rencana kerja jaminan keamanan dan mutu unit usaha pangan asal hewan

Upload: moch-luthfie-noegraha-ssi

Post on 24-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    1/50

    PEDOM N

    BIMBING N RENC N KERJ

    J MIN N KE M N N D N MUTU

    UNIT US H P NG N S L HEW N

    2014

    YUDI PRASTOWO, drh

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    2/50

    DAFTAR ISI

    Halaman

    Kata Sambutan i

    Pengantar Penulis ii

    Konsep Jaminan Mutu

    Arti Mutu

    Pengendalian Mutu

    Sistem Jaminan Mutu

    Kebijakan Mutu

    Tujuan Mutu

    Perbaikan Berkesinambungan

    Implementasi dan Penilaian Jaminan Mutu Melalui

    Pendekatan Identifikasi

    Titik-Titik Kritis Bahaya (Hazard)

    Dokumentasi

    Checklist audit HACCP

    Ruang Lingkup Program Audit HACCP

    Prinsip-Prinsip Utama Dalam Melaksanakan AuditPenyusunan Cara Berproduksi Yang Baik

    Penyusunan Prosedur Standar Operasional (SOP)

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    3/50

    PENGANTAR PENULIS

    Dalam mengantisipasi fenomena dan dinamika perkembangan internasionalmaupun regional, Indonesia harus mampu memanfaatkan keadaan pasar

    yang terbuka dan kompetitif, tanpa harus mengorbankan lingkungan

    budidaya peternakan dari penyakit hewan, kesehatan masyarakat dan

    kelestarian lingkungan hidup.

    Globalisasi perdagangan menuntut produk domestik untuk menyesuaikan diri

    dengan tuntutan diterapkan jaminan mutu seperti ISO 9000. Untuk Hazard

    Analysis Critical Control Point (HACCP) dikhususkan untuk pangan, perlu

    dikembangkan lebih lanjut di Indonesia. HACCP merupakan suatu kebutuhan

    masyarakat agar selalu memperoleh makanan yang sehat, dan merupakan

    prasyarat produksi berwawasan lingkungan (eco-labelling).

    Sebagaimana diketahui, proyeksi permitaan protein hewani khususnya daging

    ternak terus meningkat, sedangkan laju produksi kian terbatas. Hal ini

    dikarenakan laju pertumbuhan masyarakat dunia meningkat tajam (7,5

    Milyard dengan petertumbuhan penduduk dunia 1,8%/tahun, 2012), maka

    akan menimbulkan ketidak seimbangan laju pertumbuhan penyediaan protein

    hewani, seperti daging sapi (FAO mendata populasi sapi di dunia 1,3 Milyard,

    hanya tumbuh 0,9 %/tahun 2012). Disisi lain kenaikan pendapat pendudukIndonesia perkapita meningkat, yang diikuti perubahan pola gaya hidup

    termasuk pola makan yang sehat dan aman, yang ditandai dengan

    bertambahnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya protein hewani

    khususnya daging sebagai bahan makanan yang bergizi tinggi.

    Secara konvesional penekanan pembinaan pada sIstem pengawasan produk

    akhir (end product inspection) saat ini melalui pengambilan sampel/contoh dan

    pengujian, dinilai masih belum memadai terutama dalam kaitannya dengan

    upaya pencegahan (preventive measures) masih belum memadai, karena risiko

    terhadap pencemaran ulang kemungkinan masih sering terjadi.

    Tingkat pencemaran dapat terjadi pada setiap mata rantai pengadaan pangan

    yang dimulai dari penyiapan bahan baku, pengolahan, penanganan,

    penyimpanan, pengangkutan, distribusi, pemasaran hingga pada tahap siap

    dikonsumsi. Untuk mengantisipasi kemungkian pencemaran tersebut

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    4/50

    diperlukan sistem pengawasan dan pencegahan secara dini terhadap masalah

    yang kemungkinan timbul dari sejak pra-produksi, selama produksi

    berlangsung sampai kepada pasca-produksi (pre-harvest food safety

    programmes).

    Berbagai langkah pembinaan, regulasi dan standar telah diupayakan, namun

    pembimbingan/pembinaan kepada unit usaha pangan masih perlu

    ditingkatkan efektivitasnya, melalui pengawasan pada setiap titik mata rantai

    pengadaan pangan baik oleh masyarakat dan pemerintah. Pendekatan melalui

    sistem mutu melalui konsep HACCP, merupakan kebutuhan untuk memenuhi

    selera konsumen yang kritis terhadap keamanan pangan. Sistim HACCP ini,

    mengevaluasi sistem pengawasan dimulai sejak identifikasi titik-titik kritis

    (Critical Control Point/CCP) awal sampai ke pemenuhan keputusan konsumen.

    Permintaan konsumen terhadap jaminan mutu dan keperluan produsen untuk

    memperluas pasar memerlukan jaminan keamanan pangan (food safety),kesehatan pangan (food hygiene) dan menghindarkan penyimpangan pangan

    seperti pemalsuan (economic fraud), serta menciptakan ketahanan pangan

    (food security) dari akibat kerusakan pangan yang seharusnya tidak perlu

    terjadi. Pentingnya dalam penulisan ini, merupakan bagian upaya

    mewujudkan program jaminan kaeamanan pangan (food safety) dan jaminan

    mutu (quality assurance).

    Analisa bahaya pada titik-titik kritis (HACCP) merupakan suatu pendekatan

    sistem keamanan dan mutu pangan, melalui identifikasi titik-titik kritis (CCP)bahaya (hazard) untuk dieliminasi, dicegah atau diperkecil risiko sampai

    ketingkat tidak membahayakan. Analisa bahaya pada titik-titik kritis (HACCP)

    bukanlah suatu beban ekonomi dari usaha penyediaan pangan, namun

    menjadi kebutuhan untuk kelanggengan usaha tersebut dalam menghadapi

    persaingan kompetitif, dengan menyajikan daya saing dan keterjangkauan

    kepada konsumen.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    5/50

    BAB I

    KONSEP JAMINAN MUTU

    Jaminan mutu merupakan proses melakukan verifikasi atau menentukan

    apakah suatu produk atau layanan yang dapat memenuhi atau melampaui

    keinginan atau kebutuhan pelangggan

    Pengertian jaminan mutu yaitu merupakan bagian dari manajemen mutu yang

    dikosentrasikan bagaimana dapat memberikan keyakinan bahwa persyaratan

    mutu akan terpenuhi (ISO 9000:2006). Jaminan mutu adalah proses

    pendekatan yang dilaksanakan melalui tindakan yang spesifik untuk suatu

    mencapai tujuan dan sasaran. Oleh karenanya pada proses tersebut perlu

    mempertimbangkan desain, cara pengembangan, cara memproduksi dan cara

    memberikan pelayanan yang dibutuhkan pelanggan.

    Alat yang popular dipergunakan untuk menyelenggarakan proses jaminan

    mutu, telah dikenalkan oleh William Edwards Deming yaitu ada 4 (empat)

    langkah: Rencanakan, Laksanakan, Periksa, dan Ambil Tindakan (Plan, Do,

    Check, and Act/PDCA).

    Keempat langkah jaminan mutu dalam model PDCA bermakna sebagai

    berikut:

    1. Rencanakan (Plan) yaitu menentukan tujuan dan proses yang dibutuhkanuntuk mencapai hasil yang diinginkan;

    2. Laksanakan (Do) yaitumelaksanakan proses yang telah ditetapkan;

    3. Periksa (Check) yaitu mengamati dan mengevaluasi terhadap proses yang

    sedang dilaksanakan dengan menguji hasilnya untuk dibandingkan dengan

    harapan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; dan

    4. Ambil tindakan (Act) yaitu melakukan tindakan yang diperlukan guna

    meningkatkan mutu hasil mutu yang diinginkan.

    PDCA adalah suatu metode efektif untuk memantau kegiatan/proses jaminan

    mutu, karena menganalisa seluruh kondisi yang ada dapat digunakan untuk

    menyediakan layanan produk kepada pelanggan.

    Jaminan mutu meliputi semua fungsi dan aktifitas yang berkaitan kehandalan

    pelayanan yang disajikan. Oleh karean itu harus fokus untuk menjadikan

    mutu bagian dari proses pemecahan masalah, memonitor secara

    berkelanjutan, serta mengembangkan sumberdaya yang ada yang meliputi:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    6/50

    1. Aktifitas langsung seperti menentukan kebutuhan dan peralatan,

    pelanggan, mengadakan produk, merencanakan proses kerja, dan

    pengelolaan sumberdaya.

    2. Aktifitas tidak langsung seperti pemasaran, pengiklanan, dukungan

    administasi, akunting, dan layanan pelanggan.

    3. Semua orang dalam organisasi mengambil peran yang telah disepakati

    masing-masing

    4. Semua pengaruh terkait hubungan dengan pelanggan dapat memberikan

    kontribusi bagi kepuasan pelanggan.

    ARTI MUTU

    Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap mutu, namun orang

    yang mememahami apa yang dimaksud dengan mutu yakni meliputi sejauh

    mana serangkaian aktifitas dapat memenuhi persyaratan. Ada yang

    mengartikan mutu adalah pencapaian kesesuaian terhadap persyaratan atau

    sesuai kebutuhan.

    Mutu pelayanan seringkali dihubungkan pada tingkat kepuasan pelanggan

    dalam menerima pelayanan. Dengan demikian mutu adalah tentang

    bagaimana memenuhi harapan pelanggan, meskipunharapan dari setiap orang

    adalah berbeda-beda

    Suatu organisasi perlu memutuskaan apa yang diinginkan pelanggannya dan

    bagaimana mereka dapat memberikan layanan prima. Untuk menyediakan

    layanan bermutu bagi pelanggan, maka harus ditetapkan suatu sistem yang

    mampu menyediakan layanan yang prima dan merupakan aktifitas bisnis

    yang efektif dan efisien.

    SISTEM

    MUTU

    JAMINAN MUTU

    PENGAWASAN

    MUTU

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    7/50

    Manajemen Mutu

    Filosofi Deming meliputi 14 poin utama tentang manajemen mutu dari

    karyanya berjudul Out of the Crisis yaitu:

    1. Ciptakan tujuan yang tetap untuk peningkatan pelayanan produk dan

    layanan

    2. Adopsi filosofi baru

    3. Hentikan ketergantungan pada pemeriksaan secara massal

    4. Akhiri kebiasaan pembelian berdasarkan harga

    5. Lakukan peningkatan terus menerus dan selamannya pada system

    produksi dan pelayanan

    6. Lembagakan pendidikan dan pelatihan

    7. Adopsi dan lembagakan kepemimpinan

    8. Usir ketakutan9. Hapuskan hambatan antar bagian

    10.Tiadakan slogan, himbauan dan sasaran setiap tingkatan kerja

    11.Tiadakan batasan angkatan kerja dan tiadakan sasaran setiap personal

    dalam mengelola

    12. Hilangkan hambatan yang membuat orang tidak merasa bangga atas

    karyanya

    13. Gerakan pendidikan dan peningkatan kompetensi bagi setiap orang

    14. Bertindak untuk mencapai perubahan.

    Sebaliknya, Deming menggambarkan kendala yang paling serius dihadapidalam manajemen pada saat ini yaitu:

    1. Kurang konsistensi terhadap tujuan yang telah disepakati

    2. Penekanan terhadap keuntungan diutamakan dalam jangka pendek

    3. Evaluasi kinerja, penilaian jasa hanya dilakukan tahunan daripada setiap

    waktu

    4. Mengutamakan mobilitas dalam pengelolaan, kurang perhatian terhadap

    kompetensi

    5. Menjalankan usaha hanya berdasarkan angka-angka atau data yangtampak

    6. Biaya kesehatan terlalu tinggi tidak mendahulukan pencegahan

    7. Ongkos jaminan terlalu tinggi, sehingga meninggalkan prinsip efektifitas

    Pencapaian Mutu

    Mutu dapat dicapai melalui:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    8/50

    1. Perencanaan, dokumentasi dan pelaksanaan system manajemen

    2. Menentukan persayaratan/kebutuhan pelanggan

    3. Memastikan ketersediaan sumberdaya dan fasilitas

    4. Menyediakan pelatihan kepemimpinan dan pengawasan staf

    5. Memastikan semua aktifitas dilakukan dengan benar

    6. Apabila ada kekeliruan, dipastikan tindakan koreksi yang efektif

    7. Menetapkan sasaran guna perbaikan berkesinambungan

    8. Melakukan analisis secara rutin terhadap sistim dan operasionalnya.

    9. Memastikan adanya komitmen dari setiap tingkatan organisasi.

    PENGENDALIAN MUTU

    Yang dimaksud pengendalian mutu adalah merupakan dari bagian manajemenmutu yang ditujukan untuk memenuhi persyaratan mutu. Pada proses

    pengendalian mutu untuk mengukur kinerja sesungguhnya dengan

    membandingkan standar yang digunakan dengan hasil yang diperoleh. Oleh

    karena itu pengendalian mutu merupakan satu komponen dari proses

    pemantauan mutu di dalam sistem jaminan mutu

    Pengendalian mutu terkait dengan hasil yang diperoleh memerlukan protokol

    yang tepat dan dilakukan dengan cara yang benar dalam lingkungan yang

    tepat dan dilakukan oleh orang yang berkompetensi.

    Prosedur pengendalian mutu dilakukan dengan memantau aktifitas kerja

    dalam suatu sistem mutu. Proses pemantauan ini akan memberikan

    peringatan dini tentang adanya penyimpangan yang terjadi dan sekaligus

    mendeteksi solusi dari kekurangan dan kesalahan dalam operasional, perlatan

    yang digunakan dan perlunya fasilitas sebagai kelengkapan dalam sistem

    mutu dapat bekerja dengan benar dan baik.

    Saat dilakukan penggabungan antara pengendalian mutu dan jaminan mutu,

    maka akan kita temukan bahwa pengawasaan mutu (quality control) adalh

    merupakan bagian dari jaminan mutu. Oleh karenanya jaminan mutu meliputisetiap fungsi dan aktifitas yang dilakukan untuk memastikan bahwa sistem

    mutu bekerja sesuai yang diharapkan.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    9/50

    SISTEM MANAJEMEN MUTU

    Sistem jaminan mutu dapat membantu suatu organisasi untuk meningkatkan

    kepuasan pelanggan dan mempertahankan mutu. Sistem jaminan mutu

    digunakan untuk mengarahkan dan mengendalikan organisasi yang

    mengutamakan mutu pelayanan dan jasa yang dihasilkan.

    Suatu sistem jaminan mutu dapat membantu organisasi dalam meningkatkan

    perbaikan kepuasan pelanggan secara berkesinambungan. Sistem ini

    memberikan keyakinan organisasi dan pelanggannya bahwa organisasi

    tersebut mampu menyediakan produk atau jasa yang memenuhi persyaratan

    secara konsisten.

    Untuk memimpin dan menjalankan organisasi dengan sukses, maka

    organisasi perlu diarahkan dann dikendalikan secara sistematis dan

    transparan. Mengelola suatu organisasi meliputi manajemen mutu sebagai

    salah satu manajemen lainnya.

    Delapan prinsip manajemen mutu yang diidentifikasi dan dapat dipergunakan

    oleh manajemen dalam rangka peningkatan kinerja yaitu:

    Focus pada pelanggan

    Organisasi berhasil bergantung pada pelanggannya. Oleh karena itu

    harus dapat dipahami kebutuhan pada saat ini dan mendatang, harus

    memenuhi sesuai harapan pelanggan dan berupaya melampui harapan

    pelanggan.

    Kepemimpinan

    Pemimpin yang menetapkan tujuan dan arah organisasi. Pemimpin harus

    mampu menciptakan dan mempertahankan lingkungan internalnya dapat

    terlibat dalam mencapai tujuan organisasi melalui arahannya.

    Keterlibatan orang-orang

    Sangat penting keterlibatan orang-orang dalam organisasi secara total

    agar dapat mencapai tujuan organisasi secara baik dan benar serat sesuaiharapan pelanggan.

    Pendekatan proses

    Hasil yang ingin dicapai agar lebih efektif dan efisien melibatkan seluruh

    sumberdaya melakukan aktifitas yang dikelola melalui suatu proses yang

    efisien.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    10/50

    Pendekatan sistem terhadap manajemen

    Melakukan identifikasi, memhamai dan menangani proses yang saling

    berhubungan merupakan kontribusi terhadap efektifitas dan efisiensi

    suatu organisasi mencapai tujuan dan sasarnnya.

    Perbaikan berkesinambungan

    Perbaikan berkesinambungan terhadap kinerja organisasi secara utuh

    dan keseluruhan harus dijadikan tujuan yang tetap dalam mencapai

    tujuan organisasi

    Pendekatan berbasis fakta untuk pengambilan keputusan

    Keputusan yang diambil akan efektif dilakukan berbasis analisa data dan

    informasi yang cepat dan tepat sesuai fakta lapangan.

    Hubungan saling menguntungkan

    Suatu organisasi bekerja dengan para pemasoknya harus saling menjalin

    hubungan menguntungkan dan saling ketergantungan untuk

    meningkatkan kemampuan organisasi dan pemasoknya dalam

    menciptakan nilai (value)yang diinginkan.

    Pendekataan Sistem Jaminan Mutu

    Suatu pendekatan dalam rangka mengembangkan dan melaksanakan system

    jaminan mutu dapat ditentukan tindakan atau langkah-langkah sebagai

    berikut:

    Memepelajari harapan dann menentukan kebutuhan pelanggan dan pihak

    yang berkepentingan lainnya

    Menentukan kebijakan, tujuan dan sasaran mutu dalamm organisasi

    Menentukan proses dan tanggung jawab yang dibutuhkan untukmencapai tujuan mutu

    Membentuk metode untukk mengukur efektifitas dan efisiensi dari setiap

    proses mutu

    Menentukan cara untuk mencegah adanya ketidaksesuaian dan

    meniadakan penyebabnya.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    11/50

    Membuat dan menerapkan proses untuk peningkatan mutu

    berkesinambungan terhadap sistem jaminan mutu.

    Sebuah organisasi yang mengadopsi pendekatan ini, akan menciptakann

    keyakinan dalam kemampuan berprosesnya dan kualitas mutu yang

    dihasilkan, serta menjadi dasar perbaikan secara berkesinambungan. Hal inidapat diarahkan untuk mencapai dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan

    mencapai keberhasilan suatu organisasi.

    Peran Manajemen

    Kepemimpinan, manajer puncak meciptakan lingkungan kondunsif dan

    tindakan yang tepat yang melibatkan orang-orang secara penuh perlu

    memastikan opasional system jaminan mutu berjalan efektif. Prinsip-prinsip

    manajemen mutu dapat didipergunakan oleh manajer puncak sebagai dasar

    untuk:

    Membuat dan mempertahankan tujuan kebijakan mutu organisasi

    Mempromosikan kebijakan mutu dan tuujuan mutu di lingkungan

    organisasi agar meningkatkan kesadaran, motivasi dan keterlibatan orang-

    orang dalam mencapai tujuan organisasi.

    Memastikan bahwa persyaratan pelanggan dapat dicapai di lingkungan

    organisasi

    Memastikan sistem manajemen mutu berjalan efektif dan efisien, berjalan

    dan mampu mempertahankan tujuan mencapai kepuasan pelanggan

    Memastikan sumberdaya yang dibuutuhkan selalu tersedia

    Menganalisis sistem manajemen mutu secara berkala

    Memutskan tindakan yang muncul karena adanya ketidaksesuaian

    sehubungan dengan kebijakan mutu dan tujuan mutu

    Memastikan keputusan tindakann yang akan dilakukan untuk

    peniingkatan sistem manajemen mutu.

    Manajemen mutu yang efektif.

    Manajemen mutu yang efektif dapat diimplementasikan meliputi antara lain:

    Kebijakan mutu

    Menyatakanndengan singkat tentang komitmen organisasi dalam

    pencapaian mutu.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    12/50

    Tujuan mutu

    Sasaran yang teridentifikasi dan terkuantifikasi dari rencana aksi yang

    akan dilakukan guna mencaai peningkatan mutu dalam sistem

    manajemen, tindakan tteknis dan layanan mutu

    Peningkatan berkesinambungan

    Pada proses peningkatan yang berkesinambungan hendaknya dilakukkan

    pada semua aspek manajemen mutu

    KEBIJAKAN MUTU

    Kebijakan mutu umumnya merupakan dokumen yang sering diabaikan dan

    diremehkan. Dengan dokumen tersebut menentukan kualitas organisasidalam menentukan arah dan tujuan dari organisasi. Beberapa pengertian

    terkait kebijakan mutu adalah maksud dan tujuan organisasi dalam mencapai

    tujuan. Kebijakann mutu harus tertulis untuk menggambarkan organisasi apa

    yang ingin dicapai dan bagaimana cara mengoperasikan. Hal ini dapat

    diidentifikasi meliputi sebagai berikut:

    Niat organisasi secara keseluruhan

    Komitmen pada praktek secara professional yang baik

    Komitmen pada memberikann pelayanan pada pelanggannya

    Komitmen pada kepatuhan terhadap regulasi dan standar serta kriteriayang ditetapkan.

    Komitmen terhadap perbaikan berkesinambungan

    Kesadaran staf/karyawan untuk komitmen pada sistem mutu.

    TUJUAN MUTU

    Tujuan mutu adalah sesuatu yang dicari, atau dijadikakn sasaran, berkaitan

    dengan mutu (ISO 9000:2006). Tujuan mutu untuk membantu organisasi

    mencapai niat dari suatu kebijakan mutu agar lebih efektif. Tujuan mutu

    terkait rencana tindakan yang akan dilaksanakan yang diperlukan sespesifik

    mungkin. Tujuan mutu harus jelas, mudah dipahami guna untuk mengurangi

    kesalahan sekecil mungkin. Tujuann mutu yang telah ditetapkan secara

    spesifik dapat terukur dengan cermat. Dalam menyusun tujuan mutu harus

    mempertimbangkan kriteria SMART yaitu:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    13/50

    Spesifik (spesifik)Tujuan harus spesifik dalam hal yang ingin dicapai, sebagai contoh kami

    menyediakan layanan prima adalah bersifat umum. Namun makna

    prima apakah yang dimaksud unggul, akurat atau cepat. Prima yangdimaksud disini layanan pada kesempatan pertama.

    Measureable (terukur)

    Tujuan harus bisa diukur, tidak ada gunanya banyak tujuan apabila

    tidak tahu cara mengukurnya, misalnya meningkkatkan kepuasan

    pelanggan. Oleh karenanya harus mampu menentukan standar capaian

    seperti mampu menurunkan keluhan pelanggan sekitar 30% dari

    kebijakaan mutu yang ditetapkan.

    Achievable (terjangkau)

    Menetapkan tujuan yang bisa dicapai, misalnya menurunkan atau

    mengurangi keluhan pelanggan hingga minimalis atau nol merupakan

    suatu hal yang tidak mungkin dijangkau dan dicapai

    Realistic (realitis)

    Tujuan harus realistis sesuai dengan summberdaya yang dimiliki

    organisasi, miisalnya mengurangi waktu penyelesaian produk hingga

    separuh waktu, maka akan kurang realistis dengan sumberdaya yang

    tersedia.

    Timely (tepat waktu)

    Dalam mencapai tujuan perlu ditetapkan waktu agar pelanggan dapat

    menerimma layanan tepat waktu, misalnya jadwal penerbangan tunda

    dikurangi apabila bukan masalah teknis, sehingga kepuasan pelayanan

    pelanggan merupakan pengembangan mutu layanan.

    PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN

    Perbaikan berkesinambungan adalah merupakan aktifitas yang berulang-

    ulang untuk meningkatkan kemampuan layanan yang memenuhi perrsyaratan

    (ISO 9000:2006). Manfaat utama dari perbaikan berkesinambungan bagi

    organisasi, meliputi:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    14/50

    Peningkatan kemampuan organisasi sangat menguntungkan peningkatan

    kinerja

    Penyelarasan tindakan peningkatan di semua lini organisasi terkait

    dengan tujuan organisasi yang ingin dicapai

    Peluang bereaksi cepat apabila ada ketidak sesuaian analisa pelaksanaanpengembangan rancangan HACCP, seperti aktifitas gambar berikut.

    Tujuan perbaikan berkesinambungan dalam system manajemen mutu adalah

    untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan melakukan tindakan yaitu:

    Menganalisa dan mengevaluasi situasi yang ada melalui hasil identifikasi

    bidang-bidang yang harus diperbaiki. Menentukan tujuan perbaikan

    Mencari alternative solusi yang tepat

    Mengevaluasi solusi yang akan dilakukan melalui seleksi

    Mengimplementasikan solusi terpilih

    Mengukur, memverifikasi, menganalisa dan mengevaluasi hasil dari

    implemetasi solusi bahwa tujuan telah tercapai

    Meresmikan perubahan.

    Perbaikan berkesinambungan merupakan aktifitas dan peluang dari umpan

    balik yang berasal dari pelanggan atau audit system manajemen mutu.

    Kegiatan peningkatan berkesinammbungan dapat berupa gebrakan baru atau

    perbaikan dengan langkah-langkah jangka pendek. Gebrakan baru diprakarsai

    oleh manajer puncak dan tim yang ditunjuk pimpinan. Perbaikan jangka

    panjang (gebrakan baru) perlu didukung alokasi sumberdaya dapat berupa

    perbaikan besar dan/atau pengenalan proses baru.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    15/50

    Perbaikan jangka pendek secara kolektif bisa membuat perbaikan yang

    signifikan menuju operasional yang lebih efektif, efisien dan ekonomis.

    Perbaikan jangka pendek ini umumnya timbul dari masalah proses temuan

    minor, tren pengendalian mutu, usulan staf, atau sebagai hasil audit internal

    dan/atau eksternal. Pada umumnya staf yang berkompeten atau kelompok

    kerja kecil yang ditunjuk, untuk melakukan perbaikan.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    16/50

    BAB II

    IMPLEMENTASI DAN PENILAIAN JAMINAN MUTU MELALUI

    PENDEKATAN IDENTIFIKASI TITIK KRITIS BAHAYA H Z R )

    Pelaku bisnis dapat memberikan iklim kerja yang kondunsif dalam suatuusaha dengan memberikan layanan kepada pelanggan secara prima dan

    sekaligus memberikan kepercayaan mitra bisnis melalui jaminan mutu.

    Jaminan mutu merupakan kebutuhan bukan sekedar keinginan berbisnis.

    Konsep jaminan mutu bukan sesuatu yang eksklusif, berbiaya mahal, dan

    tidak tergantung kepada besar atau kecilnya skala dan unit usaha, namun

    merupakan upaya lebih memberikan kepuasan bagi pelanggan melalui

    jaminan kebersihan dan disiplin terhadap komitmen bisnis. Dengan

    menerapkan jaminan mutu akan meningkatkan kepuasan bagi pelanggan,juga sekaligus meningkatkan keuntungan bisnis dalam jangka pendek

    maupun panjang. Sebagai contoh bisnis kuliner tidak pernah surut, tetapi

    semakin meningkat jumlahnya, namun tidak jarang pelaku bisnis melupakan

    merancang konsep jaminan mutu sehingga bisnis yang dilakukan hanya

    berlansung sesaat.

    Tuntutan jaminan mutu bisa digunakan berbagai produksi pangan, tempat

    penyimpanan, restaurant dan lain-lain. Dalam hal tulisan ini ini, lebih

    mengkhususkan terhadap hasil peternakan yang lebih dibutuhkan di

    Indonesia, agar tidak dijadikan pasar oleh mitra dagang Negara lain dalam

    merebut pasar domestik.Tuntutan jaminan mutu terhadap produk yang

    dihasilkan bagi pelanggannya menjadi prasyarat permintaan pasar dan

    kelanggengan bisnis melaluiimplementasi dan penilaian jaminan mutu melalui

    pendekatan identifikasi, pengamatan dan pengawasan titik kritis bahaya

    (hazard). Hasil produksi peternakan dengan menerapkan hal tersebut,

    akanmenghasilkan produk berkualitas dan/atau produk yang berumur lebih

    lama.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    17/50

    Rancangan HACCP harus didukung terlebih dahulu cara berproduksi yang

    baik (Good Manufacturing Practices/GMPs)dan standar prosedur operasional

    (Standard Operation Procedures/SOPs) kerja untuk memenuhi tujuan

    tertinggiISO 9000

    Langkah pengembangan dan pelaksanaan melalui pengawasan keamanan

    pangan hasil peternakan melalui program yang dikenal Hazard Analysis

    Critical Control Point (HACCP) dilakukan melalui urutan kesatuan kegiatan

    sebagai berikut:

    1. Menyusun Tim HACCP dan sasaran yang akan dicapai dalam program

    HACCP;

    2. Menyiapkan deskripsi produk yang akan dihasilkan dan metodepemasaran

    3. Manfaat produk yang dihasilkan dijelaskan

    4. Menyusun rinci alur proses kerja produksi

    5. Menilai alur proses kerja, apakah sudah layak untuk dikerjakan

    6. Menetapkan potensi bahaya kerusakan yang bisa muncul, menganalisis

    apakah merupakan bahaya sebenarnya yang akan menggangu proses

    produksi dan mempertimbangkan cara pengawasannya dari setiap bahaya

    yang telah teridentifikasi. Ini merupakan Prinsip 1.

    7. Menentukan pengawasan yang merupakan titik-titik kritis (critical controlpoint/CCP) yang teridentifikasi potensi menggagalkan produksi yang

    bermutu. Prinsip 2

    8. Menetapkan batas-batas kritis setiap titik-titik kritis (CCP). Prinsip 3

    9. Menetapkan sistim pemantauan titik-titik kritis yang mudah

    diimplentasikan dan jelas. Prinsip 4

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    18/50

    10. Menetapkan rencana tindakan koreksi (corrective action plan) dari setiap

    penyimpangan yang terjadi pada titik-titik kritis (CCP). Prinsip 5

    11. Menyiapkan prosedur verifikasi atau penilaian. Prinsip 6

    12. Menyiapkan catatan dan dokumentasi (record keeping and documentation).

    Prinsip 7

    13. Menentukan jenis pelatihan tepat dan waktu bagi manajer mutu (quality

    assurance), pengawas, semua karyawan

    14. Menyiapkan format formulir pemantauan dan evaluasi guna

    meningkatkan mutu pengawasan melalui prosedur analisis

    15. Menyiapkan informasi pengujian mikrobiologi dan residu sesuai standar

    nasional yang ada.

    Dokumentasi

    Dokumen adalah merupakan hal penting dalam perencanaan HACCP dari

    pengembangan dan pelaksanaan ke-7 prinsip tersebut diatas. Dalam rangka

    melakukan audit perlu melengkapi dokumen sebagai berikut:

    1. Buku register

    Sebagai contoh buku register untuk melakukan evaluasi penerapan

    sistem HACCP sebagai berikut:

    No. Tanggal Pokok permasalahan Jumlah

    halaman

    Persetujuan

    kedua belah

    pihak

    Komentar dan Paraf

    2. Register anggota Tim HACCP

    Keperluan evaluasi secara teknis dapat berjalan lancar, diperlukan

    pembentukan Tim HACCP, yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu dan

    ketrampilan spesifik, yaitu menerangkan:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    19/50

    Nama dan Jenis jabatan (manajer umum, manajer mutu/Quality

    Assurance, manajer, pengawas/Quality Control, dan karyawan)

    Nama dan jumlah tim audit HACCP minimal 3 (tiga) orang dan

    maksimal 5 (lima) orang yang mempunyai kompetensi sebagai berikut:

    (1). Mengidentifikasi potensi bahaya;

    (2). Memahami risiko bahaya yang timbul;

    (3). Mampu mengidentifikasi titik-titik kritis, merekomendasikan

    tindakan pengawasan, member rekomendasi batas titik kritis dan

    melakukan verifikasi;

    (4). Mampu merekomendasikan tindakan koreksi, apabila

    penyimpangan terjadi.

    (5). Mampu melakukan penelitian dan penyidikan lanjut program

    HACCP

    Penetapan Kebijakan Mutu

    Kebijakan Mutu ditetapkan oleh Manajer Umum Unit Usaha Pemotongan

    Unggas untuk menghasilkan produk pangan yang aman dan layak

    dikonsumsi, serta konsisten dengan standar keamanan pangan.

    Sistim Jaminan Mutu pada unit usaha pemotongan Ayam/Unggas

    disusun berdasarkan konsep HACCP. Penggunaan HACCP harusdilakukan dengan praktek secara berkesinambungan dan sistematis dan

    selalu diaudit dan dianalisis secara berkala terhadap efektifitas dan upaya

    pengembangannya.

    Organisasi

    Organisasi dalam sistem mutu harus menggambarkan garis wewenang

    dan tanggung jawab serta tata hubungan kerja yang jelas dalam

    penerapan sistim jaminan mutu. Sebagai contohberikut dari organisasi

    sederhana pada unit usaha pemotongan ayam/unggas:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    20/50

    Uraian Tugas

    a. Manajer RPA

    Tugas dan fungsi:

    - Menetapkan sistim jaminan mutu dan memberikan pengarahan

    kepada semua petugas dan bawahannya, serta bertanggungjawab

    atas pelaksanaan sistim jaminan mutu.

    - Bertanggungjawab operasional sehari-hari RPA, sesuai ketentuan

    yang telah ditetapkan

    - Mengkoordinasikan kegiatan administrasi dan umum, pengadaan

    dan pemasaran, produksi, pengendalian dan pengawasan, agar

    dapat bekerja optimal.

    b. Seksi Administtrasi Umum

    Tugas dan fungsi:

    - Melaporkan kegiatan administrasi umum kepada Manajer RPA.

    Dalam kegiatannya sehari-hari dapat dibantu 1 (satu) orang staf.

    - Melaksanakan tugas administrasi dan personalia, seperti surat

    menyurat, arsip, ketenaga kerjaan, kesehatan kerja, gaji,

    keamanan, perizinan, dan lain-lain tugas administrasi.

    c. Seksi Pengadaan dan Pemasaran

    Tugas dan fungsi:

    MANAJER RUMAH

    POTONG AYAM/RPA

    SEKSI

    ADMINISTRASIUMUMSEKSI PENGADAAN

    DAN PEMASARANSEKSI PRODUKSI SEKSI PENGENDALIAN DAN

    PENGAWASAN

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    21/50

    - Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA, dalam kegiatan

    sehari-hari dapat dibantu 1 (satu) orang staf

    - Melaksanakan pembelian keperluan unit usaha, seperti pakaian

    kerja, bahan-bahan, dll.

    - Melaksanakan kegiatan pemasaran, seperti mencari konsumen,

    promosi, menjual produk, memantau pasar dan harga,

    mengirimkan barang, dan lain-lain.

    d. Seksi Produksi

    Tugas dan fungsi:

    - Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA, dalam kegiatan

    sehari-hari dapat dibantu beberapa orang staf- Bertanggung jawab dalam kegiatan operasional produksi unit usaha

    - Melaksanakan kegiatan produksi pada RPA

    e. Seksi Pengendalian dan Pengawasan

    Tugas dan fungsi:

    - Melaporkan kegiatannya kepada Manajer RPA

    - Bertanggung jawab pelaksanaan pengwasan dan pengendalian

    kegiatan operasional produksi unit usaha, serta melakukan

    verifikasi ketentuan yang telah ditetapkan yang tercantum dalam

    dokumen.

    - Melaksanakan audit internal pada setiap kegiatan produksi pada

    RPA

    3. Deskripsi produk dan cara pemanfaatan, serta identifikasi sasaran

    pengguna produk.

    Deskripsi produk adalah keterangan yang lengkap mengenai produk

    meliputi komposisi, daya simpan, dan cara distribusi yang diperlukan

    informasi sesuai sasaran yaitu permintaan pelanggan.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    22/50

    Penting menentukan produk yang menjadi program pokok HACCP dengan

    cara menentukan bahaya-bahaya yang akan timbul, untuk menetapkan

    batas kritis yang ditoleransi. Sebagai contoh tabel berikut pada produk

    kemasan daging sapi untuk pasar khusus dibuatkan dokumentasi dan

    disosialisasikan kepada karyawan terutama mengenali batas kritis yang

    ditoleransi, seperti kondisi penyimpanan pada suhu 0-2 derajat celcius.

    Lebih dari batas tersebut adalah bahaya dan harus dilakukan tindakan

    koreksi. Sebagai contoh penentuan deskripsi produk daging sapi sebagai

    berikut:

    Deskripsi produk Kemasan potongan daging ayam tanpa tulang untuk

    pasar swalayan

    Komposisi Dingin segar

    Cara penyimpanan Segar 0-4 derajat celcius

    Jenis kemasan Steriom foambaruKondisi penyimpanan Suhu 0-2 derajat celcius

    Daya simpan 6 (enam) minggu pada suhu 0-4 derajat celcius

    Persyaratan pelanggan Pengiriman dengan suhu 1 derajat celcius dalam

    streriom foam baru

    Permintaan pelanggan Tidak ada, hanya untuk konsumsi umum dalam bentuk

    potongan dada standar

    Penyajian akhir ke pelanggan Di digoreng dengan bubuk khusus dalam minyak nabati

    Dasar informasi deskripsi diatas, maka bila batas kritis tidak menjadi

    perhatian seluruh karyawan, maka akan terjadi perubahan fisik produkyang menjurus kearah bahaya seperti antara lain:

    Perubahan pengawasan temperatur, akan menyebabkan bakteri

    tumbuh baik dan menyebabkan umur produk daging daya simpan

    lebih pendek.

    Jenis kemasan merupakan juga factor pertumbuhan bakteri, karena

    kemasan buruk maka proses pemanasan cepat terjadi atau ada

    potensi kemasan potensi kontaminasi silang

    Distribusi dari sejak dari tempat produksi hingga dikirim ke

    pelanggan harus dalam kondisi dan persyaratan yang sama atau

    ketentuan yang telah ditetapkan.

    4. Alir proses produksi/kegiatan

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    23/50

    Setiap kegiatan produksi sesuai bagan alir kerja produksi, maka untuk

    memudahkan pemahaman semua karyawan agar dibuatkan simbul-

    simbul meliputi:

    Tanda operasi dengan simbul hexagonal

    Tanda pemeriksaan dengan simbul empat persegi panjang

    Tanda tunda produksi dengan simbul huruf D

    Tanda penyimpanan dengan simbul segitiga menghadap kebawah

    Tanda pengangkutan dengan simbul tanda panah ke kanan

    Tanda kegiatan kombinasi dengan simbul bulat dengan bulatan

    ditengah.

    Gambar: Drum pencabut bulu merupakan titik-titik kritis pencemaran utama

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    24/50

    BAGAN ALIR PRODUKSI SEDERHANADAGING AYAM/UNGGAS DI RUMAH POTONG AYAM/UNGGAS

    PENERIMAAN AYAM HIDUP

    PEMERIKSAAN ANTEMORTEM

    PEMINGSANAN DAN/ATAU PENYEMBELIHAN

    PENCELUPAN KEDALAM AIR PANAS (SCALDING)

    PENCABUTAN BULU

    PENCUCIAN KARKAS, PENGELUARAN JEROAN

    PEMERIKSAAN POSTMORTEM

    PENCUCIAN DAN/ATAU PENDINGINAN KARKAS

    SELEKSI, PENIMBANGAN, PENGEMASAN, PELABELAN

    PENYIMPANAN DALAM RUANG PENDINGIN

    PENGANGKUTAN, PEMASARAN

    5. Rencana Unit Usaha

    Penerapan bagan alir produksi tersebut yang menguraikan proses

    produksi, dibuat oleh Tim HACCP melalui identifikasi titik-titik kritis

    terkait bahaya pada setiap tahapan proses produksi.Tim HACCP harus

    mampu mengidentifikasi titik-titik kritis dengan mengakitkan antara

    tahap proses sebelum dan sesudahnya, sehingga akan lebih efektif dan

    efisien serta ekonomis dalam pengawasannya

    6. Tabel analisis bahaya (Hazard Analysis)

    Penentuan dokumen tabel analisis bahaya, melalui upaya penetapan

    bahaya pada setiap mata rantai dan menentukan langkah-langkah

    pengawasan dan pengendaliannya (Penentuan Prinsip 1).

    PENCEMARAN UTAMA

    KEMUNGKINAN TERJADI PENCEMARAN

    DAERAH KOTOR

    DAERAH BERSIH

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    25/50

    Dalam menganalisis bahaya harus berfikir bahwa bekerja secara bersih

    akan menjadi proses kesatuan yang tidak terpisah dengan rancang

    bangun dalam pencegahan dari bahaya biologis, kimiawi dan fisik yang

    dikenal dengan sanitary

    Bentuk bahaya dari unsur biologis (virus, bakteri, parasit, kapang/jamur,

    prion, yang dapat menimbulkan infeksi atau racun), unsur kimiawi

    (pestisida, herbisida, obat hewan, hormone pemacu pertumbuhan,

    desinfektan, dll) dan unsur fisik (kerikil, kaca, logam, bulu, rambut dll)

    perlu ditentukan melalui pembuatan contoh tabel analisis bahaya sebagai

    berikut:

    No Tahapan Proses Bahaya Raung Lingkup Potensi Bahaya Risiko TindakanPencegahanPeluang Tingkatan

    1. PenerimaanUnggas hidup

    Stress, lelah,kepanasan,penyakit,kematian

    Istirahatsampaipenurunanunggas

    Tinggi Sedang Tinggi SKKH Asal,Alat angkuttersedia airpenyejuk, kratdiisi sesuaistandar

    2. Pemeriksaan

    antemortem

    Ayam sakit,

    mati dan tidaklayak potong

    Pemeriksaan,

    pengambilansampel,penurunanayam

    Sedang Sedang Sedang Bila

    berpenyakitmenularstrategisdikembalikan.,atau ditunda

    3. Pemuasaanayam maksimal6 jam

    Ayam melemah Mulai tibahinggapersiapanpengantunganayam ataupemotongan

    Rendah Rendah Rendah Pengafkiran

    5. Pemeriksaankelayakanpotong

    Ayam tidaklayak potong

    Persiapanpenggantungandan prosespemingsananatau non

    stunning

    Sedang Sedang Sedang Pengafkiran

    6. PenggantunganAyam

    Lepas ataukesakitan

    Saatpenggantunganhinggapemingsananelektonik ataunon stunning

    Sedang rendah Sedang Penelitian alatgantung danstatus normalalat pingsanelektrik

    7 PemingsananAyam

    Ayam matisebelumsembelih

    Arus listrik danfungsi alathinggapenyembelihan

    Tinggi Sedang Tinggi Stel alatstunningelektrik sesuaistandar,pisahkan ayam

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    26/50

    mati

    8. PenyembelihanAyam

    Kontaminasimikroba,penyembelihankurangsempurna

    Saatpenyembelihan

    Sedang Sedang Sedang Sucihamapisau denganair panas,pengeluarandarah tunggu 3menit

    9. Perendaman

    Ayam pada airpanas(Scalding)

    Ayam masih

    hidup, matibangkaidipanaskan.Kontaminasimikroba

    Lama waktu

    perendamanayam

    Sedang Sedang Sedang,

    Ayambangkai,memarrisikotinggi

    Pemeriksaan

    ayam telah matisempurna,pengawasansuhu dankebersihan air

    10 Pencabutanbulu Ayam

    Kerusakankarkas,pencabutantidak sempurna

    Selamapencabutanbulu

    Sedang Sedang Sedang Perendaman 3menit, diikutipencabutanbulu halusmanual

    11, Pemotongankaki dan kepala

    Kontaminasimikroba

    Pada saatpemisahan kakidan kepala

    Sedang Rendah Sedang Sucihamapisau dalam airpanas

    12 Pencuciankarkas

    Kontaminasimikroba

    Pada saatpencuciankarkas

    Sedang Sedang Sedang Pengawasankebersihan air.Penggunaanchlorine sesuaipetunjuk

    13. Pengeluaranjeroan

    Kontaminasimikroba

    Pada saatpengeluaran

    jeroan

    Tinggi Tinggi Tinggi Pengendaliankotoran, cairanempedu,sucihamapisau14

    14 Pemeriksaanpostmortem

    Penyakitzoonosa TBCavian, dll.Informasi pemantemortemtidak teramatibaik

    Pemeriksaankarkas dan

    jeroan

    Tinggi Sedang Tinggi Penyingkirankarkas/dan/atau

    jeraontersangka, ujilab bila dugaanresidu/racun

    15. Pemotonganatau pemisahandaging tanapa

    tulang (Trimming ataudeboned)

    Kontaminasimikroba, fisik(rambut)

    Selamatrimming ataudeboned

    Sedang Sedang Sedang Petugasmenggunakanmasker, tutp

    kepala,celemek dansarung tangan

    16. Cutting Karkas Kontaminasimikroba, fisik(rambut)

    Selamapemotongankarkas

    Sedang Sedang Sedang Sucihamapisaupemotongkarkas

    17. Pengemasan Kontaminasisilang

    Selamapengemasan

    Rendah Sedang Rendah Kemasan harusbaru dan bersih

    18 Pengangkutan Kontaminasisilang

    Selamapengangkutan

    Rendah Sedang Rendah Alat angkut disanitasi danatur suhu bilaperlu

    19 Penyimpanan Berkembangnyamikrobapatogen

    Selamapenyimpanandipersyaratkan

    Sedang Sedang Sedang Penuhipersyaratansuhu

    penyimpanan,periksakenormalanperalatantemperatur

    20 Pelabelan Kurang tepat,luntur tintamencemariproduk(kontaminasisilang)

    Selamapemberianlabel

    Rendah Sedang Rendah Penelitian labelyang tepat danTinta label foodgrade

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    27/50

    7. Tabel audit HACCP (Identification of Critical Control Point)

    Penetapan tabel audit HACCP melalui identifikasi titik-titik kendali kritis

    (Critical Control Points/CCP) dengan menggunakan pohon keputusan titik-titik kendali kritis yang dikenal Pohon Keputusan Titik-Titik Kritis (CCP

    Decision Tree). CCP Decision Treeadalah suatu sistem cara menganalisa

    bahaya, yang teridentifikasi melalui menjawab pertanyaan -pertanyaan

    yang dilakukan secara berurutan (Penetapan Prinsip 2)

    Sebagai contoh formulir penetapan titik-titik kritis yang dibuat

    berdasarkan pohon keputusan sebagai berikut:

    Alir proses Potensi

    bahaya

    nyata

    Katagori

    bahaya

    (ancaman

    keamanan

    makanan/

    kesehatan/ ekonomi

    P1: apakah

    ada upaya

    pencegahan

    pada tahap

    awal atau

    tahapberikutnya

    terhadap

    bahaya yang

    teridentifikas

    i? Bila Tidak=

    bukan CCP,

    bila Ya

    dilanjut ke P2

    P2: apakah

    tahap ini

    dapat

    mengelimina

    si

    kemungkinan terjadinya

    bahaya pada

    tingkat yang

    diterima?

    Bila Ya= CCP,

    bila Tidak

    dilanjut ke

    P3

    P3:

    apakah

    akibat

    bahaya

    tersebut

    dapatmelewat

    i

    ambang

    batas

    yang

    dapat

    diterima

    ?

    Bila

    tidak=

    bukan

    CCP, bila

    yadilanjut

    ke P4

    P4: apakah

    pada tahap

    selanjutnya

    dapat

    mengelimina

    si bahayayang

    teridentifikas

    i atau

    mungkin

    terjadi pada

    batas yang

    dapat

    diterima?

    Bila Ya=

    bukan CCP,

    bila

    Tidak=CCP

    Penurunanayam

    Ayamkelelahanatau sakit

    Kesehatan danekonomi

    Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor, KontrolSKKH danstandar isi krat

    Pemeriksaanantemortem

    Ayam sakit Keamananmakanan

    Ya Tidak Tidak

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    28/50

    Pemingsanan Ayam mati ekonomi Ya Tidak Tidak

    Penyembelihan

    Kontaminasimikroba

    Keamananpangan

    Ya Tidak Tidak

    Pencelupanke air panas

    memar ekonomi Ya Ya

    Pencabutan

    bulu

    Kontaminasimikroba/luka-luka

    Keamananmakanan/ekonomi

    Ya Tidak Ya Tidak=CCPmayor

    Penghilangankaki dankepala

    Kontaminasimikroba

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Ya

    Pencuciankarkas

    Kontaminasimikroba

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Ya

    PengeluaranJeroan

    Kontaminasimikroba

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Tidak=CCPmayor

    Pencuciankarkas

    Kontaminasimikroba

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Ya

    Penyimpanan Kontaminasimikroba,kadaluarsa

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor,. Kontrolsuhu

    Pengangkutan Kontaminasimikroba

    Keamananmakanan

    Ya Tidak Ya Tidak =CCPminor, Sanitasialat angkut

    8. Instruksi kerja pada setiap ambang batas titik-titik kritis (Critical Limit)

    Instruksi kerja pada setiap titik-titik kritis (CCP) dilaksanakan

    berdasarkan dengan menetapkan ambang kritis (Critical Limit) yang

    ditoleransi. Batas toleransi tersebut untuk menjamin bahwa titik-titik

    kritis/CCP dapat dikendalikan (Penetapan Prinsip 3).

    Setiap ambang batas titik-titik kritis (Critical Limit) harus ada instruksi

    kerja kepada petugas untuk melaksanakan perintah. Sebagai contoh

    perintah kepada petugas penerima untuk melakukan sebagai berikut:

    1. Selesai pengemasan control kode produksi

    2. Ketika alat angkut tiba, segera melakukan pemuatan barang ke tempat

    ruang penyimpanan barang:

    Penumpukan kemasan tidak lebih dari 3 kemasan Disusun keatas rak tersedia

    Kontrol temperature bekerja minus 18 derajat Celcius

    9. Formulir pemantauan pengawasan titik-titik kritis (Monitoring CCP)

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    29/50

    Membuat formulir pemantauan titik-titik kritis/CCP untuk memudahkan

    karyawan memantautitik-titik kritis/CCP pada proses produksi dengan

    baik (Penetapan Prinsip 4).

    Sebagai contoh formulir pemantauanpengawasan titik-titik kritis

    (Monitoring CCP) yaitu:

    Tanggal Waktu/jam Angkutan Deskripsiproduk

    Temperature Tindakankoreksi

    Penerima(tanda

    tangan)

    10. Tindakan perbaikan (Corrective Action)

    Menetapkan tindakan yang perlu diambil, apabila batas mutu yang dapat

    diterima dilampaui atau terjadi penyimpangan. Penetapan tindakan ini

    harus menjamin bahwa setiap titik-titik kritis (CCP) dapat dikendalikan

    dengan baik (Penetapan Prinsip 5).

    Penetapan batas mutu yang dapat diterima sangat diperlukan,

    dimaksudkan agar diawasi secara baik agar tidak terpeleset dari rencana

    yang telah ditetapkan. Apabila adapenyimpangan, maka dapat dengan

    segera dilakukan tindakan koreksi secara sistematis.

    11. Dukungan program HACCP dan verifikasi(Verification).

    Dukungan program HACCP dan jadwal verifikasi perlu didokumentasikan

    serta disosialisasikan kepada petugas dengan baik, meliputi antara lain:

    Prosedur hygiene dan sanitasi

    Instruksi kerja dan kesehatan pekerja

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    30/50

    Verifikasi formulir pemantauan suhu/temperatur, timbangan, dll,

    termasuk jadwal kalibrasi timbangan

    Jadwal program pengendalian hama seperti tikus, lalat, kecoa, dll

    (pest control)

    Verifikasi Program pendidikan dan pelatihan

    Verifikasi formulir Identifikasi produk berikut prosedur penarikan

    produk (recall procedure).

    Dukungan program HACCP tersebut merupakan penetapan prosedur

    verifikasi (Penetapan Prinsip 6). Verifikasi adalah peninjauan secara

    priodik intern organisasi untuk menilai efektifitas sistim jaminan mutu.

    Penanggung jawab jadwal verifikasi dalam hal ini manajer RPA yang

    melakukan verifikasi paling kurang 1 (satu) kali setahun atau apabila ada

    pengaduan yang masuk.

    Sebagai contoh formulir verifikasi di Rumah Potong Ayam, sebagai

    berikut:

    Nama verifikator :

    Jabatan :

    Dilaksanakan pada tanggal/jam :

    Penanggung jawab terverifikasi :

    Ruang lingkup permasalahan :

    TAHAPANPRODUKSI

    RINCIANVERIFIKASI

    HASIL TEMUAN KOMENTAR

    SESUAI TIDAKSESUAI

    PENURUNANAYAM

    KEMATIANAYAM >10%

    PEMINGSANANAYAM

    AYAMBANGKAIMENINGKAT

    PENYEMBELIHANHALAL

    TIDAK SESUAISTANDAR

    PENIMBANGAN BERAGAM

    BERAT >10%SELEKSI TIDAK

    SERAGAM>15%

    PENGEMASAN TERTERA DILABEL TIDAKAKURAT

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    31/50

    12. Pencatatan dan dokumentasi (Record Keeping and Documentation)

    Proses pencatatan sangat diperlukan untuk penelusuran rekam jejak

    selama proses produksi dan terdokumentasi yang di paraf atau

    ditandatangani Tim HACCP dan tersimpan pada arsip secara baik danmudah diketemukan (Penetapan Prinsip 7).

    Checklist audit HACCP

    Daftar checklist sebagai pemandu para auditor dan sebagai alat kendali dalam

    konfirmasi hasil temuan. Daftar checklist tersebut sebagaimana terlampir

    sebagai standar minimal dalam system audit HACCP digunakan di dalam

    pelaksanaan prosedur HACCP untuk keperluan, untuk:

    1. Pengawasan produk

    2.Tindakan koreksi (corrective action)

    3.Tindakan pencegahan (preventive action).

    Tabel audit bahaya (hazard)

    Tabel audit internal terhadap bahaya meliputi tindakan prinsip 3 hingga

    prinsip 7. Audit internal terhadap bahaya dapat digambarkan berdasarkan

    urutan sebagai berikut:

    1. Pelaksanaan

    2. Potensi bahaya

    3. Tindakan pencegahan

    4. Pengawasan titik-titik kritis/CCP (ya/tidak)

    5. Batas-batas kritis

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    32/50

    6. Prosedur pemantauan (apa, bagaimana, kapan dan mengapa)

    7. Tindakan koreksi

    8. Dokumentasi

    9. Verifikasi.

    Ruang lingkup program audit HACCP

    Dalam penerapan sistem HACCP diperlukan suatu evaluasi bahaya berkaitan

    dengan bahan baku, tahap pemrosesan/produksi, pengemasan, kondisi

    penyimpanan, dan penggunaan produk. Evaluasi tersebut diperlukan untuk

    mengidentifikasi:

    a. Potensi bahaya pada bahan baku yang berisiko mudah rusak akibat

    mikroorganisme, beracun mengandung unsur kimiawi

    b. Sumber kontaminasi melalui analisis setiap mata rantai pengadaan

    pangan

    c. Kondisi bahaya pada saat proses produksi, penyimpanan, peredaran

    hingga ke konsumen

    d. Menganalisis risiko setiap potensi bahaya, diperlukan sistim konsep audit

    Program audit HACCP dilakukan secara berkala, minimal setahun sekali atau

    setahun dua kali. Ruang lingkup program audit HACCP meliputi sebagai

    berikut:

    (1). Mengidentifikasi potensi bahaya;

    (2). Memahami risiko bahaya yang timbul;

    (3). Mampu mengidentifikasi titik-titik kritis, merekomendasikan tindakan

    pengawasan, memberikan rekomendasi batas titik kritis dan melakukan

    verifikasi;

    (4). Mampu merekomendasikan tindakan koreksi, apabila penyimpangan

    terjadi.

    (5). Mampu melakukan penelitian dan penyidikan lanjut program HACCP

    Tim audit HACCP harus mampu menentukan ruang lingkup verifikasi dari

    sejak kegiatan awal (hulu) hingga dihasilkan produk akhir (hilir).

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    33/50

    BAB III

    PRINSIP UTAMA DALAM MELAKSANAKAN AUDIT

    Selama waktu disediakan melaksanakan audit, maka sorang auditor harus

    mengumpulkan informasi seefektif dan seefisien mungkin dengan teliti serta

    objektif. Auditor harus mampu:

    1. Mengumpulkan informasi dan bukti terkait proses, dokumen, staf,

    peralatan, bahan sampel, cara pemantauan, dan praktek dokumentasi

    serta cara pelaporan

    2. Mengevaluasi dengan cermat membandingkan prosedur dengan standar

    yang telah ditentukan melalui checklist

    3. Mengidentifikasi bukti secara objektif, apakah pelaksanaan telahmemenuhi prosedur dan standar, apakah ada potensi masalah,

    kelemahan atau kebutuhan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan

    kinerja.

    Efektifitas

    Dalam mengumpulkan informasi dan bukti, seorang auditor selalu mengarah

    ke aspek kritis dari setiap prosedur atau aktifitas yang diperiksa. Seorangauditor terlatih dan berpengalaman akan secara cepat mengenali aspek sistim

    mutu yang paling mungkin gagal terutama diwaktu kritis. Oleh karena itu

    perlu perhatian khusus ke aspek kritis selama pemeriksaan sistim mutu, agar

    audit dapat berlangsung efektif

    Auditor harus mampu mengidentifikasi kemungkinan terjadinya peristiwa

    berrisiko dan mencari tahu langkah-langkah apa yang perlu dihindari atau

    ditindak lanjuti.

    Efisiensi

    Setiap kali audit harus memperhatikan waktu, karena setiap situasi terdapat

    banyak aspek yang harus mendapat perhatian. Oleh karenanya auditor harus

    dapat memanfaat waktu sebaik-baiknya dengan cara:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    34/50

    1. Menggunakan teknis pengumpulan informasi seefisien mungkin

    2. Hindarkan permasalahan yang tidak re;evan dan menyimpang

    3. Perencanaan yang tepat perlu dilakukan

    4. Memelihara hubungan interpersonal selama audit

    Objektivitas

    Auditor harus berusaha mencari bukti berdasarkan fakta, bukan berpetualang

    mencari kesalahan. Auditor harus mampu menjajaki dan mendalami serta

    melakukan konfirmasi bahwa:

    1. Dokumentasi mutu telah tepat diimplentasikan

    2. Organisasi yang menyelenggarakan sistim mutu telah sesuai standar

    Auditor harus mencari bukti objektif yang mendasarkan kesimpulan mereka

    (auditee) atau pengakuan mereka, dan bukan kesimpulan bersifat pribadi.

    Ketelitian

    Auditor harus mengkonfirmasi bukti bahwa organisasi belum atau tidak

    melaksanakan sistim mutu sebagaimana diterangkan dalam dokumentasi.

    Seringkali yang terdokumentasi bukan jaminan bahwa organisasi telah

    mengikuti sistim mutu. Di akhir audit para auditor harus yakin bahwa tidak

    ada aspek kritis lepas atau tidak menjadi perhatian atau tidak terkait sama

    sekali dengan sistim mutu.

    Harus diingat, tujuan audit adalah menentukan sejauh mana organisasi

    tersebut telah memenuhi persyaratan mutu. Auditor harus focus pada

    permasalahan yang penting dan berikan umpan balik positif setiap bukti yang

    ditemukan. Sekali lagi perlu diingat bahwa audit adalah misi pencarian fakta,bukan berpetualang mencari kesalahan.

    Sebagai contoh formulir checklist audit HACCP sebagai berikut:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    35/50

    TANGGAL AUDIT: NO.FILE AUDIT:

    NAMA UNIT USAHA:

    ALAMAT:

    NAMA-NAMA AUDITOR

    TELEPON

    FAXKONTAK PERSONAL UNIT USAHA

    PRODUK YANG DIHASILKAN

    ANGGOTA TIM HACCP UNIT USAHA

    JUMLAH KARYAWAN

    PENASEHAT TEKNIS HACCP

    TANDA TANGAN AUDITOR

    TANDA TANGAN AUDITEE

    RINCIAN HASIL TEMUAN/KOMENTAR

    TIM HACCP UNIT USAHAAdakah coordinator Tim HACCP?

    Apakah Tim HACCP merupakan hasilseleksi?

    Apa kemampuan dan pengalamandimiliki anggota Tim dan bagaimanacara mengembangkankeahlian/ketrampilan dan sikapkerja?

    Adakah diskrips/spesifikasi yangdisiapkan untuk setiap roduk yang

    diproduksi?- komposisi

    - Kemasan (dalam/luar)

    - Persyaratan distribusi?

    - Metode penyimpanan?

    Adakah pemakaian secara khusus?

    - Persyaratan konsumen?

    - Apakah ada peringatan khusus

    Adakah disiapkan bagan alir produksiuntuk setiap produk yang diproduksi?

    Apakah bagan alir produksi lengkap?

    Apakah temasuk semua unitproduksi?

    Adakah identifikasi input produksiutama?

    Pernahkan bagan alir produksidiverifikasi?

    PRINSIP 1: ANALISIS BAHAYA

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    36/50

    Adakah idetifikasi bahaya disetiaplangkah produksi?

    Adakah tingkat bahaya yangditemukan?

    Adakah tindakan pengawasan

    dilakukan untuk setiap tingkatbahaya?

    PRINSIP 2: PENGWASAN TITIK-TITIK KRITIS (CRITICAL CONTROLPOINT/CCP)

    Adakah identifikasi setiap titik-titik

    kritis/CCP? dan apakah dicatat dalamtabel audit bahaya?

    Adakah pengawasan khusus terhadapbahaya utama?

    PRINSIP 3: BATAS-BATAS KRITIS

    Adakah penetapan batas-batas kritis

    di setiap tindakan pencegahan?Apakah ada hubungan antara bahayadan batas kritis dilakukan?

    Bagaimana menentukan batas-bataskritis?

    Apakah berdasarkan pengalaman?Atau

    Hasil tinjauan pustaka?

    PRINSIP 4: PROSEDUR PEMANTAUAN

    Apakah prosedur monitoring

    dilakukan? Apa yang dipantau?,Kapan dipantau? Bagaimana caramemantaunya?, dimana melakukanpemantauan?, dan oleh siapa yangmemantau?

    Berapa kali frekuensi pemantauan?

    Adakah catatan-catatan hasilpemantauan pada setiap petugas yangditunjuk?

    Apakah ada disiapkan formulir

    pemantauan?

    PRINSIP 5: TINDAKAN KOREKSIAdakah tindakan koreksi diilakukanpada setiap titik-titik kritis/CCP?

    Apakah jaminan bahwa koreksiberhasil?

    PRINSIP 6: PROSEDUR VERIFIKASIPunyakah prosedur verifikasi yangefektif?

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    37/50

    Adakah batas-batas kritisdiberlakukan?

    Apakah verifikasi yang dilakukanmenunjukkan bahwa setiap CCP tetap

    terawasi?

    Apakah verifikasi yang dilakukantelah efektif bahwa program HACCPberjalan baik?

    PRINSIP 7: PENCATATANAdakah pencatatan setiap

    pemantauan?

    Adakah semua batas-batas kritistercatat?

    Apakah aktifitas verifikasi tercatat?

    DOKUMENTASIPunyakah buku manual panduan

    mutu?Punyakah kebijakan mutu?

    Apakah semua dokumen diawasidengan baik?

    CARA BERPRODUKSI YANG BAIK (GOOD MANUFACTURINGPARCTICE/GMP)

    Apakah kebijakan GMP telahdilaksanakan di unit usaha denganbaik?

    Adakah sistim audit GMP yang

    dilakukan?Adakah tindakan koreksi terhadapGMP yang telah dilakukan?

    PROSEDUR SANITASI

    Apakah memiliki prosedur sanitasi?

    Punyakah prosedur verifikasiterhadap sanitasi dilakukan?

    Adakah tindakan koreksiterdokumentasi?

    PENGAWASAN HAMA (PEST CONTROL)

    Adakah prosedur pest control yangterdokumentasi?

    Adakah prosedur verifikasi pestcontrol berjalan efektif, termasuk

    tindakan koreksinya?

    PELATIHAN (TRAINING)

    Adakah program pelatihan? danapakah tercatat?

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    38/50

    Apakah dilakukan secara regular?

    Adakah dampak kemajuan dariprogram pelatihan?

    KALIBRASI

    Adakah tindakan kalibrasi terhadap

    alat ukur?Adakah dokumen prosedur kalibrasi?

    Adakah prosedur peninjauan ulangterhadap bahan-bahan produksi, padasaat alat ukur sedang di kalibrasi?

    DOKUMENTASI

    Apakah prosedur identifikasi produkyang telah diilaksanakanterdokumentasi?

    Adakah penanganan khusus terhadapproduk yang teridentikasi tidak

    memenuhi syarat terdokumentasi?KESIMPULAN UMUM:

    NAMA DAN TANDA TANGANAUDITOR:

    TANGGAL AUDIT:

    NAMA DAN TANDA TANGANPENGAWAS JAMINAN MUTU(QUALITY ASSURANCE):

    TANGGAL PERSETUJUAN :

    TANGGAL KEMBALI VERIFIKASIULANG:

    PERSETUJUAN QA:

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    39/50

    BAB III

    PENYUSUNAN CARA BERPRODUKSI YANG BAIK

    Cara berproduksi yang baik (Good Manufacturing Practices/GMPs), menjadi

    salah satu prasyarat jaminan mutu disamping tersedianya standar prosedur

    operasional (SOP). Untuk menuju jaminan keamanan dan mutu produk daging

    ayam yang baik, maka perlu disusun cara berproduksi yang baik melupti

    sebagai berikut:

    1. Pangangkutan Ayam ke RPA (transportation of live birds)

    Alat pengangkut ayam harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

    - Terancang kuat untuk memuat keranjang ayam/krat (crate)

    - Alat angkut ayam harus cukup ventilasi, kering dengan atapterlindung matahari atau hujan.

    - Jumlah ayam dimuat harus sesuai ukuran keranjang ayam

    - Cukup ruang dan tinggi untuk kenyamanan ayam bergerak selama

    menempuh perjalanan.

    2. Penerimaan Ayam hidup (receiving of live birds)

    Pengangkutan

    - Alat angkut/truk pengangkut ayam sesuai standar yang diterbitkan

    yang berwenang (Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)

    - Selama perjalanan dipastikan keranjang ayam (krat) tidak

    menyebabkan ayam terluka, dengan cara sopir tidak ngebut, truk

    tergunjang berat atau berhenti tiba-tiba.

    - Ayam sakit tidak diangkut bersama ayam sehat dalam satu alat

    angkut/truk

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    40/50

    - Pengangkutan diupayakan jalan sesingkat mungkin untuk

    menghindari ayam sakit/stress.

    - Hentikan member pakan paling kurang 1 (satu) jam sebelum

    dimuat alat angkut.

    - Secara regular diperiksa kondisi kesehatan ayam selama

    pengangkutan.

    - Setelah tiba di RPA, ayam diatas alat angkut/truk diistirahatkan

    paling kurang 30 menit sebelum diturunkan, bila kepanasan dapat

    disiram dengan air bersih.

    Penerimaan ayam.

    - Setelah tiba di RPA seluruh dokumen resmi terkait surat jalan ayam

    ke RPA, surat keterangan kesehatan hewan, diperiksa petugas

    berwenang di RPA.

    - Di RPA, ayam diistirahatkan diatas alat angkut terlindung daripanas matahari atau hujan, dengan atap sebagai pelindung, dimana

    dilengkapi ventilasi udara cukup segar apabila terjadi peningkatan

    temperatur udara.

    - Pembongkaran atau tidak dibongkar ayam dari alat angkut, harus

    dilakukan atas persetujuan dokter hewan unit usaha dan setelahdi

    dilakukan pemeriksaan antemortem seperti apakah ada abnormal

    suara pernafasan dan pergerakannya.

    - Dilakukan penimbangan dan penghitungan ayam sebelum dipotong.

    - Ayam sakit atau terduga sakitditunda dipotong dan harus diisolasiterpisah dari ayam sehat. Eliminasi ayam berpenyakit sangat

    menular dan zoonosis harus dieliminasi dengan cara dibakar atau

    dibakar di incinerator sesuai kaidah kesejahteraan hewan, serta

    dilaporkan kepada dokter hewan berwenang setempat.

    - Ayam terluka atau menderita dapat dilakukan penyembelihan

    - Setelah diizinkan penurunan keranjang/krat ayam dari alat

    angkut/truk dan dikeluarkan, maka baik keranjang/krat ayam dan

    alat angkut/truk segera dibersihkan dan didesinfeksi.

    - Bersihkan segera sampah dan cuci wilayah sekitar penurunan ayam

    termasuk conveyor, sistem pengeringan, mesin/alat penggantung

    ayam, setelah proses penyembelihan.

    3. Penyembelihan Ayam (slaughtering)

    Penyembilhan di Indonesia berlaku sesuai syari Islam yaitu dengan cara

    memutus 3 (tiga) saluran yaitu, jalan penafasan, jalan makanan dan

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    41/50

    pembuluh darah keluar dan balik ke jantung, yang dilakukan oleh juru

    sembelih Muslim terlatih. Ada 2 (dua) metode penyembelihan yaitu

    dengan pemingsanan atau tanpa pemingsanan. Apabila tanpa

    pemingsanan, diupayakan tidak menyebabkan stress dan rasa sakit

    berlebihan.

    Metode penyembelihan ayam dengan pemingsanan (stunning), harusdipastikan peralatan elektronik sesuai standar yang dipersyaratkan,dimana tidak menyebabkan ayam mati sebelum disembelih. Oleh karenaitu harus ada petugas yang bertanggung jawab. Ada 3 beberapa metodestunning yaitu: electrical stunning, gasstunning seperti Carbon dioxide,

    Argon dan metode lain. Indonesia umumnya dengan metode elektronik(water bath) untuk ayam potong skala industri.

    Persyaratannya:

    - Sebelum dilakukan pemingsanan ayam, petugas harus memastikanperalatan bekerja normal, sebelum dimulai proses penyembelihan.

    - Penyembelihan menggunakan pisau tajam, diarahkan ketengahleher dan mempel untuk sekali ayun terputus pebuluh darah,saluran makanan dan saluran nafas, tanpa memotong tulang leher

    sebelum mati sempurna.

    - Dipastikan darah keluar sempurna dalam waktu paling kurang 3menit.

    - Peralatan termasuk pisau tajam dipastikan harus bersih sebelumdigunakan.

    - Pisau setelah didigunakan menyembelih harus dibersihkan denganair panas, untuk proses penyembelihan berikutnya.

    4. Pencelupan air panas (scalding) dan pencabutan bulu (defeathering)

    Persyaratannya:

    - Ayam setelah mati segera dimasukkan ke air panas pada suhu

    paling kurang 58 derajat Celcius atau lebih tinggi untuk proses

    pencabutan bulu.

    - Setelah pencelupan karkas di air panas, maka diikuti ke area

    pencabutan bulu. Pencabutan bulu menggunakan mesin pencabut

    bulu yang bersih atau dengan cara manual. Pencabutan bulu harus

    sempurna termasuk bulu yang halus (pinfeather). Apabila

    pencabutan bulu dengan peralatan kurang sempurna, maka

    pencabutan bulu-bulu halus dilakukan secara manual.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    42/50

    - Karkas ayam tidak boleh diletakan di lantai atau kontak dengan

    lantai.

    - Pencabutan bulu, jangan sampai terjadi kerusakan kualitas karkas

    ayam.

    - Setelah penbauatan bulu selesai, diperlukan seleksi ulang, bila

    masih ada bulu-bulu halus dicabut secara manual dengan alat

    penjepit (forceps).

    - Apabila pencabutan bulu unggas menggunakan lilin, maka bahan-

    bahan lilin harus memenuhi persyaratan sebagai food grade.

    - Seluruh karkas ayam harus dibersihkan dengan air, dan cuci

    seluruh peralatan, termasuk lantai dan dinding yang digunakan

    dengan air setelah kegiatan selesai.

    5. Pemisahan kepala dan kaki (head removal dan shank cutting)

    Persyaratannya:

    - Setelah proses pencabutan bulu, selanjutnya kepala dan kaki

    dipotong dan dipisahkan.

    - Pemotongan kepala dan kaki dilakukan dengan alat pisau dan

    garpu atau gergaji elektronik.

    - Peralatan elektronik harus selalu dipastikan berkerja dengan

    kondisi baik.

    - Karkas selanjutnya diproses untuk tahap pengeluaran jeroan

    6. Pengeluaran jeroan (eviscerating)

    Persyaratannya:

    - Proses pengeluaran jeroan dilakukan dengan memotong bagian

    bawah perut, dengan potongan irisan yang cukup untuk

    mengeluarkann seluruh jeroan. Irisan dilakukan dengan hati-hati

    tidak menyebakan terpotongnya saluran pencernaan dan terpotong

    atau pecahnya kantung empedu.

    - Setelah jeroan dikeluarkan, jeraon dan karkas diletakan bersama

    untuk diperiksa postmortem oleh dokter hewan

    - Jeroan yang dapat dikonsumsi, dipisahkan dari jeraon yang tidak

    dapat dikonsumsi

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    43/50

    - Jeroan yang dapat dikonsumsi dibersihkan dan didinginkan,

    dengan temperatur dalam jeroan tidak lebih dari 7 (tujuh) derajat

    celcius.

    7. Pencucian karkas luar dan dalam (inside and outside carcass washing)

    Persyaratannya:

    - Karkas ayam dibersihkan dan dicuci dengan bagian dalam dan luar

    dengan air.

    8. Pendinginan (chilling)

    Persyaratannya:

    - Setelah selesai pencucian karkas dan produknya, didinginkan. Ada

    2 (dua) metode yaitu hanya menggunakan air dan es dalam wadah

    tanki sehingga suhu tidak lebih dari 7 (tujuh) derajat celcius,

    dan/atau sistim pengaliran karkas pada air dingin mengalir dalam

    tanki, atau pendinngin dengan suhu rendah paling kurang selama 1

    (satu) jam

    - Dalam hal penggunaan air dingin mengalir dalam tanki, harus

    dapat mengaliri karkas ayam. Air dingin yang mengalir diikuti aliran

    karkas ayam. Pada titik akhir, air dingin dalam tanki keluar melaluipipa yang secara otomatis berputar untuk membersihkan karkas

    selanjutnya. Tanki air pendingin berputar selalu dilengkapi

    termometer untuk mengukur kondisi suhu air agar tetap dibawah 7

    derajat

    - Pada kasus pemakaian sistim udara berpendingin:

    a. Susunan ruangan dingin harus dirancang dari bahan-bahan

    pengendalian panas dari luar. Lantai mampu tahan lama, tahan

    gores, terbuat dari bahan-bahan tidak menyerap air. Dinding

    dan celah-cealh dinding harus lincin dan mudah dibersihkan

    dan didesinfeksi.

    b. Pintu ruang dingin terbuat dari peralatan yang bersistim aman

    untuk keluar dan tidak menyebabkan setiap orang dapat

    terkunci di dalam.

    c.Termometer harus terpampang mudah dilihat, sensor

    thermometer terhubung di rauang dingin.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    44/50

    d. Karkas ayam harus ditempatkan paling kurang 30 cm diatas

    lantai dan tidak kontak dengan dinding.

    - Pergerakan karkas ayam menuju atau dari raung dingin harus

    berlakufirst in, first out(tidak masuk kembali ke ruang dingin)

    - Ruang dingin harus bebas dari proses berembun (kondensasi)

    - Suhu ruang dingin dan karkas ayam secara regular harus dicatat

    - Ketika ruang dingin atau tanki dingin setelah selesai operasi dan

    kosong, harus segera dibersihkan dan dikeringkan. Penggunaan lap

    atau sponge tidak boleh digunakan.

    9. Pemisahan daging (cutting)

    Persyaratannya:

    - Ruang proses pemotongan karkas harus terpisah dari ruangproduksi lainnya

    - Ruang produksi harus cukup tersedia peralatan untuk proses

    pemotongan karkas, converyor, tray untuk memidahkan karkas

    ayam dan daging dan harus berkondisi bersih dan kering. Apabila

    terkontaminasi harus segera dibersihkan

    - Selama proses pemotongan karkas ayam dan dagingnya, tidak boleh

    tertumpuk berlebihan di converyor

    - Karyawan harus selalu cuci tangan dengan sabun dan desinfektan

    - Ruang pemisahan daging harus selalu diawasi dan dibatasi hanyauntuk staf yang bekerja pada ruang tersebut. Karyawan yang tidak

    berkepentingan dilarang memasuki ruang tersebut.

    - Seleksi mutu daging ayam dan produknya diselaraskan dengan SNI

    10.Pengemasan (packaging)

    Persyaratannya:

    - Bahan kemasan harus bersih,. Apabila bahan kemasan terbuat dari

    plastic, maka harus sesuai standar untuk katagori pangan (food

    grade)

    - Kemasan harus baru dan tidak mudah rusak selama pengangkutan

    - Label harus resmi tercantum pada kemasan, tidak boleh

    menyimpang dari informasi, antara lain seperti bentuk karkas

    (utuh/setengah/seperempat), daging dada ayam tanpa tulang, berat

    bersih dalam gram atau kilogram, hari, bulan dan tahun

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    45/50

    pemotongan ayam, hari, bulan dan tahun masa kadaluarsa,

    instruksi penyimpanan, nama produsen, distributor atau merek

    dagang dan alamat.

    - Apabila bahan-bahan terbuat yang sulit dibersihkan atau berdebu,

    harus dipisahkan. Ruang pengemasan harus terpisah dan

    dirancang bebas dari debu, serangga/hama dan tikus.

    11.Pengangkutan karkas dan/atau daging dan produk ayam (transportation

    of poultry carcass, meat and products)

    Persyaratannya:

    - Alat angkut dirancang mampu mempertahankan suhu didalamkarkas ayam, daging dan produknya pada suhu 7 derajat celcius

    atau lebih rendah selama perjalanan.- Pengangkutan karkas ayam, daging dan produknya harus ditangani

    tidak terjadi kerusakan.

    - Pintu alat angkut atau container harus selalu tertutup, hanya dapat

    dibuka bila diperlukan.

    - Pintu harus terkunci dan tersegel dengan kawat atau lainnya

    selama pengangkutan dan dicegah untuk dibuka sepanjang dalam

    perjalanan.

    - Alat angkut karkas ayam, daging dan produknya, tidak boleh untuk

    mengangkut ayam hidup.- Alat angkut atau container harus dibersihkan atau dicuci

    ketikasebelum digunakan atau sesudah pemakaian.

    12.Perlakuan limbah air (water treatments)

    Persyaratannya:

    Perlakuan limbah air (water treatment) harus dilakukan ditempat sesuai

    ketentuan peraturan perundang-undang mengenai lingkungan.

    KESEHATAN UMUM

    Praktek hygiene

    1. Rumah Potong Ayam (RPA)

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    46/50

    Persyaratannya:a. RPA harus dilengkapi alir proses dan langkah-langkah aktifitas

    b. Diperlukan pemeriksaan dan pencatatan kebersihan sebelumoperasi

    c. Program pengawasan hama (pest control) dilakukan secara efektif

    baik diluar dan didalam gedung RPAd. Program kebersihan dan pemeliharaan bangunan, peralatan,

    mesin-mesin dan lingkungan selalu dilaksanakan baik sebelumdan sesudah kegiatan pemotongan. Kepedulian karyawan untuk

    mencegah karkas, daging dan produk ayam kontak denganpermukaan lantai dan menghindarkan kontaminasi silang.

    e. Dilengkapi sarana pencucian tangan, sabun dan desinfektan yangberlokasi disisi bangunan, toilet/wash room, pintu-pintu masukkegiatan produksi (ruang bersih)

    f. Disediakan fasilitas penyimpanan, tempat ganti baju yang dicegah

    pencemaran atau menjadi potensi pencemaran ke tempat lain.

    g. Memiliki lemari penyimpanan individu karyawan yang terpisahdari bahan-bahan dan peralatan seperti bahan kemasan, imbuhanpangan, atau ruang berkumpul staf.

    h. Ruang penyimpanan bahan kimiawi terpisah dari ruang atau area

    produksi, dengan diberikan tanda atau label.i. Dilengkapi tempat-tempat sampah dan dibuang setelah kegiatan

    selesai pada hari itu. Setelah akhir kegiatan produksi RPA danperalatannya harus dibersihkan dan didesinfeksi dan dipastikantidak ada daging bermalam di RPA.

    2. Personal hygiene.

    Persyaratannya:a. Semua karyawan/pekerja di RPA harus diperiksa kesehatannya

    paling kurang 1 (satu) kali setahun.b. Karyawan bekerja harus memotong kuku, mencuci tangan dengan

    sabun dan didesifektan sebelum memasuki ruang produksi dansetelah meninggalkan toilet

    c. Selama jam operasi, setiap orang selalu memakai pakaian bersihdan didesinfeksi, menggunakan tutup rambut dan topi,

    celemek/apron, masker dan sepatu boot.d. Peralatan personal (seperti jam tangan) dan makanan dilarang

    masuk ke ruang produksi. Harus disimpan dalam lemari/lockere.Tutup rambut dan topi, celemek/apron, masker dan sepatu boot,

    yang bukan sekali pakai harus dibersihkan setelah bekerja dandisimpan dalam ruangan khusus

    f. Karyawan dilarang meninggalkan ruang produksi untuk mencegah

    kontaminasi, hingga menerima persetujuan dari pengawasg. Merokok, makan, menguyah permen dilarang dilakukan di ruang

    produksi.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    47/50

    BAB IV

    PENYUSUNAN PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL SOP)

    Dalam penyusunan satandar operasional dilakukan melalui rangakainkegiatan proses produksi. Karena pertumbuhan unit usaha pemotongan ayam

    di Indonesia cukup pesat, maka selain menyiapkan cara berproduksi yang

    baik (GMP), maka untuk menyempurnakan sistim keamanan dan mutu

    HACCP perlu disusun prosedur standar operasional khususnya untuk unit

    usaha pemotongan ayam.

    Isi standar operasional unit pemotongan ayam meliputi hal-hal sebagai

    berikut:

    1. Kegiatan pengemasan karkas dengan plastik kedap udara

    2.Tujuan agar masa simpan lebih panjang sesuai ketentuan masa

    kadaluarsa

    3. Penanggung jawab operasional : Kepala seksi produksi.

    4. Nomor SOP : Pengemasan karkas dengan plastik kedap udara

    5. Urutan kegiatan sebagai berikut:

    5.1 Karkas direndam dalam air bersuhu : -4 s.d 0 derajat celcius

    5.2 Seleksi besaran seragam dan ditimbang

    5.3 Karkas dikemas dalam plastic kedap udara, bermerek dan berlabel

    5.4 Diberi kode produksi ketentuan unit usaha5.5 Ditempatkan dalam krat dalam keadaan beku sesuai permintaan

    pelanggan.

    Nama Unit Usaha Pemotongan Ayam:..

    Bagian :Halaman: 1dari 1

    Standar prosedur operasional:

    Karkas utuh dikemas kedap udara

    Revisi :

    Tanggal :

    Kegiatan:Penghilangan kaki dan pengeluaran jeroan

    yang diikuti pencucian

    Paraf :Nama Penanggung jawab:

    Jabatan :Tujuan : membentuk karkas ayam utuh Urutan aktifitas:

    Penghilangan kaki dan kepala

    - Ayam dicuci dengan air bersih (menggunakan seprotan)

    - Pisahkan kaki dan kepala

    - Selanjutnya karkas digantung pada rel penggantung untuk prosespengeluaran jeroan

    - Diperiksa postmortem oleh dokter hewan dan pembantunya

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    48/50

    Pengeluaran jeroan

    -Jeroan dikeluarkan dengan alat otomatis,

    -Jeroan diperiksa post mortem oleh dokter hewan, kemudian disalurkan keruang pemrosesan jeroan

    - Bersihakn rongga dada dengan garpu, dilanjutkan pembersihan dengan air

    seprot menggunakan vacuum nozzle untuk kesempurnaan kebersihan- Hasil pemeriksaan dokter hewan ada keabnormalan dan/ataukelainan

    karkas dan jeroan karena racun atau penyakit, maka karkas yangbersaangkutan disingkirkan dari pengantungnya dan diletakkan padakeranjang/krat khusus untuk karkas dan jeroan terpisah untuk diperiksa

    lebih detail.

    -

    Pencucian dan pendinginan

    - Karkas yang memenuhi syarat, diteruskan ke ruang proses berikutnya,

    untuk dicuci dan/atau didinginkan di ruang bersih

    - Karkas disiapkan dalam alat angkut untuk dibungkus plastic untuk diproses

    kemasan vacuum udara pada alat vacuum udara- Karkas diberi kode dan tanggal produksi

    - Karkas didinginkan pada suhu-4 s.d 0 derajat celcius (blast freezer) dalamwaktu 30 menit dan selanjutnya dibekukan pada suhu -18 derajat celcius

    Distribusi ke pelanggan

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    49/50

    LAMPIRAN: KEPERLUAN PERALATAN RPA

    Peralatan Rumah Potong Ayam (RPA) yang penting sebagai berikut:

    1. Peralatan pemingsanan (water bathstunning), apabila menggunakannya2. Macam-macam pisau untuk sembelih, untuk mengiris, pisau tulang dan

    memotong3. Peralatan sterilisasi pisau-pisau4. Peralatan pengasah pisau5. Mesin pemanas air (scalding vat)6. Mesin pencabut bulu (plucking machine/plucker) bila digunakan7. Alat pencabut bulu halus (plucking forceps)8. Gergaji elektronik (electronic saw) atau pisau pemotong tulang (shank

    cutting knives)9. Alat pengeluaran jeroan (evisceration tools) seperti gunting, drawing tools

    10. Meja karkas (shackle or carcass table)11. Peralatan pendingin seperti chilling room, refrigerator, chilling tank12. Termometer13. Timbangan ayam hidup dan daging ayam14. Alat penggerak karkas seperti converyor

    15. Pakaian pelindung, celemek, penutup rambut, masker dan sepatu boot16. Peralatan kebersihan dan pensucihama.

  • 7/25/2019 Rencana Kerja Jaminan Keamanan Dan Mutu Unit Usaha Pangan Asal Hewan

    50/50

    Bahan-Bahan Pustaka:

    1. Anonimous, Meat and Meat Products, Codex Alimentarius Volume Ten.

    Joint FAO/WHO. Food Standard. Codex Alimentarius Commission, 19932. Anonimous, ABC meat company Good Manufacturing Practices, 20103. Anonimous, Poultry Meat and Poultry Products Inspection, VPH Division.

    Department of Livestock Development. Ministry of Agriculture, Thailand.1992.

    4. Anonimous, International Seminar of Animal Health and Production

    Services for Village Livestocks. Proceeding. Kon Kaen. Thailand.1989.5. Anonimous, Meat Safety Quality Assurance System.- MSQA. For Fresh

    Meat, Second Edition. AQIS, Canberra. Australia. 1990.6. Deming, W. Edwards (1986). Out of the Crisis. MIT Press. ISBN0-

    911379-01-0.OCLC13126265Haller, Harold S. (1993).

    7. Harold S. Haller, Managing with profound knowledge: A managementprocess based on the Deming management theory.

    8. Michael M Cramer- 2013 - Technology & Engineering Design,Maintenance, and Good Manufacturing Practices, Second Edition ...Seward, Dr. Skip, How to Build a Food-Safe Plant, Meat Processing, April2004,

    9. Michael J Palazo, Jr and E Os Chan. Basic of Microbilogy. Mc Graw-Hill

    Book Company, 1986.10. RA Lawrie. Meat Science. Univercity of Nothingham, Cambridge.

    Pergamon Press. London.1968.11. SC Hataway, Risk Analysis and Meat Hygiene. Revue Scientifique

    Et Technique. Vol.12 No.16. OIE.199312. Soewarno T. Soekarto. Dasar-Dasar Pengawas dan Standardisasi

    Mutu Pangan. Ditjen Dikti. Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi,

    IPB, Bogor.1990

    http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Numberhttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/OCLChttp://www.worldcat.org/oclc/13126265http://www.worldcat.org/oclc/13126265http://www.worldcat.org/oclc/13126265http://en.wikipedia.org/wiki/OCLChttp://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/Special:BookSources/0-911379-01-0http://en.wikipedia.org/wiki/International_Standard_Book_Number