lancar. Lebih penting lagi lingkungan kerja fisik yang baik juga
dapat berdampak positif pada semangat kerja pegawai dan pada akhirnya membuat
mereka rajin dan tekun melaksanakan pekerjaan sehingga produktivitas kerja mereka
meningkat.
Selanjutnya komunikasi berkaitan dengan proses penyampaian pesan kepada
pihak lain. Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian atau pertukaran informasi
dari pengirim ke penerima, baik secara lisan, tertulis maupun menggunakan alat
komunikasi. Pertukaran informasi yang terjadi di antara pengirim dan penerima tidak
hanya dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis, tetapi juga yang menggunakan alat
komunikasi canggih. Keberadaan komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting
artinya. Komunikasi tidak hanya dilihat sebagai alat untuk terjalinnya interaksi diantara
sesama anggota organisasi. Akan tetapi komunikasi juga memiliki beberapa fungsi yang
dapat memberikan manfaat bagi organisasi secara keseluruhan. Hubungan antara
komunikasi dengan produktivitas kerja pegawai didasarkan pada alasan bahwa
komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi pegawai. Komunikasi yang
terjalin di antara sesama pegawai suatu organisasi dapat dapat mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas mereka dan pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat memegang peranan yang sangat
penting dalam mendukung kelancaran pemerintahan di kabupaten tersebut.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
13/81
Kelancaran operasional instansi tersebut tentunya sangat ditentukan oleh
produktivitas kerja pegawainya. Karena itu sebagai salah satu intitusi publik yang
memiliki peran strategis dalam mendukung kegiatan operasional pemerintahan,
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat memiliki kepentingan yang tinggi
dengan produktivitas kerja pegawai. Hingga saat ini, instansi tersebut memiliki
222 orang pegawai yang teralokasi pada berbagai bagian/bidang seperti terlihat
dalam Tabel I-1 di bawah ini.
Tabel I-1
Komposisi Pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat
No BagianJumlah Pegawai
(Orang)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Bagian Umum
Bagian Hukum dan Organisasi
Bagian Humas dan PDE
Bagian Ekonomi
Bagian Pembangunan
Bagian Sosial
Bagian Keuangan
Bagian Kepegawaian
Bagian Pemerintahan
Bagian Korpri
KPU
MPU
Diperbantukan
Staf Ahli
Mengikuti Sekolah
Pegawai Honor
42
10
19
9
13
14
21
20
16
7
9
2
17
4
12
21
Jumlah 222Sumber: Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat, 2012.
Selama ini pimpinan Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Barat sudah berupaya
untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada instansi yang dipimpinnya.
Upaya tersebut tidak hanya dilakukan melalui perbaikan dan peningkatan kualitas
lingkungan kerja fisik. Bahkan upaya peningkatan produktivitas kerja pegawai
juga dilakukan dengan cara memberikan kompensasi bagi setiap pegawai, seperti
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
14/81
halnya mereka dengan status PNS diberikan gaji dan tunjangan yang sesuai dengan
peraturan yang berlaku bagi pegawai pemerintah. Demikian pula halnya dengan
pegawai tidak tetap atau tenaga honorer, mereka juga diberikan honor sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada instansi tersebut. Selain itu, setiap pegawai juga diberikan
peralatan kerja sesuai dengan kebutuhan mereka dalam menyelesaikan pekerjaan yang
dibebankan.
Sekalipun instansi tersebut sudah memberikan perhatian terhadap faktor-faktor
yang secara teoritis dapat meningatkan produktivitas kerja seperti dijelaskan di atas,
namun sebagian pegawai tetap memiliki produktivitas kerja yang rendah. Hal ini terlihat
dari adanya sebagian pegawai yang kurang bersemangat dalam melaksanakan pekerjaan
yang dibebankan, kurang disiplin dalam bekerja, dan mengusulkan pindah ke instansi
lain. Adanya keinginan pegawai untuk pindah ke instansi lain tidak hanya dilihat
sebagai indikator rendahnya produktivitas kerja pegawai pada instansi tersebut, akan
tetapi juga dapat dijadikan sebagai indikator utama rendahnya komitmen pegawai
terhadap Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, produktivitas kerja pegawai terkait dengan
komunikasi dan kondisi fisik tempat/lingkungan kerja fisik. Selama ini komunikasi
yang terjadi dalam lingkungan kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh
Barat sudah relatif baik, terutama komunikasi antara sesama pegawai dan antara
pegawai dengan atasannya. Adanya rapat-rapat formal berkaitan dengan perencanaan
dan evaluasi pelaksanaan program kerja pada instansi tersebut merupakan salah
indikator adanya komunikasi antara sesama pegawai dengan atasan mereka. Selain itu,
perhatian terhadap kondisi fisik tempat kerja juga sudah menjadi fokus utama instansi.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
15/81
Adanya peralatan kerja yang mencukupi dan ruangan kerja yang bersih diharapkan
dapat memberikan rasa nyaman bagi setiap pegawai dalam bekerja.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, produktivitas kerja pegawai Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat berbeda satu sama lain. Di satu sisi ada pegawai yang
memiliki produktivitas kerja baik, dan sisi lain juga ada pegawai dengan produktivitas
kerja kurang baik. yang menjadi pertanyaan adalah, apakah produktivitas kerja pegawai
memiliki keterkaitan dengan komunikasi dengan kondisi fisik tempat kerja/lingkungan
kerja fisik pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat ?. Karena itu penelitian ini
dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul Hubungan Antara Komunikasi dan
Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara komunikasi dengan produktivitas kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat ?
2. Apakah terdapat hubungan antara kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik
dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat ?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui hubungan antara komunikasi dengan produktivitas kerja pegawai
Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
16/81
2. Mengetahui hubungan antara kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik
dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
1.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai berikut:
1. Dapat dijadikan masukan bagi pihak-pihak terkait terutama Sekretaris Daerah dan
Bupati Kabupaten Aceh Barat guna mengambil kebijakan yang berkaitan dengan
peningkatan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
2. Dapat memperkaya penelitian yang berkaitan dengan manajemen sumber daya
manusia, khususnya mengenai keterkaitan antara produktivitas kerja pegawai
dengan komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja.
3. Dapat dijadikan landasan teoritis penelitian selanjutnya.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
17/81
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 Komunikasi
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi digunakan untuk menyampaikan informasi. Apabila seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, sebenarnya dia menyampaikan informasi. Orang
yang menerima informasi akan memberikan reaksi atau respon sehingga terjalinlah
hubungan interaksi antara kedua orang tersebut. Pemahaman mengenai nilai-nilai
komunikasi disampaikan oleh pakar dengan defenisi berbeda-beda.
Thoha (2005:167) menyatakan, komunikasi adalah suatu proses penyampaian
dan penerimaan berita atau informasi dari seseorang ke orang lain. Suatu komunikasi
yang tepat tidak bakal terjadi, kalau tidak penyampaian berita tadi menyampaikan
secara patut dan penerima berita menerimanya tidak dalam bentuk distorsi. Namun
demikian, komunikasi dalam kenyataannya, tidak seperti yang dikatakan tersebut,
banyak terdapat sejumlah kemungkinan penghalang (blocks), dan penyaringan (filters)
di dalam saluran komunikasi.
Selanjutnya Sopiah (2008:141) menyatakan, komunikasi adalah proses
penyampaian pesan kepada pihak lain. Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian
atau pertukaran informasi dari pengirim ke penerima, baik secara lisan, tertulis maupun
menggunakan alat komunikasi. Pertukaran informasi yang terjadi di antara pengirim
dan penerima tidak hanya dilakukan dalam bentuk lisan maupun tertulis, tetapi juga
yang menggunakan alat komunikasi canggih.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, jelaslah bahwa
7
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
18/81
komunikasi pada dasarnya merupakan penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Dalam komunikasi terdapat
dua pihak yaitu pihak yang memberikan informasi dan pihak yang menerima informasi
tersebut.
2.1.2 Fungsi Komunikasi
Keberadaan komunikasi dalam suatu organisasi sangat penting artinya.
Komunikasi tidak hanya dilihat sebagai alat untuk terjalinnya interaksi diantara sesama
anggota organisasi. Akan tetapi komunikasi juga memiliki beberapa fungsi yang dapat
memberikan manfaat bagi organisasi secara keseluruhan. Robbins (2008:392)
menyatakan, komunikasi menjalankan empat fungsi utama di dalam kelompok atau
organisasi, yaitu fungsi pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi, dan informasi.
Keempat fungsi komunikasi tersebut menurut Sopiah (2008:142) sebagai berikut.
1. Komunikasi berfungsi sebagai pengendali perilaku anggota. Fungsi iniberjalan jika karyawan diwajibkan untuk menyampaikan keluhan terkait
dengan pelaksanaan tugas kewajiban karyawan itu di dalam perusahaan.
2. Komunikasi berfungsi untuk membangkitkan motivasi karyawan. Fungsiini berjalan ketika manajer ingin meningkatkan kinerja karyawan,
misalnya manajer menjelaskan atau menginformasikan seberapa baik
karyawan telah bekerja dan dengan cara bagaimana karyawan dapat
meningkatkan kinerjanya.
3. Komunikasi berperan sebagai pengungkapan emosi. Fungsi ini berperan
ketika kelompok kerja karyawan menjadi sumber pertama dalam interaksisosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok ini merupakan
mekanisme fundamental di masing-masing anggota dapat menunjukkan
kekecewaan atau pun rasa puas mereka.
4. Komunikasi berperan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusandi mana komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan
kelompok untuk mengambil keputusan dengan penyajian data guna
mengenali dan menilai berbagai alternatif keputusan.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa komunikasi berfungsi
mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa cara. Setiap organisasi mempunyai
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
19/81
hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh karyawan. Bila
karyawan misalnya, diminta untuk terlebih dahulu mengkomunikasikan setiap keluhan
yang berkaitan dengan pekerjaan ke atasan langsungnya, sesuai dengan uraian tugasnya,
atau sesuai dengan kebijakan perusahaan, komunikasi itu menjalankan fungsi
pengendalian. Komunikasi juga memperkuat motivasi dengan menjelaskan kepada
karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, dan apa yang dapat
dikerjakan untuk memperbaiki kinerja di bawah standar.
2.1.3 Efektifitas Komunikasi
Dalam suatu organisasi efektifitas komunikasi sangat penting dalam pencapaian
tujuan komunikasi itu sendiri. Suatu komunikasi dikatakan efektif apabila tujuan yang
diharapkan dari komunikasi tersebut dapat tercapai, sesuai dengan kepentingan orang
yang menyampaikan dan menerima informasi tersebut. Komunikasi yang terjadi dalam
di antara sesama anggota organisasi tentunya diarahkan untuk mendukung tercapainya
tujuan organisasi secara keseluruhan. Karena itu, setiap pimpinan organisasi diharapkan
mampu meningkatkan efektivitas komunikasi diantara sesama anggota organisasi
tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hardjana (2000:125) bahwa
membangun dan memelihara sistem komunikasi yang efektif tersebut adalah fungsi
pokok eksekutif perusahaan atau organisasi.
Thoha (2005:191-192) menyatakan, suatu komunikasi antar pribadi efektif
dampaknya dapat dikenal dengan lima hal berikut ini, yakni:
1. KeterbukaanKeterbukaan, untuk menunjukkan kualitas keterbukaan dari komunikasi
antar pribadi ini paling sedikit ada dua aspek, yakni: aspek keinginan untuk
terbuka bagi setiap orang yang berinteraksi dengan orang lain. Aspek lainnya
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
20/81
ialah keinginan untuk menanggapi secara jujur semua stimuli yang datang
kepadanya.
2. EmpatiKarakteristik empati menyatakan bahwa orang yang dapat menunjukkan
suatu derajat kesamaan antara dua pihak yang terikat dalam komunikasi
mempunyai empati yang lebih besar.
3. DukunganKarakteristik dukungan menyatakan, bahwa oang akan lebih mudah
mendukung dan membantu kepada orang yang sama dengan orang tersebut,
dibandingkan daripada orang yang tidak mempunyai kesamaan.
4. KepositifanKepositifan, ini merupakan penilaian orang-orang terhadap manfaat yang
diharapkan dari komunikasi. Komunikasi akan efektif apabila kedua belah
pihak sama-sama memiliki penilaian positif terhadap manfaat yang akandiperoleh dengan adanya komunikasi tersebut.
5. KesamaanKesamaan, ini merupakan karakteristik yang teristimewa, karena
kenyataannya manusia ini tidak ada yang sama, maka orang kembar pun
didapatkan adanya perbedaan-perbedaan. Komunikasi antar pribadi akan
lebih bisa efektif jika orang-orang yang berkomunikasi itu dalam suasana
kesamaan. Ini bukan berarti bahwa orang-orang yang tidak mempunyai
kesamaan tidak bisa berkomunikasi.
Efektif atau tidak efektifnya suatu komunikasi dapat diketahui dengan
melakukan umpan balik terhadap proses komunikasi tersebut. Umpan balik atau disebut
juga arus balik (feedback) adalah tanggapan komunikan kepada komunikator yang
menyampaikan pesan kepada komunikan. Umpan balik atau feedback sangat
menentukan dalam proses komunikasi, sebab ia menentukan berlanjut atau berhentinya
komunikasi yang dilancarkan komunikator. Apabila tanggapan komunikan (penerima
informasi) menyenangkan komunikator (pemberi informasi), komunikasi dapat berjalan
lancar disebut umpan balik positif. Sebaliknya apabila umpan balik tidak
menyenangkan komunikator, sehingga komunikator enggan meneruskan komunikasinya
disebut umpan balik negatif (Hardjana, 2000:185).
Sehubungan dengan efektivitas komunikasi dalam instansi/perusahaan, Thoha
(2005:181-184) menyatakan, untuk mengetahui apakah umpan balik dalam
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
21/81
berkomunikasi antara pejabat-pejabat atau pegawai-pegawai dalam suatu organisasi
tertentu efektif atau tidak efektif berikut ini ada beberapa karakteristik yang bisa
digunakan untuk mengenalinya. Adapun karakeristik umpan balik yang efektif antara
lain sebagai berikut:
1. IntensiUmpan balik yang efektif jika diarahkan secara langsung untuk
menyempurnakan pelaksanaan pekerjaan dan lebih menjadikan pegawai
sebagai harta milik organisasi yang paling berharga. Umpan balik semacam
ini tidak bersifat hal-hal yang bersifat pribadi dan seharusnya tidak
berkompremi dengan perasaan-perasaan pribadi, harga diri, dan cita-citapribadi. Umpan balik yang efektif hanyalah mengurusi atau hanya diarahkan
pada aspek-aspek pekerjaan pegawai.
2. Kekhususan (specificity)Umpan balik yang efektif dirancang untuk membekali penerima dengan
informasi yang khusus sehingga mereka mengetahui apa yang seharusnya
dikerjakan untuk suatu situasi yang benar. Suatu umpan balik yang tidak
efektif jikalau bersifat umum dan meninggalkan tanda tanya bagi
penerimanya.
3. DeskriptifEfektivitas umpan balik dapat pula dilakukan lebih bersifat deskriptif
dibandingkan dengan yang bersifat evaluatif. Ini berarti hendaknya dihindari
memberi umpan balik yang bersifat menilai atau mengevaluasi, tetapi lebih
ditekankan memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pekerjaan.
4. KemanfaatanKarakteristik ini meminta agar setiap umpan balik mengandung informasi
yang dapat dipergunakan oleh pegawai untuk pejabat untuk memperbaiki
dan menyempurnakan pekerjaannya.
5. Tepat waktuUmpan balik yang efektif jika terdapat pertimbangan-pertimbangan yang
memperhitungkan faktor waktu yang tepat. Ada semacam aturan, semakin
segera umpan balik diberikan adalah semakin baik. Dalam hal seperti ini,pegawai atau pejabat mempunyai kesempatan yang baik untuk memahami
apa yang dimaksudkan oleh atasannya itu, dan mempunyai waktu untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahannya.
6. KesiapanAgar umpan balik efektif, para pegawai hendaknya mempunyai kesiapan
untuk menerima umpan balik tersebut. dalam hal ini, setiap pemberian
umpan balik hendaknya diperhitungkan apakah pegawai yang akan diberi
umpan balik sudah siap atau belum. Jika umpan balik diberikan mendadak
dan dipaksakan kepada pegawai kejadian semacam ini akan mengurangi
efektivitas umpan balik.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
22/81
7. KejelasanUmpan balik yang efektif jikalau dapat dimengerti secara jelas oleh
penerima. Suatu cara yang baik untuk mengetahui hal ini ialah membuktikansecara langsung dengan meminta kepada penerima untuk menyatakan secara
pokok-pokok apa yang telah dibicarakan bersama.
8. ValiditasAgar suatu umpan balik dapat efektif, maka umpan balik tersebut hendaknya
dapat dipercaya dan sah (reliable and valid). Sudah barang tentu jika
informasinya tidak benar, maka pegawai yang menerima umpan balik
tersebut akan merasa bahwa atasan melakukan kesalahan, atau lebih jauh
dari itu pegawai tersebut akan memperbaiki tindakkannya berdasarkan
alasan-alasan yang salah sehingga akibatnya hanya merupakan kumpulan
kesalahan melulu (Thoha, 2005:182-184)
Berdasarkan pendapat di atas jelaslah bahwa untuk mengetahui efektifitas
komunikasi dapat dilakukan dengan melakukan umpan balik (feedback). Dengan adanya
umpan balik akan dapat diketahui apakah komunikasi yang dimaksudkan dapat
memberikan manfaat bagi orang-orang yang terlibat dalam komunikasi dalam
organisasi, secara khusus dan bagi pencapaian tujuan organisasi secara umum.
Dalam penelitian ini, indikator yang digunakan dalam mengukur variabel
motivasi merujuk pada beberapa pendapat di atas yang secara operasional terdiri dari :
(a) adanya perintah secara lisan dan tulisan, (b) keseringan anggota tim menerima
perintah dari pimpinan/atasan langsung, (c) Keseringan pertemuan atau rapat dan
pembicaraan tatap muka, (d) Keseringan perintah, saran, dan laporan-laporan berasal
dari atasan, (e) Keseringan memahami informasi yang diberikan oleh atasan dengan
cepat, (f) Komunikasi tidak menimbulkan kesalahpahaman dan (g) adanya komunikasi
informal antara atasan dan bawahan.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
23/81
2.2 Kondisi Fisik Tempat Kerja/Lingkungan Kerja Fisik
2.2.1 Pengertian Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar tempat kerja
pegawai, dimana secara langsung dapat mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan
tugasnya (Handoko, 2002:99). Lingkungan kerja dapat juga diartikan sebagai faktor-
faktor di luar manusia baik fisik maupun nonfisik dalam suatu organisasi (Sihombing,
2004). Lingkungan kerja yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah lingkungan
kerja fisik. Lingkungan kerja fisik adalah keseluruhan atau setiap aspek dari gejala
fisik dan sosial-kultural yang mengelilingi atau mempengaruhi individu.
(Komarudin, 2002:142). Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di
sekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, suhu udara, ruang gerak, keamanan,
kebersihan, musik dan lain-lain (Nitisemito, 2002:183).
Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan lingkungan kerja fisik adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan
dalam melaksanakan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu
organisasi sangatlah penting, dalam hal ini diperlukan adanya pengaturan maupun
penataan faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam penyelenggaraan aktivitas
organisasi.
2.2.2 Faktor-faktor Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar para pekerja
yang dapat mempengaruhi dirinya didalam melaksanakan tugas-tugasnya. Faktor-
faktor lingkungan kerja fisik meliputi: (a) pewarnaan, (b) penerangan, (c) udara,
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
24/81
(d) kebisingan, (e), ruang gerak, (f) keamanan, dan (g) kebersihan. Masing-masing
faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Nitisemito, 2002:185).
a) Pewarnaan
Masalah warna dapat berpengaruh terhadap karyawan didalam melaksanakan
pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang kurang memperhatikan masalah
warna. Dengan demikian pengaturan hendaknya memberi manfaat, dalam arti
dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang
kerja hendaknya mempergunakan warna yang lembut. Warna yang baik dipakai
pada ruangan yang sempit adalah warna putih, karena dengan putih ruangan
tersebut akan nampak lebih luas, bersih yang dapat membantu pekerjaan yang
memerlukan ketelitian. Di sini bukan warna saja yang perlu diperhatikan,
karena kombinasi warna yang salah dapat menimbulkan rasa yang kurang
menyenangkan bagi orang yang memandangnya. Rasa yang tidak menyenang
kan akan menyebabkan turunnya semangat kerja karyawan, masalah warna
bukan hanya pada dinding saja, namun juga warna mesin, peralatan dan bahkan
warna seragam yang dikenakan oleh karyawan. Sistem penerangan yang
mempergunakan dinding atau sebagai pembaur sinar, kembali dapat
mempengaruhi warna yang dipergunakan dalam ruangan kerja karyawan,
sehingga dapat menimbulkan penerangan yang baik di dalam ruangan kerja
tersebut.
2) Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan yang sangat
penting dalam meningkatkan semangat karyawan sehingga mereka akan dapat
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
25/81
menunjukkan hasil kerja yang baik, yang berarti bahwa penerangan tempat
kerja yang cukup sangat membantu berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional
perusahaan. Atas dasar hal tersebut di atas maka, pemeliharaan sistem
penerangan ini sangat diperlukan di dalam suatu perusahaan, walaupun
demikian sistem penerangan ini hanya menunjang saja bukan satu-satunya
faktor yang menentukan berhasilnya proses produksi. Disamping faktor
penerangan, faktor-faktor lain juga harus diperhatikan.
3) Udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana
dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran
fisik dari karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan
menurunnya semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.
Adapun suhu udara atau temperatur ruang kerja karyawan yang didapat
dipertahankan baik pada musim panas maupun di musim dingin adalah bahwa
suhu udara harus dipertahankan di bawah 21oC untuk menekan kelembaban.
4) Kebisingan
Bunyi bising sangat diperhatikan, karena dapat membantu kesenangan kerja,
merusak pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah. Oleh
karena itu setiap perusahaan selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising
tersebut atau paling tidak menekannya untuk memperkecil suara bising
tersebut. Dengan terganggunya seseorang atau karyawan didalam melaksana
kan pekerjaan mengakibatkan pekerjaan tersebut salah sehingga jumlah dan
mutu barang yang dihasilkan menurun. Kemampuan perusahaan di dalam
menyediakan dana untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
26/81
merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan cara pengendalian suara
bising dalam suatu perusahaan. Suara bising dapat dihindari dengan suatu
tindakan seperti:
a) Mengurangi intensitas dari bunyi itu pada sumbernya dengan mengadakan
perubahan atau modifikasi mesin secara mekanis.
b) Mencegah terpencar atau meluasnya suara bising tersebut dengan
mengisolasikan atau menutup rapat-rapat suara bising tersebut.
c) Menghindari adanya alunan suara yang memantulkan dengan jalan
menyerap suara itu dengan bahan-bahan penyerap suara itu seperti rock
wallataufiber glass.
5) Ruang gerak
Dalam suatu perusahaan hendaknya karyawan yang bekerja mendapat
tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Seseorang tidak
mungkin dapat bekerja dengan tenang jika tempat yang tersedia tidak dapat
memberikan kenyamanan. Padatnya tempat sama ruang gerak yang sempit
dapat mengurangi semangat kerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya.
Dengan demikian ruang gerak di dalam melaksanakan pekerjaan perlu
diperhatikan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik, dan begitu juga
sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar akan mengakibatkan pemborosan
biaya. Oleh karena itu ruang gerak untuk tempat karyawan bekerj a seharusnya
direncanakan terlebih dahulu agar para karyawan tidak terganggu di dalam
melaksanakan pekerjaan disamping itu juga perusahaan harus dapat
menghindari dari pemborosan dan menekan pengeluaran biaya yang banyak.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
27/81
6) Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengaruh terhadap semangat dan
gairah kerja karyawan. Di sini yang dimaksud dengan keamanan yaitu
keamanan yang dapat dimasukkan ke dalam lingkungan kerja fisik. Jika di
tempat kerja tidak aman karyawan tersebut akan menjadi gelisah, tidak bisa
berkonsentrasi dengan pekerjaannya serta semangat kerja karyawan tersebut
akan mengalami penurunan.
Keamanan di sini sebenarnya lebih luas dari semua itu sehingga di sini
kontruksi gedung tempat mereka bekerja, kontruksi gedung yang sudah tua,
tanpa adanya perbaikan sewaktu-waktu gedung itu bisa roboh dan bisa
mengalami korban jiwa. Oleh karena itu sebaiknya suatu perusahaan terus
berusaha untuk menciptakan dan mempertahankan suatu keadaan dan suasana
aman tersebut dapat dirasakan oleh karyawan agar karyawan tersebut tidak
merasa terganggu dalam melaksanakan pekerjaannya. Dan pekerjaan yang
diberikan kepada karyawan merasa senang dan betah bekerja.
7) Kebersihan
Di dalam suatu perusahaan hendaknya menjaga kebersihan lingkungan,
sebab kebersihan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan jiwa seseorang.
Dapat dibayangkan bila anda bekerja pada suatu tempat yang penuh dengan
debu dan bau yang tidak sedap, apalagi pekerjaan itu memerlukan konsentrasi
yang cukup tinggi. Dengan adanya lingkungan yang bersih karyawan akan
merasa senang sehingga semangat kerja karyawan akan meningkat.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
28/81
Kebersihan lingkungan, bukan hanya berarti kebersihan di tempat mereka
bekerja, tetapi lebih luas misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak dan
dapat menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan. Bagi perusahaan
hendaknya ikut bersama-sama menjaga kebersihan karena hal itu merupakan
tanggungjawab kita bersama. Masalah kebersihan juga tergantung dari
konstruksi gedung yang sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan di dalam
menjaga kebersihan.
2.3 Produktivitas Kerja
2.3.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Untuk dapat mengukur produktivitas maka diperlukan pemahaman mengenai
produktivitas. Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang produktivitas. Simanjuntak
(2003:30) mengemukakan secara filosofis, produktivitas mengandung pandangan
hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan.
Keadaan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Pandangan hidup dan sikap yang
demikian akan mendorong menusia untuk tidak cepat merasa puas, akan tetapi terus
mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Sedangkan Sinungan
(2005:16) yang menyatakan bahwa produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap
mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik
dari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini.
Lebih lanjut menurut Sinungan (2005:23) mengatakan bahwa secara umum
produktivitas itu sendiri diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik
(barang-barang) atau jasa dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas merupakan
tingkat efesiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Produktivitas adalah
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
29/81
suatu pendekatan disipliner untuk menentukan tujuan yang efektif, pembuatan rencana,
aplikasi penggunaan cara yang produktif untuk menggunakan sumber-sumber secara
efisien. Produktivitas mengikutsertakan pendayagunaan secara terpadu sumber daya
manusia dan keterampilan, barang modal, teknologi, manajemen, informasi, energi, dan
sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan peningkatan standar hidup.
Dengan mengacu kepada apa yang dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa produktivitas itu berupa sikap mental manusia dalam pembaharuan pandangan
dengan harapan dapat memperbaiki mutu kehidupan yang lebih baik di keesokan
harinya. Dapat dikatakan dengan adanya produktivitas kerja akan timbul sikap optimis
di kalangan orang-orang yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi.
2.3.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja
Setiap perubahan atau dinamika pasti ada faktor-faktor yang mempengaruhinya,
demikian juga masalah produktivitas ini. Simanjuntak (2003:33) mengemukakan bahwa
aktivitas perusahaan tidak terjadi dalam isolasi. Apa yang terjadi di dalam perusahaan
dipengaruhi oleh apa yang terjadi di luarnya, seperti sumber-sumber faktor produksi
yang akan digunakan, prospek pemasaran, perpajakan perizinan, lingkungan hidup dan
lain-lain. Sedangkan Ravianto (2003:4) menyatakan sebagai berikut:
Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang
berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya,
seperti: pendidikan, ketrampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi
dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja,
hubungan industrial Pancasila, teknologi, sarana produksi, manajemen,
kesempatan kerja, dan kesempatan berprestasi.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja
dipengaruhi oleh tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya seperti
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
30/81
pendidikan dan keterampilan, disiplin, motivasi, kesehatan, sikap dan perilaku dalam
bekerja, tingkat pengupahan, jaminan sosial dan sebagainya. Demikian juga
kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh pemerintah suatu daerah atau bangsa juga
mempengaruhi produktivitas kerja.
Sedarmayanti yang dikutip oleh Umar (2003:11), menyatakan unjuk kerja (job
performance) yang baik dapat dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi. Tanpa
kecakapan dan motivasi, maka karyawan akan menjadi kurang produktif dalam
berkarya yang mengakibatkan terjadinya kemalasan dan kebosanan dalam bekerja.
Karena itu tingkat upah akan memacu kecapakan motivasi dan kecakapan karyawan
dalam bekerja sehingga produktivitas kerjapun akan menjadi lebih baik untuk mencapai
tujuan optimal perusahaan.
Menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah, ada 6 faktor utama yang
menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu:
- Sikap kerja- Tingkat keterampilan- Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan- Manajemen produktivitas- Efisiensi tenaga kerja- Kewiraswastaan. (Umar, 2003:11).
Serdamayanti (dalam Umar, 2003:11) mengutip tentang ciri-ciri individu yang
produktif dari Erich dan Gilmore, yaitu:
- Tindakannya konstruktif- Percaya diri- Mempunyai rasa tanggung jawab- Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaannya- Mempunyai pandangan ke depan- Mampu menyelesaikan pekerjaan- Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah
- Mempunyai kontribusi terhadap lingkungan
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
31/81
- Mempunyai kekuatan untuk mewujudkan potensinya.
Sedangkan Timpe (dalam Umar, 2003:12) menyatakan ciri-ciri pegawai yang
produktif adalah:
- Cerdas dan dapat belajar dengan relatif cepat- Kompeten secara profesional- Kreatif dan inovatif- Memahami pekerjaan- Belajar dengan cerdik, menggunakan logika, efisien, tidak mudah macet
dalam pekerjaan.
- Selalu mencari perbaikan perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti
- Dianggap bernilai oleh atasan.- Memiliki catatan prestasi yang baik- Selalu meningkatkan kemampuan diri.
Berdasarkan beberapa teoriti yang dipaparkan di atas, maka akan menjadi jelas
bahwa karyawan-karyawan produktif itu akan memiliki produktifitas yang tinggi dalam
melakukan setiap pekerjaan yang dibebankan padanya. Disamping itu juga karyawan itu
juga memiliki kecerdasan dalam memahami setiap pekerjaan yang diberikan padanya
untuk seterusnya memiliki pandangan ke depan yang lebih baik sehingga mampu
menyelesaikan setiap persoalan yang muncul dalam lingkungan pekerjaannya. Selain
itu adaptasi dalam mencari perbaikan perbaikan dari setiap pekerjaan yang
dikerjakannya. Prestasi yang baik juga harus dimilikinya untuk meningkatkan
kecakapan kerja (performance). Sebagai proses lanjut prestasi yang lebih baik yang
dimilikinya itu dapat meningkatkan pendapatan perusahaan karena setiap jenis
pekerjaan yang dibebankan pimpinan dapat dikerjakan secara baik, dan hasil akhir akan
diperoleh tingkat efektifitas dan efisiensi kerja yang diharapkan perusahaan dimana
karyawan itu bekerja. Dan semua pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan itu akan
dapat dipertanggung jawabkan dihadapan pimpinan perusahaan.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
32/81
2.4 Hubungan Komunikasi dan Kondisi Fisik Tempat Kerja dengan ProduktivitasKerja Pegawai
2.4.1 Hubungan Komunikasi dengan Produktivitas Kerja Pegawai
Komunikasi yang baik di antara sesama pegawai dalam suatu instansi dapat
berdampak pada kelancaran pelaksanaan tugas pegawai instansi tersebut. Karena pada
dasarnya komunikasi menjalankan empat fungsi sebagaimana dikemukakan oleh
Robbins (2008:392) menyatakan, komunikasi menjalankan empat fungsi di dalam
kelompok atau organisasi: yaitu pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi, dan
informasi. Komunikasi berfungsi mengendalikan perilaku anggota dengan beberapa
cara. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang
harus dipatuhi oleh karyawan. Komunikasi memperkuat motivasi dengan menjelaskan
ke para karyawan apa yang harus dilakukan, seberapa baik mereka bekerja, apa yang
dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja dibawah standar. Komunikasi berhubungan
dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi
memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk pengambilan
keputusan melalui penyampaian data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan
alternatif.
Selain memiliki hubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan
keputusan, komunikasi dalam suatu organisasi dapat berpengaruh pada peningkatan
motivasi, semangat kerja dan produktivitas kerja pegawai. Sebagaimana dikemukakan
oleh Sopiah (2008:142) menyatakan, komunikasi berfungsi untuk membangkitkan
motivasi karyawan dan pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Komunikasi juga berperan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan di mana
komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
33/81
mengambil keputusan dengan penyajian data guna mengenali dan menilai berbagai
alternatif keputusan. Komunikasi yang terjalin di antara sesama pegawai dapat
mendukung kelancaran tugas yang mereka lakukan sehingga produktivitas kerja mereka
meningkat. Hal ini disebabkan komunikasi yang baik akan dapat dijadikan sarana
pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi bagi pegawai tentang pekerjaan dan
adanya informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan pekerjaan.
2.4.2 Hubungan Kondisi Fisik Tempat Kerja dengan Produktivitas KerjaPegawai
Kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik yang mendukung akan
sangat berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan dalam suatu pekerjaan yang
dilakukan, sehingga perusahaan haruslah mengusahakan agar faktor-faktor yang
termasuk lingkungan kerja fisik dapat diusahakan sedemikian rupa dan memberi
pengaruh positif. Lingkungan kerja fisik yang dipersiapkan baik akan mendukung
produktivitas kerja karyawan yang lebih baik sehingga kemampuan tenaga kerja
juga semakin baik. Kemampuan kerja yang baik akan menghasilkan keluaran
organisasi yang lebih baik. Nitisemito (2002:183) menyatakan lingkungan kerja
fisik yang baik akan memberikan kenyamanan dan membangkitkan semangat kerja
karyawan sehingga dapat mengerjakan tugas-tugas dengan baik. Pada akhirnya
lingkungan kerja fisik yang baik akan tidak hanya mampu meningkatkan semangat
kerja, akan tetapi juga berdampak positif bagi peningkatan produktivitas kerja
pegawai.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
34/81
2.5 Hasil Penelitian Sebelumnya
Mardianto (2005) dalam penelitiannya yang berjudul analisis pengaruh
komunikasi atasan bawahan dan motivasi terhadap kinerja di PT Bank Pembangunan
Daerah Jawa Tengah Cabang Surakarta, menyimpulkan terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara variabel komunikasi dan motivasi terhadap kinerja PT Bank BPD
Jateng Cabang Surakarta, baik secara individual maupun secara simultan.
Sihombing (2004) mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Keterlibatan
dalam Pengambilan Keputusan, Penilaian Pada Lingkungn Kerja, dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Kepuasan Kerja Pamong Belajar. Penelitian dilakukan pada empat
Balai Pengembangan Kegiatan Belajar yaitu BPKB Medan, BPKB Jayagiri, BPKB
Ungaran, dan BPKB Ujung Pandang dengan sasaran penelitian adalah pamong belajar
BPKB. Penelitian tersebut antara lain menyimpulkan bahwa lingkungan kerja
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja pamong belajar.
Secara bersama-sama keterlibatan pamong belajar dalam pengambilan keputusan,
lingkungan kerja, dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja pamong belajar.
2.6 Kerangka Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian yakni untuk mengetahui hubungan antara
komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja dengan produktivitas kerja pegawai dapat
dipahami bahwa produktivitas kerja sebagai dependent variable (variabel terikat), dan
disisi lain komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja sebagai independent variable
(variabel bebas). Karena itu, hubungan antara konsep atau paradigma penelitian ini
dapat digambarkan dalam gambar 1 berikut.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
35/81
Gambar 1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Independent Dependent
Variable Variable
Sumber: Didasarkan pada landasan teori dan penelitian sebelumnya, dan kemudian
dimodifikasi oleh peneliti.
2.7 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan penelitian sebelumnya yang telah
dijelaskan, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara komunikasi dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Aceh Barat.
Komunikasi
Kondisi Fisik
Tempat Kerja
Produktivitas
Pegawai
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
36/81
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat. Objek
penelitian berkaitan dengan hubungan antara komunikasi dan kondisi kerja
fisik/lingkungan kerja fisik di satu sisi dengan produktivitas kerja pegawai instansi
tersebut di sisi lain.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh pegawai yang ada dilingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat berjumlah 222 orang seperti terlihat dalam Tabel I-1
sebelumnya. Pengambilan sampel menggunakan rumus Slovin (Suliyanto, 2006:100)
sebagai berikut.
21 Ne
Nn
Keterangan:
e = Prosentase kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel.
N = Ukuran populasi
n = Ukuran sampel
Dengan menggunakan tingkat kelonggaran pengambilan sampel sebesar 10%,
maka jumlah pegawai yang menjadi sampel penelitian dapat dicari sebagai berikut:
n = 2)10,0(2221
222
n =)010,0(2221
222
26
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
37/81
n =22,21
222
n22,3
222
n = 68,94 dibulatkan menjadi 69 orang
Berdasarkan rumus Slovin seperti terlihat dalam perhitungan di atas, sampel
penelitian sebanyak 69 orang pegawai atau sebesar 31,05 persen dari jumlah
keseluruhan populasi. Pengambilan sampel dilakukan secara convinience samplingyaitu
pengambilan sampel dengan cara mengutamakan pegawai yang lebih dahulu dijumpai.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan untuk mendukung penelitian ini terdiri dari dua jenis
yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data berdasarkan jenis data
sebagai berikut.
1. Data Primer.
Data primer yang digunakan dalam penelitian berupa persepsi pegawai terhadap
masing-masing variabel yang diteliti yaitu produktivitas kerja, komunikasi, dan
kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik. Pengumpulan data tersebut
menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan/ pernyataan yang berhubungan
dengan masing - masing variabel. Pegawai diminta untuk menentukan pilihan
jawaban mereka untuk setiap item pernyataan terkait.
2. Data Sekunder
Data sekunder berasal dari laporan-laporan atau penelitian terdahulu, termasuk data
yang berhubungan dengan komposisi pegawai yang diperoleh dari Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
38/81
dokumentasi terhadap data-data pegawai seperti bidang tugas, golongan, tingkat
pendidikan dan lain sebagainya.
3.4Skala Pengukuran Data
Skala yang digunakan dalam penelitian ini skala Likert (Likerts scale).
Pemberian skala dimaksudkan untuk memberikan bobot terhadap respon yang diberikan
responden pada masing-masing pernyataan yang berkaitan dengan produktivitas kerja,
komunikasi dan kondisi kerja fisik/lingkungan kerja fisik. Skala pengukuran
berdasarkan skala Likerts seperti terlihat dalam Tabel III-1 di bawah ini.
Tabel III-1
Alternatif Pilihan Jawaban Berdasakan Skala/Bobot
Pilihan Jawaban Skala/Bobot
Tidak setuju
Kurang setuju
Ragu-raguSetuju
Sangat setuju
1
2
34
5
Sumber: Sugiyono (2008: 133).
Alternatif pilihan jawaban responden dalam bentuk tingkat kesetujuan sengaja
tidak memasukkan alternatif pilihan jawaban netral sebagaimana halnya beberapa
penelitian/skripsi terdahulu. Hal ini didasarkan pada pendapat Umar (2005:70)
menyatakan, bahwa beberapa buku teks menganjurkan agar data pada katagori netral
tidak dipakai dalam analisis selama responden tidak memberikan alasannya.
3.5Metode Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan komunikasi
dan kondisi kerja fisik/lingkungan kerja fisik dengan produktivitas kerja pegawai.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
39/81
Maka metode analisis data yang digunakan adalah peralatan statistik korelasi product
momentdiformulasikan sebagai berikut.
2222 y)(y.n)x(xn.
y.x-xy.nrxy
Dimana:
Rxy = Koefisien korelasi antara produktivitas kerja dengan komunikasi atau
kondisi kerja fisik/lingkungan kerja fisik.
x = Komunikasi atau kondisi kerja fisik/lingkungan kerja fisik.
y = Produktivitas kerjan = Jumlah responden (n = 69)
3.6Operasional Variabel
Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini terdiri dari dari
produktivitas kerja sebagai variabel terikat dengan komunikasi dan kondisi fisik tempat
kerja sebagai variabel bebas. Masing-masing variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tabel III-2
Definisi Operasional Variabel, Indikator dan Skala Pengukuran
No VariabelDefinisi
VariabelIndikator Ukuran Skala Item
Dependen variabel (Variabel Terikat)1 Produk-
tivitasKerja (Y)
Perbandingan antara hasil
yang dicapai (output)
dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan(input). Sehingga
produktivitas mengandungdua dimensi yaitu:efektivitas yang mengarahpada pencapaian untuk
kerja yang maksimal yang
berkaitan dengan kualitas,kuantitas dan waktu, danefesiensi dengan realisasi
penggunaannya ataubagaimana pekerjaan
tersebut dilaksanakan.
(Umar, 2003)
Kemampuan dalam bekerja
meningkat (Umar, 2003)
1-5 Interval A1
Waktu pelaksanaan tugas
semakin efisien. (Umar,2003)
1-5 Interval A2
Mampu mempelajari tata
cara kerja dalam waktu
cepat (Umar, 2003)1-5 Interval A3
Memiliki kompetensi diri
dalam melaksanakan tugas
(Umar, 2003)1-5 Interval A4
Memiliki keinginan untuk
menemukan jalan terbaik
dalam pelaksanaan tugas(inovatif) (Umar, 2003)
1-5 Interval A5
Memahami pekerjaan(Umar, 2003) 1-5 Interval A6
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
40/81
Selalu berusaha mencari
perbaikan dalam bekerja(Umar, 2003)
1-5 Interval A7
Independen Variabel (Variabel Bebas)1 Komuni-
kasi
(X1)
Suatu prosespenyampaian danpenerimaan berita atau
informasi dariseseorang ke orang
lain (Thoha,2005:167)
Perintah secara lisan
dan tulisan1-5 Interval B1
Keseringan menerima
perintah dari
pimpinan/atasan
langsung
1-5 Interval B2
Keseringan
pertemuan atau rapat
dan pembicaraan
tatap muka
1-5 Interval B3
Keseringan perintah,
saran, dan laporan-
laporan berasal dari
atasan1-5 Interval B4
Keseringan
memahami informasiyang diberikan oleh
atasan dengan cepat
1-5 Interval B5
Komunikasi tidak
menimbulkan
kesalahpahaman1-5 Interval
B6
Komunikasi informal
antara atasan dan
bawahan1-5 Interval B7
2 LingkunganKerja Fisik
(X2)
Lingkungan kerja fisikadalah segala sesuatu
yang ada di sekitar
para pekerja yang
dapat mempengaruhi
dirinya dalammenjalankan tugas-
tugas yang
dibebankan, misalnya
penerangan, suhu
udara, ruang gerak,
keamanan, kebersihan,musik dan lain-lain
(Nitisemito,2002:183)
Pewarnaan 1-5 Interval C1Penerangan 1-5 Interval C2
Udara 1-5 Interval C3
Kebisingan 1-5 Interval C4
Ruang gerak 1-5 Interval C5
Keamanan 1-5 Interval C6
Kebersihan 1-5 Interval C7
3.7Pengujian Hipotesis
Pada tingkat keyakinan 95 persen, pembuktian hipotesis dalam penelitian ini
dapat dijabarkan sebagai berikut:
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
41/81
Ho1: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan
produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
Ha1: Terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi dengan produktivitas
kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
Ho2: Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kerja fisik/lingkungan
kerja fisik dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten
Aceh Barat.
Ha2: Terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi kerja fisik/lingkungan kerja
fisik dengan produktivitas kerja pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh
Barat.
Untuk menerima atau pun menolak salah satu hipotesis di atas, didasarkan pada
nilai sig yang diperoleh melalui perhitungan statistik menggunakan software SPSS
dengan ketentuan sebagai berikut.
- Apabila nilai sig > 0,05, maka hipotesis (Ha) ditolak, hipotesis (Ho) diterima yang
bermakna tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel.
- Apabila nilai sig < 0,05, maka hipotesis (Ha) diterima, hipotesis (Ho) ditolak yang
bermakna terdapat hubungan yang signifikan antara variabel.
3.8Pengujian Reliabilitas dan Validitas
3.8.1 Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan
data telah menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut
dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan
pada waktu yang berbeda. Tolok ukur reliabilitas suatu kuesioner adalah nilai alfa
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
42/81
cronbach yang diperoleh melalui perhitungan statistik. Maruf, (2005:96) menyatakan
nilai alfa cronbach minimum yang dapat diterima adalah 0,70. Hal ini berarti suatu
kuesioner dinyatakan handal apabila nilai cronbach alfa yang diperoleh berada di atas
0,70.
3.8.2 Pengujian Validitas
Validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang
ingin diukur. Seperti yang dikemukakan oleh Kuncoro (2003:151) suatu skala
pengukuran disebut valid apabila ia melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan
mengukur apa yang seharusnya diukur. Bila skala pengukuran tidak valid, maka ia tidak
bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya dilakukan. Dalam
penelitian ini, penentuan validitas dapat dilakukan dengan mencari nilai korelasi skor
masing-masing item dengan skor total item untuk setiap variabel. Kemudian nilai r
hitung yang diperoleh dari korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel pada
tingkat keyakinan 95 persen, dengan ketentuan apabila nilai r hitung > r tabel item
pernyataan tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel maka
item pernyataan tersebut tidak valid (Suliyanto, 2006:149).
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
43/81
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Sesuai dengan yang direncanakan bahwa penelitian akan dilakukan terhadap 69
orang pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat yang diambil sebagai sampel
penelitian. Peneliti sengaja mengedarkan kuesioner sebanyak 75 eksamplar. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi adanya kuesioner yang hilang (tidak kembali) atau pun
rusak. Pengedaran kuesioner dilakukan dengan cara menitipkan kuesioner kepada salah
seorang pegawai instansi tersebut yang bekerja pada bagian umum. Pengedaran
kuesioner berlangsung selama 2 (dua) minggu. Artinya kuesioner dikumpulkan dua
minggu setelah penitipan kuesioner kepada pegawai bagian umum.
Pada saat pengumpulan kuesioner diketahui sebanyak 3 kuesioner dinyatakan
hilang atau tidak kembali, sehingga kuesioner yang terkumpulkan hanya 72 eksamplar.
Selanjutnya pada saat pengkodingan data diketahui 3 eksamplar tidak lengkap diisi
sehingga tidak layak diolah. Akhirnya kuesioner yang diolah dan dianalisis dalam
penelitian ini sebanyak 69 eksamplar sesuai dengan target sampel yang sudah
ditentukan yakni sebanyak 69 orang pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat.
Bagian pertama kuesioner berisi informasi tentang karakteristik pegawai.
Karakteristik yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, status
perkawinan dan tingkat pendidikan terakhir. Ditinjau dari segi jenis kelamin, sebagian
besar pegawai yang menjadi responden penelitian adalah laki-laki yaitu sebanyak 45
orang atau sebesar 65,30 persen dari jumlah keseluruhan responden. Dengan demikian
perempuan hanya 24 orang.
33
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
44/81
Responden penelitian juga memiliki tingkatan usia yang berbeda. Mereka
dengan usia dibawah 35 tahun sebanyak 33 atau sebesar 47,80 persen dari jumlah
keseluruhan responden. Sebanyak 11 orang dengan usia berkisar antara 35-40 tahun, 13
orang dengan usia berkisar antara 41-45 tahun. Selanjutnya responden dengan usia
relatif tua di atas 45 tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 17,40 persen dari jumlah
keseluruhan responden. Untuk lebih jelasnya mengenai karakteristik responden dapat
dilihat Tabel IV-1 berikut.
Tabel IV-1Karakteristik Responden
No UraianFrekuensi
(Orang)
Persentase
(%)
1 Jenis KelaminLaki-laki
Perempuan
45
24
65,20
34,80
2 Usia< 35 tahun
35-40 tahun
41-45 tahun> 45 tahun
33
11
1312
47,80
15,90
18,8017,40
3 Status PerkawinanMenikah
Belum Menikah
Janda
Duda
63
6
-
-
91,30
8,70
-
-
4 Pendidikan TerakhirSMA
Diploma
Sarjana (S1)
Pascasarjana (S2)
28
3
35
3
40,60
4,30
50,70
4,30Sumber: Data Primer (Diolah), 2012.
Sesuai dengan tingkatan usia, sebagian besar pegawai Sekretariat Daerah
Kabupaten Aceh Barat sudah berkeluarga, atau dengan status kawin yaitu sebanyak 63
orang atau sebesar 91,30 persen dari jumlah keseluruhan responden. Sisanya 6 orang
lagi dengan status belum kawin. Sebaliknya tidak satu pun diantara mereka dengan
status janda atau pun duda.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
45/81
Karakteristik responden berikutnya adalah tingkat pendidikan terakhir. Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh
Barat memiliki tingkat pendidikan yang berbeda. Tidak satu pun di antara mereka
dengan latar belakang pendidikan SMP. Pegawai dengan tingkat pendidikan terendah
SMA sebanyak 28 orang atau sebesar 40,60 persen dari jumlah keseluruhan pegawai.
Sebanyak 3 orang dengan tingkat pendidikan Diploma, dan 35 orang dengan tingkat
pendidikan Sarjana (S1). Selanjutnya pegawai dengan tingkat pendidikan tertinggi
pascasarjana (S2) sebanyak 3 orang atau sebesar 4,30 persen dari jumlah keseluruhan
pegawai. Dengan demikian dapat dipahami bahwa sebagian besar pegawai Sekretariat
Daerah Kabupaten Aceh Barat memiliki latar belakang pendidikan SMA dan Sarjana
(S1).
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil Uji Validitas
Penentuan validitas dapat dilakukan dengan mencari nilai korelasi skor masing-
masing item dengan skor total item untuk setiap variabel. Kemudian nilai r hitung yang
diperoleh dari korelasi tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat
keyakinan 95 persen. Apabila nilai r hitung > r tabel item pernyataan tersebut
dinyatakan valid. Sebaliknya apabila nilai r hitung < r tabel maka item pernyataan
tersebut tidak valid.
Hasil pengujian validitas untuk variabel produktivitas kerja pegawai yang terdiri
dari 7 (tujuh) item pernyataan dilambangkan dengan kode item A1, A2, A3 hingga A7
menunjukkan r hitung terendah untuk variabel tersebut sebesar 0,592. Angka ini lebih
besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel (n = 69) sebesar 0,235. Dengan demikian
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
46/81
dapat diartikan seluruh item pernyataan yang berhubungan dengan variabel
produktivitas kerja pegawai dinyatakan valid. Selanjutnya variabel komunikasi juga
terdiri dari 7 (tujuh) item pernyataan dengan kode item B1, B2, B3 hingga B7,
menunjukkan nilai r hitung terendah untuk variabel tersebut menunjukkan angka
sebesar 0,526. Angka ini juga lebih besar bila dibandingkan dengan nilai r tabel sebesar
0,235 (lihat lampiran 9), sehingga dapat diartikan bahwa seluruh item pernyataan yang
berhubungan dengan variabel komunikasi juga dinyatakan valid. Untuk lebih jelasnya
mengenai hasil pengujian validitas dapat dilihat Tabel IV-2 di bawah ini.
Tabel IV-2
Hasil Uji Validitas
No VariabelKode
Item
Nilai R
Hitung
Nilai R
Tabel
(n = 69)
Keterangan
1 Produktivitas Kerja A1
A2
A3
A4
A5
A6
A7
0,647
0,592
0,732
0,683
0,757
0,639
0,702
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
2 Komunikasi B1
B2
B3
B4
B5
B6B7
0,750
0,838
0,801
0,526
0,598
0,8060,752
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
0,2350,235
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
ValidValid
3 Kondisi Kerja/Lingkungan
Kerja Fisik
C1
C2
C3
C4
C5
C6
C7
0,741
0,314
0,474
0,616
0,523
0,497
0,713
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
0,235
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Sumber: Data Primer (Diolah), 2012.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
47/81
Berdasarkan Tabel IV-2 di atas dapat dilihat bahwa nilai korelasi hitung (r
hitung) untuk masing-masing item pernyataan yang terdapat dalam variabel kondisi
fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik (dengan kode C1-C7), lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai r tabel. Dengan demikian dapat diartikan bahwa seluruh item
pernyataan yang berhubungan dengan variabel kondisi fisik tempat kerja/lingkungan
kerja fisik juga dinyatakan valid.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa seluruh item pernyataan yang terdapat
pada masing-masing variabel penelitian yaitu produktivitas kerja pegawai dan dua
variabel independen terdiri dari komunikasi dan kondisi fisik tempat kerja/lingkungan
kerja fisik dinyatakan valid, yang berarti kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan
data dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Hasil Uji Reliabilitas
Hasil pengujian reliabilitas kuesioner untuk ke tiga variabel memperlihatkan
menunjukkan nilai cronbach alpha masing-masing sebesar 0,808 untuk variabel
produktivitas kerja, sebesar 0,858 untuk variabel komunikasi dan sebesar 0,682 untuk
variabel kondisi fisik tempat kerja/lingkungan kerja fisik seperti terlihat dalam Tabel
IV-3 di bawah ini.
Tabel IV-3
Hasil Uji Reliabilitas
No VariabelJumlah
Item
Nilai
Cronbach
Alpha
Keterangan
1
2
3
Produktivitas Kerja
Komunikasi
Kondisi Fisik Tempat
Kerja/Lingkungan Kerja Fisik
7
7
7
0,808
0,858
0,682
Handal
Handal
Handal
Sumber: Data Primer (Diolah), 2012.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
48/81
Berdasarkan Tabel IV-3 di atas dapat diketahui bahwa nilai cronbach alpha
masing-masing variabel penelitian lebih besar dari 0,60. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa kuesioner yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian telah
memenuhi syarat kehandalan. Dengan kata lain, kuesioner yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti dinilai
sudah menunjukkan ketepatan, keakuratan, atau konsistensi alat tersebut dalam
mengungkapkan gejala yang berhubungan dengan variabel terkait.
Deskripsi Variabel Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang
dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). Sehingga
produktivitas mengandung dua dimensi yaitu: efektivitas yang mengarah pada
pencapaian untuk kerja yang maksimal yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan
waktu, dan efesiensi dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Karena itu penilaian produktivitas kerja dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan sikap dan perilaku di tempat kerja, dengan indikatornya
meliputi kemampuan dalam bekerja meningkat, waktu pelaksanaan tugas semakin
efisien, mampu mempelajari tata cara kerja dalam waktu cepat, memiliki kompetensi
diri dalam melaksanakan tugas, memiliki keinginan untuk menemukan jalan terbaik
dalam pelaksanaan tugas, memahami pekerjaan, dan selalu berusaha mencari perbaikan
dalam bekerja. Baik buruknya produktivitas kerja seorang pegawai didasarkan pada
alternatif pilihan jawaban dalam bentuk tingkat kesetujuan yang mereka berikan pada
masing-masing pernyataan.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
49/81
Pernyataan pertama berkaitan dengan kemampuan kerja. Masing-masing
sebanyak 36 orang dan 21 orang responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa
kemampuan kerja mereka mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sebanyak 8
orang menyatakan ragu-ragu, 3 orang menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang
lagi dengan pilihan jawaban tidak setuju. Nilai rata-rata skor tingkat kesetujuan untuk
pernyataan tersebut menunjukkan angka sebesar 4,060. Angka ini lebih besar dari dan
mendekati 4,00 (skor untuk pilihan jawaban setuju) dapat diartikan secara umum
responden menyatakan setuju bahwa kemampuan kerja mereka meningkat dari waktu ke
waktu.
Pernyataan kedua berkaitan dengan efisiensi waktu dalam melaksanakan tugas.
Masing-masing sebanyak 44 orang dan 9 orang responden menyatakan setuju dan
sangat setuju bahwa waktu yang mereka gunakan dalam melaksanakan tugas tertentu
semakin efisien. Sebanyak 8 orang menyatakan ragu-ragu, 7 orang menyatakan kurang
setuju dan sisanya 1 orang lagi dengan pilihan jawaban tidak setuju. Nilai rata-rata skor
tingkat kesetujuan untuk pernyataan tersebut menunjukkan angka sebesar 3,770. Angka
ini mendekati 4,00 (skor untuk pilihan jawaban setuju) dapat diartikan secara umum
pegawai Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat yang menjadi responden penelitian
cenderung setuju bahwa waktu yang mereka gunakan dalam melaksanakan tugas
tertentu semakin efisien. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi pegawai
berdasarkan tingkat kesetujuan terhadap pernyataan yang berhubungan dengan
produktivitas kerja dapat dilihat Tabel IV-5 di bawah ini.
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
50/81
Tabel IV-5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kesetujuan Terhadap
Pernyataan yang Berhubungan dengan Produktivitas Kerja
Pernyataan yang Berhubungan denganProduktivitas Kerja
Frekuensi Responden
Berdasarkan Pilihan Jawaban RatarataTidak
Setuju
Kurang
Setuju
Ragu
RaguSetuju
Sangat
Setuju
1. Kemampuan kerja Anda mengalamipeningkatan dari waktu ke waktu.
2. Waktu yang Anda gunakan dalammelaksanakan tugas tertentu semakinefisien.
3. Anda mampu mempelajari tata cara kerja
dalam waktu cepat4. Anda merasa memiliki kompetensi diridalam melaksanakan tugas yangdibebankan.
5. Anda memiliki keinginan untukmenemukan jalan terbaik dalampelaksanaan tugas sehingga tidak terfokus
pada metode-metode tertentu.6. Anda sangat memahami segala seuatu
yang berhubungan dengan pekerjaan yangdibebankan.
7. Anda selalu berusaha mencari perbaikan
dalam bekerja, sehingga kualitas hasilkerja Anda semakin meningkat dari waktuke waktu.
1
1
1
5
-
-
-
3
7
3
15
11
12
8
8
8
11
14
7
21
17
36
44
36
28
33
30
33
21
9
18
7
18
6
11
4,060
3,770
3,970
3,250
3,840
3,430
3,680
Rerata 3,714
Sumber: Data Primer (Diolah), 2012.
Tabel IV-5 di atas memperlihatkan nilai rerata skor tingkat kesetujuan sebesar
3,714. Angka ini berada pada interval 3,00-4,00 (skor untuk pilihan jawaban ragu-ragu
dan setuju) dapat diartikan secara umum responden menyatakan ragu-ragu dan setuju
terhadap seluruh pernyataan yang berkaitan dengan produktivitas kerja.
Deskripsi Variabel Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses proses penyampaian dan penerimaan berita atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Sesuai dengan kuesioner yang digunakan dalam
pengolahan data, variabel komunikasi dijabarkan dalam 7 (tujuh) item pernyataan
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
51/81
positif. Indikator yang digunakan meliputi adanya perintah secara lisan dan tulisan,
keseringan menerima perintah dari pimpinan/atasan langsung, keseringan pertemuan
atau rapat dan pembicaraan tatap muka, keseringan perintah, saran, dan laporan-laporan
berasal dari atasan, keseringan memahami informasi yang diberikan oleh atasan dengan
cepat, komunikasi tidak menimbulkan kesalahpahaman dan adanya komunikasi
informal antara atasan dan bawahan.
Pernyataan pertama berkaitan dengan adanya perintah lisan dan tulisan. Masing-
masing sebanyak 31 orang dan 6 orang responden menyatakan setuju dan sangat setuju
bahwa pada instansi tempat mereka bekerja terdapat perintah lisan dan tulisan terutama
berkaitan dengan pelaksanaan tugas. Sebanyak 11 orang menyatakan ragu-ragu dan
sisanya masing-masing sebanyak 17 orang dan 4 orang lagi dengan pilihan jawaban
kurang setuju dan tidak setuju. Nilai rata-rata skor tingkat kesetujuan untuk pernyataan
tersebut menunjukkan angka sebesar 3,260. Angka ini berada pada interval 3,00-4,00
(skor untuk pilihan jawaban setuju dan sangat setuju) dapat diartikan secara umum
responden menyatakan ragu-ragu dan setuju bahwa pada instansi tempat mereka bekerja
terdapat perintah secara lisan dan tulisan terutama berkaitan dengan pelaksanaan tugas/
pekerjaan.
Pernyataan kedua berkaitan dengan keseringan menerima perintah/pengarahan
dari pimpinan/atasan langsung. Masing-masing sebanyak 33 orang dan 3 orang
responden menyatakan setuju dan sangat setuju bahwa mereka sering menerima
perintah/pengarahan dari pimpinan/atasan langsung berkaitan dengan tugas yang
dibebankan kepada mereka. Sebanyak 14 orang menyatakan ragu-ragu, 18 orang
menyatakan kurang setuju dan sisanya 1 orang lagi dengan pilihan jawaban tidak setuju.
Nilai rata-rata skor tingkat kesetujuan untuk pernyataan tersebut menunjukkan angka
sebesar 3,280. Angka ini berada pada interval 3,00-4,00 (skor untuk pilihan jawaban
-
7/22/2019 Hubungan Antara Komunikasi Dan Kondisi Fisik Tempat Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pegawai Sekretariat Dae
52/81
ragu-ragu dan setuju) dapat diartikan secara umum responden menyatakan ragu-ragu
dan setuju b