study of water quality status in gadjahwong river using several water quality indices

Upload: akbar-satio-putra

Post on 26-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    1/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    91

    KAJIAN STATUS MUTU AIR DI SUNGAI GAJAHWONG

    DENGAN BERBAGAI INDEKS KUALITAS AIR

    STUDY OF WATER QUALITY STATUS IN GAJAHWONG RIVER

    USING SEVERAL WATER QUALITY INDICES

    Muslimin1)dan Sri Puji Saraswati2)

    Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik Univ. Gadjah Mada

    Jalan Grafika, Yogyakarta

    Email:1)

    [email protected];2)

    [email protected]

    diterima 2 Agustus 2012, diterima setelah perbaikan 4 April 2013

    disetujui untuk diterbitkan 4 April 2013

    Abstrak: Indeks kualitas air atau WQI (water quality index) adalah indeks yang menggambarkan kualitas air di

    suatu waktu dan lokasi perairan. WQI menjadikan parameter kualitas air yang kompleks menjadi informasi

    yang mudah dipahami publik, dapat digunakan untuk membandingkan status mutu air di berbagai tempat.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan WQI yang sesuai dengan karakteristik Sungai Gajahwong

    dan dinamakan GWQI (Gajahwong Water Quality Index), kemudian membandingkannya dengan beberapa

    indeks kualitas air lain. GWQI dikembangkan dengan menggunakan principal component analysis (PCA) untuk

    memilih parameter dominan untuk status mutu air dan memberikan pembobotan pada masing-masing

    parameter tersebut. Sebagai perbandingan terhadap GWQI, status mutu air di Sungai Gajahwong juga dihitung

    dengan menggunakan metode NSF-WQI dan Prakash-WQI. Langkah komparasi dilakukan dengan

    membandingkan hasil pengkelasan WQI masing-masing metode dengan pengkelasan hasil analisis klaster.

    Hasil menunjukkan bahwa berdasarkan analisis PCA dipilih 6 parameter dominan dengan pembobotan (Wi)

    sebagai berikut: Wi-Total Coliform=0,144; Wi-NH3=0,139; Wi-NO2=0,139; Wi-DHL=0,128; Wi-DO= 0,124;

    Wi-pH=0,026. Hasil komparasi pengkelasan menunjukkan bahwa kondisi kualitas air di Sungai Gajahwong

    menurut Prakash WQI dan GWQI terbagi atas 2 kelas mutu air yaitu baik dan sedang, sedangkan menurut

    NSF-WQI kualitas air di Sungai Gajahwong terbagi atas satu kelas mutu air yaitu sedang.

    Kata kunci:Indeks Kualitas Air, PCA, analisis klaster, GWQI, NSF-WQI, dan Prakash-WQI.

    Abstract: Water quality index is a single index expressing the status of water quality at a certain location and

    time. WQI translates the complex list of constituents and their concentrations present in a sample into simple

    information understandable by public; it has a practical need to succinctly compare the overall water quality at

    many different locations. The objective of this research is to develop WQI applied to the character of

    Gadjahwong stream named as GWQI (Gadjahwong Water Quality Index) then the index was compared with

    some other published water quality indeces. GWQI is developed using principal component analysis (PCA) to

    select the dominant water quality parameters expressed the quality of water and then to weight the parameters

    appropriately. As comparison to GWQI, water quality status at Gadjahwong stream is also calculated using

    NSF-WQI and Prakash-WQI methods. Comparison step is conducted by comparing classification of each WQI

    method to classification by cluster analysis. The research result showed that based on PCA analysis there are 6parameters chosen with the weightings (Wi) i.e. Wi-Total Coliform=0,144; Wi-NH3=0,139; Wi-NO2=0,139; Wi-

    DHL=0,128; Wi-DO=0,124; Wi-pH=0,026.Comparison result showed that Prakash WQI and GWQI methods

    divided water quality in Gajahwong River into 2 class, good and medium class, whereas NSF WQI method

    divided it into 1 class, medium class.

    .

    Keywords :Water quality index, PCA, cluster analysis, GWQI, NSF-WQI, and Prakash-WQI.

    PENDAHULUAN

    Program monitoring kualitas air sungai

    sangat dibutuhkan untuk melindungi kesehatan

    publik, menjaga sumber air bersih dan kehidupan

    ekosistem di sungai. Salah satu langkah penting

    dalam program ini adalah mengetahui status

    kualitas air baik secara temporal maupun secara

    spasial. Akan tetapi, data kualitas air yang

    diperoleh dari hasil pengukuran tidak dapat

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    2/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    92

    secara langsung menjelaskan status mutu air

    karena data kualitas air masih berupa nilai

    mentah dari parameter-paramater kualitas air

    yang diukur.

    Beberapa ilmuwan mengembangkan

    sebuah metode yang digunakan untuk

    mentransformasi parameter kualitas air yang

    berjumlah banyak menjadi nilai tunggal yang

    dikenal dengan nama Water Quality Index(WQI)

    (Stambuk-Giljanovic dalam Kannel et al., 2007).

    Tujuan utama WQI adalah untuk merubah data

    parameter kualitas air yang kompleks menjadi

    informasi yang mudah dipahami dan digunakan

    oleh masyarakat luas. Di kalangan ilmuwan

    penggunaan WQI untuk mengklasifikasikan

    kualitas air merupakan isu yang kontroversial.

    Mereka berpendapat bahwa sebuah indeks tidak

    dapat menggambarkan secara keseluruhan darikualitas air karena banyak parameter kualitas air

    yang tidak tercakup dalam indeks tersebut

    (Hendrawan, 2005). Selain itu, WQI juga sangat

    subjektif karena banyak variabel dan langkah-

    langkah yang sangat tergantung pada masing-

    masing individu yang menilai.

    Pada perkembangan selanjutnya beberapa

    ilmuwan menggunakan metode yang lebih

    objektif untuk mengetahui karakteristik dan

    mengevaluasi kualitas air. Metode yang sering

    digunakan yaitu metode analisis statistik

    multivariate. Metode ini membantu dalammenginteprestasi data kualitas air yang kompleks

    dengan tinjauan variasi temporal dan spasial

    dengan lebih baik (Zhou et al., 2006 dan

    Saraswati et al., 2010). Kelemahan metode ini

    adalah memerlukan analisis dan pemahaman

    yang lebih rumit dibandingkan dengan WQI.

    Penilaian atas status kualitas air di

    Indonesia telah diatur dalam KepMen LH No.

    115/2003, tentang Pedoman Penentuan Status

    Mutu Air, yaitu dengan metoda Storet dan

    Metoda Indeks Pencemaran. Pada dasarnya

    kedua indeks ini memiliki konsep yang sama

    dengan WQI yang merupakan nilai tunggal untuk

    menggambarkan status mutu air. Akan tetapi,

    BLH DIY dalam Laporan Analisa Data Kualitas

    Air Sungai di DIY Tahun 2010 mengusulkan

    agar metode ini ditinjau ulang karena

    memberikan hasil yang kurang sesuai dengan

    kondisi riil di lapangan. Selain itu, juga perlu

    meninjau ulang terkait parameter penentu

    kualitas air sungai, yang lebih menitikberatkan

    pada perubahan faktor lingkungan dan tidak

    dipengaruhi oleh faktor alam.

    Di sisi lain, negara-negara berkembang

    seperti Indonesia masih sering terkendala biaya

    yang cukup mahal untuk melakukan pengamatankualitas air sungai secara kontinu dan

    menyeluruh. Oleh karena itu, menjadi salah satu

    tantangan bagi negara kita adalah kemampuan

    mengembangkan WQI dengan sedikit parameter

    kualitas air tetapi tetap dapat menggambarkan

    kondisi mutu air sesungguhnya.

    Usaha untuk menggembangkan indeks

    kualitas air sebelumnya telah dilakukan dengan

    menggunakan parameter biologi (Saraswati,

    2009). Berangkat dari hal tersebut, peneliti

    mengembangkan sebuah WQI yang

    menggunakan analisis statistik multivariate untukmenggambarkan kualitas air di Sungai

    Gajahwong. Metode ini diberi nama Gajahwong

    Water Quality Index (GWQI). Sebagai

    perbandingan, dalam penelitian ini digunakan

    WQI yang dikembangkan di negara lain yaitu

    Prakash WQI dan NSF-WQI.

    METODE

    Pengumpulan dan Evaluasi Data Kualitas

    Air

    Data yang digunakan pada penelitian ini

    adalah data sekunder yang merupakan hasil

    Progam Prokasih oleh Badan Lingkungan

    Hidup DIY. Gambaran umum lokasi

    pengambilan sampel ditunjukkan pada gambar

    1.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    3/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    93

    Gambar1. Lokasi penelitian di Sungai Gajahwong.

    Data kualitas air merupakan hasil

    serangkaian proses panjang yang dimulai dari

    perencanaan, pengambilan sampel di lapangan,

    analisis sampel di laboratorium, hingga

    pengambilan keputusan. Ketelitian analisis dan

    ketepatan masing-masing proses akan

    mempengaruhi data hasil analisis. Apabila

    terdapat kesalahan dalam salah satu proses maka

    bisa jadi sampel yang diambil tidak

    menggambarkan keadaan sebenarnya di lapangan

    sehingga kesimpulannya juga akan salah. Oleh

    karena itu, data hasil pengukuran parameterkualitas air perlu diketahui validitas dan

    reliabilitasnya. Uji validitas dan reliabilitas

    dilakukan dengan standarisasi data dan uji

    outlier.

    Standarisasi dataStandarisasi data dilakukan karena data

    kualitas air memiliki ukuran dan satuan yang

    berbeda. Pada standarisasi digunakan Zscore

    formula yang dinyatakan dengan persamaan

    sebagai berikut:

    (1)

    dimana adalah data hasil standarisasidata ke-i, adalah data kei, m adalah jumlahdata, adalah rata-rata data dan, S adalah standardeviasi (Berthouex, 2002).

    UjioutlierUji outlier dilakukan untuk mencari data

    yang secara nyata berbeda dengan datadatayang lain. Data bisa mengalami outlier

    disebabkan oleh: salah dalam memasukkan data,

    salah dalam mengambil sampel, atau memang

    sudah begitu adanya (terjadinya kondisi ekstrim).Outlier dilakukan pada data yang telah

    distandarisasi. Data dikatakan outlierapabila:

    dimana adalah data ke-i, adalahrata-rata data, adalah jumlah data, adalahstandar deviasi, dan adalah batas outlierdengan k digunakan 3 (Rodriguez, 2011).

    Water Quality Index (WQI)Indeks kualitas air atau WQI (water

    quality index) adalah single indeks yangmenggambarkan kualitas air di suatu waktu dan

    7

    1

    2

    5

    3

    4

    6

    7

    8

    7

    8

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    4/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    94

    lokasi perairan. WQI menjadikan parameter

    kualitas air yang kompleks menjadi informasi

    yang mudah dipahami publik, dapat digunakan

    untuk membandingkan status mutu air di

    berbagai tempat. Langkah utama dalam

    membentuk WQI menurut Abbasi et al. (2002)

    yaitu:

    a. Memilih parameter yang mewakilikeseluruhan parameter

    b. Pemberian bobot pada masing-masingparameter.

    c. Transformasi perbedaan satuan ke dalamskala biasa dengan sub-indeks.

    d. Verifikasi indeks untuk mengevaluasikecocokan indeks dengan kualitas air yang

    dinilai.

    Secara umum, status kualitas air menurut

    WQI dapat dikategorikan menjadi 5 peringkatyaitu: 0-25= sangat buruk, 25-50= buruk, 50-70=

    sedang, 70-90= baik, 90-100= sangat baik

    (Kannel et al., 2007 dan Oram, 2011).

    Brown et al. (1970) mengembangkan

    NSF-WQI yang mengacu pada indeks Horton

    (1965). WQI ini dinamakan dengan National

    Sanitation Foundation Water Quality Index

    (NSF-WQI) karena proyek ini mendapat

    dukungan sepenuhnya dari National Sanitation

    Foundation (NSF). Untuk menghitung NSF-WQI

    digunakan persamaan berikut:

    Dimana qi adalah nilai q awal yang

    diberikan untuk masing-masing parameter. Nilai

    qi ini ditentukan dengan grafik sub-indeks pada

    gambar 2. Sedangkan Wi adalah bobot untuk

    masing-masing parameter. NSF-WQI dihitung

    menggunakan 9 parameter dengan nilai Wipadamasing-masing parameter yaitu: Wi-DO=0,17;

    Wi-pH=0,11;Wi-BOD=0,11;Wi-TS=0,07; Wi-

    NO3=0,1; Wi-PO4=0,1; Wi-Total Coliform=0,16.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    5/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    95

    (a) (b) (c)

    (d)

    (e) (f) (g)

    Gambar 2.Grafik Sub-Indeks NSF-WQI; (a) DO; (b) pH; (c) BOD5; (d) TS; (e) NO3;(f) PO4;(g) Total Coliform.

    Kannel et al. (2007) mengembangkan

    Prakash-WQI di negara Nepal. Prakash WQI

    memiliki rumus umum sebagai berikut:

    dimana n adalah jumlah total parameter, Ci

    adalah nilai yang diberikan untuk parameter i

    setelah normalisasi dan Pi adalah bobot relatif

    yang diberikan untuk masing-masing parameter.

    Nilai Cidan Pidiberikan pada tabel 1.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    6/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    96

    Tabel 1. Bobot relatif (Pi) dan faktor normalisasi (Ci) pada Prakash-WQI.

    Parameter PiFaktor normalisasi (Ci)

    100 90 70 50 25 0

    pH 1 7 78 79 69,5 312 114

    EC 1 750 1000 1500 2500 8000 12000

    DO 4 7,5 7 6 4 2 1

    TDS 2 100 500 1000 2000 10000 20000

    TSS 4 20 40 80 120 320 400

    PO4 1 0,025 0,05 0,2 0,5 1,5 2

    NH3 3 0,01 0,05 0,2 0,4 1 1,25

    NO3 2 0,5 2 6 10 50 100

    NO2 2 0,005 0,01 0,05 0,15 0,5 1

    BOD 3 0,5 2 4 6 12 15

    COD 3 5 10 30 50 100 150

    Pengembangan Gajahwong Water Quality

    Index (GWQI)Pengembangan GWQI dikerjakan dalam

    dua tahap yaitu pemilihan dan pembobotan

    parameter dominan serta pembuatan sub indeks

    pada masing-masing parameter. Pemilihan dan

    pembobotan parameter dominan dikerjakan

    dengan bantuan Principal Component Analysis.

    Principal omponent Analysis (PCA) merupakan

    salah satu cara untuk mereduksi data yang

    kompleks ke dimensi yang lebih kecil dengan

    tetap mempertahankan karakteristik datatersebut. Prinsip dari metode ini adalah memilih

    beberapa principle component (PC) yang tinggi

    prioritasnya dan membuang beberapa principle

    component (PC) yang rendah prioritasnya. PC

    yang digunakan adalah PC yang eigenvalue-nya

    lebih dari 1. Eigenvalue merupakan suatu nilai

    yang menunjukkan seberapa besar pengaruh

    suatu variabel terhadap pembentukan

    karakteristik data tersebut.

    Penentuan parameter dominan

    ditentukan pada parameter-parameter yang

    memiliki nilai PC tinggi masing-masing

    parameter pada PCA-All. PCA-All adalah

    kumulatif perkalian eigenvector dengan %

    variansi masing-masing parameter.

    Pada prinsipnya, masing-masing PC

    adalah kombinasi linier dari nilai asli (Y) untuk

    sejumlah variabel kualitas air (p). Masing-

    masing PC mengikuti persamaan sebagai berikut:

    dimana Cp,n adalah koefisien skor komponen

    untuk variabel kualitas air p pada PC dan Ybadalah nilai Y untuk variabel kualitas air p.

    Komparasi Hasil Pengkelasan WQIKomparasi hasil pengkelasan dilakukan

    untuk membandingkan hasil pengkelasan

    masing-masing metodeWQI dengan pengkelasan

    hasil analisis klaster nilai PCA-All. Analisis

    klasterakan memberikan hasil pengkelasan yang

    lebih objektif dengan menggunakan pendekatan

    statistik. Komparasi tersebut akan memberikan

    gambaran mengenai status mutu air pada masing-

    masing metode.

    Analisis klaster merupakan suatu teknikanalisis statistik yangditujukan untuk membuat

    klasifikasi individu-individu atau obyek-obyek

    kedalam kelompok-kelompok lebih kecil yang

    berbeda satu dengan yang lain. Salah satu

    metode yang sering digunakan dalam analisis

    klaster adalah K-Means Cluster. Pada K-Means

    Cluster, terdapat sejumlah k kelompok. Padaprinsipnya masing-masing kelompok

    dikelompokkan berdasarkan jarak dengan titik

    pusat (centroid) pada masing-masing kelompok.

    Titik-titik akan dikelompokkan pada kelompok

    yang jarak titik pusatnya paling dekat dengan

    centroidmasing-masing kelompok. Algoritma K-

    Means Clustermengikuti persamaan berikut:

    (6)

    dimana adalah titik yang termasuk kedalamklaster idan Ci adalah pusat klaster (centroid).

    Secara umum centroid yang paling optimal

    diperoleh dari jumlah jarak yang paling kecil.

    Oleh karena itu, iterasi digunakan untuk

    membantu menemukan centroid yang paling

    optimal.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    7/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    97

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Evaluasi Data Kualitas AirUntuk mendapatkan data yang reliable

    dan valid beberapa hal yang dievaluasi yaitu:

    lokasi pengambilan sampel, waktu pengambilansampel (bulan dan tahun), dan parameter yang

    diukur. Selama tahun 2000 hingga 2010, BLH

    DIY melalui program Prokasih melakukan

    pengambilan sampel di Sungai Gajahwong.

    Jumlah lokasi pengambilan sampel yang

    dilakukan oleh BLH DIY bervariasi antara 9

    lokasi hingga 11 lokasi selama kurun waktu

    tersebut. Selain itu, jumlah parameter yang

    diukur juga bervariasi antara 13 parameter

    hingga 33 parameter.

    Untuk melakukan analisis diperlukan

    data lokasi dan jumlah parameter yang kontinudari tahun ke tahun. Sehingga pada penelitian ini

    digunakan 8 lokasi yang yang kontinu dilakukan

    pengukuran sejak tahun 2000 hingga tahun

    2010.Selain itu, diambil kombinasi terbaik

    dengan memilih 12 parameter dan 8 tahun

    pengukuran. 12 parameter yang dipilih yaitu:

    Amoniak, Total Coliform, BOD, COD, DHL,

    DO, Nitrat, Nitrit, pH, Phospahat Total, TDS,

    dan TSS. Sedangkan 8 tahun pengukuran yang

    digunakan yaitu: 2001, 2002, 2004, 2005, 2006,

    2007, 2008, dan 2009.

    Pada data yang diperoleh kadang-kadangdijumpai beberapa parameter yang tidak diukur.

    Sehingga dari 8 lokasi pengukuran pada 8 tahun

    pengukuran terdapat 140 atau 3,4% data yang

    kosong dari jumlah data yang seharusnya 3264

    data. Sehingga untuk mendapatkan data yang

    kontinu, dilakukan penghapusan satu kumpulan

    data (pada sampel yang sama) apabila terdapat

    salah satu data yang kosong. Data yang terpilih

    dalam langkah ini sebanyak 217 kumpulan data

    dari 283 kumpulan data.

    Pada langkah berikutnya dilakukan uji

    outlier untuk melihat kualitas data. Semakinbanyak data yang outlier maka data yang ada

    perlu dievaluasi kemungkinan terjadinya

    kesalahan dalam proses analisis data. Data-data

    yang mengalami outlier dilakukan perbaikan

    dengan cara mengganti data outlierdengan rata-

    rata pada lokasi dan musim yang sama. Jumlah

    outiler pada masing-masing parameter dapat

    dilihat pada gambar 3.

    Gambar 3. Jumlah data outlier.

    Langkah terakhir dalam evaluasi data

    kualitas air dilakukan peringkasan data dalam

    musim hujan dan kemarau. Pengambilan sampel

    oleh BLH dilakukan pada bulan yang berbeda-

    beda tiap tahunnya, sehingga data perlu diringkas

    dalam musim yang sama untuk kemudahan

    analisis. Peringkasan dilakukan dengan

    mengambil rata-rata data pada musim, lokasi dan

    tahun yang sama. Peringkasan data inimenghasilkan 107 kumpulan data dari 217

    kumpulan data yang merupakan hasil analisis

    sebelumnya.

    Pengembangan GWQI

    Pemilihan dan pembobotan parameter

    dominanPemilihan dan pembobotan parameter

    dominan dilakukan dengan melakukanPrincipal

    Component Analysis (PCA) pada data yang telahdievaluasi sebelumnya. Hasil hitungan analisis

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    8/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    98

    tersebut berupa nilai eigen, % kumulatif varian,

    dan eigenvector. Hasil hitungan eigenvalue dan

    % kumulatif variansi masing-masing parameter

    dapat dilihat pada gambar 4. Gambar tersebut

    memperlihatkan bahwa hanya komponen PC1,

    PC2, dan PC3 yang memiliki eigenvalue yang

    lebih besar dari 1. Komponen pertama ini (PC1)

    ini dapat menjelaskan 29,45 % keragaman data,

    komponen kedua (PC2) menjelaskan 18,22%

    keragaman data dan komponen ketiga

    menjelaskan 11,27% keragaman data. Jumlah

    kumulatif varian ketiga PC mewakili 58,9 %

    keragaman total data.

    Gambar 4. Scree plot nilai eigendan % variansi.

    Untuk memilih parameter parameter

    dominan perlu diketahui nilai PC pada masing-

    masing parameter. Nilai PC tersebut merupan

    nilai PC pada PCA-All yang diperoleh dari hasil

    perkalian nilai eigenvector dengan % variansi.

    Pada tahap awal menentukan 2 parameter yang

    sering digunakan sebagai syarat pengambilan

    sampel yaitu DO dan pH. Selain itu, dipilih 5

    parameter yang memiliki bobot paling tinggi

    diantara parameter yang lain. Sehingga terpilih 6

    parameter yang dominan yaitu: NH3, Total

    Coliform, DHL, DO, NO2, dan pH. PC-All (tabel

    2) memperlihatkan koefisien pembobotan

    masing-masing variabel terhadap keseluruhan

    data. Pembobotan 6 parameter (Wi) yang dipilih

    (tabel 3) yaitu: Wi-NH3=0,139; Wi-Total

    coliform=0,144; Wi-DHL=0,128; Wi-DO=0,124;

    Wi-NO2=0,139; dan Wi- pH=0,026.Untuk menunjukkan bahwa parameter

    yang dipilih (6 parameter) sudah mewakili 12

    parameter yang dipilih digunakan hubungan nilai

    PCA antara PCA-All dan PCA-GWQI. PCA-All

    dihitung dari 12 parameter, sedangkan PCA-

    GWQI dihitung dari 6 parameter yang telah

    dipilih untuk pengembangan GWQI. Hubungan

    tersebut ditunjukkan pada gambar 5. Dari grafik

    tersebut diketahui bahwa korelasi kedua PCA

    sudah sangat tinggi dengan R2=0.905

    Tabel 2. TabelEigenvector PCA-All.

    Variabel PC 1 PC 2 PC 3 PC-All

    NH3 0,326 0,234 -0,002 0,139

    BTK 0,208 0,045 0,665 0,144

    BOD 0,372 -0,151 0,262 0,112

    COD 0,347 -0,175 0,107 0,082

    DHL 0,442 0,106 -0,189 0,128

    DO -0,247 -0,204 -0,128 -0,124

    NO3 -0,187 0,507 0,157 0,055

    NO2 0,365 0,217 -0,073 0,139

    pH -0,162 0,194 0,336 0,026

    PO4 0,029 0,387 -0,458 0,028

    TDS 0,374 -0,111 -0,261 0,061

    TSS 0,019 0,577 0,074 0,119

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0.0

    0.5

    1.0

    1.5

    2.0

    2.5

    3.0

    3.5

    4.0

    0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

    %Varian

    Eigenvalue

    PC

    Eigenvalue Cum. % of variance

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    9/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    99

    Tabel 3. TabelEigenvector PCA-GWQI.

    Variabel PC 1 PC 2 PC 3PC-

    GWQI

    NH3 0,326 0,234 -0,002 0,139

    BTK 0,208 0,045 0,665 0,144DHL 0,442 0,106 -0,189 0,128

    DO -0,247 -0,204 -0,128 -0,124

    NO2 0,365 0,217 -0,073 0,139

    pH -0,162 0,194 0,336 0,026

    Gambar 5.Grafik hubungan PCA-All dengan PCA-GWQI.

    Penentuan sub-indeks (qi)Sub-indeks sangat berfungsi untuk

    mengubah nilai asli masing-masing parameter ke

    dalam nilai indeks. Sub-indeks GWQI dikerjakan

    berdasarkan standar kualitas air menurut PP No

    82 tahun 2001 dan standar-standar kualitas air

    lainnya (Tebbut, 1983). Sub-indeks GWQI

    ditentukan dengan beberapa persamaan di bawah

    ini:

    qiDHL = -33,3ln(DHL) + 294,0qiDO = 0,197DO3- 3,160DO

    2+ 29,33DO

    25,25

    qiTC = -13,1ln(TC) + 152,7

    qiNO2= -18,9ln(NO2) + 5,734

    qipH = 0,167x4- 4,690x

    3+ 41,31x

    2- 118,6x +

    107,5

    qiNH3= -5,163(NH3)3+ 29,23(NH3)

    2

    74,81(NH3) + 100,7

    Dari uraian di atas diperoleh rumus umum

    GWQI sebagai berikut:

    dimana Wi adalah pembobotan masing-masing

    parameter dan qi adalah sub-indeks masing

    masing parameter.

    Komparasi Hasil Pengkelasan WQIGambar 6 menunjukkan bahwa hasil pengkelasan

    metode satu berbeda dengan hasil pengkelasan

    metode yang lainnya. Perbedaan tersebut

    disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:

    jumlah parameter, pembobotan dan sub indeks

    pada masing-masing parameter.

    R = 0.905

    -1.5

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    1.5

    -2 -1 0 1 2

    PC-GWQI

    PC-All

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    10/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    100

    Gambar 6. Jumlah data tiap kelas pada masing-masing metode.

    Untuk melakukan komparasi, dataPCA-All dikelompokkan dengan analisis

    klaster. Jumlah kelas yang digunakan adalah

    tiga kelas sesuai dengan jumlah kelas hasil

    penghitungan masing-masing metode.

    Berdasarkan hasil iterasi diperoleh centroid

    yang paling optimal pada masing-masing

    kelas. 3 titik centroid tersebut yaitu:-1,17;

    -0,37; dan 0,30. Sehingga data yang jaraknyalebih dekat ke -1,17 akan masuk ke dalam

    kelas 1. Dari hasil analisis diperoleh jumlah

    data yang masuk ke dalam kelas 1 adalah 13

    data, kelas 2 sebanyak 32 data dan sebanyak

    62 data masuk ke dalam kelas yang ke-3.

    Gambar 7 menunjukkan hasil pengkelasan

    PCA-All dengan analisis klaster.

    Gambar 7. Posisi nilai PCA di masing-masing lokasi (pada 8 lokasi musim hujan dan

    kemarau selama 10 tahun) menurut analisis klaster.

    Gambar 8 menunjukkan hasil komparasi

    hasil pengkelasan pada masing-masing WQI.

    Dari gambar 8a terlihat bahwa secara umum hasil

    pengkelasan pada metode GWQI terbagi menjadi

    2 kelas yaitukelas baik dan sedang. Gambar 8b

    menunjukkan bahwa hasil pengkelasan metode

    Prakash-WQI secara umum terbagi menjadi 2

    kelas kualitas air yaitu kelas baik dan sedang.

    Sedangkan hasil pengkelasan metode NSF-WQI

    (GAMBAR 8c) sebagian besar kualitas air

    masuk ke dalam kelas sedang.

    -2

    -1.5

    -1

    -0.5

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    0 30 60 90 120

    PCA-All

    LokasiCluster 1 Cluster 2 Cluster 3

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    11/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    101

    (a) (b)

    (c)

    Gambar 8. Posisi kelas PCA-All menurut (a) GWQI, (b) Prakash WQI), dan (c) NSF-WQI.

    Dinamika Kualitas Air di Sungai GajahwongGambar 9 menunjukkan kondisi kualitas

    air di Sungai Gajahwong. Hasil evaluasi pada

    gambar tersebut diketahui bahwa pada bagian

    hulu (lokasi 1 dan 2) kondisi pada ruas ini masih

    relatif baik, hal tersebut sesuai dengan kondisi

    sungai yang tidak banyak sumber pencemar.

    (Bapedalda DIY, 2007).

    Sedangkan pada bagian tengah (lokasi 3,

    4, 5, dan 6) terdapat banyak sumber pencemar

    dan merupakan ruas dengan aktivitas manusia

    dan industri yang tinggi sehingga kondisi

    kualitas air cenderung lebih buruk. Dan pada

    bagian hilir (lokasi 7 dan 8) merupakan daerah

    pertanian sehingga kondisi kondisi kualitas air

    cenderung ke kelas sedang.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    12/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    102

    Gambar 9. Dinamika kualitas air di Sungai Gajahwong dengan berbagai Prakash WQI.

    Selama tahun 2001 hingga tahun 2010,

    kondisi kualitas air belum menunjukkan

    peningkatan yang signifikan. Nilai WQI pada

    beberapa metode yang digunakan tidak

    menunjukkan adanya perubahan yang signifikan.

    Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat

    tantangan yang besar memperbaiki kualitas air di

    Sungai Gajahwong.

    KESIMPULAN

    Beberapa parameter kualitas air dominan

    yang dapat menggambarkan kualitas air di

    Sungai Gajahwong yaitu: pH, DHL, DO, NO2,

    NH3 dan Total Coli. Hasil perhitungan dengan

    metode NSF WQI, Prakash WQI, dan GWQImenunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal

    tersebut tidak terlepas dari perbedaan mendasar

    masing-masing metode terkait jumlah parameter

    dan standar kualitas air yang digunakan. Hasil

    komparasi ketiga metode tersebut dengan hasil

    analisis klaster menunjukkan bahwa menurut

    Prakash WQI dan GWQI kondisi kualitas air di

    Sungai Gajahwong selama tahun 2001 hingga

    2009 terbagi atas 2 kelas yaitu baik dan sedang

    sedangkan menurut NSF-WQI kualitas air di

    lokasi yang sama terbagi atas 1 kelas yaitu

    sedang. Secara spasial kualitas air Sungai

    Gajahwong di ruas hulu (lokasi 1 dan 2) dalam

    kondisi yang cukup baik, ruas tengah (lokasi 3, 4,5, dan 6) dalam kondisi yang buruk dan ruas hilir

    (lokasi 7 dan 8) dalam kondisi sedang. Kondisi

    kualitas air di Sungai Gajahwong tahun 2001

    hingga tahun 2009 belum menunjukkan

    peningkatan yang signifikan. Hal ini

    menunjukkan upaya perbaikan kualitas air di

    Sungai Gajahwong masih menghadapi tantangan

    yang besar.

    Saran

    Perlu dikaji dan dikembangkan lebih

    lanjut terkait metode WQI yang telah

    dikembangkan sehingga dapat menggambarkan

    karakteristik kualitas air sungai-sungai di

    Indonesia.

    Ucapan Terima kasih

    Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada

    Badan Lingkungan Hidup DIY yang berkenan

    memberikan data kualitas air hasil Program

    Prokasih sehingga penelitian ini dapat kami

    laksanakan.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    13/14

    Kajian Status Mutu Air di Sungai Gajahwong (Muslimin)

    103

    DAFTAR PUSTAKA

    Abbasi, S.A., Sarkar, and Chinmoy. Qualidex-A NewSoftware for Generating Water Quality

    Indice. Journal of Enviromental Monitoringand Assessment 119 (2006): 201-231.

    Aravind, H.,C Rajgopal, and K P Soman. A Simple

    Approach to Clustering in Excel. InternationalJournal of Computer Applications (2010):

    09758887.Badan Lingkungan Hidup (BLH) DIY. Laporan

    Analisa Data Kualitas Air Sungai di Provinsi

    DaerahIstimewa Yogyakarta Tahun 2010. Yogyakarta: BLH DIY, (2010)

    Bapedalda DIY. Laporan Sumber-SumberPencemaran Sungai di DIY. Yogyakarta:Bapedalda, (2007)

    Berthouex, Paul Mac and Linfield C. Brown.Statistic

    for Environmental Engineers (Second ed.).

    New York: Lewis Publishers, 2002.

    Boyd,David R. The Water We Drink: An InternationalComparison of Drinking Water Standards and

    Guidelines. Vancouver: David Suzuki

    Foundation 2006.

    Effendi, H. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan

    Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.

    Yogyakarta: Kanisius. 2003.

    Hendrawan, Diana. KualitasAir Sungai dan Situ diDKI Jakarta.Jurnal Makara Teknologi 9(2005): 13-19.

    Kannel, Prakash R.,Seockheon Lee, Young-Soo Lee,

    Sushil Raj Kanel, and Siddhi Pratap

    K. Application of Water Quality Indices and

    Dissolved Oxygen as Indicators for RiverWater Classification and Urban Impact

    Assessment. Journal of EnvironmentalMonitoring and Assessment 132 (2007): 93110.

    Oram, Brian.Calculating NSF Water Quality Index.

    http://www.water-research.net/ diakses 5 Maret

    2011.Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82

    Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air

    dan Pengendalian Pencemaran Air.

    Rodriguez, Caroline and Acua, Edgar. On Detection

    of Outliers and Their Effect in Supervised

    Classification.Mayaguez: Department ofMathematics University of Puerto Rico, 2011.

    Saraswati, S.P. Upaya Awal Penyusunan IndeksBiotik utuk Sungai Tropis di Indonesia. JurnalManusia dan Lingkungan Pusat Studi

    Lingkungan Hidup UGM 16 (2009): 153-166.

    Saraswati, S.P. et al. Penentuan Status Mutu air

    Sungai dengan Metode Multivariat dan MetodeBiomonitoring. Majalah Lingkungan Tropisedisi khusus Agustus 2010, Priana Sudjono et

    al., ed., Buku 2, (2010): 527-539.

    Shlens, Jonathon. A Tutorial on Principal Component

    Analysis. San Diego: Institute for Nonlinear

    Science, University of California, (2005)

    Tebbut, T.H.Y. Principles of Water Quality Control.

    New York: Pergamon Press, 1983.

    Zhou, F., Yong Liu and Huaicheng Guo. Applicationof Multivariate Statistical Methods to Water

    Quality Assessment of the Watercourses in

    Northwestern New Territories, Hong Kong.

    Journal of Enviromental Monitoring andAssessment 119 (2003):201-231.

  • 7/25/2019 Study of Water Quality Status in Gadjahwong River Using Several Water Quality Indices

    14/14

    Lingkungan Tropis, vol. 6, no.2, September 2012: 91-103

    104