edit miniriset ppok
Post on 24-Feb-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
1/44
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan suatu penyakit
yang ditandai oleh adanya obstruksi aliran udara yang disebabkan oleh
bronkhitis kronis atau emfisema. Obstruksi aliran udara pada umumnya
progresif kadang diikuti oleh hiperaktifitas jalan nafas dan kadang kala parsialreversibel. Tiga gejala utama PPOK meliputi sesak nafas, batuk menahun, dan
batuk berdahak. Namun pada kasus yang ringan tidak menimbulkan gejala
apapun. eberapa !iri dari PPOK yaitu " biasanya dialami oleh perokok berat,
gejala mun!ul pada usia #$%an, gejala semakin lama semakin bertambah
buruk, gejala memburuk pada musim hujan & dingin, dan tidak ada
hubungannya dengan alergi ('aren!e, $$ " *#).+enurut data orld -ealth Organiation (-O) saat ini ada sekitar
/$$ juta penderita PPOK di dunia dan ,01 juta penderita karena penyakit ini.
2i 3sia prevalensi terkena PPOK adalah 4$%1$&5$$$$ perokok pria.
6edangkan untuk populasi perokok perempuan 5*&5$$$$. 2ata statistik
menunjukkan baha /$7 dari total populasi 8ndonesia adalah perokok.
6ekitar 1,07 diantaranya perokok berat yang beresiko terkena PPOK
(3ndhika, $$4,5). PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronik) merupakan
masalah kesehatan umum dan menyerang sekitar 5$7 penduduk usia #$ tahun
ke atas. 9umlah kasus PPOK ini memiliki ke!enderungan untuk meningkatdimana menurut -O pada tahun $$ diperkirakan baha PPOK akan
menjadi penyebab ke%4 ketidak mampuan (disability) di dunia (6uradi, $$:).Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab utama
kesakitan dan kematian di dunia. 2ata adan Kesehatan 2unia (-O)
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
2/44
melaporkan baha pada tahun $$ PPOK menempati urutan kelima sebagai
penyebab utama kematian di dunia dan diperkirakan pada tahun $4$ akan
menjadi penyebab kematian ketiga di seluruh dunia. +enurut perkiraan
-O,terdapat *$ juta orang menderita PPOK derajat sedang 'ebih dari 4 juta
meninggal karena PPOK pada tahun $$1, sekitar 17 dari jumlah semua
kematian se!ara global. (-O, $5$)
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari
gangguan, yang men!akup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan
asma.Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan kondisi ireversibel
yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dankeluar udara paru paru. Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) merupakan
penyebab kematian kelima terbesar di 3merika 6erikat. Penyakit ini
menyerang lebih dari17 populasi deasa. (6melter ; are, $$5).3khir
akhir ini !hroni! obstru!tive pulmonary disease (
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
3/44
menular oleh 2irektorat 9enderal PP+ ; P' di 1 =umah 6akit Propinsi di
8ndonesia (9aaarat, 9aa Tengah, 9aa Timur, 'ampung, dan 6umatera
6elatan) Pada tahun$$#, menunjukkan PPOK menempati urutan pertama
penyumbang angka kesakitan (417), diikuti asma bronkial (447), kanker
paru (4$7) dan lainnya(7) (2epkes =8, $$#)=ata% rata kematian akibat
PPOK meningkat !epat, terutama pada penderita laki% laki lanjut usia.
ronkhitis kronis ditandai oleh adanya sekresimukus bronkus yang berlebihan
dan tampak dengan adanya batuk produktif selama 4 bulan atau lebih, dan
setidaknya berlangsung selama tahun berturut%turut, serta tidak disebabkan
oleh penyakit lain yang mungkin menyebabkan gejala tersebut.erdasarkan data pada tahun $$: didapatkan dengan jumlah kasus
pada bulan 9anuari%2esember sebanyak 55$: orang, rata%rata per bulan adalah
:4 orang. 6edangkan pada tahun $5$ didapatkan kasus PPOK dari bulan
9anuari%6eptember sebanyak 55*$ orang, dengan rata%rata per bulan 545
orang. 2ata tersebut menunjukkan adanya peningkatan kasus PPOK dari
tahun ke tahun.PPOK dianggap sebagai penyakit yang berhubungan dengan interaksi
genetik dengan lingkungan. Proses terjadinya PPOK membutuhkan rentang
aktu lebih dari $ % 4$ tahunan. PPOK juga ditemukan terjadi pada individu
yang tidak mempunyai enim normal, yang men!egah penghan!uran jaringan
paru oleh enim tertentu. PPOK tampak timbul !ukup dini dalam kehidupan
dan dapat timbul bertahun%tahun sebelum aitan gejala%gejala klinis
kerusakan fungsi paru. PPOK sering terjadi simtomatik selama tahun%tahun
usia baya tetapi insidennya meningkat sejalan dengan peningkatan usia.
PPOK memperburuk banyak perubahan fisiologi yang berkaitan dengan
penuaan dan mengakibatkan obstruksi jalan nafas serta kehilangan daya
kembang elastik pada paru (6uddarth, $$ " 1:1).Kebiasaan merokok merupakan satu%satunya penyebab kausal yang
terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya. +erokok
merupakan lebih dari :$7 resiko untuk PPOK dan sekitar 517 perokok
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
4/44
menderita PPOK. eberapa perokok dianggap peka dan mengalami
penurunan fungsi paru se!ara !epat. Pajanan asap rokok dari lingkungan telah
dikaitkan dengan penurunan fungsi paru dan peningkatan resiko penyakit paru
obstruksi (rashers, $$0 " *1 % */).
>ambaran klinis PPOK ditandai oleh adanya keluhan batuk
berlebihan, produksi sputum dan pernafasan yang pendek. 'ebih lanjut akan
terdapat gambaran klinis berupa penurunan berat badan, disfungsi otot%otot
sekelet dan kelainan sistemik yang bersifat potensial. Penurunan berat badan
akibat adanya ketidaksesuaian intake kalori, pada pasien PPOK terjadi
peningkatan metabolisme basal. Peningkatan metabolisme basal ini akibatadanya inflamasi sistemik, hipoksia jaringan dan pemakaian obat%obatan pada
pasien PPOK ('aren!e, $$ " *1 % */).
Penderita PPOK merupakan beban dalam masyarakat atau beban
pemerintah pemelihara kesehatan negara. >angguan PPOK yang terjadi
karena keterbatasan aktivitas kehidupan dalam segala bentuk, mulai aktivitas
se!ara jasmaniah sampai pada masalah psikologis. >angguan kehidupan
sehari%hari termasuk juga kehidupan seksual penderita. entuk gangguan
PPOK berupa sesak nafas dalam setiap aktivitas atau keluarnya dahak yang
terus menerus. 6esak nafas yang timbul semula hanya mun!ul bila penderita
melakukan kegiatan berat. Penyakit ini bersifat progresif dan menimbulkan
ke!a!atan. Kematian tidak timbul segera tapi kematian timbul perlahan
dengan sisa kehidupan yang diliputi keterbatasan jasmani dan ke!a!atan.
9ika sudah terserang penyakit PPOK beberapa hal yang dapat
dilakukan sebagai tindakan pen!egahan adalah mengurangi paparan kronik
terhadap rokok tembakau. Para perokok dengan bukti aal terbatasnya aliran
udara dapat mengubah penyakit mereka dengan penghentian merokok.
?aksinasi terhadap penyakit influensa dan pneumu!o!!al juga bermanfaat
('aren!e, $$ " **).
@ntuk dapat menghindari terjadinya kekambuhan PPOK, maka
pemahaman tentang penyakit dan !ara men!egah kekambuhan PPOK menjadi
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
5/44
dasar yang sangat penting bagi seseorang. Oleh karena itu seseorang harus
memahami dan mengerti tentang !ara pen!egahan dan kekambuhan PPOK.
Penyakit ini hanya dapat kita !egah dengan berhenti merokok, dan apabila
sudah mengalami kekambuhan penyakit ini hanya dapat di!egah agar
serangan kekambuhan (eksaserbasi)%nya tidak begitu sering. @ntuk itu
diperlukan juga peran peraat guna meningkatkan pengetahuan pasien
tentang !ara men!egah kekambuhan PPOK. Peraat sebagai pendidik
kesehatan harus mampu memberikan pengertian dan !ara%!ara men!egah
kekambuhan PPOK seperti halnya peraat memberikan penyuluhan pada
pasien PPOK. Peraat dapat memberikan informasi dengan berbagai !ara,
selain penyuluhan, peraat dapat membagikan leaflet maupun brosur tentang
!ara%!ara pen!egahan terjadinya PPOK. 2ari tindakan penyuluhan tersebut
diharapkan akan dapat menambah pengetahuan dan sikap yang positif pada
pasien PPOK.
PPOK seperti yang dijelaskan di atas sebenarnya dapat di!egah dan di
hindari sedini mungkin dengan mengetahui penyebabnya. Pengetahuan
merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo, $$4 " 55). 2alam
hal ini objek yang dimaksud adalah pengetahuan tentang PPOK. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang (Notoadmojo, $$4 " 55). 6ikap dipengaruhi oleh tingkat
pengetahuan, sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Notoadmojo, $$4 "
51). Pengetahuan ini dapat menunjang terbentuknya sikap yang positif,
pengetahuan yang baik akan membentuk sikap yang baik, sehingga pada
akhirnya akan melahirkan perilaku yang positif. 2iharapkan pengetahuan
yang memadai pada pasien PPOK tentang pen!egahan kekambuhan PPOK,
dapat menunjang timbulnya sikap yang baik sehingga perilaku pen!egahan
PPOK dapat dilakukan dengan baik pula.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
6/44
B. Perumusan Masalah
erdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas makaperumusan masalah pada penelitian ini adalah A 3pakah terdapat hubungan
antara merokok dengan kejadian PPOK di ilayah Puskesmas 6edayu 5BC
C. Daftar Masalah
erdasarkan data register pasien yang berobat ke Puskesmas 6edayu 5
pada / bulan terakhir $54 didapatkan beberapa masalah yang harus
dilakukan perbaikan. eberapa masalah tersebut antara lain "
5. 3sthma ronkial. 'P
4. PPOK
D. Pemilihan Prioritas Masalah
@ntuk menentukan prioritas masalah dari daftar masalah yang ada di
Puskesmas 6edayu 5 dilakukan analisa dengan menggunakan teknik matriks.
Tabel . Prioritas Masalah
No2aftar
+asalah
8 T =
9umlah
(8DTD=
)
P 6 =8 2@ 6 P Pangguan ventilasi terdiri dari gangguan
restriksi yaitu gangguan pengembangan paru serta gangguan obstruksi berupa
perlambatan aliran udara di saluran napas. Parameter yang sering dipakai
untuk melihat gangguan restriksi adalah kapasitas vital (K?), sedangkan
untuk gangguan obstruksi digunakan parameter volume ekspirasi paksa detik
pertama (?EP5), dan rasio volume ekspirasi paksa detik pertama terhadap
kapasitas vital paksa (?EP5&K?P) (6herood, $$5).
Faktor risiko utama dari PPOK adalah merokok. Komponen%
komponen asap rokok merangsang perubahan pada sel%sel penghasil mukus
bronkus. 6elain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau
disfungsional serta metaplasia. Perubahan%perubahan pada sel%sel penghasil
mukus dan silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan
menyebabkan penumpukan mukus kental dalam jumlah besar dan sulitdikeluarkan dari saluran napas. +ukus berfungsi sebagai tempat persemaian
mikroorganisme penyebab infeksi dan menjadi sangat purulen. Timbul
peradangan yang menyebabkan edema jaringan. Proses ventilasi terutama
ekspirasi terhambat. Timbul hiperkapnia akibat dari ekspirasi yang
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
13/44
memanjang dan sulit dilakukan akibat mukus yang kental dan adanya
peradangan (>O'2, $$:).
Komponen%komponen asap rokok juga merangsang terjadinya
peradangan kronik pada paru. +ediator%mediator peradangan se!ara progresif
merusak struktur%struktur penunjang di paru. 3kibat hilangnya elastisitas
saluran udara dan kolapsnya alveolus, maka ventilasi berkurang. 6aluran
udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi normal terjadi akibat
pengempisan (re!oil) paru se!ara pasif setelah inspirasi. 2engan demikian,
apabila tidak terjadi re!oil pasif, maka udara akan terperangkap di dalam paru
dan saluran udara kolaps (>O'2, $$:).
erbeda dengan asma yang memiliki sel inflamasi predominan berupa
eosinofil, komposisi seluler pada inflamasi saluran napas pada PPOK
predominan dimediasi oleh neutrofil. 3sap rokok menginduksi makrofag
untuk melepaskan Neutrophil
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
14/44
a. Anamnesis
Faktor risiko yang penting adalah usia (biasanya usia pertengahan),
dan adanya riayat pajanan, baik berupa asap rokok, polusi udara, maupun
polusi tempat kerja. Kebiasaan merokok merupakan satu % satunya penyebab
kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
2alam pen!atatan riayat merokok perlu diperhatikan apakah pasien
merupakan seorang perokok aktif, perokok pasif, atau bekas perokok.
Penentuan derajat berat merokok dengan 8ndeks rinkman (8), yaitu
perkalian jumlah rata%rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama
merokok dalam tahun. 8nterpretasi hasilnya adalah derajat ringan ($%$$),
sedang ($$%/$$), dan berat ( G/$$) (P2P8, $$4).
>ejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi
ini harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai gejala
yang biasa terjadi pada proses penuaan. atuk kronik adalah batuk hilang
timbul selama 4 bulan yang tidak hilang dengan pengobatan yang diberikan.
Kadang%kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus tanpa
disertai batuk. 6elain itu, 6esak napas merupakan gejala yang sering
dikeluhkan pasien terutama pada saat melakukan aktivitas. 6eringkali pasien
sudah mengalami adaptasi dengan sesak napas yang bersifat progressif lambat
sehingga sesak ini tidak dikeluhkan. @ntuk menilai kuantitas sesak napas
terhadap kualitas hidup digunakan ukuran sesak napas sesuai skala sesak
menurut ritish +edi!al =esear!h
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
15/44
Tabel (.. $kala $esak menurut British Me+i,al &esear,h Coun,il -M&C
6kala Keluhan 6esak erkaitan dengan 3ktivitas
6esak
5 Tidak ada sesak ke!uali dengan aktivitas berat
) 6esak mulai timbul jika berjalan !epat atau naik tangga 5
Tingkat
4 erjalan lebih lambat karena merasa sesak
# 6esak timbul jika berjalan 5$$ meter atau setelah beberapa
+enit
1 6esak bila mandi atau berpakaian
b. Pemeriksaan "isik
Temuan pemeriksaan fisik mulai dari inspeksi dapat berupa bentuk dada
seperti tong (barrel !hest), terdapat !ara bernapas purse lips breathing (seperti
orang meniup), terlihat penggunaan dan hipertrofi otot%otot bantu napas,
pelebaran sela iga, dan bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat distensi vena
jugularis dan edema tungkai. Pada perkusi biasanya ditemukan adanya hipersonor.
Pemeriksaan auskultasi dapat ditemukan fremitus melemah, suara napas vesikuler
melemah atau normal, ekspirasi memanjang, ronki, dan mengi (P2P8, $$4).
,. Pemeriksaan Penun!ang
5) 6pirometri (?EP5, ?EP5 prediksi, K?P, ?EP5&K?P)
Obstruksi ditentukan oleh nilai ?EP5 prediksi (7) dan atau
?EP5&K?P (7). ?EP5 merupakan parameter yang paling umum dipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan memantau perjalanan penyakit. 3pabila
spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, 3PE meter alaupun
kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternatif dengan memantau variabilitas
harian pagi dan sore, tidak lebih dari $7.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
16/44
) =adiologi (foto toraks)
-asil pemeriksaan radiologis dapat ditemukan kelainan paru berupa
hiperinflasi atau hiperlusen, diafragma mendatar, !orakan bronkovaskuler
meningkat, jantung pendulum, dan ruang retrosternal melebar. +eskipun
kadang%kadang hasil pemeriksaan radiologis masih normal pada PPOK
ringan tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi juga untuk menyingkirkan
diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkan diagnosis banding dari
keluhan pasien (>O'2, $$:).
4) 'aboratorium darah rutin
#) 3nalisa gas darah
1) +ikrobiologi sputum (P2P8, $$4)
erdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan spirometri dapat
ditentukan klasifikasi (derajat) PPOK, yaitu (>O'2, $$:)"
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
17/44
Tabel (.(. %lasifikasi PP'%
Klasifikasi >ejala Klinis 6pirometri
Penyakit
PPOK =ingan %2engan atau tanpa batuk %?EP5 H *$7 prediksi
%2engan atau tanpa produksi
(nilai normal
spirometri)
6putum %?EP5&K?P I 0$7
%6esak napas derajat sesak 5
sampai derajat sesak
PPOK 6edang %2engan atau tanpa batuk %?EP5&K?P I 0$7
%2engan atau tanpa produksi %1$7 J ?EP5 I *$76putum prediksi
%6esak napas derajat 4PPOK erat %6esak napas derajat sesak # %?EP5&K?P I 0$7
dan 1 %4$7 J ?EP5 I 1$7
%Eksaserbasi lebih sering prediksi
Terjadi
PPOK 6angat erat %6esak napas derajat sesak # %?EP5&K?P I0$7
dan 1 dengan gagal napas
%?EP5 I 4$7
prediksi,
Kronik atau
%Eksaserbasi lebih sering
%?EP5 I 1$7
denganTerjadi gagal napas kronik
%2isertai komplikasi kor
pulmonale atau gagal jantung
Kanan
/. Diagnosis Ban+ing
PPOK lebih mudah dibedakan dengan bronkiektasis atau sindromapas!a T paru, namun seringkali sulit dibedakan dengan asma bronkial atau
gagal jantung kronik. Perbedaan klinis PPOK, asma bronkial dan gagal
jantung kronik dapat dilihat pada Tabel .4 (P2P8, $$4).
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
18/44
Tabel (.). Perbe+aan klinis +an hasil 0emeriksaan
s0irometri 0a+a PP'%1 asma bronkial +an gagal
!antung kronik
PPOK 3sma ronkial
>agal 9antung
Kronik
Onset usia G #1 tahun 6egala usia 6egala usia
=iayat Tidak ada 3da Tidak ada
Keluarga
Pola sesak Terus menerus, -ilang timbul Timbul pada aktuNapas bertambah berat aktivitas
dengan aktivitas
=onki Kadang%kadang +engi Kadang%kadang
?esikular +elemah Normal +eningkat
6pirometri Obstruksi Obstruksi Obstruksi
=estriksi =estriksi
=eversibilitas I
Pen!etus Partikel toksik Partikel sensitif Penyakit jantung
kongestif
2. PP'% Eksaserbasi Akut
Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan
dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. 2efinisi eksaserbasi akut pada
PPOK adalah kejadian akut dalam perjalanan alami penyakit dengan
karakteristik adanya perubahan basal sesak napas, batuk, dan&atau sputum
yang diluar batas normal dalam variasi hari ke hari (>O'2, $$:).
Penyebab eksaserbasi akut dapat primer yaitu infeksi trakeobronkial
(biasanya karena virus), atau sekunder berupa pneumonia, gagal jantung,
aritmia, emboli paru, pneumotoraks spontan, penggunaan oksigen yang tidak
tepat, penggunaan obat%obatan (obat antidepresan, diuretik) yang tidak tepat,
penyakit metabolik (diabetes melitus, gangguan elektrolit), nutrisi buruk,
lingkungan memburuk atau polusi udara, aspirasi berulang, serta pada stadium
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
19/44
akhir penyakit respirasi (kelelahan otot respirasi) (P2P8, $$4).
6elain itu, terdapat faktor%faktor risiko yang menyebabkan pasien
sering menjalani raat inap akibat eksaserbasi. +enurut penelitian Kessler
dkk. (5:::) terdapat faktor prediktif eksaserbasi yang menyebabkan pasien
diraat inap. Faktor risiko yang signifikan adalah 8ndeks +assa Tubuh yang
rendah (8+TI$ kg&m) dan pada pasien dengan jarak tempuh berjalan enam
menit yang terbatas (kurang dari 4/0 meter). Faktor risiko lainnya adalah
adanya gangguan pertukaran gas dan perburukan hemodinamik paru, yaitu
PaOJ/1 mm-g, PaO'2,
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
20/44
$$:). Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah (untuk
eksaserbasi yang ringan) atau di rumah sakit (untuk eksaserbasi sedang dan
berat). Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan
se!ara raat jalan atau raat inap dan dilakukan di poliklinik raat jalan,
ruang raat inap, unit gaat darurat, atau ruang 8O'2, $$:).
ila raat jalan %agonis dan antikolinergik harus diberikan dengan
peningkatan dosis. 8nhaler masih !ukup efektif bila digunakan dengan !ara
yang tepat, nebulier dapat digunakan agar bronkodilator lebih efektif. -ati%
hati dengan penggunaan nebulier yang memakai oksigen sebagai kompresor,
karena penggunaan oksigen *%5$ liter untuk menghasilkan uap dapat
menyebabkan retensi olongan Dantin dapat diberikan bersama%sama
dengan bronkodilator lainnya karena mempunyai efek memperkuat otot
diafragma. 2alam peraatan di rumah sakit, bronkodilator diberikan se!ara
intravena dan nebulier, dengan pemberian lebih sering perlu monitor ketat
terhadap timbulnya palpitasi sebagai efek samping bronkodilator (P2P8,
$$4).
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
21/44
b. %ortikosteroi+
Kortikosteroid oral&intravena direkomendasikan sebagai tambahan
terapi pada penanganan eksaserbasi PPOK. 2osis pasti yang
direkomendasikan tidak diketahui, tetapi dosis tinggi berhubungan dengan
risiko efek samping yang bermakna. 2osis prednisolon oral sebesar 4$%#$
mg&hari selama 0%5$ hari adalah efektif dan aman (>O'2, $$:). +enurut
P2P8 ($$4), kortikosteroid tidak selalu diberikan tergantung derajat berat
eksaserbasi. Pada eksaserbasi derajat sedang dapat diberikan prednison 4$
mg&hari selama 5% minggu, pada derajat berat diberikan se!ara intravena.
Pemberian lebih dari dua minggu tidak memberikan manfaat yang lebih baik,
tetapi lebih banyak menimbulkan efek samping.
!. Antibiotik
erdasarkan bukti terkini yang ada, antibiotik harus diberikan kepada
(>O'2, $$:)"
5) Pasien eksaserbasi yang mempunyai tiga gejala kardinal, yaitu
peningkatan volume sputum, sputum menjadi semakin purulen, dan
peningkatan sesak
) Pasien eksaserbasi yang mempunyai dua gejala kardinal, jika peningkatan
purulensi merupakan salah satu dari dua gejala tersebut
4) Pasien eksaserbasi yang memerlukan ventilasi mekanik.
Pemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempat dan
komposisi kombinasi antibiotik yang mutakhir. Pemberian antibiotik di
rumah sakit sebaiknya per drip atau intravena, sedangkan untuk raat jalan
bila eksaserbasi sedang sebaiknya diberikan kombinasi dengan makrolid, dan
bila ringan dapat diberikan tunggal. 3ntibiotik yang dapat diberikan di
Puskesmas yaitu lini 8" 3mpisilin, Kotrimoksasol, Eritromisin, dan lini 88"
3mpisilin kombinasi Kloramfenikol, Eritromisin, kombinasi Kloramfenikol
dengan Kotrimaksasol ditambah dengan Eritromisin sebagai +akrolid
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
22/44
(P2P8, $$4).
d. Tera0i 'ksigen
Pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertama dan
utama, bertujuan untuk memperbaiki hipoksemia dan men!egah keadaan yang
mengan!am jia, dapat dilakukan di ruang gaat darurat, ruang raat atau di
8
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
23/44
raat inap (>O'2, $$:).
5. %om0likasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada PPOK adalah gagal napas kronik,
gagal napas akut pada gagal napas kronik, infeksi berulang, dan kor
pulmonale. >agal napas kronik ditunjukkan oleh hasil analisis gas darah
berupa PaOI/$ mm-g dan Paagal
napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh sesak napas dengan atau
tanpa sianosis, volume sputum bertambah dan purulen, demam, dan kesadaran
menurun. Pada pasien PPOK produksi sputum yang berlebihan menyebabkan
terbentuk koloni kuman, hal ini memudahkan terjadi infeksi berulang. 6elain
itu, pada kondisi kronik ini imunitas tubuh menjadi lebih rendah, ditandai
dengan menurunnya kadar limfosit darah. 3danya kor pulmonale ditandai
oleh P pulmonal pada EK>, hematokritG1$ 7, dan dapat disertai gagal
jantung kanan (P2P8, $$4).
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
24/44
PPOK NON PPOK
Peradangan pada jalan nafas
Merokok
Polusi udara
Hyperresponsive
infeksi
Resistensi Jalan Nafas
B. %E&AN6%A %'N$EP
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
25/44
C. HIP'TE$I$
Terdapat hubungan antara perilaku merokok dengan angka kejadian PPOK
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
26/44
BAB III
MET'DE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
2esain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian observasional dengan pendekatan !ase !ontrol. 6ubyek dalam
penelitian ini diamati sekali saja dan pengukuran terhadap variabel subyek
dilakukan pada saat pemeriksaan.
B. Tem0at +an 7aktu Penelitian
'okasi penelitian ini dilakukan di ke!amatan 6edayu. aktu
penelitian yaitu pada tanggal 54 februari $5#.
C. Po0ulasi +an sam0el
Populasi yang akan diteliti yaitu"
5. Populasi Target
Populasi target yang digunakan yaitu pasien PPOK yang kontrol di
Puskesmas 6edayu 5. 6edangkan sampel Non PPOK adalah
masyarakat di daerah ke!amatan 6edayu.
. Populasi Terjangkau
Pasien PPOK yang kontrol di puskesmas 6edayu 5 dan masyarakat
ke!amatan sedayu yang berusia H #1 tahun.
4. 6ampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak #$ orang
meliputi $ orang penderita PPOK dan $ orang Non PPOK (+urti,
$$/).
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
27/44
D. %riteria Inklusi +an Eksklusi
5. Kriteria inklusi
a. Kriteria yang harus dipenuhi oleh subyek agar dapat diikutsertakan
dalam penelitian, yang berjenis kelamin laki%laki dan perempuan
dan berusia #1 tahun dan atau lebih.
b. Pasien yang telah terdiagnosis PPOK
!. 6ubjek kontrol tanpa gejala dan riayat PPOK
. Kriteria ekslusi
Kriteria yang yang menyebabkan subyek yang telah memenuhi
kriteria inklusi tidak dapat diikut sertakan dalam penelitian yaitu
subyek dengan tuber!ulosis dan kanker paru
E. 4ariable Dan Definisi '0eratif
5. 9enis ?ariable
a. ?ariabel ebas
?ariable bebas dalam penelitian ini adalah perokok aktif, perokokpasif, dan riayat merokok.
b. ?ariabel Terikat
?ariabel terikat dalam penelitian ini adalah penderita PPOK dan
kontrol ( Non PPOK ).
!. ?ariabel peran!u
@sia
Polutan
9enis rokok
9eniskelamin
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
28/44
. 2efinisi Operasional
NO ?3=83E' 2EF8N868 K3TE>O=8 6K3'3
5 Penderita
PPOK
Pasien penyakit paru kronik
dengan karakteristik adanya
hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat
progresif nonreversibel atau
reversibel parsial.
Terdiagnosis
PPOK
Nominal
Kontrol (Non
PPOK)
Kelompok sampel dengan
karakteristik tidak
mempunyai gejala PPOK
dan riayat penyakit paru
Tidak terdiagnosis
PPOK
Nominal
4 @sia @sia kronologis
(perhitungan usia yang
dimulai dari saat kelahiran
seseorang sampai dengan
aktu penghitungan usia).
H #1 tahun Nominal
# +erokok Perokok aktif adalah mereka
yang merokok setiap hari
untuk jangka aktu minimal
/ bulan selama hidupnya
dan masih merokok pada
saat survey dilakukan.
Perokok pasif adalah orang
yg terpapar oleh asap rokok.
+erokok minimal
/ bulan, orang
yang terpapar asap
rokok.
Nominal
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
29/44
1 Polutan Polutan adalah Lat atau
bahan yang dapat
mengakibatkan pen!emaran
terhadap lingkungan baik
(Pen!emaran @dara, Tanah,
3ir, dsb).
konsentrasi
polutan di udara
(
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
30/44
Laki-laki dan perempuan usia di atas dan atau 4 ta!un
Pengelompokan responden sesuai dengan kriteria inklusi
Pengisian "nform #onsent
$ji pearson
merokok
PPOK Non PPOK
b. Palpasi
Fokal fremitus, pergerakan dinding dada
!. Perkusi
6uara paru, batas jantung dan hepar
d. 3uskultasi
6uara dasar paru, suara tambahan.
!. Pengumpulan data sekunder
+en!atat penderita PPOK yang di diagnosis oleh dokter
Puskesmas 6edayu 5.
. 3lur Penelitian
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
31/44
4. Etika Penelitian
6alah satu poin penting dalam etika penelitian adalah inform !onsent,
yaitu suatu kesepakatan formal dari partisipan penelitian untuk bekerja
sama dalam sebuah studi setelah seluruh sifat penelitian dan peran
partisipasi di dalamnya dijelaskan se!ara terbuka kepada mereka.
Komponen dasar inform !onsent adalah kompetensi, kesukarelaan,
informasi lengkap, dan pemahaman di pihak subyek. 2alam keadaan
tertentu, misalnya pada anak%anak atau pada orang deasa sekalipun,
seringkali mengalami kesulitan mengenai komponene dasar inform
!onsent tersebut, atau tidak sepenuhnya bisa memahami apa yang akan
terjadi dalam peneltian. Oleh karena iu dalam setting intitusional,
partisipan tidak boleh merasa di paksa untuk menjadi bagian dalam
penelitian.
6emua subyek yang akan diikut sertakan dalm penelitian, diberi
perlakuan yang sama sebagai responden penelitian. 6etelah memba!a
dan diberikan penjelasan, setiap responden mempunyai hak untuk
menolak atau mengundurkan diri sebagai responden. 6eluruh informasi
yang diperoleh dari total responden yang ada, merupakan rahasia yang
harus dijaga oleh peneliti, dari kemungkinan terburuk berupa
penyalahgunaan data oleh oknum%oknum yang bertanggung jaab.
eberpa proteksi umum tertentu dapat membantu memastikan baha
masalah%masalah ini dapat ditangani dengan baik. Pertama, penelitian
universitas atau setting medi! harus disetujui oleh sebuah institusional
revie board (8=). Komite ini terdiri dari dosen dan orang%orang non
akademik di masyarakat, dan tujuan mereka adalah memastikan hak%
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
32/44
hak responden dilindungi. Komite sema!am itu memunkinkan orang%
orang di luar penelitia untuk melihat prosedur penelitian,
untukmenetapkan apakah peneliti !ukup memperdulikan soal
perlindungan terhadp kesejahteraan dan martabat respondennya.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
33/44
#. =en!ana penelitian
Keterangan +inggu 5 +inggu +inggu 4
Perijinan
Penetapan sampel
penelitian
Penandatanganan
persetujuan pasien
Pelaksanaan
program
Pengolahan data
dan analisis data
Penyusunan
'aporan
Pengiriman
'aporan
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
34/44
H. Analisis Data
3nalisis data yang di gunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis
hubungan antara merokok dengan angka kejadian PPOK yaitu 3nalisis
bivariat yaitu uji korelasi Pearson.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
35/44
BAB IV
HA$IL PENELITIAN DAN PEMBAH$AN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
'okasi penelitian ini dilakukan di ilayah kerja Puskesmas 6edayu 5,
yaitu desa 3rgosari dan desa 3rgomulyo. 6edayu adalah satu ke!amatandi
ilayah pemerintahan Kabupaten antul, Propinsi2aerah 8stimea
Mogyakarta,8ndonesia. 8bukota Ke!amatan 6edayu berada $ km di
sebelaharat 'aut8bukota Kabupaten antul. 2alam ilayah Kabupaten
antul, Ke!amatan 6edayu berada di perbatasan ilayah kabupaten,
berbatasan langsung dengan ilayah Kabupaten Kulon Progo di sebelah barat
dan 6leman di sebelah utara. atas%batas ilayah Ke!amatan 6edayu"
6ebelah @tara " Ke!. +oyudan Kab. 6leman
6ebelah 6elatan " Ke!aman Pajangan Kab. antul
6ebelah arat " Kabupaten Kulon Progo
6ebelah Timur " Ke!. >amping Kab. 6leman
6e!ara keseluruhan Ke!amatan 6edayu berada di dataran rendah
dengan bentangan ilayah yang bervariasi (sekitar /$ 7 berupa bentangan
yang datar hingga berombak, 51 7 berupa bentangan yang berombak hingga
berbukit dan 1 7 dari ilayah berupa bentangan berbukit). 8bukota
Ke!amatan berada pada ketinggian *0,1$ meter diatas permukaan laut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bantulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Barat_Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Barat_Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bantulhttp://id.wikipedia.org/wiki/Provinsihttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakartahttp://id.wikipedia.org/wiki/Indonesiahttp://id.wikipedia.org/wiki/Barat_Lauthttp://id.wikipedia.org/wiki/Kecamatan -
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
36/44
6ebagaimana ilayah dataran rendah di daerah tropis lainnya, iklim di
ilayah Ke!amatan 6edayu tergolong panas. 2ata monografi menyebutkan
baha suhu maksimum di Ke!amatan ini ter!atat 4,1 < dengan suhu
minimum #,1
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
37/44
9umlah Prosentase 9umlah Prosentase
+erokok
Ma
3ktif
Pasif
Tidak
9umlah
5*
%
$
:$7
5$7
5$$7
/
%
5#
$
4$7
%
0$7
5$$7
'ama +erokok
Perokok Pasif
5%5$ tahun
55%$ tahun
G $ tahun
9umlah
4
54
$
5$7
517
5$7
/17
5$$7
5
4
/
5/,07
44,47
1$7
5$$7
9enis =okok
Filter
Non Filter
jumlah
*
5$
5*
##,#7
11,/7
5$$7
1
5
/
*4,47
5/,/07
5$$7
9umlah =okok&tahun
$%$$
$$%/$$
G/$$
9umlah
5
4
5#
5*
1,117
5/,07
00,0*7
5$$7
5
1
1
5/,07
44,47
1$7
5$$7
=iayat 3lergi
Ma # $7 5 17
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
38/44
Tidak
jumlah
5/
$
*$7
5$$7
5:
$
:17
5$$7
Paparan Polutan
Ma
Tidak
9umlah
/
5#
$
4$7
0$7
5$$7
0
54
$
417
/17
5$$7
erdasarkan tabel diatas, sample pasien dibagi menjadi yaitu pasien
PPOK dan non PPOK. 3ngka kejadian PPOK pada pasien perokok aktif
sebesar :$7, sedangkan pada perokok pasif 5$7 dan pada pasien tidak
merokok $7. 3ngka bukan PPOK diobservasi pada $ pasien. 2iantara $
pasien tersebut, terdapat perokok aktif sebanyak 4$7, perokok pasif $7 dan
bukan perokok sebanyak 0$7.
'ama merokok pada pasien PPOK, dengan persentase perokok pasif
sebesar 5$7, lama merokok 5%5$ tahun 517, lama merokok 55%$ tahun 5$7,
dan lama merokok G$ tahun /17. 'ama merokok pada pasien non PPOK,
dengan persentase perokok pasif $7, lama merokok 5%5$ tahun 5/,07, lama
merokok 55%$ tahun 44,47, lama merokok G$ tahun sebanyak 1$7.
9enis rokok menggunakan filter pada pasien dengan PPOK sebanyak
##,#7 dan non PPOK *4,47, sedangkan jenis rokok non filter pada pasien
dengan PPOK 11,/7 dan non PPOK 5/,/07.
Pada sampel PPOK, pasien yang mengonsumsi rokok sejumlah lebih
dari /$$ batang pertahun diperoleh prosentase terbesar yaitu sebanyak 5#
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
39/44
orang (00,0*7), sedangkan yang mengonsumsi rokok $$%/$$ batang
pertahun sebanyak 4 orang (5/,07), dan yang mengonsumsi rokok kurang
dari $$ batang pertahun mendapatkan jumlah terke!il yaitu 5 orang (1,117).
@ntuk sampel non PPOK, sebanyak 1 orang merokok lebih dari /$$ batang
perhari (1$7), sedangkan yang merokok $$%/$$ batang perhari sebanyak
orang (44,47), dan yang merokok kurang dari $$ batang pertahun sebanyak
5 orang (5/,07).
=iayat alergi pada sampel PPOK didapatkan prosentase sebesar $7
atau sebanyak # orang, sedangkan yang tidak mempunyai riayat alergi
sebanyak 5/ orang atau *$7. @ntuk sampel non PPOK yang mempunyai
riayat alergi hanya 5 orang (17) sedangkan sisanya sebanyak 5: orang
(:17) tidak mempunyai riayat merokok.
2ari $ sampel PPOK, sebanyak / orang (4$7) mempunyai riayat
terkena paparan debu polutan di tempat kerjanya, sedangkan 5# orang (0$7)
di tempat kerjanya tidak ada paparan polutan. 6edangkan pada sampel non
PPOK sebanyak 0 orang (417) terkena paparan debu polutan di tempat kerja,
sisanya sebanyak 54 orang (/17) tidak terpapar polutan.
3. Hubungan merokok dengan keadian PP!K
Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara merokok
dengan angka kejadian PPOK digunakan uji statistik korelasi.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
40/44
Tabel . %orelasi Pearson Merokok +engan Angka %e!a+ian PP'%
PP'% $ignifikasi -0 %oefisien %orelasi -r
+erokok $,$$$ $,/#:
Tabel diatas memperlihatkan hasil uji korelasi pearson menggunakan
piranti lunak penghitung data statistik antara merokok dengan angka kejadian
PPOK yang menunjukan nilai signifikansi $,$$$ (p I $,$1) dan nilai koefisien
korelasi $,/#:. -asil ini menunjukkan baha terdapat hubungan antara
merokok dengan angka kejadian PPOK (-$ diterima).
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
41/44
B. Pembahasan
Pada penelitian kami sebanyak :$7 sampel PPOK mempunyai
kebiasaan merokok aktif sedangkan 5$7 merupakan perokok pasif. Pada
kelompok sampel Non PPOK hanya 4$7 yang merokok. -al ini menunjukkan
baha merokok merupakan salah satu faktor resiko yang yang paling
berkontribusi terhadap kejadian PPOK. -ubungan merokok terhadap kejadian
PPOK terlihat pada table yang menunjukan nilai signifikansi $,$$$ (p I $,$1)
dan nilai koefisien korelasi $,/#:. -asil ini menunjukkan baha terdapat
hubungan antara merokok dengan angka kejadian PPOK (-$ diterima). -alini sesuai dengan pendapat beberapa ahli yang menyebutkan baha merokok
atau terpapar asap rokok dapat meningkatkan angka kejaidan PPOK (idodo,
$$:).
Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang
terjadinya PPOK seperti kebiasaan merokok, polusi udara, lingkungan yang
tidak baik, genetik, hiperaktifitas bronkus,daya tahan saluran nafas yang
kurang, dan defisiensi alfa%antitripsin. 2iyakini baha merokok merupakan
faktor yang paling berkontribusi terhadap berkembangnya PPOK. -ubungan
merokok dengan gangguan kesehatan& penyakit merupakan hubungan dose
response, lebih lama kebiasaan merokok dijalani, lebih banyak batang rokok
setiap harinya, lebih dalam menghisap asap rokoknya, maka lebih tinggi risiko
untuk mendapatkan penyakit akibat merokok. 6eparuh dari semua orang yang
merokok berpeluang terjadi kerusakan& obstruksi saluran nafas dan 5$%$
persen nya berkembang se!ara signifikan menjadi PPOK (2evereuD, $$/).
Pada kelompok PPOK jumlah penderita yang merokok selama G $
tahun adalah 54 orang (/17). -al ini sesuai dengan suatu penelitian yang
mengatakan baha seseorang yang merokok dalam kurun aktu $%1 tahun
berpeluang terkena PPOK (Teramoto, $$0).
>ambaran se!ara umum bagaimana rokok dapat menyebabkan
kerusakan saluran pernafasan adalah baha di dalam asap rokok terdapat
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
42/44
ribuan radikal bebas dan bahan%bahan iritan yang merugikan kesehatan. ahan
iritan tersebut masuk saluran pernafasan selanjutnya menempel pada silia
(rambut getar) yang selalu berlendir. 2i samping itu bahan iritan tersebut
mampu membakar silia sehingga lambat laun terjadi penumpukan bahan iritan
yang dapat mengakibatkan infeksi. 6ementara itu produksi mu!us makin
bertambah banyak dan kondisi ini sangat kondusif untuk tumbuh kuman.
3pabila kondisi tersebut berlanjut maka akan terjadi radang dan
penyempitan saluran nafas serta berkurangnya elastisitas. esar ke!ilnya
intensitas dan aktu paparan bahan% bahan iritan dalam asap rokok akan
berpengaruh terhadap kondisi saluran pernafasan. 6emakin besar intensitas,
dosis, serta aktu paparan, akan memper!epat terjadinya kerusakan atau
ketidaknormalan pada saluran pernafasan. 2engan kata lain baha kebiasaan
merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada saluran nafas,
antara lain berupa penyempitan yang dalam hal ini dikaitkan dengan kejadian
PPOK
+enurut 3ditama ($$5), besar pajanan asap rokok bersifat
kompleks dan dipengaruhi oleh kuantitas rokok yang dihisap dan pola
penghisapan rokok antara lain usia mulai merokok, lama merokok, dalamnya
hisapan dan lain%lain. Pajanan asap rokok menyebabkan kelainan pada mu!osa
saluran nafas, kapasitas ventilasi maupun fungsi saar alveolar&kapiler .
+enurut 6itumeang ($$), merokok adalah suatu kebiasaan yang merugikan
bagi kesehatan karena suatu proses pembakaran massal tembakau yang
menimbulkan polusi udara dan terkonsentrasi yang se!ara sadar langsung
dihirup dan diserap oleh tubuh bersama udara pernapasan. -al ini didukung
oleh 6etyohasi ($$/) yang mengatakan baha merokok merupakan suatu
kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan semu bagi si perokok, tetapi
dilain pihak menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun bagi
orang%orang di sekitarnya (6etyohadi, $$/). >O'2 ($$0) berpendapat
baha asap rokok merupakan satu%satunya penyebab terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya.
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
43/44
Pada penelitian ini, jumlah sampel PPOK yang terpapar oleh polutan
sebesar 4$7. erdasarkan hasil penelitian 2i pede ($$), polusi udara
mempunyai pengaruh buruk pada ?EP5, inhalan yang paling kuat
menyebabkan PPOK adalah
-
7/25/2019 Edit Miniriset Ppok
44/44
BAB 4
%E$IMPULAN DAN $A&AN
A. %esim0ulan
erdasarkan penelitian dan analisis statistik dapat disimpulkan baha terdapat
hubungan antara merokok dengan angka kejadin Penyakit Paru Obstruktif
Kronis (PPOK).
B. $aran
. Perlu diberikannya penyuluhan kepada masyarakat tentang PPOK dan
berbagai faktor resiko yang dapat mempengaruhi.
. Perlu diadakan edukasi kepada masyarakat baha merokok baik aktif
maupun pasif dapat meningatkan resiko terjadinya PPOK.
top related