manual integrasi litbang its 20 agustus.pdf
Post on 04-Feb-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
1/34
INTEGRASI LITBANGINTELL IGENT TRANSPORT SYSTEM
Erwin Kusnandar
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
2/34
ii
Daftar isi
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... II
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. III
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. IV
1
PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1-1
2
JALAN DAN LALU LINTAS ........................................................................................ 2-3
2.1
JA L A N ............................................................................................................... 2-3
2.2
MANAJEMEN LALU LINTAS ..................................................................................... 2-3
3 INTELLIGENT TRANSPORT SYSTEM(ITS) .............................................................. 3-1
3.1 GARIS BESAR ITS................................................................................................. 3-1
3.2 ARSITEKTUR ITS .................................................................................................. 3-2
3.3
LINGKUP TEKNOLOGI ITS ...................................................................................... 3-6
3.4 INFORMASI ........................................................................................................... 3-9
3.5
KELEMBAGAAN ................................................................................................... 3-12
4 LITBANG ITS .............................................................................................................. 4-1
4.1 LUARAN LITBANG NASKAH ILMIAH .......................................................................... 4-1
4.2
LUARAN LITBANG PEDOMAN .................................................................................. 4-5
4.3
PEDOMAN PERSYARATANADVANCED TRAFFIC MANAGEMENT SYSTEMS.................. 4-6
5
PENUTUP ................................................................................................................... 5-1
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
3/34
iii
Daftar Gambar
Gambar 3-1
Hubungan Sub-sistem / Komponen Unsur Lalu Lintas dalam Teknologi
ITS ................................................................................................................ 3-1
Gambar 3-2 Arsitektur Sistem Teknologi ITS .................................................................... 3-3
Gambar 3-3
Instalasi dan matrik Teknologi ITS .............................................................. 3-11
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
4/34
iv
Daftar Tabel
Tabel 2-1 Strategi dan teknik aplikasi manajem lalu lintas. ........................................... 2-5
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
5/34
1-1
1 Pendahuluan
Tingginya pertumbuhan kendaraan pada jaringan jalanan di Indonesia pada dekade terakhir
ini, telah menempatkan infrastruktur transportasi jalan berada di bawah tekanan yang berat,
karena keterbatasan kapasitas. Untuk mengimbangi permintaan lalu lintas tersebut, dengan
menambah kapasitas secara konvensional, yaitu dengan melebarkan atau menambah
panjang jaringan jalan, selalu terkendala dengan keterbatasan akan lahan dan logistik
lainnya, dan itu belum tentu bisa menyelesaikan masalah lalu lintas sesuai tujuan awal.
Chao Chen 2011, berpendapat bahwa dari sebagian besar penyebab kemacetan lalu
lintas di Negara-negara berkembang lebih disebabkan oleh ketidak efisienan dalam
operasional sistem transportasi jalan.
Dengan teknologi telekomunikasi dan informasi, untuk mengefisienkan sistem transportasi
jalan dengan menerapankan prinsip sistem transportasi cerdas (Intelligent Transportation
Systems/ITS). Teknologi ITS berpotensi dalam meningkatkan kinerja sistem bertransportasi
khususnya yang ada dipermukaan jalan, seperti; mobilitas, keselamatan, kelancaran, dan
lingkungan, serta lainnya terkait sistem transportasi jalan.
Keberhasilan dalam penerapan teknologi ITS di Negara maju, tentunya dengan dukungan
infrastruktur jalan dan perilaku pengguna jalan yang berbeda dengan di Indonesia.
Penerapan teknologi ITS di Indonesia. Banyak negara dalam mengaplikasikan teknologi ITS
untuk belajar dari pengalaman di tempat lain dan memilih teknologi yang paling tepat dan
cocok yang sering lebih hemat biaya daripada pendahulunya. Perlunya terlebih dahulu
untuk melakukan kajian dalam pemahaman, mulai dari aspek; teknologi, sistem arsitektur,
konsep teknik lalu lintas, kelembagaan, dan aspek pendukung lainnya yang terlibat,
sehingga dalam aplikasi teknologi ITS tersebut sudah dapat penyesuaian dengan kondisi
sistem transportasi yang ada.
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, sebagai unsur penyelenggara jalan dalam
melaksankan pembinaan, telah melakukan pengembangan teknologi ITS untuk bisa
mengeluarkan panduan dalam mengaplikasikan layanan teknolgi ITS. Fokus litbang
teknologi aplikasi ITS untuk mendukung konsep transportasi berkelanjutan dengan
memberikan dorongan pada aspek:
Peningkatan efisiensi transportasi janan dengan cara memproduktivitaskan
infrastruktur jalan yang ada;
Peningkatan keselamatan dan keamanan bertransportasi;
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
6/34
1-2
Mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan lalu lintas;
Kita ketahui bahwa lingkup layanan teknologi ITS dalam masalah sistem transportasi jalan
adalah luas, terkait langsung dengan penanganan kemacetan lalu lintas melalui langkah
peningkatan produktivitas infrastruktur jalan yang ada, adalah lingkup Advanced Traffic
Management Systems (ATMS).
Tujuan dari buku ini sebagai informasi, bagi para pembuat keputusan dan praktisi lapangan
dalam upaya untuk mengurangi kepadatan dan kemacetan lalu lintas dengan
mengefisienkan sistem transportasi jalan yang ada dengan layanan teknologi ATMS.
Terlebih dahulu perlunya memahami peluang dan tantangan apa yang harus
dipertimbangkan serta bisa mengambil keuntungan dalam mengaplikasikan teknologi.
Buku ini, disusun dalam lima bab, yaitu:
Bab 1, pendahuluan yang menguraikan tentang latar belakang dan tujuan.
Bab 2, menguraikan tentang teknologi ITS, dengan focus pada lingkup ATMS;
Bab 4, menguraikan kondisi infrastruktur jalan dan lalu lintas eksisting.
Bab 5, menguraikan luaran litbang ITS oleh Puslitbang Jalan dan Jembatan.
Bab 6, penutup berkaitan dengan hal yang ditarik sebagai kesimpulan dan saran dalam
penerapan ITS.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
7/34
2-3
2 Jalan dan Lalu Lintas
2.1 J a l a n
Jalan sebagai prasarana transportasi, awalnya dipahami dan dirancang untuk bisamemberikan terus menerus akan kelancaran dan keselamatan. Namun, karena zona yang
dihubungkan sebagai pusat kegiatan yang membangkitan dan menarik lalu lintas sesuai
dengan intensitas aktifitas zona tersebut. Intensitas aktifitas zona dan lingkungan sisi jalan
tumbuh dan berkembang seiring dengan waktu, manakala permintaan bangkitan dan tarikan
lalu lintas dari aktifitas tersebut tidak selalu bisa diimbangan oleh prasarana jalan. Ini akan
berdampak pada penurunan kinerja lalu lintas, yang tidak sejalan dengan karakteristik
aktifitas zona yang dihubungkannya.
Untuk mengefisienkan penggunaan prasarana jalan tersebut, jaringan jalan sesuai dengan
Undang-Undang No. 38 tahun 2004 dan PP No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, bahwa
jaringan jalan dibagi dalam sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder,
yang masing-masing dikelompokkan atas klasifikasi fungsi jalan; arteri, kolektor, lokal, dan
lingkungan. Setiap klasifikasi fungsi jalan dalam pembangunan dan pengoperasian,
mempunyai ketentuan teknis dan ciri-ciri tertentu.
Untuk terpenuhinya peranan jalan sebagaimana diisyaratkan perundang-undangan,
Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban dalam menyelenggarakan jalan dengan
melibatkan masyarakat. Institusi Pemerintah sesuai kewenangannya sebagai penyelenggara
jalan, yang meliputi; pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan.
1) Pengaturan jalan adalah, kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan
erencanaan umum, dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
2) Pembinaan jalan adalah, kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,
pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.
3) Pembangunan jalan adalah, kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan
teknis, pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan.
4) Pengawasan jalan adalah, kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,
pembinaan, dan pembangunan jalan.
2.2 Manajemen Lalu Lintas
Merujuk kepada Undang-Undang No. 22, Tahun 2009, tentang Lalu Lintas dan Angkutan
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
8/34
2-4
Jalan, manajemen lalu lintas didefinisikan sebagai upaya untuk mengatur pergerakan lalu
lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana yang ada untuk memberikan
kemudahan berlalu lintas. Optimasi berhubungan dengan kondisi infrastruktur jalan dan lalu
lintas yang ada dan bagaimana mengorganisasikannya untuk mendapatkan pelayanan
terbaik. Ini dilakukan mulai dari tahap kegiatan perencanaan, pengaturan, pengawasan, dan
pengendalian. Sedang lalu lintas didefinisikan sebagai pergerakan/aliran kendaraan dan
orang pada prasarana untuk perpindahan berupa ruang jalan dan fasilitas pendukungnya.
Tujuan dilaksanakan manajemen lalu lintas antara lain adalah untuk:
1) Meningkatkan tingkat keselamatan, dengan mengkompatibelkan semua unsur lalu lintas
(orang, jalan, dan kendaraan).
2) Mendapatkan tingkat efisiensi pergerakan lalu lintas secara optimal dengan tingkat
aksesibilitas, mobilitas, dan keseimbangan permintaan lalu lintas dengan prasarana
penunjang yang ada.
3) Meminimalkan waktu tempuh.
4) Melindungi dan memperbaiki keadaan kondisi lingkungan sisi jalan yang berwawasan
lingkungan berkelanjutan, melalui penghematan penggunaan energy.
Untuk mewejudkan tujuan manajemen lalu lintas tersebut di atas, maka sasaran yang harus
dilakukan meliputi:
1) Mengatur dan menyederhanakan pengendalian gerak dan rute lalu lintas dengan
melakukan pemilihan kecepatan dan tingkat kejenuhan (rasio volume terhadap
kapasitas) yang paling optimal.
2) Mengurangi ganguan terhadap aliran lalu lintas, seperti kemacetan dan faktor hambatan
samping sisi jalan serta konflik.
3) Aplikasi sasaran tersebut di atas, disesuaikan dengan ketentuan klasifikasi fungsi jalan
(arteri, kolektor, local, dan lingkungan).
Ada tiga teknik strategi dasar yang umum digunakan dan bisa dikombinasikan dalam
mewujudkan sasaran manajemen lalu lintas. Teknik tersebut adalah, seperti ditunjukkan
pada Tabel 2.1.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
9/34
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
10/34
3-1
3 Intel l igent Transpo rt System(ITS)
3.1 Garis Besar ITS
Kemajuan teknologi yang pesat pada dekade sekarang ini, telah mebuat banyak peluangbaru bagi para profesional transportasi untuk memberikan layanan transportasi yang lebih
efektif dan efisien, yang bisa merespon segala bentuk penanganan secara lebih cerdas.
Teknologi dalam layanan transportasi tersebut, apa yang disebut dengan intelligent
transportation systems(ITS).
ITS adalah suatu proses teknologi telekomunikasi dan informasi untuk berbagai layanan
sistem transportasi sebagai hasil integrasi unsur kondisi lalu linta, seperti; orang/pengemudi,
kendaraan, dan infrastruktur jalan. Dengan menerapkan teknologi canggih/otomatis dengan
dukungan system software dan hardware computer untuk memproses data unsur lalu lintas
menjadi data informasi dan pengendalian lalu lintas. Data informasi tersebut didisistribusikan
bisa melalui median siaran, seperti; internet, radio, tv, telepon, rambu elektronik (variable
message sign (VMS), dan media lainnya untuk sampai kepada masyarakat yang akan
bepergian. Dengan pengendalian dan informasi akan berdampak pada peningkatan kinerja
sistem transportasi di permukaan jalan, seperti; mobilitas, kelancaran, keselamatan, dan
polusi akibat gas buang kendaraan. Proses ITS seperti diuraikan tersebut di atas, secara
diagram arsitektur seperti diilustrasikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3-1 Hubungan Sub-sistem / Komponen Unsur Lalu Lintas dalam Teknologi ITS
Meningkatkan Kinerja Transportasi Jalan(Mobilitas, Kelancaran, Keselamatan, dan Ramah
terhada Lin kun an
Perjalanan Lebih Efektif dan Efisien
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
11/34
3-2
Tujuan ITS adalah mengurangi kepadatan lalu lintas, mengurangi waktu perjalanan,
meningkakan keselamatan, produktivitas ekonomi, kualitas lingkungan hidup dengan
memanfaatkan semaksimal mungkin infrastuktur transportasi yang ada (ITS Australia, 2005).
Sebuah sistem teknologi menunjukkan perilaku informasi cerdas seperti ITS, minimal harus
memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Durasi waktu proses untuk menghasilkan informasi harus secara real time.
b. Bisa mengingat dan membaca sejumlah data yang besar dengan berbagai disiplin ilmu
yang berbeda.
c. Menunjukkan beberapa proses yang adaptif dengan situasi dan permintaan, dan
perilaku berorientasi pada tujuan.
d. Sistem ini juga harus mampu menangani input yang tak terduga atau belajar dari
pengalaman.
e. Sistem harus dapat menggunakan simbolis dalam bahasa abstraksi dan bisa
berkomunikasi dengan sistem lain.
Dalam penerapan manajemen lalu lintas konvensional dengan memanfaatkan teknologi
ITS, yang digunakan selama ini dapat ditambah dan ditingkatkan dengan teknologi yang
ada di ITS.
3.2 Arsitektur ITS
Dalam rangka untuk lebih memahami bagaimana proses teknologi ITS bekerja, yaitu;
bagaimana mengubah sistem transportasi jalan, bagaimana teknologi dapat digunakan untuk
mencapai tujuan, dan langkah-langkah penting untuk melihat fungsi potensial dari ITS dalam
setiap komponen kunci dari sistem, seperti; kendaraan (vehicle), pengguna (traveler),
infrastruktur jalan (road side), dan sistem komunikasi saling berhubungan. Dalam arsitektur
sistem ITS, terdiri atas empat bagian sub sistem, yaitu:
1) Sub-sistem Center; system untuk memberikan dukungan informasi bagi kebutuhan
pengguna jasa transportasi, seperti; perencanaan, layanan penyedia informasi,
manajemen emisi, manajemen angkutan umum, manajemen armada dan pengangkutan
(Information Service Provider, Emissions management, Transit Management, Fleet and
Freight Management, and Planning). Untuk dukungan layanan informasi tersebut,
tentunya management center perlu dukungan oleh landasan teori, seperti; traffic
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
12/34
3-3
management, emergency management, toll administration, commercial vehicle
administration, dan lainnya.
2) Sub-sistem Traveler; sistem untuk memberikan dukungan informasi kepada pengguna
jalan atau informasi pribadi (Remote traveler supportdan Personal information access).
3) Sub-sistem Vehicle, system untuk memberikan dukungan informasi kepada kebutuhan
pengguna jalan, seperti; kendaraan pribadi, kendaraan angkutan, kendaraan umum, dan
kendaraan darurat (Ambulance/derek) (Vehicle, transit vehicle, commercial vehicle,
emergency vehicle).
4) Sub-sistem Roadside, system untuk memberikan dukungan informasi bagi kebutuhan
kegiatan operasional yang ada di badan jalan, sperti; jalan itu sendiri, transaksi
pembayaran tol, dan parkir kendaraan, dan kendaraan umum.
Lebih jelasnya komponen sub-sistem dari arsitektur ITS, seperti diilustrasikan pada Gambar
3.2. Pada prinsipnya arsitektur ITS tersebut, tidak berkomunikasi diantra komponennya
secara substansial adalah bebas dan tidak dapat bertukar materi, mereka hanya
berkolaborasi melalui pertukaran informasi.
Sumber: Regional ITS Architecture Guidance Document, US Deoartmesit of Transportation.
Gambar 3-2 Arsitektur Sistem Teknologi ITS
Arsitektur ITS merupakan kerangka kerja dalam membangun ITS, digunakan sebagai
pendekatan sistem rekayasa dalam menentukan program dan tujuan manajemen
transportasi jalan/lalu lintas dalam menggunkan teknologi ITS.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
13/34
3-4
Membuat arsitektur ITS, merupakan tahap persiapan awal dalam membangun ITS dan akan
melibatkan stakeholder terkait sesuai dengan lingkup layanan dan area wilayah yang akan
dilayani, untuk itu maka arsitektur ITS tersebut, harus dikonsensuskan terlebih dahulu
diantara stakeholder dan pihak-pihak yang terlibat. Peran dan tanggung jawab dari setiap
unsur stakeholder harus konsisten sampai dengan tahap pengoperasian ITS.
Pengembangan arsitektur ITS untuk memasukkan ide-ide baru perlu terus menerus
diperbaharui sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan dimasa akan datang. Namun
paling tidak perencanaan arsitektur bisa mengakomodasi hal-hal sebagai berikut:
1) Penjelasan akan situasi kondisi dalam cakupan wilayah;
2) Identifikasi unsur stakeholder dan pihak yang terkait lainnya;
3) Mengidentifikasi peran dan tanggung jawab dari setiap unsur stakeholder;4) Setiap perjanjian (yang ada atau baru) yang diperlukan untuk operasi, termasuk bisa
mempengaruhi operasional ITS yang interoperabilitas dan penggunaan standar ITS;
5) Persyaratan fungsional sub-sistem;
6) Persyaratan antarmuka dan pertukaran informasi diantara sub-sistem, mengalir
sebagaimana diilustrasikan dalam bagan arsitektur.
7) Identifikasi standar ITS dalam mendukung interoperabilitas nasional maupun daerah, dan
8) Buat urutan kegiatan yang diperlukan untuk implementasi.
Perangkat infrastruktur setiap komponen ATMS meliputi traffic data collection), pusat kendali
lalu lintas (TMC), dan bagian media informasi (rambu elektronik/VMS), seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
14/34
3-5
Gambar 3 - Arsitektur komponen infrastruktur rampa meter
Setiap bagian perangkat tersebut, mampu menjalankan fungsi sebagai berikut:
a. Alat diteksi/sensor data lalu lintas:
1) Mampu mencatat berbagai jenis variable data lalu lintas, seperti; volume, kecepatan,
dan waktu kedatangan.
2) Pencatatan dilakukan dengan system sensor radar, inframerah, atau ultrasonic.
3) Penempatan alat sensor, tidak membahayakan dan mengganggu lalu lintas.
4) Data variable lalu lintas didapat secara adaptif sesuai karakteristik lalu lintas yang
ada.
b. TMC, bisa menjalankan fungsi dan kemampuan sebagai;
1) Pengumpul variable data lalu lintas (data base).2) Mengatur keluar masuk data lalu lintas dari berbagai komponen ATMS yang
dintegrasikan.
3) Prosesor TMC bisa menganalisis data input menjadi data informasi dan
pengendalian lalu lintas (output).
Data informasi untuk konsumsi rambu elektronik.
Data pengendalian untuk konsumsi APILL.
4) Kapasitas prosesor TMC harus mampu melayani kebutuhan pengendalian dan
informasi lalu lintas sesuai kondisi eksisting (real time).
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
15/34
3-6
5) Rampa meter bisa dilakukan secara mandiri atau secara lolal, sesuai kebutuhan
(proses dilakukan tidak melalui TMC).
c. Sistem komunikasi data dan informasi diproses secara waktu eksisting (real time), ini
bisa dilakukan dengan; melalui kabel atau nirkabel, dimana besar kecilnya penguatan
transmisi akan mempengaruhi sediaan bandwidth.
d. Perangkat komponen infrastruktur rampa meter, mempunyai kemampuan:
1) Mempunyai fasilitas sistem koneksi data antara komponen secara terbuka (system
open protocol).
2) Mudah dioperasikan.
3) Umur masa kerja layanan, bisa bertahan lama.
4) Tersedia suku cadang dipasaran.
3.3 Lingkup Teknologi ITS
Dari diagram dasar sistem arsitektur ITS (Gambar 3.4) dimana semua komponen
transportasi jalan yang saling terkonektivitas dan bisa dikembangkan lebih lanjut sesuai
kebutuhan. Atas dasar itu, maka teknologi ITS bisa dimanfaatankan untuk semua kebutuhan
bertransportasi (pengguna jasa, penyedia jasa dan pengelola jasa transportasi. Lingkup
layanan teknologi ITS pada sistem transportasi jalan, secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kelompok area layanan, yaitu area layanan ITS yang utama dan yang khusus.
Lingkup teknologi ITS utama, meliputi area layanan yang ada pada:
Advanced Traffic Management Systems (ATMS);
Advanced Traveller Information Systems(ATIS);
Advanced Vehicle Control Systems(AVCS).
Lingkup teknologi ITS khusus, meliputi area layanan yang ada pada:
Advanced Public Transport Systems(APTS);
Commercial Vehicle Operations(CVO).
Garis besar tentang masing-masing lingkup teknologi ITS tersebut, diuraikan di bawah ini.
1) Advanced Traffic Management Systems
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
16/34
3-7
Advanced Traffic Managemen Systems(ATMS) telah banyak dikenal sebagai salah satu
metoda langsung untuk mengurangi kemacetan lalu lintas terutama di daerah perkotaan
(Sutandi, 2005, Sutandi, 2006).
Secara lebih detail, ATMS terutama berfokus pada memaksimalkan efisiensi dari
eksisting infrastruktur jalan yang ada (existing). Pengumpulan data dilakukan dari
berbagai sumber di lapangan seperti menggunakan sensor di badan jalan dan CCTV.
Data tersebut kemudian ditransmisikan melalui sistem komunikasi ke traffic control centre
untuk dianalisis menggunakan perangkat lunak yang dinamis sebagai bagian integral dari
ATMS. Analisis terhadap kinerja lalu lintas dilakukan dengan menyesuaikan parameter-
parameter secara real time. Hasil analisis akan digunakan untuk mengontrol operasional
berbagai komponen dari traffic control system, misalnya traffic signal di simpang danramp metering. Data disimpan dalam bentuk basis data berisi data eksisting dan data
historis.
Beberapa contoh sum komponen ATMS adalah:
Adaptive Traffic Control Systems;
Automatic Incident Detection;
Ramp Metering;
Electronic Toll Collection;
Electronic Road Pricing.
Adaptive Traffic Control Systems (ATCS): mengadaptasi perubahan arus lalulintas
dari menit ke menit sehingga traffic signal timing berubah setiap cycle sesuai dengan
kondisi lalulintas riil yang terjadi. Hal ini sangat berbeda dengan fixed time systems yang
selalu tetap dan tidak terpengaruh dengan kondisi lalulintas riil. Contoh dari ATCS adalah
SCATS (Sydney Coordinated Adaptive Traffic System) yang banyak diterapkan di kota-
kota besar di Asia, Australia dan Amerika Utara, SCOOT (Split Cycle Offset Optimisation
Technique).
Automatic Incident Detect ion (AID): mendeteksi kemacetan baik yang berulang
maupun yang tidak berulang dengan dukungan automatic detection disepanjang ruas
jalan yang dipantau. Algoritma digunakan untuk menganalisis data dari loop detector dan
wide area video detection systems jika terjadi kondisi yang diindikasi abnormal. Algoritma
AID adalah memaksimalkan detection rate, meminimalkan false alam rate, dan
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
17/34
3-8
meminimalkan time to detect. Dengan adanya AID maka delaydi ruas jalan dapat segera
diatasi.
Ramp Metering: mengatur jumlah kendaraan yang memasuki jalan yang dipantau
berdasarkan kondisi lalulintas jalan tersebut. Dua tujuan ramp metering adalah
memudahkan kendaraan di enter ramp untuk memasuki jalan yang dipantau dan
mengurangi kemacetan lalulintas di jalan yang dipantau tersebut.
Electro nic Toll Collection (ETC): Systems membuat proses manual pembayaran di
gerbang tol menjadi otomatis sehingga pengemudi diharapkan tetap berkendara dalam
keadaan free flow karena tidak perlu kehilangan waktu untuk mengurangi kecepatan
apalagi berhenti. Proses toll collection berlangsung secara elektronik.
Electronic Road Pricing: adalah teknik manajemen kebutuhan yang mensyaratkan
agar kendaraan yang melewati jalan alternatif tertentu membayar sejumlah uang yang
tergantung dari kondisi lalulintas. Dalam kondisi lalulintas macet, misalnya pada saat jam
puncak, pengendara disyaratkan membayar lebih. Untuk moda angkutan umum dan
kendaraan yang berpenumpang banyak, jumlah uang yang harus dibayar lebih sedikit.
Teknik ini sukses diterapkan di beberapa negara, untuk mengurangi kemacetan
lalulintas.
2) Adv anced Traveller Information Systems
Advanced Traveller Information Systems (ATIS) memberi informasi secara real time
kepada pengemudi (traveler) tentang keadaan lingkungan jalan dan kondisi lalulintas
jalan sehingga kemudian mempengaruhi perilaku traveler dalam menentukan rute jalan,
moda transportasi, dan waktu perjalanan. Tujuan sistem yang didukung teknologi
canggih ini adalah meningkatkan keselamatan traveler dan berperan dalam
meminimalkan kemacetan lalulintas.
Secara lebih detail, informasi tentang keadaan lingkungan jalan yang disajikan dapat
berupa informasi cuaca (hujan, banjir, mendung, berawan), kondisi tempat parkir, jadwal
dan waktu tempuh moda transportasi umum, dan kondisi polusi udara. Sedangkan
informasi tentang kondisi lalu lintas jalan, antara lain kecepatan berkendara di jalan
tertentu, waktu tempuh ke lokasi tertentu, keadaan kemacetan lalulintas di daerah
tertentu, adanya kecelakaan, insiden, pekerjaan jalan, dan alternatif rute yang sebaiknya
dipilih untuk menghindari kemacetan. ATIS bisa disampaikan kepada traveler melalui
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
18/34
3-9
signs display di sepanjang jalan yang dilalui, internet, radio, telepon, fax, dan mobile
phone.
3) Adv anced Vehicle Control Systems (AVCS)
Advanced Vehicle Control Systems (AVCS) meningkatkan keselamatan jalan dengan
dukungan sistem canggih dalam kendaraan yang memandu pengemudi untuk
menghindari terjadinya kecelakaan. Salah satu penerapan AVCS adalah Automated
Highway Systems (AHS).
4) Adv anced Publ ic Transportat ion Systems
Advanced Public Transportatoin Systems (APTS) didukung oleh sistem canggih dengan
tujuan meningkatkan keselamatan, efisiensi, dan efektifitas sarana dan prasarana jalan
yang ada. Manfaat dari APTS antara lain; mengurangi tundaan, memberi kenyamanan
bagi traveler dalam memperoleh tiket moda trnasportasi umum, rute yang akurat, dan
informasi jadwal yang tetap.
5) Commercial Vehicle Operat ions
Commercial Vehicle Operations (VCO) memperhatikan manajemen operasi dari
kendaraan-kendaraan komersial dalam mengatur dan memberikan pelayanan,
meminimalkan gangguan rute dan tundaan perjalanan, memelihara tingkat keselamatan
yang tinggi dan tingkat efisiensi biaya. Sistem ini mempunyai peranan yang penting untuk
meningkatkan efisiensi manajemen truck fleets, dan mengurangi kemacetan serta polusi
udara.
Beberapa contoh penerapan CVO baik dalam lingkup domestik maupun internasional
antara lain: mempermudah pengecekan status kendaraan komersial sesuai standar,
seperti klasifikasi kendaraan, surat-surat kendaraan, total berat kendaraan, total tinggi
kendaraan dan muatan, dan kecepatan yang diijinkan dalam memenuhi inspeksi yang
dilakukan pihak berwenang tanpa perlu menunggu atau berhenti kendaraan. Penerapan
CVO ini mendukung peningkatan produktifitas.
3.4 Informasi
Ide dasar dari teknologi ITS adalah memberi informasi kepada pengguna jalan untuk
dipengaruhi agar penggunaan jalan tersebut lebih efisien dalam melakukan perjalanan, yaitu
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
19/34
3-10
dengan cara mengoptimalkan kapasitas infrastruktur jalan yang ada. Media untuk
menyampaikan informasi kepada pengguna jalan, bisa melalui berbagai media, namun
dalam bahasan kajian ini fokus pada; dynamic message signs (DMS) dan variable
message signs (VMS) (rambu elektronik). Jenis informasi yang disampaikan umumnya
menyangkut; waktu perjalanan, panduan rute, kecepatan perjalanan, keterlambatan,
kecelakaan, kejadian insiden, jalan yang harus dilakukan, dan adanya zona pekerjaan jalan.
Dengan informasi dan pengendalian lalu lintas, pengemudi atau pengguna jalan akan
melakukan pilihan-pilihan dalam bertransportasi, seperti akan hal; waktu keberangkatan, rute
yang dipilih, jenis moda, dan kesiapan mental dengan kondisi yang ada.
Ada tiga bagian bagian perangkat infrastruktur ITS dalam menjalankan proses
mendefinisikan informasi kepada pengguna perjalanan, yaitu dimulai dari hulu sampai hilir,yaitu mulaidari; Traffic data collection, Traffic Managenet Center, dan Traffic Information.
Masing-masing bagian tersebut, mempunyai peran dan fungsi, yaitu:
1) Traffic data collection; menjalankan fungsi untuk mendapatkan kondisi data infrastruktur
jalan dan variabel karakteristik lalu lintas;
2) Traffic management center; menjalankan fungsi menganalisa data hasil masukan dari
traffic data collection dan data base/empiris lainnya untuk menjadi data informasi dan
pengendalian kepada pengguna jalan;
3) Traffic information; merupakan media informasi kepada pengguna jalan seperti rambu
elektronik (VMS);
Aliran proses telekomunikasi dan informasi, jelasnya seperti ditunjukkan pada Gamar 3.3.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
20/34
3-11
Gambar 3-4 Instalasi dan matrik Teknologi ITS
Traffic Data Collection Traffic Management System Traffic Information
Informasi data
kendaraanLoop
Detektor di
permukaan jalan
Detektor
menggunakan
video
Pusat Kontrol
Lalu Lintas
LOS
VisualizationParkir
Rambu
elektronik
(VMS)
Sistem jalan
bebas hambatan
Kontrol lalu
Lintas
Siaran RadioNavigasi di
kendaraan
Rambu
Elektronik (VMS)
Telepon seluler Web
Data Kualifikasi,pengumpulan,penyelesaian
- Pengolahan data yang cerdas
- Situasi lalu lintas secara langsung
- Perkiraan Lalu lintas
Akuisisi dan pengumpulan
data yang relevan dari
berbagai sumber
Bidang Layanan :
- Informasi Kepada pengguna
- Manajemen hubungan terhadap pelanggan
Data digunakan untuk manajemen lalu lintas Data digunakan untuk Informasi lalu l intas
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
21/34
3-12
3.5 Kelembagaan
Perencanaan dan pengoperasian ITS, akan melibatkan berbagai otoritas yang terkait,
seperti; institusi jalan, institusi lalu lintas dan kendaraan, dan dukungan pihak-pihak lainya,
seperti terkait teknologi hardware dan softwar (Industri). Stakeholder tersebut, untuk
konsensus terkait dengan keputusan dan arahan dalam menentukan tujuan, sasaran, dan
kebijakan dalam proses. Untuk tujuan tersebut, diperlukan suatu wadah kelembagaan yang
independen.
Setiap unsur stakeholder ITS sebagai media untuk kerja sama dalam mempromosikan
konsep, tugas, dan tanggung jawab (siapa melakukan apa). Peran-peran unsur
stakeholder, untuk bisa merumuskan hal-hal seperti:1) Untuk memperkenalkan portofolio teknologi ITS, dan menganalisis dampak-dampaknya.
2) Untuk mengusulkan kerangka kerja yang dapat menilai kesiapan kelembagaan.
3) Untuk menerapkan kerangka penyebaran dalam dua konteks area dan koridor jalan.
4) Untuk mengembangkan rekomendasi, didasarkan pada kerangka untuk transformasi
kelembagaan.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
22/34
4-1
4 Litbang ITS
Manajemen lalu lintas dengan menerapkan teknologi ITS di Indonesia yang relatif masih
baru, walaupun demikian banyak institusi terkait lalu lintas terutama di kota-kota besar sudah
banyak yang menerapkannya, namun sifatnya masih bersifat farsial untuk beberapa
komponen infrastruktur ATMS, belem secara utuh terkoordinasi dalam satu pousat kendali
melalui TMC. Otoritas terkait dengan masalah lalu lintas dan jalan sudah menyadari, bahwa
penanganan kepadatan dan kemacetan lalu lintas yang sering terjadi, penanganan dengan
cara melebarkan atau menambah jaringan jalan selalu terkendala dengan keterbatasan
lahan dan logistik laiinya. Dimana teknologi ITS, berpotensi bisa mengurangi kemacetan lalu
lintas dengan cara memproduktifitaskan infrastruktur jalan yang ada, dan teknologi ITS
tersebut merupakan kebutuhan sistem transportasi jalan sekarang dan masa akan datang,
karena efisiensi merupakan kebutuhan masyarakat modern.
Pemahaman akan konsep dan teori dari disiplin ilmu yang terlibat dengan teknologi ITS serta
dukungan standarisasi dan kelembaga perlu dipahami, sebelum menerapkan teknologi ITS
yang sesuai dengan kondisi sistem transportasi jalan di Indonesia. Untuk itu litbang yang
dilakukan oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, dilakukan bisa mengeluarkan dua luaran.
Pertama merumuskan naskah ilmiah, sebagai hasil kajian dari rujukan referensi dari luar dan
dukungan hasil observasi dan hasil penerapan prototipe perangkat ITS. Naskah ilmiah
tersebut, dipersiapkan sebagai bahan informasi bagi para praktisi dan sebagai rujukan dalam
penyusunan pedoman panduan untuk membangun ITS. Kedua penyusunan pedoman
panduan perancangan dalam membangun setiap komponen ITS pada lingkup Advanced
Traffic Management Systems (ATMS).
4.1 Luaran Litbang Naskah Ilmiah
Pada dasarnya secara konsep dan teknologi ITS baik pada lingkup ATMS maupun yang
lainnya relatif sama untuk diterapkan bisa diterapkan disemua jaringan jalan. Karena diduga
ada faktor lain yang spesifik dari setiap area jaringan jalan yang berpotensi bisa
mempengaruhi luaran variabel kinerja lalu lintas, faktor tersebut seperti kondisi atau geometri
dari; infrastruktur jalan, karakterisrik lalu lintas, dan lingkungan sisi jalan. Atas perbedaan
ciri-ciri tersebut, maka luaran dari naskah ilmiah dibagi atas naskah ITS untuk jalan tol,
naskah ITS untuk jalan perkotaan, dan naskah untuk jalan antar kota.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
23/34
4-2
Naskah Ilmiah ITS untuk berbagai area/status jalan tersebut, bertujuan untuk
memperkenalkan konsep baru dari manajemen lalu lintas yang dilakukan secara cerdas
(sistem transportasi cerdas) dewasa ini, seperti dilakukan di negara; Amerika, Eropa,
Jepang, Korea, Singapura, dan lainnya. Pengalama dari mereka mengindikasikan bahwa
penerapan teknologi ITS tersebut, bisa memberikan potensi dalam meningkatkan kinerja
sistem transportasi jalan di permukaan jalan.
Bahan penyusunan buku naskah, dengan merujuk dari beberapa literature dan referensi
lainnya dari Negara yang sudah menerapkan teknologi ITS serta penyesuaai dengan kondisi
infrastruktur jalan dan lalu lintas yang ada. Isi yang disampaikan meliputi dua bagian utama,
bagian pertama menyangkut gambaran tentang konsep dan teknologi ITS, dan fungsi dari
masing-masing sub-sistem komponen dalam lingkup ATMS, pada bagian kedua menyangkuttahapan dan prasyarat dalam mengaplikasikan ITS.
1) Naskah ilmiah ITS untuk Indonesia
Penerapan teknologi ITS yang dilakukan
di Negara lain, yang ternyata bisa
memberikan peningkatan terhadap
kinerja sistem transportasi jalan. Itu
tentunya dengan dukungan kondisi
infrastruktur jalan dan perilaku pengguna
jalan yang relatif lebih baik dibandingkan
dengan yang ada di Indonesia. Untuk itu
buku naskah ITS untuk Indonesia ini,
mencoba menguraikan hal-hal yang
khusus secara garis besar.
Lingkup uraian meliputi; prinsip teknologi
ITS, konsep penanganan masalah lalu
lintas, dan persyaratan-persyaratan
dalam penerapan teknologi ITS. Selain
itu memberikan gambaran pula tentang
kondisi infrastruktur jalan dan lalu lintas
yang terjadi dewasa ini di Indonesia, dan sejauh mana peluang untuk bisa menerapkan
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
24/34
4-3
teknologi ITS di Indonesia..
2) Naskah Ilmiah ITS Jalan Perkotaan.
Pelaksanaan manajemen lalu lintas
pada jaringan jalan perkotaan akan
lebih komplek dibanding dengan yang
diterapkan pada jaringan jalan lainnya.
Panomena hambatan yang khas,
seperti; keterbatasan akan kapasitas
jalan, jumlah penduduk yang banyak,
dan disiplin pengguna jalan yang
relatif masih rendah.
Karakteristik lalu lintas pada jaringan
jalan perkotaan di kota-kota besar di
Indonesia selalu terjadi kemacetan
dengan ciri berulang-ulang, yang
terjadi pada jam sibuk akibat lalu lintas
komuter. Kebijakan transportasi olehotoritas terkait dengan permasalahan
tersebut, berencana untuk
menerapkan memindahkan orang sebanyak mungkin bukan memindahkan kendaraan
sebanyak mungkin. Untuk itu, komponen ATMS yang ada pada jaringan jalan perkotaan
bisa semua komponen tersebut dilaksanakan.
Buku ini, menjelaskan tentang prinsip dasar manajemen lalu lintas jalan perkotaan
dengan menerapkan teknologi ITS pada lingkup ATMS menyangkut konsep dan
teknologi dan kelembagaan dalam pengoperasian, serta menguraikan pula tentang isu-
isu sistem transportasi jalan yang terjadi.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
25/34
4-4
3) Naskah Ilmiah ITS Jalan Antar Kota
Perjalanan antar kota bagi pengemudi,
kebutuhan akan informasi waktu
tempuh dan rute perjalanan untuk
mencapai tujuan merupakan
kebutuhan utama selain informasi akan
fasilitas-fasilitas pendukung lainnya
seperti; hambatan yang akan terjadi
dan tempat-tempat fasilitas umum
(rumah sakit, polisi, tempat istirahat,
bahan bakar, dan lainnya). Kebutuhan
akan informasi tersebut, bisa dilakukan
dengan teknologi ITS.
Teknologi ITS jalan antara kota, masih
fokus pada komponen infrastruktur
ATMS. Untuk itu naskah ITS untuk
jalan antar kota, memberi gambaranumum tentang prinsip manajemen lalu
lintas, menjelaskan konsep dan teknologi ITS, dan kelembagaan dalam pengoperasian,
serta menguraikan pula tentang tipikal geometri jalan dan isu-isu permasalahan sistem
transportasi jalan yang terjadi.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
26/34
4-5
4) Naskah ilmiah ITS Jalan Tol
Lingkup komponen ATMS pada
jaringan jalan tol lebih sedikit
dibandingkan dengan yang ada pada
area jalan perkotaan atau antar kota.
Pelaksanaan dalam pembangunan
infrastruktur ATMS pada area jalan tol,
akan lebih simpel, karena infrastruktur
jalan tol didukung oleh ketentuan
spesifikasi teknis yang lebih baik, dan
selain itu jalan tol adalah jalan
berbayar. Untuk itu dalam
menetapkan besaran parameter
ketentuan dalam memasang maupun
mengoperasikan komponen ATMS
lebih tinggi dibanding dengan yang
ada di area jaringan jalan bukan tol.
Naskah ITS untuk jalan tol ini, selain
membahas konsep dan teknologi
pada setiap komponen infrastruktur ATMS, juga menguraikan tentang kriteria hambatan
atau kemacetan lalu lintas untuk jalan bebas hambatan yang ditolkan..
4.2 Luaran Litbang Pedoman
Luaran litbang yang akan dikeluarkan, meliputi; naskah ilmiah, prototip perangkat ITS, danpanduan atau pedoman. Pedoman yang sudah dipersiapkan, diantaranya;
Pedoman PersyaratanAdvanced Traffic Management Systems (ATMS).
Pedoman Perancangan Rampa Meter Pada Jalan Tol.
Pedoman Perancangan Rambu Elektronok Pada Gerbang Tol Keluar.
Pedoman Perencanaan Traffic Management Center.
Pedoman Perancangan Rambu Elektronik.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
27/34
4-6
4.3 Pedoman Persyaratan Advanced Traf f ic Management Systems
Teknologi ITS terdiri atas berbagai lingkup layanan
yang bisa diberikan dalam mengefisienkan sistem
transportasi jalan, yang salah satunya adalah pada
lingkup Advanced Traffic Management Systems
(ATMS). Jenis komponen layanan dalam lingkup
ATMS, terkait langsung dengan penanganan
masalah kepadatan dan kemacetan lalu lintas
dengan cara mengefisienkan dan memproduktifitas
infrastruktur jalan yang ada (existing). Komponen
layanan ATMS tersebut, adalah:
1) Manajemen pengendalian lalu lintas
persimpangan baik yang mandiri maupun yang
diintegrasikan dalam beberapa persimpangan;
adalah sistem pengendalian yang efektif dengan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL)
secara adaptif sesuai lalu lintas yang ada. Pedoman terkait dengan itu, adalah Pedoman
Perencanaan APILL Terintegrasi.
2) Manajemen insiden; adalah pengendalian lalu lintas karena ada gangguan akibat
insiden. Jenis insiden tersebut, seperti; kecelakaan lalu lintas dan/atau bencana alam
(hujan, banjir, longsor, dan lainnya), dan/atau pekerjaan jalan. Pedoman terkait dengan
itu, untuk insiden yang terjadi di jalan tol adalah Pedoman Perencanaan Rampa Meter
Pada Jalan Tol, sedang untuk jalan bukan jalan tol adalah Pedoman Perencanaan
Manajemen Insiden.
3) Pengumpul tol elektronik (electronic toll collection); adalah sistem transaksi tol dengancara mendebit rekening pemilik mobil tanpa mengharuskan mereka untuk berhenti.
Pedoman terkait dengan itu, adalah Pedoman Perencanaan Pengumpul Tol Elektronik.
4) Jalan berbayar (electronic road pricing); adalah jalan berbayar bukan tol bagi pengguna
jalan sebagai kompensasi menggunakan jalan saat tertentu. Jalan berbayar pada
dasarnya untuk manajemen kepadatan lalu lintas, bukan untuk meningkatkan
pendapatan.
5) Manajemen kontrol lajur; adalah pengendalian lalu lintas dengan dengan mengefisienkan
penggunaan lajur khusus pada saat-saat tertentu.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
28/34
4-7
Untuk mengoptimalkan pembangunan dan pengoperasian layanan ATMS sesuai tujuan,
diperlukan dukungan persyaratan penerapan berkaitan dengan kondisi; lalu lintas, jalan,
infrastruktur ATMS, dan kelembagaan.
Kelembagaan, seperti; otoritas penyelenggara jalan (bina marga dan perhubungan darat),
polisian, penyedia dan pengguna jasa transportasi, dan pabrik, serta pihak lain yang terlibat.
Wadah ini, sangat diperlukan dan berperan penting dalam aplikasi ATMS, untuk memberikan
keputusan dan arahan dalam menentukan tujuan, sasaran, dan kebijakan dalam proses
perencanaan dan operasional agar sesuai dengan tujuan.
Pedoman ini menetapkan persyaratan dalam penerapan komponen Advanced Traffic
Management Systems(ATMS), meliputi :
1) Persyaratan lalu lintas.
2) Persyaratan teknis jalan.
3) Persyaratan komponen infrastruktur ATMS, meliputi:
(1) Kontrol lalu lintas adaptif; adalah alat yang efektif dalam mengkoordinasikan traffic
signal, untuk mengurangi hambatan, stop, dan konsumsi bahan bakar.
(2) Manajemen insiden.
(3) Rampa meter.
(4) Manajemen permintaan lalu lintas.(5) Pengumpul tol elektronik.
(6) Jalan berbayar bukan tol.
4) Persyaratan pengoperasian.
5) Peran kelembagaan.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
29/34
4-8
1) Pedoman Perancangan Traffic Management Center
TMC sebagai bagian dari perangakat ITS (traffic
data collecting sebagai input, TMC, dan media
informasi sebagai output) yang menjalankan fungsi
mengatur dan menganalisis data lalu lintas untuk
menjadi data informasi bagi pengguna jalan.
Pedoman TMC ini, menyediakan informasi terkait
dengan perencanaan, perancangan, dan
pengoperasian, dibuat dengan tujuan untuk
memberikan panduan kepada praktisi lapangan
yang akan membangun ITS. Pedoman tersebut
berisikan ketentuan umum dan teknis. Ketentuan
umum menyangkut prinsip-prinsip peran dan fungsi
TMC. Ketentuan teknis menyangkut batasan-batasan terukur pada aspek sistem electronic
protokol, telekomunikasi, kemampuan server/modem, program analisi data, dan informasi
dalam format real time.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
30/34
4-9
2) Pedoman Perancangan Meter Rampa Jalan Tol
Jalan bebas hambatan yang di tolkan, dituntut
memberikan kelancaran lalu lintas sesuai standar
minimal dan keselamatan. Kepadatan lalu lintas
sebagai tolok ukur kelancaran lalu lintas dan
penggabungan arus pada on-ramp yang berpotensi
terjadinya kecelakaan. Meter ramp jalan tol,
sebagai alat kontrol untuk mengendalikan asupan
arus lalu lintas dan penggabungan arus lalu lintas.
Pedoman ramp meter di jalan tol ini, menyediakan
informasi dalam merancang dan mengoperasikan
rambu elektronik untuk gerbang tol ke luar, dengan
tujuan untuk memberikan panduan kepada praktisi
lapangan yang akan membangun ramp meter. Pedoman tersebut berisikan ketentuan umum
dan teknis. Ketentuan umum menyangkut prinsip-prinsip peran dan fungsi dari teknik lalu
lintas, perangkat alat, dan sistem kerja. Ketentuan teknis menyangkut kriteria batasaan
aspek; teknik lalu lintas, teknologi dan telekomunikasi yang digunakan, dan informasi melalui
VMS.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
31/34
4-10
3) Pedoman Perancangan Rambu Elektronik Pada Gerbang Tol Keluar
Rambu elektronik untuk gerbang tol ke luar,
dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada
pengguna jalan tentang kondisi lalu lintas di
gerbang tol saat transaksi pembayaran tol
(lancar/padat/macet) dan alternatif gerbang yang
disarankan/pilihan. Sehingga dengan informasi
tersebut, pengguna jalan bisa mendapatkan
pilihan-pilihan dalam perjalanannya.
Pedoman perancangan rambu elektronik untuk
gerbabg tol ke luar ini, menyediakan informasi
dalam merancang dan mengoperasikan rambu
elektronik untuk gerbang tol ke luar, dengan tujuan
untuk memberikan panduan kepada praktisi lapangan yang akan membangun rambu
elektronik untuk gerbang tol ke luar.
Pedoman ini, berisikan ketentuan umum dan teknis, ketentuan umum menyangkut prinsip-
prinsip peran dan fungsi dari teknik lalu lintas, perangkat alat, dan sistem kerja. Ketentuan
teknis yang diuraikan menyangkut kriteria batasaan dalam aspek; teknik lalu lintas, teknologi
dan telekomunikasi yang digunakan, dan informasi yang disampaikan.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
32/34
4-11
4) Pedoman Perancangan Rambu Elektronik
Semua lingkup layanan teknologi ATMS, dalam
memberikan informasi kepada pengguna jalan
dalam litbang ITS yang dilakukan dalam kegiatan
ini, adalah dalam media perambuan elektronik
(variable message sign/VMS). Pada dasarnya
perambuan elektronik berkaitan dengan ketentuan
tataletak dan dan persyaratan bentuk informasi
harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Karena informasi yang disampaikan bersifat
dinamis dan adaptif sesuai dengan kondisi lalu
lintas yang terjadi dan bisa dikoordinasikan
dengan berbagai jenis layanan teknologi
komponen ATMS yang lainnya.
Lokasi rambu elektronik bisa berbeda antara yang satu dengan yang laiinya, ini
dimungkinkan karena adanya perbedaan dalam; alinemen jalan, jaringan jalan, klasifikasi
jalan, dan kebutuhan informasi masalah yang berbeda. Untuk itu pedoman rencanaan rambu
elektronik ini, menyediakan informasi dalam merancang rambu elektronik yang
mengakomodasi permintaan kondisi yang ada di lapangan.
Pedoman ini bertujuan, untuk memberikan panduan kepada praktisi lapangan yang akan
membangun rambu elektronik.
Pedoman ini, berisikan ketentuan umum dan teknis, ketentuan umum menyangkut prinsip-
prinsip peran dan fungsi dari geometri jalan, karakteristik lalu lintas, bentuk informasi, dan
perangkat alat. Ketentuan teknis yang diuraikan menyangkut kriteria batasaan dalam aspek;
teknik geometri jalan, lalu lintas, teknologi dan telekomunikasi yang digunakan, dan informasi
yang disampaikan.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
33/34
5-1
5 Penutup
Sebagian orang berpendapat bahwa kemacetan lalu lintas sebagai akibat permintaan
melebihi kapasitasnya, solusi langsung tentunya dengan penambahan kapasitas secara fisik,cara tersebut tentunya akan membutuhkan dana yang tidak sedikit, waktu yang lama, non-
teknisnya tinggi, dan belum tentu bisa menyelesaikan masalah sesuai tujuan awal. Chao
Chen, berpendapat bahwa sebagian besar penyebab kemacetan di negara berkembang
lebih disebabkan oleh ketidak efisienan dalam operasional.
Untuk menambah kapasitas operasional dengan cara meningkatkan produktivitas
infrastruktur jalan dan lalu lintas menggunakan system transportasi yang cerdas (Intelligent
Transportation System/ITS), cara ini berpotensi dalam meningkatkan kinerja tranportasi di
permukaan jalan, seperti; membaiknya mobilitas, mengurangi kemacetan, meningkatkan
keselamatan, mengurangi polusi udara, dan pada akhirnya meningkatkan produktivitas.
Aplikasi ITS tidak bisa sepenuhnya meniru keberhasilan ITS negara lain, untuk itu
litbang ITS dilakukan dengan luaran yang sudah disesuaikan dengan kondisi
infrastruktur jalan dan lalu lintas di Indonesia.
Pada bagian penutup ini, merupakan suatu kesimpulan sebagai hasil perumusan yang
mungkin bermanfaat dalam tahapan-tahapan membangun ITS, yang diantaranya seperti
berikut ini:
1) ITS dilihat dari struktur arsetektur komponen yang terlibat, merupakan suatu proses
terbentuknya informasi yang logis, jika informasi tersebut disampaikan lebih awal kepada
pengguna jalan, maka pengguna jalan akan menentukan pilihan-pilhan sebelum melakukan
perjalanan, seperti akan pilihan: rute, moda, waktu, dan kesiapan mental yang pada akhirnya
beban lalu lintas pada jalan bermasalah menjadi berkurang.
2) Tuntutan masyarakat modern bahwa efisiensi merupakan kebutuhan, ini termasuk dalam
transportasi jalan. Untuk itu aplikasi ITS merupakan keharusan.
3) Manfaat dari diterapkannya ITS pada saat yang sama, harus dipertimbangkan terhadap
resiko dari implikasi sosial dan biaya pembangunan, artinya manfaat tersebut harus ditimbang
terhadap biaya modal, operasional, dan pemeliharaan.
4) Investasi ITS tampaknya sesuatu yang mahal, pilihan dalam berinvestasi bisa dilakukan
dengan kerjasama pihak swasta atau menggunakan teknologi yang menghasilkan
pendapatan.
-
7/21/2019 MANUAL INTEGRASI LITBANG ITS 20 Agustus.pdf
34/34
5) Aplikasi ITS merupakan tantangan yang kompleks baik dalam perencanaan maupun dalam
pelaksanaan, memerlukan pertimbangan dari berbagai faktor, untuk itu pihak pemangku
kepentingan yang ada harus dilibatkan.
6) Penerapan ITS memiliki tantangan dan kendala, tetapi sekaligus juga kesempatan, yang
memungkinkan bagi negara sedang berkembang akan mendapat lompat ke sistem
transportasi-enabled, karena ditunjang oleh teknologi dan peralatan yang siap pakai.
7) Penerapan ITS di Indonesia, tidak harus sepenuhnya meniru dari negara lain, factor kondisi
lokal sangat berpengaruh dan itu perlu diakomodasi.
top related