3. lampiran i rpmk pengorganisasian daerah-131114

Upload: bintang-purnama

Post on 19-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    1/31

    LAMPIRAN I

    PERATURAN MENTERI KESEHATAN

    NOMOR:

    TENTANG

    PEDOMAN TEKNIS PENGORGANISASIAN

    PELAKSANAAN URUSAN KESEHATAN

    DAERAH

    PEDOMAN TEKNIS

    PENGORGANISASIAN PELAKSANAAN URUSAN KESEHATAN DAERAH

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pemberian pelayanan kesehatan kepada seluruh rakyat Indonesia

    bukan sesuatu yang sederhana dan mudah untuk dilakukan, karena

    mencakup seluruh aspek kehidupan warga bangsa. Ditinjau dari aspek

    sebaran penduduk, masyarakat kita berada di seluruh Wilayah Republik

    Indonesia dengan kondisi geografis kepulauan yang sulit dijangkau. Dari

    aspek cakupan pemberian layanan, pelayanan kesehatan juga meliputi

    seluruh segmen, baik tua maupun muda, laki-laki atau perempuan, anak-

    anak sampai lanjut usia (lansia). Di samping itu, penyakit yang dapat

    mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat terus berkembang, baik jenis

    maupun sifatnya.

    Bertolak dari luasnya spektrum layanan kesehatan tersebut,

    pengelolaan urusan kesehatan tidak mungkin mencapai hasil yang optimal

    tanpa didukung oleh sarana, prasarana yang cukup dan sumber daya

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    2/31

    manusia yang kompeten, serta dukungan kelembagaan unsur pelaksana

    kesehatan di provinsi, kabupaten/kota yang memadai.

    Organisasi atau kelembagaan merupakan elemen penting dalam

    penyelenggaraan urusan pemerintahan demikian pula halnya terhadappenyelenggaraan urusan bidang kesehatan. Pengorganisasian yang baik

    akan memberikan gambaran yang jelas terhadap kedudukan, pembagian

    tugas dan fungsi, kewajiban dan tanggungjawab serta jaringan koordinasi,

    integrasi dan sinkronisasi secara internal maupun eksternal organisasi.

    Penyelenggaraan urusan kesehatan di daerah diwadahi dalam bentuk

    Dinas dan Badan sebagai perangkat daerah. Pengaturan Organisasi

    Perangkat Daerah tersebut, secara garis besar telah diatur dalamPeraturan Pemerintah Nomor ........ Tahun ........tentang Organisasi

    Perangkat Daerah sebagai pelaksanaan lebih lanjut Undang-Undang Nomor

    23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, agar penyelenggaraan

    urusan kesehatan tersebut lebih berdaya dan berhasilguna, diperlukan

    pedoman teknis pengorganisasian sebagai acuan bagi daerah-

    daerah,dalam menetapkan organisasi di bidang kesehatan.

    Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah tersebut, harus diikutidengan penataan organisasi perangkat daerah, termasuk didalamnya

    organisasi Penyelenggara urusan kesehatan di daerah. Selain itu penataan

    organisasi perangkat daerah merupakan implementasi dari reformasi

    birokrasi yang diarahkan untuk memberikan pelayanan publik yang prima.

    Reformasi birokrasi di bidang kelembagaan baik pada pemerintah

    pusat maupun pemerintah daerah merupakan salah satu upaya yang

    diharapkan dapat mewujudkan organisasi modern yang ditandai dengantertatanya organisasi yang tepat fungsi tepat ukuran (rightsizing),

    ketegasan fungsi lini dan staf, banyak menggunakan jabatan fungsional,

    rentang kendali yang tepat, serta pelaksanaan tugas dan fungsi yang

    efisien dan efektif.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    3/31

    Wujud kelembagaan yang demikian, merupakan bentuk ideal yang

    didambakan setiap jajaran pemerintahan termasuk daerah. Hal tersebut,

    tidak akan tercapai tanpa perhatian pemerintah pusat berupa bimbingan

    dan pembinaan teknis dalam hal ini Kementerian Kesehatan. Pembinaan

    dan bimbingan teknis tersebut, antara lain dapat diberikan melalui

    fasilitasi, asistensi, supervisi, pelatihan dan kerja sama, termasuk di

    dalamnya optimalisasi peningkatan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan

    simplikasi (KISS) dalam penyelenggaraan tugas fungsi masing-masing unit

    organisasi.

    Dalam penataan organisasi perangkat daerah, juga harus menerapkan

    prinsip-prinsip pengorganisasian antara lain: visi, misi dan strategi sesuai

    tujuan organisasi; fungsi staf, lini dan pendukung yang tegas; efisien dan

    efektif, serta rentang kendali dan tata hubungan kerja yang jelas.Oleh

    karena itu, penataan organisasi dan tata hubungan kerja lembaga

    penyelenggara urusan kesehatan di Daerah harus mengacu kepada

    Pedoman Teknis dalam Peraturan ini.

    B. Maksud dan Tujuan

    Pedoman Teknis Pengorganisasian Pelaksanaan Urusan Kesehatan

    Daerah Provinsi, Kabupaten Dan Kota selain dimaksudkan sebagai

    pelaksanaan amanat Peraturan Pemerintah Nomor ...... Tahun ......

    tentang Organisasi Perangkat Daerah dalam mengimplementasikan

    kebijakan pemerintah di bidang kesehatan juga sebagai upaya peningkatan

    derajat kesehatan masyarakat secara nyata yang tentunya merupakan

    investasi jangka panjang karena dampak terhadap perbaikan sistem

    pengorganisasian yang tepat sasaran akan berimplikasi pada perbaikan

    kesehatan, ekonomi dan kesejahteraan rakyat.Pedoman Teknis ini juga

    diharapkan akan menjadi panduan dalam penataan kelembagaan

    kesehatan di daerah.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    4/31

    Adapun tujuan dari penyusunan pedoman teknis ini adalah untuk

    menentukan bentuk organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right

    sizing) serta sesuai dengan tuntutan aktual masyarakat dan mewujudkan

    tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Pedoman Teknis

    Pengorganisasian juga bertujuan untuk menyamakan pemahaman dan

    persepsi pada setiap level pelaksana urusan pemerintahan di bidang

    kesehatan dan hubungannya dengan unsur pelaksana pemerintahan

    daerah lainnya.

    C. Ruang Lingkup

    Pedoman Teknis akan mengatur secara lebih kongkrit hal-hal

    mengenai pembentukan, kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi

    dan tata hubungan kerja Dinas kesehatan di Provinsi, Kabupaten dan

    Kota, Rumah Sakit Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota serta penataan

    kelembagaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) untuk

    melaksanakan urusan pemerintahan dibidang kesehatan yang menjadi

    kewenangan daerah.

    Pedoman Teknis tersebut, juga akan mempertegas acuan lembaga

    tersebut menjadi badan layanan umum daerah (BLUD) pada kelembagaan

    Rumah Sakit Daerah dan Puskesmas dengan memperkuat jabatan

    fungsional dan meningkatkan mutu pelayanan publik kepada masyarakat.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    5/31

    BAB II

    KONSEP DASAR

    Kerangka pikir yang menjadi konsep dasar pembentukan PedomanTeknis Pengorganisasian Pelaksanaan Urusan Kesehatan Daerah Provinsi,

    Kabupaten Dan Kota adalah sebagai implementasi Peraturan Pemerintah

    Nomor ...... Tahun ........ tentang Organisasi Perangkat Daerah

    Dalam perspektif pengorganisasian diperlukan penyamaan persepsi

    yang mendeskripsikan beberapa definisi terkait kelembagan termasuk

    perangkat daerah. Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk

    suatu organisasi adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi

    kewenangan daerah, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan,

    namun tidak berarti bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus

    dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

    Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib,

    diselenggarakan oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan

    penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat

    diselenggarakan oleh Daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan

    Daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi

    daerah. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor

    unggulan masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan

    sumber daya daerah dalam rangka mempercepat proses peningkatan

    kesejahteraan rakyat.

    Dalam pedoman ini, diupayakan rumusan pengaturannya mudah

    dimengerti dan dipahami sehingga dapat langsung diaplikasikan ke dalam

    kebijakan daerah masing-masing. Untuk itu perlu adanya penjelasan terhadap

    beberapa pengertian sebagai berikut :

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    6/31

    1.Perangkat Daerahadalah unsur pembantu,unsur pelaksana dan unsur

    pendukung Kepala Daerahdalam rangka penyelenggaraan urusan

    pemerintahan daerah. Pada DaerahProvinsi, Perangkat Daerah terdiri atas

    Sekretariat Daerah,Sekretariat DPRD,Dinas,Badan, Kecamatan dan

    perangkat daerah lainnya yang dibentuk sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku. Perangkat Daerah dibentuk oleh

    masing-masing Daerah berdasarkan pertimbangan karakteristik, potensi,

    dan kebutuhan Daerah. Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan

    Peraturan Daerahsetempat dengan berpedoman kepada Peraturan

    Pemerintah. Pengendalian organisasi perangkat daerah dilakukan oleh

    Pemerintah Pusat untuk Provinsi dan oleh Gubernur untuk

    Kabupaten/Kota dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Formasi

    dan persyaratan jabatan perangkat daerah ditetapkan dengan Peraturan

    Kepala Daerah dengan berpedoman padaPeraturan Pemerintah.

    2.Sekretariat Daerahmerupakan unsur pembantu Kepala Daerah,

    mempunyai tugas dan kewajiban membantu Kepala Daerah dalam hal ini

    Gubernur, Bupati atau Walikota dalam menyusun kebijakan dan

    mengoordinasikan Dinas , Badan, Kecamatan dan perangkat daerah

    lainnya yang dibentuk sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan

    yang berlaku. Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas, Sekretaris

    DPRD, dan Kepala Badan / Direktur Rumah Sakit Daerah melalui

    Sekretaris Daerah adalah pertanggungjawaban administratif yang meliputi

    penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi,

    dan pelaporan pelaksanaan tugas Dinas, Sekretariat DPRD dan, dengan

    demikian Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Direktur

    Rumah Sakit Daerah dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawabkepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah.

    3.Dinas Daerahmerupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah

    mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah

    berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Unit Pelaksana Teknis

    adalah unsur pelaksana tugas teknis pada Dinas dan Badan.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretariat_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinas_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Pemerintahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretariat_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinas_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretariat_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinas_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Pemerintahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sekretariat_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dinas_Daerahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kepala_Daerah
  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    7/31

    4.Badanadalah unsur penunjang yang melaksanakan fungsi-fungsi yang

    bersifat strategis yang diperlukan untuk mendukung pelaksanan urusan

    pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah meliputi : Perencanaan,

    Keuangan, Kepegawaian serta pendidikan dan pelatihan, Penelitian dan

    Pengembangan; dan fungsi lain sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan.

    5.Rumah Sakit Daerahadalah Institusi pelayanan kesehatan di daerah yang

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

    menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

    6.Kedudukan,merupakan penegasan peran dan jati diri suatu lembaga

    sehingga dapat dikenali dengan mudah keberadannya berada di bawah

    dan bertanggung jawab kepada siapa. Dalam hal ini kedudukan yang

    dimaksud adalah Kedudukan Perangkat Daerahyang menangani bidang

    kesehatan provinsi, kabupaten/kota.

    7.Tugas dan Fungsi,dalam hal ini tugas dan fungsi yang dimaksud adalah

    Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah Urusan Kesehatan yang

    melaksanakan secara langsung penyelenggaraan pelayanan kesehatan

    yang meliputi pelayanan secara teknis medis (medical), teknis operasionaldan administratif.

    8.Susunan Organisasi,merupakan pembidangan tugas dan fungsi sebagai

    wadah institusional dalam penyelenggaraan urusan kesehatan, termasuk

    di dalamnya sumber daya manusia yang akan mengawaki, dan hubungan

    hirarkis/struktural wadah tersebut.

    9.Tata Hubungan Kerja, merupakan aturan mekanisme kerja, antara unit

    satu dengan lainnya dan atau hubungan antar individu dalam organisasisehingga dapat mempertegas alur hubungan pertanggung jawaban antara

    atasan dengan bawahan dan sebaliknya serta antara instansi satu dengan

    lainnya. Tata hubungan kerja juga dapat diartikan sebagai cara bagaimana

    sumber sumber dan waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumah_Sakit_Daerah&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rumah_Sakit_Daerah&action=edit&redlink=1
  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    8/31

    tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan

    tepat pula dan proses kesalahan dalam pengelolaan manajemennya dapat

    diminimalisir.

    Dalam keterkaitannya denganKoordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan

    Simplikasi (KISS)maka dapat dimaknai tata kerja yang tepat mengandung

    arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah

    dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya

    ditujukan untuk :

    a.menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-

    sumber dan waktu yang tersedia.b.menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses

    pencapaian tujuan.

    c.menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.

    Secara ringkas, tata hubungan kerja menjembatani suatu tujuan dari

    organisasi, karena manajemen dengan metode adalah sesuatu yang

    dibutuhkan oleh organisasi untuk meminimalisasi adanya kesalahan atau

    kejanggalan dalam pelaksanaan kinerja anggota organisasi. Dengan tata kerja

    yang baik suatu manajemen akan berjalan rapi dan sesuai dengan tujuan

    semula.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    9/31

    BAB III

    PENGORGANISASIAN

    PELAKSANAAN URUSAN KESEHATAN

    DAERAH

    Bab ini akan mengatur pengorganisasian pelaksanaan urusan kesehatan

    pada daerah provinsi, kabupaten dan kota yang meliputi pembentukan,

    kedudukan, tugas, fungsi, susunan organisasi dan kriteria/klasifikasi besaran

    organisasi serta tata kerja. Pengorganisasian pelaksanaan urusan kesehatanpada daerah provinsi, kabupaten dan kota dalam peraturan ini diwadahi

    dalam bentuk Dinas daerah, Rumah Sakit Daerah dan Pusat Kesehatan

    Masyarakat (Puskesmas).

    A.Dinas Kesehatan Provinsi

    1.Pembentukan

    Pembentukan Dinas Kesehatan diatur dalam Peraturan daerah Provinsi,

    dengan berpedoman pada peraturan pemerintah tentang organisasi

    perangkat daerah.

    2.Kedudukan

    a.Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

    b.Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala Dinas.

    c.Kepala dinas berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

    Gubernur, melalui Sekretaris daerah.

    3.Tugas

    Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan

    daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

    pembantuan.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    10/31

    4.Fungsi

    a.perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;

    b.penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di

    bidang kesehatan, adalah sebagai berikut :

    1. peng elolaan dan rujukan upaya kesehatan perorangan tingkat

    provinsi/lintas kabupaten/kota;

    2. pengelolaan dan rujukan upaya kesehatan masyarakat sekunder

    Dan tertier tingkat provinsi dan lintas kabupaten/kota;

    3. penerbitan izin rumah sakit kelas B serta fasilitas pelayanan

    kesehatan tingkat provinsi;

    4. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan kesehatan yang

    meliputi agenda riset kesehatan provinsi/lintas kabupaten/kota;

    5. Pelaksanaan Jejaring penelitian kesehatan di tingkat provinsi/

    lintas kabupaten/kota.;

    6. pembiayaan iuran jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin

    dan tidak mampu yang tidak tercakup dalam pendataan JKN di

    kabupaten/kota.

    7. Pembiayaan UKM dan Pemberdayaan masyarakat bidang

    kesehatan melalui kelompok dan organisasi masyarakat padatingkat Provinsi;

    8. perencanaan dan pengembangan sumberdaya manusia

    kesehatan;

    9. penerbitan pengakuan pedagang besar farmasi (PBF) cabang

    dan cabang penyalur alat kesehata (PAK) serta penerbitan izin

    usaha kecil obat tradisional (UKOT);

    10.pengaturan dan pengurusan pengelolaan dan pengembangan

    sistem informasi kesehatan tingkat provinsi;

    11.penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat melalui kelompok

    organisasi masyarakat pada tingkat provinsi untuk mewujudkan

    masyarakat sadar sehat.

    c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan; dan

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    11/31

    d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh gubernur sesuai dengan

    tugas dan fungsinya.

    5.Susunan Organisasi

    Susunan organisasi Dinas Kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi

    dibagi kedalam 3 (tiga) tipe yaitu tipe A, tipe B dan tipe C.

    a.Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Tipe A terdiri atas:

    1)Sekretariat Dinas mempunyai fungsi:

    a)Penyusunan program dan anggaran;

    b)Penyelenggaraan urusan ketatausahaan ,meliputi: rumah

    tangga, kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan

    masyarakat; dokumentasi dan kearsipan.

    c)penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi

    urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi,

    tindak lanjut lanjut hasil pemerksaan, dan perlengkapan.

    2)Bidang.........................mempunyai fungsi:a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan .;

    dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan..

    3)Bidang.,mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    12/31

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..4)Bidang.,mempunyai fungsi:

    a) penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    b) penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c) penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..5)Bidang.mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi pelaksanaan.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..

    b.Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Tipe B, terdiri atas:

    1)Sekretariat,mempunyai fungsi:

    a)penyusunan program dan anggaran;

    b)penyelenggaraan urusan ketatausahaan meliputi: urusan

    rumah tangga, kepegawaian, hukum dan organisasi, serta

    hubungan masyarakat; dan

    c)penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi

    urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, gantirugi,

    tindaklanjut LHP dan perlengkapan.

    2)Bidang.,mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    13/31

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..3)Bidang.,mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..4)Bidang.,mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi..

    c.Susunan Organisasi Dinas Kesehatan Tipe C terdiri atas:

    1)Sekretariat Dinas mempunyai fungsi:

    a)Penyusunan program dan anggaran;

    b)Penyelenggaraan urusan ketatausahaan ,meliputi: rumah

    tangga, kepegawaian, hukum dan organisasi, hubungan

    masyarakat, dokumentasi, dan kearsipan.

    c)penyelenggaraan urusan keuangan dan perlengkapan meliputi

    urusan perbendaharaan, akuntansi, verifikasi, ganti rugi,

    tindak lanjut lanjut hasil pemerksaan, dan perlengkapan.

    2)Bidang.mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    14/31

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.3)Bidang.mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis,fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.4)Bidang.mempunyai fungsi:

    a)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.;

    b)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.; dan

    c)penyiapan perumusan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi,

    pemantauan dan evaluasi.6.Kriteria/Klasifikasi Dinas Kesehatan Provinsi

    a.Kriteria/kalisifikasi pembentukan Dinas Kesehatan pada Pemerintah

    Daerah Provinsi didasarkan atas penilaian beberapa variabel

    ,meliputi :

    1).Jumlah Penduduk.

    2).Cakupan Wilayah Kerja, terdiri atas : jumlah kabupaten/kota;

    jumlah tenaga kesehatan; sarana dan prasarana kesehatan yangmenjadi kewenangan Provinsi; dan jumlah usaha kecil obat

    tradisional, cabang pedagang besar farmasi dan penyalur alat

    kesehatan.

    3).Besaran APBDuntuk urusan kesehatan.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    15/31

    b.Ketentuan bobot penilaian kriteria/klasifikasi, sebagaimana

    tercantum dalam lampiran II peraturan Menteri ini.

    7.Struktur organisasi

    Struktur organisasi dinas kesehatan provinsi, sebagaimana tercantum

    dalam lampiran III peraturan ini.

    8.Di lingkungan Dinas Propinsi dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis

    Dinas oleh Kepala Daerah berdasarkan peraturan perundangan.

    B.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

    1.Pembentukan

    Pembentukan Dinas KesehatanKabupaten/Kotadiatur dalam Peraturan

    daerah Kabupaten/Kota, dengan berpedoman pada peraturan

    pemerintah tentang organisasi perangkat daerah.

    2.Kedudukan

    a.Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah.

    b.Dinas Kesehatan dipimpin oleh kepala dinas.

    c.Kepala dinas berkedudukan di bawah danbertanggung jawab kepada

    Bupati/Walikota melalui sekretaris daerah.

    3.Tugas

    Dinas Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan

    Pemerintahan Daerah dibidang kesehatan sesuai dengan kewenangan

    daerah, yang meliputi ............, ................, dan .............,

    serta ........................

    4.Fungsi

    1. perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan, yang meliputi

    .........., ..........., .......... dan ..........., serta ..................;

    2. penyusunan dan pelaksanaan rencana dan program kerja

    bidang kesehatan, yang meliputi .........., ..........., .......... dan

    ..........., serta ..................

    3. pembinaan dan pengendalian teknis bidang kesehatan, yang

    meliputi .........., ..........., .......... dan ..........., serta ..................

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    16/31

    4. penyelenggaraan perizinan dan pelayanan umum bidang

    kesehatan, yang meliputi .........., ..........., .......... dan ...........,

    serta ..................

    5. pelaksanaan koordinasi kegiatan dan kerjasama teknis dengan

    pihak lain yang berhubungan dengan bidang kesehatan, yang

    meliputi .........., ..........., .......... dan ..........., serta ..................

    6. pembinaan UPT dalam lingkup kesehatan;

    7. penyelenggaraan monitoring, evaluasi, dan pelaporan terhadap

    pelaksanaan tugas-tugas bidang kesehatan, yang meliputi

    .........., ..........., .......... dan ..........., serta ..................

    8. penyelenggaraan kesekretariatan Dinas Kesehatan; dan

    9. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/ Walikota

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsi.

    5.Susunan Organisasi

    Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari:

    1.Kepala Dinas;

    2.Sekretariat

    Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang berada di bawah

    dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

    Sekretariat membawahkan :

    a)Subbagian ..............;

    b)Subbagian ...........; dan

    c)Subbagian ............

    Subbagian sebagaimana dimaksud pada huruf a), huruf b) dan huruf

    c) masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang

    berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

    3.Bidang ............, membawahkan :

    a) Seksi ............;

    b) Seksi ....................; dan

    c) Seksi .......................

    4.Bidang .........., membawahkan :

    a) Seksi ..................;

    b) Seksi ...................; dan

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    17/31

    c) Seksi .................

    5.Bidang ............, membawahkan:

    a) Seksi ............;

    b) Seksi ...................; dan

    c) Seksi ......................

    6.Bidang ..........., membawahkan :

    a) Seksi .........;

    b) Seksi .......; dan

    c) Seksi ...........

    Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada angka 3, 4, 5, 6, masing-

    masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah

    dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

    Seksi-seksi sebagaimana dimaksud pada huruf a), b) dan c), masing-

    masing dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Bidang yang bersangkutan

    7.UPT;

    UPT dipimpin oleh seorang Kepala UPT yang berada di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

    8.Kelompok Jabatan Fungsional.Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang Tenaga

    fungsional senior sebagai ketua kelompok dan bertanggung jawab

    kepada Kepala Dinas

    Bagan Organisasi Dinas Kesehatan, tercantum dalam Lampiran.... yang

    merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini.

    C.Rumah Sakit Daerah Provinsi

    1.Pembentukan

    Pembentukan Rumah Sakit Daerah Provinsi diatur dalam Peraturan

    Daerah Provinsi,berdasarkan peraturan peundangan-undangan.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    18/31

    2.Kedudukan

    a.Rumah Sakit Daerah merupakan unsur pelaksana pemberian

    pelayanan kesehatan perorangan di daerah.

    b.Rumah sakit daerah provinsi dipimpin oleh seorang Direktur dalam

    jabatan non struktural.

    c.Direktur berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada

    .........

    3.Tugas

    Rumah Sakit Daerah Provinsi mempunyai tugas memberikan

    pelayanankesehatan perorangan secara paripurna di Provinsi.

    4.Fungsia.penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

    sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

    b.pemeliharaan dan peningkatan kesehatanperorangan melalui

    pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

    kebutuhan medis;

    c.penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia

    dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

    kesehatan;dan

    d.penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

    teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

    kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan

    bidangkesehatan.

    5.Susunan Organisasi

    a.Susunan organisasi rumah sakit daerah provinsi tipe B, terdiri dari

    paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non

    struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi

    . Masing-masing Wakil Direktur membawai paling banyak 3 (tiga)

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    19/31

    Bagian/Bidang. Selain yang membidangi administrasi

    membawahkan Instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

    b.Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional. Unit

    Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yangdiangkat dari tenaga fungsional senior di bidangnya.

    c.Rumah Sakit Daerah Provinsi diarahkan menjadi Badan Layanan

    Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam Peraturan Gubernur.

    d.Bagi Rumah Sakit Daerah Provinsi yang ditetapkan menjadi Badan

    Layanan Umum Daerah, susunan organisasinya dapat mengikuti pola

    Badan Layanan Umum Daerah sesuai peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.e.Bagi pejabat struktural yang akan dialihkan ke dalam jabatan

    fungsional, tetap menerima hak-hak keuangannya sampai

    ditetapkannya kebijakan baru.

    f.Struktur organisasi rumah sakit daerah provinsi, sebagaimana

    tercantum dalam lampiran III peraturan ini.

    D.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota

    1.Pembentukan

    Pembentukan Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota diatur dalam

    Peraturan Daerah Kabupaten/Kota sesuai peraturan peundangan-

    undangan yang berlaku.

    2.Kedudukan

    a.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pelaksana

    pemberian pelayanan kesehatan perorangan di Kabupaten/Kota.

    b.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Direktur

    dalam jabatan non struktural yang berkedudukan di bawah dan

    bertanggung jawab kepada Bupati/ Walikota melalui Sekretaris

    Daerah.

    3.Tugas

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    20/31

    Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota mempunyai tugas pokok

    melaksanakan upaya kesehatan perorangan di Daerah Kabupaten/Kota

    secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya

    penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan

    terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta

    melaksanakan upaya rujukan.

    4.Fungsi

    a.penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan

    sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit;

    b.pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui

    pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai

    kebutuhan medis;

    c.penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia

    dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan

    kesehatan;dan

    d.penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan

    teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan

    kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang

    kesehatan.

    e.Pembinaan upaya kesehatan perorangan di pelayanan kesehatan

    primer.

    5.Susunan Organisasi

    Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dibagi ke

    dalam 4(empat) tipe yaitu tipe A, tipe B, tipe C dan tipe D

    a.Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota tipeA

    terdiri dari paling banyak 3(tiga) wakil direktur, dan

    masingmasing wakil direktur terdiri dari paling banyak3(tiga)

    bagian/ bidang, masing-masing bagian terdiri dari paling banyak 3

    (tiga) subbagian dan masing-masing bidang membawahkan

    kelompok jabatan fungsional atau terdiri dari paling banyak 2

    (dua) seksi.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    21/31

    b.Susunan organisasi rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kotatipe C,

    terdiri daripaling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non

    struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi

    1 (satu) bagian dan paling banyak 3 (tiga) bidang, bagian terdiripaling banyak 3 (tiga) sub bagian dan masing-masing bidang

    membawahkan jabatan fungsional atau paling banyak 2 (dua)

    seksi.membawahkan paling banyak 2 (dua) Subbagian. Selain

    yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi dan

    Kelompok Jabatan Fungsional.

    c.Susunan organisasi rumah Sakit DaerahprovinsiKabupaten/Kota

    tipe D,terdiri dari 1 (satu) subbagian tata usaha dan 2 (dua) seksi.

    paling banyak 3 (tiga) wakil direktur dalam jabatan non

    struktural, kecuali Wakil Direktur yang membidangi administrasi.

    Selain yang membidangi administrasi membawahkan Instalasi

    dan Kelompok Jabatan Fungsional.

    d.Instalasi membawahkan Unit Pelaksana Fungsional. Unit

    Pelaksana Fungsional dipimpin oleh seorang Kepala yang

    diangkat dari tenaga fungsional senior di bidangnya.Instalasi

    dipimpin oleh seorang kepala instalasi yang diangkat dari tenaga

    fungsional dibidangnya yang bertanggung jawab kepada direktur.

    e.Bagi kabuapten/Kota yang sejak berlakunya peraturan ini sudah

    memiliki Rumah Sakit Tipe B, dinyatakan tetap berlaku.

    f.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota diarahkanwajibmenjadi

    Badan Layanan Umum Daerah yang penetapannya diatur dalam

    Peraturan Bupati/Walikota.

    g.Bagi Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kotayang ditetapkan menjadi

    dengan statusBadan Layanan Umum Daerah, susunan organisasinya

    dapat mengikuti pola Badan Layanan Umum Daerah sesuai

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    22/31

    h.Bagi Pejabat struktural , tetap memperoleh hak-hak keuangannya

    sampai ditetapkannya menjadi Pejabat fungsional.

    i.Struktur organisasi rumah sakit daerah kabupaten/kota,

    sebagaimana tercantum dalam lampiran III peraturan ini.

    E.Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

    1.Pembentukan

    a.Puskesmas dibentuk pada Pemerintah Kabupaten/ Kota;

    b.Puskesmas dibentuk dengan Peraturan Bupati/ Walikota.

    c.Pada prinsipnya, di setiap Kecamatan dibentuk 1 (satu) Puskesmas,

    apabila beban kerjanya dinilai cukup besar maka dalam 1 ( satu )

    Kecamatan dapat dibentuk lebih dari 1 (satu) Puskesmas.

    2.Kedudukan

    Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota, dipimpin oleh seorang kepala dalam jabatan non

    struktural, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

    kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota.

    3.TugasPuskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

    dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di bidang upaya kesehatan

    masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP).

    4.Fungsi

    Untuk melaksanakan tugas pokok , Puskesmas menyelenggarakan

    fungsi ;

    a.pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat primer;b.pemberdayakan masyarakat di bidang kesehatan;

    c.pelaksanaan kesehatan perorangan primer;

    d.pelaksanaan kordinasi fasilitas kesehatan perorangan primer;

    e.pengelolaan data kesehatan masyarakat primer, data pemberdayaan

    masyarakat, dan data kesehatan perorangan primer;

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    23/31

    f.peningkatan kapasitas tenaga kesehatan strata pertama.

    5.Susunan Organisasi

    a.Susunan organisasi Puskesmas terdiri atas:

    1).Kepala (Non Struktural);

    2).Subbagian Tata Usaha (eselon IV.b); dan

    3).Para Penanggung jawab fungsional.

    4).Kelompok Jabatan Fungsional

    b.Puskesmas dapat diarahkan menjadi Badan Layanan Umum Daerah

    yang penetapannya diatur dalam Peraturan Bupati/Walikota.

    c.Bagi Kepala Puskesmas yang sudah ditetapkan sebagai pejabat

    struktural,tetap menerima hak-hak keuangannya sampai dialihkan

    menjadi pejabat fungsioal.

    6.Struktur organisasi Puskesmas sebagaimana tercantum dalam lampiran

    III peraturan ini.

    F.Tata Kerja

    1.Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi wajib

    menerapkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam

    lingkungan masing-masing maupun dengan instansi lain sesuai bidang

    tugas masing-masing.

    2.Setiap pimpinan satuan organisasi,wajib mengawasi bawahan, dan

    apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang

    diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    3.Setiap pimpinan satuan organisasi,bertanggung jawab memimpin danmengoordinasikan bawahannya dan memberikan bimbingan serta

    petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    24/31

    4.Setiap pimpinan satuan organisasi,wajib mengikuti dan mematuhi

    prosedur kerja dan bertanggung jawab kepada atasan serta

    menyampaikan laporan secara berkala tepat pada waktunya.

    5.Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib menyusun petunjuk teknis danprosedur tetap sebagai acuan kerja bawahan, sehingga setiap bawahan

    mengetahui dengan pasti pekerjaan yang akan dikerjakan dan kepada

    siapa harus dipertanggungjawabkan.

    6.Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari

    bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk

    menyusun laporan lebih lanjut dan untuk memberikan arahan kepada

    bawahan.

    7.Setiap pimpinan satuan organisasi, wajib menyampaikan laporan

    berkala kepada atasan masing-masing.

    8.Dalam menyampaikan laporan kepada atasannya, tembusan laporan

    disampaikan kepada satuan organisasi lainnya yang secara fungsional

    mempunyai hubungan kerja.

    9.Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi,dibantu oleh kepala satuan organisasi di bawahnya dan dalam rangka

    pemberian bimbingan dan pembinaan kepada bawahan masing-masing

    wajib mengadakan rapat berkala.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    25/31

    BAB IV

    TATA HUBUNGAN KERJA

    Dalam Bab ini akan mengatur tata hubungan kerja antar unit organisasi

    pelaksanaan urusan kesehatan pada pemerintah daerah yaitu Dinas

    Kesehatan, Rumah Sakit, Puskesmas dan instansi terkait lainnya.

    A.Dinas Kesehatan Provinsi

    1.Dinas Kesehatan Provinsi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota:

    a.mengkoordinasikan, mengsinkronisasikan, mengintegrasikan

    program-program kesehatan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

    sampai dengan evaluasi dan pelaporan termasuk penanganan kasus-

    kasus tertentu.

    b.Dinas Kesehatan Provinsi berwenang meminta laporan berkala

    tentang kegiatan dinas kesehatan kabupaten/kota.

    c.Dinas Kesehatan Provinsi wajib melaksanakan pembinaan dan

    pengawasan atas sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan di

    Provinsi tersebut.

    2.Dinas Kesehatan Provinsi dengan Rumah Sakit Daerah Provinsi:

    a.Mengkoordinasikan, mengsinkronisasikan, mengintegrasikan

    program-program kesehatan di Rumah Sakit Daerah Provinsi.

    b.Menerima laporan berkala tentang kegiatan termasuk kasus-kasus

    tertentu di Rumah Sakit Daerah Provinsi.

    3.Dinas Kesehatan Provinsi dengan Jaringan Kesehatan lainnya non

    pemerintah:

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    26/31

    a.Melaksanakan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan

    program-program kesehatan pada masing-masing jaringan

    kesehatan.

    b.Menerima laporan berkala tentang kegiatan termasuk kasus-kasustertentu di masing-masing jaringan kesehatan.

    4.Dinas Kesehatan Provinsi secara fungsional wajib berkoordinasi dengan

    instansi terkait lainnya.

    B.Rumah Sakit Daerah Provinsi

    a.Rumah Sakit Daerah Provinsi dengan Dinas Kesehatan Provinsi:

    Melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan mengintegrasikan program-

    program kesehatan di Rumah Sakit Daerah Provinsi dengan Dinas

    Kesehatan Provinsi.

    b.Menyampaikan laporan berkala tentang penyelenggaraan program-

    program kesehatan, termasuk penanganan kasus-kasus tertentu

    kepada Dinas Kesehatan Provinsi.

    1.Rumah Sakit Daerah Provinsi dengan Rumah Sakit Non Pemerintah:

    Rumah Sakit Daerah Provinsi melalui kepala dinas kesehatan provinsidapat meminta masukan dan laporan berkala kepada Rumah Sakit Non

    Pemerintah di Provinsi.

    2.Rumah Sakit Daerah Provinsi dengan Rumah Sakit Daerah

    Kabupaten/Kota:

    Rumah Sakit Daerah Provinsi melalui kepala dinas kesehatan provinsi

    dapat meminta laporan perkembangan penanganan Upaya Kesehatan

    Perorangan dari Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota.

    C.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

    1.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Dinas Kesehatan Provinsi:

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    27/31

    a.Melakukan koordinasi, sinkronisasi dan mengintegrasikan

    program-program kesehatan mulai dari perencanaan,

    pelaksanaan, sampai dengan evaluasi dan pelaporan termasuk

    penanganan kasus-kasus tertentu.

    b.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib menyampaikan laporan

    berkala tentang kegiatan kepada Dinas Kesehatan Provinsi.

    2.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Rumah Sakit Daerah

    Kabupaten/Kota:

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengkoordinasikan,

    mengsinkronisasikan, mengintegrasikan program-program kesehatan

    Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dalam penanganan kasus-

    kasus tertentu.

    3.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Puskesmas:

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan

    pengawasan kepada Puskesmas. Dalam hal-hal tertentu kepala dinas

    melimpahkan kewenangannya kepada kepala puskesmas untuk

    mengkoordinasikan, mengintegrasikan dan mengsingkronkan

    jaringan kesehatan non pemerintah di wilayah kerja puskesmas yang

    bersangkutan.

    4.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan Jaringan Kesehatan

    lainnya non pemerintah:

    Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan

    pengawasan atas penyelenggaraan program-program Jaringan

    Kesehatan lainnya non pemerintah. Dengan demikian masing-masing

    Jaringan Kesehatan lainnya non pemerintah wajib menyampaikan

    masukan dan laporan berkala kepada Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota.

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    28/31

    5.Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaksanakan pembinaan

    dan pengawasan atas sistem rujukan pelayanan kesehatan

    perorangan di Kabupaten/Kota.

    6.Dinas Kesehatan secara fungsional wajib berkoordinasi denganinstansi terkait lainnya.

    D.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota

    1.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dengan Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota:

    Rumah Sakit Daerah wajib melaporkan penyelenggaraan program-

    program kesehatan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalampenanganan kasus-kasus tertentu.

    2.Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota dengan Rumah Sakit Non

    Pemerintah:

    Rumah Sakit Daerah Kabupaten/Kota melalui kepala Dinas Kesehatan

    Kabupaten/Kota dapat meminta masukan dan laporan berkala kepada

    Rumah Sakit Non Pemerintah di Kabupaten/Kota.

    E.Puskesmas

    1.Puskesmas dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota:

    a.Puskesmas wajib menjalankan tugas dan fungsinya sesuai kebijakan

    yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

    b.Puskesmas menyampaikan laporan baik berkala atau sewaktu-waktu

    kepada Dinas Kesehatan Kab/Kota.

    c.Dalam pengelolaan keuangan, Puskesmas bertanggungjawab kepada

    Sekretaris Daerah.

    2.Puskesmas dengan jaringan kesehatan non pemerintah di wilayah

    kecamatan: atas nama Kepala Dinas, puskesmas mengkoordinasikan,

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    29/31

    mengintegrasikan dan mengsingkronkan jaringan kesehatan non

    pemerintah di wilayah kecamatan.

    3.Puskesmas dengan Rumah Sakit:

    a.setiap pelayanan kesehatan perorangan yang tidak mampu ditangani

    oleh pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) harus dirujuk ke

    Rumah Sakit.

    b.Dalam hal penanganan kasus-kasus tertentu, secara fungsional

    Puskesmas wajib menyampaikan laporan kepada Rumah Sakit.

    4.Puskesmas secara fungsional wajib berkoordinasi dengan perangkat

    instansi terkait lainnya.

    BAB IV

    PENUTUP

    Saat ini kita menghadapi tantangan era reformasi, terlebih dalam

    memenuhi ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang

    berkualitas dan Puskesmas banyak mengalami pergeseran fungsi

    sehingga kurang mengakomodasi konsep kewilayahan serta terkesan

    hanya menitikberatkan pada upaya kuratif.Selain itu, konsep pelayanan

    kesehatan primer belum banyak dipahami, sehingga upaya untuk

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    30/31

    menyelenggarakan pelayanan kesehatan dilaksanakan tanpa

    memperhatikan prinsip dan prasyarat yang harus dipenuhi. Hal ini

    merupakan tantangan yang sangat besar bagi seluruh stakeholders

    terkait khususnya Pemerintah Daerah.

    Kementerian Kesehatan telah menetapkan Kepmenkes Nomor 758

    tahun 2011 tentang Penetapan Kabupaten, Kecamatan dan Puskesmas

    di Perbatasan Darat dan Pulau-Pulau Kecil Terluar Berpenduduk yang

    menjadi Sasaran Prioritas Nasional Program Pelayanan Kesehatan di

    Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan tahun 20102014 telah

    ditetapkan 45 Kabupaten/Kota prioritas nasional karena di dalamnya

    terdapat beberapa Kabupaten/Kota dengan permasalahan atau menjadi

    sasaran prioritas Kementerian/Lembaga lain.

    Terdapat fokus permasalahan yang berbeda-beda terkait dengan

    penerapan pelayanan kesehatan primer antar wilayah di Indonesia.

    Secara umum wilayah timur Indonesia cenderung memiliki penekanan

    masalah yang serupa, dimana hambatan geografis pelayanan kesehatan

    di tingkat primer seringkali absen keberadaannya.Minimnyaaksesbilitas

    di tingkat layanan kesehatan dasar ini tidak dimbangi pula denganresponsivitas pelaksana kebijakan di lapangan.

    Langkah strategis dan solusi yang harus diambil dalam

    mempersiapkan perangkat daerah urusan kesehatan, yaitu menyusun

    konsep pelayanan kesehatan dasar, sistem rujukan dan pelayanan

    kesehatan di tingkat rujukan yang merupakan satu kesatuan dan

    komprehensif, mempercepat kesiapan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan

    Primer di fasilitas kesehatan primer utamanya Puskesmas,melaksanakan revitalisasi Puskesmas yang bertujuan untuk

    mengembalikan fungsi Puskesmas sesuai dengan tujuan awal sebagai

    fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang merujuk pada konsep primary

    health care, dan memperkuat fungsi promotif dan preventif Puskesmas

    dengan tidak mengabaikan fungsi kuratif, memperkuat peran fasilitas

  • 7/23/2019 3. Lampiran I RPMK Pengorganisasian Daerah-131114

    31/31

    kesehatan primer sebagaigatekeeperdan membangun standarisasi

    pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif.

    Penyusunan Pedoman Teknis Pengorganisasian Pelaksanaan

    Urusan Kesehatan Daerah Provinsi, Kabupaten Dan Kota ini,diharapkan selain dapat memberikan kesamaan pemahaman perspektif

    pengorganisasian yang efektif dan efisien juga mampu mensinergikan

    substansi penyelenggaraan kesehatan di daerah, jaringan pelayanan

    kesehatan dan sumberdaya kesehatan, untuk dapat memberikan dasar

    pemikiran bagi pengorganisasian kesehatan di daerah, sekaligus

    memberikan referensi dalam pembuatan kebijakan yang mengatur

    pengorganisasian kesehatan di daerah.

    MENTERI KESEHATAN

    REPUBLIK INDONESIA,

    NILA DJUWITA F MOELOEK