12 pengorganisasian dan pengelolaan pp bagian 2.pdf

Upload: adeduwisuryatna

Post on 09-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Pengorganisasian dan Pengelolaan

    Pelabuhan Perikanan

    Bagian 2

  • Sub Bahasan

    1. Stakeholders di PP

    2. Tipe-tipe pengelolaan PP

    3. Pengelolaan PP di Indonesia

    4. Keberhasilan pengelolaan PP

  • Stakeholder

    Para pihak, lintas pelaku, atau pihak-pihak yang terkait dengan suatu isu atau suatu rencana.

    Freeman (1984) : kelompok atau individu yang dapat memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh

    suatu pencapaian tujuan tertentu.

    Biset (1998) : orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan.

    Pihak yang berkepentingan

    Pemangku atau pemegang kepentingan

  • Stakeholder di PP

    Pemangku kepentingan atau pihak-pihak yang terkait dengan isu pelabuhan perikanan

    Nelayan, pemilik kapal, juragan, anak buah kapal, bakul/pengumpul, pedagang ikan,

    pengolah ikan, pembudidaya ikan, masyarakat

    pesisir, pemerintah (pusat dan daerah),

    pengelola PP, koperasi, lembaga keuangan,

    lembaga pendidikan dan penelitian, LSM dan

    lainnya.

  • Tipe Pengelolaan PP

    Bentuk pengelolaan berdasarkan kelompokkegiatan utama yang ada di suatu PP.

    Pengelolaan infrastuktur

    Hubungan antar pelaku

    Peraturan

    Pemerintah

    (Pusat dan

    atau daerah)

    BUMN

    Swasta

    Sistem pemerintahan dan kondisi sosekpol suatu negara

  • Pengelolaan Infrastruktur

    Pengelolaan infrastruktur dengan semua aktifitas penunjang.

    Antara lain:

    1. investasi pelabuhan,

    2. penyusunan anggaran,

    3. perencanaan pembangunan,

    4. pajak,

    5. perbaikan dan pemeliharaan fasilitasnya

    seperti alur pelayaran, mercusuar dan jalan-

    jalan menuju pelabuhan.

  • Hubungan antar pelaku

    Adanya kontak antara penjual dan pemakai jasa pelabuhan terhadap kapal dan barang-

    barang atau komoditi perikanan serta

    pemeliharaannya.

    Peraturan

    Peraturan-peraturan antara lain: peraturan-peraturan lokal, nasional maupun

    internasional dalam menentukan sirkulasi

    maritim, perhitungan statistik, pencatatan

    keluar masuknya kapal, pencatatan dan

    pemeliharaan kesehatan awak kapal.

  • Kegiatan dan Pengelolaan PP

    Negara Liberal

    Pihak swasta mempunyai peran yang dominan dalam aktifitas-aktifitas kepelabuhanan, walaupun pada umumnya

    pelabuhan adalah milik pemerintah. Contoh: Perancis.

    Negara Sosialis

    Kepemilikan dan pengelolaan dilakukan langsung oleh pemerintah pusat, termasuk permasalahan umum dalam

    pengelolaan dan hanya sebagian kecil aktifitas diserahkan

    pada organisasi komersial melalui pemerintah pusat.

    Contoh: Polandia.

    Administrasi, penyediaan sarana dan prasarana pelabuhan, perdagangan luar negeri dan transit internasional,

    memutuskan investasi-investasi pada perencanaan nasional

    untuk semua fasilitas dan tenaga kerja serta menetapkan

    wewenang politik kepelabuhanan secara menyeluruh.

  • Tipe Pengelolaan PP

    Pemerintah Pusat

    Pemerintah Daerah

    Perusahaan Umum / Semi Publik

    Swasta

  • Pemerintah Pusat

    Sebagai pengelola dan pemilik pelabuhan.

    Semua fasilitas sifatnya milik umum dan dikelola oleh wakil-wakil yang ditunjuk oleh pemerintah pusat.

    Semua keputusan yang berkaitan dengan fasilitas pelabuhan adalah wewenang pemerintah pusat.

    Kelebihan: kepentingan umum lebih diutamakan.

    Kelemahan:

    1. Adanya persaingan tidak sehat antar pelabuhan

    dalam satu negara.

    2. Birokrasi yang panjang untuk mendapatkan suatu

    keputusan.

  • Bentuk Pengelolaan di Indonesia

    Tambunan (2005) : infrastruktur PP di Indonesia dikategorikan dalam pelayanan publik.

    Fasilitas tersebut dikelola secara teknis oleh UPT Pemerintah Pusat atau oleh Pemda tergantung dari skala pelayanan yang

    diberikan.

    UU No. 32/2004 tentang Pemda >> PPS dan PPN dikelola oleh UPT Pemerintah Pusat.

    UPT dari Dirjen PT Direktorat PP bertugas memberikan bimbingan, melaksanakan koordinasi dan pengendalian

    terhadap penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pelabuhan.

    Kepala PPS secara teknis fungsional dan organisatoris bertanggung jawab kepada Dirjen PT dan secara

    administratif operasional bertanggung jawab kepada KKP.

    Penetapan lokasi, pembangunan dan pengoperasian PP dilakukan oleh pemerintah pusat.

  • Pengaturan Lokasi PP:

    Apabila PP tersebut berada di dalam Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Umum, maka

    penetapan lokasi, pembangunan dan

    pengoperasiannya ditetapkan oleh Dirjen

    Perhubungan Laut atas usul dari Dirjen Perikanan

    tangkap.

    Apabila pelabuhan tersebut berada di luarDaerah Lingkungan Kerja Pelabuhan Umum,

    maka penetapan lokasi, pembangunan dan

    pengoperasiannya ditetapkan oleh Menteri

    Kelautan dan Perikanan setelah mendengar

    pendapat dari Menteri Perhubungan.

  • Pemerintah Daerah

    Pemda merupakan pengelola pelabuhan sekaligus pemiliknya.

    Pemda membentuk suatu komisi khusus yang bertanggung jawab langsung kepada Pemda dan

    memiliki anggaran tersendiri yang merupakan

    bagian dari anggaran Pemda.

    Dalam hal tertentu seperti perbaikan dan perluasan dermaga secara finansial dibantu

    pemerintah pusat.

    Keuntungan: keputusan penting akan kebutuhan fasilitas baru diambil lewat keputusan lokal yang

    berarti menempuh jalan yang lebih pendek

    dibandingkan pengelolaan dilakukan oleh

    pemerintah pusat.

  • Contoh:

    Pelabuhan perikanan di Belgia

    Ostende dan Zeebrugge

    Pelabuhan milik pemerintah pusat.

    Pemilikan dan pendirian pelabuhan dilakukan oleh Menteri Pertanian, Perhubungan dan

    Pekerjaan Umum.

    Pengelolaan dipercayakan kepada Pemda.

    PPI di Indonesia:

    Pemda atas nama Dinas Perikanan tingkat I dan II sebagai pengelolanya.

    Pelelangan ikan pengelolaannya dipercayakan pada KUD Mina.

  • Perusahaan Umum / Semi Publik

    Pengelolaan pelabuhan dilakukan oleh perusahaan umum yang dipercayakan oleh pemerintah

    setempat.

    Pelayanan umum mendapat porsi yang layak dalam pengelolaan sistem ini.

    Contoh: di negara-negara Anglo-Saxon: Asia, Amerika dan negara-negara persemakmuran.

    Anggaran tidak lagi merupakan bagian dari anggaran Pemda, sehingga pengelola pelabuhan

    berkewajiban mencari keuntungan.

  • Contoh :

    Pelabuhan perikanan di Perancis dan Jerman.

    Perancis:

    Pemilikan dan pendirian pelabuhan dilakukan oleh Menteri Perhubungan.

    Pemiliknya adalah pemerintah pusat.

    PP besar pengeloaannya dilakukan oleh CCI (Chambre de Commerce et dindustrie) atau semacam KADIN di Indonesia.

    Untuk pelabuhan perikanan kecil dikelola oleh Pemda.

  • Di Indonesia:

    Pengelola fasilitas komersial diserahkan kepada BUMN >> Perum PPS (Perum Perindo).

    Wilayah kerja Perum Perindo meliputi:

    1. PPS Nizam Zachman Jakarta

    2. PPS Belawan (Sumut)

    3. PPN Pekalongan (Jateng)

    4. PPN Brondong (Jatim)

    5. PPN Pemangkat (Kalbar)

    6. PPN Prigi (Jatim).

  • Swasta

    Pelabuhan dikelola oleh suatu perusahaan swasta atau suatu grup perusahaan swasta.

    Pengelolaan dilakukan seperti mengelola suatu perusahaan.

    Pengelola bertujuan semata-mata mencari keuntungan, kepentingan umum terabaikan,

    hanya pelayanan atau kegiatan yang

    memberikan keuntungan saja yang dilakukan.

    Contoh : Inggris dan sejumlah kecil di Jepang.

  • Pengoperasian PP dikatakan berhasil

    apabila:

    Sangat baik dipandang dari sudut ekonomi, berarti menguntungkan baik bagi pengelola

    pelabuhan maupun bagi pemiliknya.

    Berpengaruh positif terhadap perkembangan kota (secara khusus) dan nasional pada

    umumnya.

    Sistem penanganan ikan yang efektif dan efisien: pembongkaran ikan dilakukan secara

    cepat disertai penseleksian yang cermat,

    pengangkutan dan penanganan yang cepat.

  • Fleksibel dalam perkembangan teknologi: adanya mekanisasi fasilitas seperti :

    vessel lift pada fasilitas dock tapis roulant (tangga berjalan, conveyor belt)

    untuk pembongkaran dan penyeleksian ikan.

  • Perluasan fasilitas pelabuhan karena semakin meningkatnya produksi perikanan.

    Pelabuhan dapat berkembang tanpa merusak lingkungan sekitarnya.

    Organisasi serta pelaku-pelaku di dalam pelabuhan bekerja secara aktif dan

    terorganisasi baik dalam kegiatannya.

    Keberhasilan pengelolaan pelabuhan perikanan juga dipengaruhi oleh kuantitas

    dan kualitas sumberdaya manusia,

    ketersediaan sarana dan prasarana, serta

    aliran pendanaan.