rjp 2015 ok
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
1/20
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Resusitasi jantung paru adalah serangkaian usaha penyelamatan hidup pada
henti jantung. Walaupun pendekatan yang dilakukan dapat berbeda-beda, tergantung
penyelamat, korban dan keadaan sekitar, tantangan mendasar tetap ada, yaitu
bagaimana melakukan RJP yang lebih dini, lebih cepat dan lebih efektif. Untuk
menjawabnya, pengenalan akan adanya henti jantung dan tindakan segera yang harus
dilakukan menjadi prioritas dari tulisan ini.!"
#enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa negara. $erjadi
baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan sekitar &'(.(((
orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan *anada. Perkiraan
ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat henti jantung dan
tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan resusitasi tidak selalu
berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak dilakukannya resusitasi.!,+"
ebagian besar korban henti jantung adalah orang dewasa, tetapi ribuan bayi
dan anak juga mengalaminya setiap tahun. #enti jantung akan tetap menjadi
penyebab utama kematian yang prematur, dan perbaikan kecil dalam usaha
penyelamatannya akan menjadi ribuan nyawa yang dapat diselamatkan setiap tahun.
!,+"
antuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam dan juga orang
yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP boleh dilakukan
dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam.!,+"
/enurut )merican #eart )ssociation, rantai kehidupan mempunyai
hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru, kerana penderita yang
diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang amat besar untuk dapat hidup
kembali.!"
1
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
2/20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. DEFINISI
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR"
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis. *ematian klinis ditandai dengan hilangnya nadi arteri carotis
dan arteri femoralis, terhentinya denyut jantung dan pembuluh darah atau
pernafasan dan terjadinya penurunan atau kehilangan kesadaran. *ematian
biologis dimana kerusakan otak tak dapat diperbaiki lagi, dapat terjadi dalam 1
menit setelah kematian klinis. 2leh *arena itu, berhasil atau tidaknya tindakan
RJP tergantung cepatnya dilakukan tindakan dan tepatnya teknik yang dilakukan.&
II.2. INDIKASI
). #enti 3apas
#enti napas primer respiratory arrest" dapat disebabkan oleh banyak hal,
misalnya serangan stroke, keracunan obat, tenggelam, inhalasi asap4uap4gas,
obstruksi jalan napas oleh benda asing, tesengat listrik, tersambar petir,
serangan infark jantung, radang epiglotis, tercekik suffocation", trauma dan
lain-lainnya1".
Pada awal henti napas, jantung masih berdenyut, masih teraba nadi,
pemberian 2+ ke otak dan organ 5ital lainnya masih cukup sampai beberapa
menit. *alau henti napas mendapat pertolongan segera maka pasien akan
teselamatkan hidupnya dan sebaliknya kalau terlambat akan berakibat henti
jantung&,1".
. #enti Jantung
#enti jantung primer cardiac arrest" ialah ketidak sanggupan curah jantung
untuk memberi kebutuhan oksigen ke otak dan organ 5ital lainnya secara
mendadak dan dapat balik normal, kalau dilakukan tindakan yang tepat atau
akan menyebabkan kematian atau kerusakan otak. #enti jantung terminal
akibat usia lanjut atau penyakit kronis tentu tidak termasuk henti jantung &,1".
ebagian besar henti jantung disebabkan oleh fibrilasi 5entrikel atau
takikardi tanpa denyut 6(-7(8", kemudian disusul oleh 5entrikel asistol
2
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
3/20
9!(8" dan terakhir oleh disosiasi elektro-mekanik 9'8". %ua jenis henti
jantung yang terakhir lebih sulit ditanggulangi karena akibat gangguan
pacemaker jantung. :ibirilasi 5entrikel terjadi karena koordinasi akti5itas
jantung menghilang.
#enti jantung ditandai oleh denyut nadi besar tak teraba karotis femoralis,
radialis" disertai kebiruan sianosis" atau pucat sekali, pernapasan berhenti
atau satu-satu gasping, apnu", dilatasi pupil tak bereaksi terhadap rangsang
cahaya dan pasien tidak sadar&,1".
Pengiriman 2+ke otak tergantung pada curah jantung, kadar hemoglobin
#b", saturasi #b terhadap 2+dan fungsi pernapasan. skemi melebih &-1
menit pada suhu normal akan menyebabkan kortek serebri rusak menetap,
walaupun setelah itu dapat membuat jantung berdenyut kembali&,1".
II.3. FASE RJP
Resusitasi jantung paru dibagi menjadi & fase diantaranya &";
1. :)< ;
$unjangan #idup %asar asic =ife upport" yaitu prosedur pertolongan
darurat mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung, dan
bagaimana melakukan RJP secara benar.
$erdiri dari ;
C (circulation) : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung
paru.
A (airway) : menjaga jalan nafas tetap terbuka.
B (breathing) : 5entilasi paru dan oksigenisasi yang adekuat.
2. :)< ;$unjangan hidup lanjutan (Advance Life Suort)! yaitu tunjangan hidup
dasar ditambah dengan ;
" (drugs) :pemberian obat-obatan termasuk cairan.
< " ; diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin setelah dimulai
PJ=, untuk mengetahui apakah ada fibrilasi 5entrikel, asistole atau agonal
ventricular co#le$es.
: (fibrillation treat#ent) : tindakan untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel.
%. :)< ;
3
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
4/20
$unjangan hidup terus-menerus (&rolonged Life Suort).
' ('auge) : Pengukuran dan pemeriksaan untuk #onitoring penderita
secara terus menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudian
mengobatinya.
(ead) : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan sistim saraf
dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat
dicegah terjadinya kelainan neurologic yang permanen.
# #ipotermi" ; egera dilakukan bila tidak ada perbaikan fungsi susunan
saraf pusat yaitu pada suhu antara &(? @ &+?0.
H (Humanization) : #arus diingat bahwa korban yang ditolong adalah
manusia yang mempunyai perasaan, karena itu semua tindakan hendaknya
berdasarkan perikemanusiaan.
(ntensive care) :perawatan intensif di 0U, yaitu ; tunjangan 5entilasi ;
trakheostomi, pernafasan dikontrol terus menerus, sonde lambung,
pengukuran p#, p02+ bila diperlukan, dan tunjangan sirkulasi,
mengendalikan *e+ang.&"
II.4. PEMBAHARUAN PADA BLS GUIDELINES 2015
$erdapat beberapa pembaharuan pada = +(!', berbanding dengan
+(!(. eberapa perubahan yang telah dilakukan adalah seperti berikut;!,+,',A"
!. /engenali sudden cardiac arrest 0)" dari menganalisa respon dan
pernafasan. ie korban tidak bernafas"
+. B=ook,listen and feelC tidak digunakan dalam algortima =
&. #ands-only chest compression 0PR digalakkan pada sesiapa yang tidak
terlatih
1. Urutan )0 diubah ke urutan 0), chest co#ression sebelum
breathing.
'. #ealth care pro5iders memberi chest compression yang efektif sehingga
terdapat sirkulasi spontan.
A. =ebih terfokus kepada kualiti 0PR.
D. *urangkan penekanan untuk memeriksa nadi untuk health care pro5iders.
4
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
5/20
6. )lgoritma = yang lebih mudah diperkenalkan.
7. Rekomendasi untuk mempunyai pasukan yang serentak mengandali chest
compression, airway management,rescue breathing, rhythm detection dan
shock.
Untuk mengenali terjadinya 0) sudden cardiac arrest)adalah hal
yang tidak mudah. Jika terjadi kekeliruan dan keterlambatan untuk bertindak dan
memulakan 0PR, ini akan mengurangi survival rate korban tersebut. 0hest
compression merupakan antara tindakan yang sangat penting dalam 0PR kerana
perfusi tergantung kepada kompresi. 2leh kerana itu, chest compression
merupakan tindakan yang terpenting jika terdapat korban yang mempunyai 0).
Prinsip utama dalam resusitasi adalah memperkuat rantai kelangsungan
hidup chain of survival". *eberhasilan resusitasi membutuhkan integrasi
koordinasi rantai kelangsungan hidup. Urutan rantai kelangsungan hidup pada
pasien dengan henti jantung cardiac arrest" dapat berubah tergantung lokasi
kejadian; apakah cardiac arrestterjadi di dalam lingkungan rumah sakit #0)"
atau di luar lingkungan rumah sakit 2#0)". >ambar ! menunjukkan ,chain of
survival-pada kondisi #0) maupun 2#0)
5
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
6/20
Gambar 1. Rana! K"#an$%&n$an H!'&( H)A 'am *H)A
%alam melakukan resusitasi jantung-paru, )#) A#erican eart
)ssociation" merumuskan panduan =-0PR yang saat ini digunakan secara
global. >ambar + menunjukkan skema algoritma dalam tindakan resusitasi
jantung-paru pada pasien dewasa.
6
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
7/20
Gambar 2. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n D",a%a
7
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
8/20
%alam melakukan resusitasi jantung paru, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan;
!. Pengenalan dan pengaktifan cepat sistem tanggapan darurat
Jika melihat seorang yang tiba-tiba jatuh atau tidak responsi5e maka petugas
kesehatan harus mengamankan tempat kejadian dan memeriksa respon korban.
$epukan pada pundak dan teriakkan nama korban sembari melihat apakah korban
tidak bernafas atau terengah-engah. =ihat apakah korban merespon dengan
jawaban, erangan atau gerakan. Penolong harus memanggil bantuan terdekat
setelah korban tidak menunjukkan reaksi. )kan lebih baik bila penolong juga
memeriksa pernapasan dan denyut nadi korban seiring pemeriksaan respon pasien
agar tidak menunda waktu dilakukannya RJP..
+. Resusitasi Jantung Paru dini
=akukan kompresi dada sebanyak &( kompresi sekitar !6 detik". *riteria penting
untuk mendapatkan kompresi yang berkualitas adalah;
*ompresi dada diberikan dengan kecepatan minimal !(( kali per menit dan
maksimal !+( kali per menit. Pada kecepatan lebih dari !+( kali 4 menit,
kedalaman kompresi akan berkurang seiring semakin cepatnya inter5al kompresi
dada.
*ompresi dada dilakukan dengan kedalaman minimal + inci ' cm" dan
kedalaman maksimal +,1 inci A cm". Pembatasan kedalaman kompresi maksimal
diperuntukkan mengurangi potensi cedera akibat kedalaman kompresi yang
berlebihan. Pada pasien bayi minimal sepertiga dari diameter anterior-posterior
dada atau sekitar ! E inchi 1 cm" dan untuk anak sekitar + inchi ' cm". Pada
pasien anak dalam masa pubertas remaja", kedalam kompresi dilakukan seperti
pada pasien dewasa.
=okasi kompresi berada pada tengah dada korban setengah bawah sternum".
Petugas berlutut jika korban terbaring di bawah, atau berdiri disamping korban
jika korban berada di tempat tidur. $abel ! mencantumkan beberapa hal yang
perlu diperhatikan selama melakukan kompresi dada dan pemberian 5entilasi;
8
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
9/20
Tab"# 1. An-&ran 'an Laran$an BLS &n& )PR B"r&a#!a% T!n$$! (a'a Pa%!"n D",a%a
/enunggu recoil dada yang sempurna dalam sela kompresi. elama
melakukan siklus kompresi dada, penolong harus membolejFhkan rekoil
dada penuh dinding dada setelah setiap kompresiG dan untuk melakukan
hal tersebut penolong tidak boleh bertumpu di atas dada pasien setelah
setiap kompresi.
/eminimalisir interupsi dalam sela kompresi. Penolong harus berupaya
meminimalkan frekuensi dan durasi gangguan dalam kompresi untuk
mengoptimalkan jumlah kompresi yang dilakukan per menit.
*orban dengan tidak ada4tidak dicurgai cedera tulang belakang maka bebaskan
jalan nafas melalui head tilt H chin lift. 3amun jika korban dicurigai cedera tulang
belakang maka bebaskan jalan nafas melalui jaw thrust.
/enghindari 5entilasi berlebihan. erikan 5entilasi sebanyak + kali. Pemberian
5entilasi dengan jarak ! detik diantara 5entilasi. Perhatikan kenaikan dada korban
untuk memastikan 5olume tidal yang masuk adekuat.
etelah terpasang saluran napas lanjutan misalnya pipa endotrakeal, 0ombitube,
atau saluran udar masker laring", penolong perlu memberikan ! napas buatan
setiap A detik !( napas buatan per menit" untuk pasien dewasa, anak-anak, dan
bayi sambil tetap melakukan kompresi dada berkelanjutan
Jika ada + orang maka sebaiknya pemberi kompresi dada bergantian setiap +
menit.
Jika pasien mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernapasan
bantuan, 5entilasi dilakukan dengan kecepatan '-A detik4nafas atau sekitar !(-!+
9
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
10/20
nafas4menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap + menit. Untuk satu siklus
perbandingan kompresi dan 5entilasi adalah &( ; +.
RJP terus dilakukan hingga alat defibrilasi otomatis datang, pasien bangun,
atau petugas ahli datang. ila harus terjadi interupsi, petugas kesehatan sebaiknya
tidak memakan lebih dari !( detik, kecuali untuk pemasangan alat defirbilasi
otomatis atau pemasangan ad5ance airway.
&. )lat defibrilasi otomatis
)
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
11/20
Tab"# 2. P"rb"'aan K+m(+n"n RJP Pa'a D",a%a/ Ana/ 'an Ba!
Pada pasien pediatri, algoritma RJP bergantung apakah ada satu orang
penolong atau dua atau lebih" orang penolong gambar & dan 1". ila ada satu
orang penolong, rasio kompresi dada dan 5entilasi seperti pasien dewasa yaitu
&( ; +G tetapi bila ada dua orang penolong maka rasio kompresi dada dan 5entilasi
11
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
12/20
menjadi !' ; +. Jika anak4bayi mempunyai denyut nadi namun membutuhkan
pernapasan bantuan, 5entilasi dilakukan dengan kecepatan &-' detik4nafas atau
sekitar !+-+( nafas4menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap + menit.
Untuk satu siklus perbandingan kompresi dan 5entilasi adalah &( ; + untuk satu
orang penolong dan !' ; + untuk dua orang atau lebih penolong.
Gambar 3. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n P"'!ar! D"n$an Sa& *ran$
P"n+#+n$
12
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
13/20
Gambar 4. A#$+r!ma R"%&%!a%! Jan&n$ Par& Pa'a Pa%!"n P"'!ar! D"n$an D&a *ran$
P"n+#+n$
13
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
14/20
P+%!%! mana(
=ebih dikenal dengan reco5ery posisition, dipergunakan pada korban
tidak responsi5e yang memiliki pernafasan dan sirkulasi yang baik. $idak adaposisi baku yang menjadi standar, namun posisi yang stabil dan hamper
lateral menjadi prinsip ditambah menaruh tangan yang berada lebih bawah ke
kepala sembari mengarahkan kepala menuju tangan dan menekuk kedua kaki
menunjukan banyak manfaat.
11.5BANTUAN HIDUP LANJUT
$erdiri atas antuan hidup dasar ditambah langkah-langkah;
% %rugs"; Pemberian obat-obatan.
2bat-obat tersebut dibagi menjadi + golongan;
!. Penting;
a. adrenalin ; /ekanisme kerja merangsang reseptor alfa dan beta, dosis
yang diberikan (,' H ! mg i5 diulang setelh ' menit sesuai kebutuhan
dan yang perlu diperhatikan dapat meningkatkan pemakaian 2+
myocard, takiaritmi, fibrilasi 5entrikel1".
b. 3atrium icarbonat; Penting untuk melawan metabolik asidosis,
diberikan i5 dengan dosis awal ; ! m
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
15/20
5entrikel selama diastole. Pada dosis terapeutik biasa, tidak ada
perubahan bermakna dari kontraktilitas miokard, tekanan arteri
sistemik, atau periode refrakter absolut. 2bat ini terutama efektif
menekan iritabilitas sehingga mencegah kembalinya fibrilasi 5entrikel
setelah defibrilasi yang berhasil, juga efektif mengontrol denyut
5entrikel prematur yang mutlti fokal dan episode takhikardi 5entrikel.
%osis '(-!(( mg diberikan i5 sebagai bolus, pelan-pelan dan bisa
diulang bila perlu. %apat dilanjutkan dengan infus kontinu !-&
mg.menit, biasanya tidak lebih dari 1 mg.menit, berupa lidocaine '((
ml deKtrose ' 8 larutan ! mg4ml"&".
e. erguna;f. soproterenol; /erupakan obat pilihan untuk pengobatan segera
bradikardi hebat karena complete heart block". a diberikan dalam
infus dengan jumlah + sampai +( mg4menit !-!( ml larutan dari ! mg
dalam '(( ml dectrose ' 8", dan diatur untuk meninggikan denyut
jantung sampai kira-kira A( kali4menit. Juga berguna untuk sinus
bradikardi berat yang tidak berhasil diatasi dengan )tropine&".
g. Propanolol; uatu beta adrenergic blocker yang efek anti aritmianya
terbukti berguna untuk kasus-kasus takhikardi 5entrikel yang berulang
atau fibrilasi 5entrikel berulang dimana ritme jantung tidak dapat
diatasi dengan =idocaine. %osis umumnya adalah ! mg i5, dapat
diulang sampai total & mg, dengan pengawasan yang ketat&".
h. *ortikosteroid; ekarang lebih disukai kortikosteroid sintetis '
mg4kg methyl prednisolon sodium succinate atau ! mg4kg
deKamethasone fosfat" untuk pengobatan syok kardiogenik atau shock
lung akibat henti jantung. ila ada kecurigaan edema otak setelah henti
jantung, A(-!(( mg methyl prednisolon sodium succinate tiap A jam
akan menguntungkan. ila ada komplikasi paru seperti pneumonia
post aspirasi, maka digunakan deKamethason fosfat 1-6 mg tiap A
jam&".
< "; %iagnosis elektrokardigrafis untuk mengetahui adanya fibrilasi
5entrikel dan monitoring.
:; :ibrilation $reatment"
15
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
16/20
>ambaran pada Lentrikel :ibrilasi ini menunjukan gelombang listrik
tidak teratur baik amplitudo maupun frekuensinya.
$erapi definitifnya adalah syok electric %0-hock" dan belum ada satu
obatpun yang dapat menghilangkan fibrilasi.
16
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
17/20
$indakan defibrilasi untuk mengatasi fibrilasi 5entrikel.
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
18/20
BAB III
KESIMPULAN
Resusitasi Jantung Paru RJP" atau 0ardiopulmonary Resuscitation 0PR"
adalah suatu tindakan darurat sebagai suatu usaha untuk mengembalikan keadaan
henti nafas atau henti jantung kematian klinis" ke fungsi optimal, guna mencegah
kematian biologis
Peran RJP ini sangatlah besar, seperti pada orang-orang yang mengalami henti
jantung tiba-tiba. #enti jantung menjadi penyebab utama kematian di beberapa
negara. $erjadi baik di luar rumah sakit maupun di dalam rumah sakit. %iperkirakan
sekitar &'(.((( orang meninggal per tahunnya akibat henti jantung di )merika dan
*anada. Perkiraan ini tidak termasuk mereka yang diperkirakan meninggal akibat
henti jantung dan tidak sempat diresusitasi. Walaupun usaha untuk melakukan
resusitasi tidak selalu berhasil, lebih banyak nyawa yang hilang akibat tidak
dilakukannya resusitasi. antuan hidup dasar boleh dilakukan oleh orang awam
dan juga orang yang terlatih dalam bidang kesihatan. ni bermaksud bahwa RJP
boleh dilakukan dan dipelajari dokter, perawat, para medis dan juga orang awam.
2leh karena itu sangatlah penting untuk mengetahui dan memahami sertamampu melaksanakan bantuan hidup dasar ini. Pedoman pelaksanaan RJP yang
dipakai adalah pedoman yang dikeluarkan oleh )merikan #eart )ssosiation.
)merikan #eart )ssosiation mere5isi pedoman RJP setiap lima tahun, dengan
re5isi terbaru pada tahun +(!'. )#) mere5isi dari )--0 ke 0-)-, dan
memberikan + algoritma bantuan hidup dasar yakni si#le algoritma untuk
masyarakat awam dalam bentuk sederhana agar mudah dipahami dan algoritma
khusus untuk petugas kesehatan.
18
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
19/20
19
-
7/25/2019 RJP 2015 ok
20/20
DAFTAR PUSTAKA
!. John /. :ield,&art 1: $ecutive Su##ary: 2/10 A#erican eart
Association 'uidelines for Cardioul#onary esuscitation and#ergency Cardiovascular Care.
+. ayre /R. et al. ighlights of the 2/1/ A#erican eart Association
'uidelines for C& and CC. D+D+ >reen5ille )5enue. %allas, $eKas
D'+&!-1'7A.. 7(-!(1&.
&. )lkatiri J.esusitasi ardio &ul#onerdalam udoyo W. uku )jar lmu
Penyakit %alam. Jilid .