step 7 farmakologi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
1/16
TITIK MEILASARI
STEP 7
6. Farmakologi
a. Obat Bronkodilator
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
2/16
b. Obat Antihistamin
OBAT RESPIRASI A! A!TI"ISTAMI!
Penggunaan Salbutalamol pada asma Asma adalah penyakit yang disebabkan karena
adanya inflamasi (peradangan) kronis pada saluran pernafasan, yang belum diketahui
secara pasti penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asmaantara lain adalah: infeksi saluran pernafasan, alergen (debu, bulu hean, serbuk sari,
dll), kondisi lingkungan (udara dingin, asap rokok), stress, olahraga berat, obat
(aspirin, !SA"#s, $%blocker). Adanya peradangan membuat saluran pernafasan
menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan dan mudah mengalami penyempitan.
Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif.
&idak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk
membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah
timbulnya e'ercise%induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
3/16
olahraga). Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk
dagang, antara lain: Asmacare, Bronchosal, Buentol asyhaler, *lisend, +entolin,
+enasma, +olma', dll. Selain itu, salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai
bentuk sediaan mulai dari sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi
cair sampai injeksi. Adapun dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Sediaan oral - Anak / tahun : /00 mcg1kg BB diminum 2 kali sehari -
Anak /%3 tahun : 4%/ mg 5%2 kali sehari - Anak 3%4/ tahun : / mg diminum 5%2
kali sehari - #easa : 2 mg diminum 5%2 kali sehari, dosis maksimal 4
kali minum sebesar 6 mg 7atatan : dosis aal untuk usia lanjut dan penderita yang
sensitif sebesar / mg "nhalasi aerosol Anak : 400 mcg (4 hisapan) dan dapat
dinaikkan menjadi /00 mcg (/ hisapan) bila perlu. #easa : 400%/00 mcg (4%/
hisapan), 5%2 kali sehari "nhalasi cair #easa dan anak 846 bulan : /,9 mg
diberikan sampai 2 kali sehari atau 9 kali bila perlu. 7atatan : manfaat terapi ini pada
anak 46 bulan masih diragukan. "njeksi subkutan atau intramuscular #osis :
900 mcg diulang tiap 2 jam bila perlu "njeksi intraena lambat #osis : /90 mcg,
diulang bila perlu Sediaan inhalasi cair banyak digunakan di rumah sakit untuk
mengatasi asma akut yang berat, sedangkan injeksi digunakan untuk mengatasi
penyempitan saluran nafas yang berat. Bentuk sediaan lain, seperti tablet, sirup dan
kapsul digunakan untuk penderita asma yang tidak dapat menggunakan cara inhalasi.
#ari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian salbutamol dalam bentuk inhalasi
aerosol cenderung lebih disukai karena selain efeknya yang cepat, efek samping yang
ditimbulkan lebih kecil jika dibandingkan sediaan oral seperti tablet. Bentuk sediaan
ini cukup efektif untuk mengatasi serangan asma ringan sampai sedang, dan pada
dosis yang dianjurkan, efeknya mampu bertahan selama 5%9 jam. Beberapa
keuntungan penggunaan salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol, antara lain:
fek obat akan lebih cepat terasa karena obat yang disemprotkan1dihisap langsung
masuk ke saluran nafas. arena langsung masuk ke saluran nafas, dosis obat
yang dibutuhkan lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan oral. fek
samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan sediaan oral karena dosis yang
digunakan juga lebih kecil. !amun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga
memiliki kelemahan yaitu ada kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi
sehingga dosis obat yang masuk ke saluran nafas menjadi lebih sedikit dari dosis yang
seharusnya. ;ntuk memperbaiki penyampaian obat ke saluran nafas, maka bisa
digunakan alat yang disebut spacer (penghubung ujung alat dengan mulut). 7ara
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
4/16
menggunakan inhalasi aerosol yang benar adalah dengan menghisapnya secara
perlahan dan menahan nafas selama 40 detik sesudahnya. ontraindikasi dari obat ini
adalah untuk penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol maupun salah satu
bahan yang terkandung di dalamnya. fek samping yang mungkin timbul karena
pamakaian salbutamol, antara lain : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing,
sakit kepala, kejang, insomnia) : nyeri dada, mual, muntah, diare, anore'ia, mulut
kering, iritasi tenggorokan, batuk, gatal, dan ruam pada kulit (skin rush). ;ntuk
penderita asma yang disertai dengan penyakit lainnya seperti: hipertiroidisme,
diabetes mellitus, gangguan jantung termasuk insufisiensi miokard maupun hipertensi,
perlu adanya pengaasan yang lebih ketat karena penggunaan salbutamol bisa
memperparah keadaan dan meningkatkan resiko efek samping. Beberapa hal
penting yang perlu diketahui oleh para pengguna salbutamol untuk mengatasi asma,
adalah sebagai berikut: Sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika memiliki
riayat alergi terhadap salbutamol atau bahan%bahan lain yang terkandung di
dalamnya. ;ntuk sediaan oral, sebaiknya diminum 4 jam sebelum atau / jam
sesudah makan. &elan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun
mengunyahnya. ;ntuk sediaan inhalasi, kocok dulu sebelum digunakan dan
buang 2 semprotan pertama jika menggunakan inhaler baru atau inhaler yang sudah
tidak terpakai selama lebih dari / minggu. Sebaiknya berkumur setiap kali
sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya tenggorokan dan mulut tidak kering.
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
5/16
obat%obat golongan ini / minggu sebelum, selama maupun sesudah konsumsi
salbutamol. Asma merupakan penyakit yang membutuhkan terapi jangka
panjang sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap perkembangannya secara
terus%menerus untuk melihat apakah obat yang diberikan cocok atau tidak. Ada
kalanya asma tidak cukup diatasi hanya dengan satu macam obat saja, sehingga perlu
penambahan obat (kombinasi obat). @aka dari itu, pengetahuan akan salah satu jenis
obat saja tidak cukup karena masih banyak obat selain salbutamol yang tentu saja
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing%masing. B. Antihistamin (A 4)
Anti histamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor
4 atau A4. Secara farmakodinamik, A4 dapat menghambat efek histamin pada
pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. A4 bermanfaat untuk
mengobati reaksi hipersensitiitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin
endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema
akibat histamin dapat dihambat dengan baik. 7ara kerja obat antihistamin istamin
sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan
gejala alergi. @ekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan gejala%gejala
alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan
reseptor 4 atau / di organ sasaran. istamin yang kadarnya tinggi akan
memunculkan lebih banyak reseptor 4. eseptor yang baru tersebut akan diisi oleh
antihistamin. Peristia molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya
reaksi alergi. eseptor 4 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel
endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna,
saluran genitourinarius dan jaringan askular. eseptor / terdapat di saluran cerna
dan dalam jantung. Sedangkan reseptor 5 terdapat di korteks serebri dan otot polos
bronkus. #i kulit juga terdapat reseptor 5 yang merupakan autoreseptor, mengatur
pelepasan dan sintesis histamin. !amun, peranan dalam menimbulkan gatal dan
inflamasi masih belum jelas. @acam%macam antihistamin Antihistamin dibagi
menjadi /,yaitu : 4. *enerasi 4 >bat generasi pertama merupakan obat yang dapat
bekerja baik secara perifer maupun sentral. fek antikolinergiknya lebih besar
dibandingkan dengan agen nonsedatif. Penghambatan SSP akibat A4 dapat
bermanifestasi sebagai gejala mengantuk, maupun keaspadaan turun. 7ontohnya
adalah difenhidramin (Benadryl), chlorpheniramine (7hlor%&rimeton),
thylenediamines, pipera?in, phenothia?ines, piperadines. /. *enerasi / >bat
generasi / merupakan anti histamin non sedatif yang dikembangkan untuk
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
6/16
mengeliminasi efek samping sedasi dari obat generasi pertama. >bat ini berukuran
besar dan tidak bersifat lipofilik sehingga tidak bisa menembus BBB. #engan begitu,
efek ke sistem saraf pusatnya lebih kecil. #ibandingkan generasi 4, obat ini memiliki
durasi kerja yang lebih lama dan memiliki spesifisitas reseptor 4 dan atau / untuk
menekan efek histamin. 7ontohnya adalah fe'ofenadine dan loratidine. "ndikasi
"ndikasi pemberian A4 adalah untuk pengobatan simpatomimatik berbagai alergi
dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. fek samping fek samping yang
disebabkan oleh penggunaan A4 dapat muncul pada dosis terapi meskipun jarang
yang bersifat serius dan bisa hilang bila pengobatan diteruskan. &oleransi indiidu
juga bisa berbeda%beda terhadap munculnya efek samping. fek tersering adalah
sedasi, yang kadang justru berguna supaya pasien dapat beristirahat. Pengurangan
dosis atau penggunaan A4 jenis lain ternyata dapat mengurangi efek sedasi ini. fek
samping yang berhubungan dengan efek sentral A4 adalah ertigo, tinitus, lelah,
penat, inkordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia, dan tremor.
fek samping lain yang sering muncul adalah nafsu makan berkurang, mual, muntah,
keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. fek samping tersebut dapat
berkurang apabila diberikan seaktu makan. Penggunaan astemi?ol, suatu
antihistamin non sedatif, lebih dari / minggu dapat menyebabkan bertambahnya nafsu
makan dan berat badan. fek samping lain yang mungkin muncul oleh A4 adalah
mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, dan lemah pada
tangan. "nsiden efek samping karena efek antikolinergik lebih sedikit pada pasien
yang mendapatkan antihistamin nonsedatif.
#. Obat In$%ksi
Erythromycin (Eritromisin)
S%diaan&
&ablet 900 mg
apsul /90 mg
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
7/16
Sirup /00 mg
Kom'osisi&
% &iap tablet rythromycin mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 900
mg
% &iap kapsul rythromycin mengandung eritromisin stearat setara dengan eritromisin /90 mg
% &iap 9 ml sirup 1 suspensi mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin
/00 mg
(ara K%r)a Obat&
ritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein
bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya
dalam darah. ritromisin efektif terhadap kuman gram%positif seperti S. aureus (baik yang
menghasilkan penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A, nterococcus, 7.
diphtheriae dan Pneumococcus.
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
8/16
ipersensitif terhadap eritromisin, penyakit hati, porfiria
osis&
% #easa :
/90 mg 2 ' sehari, atau 900 mg / ' sehari (maksimal 2 gr untuk ingeksi berat)
% Anak:
50%90 mg1kgBB1hari dibagi dalam 2 dosis (maksimal 30%400 mg1kgBB1hari untuk infeksi
berat)
P%ringatan dan P%rhatian &
% ati%hati penggunaan eritromisin pada penderita gangguan fungsi hati dengan atau tanpa
penyakit kuning dan penderita ginjal.
% Pengobatan eritromisin jangka panjang dapat menimbulkan resistensi kuman.
% ati%hati pemberian eritromisin pada anita hamil dan menyusui. ritromisin dapat
menembus barier plasenta, karena itu pemberian pada anita hamil hanya bila benar%benar
diperlukan.
E$%k Sam'ing&
% fek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri
epigastrik, mual, muntah, dan diare.
% adang%kadang terjadi anafilaksis, dan nefritis interstisial.
% adang%kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan dalam dosis besar atau pada
gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.
% eaksi hipersensitif termasuk ruam kulit, demam obat dan eosinofilia.
AFTAR P*STAKA
#epartemen Carmakologi dan &erapeutik C ;". /00D. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
9/16
6. Farmakologi
a. Obat Bronkodilator
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
10/16
b. Obat Antihistamin
OBAT RESPIRASI A! A!TI"ISTAMI!
Penggunaan Salbutalamol pada asma Asma adalah penyakit yang disebabkan karena
adanya inflamasi (peradangan) kronis pada saluran pernafasan, yang belum diketahui
secara pasti penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma
antara lain adalah: infeksi saluran pernafasan, alergen (debu, bulu hean, serbuk sari,
dll), kondisi lingkungan (udara dingin, asap rokok), stress, olahraga berat, obat
(aspirin, !SA"#s, $%blocker). Adanya peradangan membuat saluran pernafasan
menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan dan mudah mengalami penyempitan.Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif.
&idak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk
membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah
timbulnya e'ercise%induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat
olahraga). Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk
dagang, antara lain: Asmacare, Bronchosal, Buentol asyhaler, *lisend, +entolin,
+enasma, +olma', dll. Selain itu, salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai
bentuk sediaan mulai dari sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
11/16
cair sampai injeksi. Adapun dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
Sediaan oral - Anak / tahun : /00 mcg1kg BB diminum 2 kali sehari -
Anak /%3 tahun : 4%/ mg 5%2 kali sehari - Anak 3%4/ tahun : / mg diminum 5%2
kali sehari - #easa : 2 mg diminum 5%2 kali sehari, dosis maksimal 4
kali minum sebesar 6 mg 7atatan : dosis aal untuk usia lanjut dan penderita yang
sensitif sebesar / mg "nhalasi aerosol Anak : 400 mcg (4 hisapan) dan dapat
dinaikkan menjadi /00 mcg (/ hisapan) bila perlu. #easa : 400%/00 mcg (4%/
hisapan), 5%2 kali sehari "nhalasi cair #easa dan anak 846 bulan : /,9 mg
diberikan sampai 2 kali sehari atau 9 kali bila perlu. 7atatan : manfaat terapi ini pada
anak 46 bulan masih diragukan. "njeksi subkutan atau intramuscular #osis :
900 mcg diulang tiap 2 jam bila perlu "njeksi intraena lambat #osis : /90 mcg,
diulang bila perlu Sediaan inhalasi cair banyak digunakan di rumah sakit untuk
mengatasi asma akut yang berat, sedangkan injeksi digunakan untuk mengatasi
penyempitan saluran nafas yang berat. Bentuk sediaan lain, seperti tablet, sirup dan
kapsul digunakan untuk penderita asma yang tidak dapat menggunakan cara inhalasi.
#ari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian salbutamol dalam bentuk inhalasi
aerosol cenderung lebih disukai karena selain efeknya yang cepat, efek samping yang
ditimbulkan lebih kecil jika dibandingkan sediaan oral seperti tablet. Bentuk sediaan
ini cukup efektif untuk mengatasi serangan asma ringan sampai sedang, dan pada
dosis yang dianjurkan, efeknya mampu bertahan selama 5%9 jam. Beberapa
keuntungan penggunaan salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol, antara lain:
fek obat akan lebih cepat terasa karena obat yang disemprotkan1dihisap langsung
masuk ke saluran nafas. arena langsung masuk ke saluran nafas, dosis obat
yang dibutuhkan lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan oral. fek
samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan sediaan oral karena dosis yang
digunakan juga lebih kecil. !amun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga
memiliki kelemahan yaitu ada kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi
sehingga dosis obat yang masuk ke saluran nafas menjadi lebih sedikit dari dosis yang
seharusnya. ;ntuk memperbaiki penyampaian obat ke saluran nafas, maka bisa
digunakan alat yang disebut spacer (penghubung ujung alat dengan mulut). 7ara
menggunakan inhalasi aerosol yang benar adalah dengan menghisapnya secara
perlahan dan menahan nafas selama 40 detik sesudahnya. ontraindikasi dari obat ini
adalah untuk penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol maupun salah satu
bahan yang terkandung di dalamnya. fek samping yang mungkin timbul karena
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
12/16
pamakaian salbutamol, antara lain : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing,
sakit kepala, kejang, insomnia) : nyeri dada, mual, muntah, diare, anore'ia, mulut
kering, iritasi tenggorokan, batuk, gatal, dan ruam pada kulit (skin rush). ;ntuk
penderita asma yang disertai dengan penyakit lainnya seperti: hipertiroidisme,
diabetes mellitus, gangguan jantung termasuk insufisiensi miokard maupun hipertensi,
perlu adanya pengaasan yang lebih ketat karena penggunaan salbutamol bisa
memperparah keadaan dan meningkatkan resiko efek samping. Beberapa hal
penting yang perlu diketahui oleh para pengguna salbutamol untuk mengatasi asma,
adalah sebagai berikut: Sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika memiliki
riayat alergi terhadap salbutamol atau bahan%bahan lain yang terkandung di
dalamnya. ;ntuk sediaan oral, sebaiknya diminum 4 jam sebelum atau / jam
sesudah makan. &elan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun
mengunyahnya. ;ntuk sediaan inhalasi, kocok dulu sebelum digunakan dan
buang 2 semprotan pertama jika menggunakan inhaler baru atau inhaler yang sudah
tidak terpakai selama lebih dari / minggu. Sebaiknya berkumur setiap kali
sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya tenggorokan dan mulut tidak kering.
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
13/16
kalanya asma tidak cukup diatasi hanya dengan satu macam obat saja, sehingga perlu
penambahan obat (kombinasi obat). @aka dari itu, pengetahuan akan salah satu jenis
obat saja tidak cukup karena masih banyak obat selain salbutamol yang tentu saja
memiliki kelebihan dan kekurangannya masing%masing. B. Antihistamin (A 4)
Anti histamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor
4 atau A4. Secara farmakodinamik, A4 dapat menghambat efek histamin pada
pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. A4 bermanfaat untuk
mengobati reaksi hipersensitiitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin
endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema
akibat histamin dapat dihambat dengan baik. 7ara kerja obat antihistamin istamin
sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan
gejala alergi. @ekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan gejala%gejala
alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan
reseptor 4 atau / di organ sasaran. istamin yang kadarnya tinggi akan
memunculkan lebih banyak reseptor 4. eseptor yang baru tersebut akan diisi oleh
antihistamin. Peristia molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya
reaksi alergi. eseptor 4 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel
endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna,
saluran genitourinarius dan jaringan askular. eseptor / terdapat di saluran cerna
dan dalam jantung. Sedangkan reseptor 5 terdapat di korteks serebri dan otot polos
bronkus. #i kulit juga terdapat reseptor 5 yang merupakan autoreseptor, mengatur
pelepasan dan sintesis histamin. !amun, peranan dalam menimbulkan gatal dan
inflamasi masih belum jelas. @acam%macam antihistamin Antihistamin dibagi
menjadi /,yaitu : 4. *enerasi 4 >bat generasi pertama merupakan obat yang dapat
bekerja baik secara perifer maupun sentral. fek antikolinergiknya lebih besar
dibandingkan dengan agen nonsedatif. Penghambatan SSP akibat A4 dapat
bermanifestasi sebagai gejala mengantuk, maupun keaspadaan turun. 7ontohnya
adalah difenhidramin (Benadryl), chlorpheniramine (7hlor%&rimeton),
thylenediamines, pipera?in, phenothia?ines, piperadines. /. *enerasi / >bat
generasi / merupakan anti histamin non sedatif yang dikembangkan untuk
mengeliminasi efek samping sedasi dari obat generasi pertama. >bat ini berukuran
besar dan tidak bersifat lipofilik sehingga tidak bisa menembus BBB. #engan begitu,
efek ke sistem saraf pusatnya lebih kecil. #ibandingkan generasi 4, obat ini memiliki
durasi kerja yang lebih lama dan memiliki spesifisitas reseptor 4 dan atau / untuk
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
14/16
menekan efek histamin. 7ontohnya adalah fe'ofenadine dan loratidine. "ndikasi
"ndikasi pemberian A4 adalah untuk pengobatan simpatomimatik berbagai alergi
dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. fek samping fek samping yang
disebabkan oleh penggunaan A4 dapat muncul pada dosis terapi meskipun jarang
yang bersifat serius dan bisa hilang bila pengobatan diteruskan. &oleransi indiidu
juga bisa berbeda%beda terhadap munculnya efek samping. fek tersering adalah
sedasi, yang kadang justru berguna supaya pasien dapat beristirahat. Pengurangan
dosis atau penggunaan A4 jenis lain ternyata dapat mengurangi efek sedasi ini. fek
samping yang berhubungan dengan efek sentral A4 adalah ertigo, tinitus, lelah,
penat, inkordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia, dan tremor.
fek samping lain yang sering muncul adalah nafsu makan berkurang, mual, muntah,
keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. fek samping tersebut dapat
berkurang apabila diberikan seaktu makan. Penggunaan astemi?ol, suatu
antihistamin non sedatif, lebih dari / minggu dapat menyebabkan bertambahnya nafsu
makan dan berat badan. fek samping lain yang mungkin muncul oleh A4 adalah
mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, dan lemah pada
tangan. "nsiden efek samping karena efek antikolinergik lebih sedikit pada pasien
yang mendapatkan antihistamin nonsedatif.
#. Obat In$%ksi
Erythromycin (Eritromisin)
S%diaan&
&ablet 900 mg
apsul /90 mg
Sirup /00 mg
Kom'osisi&
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
15/16
% &iap tablet rythromycin mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 900
mg
% &iap kapsul rythromycin mengandung eritromisin stearat setara dengan eritromisin /90 mg
% &iap 9 ml sirup 1 suspensi mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin/00 mg
(ara K%r)a Obat&
ritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein
bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya
dalam darah. ritromisin efektif terhadap kuman gram%positif seperti S. aureus (baik yang
menghasilkan penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A, nterococcus, 7.
diphtheriae dan Pneumococcus.
-
7/25/2019 Step 7 Farmakologi
16/16
% #easa :
/90 mg 2 ' sehari, atau 900 mg / ' sehari (maksimal 2 gr untuk ingeksi berat)
% Anak:
50%90 mg1kgBB1hari dibagi dalam 2 dosis (maksimal 30%400 mg1kgBB1hari untuk infeksi
berat)
P%ringatan dan P%rhatian &
% ati%hati penggunaan eritromisin pada penderita gangguan fungsi hati dengan atau tanpa
penyakit kuning dan penderita ginjal.
% Pengobatan eritromisin jangka panjang dapat menimbulkan resistensi kuman.
% ati%hati pemberian eritromisin pada anita hamil dan menyusui. ritromisin dapat
menembus barier plasenta, karena itu pemberian pada anita hamil hanya bila benar%benar
diperlukan.
E$%k Sam'ing&
% fek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri
epigastrik, mual, muntah, dan diare.
% adang%kadang terjadi anafilaksis, dan nefritis interstisial.
% adang%kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan dalam dosis besar atau pada
gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.
% eaksi hipersensitif termasuk ruam kulit, demam obat dan eosinofilia.
AFTAR P*STAKA
#epartemen Carmakologi dan &erapeutik C ;". /00D. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.