3335103331 001042 pemanfaatan limbah cangkang ud

Upload: ika-yulianingsih

Post on 20-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    1/24

    USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    JUDUL PROGRAM

    PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG UDANG SEBAGAI KITOSAN

    UNTUK PEMBUATAN HIDROGEL DENGAN

    PENAMBAHAN ALGINAT

    BIDANG KEGIATAN :PKM PENELITIAN

    Diusulkan oleh:

    NASIHIN 3335103331 Angkatan 2010

    MELA WIDIAWATI 3335100745 Angkatan 2010M. TRESNA UMBARA 3335112116 Angkatan 2011

    DINA PUJIANTI 3335131085 Angkatan 2013

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    CILEGON

    2013

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    2/24

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    3/24

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

    HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

    DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v

    RINGKASAN vi

    BAB I PENDAHULUAN ..1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...2

    BAB III METODE PERCOBAAN ...6

    BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....8

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    Biodata Ketua dan Anggota

    Justifikasi Anggaran Kegiatan

    Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

    Surat Pernyataan Ketua Peneliti

    iii

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    4/24

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P ................. 9

    Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ....................................................... 9

    iv

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    5/24

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Proses penghilangan gugus asetil pada kitin ....................................4

    Gambar 2. Struktur formaldehida, asetaldehida, dan glutaraldehida .................5

    v

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    6/24

    RINGKASAN

    Kitosan merupakan polimer alam yang memiliki banyak manfaat di bidangindustri, karena sifat-sifatnya yang tidak beracun, biodegradable dan

    biokompatibel, serta dapat dihasilkan dari limbah industri makanan laut salah

    satunya udang. Modifikasi gel kitosan untuk memperbaiki sifatnya adalah dengan

    menambahkan hidrokoloid alami, diantaranya alginat. Gel kitosan dengan

    penambahan alginat dan glutaraldehida sebagai agen pengikat silang memiliki sifat

    reologi yang paling baik dan stabil sebagai gel untuk digunakan dalam

    mikroenkapsulasi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh kondisi

    operasi demineralisasi dan deproteinasi terhadap rendemen kitin dan derajat

    deasetilasi kitosan yang diperoleh, mendapat produk hidrogel kitosan dengan

    penambahan alginat, mendapat pengaruh konsentrasi gultaraldehida terhadap fraksi

    gel dan nilaiswellingdari produk hidrogel. Pembuatan kitosan dilakukan dengan

    tiga tahap yaitu demineralisasi, deproteinasi dan deasetilasi. Tahap demineralisasi

    dilakukan dengan penambahan HCl, dengan variasi konsentrasi 1; 1,5; dan 2 M

    pada temperatur 55-650C selama 120 menit dan pengadukan 50 rpm. Tahap

    deproteinasi menggunakan produk demineralisasi dengan penambahan NaOH,

    pada variasi konsentrasi 1; 1,5; dan 2 M dan temperatur 45-550C selama 120 menit

    dan pengadukan 50 rpm, sehingga diperoleh kitin. Tahap deasetilasi kitin dilakukan

    dengan penambahan NaOH 60% pada temperatur 900C selama 120 menit, sehingga

    diperoleh produk kitosan. Produk kitosan dilarutkan dengan HCl 1%, kemudian

    dicampur dengan alginat dan gluataraldehida sehingga diperoleh hidrogel kitosan.

    Parameter yang diamati terhadap kitin dan kitosan meliputi rendemen dan derajatdeasetilasi menggunakan FTIR.

    vi

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    7/24

    1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Wilayah perairan Indonesia merupakan sumber hewan invertebrate laut

    berkulit keras (crustacea) yang melimpah. Udang adalah binatang yang hidup

    diperairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang dapat ditemukan hampir

    disetiap genangan air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air

    asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter

    dibawah permukaan. Udang biasa dijadikan hidangan laut (seafood).

    Kulit udang mengandung protein (25-40%), kitin (15-20%) dan kalsium

    karbonat (45-50%). Kitin merupakan biopolimer yang dapat dikonversi menjadi

    kitosan melalui proses deasetilasi menggunakan larutan basa. Proses utama dalam

    isolasi kitin, meliputi penghilangan protein dan kandungan mineral melalui proses

    deproteinasi dan demineralisasi, yang masing-masing dilakukan dengan

    menggunakan larutan asam dan basa.

    Kitosan merupakan polimer alam yang memiliki banyak manfaat di bidang

    industri, selain karena sifat-sifat kitosan yang tidak beracun dan biodegradable,

    juga karena limbah industri makanan laut begitu besar dan perlu diolah menjadi

    sesuatu yang berguna. Kitosan antara lain dipakai sebagai koagulan dalam

    pengolahan air limbah, bahan pelembab, pelapis benih yang akan ditanam,

    adsorben ion logam, anti kanker, anti kolesterol, komponen tambahan pakan

    ternak, pelarut lemak serta pengawet makanan (Kong dan Lee, 2010).

    Modifikasi gel kitosan untuk memperbaiki sifat membrannya adalah dengan

    menambahkan hidrokoloid alami, diantaranya dengan gom guar, alginat,

    karboksimetil selulosa dan gom santan. Namun, gel kitosan dengan penambahan

    alginat dan glutaraldehid memiliki sifat reologi yang paling baik dan stabil

    sebagai gel untuk digunakan dalam mikroenkapsulasi (Herdini et al., 2010).

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan penelitian Zhou et al., (2008), derajat deasetilasi kitosan

    mempengaruhi karakterisktik dari hidrogel termosensitif dalam sistem

    penghataran obat. Kualitas kitosan ditentukan dari seberapa besar derajat

    deasetilasinya. Derajat deasetilasi pada pembuatan kitosan bervariasi tergantung

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    8/24

    2

    pada bahan dasar dan kondisi proses seperti konsentrasi larutan alkali, temperatur

    dan waktu. Penghilangan gugus asetil menggunakan NaOH pada tahap deasetilasi

    dipengaruhi oleh kandungan mineral dan protein yang kemungkinan masih

    terdapat pada produk kitin. Rendemen dan kualitas kitin tergantung proses

    demineralisasi dan deproteinasi yang dipengaruhi konsentrasi asam dan basa yang

    digunakan. Penelitian mengenai pengaruh kondisi operasi demineralisasi dan

    deproteinasi pada proses pembuatan kitosan terhadap kualitas hidrogel sangat

    diperlukan untuk acuan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

    1.3 TUJUAN PROGRAM

    Adapun tujuan dari program ini, yaitu :

    1. Mengetahui pengaruh kondisi operasi demineralisasi dan deproteinasi

    terhadap rendemen kitin dan derajat deasetilasi kitosan yang diperoleh.

    2.

    Mendapat pengaruh konsentrasi glutaraldehid terhadap fraksi gel dan nilai

    swellingdari produk hidrogel.

    1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Mendapatkan produk kitosan yang memiliki rendemen dan derajat deasetilasi

    yang optimum. Mendapat produk hidrogel kitosan dengan penambahan alginat.

    Jurnal ilmiah atau prosiding skala nasional.

    1.5 Kegunaan Program

    Adapun kegunaan dari program ini, yaitu :

    1. Mengurangi polusi akibat limbah cangkang udang pada industri makanan

    yang menggunakan udang sebagai bahan baku untuk operasional

    usahanya.

    2.

    Meningkatkan nilai ekonomis atau nilai jual dari cangkang udang

    3.

    Mengembangkan IPTEK

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Kitosan

    Kitosan merupakan padatan amorf berwarna putih dengan struktur kristal

    tetap dari bentuk awal kitinmurni, memiliki sifat biologi dan mekanik yang tinggi

    diantaranya adalah biorenewable, biodegradable, dan biofungsional. Kitosan

    mempunyai rantai yang lebih pendek daripada rantai khitin (Rokhati, 2006).

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    9/24

    3

    Kitosan yang disebut juga dengan -1,4-2-amino-dioksi-D-glukosa merupakan

    turunan dari kitin melalui proses deasetilasi. Proses deasetilasi dilakukan dengan

    penambahan natrium hidroksida 50% karena merupakan basa kuat yang reaktif

    sehingga deasetilasi lebih cepat terjadi (Trimulyadi, 2007). Kitosan adalah hasil

    proses deasetilasi dari senyawa kitin yang banyak terdapat dalam kulit luar hewan

    golongan Crustaceaeseperti udang dan kepiting (Hargono, 2008). Kitosan sendiri

    dapat disintesa dari kitin yang berasal dari kerangka luar crustacea(seperti udang,

    kepiting, rajungan, dan lobster), serangga, dinding yeast dan jamur, serta mollusca

    yang menjadi sumber kitin yang sangat potensial (Marganov, 2003).

    Kitin (C8H

    13NO

    5)n

    merupakan biopolimer dari unitN-asetil-D-glukosamin

    yang saling berikatan dengan ikatan (14). Di alam, kitin merupakan senyawa

    yang tidak berdiri sendiri tetapi bergabung dengan senyawa lain. Pada crustacea,

    kitin bergabung dengan protein, garam anorganik (CaCO3), dan pigmen

    (Trimulyadi, 2007). Bahan baku yang banyak digunakan untuk mendapatkan kitin

    dan kitosan adalah kepiting (Tanasale, 2010; Harianingsih, 2010; Handayani,

    2011) dan udang (Rokhati, 2006; Hargono, 2008; Puspawati, 2010). Dari

    penelitian Puspawati dan Simpen (2010) tentang optimasi deasetilasi kitin dari

    kulit udang dan cangkang kepiting, menunjukan bahwa limbah kulit rajungan

    memiliki kandungan mineral dan protein yang sangat besar, dimana rendemen

    yang dihasilkan yaitu sebesar 62,76% sedangkan pada kulit udang memiliki

    kandungan protein dan mineral lebih rendah, dimana rendemen yang dihasilkan

    yaitu sebesar 54,90%. Secara umum proses pembuatan kitosan meliputi 3 tahap,

    yaitu deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Proses deproteinasi bertujuan

    mengurangi kadar protein dengan menggunakan larutan alkali encer dan

    pemanasan yang cukup. Proses demineralisasi dimaksudkan untuk mengurangi

    kadar mineral (CaCO3) dengan menggunakan asam konsentrasi rendah untuk

    mendapatkan kitin, sedangkan proses deasetilasi bertujuan menghilangkan gugus

    asetil dari kitin melalui pemanasan dalam larutan alkali kuat dengan konsentrasi

    tinggi (Hargono dkk., 2008). Gambar 2 memperlihatkan proses penghilangan

    gugus asetil (deasetilasi) pada kitin dengan alkali kuat NaOH.

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    10/24

    4

    Proses deasetilasi dengan menggunakan alkali pada suhu tinggi akan

    menyebabkan terlepasnya gugus asetil (CH3CHO

    -

    ) dari molekul kitin. Gugus

    amida

    pada kitin akan berikatan dengan gugus hidrogen yang bermuatan positif sehingga

    membentuk gugus amina bebasNH2.

    Gambar 1. Proses penghilangan gugus asetil pada kitin

    Pada sebuah penelitian (Puspawati, dkk., 2010) menunjukkan, kondisi

    optimum untuk deasetilasi kitin dari kulit udang pada suhu 120oC selama 4 jam,

    dicapai dengan menggunakan NaOH 60%.yang menghasilkan kitosan dengan

    rendemen dan derajat deasetilasi tertinggi yaitu 54,90% dan 88,04%. Pada

    penelitian yang lain menunjukkan bahwa derajat deasetilasi kitosan paling tinggiadalah 82,98% yang didapat dari proses deasetilasi menggunakan konsentrasi

    NaOH 50%,

    2.2 Hidrogel

    Hidrogel merupakan jaringan polimer hidrofilik yang dapat menyerap

    sejumlah besar air sehingga dapat menyebabkan peningkatan volume secara

    drastis. Hidrogel merupakan suatu jaringan rantai polimer hidrofilik yang terikat

    silang satu sama lain, dapat mengembang dalam larutan air, dan memiliki

    kemampuan absorpsi yang tinggi, hingga lebih dari 99,9% (Erizal, dkk., 2010).

    Hidrogel memiliki biokompatibilitas yang sangat baik. Karena memiliki beberapa

    sifat unik yang menjadikannya sangat biokompatibel. Hidrogel memiliki tegangan

    antarmuka yang rendah dengan cairan biologis dan jaringan disekitarnya,

    sehingga menurunkan gaya yang digunakan untuk adsorpsi pelarut dan gaya

    adhesi sel. Kandungan air hidrogel juga sangat tinggi karena permukaannya

    sangat hidrofilik dan mampu menstimulasi beberapa jaringan dari alam dengan

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    11/24

    5

    kadar air yang tinggi, sehingga sangat biokompatibel. Sifat-sifat tersebut membuat

    hidrogel sangat potensial untuk membawa makromolekul bioaktif dalam keadaan

    mengembangnya (Rohindra, dkk., 2004), sehingga hidrogel juga dapat digunakan

    untuk aplikasi diberbagai bidang kesehatan.

    2.3 Alginat

    Alginat adalah polisakarida anionikberasal dari rumput laut coklat yang

    bersifat biokompatibel dan biodegradable dimana terdiri dari D manuronat

    (M) dan L guluronat (G) yang dihubungkan dengan ikatan (1 4) dengan

    berbagai perbandingan G / M. Alginat yang tersedia secara komersial adalah

    dalam bentuk garamnya yaitu natrium alginat (Wang et al., 2006). Asam alginat

    diperoleh dari Rhodophyceae (alga cokelat) yang merupakan tumbuhan laut,

    dihasilkan di Amerika Serikat dan pada umumnya dalam jenis Macrocytis

    Pirefera. Yang artinya tumbuhan laut yang besar (Robinson, 1987). Fungsi utama

    alginat adalah sebagai zat pengatur kestabilan termal pada proses pembentukan

    gel. Pembentukan gel alginat terjadi pada konsentrasi yang jauh lebih rendah

    dibandingkan gelatin. Meskipun gel ini cepat terdegradasi, ia dapat dipanaskan

    tanpa meleleh.

    2.4 Agen Pengikat Silang

    Agen pengikat silang dibutuhkan dalam membuat polimer jaringan

    hidrogel karena struktur jaringan ini dapat menentukan daya absorb terhadap

    medium cair dan kemampuan mengembang (swelling) suatu hidrogel. Terdapat

    berbagai macam agen pengikat silang yang dapat mengikatsilang kitosan,

    diantaranya adalah aldehida, dan anhidrida, seperti formaldehida, asetaldehida,

    gluataraldehida, anhidrida asetat dan lainnya karena biaya yang murah dan mudah

    didapatkan. (Singh, et al., 2005).

    Formaldehida Asetaldehida Glutaraldehida

    Gambar 2. Struktur formaldehida, asetaldehida, dan glutaraldehida

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    12/24

    6

    Glutaraldehida banyak digunakan sebagai agen pengikat silang (Herdini,

    2010; Prilia, 2012) karena memiliki dua gugus fungsi karbonil (C=O) yang

    disukai oleh gugus amina pada kitosan untuk membentuk ikat silang. Reaksi

    pembentukan ikat silang antara hidrogel kitosan dan agen pengikat silang

    glutaraldehida berlangsung lebih cepat sehingga struktur yang dihasilkan menjadi

    lebih rapat dan rigiddibandingkan dengan hidrogel kitosan terikat silang dengan

    formaldehida dan asetaldehida (Prilia, 2012). Sintesa kitosan hidrogel pernah

    dilakukan oleh Herdini (2010) dengan penambahan alginat untuk aplikasi

    mikrokapsul. Pada penelitian ini, digunakan glutaraldehida sebagai agen pengikat

    silang dan diperolah hasil penelitian dengan menggunakan metode respon

    permukaan, diperoleh kondisi optimum mikrokapsul pada nisbah konsentrasi

    alginat 0,62% (b/v) dan glutaraldehida 4,63% (v/v), sedangkan konsentrasi

    kitosan dibuat tetap 1,75% (b/v).

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1. Rancangan Penelitian

    3.1.1 Tahap Persiapan Bahan Baku

    Limbah cangkang udang bersihkan, kemudian dicuci dengan air agar

    kotoran yang melekat hilang, lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 110-120oC

    selama kurang lebih satu jam. Setelah kering digiling dan diayak menggunakan

    ayakan 2 mm sehingga diperoleh serbuk dengan ukuran partikel yang lebih kecil

    dari 2 mm. Hasil ayakan digunakan sebagai sampel.

    3.1.2 Tahap Pembuatan Kitosan

    a.

    Penghilangan Mineral (Demineralisasi)

    Serbuk cangkang udang dimasukkan ke dalam gelas beaker 2 L dan

    ditambahkan dengan HCL (1, 1,5 dan 2) M dengan perbandingan 1:15 (b/v) antara

    sampel dengan pelarut. Campuran dipanaskan pada suhu 55-65oC selama 120

    menit dengan dilakukan pengadukan menggunakan magnetic stirrerpada 50 rpm,

    kemudian penyaringan. Padatan yang diperoleh dicuci dengan aquadest untuk

    menghilangkan HCL yang tersisa. Selanjutnya padatan yang diperoleh

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    13/24

    7

    dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 100oC selama 60 menit sehingga

    diperoleh serbuk cangkang udang tanpa mineral.

    b. Penghilangan Protein (Deproteinasi)

    Serbuk udang kering bebas mineral dimasukkan ke dalam gelas beaker dan

    ditambahkan dengan larutan NaOH (1, 1,5 dan 2) M dengan perbandingan 1:10

    (b/v) antara sampel dengan pelarut. Campuran tersebut dipanaskan pada suhu 45-

    55oC selama 120 menit dengan dilakukan pengadukan menggunakan magnetic

    stirrer pada 50 rpm. Selanjutnya padatan disaring dan didinginkan sehingga

    diperoleh kitin, kemudian dicuci dengan aquadest sampai pH netral.

    c. Deasetilasi Kitin Menjadi Kitosan

    Kitin yang diperoleh, kemudian dideasetilasi dengan menambahkan NaOH

    pekat dengan konsentrasi 60% pada tiap bagian kitin dengan perbandingan 1:20

    (b/v) antara kitin dengan pelarut. Campuran diaduk dan dipanaskan pada suhu

    90oC selama 120 menit. Hasil berupa slurrydisaring, kemudian dicuci dengan

    aquadest sampai pH netral lalu dikeringkan. Maka terbentuklah kitosan.

    Selanjutnya kitosan ditimbang hingga diperoleh berat konstan. Kitosan yang

    diperoleh kemudian dimurnikan lalu dihitung rendemennya. Dilakukan

    pengujian dikarakterisasi dengan FTIR untuk ditentukan derajat deasetilasinya.

    3.1.3 Tahap Pembuatan Hidrogel

    Metode pembuatan hidrogel mengikuti penelitian dari Yamada, et. al.,

    (2001) dan Tiyaboonchai, et. al., (2003), dengan beberapa modifikasi. Mula-mula

    dibuat larutan kitosan 2% (b/v) dengan pelarut asam asetat 1% (v/v), sebanyak 20

    ml larutan. Kemudian ditambahkan 38,1 ml larutan alginat dengan konsentrasi

    0,5% (b/v) dan dilakukan pengadukan dengan kecepatan 70 rpm hingga homogen.

    Setelah itu dilakukan penambahan 2 ml glutaraldehida ke dalam campuran

    tersebut dengan ragam konsentrasi 4%, 4,5% dan 5% (v/v). Penambahan

    dilakukan tetes demi tetes dengan pengadukan selama 60 menit untuk

    penyeragaman. Larutan hidrogel yang telah dihasilkan dituangkan ke dalam

    wadah pencetak, dikeringkan selama 24 jam pada suhu ruang, kemudian

    dikeringkan menggunakan oven pada suhu 60oC untuk menyempurnakan proses

    pengeringan.

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    14/24

    8

    3.2. Variabel Penelitian

    Variabel berubah dalam penelitian ini yaitu konsentrasi HCl (proses

    demineralisasi) dan NaOH (proses deproteinasi) yang digunakan pada tahap

    pembuatan kitosan. Konsentrasi glutaraldehida pada pembuatan kitosan.

    Kondisi operasi yang tetap adalah pada proses deasetilasi yaitu sebesar

    90oC selama 120 menit, ukuran serbuk cangkang udang awal yaitu 2 mm, dan

    konsentrasi serta volume larutan kitosan yaitu 2% dan 2 ml. Volume

    glutaraldehida yaitu 2 ml dengan konsentrasi alginat 0,5% (b/v).

    3.5. Teknik pengumpulan data dan analisis data

    3.5.1

    Analisa Gugus Fungsi

    Analisa yang dilakukan pada serbuk kitosan menggunakan peralatan

    instrument yaitu Spektrofotometer Fourier Transform Inframerah (FTIR)

    untuk menganalisa gugus fungsi.

    3.5.2 Analisa Kuantitatif

    Data yang dianalisis meliputi rendemen tahap demineralisasi dan

    deproteinasi, fraksi gel, dan rasio swelling terhadap waktu dalam aquadest

    dengan menggunakan persamaan berikut :

    Fraksi Gel (%) = (W1/W0) x 100% .......... (1)

    Dimana :

    W1= Bobot kering setelah perendaman

    W0 = Bobot awal sebelum perendaman

    Nilai Swelling= [{ Mm}/M] x 100% .......... (2)

    Dimana :

    M = Bobot dalam keadaan basah

    m = Bobot awal sebelum perendaman

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    15/24

    9

    BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN PROGRAM

    4.1 Anggaran Biaya

    Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P

    No Jenis Pengeluaran Biaya

    1 Biaya Kebutuhan Penunjang Rp 2.262.000,00

    2 Biaya untuk kebutuhan bahan dan analisa Rp 8.238.000,00

    3 Biaya Aktivitas dan lainnya Rp 2.000.000,00

    Jumlah Rp 12.500.000,00

    4.2 Jadwal Penelitian

    Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian ini akan dilaksanakan setelah

    proposal ini resmi didanai kemudian dibiayai untuk masa 5 bulan, penelitian ini

    akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Organik Teknik Kimia.

    Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    Studi pustaka

    Penyiapan alat dan bahan

    Pengambilan Data

    Analisis hasil dan

    Pengolahan data percobaan

    Penyusunan laporan

    Bulan 5Kegiatan

    Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    16/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdel, A.M., Aly, A.S., Hardina, R., Montaser, A.S., Hebeish, A.. 2011. Ecosynthesis of

    PVA/ghitosan hydrogel for biomedical application.J-polym environ, 19:1005-1012.

    Erizal, Redja, I. W.. 2010. Sintesis hidrogel superabsorbent polieetilen oksida-alginat

    dengan teknik radiasi gamma dan karakteristiknya. Jurnal ilmu kefarmasian

    Indonesia, 8, 11-7.

    Hargono, Abdullah, Indro, S.. 2008. Pembuatan Kitosan Dari Limbah Cangkang

    Udang Serta Aplikasinya Dalam Mereduksi Kolesterol Lemak Kambing.

    Semarang : Teknik Kimia UNDIP.

    Handayani, D.. 2011. Penyediaan dan karakterisasi kitosan dari cangkang kepiting

    (callinectes sapidus) Sebagai adsorben untuk Menurunkan kadar Kolesterol.

    Medan : Fmipa Univesitas Sumatera Utara.

    Harianingsih. 2010. Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting Menjadi Kitosan Sebagai

    Bahan Pelapis ( Coater) Pada Buah Stroberi. Semarang : Teknik Kimia UNDIP.

    Herdini, Darusman, L.K., Sugita, P.. 2010. Disolusi Mikroenkapsulasi Kurkumin Tersalut

    Gel Kitosan-Alginat-Glutaraldehida. Jurnal Makara Seri Sains (to published). Bogor:

    Fmipa IPB.

    Marganov. 2003. Potensi Limbah Udang Sebagai Penyerap Logam Berat (Timbal,

    Kadmium, Dan Tembaga) Di Perairan.

    [http://rudyct.topicities.com/pps702_71034/marganof.htm] dikunjungi 17

    maret 2013.

    Puspawati, N.M., Simpen, N.I.. 2010. Optimasi Deasetilasi Kitin dari Kulit Udang dan

    Cangkang Kepiting Limbah Restoran Seafood menjadi Kitosan melalui Variasi

    Konsentrasi NaoH. Jurnal Kimia : Universitas Udayana.

    Prilia, M.. 2012. Sintesis polimer superabsorben dari hidrogel kitosan terikat silang. Depok :

    Fmipa Universitas Indonesia.

    Robinson, W.J, Lembi, C.. 1987. Algae and Human Fair.New York :Canbridge University;

    206-217.

    vii

    http://rudyct.topicities.com/pps702_71034/marganof.htmhttp://rudyct.topicities.com/pps702_71034/marganof.htm
  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    17/24

    Rohindra, D.R., Nand, A.V., Khurma, J.R.. 2004. Swelling properties of chitosan hidrogels.

    The south pacific jurnal of natural science, 22, 34-35.

    Rokhati, N.. 2006. Pengaruh Derajat Deasetilasi Khitosan Dari Kulit Udang

    Terhadap Aplikasinya Sebagai Pengawet Makanan. Semarang : Jurnal

    Reaktor Teknik Kimia UNDIP.

    Singh, A., Narvi, S.S., Dutta, P.K., Pandey, N.D.. 2006. External stimuli response

    on a novel chitosan hydrogel crosslinked with formaldehyde. Bull mater

    sci, 29, 233-238

    Sutriyo, D.R., Joshita, R., Indah. 2005. Perbandingan Pelepasan Propranolol

    Hidroklorida dari Matriks Kitosan, Etil Selulosa (EC) dan Hidroksi Propil Metil

    Selulosa (HPMC). Majalah Ilmu Kefarmasian 2 (145).

    Tanasale, Matheis, F.J.D.P., Killay, A., Laratmase, Marsela, S.. 2012. Kitosan dari Limbah

    Kulit Kepiting Rajungan (Portunus sanginolentus L.) sebagai Adsorben Zat Warna

    Biru Metilena. Jurnal Natur Indonesia, 165-171.

    Trimulyadi, Gatot, R., Sunarni, A.. 2007. Karakteristik Hidrogel Polivinil Alkohol-Kitosan

    Hasil Iradiasi Sinar Gamma. Jakarta : Lipi.

    Yamada, T., Onishi, H., Machida, Y., Zasshi, Y.. (2001). In Vitro and In Vivo

    Evaluation of Sustained Release Chitosan-Coated Ketoprofen Microparticle.

    Yakugaku Zasshi-Journal of The Pharmaceutical Society of Japan. 121 : 239.

    Wang, T., Turhan, M., Gunasekaram, S.. 2004. Selected properties of pH-sensitive,

    biodegradable chitosan-poly(vinyl alcohol) hydrogel.Polym Int 53:911- 918.

    Zhou, H.Y., Chen, X.G., Kong, M., Liu, C.S., Cha, D.S., Kennedy, J.F.. 2008. Effect of

    Molecular Weight and Degree of Chitosan Deasetilation on Preparation and

    Characteristic of Chitosan Thermosensitive Hydrogel as Delivery System . Science

    Direct Carbohydrate Polimer 265-273.

    viii

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    18/24

    (Ketua)

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    19/24

    (Anggota 1)

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    20/24

    ((Anggota 2)

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    21/24

    a. Identitas Diri

    1 NamaLengkap Dina Pujianti2 JenisKelamin Perempuan

    3 Program Studi Teknik Kimia

    4 NIM 3335131085

    5 TempatdanTanggalLahir Serang, 08 April 1995

    6 E-mail [email protected]

    7 NomorTelepon / HP

    b. RiwayatPendidikan

    SD SMP SMA

    NamaInstitusi SDN

    PASIR

    JAKSA

    SMPN 3

    PANDEGLANG

    SMAN 8

    PANDEGLANG

    Jurusan - - IPA

    TahunMasuk

    Lulus

    2001 -2007

    2007

    2010 2010

    2013

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

    dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

    ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerimasanksi. Demikian biodata

    ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam

    pengajuan Hibah PKM - P

    Cilegon, 24 Oktober 2013

    Pengusul,

    (Dina Pujianti)

    (Anggota 3)

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    22/24

    Justifikasi Anggaran Kegiatan

    Rancangan Biaya Kebutuhan Penunjang (dalam Rp)No. Item Satuan Qty Harga satuan Harga Total

    1 Gelas Ukur 10 ml Buah 1 42.000 42.000

    2 Gelas Ukur 25 ml Buah 2 42.750 85.500

    3 Gelas Ukur 100 ml Buah 2 55.000 110.000

    4 Erlenmeyer 250 ml Buah 2 61.750 123.500

    5 Gelas Kimia 250 ml Buah 2 60.000 120.000

    6 Gelas Kimia 500 ml Buah 2 57.000 114.000

    7Gelas Kimia 1000

    ml Buah 1 150.000 150.000

    8Gelas Kimia 2000

    ml Buah 1 250.000 250.000

    9 Corong Buah 1 65.000 65.000

    10 Stirrer Magnetic Buah 2 68.000 136.000

    12 Oven Buah 1 724.000 724.000

    13 Kertas pH indikator Pcs 1 168.000 168.000

    14 Kertas Saring Lembar 5 14.000 70.000

    15 Termometer Buah 2 22.000 44.000

    18 Aluminium Foil Buah 4 15.000 60.000Jumlah 2.262.000

    Rancangan Biaya Untuk Kebutuhan Bahan dan Analisa (dalam Rp)

    No. Item satuan Qty Harga satuan Harga Total

    1 Analisa FTIR sampel 9 250.000 2.250.000

    2 Analisa Swelling sampel 9 275.000 2.475.000

    3 Analisa SEM sampel 9 250.000 2.250.000

    4 HCl L 2,5 192.400 481.000

    5 NaOH Kg 1 22.000 22.000

    6 Aquadest L 300 1500 450.000

    7 CH3COOH L 2,5 24.000 60.000

    8 Sodium Alginat kg 1 150.000 150.000

    9 Glutaraldehida L 1 100.000 100.000

    Jumlah 8.238.000

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    23/24

    Rancangan Biaya Aktivitas dan Lainnya (dalam Rp)

    No. Item Qty Harga satuan Harga Total

    1 Transportasi pembelian

    Bahan dan alat2 200.000 200.000

    2 Monitoring Evaluasi 5 200.000 1.000.000

    3 ATK & penjilidan 1 300.000 300.000

    4 Publikasi 1 500.000 500.000

    Jumlah 2.000.000

    Biaya Total = 2.262.000 + 8.238.000 + 2.000.000

    = Rp. 12.500.000

    Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas

    No NIM Program

    Studi

    Bidang

    Ilmu

    Alokasi

    Waktu

    Uraian

    Tugas

    1 3335103331 S1 Teknik

    Kimia

    36 jam /

    Minggu

    Ketua

    2 3335100745 S1 Teknik

    Kimia

    36 jam /

    Minggu

    Koordinator

    Lab

    3 3335112116 S1 Teknik

    Kimia

    36 jam /

    Minggu

    Sekertaris

    4 3335131085 S1 Teknik

    Kimia

    36 jam /

    Minggu

    Bendahara

  • 7/23/2019 3335103331 001042 Pemanfaatan Limbah Cangkang Ud

    24/24