02 panduan dnr revisi
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
1/8
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
2/8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pengertian :
DNR atau do-not-resuscitate adalah suatu perintah yang memberitahukan tenaga medis
untuk tidak melakukan CPR. Hal ini berarti bahwa dokter, perawat, dan tenaga
emergensi medis tidak akan melakukan usaha CPR emergensi bila pernapasan maupun
jantung pasien berhenti. CPR atau cardiopulmonary resuscitation adalah suatu prosedur
medis yang digunakan untuk mengembalikan ungsi jantung !sirkulasi" dan pernapasan
spontan pasien bila seorang pasien mengalami kegagalan jantung maupun pernapasan.
CPR melibatkan #entilasi paru !resusitasi mulut ke mulut atau mulut ke hidung" dankompresi dinding dada untuk mempertahankan perusi ke jaringan organ #ital selama
dilakukan upaya-upaya untuk mengembalikan respirasi dan ritme jantung yang spontan.
CPR lanjut melibatkan DC shock, insersi tube untuk membuka jalan napas, injeksi obat-
obatan ke jantung dan untuk kasus-kasus ekstrim pijat jantung langsung !melibatkan
operasi bedah toraks".
Perintah DNR untuk pasien harus tertulis baik di catatan medis pasien maupun di catatan
yang dibawa pasien sehari-hari, di rumah sakit atau keperawatan, atau untuk pasien di
rumah. Perintah DNR di rumah sakit memberitahukan kepada sta medis untuk tidak
berusaha menghidupkan pasien kembali sekalipun terjadi henti jantung. $ila kasusnya
terjadi di rumah, maka perintah DNR berarti bahwa sta medis dan tenaga emergensi
tidak boleh melakukan usaha resusitasi maupun mentranser pasien ke rumah sakit untuk
CPR.
2. Tujuan:
%ntuk menyediakan suatu proses di mana pasien bisa memilih prosedur yang nyaman
dalam hal bantuan hidup oleh tenaga medis emergensi pada kasus henti jantung atau
henti napas
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
3/8
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Menghorati !einginan "a#ien $an !e%uargan&a
a. &ecuali perintah DNR dituliskan oleh dokter untuk seorang pasien, maka dalam
kasus-kasus henti jantung dan henti napas, tenaga emergensi wajib melakukan
tindakan resusitasi'
b. &etika memutuskan untuk menuliskan perintah DNR, dokter tidak boleh
mengesampingkan keinginan pasien maupun walinya'
c. Perintah DNR dapat dibatalkan !atau gelang DNR dapat dimusnahkan"
2. Kriteria DNR
a. Perintah DNR dapat diminta oleh pasien dewasa yang kompeten mengambil
keputusan, telah mendapat penjelasan dari dokternya, atau bagi pasien yang
dinyatakan tidak kompeten, keputusan dapat diambil oleh keluarga terdekat, atau
wali yang sah yang ditunjuk oleh pengadilan, atau olehsurrogate decision-maker'
b. Dengan pertimbangan tertentu, hal-hal di bawah ini dapat menjadi bahan diskusi
perihal DNR dengan pasien atau walinya(
). &asus-kasus dimana angka harapan keberhasilan pengobatan rendah atau CPR
hanya menunda proses kematian yang alami'
*. Pasien tidak sadar secara permanen'
+. Pasien berada pada kondisi terminal'
. da kelainan atau disungsi kronik dimana lebih banyak kerugian dibanding
keuntungan jika resusitasi dilakukan
'. Be(era"a ha% ter!ait $engan DNR
a. DNR penting karena
CPR bila berhasil, akan mengembalikan denyut jantung dan pernapasan sekaligus
kehidupan pasien. &esuksesan suatu CPR bergantung pada keadaan keseluruhan
pasien. %mur sendiri tidak menentukan apakah CPR akan berhasil, meskipun
penyakit dan kecacatan pasien yang umumnya sudah tua biasanya membuat CPRkurang berhasil. &etika pasien sakit berat atau berada pada kondisi terminal, CPR
bisa tidak berhasil atau hanya berhasil sebagian, dan meninggalkan pasien dengan
kerusakan otak atau pada kondisi medis yang lebih buruk daripada sebelum
jantungnya berhenti. Pada kasus-kasus ini, beberapa pasien memilih untuk dirawat
tanpa usaha agresi resusitasi sampai kematian mereka terjadi secara natural.
b. Hak pasien untuk meminta atau menerima pengobatan lainnya dipengaruhi oleh DNR
idak. Perintah DNR hanyalah sebuah keputusan mengenai CPR dan tidak terkait
dengan usaha pengobatan lainnya.c. pakah DNR secara etik dapat diterima
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
4/8
DNR sudah dikenal secara luas oleh tenaga kesehatan, kuasa hukum, pengacara, dan
lainnya bahwa DNR adalah sah secara medis dan etik dengan ketentuan tertentu.
%ntuk beberapa pasien, CPR justru mendatangkan lebih banyak masalah daripada
keuntungan, dan dapat bertentangan dengan keinginan atau harapan pasien itu
sendiri.
d. DNR membutuhkan consent atau persetujuan pasien
Dokter berkewajiban bicara dan menjelaskan kepada pasien sebelum pasien dapat
memutuskan DNR !bila pasien kompeten untuk mengambil keputusan", kecuali
dokter yakin bahwa mendiskusikan hal tersebut dengan pasien tersebut justru akan
menimbulkan dampak negati terhadap pasien itu. Dalam kasus emergensi di mana
tidak diketahui apa keputusan pasien mengenai CPR dan DNR, dianggap bahwa
semua pasien memberikan persetujuan untuk CPR. $agaimanapun juga, hal itu tidakberlaku bila seorang dokter memutuskan bahwa CPR tidak akan berhasil.
e. Pasien memberitahukan keinginannya mengenai DNR
/eorang pasien dewasa dapat memberikan consent atau persetujuan untuk DNR
secara oral atau tertulis !seperti surat wasiat" kepada seorang dokter dengan
setidaknya hadir dua saksi./ebelum memutuskan tentang CPR, pasien harus bicara
terlebih dahulu dengan dokternya tentang kesehatannya secara keseluruhan dan
keuntungan serta kerugian dari CPR terhadap dirinya. Diskusi secara menyeluruh
lebih awal akan memastikan bahwa keinginan pasien sepenuhnya diketahui.. $ila seorang pasien meminta DNR, apakah dokter harus menghargainya
0ika seorang pasien tidak menginginkan CPR dan meminta DNR, seorang dokter
harus menyetujui atau jika tidak setuju, dokter dapat(
1entranser pasien ke dokter lain'
1emulai proses untuk menyelesaikan argumentasi atau perdebatan jika pasien
berada di rumah sakit atau rumah perawatan'
0ika argumentasi atau perdebatan dalam kurun waktu 2* jam, dokter harus
mentranser pasien ke dokter lain.
g. 0ika pasien tidak kompeten untuk memutuskan CPR untuk dirinya sendiri, yang akan
memutuskannya (
Pertama, keputusan bahwa pasien tidak kompeten untuk memutuskan CPR bagi
dirinya harus dibuat oleh minimal dua dokter. Dokter harus memberitahukan
hasilnya kepada pasien dan pasien berhak untuk menyatakan keberatan.
0ika seorang pasien sudah dinilai tidak kompeten untuk memutuskan tentang
CPR dan tidak memberitahukan tentang keinginannya sebelumnya, perintah
DNR dapat ditulis dengan consentdari seseorang yang dipilih oleh pasien, oleh
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
5/8
anggota keluarga !pasangan hidup, orang tua, anak, maupun saudara kandung"
atau teman terdekat atau orang yang ditunjuk dari pengadilan secara hukum.
Dalam kasus ini ada dua pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu(
d#ance Directi#e( ini adalah dokumen yang memuat keinginan dan keputusan
pasien sekiranya di kemudian hari ia tidak mampu melakukannya. Dokumen ini
dapat berbentuk surat wasiat yang menyebutkan keinginan atau keputusan
pasien dengan jelas, atau berbentuk penunjukan orang lain yang spesiik secara
khusus untuk mengambil keputusan medis atas diri pasien )durable power of
attorney for health care*.da beberapa kontro#ersi tentang bagaimana surat
wasiat diinterpretasikan. Dalam beberapa kasus, surat wasiat bisa sudah dibuat
jauh hari di masa lalu dan pandangan pasien sudah banyak berubah. da juga
kasus di mana pasien berubah pikiran tentang keputusannya mengenai end-of-
life ketika mereka benar-benar menghadapinya. Dalam kasus-kasus seperti ini
surat wasiat ditinjau kembali berdasarkan komunikasi dengan anggota keluarga,
teman terdekat, atau tenaga kesehatan yang memiliki hubungan yang panjang
dengan pasien.
Surrogate decision maker:dalam hal ketiadaan dokumen, orang terdekat pasien
atau yang mengenal keinginan pasien dapat membantu. 1eskipun pada
praktiknya, semua anggota keluarga dapat dilibatkan dalam diskusi untuk
mencapai kesepakatan, secara hukum dikenal hirarki hubungan untuk
menentukan siapa yang akan menjadi wali atas pasien(
). 3ali yang sah dengan otoritas membuat keputusan medis
*. 4ndi#idu yang ditunjuk langsung oleh pasien
+. Pasangan hidup pasien
. nak pasien yang sudah dewasa
5. 6rang tua pasien
7. /audara kandung pasien yang sudah dewasa
Penulisan ad#ance directi#e dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu(
a. 1enggunakan ormulir yang disediakan dari dokter
b. 1enuliskan keinginan sendiri
c. 1eminta ormulir dari departemen kesehatan atau departemen pemerintah
d. 1emanggil pengacara
e. 1enggunakan sotware komputer khusus untuk dokumen legal !tergantung
hukum masing-masing negara".
/ebaiknya segala sesuatu yang sudah ditulis dicek kembali oleh dokter atau kuasa
hukum untuk memastikan bahwa apa yang sudah pasien yang tulis dimengerti
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
6/8
sebagaimana mestinya !mencegah pengertian ganda atau ambigu". /etelah semuanya
selesai, sebaiknya melakukan notarisasi jika memungkinkan dan dikopi untuk
diserahkan pada keluarga dan dokter.
h. /eorang anggota keluarga atau teman terdekat dapat mengambil keputusan tentang
DNR, bila (
nggota keluarga atau teman terdekat dapat memberikan persetujuan atau consent
untuk DNR hanya jika pasien tidak mampu memutuskan bagi dirinya sendiri dan
pasien belum memutuskan8memilih orang lain untuk mengambil keputusan tersebut.
Contohnya, dalam keadaan(
). Pasien dalam kondisi sakit terminal
*. Pasien yang tidak sadar secara permanen
+. CPR tidak akan berhasil !medical utility"
. CPR akan menyebabkan kondisi akan menjadi lebih buruk
da beberapa keadaan di mana CPR biasanya memberikan 9: kemungkinan sukses,
misalnya pada kondisi klinis di bawah ini(
). Persistent #egetati#e state
*. /yok septik
+. /troke akut
. &anker metastasis !stadium "
5. Pneumonia berat
/iapapun yang mengambil keputusan bagi pasien harus mendasarkan keputusannya
pada keinginan personal pasien, meliputi agama dan keyakinan dan kepercayaan
moral pasien. tau bila keinginan tidak diketahui, keputusan harus selalu
didasarkan pada kepentingan pasien.
i. $ila ada anggota keluarga yang tidak setuju
Dalam rumah sakit atau rumah perawatan, keluarga pasien dapat meminta untuk
memediasi ketidaksetujuan. Dokter dan meminta mediasi bila ia menemukan adanya
ketidaksetujuan atau kesepakatan di antara anggota keluarga pasien.
j. $ila pasien kehilangan kemampuannya untuk membuat keputusan tentang CPR dan
tidak memiliki seorang pun yang bisa mengambil keputusan untuk dirinya
Perintah DNR dapat ditulis jika ada dua dokter yang memutuskan bahwa CPR tidak
akan berhasil atau jika pengadilan secara hukum mensahkan DNR terhadap pasien
tersebut. 6leh karena itu, sangat dianjurkan pada pasien untuk mendiskusikan hal
DNR ini terlebih dahulu dengan dokternya dari awal.
k. ;ang bisa memberikan persetujuan atau consent tentang DNR pada anak
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
7/8
6rang tua pasien atau wali pasien anak tersebut. 0ika seorang anak telah cukup
umurnya untuk mengerti dan memutuskan tentang CPR, maka persetujuan dibuat
atas consent anak yang bersangkutan.
l. $ila pasien berubah keputusan setelah DNR ditulis
Pasien atau siapapun yang memberikan consent tentang DNR tersebut dapat
membatalkan atau mencabut consentnya dengan memberitahu dokter atau perawat
atau siapapun tentang keputusannya. /elama pada saat mengubah keputusan
tersebut, pasien dalam keadaan kompeten yang berarti mampu berpikir rasional dan
memberitahukan keinginannya dengan jelas. Perubahan itu sebaiknya disahkan
secara hukum dan diketahui pula oleh dokter dan anggota keluarga.
m. $ila pasien ditranser ke tempat perawatan lain
DNR tetap berlaku sampai dokter yang memeriksa memutuskan lain. $ila hal itu
terjadi, dokter tersebut wajib memberitahukan hal tersebut kepada pasien atau
siapapun yang berwenang memutuskan untuk pasien untuk mendapatkan
persetujuan. Di beberapa negara sudah ada aturan yang mewajibkan pasien
mengenakan gelang tentang keputusannya apakah memilih CPR atau DNR.
BAB III
TATA LAK+ANA
Pro#e$ur &ang $ire!oen$a#i!an:). 1eminta inormed consent dari pasien atau walinya'
*. 1engisi ormulir DNR. empatkan kopi atau salinan pada rekam medis pasien dan
serahkan juga salinan pada pasien atau keluarga dan caregi#er'
+. 1enginstruksikan pasien atau caregi#er memasang ormulir DNR di tempat-tempat
yang mudah dilihat seperti headboard, bedstand, pintu kamar, atau kulkas'
. Dapat juga meminta pasien mengenakan gelang DNR di pergelangan tangan atau kaki
!jika memungkinkan"'
5. injau kembali status DNR secara berkala dengan pasien atau walinya, re#isi bila ada
perubahan keputusan yang terjadi dan catat dalam rekam medis. $ila keputusan DNR
dibatalkan, catat tanggal terjadinya dan gelang DNR dimusnahkan'
7. Perintah DNR harus mencakup hal-hal di bawah ini(
a. Diagnosis
b. lasan DNR
c. &emampuan pasien untuk membuat keputusan
d. Dokumentasi bahwa status DNR telah ditetapkan dan oleh siapa
2. Perintah DNR dapat dibatalkan dengan keputusan pasien sendiri atau dokter yang
merawat, atau oleh wali yang sah. Dalam hal ini, catatan DNR di rekam medis harus
pula dibatalkan dan gelang DNR !jika ada" harus dimusnahkan.
-
7/25/2019 02 Panduan DNR Revisi
8/8
BAB I,
D-KUMENTA+I