11435670 nambah ilmu tentang desa siaga

Upload: nizar48

Post on 11-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    1/42

    1. Pengertian Desa Siaga*)

    Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan

    sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan

    mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri dalam rangka

    mewujudkan desa sehat.3)

    Desa Siaga dapat dikatakan merekonstruksi atau membangun

    kembali berbagai upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM).

    Pengembangan Desa Siaga juga merupakan revitalisasi Pembangunan

    Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) sebagai pendekatan edukatif yang

    perlu dihidupkan kembali, dipertahankan, dan ditingkatkan.

    Desa Siaga juga dapat merupakan pengembangan dari konsep

    Siap-Antar-Jaga, sehingga diharapkan pada gilirannya akan menjadi

    Desa Siaga dan selanjutnya Desa Sehat yang dilengkapi komponen-

    komponen yaitu dikembangkannya pelayanan kesehatan dasar dan

    UKBM, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di kalangan masyarakat,

    diciptakannya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi

    kegawatdaruratan dan bencana, serta sistem pembiayaan kesehatan

    yang berbasis masyarakat.

    Kerangka pikir pertama adalah bahwa Desa Siaga akan dapat

    terwujud apabila manajemen dalam pelaksanaan pengembangannya

    diselenggarakan secara paripurna oleh berbagai pihak (unit-unit

    kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait).

    Sebagaimana diketahui, secara elementer komponen dari

    manajemen adalah 3 P, yaitu P1 - Perencanaan (terdiri atas Persiapan,

    Pembentukan Tim, Penyusunan Pedoman, Penerbitan Peraturan

    Perundang-undangan, Penganggaran. dan Iain-Iain). P2 - Penggerakan

    Pelaksanaan (terdiri atas Pemilihan Desa, Pengadaan SDM, Pengadaan

    Sarana, Pelaksanaan Kegiatan). dan P3 - Pemantauan, Pengawasan dan

    Penilaian. Kesemuanya itu harus tertampung sebagai tugas/peran dari

    *) SUTOPO PATRIA JATI

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    2/42

    jajaran kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait

    (sesuai dengan kewenangan menurut Otonomi Daerah). Dengan

    demikian, maka pelaksanaan konsep dan kebijakan Desa Siaga akan

    berjalan dengan sukses.

    Sumber : Kebijakan Pengembangan Desa Siaga

    Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pencapaian Desa Siaga (1)1)

    Kerangka pikir kedua merupakan lanjutan dari kerangka pikir

    pertama. yaitu bagaimana cara membagi tugas/peran di antara jajaran

    kesehatan dan pemangku kepentingan lain yang terkait.

    Kerangka pikir ini berawal dari pertanyaan: Apa yang semestinyaada

    dan terjadi di desa? Bila hal ini sudah dapat dirumuskan, maka yang perlu

    diuraikan dulu tugas/perannya adalah mereka yang ada di garis depan,

    yaitu Puskesmas, Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

    Jika garda depan ini sudah dapat diuraikan tugas/perannya,

    kemudian diuraikan tugas/peran Dinas Kesehatan Propinsi Departemen

    Kesehatan (Pusat), dan Pemangku Kepentingan Lain.

    2

    KONSEPDAN KEBIJAKAN

    DESA SIAGA

    MANAJEMEN

    P1TIMPEDOMANPERATURAN/ PER-

    UU-ANPENGANGGARAN

    P2PEMILIHAN DESAPENGADAAN SDMPELAKSANAAN

    KEGIATAN

    P3PENGAWASANPEMANTAUANEVALUASI

    TUGAS/PERAN MASING-MASING UNIT KES DANSTAKEHOLDERS LAIN

    SESUAI TK ADMINISTRASI(MEMPERTAHANKAN UU

    PEMERINTAHAN DAERAH)

    PELAKSANAANKONSEP DAM

    KEBIJAKANDESA SIAGA

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    3/42

    DEPKES: Apa peran Depkes untuk mendukung RS, Prov dan Kab/Kota

    DitjenBinkesmas

    DitjenYanmed

    DitjenP2PL

    DitjenBinfar

    BadanPPSDM

    BadanLitbang

    SetJen

    Rt Jen

    Sumber : Kebijakan Pengembangan Desa Siaga

    Gambar 2.2 Kerangka Pikir Pencapaian Desa Siaga (2) 1)

    2. Tujuan Desa Siaga

    Pengembangan Desa Siaga bertujuan :2)

    a. Tujuan Umum

    Terwujudnya masyarakat desa yang sehat serta peduli dan tanggapterhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

    b. Tujuan Khusus

    (1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa

    tentang pentingnya kesehatan.

    (2) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa

    terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan

    kesehatan seperti bencana, wabah, kegawatdaruratan, dan

    sebagainya.

    3

    Seluruh Desa menjadiDESA SIAGA

    Apa yang harus ada danterjadi di Desa?

    RUMAH SAKIT

    Apa peran RSuntuk mendukung

    Desa Siaga

    DINKES KAB/KOTA

    Apa peran Dinkes Kab/ Kotauntuk mendukung Desa

    Siaga, Puskesmas, dan RS

    PUSKESMAS

    Apa peran puskesmasuntuk mendukung

    Desa Siaga?

    DINKES PROVINSIApa peran Dinkes Provuntuk mendukung Dinkes

    Kab/Kotauntuk mendukung

    Desa Siaga

    Apa peranStakeholders lain?

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    4/42

    (3) Meningkatnya keluarga yang sadar gizi dan melaksanakan

    perilaku hidup bersih dan sehat.

    (4) Meningkatnya kemandirian masyarakat desa dalam pembiayaan

    kesehatan.

    (5) Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk

    menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

    (6) Meningkatnya dukungan dan peran aktif para pemangku

    kepentingan dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa.

    3. Sasaran Pengembangan Desa Siaga

    Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembanganDesa Siaga dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :2)

    (1) Semua individu dan keluarga di desa, yang

    diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, serta peduli dan

    tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya.

    (2) Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap

    perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan

    iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh

    masyarakat, termasuk tokoh agama; tokoh perempuan dan pemuda;

    kader desa; serta petugas kesehatan.

    (3) Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan

    kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana,

    dan Iain-Iain, seperti Kepala Desa, Camat, para pejabat terkait,

    swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan lainnya.

    4. Kriteria Desa Siaga

    Sesuai dengan pengertian Desa Siaga, maka Kriteria dari Desa

    Siaga adalah :1)

    a. Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak memiliki

    akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos Kesehatan Desa).

    b. Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan masyarakat

    setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa. dan Iain-Iain).

    c. Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-faktor

    risiko yang berbasis masyarakat.

    d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

    kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

    4

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    5/42

    e. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

    f. Memiliki lingkungan yang sehat.

    g. Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan sehat.

    Adapun penjelasan singkat untuk masing-masing kriteria tersebut

    di atas adalah sebagai berikut : 2)

    a. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)

    Poskesdes adalah sarana kesehatan yang dibentuk di desa

    yang tidak memiliki akses terhadap Puskesmas/Pustu dalam rangka

    menyediakan/mendekatkan pelayanan kesehatan dasar bagi

    masyarakat desa.Pelayanannya meliputi upaya-upaya promotif, preventif, dan

    kuratif yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat,

    tenaga gizi dan sanitarian) dengan melibatkan kader atau tenaga

    sukarela lainnya.

    Sasarannya adalah Ibu, bayi, anak balita, wanita usia subur,

    usila, dan masyarakat lainnya.

    b. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

    UKBM merupakan wahana pemberdayaan masyarakat, yang

    dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk

    dan bersama masyarakat, dengan bimbingan petugas Puskesmas.

    lintas sektor dan lembaga terkait lainnya. UKBM dapat berupa antara

    lain :

    1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

    Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang

    dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama

    masyarakat guna memberikan kemudahan kepada masyarakat,

    utamanya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

    menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan

    Angka Kematian Bayi (AKB).

    2) Posyandu Usila

    Posyandu Usila merupakan wahana pelayanan bagi kaum

    usia lanjut (usila), yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum usila.

    5

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    6/42

    Titik berat pelayanannya pada upaya promotif dan preventif,

    tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

    3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)

    Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam

    upaya mendekatkan dan memudahkan masyarakat untuk

    memperoleh pelayanan profesional Kesehatan Ibu dan Anak

    (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di

    Desa (BDD) dan pamong desa.

    4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

    POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka

    alih pengetahuan dan keterampilan tentang obat dan pengobatan

    sederhana dari petugas kepada kader dan dari kader kepada

    masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh

    obat yang bermutu dan terjangkau.

    Sasarannya adalah: kelompok masyarakat yang masih

    rendah keterjangkauannya dalam hal obat dan pengobatan.

    5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

    Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya

    pemeliharaan kesehatan pekerja. diselenggarakan oleh

    masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang

    sama dalam meningkatkan produktivitas kerja.

    6) Saka Bhakti Husada (SBH)

    SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan

    dan keterampilan di bidang kesehatan bagi generasi muda,

    khususnya anggota Gerakan Pramuka, untuk mernbaktikan

    dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitar.

    7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

    Poskestren merupakan wahana dalam mendekatkan

    pelayanan kesehatan kepada masyarakat pondok pesantren

    dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok pesantren,

    6

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    7/42

    yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa

    mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

    c. Surveilans Berbasis Masyarakat

    1) Pengertian

    Surveilans berbasis masyarakat adalah pemantauan yang

    dilakukan oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatandan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi atau menyebabkan

    masalah-masalah tersebut. Pemantauan ini dilakukan melalui

    proses pengumpulan data, pengolahan dan interpretasi data

    secara sistematik dan terus menerus.

    Selanjutnya hasil pemantauan oleh masyarakat

    diinformasikan kepada petugas kesehatan atau unit yang

    bertanggung jawab untuk dapatnya diambil tindakan

    penanggulangan secara efektif dan efisien. Kegiatan surveilans

    yang dilakukan oleh masyarakat merupakan kegiatan dalam

    rangka kewaspadaan dini terhadap ancaman muncul atau

    berkembangnya penyakit/masalah kesehatan yang disebabkan

    antara lain oleh status gizi, kondisi lingkungan dan perilaku

    masyarakat.

    Beberapa contoh penyakit dan masalah kesehatan yang

    sering muncul di masyarakat dan cenderung menimbulkan

    Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah: diare, demam berdarah

    dengue, malaria, campak, Infeksi Saluran Pernafasan Atas

    (ISPA), dan keracunan makanan. Sedangkan faktor-faktor

    risikonya dapat berupa gizi buruk, perilaku yang merugikan

    kesehatan, dan lingkungan yang tidak sehat.

    2) Tujuan

    Secara umum tujuan dari surveilans berbasis masyarakat

    adalah terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini

    di masyarakat terhadap kemungkinan terjadinya penyakit dan

    7

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    8/42

    masalah-masalah kesehatan yang akan mengancam dan

    merugikan masyarakat yang bersangkutan.

    Sedangkan secara khusus, surveilans berbasis

    masyarakat bertujuan agar :

    a) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-

    tanda akan timbulnya penyakit atau masalah-masalah

    kesehatan lain, dan melaporkannya kepada petugas

    kesehatan.

    b) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-

    tanda akan timbulnya masalah lingkungan di wilayahnyasebagai faktor risiko (yaitu misalnya tentang persediaan air

    bersih, pembuangan air limbah, jamban, pengelolaan

    sampah, dan perumahan yang meliputi ventilasinya,

    pencahayaannya, kepadatan huninya, dan Iain-Iain).

    c) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-

    tanda akan timbulnya masalah gizi sebagai faktor risiko.

    d) Masyarakat mengetahui secara dini

    berkembangnya perilaku hidup di kalangan warga yangmerugikan kesehatan. baik perorangan, keluarga maupun

    masyarakat, sebagai faktor risiko.

    3) Kegiatan

    Diharapkan masyarakat melaporkan segera kepada

    petugas kesehatan atau unit terkait bila ditemukan kasus

    penyakit, masalah gizi, masalah lingkungan atau penyimpangan

    perilaku yang terjadi pada masyarakat di wilayahnya. Setelah

    laporan disampaikan oleh masyarakat kepada petugas kesehatan

    atau unit terkait, tindakan penanggulangan segera dilakukan oleh

    yang berwenang. Dalam pelaksanaannya, surveilans berbasis

    masyarakat dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

    a) Sosialisasi kepada masyarakat

    b) Advokasi kepada pengambil kebijakan

    c) Identifikasi kasus laporan dari masyarakat

    d) Pengolahan, analisis dan interpretasi data

    8

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    9/42

    e) Penyebaran informasi kepada masyarakat

    dan unit terkait

    f) Rekomendasi dan penyampaian alternatif

    tindak lanjut.

    g) Tindak lanjut.

    d. Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Kegawatdaruratan dan

    Bencana Berbasis Masyarakat

    1) PengertianKesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan

    dan bencana berbasis masyarakat adalah upaya yang dilakukan

    masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya kegawatdaruratan

    sehari-hari dan bencana, melalui langkah-langkah yang tepat

    guna dan berdaya guna.

    2) Tujuan

    Secara umum tujuan dari kesiapsiagaan dan

    penanggulangan keadaan darurat dan bencana adalah

    masyarakat mampu mengenali, mengurangi, mencegah, dan

    menanggulangi keadaan darurat sehari-hari dan bencana serta

    faktor-faktor yang dapat menimbulkan keadaan tersebut.

    3) Kegiatan

    Titik berat dari konsep kesiapsiagaan masyarakat adalah

    kegiatan pencegahan dan promosi kesehatan. Kesiapsiagaan

    masyarakat harus dilaksanakan secara berkesinambungan dan

    saling mendukung antara masyarakat dan tenaga kesehatan.

    Masing-masing unsur harus berperan dengan pembagian tugas

    sebagai berikut:

    a) Masyarakat

    (1) Mengenali, mengurangi dan mencegah faktor-faktor

    yang dapat menimbulkan masalah kesehatan maupun

    kegawatdaruratan sehari-hari.

    9

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    10/42

    (2) Meningkatkan kemampuan mengatasi masalah

    kesehatan, khususnya masalah kegawatdaruratan

    sehari-hari dan bencana.

    (3) Mengenai kondisi lingkungan di desa/kelurahan. Misal:

    lokasi sekolah, lokasi peternakan, dan Iain-Iain.

    (4) Mengenal kondisi yang dapat menimbulkan masalah

    kesehatan di desa/kelurahan. Misal: sampah pasar

    yang berserakan, saluran air limbah yang tersumbat,

    sungai yang tercemar, sumur yang tidak mempunyai

    bibir, dan lain-lain.

    (5) Melakukan kegiatan yang bersifat pencegahan. Misal:

    pembuatan bibir sumur, pembuatan jamban keluarga,

    pembersihan lingkungan, dan lain-lain.

    (6) Melakukan kegiatan yang bersifat promosi terhadap

    kesehatan. Misal: penyuluhan kebersihan lingkungan,

    pemanfaatan tanaman obat, bahaya obat terlarang,

    membiasakan diri pola hidup sehat dan Iain-Iain.

    (7) Peningkatan kemampuan di bidang penanganan

    kegawatdaruratan sehari-hari. Misal: pelatihan P3K,

    penanganan anak sakit, pembuatan dan pemanfaatan

    oralit, tata cara perbaikan kualitas air bersih, sanitasi,

    pembuangan kotoran, tata cara pencegahan. dan

    pemberantasan penyakit, dan lain-lain.

    (8) Melaporkan masalah kesehatan yang ada kepada

    petugas kesehatan. Misal: kematian, kelahiran,

    kecelakaan, dan Iain-Iain.

    b) Tenaga Kesehatan

    Dukungan tenaga kesehatan, khususnya Puskesmas,

    dapat dilakukan melalui :

    (1) Penyediaan informasi dan konsultasi

    kesehatan.

    (2) Pelatihan Kader.

    (3) Pelayanan kegawatdaruratan sehari-hari.

    10

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    11/42

    (4) Upaya pemulihan kesehatan.

    (5) Pembiayaan Kesehatan Berbasis

    Masyarakat.

    Secara umum terdapat dua bentuk sumber

    pendanaan dari masyarakat yang dapat digali untuk

    digunakan dalam peningkatan upaya kesehatan, yaitu

    dana masyarakat yang bersifat aktif dan dana

    masyarakat yang bersifat pasif.

    a) Dana Masyarakat yang Bersifat Aktif

    Dana masyarakat yang bersifat aktif adalahdana yang secara khusus digali atau dikumpulkan

    oleh masyarakat yang digunakan untuk membiayai

    upaya kesehatan. Sering disebut dengan Dana

    Sehat.

    Dana Sehat merupakan suatu upaya dari,

    oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan

    berdasarkan azas gotong-royong dan bertujuan

    untuk meningkatkan taraf kesehatan anggotanya,

    melalui usaha perhimpunan dana secara praupaya

    guna menjamin pemeliharaan kesehatan.

    Pada dasarnya, pengertian dana sehat

    mencakup tiga hal pokok :

    (1) Adanya kesepakatan berdasarkan prinsip

    gotong-royong dari sekelompok masyarakat

    guna mengumpulkan sejumlah dana untuk

    pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

    (2) Adanya upaya pengembangan suatu

    bentuk pemeliharaan kesehatan yang sesuai

    dengan dan dapat memenuhi kebutuhan

    kelompok masyarakat tersebut.

    (3) Adanya sistem pengelolaan dari dana

    yang terkumpul, sehingga mampu menjamin

    pemeliharaan kesehatan bagi anggotanya

    secara berkesinambungan.

    11

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    12/42

    Dalam pengembangannya, pengelolaan Dana

    Sehat dapat dikaitkan dengan suatu usaha tertentu.

    Persentase tertentu dari hasil usaha disisihkan untuk

    digunakan dalam meningkatkan upaya kesehatan bagi

    anggotanya.

    Berbagai cara pengumpulan dana masyarakat

    yang bersifat aktif antara lain :

    (1) luran, yaitu pengumpulan sejumlah uang

    atau benda dari masyarakat secara berkala atas

    dasar kesepakatan masyarakat. Pengumpulandilakukan oleh kelompok masyarakat yang

    ditunjuk. Pengumpulan iuran dalam bentuk uang

    dapat dilakukan secara langsung atau bersamaan

    dengan pembayaran rekening listrik, telepon, PBB

    atau pada saat pembuatan KTP.

    (2) Sumbangan, yaitu berupa pemberian

    sukarela dari perorangan, kelompok, lembaga

    masyarakat, badan sosial, dan perusahaan yang

    berbentuk uang atau modal, benda tak bergerak

    (tanah, bangunan) atau sarana yang dibutuhkan.

    Sumbangan dapat juga dikumpulkan melalui

    penjualan kupon/karcis sumbangan.

    (3) Jimpitan, yaitu pengumpulan bahan

    makanan pokok (biasanya beras) dari masyarakat

    dalam jumlah tertentu dan biasanya diambil

    secara harian. Hasil jimpitan yang telah terkumpul

    dijual agar diperoleh uang untuk membiayai upaya

    kesehatan.

    (4) Arisan, yaitu pengumpulan sejumlah

    uang atau barang untuk upaya kesehatan (seperti

    jamban keluarga, sumur. rumah sehat, dan Iain-

    lain) oleh peserta arisan secara berkala sesuai

    dengan kesepakatan. Selain itu ada pula

    pengumpulan dengan pola Artamas (Arisan

    12

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    13/42

    Tabungan Amal Sehat; yaitu menyisihkan

    sebagian dana arisan untuk membiayai upaya

    kesehatan.

    (5) Penyisihan hasil usaha, yaitu

    pengumpulan sejumlah uang hasil usaha atau

    hasil pertanian/peternakan oleh masyarakat dalam

    waktu tertentu untuk membiayai upaya kesehatan.

    Berbagai bentuk dana sehat yang telah

    berkembang di masyarakat antara lain :

    (1) Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin). yaitudana simpanan ibu hamil atau keluarga untuk

    persalinan yang disimpan/dititipkan kepada bidan

    daiam bentuk uang maupun barang.

    (2) Arisan Jamban Keluarga, yaitu

    pengumpulan dana untuk pembelian dan

    pemasangan jamban keluarga secara bergiliran.

    (3) Jambulin (Jaminan Ibu Bersalin) yaitu

    iuran ibu hamil/keluarga untuk pemeliharaan

    kesehatan ibu selama hamil, melahirkan, hingga

    perawatan bayi. Jambulin dikelola oleh warga

    yang ditunjuk bekerjasama dengan bidan dan

    puskesmas selaku pemberi pelayanan kesehatan.

    (4) Dasolin (Dana Sosial Ibu Bersalin) yaitu

    dana yang dikumpulkan dari dan oleh masyarakat

    untuk membantu biaya persalinan dan atas

    kesepakatan dapat digunakan untuk biaya

    kesehatan lain.

    (5) Artamas (Arisan Tabungan Amal Sehat)

    yaitu sejenis arisan, di mana penerima arisan

    menyisihkan sebagian pendapatannya untuk

    tabungan kesehatan, yang disimpan di bank dan

    digunakan untuk membantu biaya pengobatan

    peserta arisan. Atas kesepakatan bersama,

    13

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    14/42

    tabungan ini dapat juga digunakan untuk bukan

    anggota.

    (6) Dana Sehat Kelompok Usaha Bersama,

    yaitu penyelenggaraan dana sehat yang iurannya

    diambil dari sisa hasil usaha atau keuntungan

    kelompok usaha bersama. Kelompok Usaha

    Bersama adalah bentuk kegiatan ekonomi rakyat

    yang berskala kecil, merupakan usaha bersama

    dari. kelompok beberapa-keluarga (biasanya Dasa

    Wisma) yang mendapat dana stimulan untukmeningkatkan pendapatan keluarga.

    b) Dana Masyarakat Yang Bersifat Pasif

    Dana masyarakat yang bersifat pasif adalah

    pemanfaatan dana yang sudah ada di masyarakat

    untuk membiayai upaya kesehatan.

    Salah satu bentuk dana pasif adalah danasosial keagamaan, yaitu misalnya dana yang

    berasal dari zakat, infaq, shodaqoh, wasiat, hibah,

    waris, dana kolekte, dana persembahan, dana

    diakonia, dana aksi puasa, dana punia, dan dana

    paramita yang dikelola dan didistribusikan sesuai

    ajaran agama. Saat ini pemanfaatan dana sosial

    keagamaan untuk pelayanan kesehatan telah

    dilakukan oleh berbagai pengelola dana masing-

    masing, baik dari agama Islam, maupun Katolik,

    Protestan, Hindu, dan Budha. Namun

    pemanfaatannya masih terbatas pada upaya

    bantuan untuk berobat sewaktu sakit (kuratif) serta

    bakti sosial, sehingga dirasakan belum optimal.

    Bentuk dana pasif lain adalah penyisihan

    dana sosial kemasyarakatan yang telah terkumpul di

    masyarakat untuk membiayai upaya kesehatan.

    14

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    15/42

    Salah satu contoh dana sosial kemasyarakatan

    adalah dana rareongan sarumpi yang pernah

    dilakukan di Provinsi Jawa Barat.

    Dana masyarakat yang terkumpul dapat

    dimanfaatkan untuk berbagai macam kegiatan yang

    mendukung terselenggaranya Desa Siaga. Beberapa

    kegiatan yang dapat memanfaatkan dana masyarakat

    antara lain:

    1) Pembangunan Poskesdes dan

    pengembangan UKBM.

    2) Upaya pemberdayaan masyarakat seperti

    kemitraan antara bidan dengan dukun bayi,

    lokakarya mini dengan tokoh masyarakat dalam

    upaya mengembangkan komponen pemberdayaan

    masyarakat, dan Iain-Iain.

    3) Upaya promotif seperti pelatihan kader,

    penyuluhan kesehatan dan gizi, perlombaan di

    bidang kesehatan, dan lain-lain.4) Upaya preventif seperti surveilans berbasis

    masyarakat, kesiapsiagaan desa menghadapi

    kegawatdaruratan kesehatan, pemeriksaan

    kesehatan berkala termasuk pemeriksaan ibu hamil

    dan balita, imunisasi, penyehatan lingkungan,

    pemberantasan nyamuk. dan Iain-Iain.

    5) Upaya kuratif dan rehabilitatif seperti

    pengobatan kesehatan dasar, pertolongan

    persalinan, dan rujukan kasus ke Puskesmas.

    6) Upaya lain seperti biaya transportasi untuk

    mengantar warga ke sarana pelayanan kesehatan

    atau memanggil petugas kesehatan, biaya

    transportasi pendamping ibu bersalin, biaya hidup

    keluarga pasien yang tidak mampu, dan Iain-Iain.

    c) Lingkungan Sehat

    15

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    16/42

    Pengembangan lingkungan yang sehat di desa

    diarahkan kepada terciptanya lingkungan yang tertata dengan

    baik. bebas dari pencemaran, sehingga menjamin kesehatan

    bagi warga/masyarakat desa. Adapun aspek-aspek yang

    perlu dicakupi dalam rangka pengembangan lingkungan

    sehat ini antara Iain adalah sebagai berikut :

    (1) Perumahan: mengupayakan terciptanya rumah-

    rumah penduduk yang sehat (rumah sehat) dengan

    lingkungan permukiman yang nyaman, aman. dan

    sehat.(2) Udara:menjaga agar udara di desa tetap segar dan

    bersih, bebas dari polusi udara seperti asap knalpot,

    asap pabrik, partikel-partikel debu, dan Iain-Iain.

    (3) Airmenjaga agar mata air, air sungai dan sumber

    air lain bersih dan bebas dari polusi seperti buangan

    limbah pabrik, sampah, pestisida/pupuk, dan Iain-Iain.

    Selain itu juga mengupayakan adanya penyediaan air

    bersih yang layak minum bagi penduduk desa.

    (4) Limbah Padat. mengupayakan agar pembuangan

    sampah rumah tangga dikelola dengan baik. sehingga

    tidak mencemari lingkungan, Demikian juga sampah

    dari tempat-tempat lain seperti pasar pabrik, dan Iain-

    Iain.

    (5) Limbah Cair. mengupayakan agar limbah cair dari

    rumah tangga, pabrik. dan pusat-pusat kegiatan lain

    dikelola dengan baik, sehingga tidak mencemari

    lingkungan.

    (6) Tempat Umum:mengupayakan agar tempat-tempat

    umum seperti pasar, terminal, sekolah, dan lain-lain

    memenuhi syarat-syarat kesehatan serta dikelola

    dengan baik dan benar.

    e. Pengembangan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

    1) Pengertian

    16

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    17/42

    Pengembangan kadarzi adalah pengembangan keluarga

    yang berperilaku gizi seimbang, serta mampu mengenali dan

    mengatasi masalah gizi anggota keluarganya.

    Perilaku gizi seimbang. adalah perilaku yang dilandasi

    pengetahuan dan sikap yang sesuai, meliputi perilaku

    mengkonsumsi makanan seimbang serta perilaku hidup bersih

    dan sehat. Makanan seimbang, adalah pilihan makanan keluarga

    yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan masing-

    masing anggota keluarga dalam jumlah yang sesuai dengan

    kebutuhan dan bebas dari pencemaran.

    2) Sasaran

    Sasaran pengembangan kadarzi adalah keluarga, karena:

    a) Pengambilan keputusan dalam bidang

    pangan, gizi dan kesehatan dilaksanakan terutama di tingkat

    keluarga.

    b) Sumber daya dimiliki dan dimanfaatkan di

    tingkat keluarga.

    c) Masalah gizi yang terjadi di tingkat keluargaerat kaitannya dengan perilaku keluarga, tidak semata-mata

    disebabkan oleh kemiskinan dan ketidaksediaan pangan.

    d) Kebersamaan antar keluarga yang

    merupakan wujud dari pemberdayaan dapat memobilisasi

    masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan kesehatan.

    3) Tujuan

    Secara umum tujuan pengembangan kadarzi adalah

    memandirikan keluarga berperilaku gizi seimbang, untuk

    mencapai keadaan gizi optimal.

    Secara khusus tujuan pengembangan kadarzi adalah:

    a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan

    perilaku keluarga tentang gizi seimbang.

    b) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk

    mengenali dan memanfaatkan sumber daya yang ada.

    c) Meningkatkan keadaan gizi keluarga.

    4) Kegiatan

    17

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    18/42

    a) Di Tingkat Keluarga

    (1) Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia

    secara terus-menerus.

    (2) Tukar pengalaman antar keluarga serta

    pendampingan oleh tokoh masyarakat dan petugas.

    (3) Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara

    berjenjang yang terjangkau (Posyandu, Puskesmas dan

    Rumah Sakit).

    b) Di Tingkat Masyarakat:

    (1) Pembentukan kelompok masyarakat yang

    mendukung upaya menuju Kadarzi (LSM, organisasi

    keagamaan, organisasi kepemudaan, organisasi wanita.

    PKK). Setiap kelompok memiliki akses terhadap

    informasi gizi dan informasi sistem pelayanan gizi.

    (2) Rekruitmen kader (minimal terdapat seorang

    kader di masing-masing kelompok).

    (3) Setiap Kelompok aktif

    menyediakan/menyebarluaskan informasi dan sumber

    daya tentang kesehatan dan gizi.

    f. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)

    1) Pengertian

    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah

    sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran

    sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau

    keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan

    berperan serta dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.

    PHBS dapat digolongkan ke dalam beberapa kelompok.

    Di luar PHBS di bidang Gizi yang telah dicakup dalam

    pengembangan keluarga sadar gizi terdapat :

    a) Kelompok PHBS bidang Obat dan Farmasi,

    yaitu misalnya: tidak menyalahgunakan NAPZA, memelihara

    taman obat keluarga, dan Iain-Iain.

    18

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    19/42

    b) Kelompok PHBS bidang KIA & KB, yaitu

    misalnya: memeriksakan kehamilan secara teratur, meminta

    pertolongan tenaga kesehatan untuk persalinan, menjadi

    akseptor KB, dan Iain-Iain.

    c) Kelompok PHBS bidang Penyakit dan

    Kesehatan Lingkungan, yaitu misalnya: menghuni rumah

    sehat, memiliki persediaan air bersih, memberantas jentik

    nyamuk, dan Iain-Iain.

    d) Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan

    Kesehatan, yaitu misalnya: memiliki jaminan pemeliharaankesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan Puskesmas.

    dan Iain-Iain.

    PHBS merupakan tujuan yang akan dicapai oleh Program

    Promosi Kesehatan.

    2) Sasaran

    Di Desa Siaga, Program Promosi Kesehatan

    dilaksanakan untuk menciptakan PHBS di tatanan rumah tangga.

    Prioritas kedua, PHBS di tatanan institusi pendidikan (sekolah danmadrasah). Kelompok sasaran di tatanan rumah tangga adalah:

    a) Pasangan usia subur.

    b) Ibu hamil dan atau Ibu menyusui.

    c) Bayi/anak di usia di bawah lima tahun (Balita).

    d) Tenaga kerja laki-laki dan perempuan.

    e) Remaja laki-laki dan perempuan, termasuk pelajar.

    f) Penduduk berusia lanjut (usila).

    Sedangkan sasaran di tatanan institusi pendidikan adalah:

    1) Pengelola/pemilik institusi pendidikan.

    2) Pendidik (guru).

    3) Murid (siswa).

    4) Lain-lain (misalnya pemilik warung/kantin).

    5) Kegiatan.

    19

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    20/42

    Promosi Kesehatan dalam rangka Desa Siaga

    dilaksanakan dengan strategi dasar pemberdayaan masyarakat

    yang didukung oleh bina suasana dan advokasi.

    Pelaksana pemberdayaan masyarakat adalah para

    petugas Puskesmas, yaitu melalui tiga cara:

    a) Konseling terhadap individu pasien.

    b) Kunjungan rumah.

    c) Pengorganisasian masyarakat.

    Bina suasana dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu dengan cara:

    a) Mendayagunakan pengaruh tokoh-tokoh masyarakat.

    b) Mendayagunakan pengaruh kelompok-kelompok

    dalam masyarakat (PKK, majelis taklim, dan Iain-Iain)

    c) Mendayagunakan media, baik media cetak (poster,

    leaflet, dan lain-lain) maupun media elektronik (radio, televisi.

    dan Iain-Iain).

    Advokasi juga-dilakukan oleh Puskesmas dengan dibantu

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. yaitu dalam rangka

    .mendapatkan dukungan (kebijakan, pengaturan. dana. dan Iain-

    Iain) untuk terciptanya PHBS masyarakat.

    5. Tahapan Perkembangan Desa Siaga

    Ketujuh kriteria tersebut di atas tentu tidak mungkin diciptakan

    sekaligus. Oleh karena itu, pengembangan Desa Siaga dilaksanakan

    secara bertahap. Berkaitan dengan hal tersebut, maka ditetapkan adanya

    empat tingkatan Desa Siaga, yaitu:

    a. Desa Siaga Pratama, bila telah memenuhi

    tiga kriteria, yaitu:

    1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang

    tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos

    Kesehatan Desa.

    20

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    21/42

    2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan

    Iain-Iain).

    3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan

    faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.

    b. Desa Siaga Madya, bila telah memenuhi empat kriteria, yaitu:

    1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi

    yang tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan

    Pos Kesehatan Desa).

    2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat setempat (Posyandu. Pos/Warung Obat Desa. dan

    Iain-Iain).

    3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit

    dan faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.

    4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

    kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

    c. Desa Siaga Purnama, bila telah memenuhi lima kriteria, yaitu:

    1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi

    yang tidak memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan

    Pos Kesehatan Desa).

    2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan

    Iain-Iain).

    3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit

    dan faktor-faktor risiko yang berbasis masyarakat.4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

    kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

    5) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis

    masyarakat.

    d. Desa Siaga Mandiri. bila telah memenuhi

    semua kriteria, yaitu:

    21

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    22/42

    1) Memiliki sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi yang tidak

    memiliki akses ke Puskesmas/Pustu, dikembangkan Pos

    Kesehatan Desa).

    2) Memiliki berbagai UKBM sesuai dengan kebutuhan

    masyarakat setempat (Posyandu, Pos/Warung Obat Desa, dan

    lain-lain).

    3) Memiliki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-

    faktor risiko yang berbasis masyarakat.

    4) Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan

    kegawatdaruratan dan bencana berbasis masyarakat.

    5) Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat

    6) Memiliki lingkungan yang sehat.

    7) Masyarakatnya sadar gizi serta berperilaku hidup bersih dan

    sehat.

    6. Langkah-langkah Pengembangan Desa Siaga

    Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan dengan membantu/

    memfasilitasi masyarakat untuk menjalani proses pembelajaran melalui

    siklus atau spiral pemecahan masalah yang terorganisasi(pengorganisasian masyarakat). Yaitu dengan menempuh tahap-tahap :5)

    (1) mengidentifikasi masalah, penyebabnya, dan sumber daya yang

    dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah, (2) mendiagnosis masalah

    dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah.

    (3) menetapkan alternatif pemecahan masalah yang layak,

    merencanakan dan melaksanakannya. serta (4) memantau,

    mengevaluasi dan membina kelestarian upaya-upaya yang telah

    dilakukan.

    22

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    23/42

    Gambar 2.3. Pendekatan Pengembangan Desa Siaga

    Meskipun di lapangan banyak variasi pelaksanaannya, namun

    secara garis besarnya langkah-langkah pokok yang perlu ditempuh

    adalah sebagai berikut:

    23

    UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ATAU

    PENGEMBANGAN PERAN AKTIF MASYARAKATMELALUI PROSES PEMBELAJARAN YANGTERORGANISASI DENGAN BAIK

    (PENGORGANISASIAN MASYARAKAT-PKMD)

    MENGIDENTIFIKASIMASALAH PENYEBAB DAN

    SUMBR DAYA (SURVEI,MAWAS DIRI)

    MEMANTAU &EVALUASI UNTUK

    BINA KELESTARIAN

    DIAGNOSIS & RUMUS-KAN ALTERNATIF2

    PEMECAHAN

    ProsesPembelajaran

    Masyarakat Desa(Spiral Pemecahan

    Masalah)

    MENETAPKAN DANMELAKSANAKAN

    PEMECAHAN

    FASILITASI

    FASILITASI

    FASILITASI

    FASILITASI

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    24/42

    a. Pengembangan Tim Petugas

    Langkah ini merupakan awal kegiatan, sebelum kegiatan-

    kegiatan lainnya dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah

    mempersiapkan para petugas kesehatan yang berada di wilayah

    Puskesmas, baik petugas teknis maupun petugas administrasi.

    Persiapan para petugas ini bisa berbentuk sosialisasi, pertemuan

    atau pelatihan yang bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan

    kondisi setempat.

    Keluaran atau output dari langkah ini adalah para petugas

    yang memahami tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama dalam

    satu tim untuk melakukan pendekatan kepada pemangku

    kepentingan dan masyarakat.

    b. Pengembangan Tim Di Masyarakat

    Tujuan langkah ini adalah untuk mempersiapkan para

    petugas, tokoh masyarakat, serta masyarakat, agar mereka tahu dan

    mau bekerjasama dalam satu tim untuk mengembangkan Desa

    Siaga. Dalam langkah ini termasuk kegiatan advokasi kepada parapenentu kebijakan, agar mereka mau memberikan dukungan, baik

    berupa kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun dana atau

    sumber daya lain, sehingga pengembangan Desa Siaga dapat

    berjalan dengan lancar. Sedangkan pendekatan kepada tokoh-tokoh

    masyarakat bertujuan agar mereka memahami dan mendukung,

    khususnya dalam membentuk- opini publik guna menciptakan iklim

    yang kondusif bagi pengembangan Desa Siaga.

    Jadi dukungan yang diharapkan dapat berupa dukungan

    moral, dukungan finansial atau dukungan material, sesuai

    kesepakatan dan persetujuan masyarakat dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga.

    Jika di daerah tersebut telah terbentuk wadah-wadah kegiatan

    masyarakat di bidang kesehatan seperti Konsil Kesehatan

    Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas, Lembaga

    Pemberdayaan Desa, PKK, serta organisasi kemasyarakatan lainnya,

    24

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    25/42

    hendaknya lembaga-lembaga ini diikutsertakan dalam setiap

    pertemuan dan kesepakatan.

    c. Survei Mawas Diri

    Survei mawas diri (SMD) atau Telaah Mawas Diri (TMD) atau

    Community Self Survey (CSS) bertujuan agar masyarakat dengan

    bimbingan petugas mampu melakukan telaah mawas diri untuk

    desanya. Survei ini harus dilakukan oleh pemuka-pemuka

    masyarakat setempat dengan bimbingan tenaga kesehatan. Dengan

    demikian, diharapkan mereka menjadi sadar akan permasalahan

    yang dihadapi di desanya, serta bangkit niat dan tekad untuk mencari

    solusinya. Untuk itu, sebelumnya perlu dilakukan pemilihan dan

    pembekalan keterampilan bagi mereka Keluaran atau output dari

    SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah kesehatan serta daftar

    potensi di desa yang dapat didayagunakan dalam mengatasi

    masalah-masalah kesehatan tersebut.

    d. Musyawarah Masyarakat Desa

    Tujuan penyelenggaraan musyawarah atau lokakarya desa ini

    adalah mencari alternatif penyelesaian masalah kesehatan hasil SMD

    dikaitkan dengan potensi yang dimiliki desa. Di samping itu, juga

    untuk menyusun rencana jangka panjang pengembangan Desa

    Siaga.

    Inisiatif penyelenggaraan musyawarah sebaiknya berasal dari

    para tokoh masyarakat yang telah sepakat mendukung

    pengembangan Desa Siaga. Peserta musyawarah adalah tokoh-

    tokoh masyarakat, termasuk tokoh-tokoh perempuan dan generasi

    muda setempat. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan pula kalangan

    dunia usaha yang bersedia mendukung pengembangan Desa Siaga

    dan kelestariannya (untuk itu diperlukan upaya advokasi).

    Data serta temuan lain yang diperoleh pada saat SMD

    disajikan, utamanya adalah daftar masalah kesehatan, data potensi,

    serta harapan masyarakat. Hasil pendataan tersebut

    dimusyawarahkan untuk penentuan prioritas, dukungan dan

    kontribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing

    25

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    26/42

    individu/institusi yang diwakilinya, serta langkah-langkah solusi untuk

    pengembangan Desa Siaga. Dalam hal ini, seyogianya masyarakat

    difasilitasi untuk sampai kepada kesimpulan tentang pentingnya hal-

    hal yang disebutkan sebagai kriteria Desa Siaga.

    Musyawarah masyarakat desa dapat dilakukan dalam dua

    tahap, yaitu:

    1) Tahap I:

    a) Memahami masalah-masalah kesehatan dan

    menyusun masalah-masalah kesehatan tersebut berdasar

    prioritas

    b) Mendiagnosis penyebab masalah kesehatan

    prioritas pertama, mempertimbangkan pendayagunaan

    potensi-potensi yang ada untuk mengatasinya,

    merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang

    mungkin dilakukan, dan menetapkan alternatif yang paling

    layak untuk dilaksanakan.

    2) Tahap II:

    a) Menyusun rencana jangka panjang Pengembangan

    Desa Siaga.

    b) Menyusun rencana operasional pemecahan

    masalah prioritas pertama.

    c) Rencana yang disusun hendaknya lengkap dengan

    waktu dan tempat penyelenggaraan, pelaksananya dan

    pembagian tugasnya serta sarana dan prasarana yang

    diperlukan.e. Pelaksanaan Kegiatan

    Secara operasional pembentukan Desa Siaga dilakukan

    dengan kegiatan sebagai berikut:

    1) Pemilihan Pengurus dan Kader Desa Siaga

    Pemilihan pengurus dan kader Desa Siaga dilakukan

    melalui pertemuan khusus para pimpinan formal desa dan

    tokoh masyarakat serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan

    dilakukan secara musyawarah & mufakat. sesuai dengan tata

    26

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    27/42

    cara dan kriteria yang berlaku, dengan difasilitasi oleh

    Puskesmas.

    2) Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga

    Sebelum melaksanakan tugasnya. kepada pengelola

    dan kader desa yang telah ditetapkan perlu diberikan orientasi

    atau pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan oleh

    Puskesmas sesuai dengan pedoman orientasi/pelatihan yang

    berlaku. Materi orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang

    akan dilaksanakan di desa dalam rangka pengembangan Desa

    Siaga (sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana

    Operasional). Yaitu antara lain pengelolaan Desa Siaga secara

    umum, pembangunan dan pengelolaan pelayanan kesehatan

    dasar seperti Poskesdes (jika diperlukan). pengelolaan UKBM.

    Serta hal-hal lain seperti kehamilan dan persalinan sehat, Siap-

    Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi. posyandu, kesehatan

    lingkungan, pencegahan penyakit menular, penyediaan air

    bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP).

    kegawatdaruratan sehari-hari, kesiapsiagaan bencana. kejadianluar biasa, warung obat desa (WOD), diversifikasi pertanian

    tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan melalui Taman

    Obat Keluarga (TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup

    bersih dan sehat (PHBS), dan Iain-Iain.

    3) Pengembangan Pelayanan Kesehatan Dasar dan

    UKBM

    Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes (jika

    diperlukan) bisa di-kembangkan dari UKBM yang sudah ada,

    khususnya Polindes. Apabila tidak ada Polindes, maka perlu

    dibahas dan dicantumkan dalam rencana kerja pembangunan

    Poskesdes. Dengan demikian sudah diketahui bagaimana

    pelayanan kesehatan dasar tersebut akan diadakan

    membangun baru dengan fasilitas dari Pemerintah,

    membangun baru dengan bantuan dari donatur, membangun

    baru dengan swadaya masyarakat, mengembangkan bangunan

    Polindes yang ada, atau memodifikasi bangunan lain yang ada.

    27

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    28/42

    Bilamana Poskesdes sudah berhasil diselenggarakan, kegiatan

    dilanjutkan dengan membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan

    dan belum ada di desa yang bersangkutan, atau merevitalisasi

    yang sudah ada tetapi kurang/tidak aktif.

    4) Penyelenggaraan Kegiatan Desa Siaga

    Dengan telah adanya pelayanan kesehatan dasar dan

    UKBM yang diperlukan, maka desa yang bersangkutan telah

    dapat ditetapkan sebagai Desa Siaga Pratama.

    Setelah Desa Siaga resmi dibentuk. dilanjutkan dengan

    pelaksanaan kegiatan Desa Siaga secara rutin sesuai dengankriteria Desa Siaga, yaitu pengembangan sistem surveilans

    berbasis masyarakat, pengembangan kesiapsiagaan dan

    penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana,

    penggalangan dana. pemberdayaan masyarakat menuju

    kadarzi, serta penyehatan lingkungan. Pelayanan kesehatan

    dasar melalui Poskesdes (bila ada) dan pelayanan UKBM

    seperti Posyandu dan Iain-Iain digiatkan dengan berpedoman

    kepada panduan yang berlaku.

    Kegiatan-kegiatan di Desa Siaga utamanya dilakukan

    oleh kader kesehatan yang dibantu tenaga kesehatan

    profesional (bidan, perawat, tenaga gizi, dan sanitarian).

    Secara berkala kegiatan Desa Siaga dibimbing dan dipantau oleh

    Puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk

    perencanaan dan pengembangan Desa Siaga selanjutnya secara

    lintas sektoral.

    7. Pembinaan Dan Peningkatan

    Mengingat permasalahan kesehatan sangat dipengaruhi oleh

    kinerja sektor lain, serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka untuk

    memajukan Desa Siaga perlu adanya pengembangan jejaring kerjasama

    dengan berbagai pihak. Perwujudan dari pengembangan jejaring Desa

    Siaga dapat dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM secara internal di

    dalam desa sendiri atau Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal sekali

    dalam setahun). Upaya ini selain untuk memantapkan kerjasama, juga

    28

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    29/42

    diharapkan dapat menyediakan wahana tukar-menukar pengalaman dan

    memecahkan masalah-masalah yang dihadapi bersama.

    Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pembinaan jejaring lintas

    sektor, khususnya dengan program-program pembangunan. yang

    bersasaran Desa.

    Salah satu kunci keberhasilan dan kelestarian Desa Siaga adalah

    keaktifan para kader. Oleh karena itu, dalam rangka pembinaan perlu

    dikembangkan upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan para kader agar

    tidak drop out. Kader-kader yang memiliki motivasi memuaskan

    kebutuhan sosial-psikologisnya harus diberi kesempatan seluas-luasnya

    untuk mengembangkan kreativitasnya. Sedangkan kader-kader yang

    masih dibebani dengan pemenuhan kebutuhan dasarnya harus dibantu

    untuk memperoleh pendapatan tambahan, misalnya dengan pemberian

    gaji/insentif atau difasilitasi agar dapat berwirausaha.

    Untuk dapat melihat perkembangan Desa Siaga. perlu dilakukan

    pemantauan dan evaluasi. Berkaitan dengan itu, kegiatan-kegiatan di

    Desa Siaga perlu dicatat oleh kader, misalnya dalam Buku Register

    UKBM (contohnya: kegiatan Posyandu dicatat dalam buku Registrasi Ibudan Anak Tingkat Desa atau RIAD dalam Sistem Informasi Posyandu).

    8. Peran Jajaran Kesehatan dan Pemangku Kepentingan Terkait

    a. Peran Jajaran Kesehatan

    1) Peran Puskesmas

    Dalam rangka Pengembangan Desa Siaga, Puskesmas

    merupakan ujung tombak dan bertugas ganda. yaitu sebagai

    penyelenggara PONED dan penggerak masyarakat Desa.

    Namun demikian, dalam menggerakkan masyarakat Desa,

    Puskesmas akan dibantu oleh Tenaga Fasilitator dari Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota yang telah dilatih di Provinsi.

    Adapun peran Puskesmas adalah sebagai berikut.

    a) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar,

    termasuk Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergensi Dasar

    (PONED).

    29

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    30/42

    b) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di

    tingkat kecamatan dan desa dalam rangka pengembangan

    Desa Siaga.

    c) Memfasilitasi pengembangan Desa Siaga.

    d) Melakukan monitoring, evaluasi dan pembinaan Desa

    Siaga.

    2) Peran Rumah Sakit

    Rumah Sakit memegang peran penting sebagai sarana

    rujukan dan pembina teknis pelayanan medik. Oleh karena itu:

    dalam hal ini peran Rumah Sakit adalah:a) Menyelenggarakan pelayanan rujukan, termasuk

    Pelayanan Obstetrik & Neonatal Emergent Komprehensif

    (PONEK).

    b) Melaksanakan bimbingan teknis medis, khususnya

    dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan

    penanggulangan kedaruratan dan bencana di Desa Siaga.

    c) Menyelenggarakan promosi kesehatan di Rumah

    Sakit dalam rangka pengembangan kesiapsiagaan dan

    penanggulangan kedaruratan dan bencana.

    3) Peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

    Sebagai penyelia dan pembina Puskesmas dan Rumah

    Sakit, peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota meliputi:

    a) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat

    kabupaten/ kota dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

    b) Merevitalisasi Puskesmas dan jaringannya sehingga

    mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar

    dengan baik, termasuk PONED, dan pemberdayaan

    masyarakat.

    c) Merevitalisasi Rumah Sakit sehingga mampu

    menyelenggarakan pelayanan rujukan dengan baik, termasuk

    PONEK, dan promosi kesehatan di Rumah Sakit.

    d) Merekrut/menyediakan calon-calon fasilitator untuk dilatih

    menjadi Fasilitator Pengembangan Desa Siaga.

    30

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    31/42

    e) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku

    kepentingan) tingkat kabupaten/kota dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga.

    f) Bersama puskesmas melakukan pemantauan, evaluasi

    dan bimbingan teknis terhadap Desa Siaga.

    g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi

    kelestarian Desa Siaga.

    4) Peran Dinas Kesehatan Provinsi

    Sebagai penyelia dan pembina Rumah Sakit dan Dinas

    Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi berperan:a) Mengembangkan komitmen dan kerjasama tim di tingkat

    provinsi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

    b) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

    mengembangkan kemampuan melalui pelatihan-pelatihan

    manajemen, pelatihan-pelatihan teknis, dan cara-cara lain.

    c) Membantu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

    mengembangkan kemampuan Puskesmas dan Rumah Sakit

    di bidang konseling, kunjungan rumah, dan pengorganisasian

    masyarakat serta promosi kesehatan dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga.

    d) Menyelenggarakan pelatihan Fasilitator Pengembangan

    Desa Siaga dengan metode kala karya (interrupted training).

    e) Melakukan advokasi ke berbagai pihak (pemangku

    kepentingan) tingkat provinsi dalam rangka pengembangan

    Desa Siaga.

    f) Bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan

    pemantauan, evaluasi dan bimbingan teknis terhadap Desa

    Siaga.

    g) Menyediakan anggaran dan sumber daya lain bagi

    kelestarian Desa Siaga.

    5) Peran Departemen Kesehatan

    Unit-unit di Departemen Kesehatan harus melaksanakan

    tugas dan fungsinya masing-masing untuk menyukseskan upaya

    pengembangan Desa Siaga. Secara terinci dapat disebutkan

    31

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    32/42

    tugas dari setiap unit di Departemen Kesehatan tersebut sebagai

    berikut.

    a) Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat:

    (1) Melanjutkan upaya revitalisasi Puskesmas dan

    jaringannya, revitalisasi Posyandu, serta pembinaan

    UKBM lain.

    (2) Membantu pengembangan kemampuan

    Puskesmas dalam PONED.

    (3) Membangun Poskesdes di desa-desa yang tidak

    terjangkau pelayanan Puskesmas atau Pustu.

    (4) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan

    kelestarian Desa Siaga.

    (5) Melaksanakan pemantauan, supervisi, dan

    bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota

    dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga

    b) Ditjen Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan

    (1) Memfasilitasi pengembangan surveilans berbasis

    masyarakat serta kesiapsiagaan dan penanggulangankedaruratan dan bencana di Desa Siaga.

    (2) Memfasilitasi pengembangan lingkungan sehat di

    Desa Siaga.

    (3) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan

    kelestarian Desa Siaga.

    (4) Melaksanakan pemantauan. supervisi dan

    bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota

    dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga

    c) Ditjen Bina Pelayanan Medik

    (1) Membantu Rumah Sakit mengembangkan

    kemampuan rujukan, termasuk PONEK.

    (2) Memfasilitasi pengembangan kesiapsiagaan dan

    penanggulangan kedaruratan dan bencana berbasis

    masyarakat di Desa Siaga.

    (3) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan

    kelestarian Desa Singa.

    32

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    33/42

    (4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap Rumah Sakit, provinsi, kabupaten,

    dan kota dalam rangka penyelenggaraan Desa Siaga

    d) Ditjen Bina Farmasi & Alat Kesehatan

    (1) Melanjutkan pengembangan Warung Obat Desa

    (WOD).

    (2) Memfasilitasi pengembangan dan pembinaan

    kelestarian Desa Siaga.

    (3) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap provinsi, kabupaten, dan kota

    dalam rangka penyelenggaraan Dosa Siaga

    e) Badan Litbang Kesehatan

    (1) Mengembangkan model public-private partnership

    di berbagai tingkat administrasi.

    (2) Mengembangkan model-model upaya pelestarian

    Desa Siaga.

    (3) Menyelenggarakan evaluasi tahunan

    perkembangan Desa Siaga.(4) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi, kabupaten,

    dan kota.

    f) Badan PPSDM

    (1) Menyusun konsep dan pendanaan serta

    melaksanakan pelatihan bagi pelatih (TOT) manajemen

    dalam rangka revitalisasi Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota dan RSUD.

    (2) Menyusun konsep dan pendanaan serta

    memfasilitasi pelatihan kader Desa Siaga.

    (3) Menyusun konsep dan perencanaan tenaga

    kesehatan yang diperlukan di berbagai unit/tingkat

    administrasi dalam rangka pengembangan Desa Siaga.

    (4) Mengupayakan agar Desa Siaga masuk ke dalam

    kurikulum pendidikan tenaga Kesehatan.

    33

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    34/42

    (5) Bersama unit-unit Departemen Kesehatan

    menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang diperlukan

    dalam rangka pengembangan Desa Siaga (penyusunan

    kurikulum, modul, dan lain-lain).

    (6) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit: provinsi, kabupaten,

    dan kota

    g) Sekretariat Jenderal (Pusat-Pusat)

    (1) Pusat Data dan Informasi

    a) Mendukung penyiapan data dan informasiuntuk penyelenggaraan Desa Siaga.

    b) Mengembangkan Sistem Informasi

    Kesehatan yang dapat menjangkau & dijangkau

    sampai tingkat desa.

    c) Melaksanakan evaluasi triwulanan

    perkembangan Desa Siaga.

    (2) Pusat Promosi Kesehatan

    a) Bersama Badan PPSDMmenyelenggarakan pelatihan bagi pelatih (TOT)

    Fasilitator Pengembangan Desa Siaga (tenaga-

    tenaga provinsi).

    b) Bersama Dinas Kesehatan Provinsi

    menyelenggarakan pelatihan Fasilitator

    Pengembangan Desa Siaga di Provinsi.

    c) Menyusun konsep dan pendanaan serta

    melaksanakan pengembangan UKBM-UKBM yang

    diperlukan di Desa Siaga (Tabulin/Daselin, Pokmair,

    dan Iain-Iain).

    d) Menyusun konsep dan pendanaan serta

    melaksanakan pengembangan PUBS dan sistem

    surveilansnya.

    e) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kola.

    34

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    35/42

    (3) Pusat Komunikasi Publik

    a) Melaksanakan komunikasi dan koordinasi

    komunikasi kebijakan publik tentang Desa Siaga

    dan hal-hal yang berkaitan.

    b) Mengelola umpan-balik dari masyarakat

    berkaitan dengan pengembangan,

    penyelenggaraan, dan kelestarian Desa Siaga.

    c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi.

    kabupaten, dan kota.

    (4) Pusat Sarana Kesehatan

    a) Membantu unit-unit Departemen Kesehatan

    dalam pembangunan sarana untuk Desa Siaga,

    termasuk Poskesdes dan UKBM-UKBM lainnya.

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kota.

    (5) Pusat Kajian Pembangunan Kesehatana) Melaksanakan kajian-kajian berkaitan

    dengan kebijakan Desa Siaga, UKBM, dan hal-hal

    lain yang terkait.

    b) Mengkoordinasikan masukan untuk

    Pimpinan Departemen Kesehatan dalam

    pengambilan keputusan berkaitan dengan

    pengembangan Desa Siaga.

    c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit. provinsi,

    kabupaten, dan kota.

    (6) Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan

    a) Membantu Ditjen Bina Pelayanan Medik

    dan unit-unit lain dalam pengembangan

    kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan

    dan bencana di Desa Siaga.

    35

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    36/42

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kota.

    (7) Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

    a) Bersama unit-unit Departemen Kesehatan

    mengembangkan sistem pembiayaan kesehatan

    berbasis masyarakat.

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kota.

    h) Sekretariat Jenderal (Biro-Biro)

    (1) Biro Perencanaan & Anggaran

    a) Menyusun rencana dan anggaran untuk

    pelaksanaan pengembangan, pembinaan, dan

    peningkatan Desa Siaga.

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten. dan kota.(2) Biro Kepegawaian

    a) Bersama instansi-instansi terkait dan

    pembina kepegawaian daerah mengembangkan

    dan melaksanakan sistem kepegawaian kesehatan

    untuk mendukung Desa Siaga.

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kota.

    (3) Biro Hukum & Organisasi

    a) Mengupayakan payung hukum dan

    berbagai peraturan perundang-undangan lain dalam

    rangka Desa Siaga.

    b) Memberikan masukan tentang

    pengorganisasian Desa Siaga, Poskesdes, dan

    UKBM lain dalam pengembangan Desa Siaga.

    36

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    37/42

    c) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten. dan kola.

    (4) Biro Keuangan

    a) Mengembangkan dan menerapkan sistem

    akuntansi negara dalam rangka pengembangan,

    pembinaan dan peningkatan Desa Siaga.

    b) Melaksanakan pemantauan, supervisi dan

    bimbingan terhadap rumah sakit, provinsi,

    kabupaten, dan kola.

    (5) Biro Umum

    a) Bersama Pusat Promosi Kesehatan

    mengupayakan display-display di gedung

    Departemen Kesehatan dalam rangka sosialisasi

    Desa Siaga.

    i) Inspektorat Jenderal

    (1) Menyelenggarakan pengawasan terhadap

    pelaksanaan pengembangan Desa Siaga.b. Peran Pemangku

    Kepentingan Terkait

    Pemangku kepentingan lain, yaitu para pejabat Pemerintah

    Daerah, pejabat lintas sektor, unsur-unsur organisasi/ikatan profesi,

    pemuka masyarakat, tokoh-tokoh agama, PKK, LSM, dunia

    usaha/swasta dan lain-lain, diharapkan berperan-aktif juga di semua

    tingkat administrasi.

    1) Di tingkat

    Kecamatan dan Desa

    a) Camat,

    selaku penanggung jawab wilayah kecamatan

    (1) Me

    ngkoordinasikan pengembangan dan

    penyelenggaraan Desa Siaga.

    37

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    38/42

    (2) Me

    mberikan dukungan kebijakan dan pendanaan,

    terutama dalam rangka pembinaan kelestarian kader.

    (3) Mel

    akukan pembinaan dalam upaya meningkatkan

    kinerja Desa Siaga, antara lain melalui fasilitasi atau

    membantu kader berwirausaha, pemberian

    penghargaan terhadap kader Desa Siaga.

    b) Lurah/Kep

    ala Desa atau sebutan lain:

    (1) Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan

    dana untuk penyelenggaraan Desa Siaga.

    (2) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat

    untuk memanfaatkan pelayanan Puskesmas/Pustu/

    Poskesdes dan berbagai UKBM yang ada (Posyandu,

    Polindes, dan Iain-Iain).

    (3) Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat

    untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan UKBMyang ada.

    (4) Menindaklanjuti hasil kegiatan Desa Siaga

    bersama LKMD/LPM/LKD atau sebutan lainnya.

    (5) Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya

    kegiatan Desa Siaga secara teratur dan lestari.

    c) Tim

    Penggerak PKK

    (1) Berperan aktif dalam pengembangan dan

    penyelenggaraan UKBM di Desa Siaga (Posyandu

    dan Iain-lain).

    (2) Menggerakkan masyarakat untuk mengelola,

    menyelenggarakan dan memanfaatkan UKBM yang

    ada.

    d) Menyeleng

    garakan penyuluhan kesehatan dalam rangka

    38

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    39/42

    menciptakan kadarzi Tokoh Masyarakat/Konsil Kesehatan

    Kecamatan (apabila telah terbentuk)

    (1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan

    penyelenggaraan Desa Siaga.

    (2) Menaungi dan membina kegiatan Desa Siaga.

    (3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif

    dalam kegiatan Desa Siaga.

    (4) Organisasi Kemasyarakatan/ LSM / Dunia

    Usaha / Swasta

    (5) Bersama petugas Puskesmas berperan aktifdalam penyelenggaraan Desa Siaga.

    (6) Memberikan dukungan sarana dan dana untuk

    pengembangan dan penyelenggaraan Desa Siaga.

    Organisasi-organisasi masyarakat seperti

    Aisyiyah, Fatayat, dan Iain-Iain yang giat membina desa,

    diharapkan dapat mengintegrasikan atau

    mengkoordinasikan kegiatan-kegiatannya dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga.2) Di tingkat

    Kabupaten/Kota:

    a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa

    Siaga Tingkat Kabupaten/Kota.

    b) Berperan serta menggerakkan masyarakat Desa

    mengembangkan Desa Siaga.

    c) Memberikan dukungan kebijakan dan sumber

    daya (manusia, dana, dan Iain-Iain) untuk pengembangan

    dan kelestarian Desa Siaga, serta revitalisasi Puskesmas

    dan Rumah Sakit.

    3) Di tingkat Provinsi:

    a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa

    Siaga Tingkat Provinsi.

    b) Memberikan dukungan kebijakan dan sumber

    daya (manusia, dana. dan lain-lain) untuk pengembangan

    39

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    40/42

    dan kelestarian Desa Siaga, serta revitalisasi Puskesmas.

    Rumah Sakit, dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

    4) Di tingkat Pusat

    a) Berperan serta dalam Tim Pengembangan Desa

    Siaga Tingkat Pusat.

    b) Memberikan dukungan sumber daya (manusia,

    dana, dan lain-lain untuk pelaksanaan peran Pusat dalam

    pengembangan Desa Siaga.9. Indikator Keberhasilan Pengembangan Desa Siaga

    Keberhasilan upaya Pengembangan Desa Siaga dapat dilihat dari

    empat kelompok indikatornya, yaitu: (1) indikator masukan, (2) indikator

    proses, (3) indikator keluaran, dan (4) indikator dampak.

    a. Indikator Masukan

    Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa

    besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan Desa

    Siaga. Indikator masukan terdiri atas hal-hal berikut.

    1) Ada atau tidaknya

    Forum Masyarakat Desa

    2) Ada atau tidaknya

    sarana pelayanan kesehatan dasar (bagi desa yang tidak

    memiliki akses Puskesmas/Pustu: Ada/tidaknya Poskesdes dan

    sarana bangunannya).

    3) Ada atau tidaknya

    UKBM yang dibubuhkan masyarakt

    4) Ada atau tidaknya

    tenaga kesehatan.

    5) Ada atau tidaknya

    dana untuk kesehatan masyarakat desa.

    b. Indikator Proses

    Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa

    aktif upaya yang dilaksanakan di suatu Desa dalam rangka

    40

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    41/42

    pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal

    berikut.

    1) Frekuensi

    pertemuan Forum Masyarakat Desa.

    2) Berfungsi atau

    tidaknya pelayanan kesehatan dasar/Poskesdes.

    3) Berfungsi atau

    tidaknya UKBM yang ada.

    4) Berfungsi atau

    tidaknya Sistem Kegawatdaruratan dan PenanggulanganKegawatdaruratan dan Bencana.

    5) Berfungsi atau

    tidaknya Sistem Surveilans berbasis masyarakat.

    6) Ada atau tidaknya

    kegiatan promosi kesehatan untuk kadarzi dan PHBS.

    c. Indikator Keluaran

    Indikator Keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa

    besar hasil kegiatan yang dicapai di suatu Desa dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga. Indikator keluaran terdiri alas hal-hal

    berikut.

    1) Cakupan

    pelayanan kesehatan dasar/Poskesdes

    2) Cakupan

    pelayanan UKBM.

    3) Jumlah kasus

    kegawatdaruratan dan KLB yang dilaporkan

    4) Cakupan rumah

    tangga yang memperoleh penyuluhan kadarzi dan PHBS

    d. Indikator Dampak

    Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa

    besar dampak dari hasil kegiatan di desa dalam rangka

    pengembangan Desa Siaga. Indikator proses terdiri atas hal-hal

    berikut:

    41

  • 7/23/2019 11435670 Nambah Ilmu Tentang Desa Siaga

    42/42

    1) Jumlah Penduduk

    yang menderita sakit

    2) Jumlah penduduk

    yang menderita gangguan jiwa

    3) Jumlah ibu

    melahirkan yang meninggal dunia

    4) Jumlah bayi dan

    balita yang meninggi dunia

    5) Jumlah balita

    dengan gizi buruk.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Depkes RI, Kebijakan Pengembangan Desa Siaga, Jakarta,.2006

    2. Depkes RI, Pedoman Pengembangan Desa Siaga, Jakarta, 2006.