rencana kerja jaminan keamanan dan mutu unit usaha pangan asal hewan
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
1/50
PEDOM N
BIMBING N RENC N KERJ
J MIN N KE M N N D N MUTU
UNIT US H P NG N S L HEW N
2014
YUDI PRASTOWO, drh
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
2/50
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Sambutan i
Pengantar Penulis ii
Konsep Jaminan Mutu
Arti Mutu
Pengendalian Mutu
Sistem Jaminan Mutu
Kebijakan Mutu
Tujuan Mutu
Perbaikan Berkesinambungan
Implementasi dan Penilaian Jaminan Mutu Melalui
Pendekatan Identifikasi
Titik-Titik Kritis Bahaya (Hazard)
Dokumentasi
Checklist audit HACCP
Ruang Lingkup Program Audit HACCP
Prinsip-Prinsip Utama Dalam Melaksanakan AuditPenyusunan Cara Berproduksi Yang Baik
Penyusunan Prosedur Standar Operasional (SOP)
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
3/50
PENGANTAR PENULIS
Dalam mengantisipasi fenomena dan dinamika perkembangan internasionalmaupun regional, Indonesia harus mampu memanfaatkan keadaan pasar
yang terbuka dan kompetitif, tanpa harus mengorbankan lingkungan
budidaya peternakan dari penyakit hewan, kesehatan masyarakat dan
kelestarian lingkungan hidup.
Globalisasi perdagangan menuntut produk domestik untuk menyesuaikan diri
dengan tuntutan diterapkan jaminan mutu seperti ISO 9000. Untuk Hazard
Analysis Critical Control Point (HACCP) dikhususkan untuk pangan, perlu
dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. HACCP merupakan suatu kebutuhan
masyarakat agar selalu memperoleh makanan yang sehat, dan merupakan
prasyarat produksi berwawasan lingkungan (eco-labelling).
Sebagaimana diketahui, proyeksi permitaan protein hewani khususnya daging
ternak terus meningkat, sedangkan laju produksi kian terbatas. Hal ini
dikarenakan laju pertumbuhan masyarakat dunia meningkat tajam (7,5
Milyard dengan petertumbuhan penduduk dunia 1,8%/tahun, 2012), maka
akan menimbulkan ketidak seimbangan laju pertumbuhan penyediaan protein
hewani, seperti daging sapi (FAO mendata populasi sapi di dunia 1,3 Milyard,
hanya tumbuh 0,9 %/tahun 2012). Disisi lain kenaikan pendapat pendudukIndonesia perkapita meningkat, yang diikuti perubahan pola gaya hidup
termasuk pola makan yang sehat dan aman, yang ditandai dengan
bertambahnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya protein hewani
khususnya daging sebagai bahan makanan yang bergizi tinggi.
Secara konvesional penekanan pembinaan pada sIstem pengawasan produk
akhir (end product inspection) saat ini melalui pengambilan sampel/contoh dan
pengujian, dinilai masih belum memadai terutama dalam kaitannya dengan
upaya pencegahan (preventive measures) masih belum memadai, karena risiko
terhadap pencemaran ulang kemungkinan masih sering terjadi.
Tingkat pencemaran dapat terjadi pada setiap mata rantai pengadaan pangan
yang dimulai dari penyiapan bahan baku, pengolahan, penanganan,
penyimpanan, pengangkutan, distribusi, pemasaran hingga pada tahap siap
dikonsumsi. Untuk mengantisipasi kemungkian pencemaran tersebut
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
4/50
diperlukan sistem pengawasan dan pencegahan secara dini terhadap masalah
yang kemungkinan timbul dari sejak pra-produksi, selama produksi
berlangsung sampai kepada pasca-produksi (pre-harvest food safety
programmes).
Berbagai langkah pembinaan, regulasi dan standar telah diupayakan, namun
pembimbingan/pembinaan kepada unit usaha pangan masih perlu
ditingkatkan efektivitasnya, melalui pengawasan pada setiap titik mata rantai
pengadaan pangan baik oleh masyarakat dan pemerintah. Pendekatan melalui
sistem mutu melalui konsep HACCP, merupakan kebutuhan untuk memenuhi
selera konsumen yang kritis terhadap keamanan pangan. Sistim HACCP ini,
mengevaluasi sistem pengawasan dimulai sejak identifikasi titik-titik kritis
(Critical Control Point/CCP) awal sampai ke pemenuhan keputusan konsumen.
Permintaan konsumen terhadap jaminan mutu dan keperluan produsen untuk
memperluas pasar memerlukan jaminan keamanan pangan (food safety),kesehatan pangan (food hygiene) dan menghindarkan penyimpangan pangan
seperti pemalsuan (economic fraud), serta menciptakan ketahanan pangan
(food security) dari akibat kerusakan pangan yang seharusnya tidak perlu
terjadi. Pentingnya dalam penulisan ini, merupakan bagian upaya
mewujudkan program jaminan kaeamanan pangan (food safety) dan jaminan
mutu (quality assurance).
Analisa bahaya pada titik-titik kritis (HACCP) merupakan suatu pendekatan
sistem keamanan dan mutu pangan, melalui identifikasi titik-titik kritis (CCP)bahaya (hazard) untuk dieliminasi, dicegah atau diperkecil risiko sampai
ketingkat tidak membahayakan. Analisa bahaya pada titik-titik kritis (HACCP)
bukanlah suatu beban ekonomi dari usaha penyediaan pangan, namun
menjadi kebutuhan untuk kelanggengan usaha tersebut dalam menghadapi
persaingan kompetitif, dengan menyajikan daya saing dan keterjangkauan
kepada konsumen.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
5/50
BAB I
KONSEP JAMINAN MUTU
Jaminan mutu merupakan proses melakukan verifikasi atau menentukan
apakah suatu produk atau layanan yang dapat memenuhi atau melampaui
keinginan atau kebutuhan pelangggan
Pengertian jaminan mutu yaitu merupakan bagian dari manajemen mutu yang
dikosentrasikan bagaimana dapat memberikan keyakinan bahwa persyaratan
mutu akan terpenuhi (ISO 9000:2006). Jaminan mutu adalah proses
pendekatan yang dilaksanakan melalui tindakan yang spesifik untuk suatu
mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karenanya pada proses tersebut perlu
mempertimbangkan desain, cara pengembangan, cara memproduksi dan cara
memberikan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.
Alat yang popular dipergunakan untuk menyelenggarakan proses jaminan
mutu, telah dikenalkan oleh William Edwards Deming yaitu ada 4 (empat)
langkah: Rencanakan, Laksanakan, Periksa, dan Ambil Tindakan (Plan, Do,
Check, and Act/PDCA).
Keempat langkah jaminan mutu dalam model PDCA bermakna sebagai
berikut:
1. Rencanakan (Plan) yaitu menentukan tujuan dan proses yang dibutuhkanuntuk mencapai hasil yang diinginkan;
2. Laksanakan (Do) yaitumelaksanakan proses yang telah ditetapkan;
3. Periksa (Check) yaitu mengamati dan mengevaluasi terhadap proses yang
sedang dilaksanakan dengan menguji hasilnya untuk dibandingkan dengan
harapan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; dan
4. Ambil tindakan (Act) yaitu melakukan tindakan yang diperlukan guna
meningkatkan mutu hasil mutu yang diinginkan.
PDCA adalah suatu metode efektif untuk memantau kegiatan/proses jaminan
mutu, karena menganalisa seluruh kondisi yang ada dapat digunakan untuk
menyediakan layanan produk kepada pelanggan.
Jaminan mutu meliputi semua fungsi dan aktifitas yang berkaitan kehandalan
pelayanan yang disajikan. Oleh karean itu harus fokus untuk menjadikan
mutu bagian dari proses pemecahan masalah, memonitor secara
berkelanjutan, serta mengembangkan sumberdaya yang ada yang meliputi:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
6/50
1. Aktifitas langsung seperti menentukan kebutuhan dan peralatan,
pelanggan, mengadakan produk, merencanakan proses kerja, dan
pengelolaan sumberdaya.
2. Aktifitas tidak langsung seperti pemasaran, pengiklanan, dukungan
administasi, akunting, dan layanan pelanggan.
3. Semua orang dalam organisasi mengambil peran yang telah disepakati
masing-masing
4. Semua pengaruh terkait hubungan dengan pelanggan dapat memberikan
kontribusi bagi kepuasan pelanggan.
ARTI MUTU
Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap mutu, namun orang
yang mememahami apa yang dimaksud dengan mutu yakni meliputi sejauh
mana serangkaian aktifitas dapat memenuhi persyaratan. Ada yang
mengartikan mutu adalah pencapaian kesesuaian terhadap persyaratan atau
sesuai kebutuhan.
Mutu pelayanan seringkali dihubungkan pada tingkat kepuasan pelanggan
dalam menerima pelayanan. Dengan demikian mutu adalah tentang
bagaimana memenuhi harapan pelanggan, meskipunharapan dari setiap orang
adalah berbeda-beda
Suatu organisasi perlu memutuskaan apa yang diinginkan pelanggannya dan
bagaimana mereka dapat memberikan layanan prima. Untuk menyediakan
layanan bermutu bagi pelanggan, maka harus ditetapkan suatu sistem yang
mampu menyediakan layanan yang prima dan merupakan aktifitas bisnis
yang efektif dan efisien.
SISTEM
MUTU
JAMINAN MUTU
PENGAWASAN
MUTU
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
7/50
Manajemen Mutu
Filosofi Deming meliputi 14 poin utama tentang manajemen mutu dari
karyanya berjudul Out of the Crisis yaitu:
1. Ciptakan tujuan yang tetap untuk peningkatan pelayanan produk dan
layanan
2. Adopsi filosofi baru
3. Hentikan ketergantungan pada pemeriksaan secara massal
4. Akhiri kebiasaan pembelian berdasarkan harga
5. Lakukan peningkatan terus menerus dan selamannya pada system
produksi dan pelayanan
6. Lembagakan pendidikan dan pelatihan
7. Adopsi dan lembagakan kepemimpinan
8. Usir ketakutan9. Hapuskan hambatan antar bagian
10.Tiadakan slogan, himbauan dan sasaran setiap tingkatan kerja
11.Tiadakan batasan angkatan kerja dan tiadakan sasaran setiap personal
dalam mengelola
12. Hilangkan hambatan yang membuat orang tidak merasa bangga atas
karyanya
13. Gerakan pendidikan dan peningkatan kompetensi bagi setiap orang
14. Bertindak untuk mencapai perubahan.
Sebaliknya, Deming menggambarkan kendala yang paling serius dihadapidalam manajemen pada saat ini yaitu:
1. Kurang konsistensi terhadap tujuan yang telah disepakati
2. Penekanan terhadap keuntungan diutamakan dalam jangka pendek
3. Evaluasi kinerja, penilaian jasa hanya dilakukan tahunan daripada setiap
waktu
4. Mengutamakan mobilitas dalam pengelolaan, kurang perhatian terhadap
kompetensi
5. Menjalankan usaha hanya berdasarkan angka-angka atau data yangtampak
6. Biaya kesehatan terlalu tinggi tidak mendahulukan pencegahan
7. Ongkos jaminan terlalu tinggi, sehingga meninggalkan prinsip efektifitas
Pencapaian Mutu
Mutu dapat dicapai melalui:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
8/50
1. Perencanaan, dokumentasi dan pelaksanaan system manajemen
2. Menentukan persayaratan/kebutuhan pelanggan
3. Memastikan ketersediaan sumberdaya dan fasilitas
4. Menyediakan pelatihan kepemimpinan dan pengawasan staf
5. Memastikan semua aktifitas dilakukan dengan benar
6. Apabila ada kekeliruan, dipastikan tindakan koreksi yang efektif
7. Menetapkan sasaran guna perbaikan berkesinambungan
8. Melakukan analisis secara rutin terhadap sistim dan operasionalnya.
9. Memastikan adanya komitmen dari setiap tingkatan organisasi.
PENGENDALIAN MUTU
Yang dimaksud pengendalian mutu adalah merupakan dari bagian manajemenmutu yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan mutu. Pada proses
pengendalian mutu untuk mengukur kinerja sesungguhnya dengan
membandingkan standar yang digunakan dengan hasil yang diperoleh. Oleh
karena itu pengendalian mutu merupakan satu komponen dari proses
pemantauan mutu di dalam sistem jaminan mutu
Pengendalian mutu terkait dengan hasil yang diperoleh memerlukan protokol
yang tepat dan dilakukan dengan cara yang benar dalam lingkungan yang
tepat dan dilakukan oleh orang yang berkompetensi.
Prosedur pengendalian mutu dilakukan dengan memantau aktifitas kerja
dalam suatu sistem mutu. Proses pemantauan ini akan memberikan
peringatan dini tentang adanya penyimpangan yang terjadi dan sekaligus
mendeteksi solusi dari kekurangan dan kesalahan dalam operasional, perlatan
yang digunakan dan perlunya fasilitas sebagai kelengkapan dalam sistem
mutu dapat bekerja dengan benar dan baik.
Saat dilakukan penggabungan antara pengendalian mutu dan jaminan mutu,
maka akan kita temukan bahwa pengawasaan mutu (quality control) adalh
merupakan bagian dari jaminan mutu. Oleh karenanya jaminan mutu meliputisetiap fungsi dan aktifitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem
mutu bekerja sesuai yang diharapkan.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
9/50
SISTEM MANAJEMEN MUTU
Sistem jaminan mutu dapat membantu suatu organisasi untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan dan mempertahankan mutu. Sistem jaminan mutu
digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi yang
mengutamakan mutu pelayanan dan jasa yang dihasilkan.
Suatu sistem jaminan mutu dapat membantu organisasi dalam meningkatkan
perbaikan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan. Sistem ini
memberikan keyakinan organisasi dan pelanggannya bahwa organisasi
tersebut mampu menyediakan produk atau jasa yang memenuhi persyaratan
secara konsisten.
Untuk memimpin dan menjalankan organisasi dengan sukses, maka
organisasi perlu diarahkan dann dikendalikan secara sistematis dan
transparan. Mengelola suatu organisasi meliputi manajemen mutu sebagai
salah satu manajemen lainnya.
Delapan prinsip manajemen mutu yang diidentifikasi dan dapat dipergunakan
oleh manajemen dalam rangka peningkatan kinerja yaitu:
Focus pada pelanggan
Organisasi berhasil bergantung pada pelanggannya. Oleh karena itu
harus dapat dipahami kebutuhan pada saat ini dan mendatang, harus
memenuhi sesuai harapan pelanggan dan berupaya melampui harapan
pelanggan.
Kepemimpinan
Pemimpin yang menetapkan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin harus
mampu menciptakan dan mempertahankan lingkungan internalnya dapat
terlibat dalam mencapai tujuan organisasi melalui arahannya.
Keterlibatan orang-orang
Sangat penting keterlibatan orang-orang dalam organisasi secara total
agar dapat mencapai tujuan organisasi secara baik dan benar serat sesuaiharapan pelanggan.
Pendekatan proses
Hasil yang ingin dicapai agar lebih efektif dan efisien melibatkan seluruh
sumberdaya melakukan aktifitas yang dikelola melalui suatu proses yang
efisien.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
10/50
Pendekatan sistem terhadap manajemen
Melakukan identifikasi, memhamai dan menangani proses yang saling
berhubungan merupakan kontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi
suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarnnya.
Perbaikan berkesinambungan
Perbaikan berkesinambungan terhadap kinerja organisasi secara utuh
dan keseluruhan harus dijadikan tujuan yang tetap dalam mencapai
tujuan organisasi
Pendekatan berbasis fakta untuk pengambilan keputusan
Keputusan yang diambil akan efektif dilakukan berbasis analisa data dan
informasi yang cepat dan tepat sesuai fakta lapangan.
Hubungan saling menguntungkan
Suatu organisasi bekerja dengan para pemasoknya harus saling menjalin
hubungan menguntungkan dan saling ketergantungan untuk
meningkatkan kemampuan organisasi dan pemasoknya dalam
menciptakan nilai (value)yang diinginkan.
Pendekataan Sistem Jaminan Mutu
Suatu pendekatan dalam rangka mengembangkan dan melaksanakan system
jaminan mutu dapat ditentukan tindakan atau langkah-langkah sebagai
berikut:
Memepelajari harapan dann menentukan kebutuhan pelanggan dan pihak
yang berkepentingan lainnya
Menentukan kebijakan, tujuan dan sasaran mutu dalamm organisasi
Menentukan proses dan tanggung jawab yang dibutuhkan untukmencapai tujuan mutu
Membentuk metode untukk mengukur efektifitas dan efisiensi dari setiap
proses mutu
Menentukan cara untuk mencegah adanya ketidaksesuaian dan
meniadakan penyebabnya.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
11/50
Membuat dan menerapkan proses untuk peningkatan mutu
berkesinambungan terhadap sistem jaminan mutu.
Sebuah organisasi yang mengadopsi pendekatan ini, akan menciptakann
keyakinan dalam kemampuan berprosesnya dan kualitas mutu yang
dihasilkan, serta menjadi dasar perbaikan secara berkesinambungan. Hal inidapat diarahkan untuk mencapai dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan
mencapai keberhasilan suatu organisasi.
Peran Manajemen
Kepemimpinan, manajer puncak meciptakan lingkungan kondunsif dan
tindakan yang tepat yang melibatkan orang-orang secara penuh perlu
memastikan opasional system jaminan mutu berjalan efektif. Prinsip-prinsip
manajemen mutu dapat didipergunakan oleh manajer puncak sebagai dasar
untuk:
Membuat dan mempertahankan tujuan kebijakan mutu organisasi
Mempromosikan kebijakan mutu dan tuujuan mutu di lingkungan
organisasi agar meningkatkan kesadaran, motivasi dan keterlibatan orang-
orang dalam mencapai tujuan organisasi.
Memastikan bahwa persyaratan pelanggan dapat dicapai di lingkungan
organisasi
Memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif dan efisien, berjalan
dan mampu mempertahankan tujuan mencapai kepuasan pelanggan
Memastikan sumberdaya yang dibuutuhkan selalu tersedia
Menganalisis sistem manajemen mutu secara berkala
Memutskan tindakan yang muncul karena adanya ketidaksesuaian
sehubungan dengan kebijakan mutu dan tujuan mutu
Memastikan keputusan tindakann yang akan dilakukan untuk
peniingkatan sistem manajemen mutu.
Manajemen mutu yang efektif.
Manajemen mutu yang efektif dapat diimplementasikan meliputi antara lain:
Kebijakan mutu
Menyatakanndengan singkat tentang komitmen organisasi dalam
pencapaian mutu.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
12/50
Tujuan mutu
Sasaran yang teridentifikasi dan terkuantifikasi dari rencana aksi yang
akan dilakukan guna mencaai peningkatan mutu dalam sistem
manajemen, tindakan tteknis dan layanan mutu
Peningkatan berkesinambungan
Pada proses peningkatan yang berkesinambungan hendaknya dilakukkan
pada semua aspek manajemen mutu
KEBIJAKAN MUTU
Kebijakan mutu umumnya merupakan dokumen yang sering diabaikan dan
diremehkan. Dengan dokumen tersebut menentukan kualitas organisasidalam menentukan arah dan tujuan dari organisasi. Beberapa pengertian
terkait kebijakan mutu adalah maksud dan tujuan organisasi dalam mencapai
tujuan. Kebijakann mutu harus tertulis untuk menggambarkan organisasi apa
yang ingin dicapai dan bagaimana cara mengoperasikan. Hal ini dapat
diidentifikasi meliputi sebagai berikut:
Niat organisasi secara keseluruhan
Komitmen pada praktek secara professional yang baik
Komitmen pada memberikann pelayanan pada pelanggannya
Komitmen pada kepatuhan terhadap regulasi dan standar serta kriteriayang ditetapkan.
Komitmen terhadap perbaikan berkesinambungan
Kesadaran staf/karyawan untuk komitmen pada sistem mutu.
TUJUAN MUTU
Tujuan mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dijadikakn sasaran, berkaitan
dengan mutu (ISO 9000:2006). Tujuan mutu untuk membantu organisasi
mencapai niat dari suatu kebijakan mutu agar lebih efektif. Tujuan mutu
terkait rencana tindakan yang akan dilaksanakan yang diperlukan sespesifik
mungkin. Tujuan mutu harus jelas, mudah dipahami guna untuk mengurangi
kesalahan sekecil mungkin. Tujuann mutu yang telah ditetapkan secara
spesifik dapat terukur dengan cermat. Dalam menyusun tujuan mutu harus
mempertimbangkan kriteria SMART yaitu:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
13/50
Spesifik (spesifik)Tujuan harus spesifik dalam hal yang ingin dicapai, sebagai contoh kami
menyediakan layanan prima adalah bersifat umum. Namun makna
prima apakah yang dimaksud unggul, akurat atau cepat. Prima yangdimaksud disini layanan pada kesempatan pertama.
Measureable (terukur)
Tujuan harus bisa diukur, tidak ada gunanya banyak tujuan apabila
tidak tahu cara mengukurnya, misalnya meningkkatkan kepuasan
pelanggan. Oleh karenanya harus mampu menentukan standar capaian
seperti mampu menurunkan keluhan pelanggan sekitar 30% dari
kebijakaan mutu yang ditetapkan.
Achievable (terjangkau)
Menetapkan tujuan yang bisa dicapai, misalnya menurunkan atau
mengurangi keluhan pelanggan hingga minimalis atau nol merupakan
suatu hal yang tidak mungkin dijangkau dan dicapai
Realistic (realitis)
Tujuan harus realistis sesuai dengan summberdaya yang dimiliki
organisasi, miisalnya mengurangi waktu penyelesaian produk hingga
separuh waktu, maka akan kurang realistis dengan sumberdaya yang
tersedia.
Timely (tepat waktu)
Dalam mencapai tujuan perlu ditetapkan waktu agar pelanggan dapat
menerimma layanan tepat waktu, misalnya jadwal penerbangan tunda
dikurangi apabila bukan masalah teknis, sehingga kepuasan pelayanan
pelanggan merupakan pengembangan mutu layanan.
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
Perbaikan berkesinambungan adalah merupakan aktifitas yang berulang-
ulang untuk meningkatkan kemampuan layanan yang memenuhi perrsyaratan
(ISO 9000:2006). Manfaat utama dari perbaikan berkesinambungan bagi
organisasi, meliputi:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
14/50
Peningkatan kemampuan organisasi sangat menguntungkan peningkatan
kinerja
Penyelarasan tindakan peningkatan di semua lini organisasi terkait
dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai
Peluang bereaksi cepat apabila ada ketidak sesuaian analisa pelaksanaanpengembangan rancangan HACCP, seperti aktifitas gambar berikut.
Tujuan perbaikan berkesinambungan dalam system manajemen mutu adalah
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melakukan tindakan yaitu:
Menganalisa dan mengevaluasi situasi yang ada melalui hasil identifikasi
bidang-bidang yang harus diperbaiki. Menentukan tujuan perbaikan
Mencari alternative solusi yang tepat
Mengevaluasi solusi yang akan dilakukan melalui seleksi
Mengimplementasikan solusi terpilih
Mengukur, memverifikasi, menganalisa dan mengevaluasi hasil dari
implemetasi solusi bahwa tujuan telah tercapai
Meresmikan perubahan.
Perbaikan berkesinambungan merupakan aktifitas dan peluang dari umpan
balik yang berasal dari pelanggan atau audit system manajemen mutu.
Kegiatan peningkatan berkesinammbungan dapat berupa gebrakan baru atau
perbaikan dengan langkah-langkah jangka pendek. Gebrakan baru diprakarsai
oleh manajer puncak dan tim yang ditunjuk pimpinan. Perbaikan jangka
panjang (gebrakan baru) perlu didukung alokasi sumberdaya dapat berupa
perbaikan besar dan/atau pengenalan proses baru.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
15/50
Perbaikan jangka pendek secara kolektif bisa membuat perbaikan yang
signifikan menuju operasional yang lebih efektif, efisien dan ekonomis.
Perbaikan jangka pendek ini umumnya timbul dari masalah proses temuan
minor, tren pengendalian mutu, usulan staf, atau sebagai hasil audit internal
dan/atau eksternal. Pada umumnya staf yang berkompeten atau kelompok
kerja kecil yang ditunjuk, untuk melakukan perbaikan.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
16/50
BAB II
IMPLEMENTASI DAN PENILAIAN JAMINAN MUTU MELALUI
PENDEKATAN IDENTIFIKASI TITIK KRITIS BAHAYA H Z R )
Pelaku bisnis dapat memberikan iklim kerja yang kondunsif dalam suatuusaha dengan memberikan layanan kepada pelanggan secara prima dan
sekaligus memberikan kepercayaan mitra bisnis melalui jaminan mutu.
Jaminan mutu merupakan kebutuhan bukan sekedar keinginan berbisnis.
Konsep jaminan mutu bukan sesuatu yang eksklusif, berbiaya mahal, dan
tidak tergantung kepada besar atau kecilnya skala dan unit usaha, namun
merupakan upaya lebih memberikan kepuasan bagi pelanggan melalui
jaminan kebersihan dan disiplin terhadap komitmen bisnis. Dengan
menerapkan jaminan mutu akan meningkatkan kepuasan bagi pelanggan,juga sekaligus meningkatkan keuntungan bisnis dalam jangka pendek
maupun panjang. Sebagai contoh bisnis kuliner tidak pernah surut, tetapi
semakin meningkat jumlahnya, namun tidak jarang pelaku bisnis melupakan
merancang konsep jaminan mutu sehingga bisnis yang dilakukan hanya
berlansung sesaat.
Tuntutan jaminan mutu bisa digunakan berbagai produksi pangan, tempat
penyimpanan, restaurant dan lain-lain. Dalam hal tulisan ini ini, lebih
mengkhususkan terhadap hasil peternakan yang lebih dibutuhkan di
Indonesia, agar tidak dijadikan pasar oleh mitra dagang Negara lain dalam
merebut pasar domestik.Tuntutan jaminan mutu terhadap produk yang
dihasilkan bagi pelanggannya menjadi prasyarat permintaan pasar dan
kelanggengan bisnis melaluiimplementasi dan penilaian jaminan mutu melalui
pendekatan identifikasi, pengamatan dan pengawasan titik kritis bahaya
(hazard). Hasil produksi peternakan dengan menerapkan hal tersebut,
akanmenghasilkan produk berkualitas dan/atau produk yang berumur lebih
lama.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
17/50
Rancangan HACCP harus didukung terlebih dahulu cara berproduksi yang
baik (Good Manufacturing Practices/GMPs)dan standar prosedur operasional
(Standard Operation Procedures/SOPs) kerja untuk memenuhi tujuan
tertinggiISO 9000
Langkah pengembangan dan pelaksanaan melalui pengawasan keamanan
pangan hasil peternakan melalui program yang dikenal Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) dilakukan melalui urutan kesatuan kegiatan
sebagai berikut:
1. Menyusun Tim HACCP dan sasaran yang akan dicapai dalam program
HACCP;
2. Menyiapkan deskripsi produk yang akan dihasilkan dan metodepemasaran
3. Manfaat produk yang dihasilkan dijelaskan
4. Menyusun rinci alur proses kerja produksi
5. Menilai alur proses kerja, apakah sudah layak untuk dikerjakan
6. Menetapkan potensi bahaya kerusakan yang bisa muncul, menganalisis
apakah merupakan bahaya sebenarnya yang akan menggangu proses
produksi dan mempertimbangkan cara pengawasannya dari setiap bahaya
yang telah teridentifikasi. Ini merupakan Prinsip 1.
7. Menentukan pengawasan yang merupakan titik-titik kritis (critical controlpoint/CCP) yang teridentifikasi potensi menggagalkan produksi yang
bermutu. Prinsip 2
8. Menetapkan batas-batas kritis setiap titik-titik kritis (CCP). Prinsip 3
9. Menetapkan sistim pemantauan titik-titik kritis yang mudah
diimplentasikan dan jelas. Prinsip 4
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
18/50
10. Menetapkan rencana tindakan koreksi (corrective action plan) dari setiap
penyimpangan yang terjadi pada titik-titik kritis (CCP). Prinsip 5
11. Menyiapkan prosedur verifikasi atau penilaian. Prinsip 6
12. Menyiapkan catatan dan dokumentasi (record keeping and documentation).
Prinsip 7
13. Menentukan jenis pelatihan tepat dan waktu bagi manajer mutu (quality
assurance), pengawas, semua karyawan
14. Menyiapkan format formulir pemantauan dan evaluasi guna
meningkatkan mutu pengawasan melalui prosedur analisis
15. Menyiapkan informasi pengujian mikrobiologi dan residu sesuai standar
nasional yang ada.
Dokumentasi
Dokumen adalah merupakan hal penting dalam perencanaan HACCP dari
pengembangan dan pelaksanaan ke-7 prinsip tersebut diatas. Dalam rangka
melakukan audit perlu melengkapi dokumen sebagai berikut:
1. Buku register
Sebagai contoh buku register untuk melakukan evaluasi penerapan
sistem HACCP sebagai berikut:
No. Tanggal Pokok permasalahan Jumlah
halaman
Persetujuan
kedua belah
pihak
Komentar dan Paraf
2. Register anggota Tim HACCP
Keperluan evaluasi secara teknis dapat berjalan lancar, diperlukan
pembentukan Tim HACCP, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan
ketrampilan spesifik, yaitu menerangkan:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
19/50
Nama dan Jenis jabatan (manajer umum, manajer mutu/Quality
Assurance, manajer, pengawas/Quality Control, dan karyawan)
Nama dan jumlah tim audit HACCP minimal 3 (tiga) orang dan
maksimal 5 (lima) orang yang mempunyai kompetensi sebagai berikut:
(1). Mengidentifikasi potensi bahaya;
(2). Memahami risiko bahaya yang timbul;
(3). Mampu mengidentifikasi titik-titik kritis, merekomendasikan
tindakan pengawasan, member rekomendasi batas titik kritis dan
melakukan verifikasi;
(4). Mampu merekomendasikan tindakan koreksi, apabila
penyimpangan terjadi.
(5). Mampu melakukan penelitian dan penyidikan lanjut program
HACCP
Penetapan Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu ditetapkan oleh Manajer Umum Unit Usaha Pemotongan
Unggas untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan layak
dikonsumsi, serta konsisten dengan standar keamanan pangan.
Sistim Jaminan Mutu pada unit usaha pemotongan Ayam/Unggas
disusun berdasarkan konsep HACCP. Penggunaan HACCP harusdilakukan dengan praktek secara berkesinambungan dan sistematis dan
selalu diaudit dan dianalisis secara berkala terhadap efektifitas dan upaya
pengembangannya.
Organisasi
Organisasi dalam sistem mutu harus menggambarkan garis wewenang
dan tanggung jawab serta tata hubungan kerja yang jelas dalam
penerapan sistim jaminan mutu. Sebagai contohberikut dari organisasi
sederhana pada unit usaha pemotongan ayam/unggas:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
20/50
Uraian Tugas
a. Manajer RPA
Tugas dan fungsi:
- Menetapkan sistim jaminan mutu dan memberikan pengarahan
kepada semua petugas dan bawahannya, serta bertanggungjawab
atas pelaksanaan sistim jaminan mutu.
- Bertanggungjawab operasional sehari-hari RPA, sesuai ketentuan
yang telah ditetapkan
- Mengkoordinasikan kegiatan administrasi dan umum, pengadaan
dan pemasaran, produksi, pengendalian dan pengawasan, agar
dapat bekerja optimal.
b. Seksi Administtrasi Umum
Tugas dan fungsi:
- Melaporkan kegiatan administrasi umum kepada Manajer RPA.
Dalam kegiatannya sehari-hari dapat dibantu 1 (satu) orang staf.
- Melaksanakan tugas administrasi dan personalia, seperti surat
menyurat, arsip, ketenaga kerjaan, kesehatan kerja, gaji,
keamanan, perizinan, dan lain-lain tugas administrasi.
c. Seksi Pengadaan dan Pemasaran
Tugas dan fungsi:
MANAJER RUMAH
POTONG AYAM/RPA
SEKSI
ADMINISTRASIUMUMSEKSI PENGADAAN
DAN PEMASARANSEKSI PRODUKSI SEKSI PENGENDALIAN DAN
PENGAWASAN
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
21/50
- Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA, dalam kegiatan
sehari-hari dapat dibantu 1 (satu) orang staf
- Melaksanakan pembelian keperluan unit usaha, seperti pakaian
kerja, bahan-bahan, dll.
- Melaksanakan kegiatan pemasaran, seperti mencari konsumen,
promosi, menjual produk, memantau pasar dan harga,
mengirimkan barang, dan lain-lain.
d. Seksi Produksi
Tugas dan fungsi:
- Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA, dalam kegiatan
sehari-hari dapat dibantu beberapa orang staf- Bertanggung jawab dalam kegiatan operasional produksi unit usaha
- Melaksanakan kegiatan produksi pada RPA
e. Seksi Pengendalian dan Pengawasan
Tugas dan fungsi:
- Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA
- Bertanggung jawab pelaksanaan pengwasan dan pengendalian
kegiatan operasional produksi unit usaha, serta melakukan
verifikasi ketentuan yang telah ditetapkan yang tercantum dalam
dokumen.
- Melaksanakan audit internal pada setiap kegiatan produksi pada
RPA
3. Deskripsi produk dan cara pemanfaatan, serta identifikasi sasaran
pengguna produk.
Deskripsi produk adalah keterangan yang lengkap mengenai produk
meliputi komposisi, daya simpan, dan cara distribusi yang diperlukan
informasi sesuai sasaran yaitu permintaan pelanggan.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
22/50
Penting menentukan produk yang menjadi program pokok HACCP dengan
cara menentukan bahaya-bahaya yang akan timbul, untuk menetapkan
batas kritis yang ditoleransi. Sebagai contoh tabel berikut pada produk
kemasan daging sapi untuk pasar khusus dibuatkan dokumentasi dan
disosialisasikan kepada karyawan terutama mengenali batas kritis yang
ditoleransi, seperti kondisi penyimpanan pada suhu 0-2 derajat celcius.
Lebih dari batas tersebut adalah bahaya dan harus dilakukan tindakan
koreksi. Sebagai contoh penentuan deskripsi produk daging sapi sebagai
berikut:
Deskripsi produk Kemasan potongan daging ayam tanpa tulang untuk
pasar swalayan
Komposisi Dingin segar
Cara penyimpanan Segar 0-4 derajat celcius
Jenis kemasan Steriom foambaruKondisi penyimpanan Suhu 0-2 derajat celcius
Daya simpan 6 (enam) minggu pada suhu 0-4 derajat celcius
Persyaratan pelanggan Pengiriman dengan suhu 1 derajat celcius dalam
streriom foam baru
Permintaan pelanggan Tidak ada, hanya untuk konsumsi umum dalam bentuk
potongan dada standar
Penyajian akhir ke pelanggan Di digoreng dengan bubuk khusus dalam minyak nabati
Dasar informasi deskripsi diatas, maka bila batas kritis tidak menjadi
perhatian seluruh karyawan, maka akan terjadi perubahan fisik produkyang menjurus kearah bahaya seperti antara lain:
Perubahan pengawasan temperatur, akan menyebabkan bakteri
tumbuh baik dan menyebabkan umur produk daging daya simpan
lebih pendek.
Jenis kemasan merupakan juga factor pertumbuhan bakteri, karena
kemasan buruk maka proses pemanasan cepat terjadi atau ada
potensi kemasan potensi kontaminasi silang
Distribusi dari sejak dari tempat produksi hingga dikirim ke
pelanggan harus dalam kondisi dan persyaratan yang sama atau
ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Alir proses produksi/kegiatan
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
23/50
Setiap kegiatan produksi sesuai bagan alir kerja produksi, maka untuk
memudahkan pemahaman semua karyawan agar dibuatkan simbul-
simbul meliputi:
Tanda operasi dengan simbul hexagonal
Tanda pemeriksaan dengan simbul empat persegi panjang
Tanda tunda produksi dengan simbul huruf D
Tanda penyimpanan dengan simbul segitiga menghadap kebawah
Tanda pengangkutan dengan simbul tanda panah ke kanan
Tanda kegiatan kombinasi dengan simbul bulat dengan bulatan
ditengah.
Gambar: Drum pencabut bulu merupakan titik-titik kritis pencemaran utama
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
24/50
BAGAN ALIR PRODUKSI SEDERHANADAGING AYAM/UNGGAS DI RUMAH POTONG AYAM/UNGGAS
PENERIMAAN AYAM HIDUP
PEMERIKSAAN ANTEMORTEM
PEMINGSANAN DAN/ATAU PENYEMBELIHAN
PENCELUPAN KEDALAM AIR PANAS (SCALDING)
PENCABUTAN BULU
PENCUCIAN KARKAS, PENGELUARAN JEROAN
PEMERIKSAAN POSTMORTEM
PENCUCIAN DAN/ATAU PENDINGINAN KARKAS
SELEKSI, PENIMBANGAN, PENGEMASAN, PELABELAN
PENYIMPANAN DALAM RUANG PENDINGIN
PENGANGKUTAN, PEMASARAN
5. Rencana Unit Usaha
Penerapan bagan alir produksi tersebut yang menguraikan proses
produksi, dibuat oleh Tim HACCP melalui identifikasi titik-titik kritis
terkait bahaya pada setiap tahapan proses produksi.Tim HACCP harus
mampu mengidentifikasi titik-titik kritis dengan mengakitkan antara
tahap proses sebelum dan sesudahnya, sehingga akan lebih efektif dan
efisien serta ekonomis dalam pengawasannya
6. Tabel analisis bahaya (Hazard Analysis)
Penentuan dokumen tabel analisis bahaya, melalui upaya penetapan
bahaya pada setiap mata rantai dan menentukan langkah-langkah
pengawasan dan pengendaliannya (Penentuan Prinsip 1).
PENCEMARAN UTAMA
KEMUNGKINAN TERJADI PENCEMARAN
DAERAH KOTOR
DAERAH BERSIH
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
25/50
Dalam menganalisis bahaya harus berfikir bahwa bekerja secara bersih
akan menjadi proses kesatuan yang tidak terpisah dengan rancang
bangun dalam pencegahan dari bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang
dikenal dengan sanitary
Bentuk bahaya dari unsur biologis (virus, bakteri, parasit, kapang/jamur,
prion, yang dapat menimbulkan infeksi atau racun), unsur kimiawi
(pestisida, herbisida, obat hewan, hormone pemacu pertumbuhan,
desinfektan, dll) dan unsur fisik (kerikil, kaca, logam, bulu, rambut dll)
perlu ditentukan melalui pembuatan contoh tabel analisis bahaya sebagai
berikut:
No Tahapan Proses Bahaya Raung Lingkup Potensi Bahaya Risiko TindakanPencegahanPeluang Tingkatan
1. PenerimaanUnggas hidup
Stress, lelah,kepanasan,penyakit,kematian
Istirahatsampaipenurunanunggas
Tinggi Sedang Tinggi SKKH Asal,Alat angkuttersedia airpenyejuk, kratdiisi sesuaistandar
2. Pemeriksaan
antemortem
Ayam sakit,
mati dan tidaklayak potong
Pemeriksaan,
pengambilansampel,penurunanayam
Sedang Sedang Sedang Bila
berpenyakitmenularstrategisdikembalikan.,atau ditunda
3. Pemuasaanayam maksimal6 jam
Ayam melemah Mulai tibahinggapersiapanpengantunganayam ataupemotongan
Rendah Rendah Rendah Pengafkiran
5. Pemeriksaankelayakanpotong
Ayam tidaklayak potong
Persiapanpenggantungandan prosespemingsananatau non
stunning
Sedang Sedang Sedang Pengafkiran
6. PenggantunganAyam
Lepas ataukesakitan
Saatpenggantunganhinggapemingsananelektonik ataunon stunning
Sedang rendah Sedang Penelitian alatgantung danstatus normalalat pingsanelektrik
7 PemingsananAyam
Ayam matisebelumsembelih
Arus listrik danfungsi alathinggapenyembelihan
Tinggi Sedang Tinggi Stel alatstunningelektrik sesuaistandar,pisahkan ayam
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
26/50
mati
8. PenyembelihanAyam
Kontaminasimikroba,penyembelihankurangsempurna
Saatpenyembelihan
Sedang Sedang Sedang Sucihamapisau denganair panas,pengeluarandarah tunggu 3menit
9. Perendaman
Ayam pada airpanas(Scalding)
Ayam masih
hidup, matibangkaidipanaskan.Kontaminasimikroba
Lama waktu
perendamanayam
Sedang Sedang Sedang,
Ayambangkai,memarrisikotinggi
Pemeriksaan
ayam telah matisempurna,pengawasansuhu dankebersihan air
10 Pencabutanbulu Ayam
Kerusakankarkas,pencabutantidak sempurna
Selamapencabutanbulu
Sedang Sedang Sedang Perendaman 3menit, diikutipencabutanbulu halusmanual
11, Pemotongankaki dan kepala
Kontaminasimikroba
Pada saatpemisahan kakidan kepala
Sedang Rendah Sedang Sucihamapisau dalam airpanas
12 Pencuciankarkas
Kontaminasimikroba
Pada saatpencuciankarkas
Sedang Sedang Sedang Pengawasankebersihan air.Penggunaanchlorine sesuaipetunjuk
13. Pengeluaranjeroan
Kontaminasimikroba
Pada saatpengeluaran
jeroan
Tinggi Tinggi Tinggi Pengendaliankotoran, cairanempedu,sucihamapisau14
14 Pemeriksaanpostmortem
Penyakitzoonosa TBCavian, dll.Informasi pemantemortemtidak teramatibaik
Pemeriksaankarkas dan
jeroan
Tinggi Sedang Tinggi Penyingkirankarkas/dan/atau
jeraontersangka, ujilab bila dugaanresidu/racun
15. Pemotonganatau pemisahandaging tanapa
tulang (Trimming ataudeboned)
Kontaminasimikroba, fisik(rambut)
Selamatrimming ataudeboned
Sedang Sedang Sedang Petugasmenggunakanmasker, tutp
kepala,celemek dansarung tangan
16. Cutting Karkas Kontaminasimikroba, fisik(rambut)
Selamapemotongankarkas
Sedang Sedang Sedang Sucihamapisaupemotongkarkas
17. Pengemasan Kontaminasisilang
Selamapengemasan
Rendah Sedang Rendah Kemasan harusbaru dan bersih
18 Pengangkutan Kontaminasisilang
Selamapengangkutan
Rendah Sedang Rendah Alat angkut disanitasi danatur suhu bilaperlu
19 Penyimpanan Berkembangnyamikrobapatogen
Selamapenyimpanandipersyaratkan
Sedang Sedang Sedang Penuhipersyaratansuhu
penyimpanan,periksakenormalanperalatantemperatur
20 Pelabelan Kurang tepat,luntur tintamencemariproduk(kontaminasisilang)
Selamapemberianlabel
Rendah Sedang Rendah Penelitian labelyang tepat danTinta label foodgrade
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
27/50
7. Tabel audit HACCP (Identification of Critical Control Point)
Penetapan tabel audit HACCP melalui identifikasi titik-titik kendali kritis
(Critical Control Points/CCP) dengan menggunakan pohon keputusan titik-titik kendali kritis yang dikenal Pohon Keputusan Titik-Titik Kritis (CCP
Decision Tree). CCP Decision Treeadalah suatu sistem cara menganalisa
bahaya, yang teridentifikasi melalui menjawab pertanyaan -pertanyaan
yang dilakukan secara berurutan (Penetapan Prinsip 2)
Sebagai contoh formulir penetapan titik-titik kritis yang dibuat
berdasarkan pohon keputusan sebagai berikut:
Alir proses Potensi
bahaya
nyata
Katagori
bahaya
(ancaman
keamanan
makanan/
kesehatan/ ekonomi
P1: apakah
ada upaya
pencegahan
pada tahap
awal atau
tahapberikutnya
terhadap
bahaya yang
teridentifikas
i? Bila Tidak=
bukan CCP,
bila Ya
dilanjut ke P2
P2: apakah
tahap ini
dapat
mengelimina
si
kemungkinan terjadinya
bahaya pada
tingkat yang
diterima?
Bila Ya= CCP,
bila Tidak
dilanjut ke
P3
P3:
apakah
akibat
bahaya
tersebut
dapatmelewat
i
ambang
batas
yang
dapat
diterima
?
Bila
tidak=
bukan
CCP, bila
yadilanjut
ke P4
P4: apakah
pada tahap
selanjutnya
dapat
mengelimina
si bahayayang
teridentifikas
i atau
mungkin
terjadi pada
batas yang
dapat
diterima?
Bila Ya=
bukan CCP,
bila
Tidak=CCP
Penurunanayam
Ayamkelelahanatau sakit
Kesehatan danekonomi
Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor, KontrolSKKH danstandar isi krat
Pemeriksaanantemortem
Ayam sakit Keamananmakanan
Ya Tidak Tidak
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
28/50
Pemingsanan Ayam mati ekonomi Ya Tidak Tidak
Penyembelihan
Kontaminasimikroba
Keamananpangan
Ya Tidak Tidak
Pencelupanke air panas
memar ekonomi Ya Ya
Pencabutan
bulu
Kontaminasimikroba/luka-luka
Keamananmakanan/ekonomi
Ya Tidak Ya Tidak=CCPmayor
Penghilangankaki dankepala
Kontaminasimikroba
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Ya
Pencuciankarkas
Kontaminasimikroba
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Ya
PengeluaranJeroan
Kontaminasimikroba
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Tidak=CCPmayor
Pencuciankarkas
Kontaminasimikroba
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Ya
Penyimpanan Kontaminasimikroba,kadaluarsa
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor,. Kontrolsuhu
Pengangkutan Kontaminasimikroba
Keamananmakanan
Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor, Sanitasialat angkut
8. Instruksi kerja pada setiap ambang batas titik-titik kritis (Critical Limit)
Instruksi kerja pada setiap titik-titik kritis (CCP) dilaksanakan
berdasarkan dengan menetapkan ambang kritis (Critical Limit) yang
ditoleransi. Batas toleransi tersebut untuk menjamin bahwa titik-titik
kritis/CCP dapat dikendalikan (Penetapan Prinsip 3).
Setiap ambang batas titik-titik kritis (Critical Limit) harus ada instruksi
kerja kepada petugas untuk melaksanakan perintah. Sebagai contoh
perintah kepada petugas penerima untuk melakukan sebagai berikut:
1. Selesai pengemasan control kode produksi
2. Ketika alat angkut tiba, segera melakukan pemuatan barang ke tempat
ruang penyimpanan barang:
Penumpukan kemasan tidak lebih dari 3 kemasan Disusun keatas rak tersedia
Kontrol temperature bekerja minus 18 derajat Celcius
9. Formulir pemantauan pengawasan titik-titik kritis (Monitoring CCP)
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
29/50
Membuat formulir pemantauan titik-titik kritis/CCP untuk memudahkan
karyawan memantautitik-titik kritis/CCP pada proses produksi dengan
baik (Penetapan Prinsip 4).
Sebagai contoh formulir pemantauanpengawasan titik-titik kritis
(Monitoring CCP) yaitu:
Tanggal Waktu/jam Angkutan Deskripsiproduk
Temperature Tindakankoreksi
Penerima(tanda
tangan)
10. Tindakan perbaikan (Corrective Action)
Menetapkan tindakan yang perlu diambil, apabila batas mutu yang dapat
diterima dilampaui atau terjadi penyimpangan. Penetapan tindakan ini
harus menjamin bahwa setiap titik-titik kritis (CCP) dapat dikendalikan
dengan baik (Penetapan Prinsip 5).
Penetapan batas mutu yang dapat diterima sangat diperlukan,
dimaksudkan agar diawasi secara baik agar tidak terpeleset dari rencana
yang telah ditetapkan. Apabila adapenyimpangan, maka dapat dengan
segera dilakukan tindakan koreksi secara sistematis.
11. Dukungan program HACCP dan verifikasi(Verification).
Dukungan program HACCP dan jadwal verifikasi perlu didokumentasikan
serta disosialisasikan kepada petugas dengan baik, meliputi antara lain:
Prosedur hygiene dan sanitasi
Instruksi kerja dan kesehatan pekerja
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
30/50
Verifikasi formulir pemantauan suhu/temperatur, timbangan, dll,
termasuk jadwal kalibrasi timbangan
Jadwal program pengendalian hama seperti tikus, lalat, kecoa, dll
(pest control)
Verifikasi Program pendidikan dan pelatihan
Verifikasi formulir Identifikasi produk berikut prosedur penarikan
produk (recall procedure).
Dukungan program HACCP tersebut merupakan penetapan prosedur
verifikasi (Penetapan Prinsip 6). Verifikasi adalah peninjauan secara
priodik intern organisasi untuk menilai efektifitas sistim jaminan mutu.
Penanggung jawab jadwal verifikasi dalam hal ini manajer RPA yang
melakukan verifikasi paling kurang 1 (satu) kali setahun atau apabila ada
pengaduan yang masuk.
Sebagai contoh formulir verifikasi di Rumah Potong Ayam, sebagai
berikut:
Nama verifikator :
Jabatan :
Dilaksanakan pada tanggal/jam :
Penanggung jawab terverifikasi :
Ruang lingkup permasalahan :
TAHAPANPRODUKSI
RINCIANVERIFIKASI
HASIL TEMUAN KOMENTAR
SESUAI TIDAKSESUAI
PENURUNANAYAM
KEMATIANAYAM >10%
PEMINGSANANAYAM
AYAMBANGKAIMENINGKAT
PENYEMBELIHANHALAL
TIDAK SESUAISTANDAR
PENIMBANGAN BERAGAM
BERAT >10%SELEKSI TIDAK
SERAGAM>15%
PENGEMASAN TERTERA DILABEL TIDAKAKURAT
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
31/50
12. Pencatatan dan dokumentasi (Record Keeping and Documentation)
Proses pencatatan sangat diperlukan untuk penelusuran rekam jejak
selama proses produksi dan terdokumentasi yang di paraf atau
ditandatangani Tim HACCP dan tersimpan pada arsip secara baik danmudah diketemukan (Penetapan Prinsip 7).
Checklist audit HACCP
Daftar checklist sebagai pemandu para auditor dan sebagai alat kendali dalam
konfirmasi hasil temuan. Daftar checklist tersebut sebagaimana terlampir
sebagai standar minimal dalam system audit HACCP digunakan di dalam
pelaksanaan prosedur HACCP untuk keperluan, untuk:
1. Pengawasan produk
2.Tindakan koreksi (corrective action)
3.Tindakan pencegahan (preventive action).
Tabel audit bahaya (hazard)
Tabel audit internal terhadap bahaya meliputi tindakan prinsip 3 hingga
prinsip 7. Audit internal terhadap bahaya dapat digambarkan berdasarkan
urutan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan
2. Potensi bahaya
3. Tindakan pencegahan
4. Pengawasan titik-titik kritis/CCP (ya/tidak)
5. Batas-batas kritis
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
32/50
6. Prosedur pemantauan (apa, bagaimana, kapan dan mengapa)
7. Tindakan koreksi
8. Dokumentasi
9. Verifikasi.
Ruang lingkup program audit HACCP
Dalam penerapan sistem HACCP diperlukan suatu evaluasi bahaya berkaitan
dengan bahan baku, tahap pemrosesan/produksi, pengemasan, kondisi
penyimpanan, dan penggunaan produk. Evaluasi tersebut diperlukan untuk
mengidentifikasi:
a. Potensi bahaya pada bahan baku yang berisiko mudah rusak akibat
mikroorganisme, beracun mengandung unsur kimiawi
b. Sumber kontaminasi melalui analisis setiap mata rantai pengadaan
pangan
c. Kondisi bahaya pada saat proses produksi, penyimpanan, peredaran
hingga ke konsumen
d. Menganalisis risiko setiap potensi bahaya, diperlukan sistim konsep audit
Program audit HACCP dilakukan secara berkala, minimal setahun sekali atau
setahun dua kali. Ruang lingkup program audit HACCP meliputi sebagai
berikut:
(1). Mengidentifikasi potensi bahaya;
(2). Memahami risiko bahaya yang timbul;
(3). Mampu mengidentifikasi titik-titik kritis, merekomendasikan tindakan
pengawasan, memberikan rekomendasi batas titik kritis dan melakukan
verifikasi;
(4). Mampu merekomendasikan tindakan koreksi, apabila penyimpangan
terjadi.
(5). Mampu melakukan penelitian dan penyidikan lanjut program HACCP
Tim audit HACCP harus mampu menentukan ruang lingkup verifikasi dari
sejak kegiatan awal (hulu) hingga dihasilkan produk akhir (hilir).
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
33/50
BAB III
PRINSIP UTAMA DALAM MELAKSANAKAN AUDIT
Selama waktu disediakan melaksanakan audit, maka sorang auditor harus
mengumpulkan informasi seefektif dan seefisien mungkin dengan teliti serta
objektif. Auditor harus mampu:
1. Mengumpulkan informasi dan bukti terkait proses, dokumen, staf,
peralatan, bahan sampel, cara pemantauan, dan praktek dokumentasi
serta cara pelaporan
2. Mengevaluasi dengan cermat membandingkan prosedur dengan standar
yang telah ditentukan melalui checklist
3. Mengidentifikasi bukti secara objektif, apakah pelaksanaan telahmemenuhi prosedur dan standar, apakah ada potensi masalah,
kelemahan atau kebutuhan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan
kinerja.
Efektifitas
Dalam mengumpulkan informasi dan bukti, seorang auditor selalu mengarah
ke aspek kritis dari setiap prosedur atau aktifitas yang diperiksa. Seorangauditor terlatih dan berpengalaman akan secara cepat mengenali aspek sistim
mutu yang paling mungkin gagal terutama diwaktu kritis. Oleh karena itu
perlu perhatian khusus ke aspek kritis selama pemeriksaan sistim mutu, agar
audit dapat berlangsung efektif
Auditor harus mampu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya peristiwa
berrisiko dan mencari tahu langkah-langkah apa yang perlu dihindari atau
ditindak lanjuti.
Efisiensi
Setiap kali audit harus memperhatikan waktu, karena setiap situasi terdapat
banyak aspek yang harus mendapat perhatian. Oleh karenanya auditor harus
dapat memanfaat waktu sebaik-baiknya dengan cara:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
34/50
1. Menggunakan teknis pengumpulan informasi seefisien mungkin
2. Hindarkan permasalahan yang tidak re;evan dan menyimpang
3. Perencanaan yang tepat perlu dilakukan
4. Memelihara hubungan interpersonal selama audit
Objektivitas
Auditor harus berusaha mencari bukti berdasarkan fakta, bukan berpetualang
mencari kesalahan. Auditor harus mampu menjajaki dan mendalami serta
melakukan konfirmasi bahwa:
1. Dokumentasi mutu telah tepat diimplentasikan
2. Organisasi yang menyelenggarakan sistim mutu telah sesuai standar
Auditor harus mencari bukti objektif yang mendasarkan kesimpulan mereka
(auditee) atau pengakuan mereka, dan bukan kesimpulan bersifat pribadi.
Ketelitian
Auditor harus mengkonfirmasi bukti bahwa organisasi belum atau tidak
melaksanakan sistim mutu sebagaimana diterangkan dalam dokumentasi.
Seringkali yang terdokumentasi bukan jaminan bahwa organisasi telah
mengikuti sistim mutu. Di akhir audit para auditor harus yakin bahwa tidak
ada aspek kritis lepas atau tidak menjadi perhatian atau tidak terkait sama
sekali dengan sistim mutu.
Harus diingat, tujuan audit adalah menentukan sejauh mana organisasi
tersebut telah memenuhi persyaratan mutu. Auditor harus focus pada
permasalahan yang penting dan berikan umpan balik positif setiap bukti yang
ditemukan. Sekali lagi perlu diingat bahwa audit adalah misi pencarian fakta,bukan berpetualang mencari kesalahan.
Sebagai contoh formulir checklist audit HACCP sebagai berikut:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
35/50
TANGGAL AUDIT: NO.FILE AUDIT:
NAMA UNIT USAHA:
ALAMAT:
NAMA-NAMA AUDITOR
TELEPON
FAXKONTAK PERSONAL UNIT USAHA
PRODUK YANG DIHASILKAN
ANGGOTA TIM HACCP UNIT USAHA
JUMLAH KARYAWAN
PENASEHAT TEKNIS HACCP
TANDA TANGAN AUDITOR
TANDA TANGAN AUDITEE
RINCIAN HASIL TEMUAN/KOMENTAR
TIM HACCP UNIT USAHAAdakah coordinator Tim HACCP?
Apakah Tim HACCP merupakan hasilseleksi?
Apa kemampuan dan pengalamandimiliki anggota Tim dan bagaimanacara mengembangkankeahlian/ketrampilan dan sikapkerja?
Adakah diskrips/spesifikasi yangdisiapkan untuk setiap roduk yang
diproduksi?- komposisi
- Kemasan (dalam/luar)
- Persyaratan distribusi?
- Metode penyimpanan?
Adakah pemakaian secara khusus?
- Persyaratan konsumen?
- Apakah ada peringatan khusus
Adakah disiapkan bagan alir produksiuntuk setiap produk yang diproduksi?
Apakah bagan alir produksi lengkap?
Apakah temasuk semua unitproduksi?
Adakah identifikasi input produksiutama?
Pernahkan bagan alir produksidiverifikasi?
PRINSIP 1: ANALISIS BAHAYA
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
36/50
Adakah idetifikasi bahaya disetiaplangkah produksi?
Adakah tingkat bahaya yangditemukan?
Adakah tindakan pengawasan
dilakukan untuk setiap tingkatbahaya?
PRINSIP 2: PENGWASAN TITIK-TITIK KRITIS (CRITICAL CONTROLPOINT/CCP)
Adakah identifikasi setiap titik-titik
kritis/CCP? dan apakah dicatat dalamtabel audit bahaya?
Adakah pengawasan khusus terhadapbahaya utama?
PRINSIP 3: BATAS-BATAS KRITIS
Adakah penetapan batas-batas kritis
di setiap tindakan pencegahan?Apakah ada hubungan antara bahayadan batas kritis dilakukan?
Bagaimana menentukan batas-bataskritis?
Apakah berdasarkan pengalaman?Atau
Hasil tinjauan pustaka?
PRINSIP 4: PROSEDUR PEMANTAUAN
Apakah prosedur monitoring
dilakukan? Apa yang dipantau?,Kapan dipantau? Bagaimana caramemantaunya?, dimana melakukanpemantauan?, dan oleh siapa yangmemantau?
Berapa kali frekuensi pemantauan?
Adakah catatan-catatan hasilpemantauan pada setiap petugas yangditunjuk?
Apakah ada disiapkan formulir
pemantauan?
PRINSIP 5: TINDAKAN KOREKSIAdakah tindakan koreksi diilakukanpada setiap titik-titik kritis/CCP?
Apakah jaminan bahwa koreksiberhasil?
PRINSIP 6: PROSEDUR VERIFIKASIPunyakah prosedur verifikasi yangefektif?
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
37/50
Adakah batas-batas kritisdiberlakukan?
Apakah verifikasi yang dilakukanmenunjukkan bahwa setiap CCP tetap
terawasi?
Apakah verifikasi yang dilakukantelah efektif bahwa program HACCPberjalan baik?
PRINSIP 7: PENCATATANAdakah pencatatan setiap
pemantauan?
Adakah semua batas-batas kritistercatat?
Apakah aktifitas verifikasi tercatat?
DOKUMENTASIPunyakah buku manual panduan
mutu?Punyakah kebijakan mutu?
Apakah semua dokumen diawasidengan baik?
CARA BERPRODUKSI YANG BAIK (GOOD MANUFACTURINGPARCTICE/GMP)
Apakah kebijakan GMP telahdilaksanakan di unit usaha denganbaik?
Adakah sistim audit GMP yang
dilakukan?Adakah tindakan koreksi terhadapGMP yang telah dilakukan?
PROSEDUR SANITASI
Apakah memiliki prosedur sanitasi?
Punyakah prosedur verifikasiterhadap sanitasi dilakukan?
Adakah tindakan koreksiterdokumentasi?
PENGAWASAN HAMA (PEST CONTROL)
Adakah prosedur pest control yangterdokumentasi?
Adakah prosedur verifikasi pestcontrol berjalan efektif, termasuk
tindakan koreksinya?
PELATIHAN (TRAINING)
Adakah program pelatihan? danapakah tercatat?
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
38/50
Apakah dilakukan secara regular?
Adakah dampak kemajuan dariprogram pelatihan?
KALIBRASI
Adakah tindakan kalibrasi terhadap
alat ukur?Adakah dokumen prosedur kalibrasi?
Adakah prosedur peninjauan ulangterhadap bahan-bahan produksi, padasaat alat ukur sedang di kalibrasi?
DOKUMENTASI
Apakah prosedur identifikasi produkyang telah diilaksanakanterdokumentasi?
Adakah penanganan khusus terhadapproduk yang teridentikasi tidak
memenuhi syarat terdokumentasi?KESIMPULAN UMUM:
NAMA DAN TANDA TANGANAUDITOR:
TANGGAL AUDIT:
NAMA DAN TANDA TANGANPENGAWAS JAMINAN MUTU(QUALITY ASSURANCE):
TANGGAL PERSETUJUAN :
TANGGAL KEMBALI VERIFIKASIULANG:
PERSETUJUAN QA:
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
39/50
BAB III
PENYUSUNAN CARA BERPRODUKSI YANG BAIK
Cara berproduksi yang baik (Good Manufacturing Practices/GMPs), menjadi
salah satu prasyarat jaminan mutu disamping tersedianya standar prosedur
operasional (SOP). Untuk menuju jaminan keamanan dan mutu produk daging
ayam yang baik, maka perlu disusun cara berproduksi yang baik melupti
sebagai berikut:
1. Pangangkutan Ayam ke RPA (transportation of live birds)
Alat pengangkut ayam harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Terancang kuat untuk memuat keranjang ayam/krat (crate)
- Alat angkut ayam harus cukup ventilasi, kering dengan atapterlindung matahari atau hujan.
- Jumlah ayam dimuat harus sesuai ukuran keranjang ayam
- Cukup ruang dan tinggi untuk kenyamanan ayam bergerak selama
menempuh perjalanan.
2. Penerimaan Ayam hidup (receiving of live birds)
Pengangkutan
- Alat angkut/truk pengangkut ayam sesuai standar yang diterbitkan
yang berwenang (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)
- Selama perjalanan dipastikan keranjang ayam (krat) tidak
menyebabkan ayam terluka, dengan cara sopir tidak ngebut, truk
tergunjang berat atau berhenti tiba-tiba.
- Ayam sakit tidak diangkut bersama ayam sehat dalam satu alat
angkut/truk
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
40/50
- Pengangkutan diupayakan jalan sesingkat mungkin untuk
menghindari ayam sakit/stress.
- Hentikan member pakan paling kurang 1 (satu) jam sebelum
dimuat alat angkut.
- Secara regular diperiksa kondisi kesehatan ayam selama
pengangkutan.
- Setelah tiba di RPA, ayam diatas alat angkut/truk diistirahatkan
paling kurang 30 menit sebelum diturunkan, bila kepanasan dapat
disiram dengan air bersih.
Penerimaan ayam.
- Setelah tiba di RPA seluruh dokumen resmi terkait surat jalan ayam
ke RPA, surat keterangan kesehatan hewan, diperiksa petugas
berwenang di RPA.
- Di RPA, ayam diistirahatkan diatas alat angkut terlindung daripanas matahari atau hujan, dengan atap sebagai pelindung, dimana
dilengkapi ventilasi udara cukup segar apabila terjadi peningkatan
temperatur udara.
- Pembongkaran atau tidak dibongkar ayam dari alat angkut, harus
dilakukan atas persetujuan dokter hewan unit usaha dan setelahdi
dilakukan pemeriksaan antemortem seperti apakah ada abnormal
suara pernafasan dan pergerakannya.
- Dilakukan penimbangan dan penghitungan ayam sebelum dipotong.
- Ayam sakit atau terduga sakitditunda dipotong dan harus diisolasiterpisah dari ayam sehat. Eliminasi ayam berpenyakit sangat
menular dan zoonosis harus dieliminasi dengan cara dibakar atau
dibakar di incinerator sesuai kaidah kesejahteraan hewan, serta
dilaporkan kepada dokter hewan berwenang setempat.
- Ayam terluka atau menderita dapat dilakukan penyembelihan
- Setelah diizinkan penurunan keranjang/krat ayam dari alat
angkut/truk dan dikeluarkan, maka baik keranjang/krat ayam dan
alat angkut/truk segera dibersihkan dan didesinfeksi.
- Bersihkan segera sampah dan cuci wilayah sekitar penurunan ayam
termasuk conveyor, sistem pengeringan, mesin/alat penggantung
ayam, setelah proses penyembelihan.
3. Penyembelihan Ayam (slaughtering)
Penyembilhan di Indonesia berlaku sesuai syari Islam yaitu dengan cara
memutus 3 (tiga) saluran yaitu, jalan penafasan, jalan makanan dan
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
41/50
pembuluh darah keluar dan balik ke jantung, yang dilakukan oleh juru
sembelih Muslim terlatih. Ada 2 (dua) metode penyembelihan yaitu
dengan pemingsanan atau tanpa pemingsanan. Apabila tanpa
pemingsanan, diupayakan tidak menyebabkan stress dan rasa sakit
berlebihan.
Metode penyembelihan ayam dengan pemingsanan (stunning), harusdipastikan peralatan elektronik sesuai standar yang dipersyaratkan,dimana tidak menyebabkan ayam mati sebelum disembelih. Oleh karenaitu harus ada petugas yang bertanggung jawab. Ada 3 beberapa metodestunning yaitu: electrical stunning, gasstunning seperti Carbon dioxide,
Argon dan metode lain. Indonesia umumnya dengan metode elektronik(water bath) untuk ayam potong skala industri.
Persyaratannya:
- Sebelum dilakukan pemingsanan ayam, petugas harus memastikanperalatan bekerja normal, sebelum dimulai proses penyembelihan.
- Penyembelihan menggunakan pisau tajam, diarahkan ketengahleher dan mempel untuk sekali ayun terputus pebuluh darah,saluran makanan dan saluran nafas, tanpa memotong tulang leher
sebelum mati sempurna.
- Dipastikan darah keluar sempurna dalam waktu paling kurang 3menit.
- Peralatan termasuk pisau tajam dipastikan harus bersih sebelumdigunakan.
- Pisau setelah didigunakan menyembelih harus dibersihkan denganair panas, untuk proses penyembelihan berikutnya.
4. Pencelupan air panas (scalding) dan pencabutan bulu (defeathering)
Persyaratannya:
- Ayam setelah mati segera dimasukkan ke air panas pada suhu
paling kurang 58 derajat Celcius atau lebih tinggi untuk proses
pencabutan bulu.
- Setelah pencelupan karkas di air panas, maka diikuti ke area
pencabutan bulu. Pencabutan bulu menggunakan mesin pencabut
bulu yang bersih atau dengan cara manual. Pencabutan bulu harus
sempurna termasuk bulu yang halus (pinfeather). Apabila
pencabutan bulu dengan peralatan kurang sempurna, maka
pencabutan bulu-bulu halus dilakukan secara manual.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
42/50
- Karkas ayam tidak boleh diletakan di lantai atau kontak dengan
lantai.
- Pencabutan bulu, jangan sampai terjadi kerusakan kualitas karkas
ayam.
- Setelah penbauatan bulu selesai, diperlukan seleksi ulang, bila
masih ada bulu-bulu halus dicabut secara manual dengan alat
penjepit (forceps).
- Apabila pencabutan bulu unggas menggunakan lilin, maka bahan-
bahan lilin harus memenuhi persyaratan sebagai food grade.
- Seluruh karkas ayam harus dibersihkan dengan air, dan cuci
seluruh peralatan, termasuk lantai dan dinding yang digunakan
dengan air setelah kegiatan selesai.
5. Pemisahan kepala dan kaki (head removal dan shank cutting)
Persyaratannya:
- Setelah proses pencabutan bulu, selanjutnya kepala dan kaki
dipotong dan dipisahkan.
- Pemotongan kepala dan kaki dilakukan dengan alat pisau dan
garpu atau gergaji elektronik.
- Peralatan elektronik harus selalu dipastikan berkerja dengan
kondisi baik.
- Karkas selanjutnya diproses untuk tahap pengeluaran jeroan
6. Pengeluaran jeroan (eviscerating)
Persyaratannya:
- Proses pengeluaran jeroan dilakukan dengan memotong bagian
bawah perut, dengan potongan irisan yang cukup untuk
mengeluarkann seluruh jeroan. Irisan dilakukan dengan hati-hati
tidak menyebakan terpotongnya saluran pencernaan dan terpotong
atau pecahnya kantung empedu.
- Setelah jeroan dikeluarkan, jeraon dan karkas diletakan bersama
untuk diperiksa postmortem oleh dokter hewan
- Jeroan yang dapat dikonsumsi, dipisahkan dari jeraon yang tidak
dapat dikonsumsi
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
43/50
- Jeroan yang dapat dikonsumsi dibersihkan dan didinginkan,
dengan temperatur dalam jeroan tidak lebih dari 7 (tujuh) derajat
celcius.
7. Pencucian karkas luar dan dalam (inside and outside carcass washing)
Persyaratannya:
- Karkas ayam dibersihkan dan dicuci dengan bagian dalam dan luar
dengan air.
8. Pendinginan (chilling)
Persyaratannya:
- Setelah selesai pencucian karkas dan produknya, didinginkan. Ada
2 (dua) metode yaitu hanya menggunakan air dan es dalam wadah
tanki sehingga suhu tidak lebih dari 7 (tujuh) derajat celcius,
dan/atau sistim pengaliran karkas pada air dingin mengalir dalam
tanki, atau pendinngin dengan suhu rendah paling kurang selama 1
(satu) jam
- Dalam hal penggunaan air dingin mengalir dalam tanki, harus
dapat mengaliri karkas ayam. Air dingin yang mengalir diikuti aliran
karkas ayam. Pada titik akhir, air dingin dalam tanki keluar melaluipipa yang secara otomatis berputar untuk membersihkan karkas
selanjutnya. Tanki air pendingin berputar selalu dilengkapi
termometer untuk mengukur kondisi suhu air agar tetap dibawah 7
derajat
- Pada kasus pemakaian sistim udara berpendingin:
a. Susunan ruangan dingin harus dirancang dari bahan-bahan
pengendalian panas dari luar. Lantai mampu tahan lama, tahan
gores, terbuat dari bahan-bahan tidak menyerap air. Dinding
dan celah-cealh dinding harus lincin dan mudah dibersihkan
dan didesinfeksi.
b. Pintu ruang dingin terbuat dari peralatan yang bersistim aman
untuk keluar dan tidak menyebabkan setiap orang dapat
terkunci di dalam.
c.Termometer harus terpampang mudah dilihat, sensor
thermometer terhubung di rauang dingin.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
44/50
d. Karkas ayam harus ditempatkan paling kurang 30 cm diatas
lantai dan tidak kontak dengan dinding.
- Pergerakan karkas ayam menuju atau dari raung dingin harus
berlakufirst in, first out(tidak masuk kembali ke ruang dingin)
- Ruang dingin harus bebas dari proses berembun (kondensasi)
- Suhu ruang dingin dan karkas ayam secara regular harus dicatat
- Ketika ruang dingin atau tanki dingin setelah selesai operasi dan
kosong, harus segera dibersihkan dan dikeringkan. Penggunaan lap
atau sponge tidak boleh digunakan.
9. Pemisahan daging (cutting)
Persyaratannya:
- Ruang proses pemotongan karkas harus terpisah dari ruangproduksi lainnya
- Ruang produksi harus cukup tersedia peralatan untuk proses
pemotongan karkas, converyor, tray untuk memidahkan karkas
ayam dan daging dan harus berkondisi bersih dan kering. Apabila
terkontaminasi harus segera dibersihkan
- Selama proses pemotongan karkas ayam dan dagingnya, tidak boleh
tertumpuk berlebihan di converyor
- Karyawan harus selalu cuci tangan dengan sabun dan desinfektan
- Ruang pemisahan daging harus selalu diawasi dan dibatasi hanyauntuk staf yang bekerja pada ruang tersebut. Karyawan yang tidak
berkepentingan dilarang memasuki ruang tersebut.
- Seleksi mutu daging ayam dan produknya diselaraskan dengan SNI
10.Pengemasan (packaging)
Persyaratannya:
- Bahan kemasan harus bersih,. Apabila bahan kemasan terbuat dari
plastic, maka harus sesuai standar untuk katagori pangan (food
grade)
- Kemasan harus baru dan tidak mudah rusak selama pengangkutan
- Label harus resmi tercantum pada kemasan, tidak boleh
menyimpang dari informasi, antara lain seperti bentuk karkas
(utuh/setengah/seperempat), daging dada ayam tanpa tulang, berat
bersih dalam gram atau kilogram, hari, bulan dan tahun
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
45/50
pemotongan ayam, hari, bulan dan tahun masa kadaluarsa,
instruksi penyimpanan, nama produsen, distributor atau merek
dagang dan alamat.
- Apabila bahan-bahan terbuat yang sulit dibersihkan atau berdebu,
harus dipisahkan. Ruang pengemasan harus terpisah dan
dirancang bebas dari debu, serangga/hama dan tikus.
11.Pengangkutan karkas dan/atau daging dan produk ayam (transportation
of poultry carcass, meat and products)
Persyaratannya:
- Alat angkut dirancang mampu mempertahankan suhu didalamkarkas ayam, daging dan produknya pada suhu 7 derajat celcius
atau lebih rendah selama perjalanan.- Pengangkutan karkas ayam, daging dan produknya harus ditangani
tidak terjadi kerusakan.
- Pintu alat angkut atau container harus selalu tertutup, hanya dapat
dibuka bila diperlukan.
- Pintu harus terkunci dan tersegel dengan kawat atau lainnya
selama pengangkutan dan dicegah untuk dibuka sepanjang dalam
perjalanan.
- Alat angkut karkas ayam, daging dan produknya, tidak boleh untuk
mengangkut ayam hidup.- Alat angkut atau container harus dibersihkan atau dicuci
ketikasebelum digunakan atau sesudah pemakaian.
12.Perlakuan limbah air (water treatments)
Persyaratannya:
Perlakuan limbah air (water treatment) harus dilakukan ditempat sesuai
ketentuan peraturan perundang-undang mengenai lingkungan.
KESEHATAN UMUM
Praktek hygiene
1. Rumah Potong Ayam (RPA)
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
46/50
Persyaratannya:a. RPA harus dilengkapi alir proses dan langkah-langkah aktifitas
b. Diperlukan pemeriksaan dan pencatatan kebersihan sebelumoperasi
c. Program pengawasan hama (pest control) dilakukan secara efektif
baik diluar dan didalam gedung RPAd. Program kebersihan dan pemeliharaan bangunan, peralatan,
mesin-mesin dan lingkungan selalu dilaksanakan baik sebelumdan sesudah kegiatan pemotongan. Kepedulian karyawan untuk
mencegah karkas, daging dan produk ayam kontak denganpermukaan lantai dan menghindarkan kontaminasi silang.
e. Dilengkapi sarana pencucian tangan, sabun dan desinfektan yangberlokasi disisi bangunan, toilet/wash room, pintu-pintu masukkegiatan produksi (ruang bersih)
f. Disediakan fasilitas penyimpanan, tempat ganti baju yang dicegah
pencemaran atau menjadi potensi pencemaran ke tempat lain.
g. Memiliki lemari penyimpanan individu karyawan yang terpisahdari bahan-bahan dan peralatan seperti bahan kemasan, imbuhanpangan, atau ruang berkumpul staf.
h. Ruang penyimpanan bahan kimiawi terpisah dari ruang atau area
produksi, dengan diberikan tanda atau label.i. Dilengkapi tempat-tempat sampah dan dibuang setelah kegiatan
selesai pada hari itu. Setelah akhir kegiatan produksi RPA danperalatannya harus dibersihkan dan didesinfeksi dan dipastikantidak ada daging bermalam di RPA.
2. Personal hygiene.
Persyaratannya:a. Semua karyawan/pekerja di RPA harus diperiksa kesehatannya
paling kurang 1 (satu) kali setahun.b. Karyawan bekerja harus memotong kuku, mencuci tangan dengan
sabun dan didesifektan sebelum memasuki ruang produksi dansetelah meninggalkan toilet
c. Selama jam operasi, setiap orang selalu memakai pakaian bersihdan didesinfeksi, menggunakan tutup rambut dan topi,
celemek/apron, masker dan sepatu boot.d. Peralatan personal (seperti jam tangan) dan makanan dilarang
masuk ke ruang produksi. Harus disimpan dalam lemari/lockere.Tutup rambut dan topi, celemek/apron, masker dan sepatu boot,
yang bukan sekali pakai harus dibersihkan setelah bekerja dandisimpan dalam ruangan khusus
f. Karyawan dilarang meninggalkan ruang produksi untuk mencegah
kontaminasi, hingga menerima persetujuan dari pengawasg. Merokok, makan, menguyah permen dilarang dilakukan di ruang
produksi.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
47/50
BAB IV
PENYUSUNAN PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL SOP)
Dalam penyusunan satandar operasional dilakukan melalui rangakainkegiatan proses produksi. Karena pertumbuhan unit usaha pemotongan ayam
di Indonesia cukup pesat, maka selain menyiapkan cara berproduksi yang
baik (GMP), maka untuk menyempurnakan sistim keamanan dan mutu
HACCP perlu disusun prosedur standar operasional khususnya untuk unit
usaha pemotongan ayam.
Isi standar operasional unit pemotongan ayam meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Kegiatan pengemasan karkas dengan plastik kedap udara
2.Tujuan agar masa simpan lebih panjang sesuai ketentuan masa
kadaluarsa
3. Penanggung jawab operasional : Kepala seksi produksi.
4. Nomor SOP : Pengemasan karkas dengan plastik kedap udara
5. Urutan kegiatan sebagai berikut:
5.1 Karkas direndam dalam air bersuhu : -4 s.d 0 derajat celcius
5.2 Seleksi besaran seragam dan ditimbang
5.3 Karkas dikemas dalam plastic kedap udara, bermerek dan berlabel
5.4 Diberi kode produksi ketentuan unit usaha5.5 Ditempatkan dalam krat dalam keadaan beku sesuai permintaan
pelanggan.
Nama Unit Usaha Pemotongan Ayam:..
Bagian :Halaman: 1dari 1
Standar prosedur operasional:
Karkas utuh dikemas kedap udara
Revisi :
Tanggal :
Kegiatan:Penghilangan kaki dan pengeluaran jeroan
yang diikuti pencucian
Paraf :Nama Penanggung jawab:
Jabatan :Tujuan : membentuk karkas ayam utuh Urutan aktifitas:
Penghilangan kaki dan kepala
- Ayam dicuci dengan air bersih (menggunakan seprotan)
- Pisahkan kaki dan kepala
- Selanjutnya karkas digantung pada rel penggantung untuk prosespengeluaran jeroan
- Diperiksa postmortem oleh dokter hewan dan pembantunya
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
48/50
Pengeluaran jeroan
-Jeroan dikeluarkan dengan alat otomatis,
-Jeroan diperiksa post mortem oleh dokter hewan, kemudian disalurkan keruang pemrosesan jeroan
- Bersihakn rongga dada dengan garpu, dilanjutkan pembersihan dengan air
seprot menggunakan vacuum nozzle untuk kesempurnaan kebersihan- Hasil pemeriksaan dokter hewan ada keabnormalan dan/ataukelainan
karkas dan jeroan karena racun atau penyakit, maka karkas yangbersaangkutan disingkirkan dari pengantungnya dan diletakkan padakeranjang/krat khusus untuk karkas dan jeroan terpisah untuk diperiksa
lebih detail.
-
Pencucian dan pendinginan
- Karkas yang memenuhi syarat, diteruskan ke ruang proses berikutnya,
untuk dicuci dan/atau didinginkan di ruang bersih
- Karkas disiapkan dalam alat angkut untuk dibungkus plastic untuk diproses
kemasan vacuum udara pada alat vacuum udara- Karkas diberi kode dan tanggal produksi
- Karkas didinginkan pada suhu-4 s.d 0 derajat celcius (blast freezer) dalamwaktu 30 menit dan selanjutnya dibekukan pada suhu -18 derajat celcius
Distribusi ke pelanggan
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
49/50
LAMPIRAN: KEPERLUAN PERALATAN RPA
Peralatan Rumah Potong Ayam (RPA) yang penting sebagai berikut:
1. Peralatan pemingsanan (water bathstunning), apabila menggunakannya2. Macam-macam pisau untuk sembelih, untuk mengiris, pisau tulang dan
memotong3. Peralatan sterilisasi pisau-pisau4. Peralatan pengasah pisau5. Mesin pemanas air (scalding vat)6. Mesin pencabut bulu (plucking machine/plucker) bila digunakan7. Alat pencabut bulu halus (plucking forceps)8. Gergaji elektronik (electronic saw) atau pisau pemotong tulang (shank
cutting knives)9. Alat pengeluaran jeroan (evisceration tools) seperti gunting, drawing tools
10. Meja karkas (shackle or carcass table)11. Peralatan pendingin seperti chilling room, refrigerator, chilling tank12. Termometer13. Timbangan ayam hidup dan daging ayam14. Alat penggerak karkas seperti converyor
15. Pakaian pelindung, celemek, penutup rambut, masker dan sepatu boot16. Peralatan kebersihan dan pensucihama.
-
7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan
50/50
Bahan-Bahan Pustaka:
1. Anonimous, Meat and Meat Products, Codex Alimentarius Volume Ten.
Joint FAO/WHO. Food Standard. Codex Alimentarius Commission, 19932. Anonimous, ABC meat company Good Manufacturing Practices, 20103. Anonimous, Poultry Meat and Poultry Products Inspection, VPH Division.
Department of Livestock Development. Ministry of Agriculture, Thailand.1992.
4. Anonimous, International Seminar of Animal Health and Production
Services for Village Livestocks. Proceeding. Kon Kaen. Thailand.1989.5. Anonimous, Meat Safety Quality Assurance System.- MSQA. For Fresh
Meat, Second Edition. AQIS, Canberra. Australia. 1990.6. Deming, W. Edwards (1986). Out of the Crisis. MIT Press. ISBN0-
911379-01-0.OCLC13126265Haller, Harold S. (1993).
7. Harold S. Haller, Managing with profound knowledge: A managementprocess based on the Deming management theory.
8. Michael M Cramer- 2013 - Technology & Engineering Design,Maintenance, and Good Manufacturing Practices, Second Edition ...Seward, Dr. Skip, How to Build a Food-Safe Plant, Meat Processing, April2004,
9. Michael J Palazo, Jr and E Os Chan. Basic of Microbilogy. Mc Graw-Hill
Book Company, 1986.10. RA Lawrie. Meat Science. Univercity of Nothingham, Cambridge.
Pergamon Press. London.1968.11. SC Hataway, Risk Analysis and Meat Hygiene. Revue Scientifique
Et Technique. Vol.12 No.16. OIE.199312. Soewarno T. Soekarto. Dasar-Dasar Pengawas dan Standardisasi
Mutu Pangan. Ditjen Dikti. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,
IPB, Bogor.1990
http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Numberhttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/OCLChttp://www.worldcat.org/oclc/13126265http://www.worldcat.org/oclc/13126265http://www.worldcat.org/oclc/13126265http://en.wikipedia.org/wiki/OCLChttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number