skripsi kualitas hidup

Upload: dicki-setiawan

Post on 22-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    1/83

    i

    i

    KUALITAS HIDUP PASIEN CA MAMMAEYANG

    MENJALANI KEMOTERAPI DI RSUD Dr. MOEWARDI

    SKRIPSI

    Untuk Memenuhi Persyaeatan Mencapai Sarjana Keperawatan

    Oleh:

    DWI ROCHMAWATI

    NIM. ST 13023

    PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

    STIKES KUSUMA HUSADA

    SURAKARTA

    2015

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    2/83

    ii

    ii

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    3/83

    iii

    iii

    SURAT PERNYATAAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini

    Nama : Dwi Rochmawati

    NIM : ST 13023

    Dengan ini saya menyatakan bahwa :

    1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

    mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKes Kusuma Husada

    Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

    2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,

    tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

    Tim Penguji.

    3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

    atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

    dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama

    pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

    4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

    terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

    saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

    telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

    yang berlaku di perguruan tinggi ini.

    Surakarta,13 Agustus 2015

    Yang membuat pernyataan,

    (Dwi Rochmawati)

    NIM. ST 13023

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    4/83

    iv

    iv

    KATA PENGANTAR

    Alhamdulillah, segala puji syukur senantia penulis panjatkan kehadirat

    Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Kualitas Hidup Pasien Ca Mammae

    yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.Tersusun dan

    terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak, maka pada

    kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih

    kepada :

    1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta.

    2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing Utama yang

    memberikan masukan dan saran yang sangat berarti pada peneliti.

    3.

    Ika Subekti Wulandari, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing Pendamping

    yang memberikan masukan, saran pada peneliti.

    4. Direktur RSUD Dr. Moewardi yang memberikan ijin kepada peneliti untuk

    melanjutkan studi S-1 Keperawatan dan memberikan ijin lokasi penelitian.

    5.

    Seluruh Staf dan Civitas akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKES

    Kusuma Husada Surakarta.

    6.

    Suami, anakku sayang dan kedua orang tua yang telah banyak mendukung

    dan selalu memberi motivasi untuk menyelesaikan penelitiani ini.

    7. Keempat partisipan yang telah membantu kelancaran proses penelitian..

    Agustus, 2015

    Peneliti

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    5/83

    v

    v

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL. .......................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ............ iii

    SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv

    KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

    DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xi

    ABSTRAK

    ABSTRACT

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4

    1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 4

    1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Pustaka .................................................................................... 6

    2.1.1 Kualitas Hidup ....................................................................... 6

    2.1.2 Ca Mammae.......................................................................... 11

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    6/83

    vi

    vi

    2.1.3 Kemoterapi ............................................................................ 13

    2.2 Keaslian Penelitian ............................................................................. 16

    2.3 Kerangka Teori ................................................................................... 18

    2..4 Fokus Penelitian ................................................................................. 19

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Rancangan Penelitian ......................................................................... 20

    3.2 Tempat dan Wakyu Penelitian ........................................................... 21

    3.3 Populasi dan sampel ........................................................................... 21

    3.4 Instrumen Penelitian ........................................................................... 23

    3.5 Analisa Data ....................................................................................... 27

    3.6 Validitas Data ..................................................................................... 28

    3.7 Etika Penelitian................................................................................... 30

    BAB IV HASIL PENELITIAN

    4.1 Gambaran Karakteristik Partisipan .................................................... 33

    4.2 Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................. 35

    4.3 Hasil Penelitian................................................................................... 35

    BAB V PEMBAHASAN

    5.1 Kualitas Hidup Pasien Ca Mammaedari Dimensi Fisik.................. 55

    5.2 Kualitas Hidup Pasien Ca Mammae dari Dimensi Psikologis.......... 62

    5.3 Kualitas Hidup Pasien Ca Mammaedari Dimensi Hub. Social......... 72

    5.4 Kualitas Hidup Pasien Ca Mammaedari Dimensi Lingkungan......... 75

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    7/83

    vii

    vii

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 84

    6.2 Saran ................................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    8/83

    viii

    viii

    DAFTAR TABEL

    No. Keterangan Halaman

    2.1. Dominan dan Aspek yang dinilai dalam WHOQol.................... 10

    2.2. Keaslian Penelitian .................................................................... 16

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    9/83

    ix

    ix

    DAFTAR GAMBAR

    No. Keterangan Halaman

    2.1. Kerangka Teori..................................................................... 18

    2.2. Fokus Penelitian .................................................................. 19

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    10/83

    x

    x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : F-1 Usulan topik penelitian

    Lampiran 2 : F-2 Pengajuan judul skripsi

    Lampiran 3 : F-4 Pengajuan Izin studi pendahuluan

    Lampiran 4 : F-7 Pengajuan Izin penelitian

    Lampiran 5 : Pengantar prapenelitian ke bag. Rekam medik

    Lampiran 6 : Pengantar penelitian ke bag. Mawar 3 di RSUD Dr. Moewardi

    Lampiran 7 : Pengajuan kelaikan etik

    Lampiran 8 : Surat kelaikan etik (ethical clearance)

    Lampiran 9 ; Surat pernyataan telah melakukan penelitian

    Lampiran 10 : Surat permohonan menjadi partisipan

    Lampiran 11 : Persetujuan menjadi partisipan

    Lampiran 12 :Panduan wawancara mendalam

    Lampiran 13 : analisa tematik (tema-tema)

    Lampiran 14 : lembar konsultasi

    Lampiran 15 : Transkrip wawancara

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    11/83

    xi

    xi

    PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

    STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

    2015

    Dwi Rochmawati

    Kualitas Hidup Pasien Ca Mammaeyang Menjalani Kemoterapi di RSUD

    Dr. Moewardi

    Abstrak

    Pengobatan Ca Mammae umumnya berjalan cukup lama dan menimbulkandampak fisik dan psikologis bagi pasien Ca Mammae yang berhubungan dengan

    kualitas hidup. Kemoterapi sebagai salah satu metode pengobatan Ca Mammae

    juga menimbulkan efek samping yang menganggu kualitas hidup pasien Ca

    Mammae.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggambarkan

    kualitas hidup pasien Ca Mammae dari segi fisik dan psikologis. Sampel

    penelitian adalah 4 orang pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi di

    RSUD Dr. Moewardi. Teknik pengumpulan sampel menggunakan purposive

    sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara interview guide.

    Teknik analisis menggunakan analisis deskriptif.

    Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi fisik ada 2 tema : respon

    fisik sebelum kemoterapi dan sesudah kemoterapi. Kualitas hidup pasien Ca

    Mammae dari dimensi kesehatan psikologis ada 3 tema : respon psikologis

    sebelum kemoterapi, respon psikologis sesudah kemoterapi dan respon psikologis

    terhadap pengobatan. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi hubungan

    sosial ada 2 tema : respon hubungan sosial dengan suami dan respon hubungan

    sosial terhadap pengobatan. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi

    lingkungan ada 4 tema : ketakutan, ketenangan, relaksasi dan respon lingkungan

    terhadap ekonomi.

    Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi fisik sebagian besar,

    timbulnya rasa nyeri. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari dimensi psikologis,munculnya sikap penerimaan diri, kedekatan kepada Tuhan, tidak adanya

    gangguan persepsi terhadap citra diri. Kualitas hidup pasien Ca Mammae dari

    dimensi hubungan sosial, adanya hubungan emosional dengan suami. Kualitas

    hidup pasien Ca Mammae dari dimensi lingkungan, tidak adanya perasaan takut

    ditinggal sendiri, anggota keluarga yang menemani, terdapat upaya menghibur

    diri, tidak ada kesulitan biaya pengobatan terhadap ekonomi keluarga.

    Kata Kunci: pasien Ca Mammae , kualitas hidup, dimensi fisik, dimensi

    psikologis, dimensi hubungan sosial, dimensi lingkungan

    Daftar Pustaka : 24 (2004-2013)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    12/83

    1

    1

    BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

    KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

    2015

    Dwi Rochmawati

    Quality of Life of Breast Cancer Patients Undergoing Chemotherapy at Dr. Moewardi

    General Hospital of Surakarta

    ABSTRACT

    Generally, breast cancer treatment takes a long time and causes both physical and

    psychological effects to the patients related to the quality of life. Chemotherapy as the one

    of methods to treat the breast cancer patients also has negative effects to their quality of life.

    The research used the descriptive method. The samples of research were 4 patients.They were taken by using the purposive sampling technique. The data were collected through

    interview guide and analyzed by using the descriptive analysis.

    The result of the research shows that the breast cancer patients quality of life had

    two themes, namely: physical responses prior to chemotherapy and physical responsesfollowing chemotherapy. The breast cancer patients quality of life from the psychological

    dimension had three themes, namely: psychological responses prior to chemotherapy,

    psychological responses following chemotherapy, and psychological response to medication.The breast cancer patients quality of life from the social relationship dimension had two

    themes, namely: social relationship response with husband and social relationship response to

    medication. The quality of life of the breast cancer patients from the environmental

    dimension had four themes, namely: fear, calm, relaxation, and environmental response to the

    economy.

    Thus, the breast cancer patients quality of lifefrom the physical dimension was the

    emergence of pain. The breast cancer patients quality of life from the psychological

    dimension included the emergence of self-acceptance attitude, closeness to God, and no

    perception disorders to self-image. The breast cancer patients quality of life from the social

    relationship dimension was the emotional relationship with husband. The breast cancerpatients quality of life from the environmental dimension included no feeling of fear, the

    effort of self-entertaining and no financial distress of the treatment to the familys economy.

    Keywords: Breast cancer patients, quality of life, physical dimension, psychological

    dimension, social relationship dimension, environmental dimension

    References: 24 (2004-2013)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    13/83

    2

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Masalah

    Setiap tahun lebih dari 250,000 kasus baru Ca Mammae terdiagnosa di

    Eropa dan telah dilakukan penelitian tentang Ca Mammae oleh American

    Cancer Society (ACS) tahun 20lI memperkirakan hampir 178.000 perempuan

    akan terdiagnosis Ca Mammae dan jumlah temebut ditambah dengan 2 juta

    perempuan yang telah memiliki riwayat penyakit ini (Peter, 2012). Berdasarkan

    Cancer help 2010, Ca Mammae adalah peringkat pertama di lndonesia. Resiko

    menderita Ca Mammaemeningkat seiring dengan bertambahnya usia, terutama

    pada wanita yang mulai haid pada usia 12 tahun dan menopause pada usia di

    atas 55 tahun. Menurut penelitian Dinas Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2012

    terdapat 4,864 pasien terkena Ca Mammae.

    Pasien Ca Mammae yang menjalani program kemoterapi dapat

    mengalami berbagai masalah baik secara fisik maupun psikis. Secara klinis

    kemoterapi dikatakan adekuat bila keadaan umum pasien dalam keadaan baik,

    merasa nyaman, tidak ada keluhan berarti dan kualitas hidup pasien semakin

    baik, sehingga jika pasien tidak memperoleh kemoterapi secara adekuat akan

    berakibat mempengruhi kualitas hidup (Diananda, 2007).

    Kualitas hidup adalah persepsi individu dalam kemampuan, keterbatasan

    gejala serta sifat psikososial hidupnya dalam konteks budaya dan sistem nilai

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    14/83

    3

    3

    untuk mengetahui peran dan fungsinya (WHOQol group, 2004). Pengukuran

    kualias hidup dapat dilakukan dangan alat ukur seperti instrumen penilaian

    kualitas hidup dari WHO (WHOQoL). WHO telah mengembangkan suatu

    instrumen yaitu WHOQoL BREF untuk mengukur kualitas hidup pasien Ca

    Mammae yang mengalami terapi kemoterapi yang terdiri dari 26 item. Dengan

    pengukuran tersebut maka diharapkan akan terlihat seberapa baik kualitas hidup

    pasien Ca Mammaedalam menjalani kemoterapi.

    Hasil penelitian Montazeri (2008) terhadap 606 pasien Ca Mammae di

    Rumah Sakit Teheran Iran disimpulkan adanya penurunan kualitas hidup ditinjau

    dari dimensi hubungan sosial seperti rasa rendah diri terhadap suami sebagai

    akibat dari ketidak sempurnaan bagian tubuh, penurunan seksualitas. Dimensi

    psikologis diketahui mayoritas pasien Ca Mammae menjadi stres. Hasil

    penelitian Glimelius (2004) tentang kualitas hidup pasien Ca Mammaedinegara

    Swedia menyimpulkan bahwa hanya 25 pasien dari 75 pasien dengan kualitas

    hidup yang baik 50 pasien mengalami penurunan kualitas hidup. Berdasarkan

    hasil penelitian Montazeri (2008) dan Glimelius (2004) menunjukkan bahwa

    pasien dengan penyakit kronis dalam jangka panjang dapat mempengaruhi

    kualitas hidupnya.

    Berdasarkan data rekam medis RSUD Dr. Moewardi jumlah pasien Ca

    Mammae pada bulan oktober 2014 sebanyak 61 pasien Ca Mammae. Studi

    pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 oktober sampai 5 nopember 2014

    terhadap 5 pasien Ca Mammae yang menjalani kemoterapi dengan wawancara

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    15/83

    4

    4

    mengenai kualitas hidup dapat dijelaskan sebagai berikut, dari 5 pasien Ca

    Mammae 3 pasien mempunyai kesamaan jawaban mengenai masalah fisik,

    psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Masalah fisik seperti rasa nyeri

    yang dirasakan mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Penurunan aktivitas tersebut

    juga berdampak pada kemampuan mobilisais seperti mengurus anak. Masalah

    psikologis ketiga pasien juga menyatakan minder atau rendah diri dengan

    penyakit yang diderita dan susah untuk berkonsentrasi. Dalam hubungan dengan

    suami merasa ada yang hilang seperti aktivitas seksual, sementara dalam

    lingkungan ketiga pasien Ca Mammaemulai menutup diri terhadap lingkungan

    sekitar terutama pada tetangga dan masalah biaya pengobatan. Meskipun pasien

    sudah menjadi peserta BPJS, namun biaya lain seperti transportasi dari rumah

    kerumah sakit menjadi kendala juga dalam menjalani kemoterapi secara rutin.

    Terdapat dua pasien yang menyatakan dirinya masih dapat beraktivitas

    seperti biasa, seperti mengurus anak-anak dan suami, meskipun berbeda saat

    sebelum menderita Ca Mammae. Dari segi psikologis dua pasien sudah

    menerima kenyataan penyakit yang dideritanya, tidak merasa sedih bahkan sudah

    dapat menjalani hidup dengan baik, dan masih dapat bergembira bersama anak-

    anak. Masalah body image juga tidak masalah dimana pasien menyatakan berusia

    lebih dari 50 tahun, sehingga sudah tidak memikirkan masalah penampilan,

    suami telah memahami kondisi kesehatan sehingga masalah hubungan sosial

    berjalan dengan baik. Dua pasien menyatakan bahwa dirinya sudah mulai

    menerima adanya perubahan pada kesehatannya, kehilangan pekerjaan sebagai

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    16/83

    5

    5

    akibat menurunnya kemampuan aktivitas yang berpengaruh pada kemampuan

    finansial dalam rumah tangga, namun karena dukungan keluarga baik dari suami

    dan keluarga lain, pasien merasa masih dapat melakukan hal yang dianggap

    sebagai tanggungjawabnya seperti sebagai istri dan ibu dari anak-anak yang

    ,masih memerlukan perhatian.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti ingin melakukan

    penelitian lebih lanjut mengenai kualitas hidup pasien Ca Mammae yang

    menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.

    1.2.Rumusan Masalah

    Bagaiman kualitas hidup pasien Ca Mammaeyang menjalani kemoterapi

    di RSUD Dr. Moewardi?

    1.3.

    Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan umum

    Mengetahui kualitas hidup pasien Ca Mammaeyang menjalani

    kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    1. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani

    kemoterapi dari dimensi kesehatan Fisik.

    2. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani

    kemoterapi dari dimensi kesehatan Psikologis.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    17/83

    6

    6

    3. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani

    kemoterapi dari dimensi hubungan Sosial.

    4. Mendiskripsikan kualitas hidup pasien Ca Mammae yang menjalani

    kemoterapi dari dimensi lingkungan.

    1.4.

    Manfaat Penelitian

    1.4.1 Bagi Rumah Sakit

    Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit dalam rangka meningkatkan

    mutu pelayanan khususnya tentang kualitas hidup pasien sehingga mutu

    pelayanan Rumah Sakit tercapai.

    1.4.2 Bagi Pendidikan

    Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu keperawatan

    dan menjadi suatu bahan masukan untuk penelitian penelitian lebih lanjut

    yang terkait dengan kualitas hidup pasien khususnya pasien kemoterapi.

    1.4.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan

    penelitian lebih lanjut.

    1.4.4 Bagi Peneliti

    Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang kualitas hidup

    pasien Ca Mammaeyang menjalani kemoterapi.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    18/83

    7

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kajian Pustaka

    2.1.1

    Kualitas Hidup

    1. Pengertian Kualitas Hidup

    Menurut WHO kualitas hidup adalah sebagai persepsi individu

    sebagai laki-laki ataupun perempuan dalam hidup ditinjau dari

    konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka tinggal, hubungan

    dengan standar hidup, harapan, kesenangan, dan perhatian mereka.

    Hal ini terangkum secara kompleks mencakup kesehatan fisik, status

    psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan hubungan

    kepada karakteristik lingkungan mereka (WHOQoL, 2004).

    2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup Pasien

    Kemoterapi

    Kualitas hidup pasien kemoterapi lebih buruk dibandingkan

    populasi secara umum, hal tersebut berhubungan dengan perubahan

    fisik, psikologis, dan sosial yang terjadi pada pasien dan dipengaruhi

    oleh faktor-faktor sebagai berikut (WHOQoL, 2004) :

    a. Karakteristik pasien (umur. Jenis kelamin, pekerjaan,

    pendidikan, lama menjalani terapi, status pernikahan).

    b. Terapi yang dijalani6

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    19/83

    8

    8

    Kualitas hidup pasien dipengaruhi keadekuatan terapi yang

    dijalani dalam rangka mempertahankan fungsi kehidupannya.

    c. Status kesehatan

    Penurunan kadar Hb pada pasien kemoterapi menyebabkan

    penurunan level oksigen dan sedian energi dalam tubuh, yang

    mengakibatkan terjadinya kelemahan dalam melakukan aktivitas

    sehingga pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup pasien.

    d. Depresi

    Ketergantungan pasien terhadap kemoterapi seumur hidup,

    perubahan peran, kehilangan pekerjaan dan pendapatan

    merupakan stresor yang dapat menimbulkan depresi pada pasien

    kemoterapi. Depresi berpengaruh secara bermakna terhadap

    kualitas hidup, dan semakin tinggi derajat depresi maka semakin

    buruk kualitas hidup pasien kemoterapi.

    e. Dukungan keluarga

    Dukungan keluarga akan mempengaruhi kesehatan secara fisik

    dan psikologis. Dukungan keluarga pada pasien Ca Mammae

    terdiri dari dukungan instrumental, dukungan imformasional,

    dukungan emosional, dukungan pengharapan dan dukungan

    harga diri yang diberikan sepanjang hidup pasien. Dukungan

    keluarga yang didapat oleh pasien Ca Mammaeyang menjalani

    kemoterapi menyangkut dukungan dalam maslah finansial,

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    20/83

    9

    9

    mengurangi tingkat depresi dan ketakutan terhadap kematian

    serta pembatasan asupan cairan. Semakin tinggi dukungan sosial

    yang diterima pasien akan semakin meningkatkan penerimaan

    diri dan kualitas hidupnya.

    f. Fungsi sosial

    Pasien kemoterapi mengalami perubahan peran dan gaya hidup

    yang berhubungan dengan beban fisik dan psikologis. Karena

    dianggap sakit, pasien tidak ikut serta dalam kegiatan sosial

    dikeluarga dan masyarakat dan tidak boleh mengurus pekerjaan.

    Pasien merasa bersalah karena ketidak mampuan dalam

    berperan, dan ini menjadi ancaman harga diri pasien, yang pada

    akhirnya akan dapat mempengaruhi tingkat kualitas hidup

    pasien.

    3. Manfaat Kualitas Hidup bagi Pasien Kemoterapi

    Kualitas hidup pasien kemoterapi sangat beragam, dari kualitas

    yang rendah sampai kualitas hidup yang tertinggi, beberapa faktor

    baik yang berupa fisik, sosisal, psikis dan lingkungan yang

    mempengaruhi derajat kualitas hidup.

    4. Penilaian Kualitas Hidup

    Kualitas hidup sangat berhubungan denmgan aspek atau

    domain yang akan dinilai, yaitu meliputi aspek fisik, psikologis,

    hubungan sosial dan lingkungan. Instrumen penilaian kualitas hidup

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    21/83

    10

    10

    yang dapat digunakan adalah WHOQoL. Dalam menilai kualitas

    hidup pasien perlu diperhatikan beberapa hal yaitu kualitas hidup

    tersebut terdiri dari beberapa dimensi atau aspek penilaian. Alat ukur

    untuk menilai kualitas hidup telah banyak dikembangkan oleh para

    ilmuan yang diguanakan untuk mengukur kualitas hidup pasien-

    pasien yang menderita penyakit kronik, salah satunya adalah

    WHOQoL yang berisi 26 buah pertanyaan.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    22/83

    11

    11

    Tabel 2.1

    Domain dan aspek yang dinilai dalam WHOQoL

    Domain Aspek yang dinilai

    Seluruh kualitas hidup dan kesehatan umum 1. Keseluruhan kualitas hidup

    2. Kepuasan terhadap kesehatan

    I. Kesehatan Fisik 1. Nyeri dan ketidaknyamanan2. Ketergantungan pada perawatan

    medis3. Energi dan kelelahan4. Mobilitas

    5. Tidur dan istirahat

    6. Aktivitas sehari-hari7. Kapasitas bekerja

    II. Kesehatan Psikologis 8. Afek positif

    9. Spiritual

    10. Berfikir, belajar, memori dankonsentrasi

    11. Body image dan penampakan

    12.

    Harga diri13. Afek negatif

    III. Hubungan Sosial 14. Hubungan personal15. Aktivitas seksual

    16. Dukungan sosial

    IV. Lingkungan 17. Keamanan fisik

    18. Lingkunagn fisik (polusi, suara,lalulintas, iklim)

    19. Sumber keuangan20. Peluang untuk mendapatkan

    informasi dan keterampilan

    21.

    Partisipasi dan kesempatanuntuk rekreasi atau aktivitasyang menyenangkan

    22. Lingkungan rumah23. Perawatan kesehatan dan sosial,

    kemampuan akses dan kualitas

    24. TransportasiSumber: WHOQoL- BREF, WHO (2004)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    23/83

    12

    12

    2.1.2 Ca Mammae

    1. Pengertian Ca Mammae

    Cancer adalah sejenis penyakit seperti halnya dengan penyakit-

    penyakit lain yang dikenal. Penyakit ini dapat diobati dan banyak

    penderita yang dapat hidup dengan bertahun-tahun, sebenarnya

    penyakit ini dapat dikontrol dan dikendalikan (manageable and

    controllable), tetapi diakui pula ada penderita yang meninggal karena

    penyakit ini (Hawari,2004).

    2. Etiologi

    Menurul Gail & Stuart (2006) tidak ada satupun penyebab

    spesifik dari Ca Mammae, sebaliknya serangkaian faktor genetik,

    hormonal, steroid endogen apabila mengalami perubahan dalam

    lingkunagn seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi Ca

    Mammae.

    Faktor virus. Invasi virus yang diduga ada pada susu ibu

    menyebabkan adanya masa abnormal pada sel yang sedang

    mengalami proliferasi. Genetik, Ca Mammaeyang bersifat herediter

    dapat terjadi karena adanya linkage genetik autosomal dominan

    (Pearce,2004)

    3. Diagnosis atau pemeriksaan pada Ca Mammae

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    24/83

    13

    13

    Bila ada kelainan pada Mammae atau teraba benjolan,

    dibutuhkan pemeriksaan lanjutan, yaitu mammografi, pemeriksaan

    petanda tumor, pemeriksaan USG dan MRI, serta bila diperlukan dari

    histopatologi (Diananda,2007).

    a. Pemeriksaan Mammografi

    Pemeriksaan radiologi khusus mengunakan sinar X dosis rendah

    untuk mendeteksi Ca Mammae sedini mungkin, bahkan sebelum

    tampak perubahan pada Mammae atau adanya benjolan. Bila

    pemeriksaan Mammografi dikombinasikan dengan USG akan

    meningkat ketepatan diagnosis dari 70% menjadi 90%. Skrining

    dengan Mammografi dianjurkan untuk wanita sehat berusia diatas

    35 tahun, wanita dengan resiko tinggi terhadap Ca Mammae, atau

    wanita yang mempunyai riwayat keluarga dengan Ca.

    1) Pemeriksaan lain jika diperlukan seperti USG dan MRI.

    2) Pemeriksaan petanda tumor untuk Ca Mammae, seperti Ca 15-

    3, Mucin-like Carcinoma Antigen (MCA), dan

    Carcinoembryonic Antigen (CEA)

    3) Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologi,

    yaitu pemeriksaan jaringan Mammae yang dicurigai Ca

    dibawah mikroskop, bahkan pemeriksaan dapat diambil

    dengan beberapa cara yaitu biopsi aspirasi, needle biopsy,atau

    excisional biopsy. Eksisi biopsy dilakukan melalui operasi.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    25/83

    14

    14

    Pemeriksaan secara histologis dilakukan dengan cara potong

    beku (frozen section) yang dilakukan pada saat itu juga. Bila

    hasilnya ganas maka operasi definitip segera dilakukan.

    2.1.3 Kemoterapi

    1. Definisi

    Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut kemoterapi

    atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan utama untuk membunuh

    sel kanker dan menghambat perkembangannya. Berbeda dengan

    terapi radiasi dan pembedahan, kemoterapi adalah pengobatan kanker

    dengan menggunakan obat-obatan atau hormon (UICC, 2009). Rasjidi

    (2007), kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel

    kanker.

    2. Tujuan Penggunaan Kemoterapi

    Sudoyo (2009) menyatakan terdapat lima tujuan pemberian

    kemoterapi pada pengobatan kanker yaitu sebagai obat utama

    (induksi), sebagai obat tambahan (adjuavan), sebagai obat pendahulu

    atau obat primer yang mendahului pembedahan (neo-adjuvan), dan

    sebagai obat yang digunakan secara kombinasi meliputi:

    a. Terapi adjuvan: kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat

    sendiri atau bersama dengan radiasi, dan bertujuan untuk

    membunuh sel yang telah bermetastase.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    26/83

    15

    15

    b.

    Terapi neodjuvan: kemoterapi yang diberikan sebelum operasi

    untuk mengecilkan massa tumor, biasanya dikombinasi dengan

    radioterapi.

    c. Kemoterapi primer: digunakan sendiri dalam penatalaksanaan

    tumor, yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi

    digunakan hanya untuk mengontrol gejalanya.

    d. Kemoterapi induksi: digunakan sebagai terapi pertama dari

    beberapa terapi berikutnya.

    e. Kemoterapi kombinasi: menggunakan dua atau lebih agen

    kemoterapi.

    3. Cara Pemberian Kemoterapi

    Rasjidi (2007), mengemukakan terdapat 5 cara pemberian

    kemoterapi meliputi:

    a. Pemberian per oral

    Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian

    peroral, diantaranya adalah chlorambucil dan etoposide (VP-16).

    b. Pemberian secara intra muskulus

    Pemberian cara ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan

    tidak diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua tiga

    kali berturut-turut. Yang dapat diberikan secara intra muskulus

    antara lain bleomicin dan methotrexate.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    27/83

    16

    16

    c.

    Pemberian secara intravena

    Pemberian secara intravena dapat dengan bolus berlahan-lahan

    atau diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan

    carapemberian kemoterapi yang paling umum dan banyak

    digunakan.

    d. Pemberian secara intra arteri

    Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan

    sarana yang cukup banyak, antara lain alat radiologi diagnosik,

    mesin atau filter, serta memerlukan ketrampilan tersendiri.

    e. Pemberian secara intraperitonial

    Cara ini dilakukan karena membutuhkan alat khusus (kateter

    intraperitonial) serta kelengkapan operasi karena pemasangan

    perlu narkose.

    4. Efek Samping Kemoterapi

    Ignatavicius (2006), mengemukakan efek samping kemoterapi

    meliputi, anemia, trombositopenia, leucopenia, mual dan muntah,

    alopesia (rambut rontok), stomatitis, reaksi alergi, neurotoksik, dan

    ekstravasasi(keluarnya obat vesikanatau iritan ke jaringan subkutan

    yang berakibat timbulnya rasa nyeri, nekrosis jaringan, dan ulserasi

    jaringan).

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    28/83

    17

    17

    2.2

    Keaslian Penelitian

    Tabel 2.2. Keaslian Penelitian

    Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

    Mardiyaningsih

    (2004)

    Kualitas Hidup pada

    Penderita gagal Ginjal

    Kronik yang

    Menjalani Terapi

    Hemodialisis di

    RSUD Dr. Soediran

    Mangun Sumarso

    Kabupaten Wonogiri

    Jenis penelitian

    kualitatif dengan

    pendekatan

    fenomenologis,

    sampel sebanyak 5

    pasien gagal ginjal

    kronik menjalani

    terapi hemodialisis.

    Teknik sampling

    menggunakan

    purposive

    sampling.

    Instrument

    penelitian

    menggunakan

    wawancara dengan

    metode Colaizzi

    Dimensi fisik

    mengalami

    gangguan aktivitas,

    mobilisasi, sesak

    nafas.

    Dimensi psikologi

    terdapat perasaan

    sabar, namun ada

    rasa kecewa, malu

    Dimensi hubungan

    sosial yaitu kurang

    sosialisasi,

    disfungsi seksual

    dan butuh

    dukungan.

    Dimensi

    lingkungan:

    perubahan

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    29/83

    18

    18

    ekonomi, butuh

    informasi, akses

    kesehatan

    Rangkuti,

    (2011)

    Hubungan Lamanya

    Hemodialisis dengan

    Kualitas Hidup Pasien

    Penyakit Ginjal

    Kronik di RSUP H.

    Adam Malik Medan

    Penelitian

    berbentuk analitik

    pendekatan cross

    sectional. Sampel

    64 orang dengan

    teknik total

    sampling,

    pengumpulan data

    dilakukan dengan

    menggunakan

    wawancara

    berdasarkan

    kuisioner WHO-

    QOL dan analisa

    menggunakan Chi-

    square

    Hasil penelitian

    tidak ada hubungan

    yang bermakna

    antara lamanya

    hemodialisis

    dengan kualitas

    hidup pasien baik

    dikaitkan dengan

    aspek kesehatan

    fisik (p=0,445),

    psikologis

    (p=0,199),

    hubungan sosial

    (p=0,750),

    lingkungan

    (p=0,374)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    30/83

    19

    19

    Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

    Kristini, P (2013) Hubungan antara

    Adekuasi dengan

    Kualitas Hidup pada

    Pasien yang Menjalani

    Hemodialisis di Unit

    Hemodialisis RSUD

    Pandan Arang Boyolali

    Jenis penelitian

    adalah penelitian

    korelasional dengan

    pendekatan cross

    sectional sampel

    penelitian sebanyak

    65 pasien dengan

    hemodialisis teknik

    pengambilan sampel

    purposive sampling.

    Instrumen penelitian

    menggunakan

    kuesioner kualitas

    hidup dan penilaian

    adekuasi pada pasien

    gagal ginjal kronik.

    Alat analisis: Chi

    Square.

    Hasil analisis data

    diperoleh nilai X=

    14,745 dengan p =

    0,001. OR = 9,273.

    Adekuasi yang baik

    maka kualitas

    hidup akan

    meningkat

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    31/83

    20

    20

    2.3

    Kerangka Teori

    Gambar 2. 1. Kerangka Teori

    Sumber : Rasjidi (2007), ignatavicius (2006), Hawari,2004, WHOQoL,2004

    Pasien Ca Mammae

    kemoterapi KUALITAS HIDUP

    Cara Pemberian

    1)

    Pemberian per oral

    2)

    Pemberian secara intra

    muskulus

    3)

    Pemberian secara

    intravena

    4)

    Pemeberian secara intra

    arteri

    5)

    Pemberian secara

    intra erionial

    Efek Samping

    1.

    Anemia,

    2.

    Trombositopenia

    3.

    Leucopenia,

    4.

    Mual dan muntah

    5.

    Alopesia

    6.

    Stomatitis

    7.

    Reaksi alergi

    8.

    Neurotoksik

    9.

    ekstravasas

    Dimensi Fisik

    1.

    Nyeri dan

    ketidaknyamanan

    2.

    Ketergantungan pada

    perawatan medis

    3.

    Energi dan kelelahan

    4.

    Mobilitas

    5.

    Tidur dan istirahat

    6.

    Aktifitas sehari-hari

    7.

    Kapasitas bekerja

    Dimensi Psikologis

    1.

    Afek positif

    2.

    Spiritual

    3.

    Berpikir, belajar,

    memori dan

    konsentrasi

    4.

    Body image dan

    penampakan

    5.

    Harga diri

    6.

    Afek negatif

    Dimensi Hubungan

    Sosial

    1.

    Hubungan

    personal

    2.

    Aktifitas seksual

    3.

    Dukungan sosial

    Dimensi Lingkungan

    1.Keamanan fisik

    2.Lingkungan fisik (populasi,

    suara, lalu lintas, iklim)

    3.Sumber keuangan

    4.Peluang untuk mendapatkan

    informasi dan ketrampilan

    5.Partisipasi dan kesempatan

    untuk rekreasi atau aktivitas

    yang menyenangkan

    6.Lingkungan rumah

    7.Perawatan kesehatan dan

    sosial, kemampuan akses dan

    kualitas

    8.Transportasi

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    32/83

    21

    21

    2.4

    Fokus Penelitian

    Gambar 2.2 Fokus Penelitian

    Pasien Ca Mammae Kemoterapi Kualitas Hidup

    1.

    Dimensi Fisik

    2.

    Dimensi Psikologis

    3.

    Dimensi Hubungan

    Sosial

    4.

    Dimensi Hubungan

    Lingkungan

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    33/83

    22

    22

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

    fenomenologi. Istilah fenomenologi secara etimologis berasal dari kata fenomena

    dan logos. Fenomena berasal dari kata kerja Yunani phainesthai yang berarti

    menampak, dalam bahasa Indonesia berarti cahaya, secara harfiah fenomena

    diartikan sebagai gejala atau sesuatu yang menampakkan. Penelitian

    fenomenologi melibatkan pengujian yang teliti dan seksama pada kesadaran

    pengalaman manusia. Konsep utama dalam fenomenologi adalah makna. Makna

    merupakan isi penting yang muncul dari pengalaman kesadaran manusia. Untuk

    mengidentifikasi kualitas yang esesnsial dari pengalaman kesadaran dilakukan

    dengan mendalam dan teliti (Smith, 2009)

    Penelitian kualitatif digunakan untuk menggali persepsi, ide atau gagasan

    dan pikiran tentang topik (permasalahan) atau issue yang sedang berkembang

    dan menarik yang sama, dara dari peristiwa, permasalahan yang dialami atau

    realitas sosial untuk dirumuskan ke dalam konsep atau teori, dimana peneliti

    akan memperoleh gambaran tentang persepsi atau sikap dari sampel yang akan

    diteliti (Bungin, 2008). Penelitian kualitatif dipilih karena peneliti ingin

    mengetahui aspek pengalaman manusia yang dinamik dengan pendekatan yang

    holistik (Moleong, 2005).

    20

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    34/83

    23

    23

    3.2

    Tempat dan Waktu Penelitian

    Tempat dan waktu penelitian sangat berpengaruh terhadap hasil yang

    diperoleh dalam penelitian. Pemilihan tempat penelitian harus disesuaikan

    dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga tempat ditentukan

    benar-benar menggambarkan kondisi informan yang sesungguhnya. Tempat

    penelitian adalah tempat interaksi informan dengan lingkungannya yang akan

    membangun pengalaman hidupnya (Saryono dan Aggraeni, 2010)

    3.2.1 Tempat Penelitian

    Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi. Alasan

    melakukan penelitian di RSUD Dr. Moewardi ini karena jumlah pasien

    Ca Mammae yang cukup banyak, sehingga dapat membantu peneliti

    untuk mendapatkan subyek penelitian.

    3.2.2 Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan pada bulan FebruariJuni 2015.

    3.3Populasi dan Sampel

    3.3.1Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

    (Arikunto, 2006), sementara menurut Nursalam (2005) populasi adalah

    keseluruhan subyek yang akan diteliti yang memenuhi kriteria yang telah

    ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Ca Mammae

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    35/83

    24

    24

    yang menjalani kemoterapi pada bulan Oktober Desember 2014 dengan

    rata-rata sebanyak 164 orang pasien Ca Mammae.

    3.3.2Sampel

    Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu

    hingga dianggap mewakili populasinya (Nursalam, 2005). Sampel adalah

    sebagaian atau wakil populasi yang diteliti (Arkunto, 2006). Teknik

    sampling penelitian adalah nonprobability sampling dengan purporsive

    samplingyaitu teknik pengambilan sampel didasarkan pada tujuan tertentu

    dengan memperhatikan ciri-ciri dan karakteristik populasi. Penetepan besar

    sampel tergantung pada tujuan penelitian dan strategi sampling. Strategi

    yang dilakukan penelitian adalah menggali informasi yang lebih

    berdasarkan satu sumber, yang pada akhirnya sumber informasi semakin

    banyak. Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak 5 pasien Ca

    Mammae.

    Bungin (2007) menyatakan pengambilan sampel penelitian kualitatif

    peneliti tidak berdasarkan banyak sedikitnya jumlah partisipan. Sampel ini

    berkaitan dengan kualitas produk yang dihasilkan gambaran yang dapat

    dipercaya. Penetuan subyek penelitian mengikuti prinsip kesesuaian

    (appropriateness)dan kecukupan (adequacy) yang mengandung pengertian

    bahwa sampel dipilih berdasarkan kondisi yang berkaitan dengan topik

    penelitian dan data dari sampel dapat menggambarkan seluruh fenomena

    yang terjadi. Pencarian subyek penelitian berakhir jika sudah terjadi

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    36/83

    25

    25

    pengulangan dari informasi yang dibutuhkan oleh peneliti (Moloeng,

    2007). Kriteria partisipan adalah:

    1. Pasien Ca Mammaeyang menjalani kemoterapi

    2. Bersedia menjadi partisipan yang dibuktikan dengan tanda tangan

    pada lembar persetujuan menjadi partisipan.

    3. Mampu berkomunikasi secara verbal dengan baik.

    4. Kooperatif.

    5. Tidak mengalami gangguan sakit (nyeri) yang dapat menyebabkan

    terganggunya jalannya penelitian.

    3.4

    Instrumen Penelitian

    3.4.1 Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

    panduan wawancara. Pengumpulan data dilakukan secara langsung bertatap

    muka dengan partisipan, untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang

    topik yang diteliti. Wawancara dilakukan mendalam dengan cara berulang-

    ulang secara kontinyu atauIn depth interviewterhadap beberapa partisipan

    yang memenuhi persyaratan untuk dilakukan wawancara, dimana peneliti

    menggunakan panduan wawancara (Bungin, 2008). Wawancara yang

    dilakukan dengan partisipan menggunakan panduan wawancara yang berisi

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    37/83

    26

    26

    dimensi kualitas hidup meliputi dimensi fisik, dimensi psikologis, dimensi

    hubungan sosial, dan dimensi lingkungan.

    Instrumen lain yang digunakan adalah dokumen, yaitu sejumlah besar

    data tersimpan dalam bentuk dokumen. Penelitian ini mengambil sumber

    data dari dokumen rekam medik di Unit kemoterapi RSUD Dr. Moewardi

    dengan tujuan mengetahui data nama pasien dan lama kemoterapi.

    Instrumen terakhir adalah observasi. Observasi dilakukan untuk

    mengetahui dan mendapatkan data mengenai hal-hal yang dapat dinilai

    secara obyektif dari partisipan yang meliputi pengungkapan rasa nyeri,

    mual, mobilisasi, dan perubahan fisik.

    3.4.2Alat Pengumpulan Data

    Dalam penelitian kualitatif, peneliti adalah instrument itu sendiri. Dalam

    pengumpulan data juga menggunakan alat pengumpul data antara lain:

    1. Pedoman wawancara. Panduan yang digunakan peneliti selama

    wawancara dengan partisipan, agar wawancara tidak terlepas dari

    topik penelitian.

    2. Lembar catatan lapangan: merupakan contoh tertulis mengenai apa

    yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikir dalam rangka

    mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian

    kualitatif (Moloeng, 2005).

    3. Voice recorder: Berupa alat rekam suara yang digunakan saat

    wawancara berlangsung antara peneliti dan partisipan.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    38/83

    27

    27

    4.

    Kamera. Berupa alat perekam yang menghasilkan berupa gambar dan

    dilakukan saat penelitian.

    5. Alat tulis merupakan alat yang digunakan peneliti untuk menulis yang

    dianggap penting sebagai alat bantu mencatat selama proses

    wawancara berlangsung.

    3.4.3Prosedur Pengumpulan Data

    Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan 4 tahap yaitu tahap

    orientasi, tahap pelaksanaan, tahap pengumpulan data dan

    mengintrepestasikan data hasil analisis.

    1. Tahap orientasi

    Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin peneliti dari STIKes

    Kusuma Husada Surakarta yang ditujukan kepada RSUD Dr. Moewardi.

    Peneliti yang mendapatkan ijin penelitian akan mencari data pasien Ca

    Mammae dari rekam medik seperti lama perawatan kemoterapi, usia

    pasien, dan jadwal kemoterapi. Peneliti yang sudah mendapatkan data,

    akan mengunjungi pasien Ca Mammae yang akan melakukan

    kemoterapi.

    Langkah selanjutnya adalah peneliti akan menerangkan maksud dan

    tujuan penelitian. Apabila pasien Ca Mammae menyatakan setuju

    menjadi partisipan penelitian, peneliti memberikan lembar informed

    consent dan pasien menandatangani lembar persetujuan menjadi

    partisipan, peneliti meminta alamat rumah partisipan, nomor handphone

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    39/83

    28

    28

    yang dapat dihubungi agar mempermudah dalam penelitian serta

    membuat jadwal wawancara.

    2. Tahap pelaksanaan

    Peneliti yang sudah mendapatkan persetujuan dari partisipan

    kemudian mengadakan perjanjian waktu untuk melakukan wawancara

    kepada peneliti. Isi pertanyaan dalam wawancara yang akan dilakukan

    sudah dipersiapkan sebelumnya dengan mengacu pada teori kualitas

    hidup. Alat yang digunakan peneliti berupa sebuah alat perekam dari

    handphone, dengan kapasitas RAM I GB, dengan kapasitas memory 2

    gigabytesehingga mampu merekam wawancara dengan durasi sampai 1

    jam. Peneliti akan membawa perlengkapan seperti alat tulis guna

    mencatat fenomena partisipan selama proses wawancara seperti gerakan

    fisik, kelelahan sehingga peneliti berusaha untuk mendapatkan data

    secara detail dari partisipan.

    3. Tahap pengumpulan data

    Tahap ini dilakukan dengan mengevaluasi apakah data yang

    dibutuhkan untuk keperluan analisis data telah mencukupi. Jika data

    belum mencukupi, maka peneliti melakukan penelitian akan melakukan

    pencarian data tambahan untuk melengkapi data penelitian.

    4. Mengintreprestasikan data hasil analisis

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    40/83

    29

    29

    Data penelitian berupa hasil wawancara mendalam dengan

    partisipan, selanjutnya data diintreprestasikan sesuai dengan

    pengambilan keputusan. Peneliti selanjutnya melakukan cross check

    data penelitian antara wawancara dengan pasien. Hasil intreprestasi dan

    analisis data, selanjutnya dituliskan dalam laporan hasil analisis disertai

    dengan pembahasan, yaitu membandingkan hasil penelitian dengan

    teori-teori yang sesuai.

    3.5

    Analisis Data

    Proses analisis dalam penelitian ini mengunakan langkah-langkah dari

    Colaizzi (Polit dan Beek, 2006). Alasan pemilihan metode analisa ini didasarkan

    pada kesesuaian dengan filosofi Husserl, yaitu suatu penampakan fenomena

    (partisipan), sehingga sangat cocok untuk memahami arti dari suatu makna

    fenomena ibu dalam menghadapi Ca Mammae. Langkah-langkah analisa sebagai

    berikut:

    3.5.1 Membuat deskripsi informasi tentang fenomena dari informasi dalam

    bentuk narasi yang bersumber dari wawancara.

    3.5.2 Membaca kembali secara keseluruhan deskripsi informasi dari informan

    untuk memperoleh perasaan yang sama seperti pengalaman informan.

    Peneliti melakukan 3-4 kali membaca transkip untuk merasa hal yang

    sama seperti informan.

    3.5.3 Mengidentifikasi kata kunci melalui penyaringan pernyataan informan

    yang signifikan dengan fenomena yang diteliti. Pernyataan-pernyataan

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    41/83

    30

    30

    yang merupakan pengulangan dan mengandung makna yang sama atau

    mirip maka pernyataan ini diabaikan.

    3.5.4 Memformulasikan arti dari kata kunci dengan cara mengelompokkan kata

    kunci yang sesuai pernyataan penelitian selanjutnya mengelompokkan

    lagi kata kunci yang sejenis. Peneliti sangat berhati-hati agar tidak

    membuat penyimpangan arti dari pernyataan informan dengan merujuk

    kembali pada pernyataan informan yang signifikan. Cara yang perlu

    dilakukan adalah menelaah kalimat satu dengan yang lain.

    3.5.5 Mengorganisasikan arti-arti yang telah teridentifikasi dalam beberapa

    kelompok tema. Setelah tema-tema terorganisir, peneliti memvalidasi

    kembali kelompok tema tersebut.

    3.5.6

    Mengumpulkan semua hasil penelitian kedalam suatu narasi yang

    menarik dan mendalam sesuai dengan topik penelitian.

    3.5.7 Mengembalikan semua hasil penelitian pada masing-masing informan

    lalu diikut sertakan pada diskripsi hasil akhir penelitian.

    3.6Validitas Data

    Validitas studi kualitatif terletak pada keberhasilannya mencapai maksud

    mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan latar, proses, kelompok, sosial,

    atau pola interaksi yang kompleks. Hasil penelitian naturalistik dipandang

    memenuhi kriteria ilmiah jika memiliki tingkat kepercayaan tertentu. Menurut

    Sutopo (2005) tingkat kepercayaan hasil penelitian dapat dicapai jika peneliti

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    42/83

    31

    31

    berpegang kepada empat prinsip atau kriteria yaitu: credibility, dependability,

    confirmability, trasferability.

    3.6.1 Prinsip kredibilitas (credibility) merujuk pada apakah kebenaran hasil

    penelitian kualitatif dapat dipercaya, dalam makna mengungkapkan

    kenyataan yang sesungguhnya. Untuk memenuhi kriteria ini, peneliti

    melakukan triangulasi, member check, dan wawancara atau pengamatan

    secara terus-menerus hingga mencapai tingkat redundancy. Secara lebih

    spesifik, kredibilitas hasil penelitian kualitatif dicapai dengan beberapa

    cara, yaitu:

    1. Peneliti tinggal cukup lama pada situasi penelitian

    2. Observasi dialkukan secara berlanjut dan cermat

    3.

    Melihat fenomena dari berbagai sudut pandang

    4. Diskusi sejawat

    3.6.2 Prinsip dependabilitas (dependability) merujuk pada apakah hasil

    penelitian ini memiliki keandalan atau reliabilitas. Prinsip ini dapat

    dipenuhi dengan cara mempertahankan konsistensi teknik pengumpulan

    data, dalam menggunakan konsep, dan membuat tafsiran atas fenomena.

    3.6.3 Prinsip konfirmabilitas (confirmability) bermakna keyakinan atas data

    penelitian yang diperoleh. Untuk memenuhi prinsip ini peneliti

    melakukan berbagai cara, yaitu:

    1. Mengundang berbagai pihak untuk mendiskusikan temuan dan draf

    hasil penelitian.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    43/83

    32

    32

    2.

    Mendatangi berbagai pihak untuk melakukan audit trial, berupa jejak

    atau sistematika kerja penelitian yang dapat dilacak dan diikuti, serta

    melakukan proses kerja secara sistematis dan terdokumentasi, serta

    memeriksa secara teliti setiap langkah kerja penelitian.

    3. Mengkonfirmasikan hasil penelitian dengan para peneliti.

    3.6.4 Prinsip transferabilitas (transferability) mengandung makna apakah hasil

    penelitian ini dapat dijeneralisasikan atau diaplikasikan pada situasi

    lain.berkaitan dengan penelitian ini, hasilnya tidak secara apriori dapat

    dijeneralisasikan, kecuali situasi tersebut memiliki karakteristik yang

    sama dengan situasi lapangan tempat penelitian, dengan demikian upaya

    untuk mentransfer hasil penelitian ini pada situasi yang berbeda sangat

    mungkin memerlukan penyesuaian menurut keadaan dan asumsi-asumsi

    yang mendasarinya.

    3.7

    Etika Penelitian

    Etika penelitian adalah suatu instrument nilai normal yang harus dipatuhi

    oleh peneliti saat melakukan aktivitas penelitian yang melibatkan partisipan yang

    meliputi kebebasan dari adanya ancaman. Kebebasan dari adanya eksploitasi

    keuntungan dari penelitian tersebut, dan resiko ynag didapatkan (Polit dan

    Hungler,2005). Etika penelitian ini meliputi:

    3.7.1 Self determination

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    44/83

    33

    33

    Partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau

    tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian secara sukarela. Peneliti

    memberikan =kebebasan pada partisipan untuk berpartisipasi. Peneliti

    memberikan penjelasan kepada calon partisipan mengenai tujuan dan

    manfaat penelitian yang dilakukan. Peneliti juga menjelaskan bahwa

    partisipan penelitian tidak dipngut biaya apapun. Seluruh biaya sudah

    dutanggung peneliti.

    3.7.2 Lembar Persetujuan (Informend Consent)

    Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden

    yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul

    penelitian serta manfaat penelitian dengan tujuan responden dapat

    mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subyek menolak maka

    peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subyek.

    3.7.3 Tanpa Nama (Anonymity)

    Peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar

    pengumpulan data yang diisi subyek, tetapi hanya diberikan kode

    tertentu, demi menjaga kerahasiaan identitas subyek.

    3.7.4 Kerahasiaan (Confidentiality)

    Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok

    data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Kerahasiaan

    partisipan dapat dilakukan dengan member kode partisipan, contoh:

    partisipan 1 dengan kode P1, partisipan 2 dengan kode P2.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    45/83

    34

    34

    3.7.5

    Protection for discomfort

    Selama pengambilan data penelitian, peneliti member kenyamanan

    pada partisipan dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan

    keinginan partisipan. Diharapkan untuk mengungkapkan masalah yang

    dialami. Penelitian dilakukan di rumah partisipan mengingat penelitian

    tidak mungkin dilakukan pada saat partisipan melakukan kemoterapi.

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    Bab ini peneliti menyajikan mengenai hasil penelitian mengenai kualitas

    hidup pasien Ca. Mammae yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta. Peneliti akan menggambarkan kualitas hidup pasien Ca.Mammaeditinjau

    dari dimensi kesehatan fisik, kesehatan psikologis, hubungan social, dan dimensi

    lingkungan. Hasil penelitian diuraikan menjadi tiga bagian yaitu gambaran lokasi

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    46/83

    35

    35

    penelitian, karakteristik partisipan menjelaskan karakteristik partisipan yang terlibat

    dalam penelitian secara singkat, dan menguraikan hasil tematik tentang kualitas hidup

    partisipan.

    4.1. Gambaran Lokasi Penelitian

    Rumah Sakit Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah

    sakit milik Pemerintah Propinsi Jawa Tengah yang terletak di Jalan Kolonel

    Sutarto No. 132 Kelurahan Jebres Surakarta. RSUD Dr. Moewardi merupakan

    rumah sakit tipe A yang memiliki sertifikasi terakreditasi untuk 16 pelayanan

    dengn moto Kami senang melayani anda dengan cepat, tepat, nyaman dan

    mudah.

    4.2. Karakteristik Responden

    4.2.1 Partisipan 1

    Partisipan 1 adalah Ny. S yang berumur 30 tahun. Saat ini Ny. S

    beralamat di Desa Sunggingan Kabupaten Boyolali. Ny. S bekerja sebagai

    buruh pabrik di kawasan Banyudono Boyolali. Saat ini Ny. S sudah tidak

    memiliki suami atau janda dan tinggal di rumahnya bersama anaknya yang

    belum menikah.

    4.2.2 Partisipan 2

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    47/83

    36

    36

    Partisipan 2 adalah Ny. K yang berumur 40 tahun. Saat ini Ny. K

    bertempat tinggal di Kota Sragen. Pekerjaan ny K adalah karyawan swasta.

    Ny. K tinggal bersama suami dan anaknya yang masih kecil. Kondisi Ca.

    Mammae ny K sudah mencapai stadium III dan Ny. K telah menjalani

    operasi benjolan kecil pada mamae. Secara keseluruhan kondisi kesehatan

    ny K kurang baik.

    4.2.3 Partisipan 3

    Partisipan 3 adalah Ny. RN yang berumur 40 tahun. Saat ini Ny. RN

    tinggal di Kampung Sewu Surakarta. Ny. RN tinggal bersama suami dan

    anak-anaknya. Suami Ny. RN bekerja sebagai satpam di salah satu

    pertokoan di Surakarta. Sehari-hari sebelum menderita Ca. Mammae

    aktivitas Ny. RN adalah mengelola warung makan miliknya sendiri, setelah

    menderita Ca. Mammae Ny. RN beraktivitas membuat makanan dan

    menitipkannya pada warung makan disekitar rumahnya.

    4.2.4 Partisipan 4

    Partisipan 4 adalah Ny. T yang berumur 30 tahun. Ny T saat ini

    tinggal di Mojosongo Surakarta bersama suami dan anaknya. Ny. T

    merupakan seorang PNS di Kecamatan Kota Surakarta. Ca. Mammae yang

    dialami oleh Ny. T masih stadium awal sehingga Ny. T belum menjalani

    operasi dan pengobatan Ca. Mammae dilakukan dengan kemoterapi.

    4.3. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    48/83

    37

    37

    4.3.1. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari

    Dimensi Kesehatan Fisik

    a. Rasa Nyeri

    Rasa nyeri merupakan salah satu sakit yang dialami oleh

    pasien Ca. Mammae. Rasa nyeri yang dirasakan oleh partisipan

    sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Ketika belum operasi nyeri setiap saat dan berkepanjangan(P1)

    Rasa nyeri datang tiba-tiba dan dalam durasi yang banyak, kadang

    sehari bisa berulang-ulang(P2)

    Sebelum operasi nyeri tidak tentu, tetapi sering dan durasinya

    panjang(P3)

    Sengkring-sengkring kaya kesetrum, lama-lama cenut-cenut(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien Ca. Mammae adalah (1)

    rasa nyeri setiap saat, (2) frekuensinya sering, (3) durasinya panjang,

    (4) terasa seperti kena strum, dan (5) cenut-cenut.

    Selanjutnya rasa nyeri yang dirasakan oleh partisipan

    berkurang setelah menjalani kemoterapi sebagaimana dikemukakan

    oleh para partisipan sebagai berikut.

    Setelah kemoterapi mengalami penurunan yang sangat banyak(P1)

    Setelah kemoterapi ada penurunan rasa nyeri (P2)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    49/83

    38

    38

    Setelah kemoterapi menurun(P3)

    Terjadi penurunan nyeri (P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien Ca. Mammae menurun

    setelah dilakukan proses kemoterapi.

    b. Perasaan Lelah

    Timbulnya perasaan lelah merupakan salah satu efek yang

    dialami pasien setelah menjalani kemoterapi. Perasaan lelah yang

    dirasakan oleh partisipan sebagaimana dikemukakan oleh partisipan

    sebagai berikut.

    Lelah mbak, tetapi saya berpikir bahwa ini untuk kesembuhan saya

    kan? Ya harus sabar, terus anak-anak rajin menemani saya jadi saya

    bersemangat mbak (P1)

    Lelah mbak, kadang rumaos males menawi bade kemoterapi, soale

    bar niku rasane awal kesel, terus bade maem niku kok yo males(P2)

    Lelah mbak, saya itu kadang-kadang malas kalau mau kemoterapi,

    soalnya setelah kemo biasanya saya merasa lelah, terus mau makan

    itu kok ndak nafsu ya, kadang terasa lapar, tapi kalau sudah

    memegang nasi, terus ndak nafsu makan(P3)

    Ya itu masalahnya mbak, saya ini kalau habis kemoterapi rasanya

    awal meriang ndak enak semua, ndak nafsu makan, terus sudah tidur.

    Jadi badan saya terasa sangat lelah.(P4)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    50/83

    39

    39

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami rasa lelah setelah menjalani

    kemoterapi. Perasaan lelah tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu

    (1) nafsu makan turun, (2) badan pegal-pegal, (3) badan meriang, dan

    (4) sudah tidur.

    c. Aktivitas Sehari-hari

    Salah satu dampak dari penyakit Ca. Mammae yang dialami

    oleh partisipan adalah gangguan aktivitas sehari-hari. Gangguan

    aktivitas sehari-hari yang dirasakan oleh partisipan sebagaimana

    dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Sebelum operasi aktivitas sehari-hari terganggu, setelah operasi dan

    kemoterapi saat ini sudah kembali beraktivitas seperti biasa (P1)

    Terganggu, urusan rumah tangga sudah ditangani oleh suami(P2)

    Sebelum operasi sangat mengganggu, sekarang sudah mulai

    berangsur normal(P3)

    Aktivitas sehari-hari terganggu(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami gangguan dalam menjalani

    aktivitas kehidupan sehari-hari.

    d. Pola dan Jam Tidur

    Timbulnya rasa nyeri pada pasien Ca. Mammae menganggu

    pola tidur pasien Ca. Mammae serta menurunkan jam tidur pasien Ca.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    51/83

    40

    40

    Mammae. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh empat

    partisipan sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Sebelum operasi sangat terganggu, sering terjaga di malam hari,

    saat ini sudah sangat berkurang (P1)

    Terganggu, sebab ketika muncul rasa nyeri pasti terbangun(P2)

    Terganggu(P3)

    Berubah, sering terjaga(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami gangguan pola tidur dan

    penurunan jumlah jam tidur setelah mengelami Ca. Mammae.

    4.3.2. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari

    Dimensi Kesehatan Psikologi

    a. Penerimaan Diri

    Diagnosa Ca. Mammae yang dialami oleh pasien Ca. Mammae

    serta dengan adanya proses pengobatan yang cukup panjang dan

    melelahkan akan berpengaruh pada penerimaan diri pasien Ca.

    Mammae terhadap kondisinya. Penerimaan diri yang dialami oleh

    keempat partisipan dalam penelitian ini ternyata tidak sama, terdapat

    tiga partisipan yang sudah mau menerima keadaan dirinya dan satu

    lainnya belum dapat menerima.

    Gambaran penerimaan diri ketiga partisipan sebagaimana hasil

    wawancara berikut.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    52/83

    41

    41

    Awalnya sedih, tetapi berkat dukungan anak-anaknya, sekarang sudah

    dapat menerima dan sabar menjalani pengobatan(P1)

    Berusaha untuk menerima, hal tersebut ditunjukkan dengan

    kesabarannya berusaha untuk mencari pengobatan(P2)

    Menerima dengan ikhlas(P3)

    Berdasarkan pernyataan ketiga partisipan dapat disimpulkan

    bahwa rasa penerimaan diri didasarkan kepada adanya faktor

    pendukung yang baik dari anggota keluarga serta faktor dorongan dari

    dalam diri responden yaitu adanya sikap ikhlas dalam menerima

    cobaan.

    Sedangkan satu orang partisipan yaitu partisipan nomor empat

    belum dapat menerima sepenuhnya kondisinya dengan sebagaimana

    petikan wawancara berikut.

    Belum bisa menerima sepenuhnya, karena merasa punya anak kecil

    (P4)

    Berdasarkan pernyataan partisipan keempat tersebut

    menunjukkan faktor yang membuat partisipan belum menerima

    kondisinya saat ini karena adanya pikiran atau pertimbangan tentang

    keadaan anggota keluarganya yaitu anaknya yang masih kecil.

    b. Hal yang Mendukung (Menggembirakan)

    Pada proses didiagnosanya sebagai penderita Ca. Mammae

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    53/83

    42

    42

    serta proses pengobatan yang dijalani tentunya berdampak pula

    terhadap perubahan sikap keluarga kepada pasien. Perubahan sikap

    tersebut disatu sisi dapat menjadi pendorong atau faktor penggembira

    dari pasien.

    Berdasarkan hasil wawancara ternyata dua partisipan

    menyatakan tidak memiliki hal yang mendukung atau

    menggembirakan terhadap kondisinya saat ini. Hal tersebut

    sebagaimana dikemukakan oleh dua partisipan sebagai berikut.

    Menawi seneng ngeh mboten wonten mbak, rasane sedih, kulo

    kepiringan awak kulo pripun niki sak teruse.(Kalau sedang yang tidak

    mbak, saya selalu memikirakan anak saya ini bagaimana nanti

    kehidupannya). (P2)

    Ya ndak ada mbak, saya itu sering sedih sendiri mbak, soalnya saya

    selalu kepikiran anak saya, kalau suami saya banyak membantu dan

    mendorong saya, tapi saya sendiri yang banyak kepikiran mbak. (P4)

    Hasil jawaban partisipan pertama dan keempat menunjukkan

    bahwa kesedihan yang dialaminya disebabkan kedua partisipan selalu

    memikirkan dan mengkhawatirkan keadaan anaknya.

    Selanjutnya dua partisipan lainnya mengungkapkan adanya

    kegembiraan yang dialaminya saat ini sebagaimana disebutkan dalam

    hasil wawancara berikut.

    Saya senang mbak, soalnya anak-anak saya sangat mendukung proses

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    54/83

    43

    43

    pengobatan saya (P1)

    Dulu sedih, sekarang dengan adanya peningkatan kesehatan menjadi

    bergembira. (P3)

    Hasil jawaban partisipan pertama dan ketiga menunjukkan

    bahwa kegembiraan yang dialami oleh partisipan yaitu adanya

    dukungan dari anak-anak partisipan serta adanya peningkatan kondisi

    kesehatan yang dialami selama pengobatan.

    c. Perilaku Mendekatkan Diri Kepada Tuhan

    Perilaku mendekatkan diri kepada Tuhan adalah tindakan-

    tindakan atau aktivitas yang dilakukan pasien Ca. Mammae yang

    berupa tindakan ibadah yang khusus dilakukan berhubungan dengan

    penyakitnya. Hasil analisis data menunjukkan bahwa keempat

    partisipan setelah mendapatkan diagnosa Ca. Mammae semuanya

    berperilaku lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, hal tersebut

    sebagaimana ditampilkan dalam petikan wawancara sebagai berikut.

    Ya, semakin dekat dan banyak berdoa (P1)

    Lebih mendekatkan diri dengan melakukan sholat malam(P2)

    Ya, sekarang rajin beribadah(P3)

    Berusaha untuk selalu mendekatka diri kepada Tuhan(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan memiliki perilaku lebih mendekatkan diri

    kepada Tuhan setelah mengalami diagnosa penyakit Ca. Mammae

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    55/83

    44

    44

    serta pada proses pengobatan. Kedekatan diri pasien Ca. Mammae

    kepada Tuhan bertujuan untuk meminta doa kepada Tuhan, serta

    meminta diberi kesabaran dalam menjalani cobaan yang mereka

    hadapi saat ini.

    d. Kesulitan Konsentrasi

    Kesulitan konsentrasi pada pasien Ca. Mammae disebabkan

    adanya rasa nyeri atau sakit yang diderita pasien Ca. Mammae. Hal

    tersebut sebagaimana dikemukakan oleh empat partisipan

    sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Ketika sebelum operasi sangat terganggu, sekarang sudah membaik

    (P1)

    Ya mengalami kesulitan konsentrasi sehingga menganggu pekerjaan

    (P2)

    Ya ada gangguan konsentrasi(P3)

    Ada kesulitan(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami gangguan konsentrasi setelah

    mengelami Ca. Mammae.

    e. Persepsi tentang Citra Diri (Body Image)

    Dampak yang dialami oleh pasien Ca. Mammae antara lain

    adalah perubahan pada bentuk tubuh bisa berupa tubuh menjadi kurus,

    adanya kehilangan bagian anggota butuh bila sudah dioperasi, serta

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    56/83

    45

    45

    dampak-dampak lain selama menjalani kemoterapi seperti rambut

    rontok. Dampak yang dialami oleh pasien Ca. Mammae yang

    berhubungan dengan kondisi fisik atau tubuhnya tentunya akan

    berhubungan dengan persepsi pasien Ca. Mammae terhadap citra diri

    (body image) pasien Ca. Mammae. Selanjutnya persepsi partisipan

    terhadap citra diri atau body imageadalah sebagai berikut.

    Saat ini sudah tidak, karena tetangga sudah tahu dan tidak perlu

    malu (P1)

    Awalnya merasa malu karena badan semakin kurus, sekarang sudah

    terbiasa (P2)

    Karena merasa sudah tua, maka perasaan terhadap citra diri

    diabaikan(P3)

    Belum ada perubahan, sebab belum operasi dan benjolan kecil(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan saat ini tidak mengalami dengan persepsi citra

    diri, beberapa faktor yang menyebabkan citra diri keempat partisipan

    masih baik adalah faktor sudah terbiasa, faktor usia yaitu merasa sudah

    tua sehingga tidak citra diri sudah diabaikan, dan belum adanya

    perubahan bentuk tubuh karena penyakit yang diderita belum lama.

    f. Perasaan Sedih terhadap Proses Pengobatan

    Proses pengobatan yang dialami pasien Ca. Mammae dari

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    57/83

    46

    46

    pengobatan awal, operasi hingga kemoterapi memerlukan waktu yang

    lama, sehingga menyebabkan pasien Ca. Mammae harus banyak

    menghabiskan waktunya untuk proses pengobatan tersebut. Proses

    pengobatan yang cukup lama tersebut berdampak pada timbulnya

    perasaan sedih yang dialami oleh pasien Ca. Mammae dalam proses

    pengobatan.

    Perasaan sedih yang dialami pasien Ca. Mammae dalam proses

    pengobatan sebagaimana diungkapkan oleh keempat partisipan

    sebagai berikut.

    Perasaan sedih ada, karena khawatir proses pengobatannya

    mengganggu aktivitas kerja anaknya (P1)

    Merasa sedih, karena memikirkan keberlangsungan kehidupan

    anggota keluarga lainnya(P2)

    Sebelum operasi merasa sedih sebab proses pengobatannya yang

    dahulu digunakan tidak ada dampaknya, setelah operasi dan banyak

    peningkatan kondisi kesehatan menjadi lebih bersemangat (P3)

    Sedih, karena memikirkan anak(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami perasaan sedih selama

    pengobatan. Faktor yang membuat mereka sedih adalah kekhawatiran

    terhadap proses pengobatan Ca. Mammae tersebut mengganggu

    aktivitas atau keadaan rumah tangga. Hal ini disebabkan semua

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    58/83

    47

    47

    partisipan adalah ibu yang masih memiliki tanggungan anak baik yang

    sudah besar maupun masih kecil.

    Sedangkan pada hasil wawancara tersebut terdapat satu

    partisipan yang menyatakan bahwa walaupun awalnya sedih, namun

    dengan adanya peningkatan kesehatan dirinya menyebabkan dirinya

    menjadi bergembira dan bersemangat dalam menjalani proses

    pengobatan.

    4.3.3. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari

    Dimensi Hubungan Sosial

    a. Hubungan Emosional dengan Suami

    Adanya diagnosa Ca. Mammae serta proses pengobatan yang

    dilakukan oleh pasien Ca. Mammae tentunya akan berdampak pada

    adanya perubahan perilaku atau emosional anggota keluarga terhadap

    pasien, salah satunya adalah suami pasien Ca. Mammae. Dalam

    penelitian ini terdapat tiga orang partisipan yang masih memiliki

    suami, dari ketiga partisipan tersebut mengungkapkan perubahan

    hubungan emosional dengan suaminya setelah didiagnosa Ca.

    Mammae dan proses pengobatan Ca. Mammae sebagaimana

    ditampilkan pada hasil wawancara sebagai berikut.

    Hubungan secara emosional dengan suami semakin dekat(P2)

    Secara keseharian atau emosional lebih dekat, sebab suami sering

    menemani ketika menjalani pengobatan(P3)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    59/83

    48

    48

    Hubungan emosional baik, dekat(P4)

    Berdasarkan pernyataan ketiga partisipan dapat disimpulkan

    bahwa terjadi perubahan hubungan emosional pasien Ca. Mammae

    dengan suami, dimana ketiga partisipan menyatakan bahwa hubungan

    emosional mereka dengan suami semakin baik atau semakin dekat.

    b. Hubungan Seksual dengan Suami

    Perubahan kondisi kesehatan dan bentuk tubuh pasien Ca.

    Mammae berdampak pada perubahan pola hubungan seksual pasien

    Ca. Mammae dengan suami. Hal tersebut sebagaimana dikemukakan

    oleh ketiga partisipan dalam hasil wawancara sebagai berikut.

    Kulo ngeh bingung mbak, kulo jane isin kaleh bojo kulo soale awak

    kulo niki lemas, terus bentuke lak ngeh mboten enak disawang to

    mbak, tapi kadang-kadang ngeh pripun jenenge bebojoan kan ngeh

    butuh hubungan suami istri, tapi malah bojo kulo sing sabar sanjang

    ampun mikir sing ngoten-ngoten. (saya juga bingung mbak, saya

    sebenarnya malu sama suami karena badan saya lemas, terus bentuk

    tubuh saya sudah tidak enak dipandang, tapi saya juga berpikir

    bahwa juga harus berhubungan layaknya suami istri karena saya dan

    suami adalah suami istri, tapi justru suami saya yang sabar dan

    bilang jangan memikirkan hal itu dulu (P2)

    Kalau hubungan suami istri pas sakit dulu saya ndak mau mbak,

    soalnya saya malu sama suami. Terus sekarang setelah operasi dan

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    60/83

    49

    49

    sudah sembuh, pernah beberapa kali mencoba, tapi saya ya tidak

    menikmati mbak, saya cuma khawatir kalau suami tidak saya layani

    bagaimana? (P3)

    Alhamdulillah saat ini ndak begitu terganggu mbak, soalnya secara

    fisik saya belum ada perubahaan yang berbeda banyak. Cuma kadang

    kalau pas nyerinya datang saya malam nglayani suami, yang kadang

    suami terus kesal begitu(P4)

    Hasil jawaban partisipan menunjukkan dua orang partisipan

    yaitu nomor dua dan tiga menyatakan mengalami gangguan dalam

    aktivitas seksual, hal tersebut disebabkan adanya rasa lemas yang

    dialami oleh partisipan serta rasa malu terhadap bentuk tubuh yang

    sudah berubah. Namun walaupun demikian kedua partisipan

    menyatakan berusaha untuk melayani kebutuhan seksual suami karena

    demi kepentingan keluarga. Sedangkan satu partisipan yaitu nomor 4

    menyatakan belum mengalami masalah dalam hubungan seksual

    karena belum mengalami perubahan bentuk tubuh yang mencolok,

    sehingga masih memiliki kepercayaan diri untuk berhubungan seksual

    dengan suami.

    c. Peran Anggota Keluarga Lain terhadap Proses Pengobatan

    Peran anggota keluarga lain dalam proses pengobatan pasien

    Ca. Mammae pada keempat partisipan ditampilkan pada hasil

    wawancara sebagai berikut.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    61/83

    50

    50

    Ngeh mbak, kalau anak-anak niki alhamdulillah sami mendukung,

    pokoke diusahan wonten sing ngeterke kulo, menawi biaya

    alhamdulillah kulo tesih gadah, tapi anak-anak sok-sok ngeh maringi

    kulo arto (Ya mbakm, anak-anak saya ini alhamdulillah semua

    mendukung, selalu diusahakan ada yang mengantar saya, kalau biaya

    alhamdulilah saya masih ada, tapi anak-anak kadang-kadang juga

    memberi saya uang). (P1)

    Ngeh mendukung mbak, biasane sering tanglet utawi ngelingke, sesok

    kemo lo ojo lali ngoten biasane (Ya mendukung mbak, biasaya sering

    bertanya atau mengingatkan kapan harus kemoterapi agar tidak lupa)

    (P2)

    Alhamdullillah mendukung, anak-anak itu rewel kalau saya telat

    minum obat, mesti pada bilang ibu opo ra pingin mari, ora pingin

    ngancani anak-anake? saya terus berusaha minum obat. Saya malas

    minum obat soalnya obatnya banyak sih mbak (Alhamdulillah

    mendukung, anak-anak itu selalu mengingatkan saya untuk selalu

    minum obat tepat waktum, saya sendiri malas minum obat karena

    banyak sekali obatnya).(P3)

    Alhamdullillah mendukung, ya itu kalau saya mau kemoterapi anak

    saya ikut ibu saya (P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mendapatkan dukungan keluarga dalam

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    62/83

    51

    51

    proses pengobatan, antara lain bentuk dukungan tersebut adalah

    mengantar pasien berobat, mengingatkan untuk kemoterapi agar tidak

    telat, mengingatkan pasien untuk mengkonsumsi obat, serta menjaga

    anggota keluarga lainnya jika pasien sedang menjalani pengobatan

    atau kemoterapi.

    d. Dukungan Suami dalam Proses Pengobatan

    Dukungan suami selama proses pengobatan yang dialami oleh

    pasien Ca. Mammae sebagaimana dikemukakan oleh tiga partisipan

    sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Suami sangat mendukung(P2)

    Sangat mendukung (P3)

    Sangat mendukung(P4)

    Berdasarkan pernyataan ketiga partisipan dapat disimpulkan

    bahwa ketiga partisipan mendapatkan dukungan yang baik dari suami

    mereka.

    4.3.4. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari

    Dimensi Lingkungan

    a. Perasaan Takut Ditinggal Sendiri

    Perasaan takut yang dialami oleh pasien Ca. Mammae

    disebabkan adanya kekhawatiran mereka terhadap kondisi kesehatan

    mereka. Hal tersebut sebagaimana ditampilkan pada hasil wawancara

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    63/83

    52

    52

    sebagai berikut.

    Takut, sebab khawatir kalau-kalau penyakitnya kambuh dan tidak ada

    yang menemani (P1)

    Takut, sebab takut kalau sewaktu-waktu pingsan dan tidak ada orang,

    inginnya selalu ditemani(P2)

    Dahulu takut, sekarang setelah kondisi kesehatan semakin baik, sudah

    tidak takut(P3)

    Tidak ada, karena kondisi saya masih baik(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa sebagian besar responden memiliki rasa takut jika ditinggal

    sendiri, hal tersebut disebabkan adanya kekhawatiran jika terjadi

    kegawatan akibat penyakit mereka tidak ada orang atau anggota

    keluarga yang menemaninya.

    Sedangkan satu orang partisipan yang merasa tidak takut

    ditinggal sendiri disebabkan kondisi kesehatannya masih baik,

    sehingga masih mampu mencukupi kebutuhan hidupnya.

    b. Anggota Keluarga yang Selalu Menemani

    Ada tidaknya anggota keluarga yang selalu menemani pasien

    Ca. Mammae sebagaimana dikemukakan oleh keempat partisipan

    dalam hasil wawancara sebagai berikut.

    Ada, sebab ada anak yang belummenikah dan tinggal serumah (P1)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    64/83

    53

    53

    Ada, paling sering suami dan anak-anak(P2)

    Tidak selalu ada (P3)

    Tidak ada secara khusus, ya Cuma anaknya yang masih kecil(P4)

    Hasil jawaban partisipan menunjukkan dua orang partisipan

    yaitu nomor satu dan dua menyatakan selalu ada anggota keluarga

    yang menemaninya sedangkan dua lainnya menyatakan tidak ada.

    c. Upaya Menghibur Diri

    Kondisi penyakit yang dialami dan proses pengobatan

    menyebabkan timbulnya kesedihan pada pasien Ca. Mammae. Kondisi

    ini menyebabkan pasien Ca. Mammae berusaha mencari cara untuk

    menghibur diri mereka. Cara-cara pasien Ca. Mammae untuk

    menghibur diri ditampilkan pada hasil wawancara sebagai berikut.

    Menawi sedih ngeh sholat mbak, terus dongo nyuwun diparingi sabar,

    ngeh ngobrol kaleh anak-anak, nek rekreasi mboten mbak. (Kalau

    sedih ya sholat mbak, terus berdoa minta diberi kesabaran, ya ngobrol

    sama anak-anak, kalau rekreasi tidak mbak). (P1)

    Biasane ngeh sholat mbak, nyuwun dikuwatke lan nyuwun diapuro

    doso kulo. (Biasanya sholat mbak, minta dikuatkan danminta

    diampuni dosa saya.)(P2)

    Pergi keluar rumah dengan suami (P3)

    Ya kadang-kadang mbak, pergi ke mana sama suami dan anak, ke

    Tawangmangu atau kemana ya biar hati senang. (P4)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    65/83

    54

    54

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa dua orang partisipan memilih untuk melakukan kegiatan ibadah

    yaitu sholat untuk menghibur diri mereka, sedangkan dua lainnya

    dengan menambah melakukan rekreasi keluar rumah baik dengan

    suami ataupun dengan keluarga.

    d. Kesulitan Biaya Pengobatan

    Kesulitan biaya pengobatan yang dialami oleh pasien Ca.

    Mammae sebagaimana dikemukakan oleh empat partisipan

    sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Tidak ada, sebab pakai BPJS, Cuma biaya transportasi(P1)

    Tidak ada, sebab menggunakan BPJS (P2)

    Tidak ada, sebab menggunakan BPJS(P3)

    Tidak ada(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa keempat partisipan tidak mengalami permasalahan atau

    kesulitan biaya dalam proses pengobatan kemoterapi karena semuanya

    menggunakan program jaminan kesehatan BPJS.

    e. Dampak Biaya Pengobatan terhadap Ekonomi Keluarga

    Dampak biaya pengobatan terhadap ekonomi keluarga pada

    pasien Ca. Mammae sebagaimana dikemukakan oleh empat partisipan

    sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    66/83

    55

    55

    Tidak menimbulkan dampak yang serius pada ekonomi keluarga(P1)

    Tidak berdampak pada ekonomi keluarga (P2)

    Sudah tidak berdampak pada ekonomi keluarga (P3)

    Tidak berdampak (P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa keempat partisipan tidak mengalami permasalahan atau

    kesulitan ekonomi keluarga selama proses pengobatan kemoterapi.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    67/83

    56

    56

    BAB V

    PEMBAHASAN

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mencoba menggambarkan

    kualitas hidup pasien Ca. Mammae yang menjalani kemoterapi di RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta. Penelitian ini menggambarkan kualitas hidup pasien Ca.

    Mammae dalam empat dimensi yaitu dimensi kesehatan fisik, dimensi kesehatan

    psikologis, dimensi dukungan social, dan dimensi lingkungan. Berdasarkan hasil

    analisis data pada bab sebelumnya maka pembahasan hasil analisis penelitian adalah

    sebagai berikut.

    5.1. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari Dimensi

    Kesehatan Fisik

    a. Rasa Nyeri

    Rasa nyeri merupakan salah satu sakit yang dialami oleh pasien Ca.

    Mammae. Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien Ca. Mammae adalah (1) rasa

    nyeri setiap saat, (2) frekuensinya sering, (3) durasinya panjang, (4) terasa

    seperti kena strum, dan (5) cenut-cenut.

    Selanjutnya rasa nyeri yang dirasakan oleh partisipan berkurang

    setelah menjalani kemoterapi sebagaimana dikemukakan oleh para

    partisipan sebagai berikut.

    Setelah kemoterapi mengalami penurunan yang sangat banyak(P1)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    68/83

    57

    57

    Setelah kemoterapi ada penurunan rasa nyeri (P2)

    Setelah kemoterapi menurun(P3)

    Terjadi penurunan nyeri (P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien Ca. Mammae menurun setelah

    dilakukan proses kemoterapi.

    b. Perasaan Lelah

    Timbulnya perasaan lelah merupakan salah satu efek yang dialami

    pasien setelah menjalani kemoterapi. Perasaan lelah yang dirasakan oleh

    partisipan sebagaimana dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Lelah mbak, tetapi saya berpikir bahwa ini untuk kesembuhan saya kan?

    Ya harus sabar, terus anak-anak rajin menemani saya jadi saya

    bersemangat mbak (P1)

    Lelah mbak, kadang rumaos males menawi bade kemoterapi, soale bar

    niku rasane awal kesel, terus bade maem niku kok yo males(P2)

    Lelah mbak, saya itu kadang-kadang malas kalau mau kemoterapi,

    soalnya setelah kemo biasanya saya merasa lelah, terus mau makan itu

    kok ndak nafsu ya, kadang terasa lapar, tapi kalau sudah memegang nasi,

    terus ndak nafsu makan(P3)

    Ya itu masalahnya mbak, saya ini kalau habis kemoterapi rasanya awal

    meriang ndak enak semua, ndak nafsu makan, terus sudah tidur. Jadi

    badan saya terasa sangat lelah.(P4)

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    69/83

    58

    58

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami rasa lelah setelah menjalani kemoterapi.

    Perasaan lelah tersebut disebabkan oleh beberapa hal yaitu (1) nafsu makan

    turun, (2) badan pegal-pegal, (3) badan meriang, dan (4) sudah tidur.

    c. Aktivitas Sehari-hari

    Salah satu dampak dari penyakit Ca. Mammae yang dialami oleh

    partisipan adalah gangguan aktivitas sehari-hari. Gangguan aktivitas sehari-

    hari yang dirasakan oleh partisipan sebagaimana dikemukakan oleh

    partisipan sebagai berikut.

    Sebelum operasi aktivitas sehari-hari terganggu, setelah operasi dan

    kemoterapi saat ini sudah kembali beraktivitas seperti biasa (P1)

    Terganggu, urusan rumah tangga sudah ditangani oleh suami(P2)

    Sebelum operasi sangat mengganggu, sekarang sudah mulai berangsur

    normal(P3)

    Aktivitas sehari-hari terganggu(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami gangguan dalam menjalani aktivitas

    kehidupan sehari-hari.

    d. Pola dan Jam Tidur

    Timbulnya rasa nyeri pada pasien Ca. Mammae menganggu pola

    tidur pasien Ca. Mammae serta menurunkan jam tidur pasien Ca. Mammae.

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    70/83

    59

    59

    Hal tersebut sebagaimana dikemukakan oleh empat partisipan sebagaimana

    dikemukakan oleh partisipan sebagai berikut.

    Sebelum operasi sangat terganggu, sering terjaga di malam hari, saat ini

    sudah sangat berkurang (P1)

    Terganggu, sebab ketika muncul rasa nyeri pasti terbangun (P2)

    Terganggu(P3)

    Berubah, sering terjaga(P4)

    Berdasarkan pernyataan keempat partisipan dapat disimpulkan

    bahwa semua partisipan mengalami gangguan pola tidur dan penurunan

    jumlah jam tidur setelah mengelami Ca. Mammae.

    5.2. Kualitas Hidup Pasien Ca. Mammae yang Menjalani Kemoterapi dari Dimensi

    Kesehatan Psikologi

    a. Penerimaan Diri

    Diagnosa Ca. Mammae yang dialami oleh pasien Ca. Mammae serta

    dengan adanya proses pengobatan yang cukup panjang dan melelahkan akan

    berpengaruh pada penerimaan diri pasien Ca. Mammae terhadap kondisinya.

    Penerimaan diri yang dialami oleh keempat partisipan dalam penelitian ini

    ternyata tidak sama, terdapat tiga partisipan yang sudah mau menerima

    keadaan dirinya dan satu lainnya belum dapat menerima.

    Gambaran penerimaan diri ketiga partisipan sebagaimana hasil

    wawancara berikut.

    Awalnya sedih, tetapi berkat dukungan anak-anaknya, sekarang sudah

  • 7/24/2019 skripsi kualitas hidup

    71/83

    60

    60

    dapat menerima dan sabar menjalani pengobatan(P1)

    Berusaha untuk menerima, hal tersebut ditunjukkan dengan kesabarannya