2010-monitoringburungmangrove
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
1/13
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Taman Nasional Baluran merupakan suatau kawasan konservasi dan
kawasan pelestarian alam yang mempunyai keanekaragaman yang tinggi baik
flora ataupun faunanya. Kekayaan keanekaragaman yang ada menjadikan
kawasan ini sebagai tempat pendidikan, penelitian dan rekreasi yang sifatnya
terbatas. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut maka perlu adanya
pengenalan, identifikasi serta monitoring baik flora ataupun faunanya. Salah satu
kegiatannya adalah monitoring burung yang ada di tipe ekosistem hutan mangrove
yang ada di wilayah Resort Perengan.
Pada tahun 2009 Taman Nasional Baluran telah menerbitkan satu
buah buku yang berjudul “burung-burung taman nasional baluran”, yang ditulis
oleh teman-teman PEH (Pengendali Ekosistem Hutan), pada buku tersebut telah
terdokumentasikan dengan baik sebanyak 137 jenis burung. Setelah buku itu terbit
tidak henti-hentinya PEH dan kawan-kawan turun ke lapangan untuk mengamati
dan memonitor burung. Beberapa data lapangan yang diperoleh baik dari catatan
lapangan yang ditulis di buku harian maupun berdasarkan pendokumentasian
telah terdata sebanyak 189 jenis burung. Dari jumlah tersebut tidak menutup
kemungkinan masih akan terus bertambah.
Kawasan Taman Nasional Baluran terbentang dari pantai sampai
pegunungan dengan berbagai macam tipe ekosistem yaitu hutan pantai, hutan
mangrove, savana, hutan musim dataran rendah yang selalu hijau dan hutan
pegunungan bawah. Karakter habitat Taman Nasional Baluran yang sangat
beragam menjadikan tipe burung yang ada juga sangat beragam.
Semua tipe ekosistem yang ada di Taman Nasional Baluran hampir
semuanya telah termonitor, namun pada tipe ekositem hutan mangrove khususnya
di wilayah Resort Perengan secara lebih spesifik dalam artian memonitor sampai
masuk ke hutan mangrove belum terlaksanakan. Oleh karena itu kegiatan
monitoring di tipe ekosistem hutan mangrove perlu dilaksanakan. Dengan
melaksanakan kegiatan monitoring di hutan mangrove ini dapat menjadidikan
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
2/13
2
informasi terbaru selain menambah koleksi jenis terbaru burung-burung Taman
Nasional Baluran juga sebagai kegiatan alternatif wisata bird watching di hutan
mangrove Baluran.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman
jenis-jenis burung yang ada di hutan mangrove Resort Perengan SPTN Wilayah I
Bekol.
Sedangkan tujuannya antara lain :
1. Melengkapi data keanekaragaman burung di Taman Nasional Baluran.
2.Melengkapi bahan interpretasi wisata alam khususnya di areal hutan mangrove.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
3/13
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengamatan atau Monitoring Burung
Seni mengamati burung adalah pada kesabaran dan daya tahan fisik kita.
Tujuan kita mengamati burung adalah untuk mengenal jenis-jenis burung dan
keidupannya, seperti halnya kita menonton film flora dan fauna di televisi. Yang
akan kita amati untuk dapat mengenal jenis burung dan kehidupannya, antara lain
ciri-ciri tubuh, habitat tempat tinggal, dan tingkah laku serta gerak geriknya.
Untuk itu kita membutuhkan ketrampilan, pengetahuan dan beberapa
perlengkapan tambahan untuk melakukan pengamatan burung. Karena burung
adalah hewan yang aktif, riang dan tak kenal diam, maka sangat sulit bagi kita
untuk mengamati tanpa merekam atau mencatat hal-hal yang telah dilihat.
Catatlah hal-hal yang didapat secara singkat dan jelas. Karena burung liar pada
umumnya menghindari perjumpaan dengan manusia, maka sedapat mungkin kita
tidak terlihat oleh mereka. Pilihan tempat yang teduh, agak tersembunyi, dan
berlawanan dengan arah angin. Untuk mengenal jenis burung tentu saja kita harus
memperhatikan bentuk dan ukuran tubuhnya, corak warna bulu secara
keseluruhan dan warna pada beberapa bagian tubuh (Kepala, dada, Sayap dan
ekor), bentuk paruh dan jenis kaki.
Burung adalah satwa yang dapat kita jumpai dimana saja, disekitar
rumah, taman, sawah, hutan, gunung, pantai, sungai, danau dan hampir semua
tempat di dunia ini. Burung mempunyai peranan yang besar dalam menjaga
keseimbangan ekosistem, misalnya banyak burung yang memakan serangga yang
menjadi hama pada tanaman, burung madu membantu penyerbukan bunga,
burung hantu memakan tikus yang juga merupakan hama di sawah dan masih
banyak lagi peranan burung bagi kehidupan manusia. Punahnya burung akan
mempengaruhi keseimbangan alam, dan dampaknya akan dirasakan oleh manusia.
Walaupun burung dapat ditemukan pada setiap tempat, namun lambat
laun kita melihat semakin berkurang jumlahnya. Banyak burung yang terancam
punah, seperti Jalak Bali, Elang Jawa, Gelatik Jawa dan masih banayak lagi.
Mengapa mereka terancam punah? Karena semakin berkurangnya habitat, adanya
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
4/13
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
5/13
5
bentuk burung tersebut. Akan lebih baik juga jika mempunyai buku harian
mengenai catatan pengamatan burung sebelumnya yang pernah dilakukan. Buku
ini tidak perlu dibawa ke lapangan, cukup disimpan di rumah, buku catatan
pengamatan ini dapat membantu dalam membandingkan jenis burung di tiap
daerah pengamatan.
C. Monitoring Burung Sebagai Salah Satu Upaya Konservasi
Pengembangan kandungan ilmiah dalam mengamati burung berlanjut pada
pelestarian alam (konservasi). Perlu diketahui bahwa Indonesia adalah negeri
yang paling banyak memiliki burung yang terancam punah lebih dari 300 jenis
nomor satu di dunia (PF.Nurwatho). Bagaimana mungkin melakukan upaya
penyelamatannya dari ancaman kepunahan akan berhasil bila pengetahuankehidupan burung yang akan diselamatkan tidak ada?
Keberadaan burung telah dijadikan sebagai indikator keanekaragaman
hayati. Hal ini sangat berguna untuk menyusun strategi pelestarian
keanekaragaman hayati untuk mencegah terus berlanjutnya kerusakan. Disitulah
peran pengamat burung semakin berarti. Dengan catatan sederhananya meraka
menyumbangkan pengetahuan yang berharga untuk pelestarian alam.
Sebenanrnya peran sebagai pelestari alam sudah dilakukan oleh seseorang
ketika dia memegang teropong untuk menjadi seorang pengamat burung. Dengan
sendirinya sorang pengamat burung akan memiliki kaidah – kaidah konservasi
melalui keinginan untuk membiarkan burung hidup bebas di alam, tidak semena –
mena menagkapnya dan tidak merusak habitatnya. Dengan demikian seorang
pengamat burung dapat dikatakan telah melaksanakan sebagian tanggung
jawabnya terhadap alam.
D. Pengamatan Burung Sebagai Salah Satu Bidang Ekoturisme
Ekoturisme dalam artian singkat sedikitnya memiliki tiga kategori
kegiatan yaitu perjalanan (tur) di alam terbuka, tur yang dikaitkan dengan
keserasian ekologi dan dapat berbentuk ekspedisi (berhubungan dengan eksplorasi
ilmiah bernuansa petualangan). Kegiatan mengamati burung pada dasarnya
merupakan kegiatan ekoturisme yang mencakup ketiga kategori di atas.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
6/13
6
Perjalanan seorang pengamat burung dilakukan di alam terbuka, mereka juga
menikmati dan mempelajari ekologi (burung) dan seringkali kegiatannya
dirancang dalam bentuk ekspedisi mengunjungi daerah baru di pedalaman atau
daerah yang jarang terjamah manusia.
Selain terlibat langsung sebagai pelaku tour (turis) di dalam ekoturisme,
pengamat burung juga berperan dalam mendukung ekoturisme, misalnya sebagai
pemandu atau yang mempromosikan keindahan alam melalui burung. Kegiatan
ekoturisme yang menyajikan burung sebagai obyek utama belum dikembangkan
secara optimal, padahal berpeluang besar untuk menarik wisatawan.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
7/13
7
III. METODOOGI
A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan selama dua hari yaitu pada tanggal 27-28
Oktober 2010, bertempat di tipe ekosistem hutan mangrove wilayah Resort
Perengan Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Bekol.
B. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan
monitoring burung ini sebagai berikut :
1. Binokuler2. GPS
3. Alat tulis kantor
4. Buku panduan pengenalan jenis burung
5. Kamera
C. Metode Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan kegiatan monitoring burung sebagai berikut :
1.
Hari pertama, melakukan monitoring mulai dari hutan mangrove yang berada
di blok Pandaen, Uyahan dan Sirokok, yaitu dengan sistem jalur dimulai dari
pinggir pantai sampai batas darat dari hutan mangrove, jarak antar jalur adalah
100 m, cara pencatatan datanya yaitu dengan mencatat semua jenis yang
ditemukan di jalur pengamatan tersebut, untuk jalur-jalur selanjutnya hanya
mencatat jenis-jenis yang belum ditemukan pada jalur-jalur sebelumnya.
2.
Hari ke dua, pada hari ke dua ini dimulai dari blok Candibang, Sirontoh, dan
Sigedung, metode yang digunakan sama dengan metode yang dilakukakan
pada hari pertama.
3. Tabulasi data
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
8/13
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil dari pelaksanaan monitoring burung di hutan mangrove wilayah
Resort Perengan SPTN Wilayah I Bekol ini adalah sebagai berikut :
1. Hari pertama
Monitoring burung dilakukan mulai jam 09.15 – 16.00 wib, dengan kondisi
cuaca cerah serta angin yang cukup kencang. Jenis burung yang ditemukan
pada hari pertama sebagai berikut :
No Nama Lokal Nama Inggris Nama Ilmiah
1. Elanglaut Perut- putih
White – bellied SeaEagle
Haliaeetusleucogaster
2. Kangkareng
Perut- putih
Oriental Pied Hornbill Anthracoceros
albirostris
3. Gelatibatu
Kelabu
Great Tit Parus major
4. Merbah
Cerukcuk
Yellow – vented
Bulbul
Pycnonothus goiavier
5. Tekukur Biasa Spotted Dove Streptopelia chinensis
6. Dederuk Jawa Island Collared Dove Streptopelia
bitorquata
7. Perkutut Jawa Zebra Dove Geopelia striata
8. Cekakak Sungai Collared Kingfisher Halcyon chloris
9. Gagak hutan Slender – billed crow Corvus enca
10. Elangular Bido Crested Serpent Eagle Spilornis cheela
11. Cipoh kacat Common Iora Aegithina tiphia
12. Rajaudang Biru Cerulean Kingfisher Alcedo coerulescens
13. Takur Ungkut-
ungkut
Coppersmith Barbet Megalaima
haemacephala
14. Kancilan Bakau Mangrove Whistler Pachycephala grisola
15. Cucak Kutilang Sooty-headed Bulbul Pycnonotus aurigaster
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
9/13
9
16. Elang Brontok Crested Hawk-Eagle Spizaetus cirrhatus
17. Pergam Hijau Green Imperial
Pigeon
Ducula aenea
18. Wiwik Uncuing Surty-brested Cuckoo Cocomantis
sepulclaris
2. Hari ke dua
Monitoring burung dilakukan mulai jam 08.30 – 15.30 wib, dengan kondisi
cuaca cerah serta angin yang sangat kencang. Jenis burung yang ditemukan
pada hari ke dua sebagai berikut :
No Nama Lokal Nama Inggris Nama Ilmiah
1. Kangkareng
Perut- putih
Oriental Pied Hornbill Anthracoceros
albirostris
2. Merbah
Cerukcuk
Yellow – vented
Bulbul
Pycnonothus goiavier
Elanglaut Perut-
putih
White – bellied Sea
Eagle
Haliaeetus
leucogaster
3. Tekukur Biasa Spotted Dove Streptopelia chinensis
4. Cekakak Sungai Collared Kingfisher Halcyon chloris
5. Cipoh kacat Common Iora Aegithina tiphia
6. Dederuk Jawa Island Collared Dove Streptopelia
bitorquata
7. Rajaudang Biru Cerulean Kingfisher Alcedo coerulescens
8. Perkutut Jawa Zebra Dove Geopelia striata
9. Takur Ungkut-
ungkut
Coppersmith Barbet Megalaima
haemacephala
10. Elangular Bido Crested Serpent Eagle Spilornis cheela
11. Kancilan Bakau Mangrove Whistler Pachycephala grisola
12. Elang Brontok Crested Hawk-Eagle Spizaetus cirrhatus
13. Bangau Tong-
tong
Lesse Adjuntan Leptostilos javanicus
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
10/13
10
B. Pembahasan
Pada hari pertama melakukakan monitoring burung di hutan mangrove
ditemukan jumlah jenis sebanyak 18 jenis, sedangkan pada hari ke dua ditemukan
jenis burung sebanyak 13 jenis. Jumlah total jenis burung yang dapat ditemukan
selama 2 hari monitoring adalah 19 jenis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
selama 2 hari pengamatan hanya menambah 1 jenis burung yang belum
ditemukan pada hari pertama yaitu Bangau Tong-tong ( Leptoptilos javanicus).
Umumnya jenis-jenis yang ditemukan sama dengan jenis-jenis yang
ditemukan pada hari pertama. Faktor yang mempengaruhi dalam pengamatan
burung, dimana pada kegiatan monitoring ini hanya menemukan sedikit jenis
burung sebagai berikut :
Waktu pengamatan yang kurang efektifPengamatan burung yang paling efektif adalah pada pagi hari yaitu sekitar
jam 06.00 wib, dan pada sore hari yaitu sekitar jam 15.00-17.00 wib, dimana
pada waktu-waktu tersebut merupakan waktu beraktivitasnya berbagai jenis
burung, sementara pada kegiatan monitoring ini dilakukan sudah siang hari
yaitu pada hari pertama jam 09.15 wib dan hari ke dua jam 08.30 wib. Waktu
tersebut sudah terlalu siang untuk melakukan pengamatan burung. Pada sore
harinya untuk hari pertama sampai jam 16.00 wib dan hari ke dua sampai
jam 15.30. Waktu awal dan akhir pengamaatn merupakan waktu yang sudah
tidak efektif lagi dalam melakukan kegiatan pengamatan burung, sehingga
burung yang dapat dijumpai hanya sedikit.
Kondisi angin yang kencang pada saat melakukan pengamatan
Pada saat pengamatan burung baik pada hari pertama maupun hari ke dua
dilakukan pada kondisi angin yang kencang. Pada saat angin kencang
merupakan waktu yang kurang baik untuk melakukan pengamatan burung,
karena angin kencang akan mempengaruhi aktivitas keseharian burung,
burung akan lebih banyak diam, bertengger dan bersembunyi pada dahan-
dahan pohon, sehingga pengamat burung harus benar-benar jeli dan teliti
untuk mengawasi daerah sekitar. Karena pengamatan dilakukan pada kondisi
angin yang kencang maka jumlah jenis burung yang dapat dijumpai hanya
sedikit.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
11/13
11
Kawasan Taman Nasional Baluran terdiri dari dari berbagai tipe ekosistem
yaitu tipe ekosistem hutan mangrove, hutan pantai, savanna, hutan musim
dataran rendah, hutan musim dataran tinggi dan evergreen. Tiap-tiap tipe
habitat memiliki keanekaragaman jenis burung yang berbeda-beda. Hutan
mangrove merupakan tipe habitat yang memiliki jumlah jenis burung yang
lebih sedikit jika dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, maka bisa
dipastikan bahwa jumlah jenis yang dapat ditemukan hanya sedikit.
Pengamatan hanya dilakukan satu kali
Untuk mengetahui secara pasti jumlah jenis burung dalam suatu area atau
habitat tertentu harus dilakukan secara kontinyu sehingga jumlah jenis burung
yang dapat dijumpai akan lebih banyak lagi.
Pada saat pengamatan merupakan bukan bulan migrannya burung air
Belum bisa dipastikan seberapa banyak jenis burung migran yang datang di
wilayah Taman Nasional Baluran, tetapi paling tidak jika pengamatan
dilakukakan pada saat musim migrannya burung air maka akan menambah
koleksi jumlah jenis burung di habitat mangrove.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
12/13
12
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil monitoring burung yang dilaksanakan di hutan mangrove
wilayah Resort Perengan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Jumlah jenis burung yang dapat dijumpai selama 2 hari pengamatan adalah
19 jenis burung, dimana pada hari ke dua menjumpai 1 jenis burung yang
belum dijumpai pada hari pertama yaitu jenis burung Bangau Tong-tong
( Leptostilos javanicus).
Banyak faktor yang mempengaruhi kenapa jumlah jenis burung yang
dijumpai jumlahnya sedikit, salah satu faktor utamanya adalah karena pengamatan dilakukan pada saat kondisi angin cukup kencang.
Data yang telah diperoleh dari monitoring tersebut dapat dijadikan kajian
untuk merancang paket wisata bird watching di hutan mangrove, karena
selama ini belum ada yang mengembangkan wisata bird watching di hutan
mangrove.
B. Saran
Perlu dilakukan pengamanan yang lebih intensif terhadap kelestarian hutan
mangrove itu sendiri, mengingat hutan mangrove merupakan habitat dari
beberapa jenis burung dan satwa liar lainnya yang perlu dilindungi
keberadaannya.
Untuk mengembangkan paket wisata bird watching di hutan mangrove perlu
adanya pembuatan jalur interpretasi khusus.
-
8/16/2019 2010-monitoringburungmangrove
13/13
13
DAFTAR PUSTAKA
PF. Purwatho 2005. Bird Waching
Jhon MacKinnon, Bas van Balen 1982. Burung – burung di Jawa dan Bali (Field
Guide to The Birds of Java and Bali).
Jhon MacKinnon, Bas van Balen 1992. Burung – burung di Sumata, Jawa, Bali
dan Kalimantan (Field Guide to The Birds of Sumatra, Java, Bali and
Kalimantan).