bab i pengolahan limbah minyak offshore
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
1/54
MAKALAH
PENCEMARAN AIR DI DAERAH
KILANG MINYAK LEPAS PANTAI
Disusun oleh :
1. FATHONI FIRMANSYAH (6513040005)
2.
ANGGITA HARDIASTUTY (6513040010)
3. NARENDRA RISWANTO (6513040023)
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2014/2015
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
2/54
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya. Sumber daya
alam yang meliputi sumber daya alam hayati maupun non hayati dan sumber daya
alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui.Sumber daya alam adalah lingkungan alam (environment) yang
memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia (Rita, 2010).
Kekayaan alam di Indonesia terbentuk dari beberapa faktor.Dari segi
astronomi, Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki curah hujan sangat
cukup sehingga banyak ragam dan jenis tumbuhan yang tumbuh secara cepat.
Dari segi geologi, Indonesia tepat berada pada titik pergerakan lempeng tektonik
sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kayak akan mineral. Dari segi
perairan di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati dan hewani,seperti ikan, minyak bumi, dan mineral yang terkandung didalamnya.Berdasarkan
Peraturan Pemerintah (selanjutnya disebut PP) No.19/1999 tentang Pencemaran
Laut diartikan sebagai masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan
atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut
tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya. Laut merupakan suatu
ekosistem yang kaya akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber
daya hayati yang dimanfaatkan untuk manusia. Sebagaimana diketahui bahwa
70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau lautan.Kehidupan manusia di
bumi ini sangat bergantung pada lautan, sehingga manusia harus menjaga
kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup didalamnya.Berbagai jenis sumber daya yang terdapat di laut, seperti berbagai jenis
ikan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, mineral, minyak bumi, dan
berbagai jenis bahan tambang yang terdapat di dalamnya.
Selain untuk keberlangsungan hidup manusia, laut juga merupakan tempat
pembuangan sampah dan pengendapan barang sisa yang diproduksi
manusia.Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air yang
mengakibatkan pencemaran itu terjadi, diantaranya dari limbah rumah tangga,
sampah, buangan dari kapal, dan tumpahan minyak dari kapal tanker. Namun,
pencemaran yang sering terjadi adalah tumpahan minyak baik dari proses di
kapal, pengeboran lepas pantai, maupun akibat kecelakaan kapal.
Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakansumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri,
transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau
produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga
peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan
pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak
mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu
dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi dengan pelestarian
sumberdaya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan dari proses produksi
tersebut. Hal ini berarti perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi
maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu
sumber pencemar lingkungan (Astri Nugroho, 2006).Industri minyak bumi
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
3/54
memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah dan
udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan limbah pada
kegiatan industri minyak pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan lingkungan
dan kemungkinan penurunan kualitas lingkungan.Limbah padat dapat berupa
lumpur minyak, lumpur aktif, drum-drum bekas bahan kimia, sampah dan lain-lain. Limbah minyak merupakan kotoran minyak yang terbentuk dari proses
pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak. Limbah minyak
mengandung minyak, zat padat, air, dan logam berat.Limbah minyak ini
merupakan bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi
lingkungan dan oleh sebab itu harus segera ditanggulangi.Berbagai upaya yang
dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan perbaikan pada sistim
penambangan, pengolahan, penyaluran minyak dan pengolahn limbah.Upaya
pencegahan tumpahan minyak di lingkungan dapat dilakukan dengan mengusahan
sekecil mungkin tumpahan yang dapat terjadi (Dessy, Y., 2002).
Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat
dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi.Penanganan secara fisika biasanyadilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum
tumpahan minyak menyebar kemana-mana.Metode fisika yang dapat digunakan
ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang tumpah dengan oil
skimmer.Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal
mencari bahan kimia dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan
minyak bumi. Misalnya surfaktan sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS)
dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi
pencemaran minyak di daratan maupun dipermukaan laut. Namun.ini akan
membawa efek sampingan terhadap kehidupan lingkungan disekitar yang terkena
tumpahan minyak yaitu mencemari tanah dan air serta tidak dapat didegradasisecara biologis. Penanganan secara kimia dan fisika merupakan cara penanganan
cemaran minyak bumi yang membutuhkan waktu yang relatif singkat, tetapi
metode ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Ini dapat dilakukan jika
tumpahan minyak bumi belum menyebar kemana-mana.Jika minyak bumi telah
mengendap dan menyebar sulit dilakukan dengan metode ini.Penanganan secara
biologi merupakan salah satu alternatif dalam upaya mendegradasi kandungan
minyak bumi di lingkungan.Surfaktan ramah lingkungan yang dapat dihasilkan
oleh mikroorgansime disebut biosurfaktan.Aplikasi biosurfaktan dapat digunakan
untuk recovery minyak bumi dan pembersihan tangki. Untuk itu, perlu dicari jenis
mikroorganisme yang aktif mendegradasi minyak bumi (Prince et.al.2003).
1.2.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang dirumuskan dan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Permasalahan apa saja yang timbul akibat tumpahan minyak di laut?
2. Apa saja penyebab tumpahan minyak di laut?
3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan tumpahan minyak di
laut?
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
4/54
1.3.Tujuan
Tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi apabila tumpahnya
minyak di laut.
2.
Mengetahui penyebab terjaidnya tumpahan minyak dilaut.
3. Mengetahui cara menangani permasalahan yang terjadi di
padaekosistem mangrove dan biota di laut apabila terjadi tumpahan
minyak di laut.
1.4.Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran atas permasalahan dampak
tumpahan minyak terhadap ekosistem mangrove dan biota
laut.danpenanggulangan yang tepat atas permasalahan yang terjadi.
1. Makalah ini dapat memberikan literatur mengenai permasalahan
tumpahan minyak dan penanggulangan yang tepat bagi kalanganakademisi dan peneliti.
2. Makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi
dalam penanggulangan atas permaslahan tumpahan minyak di laut.
3. Makalah ini dapat memberikan inspirasi atas kebijakan hukum dalam
mengelola sumber daya pesisir secara lestari dan terpadu.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
5/54
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Jenis-Jenis Pengeboran
Pengeboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri
pertambangan. Kegiatan ini mempunyai tujuan yang bermacam macam dan
tidak hanya dilakukandalam industri pertambangan saja namun juga untuk bidang
bidang lainnya. Pengeboran sebagai salah satu kegiatan dalam industri telah ada
semenjak Cina mempergunakan bor tumbuk sekitar 4000 tahun yang lalu. Dengan
adanya berbagai pengembangan hingga saat ini baik dari segi teknis maupun
aplikasi , pengeboran Telah berkembang ke dalam delapan sektor industri berikut
ini :
Geoteknik
Pengeboran ini bertujuan untuk menentukan kataristik tanah danbatuan , dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi
tentang kondisi dan posisi permukaan air tanah.
Konstruksi
Pengeboran ini secara umum bertujuan untuk menentukan batas
antara batuan dasar dan batuan diatasnya yang umumnya sudah mengalami
deformasi pelapukan.
Eksplorasi Mineral
Eksplorasi adalah proses pencarian terhadapa suatau cebakan
mineral untuk menentukan kuantitas mineral secara ekonomis .
Pengeboran eksplorasi bertujuan untuk
a. Eksplorasi tubuh bijihb. Informasi stratigrafi
c. Survei seismik
d. Verifikasi interpetansi geofisika dan geokimis
e. Kontrol kadar Besi
f. Perhitungan cadangan bijih
g. Deskripsi tubuh bijih ( penyebaran, bentuk, butir penyusun, dll )
Seismik
Pengeboran dlam kegiatan survei seismik berguna untuk
menempatkan bahan peledak sebagai sumber getarana dalam seismik
refraksi maupun refleksi
PeledakanPengeboran untuk keperluan peledakan berguna untuk
menempatakan bahan peledak sebagai slah satu proses untuk meberaikan
material yang kompak.
Sumur air
Pengeboran dalam pebuatan sumur suangai bertujuan untuk
mebuat lubang untuk menentukan posisis akuifer dan memproduksi air.
Disamping itu pengeboran air juga digunakan untuk ;
a. Mengetahui level air
b. Memonitor sumur produksi
c. Sumur injeksi
d. Sumur dewatering dalam pertambangan atau konstruksi
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
6/54
Lingkungan
Pengeboran dalam lingkup lingkungan terdiri dari pengboran
geoteknik dan susmur air untuk memonitor kualita air tanah dan
membantu dalam kontrol/ remediasi polusi air tanah.
Minyak dan GasPegeboran dalam industri minyak dan gas bertujuan untuk
eksplorasi baik onshore maupun offshore, injeksi, dan produksi sumur
minyak dan gas.
2.1.1 Rig pengeboran
Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk
melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh
air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig
pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas
pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepaspantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari
mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum
dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu
pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran
pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau
mineral.
Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya
untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk
membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak
atau gas bumi dari reservoir tersebut.
Rig pengeboran dapat berukuran:
Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran
eksplorasi mineral
Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak
Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi
lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk
mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama
sumur dibor.
http://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumpurhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lumpur_pengeboran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lumpur_pengeboran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lumpurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Air -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
7/54
Katrol di rig dapat mengangkat ratusan tonpipa.Peralatan lain dapat mendorong
asam ataupasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral;
akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat
beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggirpantai.
Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai
daerah
RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri
dari menara dan struktur penopang.
Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk
kelengkapan alat pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara
dan sistem pengeboran ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan duduk
di dasar rawa saat operasi pengeboran berlangsung. Biasa beroperasi di
perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.
Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kakiini dapat naik dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini
biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman sekitar 100 M atau kurang
Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG
digunakan untuk membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa,
strultur dll). Tender RIG akan menempel di platform saat operasi
pengeboran berlangsung.
Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek
terapung yang dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk mengebor
daerah laut dalam (lebih dari 100 M).
Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal.
Digunakan untuk mengebor laut yang sangat dalam.
Sekitar 25% minyak dan gas dunia yang diproduksi sekarang berasal dari
lapangan offshore (lepas pantai) seperti North Sea dan Gulf of Mexico. Meskipun
memiliki prinsip yang sama dengan pengeboran di darat, ada beberapa
penyesuaian tertentu pada prosedur and peralatan yang digunakan untuk
mengatasi bahaya dari lingkungan yang menantang dan berat. Berbagai macam rig
offshore dibagi berdasarkan kedalaman air dimana rig tersebut bisa beroperasi.
Berikut adalah pembagiannya :
http://id.wikipedia.org/wiki/Katrolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pipahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pantaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pantaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pipahttp://id.wikipedia.org/wiki/Katrol -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
8/54
1. Rig Darat
Rig ini beroperasi di darat. Tidak dibahas detail di postingan ini. Perbedaan
dengan rig offshore bisa dibacadi sini.
2. Barge/kapal tongkang
Kapal berpermukaan datar dan rata, mengapung di perairan dangkal yang
dilengkapi dengan rig pengeboran. Biasa beroperasi di perairan dangkal seperti
sungai atau laut dangkal.
3. Jack up Rig
Rig yang memiliki tiga kaki yang bisa digerakkan ke bawah hingga dasar laut
untuk menopang rig pengeboran di suatu posisi yang tetap. Jack up rig didesain
untuk beroperasi di lautan hingga kedalaman 350 feet (107 meter). Beberapa fotorig jenis ini bisa dilihatdi sini.
4. Fixed platform (steel jacket)
Fixed platform adalah jenis platform offshore yang digunakan untuk produksi
minyak atau gas. Platform ini dibangun pada beton dan / atau kaki baja yang
berpondasi langsung di dasar laut. Platform ini bisa dimuati dek dengan ruang
untuk rig pengeboran, fasilitas produksi dan akomodasi personel.
5. Rig Semi-submersible
Rig Semi-submersible adalah rig yang tidak memiliki penopang di bawah tetapi
mengapung di air (rig seperti ini biasa disebut floaters). Rig ini bisa beroperasi
di kedalaman laut hingga 3500 feet (1007 meter).
6. Drillships
Untuk pengeboran di kedalaman laut hingga 7500 feet (2286 meter) digunakanlah
drillship
http://gugussyuhada.com/2012/05/15/bedanya-kerja-di-offshore-dan-di-onshore-land-rig/http://gugussyuhada.com/2014/08/27/rig-offshore-jack-up/http://gugussyuhada.com/2014/08/27/rig-offshore-jack-up/http://gugussyuhada.com/2012/05/15/bedanya-kerja-di-offshore-dan-di-onshore-land-rig/ -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
9/54
2.2Karakteristik Minyak (pengertian pengeboran offshore)
Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang di bangun dilepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan
tambang. Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuahrig pengeboran yangberfungsi untuk menganalisa sifat geologis reservoir maupun untuk membuat
lubang yang memungkinkan pengambilan cadanganminyak bumi ataugas alam
dari reservoir tersebut.
Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai darilandas kontinen,
meskipun dengan kemajuanteknologi dan meningkatnya hargaminyak mentah,
pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam telah menjadi lebih baik,
layak dan ekonomis. Sebuah anjungan yang khas mungkin memiliki sekitar tiga
puluh mata bor, pengeboran yang terarah memungkinkan sumur bor dapat
diakses pada dua kedalaman yang berbeda dan juga pada posisi terpencil sampai
5 mil (8 kilometer) dari platform. Sumur bawah laut yang jauh juga dapatdihubungkan ke anjungan dengan garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah
laut dapat terdiri dari sumur tunggal ataupun dengan pusat manifold (pipa
dengan mulut lubang yg banyak) untuk digunakan pada beberapa pengeboran.
Struktur Anjungan Lepas Pantai :
Banyak sekali jenis/tipe dari bangunan lepas pantai. Penentuan dari tipe
yang digunakan tidaklah baku/serupa untuk semua lokasi. Hal tersebut
ditentukan oleh banyak faktor baik dari kedalaman perairan, gelombang, arus,
angin, pasang surut, lama waktu operasi, dan juga keekonomisan dari struktur
yang digunakan.
Berikut ini beberapa tipe dari bangunan lepas pantai yang umum digunakan
di beberapa belahan dunia.
Rangka baja permanen (Jacket Platform), struktur yang berfungsi untuk
mensupport deck/ lantai kerja yang terbuat dari baja yang dipancang di
dasar laut. Struktur ini didesain untuk digunakan dalam jangka waktu yang
sangat lama.
Concrete gravity base, memiliki pondasi struktur yang terbuat dari beton
yang duduk di permukaan laut. Fasilitas produksi terletak diatasnyaditopang oleh kolom-kolom yang menyambung dengan pondasi. Struktur
tipe ini sangat cocok pada lokasi yang memiliki kedalamanan tanah keras
yang tidak telalu jauh dari dasar laut.
Tension leg platform, fasilitas produksi terletak pada struktur yang
terapung di permukaan laut, dengan struktur yang terikat melalui kabel
baja pada pile yang dipanjang dibawahnya. Struktur ini biasanya
digunakan pada perairan yang dalam.
Caisson/Monopod, merupakan struktur yang sangat minimalis biasanya
digunakan pada perairan dangkal. Struktur ini berupa batang tubular yang
dipancang di dasar laut. Fasilitas produksi yang terdapat pada struktur ini
pun minimalis tidak sekompleks fasilitas pada tipe struktur yang lain.
http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Landas_kontinenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_mentahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_mentahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Landas_kontinenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
10/54
Semi-submersible vessel
Sistem produksi terapung
Self elevating jack-up
Single point mooring
SPM adalah kependekan dari single point mooring.
2.3
Pengertian Limbah (cair, padat b3, padat non b3, emisi/udara)
Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses
kegiatan manusia (Ign Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan
barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan
lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi
ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi
ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan
terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadaplimbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada
jenis dan karakteristik limbah.
Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Nusa Idaman
Said,2011 adalah sebagai berikut:
1.
Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil
yang dapat kita lihat.
2.
Penyebarannya berdampak banyak, maksudnya bukan hanya berdampak
pada lingkungan yang terkena limbah saja melainkan berdampak pada
sector-sektor kehidupan lainnya, seperti sektor ekonomi, sektor kesehatan
dll.
3. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah
tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan
ada pada generasi yang akan datang.
Penggolongan Limbah:
a. Berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya menurut Nusa
Idaman Said, 2011, limbah dibagi menjadi dua golongan besar:
1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste
= mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh
bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.
2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami
(nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca,
kaleng, dan sampah sejenisnya.
b. Berdasarkan Wujudnya menurut Ign Suharto, 2011, limbah dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
11/54
1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah
padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang
memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,
potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam
2.
Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cairterlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah
cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna
pakaian, dan sebagainya.
3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud
gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu
bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah
gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga
menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.
c. Berdasarkan Sumbernya menurut A. K. Haghi, 2011, jenis limbah dapat
dibedakan menjadi:
1. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah
domestik.
2. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry
pabrik.
3.
Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,
contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, dan kayu.
4.
Limbah konstruksi. Adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai
material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses
konstruksi, perbaikan atau perubahan.Material limbah konstruksi
dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi, baik itu proyek pembangunan
maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Limbah yang
berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan digolongkan dalam
domolition waste, sedangkan limbah yang berasal dari pembangunan
perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan
komersial), digolongkan ke dalam construction waste.
5.
Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan
tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik
menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk
keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau
menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nukliratau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.
d. Berdasarkan sifatnya menurut A. K. Haghi, 2011, limbah terdiri atas enam
jenis, yaitu:
1. Limbah mudah meledak, limbah mudah meledak adalah limbah yang
melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi
serta dapat merusak lingkungan.
2.
Limbah mudah terbakar, bahan limbah yang mudah terbakar adalah
limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau
percikan api jika berdekatan dengan api.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
12/54
3. Limbah reaktif, limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah
bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil
dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.
4.
Limbah beracun, limbah beracun atau limbah B3 adalah limbah yang
mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah inimengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.
5. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
dan dapat membuat logam berkarat.
Sumbeer : http://pengelolaanlimbah.wordpress.com/2012/06/16/pengertian-
limbah-3/
2.3.1
Limbah cair
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
13/54
Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau
berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat).
Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau
berada dalam fase gas. Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang
berbentuk gas atau berada dalam fase gas, contoh : karbon monoksida
(CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur oksida
(SOx).
Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah
tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,
peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair
adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang
bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).
Indikasi Pencemaran Air
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.
1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang
memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran
nilai 6.57.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar
nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan
organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung
lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam /
rendah bersifat korosif terhadap logam.
2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna,
sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal
tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya
bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air
yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh
mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi
bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahanterlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah
industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar
sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan
menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena
sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji
COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :
Bahan buangan padat
Bahan buangan organik
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
14/54
Bahan buangan anorganik
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbanglimbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti
industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya
mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.
Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan
limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk
memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara
kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik
maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara olehmasyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan
kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik
pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan
dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:
1. pengolahan secara fisika
2. pengolahan secara kimia
3. pengolahan secara biologi
2.3.2 Limbah padat b3
Definisi B3 ialah setiap bahan suatu kegiatan proses produksi yang
mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang
baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan
lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.
B3 padat adalah hasil proses industri yang berbahaya dan beracun yang
berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. B3
padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. B3 domestik pada umumnya
berbentuk B3 padat rumah tangga, B3 padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.
Sumbersumber B3 padat :
1. Pabrik kertas dan percetakan Sumber B3 padat berbahaya di pabrik kertas
berasal dari proses pengambilan kembali (recovery) bahan kimia yang
memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber limbah lainnya ada pada
permesinan kertas, pada pembuangan (blow down) boiler dan proses pematangan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
15/54
kertas yang menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah,
dihasilkan konsentrat lumpur beracun. Produk sampling proses percetakan yang
dianggap berbahaya dan beracun adalah dari limbah cair pencucian rol film,
pembersihan mesin, dan pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat
lumpur sebesar 1-4 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industripersuratkabaran yang memiliki tiras jutaan eksemplar ternyata memiliki potensi
sebagai penghasil B3.
2. Industri Kimia besar Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil
B3, yang antara lain meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan
pengawet kayu, pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen,
dan sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah diolah menghasilkan lumpur
beracun sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah. Pembuatan cat
menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun
zat pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah terbesar
dari dari pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat.
Sementara, timbulnya limbah beracun dari industri pestisida bergantung padajenis proses pada pabrik tersebut, yaitu apakah ia benar-benar membuat bahan
atau hanya memformulasikan saja.
3. Industri logam dasar nonbesi menghasilkan B3 padat dari pengecoran,
percetakan, dan pelapisan yang konsentratnya masuk kategori B3.
4. Industri Perakitan Kendaraan Bermotor. Kelompok ini meliputi perakitan
kendaraan bermotor seperti mesin, disel, dan pembuatan badan kendaraan
(karoseri). Limbahnya lebih banyak bersifat padatan, tetapi dikategorikan sebagai
non B3. Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam (bondering) dan
pengecatan yang mengandung logam berat seperti Zn dan Cr.
Jenis - jenis B3 Padat
Jenis-jenis B3 padat secara garis besar terdiri dari :
1) B3 padat yang mudah terbakar.
Contoh: Kertas, Plastik, Kayu, dll
2) B3 padat yang sukar terbakar.
Contoh: Seng, Besi, Timah, dll
3) B3 padat yang mudah membusuk.
Contoh: kotoran manusia, kotoran hewan
4) B3 yang dapat didaur ulang.
Contoh: paku besi, kaleng aluminium
5) Bongkaran bangunan.
Contoh: runtuhan tembok
6) Lumpur
Contoh: lumpur sisa pengeboran minyak
Dampak yang di akibatkan oleh B3 Padat
1. Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
16/54
Kegiatan masyarakat dalam rumah tangga dapat menimbulkan sisa atau
limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) bagi manusia,
makhluk hidup lain, lingkungan secara keseluruhan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bahan tersebut dapat berasal obat nyamuk, sisa obat-obatan,
bahan campuran pembuat makanan, makanan kadaluarsa, pupuk kimia, bola
lampu, pecahan kaca, limbah elektronik serta limbah lainnya yang biasa
digunakan keluarga.
B3 Padat mempunyai karakteristik mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Terdapat
lebih dari 100.000 jenis senyawa kimia yang umum digunakan masyarakat.
Ratusan di antaranya digolongkan ke dalam kelompok limbah B3 yang dalam
jangka pendek dan jangka panjang dapat mengganggu kesehatan manusia dan
merusak lingkungan. Mengingat bahwa B3 Padat merupakan bahan yang
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, maka pemahaman mengenai
dampak negatif B3 Padat terhadap lingkungan dan kesehatan manusia harus
dimiliki oleh masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat dapat bersikap lebih
cermat dan berhati-hati dalam menggunakan, membuang dan mengelola B3 Padat.
B3 Padat masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan
hewan/biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap
dan seketika, teratur dan tidak teratur. B3 Padat meracuni makhluk hidup melalui
rantai makanan sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan dan
manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.
2. Pengaruh B3 Padat terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Dengan karakteistik yang dimilikinya, B3 Padat mempengaruhi kesehatan
dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran,reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi
manusia.
Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh
manusia melalui:
Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai
peredaran darah ;
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
17/54
Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran
darah;
Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah;
Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.
Ada 4 proses yang dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu
absorbsi, distribusi, metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif
bahan toksikan tersebut di dalam tubuh, perlu diketahui perihal zat toksik dan
sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya. Zat toksik akan dibawa
oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian mengganggu organ
tubuh antara lain: keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju otak,
atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang,
syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan
disekresikan ke luar tubuh.
Pengaruh B3 Padat terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas
2 kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan
akibat berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan
sistem kardio vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan
kematian. Sementara itu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik
(pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek
teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem
reproduksi.Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:Ginjal (umumnya
disebabkan zat toksik Cadmium); Tulang (umumnya disebabkan zat toksik
Benzene); Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury); Liver
(umumnya disebabkan zat toksik Carbon Tetrachlorida);Paru-paru (umumnya
disebabkan zat toksik Paraquat); Mata (umumnya disebabkan zat toksikKhloroquin).Selain itu, dikenal juga efek yang mempengaruhi pertumbuhan dan
reproduksi seperti ditunjukkan pada
3. Dampak Pencemaran B3 Padat di Lingkungan Terhadap
Kesehatan Manusia
A. Kadmium (Cd)
Sebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal, hati
dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
18/54
mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah menjadi
tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan ginjal.
Contoh Kasus. Keracunan Cd pernah terjadi di Toyama, Jepang. Beras yang
dimakan penduduk di daerah tersebut berasal dari tanaman padi yang selama
bertahun-tahun mendapat air yang tercemar Cd. Endapan Cd yang terakumulasi di
dalam padi kemudian mengalami biomagnification (pembesaran biologi) dalam
tubuh penduduk setempat. Logam Cd yang ada dalam air pengairan ternyata
berasal dari limbah industri seng dan timah hitam yang berada di sebelah hulu.
Kandungan Cd dalam padi tercatat hanya 1,6 ppm namun setelah mengalami
pembesaran biologi (berdasarkan analisis pada tulang rusuk) menjadi 11.472 ppm.
Warga yang terserang mengeluh sakit pinggang selama bertahun-tahun dan
semakin lama semakin parah yang diikuti sakit pada tulang punggungnya. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa tulang-tulang mengalami pelunakan dan
kemudian menjadi rapuh. Kematian yang terjadi di antara mereka terutama
disebabkan gagal ginjal.
B. Timbal,Timah Hitam (Pb)
Timbal terdapat di air, tanah, tanaman, hewan dan udara. Zat ini terbentuk
akibat aktifitas manusia seperti pembakaran batu bara, sampah, penyemprotan
pestisida, asap pabrik dan akibat pembakaran bensin di kendaraan. Timbal dan
senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf dengan ciri-ciri keracunan, yaitu
pusing, anemia, lemah dan yang paling berbahaya adalah pengaruhnya terhadap
sel darah merah. Timbal dapat mengubah ukuran dan bentuk sel darah merah.
Teknik Pengolahan B3 Padat
Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya
dapat dilaksanakan di dalam unit kegiatan industri (on-site treatment) maupunoleh pihak ketiga (off-site treatment) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila
pengolahan dilaksanakan secara on-site treatment, perlu dipertimbangkan hal-hal
berikut:
jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar
teknologi pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi
terhadap jenis limbah di masa mendatang juga perlu dipertimbangkan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
19/54
jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat
menjustifikasi biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan
pula berapa jumlah limbah dalam waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke
depan)
pengolahan on-site memerlukan tenaga tetap (in-house staff) yang
menangani proses pengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen
sumber daya manusianya
peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan
Pemerintah di masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat
memenuhi standar
Teknologi Pengolahan
Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode
yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning,
solidification/Stabilization, dan incineration.
1. Chemical Conditioning
Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning.
Tujuan utama dari chemical conditioningialah:
o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam
lumpur
o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam
lumpur
o mendestruksi organisme patogen
o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang
masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan
pada proses digestion
o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam
keadaan aman dan dapat diterima lingkungan
Chemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:
o Concentration thickening
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
20/54
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan
diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang
umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickenerdan
solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan
tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan
de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity
thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah
menggunakan prosesflotationpada tahapan awal ini.
o Treatment, stabilization, and conditioning
Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik
dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan
melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.
Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses
pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.
Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan
bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan
destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan
adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi.
Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning,
anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment,
polyelectrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.
o De-watering and drying
De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume
lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah
pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying
bed,filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.
o Disposal
Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa
proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialahpyrolysis, wet
air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah
B3 umumnya ialahsanitary landfill, crop land, atau injection well.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
21/54
2. Solidification/Stabilization
Di samping chemical conditiong, teknologisolidification/stabilizationjuga
dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi
dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan
tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar
dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan
solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya
dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait
sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses
solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6
golongan, yaitu:
o Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam
limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar
o Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation
tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur
kristal pada tingkat mikroskopik
o Precipitation
o
Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara
elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.
o Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan
menyerapkannya ke bahan padat
o Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun
menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau
bahkan hilang sama sekali
Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2),
dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-
drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai
solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-
03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.
3. Incineration
Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik
dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
22/54
massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini
sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena
pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat
mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan
energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa
kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat
dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi
memerlukan lahan yang relatif kecil.
Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating
value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan
berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya
energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling
umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple
hearth,fluidized bed, open pit,single chamber, multiple chamber, aqueous waste
injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln
mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan
gas secara simultan.
2.3.3
Limbah Padat non B3
PENANGANAN LIMBAH PADAT
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada
metode penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar
dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur
dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan
ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
23/54
3. insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat
yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume
sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, prosesinsinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
listrik atau untuk pemanas ruangan.
4. Pembuatan kompos padat dan cair
metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-
daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan
sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat
dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur
mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisadidapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan
kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah
atau sampah organic.
5. Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan
baru dengan tujuan mencegah adanyasampah yang sebenarnya dapat menjadi
sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan
emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang
baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang
terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian
dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam
manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah
3R (Reuse, Reduce, and Recycle).
2.3.4 Limbah Emisi/Udara (pencemaran udara)
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan
kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara,
panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan
lokal,regional,maupunglobal.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Panashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Regionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Global&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Global&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Regionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Panashttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
24/54
Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan
manusia sama buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka
Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar
sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsungdari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari
pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar
sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-
pencemar primer di atmosfer.Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah
sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya denganpemanasan global yg memengaruhi;
Kegiatan manusia
Transportasi
Industri Pembangkit listrik Pembakaran (perapian, kompor,furnace,insinerator dengan berbagai jenis bahan
bakar) termasuk pembakaran biomassa secara tradisional[2][3]
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya sepertiCFC
Sumber alami
Gunung berapi
Rawa-rawa Kebakaran hutan Denitrifikasi Dalam kondisi tertentu,vegetasi dapat menghasilkan senyawa organik volatil
yang signifikan yang mampu bereaksi dengan polutan antropogenik membentukpolutan sekunder[4]
Sumber-sumber lain
Transportasi Kebocoran tangki gas Gasmetana daritempat pembuangan akhirsampah
Uap pelarut organik
Jenis-jenis bahan pencemar udara
Karbon monoksida Oksida nitrogen Oksida sulfur CFC
Hidrokarbon Senyawa organik volatil
[5]
Partikulat[6]
Radikal bebas[7][8]
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ozonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Smog_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Insineratorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rawa-rawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Denitrifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_nitrogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_sulfur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_sulfur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_nitrogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Denitrifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rawa-rawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Insineratorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Smog_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ozonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
25/54
Dampak
Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melaluisistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran
napas atas), termasuk di antaranya, asma,bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagaitoksik dankarsinogenik.
Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengankematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan
ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat
menjadi 4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.[butuh rujukan]
Dampak terhadap tanaman
Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lainklorosis,nekrosis,dan
bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat
menghambat prosesfotosintesis.
Hujan asam
pHbiasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udaraseperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak darihujan asam ini antara lain:
Mempengaruhi kualitas air permukaan
Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhikualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan
Efek rumah kaca
Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisantroposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomenapemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=ISNA&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Toksikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karsinogenikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Klorosishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nekrosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bintik_hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Troposferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Troposferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bintik_hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nekrosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Klorosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karsinogenikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Toksikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Asmahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=ISNA&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
26/54
Peningkatan suhu rata-rata bumi Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna
Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon yang berada distratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan
pelindung alami bumi yang berfungsi memfilterradiasiultraviolet B dari
matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara
alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
BAB IIIDESKRIPSI KEGIATAN
3.1 Pengeboran
3.1.1 Pencarian sumber minyak
Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar
rumah tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari
minyak bumi, batubara dan gas alam. Ketiga jenis bahan bakar
tersebut terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik yang
berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun
yang lalu. Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan
tekanan tinggi, dan menghasilkan campuran hidrokarbon yang
kompleks. Sebagian campuran berada dalam fase cair dan dikenal
sebagai minyak bumi. Sedangkan sebagian lagi berada dalam fase
gas dan disebut gas alam.
Karena memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air,
maka minyak bumi (dan gas alam) dapat bergerak ke atas melalui
batuan sedimen yang berpori. Jika tidak menemui hambatan,
minyak bumi dapat mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada
umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak
berpori dalam pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan
mengapa minyak bumi juga disebutpetroleum. (Petro-leumdari
bahasa Latinpetrusartinya batu dan oleumartinya minyak).
http://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultraviolethttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultraviolethttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon -
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
27/54
Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini,
dilakukanpengeboran.
Cara Menemukan Sumber Minyak Bumi
1. Pertama, melihat petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi
biasanya ditemukan dibawah permukaan yang berbentuk kubah.
Lokasinya bisa di darat (yang dulunya lautan) ayau di lepas pantai
2. Kemudian melakukan surveyseismicuntuk menentukan struktur
batuan dibawah permukaan tersebut
3. Selanjutnya, melakukan pengeboran kecil untuk menentukan ada
tidaknya minyak. Jika ada, maka dilakukan beberapa pengeboran
untuk memperkiraan apakah jumlah minyak bumi tersebutekonomis untuk diambil atau tidak
Gambar alat berat untuk pengeboran
Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas pantai
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak (dan gas
alam) ke daratan. Cara ini digunakan apabila jarak ladang minyak
cukup dekat ke daratan.
Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam) selanjutnya
dibawa oleh kapal tanker menuju daratan. Di darat, minyak bumi
(dan gas alam) dibawa ke kilang minyak (refinery) untuk diolah.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
28/54
3.1.2 Penampungan minyak bumi
3.1.3 Pengiriman ke pengolahan
Identifikasi limbah yang dihasilkan
3.2 Proses Produksi (bagan flow chart)
Terdapat 2 jenis kegiatan usaha di industri migas yakni usaha inti (core
business)dan usaha penunjang (non core business).Usaha inti terdiri
dari kegiatan hulu dan hilir, sementara usaha penunjang terdiri dari jasa
penunjang/services dan industri penunjang.
Kegiatan Hulu
Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasimengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan
migas di Wilayah Kerja yang ditentukan, sedangkan kegiatan eksploitasi
merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memproduksi migas yang
terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana
pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian
Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
29/54
Kegiatan Hilir
Skema Kegiatan Hilir
Kegiatan usaha hilir terdiri atas kegiatan usaha Pengolahan(Refinery),
Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga.
Pengolahan/Pengilangan(Refi nery)
Pengolahan/Pengilangan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-
bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau
gas bumi, tapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengolahan minyak mentah
dilakukan pada kilang minyak bumi sebagai sistem peralatan untuk mengolah
minyak mentah / crude oil(minyak bumi) menjadi berbagai produk kilang. Produk
hasil pengolahan minyak bumi berupa berbagai jenis BBM dan produk-produk
non-BBM. Sebagai ilustrasi, berbagai produk yang dihasilkan dari suatu kilang
minyak bumi.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
30/54
Pengangkutan
Adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau hasil
olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan Pengolahan,termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi.
Penyimpanan
Adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan
pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan
Bakar Gas, dan atau hasil olahan pada lokasi diatas/dibawah tanah untuk tujuan
komersial, misalnya depot dan tangki timbun terapung(floating storage).
Niaga
meliputi kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi,
Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk gas
melalui pipa. Untuk Kegiatan Usaha Niaga dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Usaha Niaga Umum(Wholesale)yaitu suatu kegiatan usaha
pembelian, penjualan, ekspor dan impor Bahan Bakar Minyak
(BBM), Bahan Bakar Gas (BBG), Bahan Bakar Lain (BBL) dan
Hasil Olahan dalam skala besar yang menguasai atau memiliki
fasilitas dan sarana niaga dan berhak menyalurkannya kepada
semua pengguna akhir dengan menggunakan merk tertentu.
2.
Usaha Niaga Terbatas (Trading)merupakan usaha
penjualan (Trading)produk-produk niaga migas dalam hal ini
adalah Minyak Bumi, BBM, BBG, BBL, Hasil Olahan, Niaga gas
bumi yang tidak memiliki fasilitas dan Niaga terbatas LNG.
Jasa Penunjang(Services)
Adalah kegiatan usaha jasa layanan dalam kegiatan usaha hulu dan
kegiatan usaha usaha hilir. Kegiatan Jasa Penunjang meliputi Jasa Konstruksi
Migas dan Jasa Non-Konstruksi Migas. Pada Jasa Konstruksi Migas terdiri dari
Jasa Perencanaan (design engineering),Pelaksanaan (EPC, Instalasi dan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
31/54
Komisioning) dan Pengawasan Konstruksi. Sedangkan Jasa Non-Konstruksi
Migas adalah usaha jasa layanan pekerjaan selain jasa kontruksi dalam menunjang
kegiatan migas seperti : survei seismik & non seismik, pemboran, inspeksi dan
jasa lainnya.
Industri Penunjang
Adalah kegiatan usaha industri yang menghasilkan barang, material
dan/atau peralatan yang digunakan terkait sebagai penunjang langsung dalam
kegiatan usaha Migas. Kegiatan Industri Penunjang meliputi Industri Material,
Peralatan Migas dan Industri Pemanfaat Migas.
PLATFORM
WELLHEAD
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
32/54
CASING
TUBING
BAB IVPEMBAHASAN
Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,
limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme
invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam
sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel
kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian
besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan cara ini, racun
yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang
rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang
tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi
dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999, pencemaran laut diartikan
dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
33/54
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut
tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999).
Sedangkan Konvensi Hukum Laut III (United Nations Convention on the Law of
the Sea = UNCLOS III) memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalahperubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang
menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya
laut hayati (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia,
gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut
secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan menurunkan mutu kegunaan dan
manfaatnya (Siahaan, 1989a).
Pencemaran laut (perairan pesisir) didefinisikan sebagai dampak negatif
(pengaruh yang membahayakan) terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan
kenyamanan (amenities) ekosoistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna
lainnya dari ekosistem laut yang disebabkan secara langsung maupun tidak
langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau limbah (termasuk energi) ke dalamlaut yang berasal dari kegiatan manusia (GESAMP,1986).
Menurut Soegiarto (1978), pencemaran laut adalah perubahan laut yang
tidak menguntungkan (merugikan) yang diakibatkan oleh benda-benda asing
sebagai akibat perbuatan manusia berupa sisa-sisa industri, sampah kota, minyak
bumi, sisa-sisa biosida, air panas dan sebagainya. Terdapat banyak tipe
pencemaran yang sangat penting sehubungan dengan lingkungan kelautan,
beberapa diantaranya adalah:
1. Perubahan kuala, teluk, telaga, pantai serta habitat-habitat pantai karena
pencemaran darat, pengerukan, pengurugan, dan pembangunan.
2. Penyebaran pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang tahan lama3.
Pencemaran oleh minyak
4. Penularan-penularan bahan-bahan radioaktif di seluruh dunia
5. Pencemaran oleh panas
Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di dunia.Sebagian diakibatkan
aktivitas pengeboran minyak dan industri.Separuh lebih disebabkan pelayaran
serta kecelakaan kapal tanker.Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional
pun rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on
Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton
per tahun kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perairan laut
dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi
pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman)sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan
ekosistem laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota air,
baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat
pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya
senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki
komponen senyawa kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer
Xylena (BTEX)Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran.
Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim,
Muhamad Karim mengatakan dampak dari pencemaran minyak laut paling
dirasakan oleh nelayan.Akibat tumpahan minyak, terumbu karang, ikan dan biota
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
34/54
laut mati.Para nelayan yang menggantungkan hidup dari mencari ikan di laut tidak
bisa meraih hasil tangkapan, ujarnya.
Karim menjelaskan, minyak dan air laut tidak bisa menyatu.Karena berat masanya
lebih ringan.Akibat ini pula minyak yang mengambang menutupi permukaan laut
sehingga karang-karang sebagai tempat tinggal dan sumber makanan ikan mati.Seperti yang terjadi di Balikpapan. Akibattumpahan minyak selama enam bulan
nelayan di sana tidak bisa mencari ikan. Ini karena tumpahan minyak yang mereka
kenal Lantung, katanya.Menurut Karim, wilayah yang paling rentan dari
pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak adalah di masyarakat
pesisir.Sebab 70 persen pengeboran minyak ada di lepas pantai.Selain itu, jalur
laut yang biasa dilalui kapal-kapal tanker yang mengangkut berjuta-juta ton barel
minyak, seperti di wilayah Selat Malaka dan Teluk Jakarta.
Pencemaran lingkungan yang harus bertanggung jawab adalah
Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Kementerian Lingkuhan
Hidup (KLH), Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, DKP, TNI AL,
Pertamina dan pemerintah daerah. Mereka menjadi ujung tombak dalampencegahan dan penanggulangan polusi laut.Banyak kasus-kasus seperti ini hanya
menjadi catatan pemerintah tanpa penanggulangan tuntas. Contohnya adalah
kasus pencemaran di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu.Diketahui pencemaran
ini sudah terjadi sejak 2003 dan dalam kurun waktu 2003-2004 tercatat
berlangsung 6 kali kejadian.Namun sampai saat ini pemerintah belum mampu
mengangkat kasus ini ke pengadilan untuk menghukum pelaku apalagi membayar
ganti rugi kepada masyarakat sekitar.Ini menunjukkan lemahnya koordinasi antar
instansi pemerintah dan kepolisian dalam menuntaskan kasus.Harus diakui
Indonesia tertinggal dari negara-negara lain dalam hal pencegahan dan
penanggulangan bencana tumpahan minyak di laut.Sebagai contoh tumpahan minyak di Teluk Meksiko.Pemerintah Amerika Serikat
dengan tegas meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bertanggung jawab,
mereka pun patuh, ujarnya.Yang terjadi di Indonesia sebaliknya.Mereka tidak
bisa menindak tegas bahkan menghitung kerugian, mulai dari jumlah ikan yang
mati, kerugian nelayan dan kerugian meteril lainnya.Kasus tumpahan minyak
Cevron di Balikpapan misalnya, justru masyarakat yang pro aktif.Mereka yang
melakukan pengawasan lingkungan laut.Karena mereka menggantungkan hidup di
sana, ujarnya.Karim menegaskan, tumpahan minyak kian waktu menjadi
kekhawatiran seluruh lapisan masyarakat atas ketersediaan lahan hidup bagi
warga pesisir.Karena itu kegiatan monitoring dan kontrol menjadi sangat penting
untuk mencegah dan menanggulangi bahaya pencemaran laut dari tumpahanminyak.
Kasus kebocoran ladang minyak dan gas di lepas pantai memang telah menjadi
sesuatu yang akrab di telinga kita, terakhir terjadi di Laut Timor pada 21 Agustus
2009 pukul 04.30 WIB oleh operator kilang minyak PTTEP Australia yang
berlokasi di Montara Welhead Platform (WHP), Laut Timor atau 200 km dari
Pantai Kimberley, Australia. Kejadian seperti ini merupakan yang kesekian
kalinya terjadi di perairan Indonesia, tercatat sampai tahun 2001, telah terjadi 19
peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia (Mukhtasor, 2007). Tumpahan
minyak tersebut telah memasuki wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT)
sejauh 51 mil atau sekitar 80 km tenggara Pulau Rote.
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
35/54
Tumpahan minyak tersebut tentu berdampak pada banyak hal, diantaranya,
terhadap kondisi lingkungan laut, biota laut, dan tentu saja berdampak pada
ekonomi nelayan Indonesia yang setiap harinya beraktivitas di daerah tersebut.
Secara umum dampak langsung yang terjadi adalah sebanyak 400 barel atau 63,6
ribu liter minyak mentah mengalir ke Laut Timor per hari, permukaan lauttertutup 0,0001 mm minyak mentah, minyak mentah masuk ke Zona Eksklusif
Ekonomi (ZEE) Indonesia pada 28 Oktober 2009, serta gas hidrokarbon terlepas
ke atmosfer.
1. Pengaruh terhadap lingkungan laut.
Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada
pantai menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan
kerang-kerangan, atau meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan
tetapi menjadi berbahaya untuk dimakan. Efek periode panjang (sublethal)
misalnya perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi
komunitas laut, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap masyarakat pesisir yang
lebih banyak menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan budi daya,sehingga tumpahan minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan
kesejahteraan nelayan.
2. Pengaruh minyak pada komunitas laut.
Tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut
dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam
dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-
batuan di pantai. Minyak yang mengapung zpada permukaan air tentu dapat
menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada
pada permukaan perairan, dan tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari
yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis dan dapat memutusrantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara
langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena
terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.
Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen
sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu
organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan
organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika
minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan
terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami
hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah
intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian danberkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan
secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat
ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat
cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami
ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya
juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar
perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah
laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami
daerah ini seperti cacing policaeta, rotifer, Crustacea dan organisme lain.
3. Perilaku Minyak di Laut
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
36/54
Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene,
touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan
komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada
manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami
perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalamiproses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa
aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan
akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses
berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut
dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).
Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera
akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut
adalah membentuk lapisan (slick formation ), menyebar (dissolution), menguap
(evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi
air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water
emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh plantondan bentukan gumpalan ter (Mukhstasor, 2007).
Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera
membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak
tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya
gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah
menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan
lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.Hilangnya sebagian
material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan
membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut,
akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akanmenyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua
terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi
biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.Proses
pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan
komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume
tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut
tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua
lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya
mengalami pengurangan kurang dari 25%.
A. Awal Mula Pencemaran Minyak di Laut
Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak pertama Gluckauf pada 1885,dan penggunaan pertama mesin diesel kapal (tiga tahun kemudian), penomena
pencemaran laut oleh minyak muncul.Sebelum perang Dunia II sudah ada usaha-
usaha untuk membuat peraturan mengenai pencegahan dan penanggulangan
pencemaran laut.Namun, baru terpikirkan setelah terbentuk International Maritime
Organization (IMO) dari Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 1948.
Usaha membuat peraturan yang dapat dipatuhi semua pihak dalam organisasi
tersebut masih ditentang banyak pihak. Baru pada 1954 atas prakarsa dan
pengorganisasian yang dilakukan pemerintah Inggris (UK), lahirlah Oil Pollution
Convention yang mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran minyak
dari pengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin.Selanjutnya disusul
amandemen tahun 1962 dan 1969 untuk menyempurnakan kedua peraturan
-
7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore
37/54
tersebut. Jadi sebelum tahun 1970 masalah Maritime Pollution baru pada tingkat
prosedur operasi.
Pada 1967 terjadi pencemaran terbesar, ketika tanker Torrey Canyon yang kandas
di pantai selatan Inggris menumpahkan 35 juta gallons crudel oil dan telah
merubah pandangan masyarakat International di mana sejak saat itu mulaidipikirkan bersama pencegahan pencemaran secara serius. Sebagai hasilnya
adalah International Convention for the Prevention of Pollution from Ships pada
1973 yang kemudian disempurnakan TSPP (Tanker Safety and Pollution
Prevention ) Protocol pada 1978 dan konvensi ini dikenal dengan nama MARPOL
1973/1978.Konvensi ini berlaku secara International sejak 2 Oktober 1983. Isi dan
teks dari MARPOL 73/78 sangat komplek dan sulit dipahami bila tanpa ada usaha
mempelajari secara intensif.Implikasi langsung terhadap kepentingan lingkungan
Maritim dari hasil pelaksanaannya memerlukan evaluasi berkelanjutan baik oleh
pemerintah maupun pihak industri suatu negara.
Sebagai contoh Jepang, dalam hal pencegahan dan penanggulangan bencana
tumpahan minyak di laut, antara birokrasi, LSM, institusi penelitian danmasyarakat telah terintegrasi dengan baik. Kasus kandasnya kapal tanker milik
Rusia Nakhodka (13.157 ton bermuatan 19.000 kilo liter heavy oil) pada Januari
1997, sebagai bukti keberhasilan negara tersebut dalam penanggulangan
tumpahan minyak. Mereka bekerja sama saling membantu dalam penanggulangan
bencana ini. Hanya dalam waktu 50 hari seluruh tumpahan dapat diselesaikan.
Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut.Pencemaran lingkungan laut
merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa.Pengaruhnya
dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang
berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semuanegara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju,
sehingga