kti filsafat ilmu
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
1/33
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Peranan Media dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah
Dasar. Sebagai perwujudan untuk memenuhi salah satu tugas individu dalam mata
kuliah Filsafat Ilmu. Salawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW, karena atas jasa beliau sehingga penulis bisa berada di zaman ini.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan-hambatan
terutama dalam pencarian materi maupun singkatnya waktu yang tersedia, namun
berkat usaha dan kerja keras penulis serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
masalah tersebut dapat teratasi. Karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik
secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya :
1. Bapak Drs.Nasruddin,S.Pd,M.Pd dan Drs.Abu Darwis,M.Pd sebagai ketua dan
sekertaris PGSD UPP Watampone FIP UNM yang telah memimpin dan
mengelolah kampus sebagai tempat memperoleh ilmu.
2. Bapak Drs.H.Muh.Arif.K, S.Pd, M.Hum, selaku Dosen Pembina mata kuliah
Filsafat Ilmu yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan
kepada penulis.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
2/33
3. Ibu da Bapak penulis yang telah memberikan bantuan, dorongan, materi, dan doa
restu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
4. Teman-teman Mahasiswa dan sahabat yang telah membantu penulis baik moril
maupun materil dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa yang dipaparkan dalam makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan
datang.
Watampone, 3 Juni 2010
Penulis
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
3/33
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5
A. Media Pembelajaran ............................................................................. 5
1. Definisi Media Pembelajaran .......................................................... 5
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran .......................................................... 7
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 9
B. Prestasi Belajar ................................................................................... 13
1. Defini Belajar dan Prestasi Belajar ............................................... 13
2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 15
C. Keterkaitan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar
di Sekolah Dasar ................................................................................. 22
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
4/33
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27
A. Kesipulan ............................................................................................ 27
B. Saran ................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini media telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Di Negara
maju media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang.
Bahkan seorang Insinyur ternama Amerika Serikat B. Fuller (2003) yang dikutip
oleh Aristo mengatakan bahwa media telah menjadi orang tua ketiga dan guru
adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Perkembangan ini menuntut dunia
pendidikan semakin kreatif dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya.
Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah-
sekolah, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan tingkah laku pada diri siswa
secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap,
sebagai upaya pencapaian tujuan dari pendidiakn formal. Namun, proses
pembelajaran yang terjadi di kelas biasanya terbatas pada ruang dan waktu,
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
5/33
sehingga tidak terjadi proses komunikasi yang efektif dan efisien dalam
penyampaian materi oleh guru kepada peserta didiknya, serta saling menyebabkan
siswa mengalami kegagalan dalam memahami materi yang disampaikan.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini, yakni dengan pemamfaatan
penggunaan media pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Ashar
Arsyad, M.A (200:2) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tak
terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada
umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khusunya. Dimana
keberadaan media sangatlah menunjang hasil belajar dan prestasi siswa di sekolah
dasar. Sejalan dengan itu, Hamalik (Ashar, 2002:15) mengemukakan bahwa :
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar ternyatadapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan
motovasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologi terhadap siswa.
Muhabbin Syah, M. Ed (2006:1:50) dalam bukunya psikologi pendidikan
yang menjelaskan tentang pengaruh media terhadap prestasi belajar mengatakan
bahwa hasil belajar atau prestasi belaja meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang media pembelajaran di atas, maka
penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu
komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
6/33
pembelajaran yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebagai fasilitator dalam
setiap kegiatan pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari
pembahasan system pembelajaran secara menyeluruh. Pemamfaatan media
seharusya merupakan bagian yang mendapat perhatian dari guru dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya yang terjadi di sekolah-sekolah
khususnya kelas V SD, masih bersifat verbalisme, di mana guru tidak
menggunakan media sebagai alat penyalur materi pelajaran, tetapi hanya
menjelaskan materi secara verbal. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam
memahami materi pelajaran khususnya bagi murid kelas V SD.
Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya di kelas V SD, dipicu
karena berbagai alasan. Alasan yang sering muncul anatara lain: keterbatasan
waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak
tersedianya biaya, dan kurangnya pengetahuan guru tentang media.
Olehnya itu, dalam usaha pemberian kemampuan pengetahuan kepada siswa
dalam proses belajar mengajar, berbagai macam fasilitas atau sarana yang
mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, yakni dengan penyediaan media
pembelajaran yang dikembangkan, dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi
waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Bila sarana belajar
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
7/33
cukup memenuhi perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar, maka
diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya murid kelas V
sekolah dasar, sehingga pendidikan dapat melahirkan generasi-generasi yang
mempunyai potensi dan siap menghadapi perubahan-perubahan dalam masyarakat
sesuai dengan tuntutan era globalisasi.
Mencermati pentingnya media bagi anak didik, maka penulis termotivasi
untuk membahas lebih lanjut mengenai Peranan Media dalam Meningkatkan
Prestasi Belajar Siswa kelas V Sekolah Dasar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan yang dipaparkan dalam makalah ini yakni, bagaimana keterkaitan
antara media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar ?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan permasalan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penulisan makalah ini yakni untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara
media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
8/33
BAB II
PEMBAHASAN
A. Media Pembelajaran
1. Definisi Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti
tengah, pengantar atau perantara yang berarti pengantar pesan dan pengirim
kepada penerima pesan. Istilah media ini sangat popular dalam bidang
komunikasi dan pada dasarnya proses belajar mengajar juga merupakan suatu
proses komunikasi sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran
disebut media pembelajaran sebagai mana pendapat dan tanggapan para ahli
mengenai media pembelajaran, diantaranya:
Santoso S. Hamija (1997) mengemukakan bahwa media adalah semua
bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar idea tau gagasan itu
sampai pada penerima.
Selanjutnya Mc Luahan (1997:2) menyatakan bahwa media adalah
channel (saluran) karena pada hakekatnya media telah memperluas atau
memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
9/33
melihat batas-batas jarak, ruang, dan waktu tertentu. Dengan bantuan media
batas-batas itu hamper tidak ada.
Donnal P.Ely dan Vernons Gerlach (1997) membagi pengertian media
menjadi dua bagian yaitu:
a. Arti sempit bahwa media terwujud grafik, foto, alat menarik, dan
elektronik yang digunakan untuk menangkat, memproses serta
menyampaikan informasi.
b. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi
sehingga memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap baru.
Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran
adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti :
buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton
(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat
keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
10/33
fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu
visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi
dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau
media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya
komputer dan internet.
Azhar Arsyad (2002:3) telah memberikan batasan tentang media sebagai
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi. Disamping sebagai system penyampaian atau pengantar, media
yang sering diganti dengan kata mediator. Menurut Fleming (Azhar Arsyad,
2002:3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak
dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi
atau peranan, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses belajar, siswa, dan isi pembelajaran.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
11/33
2. Ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Ely (Ashar Aryadi, 2002:12) mengemukakan tiga ciri media
yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang
dapat digunakan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien)
melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu
peristiwa atau objek dapat diurut dan dsusun kembali dengan media
seperti fotografi, video tipe, audio tape, disket komputer, dan film.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek
yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat
digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadian hanya terjadi dalam satu
decade atau satu abad dapat diabaikan dan disusun kembali untuk
keperluan pembelajaran.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek memungkinkan karena media
memiliki cirri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
12/33
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik pengambilan gambar timelapse rearding. Kemampuan media dari
cirri manipulative memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila
terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau
pemotongan bagian-bagian yang salah , maka akan terjadi pula kesalahan
penafsiran yang tentu saja akan membingunkan dan bahkan menyesatkan
sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)\
Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relative sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, didistribusi media tidak
hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah
di dalam satu wilayah tertentu, tetapi juga media itu. Misalnya rekaman
video, audio, disket komputer, dan dapat disebar diseluruh penjuru tempat
yang diinginkan kapan saja.
3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsure yang amat penting dalam
upaya peningkatan prestasi belajar adalah metode mengajar dan media
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
13/33
pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode
mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,
meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan. Sehingga,
dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah
sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamalik (Ashar Arsyad, 2002:15) mengemukakan bahwa pemakaian
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa. Pengunaan media pembelajaran pada
tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.
Sejalan dengan itu, maka Hamalik (Ashar Arsyad, 2002:25), merincikan
manfaat media pembelajaran sebagai berikut:
a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh karena itu
dapat mengurangi verbalisme.
b. Memperbesar perhatian siswa.
c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga pembelajaran lebih mantap.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
14/33
d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri dikalangan siswa.
e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu, terutama melalui
gambar hidup.
f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak dapat membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh, oleh dengan cara
lain, dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam
belajar.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, diantaranya:
a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat
menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa
dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri
sesuai dengan kemampuan dan minatnya
c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
15/33
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-
beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan
pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan
sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika
peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,
maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa
dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar
yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.
2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal
yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para
peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena, obyek terlalu
besar, obyek terlalu kecil, obyek yang bergerak terlalu lambat, obyek yang
bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks, obyek yang bunyinya
terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui
penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
16/33
4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.
6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak.
B. Prestasi Belajar
1. Definisi Belajar dan Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan
dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan
mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,
namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang
yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam
dirinya.
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
17/33
Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis
yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.
Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah suatu
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang
dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk
mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar
berlangsung.
Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas
belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang
dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.
Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap
oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku
manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang
mendorong pribadi yang bersangkutan.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
18/33
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar
secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.
Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai
dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu
dapat kita temukan satu titik persamaan.. Prestasi belajar seseorang sesuai
dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang
dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah
mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar
siswa.
Jadi prestasi belajar yang dimaksudkan dalam makalah ini, adalah tingkat
penguasaan siswa khusunya kelas V sekolah dasar terhadap bahan pelajaran
yang telah diajarkan di sekolah berdasarkan KTSP di sekolah dasar.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
19/33
antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor
yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri
anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.
a. Faktor Internal
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu
kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1) Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam
hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti
kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
20/33
pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya
sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya
prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar
terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting
dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang
guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang
tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak
tersebut.
2) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang
diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.
Menurut Winkel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang
menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu
dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.
Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya
terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat
siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah
kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam
menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
21/33
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar
yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat
yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk
melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai
dengan keinginannya.
3) Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah
bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil
jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan
Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa motivasi adalah
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
22/33
menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan
sesuatu.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi
instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam
diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan
sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan
dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang
menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan
segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa
kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa
akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.
Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat
melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar
secara aktif.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
23/33
sebagainya.Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60)
faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1) Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Slameto bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama
dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,
tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat
penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu
membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena
rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
24/33
anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-
lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan
guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.
Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan
waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2) Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
25/33
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan guru dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah
laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut
untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode
yang tepat dalam mengajar.
3) Lingkungan Masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm
proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam
kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat bahwa lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama
anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya
merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang
untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya
merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada
menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
26/33
Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian
anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu
menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh
karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan
temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan
membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana
temannya.
C. Keterkaitan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD.
Setiap pembelajaran merupakan bagian integral dari media. Media diperlukan
untuk memahami materi, memupuk kreatifitas, meningkatkan motivasi, dan
menarik perhatian siswa. Dalam penggunaannya diusahakan semua siswa dapat
terlibat memegang, melihat, mengamati, dan melakukan secara langsung.
Demikian pula cara pengolahan pesan yang disampaikan guru melalui media
dan proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik karena siswa diajak untuk
memanfaatkan semua alat indranya, semakin banyak alat indra yang digunakan
untuk menerima dan mengolah informasi atau pesan maka semakin besar pula
informasi tersebut dapat dimengerti, dipahami, dan dipertahankan dalam ingatan
sehingga dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa khususnya
murid kelas V,baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
dapat ditandai dengan adanya skor atau nilai melalui suatu proses nilai.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
27/33
Secara garis besar penggunaan media dalam proses pembelajaran yang dapat
membawa perubahan terhadap prestasi belajar siswa sebagai berikut:
1. Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih
efisien tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam
dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja
mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu
diperkaya dengan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri
melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.
2. Media Dapat Menumbuhkan Sikap Positif Siswa Terhadap Materi Dalam
Proses Belajar Mengajar
Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menariksehingga
memandang siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari
sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebiasan siswa untuk belajar,
untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang
diperlukan.
3. Mengembangkan Rasa Ingin Tahu dengan Bertanya
Penggunaan media akan memancing siswa untuk dapat menemukan
sendiri apa ingin diketahuinya. Siswa akan bertanya-bertanya dalam dirinya
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
28/33
(internal dialog) selama media itu diperhatikan atau ketika penyajian media
pembelajaran media pembelajaran tersebut sudah selesai. Misalnya murid
memperhatikan gerakan-gerakan gambar yang tampil dan suara yang
terdengar bersamaan dengan gerak gambar. Kedua ransangan ini dapat
merangsang otak dan jiwanya untuk memahami serta menganalisisnya.
Apabila dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktivitas bertanya,
maka dapat menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan
materi pelajaran. Mengaktifkan motifasi siswa untuk belajar, meransang
keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang
diinginkan dan membimbing siswa untuk menemukan atau mengumpulkan
sesuatu.
Aktifitas bertanya dapat diterapkan antara sisorang siswa dengan siswa,
guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang lain, dan
sebagainya. Dengan adanya media, menumbuhkan dorongan bagi siswa untuk
mengembangkan rasa ingi tahunya sehingga materi pembelajaran dapat
dipahami secara maksimal dan efektif.
4. Memberikan Pengalaman Nyata Kepada Siswa
Penggunaan media telah memberikan makna kongkrit terhadap siswa
dengan melibatkan diri dalam memproses pesan atau informasi. Sebagai
contoh dalam pembelajaran agama mengenai kekuasaan Tuhan, guru dan para
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
29/33
siswa dapat berkarya wisata memasuki hutan dan berjalan-jalan dikebun.
Mereka dapat bercengkrama sambil menikmati keindahan alam dan sejuknya
angin dari pepohonan serta bersihnya lingkungan dengan udara segar masuk
ke dalam rongga paru-paru mereka atau secara tidak disadari dapat
menyelinap suatu perasaan kagum dan timbul rasa keimanan yang mendalam
pada diri siswa akan kekuasaan Allah dengan aneka ragam ciptaan-Nya yang
tidak dapat ditiru oleh manusia. Tentunya dalam hal ini seorang guru dapat
menjelaskan sehingga terdapat kepuasan batin dalam diri siswa.
5. Mendorong Peserta Didik Aktif Belajar
Dalam penggunaan media pembelajaran secara tidak langsung guru telah
memotivasi seluruh murid dalam kelas untuk terlibat secara aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga mendorong siswa aktif mengikuti pelajaran dan
mengulanginya kembali.
Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar
mengajar melibatkan berbagai indera dalam memproses informasi atau pesan
yang disampaikan sehinga dapat mengantarkan jalan menuju peningkatan
mutu pendidikan di sekolah dasar khususnya bagi murid kelas V.
Media pembelajaran telah memberikan makna kongkret terhadap sesuatu
yang abstrak dalam benak siswa sehingga memberikan pengetahuan bermakna
yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
30/33
membentuk sikap, pengetahuan, keterampilan, dan mampu mentransfer ke
dalam situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian penggunaan media dalam proses pembelajaran
khususnya murid kelas V di sekolah dasar sangatlah penting, demi pencapaian
proses komunikasi yang efektif dan efisien sehingga dapat mendorong siswa
untuk belajar lebih aktif dalam proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penulisan makalah ini, maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat
mempengaruhi tercapainya prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar, karena
dengan media pembelajaran dapat memberikan pengetahuan yang dapat
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
31/33
membawa perubahan tingkah laku pada diri yang dapat membentuk sikap,
keterampilan, dan efektif yang merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan
prestasi belajar dan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai
berikut:
2. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran setiap kali melakukan
kegiatan pengajaran dengan memanfaatkan media yang ada disekitar siswa
baik di sekolah maupun dengan membuat media sederhana.
3. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar, kepala sekolah hendaknya
memberikan penekan kepada setiap guru untuk menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang dapat menunjang prestasi
siswa.
4. Dinas pendidikan hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-
guru dan memanfaatkan media-media yang ada di sekolah dan memberikan
pelatihan untuk media sederhana.
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
32/33
DAFTAR PUSTAKA
-
7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU
33/33
Arsyad, Ashar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajawali Pers.
Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Rasyad, Aminuddin dan Darhim. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen
Agama.