step 7 farmakologi

Upload: mohammad-dwitopo-pinoko

Post on 26-Feb-2018

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    1/16

    TITIK MEILASARI

    STEP 7

    6. Farmakologi

    a. Obat Bronkodilator

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    2/16

    b. Obat Antihistamin

    OBAT RESPIRASI A! A!TI"ISTAMI!

    Penggunaan Salbutalamol pada asma Asma adalah penyakit yang disebabkan karena

    adanya inflamasi (peradangan) kronis pada saluran pernafasan, yang belum diketahui

    secara pasti penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asmaantara lain adalah: infeksi saluran pernafasan, alergen (debu, bulu hean, serbuk sari,

    dll), kondisi lingkungan (udara dingin, asap rokok), stress, olahraga berat, obat

    (aspirin, !SA"#s, $%blocker). Adanya peradangan membuat saluran pernafasan

    menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan dan mudah mengalami penyempitan.

    Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif.

    &idak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk

    membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah

    timbulnya e'ercise%induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    3/16

    olahraga). Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk

    dagang, antara lain: Asmacare, Bronchosal, Buentol asyhaler, *lisend, +entolin,

    +enasma, +olma', dll. Selain itu, salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai

    bentuk sediaan mulai dari sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi

    cair sampai injeksi. Adapun dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

    Sediaan oral - Anak / tahun : /00 mcg1kg BB diminum 2 kali sehari -

    Anak /%3 tahun : 4%/ mg 5%2 kali sehari - Anak 3%4/ tahun : / mg diminum 5%2

    kali sehari - #easa : 2 mg diminum 5%2 kali sehari, dosis maksimal 4

    kali minum sebesar 6 mg 7atatan : dosis aal untuk usia lanjut dan penderita yang

    sensitif sebesar / mg "nhalasi aerosol Anak : 400 mcg (4 hisapan) dan dapat

    dinaikkan menjadi /00 mcg (/ hisapan) bila perlu. #easa : 400%/00 mcg (4%/

    hisapan), 5%2 kali sehari "nhalasi cair #easa dan anak 846 bulan : /,9 mg

    diberikan sampai 2 kali sehari atau 9 kali bila perlu. 7atatan : manfaat terapi ini pada

    anak 46 bulan masih diragukan. "njeksi subkutan atau intramuscular #osis :

    900 mcg diulang tiap 2 jam bila perlu "njeksi intraena lambat #osis : /90 mcg,

    diulang bila perlu Sediaan inhalasi cair banyak digunakan di rumah sakit untuk

    mengatasi asma akut yang berat, sedangkan injeksi digunakan untuk mengatasi

    penyempitan saluran nafas yang berat. Bentuk sediaan lain, seperti tablet, sirup dan

    kapsul digunakan untuk penderita asma yang tidak dapat menggunakan cara inhalasi.

    #ari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian salbutamol dalam bentuk inhalasi

    aerosol cenderung lebih disukai karena selain efeknya yang cepat, efek samping yang

    ditimbulkan lebih kecil jika dibandingkan sediaan oral seperti tablet. Bentuk sediaan

    ini cukup efektif untuk mengatasi serangan asma ringan sampai sedang, dan pada

    dosis yang dianjurkan, efeknya mampu bertahan selama 5%9 jam. Beberapa

    keuntungan penggunaan salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol, antara lain:

    fek obat akan lebih cepat terasa karena obat yang disemprotkan1dihisap langsung

    masuk ke saluran nafas. arena langsung masuk ke saluran nafas, dosis obat

    yang dibutuhkan lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan oral. fek

    samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan sediaan oral karena dosis yang

    digunakan juga lebih kecil. !amun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga

    memiliki kelemahan yaitu ada kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi

    sehingga dosis obat yang masuk ke saluran nafas menjadi lebih sedikit dari dosis yang

    seharusnya. ;ntuk memperbaiki penyampaian obat ke saluran nafas, maka bisa

    digunakan alat yang disebut spacer (penghubung ujung alat dengan mulut). 7ara

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    4/16

    menggunakan inhalasi aerosol yang benar adalah dengan menghisapnya secara

    perlahan dan menahan nafas selama 40 detik sesudahnya. ontraindikasi dari obat ini

    adalah untuk penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol maupun salah satu

    bahan yang terkandung di dalamnya. fek samping yang mungkin timbul karena

    pamakaian salbutamol, antara lain : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing,

    sakit kepala, kejang, insomnia) : nyeri dada, mual, muntah, diare, anore'ia, mulut

    kering, iritasi tenggorokan, batuk, gatal, dan ruam pada kulit (skin rush). ;ntuk

    penderita asma yang disertai dengan penyakit lainnya seperti: hipertiroidisme,

    diabetes mellitus, gangguan jantung termasuk insufisiensi miokard maupun hipertensi,

    perlu adanya pengaasan yang lebih ketat karena penggunaan salbutamol bisa

    memperparah keadaan dan meningkatkan resiko efek samping. Beberapa hal

    penting yang perlu diketahui oleh para pengguna salbutamol untuk mengatasi asma,

    adalah sebagai berikut: Sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika memiliki

    riayat alergi terhadap salbutamol atau bahan%bahan lain yang terkandung di

    dalamnya. ;ntuk sediaan oral, sebaiknya diminum 4 jam sebelum atau / jam

    sesudah makan. &elan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun

    mengunyahnya. ;ntuk sediaan inhalasi, kocok dulu sebelum digunakan dan

    buang 2 semprotan pertama jika menggunakan inhaler baru atau inhaler yang sudah

    tidak terpakai selama lebih dari / minggu. Sebaiknya berkumur setiap kali

    sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya tenggorokan dan mulut tidak kering.

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    5/16

    obat%obat golongan ini / minggu sebelum, selama maupun sesudah konsumsi

    salbutamol. Asma merupakan penyakit yang membutuhkan terapi jangka

    panjang sehingga perlu dilakukan monitoring terhadap perkembangannya secara

    terus%menerus untuk melihat apakah obat yang diberikan cocok atau tidak. Ada

    kalanya asma tidak cukup diatasi hanya dengan satu macam obat saja, sehingga perlu

    penambahan obat (kombinasi obat). @aka dari itu, pengetahuan akan salah satu jenis

    obat saja tidak cukup karena masih banyak obat selain salbutamol yang tentu saja

    memiliki kelebihan dan kekurangannya masing%masing. B. Antihistamin (A 4)

    Anti histamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor

    4 atau A4. Secara farmakodinamik, A4 dapat menghambat efek histamin pada

    pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. A4 bermanfaat untuk

    mengobati reaksi hipersensitiitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin

    endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema

    akibat histamin dapat dihambat dengan baik. 7ara kerja obat antihistamin istamin

    sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan

    gejala alergi. @ekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan gejala%gejala

    alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan

    reseptor 4 atau / di organ sasaran. istamin yang kadarnya tinggi akan

    memunculkan lebih banyak reseptor 4. eseptor yang baru tersebut akan diisi oleh

    antihistamin. Peristia molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya

    reaksi alergi. eseptor 4 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel

    endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna,

    saluran genitourinarius dan jaringan askular. eseptor / terdapat di saluran cerna

    dan dalam jantung. Sedangkan reseptor 5 terdapat di korteks serebri dan otot polos

    bronkus. #i kulit juga terdapat reseptor 5 yang merupakan autoreseptor, mengatur

    pelepasan dan sintesis histamin. !amun, peranan dalam menimbulkan gatal dan

    inflamasi masih belum jelas. @acam%macam antihistamin Antihistamin dibagi

    menjadi /,yaitu : 4. *enerasi 4 >bat generasi pertama merupakan obat yang dapat

    bekerja baik secara perifer maupun sentral. fek antikolinergiknya lebih besar

    dibandingkan dengan agen nonsedatif. Penghambatan SSP akibat A4 dapat

    bermanifestasi sebagai gejala mengantuk, maupun keaspadaan turun. 7ontohnya

    adalah difenhidramin (Benadryl), chlorpheniramine (7hlor%&rimeton),

    thylenediamines, pipera?in, phenothia?ines, piperadines. /. *enerasi / >bat

    generasi / merupakan anti histamin non sedatif yang dikembangkan untuk

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    6/16

    mengeliminasi efek samping sedasi dari obat generasi pertama. >bat ini berukuran

    besar dan tidak bersifat lipofilik sehingga tidak bisa menembus BBB. #engan begitu,

    efek ke sistem saraf pusatnya lebih kecil. #ibandingkan generasi 4, obat ini memiliki

    durasi kerja yang lebih lama dan memiliki spesifisitas reseptor 4 dan atau / untuk

    menekan efek histamin. 7ontohnya adalah fe'ofenadine dan loratidine. "ndikasi

    "ndikasi pemberian A4 adalah untuk pengobatan simpatomimatik berbagai alergi

    dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. fek samping fek samping yang

    disebabkan oleh penggunaan A4 dapat muncul pada dosis terapi meskipun jarang

    yang bersifat serius dan bisa hilang bila pengobatan diteruskan. &oleransi indiidu

    juga bisa berbeda%beda terhadap munculnya efek samping. fek tersering adalah

    sedasi, yang kadang justru berguna supaya pasien dapat beristirahat. Pengurangan

    dosis atau penggunaan A4 jenis lain ternyata dapat mengurangi efek sedasi ini. fek

    samping yang berhubungan dengan efek sentral A4 adalah ertigo, tinitus, lelah,

    penat, inkordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia, dan tremor.

    fek samping lain yang sering muncul adalah nafsu makan berkurang, mual, muntah,

    keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. fek samping tersebut dapat

    berkurang apabila diberikan seaktu makan. Penggunaan astemi?ol, suatu

    antihistamin non sedatif, lebih dari / minggu dapat menyebabkan bertambahnya nafsu

    makan dan berat badan. fek samping lain yang mungkin muncul oleh A4 adalah

    mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, dan lemah pada

    tangan. "nsiden efek samping karena efek antikolinergik lebih sedikit pada pasien

    yang mendapatkan antihistamin nonsedatif.

    #. Obat In$%ksi

    Erythromycin (Eritromisin)

    S%diaan&

    &ablet 900 mg

    apsul /90 mg

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    7/16

    Sirup /00 mg

    Kom'osisi&

    % &iap tablet rythromycin mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 900

    mg

    % &iap kapsul rythromycin mengandung eritromisin stearat setara dengan eritromisin /90 mg

    % &iap 9 ml sirup 1 suspensi mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin

    /00 mg

    (ara K%r)a Obat&

    ritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein

    bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya

    dalam darah. ritromisin efektif terhadap kuman gram%positif seperti S. aureus (baik yang

    menghasilkan penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A, nterococcus, 7.

    diphtheriae dan Pneumococcus.

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    8/16

    ipersensitif terhadap eritromisin, penyakit hati, porfiria

    osis&

    % #easa :

    /90 mg 2 ' sehari, atau 900 mg / ' sehari (maksimal 2 gr untuk ingeksi berat)

    % Anak:

    50%90 mg1kgBB1hari dibagi dalam 2 dosis (maksimal 30%400 mg1kgBB1hari untuk infeksi

    berat)

    P%ringatan dan P%rhatian &

    % ati%hati penggunaan eritromisin pada penderita gangguan fungsi hati dengan atau tanpa

    penyakit kuning dan penderita ginjal.

    % Pengobatan eritromisin jangka panjang dapat menimbulkan resistensi kuman.

    % ati%hati pemberian eritromisin pada anita hamil dan menyusui. ritromisin dapat

    menembus barier plasenta, karena itu pemberian pada anita hamil hanya bila benar%benar

    diperlukan.

    E$%k Sam'ing&

    % fek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri

    epigastrik, mual, muntah, dan diare.

    % adang%kadang terjadi anafilaksis, dan nefritis interstisial.

    % adang%kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan dalam dosis besar atau pada

    gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.

    % eaksi hipersensitif termasuk ruam kulit, demam obat dan eosinofilia.

    AFTAR P*STAKA

    #epartemen Carmakologi dan &erapeutik C ;". /00D. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    9/16

    6. Farmakologi

    a. Obat Bronkodilator

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    10/16

    b. Obat Antihistamin

    OBAT RESPIRASI A! A!TI"ISTAMI!

    Penggunaan Salbutalamol pada asma Asma adalah penyakit yang disebabkan karena

    adanya inflamasi (peradangan) kronis pada saluran pernafasan, yang belum diketahui

    secara pasti penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya asma

    antara lain adalah: infeksi saluran pernafasan, alergen (debu, bulu hean, serbuk sari,

    dll), kondisi lingkungan (udara dingin, asap rokok), stress, olahraga berat, obat

    (aspirin, !SA"#s, $%blocker). Adanya peradangan membuat saluran pernafasan

    menjadi sangat sensitif terhadap rangsangan dan mudah mengalami penyempitan.Salbutamol merupakan salah satu bronkodilator yang paling aman dan paling efektif.

    &idak salah jika obat ini banyak digunakan untuk pengobatan asma. Selain untuk

    membuka saluran pernafasan yang menyempit, obat ini juga efektif untuk mencegah

    timbulnya e'ercise%induced broncospasm (penyempitan saluran pernafasan akibat

    olahraga). Saat ini, salbutamol telah banyak beredar di pasaran dengan berbagai merk

    dagang, antara lain: Asmacare, Bronchosal, Buentol asyhaler, *lisend, +entolin,

    +enasma, +olma', dll. Selain itu, salbutamol juga telah tersedia dalam berbagai

    bentuk sediaan mulai dari sediaan oral (tablet, sirup, kapsul), inhalasi aerosol, inhalasi

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    11/16

    cair sampai injeksi. Adapun dosis yang dianjurkan adalah sebagai berikut:

    Sediaan oral - Anak / tahun : /00 mcg1kg BB diminum 2 kali sehari -

    Anak /%3 tahun : 4%/ mg 5%2 kali sehari - Anak 3%4/ tahun : / mg diminum 5%2

    kali sehari - #easa : 2 mg diminum 5%2 kali sehari, dosis maksimal 4

    kali minum sebesar 6 mg 7atatan : dosis aal untuk usia lanjut dan penderita yang

    sensitif sebesar / mg "nhalasi aerosol Anak : 400 mcg (4 hisapan) dan dapat

    dinaikkan menjadi /00 mcg (/ hisapan) bila perlu. #easa : 400%/00 mcg (4%/

    hisapan), 5%2 kali sehari "nhalasi cair #easa dan anak 846 bulan : /,9 mg

    diberikan sampai 2 kali sehari atau 9 kali bila perlu. 7atatan : manfaat terapi ini pada

    anak 46 bulan masih diragukan. "njeksi subkutan atau intramuscular #osis :

    900 mcg diulang tiap 2 jam bila perlu "njeksi intraena lambat #osis : /90 mcg,

    diulang bila perlu Sediaan inhalasi cair banyak digunakan di rumah sakit untuk

    mengatasi asma akut yang berat, sedangkan injeksi digunakan untuk mengatasi

    penyempitan saluran nafas yang berat. Bentuk sediaan lain, seperti tablet, sirup dan

    kapsul digunakan untuk penderita asma yang tidak dapat menggunakan cara inhalasi.

    #ari berbagai bentuk sediaan yang ada, pemberian salbutamol dalam bentuk inhalasi

    aerosol cenderung lebih disukai karena selain efeknya yang cepat, efek samping yang

    ditimbulkan lebih kecil jika dibandingkan sediaan oral seperti tablet. Bentuk sediaan

    ini cukup efektif untuk mengatasi serangan asma ringan sampai sedang, dan pada

    dosis yang dianjurkan, efeknya mampu bertahan selama 5%9 jam. Beberapa

    keuntungan penggunaan salbutamol dalam bentuk inhalasi aerosol, antara lain:

    fek obat akan lebih cepat terasa karena obat yang disemprotkan1dihisap langsung

    masuk ke saluran nafas. arena langsung masuk ke saluran nafas, dosis obat

    yang dibutuhkan lebih kecil jika dibandingkan dengan sediaan oral. fek

    samping yang ditimbulkan lebih kecil dibandingkan sediaan oral karena dosis yang

    digunakan juga lebih kecil. !amun demikian, penggunaan inhalasi aerosol ini juga

    memiliki kelemahan yaitu ada kemungkinan obat tertinggal di mulut dan gigi

    sehingga dosis obat yang masuk ke saluran nafas menjadi lebih sedikit dari dosis yang

    seharusnya. ;ntuk memperbaiki penyampaian obat ke saluran nafas, maka bisa

    digunakan alat yang disebut spacer (penghubung ujung alat dengan mulut). 7ara

    menggunakan inhalasi aerosol yang benar adalah dengan menghisapnya secara

    perlahan dan menahan nafas selama 40 detik sesudahnya. ontraindikasi dari obat ini

    adalah untuk penderita yang hipersensitif terhadap salbutamol maupun salah satu

    bahan yang terkandung di dalamnya. fek samping yang mungkin timbul karena

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    12/16

    pamakaian salbutamol, antara lain : gangguan sistem saraf (gelisah, gemetar, pusing,

    sakit kepala, kejang, insomnia) : nyeri dada, mual, muntah, diare, anore'ia, mulut

    kering, iritasi tenggorokan, batuk, gatal, dan ruam pada kulit (skin rush). ;ntuk

    penderita asma yang disertai dengan penyakit lainnya seperti: hipertiroidisme,

    diabetes mellitus, gangguan jantung termasuk insufisiensi miokard maupun hipertensi,

    perlu adanya pengaasan yang lebih ketat karena penggunaan salbutamol bisa

    memperparah keadaan dan meningkatkan resiko efek samping. Beberapa hal

    penting yang perlu diketahui oleh para pengguna salbutamol untuk mengatasi asma,

    adalah sebagai berikut: Sebaiknya tidak menggunakan obat ini jika memiliki

    riayat alergi terhadap salbutamol atau bahan%bahan lain yang terkandung di

    dalamnya. ;ntuk sediaan oral, sebaiknya diminum 4 jam sebelum atau / jam

    sesudah makan. &elan tablet salbutamol dan jangan memecah maupun

    mengunyahnya. ;ntuk sediaan inhalasi, kocok dulu sebelum digunakan dan

    buang 2 semprotan pertama jika menggunakan inhaler baru atau inhaler yang sudah

    tidak terpakai selama lebih dari / minggu. Sebaiknya berkumur setiap kali

    sehabis mengkonsumsi salbutamol supaya tenggorokan dan mulut tidak kering.

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    13/16

    kalanya asma tidak cukup diatasi hanya dengan satu macam obat saja, sehingga perlu

    penambahan obat (kombinasi obat). @aka dari itu, pengetahuan akan salah satu jenis

    obat saja tidak cukup karena masih banyak obat selain salbutamol yang tentu saja

    memiliki kelebihan dan kekurangannya masing%masing. B. Antihistamin (A 4)

    Anti histamin yang digunakan sebagai anti alergi adalah golongan antagonis reseptor

    4 atau A4. Secara farmakodinamik, A4 dapat menghambat efek histamin pada

    pembuluh darah, bronkus dan bermacam otot polos. A4 bermanfaat untuk

    mengobati reaksi hipersensitiitas atau keadaan lain yang disertai pelepasan histamin

    endogen berlebihan. Bronkokonstriksi, peninggian permeabilitas kapiler dan edema

    akibat histamin dapat dihambat dengan baik. 7ara kerja obat antihistamin istamin

    sudah lama dikenal karena merupakan mediator utama timbulnya peradangan dan

    gejala alergi. @ekanisme kerja obat antihistamin dalam menghilangkan gejala%gejala

    alergi berlangsung melalui kompetisi dengan menghambat histamin berikatan dengan

    reseptor 4 atau / di organ sasaran. istamin yang kadarnya tinggi akan

    memunculkan lebih banyak reseptor 4. eseptor yang baru tersebut akan diisi oleh

    antihistamin. Peristia molekular ini akan mencegah untuk sementara timbulnya

    reaksi alergi. eseptor 4 diketahui terdapat di otak, retina, medula adrenal, hati, sel

    endotel, pembuluh darah otak, limfosit, otot polos saluran nafas, saluran cerna,

    saluran genitourinarius dan jaringan askular. eseptor / terdapat di saluran cerna

    dan dalam jantung. Sedangkan reseptor 5 terdapat di korteks serebri dan otot polos

    bronkus. #i kulit juga terdapat reseptor 5 yang merupakan autoreseptor, mengatur

    pelepasan dan sintesis histamin. !amun, peranan dalam menimbulkan gatal dan

    inflamasi masih belum jelas. @acam%macam antihistamin Antihistamin dibagi

    menjadi /,yaitu : 4. *enerasi 4 >bat generasi pertama merupakan obat yang dapat

    bekerja baik secara perifer maupun sentral. fek antikolinergiknya lebih besar

    dibandingkan dengan agen nonsedatif. Penghambatan SSP akibat A4 dapat

    bermanifestasi sebagai gejala mengantuk, maupun keaspadaan turun. 7ontohnya

    adalah difenhidramin (Benadryl), chlorpheniramine (7hlor%&rimeton),

    thylenediamines, pipera?in, phenothia?ines, piperadines. /. *enerasi / >bat

    generasi / merupakan anti histamin non sedatif yang dikembangkan untuk

    mengeliminasi efek samping sedasi dari obat generasi pertama. >bat ini berukuran

    besar dan tidak bersifat lipofilik sehingga tidak bisa menembus BBB. #engan begitu,

    efek ke sistem saraf pusatnya lebih kecil. #ibandingkan generasi 4, obat ini memiliki

    durasi kerja yang lebih lama dan memiliki spesifisitas reseptor 4 dan atau / untuk

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    14/16

    menekan efek histamin. 7ontohnya adalah fe'ofenadine dan loratidine. "ndikasi

    "ndikasi pemberian A4 adalah untuk pengobatan simpatomimatik berbagai alergi

    dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. fek samping fek samping yang

    disebabkan oleh penggunaan A4 dapat muncul pada dosis terapi meskipun jarang

    yang bersifat serius dan bisa hilang bila pengobatan diteruskan. &oleransi indiidu

    juga bisa berbeda%beda terhadap munculnya efek samping. fek tersering adalah

    sedasi, yang kadang justru berguna supaya pasien dapat beristirahat. Pengurangan

    dosis atau penggunaan A4 jenis lain ternyata dapat mengurangi efek sedasi ini. fek

    samping yang berhubungan dengan efek sentral A4 adalah ertigo, tinitus, lelah,

    penat, inkordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euforia, gelisah, insomnia, dan tremor.

    fek samping lain yang sering muncul adalah nafsu makan berkurang, mual, muntah,

    keluhan pada epigastrium, konstipasi atau diare. fek samping tersebut dapat

    berkurang apabila diberikan seaktu makan. Penggunaan astemi?ol, suatu

    antihistamin non sedatif, lebih dari / minggu dapat menyebabkan bertambahnya nafsu

    makan dan berat badan. fek samping lain yang mungkin muncul oleh A4 adalah

    mulut kering, disuria, palpitasi, hipotensi, sakit kepala, rasa berat, dan lemah pada

    tangan. "nsiden efek samping karena efek antikolinergik lebih sedikit pada pasien

    yang mendapatkan antihistamin nonsedatif.

    #. Obat In$%ksi

    Erythromycin (Eritromisin)

    S%diaan&

    &ablet 900 mg

    apsul /90 mg

    Sirup /00 mg

    Kom'osisi&

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    15/16

    % &iap tablet rythromycin mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin 900

    mg

    % &iap kapsul rythromycin mengandung eritromisin stearat setara dengan eritromisin /90 mg

    % &iap 9 ml sirup 1 suspensi mengandung eritromisin etilsuksinat setara dengan eritromisin/00 mg

    (ara K%r)a Obat&

    ritromisin termasuk golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein

    bakteri, bersifat bakteriostatik atau bakterisid, tergantung dari jenis bakteri dan kadarnya

    dalam darah. ritromisin efektif terhadap kuman gram%positif seperti S. aureus (baik yang

    menghasilkan penisillinase maupun tidak), Streptococcus group A, nterococcus, 7.

    diphtheriae dan Pneumococcus.

  • 7/25/2019 Step 7 Farmakologi

    16/16

    % #easa :

    /90 mg 2 ' sehari, atau 900 mg / ' sehari (maksimal 2 gr untuk ingeksi berat)

    % Anak:

    50%90 mg1kgBB1hari dibagi dalam 2 dosis (maksimal 30%400 mg1kgBB1hari untuk infeksi

    berat)

    P%ringatan dan P%rhatian &

    % ati%hati penggunaan eritromisin pada penderita gangguan fungsi hati dengan atau tanpa

    penyakit kuning dan penderita ginjal.

    % Pengobatan eritromisin jangka panjang dapat menimbulkan resistensi kuman.

    % ati%hati pemberian eritromisin pada anita hamil dan menyusui. ritromisin dapat

    menembus barier plasenta, karena itu pemberian pada anita hamil hanya bila benar%benar

    diperlukan.

    E$%k Sam'ing&

    % fek samping yang umum terjadi adalah gangguan saluran pencernaan seperti nyeri

    epigastrik, mual, muntah, dan diare.

    % adang%kadang terjadi anafilaksis, dan nefritis interstisial.

    % adang%kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan dalam dosis besar atau pada

    gangguan fungsi ginjal atau pada pasien usia lanjut.

    % eaksi hipersensitif termasuk ruam kulit, demam obat dan eosinofilia.

    AFTAR P*STAKA

    #epartemen Carmakologi dan &erapeutik C ;". /00D. Farmakologi dan Terapi Edisi 5.