2010-monitoringburungmangrove

Upload: chairil-anwar

Post on 05-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    1/13

     

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Taman Nasional Baluran merupakan suatau kawasan konservasi dan

    kawasan pelestarian alam yang mempunyai keanekaragaman yang tinggi baik

    flora ataupun faunanya. Kekayaan keanekaragaman yang ada menjadikan

    kawasan ini sebagai tempat pendidikan, penelitian dan rekreasi yang sifatnya

    terbatas. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut maka perlu adanya

     pengenalan, identifikasi serta monitoring baik flora ataupun faunanya. Salah satu

    kegiatannya adalah monitoring burung yang ada di tipe ekosistem hutan mangrove

    yang ada di wilayah Resort Perengan.

    Pada tahun 2009 Taman Nasional Baluran telah menerbitkan satu

     buah buku yang berjudul “burung-burung taman nasional baluran”, yang ditulis

    oleh teman-teman PEH (Pengendali Ekosistem Hutan), pada buku tersebut telah

    terdokumentasikan dengan baik sebanyak 137 jenis burung. Setelah buku itu terbit

    tidak henti-hentinya PEH dan kawan-kawan turun ke lapangan untuk mengamati

    dan memonitor burung. Beberapa data lapangan yang diperoleh baik dari catatan

    lapangan yang ditulis di buku harian maupun berdasarkan pendokumentasian

    telah terdata sebanyak 189 jenis burung. Dari jumlah tersebut tidak menutup

    kemungkinan masih akan terus bertambah.

    Kawasan Taman Nasional Baluran terbentang dari pantai sampai

     pegunungan dengan berbagai macam tipe ekosistem yaitu hutan pantai, hutan

    mangrove, savana, hutan musim dataran rendah yang selalu hijau dan hutan

     pegunungan bawah. Karakter habitat Taman Nasional Baluran yang sangat

     beragam menjadikan tipe burung yang ada juga sangat beragam.

    Semua tipe ekosistem yang ada di Taman Nasional Baluran hampir

    semuanya telah termonitor, namun pada tipe ekositem hutan mangrove khususnya

    di wilayah Resort Perengan secara lebih spesifik dalam artian memonitor sampai

    masuk ke hutan mangrove belum terlaksanakan. Oleh karena itu kegiatan

    monitoring di tipe ekosistem hutan mangrove perlu dilaksanakan. Dengan

    melaksanakan kegiatan monitoring di hutan mangrove ini dapat menjadidikan

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    2/13

     

    informasi terbaru selain menambah koleksi jenis terbaru burung-burung Taman

     Nasional Baluran juga sebagai kegiatan alternatif wisata bird watching di hutan

    mangrove Baluran.

    B. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman

     jenis-jenis burung yang ada di hutan mangrove Resort Perengan SPTN Wilayah I

    Bekol.

    Sedangkan tujuannya antara lain :

    1. Melengkapi data keanekaragaman burung di Taman Nasional Baluran.

    2.Melengkapi bahan interpretasi wisata alam khususnya di areal hutan mangrove.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    3/13

     

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pengamatan atau Monitoring Burung

    Seni mengamati burung adalah pada kesabaran dan daya tahan fisik kita.

    Tujuan kita mengamati burung adalah untuk mengenal jenis-jenis burung dan

    keidupannya, seperti halnya kita menonton film flora dan fauna di televisi. Yang

    akan kita amati untuk dapat mengenal jenis burung dan kehidupannya, antara lain

    ciri-ciri tubuh, habitat tempat tinggal, dan tingkah laku serta gerak geriknya.

    Untuk itu kita membutuhkan ketrampilan, pengetahuan dan beberapa

     perlengkapan tambahan untuk melakukan pengamatan burung. Karena burung

    adalah hewan yang aktif, riang dan tak kenal diam, maka sangat sulit bagi kita

    untuk mengamati tanpa merekam atau mencatat hal-hal yang telah dilihat.

    Catatlah hal-hal yang didapat secara singkat dan jelas. Karena burung liar pada

    umumnya menghindari perjumpaan dengan manusia, maka sedapat mungkin kita

    tidak terlihat oleh mereka. Pilihan tempat yang teduh, agak tersembunyi, dan

     berlawanan dengan arah angin. Untuk mengenal jenis burung tentu saja kita harus

    memperhatikan bentuk dan ukuran tubuhnya, corak warna bulu secara

    keseluruhan dan warna pada beberapa bagian tubuh (Kepala, dada, Sayap dan

    ekor), bentuk paruh dan jenis kaki.

    Burung adalah satwa yang dapat kita jumpai dimana saja, disekitar

    rumah, taman, sawah, hutan, gunung, pantai, sungai, danau dan hampir semua

    tempat di dunia ini. Burung mempunyai peranan yang besar dalam menjaga

    keseimbangan ekosistem, misalnya banyak burung yang memakan serangga yang

    menjadi hama pada tanaman, burung madu membantu penyerbukan bunga,

     burung hantu memakan tikus yang juga merupakan hama di sawah dan masih

     banyak lagi peranan burung bagi kehidupan manusia. Punahnya burung akan

    mempengaruhi keseimbangan alam, dan dampaknya akan dirasakan oleh manusia.

    Walaupun burung dapat ditemukan pada setiap tempat, namun lambat

    laun kita melihat semakin berkurang jumlahnya. Banyak burung yang terancam

     punah, seperti Jalak Bali, Elang Jawa, Gelatik Jawa dan masih banayak lagi.

    Mengapa mereka terancam punah? Karena semakin berkurangnya habitat, adanya

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    4/13

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    5/13

     

     bentuk burung tersebut. Akan lebih baik juga jika mempunyai buku harian

    mengenai catatan pengamatan burung sebelumnya yang pernah dilakukan. Buku

    ini tidak perlu dibawa ke lapangan, cukup disimpan di rumah, buku catatan

     pengamatan ini dapat membantu dalam membandingkan jenis burung di tiap

    daerah pengamatan.

    C. Monitoring Burung Sebagai Salah Satu Upaya Konservasi

    Pengembangan kandungan ilmiah dalam mengamati burung berlanjut pada

     pelestarian alam (konservasi). Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah negeri

    yang paling banyak memiliki burung yang terancam punah lebih dari 300 jenis

    nomor satu di dunia (PF.Nurwatho). Bagaimana mungkin melakukan upaya

     penyelamatannya dari ancaman kepunahan akan berhasil bila pengetahuankehidupan burung yang akan diselamatkan tidak ada?

    Keberadaan burung telah dijadikan sebagai indikator keanekaragaman

    hayati. Hal ini sangat berguna untuk menyusun strategi pelestarian

    keanekaragaman hayati untuk mencegah terus berlanjutnya kerusakan. Disitulah

     peran pengamat burung semakin berarti. Dengan catatan sederhananya meraka

    menyumbangkan pengetahuan yang berharga untuk pelestarian alam.

    Sebenanrnya peran sebagai pelestari alam sudah dilakukan oleh seseorang

    ketika dia memegang teropong untuk menjadi seorang pengamat burung. Dengan

    sendirinya sorang pengamat burung akan memiliki kaidah – kaidah konservasi

    melalui keinginan untuk membiarkan burung hidup bebas di alam, tidak semena –

    mena menagkapnya dan tidak merusak habitatnya. Dengan demikian seorang

     pengamat burung dapat dikatakan telah melaksanakan sebagian tanggung

     jawabnya terhadap alam.

    D.  Pengamatan Burung Sebagai Salah Satu Bidang Ekoturisme

    Ekoturisme dalam artian singkat sedikitnya memiliki tiga kategori

    kegiatan yaitu perjalanan (tur) di alam terbuka, tur yang dikaitkan dengan

    keserasian ekologi dan dapat berbentuk ekspedisi (berhubungan dengan eksplorasi

    ilmiah bernuansa petualangan). Kegiatan mengamati burung pada dasarnya

    merupakan kegiatan ekoturisme yang mencakup ketiga kategori di atas.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    6/13

     

    Perjalanan seorang pengamat burung dilakukan di alam terbuka, mereka juga

    menikmati dan mempelajari ekologi (burung) dan seringkali kegiatannya

    dirancang dalam bentuk ekspedisi mengunjungi daerah baru di pedalaman atau

    daerah yang jarang terjamah manusia.

    Selain terlibat langsung sebagai pelaku tour (turis) di dalam ekoturisme,

     pengamat burung juga berperan dalam mendukung ekoturisme, misalnya sebagai

     pemandu atau yang mempromosikan keindahan alam melalui burung. Kegiatan

    ekoturisme yang menyajikan burung sebagai obyek utama belum dikembangkan

    secara optimal, padahal berpeluang besar untuk menarik wisatawan.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    7/13

     

    III. METODOOGI

    A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan 

    Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 27-28

    Oktober 2010, bertempat di tipe ekosistem hutan mangrove wilayah Resort

    Perengan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol.

    B. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan

    monitoring burung ini sebagai berikut :

    1. Binokuler2. GPS

    3. Alat tulis kantor

    4. Buku panduan pengenalan jenis burung

    5. Kamera

    C. Metode Pelaksanaan

    Tahapan pelaksanaan kegiatan monitoring burung sebagai berikut :

    1. 

    Hari pertama, melakukan monitoring mulai dari hutan mangrove yang berada

    di blok Pandaen, Uyahan dan Sirokok, yaitu dengan sistem jalur dimulai dari

     pinggir pantai sampai batas darat dari hutan mangrove, jarak antar jalur adalah

    100 m, cara pencatatan datanya yaitu dengan mencatat semua jenis yang

    ditemukan di jalur pengamatan tersebut, untuk jalur-jalur selanjutnya hanya

    mencatat jenis-jenis yang belum ditemukan pada jalur-jalur sebelumnya.

    2. 

    Hari ke dua, pada hari ke dua ini dimulai dari blok Candibang, Sirontoh, dan

    Sigedung, metode yang digunakan sama dengan metode yang dilakukakan

     pada hari pertama.

    3.  Tabulasi data

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    8/13

     

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Hasil dari pelaksanaan monitoring burung di hutan mangrove wilayah

    Resort Perengan SPTN Wilayah I Bekol ini adalah sebagai berikut :

    1. Hari pertama

    Monitoring burung dilakukan mulai jam 09.15 – 16.00 wib, dengan kondisi

    cuaca cerah serta angin yang cukup kencang. Jenis burung yang ditemukan

     pada hari pertama sebagai berikut :

    No Nama Lokal Nama Inggris Nama Ilmiah

    1. Elanglaut Perut- putih

    White – bellied SeaEagle

     Haliaeetusleucogaster

    2. Kangkareng

    Perut- putih

    Oriental Pied Hornbill  Anthracoceros

    albirostris

    3. Gelatibatu

    Kelabu

    Great Tit Parus major

    4. Merbah

    Cerukcuk

    Yellow – vented

    Bulbul

    Pycnonothus goiavier

    5. Tekukur Biasa Spotted Dove Streptopelia chinensis

    6. Dederuk Jawa Island Collared Dove Streptopelia

    bitorquata

    7. Perkutut Jawa Zebra Dove Geopelia striata

    8. Cekakak Sungai Collared Kingfisher  Halcyon chloris

    9. Gagak hutan Slender – billed crow Corvus enca

    10. Elangular Bido Crested Serpent Eagle Spilornis cheela

    11. Cipoh kacat Common Iora  Aegithina tiphia

    12. Rajaudang Biru Cerulean Kingfisher  Alcedo coerulescens

    13. Takur Ungkut-

    ungkut

    Coppersmith Barbet  Megalaima

    haemacephala

    14. Kancilan Bakau Mangrove Whistler Pachycephala grisola

    15. Cucak Kutilang Sooty-headed Bulbul Pycnonotus aurigaster

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    9/13

     

    16. Elang Brontok Crested Hawk-Eagle Spizaetus cirrhatus

    17. Pergam Hijau Green Imperial

    Pigeon

     Ducula aenea

    18. Wiwik Uncuing Surty-brested Cuckoo Cocomantis

    sepulclaris

    2. Hari ke dua

    Monitoring burung dilakukan mulai jam 08.30 – 15.30 wib, dengan kondisi

    cuaca cerah serta angin yang sangat kencang. Jenis burung yang ditemukan

     pada hari ke dua sebagai berikut :

    No Nama Lokal Nama Inggris Nama Ilmiah

    1. Kangkareng

    Perut- putih

    Oriental Pied Hornbill  Anthracoceros

    albirostris

    2. Merbah

    Cerukcuk

    Yellow – vented

    Bulbul

    Pycnonothus goiavier

    Elanglaut Perut-

     putih

    White – bellied Sea

    Eagle

     Haliaeetus

    leucogaster

    3. Tekukur Biasa Spotted Dove Streptopelia chinensis

    4. Cekakak Sungai Collared Kingfisher  Halcyon chloris

    5. Cipoh kacat Common Iora  Aegithina tiphia

    6. Dederuk Jawa Island Collared Dove Streptopelia

    bitorquata

    7. Rajaudang Biru Cerulean Kingfisher  Alcedo coerulescens

    8. Perkutut Jawa Zebra Dove Geopelia striata

    9. Takur Ungkut-

    ungkut

    Coppersmith Barbet  Megalaima

    haemacephala

    10. Elangular Bido Crested Serpent Eagle Spilornis cheela

    11. Kancilan Bakau Mangrove Whistler Pachycephala grisola

    12. Elang Brontok Crested Hawk-Eagle Spizaetus cirrhatus

    13. Bangau Tong-

    tong

    Lesse Adjuntan  Leptostilos javanicus

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    10/13

     

    10 

    B. Pembahasan

    Pada hari pertama melakukakan monitoring burung di hutan mangrove

    ditemukan jumlah jenis sebanyak 18 jenis, sedangkan pada hari ke dua ditemukan

     jenis burung sebanyak 13 jenis. Jumlah total jenis burung yang dapat ditemukan

    selama 2 hari monitoring adalah 19 jenis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

    selama 2 hari pengamatan hanya menambah 1 jenis burung yang belum

    ditemukan pada hari pertama yaitu Bangau Tong-tong ( Leptoptilos javanicus).

    Umumnya jenis-jenis yang ditemukan sama dengan jenis-jenis yang

    ditemukan pada hari pertama. Faktor yang mempengaruhi dalam pengamatan

     burung, dimana pada kegiatan monitoring ini hanya menemukan sedikit jenis

     burung sebagai berikut :

     

    Waktu pengamatan yang kurang efektifPengamatan burung yang paling efektif adalah pada pagi hari yaitu sekitar

     jam 06.00 wib, dan pada sore hari yaitu sekitar jam 15.00-17.00 wib, dimana

     pada waktu-waktu tersebut merupakan waktu beraktivitasnya berbagai jenis

     burung, sementara pada kegiatan monitoring ini dilakukan sudah siang hari

    yaitu pada hari pertama jam 09.15 wib dan hari ke dua jam 08.30 wib. Waktu

    tersebut sudah terlalu siang untuk melakukan pengamatan burung. Pada sore

    harinya untuk hari pertama sampai jam 16.00 wib dan hari ke dua sampai

     jam 15.30. Waktu awal dan akhir pengamaatn merupakan waktu yang sudah

    tidak efektif lagi dalam melakukan kegiatan pengamatan burung, sehingga

     burung yang dapat dijumpai hanya sedikit.

      Kondisi angin yang kencang pada saat melakukan pengamatan

    Pada saat pengamatan burung baik pada hari pertama maupun hari ke dua

    dilakukan pada kondisi angin yang kencang. Pada saat angin kencang

    merupakan waktu yang kurang baik untuk melakukan pengamatan burung,

    karena angin kencang akan mempengaruhi aktivitas keseharian burung,

     burung akan lebih banyak diam, bertengger dan bersembunyi pada dahan-

    dahan pohon, sehingga pengamat burung harus benar-benar jeli dan teliti

    untuk mengawasi daerah sekitar. Karena pengamatan dilakukan pada kondisi

    angin yang kencang maka jumlah jenis burung yang dapat dijumpai hanya

    sedikit.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    11/13

     

    11 

      Kawasan Taman Nasional Baluran terdiri dari dari berbagai tipe ekosistem

    yaitu tipe ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, savanna, hutan musim

    dataran rendah, hutan musim dataran tinggi dan evergreen. Tiap-tiap tipe

    habitat memiliki keanekaragaman jenis burung yang berbeda-beda. Hutan

    mangrove merupakan tipe habitat yang memiliki jumlah jenis burung yang

    lebih sedikit jika dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, maka bisa

    dipastikan bahwa jumlah jenis yang dapat ditemukan hanya sedikit.

      Pengamatan hanya dilakukan satu kali

    Untuk mengetahui secara pasti jumlah jenis burung dalam suatu area atau

    habitat tertentu harus dilakukan secara kontinyu sehingga jumlah jenis burung

    yang dapat dijumpai akan lebih banyak lagi.

     

    Pada saat pengamatan merupakan bukan bulan migrannya burung air

    Belum bisa dipastikan seberapa banyak jenis burung migran yang datang di

    wilayah Taman Nasional Baluran, tetapi paling tidak jika pengamatan

    dilakukakan pada saat musim migrannya burung air maka akan menambah

    koleksi jumlah jenis burung di habitat mangrove.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    12/13

     

    12 

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari hasil monitoring burung yang dilaksanakan di hutan mangrove

    wilayah Resort Perengan dapat disimpulkan sebagai berikut :

      Jumlah jenis burung yang dapat dijumpai selama 2 hari pengamatan adalah

    19 jenis burung, dimana pada hari ke dua menjumpai 1 jenis burung yang

     belum dijumpai pada hari pertama yaitu jenis burung Bangau Tong-tong

    ( Leptostilos javanicus).

      Banyak faktor yang mempengaruhi kenapa jumlah jenis burung yang

    dijumpai jumlahnya sedikit, salah satu faktor utamanya adalah karena pengamatan dilakukan pada saat kondisi angin cukup kencang.

      Data yang telah diperoleh dari monitoring tersebut dapat dijadikan kajian

    untuk merancang paket wisata bird watching di hutan mangrove, karena

    selama ini belum ada yang mengembangkan wisata bird watching di hutan

    mangrove.

    B. Saran

      Perlu dilakukan pengamanan yang lebih intensif terhadap kelestarian hutan

    mangrove itu sendiri, mengingat hutan mangrove merupakan habitat dari

     beberapa jenis burung dan satwa liar lainnya yang perlu dilindungi

    keberadaannya.

      Untuk mengembangkan paket wisata bird watching di hutan mangrove perlu

    adanya pembuatan jalur interpretasi khusus.

  • 8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove

    13/13

     

    13 

    DAFTAR PUSTAKA

    PF. Purwatho 2005. Bird Waching

    Jhon MacKinnon, Bas van Balen 1982. Burung – burung di Jawa dan Bali (Field

    Guide to The Birds of Java and Bali).

    Jhon MacKinnon, Bas van Balen 1992. Burung – burung di Sumata, Jawa, Bali

    dan Kalimantan (Field Guide to The Birds of Sumatra, Java, Bali and

    Kalimantan).