sinopsis edit

Upload: dwipa-indra-atmaja

Post on 10-Feb-2018

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    1/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    MODEL TES BAKAT BULUTANGKISPERSPEKTIF DOMAIN FISIK

    (Penelitian Penyusunan Rangkaian Tes Bakat Bulutangkis)1

    MODEL OF BADMINTON TALENT TEST PERSPECTIVE PHYSICAL

    DOMAIN

    Sapta Kunta Purnama2

    ABSTRACT

    The purpose of this research are: 1) Create test battery of physicaldomain perspective badminton performance; 2) Know the validity of the tests;3) Develop the norm of performance tests. This method used the construction ofobservationalof research instruments. Target population is 12-13 years old

    badminton players. Qualified badminton players are players who aged 12-13years and had been practicing for at least three years, with the exercisefrequency is at least 3 times a week and players badminton club listed in theBadminton Association of Indonesia (PBSI) in Central Java. According toobjective of this research, technique used to take the sample applied 2 stages,namely: 1) Stratified random sampling, to test the instrument, 2) Judgmentsampling technique for the preparation of the norms. The results of the researchare: 1) Produced a test battery, namely: a) The test battery of performance formale player are (1) The length of his foot, (2) Tennis ball fetching, (3) Shadowbadminton,(4) Multistage run; and b) The test battery of performance for female

    players consisting of: (1) The length of her foot, (2) Tennis ball fetching,(3) 40meter run, (4) Shadow badminton, (5) Multistage run; 2) The validity of malecategory is 0,927 and 0.921 for female, the rate of differencial is at very goodrate category and has significant with degree of freedom P = 0.05. Norm forbadminton gifted child due to T-score are 252 for male, 302 for female .

    Keywords: Talent, gif ted, ident i f icat ion , ph ys ical domain, instrum ent, testbat tery, badmin ton

    1 Dipertahankan di hadapan Sidang Terbuka Senat guru Besar tetap Universitas Negeri Jakarta dalam RangkaPromosi Doktor2 Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UniversitasSebelas Maret Surakarta

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    2/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang MasalahSistem pemanduan dan

    pengembangan bakat olahragabelum dilaksanakan secara baik diIndonesia. Hal ini dipaparkan olehMenteri Pemuda dan Olahragasepertiterlihat pada gambar 1.

    Gambar 1.Pengembangan Olahraga Nasional

    Sumber : Kemenpora, SarasehanPerumusan Kebijakan PembangunanKeolahragaan, Senayan,1-2-2010.

    Pada gambar 1 disebutkantidak ada pembinaan usia dini yangteratur dan berkesinambungan,kurang sekali kesempatan kompetisidan latihan teratur dengan peralatanyang layak untuk membentuk pilihancabang olahraga.

    Banyak referensi menyatakanbahwa untuk dapat berprestasiolahraga secara maksimal perludidukung oleh banyak faktor,termasuk yang utama adalah faktorkeberbakatan atau telanta. Salahsatu referensi yang dikemukakanMcGregor (2008:3)menyimpulkandari beberapa pendapat para ahlibahwa sukses di olahraga adalahhasil dari satu interaksi kompleks dari

    variabel yang sepenuhnya dipahami,oleh sebab itu menjadi juara tidakmungkin menelantarkan aspek bakatperorangan.

    Kajianterhadap perkembanganteknologi olahraga mempunyaidampak terhadap sistem pembinaanolahraga prestasi, khususnyaterhadap prediksi dalam halkemampuan fisik dan fisiologis yangdapat dipersiapkan sejak awal bagicalon-calon atlet berpotensi.

    Cabang olahraga bulutangkis

    merupakan andalan Indonesia untukbersaing di tingkat internasional,namun sejak tahun 2010 prestasiatlet-atlet bulutangkis Indonesiadinilai mulai turun peringkat.Menurunnya prestasi bulutangkisIndonesia ditandai dengan gagalnyatim piala Thomas Indonesia dan timUber seperti yang dilaporkan harianKompas (Rabu 24 Mei 2012)dari

    Wuhan, China; kalah di perempatfinaloleh timThomas dan UberJepang dengan skor yang sama 2-3,Kemudian pada olimpiade 2012London bulutangkis gagalmempersembahkan medali.

    Salah satu faktor penurunanprestasi tersebut diprediksi karenakurangnya atlet-atlet muda yangmenjadi pelapis atlet-atlet senior.

    Masalah minimnya jumlah atletmuda sebagai pelapis atlet utamaperlu segera diatasi denganmenambah kuantitas calon atlet yangpotensiaI dan sesuai dengankeberbakatannya. Identifikasi bakatolahraga pada anak-anak perludiadakan sedini mungkin dengan

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    3/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    pendekatan ilmu pengetahuan danteknologi olahraga. Denganpengidentifikasian bakat yang tepatmaka program pemanduan bakatolahraga akan berjalan efektif danefisien. Sebagai contoh: kriteriaidentifikasi bakat calon atlet andalanNasional di dalam Renstra PRIMA(2010:13) disebutkansekurang-kurangnya memenuhi; (1) sehat

    jasmani dan rokhani sesuai denganstandar PRIMA, (2) berprestasitingkat Nasional dan atauInternasional, (3) memiliki komitmen,(4) memiliki jiwa nasionalisme dan

    patriotisme, (5) mengedepankan rasasaling pengertian, persahabatan,solidaritas, dan fair play, (6)dinominasikan oleh induk organisasiolahraga yang bersangkutan.

    Identifikasibakatmenurut MacCurdy (2011:1) dapat didefinisikansebagaiprediksikinerja masadepananak-anakatauidentifikasipemain mudayang akan

    mencapaikeberhasilandi tingkatnasionalatau internasional. Demikian

    juga dalam identifikasi bakatbulutangkis, yaitu suatu upaya yangdilakukan secara sistematis untukmengidentifikasi seseorang yangberpotensi dalam cabang olahragabulutangkis, sehingga diperkirakanseseorang tersebut akan berhasildalam proses latihan dan dapat

    berprestasi tinggi.Dari kondisi tersebut, perluadanya kajian mengenai bagaimanamengembangkan dan mengefektifkanmodel identifikasi bakat olahragabulutangkis yang berkaitan dengankemampuan fisik melalui instrumentes bakat bulutangkis yang efektif dan

    efisien.Dengan diketahuinya bakatcalon atlet bulutangkis maka prosespembinaan prestasi menjadi jelas,selain itu juga pembinaan selanjutnyamenjadi lebih efektif dan efisiendibanding membina calon atlet yangbelum diketahui keberbakatannya.

    B. Fokus Penelitian

    Berdasarkan latar belakangpermasalahan, maka penelitian iniberfokus pada penyusunan tes bakatbulutangkis perspektif domain fisik,sehingga menghasilkan :

    1. Rangkaian tes (testbaterry) bakatbulutangkis perspektif domain fisikyang efektif.

    2. Norma hasil tes bakat bulutangkisperspektif domain fisik.

    C. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakangmasalah dan sesuai dengan fokuspenelitian maka penelitian iniberorientasi pada penyusunanrangkaian tes bakat bulutangkisperspektif domain fisik, perumusanmasalah dalam penelitian ini adalah:1. Bagaimana susunan rangkaian

    tes bakat bulutangkis perspektifdomain fisik?

    2. Apakah rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik valid?

    3. Bagaimana norma hasiltes bakatbulutangkis perspektif domainfisik?

    D. Kegunaan Penelitian

    Hasil penelitian diharapkanbergunauntuk:

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    4/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 4

    1. Perbaikan kualitas pelatihanolahraga, khususnya pada prosesidentifikasi bakat.

    2. Mengidentifikasi para pemainbulutangkis usia 12-13 tahun yangmemiliki potensi kemampuan fisikpada cabang olahragabulutangkis.

    3. Membantu pelatih dan pembinaolahraga dalam mempermudahmencari bibit-bibit atlet bulutangkisyang berbakat.

    4. Efisiensi dalam sistempemanduan bakat olahragakhususnya cabang olahraga

    bulutangkis.5. Mempercepat lahirnya atlet

    bulutangkis yang berprestasi dariIndonesia

    Kajian Teoretik

    A. Kajian Teori Variabel

    1. BulutangkisBulutangkis merupakan

    permainan yang bersifat individualnamun dapat dimainkan dengan carasatu orang lawan satu orang ataudua lawan dua. Permainan inimenggunakan shuttlecock sebagaiobyek yang dimainkan (dipukul), danraket sebagai alat pemukul.

    Game dimainkanhingga 21poindengan selisih poin minimal 2,pemenang pertandinganadalah yangterbaik daritiga game(the best threewinning sets), jika terjadi suatukeadaan poin sama, yaitu: 20-20atau lebih, maka yang telah unggulselisih dua yang memenangkangame/set, nilai akhir untuk keadaanini (deuce) adalah 30.

    Gerak dasar dalam permainanbulutangkis terdiri dari gerakan laricepat, meloncat, melangkah, larimaju-mundur, bergerak ke sampingkanan dan kiri, gerak berputar, danmembuat langkah lebar. Semuagerak dan aktivitas itu dibutuhkanagar pemain dapat memukul cockdalam sikap dan posisi tubuh yangtetap terkontrol baik. Gerakan-gerakan tersebut berlangsung dalamtempo lama dan berulang-ulang,akibatnya terjadi proses lelah(fatique) pada pemain.

    Banyak pakar berpendapat

    mengenai bulutangkis, Tahir Djide(2007:6) mengatakanbulutangkisadalah permainanyangmenuntut power, kekuatan,ketahanan, keberanian,penalaran,mental, dankelincahan.Sejalan dengan pendapat tersebutDowney (1980:42) menyatakanbahwa semua gerakan dalambulutangkis tergantung

    padakontraksiotot, sehinggamelibatkandua faktorutama, yaitu:1)Sumberenergi yang dibutuhkanototuntuk berkontraksi(akanmelibatkanpemeriksaansistemenergi);2)Kualitaskontraksiototyangdianggapmewakilikekuatanotot.Keduafaktortersebut harus diperhatikanuntukmemahami

    sepenuhnyadasarfisiologispelatihan.Dari hasil survey dalam kejurnasbulutangkis pada bulan Juli 2010 diSurakarta dengan game 21, didapatbahwa waktu reli (in play) reli palinglama 37.62 detik; paling singkat 0.19detik; rata-rata 6.41 detik; istirahatantar reli 16,28, lamanya main rata-

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    5/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    rata 13.35 menit/set, paling lama 25menit/set; paling singkat 6 menit/set;rata-rata jumlah reli 35 kali/set. Hasiltersebut memberikan indikasiyanglebih jelasdari permainanbulutangkis,bahwa penggunaan tiga sistemenergi tubuh saat bermainbulutangkis adalah sebagai berikut:

    ATP-PC and LA ATP-PC; LA & O2 O2

    % Aerobic 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    % Anaerobic 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

    Waktu

    Mnt, dtk 0.5 0.20 0.60 1.30 2.15 3.30 10.0 12.0 14.0 28.0 180

    reli reli Set Set

    pendek panjang pendek panjang

    Gambar 2.Penggunaan Sistem Energi Bulutangkis

    Sumber: Modifikasi Jack Jake Downeydan David Brodie,1980

    Gambar 2 menunjukkanangkaprosentaseperkiraansumber

    energiaerobikdan anaerobikuntukmemenuhi kebutuhan energimaksimum dalam bulutangkis. Dariangka observasi menunjukkanbahwa reli terlama 37.62 detik berartiintensitas tersebut menunjukkanpersentase dari energy anaerobicsebesar 90 %, permainanbisaberlangsung hanya6menitdan akanmembuattuntutanpada ketiga sistem

    energi.Hal penting yang berkaitandengan bulutangkis adalahkarakteristik yang melekat padapermainan ini, yaitu: permainandapat berlangsung cepat dan dapatberlangsung lama. Pemain harusmampu bergerak cepat menjelajahi

    sudut-sudut lapangannya dengangerakan cepat, explosive, mampumenggunakan berbagai teknikmemukul cock dengan berbagaigerakan yang harmonis dan terarah(accuracy).

    2. Prestasi bulutangkis

    Prestasi bulutangkis adalahsuatu hasil latihan yang meliputiaspek kemampuan gerak atau fisik,keterampilan atau teknik,strategi/taktik, mental/psikologis danaspek tak terukur yang bertujuanuntuk mencapai kinerja setinggi-

    tingginya dalam pertandinganbulutangkis. Pencapaian prestasiyang setinggi-tingginya merupakanpuncak dari segala prosespembinaan, termasuk dari prosespemassalan maupun pembibitan.Proses tersebut dapat dilihat padagambar 3.

    Gambar 3.Sistem Pembinaan Prestasi Olahraga

    Sumber: Tudor O. Bompa, G. GregoryHaff, 2009, hal. 3.

    Sistem pembinaan sepertidalam gambar 3 menyediakankesempatan yang seluas-luasnyabagi semua anak dan remaja untukberpartisipasi dalam kegiatan

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    6/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    olahraga, sebagai bekal mencapaiprestasi.

    Banyak faktor yang dapatmempengaruhi prestasi bulutangkis,Nossek (1982:12) mengemukakanbahwa prestasi olahraga bergantungpada unsur-unsur, antara lain, (1)ketrampilan dan teknik yangdiperlukan, dikembangkan, dikuasaidan diotomatisasikan; (2)kemampuan-kemampuan yangdidasarkan pada pengaturan latihankebugaran tubuh, kemampuan gerak,kemampuan belajar dan koordinasi;(3) perilaku yang baik untuk

    menghadapi situasi dalam kompetisi;(4) pengembangan taktik danstrategi; serta (5) kualitas perilakuafektif, kognitif dan sosial.

    Untuk mencapai prestasi tinggidiperlukan latihan yang dapatmengembangkan kondisi fisik, teknik,taktik, dan psikis, didukung bakatatlet, tersedia sarana dan prasarana,serta sistem kompetisi yang baik.

    Pesurney (2005:7) mengemukakanbahwa peningkatan kemampuan fisikditentukan oleh latihan-latihan yangterarah, disamping itu usia atlet,bakat, sifat organ tubuh, ukuran otot,tingkat pengendalian koordinasi dankemampuan psikis.

    Dari uraian di atas dapatdijelaskan bahwa pencapaianprestasi merupakan pengendalian

    proses latihan dan pertandingan.dalam proses tersebut diperlukanpelaksanaan yang terarah, termasukanalisis profil cabang olahraga dansemua data kemampuan atlet, bakatuntuk setiap cabang olahraga,terutama kemampuan motorik.

    3. Bakat Bulutangkis

    Istilah bakat/berbakat (gifted)

    pertamakali diperkenalkan olehWhipple dalam Reni (2002:45) untukmenunjukkan keadaan anak yangmemiliki kemampuan super.Di dalamkamus psikologi Gulo (1987:17)bakat sama dengan ability;kecakapan; kemampuan yaitu istilahyang dikaitkan dengan kemampuanatau potensi untuk menguasai suatukeahlian ataupun pemilikan keahlian

    itu sendiri.Dengan kadar kualitasyang unggul diharapkan memilikipeluang besar untuk mencapaiprestasi tinggi dan menonjol di dalambidangnya.

    Dalam sebuah studi surveiyang dikemukakan Colvin (2008:17)dengan sampel yang terdiri dari paraprofesional pendidikandisimpulkanbahwa lebih dari 75%percaya kemampuan menyanyi,menulis, dan bermain alat musikmembutuhkan kemampuan khususatau bakat; dan mereka juga percayabahwa di bidang lainnya jugadiperlukan bakat tertentu.

    Keberbakatan merupakankonsep giftedness,keberbakatanmempunyai pengertian dengan istilahtalenta. Berbakat dan keberbakatan(giftedness) mengandung maknaterdapatnya satu atau beberapakeunggulan dalam diri seseorangyang membuat orang itumenunjukkan kelebihan menjadiberbeda dari orang biasa. Denganmemiliki potensi yang ungguldiharapkan memiliki peluang besar

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    7/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    untuk mencapai prestasi tinggi danmenonjol di dalam bidangnya.Manifestasi suatu keberbakatanadalah berbentuk prestasi tinggi,karena itu bakat juga dapat dipahamiuntuk berpeluang besar mencapaiprestasi yang tinggi.

    Berkaitan dengan bakat UtamiMunandar (1982:14) mengemukakantentang anak berbakat yaitu: merekayang oleh orang-orang ahli dibidangnya diidentifikasikan sebagaianak yang mampu mencapai prestasitinggi karena mempunyaikemampuan-kemampuanunggul.

    Klasifikasi tentang keberbakatanyang diutarakan para pakarbervariasi diwww.education.com/reference/article/gifted creative talented-children(2-1-2012) dilaporkan, hasilpenelitianSorenson menyebutkanbahwa populasi anak berbakatmeliputi tiga kelompok: anakberbakat dengan derajat tinggi

    (highly giftted), di atas 2-3 persenpopulasi, kemudian Martinsonmenyebutkan bahwa anak berbakatintelektual adalah top 5% atau 2%,dan mempertimbangkan 11-15%sebagai talenta. Sejalan denganpendapat tersebut banyak laporanyang mengindikasikanbahwa 3%sampai 5% dari populasiadalahberbakat dan

    bertalenta(Hallahan dan Kauffman,2003). Variabilitas di beberapanegara dalam mengidentifikasisiswadengankarunia bakat dan talenta,ada yangmenyebutkan kurang dari3%, ada yang lebih dari10%(Heward, 2006).

    Dari uraian di atas dapatdijelaskan mengenai bakatbulutangkis, yaitu merupakan suatukemampuan khusus yang tampakdari beberapa komponen tertentuyang harus dimiliki atlet bulutangkisagar berprestasi secara maksimal.

    Atlet berbakat bulutangkis adalahmereka yang memiliki ciri-ciri khususuntuk dapat berkembang menunjangkeberhasilan berprestasi di cabangolahraga bulutangkis. Besarnya calonatlet berbakat dalam konseppenelitian ini diindikasikan sebesar3%-5% dari populasi yang

    diidentifikasi.

    4. Identifikasi Bakat Bulutangkis

    Dalam dunia olahraga dikenalistilah seleksi bakat dan identifikasibakat. Seorang pelatih atau gurupendidikan jasmani seringmenghadapi tugas untuk memilihpemain atau atlet yang akanmengikuti suatu kompetisi minggu

    depan atau bulan depan. Merekabiasanya melaksanakan dengan caramelihat hasil kompetisi yang telahlalu atau melihat hasil kompetisi yangdiselenggarakan pada saatmendapat tugas tersebut. Namunmenurut Jackson (2005:400)adayang mengembangkan bentuk tesdasar dalam membantu membuatpenilaian kualitas elemen

    keterampilan yang pentingsehubungan dengan seleksi tersebut.Sukarman (1987:138-

    139)berpendapat bahwa carapemilihan yang obyektif, yaitudengan menetapkan norma-normayang harus dipenuhi oleh atlet untukdipilih. Lebih lanjut Sukarman

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    8/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    menyatakan bahwa dalam olahragadituntut kualitas kekuatan,ketahanan, kelenturan dankeahliandari tubuh, maka perlukualifikasi meliputi; (1) medis, (2)fisik, (3) mental dan (4) ketrampilan.

    Dalam kualifikasi medissebaiknya dilaksanakan pemeriksaankesehatan dan gejala-gejala penyakityang mungkin diderita calon atlet.Dalam kualifikasi fisik paling tidaknorma yang harus diukur adalahkekuatan, kelenturan, kelincahan danketahanan. Dalam kualifikasipsikologis perlu diidentifikasi oleh

    para psikolog, dan dalam kualifikasiketrampilan diperlukan tesketrampilan khusus cabang olahraga.

    Berkaitan dengan seleksi bakat,Bompa (1999:277) mengemukakanbahwa ada 2 metode untuk seleksibakat, yaitu: (1) seleksi alam; dan (2)seleksi ilmiah. Seleksi alamiahadalah seleksi dengan caramengembangkan kemampuan

    seorang atlet dalam olahragamengikuti perkembangan alam.Seleksi ini menganggap bahwaseorang atlet berpartisipasi padacabang olahraganya karena situasidan kondisi setempat.

    Seleksi ilmiah adalah cara untukmemilih calon atlet yang memilikipotensi dalam olahraga, sehinggadiperkirakan akan berhasil dalam

    proses latihan dan dapat meraihprestasi yang tinggi. Melalui seleksiilmiah calon atlet dapat diketahuipotensinya berdasarkan parameteryang terukur. Melalui seleksi ilmiahtuntutan kualitas-kualitas tersebutdapat diidentifikasi secaracermat.Lebih lanjut Bompa (1994:

    31-33) mengemukakan bahwakriteria utama dalam identifikasibakat adalah: kesehatan, kualitasbiomotorik, keturunan, dan didukungoleh fasilitas olahraga, iklim sertaketersediaan ahli.

    Sejalan dengan Bompa,Bloomfield (1994:268)berpendapatbahwaidentifikasi bakat dapatdilakukan secara sederhana dandengan pendekatan ilmiah. Carasederhana berdasarkan kriteria yangmudah diamati, misalnya pemainbasket dan bola voli karenapermainannya menuntutsasaran dan

    net yang tinggi, maka postur tubuhyang tinggi diperlukan sebagaiparameter seleksi. Cara ilmiahdisertai penyusunan suatu testbaterry yang menyeluruh untukmenjaring calon atlet.

    Identifikasi bakat olahragamenurut Kemenegpora (1998:4)adalah suatu upaya yang dilakukansecara sistematik untuk

    mengidentifikasi seseorang yangberpotensi dalam olahraga, sehinggadiperkirakan orang tersebut akanberhasil latihan dan dapat meraihprestasi puncak.

    Komponen utama dariidentifikasi bakat Menurut MacCurdydapat di kategorikan sebagai berikut:(1) antropometrik, (2) fisik, (3)psikologis, (4) teknis/taktik, (5) hasil

    pertandingan, dan (6) tak terukur.Pengukuran antropometrikdapat digunakan untuk mengukurtinggi, berat, panjang telapak kaki,somatotip tubuh dan elemenantropometrik/biometrik lainnya.

    Tes fisik dapat bergunadalammemprediksikemampuanmasa

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    9/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P

    depandalam dunia olahraga, padapemainusia 13-14tahunkemampuanmotorikkhusus cabang olahraga,terutama kecepatanreaksidankelincahanmenjadikinerjapenentu, faktor kekuatan dan dayatahananaerobikmemainkan peranyang semakinpenting. Setiapelementes bateraiuntukpemain mudaharusmencakupevaluasiketerampilansepertiberlari, melompat, melempar,menangkap, koordinasi, kecepatankhususolahragatertentu,kelincahan,kekuatan, fleksibilitas, daya tahan dan

    sejenisnya.Tes

    psikologismemberikanwawasantentangbidang-bidang sepertipercayadiri, kepribadian diri,dan motivasi.

    Teknis/taktisaspekpentinguntukmengevaluasi, pada tahapawal(usia7-10 tahun)seorang anakharusmemilikitingkat rata-ratapenguasaanbola

    dandalammemanipulasiraket, padasekitar usia 12 tahunanakharusmenguasai teknikservis,forehand, backhand, smes,memilikigerak kakiyang cukup baikdankemampuan untukmembuatpenyesuaianatauberadaptasi dengansituasi yangberbedadi lapangan.

    Mengidentifikasibakathanya

    didasarkan padahasil yang diperolehdalam kompetisi usia di bawah10-12tahun merupakan cara yang kurangtepat.

    Tak terukur, merupakan aspeklain dariidentifikasi bakat yangmencakupberbagai faktoryang tidakdapatdiklasifikasikan

    sebagaifisiologis,fisik,psikologis,atauteknis/taktis.Beberapacontohyang tidak terukurantara lainmemiliki perasaan yang bagusuntukpermainannya, dapat menyesuaikandengan baik untukkondisi yangberbeda, memiliki naluripembunuh,menikmati permainan,bermain lebihbaikdi pertandinganpenting, sukatantangan,atau memilikiantisipasiyang tepat.

    Dari uraian di atas dapatdisimpulkan bahwa identifikasi bakatbulutangkis adalah suatu upaya yangdilakukan secara sistematik untuk

    mengidentifikasi pemain bulutangkisyang diperkirakan akan berhasildalam proses latihan dan dapatmeraih prestasi puncak. Identifikasiyang dilakukan mencakupberbagaifaktor, antaralain:fisiologis,fisik,psikologis,atauteknis/taktis, dan yang takterukur. Dalam penelitian inimencoba mengidentifikasi melalui

    perspektif domain fisik calon atlet.Dari beberapa pendapat tersebut

    di atas dapat disarikan bahwa dalamidentifikasi bakat bulutangkis samadengan olahraga yang lain, yaituperlu adanya analisis tentang kriteriakhusus yang berkaitan dengankebutuhan penampilan puncakcabang olahraga yang ditekuni (profilatlet yang juara), yang meliputi aspek

    fisik, psikologis dan dukunganlingkungannya.Profil atlet bulutangkis dapat

    dilihat dari catatan atau databasepemain-pemain nasional Indonesiahasil tes atlet PRIMA (2011) yangberprestasi di tingkat Internasional,antara lain; Taufik Hidayat tinggi

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    10/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    badan 175 cm, berat badan 68,9 kg,kelincahan 34 kali per menit, lompattegak 36 cm, kekuatan genggam 51kg, VO2 max 57.6 cc/kg/bb; SimonSantosa tinggi badan 176,4 cm, beratbadan 70 kg, kelincahan 43 kali permenit, lompat tegak 57 cm, kekuatangenggam 43 kg, VO2 max 52.2cc/kg/bb; D. Hayom Rumbaka tinggibadan 182.5 cm, berat badan 72 kg,kelincahan 60 kali per menit, lompattegak 54 cm, kekuatan genggam 64kg, VO2 max 46.8 cc/kg/bb; AdriyantiFirdasari tinggi badan 170.7 cm,berat badan 62.1 kg, kelincahan 47

    kali per menit, lompat tegak 53 cm,kekuatan genggam 31 kg, VO2 max33 cc/kg/bb: Liliyana Natsir tinggibadan 166.9 cm, berat badan 62.5kg, kelincahan 36 kali per menit,lompat tegak 53 cm, VO2 max 46.8cc/kg/bb. Pemain top dunia saat ini,antara lain; Lin Dan (China, tinggibadan 178cm, berat badan 78 kg);Lee Chong Wei (Malaysia, tinggi

    badan 174cm, berat badan 60kg,VO2 max 68 cc/kg/bb juara JapanOpen, 25 September 2009),wawancara dengan Misbun Sidek(pelatih).

    Selain mengidentifikasi profil dankriteria bakat calon atlet,masalahselanjutnya adalahpengembangan tes bakat tersebut,oleh karena itu kajian pengembangan

    tes bakat juga sangat diperlukandalam mengatasi masalah prestasiolahraga.

    Dengan adanya tuntutan padapengembangan komponen kondisifisik pemain bulutangkis yang telahdisebutkan di atas, maka komponen-komponen fisik tersebut dapat

    dipakai sebagai indikator penentuanunsur-unsur tes bakat pada calonatlet bulutangkis.

    5. Domain Fisik

    Sistem klasifikasi tujuanbelajar yang secara luas digunakandi Indonesia sekarang ini menurutSugiyanto (1993:1) pada dasarnyamenganut sistem klasifikasi yangdirintis oleh Benjamin S. Bloombersama kawan-kawan. Sistemklasifikasi tersebut dikenal denganistilah Taxonomy of Educational

    Obyectives, yang terdiri dari tigadomain atau ranah, dapat juga berartikawasan, yaitu: (1) domain kognitif,(2) domain afektif, dan (3) domainpsikomotor. Selain tiga domaintersebut, di dalam pendidikanolahraga dikenal juga adanyadomain fisik. Pada dasarnyadomain fisik ini secara implisit bisadicakup di dalam domain psikomotor;tetapi dengan membaginya dalamdomain tersendiri bisa lebihmemperjelas atau mempertajamanalisis tentang hakikat olahraga.

    Domain psikomotor mengajiterhadap gerakan-gerakan tubuh;sedangkan domain fisik merupakankajian tentang daya fisik yangmewujudkan gerakan tubuh.Pentingnya kualitas fisik di dalammenunjang ketrampilan gerak didalam keolahragaan, maka domainfisik memperoleh porsi penanganansecara khusus. Antara domain fisikdengan domain psikomotor memangtidak bisa dipisahkan, melainkanhanya bisa dibedakan. Fungsi fisikdan fungsi psikomotor di dalam

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    11/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 11

    berlatih olahraga harus bisamembedakan mana yang lebihdiutamakan untuk ditingkatkan padaperiode latihan tertentu. Pada tahaptertentu diutamakan latihanpenguasaan gerak; pada tahap yanglain perlu diutamakan latihanpeningkatan kualitas fisik.

    Mengenai domain fisik Annarino,Cowell dan Hazelton (1978:83)membaginya menjadi 4 kategori,yaitu: (1) ketahanan otot, (2)kekuatan otot, (3) ketahanankardiovaskular, dan (4) fleksibilitas.

    Ketahanan otot merupakan

    kemampuan otot melakukan sesuatuaktivitas secara berulang-ulang danberkelanjutan dalam jangka waktuyang panjang. Kekuatan ototmerupakankemampuan otot untukmelakukan kontraksi gunamembangkitkan tenaga untukmelawan beban. Ketahanankardiovaskular sebagai kemampuanfungsional jantung dan paru-paru

    dalam mensuplai oksigen untuk kerjaotot dalam waktu lama. Fleksibilitassebagai rentang gerak sendi ataukemungkinan menggerakkan tubuhdan anggota tubuh sejauh mungkin.

    Klasifikasi yang dikembangkanoleh para ahli tersebut di atasmemberikan gambaran yang lebihterperinci mengenai domain fisik.Pengertian domain fisik dalam

    penelitian ini adalah kemampuanbiomotor atau komponenkebugaran/fitness yang diperlukanatlet sesuai cabang olahraga danperannya. Fisik merupakan fondasidari bangunan prestasi, hal inidikarenakan faktor teknik, taktik danpsikis dapat dikembangkan dengan

    baik apabila atlet memiliki bekalkualitas fisik yang baik. Di dalammateri pelatihan kondisi fisik(2009:15) disebutkan bahwakemampuan biomotor dasar meliputilima jenis, yaitu: kekuatan, dayatahan, kecepatan, fleksibilitas, dankoordinasi.

    Elemen-elemen kemampuantersebut mempunyai perananmasing-masing dari suatu cabangolahraga, dengan kata lainkemampuan fisik bagi calon atlet dariberbagai cabang olahraga adalahsyarat untuk menampilkan kinerja

    dengan kualitas tertentu.

    B. Konstruk Variabel

    1. Tahap Teoretik

    Prinsip keberbakatansepertiyang telah diuraikan di atas, tersiratadanya fenomena bahwa anak punyapotensi yang berbeda satudenganyang lainnya. Dalam kaitannya

    dengan pencapaian prestasiolahraga dimasa yang akan datang,fenomena tersebut dapatdianalisisagar proses pengembanganprestasi olahraga lebih efektif danefisien.

    Inovasi pemikiran dari kajian teoriyang ada adalah melakukan seleksiberdasarkan fakta hasil observasidan faktor- faktor determinan utama

    dari prestasi bulutangkis yangberkaitan dengan perspektif domainfisik, yaitu:

    a. Karakteristik antropometrik, yaitu:(1) tinggi badan, (2) tinggi duduk,(3) rentang lengan, dan (4)panjang telapak kaki.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    12/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    b. Karakteristik kemampuan fisik,yaitu: (1) kelenturan bahu, (2)kecepatan reaksi, (3) lempartangkap bola tenis, (4) kekuatangenggam tangan, (5) lempar bolabasket, (6) loncat tegak, (7)lompat jauh tanpa awalan, (8)baring duduk 1 menit, (9) hexagonobtacle, (10) langkahbulutangkis(11) kelincahan (12)lari 40 meter, dan (13) larimultitahap.

    2. Tahap Empirik

    Berdasarkan data uji coba alatukur tes bakat bulutangkis perspektifdomain fisik kepada pemainbulutangkis usia 12-13 tahun, jumlah35 responden putra dan 35responden putri diperoleh hasilsebagai berikut:

    a. Validitas

    1) Tes antropometrik tinggi badan

    dimaksudkan untuk mengukurpanjang tubuh.

    2) Tes tinggi duduk dimaksudkanuntuk mengukur rasio panjangtogok dan panjang tungkai.

    3) Tes rentang lengan dimaksudkanuntuk mengukur lebar biacromial.

    4) Tes panjang telapak kakidimaksudkan untuk mengukurpanjang telapak kaki aktif pemain

    (kanan bagi yang tidak kidal).5) Teskelenturan bahudimaksudkan untuk mengukurluas rentangan sendi bahu(shoulder) ke arah belakangbadan semaksimal mungkin.

    6) Tes kecepatan reaksidimaksudkan untuk mengukur

    kecepatan seseorang untukbereaksi terhadap rangsangan.

    7) Tes lempar tangkap bolatenisdimaksudkan untukmengukur koordinasi matatangan.

    8) Teskekuatan genggam tangandimaksudkan untuk mengukurkekuatan genggam (peras)tangan.

    9) Tes lempar bola basketdimaksudkan untuk mengukurkekuatan tubuh bagian atas.

    10) Tes loncat tegak dimaksudkanuntuk mengukur tinggi

    jangkauan.11) Tes lompat jauh tanpa awalan

    dimaksudkan untuk mengukurjauhnya loncatan.

    12) Tes baring duduk 1 menitdimaksudkan untuk mengukurdaya tahan otot anggota tubuhbagian atas.

    13) Tes hexagon obtacledimaksudkan untuk mengukur

    ketangkasan atau mobilitas.14) Tes langkah

    bulutangkisdimaksudkan untukmengukur efisiensi kerja kaki(foot work) pemain bulutangkis.

    15) Tes kelincahan dimaksudkanuntuk mengukur kelincahan.

    16) Tes lari cepat 40 meterdimaksudkan untuk mengukurkecepatan maksimal.

    17) Tes lari multitahap dimaksudkanuntuk mengukur kapasitasaerobicmaksimal.

    b. Reliabilitas

    1) Tes tinggi badan, tinggi dudukdan rentang lengan telah teruji

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    13/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    reliabilitasnya = 0.99 sesuaiKemenpora (1998:24).

    2) Reliabilitas tes-retes untuk tespanjang telapak kaki untuk putramaupun putri adalah r= 0.99.

    3) Reliabilitas tes-retes untuk teskelenturan bahuuntuk putra r =0.95, putri r= 0.90.

    4) Reliabilitas tes-retes untuk teskecepatan reaksi dengan metodekorelasi rggadalah untuk putra r=0.70; putri r= 0.60.

    5) Reliabilitas tes-retes untuk teslempar tangkap bola tenis untukputra r= 0.84;putri r= 0.88.

    6) Reliabilitas tes-retes untuk teskekuatan genggam tangan untukputra r= 0.90;putri r= 0.79.

    7) Reliabilitas tes-retes untuk teslempar bola basket untuk putra r= 0.88; putri r= 0.92.

    8) Reliabilitas tes-retes untuk tesloncat tegak untuk putra r= 0.81;putri r= 0.84.

    9) Reliabilitas tes-retes untuk tes

    lompat jauh tanpa awalan untukputra r= 0.92; putri r= 0.96.10) Reliabilitas tes-retes untuk tes

    baring duduk 1 menit untuk putrar= 0.96; putri r= 0.94.

    11) Reliabilitas tes-retes untuk teshexagon obtacle untuk putra r =0.84; putri r= 0.93.

    12) Reliabilitas tes-retes untuk teslangkahbulutangkisuntuk putra r

    = 0.92; putri r= 0.92.13) Reliabilitas tes-retes untuk teskelincahan untuk putra r = 0.88;putri r= 0.87.

    14) Reliabilitas tes-retes untuk teslari cepat 40 meter untuk putra r= 0.90; putri r= 0.91.

    15) Reliabilitas tes-retes untuk teslari multitahap untuk putra r =0.98;putri r= 0.97.

    c. Daya Pembeda

    Daya pembeda tes ditunjukkandengan kemampuan membedakanantara prestasi peserta tes. Dayapembeda teruji dengan adanya hasiltes kelompok umur yang sama (12-13 tahun) berdistribusi normal.

    Artinya tes tersebut dapat memilihpeserta tes yang berkemampuantinggi, sedang dan rendah. Untuk uji

    normalitas menggunakan metodeLilliefors:1) Tinggi badan didapat Lo = 0.054

    (putra) dan Lo = 0.098 (putri).2) Tinggi duduk didapat Lo = 0.086

    (putra) dan Lo = 0.132 (putri).3) Rentang lengan didapat Lo =

    0.094 (putra) dan Lo = 0.068(putri).

    4) Panjang telapak kaki didapat Lo =

    0.113 (putra) dan Lo = 0.078(putri).

    5) Kelenturan bahudidapat Lo =0.119 (putra) dan Lo = 0.109(putri).

    6) Kecepatan reaksi didapat Lo =0.054 (putra) dan Lo = 0.098(putri).

    7) Lempar tangkap bolatenisdidapat Lo = 0.115 (putra)

    dan Lo = 0.119 (putri).8) Kekuatan genggam tangandidapat Lo = 0.133 (putra) dan Lo= 0.096 (putri).

    9) Lempar bola basket didapat Lo =0.136 (putra) dan Lo = 0.095(putri).

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    14/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 14

    10) Loncat tegak didapat Lo = 0.136(putra) dan Lo = 0.083 (putri).

    11) Lompat jauh tanpa awalandidapat Lo = 0.119 (putra) dan Lo= 0.084 (putri).

    12) Baring duduk 1 menit didapat Lo= 0.126 (putra) dan Lo = 0.106(putri).

    13) Hexagon obtacle didapat Lo =0.126 (putra) dan Lo = 0.093(putri).

    14) Langkah bulutangkisdidapat Lo =0.120 (putra) dan Lo = 0.144(putri).

    15) Kelincahan didapat Lo = 0.126

    (putra) dan Lo = 0.131 (putri).16) Uji kenormalan tes lari 40 meter

    didapat Lo = 0.136 (putra) dan Lo= 0.087 (putri).

    17) Lari multitahapdidapat Lo =0.142, Lo = 0.142 (putra) dan Lo =0.147 (putri).

    Kesemua pengujian normalitastersebut di atas, dengan n = 35 dan

    taraf nyata = 0.05 didapat Ltabel =0.150.menyimpulkanberdistribusinormal.

    C. Teori Pengembangan Instrumen

    Salah satu fase terpenting dalamprogram pengukuran dan evaluasiadalah menseleksi danmengkonstruksi instrumen atau tes.Menurut Djaali dan Muljono (2008:6),

    instrumen adalah suatu alat yangmemenuhi persyaratan akademissehingga dapat dipergunakansebagai alat untuk mengukur suatuobyek ukur atau mengumpulkan datamengenai suatu variabel.

    Dalam mengkonstruksi instrumenevaluasi atau penelitian yang perludipikirkan adalah interprestasi skoryang dihasilkan harus tepat,bermanfaat, dan dapat digunakanpada keadaan tersebut.

    Semua jenis instrumen di atasagar memiliki kemampuanmengevaluasi perlu memenuhikarakteristik penting tertentu.Menurut Verducci (1980:145-163)karakteristik esensial seleksi danpengembangan instrumen dalampendidikan jasmani adalah: (1)validitas (2) reliabilitas, (3)

    obyektivitas, dan (4) administrabilitas.Sejalan dengan pendapat tersebut,menurut Sukardi (2010:29) adalah:(1) valid; (2) reliabel, dan (3) dapatdigunakan (usability). Selanjutnya didalam pedoman pemanduan bakatolahraga (1998:23-25) disebutkanhal-hal yang perlu diperhatikan dalampengembangan tes, yaitu: (1)validitas, (2) reliabilitas, (3) daya

    pembeda, (4) umur, (5) aplikabilitas,dan (6) kemudahan administrasi tes.

    1. Validitas

    Validitas adalah tingkatketepatan penggunaan alat denganapa yang seharusnya diukur.Validitas suatu intrumen adalahderajat yang menunjukkan di manasuatu tes mengukur apa yanghendak diukur. Suatu tes atauinstrumen pengukuran adalah validapabila ia mengukur apa yangseharusnya diukur. Sebagai contoh,tes lari 40 m adalah valid untukmengukur kecepatan lari, namun

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    15/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    tidak valid untuk mengukurfleksibilitas.

    2. Reliabilitas

    Reliabilitas dapat diartikansebagai konsistensi hasil pengukuranapabila dilakukan beberapa kali padaindividu yang sama pada kondisiyang sama. Jadi reliabilitas dapatdiartikan sama dengankonsistensi.Suatu instrumendikatakan reliabel apabila tes yangdibuat mempunyai konsistensi yangtinggi dalam mengukur yang hendak

    diukur. Derajat reliabilitas dinyatakanoleh koefisien korelasi denganrentangan dari 0,00 sampai 1,00,semakin besar skor berarti semakinreliabel.

    3. Obyektivitas

    Obyektivitas dapat didefinisikansebagai persetujuan dari dua ataulebih penilai yang kompeten tentang

    skor suatu pengukuran. Obyektivitasdapat juga diistilahkan sebagaireliabilitas antar penilai (raterreliability). Apabila dua orang penilaiatau pemberi angka memberi skorseorang individu dengan tes yangsama dan tidak sependapat denganskor yang diberikan, maka testersebut tidak cukup obyektivitasnya.

    4. AdministrabilitasAdministrabilitasberkaitan

    denganpertimbangan praktisdalammemilihinstrumen tes. Aspek iniadalahmerupakan aspek pentingdarikriteriates yang baikselamaitutidakberpengaruh negatif pada

    kriteria lain. Faktoruntukpertimbangan dalammenentukanketergunaan instrumenantara lain: (1) kemudahanadministrasi tes,(2) waktu yangdiperlukan, (3) urutan tes, (4)ketersediaanfasilitas dan peralatan,dan (5) biaya.

    Kemudahan administrasi tesdiartikan adanya petunjukpelaksanaan yang lengkap akanmemberikan tuntunan bagi petugastes maupun testinya, sehinggamudah dalam melakukannya. Waktuyang diperlukan erat hubungannya

    dengan besarnya beaya. Demikianpula sarana dan prasarana yangdipakai dalam pelaksanaan tes,makin sedikit alat-alat dan personildalam pelaksanaa tes tersebut,makin sedikit beaya yangdikeluarkan. Selain kriteria tersebut,ketersedian norma dalam suatu tes

    juga sangat penting, adanya normamempermudah membandingkan nilai

    yang dicapai subyek dalam suatu tes.Dari uraian di atas dapat

    disimpulkan bahwa instrumen/tesyang ideal memenuhi kriteria yangada, yaitu valid, reliabel, objektif,administrabel, dan praktis.

    Metodologi Penelitian

    A. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untukmembuat model tes bakatbulutangkis berdasarkan perspektifdomain fisik. Tujuan secara rinciadalah sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    16/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    1. Menyusun rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik.

    2. Mengetahui validitas rangkaian

    tes bakat bulutangkis perspektifdomain fisik.

    3. Menyusun norma hasiltes bakatbulutangkis perspektif domainfisik.

    B. Metode Penelitian

    Sesuai dengan tujuan

    penelitian, metode yang digunakandalam penelitian ini adalah metodeobservasional bersifat prediktif.Menurut Pedhazur (1991:305) dalampenelitian observasional terdapat duaaspek yang dapat dikembangkan,yaitu penelitian predikdif yangbertujuan memprediksi kriteriamelalui prediktor tertentu danpenelitian eksplanaratori yang

    tujuannya menguji hipotesis.

    C. Karakteristik Responden danTeknik Pengambilan Sampel

    1. Karakteristik Responden

    Karakteristikrespondendibedakan menjadi dua,yaitu (1) karakteristik untuk tujuanpenyusunan rangkaian tes, dan (2)karakteristik untuk tujuanpenyusunan norma rangkaian tesbaru. Karakteristik responden untuktujuan penyusunan rangkaian tesmemenuhi kriteria umur 12-13 tahundi eks karesidenan Surakarta,pemain bulutangkis rangking 1-4

    pada kelompok umur tersebut dikabupaten/kota asal reponden padatahun 2011. Karateristik respondenuntuk tujuan penyusunan normamemenuhi kriteria umur 12-13 tahun,usia kronologis mengikuti latihanbulutangkis minimal 3 tahun danfrekuensi latihan minimal 3 kaliseminggu, pada klub-klubbulutangkis usia dini.

    2. Teknik Pengambilan Sampel

    Teknik pengambilan sampeldalam penelitian ini menggunakandua metode, yaitu: teknik sampelacak atau random sampling, danteknik sampel tidak acak ataunonrandom samping. Teknik sampelacak dilaksanakan padapengambilan sampel uji cobainstrumen, yaitu dengan stratifiedrandom sampling artinya,melakukanpembagianpopulasikedalam kelompokyang lebih kecil(kelompok usia 12-13 tahun, dantelah mengikuti latihan bulutangkisminimal selama 3 tahun)selanjutnyadipilih melalui undian.Teknik sampel tidak acakdilaksanakan pada pengambilansampel untuk keperluan seleksiinstrumen dan penyusunan norma,yaitudengansamplingjudgementartinyasampel dipilih berdasarkan penilaianpelatihyang merupakan orang terbaikuntuk bisa memberikan informasitentang kriteria sampel

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    17/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    D. Definisi Konseptual dan DefinisiOperasional

    1. Definisi Konseptual

    a. Tinggi badan adalah jarak vertikalseseorang dari lantai ke ujungkepala, padasaat berdiri tegak.

    b. Tinggi duduk adalahperbandingan prosentasi antarapanjang tungkai dengan tinggibadan.

    c. Rentang lengan sama denganlebar biacromial,yaitu jarakhorisontal antara dua ujung jari

    tengah pada posisi lenganterentang secara menyampingsetinggi bahu. Rentang lenganmeliputi lebar kedua bahu danpanjang anggota badan bagianatas (tangan).

    d. Panjang telapak kaki adalah jarakhorisontal dari ujung jarikakiterpanjang sampaiujung tumit.Kaki yang diukur adalah kaki aktifdari pemain, apabila tidak kidalberarti kaki kanan yang di ukur.

    e. Kelenturan bahuadalahkemampuan seseorang untukmenggerakan persendian, otot,tendon pada togok maupunlengan dan tangan secara luwes,elastis, optimal dan lancarkesemua arah sesuai porsigerakan yang diinginkan tanpaadanya kekakuan dalam bergerak.

    f. Kecepatan reaksi adalahkecepatan seseorang untukbereaksi terhadap rangsanganyang berupa stimulus visual,auditori maupun taktil.

    g. Lempar-tangkap bola tenis adalahkemampuan koordinasi mata dan

    tangan berkaitan denganpenampilan dalam berbagaiketerampilan gerakmemanipulasiobyek dalam mengarahkankesasaran maupun mengontrolobyek tersebut.

    h. Kekuatan genggam tangan adalahkemampuan kekuatan otot-otottangan dan lenganbawahmengeluarkan tenagamaksimal untuk menggenggamobyek..

    i. Melempar bola basket adalahkemampuan otot-otottubuh bagianatas mengeluarkan tenaga

    maksimal secara cepat(power).j. Loncat tegak adalah kemampuan

    otot-otottubuh bagian bawah,khususnya otot-otot tungkai untukmengeluarkan powerdalamgerakan arah vertikal.

    k. Lompat jauh tanpa awalan adalahkemampuan otot-otottubuh bagianbawah, khususnya otot-otottungkai untuk mengeluarkan

    powerdalam gerakan arahhorizontal.

    l. Baring duduk 1 menit adalahkemampuan ototperutdan pingguluntuk mengeluarkan kekuatan dandaya tahantubuh.

    m. Hexagonal obstacleadalahkemampuan untukbergerakcepatke segala arah, terutamagerak melompat dan meloncat

    dengan tetapmenjagakeseimbangan.n. Kelincahan adalahkemampuan

    untuk mengubah arah tubuhsecara cepat sambil bergerakcepat, terutama gerak horizontalke segala arah.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    18/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    o. Langkah bulutangkis adalahkemampuan bergerak cepat kesegala arah dengan teknik kerjakaki spesifik bulutangkis.

    p. Lari 40 meter adalah kemampuanuntuk mencapai kecepatanbergerak maksimal dari posisi takbergerak.

    q. Lari multitahap adalah kapasitasaerobik maksimal ataukemampuan maksimal fungsikardiorespirasi untuk mencapaitingkat tertinggi konsumsi oksigen.

    2. Definisi Operasional

    a. Tinggi badan adalah ukuranpanjang tubuh saat berdiri tegakdiukur dari lantai ke ujung kepala(vertex)dalam besaran centimeter,dengan skor/nilai berupaangka.

    b. Tinggi duduk adalah ukuranpanjangtubuh saat duduk darialas permukaan tempat testiduduk hingga bagian atas kepala(vertex)dalam besaran centimeter,dengan skor/nilai berupaangka prosentasi dari tinggibadan - tinggi duduk dibagi tinggibadan.

    c. Rentang lengan adalah ukuranpanjang jarak horisontal antaraujung jari tengah dengan lenganterentang secara menyampingsetinggi bahudalam besarancenti meter,dengan skor/nilaiberupa angka.

    d. Panjang telapak kaki adalahukuran panjang jarak horisontalantara ujung jari kakiterpanjangdengan ujung tumitdalam

    besaran centi meter,denganskor/nilai berupa angka.

    e. Kelenturan bahuadalah ukurangerakan ekstensio pada togokseluas-luasnya dengan posisibadan telungkup dahi menempellantai lalu kedua lengan dalamkeadaan lurus selebar bahumengangkat/mendorong tongkatke atas setinggi-tingginyadalambesaran centi meter,denganskor/nilai berupa angka.

    f. Kecepatan reaksi adalah ukurankecepatan maksimalmenangkapobyek/penggaris jatuhdalam

    besaran centi meter,denganskor/nilai berupa angka.

    g. Lempar-tangkap bola tenisadalahgerakan melempar boladengan teknik under arm kearahsasaran diikuti dengan gerakanmenangkap bola hasil pantulantersebut,dengan skor/nilai berupaangka jumlah tangkapan.

    h. Kekuatan genggam tangan

    gerakan meremas ataumenggenggamkan tanganpadaalat grip dynamometerdenganusaha mengeluarkankekuatan maksimaldalambesaran kilogram,denganskor/nilai berupa angka.

    i. Melempar bola basket,gerakankedua lengan tangan menolakbola basket ke arah depan badan

    secara bersama-sama agarmenghasilkan tolakan sejauh-jauhnya (dalam besaran meter)dengan usaha mengeluarkantenaga maksimal secaraeksplosive,dengan skor/nilaiberupa angka.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    19/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 1

    j. Loncat tegak adalah gerakanmeloncat ke arah vertikal setinggimungkin dengan usahamengeluarkan tenaga maksimalsecara cepat(power), dari otot-otot tungkai.

    k. Lompat jauh tanpa awalanadalah gerakan meloncat ke arahhorizontal sejauh mungkin(dalam besaran meter) denganusaha mengeluarkan tenagamaksimal secara eksplosive, dariotot-otot tungkai,denganskor/nilai berupa angka.

    l. Baring duduk 1 menit adalah

    gerakan baring duduk sebanyak-banyaknya dalam waktu 1 menitdengan usahamengeluarkankekuatan dan daya tahanotot-ototperut, dengan skor/nilai jumlahmelakukan baring duduk berupaangka.

    m. Hexagonal obstacleadalahgerakan melompat bolak-balik keenam arah (hexagon) secepat

    mungkin sebanyak tiga putarandengan tetapmenjagakeseimbangan tubuhdalam besaran detik denganskor/nilai berupa angka.

    n. Kelincahan adalahgerakan berlaribolak-balik secepat mungkindengan menempuh jarak 5 meter

    sebanyak 5 kali,dalam besarandetik dengan skor/nilai berupaangka.

    o. Langkah bulutangkis gerakansecepat mungkin dengan teknikkerja kaki spesifik bulutangkisdan tangan menyentuh 4 shuttlecock secara bergantian sesuaiprosedur yang telah ditentukan,dalam besaran detik denganskor/nilai berupa angka.

    p. Lari 40 meter adalah sprintmenempuh jarak 40 meterdalambesaran detik dengan skor/nilaiberupa angka.

    q. Lari multitahap adalah gerakanlari bolak balik menempuh jarak 20 meter dengan kecepatan larisesuaiirama cadence/taperecorderselama mungkin sesuaiprosedur yang telah ditentukan,dalam besaran VO2 max.(ml/kg/mnt) dengan skor/nilaiberupa angka.

    E. Kisi-kisi Instrumen

    Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen

    No Indikator Yang Diukur Hasil Alat Ukur

    1 Tinggi Badan Panjang tubuh saat berdiritegak dari lantai ke ujungkepala

    Angka tinggi badan dalam0,5 centimeter

    Pita pengukur

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    20/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 2

    No Indikator Yang Diukur Hasil Alat Ukur

    2 Tinggi Duduk Panjang tubuh saat duduk darialas permukaan tempat dudukhingga bagian ataskepaladalam centimeter

    Skor tinggi badandukurangi tinggi dudukdibagi tinggi badandikalikan 100%

    Pita pengukur

    3 RentangLengan

    Jarak horisontal antara duaujung jari tengah tangan saatlengan terentang di sampingbadan setinggi bahu

    Angka panjang rentanglengan dalam centimeter

    Pita pengukur

    4 Panjangtelapak kaki

    Panjang jarak horisontalantara ujung jari kaki denganujung tumit

    Angka panjang telapakkaki dalam centimeter

    Pita pengukur

    5 Kelenturanbahu

    Kemampuan ekstensio dualengan seluas mungkinsebanyak 3 kali pengukuran

    Angka tertinggi dari ketigahasil pengukuran dalamcentimeter

    Flexiometer

    6 Kecepatanreaksi

    Kemampuan mereaksi dengangerakan menangkapobyek/penggaris yangdijatuhkan

    Angka rata dari sepuluhkali hasil pengukurandalam centimeter

    Penggaris40 cm

    7 Lempar-tangkap bolatenis

    Kemampuan melempar danmenangkap bola tenis secarasimultan dengan teknik underarm kearah sasaran sebanyak20 kali

    Jumlah keberhasilanmelempar danmenangkap bola tenissecara simultan dari 20kali percobaan

    Sasaranberbentuklingkarandengan

    diameter 30cm

    8 Kekuatangenggamtangan

    Kekuatan maksimal tangandalam menggenggamsebanyak 2 kali

    Angka tertinggi dari 2hasil pengu-kuran dalamkilogram

    Gripdinamometer

    9 Melempar bolabasket

    Kemampuan kedua lengantangan melempar bola basketke arah depan badan secarabersama-sama

    Angka tertinggi jauhnyamelempar dari dua hasilpengukuran dalam meter

    Pita pengukur

    10 Loncat tegak Kemampuan meloncat ke arahvertikal setinggi mungkin

    Angka tertinggi jarakmeloncat dari dua hasilpengukuran dalamcentimeter

    Pita pengukur

    11 Loncat jauhtanpa

    Kemampuan meloncat kearah horizontal sejauhmungkin

    Angka tertinggi jarakmeloncat dari dua hasilpengukuran dalamcentimeter

    Pita pengukur

    12 Baring duduk1 menit

    Kemampuan melakukangerakan baring duduk secaramaksimal dalam waktu 1 menit

    Jumlah gerakan baringduduk tanpa ada selangberhenti, dalam waktu 1menit

    Gerakanbaring duduk

    13 Hexagonalobstacle

    Kecepatan gerakan melompatbolak-balik ke enam arah(hexagon) dalam tiga putaran

    Angka tercepat dari duakali hasil pengukurandalam detik

    Stopwatch

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    21/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 21

    No Indikator Yang Diukur Hasil Alat Ukur

    14 Kelincahan Kecepatan berlari bolak-balikmenem-puh jarak 5 metersebanyak 5 kali

    Angka tercepat dari duakali hasil pengukurandalam detik

    Stopwatch

    15 Langkahbulutangkis Kecepatan gerak kerja kakidan tangan dalammenyelesaikan tugasmenyentuh 4 target

    Angka tercepat dari duakali hasil pengukurandalam detik

    Stopwatch

    16 Lari 40 meter Kecepatan lari/sprintmenempuh jarak 40 meter

    Angka tercepat dari duakali hasil pengukurandalam detik

    Stopwatch

    17 Lari multitahap Kapasitas aerobic maksimal Banyaknya leveldanshuttle lari bolak sesuaiirama cadence.

    Cadence/ taperecorder danStopwatch

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    22/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 22

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

    A. Hasil Penelitian

    Berdasarkan kepada hasil

    perhitungan analisis seleksi tesdengan metode seleksi tes dariWherry-Doolittle adalah sebagaiberikut:1. Terdapat dua jenis rangkaian tes

    bakat bulutangkis perspektifdomain fisik, yaitu;

    a. Rangkaian tes bakat untukpemain putra, terdiri dari (1)panjang telapak kaki, (2) lempartangkap bola tenis, (3) langkahbulutangkis(4) lari multitahap.

    b. Rangkaian tes bakat untukpemain putri, terdiri dari (1)panjang telapak kaki, (2) lempartangkap bola tenis, (3) lari 40meter, (4) langkah bulutangkis,(5) lari multitahap.

    2. Validitas prediktif tes bakat untukputra = 0.927, untuk putri = 0.921,kategori validitas kedua testersebut termasuk sangat baik danmempunyai daya pembeda yangsignifikan pada taraf (p = 0.05).

    3. Norma hasil tes bakat bulutangkisberdasarkan total T-skor, untukpemain putra berbakat skor 252

    dan untuk pemain putri berbakatskor 302.

    B. Pembahasan

    Hasil telaah para ahli adalahsebagai berikut:

    1. Teknik penskoran variabelterikat, yaitu prestasi bulutangkisdilaksanakan dengan sistemturnamen setengah kompetisi.Skala penskoran merupakankemenangan hasil pertandingan,yaitu: menang straight setskor 3;menang rubber setskor 2; kalahrubber set skor 1; kalah straightset skor 0. Teknik tersebutadalah tepat untuk menvalidasisecara konstruk dari dataprestasi bulutangkis testi sebagaiobyek penelitian.

    2. Variabel bebas yang berupa

    elemen instrumen antropometriterdiri dari empat jenispengukuran, yaitu: 1) tinggibadan, 2) tinggi duduk, 3)rentang lengan, dan 4) panjangtelapak kaki. Secara konstrukinstrumen tersebut relevandengan pencapaian prestasibulutangkis, ukuran elemen-elemen tersebut, secara logika

    berhubungan dengankemampuan menjangkau bolayang jauh dari pemain dalampermainan bulutangkis.

    3. Terpilihnya instrumen panjangtelapak kaki sebagai salah satuelemen rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik dapat diterima secara logika.Fenomena ukuran salah satu

    anggota tubuh manusia biasanyamempunyai hubungan eratdengan ukuran anggota tubuhyang lain. Sebagai contoh: atletyang tinggi besar biasanyaukuran sepatunya juga besar;penampang kaki yang luasmendukung stabilitas tubuh.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    23/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 23

    4. Terpilihnya instrumen larimultitahap sebagai elemenrangkaian tes bakat bulutangkisperspektif domain fisik dapatditerima secara logika, larimultitahap merupakan indikatortingkat konsumsi oksigenmaksimal (vo2maks), pemainbulutangkis dunia dituntutmempunyai vo2 maks. minimal55-66 ml/kg/menit untuk putradan 50-60 ml/kg/menit untukputri. Artinya tuntutan permainanbulutangkis harus bergerak cepatuntuk menyelesaikan game

    dalam waktu yang lamatercermin dari tuntutan gerakanlari dalam tes lari multitahap.

    5. Terpilihnya instrumen lempartangkap bola tenis sebagaielemen rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik dapat diterima secara logika,lempar tangkap bola tenismerupakan kemampuan

    koordinasi mata dan tanganberkaitan dengan penampilandalam berbagai keterampilangerak memanipulasi obyektanpa adanya kesulitan dalammengarahkan kesasaran maupunmengontrol obyek tersebut.Dalam permainan bulutangkispemain harus dapat memukulshuttle cock ke arah yang

    menyulitkan lawan secara akurat,dan dapat mengembalikanshuttle cock yang cepat darilawan ke bidang lawan. Pemainbulutangkis dengan kualitaslempar tangkap bola tenis yangbaik berarti mencerminkan

    kualitas gerak manipulasi raketuntuk memukul shuttle cock.

    6. Terpilihnya instrumen teslangkah bulutangkis sebagaielemen rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik dapat diterima secara logika,kualitas langkah bulutangkisadalah kemampuan bergerakcepat ke segala arah denganteknik kerja kaki spesifikbulutangkis. Dengan kualitaslangkah bulutangkis yang baikseorang pemain bulutangkisdapat bergerak cepat, berhenti

    dengan cepat tanpa kehilangankeseimbangan dan efisiensitenaga yang dikeluarkan.

    7. Terpilihnya instrumen lari 40meter sebagai elemen rangkaiantes bakat bulutangkis perspektifdomain fisik dapat diterimasecara logika. Lari 40 meteradalah kemampuan untukmencapai kecepatan bergerak

    maksimal dari posisi takbergerak. Kemampuan tersebutdiperlukan dalam permainanbulutangkis, karena permainanbulutangkis menuntut pemainharus selalu bergerak cepat kearah penempatan bola darilawan selama reli berlangsung.

    8. Pemilihan dan penggunaanteknikanalisis dengan metode

    multiple correlation in testselection the wherrydoolittleadalah tepat untukmenyusun rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik.

    9. Kemampuan lari multitahapputradan putri di usia 12-13 tahun

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    24/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 24

    kemungkinan berbeda secarasignifikan, sehingga berpengaruhpada interkorelasi diantaraelemen-elemen kemampuanfisik, dan prestasi bulutangkisyang menyebabkan adanyaperbedaan elemen tes lari 40meter, karena pemain putra levellari multitahap lebih tinggi daripemain putri sehingga elemenkecepatan pemain putratereliminasi.

    10. Urutan pelaksanaan rangkaiantes bakat bulutangkis domainfisik harus menyesuaikan kaidah-

    kaidah pelatihan olahragaprestasi yang berhubungandengan penampilan fisik, yaitu:unsur teknik mendahului unsurfisik, unsur kecepatanmendahului unsur kekuatan, danunsur kekuatan mendahuluiunsur daya tahan. Berhubungandengan telaah tersebut makaurutan untuk pelaksanaan

    rangkaian tes bakat bulutangkisadalah sebagai berikut: untukpemain putra, 1) panjangtelapak kaki, (2) lempar tangkapbola tenis, 3) langkahbulutangkis, dan 4) lari multitahap; untuk pemain putri, 1)panjang telapak kaki, (2) lempartangkap bola tenis, 3) langkahbulutangkis, 4) lari 40 meter dan

    5) lari multi tahap

    Kesimpulan

    1. Terdapat dua rangkaian tes bakatbulutangkis perspektif domainfisik, yaitu:

    a. Rangkaian tes bakat bulutangkisuntuk pemain putra, terdiri dari;pertama, tes panjang telapak kaki;kedua, lempar tangkap bola tenis;,ketiga, langkah bulutangkis; dankeempat lari multitahap.

    b. Rangkaian tes bakat bulutangkisuntuk pemain putri terdiri dari;pertama, panjang telapak kaki;kedua, lempar tangkap bola tenis;,ketiga, langkah bulutangkis;keempat, lari 40 meter; dankelima, lari multitahap

    2. Validitas prediktif rangkaian tesbakat bulutangkis perspektif

    domain fisik, yaitu:a. Pemain putra = 0.927.b. Pemain putri = 0.921.c. Tes bakat bulutangkis untuk

    pemain putra mempunyai dayapembeda yang tinggi, danberdistribusi normal.

    d. Tes bakat bulutangkis untukpemain putri mempunyai dayapembeda yang tinggi, dan

    berdistribusi normal.3. Terdapat dua macam

    interprestasi norma tes bakatbulutangkis, yaitu:

    a. Norma tes bakat bulutangkisuntuk pemain putra; 1) kategoribaik sekaliskor 252 ke atas, (2)kategori baik skor 219-251, (3)kategori cukup skor 182-218, (4)kategori kurang skor 160-181, (5)kategori kurang sekali skorkurang dari 159.

    b. Norma tes bakat bulutangkisuntuk pemain putri; 1) kategoribaik sekali skor 302 ke atas, (2)kategori baik skor 269-301, (3)kategori cukup skor 232-268, (4)

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    25/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 2

    kategori kurang skor 201-231, (5)kategori kurang sekali skorkurang dari 200.

    Saran

    1. Untuk melaksanakan seleksi atauidentifikasi calon atlet bulutangkissebaiknya menggunakan tesbakat bulutangkis perspektifdomain fisik.

    2. Tes bakat bulutangkis perspektifdomain fisik mempunyai validitasprediktif yang sangat baik,namun hal tersebut baru

    merupakan langkah awal dariseluruh sistem pembinaan, oleh

    karena itu kesinambunganproses pembinaan dan latihanharus dilakukan.

    3. Penelitian ini hanya berfokuspada aspek fisik, maka dalampembinaan selanjutnya, faktorpsikologis, teknik, strategi, sistempelatihan dan faktor tak terukur,perlu diperhatikan ketikamelaksanakan prosespemanduan bakat bulutangkis.

    4. Perlu verifikasi ataupenelitianlongitudinalpada pemain yangdiduga berbakat hinggapencapaian prestasinya

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    26/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 26

    DAFTAR PUSTAKA

    Annarino, Anthony A., et. al. Curriculum Theory and Design in PhysicalSt. Luis:The C.V. Mosby Company: 1978.

    Arnot, M.D. Robert Burns, dan Gaines, Charles Latham. Sport Selection,NewYork: The Viking Press, 1984.

    Bloomfield, John Ackland dan Elliot Bruce C., Applied Anatomy andBiomechanic in sport, Melbourne: Blackwell Scientific Publications: 1994.

    Bompa,Tudor O., G. Gregory Haff, Periodization Theory and Methodology ofTraining, New York: Kendall/Hunt Publishing Company: 2009.

    -----------.,Theory and Methodology of Training, Dubuque, Iowa: Kendall/HuntPublishing Company: 1994.

    Colvin, Geoff, Talent Is Overrated, New York: Penguin Group USA Inc. : 2008.

    Djaali dan Pudji Mulyono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Jakarta: PTGrasindo: 2008.

    Djide,Taher. Memahami Sistem, Metode dan Model Pelatihan Olahraga

    Bulutangkis di Indonesia, Penataran Pelatih Bulutangkis Tingkat Dasar(Semarang, April 2007).

    Downey, Jake and David Brodie, Get Fit For Badminton a Practical Guide toTraining for Players & Coaches: London: Pelham Books Ltd.: 1980.

    Garrett, H.E., Statistics in Psychology and Education. New York: Longmans,Green & Co.: 1954.

    HarianKompas, Rabu, 24 Mei 2012.

    Harrow, Anita J., A Taxonomy Of The Psychomotor Domain: A Guide ForDeveloping Behavioral Objectives, New York: David Mc Kay CompanyInc.: 1972.

    Harsono, Pola Sistem Pembinaan Olahragawan Berbakat (Makalah), Jakarta:TOT Pelatih Madya: 2002.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    27/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 2

    Hasil tes atlet PRIMA 28 Juni 2011.

    Hawadi-Akbar, Reni, Identifikasi Keberbakatan Intelektuan Melalui Metode NonTes, Jakarta: PT Grasindo, 2002, dikutip dari Passow: 1985

    Irianto, Djoko Pekik, dkk., Materi Pelatihan Kondisi Fisik Dasar, Jakarta: AsdepPengembangan Tenaga dan Pembina Keolahragaan, Kemenpora: 2009.

    Jackson, Roger, Sport Administration Manual, Lausanne, Switzerland: RogerJackson & Associates Ltd.: 2005.

    Journal of Sports ciences, (http://www.tandfonline.com/doi/abs/ 2000), internetakses, 21 Maret, 2012)

    Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Grasindo:1990.

    Kartono, Kartini dan Dali Gulo, Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya, 1987..Kennedy, Declan., ine Hyland., Norma Ryan, Writing and Using Learning

    Outcomes: a Practical Guide, (http://sss.dcu.ie, Internet diakses Pebruari2012)

    MacCurdy, Doug, Talent Identification Around The World. Home page on-line.Avaliable fromhttp:// www.itftennis.com: Internet diakses 3 junuary 2011.

    Menpora, Sarasehan Perumusan Kebijakan Pembangunan Keolahragaan,Jakarta: Kemenpora RI, Senayan:1 Februari 2010.

    Munandar, Utami, et al. Anak-anak Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya,Jakarta: CV Rajawali:1982.

    Nossek,JosefGeneral Theory of Training. Logos: National for Sports: 1982.

    Pasurney, Paulus, Hight Performance Training, Bogor: Paparan Workshop bagiPelatih PAL, Gunung Geulis: 28 Oktober 2008.

    ---------, Latihan Fisik Olahraga (terjemahan: Konditioninstraining, Grosser,Starischka, Zimmerman, Jakarta: KONI Pusat, 2005.

    Pedhazur. Elazar J., Measurement, Design, and Analysis An IntegratedApproach. Hove and London: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers:1991.

    http://www.tandfonline.com/doi/abs/%2010.1080/02640410050120078http://www.tandfonline.com/doi/abs/%2010.1080/02640410050120078http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://d/Disertasi%20Kunta/Hasil%20Disertasi/Per%20BAB/Declan.,%20ine%20Hyland.,%20Norma%20Ryan,%20Writing%20and%20Using%20Learning%20Outcomes:%20a%20Practical%20Guide,%20%20(http:/sss.dcu.ie,%20Internet%20acceced3%20Pebruari%202012)http://www.tandfonline.com/doi/abs/%2010.1080/02640410050120078http://www.tandfonline.com/doi/abs/%2010.1080/02640410050120078
  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    28/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    Sapta Kunta P 28

    Pedoman Pemanduan Bakat Olahraga, Jakarta: Kemenegpora: 1998.

    Pemanduan Bakat Olahraga, Jakarta: Kantor Menteri Negara Pemuda danOlahraga: 1998.

    PRIMA, Rencana Strategis Bidang Keolahragaan Tahun 2010-2014, Jakarta:Kementerian Pemuda dan Olahraga RI: 2010.

    Sudjana,Analisis Korelasi dan Regresi, Bandung: Tarsito: 1992.

    Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito: 1992.

    Sugiyanto, Belajar Gerak, Surakarta: UNS Press:1993.

    Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya, Jakarta: PT Bumi

    Aksara: 2010.

    Sukarman, Dasar Olahraga untuk Pembina Pelatih dan Atlet, Jakarta: IntiIndayu Press: 1987.

    Verducci, Frank M., Measurement concepts in Physical Education, St. Louis,Missouri: The CV Mosby Company: 1980.

  • 7/22/2019 Sinopsis Edit

    29/29

    Model Tes Bakat Bulutangkis

    RIWAYAT HIDUP

    Sapta Kunta P, Lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 23 Maret1968, anak ke tujuh dari tujuh bersaudara pasangan SujiSiswodiharjo dengan Sadjiman Siswodiharjo.Pendidikan: SD Negeri Kateguhan, SMP Negeri 1Boyolali, dan SMA Pangudiluhur (1983), Program S1JPOK-FKIP-UNS Surakarta (1986), Program S2(Pendidikan Olahraga) di Pascasarjana IKIP Jakarta(1995), dan sekarang sedang menyelesaikan programS3 di Universitas Negeri Jakarta.

    Pengalaman Kerja: sebagai Dosen di JPOK-FKIP-UNS Surakarta tahun 1993sampai sekarang. Sekretaris Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga1993 - 2001, Ketua Prodi D2 Penjas JPOK-FKIP-UNS tahun 2001-2005, KetuaPuslitbang OR UNS 2005 2008, dan Sekretaris Program Pascasarjana IOR

    2012 sampai sekarang, Tim Teknis Pelatnas Paragames Indonesia 2010-2011.Pengalaman Organisasi: Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Surakarta2009 sampai sekarang, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Surakarta danPusdiklat PMS Solo 2005 sampai sekarang, Litbang PBSI Jateng 2005 sampaisekarang, Tim Teknis Pelatihan Pelatih dan Atlet Indonesia pada Pelatnas

    Asean Paragames Solo 2011, Wakil CDM Kontingen Indonesia pada AseanParagames Solo 2011.Pelatihan: Magang SDM Olahraga di Beijing Sport University 2007, ASCA

    Australia 2007, TOT Pelatih Madya 2006, Pelatihan Asessor: StandardisasiAkreditasi dan Sertifikasi 2008, Nara sumber Pelatihan Pelatih Tingkat Dasar,

    Solo, 2006 (Kemenegpora), Nara sumber Pelatihan Kepelatihan Usia DiniBengkulu, 2007 (Kemenegpora).Menikah dengan Indriyani S. Pd, dan dikarunia dua putra: Dwipa Indra Atmaja,SMA Negeri 4 Surakarta dan Almahdi Dwita Purnama SD Negeri Kleco 1Surakarta.