3.bioteknologi pupuk hayati

Upload: devra-ardhitya-trisandy

Post on 24-Feb-2018

240 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    1/56

    Bioteknologi Mikroba di Bidang Pertanian

    ANGGITA RAHMI H,M.SiJURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINTEK

    UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

    2015

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    2/56

    PENDAHULUAN

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 2

    Membutuhkan Nutrisi

    Posfat & Nitrogen

    Pupuk

    buatan

    pencemaran sumber-sumber air

    rusaknya struktur tanah perkembangan akar tanaman menjadi tidak

    sempurna.

    produksi tanaman yang ketergantungan dan

    lahan mereka menjadi lebih sukar untuk

    diolah.

    Pupuk Hayati

    (Biofertilizer)

    Menyeburkan tanah

    Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah

    Meningkatkan daya serap tanah terhadap airMenyediakan hara mineral bagi tanaman

    Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

    pertanian

    Meningkatkan daya tahan tanaman

    Menghasilkan produk sehat dan ramah lingkungan

    Menghemat Biaya

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    3/56

    Pupuk Hayati

    O Pupuk hayati (biofertilizer) adalah suatu bahanyang berasal dari jasad hidup, khusunyamikroba yang digunakan untuk meningkatkankualitas dan kuantitas produksi suatu tanaman

    O Pupuk hayati berbeda dari pupuk kimiabuatan, misalnya urea, TSP dan lain-lain karenadalam pupuk hayati komponen utamanya

    adalah jasad hidup yang pada umumnyadiperoleh dari alam tanpa penambahan zatkimia

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 3

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    4/56

    O

    FNCA Biofertilizer Project Group (2006) mengusulkandefinisi pupuk hayati sebagai substans yang mengandung

    mikroorganisme hidup yang mengkolonisasi rizosfir atau

    bagian dalam tanaman dan memacu pertumbuhan dengan

    jalan meningkatkan pasokan ketersediaan hara primer

    dan/atau stimulus pertumbuhan tanaman target, bila

    dipakai pada benih,permukaan tanaman, atau tanah

    misalnya oleh cendawan mikoriza arbuskuler, pelarutan oleh

    mikroba pelarut fosfat, maupun perombakan oleh fungi,

    aktinomiset atau cacing tanah

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 4

    Bacteria in root

    surface

    Bacteria in root

    surfaceLegume

    inoculation

    Rhizobium Bacteria

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    5/56

    Sejarah penggunaan PupukO Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada

    permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000tahun yang lalu.

    O Bentuk primitif dari pemupukan tanah terdapat padakebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak didaerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, di Cina,Amerika Latin, dan sebagainya.

    O Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliransungai tersebut sangat subur karena menerima endapanlumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap

    tahun.O Bakteri penambat nitrogen rhizobia merupakan pupuk

    hayati pertama di dunia yang dikenal dan telahdimanfaatkan lebih dari 100 tahun sejak pertama kalidigunakan untuk menginokulasi benih kacang-kacangan

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 5

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    6/56

    O Di Indonesia, pupuk hayati dalam bentuk inokulan bakteri

    bintil akar telah digunakan untuk menginokulasi kedelai

    dalam skala besar pada tahun 1981 di daerah-daerah

    transmigrasi (Jutono, 1982 dalam Simanungkalit, T.T).

    O Pembuatan inokulan skala laboratorium telah dimulai pada

    tahun 1938 di Plantkundige Institut dan Laboratorium Treub

    di Bogor.

    O Jamur mikoriza adalah sekelompok jamur tanah yang

    diketahui dapat berfungsi sebagai pupuk hayati. Sekalipun

    keberadaan jamur mikoriza sudah diketahui lebih dari 100

    tahun yang lalu, namun penggunaannya sebagai pupukhayati mungkin baru mulai sejak Mosse (1957) mengetahui

    peran jamur mikoriza dalam penyerapan fosfor oleh

    tanaman. 10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 6

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    7/56

    Jenis Pupuk Hayati yang

    umum digunakan1. Penyedia unsur Nitrogen

    2. Penyedia unsur Posfat

    3. Penyedia faktor pertumbuhan tanaman

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 7

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    8/56

    Penambat Nitrogen oleh MikrobaO Nitrogen tersedia dalam jumlah yang melimpah

    di atmosfer dalam bentuk gas.

    O

    Nirogen atmosfer diubah melalui serangkaianreaksi, oleh mikrobia prokariot tertentu menjadi

    senyawa organik yang dapat digunakan oleh

    tanaman untuk mendukung pertumbuhannya.

    O Fenomena penambatan nitrogen atmosfer

    tersebut dikena sebagai diazotrofi (penambatannitrogen secara biologis)--diazotrof

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 8

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    9/56

    Mikroba Penyedia Unsur

    Nitrogen1. Mikrobia yang hidup bebas

    2. Mikrobia yang melakukan simbiotikdengan tanaman

    Oleh karena itu dikenal ada dua sistempenambatan nitrogen atmosfer secarabiologis, yaitu :

    1. Penambatan nitrogen secara non-

    simbiotik2. Penambatan nitrogen secara simbiotik

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 9

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    10/56

    Mikrobia Penambatan Nitrogen Secara Non

    Simbiotik

    O Mikroba : bakteri dan alga biru

    O Klasifikasi bakteri penambat nitrogen,

    dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu :aerob

    anaerob

    fakultatif anaerob,

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 10

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    11/56

    O Aerob :

    Azotobacter, Azomonas, Beijerincikia,Derxia, Mycobacterium, Azospirilum

    O Anaerob :

    Clostridium, Desulfovibrio,Cholrobium, dan Chromatium

    O Fakultatif anaerob :

    Klebsiella, Rhodopseudomonas,

    Bacilus, Enterobacter,Rhodopspirilum

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 11

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    12/56

    Nama Bakteri suhu Ph Sumbangan

    Nitrogen

    Tanaman

    Azotobacter 300C 15-93 kg

    N/ha/Tahun

    Rumput-

    rumputan

    Beijerinckia 50 kgN/ha/tahun Akar tebu

    Azospirilum > 5,7 20-40

    kg/ha

    Padi

    gandum

    tebu

    Serealia

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 12

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    13/56

    Penambatan Nitrogen Secara Non-Simbiotik

    O Semua mikroba diazotrof mempunyai suatu

    kompleks enzim yang berperan dalam proses

    penambatan nitrogen, yaitu pengubahan N2

    atmosfer menjadi NH3

    O Enzim ini disebut komplek nitrogenes yang tersusunatas dua metalloprotein yaitu molydo-ferro (protein

    Mo-Fe) berukuran 240 kD yang berperan sebagai

    nirogenes dan protein ferro (protein Fe) berukuran

    60kD yang berperan sebagai nitrogenase reduktase.Nitrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi

    O N2 + 8H+ + 8e- 2NH3 + H2

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 13 Komplek Nitrogenes

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    14/56

    O Pada Sianobacteria, reaksi penambatan nitrogenberlangsung dalam heterocyst. Dindingheterocyst mengandung suatu senyawa glikolipidyang dapat menangkap 02 sehingga dapatmembuat suasana di dalamnya menjadi anaerobyang diperlukan dalam proses penambatan

    nirogen.O Di dalam sianobakteria lain yang tidak

    mempunyai heterocyst, misalnya Lyngbya,Oscillatoria, Plectonema penambatan nirogenberlangsung di dalam sel yang terorganisir

    sedemikian rupa sehingga mempunyai kondisianaerob

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 14

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    15/56

    Bakteri Non Simbiotik

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    16/56

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    17/56

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    18/56

    Mikrobia Penambat Nitrogen secara Simbiotik

    Hubungan simbiotik tersebut dapat dilakukan

    dengan membentuk struktur tertentu pada

    tanaman, misalnya dalam bentuk akar, namun

    dapat juga dilakukan tanpa membentuk struktur

    khusus Contoh : Bakteri Rhizobium dengan legumO Rhizobium famili Rhizobiaceae

    O Bradyrhizobium

    O Rhizobium leguminosarum

    O Rhizobium melilotiO Rhizobium loti

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 18

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    19/56

    Pembentukan Bintil Akar

    O Pengenalan pasangan yang sesuai antara tanaman dengan

    bakteri yang diikuti oleh pelekatan bakteri Rhizobium pada

    permukaan rambut akar tanaman

    O Invasi rambut akar oleh bakteri melalui pembentukan

    benang infeksi (infection thread)

    O Perjalanan bakteri ke akar melalui benang infeksi

    O Pembentukan sel-sel bakteri yang mengalami deformasi,

    yang disebut dengan bakteroid di dalam sel akar tanaman

    O Pembelahan sel tanaman dan bakteri sehingga terbentuk

    bintil akar

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 19

    http://localhost/var/www/apps/conversion/youtube/Root%20nodule%20formation.mp4http://localhost/var/www/apps/conversion/youtube/Root%20nodule%20formation.mp4
  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    20/56

    Symbiotic bacteria fix nitrogen in the roots of legumes

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    21/56

    http://localhost/var/www/apps/2015-2016/Pendidikan/Ganjil%202015-2016/Bioteknologi/Root%20Nodule%20Formation%20in%20Leguminous%20plants%20[HD%20Animation].flv
  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    22/56

    Actinorhiza

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    23/56

    O Perlekatan pada Rhizobium pada rambut akar

    dapat terjadi karena pada oermukaan selRhizobium dan Bradyrhizobiu terdapat protein

    pelekat (adhesin) yang disebut richadesin.

    O Rhicadesin adalah suatu protein pengikat kalsium

    yang berfungsi dalam pengikatan komplek kalsium

    pada permukaan rambut akar

    O Lectin (phytoaglutonon ) protein yang mengandung

    karbohidrat terdapat pada permukaan sel bakteri

    maupun ujung rambut akar,berfungsi sebagai

    pengenalan dan pengikatan.

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 23

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    24/56

    O Jika tanaman mati maka bintil akar akan rusak

    sehingga bakteri keluar dari sel-sel akar tanaman.Bakteroid tidak mampu membelah lagi, namun

    biasanya di antara bakteri yang lepas ada

    sebagian sel dorman yang tidak mengalami

    perubahan bentuk menjadi bakteroid sehingga sel-sel ini nantinya dapat tumbuh lagi dan

    menginfeksi tanaman legum,atau hidup bebas di

    alam

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 24

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    25/56

    Mekanisme Penambatan

    Nitrogen di Dalam Bintil Akar

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 25

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    26/56

    Faktor yang mempengaruhi perkembangan bintil akar

    1. Konsentrasi nutrien anorganik

    2. Suhu tanah 25-30 0C

    3. Intesitas cahaya yang tinggi4. Konsentrasi CO2 tinggi

    5. konsentrasi nitrogen dalam tanah tinggi

    dapat mengurangi jumlah maupun berat

    bintil akar6. Keberadaan lain di dalam rhizosfer

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 26

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    27/56

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 27

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    28/56

    Teknik Dasar Pembuatan Pupuk Hayati

    O Komponen dasar pembuatan pupuk hayati

    adalah :

    1. Mikrobia yang sesuai untuk suatu jenispupuk hayati

    2. Medium untuk perbanyakan sel mikrobia

    yang akan digunakan

    3. Bahan pembawa (carrier) mikrobia dan4. Bahan pengemasan

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 28

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    29/56

    Produksi Inokulan RhizobiumInokulan Rhizobium merupakan inokulan yang palingbanyak diproduksi dan diaplikasikan. Menurut Keyseret al (1993) Rhizobia yang idela sebagai inokulanadalah sbb :

    O Mampu membentuk bintil akar dan menambatnitrogen pada tanaman legum yang menjadiinangnya dan ada pesaing

    O Mampu menambat dalam kisaran suhu yang luas

    O Tumbuh dengan baik di medium apapaun

    O Toleran terhadap cekaman lingkungan

    O Mempunyai kestabilan genetik selama penyimpanan

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 29

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    30/56

    Perbanyakan RhizobiumO Untuk menjaga kemampuan fisiologisnya agar tidak

    mengalami penurunan maka Rhizobium harusdiremajakan (disub-kultur) secara berkala

    O Rhizobium pada umumnya dipelihara dengan

    menumbuhkannya dalam medium padat YEMA (YeastExtract Manitol Agar), yaitu

    O a) K2HPO4 0,5 gramb) MgSO4.7H2O 0,2 gramc) Agar agar 20 gramd) NaCl 0,1 grame) Manitol* 10 gram

    f) Yeast ekstrak 1 gramg) Air Destilasi 1000ml

    *bisa diganti dengan sukrosa atau glukosa

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 30

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    31/56

    O Perbanyakan bakteri dilakukan dengan menumbuhkan di

    medium cair dalam skala volume yang disesuaikan dengan

    kapasitas produksi inokulan

    O Perbanyakan dengan menggunakan fermentor besar

    dengan pengaturan pH, oksigen terlarut, suhu, dan

    penggojok.

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 31

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    32/56

    O Perbanyakan sederhana dengan fermentor

    sederhana didalam erlemeyer yang di simpan di atas

    shaker yang diatur kecepatannya

    O Dengan Medium biphasik adalah medium yang

    terdiri dari dua fasa, yaitu padat dan cair, jumlah

    biomassa yang dihasilkan menjadi lebih banyak

    O Kultur cair Rhizobium yang telah dibuat selanjutnya

    dicampur dengan bahan pembawa (carrier material).

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 32

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    33/56

    Karakteristik Carrier Material

    O Mempunyai kemampuan menahan air yang tinggi

    O Tidak toksik terhadap mikrobamendukung pertumbuhanmikroba

    O Mudah disterilkan

    O Murah

    O Mempunyai daya lekat terhadap benihO Komposisi seranggam

    O pH mudah diatur

    O Mudah didegradasi

    O Mudah melepaskan mikrobia jika digunakan di tanahO Mudah dicampur dan dikemas

    O Contohnya : gambut, lignite, arang, zeolit10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 33

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    34/56

    O Inokulan tersebut dicampur dengan benih kedelai

    yang akan ditanam. Percampuran dilakukan padasaat awal penanaman benih di lapangan.

    O Formula inkulan pada umumnya 4-6 g inokulan/kg

    benih.

    10/16/2015BIOTEKNOLOGI 2014/2015 34

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    35/56

    TEKNOLOGI PUPUK HAYATIFUNGI PELARUT FOSFAT

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    36/56

    LATAR BELAKANGP TANAH

    P TERSEDIA RENDAH P TERIKAT TINGGI

    PEMANFAATAN MIKROBIA PELARUT FOSFAT

    FUNGI PELARUT FOSFAT

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    37/56

    TUJUAN

    untuk membahas pemanfaatan teknologi pupuk hayati fungi

    pelarut fosfat.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    38/56

    FOSFAT

    O Fosfat (P) merupakan unsur haraesensial makro seperti halnya karbon (C)dan nitrogen (N).

    O Tanaman memperoleh unsur Pseluruhnya berasal dari tanah atau daripemupukan serta hasil dekomposisi danmineralisasi bahan organik.

    O Jumlah P total dalam tanah cukupbanyak, namun yang tersedia bagitanaman jumlahnya rendah.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    39/56

    O Didalam tanah P berada dalam bentuk P-

    organik dan P-anorganik. Bentuk P-

    anorganik dalam tanah umumnya berasal

    dari pelapukan mineral primer, pemupukan

    dan mineralisasi P-organik.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    40/56

    O Bentuk P-organik berada dalam bentuk

    senyawa organik kompleks yang berasal dari

    sisa tanaman, hewan dan organisme tanah.

    Bentuk ini menyumbang 30-50% P-total

    tanah (Paul dan Clark, 1989; Subba Rao,

    1977).

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    41/56

    PERKEMBANGAN PENELITIAN FUNGIPELARUT FOSFAT

    O Fungi yang berperanan dalam pelarutan fosfat

    antara lain:Aspergillus niger, Aspergillus candidus,

    Aspergillus awamori, Fusarium, Penicillum,Schlerotium & Phialotobus.

    OAspergillus sp dan Pennicillium sp mampu

    meningkatkan ketersediaan P 26-40 %, sedangkan

    Aspergillus sp sekitar 18 % (Chonkar dan SubbaRao, 1967).

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    42/56

    O Aspergillus nigeryang diteliti oleh Anas et al(1993) dan Lestari (1994) sangat baikdalam meningkatkan P larutan dari media

    batuan fosfat, yakni lebih dari 10 kali lipat.O Aspergillus niger dapat meningkatkan P

    larut pada tanah ultisol sebesar 30,4 %dibandingkan kontrol.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    43/56

    O Aspergillus ficum yang diteliti olehPremono (1964)mampu meningkatkanketersediaan P pada tanah sebesar 25 %dan mampu melarutkan bentuk-bentukCa-P dan Fe-P.

    O Berdasarkan hasil penelitian Edson(2006),Aspergillus sp. merupakan fungi

    pelarut fosfat yang paling efektif dalammelarutkan fosfat.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    44/56

    Fungi pelarut fosfat(isroi.wordpress.com/.../)

    http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/isolasi-mikroba-pelarut-fosfat/http://isroi.wordpress.com/2008/02/25/isolasi-mikroba-pelarut-fosfat/
  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    45/56

    A = fungi pelarut fosfat

    Aspergillus

    sp) pada media PDA Potato Dextrose Agar)

    B = fungi pelarut fosfat Aspergillus sp) pada media Pykovskaya Agar

    C = fungi pelarut fosfat

    Aspergillus

    sp) dibawah mikroskop pembesaran 400x

    Semua strain fungi pelarut fosfat mempunyai koloni berwarna hitam dengan

    pertumbuhan yang cepat pada media Potato Dextrose Agar Aspergillus sp)

    Nopparat et al. 2007).

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    46/56

    Aspergillus niger

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    47/56

    O Mikroorganisme pelarut fosfat mampu

    mengubah senyawa fosfat anorganik tidak

    larut menjadi bentuk terlarut yaitu

    Aspergillus awamori, Pennicillium digitatum,

    Aspergillus niger, scwanniomycetes

    occidentalis, Trichoderma viridae,

    Penicillium sp., dan Chaetomium sp.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    48/56

    Kondisi Lingkungan Bagi Pertumbuhan

    Fungi Pelarut Fosfat :

    O Aspergillus sp dijumpai pada berbagai

    habitat dan kondisi lingkungan yangberbeda, dan tahan pada kondisikelembaban rendah dan temperaturekstrim.

    O Pennicillium sp dapat tumbuh padatemperatur 22-27 C, tumbuh optimalpada pH netral sampai agak masam.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    49/56

    TEKNOLOGI PUPUK

    HAYATIO Pupuk hayati adalah pupuk yang

    mengandung bahan aktif mikroba yangmampu menghasilkan senyawa yangberperan dalam proses penyediaan

    unsur hara dalam tanah, sehingga dapatdiserap tanaman.O Penggunaan pupuk hayati bertujuan

    untuk meningkatkan jumlahmikroorganisme dan mempercepatproses mikrobiologis untukmeningkatkan ketersediaan hara,sehingga dapat dimanfaatkan olehtanaman.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    50/56

    O BioPhos mengandung lebih dari satufungsi kelompok mikroba, yaitu mikrobapelarut fosfat (Aspergillus niger),

    mikoriza (Glomus).O BioPhos merupakan pupuk mikroba

    pelarut fosfat yang dapat mensubstitusisebagian pupuk yang dibutuhkan olehtanaman melalui kemampuannya

    melarutkan fosfat yang sukar larutmenjadi tersedia bagi tanaman.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    51/56

    O Pupuk hayati EMAS (EnchancingMicrobial Activities in The Soils) atauPHE. PHE mengandung mikroba sebagaibahan aktif yang mempunyai peranantersendiri yaitu :Azospirillum lipoverumberupa bakteri penambat N bebas ;

    Azotobacter beijerinckiibakteripemantap agregat dan penambat N-bebas,Aeromonas punctata sebagai

    bakteri pemantap agregat danAspergillus nigerberupa fungi pelarutfosfat.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    52/56

    O Goenadi et al. (2000), mengemukakan

    bahwa mikroba inokulan yang dikemas

    dalam PHE (EMAS) akan menghasilkan

    enzim nitrogenase, fosfatase.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    53/56

    O "Bio-Fosfat" merupakan pupuk hayati yangdapat meningkatkan efisiensi pemupukansampai 50 persen (dari rekomendasi

    pemupukan P 100 kg/ha menjadi 50kg/ha).

    O Mengandung fungi pelarut fosfat (A.niger)melarutkan P yang tidak tersedia denganmengeluarkan asam organik, dan mikoriza(G.margarita) berfungsi sebagai fasilitatorpenyerapan P.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    54/56

    KESIMPULAN

    O Fosfat merupakan unsur hara makroessensial untuk pertumbuhan tanamankedua setelah N dan merupakan faktor

    pembatas dalam produksi tanaman.

    O Mikrobia yang berperanan dalampelarutan fosfat adalah jamur antaralain:Aspergillus niger, A. candidus,

    Fusarium, Penicillum, Schlerotium &Phialotobus.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    55/56

    O Mikroorganisme pelarut fosfat mampumengubah senyawa fosfat anorganik tidak larutmenjadi bentuk terlarut yaituAspergillusawamori, Pennicillium digitatum, Aspergillus

    niger, scwanniomycetes occidentalis,Trichoderma viridae, Penicillium sp., danChaetomium sp.

    O Penggunaan pupuk hayati bertujuan untukmeningkatkan jumlah mikroorganisme danmempercepat proses mikrobologis untukmeningkatkan ketersediaan hara, sehinggadapat dimanfaatkan oleh tanaman.

  • 7/25/2019 3.Bioteknologi Pupuk Hayati

    56/56

    TERIMA KASIH