kti filsafat ilmu

Upload: putri-rama-mentari

Post on 17-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    1/33

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat, rahmat,

    dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

    Peranan Media dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah

    Dasar. Sebagai perwujudan untuk memenuhi salah satu tugas individu dalam mata

    kuliah Filsafat Ilmu. Salawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi besar

    Muhammad SAW, karena atas jasa beliau sehingga penulis bisa berada di zaman ini.

    Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan-hambatan

    terutama dalam pencarian materi maupun singkatnya waktu yang tersedia, namun

    berkat usaha dan kerja keras penulis serta bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

    masalah tersebut dapat teratasi. Karena itu, melalui makalah ini, penulis ingin

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik

    secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya :

    1. Bapak Drs.Nasruddin,S.Pd,M.Pd dan Drs.Abu Darwis,M.Pd sebagai ketua dan

    sekertaris PGSD UPP Watampone FIP UNM yang telah memimpin dan

    mengelolah kampus sebagai tempat memperoleh ilmu.

    2. Bapak Drs.H.Muh.Arif.K, S.Pd, M.Hum, selaku Dosen Pembina mata kuliah

    Filsafat Ilmu yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan

    kepada penulis.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    2/33

    3. Ibu da Bapak penulis yang telah memberikan bantuan, dorongan, materi, dan doa

    restu sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

    4. Teman-teman Mahasiswa dan sahabat yang telah membantu penulis baik moril

    maupun materil dalam penulisan makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa yang dipaparkan dalam makalah ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Untuk itu, penulis memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran

    yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

    umumnya, dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di masa yang akan

    datang.

    Watampone, 3 Juni 2010

    Penulis

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    3/33

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4

    C. Tujuan Penulisan ................................................................................... 4

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 5

    A. Media Pembelajaran ............................................................................. 5

    1. Definisi Media Pembelajaran .......................................................... 5

    2. Ciri-ciri Media Pembelajaran .......................................................... 7

    3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ...................................... 9

    B. Prestasi Belajar ................................................................................... 13

    1. Defini Belajar dan Prestasi Belajar ............................................... 13

    2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ................... 15

    C. Keterkaitan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar

    di Sekolah Dasar ................................................................................. 22

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    4/33

    BAB III PENUTUP .............................................................................................. 27

    A. Kesipulan ............................................................................................ 27

    B. Saran ................................................................................................... 27

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini media telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Di Negara

    maju media telah mempengaruhi hampir sepanjang waktu hidup seseorang.

    Bahkan seorang Insinyur ternama Amerika Serikat B. Fuller (2003) yang dikutip

    oleh Aristo mengatakan bahwa media telah menjadi orang tua ketiga dan guru

    adalah orang tua kedua bagi anak-anak. Perkembangan ini menuntut dunia

    pendidikan semakin kreatif dalam pelaksanaan proses belajar mengajarnya.

    Proses belajar mengajar yang diselenggarakan secara formal di sekolah-

    sekolah, dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan tingkah laku pada diri siswa

    secara terencana, baik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap,

    sebagai upaya pencapaian tujuan dari pendidiakn formal. Namun, proses

    pembelajaran yang terjadi di kelas biasanya terbatas pada ruang dan waktu,

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    5/33

    sehingga tidak terjadi proses komunikasi yang efektif dan efisien dalam

    penyampaian materi oleh guru kepada peserta didiknya, serta saling menyebabkan

    siswa mengalami kegagalan dalam memahami materi yang disampaikan.

    Salah satu upaya untuk mengatasi hal ini, yakni dengan pemamfaatan

    penggunaan media pembelajaran, seperti yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Ashar

    Arsyad, M.A (200:2) mengatakan bahwa media adalah bagian yang tak

    terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada

    umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khusunya. Dimana

    keberadaan media sangatlah menunjang hasil belajar dan prestasi siswa di sekolah

    dasar. Sejalan dengan itu, Hamalik (Ashar, 2002:15) mengemukakan bahwa :

    Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar ternyatadapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

    motovasi dan ransangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

    pengaruh psikologi terhadap siswa.

    Muhabbin Syah, M. Ed (2006:1:50) dalam bukunya psikologi pendidikan

    yang menjelaskan tentang pengaruh media terhadap prestasi belajar mengatakan

    bahwa hasil belajar atau prestasi belaja meliputi segenap ranah psikologis yang

    berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.

    Dari beberapa pendapat para ahli tentang media pembelajaran di atas, maka

    penulis menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu

    komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam proses

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    6/33

    pembelajaran yang harus diperhatikan oleh seorang guru sebagai fasilitator dalam

    setiap kegiatan pembelajaran agar dapat mengefektifkan pencapaian tujuan

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar.

    Sebagai salah satu komponen pembelajaran, media tidak bisa luput dari

    pembahasan system pembelajaran secara menyeluruh. Pemamfaatan media

    seharusya merupakan bagian yang mendapat perhatian dari guru dalam setiap

    kegiatan pembelajaran. Namun kenyataannya yang terjadi di sekolah-sekolah

    khususnya kelas V SD, masih bersifat verbalisme, di mana guru tidak

    menggunakan media sebagai alat penyalur materi pelajaran, tetapi hanya

    menjelaskan materi secara verbal. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam

    memahami materi pelajaran khususnya bagi murid kelas V SD.

    Kurangnya penggunaan media pembelajaran khususnya di kelas V SD, dipicu

    karena berbagai alasan. Alasan yang sering muncul anatara lain: keterbatasan

    waktu untuk membuat persiapan mengajar, sulit mencari media yang tepat, tidak

    tersedianya biaya, dan kurangnya pengetahuan guru tentang media.

    Olehnya itu, dalam usaha pemberian kemampuan pengetahuan kepada siswa

    dalam proses belajar mengajar, berbagai macam fasilitas atau sarana yang

    mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, yakni dengan penyediaan media

    pembelajaran yang dikembangkan, dan dimanfaatkan sesuai dengan kondisi

    waktu, biaya maupun tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Bila sarana belajar

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    7/33

    cukup memenuhi perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar, maka

    diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya murid kelas V

    sekolah dasar, sehingga pendidikan dapat melahirkan generasi-generasi yang

    mempunyai potensi dan siap menghadapi perubahan-perubahan dalam masyarakat

    sesuai dengan tuntutan era globalisasi.

    Mencermati pentingnya media bagi anak didik, maka penulis termotivasi

    untuk membahas lebih lanjut mengenai Peranan Media dalam Meningkatkan

    Prestasi Belajar Siswa kelas V Sekolah Dasar.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka

    permasalahan yang dipaparkan dalam makalah ini yakni, bagaimana keterkaitan

    antara media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar ?

    C. Tujuan Penulisan

    Sesuai dengan permasalan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

    penulisan makalah ini yakni untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara

    media pembelajaran dengan prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    8/33

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Media Pembelajaran

    1. Definisi Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti

    tengah, pengantar atau perantara yang berarti pengantar pesan dan pengirim

    kepada penerima pesan. Istilah media ini sangat popular dalam bidang

    komunikasi dan pada dasarnya proses belajar mengajar juga merupakan suatu

    proses komunikasi sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran

    disebut media pembelajaran sebagai mana pendapat dan tanggapan para ahli

    mengenai media pembelajaran, diantaranya:

    Santoso S. Hamija (1997) mengemukakan bahwa media adalah semua

    bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar idea tau gagasan itu

    sampai pada penerima.

    Selanjutnya Mc Luahan (1997:2) menyatakan bahwa media adalah

    channel (saluran) karena pada hakekatnya media telah memperluas atau

    memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar dan

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    9/33

    melihat batas-batas jarak, ruang, dan waktu tertentu. Dengan bantuan media

    batas-batas itu hamper tidak ada.

    Donnal P.Ely dan Vernons Gerlach (1997) membagi pengertian media

    menjadi dua bagian yaitu:

    a. Arti sempit bahwa media terwujud grafik, foto, alat menarik, dan

    elektronik yang digunakan untuk menangkat, memproses serta

    menyampaikan informasi.

    b. Menurut arti luas yaitu kegiatan yang dapat menciptakan suatu kondisi

    sehingga memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan,

    keterampilan, dan sikap baru.

    Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah

    teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

    pembelajaran.

    Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran

    adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti :

    buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton

    (1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi

    dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat

    keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran

    adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    10/33

    fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong

    terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

    Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang

    digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap

    efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi

    sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu

    visual. Sekitar pertengahan abad Ke 20 usaha pemanfaatan visual dilengkapi

    dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual.

    Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),

    khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau

    media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya

    komputer dan internet.

    Azhar Arsyad (2002:3) telah memberikan batasan tentang media sebagai

    bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

    informasi. Disamping sebagai system penyampaian atau pengantar, media

    yang sering diganti dengan kata mediator. Menurut Fleming (Azhar Arsyad,

    2002:3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak

    dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi

    atau peranan, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama

    dalam proses belajar, siswa, dan isi pembelajaran.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    11/33

    2. Ciri Media Pembelajaran

    Gerlach dan Ely (Ashar Aryadi, 2002:12) mengemukakan tiga ciri media

    yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang

    dapat digunakan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang efisien)

    melakukannya.

    a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

    Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,

    melestarikan, dan merekontruksi suatu peristiwa atau objek. Suatu

    peristiwa atau objek dapat diurut dan dsusun kembali dengan media

    seperti fotografi, video tipe, audio tape, disket komputer, dan film.

    Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau objek

    yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat

    digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadian hanya terjadi dalam satu

    decade atau satu abad dapat diabaikan dan disusun kembali untuk

    keperluan pembelajaran.

    b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

    Transformasi suatu kejadian atau objek memungkinkan karena media

    memiliki cirri manipulative. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    12/33

    dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan

    teknik pengambilan gambar timelapse rearding. Kemampuan media dari

    cirri manipulative memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila

    terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau

    pemotongan bagian-bagian yang salah , maka akan terjadi pula kesalahan

    penafsiran yang tentu saja akan membingunkan dan bahkan menyesatkan

    sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak diinginkan.

    c. Ciri Distributif (Distributive Property)\

    Ciri distributive dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian

    ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut

    disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang

    relative sama mengenai kejadian itu. Dewasa ini, didistribusi media tidak

    hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah

    di dalam satu wilayah tertentu, tetapi juga media itu. Misalnya rekaman

    video, audio, disket komputer, dan dapat disebar diseluruh penjuru tempat

    yang diinginkan kapan saja.

    3. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

    Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsure yang amat penting dalam

    upaya peningkatan prestasi belajar adalah metode mengajar dan media

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    13/33

    pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode

    mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai,

    meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan. Sehingga,

    dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah

    sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan

    lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

    Hamalik (Ashar Arsyad, 2002:15) mengemukakan bahwa pemakaian

    media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan

    motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

    pengaruh psikologis terhadap siswa. Pengunaan media pembelajaran pada

    tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses

    pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu.

    Sejalan dengan itu, maka Hamalik (Ashar Arsyad, 2002:25), merincikan

    manfaat media pembelajaran sebagai berikut:

    a. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir, oleh karena itu

    dapat mengurangi verbalisme.

    b. Memperbesar perhatian siswa.

    c. Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,

    sehingga pembelajaran lebih mantap.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    14/33

    d. Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

    berusaha sendiri dikalangan siswa.

    e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontiniu, terutama melalui

    gambar hidup.

    f. Membantu tumbuhnya pengertian yang tidak dapat membantu

    perkembangan kemampuan berbahasa.

    g. Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh, oleh dengan cara

    lain, dan membantu efesiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam

    belajar.

    Dari uraian diatas, dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis dari media

    pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, diantaranya:

    a. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi

    sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

    b. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak, sehingga dapat

    menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa

    dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri

    sesuai dengan kemampuan dan minatnya

    c. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    15/33

    Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

    1. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang

    dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik berbeda-

    beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan kekayaan

    pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan melancong, dan

    sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika

    peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek langsung yang dipelajari,

    maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta didik. Obyek dimaksud bisa

    dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun bentuk gambar gambar

    yang dapat disajikan secara audio visual dan audial.

    2. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal

    yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh para

    peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena, obyek terlalu

    besar, obyek terlalu kecil, obyek yang bergerak terlalu lambat, obyek yang

    bergerak terlalu cepat, obyek yang terlalu kompleks, obyek yang bunyinya

    terlalu halus, obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui

    penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan

    kepada peserta didik.

    3. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara

    peserta didik dengan lingkungannya.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    16/33

    4. Media menghasilkan keseragaman pengamatan

    5. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan realistis.

    6. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.

    7. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.

    8. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang

    konkrit sampai dengan abstrak.

    B. Prestasi Belajar

    1. Definisi Belajar dan Prestasi Belajar

    Sebelum membicarakan pengertian prestasi belajar, terlebih dahulu akan

    dikemukakan apa yang dimaksud dengan belajar. Para pakar pendidikan

    mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya,

    namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang

    yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam

    dirinya.

    Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah suatu proses usaha yang

    dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang

    baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungannya.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    17/33

    Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis

    yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang

    menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

    keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.

    Kemudian Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah suatu

    pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

    cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

    Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa

    dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang

    dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk

    mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

    berlangsung.

    Adapaun prestasi dapat diartikan hasil diperoleh karena adanya aktivitas

    belajar yang telah dilakukan. Namun banyak orang beranggapan bahwa yang

    dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu dan menuntut ilmu.

    Ada lagi yang lebih khusus mengartikan bahwa belajar adalah menyerap

    oengetahuan. Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam tingkah laku

    manusia. Proses tersebut tidak akan terjadi apabila tidak ada suatu yang

    mendorong pribadi yang bersangkutan.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    18/33

    Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

    belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi

    merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar

    secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri.

    Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai

    dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda itu

    dapat kita temukan satu titik persamaan.. Prestasi belajar seseorang sesuai

    dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang

    dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah

    mengalami proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari

    evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar

    siswa.

    Jadi prestasi belajar yang dimaksudkan dalam makalah ini, adalah tingkat

    penguasaan siswa khusunya kelas V sekolah dasar terhadap bahan pelajaran

    yang telah diajarkan di sekolah berdasarkan KTSP di sekolah dasar.

    2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,

    maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    19/33

    antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor

    yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari

    dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri

    anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya.

    a. Faktor Internal

    Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu

    sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu

    kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.

    1) Bakat

    Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang

    sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang

    dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986:28) bahwa bakat dalam

    hal ini lebih dekat pengertiannya dengan kata aptitude yang berarti

    kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan tertentu.

    Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    20/33

    pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya

    sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya

    prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar

    terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan penting

    dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang

    guru atau orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang

    tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak

    tersebut.

    2) Minat

    Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan

    mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang

    diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.

    Menurut Winkel (1996:24) minat adalah kecenderungan yang

    menetap dalam subjek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu

    dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

    Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya

    terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat

    siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah

    kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam

    menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    21/33

    mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar

    yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat

    yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk

    melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai

    dengan keinginannya.

    3) Motivasi

    Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

    tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

    melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah

    bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian

    pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil

    jika mempunyai motivasi untuk belajar.

    Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah segala daya yang

    mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan

    Sardiman (1992:77) mengatakan bahwa motivasi adalah

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    22/33

    menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin melakukan

    sesuatu.

    Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua

    macam yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi

    instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam

    diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan

    sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik dimaksudkan

    dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

    menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

    Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan

    segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa

    kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri siswa

    akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni pelajaran.

    Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya dapat

    melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan belajar

    secara aktif.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

    pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    23/33

    sebagainya.Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

    tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60)

    faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah keadaan

    keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

    1) Keadaan Keluarga

    Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

    seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan

    oleh Slameto bahwa: Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama

    dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan kecil,

    tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan

    bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat

    penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu

    membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena

    rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

    menambah motivasi untuk belajar.

    Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: Keluarga

    merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam

    keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

    bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    24/33

    anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

    pandangan hidup keagamaan.

    Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa

    pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan

    pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-

    lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan

    guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak.

    Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus

    menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.

    Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

    sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan

    waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

    2) Keadaan Sekolah

    Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

    sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena

    itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang

    lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,

    hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

    Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi

    hasil-hasil belajarnya.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    25/33

    Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan guru dituntut untuk

    menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah

    laku yang tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut

    untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode

    yang tepat dalam mengajar.

    3) Lingkungan Masyarakat

    Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor

    yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm

    proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat

    besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam

    kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan

    lingkungan dimana anak itu berada.

    Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat bahwa lingkungan

    masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

    anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya

    merupakan anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang

    untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya

    merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

    menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    26/33

    Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian

    anak, karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu

    menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh

    karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan

    temannya yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan

    membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar sebagaimana

    temannya.

    C. Keterkaitan Media Pembelajaran dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD.

    Setiap pembelajaran merupakan bagian integral dari media. Media diperlukan

    untuk memahami materi, memupuk kreatifitas, meningkatkan motivasi, dan

    menarik perhatian siswa. Dalam penggunaannya diusahakan semua siswa dapat

    terlibat memegang, melihat, mengamati, dan melakukan secara langsung.

    Demikian pula cara pengolahan pesan yang disampaikan guru melalui media

    dan proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik karena siswa diajak untuk

    memanfaatkan semua alat indranya, semakin banyak alat indra yang digunakan

    untuk menerima dan mengolah informasi atau pesan maka semakin besar pula

    informasi tersebut dapat dimengerti, dipahami, dan dipertahankan dalam ingatan

    sehingga dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa khususnya

    murid kelas V,baik dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

    dapat ditandai dengan adanya skor atau nilai melalui suatu proses nilai.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    27/33

    Secara garis besar penggunaan media dalam proses pembelajaran yang dapat

    membawa perubahan terhadap prestasi belajar siswa sebagai berikut:

    1. Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa

    Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran lebih

    efisien tetapi juga membantu siswa menyerap materi belajar lebih mendalam

    dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru saja

    mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu

    diperkaya dengan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami sendiri

    melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih baik.

    2. Media Dapat Menumbuhkan Sikap Positif Siswa Terhadap Materi Dalam

    Proses Belajar Mengajar

    Dengan media, proses pembelajaran menjadi lebih menariksehingga

    memandang siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari

    sendiri sumber-sumber ilmu pengetahuan. Kebiasan siswa untuk belajar,

    untuk senantiasa berinisiatif mencari berbagai sumber belajar yang

    diperlukan.

    3. Mengembangkan Rasa Ingin Tahu dengan Bertanya

    Penggunaan media akan memancing siswa untuk dapat menemukan

    sendiri apa ingin diketahuinya. Siswa akan bertanya-bertanya dalam dirinya

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    28/33

    (internal dialog) selama media itu diperhatikan atau ketika penyajian media

    pembelajaran media pembelajaran tersebut sudah selesai. Misalnya murid

    memperhatikan gerakan-gerakan gambar yang tampil dan suara yang

    terdengar bersamaan dengan gerak gambar. Kedua ransangan ini dapat

    merangsang otak dan jiwanya untuk memahami serta menganalisisnya.

    Apabila dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktivitas bertanya,

    maka dapat menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam penguasaan

    materi pelajaran. Mengaktifkan motifasi siswa untuk belajar, meransang

    keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang

    diinginkan dan membimbing siswa untuk menemukan atau mengumpulkan

    sesuatu.

    Aktifitas bertanya dapat diterapkan antara sisorang siswa dengan siswa,

    guru dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan orang lain, dan

    sebagainya. Dengan adanya media, menumbuhkan dorongan bagi siswa untuk

    mengembangkan rasa ingi tahunya sehingga materi pembelajaran dapat

    dipahami secara maksimal dan efektif.

    4. Memberikan Pengalaman Nyata Kepada Siswa

    Penggunaan media telah memberikan makna kongkrit terhadap siswa

    dengan melibatkan diri dalam memproses pesan atau informasi. Sebagai

    contoh dalam pembelajaran agama mengenai kekuasaan Tuhan, guru dan para

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    29/33

    siswa dapat berkarya wisata memasuki hutan dan berjalan-jalan dikebun.

    Mereka dapat bercengkrama sambil menikmati keindahan alam dan sejuknya

    angin dari pepohonan serta bersihnya lingkungan dengan udara segar masuk

    ke dalam rongga paru-paru mereka atau secara tidak disadari dapat

    menyelinap suatu perasaan kagum dan timbul rasa keimanan yang mendalam

    pada diri siswa akan kekuasaan Allah dengan aneka ragam ciptaan-Nya yang

    tidak dapat ditiru oleh manusia. Tentunya dalam hal ini seorang guru dapat

    menjelaskan sehingga terdapat kepuasan batin dalam diri siswa.

    5. Mendorong Peserta Didik Aktif Belajar

    Dalam penggunaan media pembelajaran secara tidak langsung guru telah

    memotivasi seluruh murid dalam kelas untuk terlibat secara aktif dalam proses

    belajar mengajar sehingga mendorong siswa aktif mengikuti pelajaran dan

    mengulanginya kembali.

    Dengan demikian, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar

    mengajar melibatkan berbagai indera dalam memproses informasi atau pesan

    yang disampaikan sehinga dapat mengantarkan jalan menuju peningkatan

    mutu pendidikan di sekolah dasar khususnya bagi murid kelas V.

    Media pembelajaran telah memberikan makna kongkret terhadap sesuatu

    yang abstrak dalam benak siswa sehingga memberikan pengetahuan bermakna

    yang dapat membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    30/33

    membentuk sikap, pengetahuan, keterampilan, dan mampu mentransfer ke

    dalam situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

    Dengan demikian penggunaan media dalam proses pembelajaran

    khususnya murid kelas V di sekolah dasar sangatlah penting, demi pencapaian

    proses komunikasi yang efektif dan efisien sehingga dapat mendorong siswa

    untuk belajar lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pembahasan dalam penulisan makalah ini, maka penulis

    dapat menyimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat

    mempengaruhi tercapainya prestasi belajar siswa kelas V sekolah dasar, karena

    dengan media pembelajaran dapat memberikan pengetahuan yang dapat

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    31/33

    membawa perubahan tingkah laku pada diri yang dapat membentuk sikap,

    keterampilan, dan efektif yang merupakan salah satu jalan untuk meningkatkan

    prestasi belajar dan peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar.

    B. Saran

    Berdasarkan kesimpulan, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

    berikut:

    2. Guru hendaknya menggunakan media pembelajaran setiap kali melakukan

    kegiatan pengajaran dengan memanfaatkan media yang ada disekitar siswa

    baik di sekolah maupun dengan membuat media sederhana.

    3. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar, kepala sekolah hendaknya

    memberikan penekan kepada setiap guru untuk menggunakan media

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang dapat menunjang prestasi

    siswa.

    4. Dinas pendidikan hendaknya memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru-

    guru dan memanfaatkan media-media yang ada di sekolah dan memberikan

    pelatihan untuk media sederhana.

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    32/33

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/23/2019 KTI FILSAFAT ILMU

    33/33

    Arsyad, Ashar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajawali Pers.

    Rahadi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan

    Nasional.

    Rasyad, Aminuddin dan Darhim. 1998. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen

    Agama.