referensi naskah publikasi

26
7/23/2019 referensi naskah publikasi http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 1/26  1 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA Oleh : YULIA RAHMAWATI 02 320 098 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2007

Upload: sergeant-keroro

Post on 17-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 1/26

  1

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK

TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA

MAHASISWA

Oleh :

YULIA RAHMAWATI

02 320 098

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 2/26

  2

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing

(Hj. Ratna Syifa’a R., S.Psi.,M.Si.,Psi)

Page 3: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 3/26

  3

PENGARUH PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA MAHASISWA

Yulia Rahmawati

Ratna Syifa’a R.

INTISARI

 Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada pengaruh pelatihan

manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan pada mahasiswa. Hipotesis awal yangdiajukan dalam penelitian ini adalah ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan (aspek 1 sampai dengan 7) pada mahasiswa, dan ada perbedaan skor posttest pengambilan keputusan (aspek 1 sampai dengan 7) pada kelompok kontrol dan kelompokeksperimen.

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia, berusia 17-24 tahun, dan menempuh pendidikan jenjang Strata 1 (S1). Subjek penelitian ini berjumlah 36orang yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skala

 pengambilan keputusan yang digunakan adalah modifikasi skala pengambilan keputusan dari Mansyur (2004) sesuai dengan aspek-aspek yang diajukan oleh Gitosudarmo dan Sudita (2000).

 Metode analisis data dilakukan dengan SPSS versi 12 for windows. Analisis data

dilakukan dengan menggunakan t-test gain score dan independent sample test. Hasil analisismenunjukkan adanya perbedaan mean gain score kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

 Mean gain score aspek 1 kelompok kontrol sebesar 0.27 dan kelompok eksperimen 0.50. Mean gain score aspek 2 kelompok kontrol sebesar 0.94 dan kelompok eksperimen 0.00. Mean gain score aspek 3 kelompok kontrol sebesar 0.16 dan kelompok eksperimen 0.55. Mean gain scoreaspek 4 kelompok kontrol sebesar 0.72 dan kelompok eksperimen –0.11. Mean gain score aspek 5

kelompok kontrol sebesar 0.50 dan kelompok eksperimen 0.77. Mean gain score aspek 6 kelompokkontrol sebesar 0.38 dan kelompok eksperimen –0.05. Mean gain score aspek 7 kelompok kontrol sebesar –0.33 dan kelompok eksperimen 0.38. Secara statistik tidak ada perbedaan yang

 signifikan antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (skor p > 0.05), sehingga hipotesis 1dan 2 ditolak (tidak diterima). Beberapa hal yang mempengaruhi hasil penelitian ini secarateotirik adalah adanya pengaruh faktor individu seperti emosional vs objektivitas, kecenderungan

terhadap pengambilan resiko, sikap dan keyakinan terhadap konflik, dan kematangan judgement.Secara teknis, terdapat beberapa kendala seperti mundurnya waktu pelaksanaan pelatihan,matinya lampu LCD, alokasi waktu pemberian materi yang padat, faktor pengganggu validitasinternal seperti maturasi (kelelahan) dan bias dalam seleksi, serta faktor pengganggu validitaseksternal berupa interaksi subjek dan perlakuan yang terjadi karena faktor ketidaktepatan dalam seleksi

Kata Kunci: Pelatihan Manajemen Konflik, Pengambilan Keputusan Pada Mahasiswa

Page 4: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 4/26

  4

Pengantar

Setiap individu yang hidup, baik muda maupun tua sangat sering

menghadapi perubahan-perubahan, pergeseran-pergeseran, adanya pertentangan-

 pertentangan, terjadinya kesalahan-kesalahan yang perlu dibetulkan, dan

munculnya hal-hal yang tidak terduga sama sekali sebelumnya yang tentu saja

 berpotensi besar menimbulkan masalah atau konflik jika tidak dapat dikelola

dengan baik. Menghadapi perkembangan atau masalah semacam itu memerlukan

 pengambilan keputusan yang cepat dan tepat (Syamsi, 2000). Dalam hal ini,

mahasiswa sebagai suatu komunitas yang dianggap tinggi dalam masyarakat yang

diharapkan dapat menjadi sumber daya manusia yang intelektual dan kompetitif

serta sebagai motor penggerak dalam segala lini kehidupan (Juriana, 2000),

diharapkan dapat memutuskan segala sesuatunya dengan mempertimbangkan

segala aspek yang ada.

 Robbins  (Syafaruddin dan Anzizhan, 2004) berpendapat bahwa pada

hakikatnya pengambilan keputusan ialah memilih dua alternatif atau lebih untuk

melakukan suatu tindakan tertentu baik secara pribadi maupun kelompok.

Sedangkan menurut Terry  adalah pemlihan alternatif perilaku dari dua alternatif

atau lebih (Syamsi, 2000).

Seorang mahasiswa, ditinjau dari segi fisik telah mencapai kedewasaan

dan dari segi pikiran pun sudah mencapai taraf kematangan. Idealnya, dengan

atribut yang telah dimiliknya, mahasiswa telah memiliki kesadaran dalam

menentukan sikap diri, serta mampu bertanggung jawab terhadap segala akibat

Page 5: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 5/26

  5

 pemilihan sikap dan tingkah lakunya (Teguh, dkk, 2001), dan idealnya pula dapat

mengambil keputusan yang tepat dengan keadaan diri dan lingkungannya. Tapi

 pada kenyataanya, justru banyak mahasiswa yang tidak dapat mengambil

keputusan yang menyangkut diri dan lingkungannya baik atas pilihan yang

sederhana maupun pilihan yang sulit.

Ketidakmampuan mahasiswa dalam mengambil keputusan dapat diketahui

dari hasil observasi dan wawancara peneliti misalnya susahnya bagi mahasiswa

menentukan mata kuliah mana yang harus di ambil dan mana yang tidak.

Kebingungan dalam mempertimbangkan mana yang yang terbaik bagi dirinya

menjadi kesulitan tersendiri dalam pengambilan keputusan bagi mahasiswa.

Contoh lain yang dapat ditemukan salah satunya kesulitan mahasiswa dalam

 pengambilan keputusan yang berada pada situasi konflik, baik itu dengan teman

sebaya, pribadi, maupun kelompoknya. Ada kecenderungan mengambil keputusan

yang kurang tepat karena banyaknya hal yang dipermasalahkan dan menuntut

 pengambilan keputusan yang tepat bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik.

Dengan adanya masalah, secara tidak langsung mahasiswa belajar untuk

menghadapi dan menyelesaikannya sehingga dapat meningkatkan kemampuan

diri. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas, membuktikan bahwa rendahnya

 pengambilan keputusan di kalangan mahasiswa mungkin disebabkan oleh

rendahnya kemampuan manajemen konflik terhadap masalah-masalah yang ada.

Menurut Dwijanti (2000) manajemen konflik adalah suatu cara atau

 pendekatan atau metode yang digunakan seseorang untuk mengatasi atau

menghadapi suatu konflik tertentu. Menurut  Robbins  (2003) yang dimaksud

Page 6: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 6/26

  6

dengan manajemen konflik adalah penggunaan teknik pemecahan dan

 perangsangan untuk mencapai tingkat konflik yang diinginkan. Konflik sewaktu-

waktu dapat meningkat atau menurun sehingga diperlukan kemampuan seseorang

untuk memahami dinamika konflik dan mengetahui bagaimana cara menangani

konflik dengan efektif ( Kinicki and Kreitner, 2003).

Pengambilan keputusan sangatlah penting bagi mahasiswa karena mereka

tidak terlepas dari persoalan masa depan yang penuh dengan peristiwa-peristiwa

yang tidak pasti yang menuntut mereka me-manage  segala sesuatu agar berjalan

dengan baik dan mampu menetapkan apa yang terbaik untuk menunjang

 perkuliahan, sehingga mereka berani dan siap untuk terjun kemasyarakat

(www.penulislepas.com, 12 Maret 2006).

Oleh karena itu, peneliti memandang perlunya suatu pelatihan yang

dirancang untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan mahasiswa

yaitu pelatihan manajemen konflik.

Metode Penelitian

Subjek Penelitian

Karakteristik subjek penelitian yang dipakai pada penelitian ini antara lain:

1. Mahasiswa Universitas Islam Idonesia laki-laki dan perempuan

2. Mengikuti jenjang pendidikan Strata 1 (S1)

3.  Usia 17-24 tahun

4.  Bersedia mengikuti pelatihan dan menjadi subjek penelitian tanpa ada

 paksaan.

Page 7: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 7/26

  7

 Metode Pengumpulan Data

a. Skala Pengambilan Keputusan

Skala yang digunakan merupakan modifikasi dari skala Mansyur (2004)

mengacu pada tujuh aspek Gitosudarmo dan Sudita (2000), yaitu: menentukan

tujuan, mengidentifikasi persoalan, mengembangkan alternatif-alternatif,

mengevalusi alternatif, memilih alternatif, pelaksanaan keputusan, dan

mengevaluasi keputusan. Modifikasi skala menghasilkan 60 aitem yang terbagi

menjadi dua yaitu  favourable dan unfavourable. Skala tersebut harus direspon

dengan empat alternatif jawaban, yaitu: sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai

(TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

 b. Modul Pelatihan Manajemen Konflik

Meliputi: materi pengenalan konflik, menangani konflik secara

konstruktif, mendengar aktif, komunikasi asertif, dan memupuk sikap juara.

c. Surat Pernyataan Subjek

Surat pernyataan diberikan sebagai bukti bahwa subjek telah bersedia

mengikuti pelatihan dari awal sampai akhir.

d. Lembar Observasi dan Kuesioner Penelitian

Metode Observasi yang digunakan adalah covert, non partisipan, dan

contrieved   (terkontrol). Bentuk observasi yang digunakan adalah cheklist .

Questionnaire  (angket) yang digunakan ini menggunakan format isian yang

digunakan untuk mengetahui komentar subjek terhadap sesuatu (Azwar, 2001).

e. Dokumentasi

Dokumentasi pelatihan berisi beberapa foto jalannya pelatihan.

Page 8: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 8/26

  8

Rancangan Eksperimen

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan teknik

random sampling  dimana setiap individu yang memenuhi kriteria dianggap sama

(homogen) dan mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi subjek

 penelitian (Azwar, 2001). Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pretest-posttest control group design. (Latipun,2004).

Tabel 1

 Rancangan eksperimenEksperimen (R) Y1 X Y2

Kontrol (R) Y1 X- Y2

Keterangan:R : random 

Y1 : pre test

Y2 : post test

X : perlakuan (pelatihan)

X- : tidak ada perlakuan (pelatihan)

Tabel 2

 Rancangan pemberian materi pada kelompok eksperimen

Hari Perlakuan

1  Pretest , perkenalan, orientasi. 

Materi pengenalan konflik, materi menangani konflik

secara konstruktif, materi mendengar aktif, komunikasi

asertif, dan materi memupuk sikap juara.

2 Masa Inkubasi (pemberian tugas)

3 Analisi tugas (masa inkubasi), penegasan, penutup

( posttest )

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan yaitu: t-test gain score dan  independent sample

test . Analisis dilakukan dengan komputer program SPSS for window versi 12.

Page 9: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 9/26

  9

Hasil Penelitian

Setelah uji coba maka dihasilkan 39 aitem sahih dengan batas krisis 0,3.

Aitem yang favourable berjumlah 15 aitem, yaitu 1, 2, 10, 11, 17, 18, 19, 20, 27,

28, 29, 30, 31, 32 dan aitem 38. Sedangkan aitem yang unfavourable  berjumlah

24 aitem, yaitu 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 33, 34,

35, 36, 37, dan aitem 39. Koefisien validitas bergerak dari 0,309 sampai dengan

0,594 dengan nilai reliabilitas 0,910.

Uji Asumsi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan Non Parametric, 1 Sample Kolmogorov –

Smirnov Test , dengan SPSS 12 for windows.

a. Variabel pengambilan keputusan gain score kelompok eksperimen-kontrol

1). Gain score aspek 1 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 1 kelompok eksperimen-kontrol normal.

2). Gain score aspek 2 memperoleh K-S-Z sebesar 0.500, p sebesar 0.964

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 2 kelompok eksperimen-kontrol normal.

3). Gain score aspek 3 memperoleh K-S-Z sebesar 0.333, p sebesar 1.000

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 3 kelompok eksperimen-kontrol normal.

Page 10: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 10/26

  10

4). Gain score aspek 4 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 4 kelompok eksperimen-kontrol normal.

5). Gain score aspek 5 memperoleh K-S-Z sebesar 0.833, p sebesar 0.491

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 5 kelompok eksperimen-kontrol normal.

6). Gain score aspek 6 memperoleh K-S-Z sebesar 0.333, p sebesar 1.000

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 6 kelompok eksperimen-kontrol normal.

7). Gain score aspek 7 memperoleh K-S-Z sebesar 0.500, p sebesar 0.964

(2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  gain score

aspek 7 kelompok eksperimen-kontrol normal.

 b. Variabel pengambilan keputusan pre test kelompok eksperimen-kontrol

1).  Pre test   aspek 1 kontrol memperoleh K-S-Z sebesar 0.333, p sebesar

1.000 (2-tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  pre

test aspek 1 kelompok eksperimen-kontrol normal.

2) Pre test  aspek 2 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 2

kelompok eksperimen-kontrol normal.

3). Pre test  aspek 3 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 3

kelompok eksperimen-kontrol normal.

Page 11: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 11/26

  11

4). Pre test  aspek 4 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 4

kelompok eksperimen-kontrol normal.

5). Pre test  aspek 5 memperoleh K-S-Z sebesar 0.500, p sebesar 0.964 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 5

kelompok eksperimen-kontrol normal.

6). Pre test  aspek 6 memperoleh K-S-Z sebesar 0.833, p sebesar 0.491 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 6

kelompok eksperimen-kontrol normal.

7). Pre test  aspek 7 memperoleh K-S-Z sebesar 0.500, p sebesar 0.964 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan pre test aspek 7

kelompok eksperimen-kontrol normal.

c. Variabel pengambilan keputusan post test kelompok eksperimen-kontrol

1). Post test aspek 1 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

1 kelompok eksperimen-kontrol normal.

2). Post test aspek 2 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

2 kelompok eksperimen-kontrol normal.

3). Post test aspek 3 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

3 kelompok eksperimen-kontrol normal.

Page 12: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 12/26

  12

4). Post test aspek 4 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

4 kelompok eksperimen-kontrol normal.

5). Post test aspek 5 memperoleh K-S-Z sebesar 0.833, p sebesar 0.491 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga dapat dikatakan keputusan  post test aspek 5

kelompok eksperimen-kontrol normal.

6). Post test aspek 6 memperoleh K-S-Z sebesar 0.667, p sebesar 0.766 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

6 kelompok eksperimen-kontrol normal.

7). Post test aspek 7 memperoleh K-S-Z sebesar 0.833, p sebesar 0.491 (2-

tailed ), p>0.05, sehingga skala pengambilan keputusan  post test aspek

7 kelompok eksperimen-kontrol normal.

2. 

Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogen atau tidaknya

varian dengan menggunakan SPSS 12 for windows. 

a. Variabel pengambilan keputusan gain score 

1). Gain score aspek 1 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 4.141 dan

 p sebesar 0.50 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 1 homogen.

2). Gain score aspek 2 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 1.530 dan

 p sebesar 0.225 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 2 homogen.

Page 13: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 13/26

  13

3). Gain score aspek 3 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 0.347 dan

 p sebesar 0.560 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 3 homogen.

4). Gain score aspek 4 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 3.489 dan

 p sebesar 0.070 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 4 homogen.

5). Gain score aspek 5 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 4.487 dan

 p sebesar 0.042 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 5 tidak homogen.

6). Gain score aspek 6 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 0.615 dan

 p sebesar 0.438 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 6 homogen.

7). Gain score aspek 7 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 0.781 dan

 p sebesar 0.383 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  gain

 score aspek 7 homogen.

 b. Variabel pengambilan keputusan pre test  

1). Pre test aspek 1 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.213 dan p

sebesar 0.647 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 1 homogen.

2). Pre test aspek 2 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.107 dan p

sebesar 0.745 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 2 homogen.

Page 14: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 14/26

  14

3). Pre test aspek 3 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.001 dan p

sebesar 0.973 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 3 homogen.

4). Pre test aspek 4 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.162 dan p

sebesar 0.690 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 4 homogen.

5). Pre test aspek 5 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.443 dan p

sebesar 0.510 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 5 homogen.

6). Pre test aspek 6 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.121 dan p

sebesar 0.730 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 6 homogen.

7). Pre test aspek 7 mempunyai nilai  Levene Statistic sebesar 0.472 dan p

sebesar 0.497 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan pre test

aspek 7 homogen.

c. Variabel pengambilan keputusan post test  

1). Post test aspek 1 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 1.440 dan p

sebesar 0.238 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 1 homogen.

2). Post test aspek 2 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 3.454 dan p

sebesar 0.072 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 2 homogen.

Page 15: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 15/26

  15

3). Post test aspek 3 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 1.914 dan p

sebesar 0.176 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 3 homogen.

4). Post test aspek 4 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 3.086 dan p

sebesar 0.088 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 4 homogen.

5). Post test aspek 5 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 7.193 dan p

sebesar 0.011 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 5 tidak  homogen.

6). Post test aspek 6 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 0.839 dan p

sebesar 0.366 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 6 homogen.

7). Post test aspek 7 mempunyai nilai Levene Statistic sebesar 2.040 dan p

sebesar 0.162 (p>0.05), sehingga skala pengambilan keputusan  post

test  aspek 7 homogen.

Uji Hipotesis

1. 

Hipotesis 1: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan

keputusan pada mahasiswa ditolak (tidak diterima). Hal ini dibuktikan oleh

hasil analisis t-test gain score setiap aspek pengambilan keputusan, yaitu:

a. 

Dari hasil analisis hipotesis 1a diperoleh skor t sebesar -0.286 dan skor p

sebesar 0.776 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

Page 16: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 16/26

  16

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 1

 pada mahasiswa.

 b.  Dari hasil analisis hipotesis 1b diperoleh skor t sebesar 1.515 dan skor p

sebesar 0.869 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 2

 pada mahasiswa.

c.  Dari hasil analisis hipotesis 1c diperoleh skor t sebesar 0.166 dan skor p

sebesar 0.869 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 3

 pada mahasiswa.

d. 

Dari hasil analisis hipotesis 1d diperoleh skor t sebesar 0.806 dan skor p

sebesar 0.426 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 4

 pada mahasiswa.

e. 

Dari hasil analisis hipotesis 1e diperoleh skor t sebesar -0.367 dan skor p

sebesar 0.716 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 5

 pada mahasiswa.

f.  Dari hasil analisis hipotesis 1f diperoleh skor t sebesar 0.465 dan skor p

sebesar 0.654 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 6

 pada mahasiswa.

Page 17: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 17/26

  17

g. 

Dari hasil analisis hipotesis 1g diperoleh skor t sebesar –1.315 dan skor p

sebesar 0.197 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada pengaruh

 pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan aspek 7

 pada mahasiswa.

2.  Hipotesis 2 berbunyi ada perbedaaan skor  post test   pengambilan keputusan

mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak (tidak diterima).

Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis t-test independent sample  setiap aspek

 pengambilan keputusan, yaitu:

a.  Dari hasil analisis hipotesis 2a diperoleh skor t sebesar –0.173 dan skor p

sebesar 0.864 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 1 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

 b. 

Dari hasil analisis hipotesis 2b diperoleh skor t sebesar 0.365 dan skor p

sebesar 0.717 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 2 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

c.  Dari hasil analisis hipotesis 2c diperoleh skor t sebesar –1.042 dan skor p

sebesar 0.305 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 3 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

d. 

Dari hasil analisis hipotesis 2d diperoleh skor t sebesar 0.214 dan skor p

sebesar 0.832 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

Page 18: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 18/26

  18

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 4 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

e.  Dari hasil analisis hipotesis 2e diperoleh skor t sebesar –0.704 dan skor p

sebesar 0.486 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 5 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

f.  Dari hasil analisis hipotesis 2f diperoleh skor t sebesar –1.093 dan skor p

sebesar 0.282 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 6 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

g. 

Dari hasil analisis hipotesis 2g diperoleh skor t sebesar –1.541 dan skor p

sebesar 0.133 (2-tailed ), p>0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan

skor  post test  pengambilan keputusan aspek 7 mahasiswa pada kelompok

eksperimen dan kontrol.

Pembahasan

Pelatihan manajemen konflik sebagaimana uraian hasil di atas tidak

memberikan hasil yang signifikan terhadap peningkatan pengambilan keputusan

 pada mahasiwa kelompok eksperimen. Hal ini dapat diketahui dari hasil uji

hipotesis 1a sampai dengan 1g dan hipotesis 2a sampai dengan 2g. Meskipun

demikian, dilihat dari skor mean post test terdapat perbedaan antara kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil wawancara tertulis subjek pelatihan

menyebutkan bahwa tidak ada subjek yang merasakan peningkatan langsung

Page 19: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 19/26

  19

dalam hal pengambilan keputusan. Dari grafik individu terjadi peningkatan pada 8

orang subjek kelompok eksperimen yaitu pada subjek1, 2, 3, 4, 7, 9, 11, 13, dan

subjek 18. Sehingga diperkirakan faktor individu mempunyai pengaruh dalam

 berhasil tidaknya pelatihan manajemen konflik. Hal ini di kemukakan oleh

Kartono (1986) yang menyebutkan bahwa pengambilan keputusan diperlukan

untuk menyelesaikan suatu masalah. Seiring berjalannya waktu, banyak

 perubahan terjadi, dan individu dituntut untuk dapat beradaptasi terhadap

 perubahan-perubahan yang terjadi. Adaptasi tersebut memungkinkan timbulnya

gesekan-gesekan antar nilai baik secara internal maupun eksternal individu. Maka

mengelola konflik merupakan hal yang penting dalam pengambilan keputusan.

Faktor lain yang diduga ikut berpengaruh adalah emosional vs objektivitas

dan kecenderungan terhadap pengambilan resiko. Emosional dapat mempengaruhi

cara permasalahan dianalisis, jenis informasi dan alternatif yang dipertimbangkan

dalam proses pengambilan keputusan. Informasi yang objektif cenderung

diabaikan, dan keputusan diambil berdasarkan perasaan saja. Sementara itu,

 pengambil keputusan yang objektif akan menghindari adanya kekeliruan persepsi

tentang permasalahan maupun informasi yang berkaitan dengannya. Dalam

mengambil suatu keputusan orang yang senang dengan risiko akan berbeda dalam

mengevaluasi serangkaian alternatif maupun memilih suatu alternatif dengan

mereka yang tidak senang dengan risiko. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

Gitosudarmo dan Sudita (2000) dan Gibson, et al  (1997).

Faktor internal lain yang diduga berpengaruh adalah sikap dan keyakinan

individu terhadap suatu konflik. Seperti pendapat  Lazarus (Mardianto, 1999)

Page 20: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 20/26

  20

 bahwa konflik yang sama dapat mengakibatkan reaksi yang sama atau berbeda,

tergantung dari penilaian dan sikap individu terhadap konflik. Selain itu, dari segi

 pengambilan keputusan itu sendiri, Caufman (Maria, 2004) mengungkapkan

 bahwa tingkat kematangan  judgement seseorang juga dapat mempengaruhi

kemampuannya dalam proses pengambilan keputusan.

Dari segi pelatihan, terdapat beberapa kendala teknis yang diduga turut

 berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kendala teknis tersebut adalah mundurnya

waktu pelatihan dari jadwal yang ditentukan, terjadinya gangguan teknis berupa

matinya lampu  LCD selama kurang lebih 20 menit  secara tiba-tiba, sehingga

 pemberian materi kurang efektif. Kendala-kendala tersebut menyebabkan alokasi

waktu setiap sesi pelatihan berkurang sehingga tidak semua subjek pelatihan

mendapat experiental learning . Hambatan ketiga adalah kesulitan dalam

mendapatkan subjek yang bersedia mengikuti pelatihan sehingga mengganggu

validitas eksternal eksperimen, dalam hal ini interaksi seleksi dan perlakuan.

Terjadinya faktor pengganggu validitas eksternal tersebut mengakibatkan jumlah

awal subjek setiap kelompok tidak seimbang sehingga tidak dimungkinkan

 penggunaan metode  subject matching design. Kendala teknis lain adalah terdapat

kekeliruan dalam pemilihan subjek pelatihan (bias dalam seleksi subjek).

Sebagian besar subjek pelatihan mempunyai kategorisasi skor pre test  tinggi yang

 berarti subjek pelatihan tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan.

Pelatihan ini akan lebih tepat jika diberikan pada subjek yang mempunyai

kategorisasi pengambilan keputusan yang rendah. Validitas internal seperti

kelelahan pada subjek (maturasi) juga berpengaruh dalam penelitian ini. Alokasi

Page 21: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 21/26

  21

waktu pelatihan yang padat mengakibatkan kelelahan pada subjek pelatihan

sehingga hasil yang diharapkan dalam penelitian tidak tercapai. Kendala-kendala

teknis tersebut menjadi salah satu penyebab tidak adanya pengaruh pelatihan

manajemen konflik terhadap pengambilan keputusan pada mahasiswa. Kelemahan

dari segi pemateri (trainer ) adalah terlalu cepat dalam menyampaikan materi

sehingga subjek merasa kurang nyaman, dan terkadang kesulitan dalam

memahami materi yang disampaikan. Bagaimanapun, secara keseluruhan

 pelatihan ini telah berjalan dengan lancar. Alhamdulillah, beberapa kekhawatiran

seperti berkurangnya subjek pada pertemuan kedua, enggan aktif dan keluar

masuk ruangan tidak terjadi selama proses pelatihan.

Kesimpulan

1. 

Hipotesis 1: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap pengambilan

keputusan pada mahasiswa  ditolak. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisis

setiap aspek pengambilan keputusan, yaitu:

a. 

Hipotesis 1a: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 1 pada mahasiswa ditolak.

 b. 

Hipotesis 1b: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 2 pada mahasiswa ditolak.

c. 

Hipotesis 1c: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 2 pada mahasiswa ditolak. 

d.  Hipotesis 1d: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 4 pada mahasiswa ditolak. 

Page 22: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 22/26

  22

e. 

Hipotesis 1e: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 5 pada mahasiswa ditolak. 

f.  Hipotesis 1f: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 6 pada mahasiswa ditolak. 

g.  Hipotesis 1g: ada pengaruh pelatihan manajemen konflik terhadap

 pengambilan keputusan aspek 7 pada mahasiswa ditolak. 

2.  Hipotesis 2: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan mahasiswa

 pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. Hal ini dibuktikan oleh hasil

analisis setiap aspek pengambilan keputusan, yaitu:

a.  Hipotesis 2a: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

1 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

 b.  Hipotesis 2b: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

2 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

c.  Hipotesis 2c: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

3 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

d. 

Hipotesis 2d: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

4 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

e. 

Hipotesis 2e: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

5 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

f. 

Hipotesis 2f: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

6 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak. 

g.  Hipotesis 2g: ada perbedaaan skor  post test  pengambilan keputusan aspek

7 mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kontrol ditolak.

Page 23: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 23/26

  23

Saran

1. 

Bagi subjek penelitian

Mahasiswa yang sudah menjadi subjek penelitian diharapkan dapat terus

menerapkan hal-hal yang telah dipelajari dalam menyelesaikan berbagai

 persoalan yang dihadapi sehari-hari sehingga dapat mencapai keputusan yang

ideal bagi mahasiswa yang bersangkutan.

2.  Bagi peneliti selanjutnya

a.  Alokasi waktu pelatihan hendaknya tidak membuat lelah bagi subjek,

sehingga faktor pengganggu validitas internal berupa maturasi dapat

diminimalkan.

 b. 

Pelatihan sebaiknya diberikan pada subjek yang tepat yaitu subjek dengan

kategorisasi pengambilan keputusan rendah. Jadi, faktor pengganggu

validitas internal berupa bias dalam seleksi dapat diminimalkan.

c.  Pembagian subjek sebaiknya dilakukan secara merata sehingga dapat

meminimalkan gangguan pada validitas eksternal seperti interaksi subjek

dan perlakuan. 

d.  Waktu pelaksanaan hendaknya dimulai sesuai dengan jadwal

e. 

Dalam pembuatan modul dengan subjek mahasiswa, hendaknya

disediakan lebih banyak contoh-contoh kasus praktis sehingga materi

dapat dipahami secara mendalam.

Page 24: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 24/26

  24

Daftar Pustaka

Azwar, S. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

De Janasz, S.C., Dowd K.O., & Schneider: 2002.  Interpersonal Skills  in

Organization. McGraw-Hill International Edition.

Dwijanti, D.E. 2000. Perbedaan Penggunaan Metode Resolusi Konflik Pemutusan

 Hubungan Kerja (PHK) Antara Manajemen dan Karyawan. Surabaya:Anima vol.13, no.2, 131-148.

Gibson, et al. 1997.  Reading in Organization: Behavior, Stucture dan Process.

Texas: Business Publicaton, Inc. Dallas.

Gitosudarmo, I & Sudita, I.N. 2000.  Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta:

BPFE-Yogyakarta.

Hadi, S. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: ANDI.

Juriana. 2000.  Kesesuaian Antara Konsep Diri Nyata dan Ideal dengan

 Kemampuan Manajemen Diri pada Mahasiswa Pelaku Organisasi.

 Psikologika, 9, 65 – 76.

Kartini, K. 1986.  Pemimpin dan Kepemimpinan: Apakah Peimpin Abnormal itu?.

Jakarta: CV. Rajawali.

Kinicki & Kreitner, R. 2003. Organizational Behavior Key Concepts, Skills and Best Practices. New York: Mc. Graw-Hill Copanies. Inc.

Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Mansyur, A.Y. 2004.  Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Ditinjau dari

 Motivasi Kerja dan Tingkat Pendidikan. Tesis  (tidak diterbitkan).

Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM.

Mardianto, A. 1999. Penggunaan Manajemen Konflik Mahasiswa Ditinjau dari

Status Keikutsertaan dalam Mengikuti Kegiatan PencintaAlam di UGM.Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

Robbins, S.P. 2003.  Perilaku Organisasi Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks Kelompok

Gramedia.

Sigit, S. 2003. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: BPFE UST.

Page 25: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 25/26

  25

Sonya, M. 2004.  Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Pengambilan

 Keputusan Pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas

Psikologi UII.

Syamsi, I. 2000.  Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Jakarta: Bumi

Aksara.

Syafaruddin & Anzizhan. 2004. Sistem Pengambilan Keputusan Pendidikan.Jakarta: Grasindo.

Teguh, M, dkk. 2001.  Latihan Kepemimpinan Islam tingkat Dasar (LKID).

Yogyakarta: UII Press.

Internet:Al-Biruni. 2005. www.penulislepas.com, 12 Maret 2006

Page 26: referensi naskah publikasi

7/23/2019 referensi naskah publikasi

http://slidepdf.com/reader/full/referensi-naskah-publikasi 26/26

  26

Identitas Penulis:

 Nama : Yulia Rahmawati

Alamat : Jl. Kaliurang km 12 No. 17A

 No. Telp : 0264-885768