bab i pengolahan limbah minyak offshore

Upload: fathoni-firmansyah

Post on 06-Feb-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    1/54

    MAKALAH

    PENCEMARAN AIR DI DAERAH

    KILANG MINYAK LEPAS PANTAI

    Disusun oleh :

    1. FATHONI FIRMANSYAH (6513040005)

    2.

    ANGGITA HARDIASTUTY (6513040010)

    3. NARENDRA RISWANTO (6513040023)

    POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

    2014/2015

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    2/54

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia kaya akan sumber daya alam yang dimilikinya. Sumber daya

    alam yang meliputi sumber daya alam hayati maupun non hayati dan sumber daya

    alam yang dapat diperbaharui maupun sumber daya alam yang tidak dapat

    diperbaharui.Sumber daya alam adalah lingkungan alam (environment) yang

    memiliki nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia (Rita, 2010).

    Kekayaan alam di Indonesia terbentuk dari beberapa faktor.Dari segi

    astronomi, Indonesia berada pada daerah tropis yang memiliki curah hujan sangat

    cukup sehingga banyak ragam dan jenis tumbuhan yang tumbuh secara cepat.

    Dari segi geologi, Indonesia tepat berada pada titik pergerakan lempeng tektonik

    sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kayak akan mineral. Dari segi

    perairan di Indonesia yang kaya akan sumber daya alam hayati dan hewani,seperti ikan, minyak bumi, dan mineral yang terkandung didalamnya.Berdasarkan

    Peraturan Pemerintah (selanjutnya disebut PP) No.19/1999 tentang Pencemaran

    Laut diartikan sebagai masuknya/dimasukkannya makhluk hidup, zat energi dan

    atau komponen lain kedalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga

    kualitasnya turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut

    tidak sesuai lagi dengan baku mutu atau fungsinya. Laut merupakan suatu

    ekosistem yang kaya akan sumber daya alam termasuk keanekaragaman sumber

    daya hayati yang dimanfaatkan untuk manusia. Sebagaimana diketahui bahwa

    70% permukaan bumi didominasi oleh perairan atau lautan.Kehidupan manusia di

    bumi ini sangat bergantung pada lautan, sehingga manusia harus menjaga

    kebersihan dan kelangsungan kehidupan organisme yang hidup didalamnya.Berbagai jenis sumber daya yang terdapat di laut, seperti berbagai jenis

    ikan, terumbu karang, mangrove, rumput laut, mineral, minyak bumi, dan

    berbagai jenis bahan tambang yang terdapat di dalamnya.

    Selain untuk keberlangsungan hidup manusia, laut juga merupakan tempat

    pembuangan sampah dan pengendapan barang sisa yang diproduksi

    manusia.Lautan juga menerima bahan-bahan yang terbawa oleh air yang

    mengakibatkan pencemaran itu terjadi, diantaranya dari limbah rumah tangga,

    sampah, buangan dari kapal, dan tumpahan minyak dari kapal tanker. Namun,

    pencemaran yang sering terjadi adalah tumpahan minyak baik dari proses di

    kapal, pengeboran lepas pantai, maupun akibat kecelakaan kapal.

    Minyak dan gas bumi sampai saat ini masih merupakan merupakansumber energi yang menjadi pilihan utama untuk digunakan pada industri,

    transportasi dan rumah tangga. Selain itu, pemanfaatan berbagai produk akhir atau

    produk-produk turunan minyak bumi juga semakin meningkat sehingga

    peningkatan akan permintaan minyak bumi di seluruh dunia telah mengakibatkan

    pertumbuhan dan ekspansi pada kegiatan eksplorasi dan pengolahan minyak

    mentah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun demikian, kita selalu

    dihadapkan pada dilema antara peningkatan produksi dengan pelestarian

    sumberdaya alam lingkungan serta dampak yang ditimbulkan dari proses produksi

    tersebut. Hal ini berarti perkembangan industri baik pengolahan minyak bumi

    maupun industri yang menggunakan minyak bumi, ternyata merupakan salah satu

    sumber pencemar lingkungan (Astri Nugroho, 2006).Industri minyak bumi

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    3/54

    memiliki potensi sebagai sumber dampak terhadap pencemaran air, tanah dan

    udara baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengelolaan limbah pada

    kegiatan industri minyak pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan lingkungan

    dan kemungkinan penurunan kualitas lingkungan.Limbah padat dapat berupa

    lumpur minyak, lumpur aktif, drum-drum bekas bahan kimia, sampah dan lain-lain. Limbah minyak merupakan kotoran minyak yang terbentuk dari proses

    pengumpulan dan pengendapan kontaminan minyak. Limbah minyak

    mengandung minyak, zat padat, air, dan logam berat.Limbah minyak ini

    merupakan bahan pencemar yang dapat menimbulkan dampak negatif bagi

    lingkungan dan oleh sebab itu harus segera ditanggulangi.Berbagai upaya yang

    dilakukan untuk mengatasi pencemaran lingkungan dengan perbaikan pada sistim

    penambangan, pengolahan, penyaluran minyak dan pengolahn limbah.Upaya

    pencegahan tumpahan minyak di lingkungan dapat dilakukan dengan mengusahan

    sekecil mungkin tumpahan yang dapat terjadi (Dessy, Y., 2002).

    Penanganan kondisi lingkungan yang tercemari minyak bumi dapat

    dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi.Penanganan secara fisika biasanyadilakukan pada langkah awal yaitu dengan mengisolasi secara cepat sebelum

    tumpahan minyak menyebar kemana-mana.Metode fisika yang dapat digunakan

    ialah dengan mengambil kembali minyak bumi yang tumpah dengan oil

    skimmer.Penanganan secara kimia lebih mudah dilaksanakan yaitu tinggal

    mencari bahan kimia dan konsentrasi yang sesuai untuk mendegradasi kandungan

    minyak bumi. Misalnya surfaktan sintetis seperti alkil-benzene sulfonat (ABS)

    dan turunannya dapat digunakan sebagai bahan baku diterjen dan mengatasi

    pencemaran minyak di daratan maupun dipermukaan laut. Namun.ini akan

    membawa efek sampingan terhadap kehidupan lingkungan disekitar yang terkena

    tumpahan minyak yaitu mencemari tanah dan air serta tidak dapat didegradasisecara biologis. Penanganan secara kimia dan fisika merupakan cara penanganan

    cemaran minyak bumi yang membutuhkan waktu yang relatif singkat, tetapi

    metode ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Ini dapat dilakukan jika

    tumpahan minyak bumi belum menyebar kemana-mana.Jika minyak bumi telah

    mengendap dan menyebar sulit dilakukan dengan metode ini.Penanganan secara

    biologi merupakan salah satu alternatif dalam upaya mendegradasi kandungan

    minyak bumi di lingkungan.Surfaktan ramah lingkungan yang dapat dihasilkan

    oleh mikroorgansime disebut biosurfaktan.Aplikasi biosurfaktan dapat digunakan

    untuk recovery minyak bumi dan pembersihan tangki. Untuk itu, perlu dicari jenis

    mikroorganisme yang aktif mendegradasi minyak bumi (Prince et.al.2003).

    1.2.

    Rumusan Masalah

    Permasalahan yang dirumuskan dan dibahas dalam makalah ini adalah :

    1. Permasalahan apa saja yang timbul akibat tumpahan minyak di laut?

    2. Apa saja penyebab tumpahan minyak di laut?

    3. Bagaimana cara menanggulangi permasalahan tumpahan minyak di

    laut?

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    4/54

    1.3.Tujuan

    Tujuan makalah ini adalah :

    1. Mengetahui permasalahan apa saja yang terjadi apabila tumpahnya

    minyak di laut.

    2.

    Mengetahui penyebab terjaidnya tumpahan minyak dilaut.

    3. Mengetahui cara menangani permasalahan yang terjadi di

    padaekosistem mangrove dan biota di laut apabila terjadi tumpahan

    minyak di laut.

    1.4.Manfaat

    Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran atas permasalahan dampak

    tumpahan minyak terhadap ekosistem mangrove dan biota

    laut.danpenanggulangan yang tepat atas permasalahan yang terjadi.

    1. Makalah ini dapat memberikan literatur mengenai permasalahan

    tumpahan minyak dan penanggulangan yang tepat bagi kalanganakademisi dan peneliti.

    2. Makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan inspirasi

    dalam penanggulangan atas permaslahan tumpahan minyak di laut.

    3. Makalah ini dapat memberikan inspirasi atas kebijakan hukum dalam

    mengelola sumber daya pesisir secara lestari dan terpadu.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    5/54

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Jenis-Jenis Pengeboran

    Pengeboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri

    pertambangan. Kegiatan ini mempunyai tujuan yang bermacam macam dan

    tidak hanya dilakukandalam industri pertambangan saja namun juga untuk bidang

    bidang lainnya. Pengeboran sebagai salah satu kegiatan dalam industri telah ada

    semenjak Cina mempergunakan bor tumbuk sekitar 4000 tahun yang lalu. Dengan

    adanya berbagai pengembangan hingga saat ini baik dari segi teknis maupun

    aplikasi , pengeboran Telah berkembang ke dalam delapan sektor industri berikut

    ini :

    Geoteknik

    Pengeboran ini bertujuan untuk menentukan kataristik tanah danbatuan , dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi

    tentang kondisi dan posisi permukaan air tanah.

    Konstruksi

    Pengeboran ini secara umum bertujuan untuk menentukan batas

    antara batuan dasar dan batuan diatasnya yang umumnya sudah mengalami

    deformasi pelapukan.

    Eksplorasi Mineral

    Eksplorasi adalah proses pencarian terhadapa suatau cebakan

    mineral untuk menentukan kuantitas mineral secara ekonomis .

    Pengeboran eksplorasi bertujuan untuk

    a. Eksplorasi tubuh bijihb. Informasi stratigrafi

    c. Survei seismik

    d. Verifikasi interpetansi geofisika dan geokimis

    e. Kontrol kadar Besi

    f. Perhitungan cadangan bijih

    g. Deskripsi tubuh bijih ( penyebaran, bentuk, butir penyusun, dll )

    Seismik

    Pengeboran dlam kegiatan survei seismik berguna untuk

    menempatkan bahan peledak sebagai sumber getarana dalam seismik

    refraksi maupun refleksi

    PeledakanPengeboran untuk keperluan peledakan berguna untuk

    menempatakan bahan peledak sebagai slah satu proses untuk meberaikan

    material yang kompak.

    Sumur air

    Pengeboran dalam pebuatan sumur suangai bertujuan untuk

    mebuat lubang untuk menentukan posisis akuifer dan memproduksi air.

    Disamping itu pengeboran air juga digunakan untuk ;

    a. Mengetahui level air

    b. Memonitor sumur produksi

    c. Sumur injeksi

    d. Sumur dewatering dalam pertambangan atau konstruksi

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    6/54

    Lingkungan

    Pengeboran dalam lingkup lingkungan terdiri dari pengboran

    geoteknik dan susmur air untuk memonitor kualita air tanah dan

    membantu dalam kontrol/ remediasi polusi air tanah.

    Minyak dan GasPegeboran dalam industri minyak dan gas bertujuan untuk

    eksplorasi baik onshore maupun offshore, injeksi, dan produksi sumur

    minyak dan gas.

    2.1.1 Rig pengeboran

    Rig pengeboran adalah suatu bangunan dengan peralatan untuk

    melakukan pengeboran ke dalam reservoir bawah tanah untuk memperoleh

    air, minyak, atau gas bumi, atau deposit mineral bawah tanah. Rig

    pengeboran bisa berada di atas tanah (on shore) atau di atas laut/lepas

    pantai (off shore) tergantung kebutuhan pemakaianya. Walaupun rig lepaspantai dapat melakukan pengeboran hingga ke dasar laut untuk mencari

    mineral-mineral, teknologi dan keekonomian tambang bawah laut belum

    dapat dilakukan secara komersial. Oleh karena itu, istilah "rig" mengacu

    pada kumpulan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengeboran

    pada permukaan kerak Bumi untuk mengambil contoh minyak, air, atau

    mineral.

    Rig pengeboran minyak dan gas bumi dapat digunakan tidak hanya

    untuk mengidentifikasi sifat geologis dari reservoir tetapi juga untuk

    membuat lubang yang memungkinkan pengambilan kandungan minyak

    atau gas bumi dari reservoir tersebut.

    Rig pengeboran dapat berukuran:

    Kecil dan mudah dipindahkan, seperti yang digunakan dalam pengeboran

    eksplorasi mineral

    Besar, mampu melakukan pengeboran hingga ribuan meter ke dalam kerak

    Bumi. Pompa lumpur yang besar digunakan untuk melakukan sirkulasi

    lumpur pengeboran melalui mata bor dan casing (selubung), untuk

    mendinginkan sekaligus mengambil "bagian tanah yang terpotong" selama

    sumur dibor.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Airhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Lumpurhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lumpur_pengeboran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lumpur_pengeboran&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lumpurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerak_Bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Mineralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Air
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    7/54

    Katrol di rig dapat mengangkat ratusan tonpipa.Peralatan lain dapat mendorong

    asam ataupasir ke dalam reservoir untuk mengambil contoh minyak dan mineral;

    akomodasi untuk kru yang bisa berjumlah ratusan. Rig lepas pantai dapat

    beroperasi ratusan hingga ribuan kilometer dari pinggirpantai.

    Pada umumnya RIG pengeboran dapat dibagi menjadi beberapa jenis sesuai

    daerah

    RIG Darat : Untuk pengeboran di darat. Bentuk paling sederhana, terdiri

    dari menara dan struktur penopang.

    Rig Rawa : Biasa dikenal dengan sebuat "Swamp Barge". Untuk

    kelengkapan alat pengeboran sama dengan RIG darat, hanya saja menara

    dan sistem pengeboran ditempatkan di atas Ponton. Ponton ini akan duduk

    di dasar rawa saat operasi pengeboran berlangsung. Biasa beroperasi di

    perairan dengan kedalaman sekitar 5 M.

    Jack Up Rig : Satu unit alat pengeboran dengan kaki yang panjang. Kakiini dapat naik dan turun untuk menopang struktur utama. RIG jenis ini

    biasa digunakan pada daerah dengan kedalaman sekitar 100 M atau kurang

    Tender RIG : Sistem pengeboran dipasang pada platform. Tender RIG

    digunakan untuk membantu operasi pengeboran (pengangkatan pipa,

    strultur dll). Tender RIG akan menempel di platform saat operasi

    pengeboran berlangsung.

    Semisubmersible RIG : Sesuai namanya, RIG semisub merupakan obyek

    terapung yang dipasang alat pengeboran. Biasa digunakan untuk mengebor

    daerah laut dalam (lebih dari 100 M).

    Drill Ship : Semua peralatan untuk pengeboran dipasang pada kapal.

    Digunakan untuk mengebor laut yang sangat dalam.

    Sekitar 25% minyak dan gas dunia yang diproduksi sekarang berasal dari

    lapangan offshore (lepas pantai) seperti North Sea dan Gulf of Mexico. Meskipun

    memiliki prinsip yang sama dengan pengeboran di darat, ada beberapa

    penyesuaian tertentu pada prosedur and peralatan yang digunakan untuk

    mengatasi bahaya dari lingkungan yang menantang dan berat. Berbagai macam rig

    offshore dibagi berdasarkan kedalaman air dimana rig tersebut bisa beroperasi.

    Berikut adalah pembagiannya :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Katrolhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pipahttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pantaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pantaihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pasirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pipahttp://id.wikipedia.org/wiki/Katrol
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    8/54

    1. Rig Darat

    Rig ini beroperasi di darat. Tidak dibahas detail di postingan ini. Perbedaan

    dengan rig offshore bisa dibacadi sini.

    2. Barge/kapal tongkang

    Kapal berpermukaan datar dan rata, mengapung di perairan dangkal yang

    dilengkapi dengan rig pengeboran. Biasa beroperasi di perairan dangkal seperti

    sungai atau laut dangkal.

    3. Jack up Rig

    Rig yang memiliki tiga kaki yang bisa digerakkan ke bawah hingga dasar laut

    untuk menopang rig pengeboran di suatu posisi yang tetap. Jack up rig didesain

    untuk beroperasi di lautan hingga kedalaman 350 feet (107 meter). Beberapa fotorig jenis ini bisa dilihatdi sini.

    4. Fixed platform (steel jacket)

    Fixed platform adalah jenis platform offshore yang digunakan untuk produksi

    minyak atau gas. Platform ini dibangun pada beton dan / atau kaki baja yang

    berpondasi langsung di dasar laut. Platform ini bisa dimuati dek dengan ruang

    untuk rig pengeboran, fasilitas produksi dan akomodasi personel.

    5. Rig Semi-submersible

    Rig Semi-submersible adalah rig yang tidak memiliki penopang di bawah tetapi

    mengapung di air (rig seperti ini biasa disebut floaters). Rig ini bisa beroperasi

    di kedalaman laut hingga 3500 feet (1007 meter).

    6. Drillships

    Untuk pengeboran di kedalaman laut hingga 7500 feet (2286 meter) digunakanlah

    drillship

    http://gugussyuhada.com/2012/05/15/bedanya-kerja-di-offshore-dan-di-onshore-land-rig/http://gugussyuhada.com/2014/08/27/rig-offshore-jack-up/http://gugussyuhada.com/2014/08/27/rig-offshore-jack-up/http://gugussyuhada.com/2012/05/15/bedanya-kerja-di-offshore-dan-di-onshore-land-rig/
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    9/54

    2.2Karakteristik Minyak (pengertian pengeboran offshore)

    Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan yang di bangun dilepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan

    tambang. Biasanya anjungan lepas pantai memiliki sebuahrig pengeboran yangberfungsi untuk menganalisa sifat geologis reservoir maupun untuk membuat

    lubang yang memungkinkan pengambilan cadanganminyak bumi ataugas alam

    dari reservoir tersebut.

    Kebanyakan anjungan tersebut terletak di lepas pantai darilandas kontinen,

    meskipun dengan kemajuanteknologi dan meningkatnya hargaminyak mentah,

    pengeboran dan produksi di perairan yang lebih dalam telah menjadi lebih baik,

    layak dan ekonomis. Sebuah anjungan yang khas mungkin memiliki sekitar tiga

    puluh mata bor, pengeboran yang terarah memungkinkan sumur bor dapat

    diakses pada dua kedalaman yang berbeda dan juga pada posisi terpencil sampai

    5 mil (8 kilometer) dari platform. Sumur bawah laut yang jauh juga dapatdihubungkan ke anjungan dengan garis aliran dan koneksi pusar. Solusi bawah

    laut dapat terdiri dari sumur tunggal ataupun dengan pusat manifold (pipa

    dengan mulut lubang yg banyak) untuk digunakan pada beberapa pengeboran.

    Struktur Anjungan Lepas Pantai :

    Banyak sekali jenis/tipe dari bangunan lepas pantai. Penentuan dari tipe

    yang digunakan tidaklah baku/serupa untuk semua lokasi. Hal tersebut

    ditentukan oleh banyak faktor baik dari kedalaman perairan, gelombang, arus,

    angin, pasang surut, lama waktu operasi, dan juga keekonomisan dari struktur

    yang digunakan.

    Berikut ini beberapa tipe dari bangunan lepas pantai yang umum digunakan

    di beberapa belahan dunia.

    Rangka baja permanen (Jacket Platform), struktur yang berfungsi untuk

    mensupport deck/ lantai kerja yang terbuat dari baja yang dipancang di

    dasar laut. Struktur ini didesain untuk digunakan dalam jangka waktu yang

    sangat lama.

    Concrete gravity base, memiliki pondasi struktur yang terbuat dari beton

    yang duduk di permukaan laut. Fasilitas produksi terletak diatasnyaditopang oleh kolom-kolom yang menyambung dengan pondasi. Struktur

    tipe ini sangat cocok pada lokasi yang memiliki kedalamanan tanah keras

    yang tidak telalu jauh dari dasar laut.

    Tension leg platform, fasilitas produksi terletak pada struktur yang

    terapung di permukaan laut, dengan struktur yang terikat melalui kabel

    baja pada pile yang dipanjang dibawahnya. Struktur ini biasanya

    digunakan pada perairan yang dalam.

    Caisson/Monopod, merupakan struktur yang sangat minimalis biasanya

    digunakan pada perairan dangkal. Struktur ini berupa batang tubular yang

    dipancang di dasar laut. Fasilitas produksi yang terdapat pada struktur ini

    pun minimalis tidak sekompleks fasilitas pada tipe struktur yang lain.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Landas_kontinenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_mentahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Mata_bor&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_mentahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Teknologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Landas_kontinenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_bumihttp://id.wikipedia.org/wiki/Geologishttp://id.wikipedia.org/wiki/Rig_pengeboranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Eksplorasi
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    10/54

    Semi-submersible vessel

    Sistem produksi terapung

    Self elevating jack-up

    Single point mooring

    SPM adalah kependekan dari single point mooring.

    2.3

    Pengertian Limbah (cair, padat b3, padat non b3, emisi/udara)

    Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari proses

    kegiatan manusia (Ign Suharto, 2011 :226). Limbah dapat berupa tumpukan

    barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Keseimbangan

    lingkungan menjadi terganggu jika jumlah hasil buangan tersebut melebihi

    ambang batas toleransi lingkungan. Apabila konsentrasi dan kuantitas melibihi

    ambang batas, keberadaan limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan

    terutama bagi kesehatan manusia sehingga perlu dilakukan penanganan terhadaplimbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah bergantung pada

    jenis dan karakteristik limbah.

    Adapun karakteristik limbah secara umum menurut Nusa Idaman

    Said,2011 adalah sebagai berikut:

    1.

    Berukuran mikro, maksudnya ukurannya terdiri atas partikel-partikel kecil

    yang dapat kita lihat.

    2.

    Penyebarannya berdampak banyak, maksudnya bukan hanya berdampak

    pada lingkungan yang terkena limbah saja melainkan berdampak pada

    sector-sektor kehidupan lainnya, seperti sektor ekonomi, sektor kesehatan

    dll.

    3. Berdampak jangka panjang (antargenerasi), maksudnya masalah limbah

    tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Sehingga dampaknya akan

    ada pada generasi yang akan datang.

    Penggolongan Limbah:

    a. Berdasarkan polimer penyusun mudah dan tidak terdegradasinya menurut Nusa

    Idaman Said, 2011, limbah dibagi menjadi dua golongan besar:

    1. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste

    = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh

    bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain.

    2. Limbah yang tidak atau sangat lambat mengalami perubahan secara alami

    (nondegradable waste = tidak mudah terurai), misanya plastic, kaca,

    kaleng, dan sampah sejenisnya.

    b. Berdasarkan Wujudnya menurut Ign Suharto, 2011, limbah dibedakan menjadi

    tiga, yaitu:

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    11/54

    1. Limbah padat, limbah padat adalah limbah yang berwujud padat. Limbah

    padat bersifat kering, tidak dapat berpindah kecuali ada yang

    memindahkannya. Limbah padat ini misalnya, sisa makanan, sayuran,

    potongan kayu, sobekan kertas, sampah, plastik, dan logam

    2.

    Limbah cair, limbah cair adalah limbah yang berwujud cair. Limbah cairterlarut dalam air, selalu berpindah, dan tidak pernah diam. Contoh limbah

    cair adalah air bekas mencuci pakaian, air bekas pencelupan warna

    pakaian, dan sebagainya.

    3. Limbah gas, limbah gas adalah limbah zat (zat buangan) yang berwujud

    gas. Limbah gas dapat dilihat dalam bentuk asap. Limbah gas selalu

    bergerak sehingga penyebarannya sangat luas. Contoh limbah gas adalah

    gas pembuangan kendaraan bermotor. Pembuatan bahan bakar minyakjuga

    menghasilkan gas buangan yang berbahaya bagi lingkungan.

    c. Berdasarkan Sumbernya menurut A. K. Haghi, 2011, jenis limbah dapat

    dibedakan menjadi:

    1. Limbah rumah tangga, limbah rumah tangga disebut juga limbah

    domestik.

    2. Limbah industri, limbah industri adalah limbah yang berasal dari industry

    pabrik.

    3.

    Limbah pertanian, limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan pertanian,

    contohnya sisa daun-daunan, ranting, jerami, dan kayu.

    4.

    Limbah konstruksi. Adapun limbah konstruksi didefinisikan sebagai

    material yang sudah tidak digunakan yang dihasilkan dari proses

    konstruksi, perbaikan atau perubahan.Material limbah konstruksi

    dihasilkan dalam setiap proyek konstruksi, baik itu proyek pembangunan

    maupun proyek pembongkaran (contruction and domolition). Limbah yang

    berasal dari perobohan atau penghancuran bangunan digolongkan dalam

    domolition waste, sedangkan limbah yang berasal dari pembangunan

    perubahan bentuk (remodeling), perbaikan (baik itu rumah atau bangunan

    komersial), digolongkan ke dalam construction waste.

    5.

    Limbah radioaktif, limbah radioaktif berasal dari setiap pemanfaatan

    tenaga nuklir, baik pemanfaatan untuk pembangkitan daya listrik

    menggunakan reaktor nuklir, maupun pemanfaatan tenaga nuklir untuk

    keperluan industri dan rumah sakit. Bahan atau peralatan terkena atau

    menjadi radioaktif dapat disebabkan karena pengoperasian instalasi nukliratau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion.

    d. Berdasarkan sifatnya menurut A. K. Haghi, 2011, limbah terdiri atas enam

    jenis, yaitu:

    1. Limbah mudah meledak, limbah mudah meledak adalah limbah yang

    melalui proses kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu tekanan tinggi

    serta dapat merusak lingkungan.

    2.

    Limbah mudah terbakar, bahan limbah yang mudah terbakar adalah

    limbah yang mengandung bahan yang menghasilkan gesekan atau

    percikan api jika berdekatan dengan api.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    12/54

    3. Limbah reaktif, limbah reaktif adalah limbah yang memiliki sifat mudah

    bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil

    dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan kebakaran.

    4.

    Limbah beracun, limbah beracun atau limbah B3 adalah limbah yang

    mengandung racun berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah inimengakibatkan kematian jika masuk ke dalam laut.

    5. Limbah korosif adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit

    dan dapat membuat logam berkarat.

    Sumbeer : http://pengelolaanlimbah.wordpress.com/2012/06/16/pengertian-

    limbah-3/

    2.3.1

    Limbah cair

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    13/54

    Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau

    berada dalam fase cair (air seni atau urine, air pencucian alat-alat).

    Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau

    berada dalam fase gas. Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang

    berbentuk gas atau berada dalam fase gas, contoh : karbon monoksida

    (CO), karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur oksida

    (SOx).

    Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah

    tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga,

    peternakan, pertanian, dan sebagainya.Komponen utama limbah cair

    adalah air (99%) sedangakan komponen lainnya bahan padat yang

    bergantung asal buangan tersebut.(Rustama et. al, 1998).

    Indikasi Pencemaran Air

    Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun pengujian.

    1. Perubahan pH (tingkat keasaman / konsentrasi ion hidrogen) Air normal yang

    memenuhi syarat untuk suatu kehidupan memiliki pH netral dengan kisaran

    nilai 6.57.5. Air limbah industri yang belum terolah dan memiliki pH diluar

    nilai pH netral, akan mengubah pH air sungai dan dapat mengganggukehidupan

    organisme didalamnya. Hal ini akan semakin parahjika daya dukung

    lingkungan rendah serta debit air sungai rendah. Limbah dengan pH asam /

    rendah bersifat korosif terhadap logam.

    2. Perubahan warna, bau dan rasa Air normak dan air bersih tidak akan berwarna,

    sehingga tampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya berubah maka hal

    tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air telah tercemar. Timbulnya

    bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat bahwa air telah tercemar. Air

    yang bau dapat berasal darilimba industri atau dari hasil degradasioleh

    mikroba. Mikroba yang hidup dalam air akan mengubah organik menjadi

    bahan yang mudah menguap dan berbau sehingga mengubah rasa.

    3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut Endapan, koloid dan bahanterlarut berasal dari adanya limbah industri yang berbentuk padat. Limbah

    industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendapdidsar

    sungai, dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan

    menghalangibahan-bahan organik yang sulit diukur melalui uji BOD karena

    sulit didegradasi melalui reaksi biokimia, namun dapat diukur menjadi uji

    COD. Adapun komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari :

    Bahan buangan padat

    Bahan buangan organik

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    14/54

    Bahan buangan anorganik

    PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

    Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbanglimbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti

    industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya

    mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang.

    Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan

    limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk

    memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair.

    Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara

    kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik

    maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara olehmasyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan

    kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik

    pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan

    dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah

    dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan:

    1. pengolahan secara fisika

    2. pengolahan secara kimia

    3. pengolahan secara biologi

    2.3.2 Limbah padat b3

    Definisi B3 ialah setiap bahan suatu kegiatan proses produksi yang

    mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,

    flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang

    baik secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan

    lingkungan, atau membahayakan kesehatan manusia.

    B3 padat adalah hasil proses industri yang berbahaya dan beracun yang

    berupa padatan, lumpur atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. B3

    padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. B3 domestik pada umumnya

    berbentuk B3 padat rumah tangga, B3 padat kegiatan perdagangan, perkantoran,

    peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum.

    Sumbersumber B3 padat :

    1. Pabrik kertas dan percetakan Sumber B3 padat berbahaya di pabrik kertas

    berasal dari proses pengambilan kembali (recovery) bahan kimia yang

    memerlukan stabilisasi sebelum ditimbun. Sumber limbah lainnya ada pada

    permesinan kertas, pada pembuangan (blow down) boiler dan proses pematangan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    15/54

    kertas yang menghasilkan residu beracun. Setelah residu tersebut diolah,

    dihasilkan konsentrat lumpur beracun. Produk sampling proses percetakan yang

    dianggap berbahaya dan beracun adalah dari limbah cair pencucian rol film,

    pembersihan mesin, dan pemrosesan film. Proses ini menghasilkan konsentrat

    lumpur sebesar 1-4 persen dari volume limbah cair yang diolah. Industripersuratkabaran yang memiliki tiras jutaan eksemplar ternyata memiliki potensi

    sebagai penghasil B3.

    2. Industri Kimia besar Kelompok industri ini masuk dalam kategori penghasil

    B3, yang antara lain meliputi pabrik pembuatan resin, pabrik pembuat bahan

    pengawet kayu, pabrik cat, pabrik tinta, industri gas, pupuk, pestisida, pigmen,

    dan sabun. Limbah cair pabrik resin yang sudah diolah menghasilkan lumpur

    beracun sebesar 3-5 persen dari volume limbah cair yang diolah. Pembuatan cat

    menghasilkan beberapa lumpur cat beracun, baik air baku (water-base) maupun

    zat pelarut (solvent-base). Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah terbesar

    dari dari pembersihan bejana-bejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat.

    Sementara, timbulnya limbah beracun dari industri pestisida bergantung padajenis proses pada pabrik tersebut, yaitu apakah ia benar-benar membuat bahan

    atau hanya memformulasikan saja.

    3. Industri logam dasar nonbesi menghasilkan B3 padat dari pengecoran,

    percetakan, dan pelapisan yang konsentratnya masuk kategori B3.

    4. Industri Perakitan Kendaraan Bermotor. Kelompok ini meliputi perakitan

    kendaraan bermotor seperti mesin, disel, dan pembuatan badan kendaraan

    (karoseri). Limbahnya lebih banyak bersifat padatan, tetapi dikategorikan sebagai

    non B3. Yang termasuk B3 berasal dari proses penyiapan logam (bondering) dan

    pengecatan yang mengandung logam berat seperti Zn dan Cr.

    Jenis - jenis B3 Padat

    Jenis-jenis B3 padat secara garis besar terdiri dari :

    1) B3 padat yang mudah terbakar.

    Contoh: Kertas, Plastik, Kayu, dll

    2) B3 padat yang sukar terbakar.

    Contoh: Seng, Besi, Timah, dll

    3) B3 padat yang mudah membusuk.

    Contoh: kotoran manusia, kotoran hewan

    4) B3 yang dapat didaur ulang.

    Contoh: paku besi, kaleng aluminium

    5) Bongkaran bangunan.

    Contoh: runtuhan tembok

    6) Lumpur

    Contoh: lumpur sisa pengeboran minyak

    Dampak yang di akibatkan oleh B3 Padat

    1. Terhadap Kesehatan Manusia dan Lingkungan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    16/54

    Kegiatan masyarakat dalam rumah tangga dapat menimbulkan sisa atau

    limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) bagi manusia,

    makhluk hidup lain, lingkungan secara keseluruhan, baik secara langsung maupun

    tidak langsung. Bahan tersebut dapat berasal obat nyamuk, sisa obat-obatan,

    bahan campuran pembuat makanan, makanan kadaluarsa, pupuk kimia, bola

    lampu, pecahan kaca, limbah elektronik serta limbah lainnya yang biasa

    digunakan keluarga.

    B3 Padat mempunyai karakteristik mudah meledak, mudah terbakar,

    bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Terdapat

    lebih dari 100.000 jenis senyawa kimia yang umum digunakan masyarakat.

    Ratusan di antaranya digolongkan ke dalam kelompok limbah B3 yang dalam

    jangka pendek dan jangka panjang dapat mengganggu kesehatan manusia dan

    merusak lingkungan. Mengingat bahwa B3 Padat merupakan bahan yang

    berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, maka pemahaman mengenai

    dampak negatif B3 Padat terhadap lingkungan dan kesehatan manusia harus

    dimiliki oleh masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat dapat bersikap lebih

    cermat dan berhati-hati dalam menggunakan, membuang dan mengelola B3 Padat.

    B3 Padat masuk ke lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan

    hewan/biota yang mempengaruhi secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap

    dan seketika, teratur dan tidak teratur. B3 Padat meracuni makhluk hidup melalui

    rantai makanan sehingga menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan dan

    manusia) terpapar oleh zat-zat beracun.

    2. Pengaruh B3 Padat terhadap Kesehatan dan Lingkungan

    Dengan karakteistik yang dimilikinya, B3 Padat mempengaruhi kesehatan

    dengan mencelakakan manusia secara langsung (akibat ledakan, kebakaran,reaktif dan korosif) dan maupun tidak langsung (toksik akut dan kronis) bagi

    manusia.

    Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh

    manusia melalui:

    Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran pencernaan, sulit mencapai

    peredaran darah ;

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    17/54

    Inhalasi yaitu melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran

    darah;

    Dermal yaitu melalui kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah;

    Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki peredaran darah.

    Ada 4 proses yang dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu

    absorbsi, distribusi, metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif

    bahan toksikan tersebut di dalam tubuh, perlu diketahui perihal zat toksik dan

    sistem biologis manusia serta interaksi antara keduanya. Zat toksik akan dibawa

    oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian mengganggu organ

    tubuh antara lain: keracunan neurotaksik, zat toksik akan dibawa menuju otak,

    atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada jaringan lemak, otot, tulang,

    syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian setelah melalui proses- sisanya akan

    disekresikan ke luar tubuh.

    Pengaruh B3 Padat terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas

    2 kategori yaitu: (1) efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan

    akibat berupa kerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan

    sistem kardio vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan

    kematian. Sementara itu, efek kronis dapat menimbulkan efek karsinogenik

    (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong mutasi sel tubuh), efek

    teratogenik (pendorong terjadinya cacat bawaan), dan kerusakan sistem

    reproduksi.Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:Ginjal (umumnya

    disebabkan zat toksik Cadmium); Tulang (umumnya disebabkan zat toksik

    Benzene); Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury); Liver

    (umumnya disebabkan zat toksik Carbon Tetrachlorida);Paru-paru (umumnya

    disebabkan zat toksik Paraquat); Mata (umumnya disebabkan zat toksikKhloroquin).Selain itu, dikenal juga efek yang mempengaruhi pertumbuhan dan

    reproduksi seperti ditunjukkan pada

    3. Dampak Pencemaran B3 Padat di Lingkungan Terhadap

    Kesehatan Manusia

    A. Kadmium (Cd)

    Sebagian Cd yang diabsorbsi tubuh akan mengumpul di dalam ginjal, hati

    dan sebagian dibuang keluar melalui saluran pencernaan. Keracunan Cd dapat

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    18/54

    mempengaruhi otot polos pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah menjadi

    tinggi yang kemudian dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan ginjal.

    Contoh Kasus. Keracunan Cd pernah terjadi di Toyama, Jepang. Beras yang

    dimakan penduduk di daerah tersebut berasal dari tanaman padi yang selama

    bertahun-tahun mendapat air yang tercemar Cd. Endapan Cd yang terakumulasi di

    dalam padi kemudian mengalami biomagnification (pembesaran biologi) dalam

    tubuh penduduk setempat. Logam Cd yang ada dalam air pengairan ternyata

    berasal dari limbah industri seng dan timah hitam yang berada di sebelah hulu.

    Kandungan Cd dalam padi tercatat hanya 1,6 ppm namun setelah mengalami

    pembesaran biologi (berdasarkan analisis pada tulang rusuk) menjadi 11.472 ppm.

    Warga yang terserang mengeluh sakit pinggang selama bertahun-tahun dan

    semakin lama semakin parah yang diikuti sakit pada tulang punggungnya. Hasil

    pengamatan menunjukkan bahwa tulang-tulang mengalami pelunakan dan

    kemudian menjadi rapuh. Kematian yang terjadi di antara mereka terutama

    disebabkan gagal ginjal.

    B. Timbal,Timah Hitam (Pb)

    Timbal terdapat di air, tanah, tanaman, hewan dan udara. Zat ini terbentuk

    akibat aktifitas manusia seperti pembakaran batu bara, sampah, penyemprotan

    pestisida, asap pabrik dan akibat pembakaran bensin di kendaraan. Timbal dan

    senyawanya mempengaruhi sistem pusat syaraf dengan ciri-ciri keracunan, yaitu

    pusing, anemia, lemah dan yang paling berbahaya adalah pengaruhnya terhadap

    sel darah merah. Timbal dapat mengubah ukuran dan bentuk sel darah merah.

    Teknik Pengolahan B3 Padat

    Penanganan atau pengolahan limbah padat atau lumpur B3 pada dasarnya

    dapat dilaksanakan di dalam unit kegiatan industri (on-site treatment) maupunoleh pihak ketiga (off-site treatment) di pusat pengolahan limbah industri. Apabila

    pengolahan dilaksanakan secara on-site treatment, perlu dipertimbangkan hal-hal

    berikut:

    jenis dan karakteristik limbah padat yang harus diketahui secara pasti agar

    teknologi pengolahan dapat ditentukan dengan tepat; selain itu, antisipasi

    terhadap jenis limbah di masa mendatang juga perlu dipertimbangkan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    19/54

    jumlah limbah yang dihasilkan harus cukup memadai sehingga dapat

    menjustifikasi biaya yang akan dikeluarkan dan perlu dipertimbangkan

    pula berapa jumlah limbah dalam waktu mendatang (1 hingga 2 tahun ke

    depan)

    pengolahan on-site memerlukan tenaga tetap (in-house staff) yang

    menangani proses pengolahan sehingga perlu dipertimbangkan manajemen

    sumber daya manusianya

    peraturan yang berlaku dan antisipasi peraturan yang akan dikeluarkan

    Pemerintah di masa mendatang agar teknologi yang dipilih tetap dapat

    memenuhi standar

    Teknologi Pengolahan

    Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, tiga metode

    yang paling populer di antaranya ialah chemical conditioning,

    solidification/Stabilization, dan incineration.

    1. Chemical Conditioning

    Salah satu teknologi pengolahan limbah B3 ialah chemical conditioning.

    Tujuan utama dari chemical conditioningialah:

    o menstabilkan senyawa-senyawa organik yang terkandung di dalam

    lumpur

    o mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam

    lumpur

    o mendestruksi organisme patogen

    o memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang

    masih memiliki nilai ekonomi seperti gas methane yang dihasilkan

    pada proses digestion

    o mengkondisikan agar lumpur yang dilepas ke lingkungan dalam

    keadaan aman dan dapat diterima lingkungan

    Chemical conditioningterdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut:

    o Concentration thickening

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    20/54

    Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan

    diolah dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang

    umumnya digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickenerdan

    solid bowl centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan

    tahapan awal sebelum limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan

    de-watering selanjutnya. Walaupun tidak sepopuler gravity

    thickener dan centrifuge, beberapa unit pengolahan limbah

    menggunakan prosesflotationpada tahapan awal ini.

    o Treatment, stabilization, and conditioning

    Tahapan kedua ini bertujuan untuk menstabilkan senyawa organik

    dan menghancurkan patogen. Proses stabilisasi dapat dilakukan

    melalui proses pengkondisian secara kimia, fisika, dan biologi.

    Pengkondisian secara kimia berlangsung dengan adanya proses

    pembentukan ikatan bahan-bahan kimia dengan partikel koloid.

    Pengkondisian secara fisika berlangsung dengan jalan memisahkan

    bahan-bahan kimia dan koloid dengan cara pencucian dan

    destruksi. Pengkondisian secara biologi berlangsung dengan

    adanya proses destruksi dengan bantuan enzim dan reaksi oksidasi.

    Proses-proses yang terlibat pada tahapan ini ialah lagooning,

    anaerobic digestion, aerobic digestion, heat treatment,

    polyelectrolite flocculation, chemical conditioning, dan elutriation.

    o De-watering and drying

    De-watering and drying bertujuan untuk menghilangkan atau

    mengurangi kandungan air dan sekaligus mengurangi volume

    lumpur. Proses yang terlibat pada tahapan ini umumnya ialah

    pengeringan dan filtrasi. Alat yang biasa digunakan adalah drying

    bed,filter press, centrifuge, vacuum filter, dan belt press.

    o Disposal

    Disposal ialah proses pembuangan akhir limbah B3. Beberapa

    proses yang terjadi sebelum limbah B3 dibuang ialahpyrolysis, wet

    air oxidation, dan composting. Tempat pembuangan akhir limbah

    B3 umumnya ialahsanitary landfill, crop land, atau injection well.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    21/54

    2. Solidification/Stabilization

    Di samping chemical conditiong, teknologisolidification/stabilizationjuga

    dapat diterapkan untuk mengolah limbah B3. Secara umum stabilisasi

    dapat didefinisikan sebagai proses pencapuran limbah dengan bahan

    tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar

    dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan

    solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya

    dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait

    sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Proses

    solidifikasi/stabilisasi berdasarkan mekanismenya dapat dibagi menjadi 6

    golongan, yaitu:

    o Macroencapsulation, yaitu proses dimana bahan berbahaya dalam

    limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar

    o Microencapsulation, yaitu proses yang mirip macroencapsulation

    tetapi bahan pencemar terbungkus secara fisik dalam struktur

    kristal pada tingkat mikroskopik

    o Precipitation

    o

    Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara

    elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi.

    o Absorbsi, yaitu proses solidifikasi bahan pencemar dengan

    menyerapkannya ke bahan padat

    o Detoxification, yaitu proses mengubah suatu senyawa beracun

    menjadi senyawa lain yang tingkat toksisitasnya lebih rendah atau

    bahkan hilang sama sekali

    Teknologi solidikasi/stabilisasi umumnya menggunakan semen, kapur (CaOH2),

    dan bahan termoplastik. Metoda yang diterapkan di lapangan ialah metoda in-

    drum mixing, in-situ mixing, dan plant mixing. Peraturan mengenai

    solidifikasi/stabilitasi diatur oleh BAPEDAL berdasarkan Kep-

    03/BAPEDAL/09/1995 dan Kep-04/BAPEDAL/09/1995.

    3. Incineration

    Teknologi pembakaran (incineration ) adalah alternatif yang menarik

    dalam teknologi pengolahan limbah. Insinerasi mengurangi volume dan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    22/54

    massa limbah hingga sekitar 90% (volume) dan 75% (berat). Teknologi ini

    sebenarnya bukan solusi final dari sistem pengolahan limbah padat karena

    pada dasarnya hanya memindahkan limbah dari bentuk padat yang kasat

    mata ke bentuk gas yang tidak kasat mata. Proses insinerasi menghasilkan

    energi dalam bentuk panas. Namun, insinerasi memiliki beberapa

    kelebihan di mana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat

    dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu, insinerasi

    memerlukan lahan yang relatif kecil.

    Aspek penting dalam sistem insinerasi adalah nilai kandungan energi (heating

    value) limbah. Selain menentukan kemampuan dalam mempertahankan

    berlangsungnya proses pembakaran, heating value juga menentukan banyaknya

    energi yang dapat diperoleh dari sistem insinerasi. Jenis insinerator yang paling

    umum diterapkan untuk membakar limbah padat B3 ialah rotary kiln, multiple

    hearth,fluidized bed, open pit,single chamber, multiple chamber, aqueous waste

    injection, dan starved air unit. Dari semua jenis insinerator tersebut, rotary kiln

    mempunyai kelebihan karena alat tersebut dapat mengolah limbah padat, cair, dan

    gas secara simultan.

    2.3.3

    Limbah Padat non B3

    PENANGANAN LIMBAH PADAT

    1. Penimbunan Terbuka

    Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode

    penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada

    metode penimbunan terbuka, . Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama

    dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang

    dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar

    dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur

    dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

    2. Sanitary Landfill

    Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi

    iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke

    tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan

    ganda (plastik lempung plastik lempung) dan pipa-pipa saluran untuk

    mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan

    sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    23/54

    3. insinerasi

    Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat

    yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume

    sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, prosesinsinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan

    listrik atau untuk pemanas ruangan.

    4. Pembuatan kompos padat dan cair

    metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-

    daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme

    tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan

    sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat

    dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur

    mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisadidapatkan di pasaran seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan

    kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah

    atau sampah organic.

    5. Daur Ulang

    Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi bahan

    baru dengan tujuan mencegah adanyasampah yang sebenarnya dapat menjadi

    sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,

    mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan

    emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang

    baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang

    terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian

    dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam

    manajemen sampah modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah

    3R (Reuse, Reduce, and Recycle).

    2.3.4 Limbah Emisi/Udara (pencemaran udara)

    Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik,kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan

    kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan

    kenyamanan, atau merusak properti.

    Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun

    kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara,

    panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami

    udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan

    lokal,regional,maupunglobal.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Panashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahayahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Regionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Global&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Global&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Regionalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lokal&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_cahayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Panashttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusi_suarahttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Biologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kimiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Fisikhttp://id.wikipedia.org/wiki/3Rhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Gas_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polusihttp://id.wikipedia.org/wiki/Energihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    24/54

    Pencemaran udara di dalam ruangan dapat mempengaruhi kesehatan

    manusia sama buruknya dengan pencemaran udara di ruang terbuka

    Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar

    sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsungdari sumber pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari

    pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar

    sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-

    pencemar primer di atmosfer.Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah

    sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.

    Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam

    konteks global dan hubungannya denganpemanasan global yg memengaruhi;

    Kegiatan manusia

    Transportasi

    Industri Pembangkit listrik Pembakaran (perapian, kompor,furnace,insinerator dengan berbagai jenis bahan

    bakar) termasuk pembakaran biomassa secara tradisional[2][3]

    Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya sepertiCFC

    Sumber alami

    Gunung berapi

    Rawa-rawa Kebakaran hutan Denitrifikasi Dalam kondisi tertentu,vegetasi dapat menghasilkan senyawa organik volatil

    yang signifikan yang mampu bereaksi dengan polutan antropogenik membentukpolutan sekunder[4]

    Sumber-sumber lain

    Transportasi Kebocoran tangki gas Gasmetana daritempat pembuangan akhirsampah

    Uap pelarut organik

    Jenis-jenis bahan pencemar udara

    Karbon monoksida Oksida nitrogen Oksida sulfur CFC

    Hidrokarbon Senyawa organik volatil

    [5]

    Partikulat[6]

    Radikal bebas[7][8]

    http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ozonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Smog_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Insineratorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/Rawa-rawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Denitrifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_nitrogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_sulfur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-8http://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Radikal_bebashttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/wiki/Partikulathttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Senyawa_organik_volatil&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_sulfur&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Oksida_nitrogen&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksidahttp://id.wikipedia.org/wiki/Sampahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_pembuangan_akhirhttp://id.wikipedia.org/wiki/Metanahttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-4http://id.wikipedia.org/wiki/Vegetasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Denitrifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kebakaran_hutanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Rawa-rawahttp://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_berapihttp://id.wikipedia.org/wiki/CFChttp://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Pencemaran_udara#cite_note-2http://id.wikipedia.org/wiki/Insineratorhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Smog_fotokimia&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ozonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Atmosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pembakaranhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_monoksida
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    25/54

    Dampak

    Dampak kesehatan

    Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melaluisistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung

    kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran

    pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat

    mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran

    darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

    Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran

    napas atas), termasuk di antaranya, asma,bronkitis, dan gangguan pernapasan

    lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagaitoksik dankarsinogenik.

    Diperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengankematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan

    ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat

    menjadi 4,3 trilyun rupiah pada tahun 2015.[butuh rujukan]

    Dampak terhadap tanaman

    Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat

    terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lainklorosis,nekrosis,dan

    bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat

    menghambat prosesfotosintesis.

    Hujan asam

    pHbiasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udaraseperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan

    menurunkan pH air hujan. Dampak darihujan asam ini antara lain:

    Mempengaruhi kualitas air permukaan

    Merusak tanaman

    Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhikualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

    Efek rumah kaca

    Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O

    di lapisantroposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh

    permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan

    menimbulkan fenomenapemanasan global.

    Dampak dari pemanasan global adalah:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=ISNA&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asmahttp://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Toksikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karsinogenikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Klorosishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nekrosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bintik_hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Troposferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Troposferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Efek_rumah_kacahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hujan_asamhttp://id.wikipedia.org/wiki/PHhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fotosintesishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Bintik_hitam&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nekrosis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Klorosishttp://id.wikipedia.org/wiki/Wikipedia:Kutip_sumber_tulisanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karsinogenikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Toksikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bronkitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Asmahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=ISNA&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    26/54

    Peningkatan suhu rata-rata bumi Pencairan es di kutub

    Perubahan iklim regional dan global Perubahan siklus hidup flora dan fauna

    Kerusakan lapisan ozon

    Lapisan ozon yang berada distratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan

    pelindung alami bumi yang berfungsi memfilterradiasiultraviolet B dari

    matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara

    alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil

    menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari

    pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

    BAB IIIDESKRIPSI KEGIATAN

    3.1 Pengeboran

    3.1.1 Pencarian sumber minyak

    Sumber energi utama yang digunakan untuk bahan bakar

    rumah tangga, kendaraan bermotor dan mesin industri berasal dari

    minyak bumi, batubara dan gas alam. Ketiga jenis bahan bakar

    tersebut terbentuk dari peruraian senyawa-senyawa organik yang

    berasal dari jasad organisme kecil yang hidup di laut jutaan tahun

    yang lalu. Proses peruraian berlangsung lambat di bawah suhu dan

    tekanan tinggi, dan menghasilkan campuran hidrokarbon yang

    kompleks. Sebagian campuran berada dalam fase cair dan dikenal

    sebagai minyak bumi. Sedangkan sebagian lagi berada dalam fase

    gas dan disebut gas alam.

    Karena memiliki nilai kerapatan yang lebih rendah dari air,

    maka minyak bumi (dan gas alam) dapat bergerak ke atas melalui

    batuan sedimen yang berpori. Jika tidak menemui hambatan,

    minyak bumi dapat mencapai permukaan bumi. Akan tetapi, pada

    umumnya minyak bumi terperangkap dalam bebatuan yang tidak

    berpori dalam pergerakannya ke atas. Hal ini menjelaskan

    mengapa minyak bumi juga disebutpetroleum. (Petro-leumdari

    bahasa Latinpetrusartinya batu dan oleumartinya minyak).

    http://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultraviolethttp://id.wikipedia.org/wiki/Ultraviolethttp://id.wikipedia.org/wiki/Radiasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Stratosferhttp://id.wikipedia.org/wiki/Lapisan_ozon
  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    27/54

    Untuk memperoleh minyak bumi atau petroleum ini,

    dilakukanpengeboran.

    Cara Menemukan Sumber Minyak Bumi

    1. Pertama, melihat petunjuk di permukaan bumi. Minyak bumi

    biasanya ditemukan dibawah permukaan yang berbentuk kubah.

    Lokasinya bisa di darat (yang dulunya lautan) ayau di lepas pantai

    2. Kemudian melakukan surveyseismicuntuk menentukan struktur

    batuan dibawah permukaan tersebut

    3. Selanjutnya, melakukan pengeboran kecil untuk menentukan ada

    tidaknya minyak. Jika ada, maka dilakukan beberapa pengeboran

    untuk memperkiraan apakah jumlah minyak bumi tersebutekonomis untuk diambil atau tidak

    Gambar alat berat untuk pengeboran

    Pengeboran untuk mengambil minyak bumi (dan gas alam) di lepas pantai

    dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

    Menanam jalur pipa di dasar laut dan memompa minyak (dan gas

    alam) ke daratan. Cara ini digunakan apabila jarak ladang minyak

    cukup dekat ke daratan.

    Membuat anjungan di mana minyak bumi (dan gas alam) selanjutnya

    dibawa oleh kapal tanker menuju daratan. Di darat, minyak bumi

    (dan gas alam) dibawa ke kilang minyak (refinery) untuk diolah.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    28/54

    3.1.2 Penampungan minyak bumi

    3.1.3 Pengiriman ke pengolahan

    Identifikasi limbah yang dihasilkan

    3.2 Proses Produksi (bagan flow chart)

    Terdapat 2 jenis kegiatan usaha di industri migas yakni usaha inti (core

    business)dan usaha penunjang (non core business).Usaha inti terdiri

    dari kegiatan hulu dan hilir, sementara usaha penunjang terdiri dari jasa

    penunjang/services dan industri penunjang.

    Kegiatan Hulu

    Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasimengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan cadangan

    migas di Wilayah Kerja yang ditentukan, sedangkan kegiatan eksploitasi

    merupakan rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memproduksi migas yang

    terdiri atas pengeboran dan penyelesaian sumur, pembangunan sarana

    pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan dan pemurnian

    Minyak dan Gas Bumi di lapangan serta kegiatan lain yang mendukungnya.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    29/54

    Kegiatan Hilir

    Skema Kegiatan Hilir

    Kegiatan usaha hilir terdiri atas kegiatan usaha Pengolahan(Refinery),

    Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga.

    Pengolahan/Pengilangan(Refi nery)

    Pengolahan/Pengilangan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-

    bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau

    gas bumi, tapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengolahan minyak mentah

    dilakukan pada kilang minyak bumi sebagai sistem peralatan untuk mengolah

    minyak mentah / crude oil(minyak bumi) menjadi berbagai produk kilang. Produk

    hasil pengolahan minyak bumi berupa berbagai jenis BBM dan produk-produk

    non-BBM. Sebagai ilustrasi, berbagai produk yang dihasilkan dari suatu kilang

    minyak bumi.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    30/54

    Pengangkutan

    Adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau hasil

    olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan Pengolahan,termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi.

    Penyimpanan

    Adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan

    pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan

    Bakar Gas, dan atau hasil olahan pada lokasi diatas/dibawah tanah untuk tujuan

    komersial, misalnya depot dan tangki timbun terapung(floating storage).

    Niaga

    meliputi kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi,

    Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk gas

    melalui pipa. Untuk Kegiatan Usaha Niaga dibagi menjadi 2 macam yaitu:

    1. Usaha Niaga Umum(Wholesale)yaitu suatu kegiatan usaha

    pembelian, penjualan, ekspor dan impor Bahan Bakar Minyak

    (BBM), Bahan Bakar Gas (BBG), Bahan Bakar Lain (BBL) dan

    Hasil Olahan dalam skala besar yang menguasai atau memiliki

    fasilitas dan sarana niaga dan berhak menyalurkannya kepada

    semua pengguna akhir dengan menggunakan merk tertentu.

    2.

    Usaha Niaga Terbatas (Trading)merupakan usaha

    penjualan (Trading)produk-produk niaga migas dalam hal ini

    adalah Minyak Bumi, BBM, BBG, BBL, Hasil Olahan, Niaga gas

    bumi yang tidak memiliki fasilitas dan Niaga terbatas LNG.

    Jasa Penunjang(Services)

    Adalah kegiatan usaha jasa layanan dalam kegiatan usaha hulu dan

    kegiatan usaha usaha hilir. Kegiatan Jasa Penunjang meliputi Jasa Konstruksi

    Migas dan Jasa Non-Konstruksi Migas. Pada Jasa Konstruksi Migas terdiri dari

    Jasa Perencanaan (design engineering),Pelaksanaan (EPC, Instalasi dan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    31/54

    Komisioning) dan Pengawasan Konstruksi. Sedangkan Jasa Non-Konstruksi

    Migas adalah usaha jasa layanan pekerjaan selain jasa kontruksi dalam menunjang

    kegiatan migas seperti : survei seismik & non seismik, pemboran, inspeksi dan

    jasa lainnya.

    Industri Penunjang

    Adalah kegiatan usaha industri yang menghasilkan barang, material

    dan/atau peralatan yang digunakan terkait sebagai penunjang langsung dalam

    kegiatan usaha Migas. Kegiatan Industri Penunjang meliputi Industri Material,

    Peralatan Migas dan Industri Pemanfaat Migas.

    PLATFORM

    WELLHEAD

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    32/54

    CASING

    TUBING

    BAB IVPEMBAHASAN

    Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia,

    limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme

    invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya. Dalam

    sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel

    kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian

    besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan cara ini, racun

    yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang

    rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang

    tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi

    dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.19/1999, pencemaran laut diartikan

    dengan masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    33/54

    komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga

    kualitasnyaturun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut

    tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya (Pramudianto, 1999).

    Sedangkan Konvensi Hukum Laut III (United Nations Convention on the Law of

    the Sea = UNCLOS III) memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalahperubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai (estuaries) yang

    menimbulkan akibat yang buruk sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya

    laut hayati (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia,

    gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut

    secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan menurunkan mutu kegunaan dan

    manfaatnya (Siahaan, 1989a).

    Pencemaran laut (perairan pesisir) didefinisikan sebagai dampak negatif

    (pengaruh yang membahayakan) terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan

    kenyamanan (amenities) ekosoistem laut serta kesehatan manusia dan nilai guna

    lainnya dari ekosistem laut yang disebabkan secara langsung maupun tidak

    langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau limbah (termasuk energi) ke dalamlaut yang berasal dari kegiatan manusia (GESAMP,1986).

    Menurut Soegiarto (1978), pencemaran laut adalah perubahan laut yang

    tidak menguntungkan (merugikan) yang diakibatkan oleh benda-benda asing

    sebagai akibat perbuatan manusia berupa sisa-sisa industri, sampah kota, minyak

    bumi, sisa-sisa biosida, air panas dan sebagainya. Terdapat banyak tipe

    pencemaran yang sangat penting sehubungan dengan lingkungan kelautan,

    beberapa diantaranya adalah:

    1. Perubahan kuala, teluk, telaga, pantai serta habitat-habitat pantai karena

    pencemaran darat, pengerukan, pengurugan, dan pembangunan.

    2. Penyebaran pestisida dan bahan-bahan kimia lain yang tahan lama3.

    Pencemaran oleh minyak

    4. Penularan-penularan bahan-bahan radioaktif di seluruh dunia

    5. Pencemaran oleh panas

    Minyak menjadi pencemar laut nomor satu di dunia.Sebagian diakibatkan

    aktivitas pengeboran minyak dan industri.Separuh lebih disebabkan pelayaran

    serta kecelakaan kapal tanker.Wilayah Indonesia sebagai jalur kapal internasional

    pun rawan pencemaran limbah minyak. Badan Dunia Group of Expert on

    Scientific Aspects of Marine Pollution (GESAMP) mencatat sekitar 6,44 juta ton

    per tahun kandungan hidrokarbon dari minyak telah mencemari perairan laut

    dunia. Masing-masing berasal dari transportasi laut sebesar 4,63 juta ton, instalasi

    pengeboran lepas pantai 0,18 juta ton, dan sumber lain (industri dan pemukiman)sebesar 1,38 juta ton.Limbah minyak sangat berpengaruh terhadap kerusakan

    ekosistem laut, mulai dari terumbu karang, mangrove sampai dengan biota air,

    baik yang bersifat lethal (mematikan) maupun sublethal (menghambat

    pertumbuhan, reproduksi dan proses fisiologis lainnya). Hal ini karena adanya

    senyawa hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi, yang memiliki

    komponen senyawa kompleks, seperti Benzena, Toluena, Ethilbenzena dan isomer

    Xylena (BTEX)Senyawa tersebut berpengaruh besar terhadap pencemaran.

    Direktur Pusat Kajian Pembangunan Kelautan dan Peradaban Maritim,

    Muhamad Karim mengatakan dampak dari pencemaran minyak laut paling

    dirasakan oleh nelayan.Akibat tumpahan minyak, terumbu karang, ikan dan biota

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    34/54

    laut mati.Para nelayan yang menggantungkan hidup dari mencari ikan di laut tidak

    bisa meraih hasil tangkapan, ujarnya.

    Karim menjelaskan, minyak dan air laut tidak bisa menyatu.Karena berat masanya

    lebih ringan.Akibat ini pula minyak yang mengambang menutupi permukaan laut

    sehingga karang-karang sebagai tempat tinggal dan sumber makanan ikan mati.Seperti yang terjadi di Balikpapan. Akibattumpahan minyak selama enam bulan

    nelayan di sana tidak bisa mencari ikan. Ini karena tumpahan minyak yang mereka

    kenal Lantung, katanya.Menurut Karim, wilayah yang paling rentan dari

    pencemaran lingkungan akibat tumpahan minyak adalah di masyarakat

    pesisir.Sebab 70 persen pengeboran minyak ada di lepas pantai.Selain itu, jalur

    laut yang biasa dilalui kapal-kapal tanker yang mengangkut berjuta-juta ton barel

    minyak, seperti di wilayah Selat Malaka dan Teluk Jakarta.

    Pencemaran lingkungan yang harus bertanggung jawab adalah

    Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Kementerian Lingkuhan

    Hidup (KLH), Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, DKP, TNI AL,

    Pertamina dan pemerintah daerah. Mereka menjadi ujung tombak dalampencegahan dan penanggulangan polusi laut.Banyak kasus-kasus seperti ini hanya

    menjadi catatan pemerintah tanpa penanggulangan tuntas. Contohnya adalah

    kasus pencemaran di Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu.Diketahui pencemaran

    ini sudah terjadi sejak 2003 dan dalam kurun waktu 2003-2004 tercatat

    berlangsung 6 kali kejadian.Namun sampai saat ini pemerintah belum mampu

    mengangkat kasus ini ke pengadilan untuk menghukum pelaku apalagi membayar

    ganti rugi kepada masyarakat sekitar.Ini menunjukkan lemahnya koordinasi antar

    instansi pemerintah dan kepolisian dalam menuntaskan kasus.Harus diakui

    Indonesia tertinggal dari negara-negara lain dalam hal pencegahan dan

    penanggulangan bencana tumpahan minyak di laut.Sebagai contoh tumpahan minyak di Teluk Meksiko.Pemerintah Amerika Serikat

    dengan tegas meminta ganti rugi kepada perusahaan yang bertanggung jawab,

    mereka pun patuh, ujarnya.Yang terjadi di Indonesia sebaliknya.Mereka tidak

    bisa menindak tegas bahkan menghitung kerugian, mulai dari jumlah ikan yang

    mati, kerugian nelayan dan kerugian meteril lainnya.Kasus tumpahan minyak

    Cevron di Balikpapan misalnya, justru masyarakat yang pro aktif.Mereka yang

    melakukan pengawasan lingkungan laut.Karena mereka menggantungkan hidup di

    sana, ujarnya.Karim menegaskan, tumpahan minyak kian waktu menjadi

    kekhawatiran seluruh lapisan masyarakat atas ketersediaan lahan hidup bagi

    warga pesisir.Karena itu kegiatan monitoring dan kontrol menjadi sangat penting

    untuk mencegah dan menanggulangi bahaya pencemaran laut dari tumpahanminyak.

    Kasus kebocoran ladang minyak dan gas di lepas pantai memang telah menjadi

    sesuatu yang akrab di telinga kita, terakhir terjadi di Laut Timor pada 21 Agustus

    2009 pukul 04.30 WIB oleh operator kilang minyak PTTEP Australia yang

    berlokasi di Montara Welhead Platform (WHP), Laut Timor atau 200 km dari

    Pantai Kimberley, Australia. Kejadian seperti ini merupakan yang kesekian

    kalinya terjadi di perairan Indonesia, tercatat sampai tahun 2001, telah terjadi 19

    peristiwa tumpahan minyak di perairan Indonesia (Mukhtasor, 2007). Tumpahan

    minyak tersebut telah memasuki wilayah perairan Nusa Tenggara Timur (NTT)

    sejauh 51 mil atau sekitar 80 km tenggara Pulau Rote.

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    35/54

    Tumpahan minyak tersebut tentu berdampak pada banyak hal, diantaranya,

    terhadap kondisi lingkungan laut, biota laut, dan tentu saja berdampak pada

    ekonomi nelayan Indonesia yang setiap harinya beraktivitas di daerah tersebut.

    Secara umum dampak langsung yang terjadi adalah sebanyak 400 barel atau 63,6

    ribu liter minyak mentah mengalir ke Laut Timor per hari, permukaan lauttertutup 0,0001 mm minyak mentah, minyak mentah masuk ke Zona Eksklusif

    Ekonomi (ZEE) Indonesia pada 28 Oktober 2009, serta gas hidrokarbon terlepas

    ke atmosfer.

    1. Pengaruh terhadap lingkungan laut.

    Beberapa efek tumpahan minyak di laut dapat di lihat dengan jelas seperti pada

    pantai menjadi tidak indah lagi untuk dipandang, kematian burung laut, ikan, dan

    kerang-kerangan, atau meskipun beberapa dari organisme tersebut selamat akan

    tetapi menjadi berbahaya untuk dimakan. Efek periode panjang (sublethal)

    misalnya perubahan karakteristik populasi spesies laut atau struktur ekologi

    komunitas laut, hal ini tentu dapat berpengaruh terhadap masyarakat pesisir yang

    lebih banyak menggantungkan hidupnya di sector perikanan dan budi daya,sehingga tumpahan minyak akan berdampak buruk terhadap upaya perbaikan

    kesejahteraan nelayan.

    2. Pengaruh minyak pada komunitas laut.

    Tumpahan minyak yang tejadi di laut terbagi kedalam dua tipe, minyak yang larut

    dalam air dan akan mengapung pada permukaan air dan minyak yang tenggelam

    dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-

    batuan di pantai. Minyak yang mengapung zpada permukaan air tentu dapat

    menyebabkan air berwarna hitam dan akan menggangu organisme yang berada

    pada permukaan perairan, dan tentu akan mengurangi intensitas cahaya matahari

    yang akan digunakan oleh fitoplankton untuk berfotosintesis dan dapat memutusrantai makanan pada daerah tersebut, jika hal demikian terjadi, maka secara

    langsung akan mengurangi laju produktivitas primer pada daerah tersebut karena

    terhambatnya fitoplankton untuk berfotosintesis.

    Sementara pada minyak yang tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen

    sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai, akan mengganggu

    organisme interstitial maupun organime intertidal, organisme intertidal merupakan

    organisme yang hidupnya berada pada daerah pasang surut, efeknya adalah ketika

    minyak tersebut sampai ke pada bibir pantai, maka organisme yang rentan

    terhadap minyak seperti kepiting, amenon, moluska dan lainnya akan mengalami

    hambatan pertumbuhan, bahkan dapat mengalami kematian. Namun pada daerah

    intertidal ini, walaupun dampak awalnya sangat hebat seperti kematian danberkurangnya spesies, tumpahan minyak akan cepat mengalami pembersihan

    secara alami karena pada daerah pasang surut umumnya dapat pulih dengan cepat

    ketika gelombang membersihkan area yang terkontaminasi minyak dengan sangat

    cepat. Sementara pada organisme interstitial yaitu, organisme yang mendiami

    ruang yang sangat sempit di antara butir-butir pasir tentu akan terkena dampaknya

    juga, karena minyak-minyak tersebut akan terakumulasi dan terendap pada dasar

    perairan seperti pasir dan batu-batuan, dan hal ini akan mempengaruhi tingkah

    laku, reproduksi, dan pertumbuhan dan perkembangan hewan yang mendiami

    daerah ini seperti cacing policaeta, rotifer, Crustacea dan organisme lain.

    3. Perilaku Minyak di Laut

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    36/54

    Senyawa Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi berupa benzene,

    touleuna, ethylbenzen, dan isomer xylena, dikenal sebagai BTEX, merupakan

    komponen utama dalam minyak bumi, bersifat mutagenic dan karsinogenik pada

    manusia. Senyawa ini bersifat rekalsitran, yang artinya sulit mengalami

    perombakan di alam, baik di air maupun didarat, sehingga hal ini akan mengalamiproses biomagnetion pada ikan ataupun pada biota laut lain. Bila senyawa

    aromatic tersebut masuk ke dalam darah, akan diserap oleh jaringan lemak dan

    akan mengalami oksidasi dalam hati membentuk phenol, kemudian pada proses

    berikutnya terjadi reaksi konjugasi membentuk senyawa glucuride yang larut

    dalam air, kemudian masuk ke ginjal (Kompas, 2004).

    Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera

    akan mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantaran proses tersebut

    adalah membentuk lapisan (slick formation ), menyebar (dissolution), menguap

    (evaporation), polimerasi (polymerization), emulsifikasi (emulsification), emulsi

    air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak dalam air (oil in water

    emulsions), fotooksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh plantondan bentukan gumpalan ter (Mukhstasor, 2007).

    Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera

    membentuk sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak

    tersebut digerakkan oleh pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya

    gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa hidrokarbon minyak bersifat mudah

    menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak akan menyebarkan

    lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.Hilangnya sebagian

    material yang mudah menguap tersebut membuat minyak lebih padat/ berat dan

    membuatnya tenggelam. Komponen hidrokarbon yang terlarut dalam air laut,

    akan membuat lapisan lebih tebal dan melekat, dan turbulensi air akanmenyebabkan emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air. Ketika semua

    terjadi, reaksi fotokimia dapat mengubah karakter minyak dan akan terjadi

    biodegradasi oleh mikroba yang akan mengurangi jumlah minyak.Proses

    pembentukan lapisan minyak yang begitu cepat, ditambah dengan penguapan

    komponen dan penyebaran komponen hidrokarbon akan mengurangi volume

    tumpahan sebanyak 50% selama beberapa hari sejak pertama kali minyak tersebut

    tumpah. Produk kilang minyak, seperti gasoline atau kerosin hamper semua

    lenyap, sebaliknya minyak mentah dengan viskositas yang tinggi hanya

    mengalami pengurangan kurang dari 25%.

    A. Awal Mula Pencemaran Minyak di Laut

    Sejak peluncuran kapal pengangkut minyak pertama Gluckauf pada 1885,dan penggunaan pertama mesin diesel kapal (tiga tahun kemudian), penomena

    pencemaran laut oleh minyak muncul.Sebelum perang Dunia II sudah ada usaha-

    usaha untuk membuat peraturan mengenai pencegahan dan penanggulangan

    pencemaran laut.Namun, baru terpikirkan setelah terbentuk International Maritime

    Organization (IMO) dari Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 1948.

    Usaha membuat peraturan yang dapat dipatuhi semua pihak dalam organisasi

    tersebut masih ditentang banyak pihak. Baru pada 1954 atas prakarsa dan

    pengorganisasian yang dilakukan pemerintah Inggris (UK), lahirlah Oil Pollution

    Convention yang mencari cara untuk mencegah pembuangan campuran minyak

    dari pengoperasian kapal tanker dan dari kamar mesin.Selanjutnya disusul

    amandemen tahun 1962 dan 1969 untuk menyempurnakan kedua peraturan

  • 7/21/2019 BAB I Pengolahan Limbah minyak offshore

    37/54

    tersebut. Jadi sebelum tahun 1970 masalah Maritime Pollution baru pada tingkat

    prosedur operasi.

    Pada 1967 terjadi pencemaran terbesar, ketika tanker Torrey Canyon yang kandas

    di pantai selatan Inggris menumpahkan 35 juta gallons crudel oil dan telah

    merubah pandangan masyarakat International di mana sejak saat itu mulaidipikirkan bersama pencegahan pencemaran secara serius. Sebagai hasilnya

    adalah International Convention for the Prevention of Pollution from Ships pada

    1973 yang kemudian disempurnakan TSPP (Tanker Safety and Pollution

    Prevention ) Protocol pada 1978 dan konvensi ini dikenal dengan nama MARPOL

    1973/1978.Konvensi ini berlaku secara International sejak 2 Oktober 1983. Isi dan

    teks dari MARPOL 73/78 sangat komplek dan sulit dipahami bila tanpa ada usaha

    mempelajari secara intensif.Implikasi langsung terhadap kepentingan lingkungan

    Maritim dari hasil pelaksanaannya memerlukan evaluasi berkelanjutan baik oleh

    pemerintah maupun pihak industri suatu negara.

    Sebagai contoh Jepang, dalam hal pencegahan dan penanggulangan bencana

    tumpahan minyak di laut, antara birokrasi, LSM, institusi penelitian danmasyarakat telah terintegrasi dengan baik. Kasus kandasnya kapal tanker milik

    Rusia Nakhodka (13.157 ton bermuatan 19.000 kilo liter heavy oil) pada Januari

    1997, sebagai bukti keberhasilan negara tersebut dalam penanggulangan

    tumpahan minyak. Mereka bekerja sama saling membantu dalam penanggulangan

    bencana ini. Hanya dalam waktu 50 hari seluruh tumpahan dapat diselesaikan.

    Pencemaran laut diartikan sebagai adanya kotoran atau hasil buangan aktivitas

    makhluk hidup yang masuk ke daerah laut.Pencemaran lingkungan laut

    merupakan masalah yang dihadapi oleh masyarakat bangsa-bangsa.Pengaruhnya

    dapat menjangkau seluruh aktifitas manusia di laut dan karena sifat laut yang

    berbeda dengan darat, maka masalah pencemaran laut dapat mempengaruhi semuanegara pantai baik yang sedang berkembang maupun negara-negara maju,

    sehingga