terpuji tercela ht vs mu'tazilah

Upload: titokpriastomo

Post on 27-Feb-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah

    1/4

    Hizbut Tahrir dan Mu'tazilah

    .

    Episode keenam: Peran akal dalam mengetahui mana perbuatan yang

    mendapat pahala dan mana perbuatan yang mendapat siksa

    .

    Mu'tazilah berpendapat: Suatu perbuatan diwajibkan atau disunnahkan oleh

    syara' dikarenakan adanya siat baik dalam perbuatan tersebut! sebaliknya"

    suatu diharamkan atau dimakruhkan oleh syara' dikarenakan adanya

    keburukran di dalam perbuatan itu se#ara dzati. Siat baik atau buruk pada

    suatu perbuatan adakalanya bisa diketahui se#ara aksiomatis $dharury% oleh

    semua manusia yang berakal" sehingga tidak memerlukan wahyu untuk

    mengetahui apakah perbuatan itu mendapat pahala atau dosa" #ukup akal

    saja. &da kalanya" baikburuknya hanya dapat diketahui lewat penelaahan

    yang dalam" sehingga hanya orang yang mampu memikirkannya saja yang

    dapat mengetahui apakah perbuatan itu mendapat pahala atau dosa" meski

    tanpa wahyu. (an ada kalanya pula" akal manusia terhalang untuk dapat

    menangkap baikburuknya suatu perbuatan hingga disingkap oleh na)l

    $wahyu%.

    .

    *mam al+hazali dalam alMustashaa menyatakan" ,Mu'tazilah berpendapat

    bahwa perbuatan dapat dikategorikan menjadi perbuatan baik dan buruk. (i

    antara perbuatan itu $keberadaan siat baik-buruknya% bisa ditangkap oleh

    akal se#ara aksiomatis $dharury%" seperti baiknya perbuatan menyelamatkan

    orang tenggelam atau teran#am bahaya" syukur ni'mat" dan baiknya siat

    jujur" juga buruknya kekuuran" menyakiti orang yang tak bersalah dan

    kebohongan yang tak landasi oleh kebutuhan yang benar. &da pula yang

    dapat diketahui akal melalui telaah yang dalam $nadhar% #ontohnya seperti

    baiknya kejujuran yang membawa kepada dharar $bahaya% dan buruknya

    kebohongan yang dapat membawa manaat. &da pula yang hanya diketauhi

    melalui dalil sam'i $na)l% seperti baiknya shalat" haji dan seluruh ibadah.

    Mereka menyatakan bahwa siat kebaikan $pada ibadah itu% sebenarnya

    dapat dibedakan dari perbuatan buruk melalui dzatnya sendiri yang

    mengandung kelembutan" men#egah perbuatan keji dan menyeru kepadaketaatan" hanya saja akal tidak bisa menjangkaunya se#ara langsung.,

    .

    .

    Pandangan Hizbut Tahrir.

  • 7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah

    2/4

    .

    Sependek yang saya tahu" menurut Hizbut Tahrir" predikat baikburuk itu bisa

    memiliki konotasi yang berbedabeda" tergantung mana yang kita

    maksudkan:

    .

    Pertama:

    ika yang dimaksud dengan siat baik itu adalah siat kesempurnaan dan

    sedangkan siat buruk itu adalah ,siat kekurangan," maka keduanya

    memang merupakan perkara aktual dan dapat diketahui oleh akal manusia.

    /ontohnya: manusia dapat menentukan bahwa berilmu itu baik" kaya itu

    baik" dan manis itu baik karena semua itu merupakan siat kesempurnaan

    yang dapat diindera oleh manusia. Sedangkan bahwa siat bodoh itu buruk"

    akir itu buruk dan pahit itu buruk" maka manusia juga dapat mengatakan

    demikian ditinjau dari segi bahwa semua itu merupakan ,siat kekurangan,

    yang dapat mereka jangkau dengan akal se#ara mudah.

    .

    0edua:

    ika yang dimaksud dengan siat baik itu adalah perkara yang sesuai dengan

    tabiat dan ke#enderungan alami manusia" sedangkan yang siat buruk itu

    adalah hal yang tidak sesuai dengan tabiat dan ke#enderungan alami

    manusia" maka manusia pun bisa merasakan dengan ke#enderungan alami

    yang dimilikinya itu. Sebagai #ontoh: manusia dapat merasakan bahwamenolong orang yang hampir tenggelam itu baik karena perbuatan itu sesuai

    dengan ke#enderungan alaminya. sebaliknya" manusia juga bisa merasakan

    bahwa men#uri harta orang lain dan menganiaya orang lain merupakan

    perbuatan yang buruk" ditinjau dari segi bahwa perbuatan itu tidak sesuai

    dengan tabiat dan ke#enderungan alami manusia yang memben#i

    kedzaliman.

    .

    0etiga:

    ika yang dimaksud dengan perbuatan baik itu adalah perbuatan yang

    mendapat pujian $madh% dari &llah dan pelakunya berhak mendapatkan

    pahala dari1ya di akhirat" maka manusia tidak mungkin dapat mengetahui

    dengan akalnya. (emikian halnya" jika perbuatan buruk itu adalah apaapa

    yang mendapat #elaan $dzam% dari &llah dan pelakunya mendapatkan siksa

    dari1ya di akhirat" maka manusia pun tidak mungkin dapat memikirkannya.

    2agaimana manusia dapat mengetahui manamana perbuatan yang diridhai

  • 7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah

    3/4

    oleh &llah sehingga pelakunya mendapat pahala dari1ya3 2agaimana pula

    manusia dapat mengetahui manamana perbuatan yang dimurkai oleh &llah

    sehingga pelakunya (ia beri siksa3 *tu semua merupakan perkara yang ada

    di luar jangkauan akal manusia" karena manusia hanya dapat memikirkan

    halhal yang terjaungkau oleh inderanya. &rtinya" manusia tidak mungkin

    dapat memikirkan apa yang diputuskan oleh &llah: bahwa atas perbuatan ini(ia memberi pahala sedangkan atas perbuatan itu (ia memberi siksa.

    .

    (ari sini dapat disimpulkan bahwa tidak mesti ada kesesuaian antara apa

    yang dianggap baik-buruk $hasan-)abih% oleh akal dan tabiat alami manusia

    di satu sisi dengan pujian-#elaan $madh-dzam% dan pahala-siksa

    $tsawab-'i)ab% dari &llah di sisi yang lain. &rtinya" jatuhnya pahala dan siksa

    dari &llah tidak ditentukan oleh kebaikan dan keburukan yang dipahami oleh

    akal manusia $berupa siat kesempurnaan dan kekurangan% dan tabiat alami

    manusia! melainkan" hanya keputusan &llahlah yang menentukanperbuatanperbuatan mana yang mendapat pahala dan manamana yang

    mendapat siksa. Maka dari itu" sedikit pun manusia tidak dapat mengetahui

    mana yang diwajibkan dan mana yang diharamkan oleh &llah dengan

    akalnya.

    .

    asySyaikh Ta)iyyuddin an1abhani mengatakan:

    ,&dapun hukum atas perbuatan dan benda dari aspek pujian $madh% dan

    #elaan $dzamm% yang dikenakan kepadanya di dunia serta pahala dan siksa

    di akhirat" maka tidak diragukan lagi bahwa yang berhak menghukuminya

    hanyalah &llah saja" bukan manusia. (engan kata lain" $yang

    menghukuminya% adalah syara'" bukan manusia. /ontohnya seperti baiknya

    iman dan buruknya kekuuran" baiknya ketaatan dan buruknya kemaksiatan"

    baiknya kebohongan dalam peperangan dan buruknya kebohongan di depan

    penguasa ka4r di luar peperangan" dan lainlain. *tu karena akal-pikiran

    sebenarnya terdiri dari penginderaan" akta" bekal pengetahuan awal dan

    otak. (engan demikian" penginderaan merupakan bagian tak terpisahkan

    dari komponen aki4tas berpikir $akal%. ika manusia tidak mampu mengindera

    sesuatu" maka ia pun tidak akan dapat memikirkannya dan tidak mungkin

    dapat menghukuminya" karena hukum akal terbatas pada perkaraperkarayang terindera. adi mustahil bagi akal untuk menghukumi halhal yang tak

    terjangkau oleh indera. Sementara itu" apakah kedzaliman itu dipuji atau

    di#ela $oleh &llah% bukanlah perkara yang dapat diindera oleh manusia"

    karena ia $pujian dan #elaan dari &llah% bukanlah sesuatu yang empirik"

    sehingga mustahil untuk dapat dipikirkan. (engan kata lain" tidak mungkin

    bagi akal untuk menghukuminya. Meskipun manusia dapat merasakan

  • 7/25/2019 terpuji tercela HT vs Mu'tazilah

    4/4

    keterpujian atau keter#elaan perbuatan dzalim itu dengan 4trah alami yang

    dimilikinya berupa perasaan ben#i atau suka" akan tetapi perasaan itu tidak

    punya peran apaapa terhadap akal dalam menetapkan hukum atas sesuatu.

    5ang mutlak dibutuhkan adalah penginderaan $akan adanya pujian dan

    #elaan dari &llah pent%... Tidak boleh pula menjatuhkan status hukum

    dengan pujian atau #elaan berdasarkan ke#enderungan alami manusia. *nidikarenakan" ke#enderungan alami tersebut akan menjatukan pujian pada

    halhal yang #o#ok dengannya" dan menjatuhkan #elaan pada halhal yang

    bertentangan dengannya. Tapi ke#enderungan itu kadang kala justru #o#ok

    dengan perkaraperkara yang ter#ela" seperti zina" liwath dan memperhamba

    manusia! kadangkala ia justru bertentangan dengan perkara yang terpuji"

    seperti memerangi musuh" bersabar terhadap halhal yang tidak disukai" dan

    berkata benar dengan resiko mendapatkan siksaan yang berat. Maka" yang

    dimaksud menghukumi berdasarkan ke#enderungan dan hawa nasu adalah

    menjadikannya sebagai standar dalam menjatuhkan pujian dan #elaan. (an

    se#ara pasti itu merupakan standar yang salah. $6ihat &sySyakhshiyyah al

    *slamiyyah juz ***" 2ab alHaakim%.

    *nilah episode ke enam" tentang apakah akal manusia bisa mengungkap

    status kebaikan dan keburukan suatu perbuatan dengan pengertian baik

    $hasan% sebagai perbuatan yang dipuji $mamduuh% dan mendapat pahala"

    serta buruk sebagai perbuatan yang di#ela $madzmuum% dan mendapat

    dosa. Masalah ini kemudian akan berkembang menjadi masalah lain" yakni

    ,&pakah manusia dibebani hukum sebelum turunnya risalah kepada

    mereka3, *n syaa &llahu akan kita bahas pada episode ke7.

    .

    12: di dalam status ini ada kata yang diterjemahkan ke dalam bahasa

    *ndonesia dari rase ,maa yumdahu, $yang dipuji% dan ,maa yudzammu,

    $yang di#ela%! maka untuk menghindari kesemrawutan" kata hasan)abih

    diterjemahkan menjadi baikburuk" bukan terpujiter#ela. (i samping itu"

    berbeda dengan pembahasan dlm kitab maahim" penggunaan kata hasan

    dan )abih dalam konteks ini lebih tepat diterjemahkan menjadi baikburuk"

    seperti ungkapan: ,keakiran itu buruk," dan ,bukan keakiran itu ter#ela,.