terpuji tercela ht vs mu'tazilah
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah
1/4
Hizbut Tahrir dan Mu'tazilah
.
Episode keenam: Peran akal dalam mengetahui mana perbuatan yang
mendapat pahala dan mana perbuatan yang mendapat siksa
.
Mu'tazilah berpendapat: Suatu perbuatan diwajibkan atau disunnahkan oleh
syara' dikarenakan adanya siat baik dalam perbuatan tersebut! sebaliknya"
suatu diharamkan atau dimakruhkan oleh syara' dikarenakan adanya
keburukran di dalam perbuatan itu se#ara dzati. Siat baik atau buruk pada
suatu perbuatan adakalanya bisa diketahui se#ara aksiomatis $dharury% oleh
semua manusia yang berakal" sehingga tidak memerlukan wahyu untuk
mengetahui apakah perbuatan itu mendapat pahala atau dosa" #ukup akal
saja. &da kalanya" baikburuknya hanya dapat diketahui lewat penelaahan
yang dalam" sehingga hanya orang yang mampu memikirkannya saja yang
dapat mengetahui apakah perbuatan itu mendapat pahala atau dosa" meski
tanpa wahyu. (an ada kalanya pula" akal manusia terhalang untuk dapat
menangkap baikburuknya suatu perbuatan hingga disingkap oleh na)l
$wahyu%.
.
*mam al+hazali dalam alMustashaa menyatakan" ,Mu'tazilah berpendapat
bahwa perbuatan dapat dikategorikan menjadi perbuatan baik dan buruk. (i
antara perbuatan itu $keberadaan siat baik-buruknya% bisa ditangkap oleh
akal se#ara aksiomatis $dharury%" seperti baiknya perbuatan menyelamatkan
orang tenggelam atau teran#am bahaya" syukur ni'mat" dan baiknya siat
jujur" juga buruknya kekuuran" menyakiti orang yang tak bersalah dan
kebohongan yang tak landasi oleh kebutuhan yang benar. &da pula yang
dapat diketahui akal melalui telaah yang dalam $nadhar% #ontohnya seperti
baiknya kejujuran yang membawa kepada dharar $bahaya% dan buruknya
kebohongan yang dapat membawa manaat. &da pula yang hanya diketauhi
melalui dalil sam'i $na)l% seperti baiknya shalat" haji dan seluruh ibadah.
Mereka menyatakan bahwa siat kebaikan $pada ibadah itu% sebenarnya
dapat dibedakan dari perbuatan buruk melalui dzatnya sendiri yang
mengandung kelembutan" men#egah perbuatan keji dan menyeru kepadaketaatan" hanya saja akal tidak bisa menjangkaunya se#ara langsung.,
.
.
Pandangan Hizbut Tahrir.
-
7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah
2/4
.
Sependek yang saya tahu" menurut Hizbut Tahrir" predikat baikburuk itu bisa
memiliki konotasi yang berbedabeda" tergantung mana yang kita
maksudkan:
.
Pertama:
ika yang dimaksud dengan siat baik itu adalah siat kesempurnaan dan
sedangkan siat buruk itu adalah ,siat kekurangan," maka keduanya
memang merupakan perkara aktual dan dapat diketahui oleh akal manusia.
/ontohnya: manusia dapat menentukan bahwa berilmu itu baik" kaya itu
baik" dan manis itu baik karena semua itu merupakan siat kesempurnaan
yang dapat diindera oleh manusia. Sedangkan bahwa siat bodoh itu buruk"
akir itu buruk dan pahit itu buruk" maka manusia juga dapat mengatakan
demikian ditinjau dari segi bahwa semua itu merupakan ,siat kekurangan,
yang dapat mereka jangkau dengan akal se#ara mudah.
.
0edua:
ika yang dimaksud dengan siat baik itu adalah perkara yang sesuai dengan
tabiat dan ke#enderungan alami manusia" sedangkan yang siat buruk itu
adalah hal yang tidak sesuai dengan tabiat dan ke#enderungan alami
manusia" maka manusia pun bisa merasakan dengan ke#enderungan alami
yang dimilikinya itu. Sebagai #ontoh: manusia dapat merasakan bahwamenolong orang yang hampir tenggelam itu baik karena perbuatan itu sesuai
dengan ke#enderungan alaminya. sebaliknya" manusia juga bisa merasakan
bahwa men#uri harta orang lain dan menganiaya orang lain merupakan
perbuatan yang buruk" ditinjau dari segi bahwa perbuatan itu tidak sesuai
dengan tabiat dan ke#enderungan alami manusia yang memben#i
kedzaliman.
.
0etiga:
ika yang dimaksud dengan perbuatan baik itu adalah perbuatan yang
mendapat pujian $madh% dari &llah dan pelakunya berhak mendapatkan
pahala dari1ya di akhirat" maka manusia tidak mungkin dapat mengetahui
dengan akalnya. (emikian halnya" jika perbuatan buruk itu adalah apaapa
yang mendapat #elaan $dzam% dari &llah dan pelakunya mendapatkan siksa
dari1ya di akhirat" maka manusia pun tidak mungkin dapat memikirkannya.
2agaimana manusia dapat mengetahui manamana perbuatan yang diridhai
-
7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah
3/4
oleh &llah sehingga pelakunya mendapat pahala dari1ya3 2agaimana pula
manusia dapat mengetahui manamana perbuatan yang dimurkai oleh &llah
sehingga pelakunya (ia beri siksa3 *tu semua merupakan perkara yang ada
di luar jangkauan akal manusia" karena manusia hanya dapat memikirkan
halhal yang terjaungkau oleh inderanya. &rtinya" manusia tidak mungkin
dapat memikirkan apa yang diputuskan oleh &llah: bahwa atas perbuatan ini(ia memberi pahala sedangkan atas perbuatan itu (ia memberi siksa.
.
(ari sini dapat disimpulkan bahwa tidak mesti ada kesesuaian antara apa
yang dianggap baik-buruk $hasan-)abih% oleh akal dan tabiat alami manusia
di satu sisi dengan pujian-#elaan $madh-dzam% dan pahala-siksa
$tsawab-'i)ab% dari &llah di sisi yang lain. &rtinya" jatuhnya pahala dan siksa
dari &llah tidak ditentukan oleh kebaikan dan keburukan yang dipahami oleh
akal manusia $berupa siat kesempurnaan dan kekurangan% dan tabiat alami
manusia! melainkan" hanya keputusan &llahlah yang menentukanperbuatanperbuatan mana yang mendapat pahala dan manamana yang
mendapat siksa. Maka dari itu" sedikit pun manusia tidak dapat mengetahui
mana yang diwajibkan dan mana yang diharamkan oleh &llah dengan
akalnya.
.
asySyaikh Ta)iyyuddin an1abhani mengatakan:
,&dapun hukum atas perbuatan dan benda dari aspek pujian $madh% dan
#elaan $dzamm% yang dikenakan kepadanya di dunia serta pahala dan siksa
di akhirat" maka tidak diragukan lagi bahwa yang berhak menghukuminya
hanyalah &llah saja" bukan manusia. (engan kata lain" $yang
menghukuminya% adalah syara'" bukan manusia. /ontohnya seperti baiknya
iman dan buruknya kekuuran" baiknya ketaatan dan buruknya kemaksiatan"
baiknya kebohongan dalam peperangan dan buruknya kebohongan di depan
penguasa ka4r di luar peperangan" dan lainlain. *tu karena akal-pikiran
sebenarnya terdiri dari penginderaan" akta" bekal pengetahuan awal dan
otak. (engan demikian" penginderaan merupakan bagian tak terpisahkan
dari komponen aki4tas berpikir $akal%. ika manusia tidak mampu mengindera
sesuatu" maka ia pun tidak akan dapat memikirkannya dan tidak mungkin
dapat menghukuminya" karena hukum akal terbatas pada perkaraperkarayang terindera. adi mustahil bagi akal untuk menghukumi halhal yang tak
terjangkau oleh indera. Sementara itu" apakah kedzaliman itu dipuji atau
di#ela $oleh &llah% bukanlah perkara yang dapat diindera oleh manusia"
karena ia $pujian dan #elaan dari &llah% bukanlah sesuatu yang empirik"
sehingga mustahil untuk dapat dipikirkan. (engan kata lain" tidak mungkin
bagi akal untuk menghukuminya. Meskipun manusia dapat merasakan
-
7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah
4/4
keterpujian atau keter#elaan perbuatan dzalim itu dengan 4trah alami yang
dimilikinya berupa perasaan ben#i atau suka" akan tetapi perasaan itu tidak
punya peran apaapa terhadap akal dalam menetapkan hukum atas sesuatu.
5ang mutlak dibutuhkan adalah penginderaan $akan adanya pujian dan
#elaan dari &llah pent%... Tidak boleh pula menjatuhkan status hukum
dengan pujian atau #elaan berdasarkan ke#enderungan alami manusia. *nidikarenakan" ke#enderungan alami tersebut akan menjatukan pujian pada
halhal yang #o#ok dengannya" dan menjatuhkan #elaan pada halhal yang
bertentangan dengannya. Tapi ke#enderungan itu kadang kala justru #o#ok
dengan perkaraperkara yang ter#ela" seperti zina" liwath dan memperhamba
manusia! kadangkala ia justru bertentangan dengan perkara yang terpuji"
seperti memerangi musuh" bersabar terhadap halhal yang tidak disukai" dan
berkata benar dengan resiko mendapatkan siksaan yang berat. Maka" yang
dimaksud menghukumi berdasarkan ke#enderungan dan hawa nasu adalah
menjadikannya sebagai standar dalam menjatuhkan pujian dan #elaan. (an
se#ara pasti itu merupakan standar yang salah. $6ihat &sySyakhshiyyah al
*slamiyyah juz ***" 2ab alHaakim%.
*nilah episode ke enam" tentang apakah akal manusia bisa mengungkap
status kebaikan dan keburukan suatu perbuatan dengan pengertian baik
$hasan% sebagai perbuatan yang dipuji $mamduuh% dan mendapat pahala"
serta buruk sebagai perbuatan yang di#ela $madzmuum% dan mendapat
dosa. Masalah ini kemudian akan berkembang menjadi masalah lain" yakni
,&pakah manusia dibebani hukum sebelum turunnya risalah kepada
mereka3, *n syaa &llahu akan kita bahas pada episode ke7.
.
12: di dalam status ini ada kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa
*ndonesia dari rase ,maa yumdahu, $yang dipuji% dan ,maa yudzammu,
$yang di#ela%! maka untuk menghindari kesemrawutan" kata hasan)abih
diterjemahkan menjadi baikburuk" bukan terpujiter#ela. (i samping itu"
berbeda dengan pembahasan dlm kitab maahim" penggunaan kata hasan
dan )abih dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan menjadi baikburuk"
seperti ungkapan: ,keakiran itu buruk," dan ,bukan keakiran itu ter#ela,.