rest plasenta presus
Post on 24-Feb-2018
254 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
1/25
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
2/25
BAB II
KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
ama y.3
5mur 2* tahun
6enis kelamin Perempuan
lamat 78 Pagutan Permai
gama Hindu
#uku 7ali
#tatus perka"inan 'enikah
Pendidikan terakhir #'
Pekerjaan $bu umah 8angga
'asuk # tanggal 1 6uni 2!1&
II. ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
P2! datang dengan rujukan dari bidan dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir
KELUHAN TAMBAHAN
P2! datang dengan rujukan dari bidan dengan perdarahan pas-a persalinan akibat sisa
pla-enta. Pasien mengeluh mengalami perdarahan dari jalan lahir sejak 1 hari setelah
melahirkan, pasien mengaku melahirkan pada tanggal &1 'ei 2!1& di bidan, se-ara spontan,
pasien mengaku ari9ari nya sudah lahir, namun tidak mengetahui apakah ada bagian yang
tertinggal atau tidak. 'ulas9mulas disangkal, darah yang keluar ber"arna merah bergumpal.
Perdarahan dirasakan terus menerus, dalam satu hari menghabiskan &94 pembalut biasanya
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
3/25
memenuhi pembalut, lama kelamaan memenuhi kain. Pasien merasakan semakin lemas dari
hari ke hari, ri"ayat alergi, asma, darah tinggi dan ken-ing manis disangkal.
HP'8 pasien lupa
: bidan, rutin 1 ;% bulan
37 pil 37 selama & tahun
'enar-he 1* tahun
'enikah 2! tahun
i"ayat obstetri
1. 0aki9laki, 2 tahun, bidan, aterm, normal
2. Perempuan, 1 hari, bidan, aterm, normal
PEMERIKSAAN FISIK
3eadaan umum 8ampak #akit #edang
3esadaran -ompos mentis
8anda /ital
8ekanan darah 1!!%! mmHg
#uhu &,
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
4/25
bdomen
$nspeksi protuberant, simetris
Palpasi nyeri tekan(9) , 8?5 1 jari diba"ah pusat
Perkusi timpani
uskultasi bising usus (=) normal
@enitalia
Aul/a%Aagina darah (=)
Pemeriksaan dalam stolsel (=), pembukaan portio -er/i; 2 jari
Bkstremitas atas
Cedem 9%9 hangat =%=
Bkstremitas ba"ah
Cedem 9%9 hangat =%=
PEMERIKSAAN PENUNJANG
8anggal 1 6uni 2!1&
Hb , gr%dl
0eukosit 1!!!
8rombosit 2!E!!!
78%:8 & menit%1! menit
DIAGNOSA KERJA
P*! Partus #pontan = HPP e.- retensio sisa plasenta = anemia e.- blood loss = ias hari
pertama
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
5/25
PENATALAKSANAAN
$nj. 3alne; 1 amp% jam
$nj. :eota;im 1 gr%12 jamskin test dulu
8ransuse P:
Pasien dilakukan -uretase pada tanggal 1 6uni 2!1&,pukul !E.!!, oleh Dr. 3omang 8,#p.C@
0aporan Cperasi
1. Pasien dalam posisi litotomi dalam narkose umum
2. Dilakukan tindakan a dan antisepsis pada daerah /ul/a dan sekitarnya&. 0aminaria #ti diangkat
4. Dilakukan sondase sedalam 1! -m
*. Dilakukan kuretase se-ara sistematis searah jarum jam, sisa jaringan perdarahan kurang
lebih 1*! --
. Dipasang tampon roll uterus sebanyak & roll
. Cperasi selesai
FOLLOW UP
8anggal 1 6uni 2!1&
# 9
C 8##%:'
8anda /ital 8D 11!%! mmHg # &, - 4;%m 2 ;%menit
3epala ormo-ephali, mata :=%=, #$9%9
8hora; jantung
Paru
76 $ F $$ eguler, 'urmur(9), @allop(9)
#uara aas Aesikuker, "hee>ing 9%9 , on-hi 9%9
bdomen
$nspeksi
Palpasi
Perkusi
7ising usus
Datar, simetris
#upel, yeri tekan(9), 8?5 2 jari ba"ah pusat
8impani
(=) normal
@enitalia
Aul/a%/agina Darah (9), lendir (9)
Bkstremitas atas kral hangat (=), oedem (9)
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
6/25
Bkstremitas ba"ah kral hangat (=), oedem (9)
P*! Partus #pontan = HPP e.- sisa plasenta = nias hari ke 1 = anemia e.- blood
loss
8anggal 2 6uni 2!1&
# 9
C 8##%:'
8anda /ital 8D 11!%! mmHg # &, - 4;%m nt 2! ;%menit
3epala ormo-ephali, mata :=%=, #$9%9
8hora; jantung
Paru
76 $ F $$ eguler, 'urmur(9), @allop(9)
#uara aas Aesikuker, "hee>ing 9%9 , on-hi 9%9
bdomen
$nspeksi
Palpasi
Perkusi
7ising usus
Datar, simetris
#upel, yeri tekan(9), 8?5 2 jari ba"ah pusat
8impani
(=) normal
@enitalia
Aul/a%/agina Darah (9), lendir (9)
Bkstremitas atas kral hangat (=), oedem (9)
Bkstremitas ba"ah kral hangat (=), oedem (9)
P*! Partus #pontan = HPP e.- sisa plasenta = nias hari ke 2 = anemia e.- blood
loss
8anggal & 6uni 2!1&
# 9
C 8##%:'
8anda /ital 8D 1!!%! mmHg # &, - !;%m nt 2! ;%menit
3epala ormo-ephali, mata :=%=, #$9%9
8hora; jantung
Paru
76 $ F $$ eguler, 'urmur(9), @allop(9)
#uara aas Aesikuker, "hee>ing 9%9 , on-hi 9%9
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
7/25
bdomen
$nspeksi
Palpasi
Perkusi
7ising usus
Datar, simetris
#upel, yeri tekan(9), 8?5 2 jari ba"ah pusat
8impani
(=) normal
@enitalia
Aul/a%/agina Darah (=), lendir (9)
Bkstremitas atas kral hangat (=), oedem (9)
Bkstremitas ba"ah kral hangat (=), oedem (9)
D0
H7 E, gr%dl
0eu !!
P*! Partus #pontan = HPP e.- sisa plasenta = nias hari ke & = anemia e.-
bloodloss
PROGNOSIS
ad /itam dubia ad bonam
ad sanationam dubia ad bonam
ad un-tionam dubia ad bonam
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
8/25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PERDARAHAN POSTPARTUM (PPP)
2.1.Definisi
Perdarahan pas-apersalinan (perdarahan postpartum% Hemorraghic postpartum) adalah
perdarahan yang melebihi *!! ml setelah bayi lahir (pada kala $$$). &,4
2.2. K!sifi"!si#$%$&
7erdasarkan "aktunya, perdarahan pas-apersalinan dibedakan atas a. Perdarahan pas-apersalinan primer % dini (early postpartum hemorrhage),
dalah perdarahan G *!! -- yang terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan. Btiologi
dari perdarahan pas-apersalinan dini biasanya disebabkan oleh1. atonia uteri
2. laserasi jalan lahir
&. ruptura uteri
4. in/ersio uteri
*. plasenta akreta
. gangguan koagulasi herediter
b. Perdarahan pas-apersalinan sekunder % lambat (late postpartum hemorrhage)'erupakan perdarahan sebanyak G *!! -- yang terjadi setelah 24 jam pas-apersalinan.
Btiologi dari perdarahan pas-apersalinan lambat biasanya disebabkan oleh
1. sisa plasenta
2. subin/olusi dari pla-ental bed
Perdarahan pasa-apersalin dini lebih sering terjadi, melibatkan perdarahan yang masi
dan menimbulkan morbiditas, dan terutama paling sering disebabkan oleh atonia uteri.&,4,
2.'. F!"* +*e,is+sisi ,!n Ei-i
7eberapa aktor predisposisi dan etiologi perdarahan pas-apersalinan, antara lain bisa
disebabkan beberapa hal
a) 8issue Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
9/25
- #isa plasenta% retensio plasenta
o 3otiledon atau selaput ketuban tersisa
o Plasenta susenturiata
o Plasenta akreta, inkreta, perkreta
b) 8rauma traktus genitalis Perdarahan karena robekan
- Bpisiotomi yang melebar- obekan pada perineum, /agina, dan ser/i;
- upture uteri
-) 8hrombin @angguan koagulasi
d) 8one- Hipotoni sampai atoni uteri
o akibat anestesi,
o distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramnion),
o partus lama,
o partus kasep,
o partus presipitus%partus terlalu -epat
o persalinan karena induksi oksitosin
o multiparitas
o korioamniositis
o ri"ayat pernah atonia uteri sebelumnya.
#e-ara umum, penyebab perdarahan postpartum disebabkan 4 8 yaitu #$%
Tone 9 atonia uteri
tonia uteri, kegagalan kontraksi dan relaksasi miometrium dapat mengakibatkan
perdarahan yang -epat dan masi yang dapat berlanjut pada hipo/olemik syok.
5terus yang terlalu meregang baik absolut maupun relati, adalah aktor resiko mayor
untuk atonia uteri. Hal ini dapat diakibatkan oleh gestasi multietal, makrosomia,
polihidramnion atau abnormalitas janin ( misalnya hidrosealus berat), struktur uteri yang
abnormal, gangguan pengeluaran plasenta dan distensi uterus dengan perdarahan sebelum
plasenta dilahirkan.
3ontraksi miometrium yang buruk dapat diakibatkan hal9hal sebagai berikut
3elelahan akibat persalinan yang lama atau induksi persalinan
Hasil dari inhibisi kontraksi oleh obat seperti anestesi halogen, nitrat, $#, 'g#C4,
beta9simpatomimetik, dan niedipin
Penyebab lain, seperti plasenta letak rendah, toksin bakteri, hipoksia, dan hipotermia
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
10/25
Tissue plasenta arrestatau bekuan darah
3ontraksi dan retraksi uterus menyebabkan terlepasnya plasenta. Pelepasan plasenta yang
lengkap mengakibatkan retraksi yang berkelanjutan dan oklusi pembuluh darah yang
optimal. etensio plasenta lebih sering bila plasenta suksenturiata atau lobus aksesoris.
#etelah plasenta dilahirkan dan dijumpai perdarahan minimal, plasenta harus diperiksa
apakah plasenta lengkap dan tidak ada bagian yang terlepas.
Plasenta memiliki ke-enderungan untuk menjadi retensi pada kondisi kehamilan preterm
yang ekstrim (khususnya I 24 minggu), dan perdarahan yang hebat dapat terjadi. $ni harus
dijadikan pertimbangan pada persalinan pada a"al kehamilan, baik mereka spontan ataupun
diinduksi.
3egagalan pelepasan menyeluruh dari plasenta terjadi pada plasenta akreta dan
/ariannya. Pada kondisi ini plasenta lebih masuk dan lebih lengket. Perdarahan signiikan
yang terjadi dari tempat perlekatan dan pelepasan yang normal menandakan adanya akreta
sebagian. kreta lengkap dimana seluruh permukaan plasenta melekat abnormal, atau masuk
lebih dalam (plasenta inkreta atau perkreta), mungkin tidak menyebabkan perdarahan masi
se-ara langsung, tapi dapat mengakibatkan adanya usaha yang lebih agresi untuk
melepaskan plasenta. 3ondisi seperti ini harus dipertimbangkan jika plasenta terimplantasi
pada jaringan parut di uterus sebelumya, khususnya jika dihubungkan dengan plasentapre/ia. #emua pasien dengan plasenta pre/ia harus diinormasikan risiko terjadinya
perdarahan post partum yang berat, termasuk kemungkinan dibutuhkannya transusi dan
histerektomi.
Trauma 9 trauma uteri, ser/ik, atau /agina
3erusakan traktus genitalis dapat terjadi spontan atau karena manipulasi yang digunakan
pada saat persalinan.
Persalinan se-ara se-tio -aesaria mengakibatkan kehilangan darah dua kali lebih banyak
dari pada persalinan per /aginam. Pada se-tio -esarea, insisi pada segmen ba"ah yang
memiliki kontraksi buruk sembuh dengan baik tergantung jahitan, /asospasme, dan
pembekuan untuk hemostasis.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
11/25
8rauma dapat terjadi pada persalinan yang lama dan sulit, khususnya jika pasien memiliki
:PD dan uterus yang telah distimulasi dengan oksitosin atau prostaglandin. 8rauma selama
persalinan dapat mengakibatkan hematom pada perineum atau pel/is. Hematom ini dapat
diraba dan seharusnya diduga bila tanda /ital pasien tidak stabil dan sedikit atau tidak ada
perdarahan luar.
8rauma juga dapat terjadi pada manipulasi janin intra maupun ekstra uterin. isiko yang
paling besar mungkin dihubungkan dengan /ersi internal dan ekstraksi pada kembar kedua,
dimana ruptur uteri dapat terjadi sebagai akibat /ersi eksternal. #elain itu, trauma dapat juga
disebabkan adanya usaha untuk mengeluarkan plasenta se-ara manual atau dengan
menggunakan instrumen. Pada pengeluaran plasenta se-ara manual, uterus harus selalu
berada dalam kendali dengan -ara meletakkan tangan di atas abdomen selama prosedurtersebut. Penggunaan injeksi salin%oksitosin intra/ena umbili-al dapat mengurangi kebutuhan
teknik pengeluaran yang lebih in/asi.
0aserasi ser/ikal sering dihubungkan dengan persalinan menggunakan or-eps dan
ser/iks harus diinspeksi pada persalinan tersebut. Persalinan per /aginam dengan bantuan
(or-eps atau /akum) tidak boleh dilakukan tanpa adanya pembukaan lengkap. 0aserasi
ser/ikal dapat terjadi se-ara spontan. Pada kasus ini, ibu sering tidak dapat menahan untuk
tidak mengedan sebelum terjadi dilatasi penuh dari ser/iks. 8erkadang eksplorasi manual
atau instrumentasi dari uterus dapat mengakibatkan kerusakan ser/iks. #angat jarang, ser/iks
sengaja diinsisi pada posisi jam 2 dan%atau jam 1! untuk mengeluarkan kepala bayi yang
terjebak pada persalinan sungsang (insisi Dhrssen).
0aserasi dinding /agina sering dijumpai pada persalinan per/aginam operati, tetapi hal
ini terjadi se-ara spontan, khususnya jika tangan janin bersamaan dengan kepala. 0aserasi
dapat terjadi pada saat manipulasi pada distosia bahu. 8rauma /agina letak rendah terjadi
baik se-ara spontan maupun karena episiotomi.
uptur uteri lebih sering terjadi pada pasien dengan ri"ayat se-tio sesarea sebelumnya.
5terus yang pernah menjalani se-tio -aesaria memiliki risiko terjadinya ruptur pada
kehamilan berikutnya.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
12/25
Trombin 9 3oagulopati
@angguan koagulasi dan trombositopenia, yang terjadi sebelum atau pada saat kala $$
atau $$$, dapat berhubungan dengan perdarahan masi. Pada a"al periode postpartum,
gangguan koagulasi dan platelet biasanya tidak selalu mengakibatkan perdarahan yang masi,
hal ini dikarenakan adanya kontraksi uterus yang men-egah terjadinya perdarahan.
?aktor pembekuan darah pada pembuluh darah berperan pada saat postpartum. 7ila ada
gangguan pada aktor pembekuan darah dapat menyebabkan perdarahan postpartum tipe
lambat. bnormalitas aktor pembekuan darah dapat terjadi sebelumnya atau didapat.
8rombositopenia dapat berhubungan dengan penyakit lain yang menyertai, seperti $8P atau
HB00P sindrom (hemolisis, peningkatan en>im hati, dan penurunan platelet), solutio
plasenta, D$:, atau sepsis. 3ebanyakan hal ini terjadi bersamaan meskipun tidak didiagnosa
sebelumnya.
2.#. K+i"!si
1) Sindrom Sheehan perdarahan banyak kadang9kadang diikuti dengan sindrom
#heehan, yaitu kegagalan laktasi, amenore, atroi payudara, rontok rambut pubis dan
aksila, superin/olusi uterus, hipotiroidi, dan insuisiensi korteks adrenal.
2) Diabetes insipidus perdarahan banyak pas-apersalinan dapat mengakibatkan diabetes
insipidus tanpa disertai deisiensi hipoisis anterior.
&) #yok Hemoragik
B. PERDARAHAN PAS/APERSALINAN e.0 RETENSIO PLASENTA DAN SISA
PLASENTA (PLACENTAL REST)
1. DefinisiPerdarahan pas-apersalinan dini dapat terjadi
sebagai akibat tertinggalnya sisa plasenta atau selaput
janin. bila hal tersebut terjadi, harus dikeluarkan se-ara
manual atau di kuretase disusul dengan pemberian obat9
obat uterotonika intra/ena.E
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
13/25
Perlu dibedakan antara retensio plasenta dengan sisa plasenta (rest placenta). Dimana
retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir seluruhnya dalam setengah jam (&! menit)
setelah janin lahir. 4, #edangkan sisa plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam
uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post partum primer atau perdarahan post partum
sekunder.
#e"aktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat
berkontraksi se-ara eekti dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan. @ejala dan tanda
yang bisa ditemui adalah perdarahan segera, uterus berkontraksi tetapi tinggi undus tidak
berkurang.
2. Ei-i #
i. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
ii. Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan
Penyebab etensio Plasenta4
a. ?ungsional- His kurang kuat (penyebab tersering)
- Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba)J bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis)J dan ukurannya (plasenta yang sangat ke-il).
Plasenta yang sukar lepas dari uterus karena penyebab di atas disebut plasenta
adhesi/e.
b. Patologi9anatomi- Plasenta akreta implantasi plasenta menembus desidua basalis danNitabuch layer
- Plasenta inkreta plasenta sampai menembus miometrium
- Plasenta perkreta /ili korialis sampai menembus perimetrium.
?aktor predisposisi terjadinya plasenta akreta adalah plasenta pre/ia, bekas seksio sesarea,
ri"ayat kuret berulang, dan multiparitas.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
14/25
pabila plasenta belum lahir sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika lepas sebagian
terjadi perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari
dinding uterus bisa karena
1. 3ontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesi/a)
2. Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab /ili korialis menembus desidua
sampai miometrium.
Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan tidak
adanya usaha untuk melahirkan, atau salah penanganan kala tiga, sehingga terjadi lingkaran
konstriksi pada bagian ba"ah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta.
?aktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta
1. 3elainan dari uterus sendiri, yaitu 3ontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhessi/a),
Plasenta adhesiva, yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam. 3ontraksi uterus
kurang kuat untuk melepaskan plasenta. Plasenta adhesi/a merupakan implantasi yang kuat
dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi isiologis
2. 3elainan dari plasenta, misalnya Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab /illi
khorialis menembus desidua sampai miometrium sampai diba"ah peritoneum (plasenta
akreta9perkreta)4
Plasenta akreta, yang mana /illi khorialis menembus lebih kedalam dinding rahim
(miometrium) tetapi belum menembus serosa (sampai kebatas atas lapisan otot rahim).
$mplantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miometrium. 0ebih
sering terjadi pada pasien yang sebelumnya pernah operasi seksio sesarea.
Plasenta inkreta, dimana /illi khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua sampai ke
miometrium. $mplantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki lapisan miometrium
Plasenta perkreta , kalau /illi khorialis menembus lapisan otot dan men-apai serosa atau
peritoneum dinding rahim dan menembusnya. $mplantasi jonjot korion menembus lapisan
otot sampai lapisan serosa dinding uterus.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
15/25
&. 3esalahan manajemen kala $$$ persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang tidak perlu
sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta dapat menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik,
pemberian uterotonik yang tidak tepat "aktunya juga dapat menyebabkan ser/iks kontraksi
(pembentukan -onstri-tion ring) dan menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).
'. P!sen!
Plasenta (uri) adalah yang sangat penting bagi janin karena plasenta merupakan
alat pertukaran >at antara ibu dan anak dan sebaliknya, juga sebagai penghasil hormon. 6i"a
anak bergantung pada plasenta. 7aik tidaknya anak bergantung pada baik buruknya aal
plasenta. #etelah nidasi, sel9sel trooblas menyerbu kedalam desidua sekitarnya sambil
menghan-urkan jaringan. Diantara massa trooblas timbul lubang9lubang sehingga
menyerupai susunan spons. 0ubang ini kemudian berisi darah ibu karena dinding pembuluh9
pembuluh darah juga termakan oleh kegiatan troblas.
'ula9mula sel9sel yang dihan-urkan menjadi bahan makanan bagi telur,
kemudian makanan diambil dari darah ibu. #el9sel trooblas yang menyerbu kemudian
berubah menjadi batang9batang yang masing9masing ber-abang pula dan akhirnya
membentuk jonjot korion (/ili korialis). #ementara itu, trooblas yang membentuk dinding/ilus sudah terdiri dari dua lapisan.
1. 0apisan luar atau sinsitiotrooblas
2. 0apisan dalam atau sitotrooblas (sel9sel 0anghans)
#ebelah dalam /illus terisi oleh mesoderm. Dalam mesoderm ini terbentuk sel9sel darah
merah dan pembuluh9pembuluh darah yang lambat laun sambung menyambung dan akhirnya
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
16/25
berhubungan dengan peredaran darah janin melalui pembuluh9pembuluh darah di dalam tali
pusat.
Pada kehamilan muda, seluruh korion mempunyai /ili, tetapi /ili dalam desidua
kapsularis akan mati, sedangkan /ili dalam desidua basalis tumbuh terus dan merupakan
bagian etal dari plasenta. #ebagian /ili ada yang menanamkan diri kedalam desidua, /ili ini
disebut jonjot panjang (Haftotte) karena meman-angkan telur pada desidua. da juga /ili
yang ujungnya tidak sampai ke desidua, tetapi terapung dalam darah ibu. Aili ini terutama
bertugas men-ari makanan. 'ula9mula /ili itu berbentuk batang saja, tetapi kemudian
mengeluarkan -abang9-abangnya. Hal ini sangat memperluas permukaan iltrasi /ili tersebut
dan berguna karena kebutuhan janin bertambah seriring usianya.
Pada minggu ke91, sel9sel 0anghans mulai menghilang. Hal ini menguntungkan
bagi ke-epatan pertukaran >at antara darah anak dan ibu. Darah anak dan ibu tidak dapat
ber-ampur karena terpisah oleh jaringan yang dinamakan membran plasenta, terdiri dari dua
lapisan sinsitium, lapisan sel 0anghans, jaringan ikat /ilus dan lapisan endotel kapiler.
Dengan hilangnya satu lapisan, membran plasenta akan menjadi lebih tipis dan pertukaran
>at lebih lan-ar. Pada akhir bulan ke $A, daya serbu trooblas berhenti dan pada batas antara
jaringan janin dan ibu terdapat lapisan jaringan yang bersiat nekrotik, disebut lapisan ibrin
Nitabuch!
Pada akhir kehamilan, plasenta akan berbentuk seperti -akram dengan garis
tengah 1*92! -m, tebal 29& -m, dan berat K *!! gr. Plasenta tadi terletak pada dinding
rahim sebelah depan atau belakang di dekat undus.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
17/25
Permukaan etal adalah permukaan plasenta yang menghadap ke janin, "arnanya
keputuh9putihan dan li-in karena tertutup oleh amnion. Di ba"ah amnion, tampak
pembuluh9pembuluh darah.
Permukaan maternal adalah permukaan plasenta yang menghadap ke dinding
rahim, "arnanya merah dan terbagi9bagi oleh -elah9-elah. :elah ini tadinya terisi oleh
septa (sekat) yang berasal dari jaringan ibu. Cleh -elah9-elah ini, plasenta terbagi dalam
192! kotiledon.Pada penampang sebuah plasenta yang masih melekat pada dinding rahim,
tampak bah"a plasenta terdiri dari dua bagian
1. 7agian dari jaringan anak, disebut lempeng penutup atau membrana korii, yang dibentuk
oleh amnion, pembuluh9pembukuh darah janin, korion, dan /ili
2. 7agian yang terbentuk oleh jaringan ibu, disebut lempeng desidua atau lempeng basal,
yang terdiri dari desidua kompakta dan sebagian desidua spongiosa, yang kelak ikut lepasbersama plasenta.
#. Ei-i ,!n P!-enesis
#etelah bayi dilahirkan, uterus se-ara spontan berkontraksi. 3ontraksi dan retraksi otot9
otot uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. #esudah berkontraksi, sel
miometrium tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi
yang berlangsung kontinyu, miometrium menebal se-ara progresi, dan ka/um uteri menge-il
sehingga ukuran juga menge-il. Penge-ilan mendadak uterus ini disertai menge-ilnya daerah
tempat perlekatan plasenta.
3etika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta yang tidak dapat
berkontraksi mulai terlepas dari dinding uterus. 8egangan yang ditimbulkannya menyebabkan
lapis dan desidua spongiosa yang longgar memberi jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di
tempat itu. Pembuluh darah yang terdapat di uterus berada di antara serat9serat otot miometrium
yang saling bersilangan. 3ontraksi serat9serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot
ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta perdarahan berhenti.
Pengamatan terhadap persalinan kala tiga dengan menggunakan pen-itraan ultrasonograi
se-ara dinamis telah membuka perspekti baru tentang mekanisme kala tiga persalinan. 3ala tiga
yang normal dapat dibagi ke dalam 4 ase, yaitu
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
18/25
1. "ase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat plasenta, namun
dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.
2. "ase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat (dari
ketebalan kurang dari 1 -m menjadi L 2 -m).
&. "ase pelepasan plasenta, ase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari dinding
uterus dan lepas. 8idak ada hematom yang terbentuk antara dinding uterus dengan plasenta.
8erpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasi dengan otot uterus
yang akti pada tempat melekatnya plasenta, yang mengurangi permukaan tempat melekatnya
plasenta. kibatnya sobek di lapisan spongiosa.
4. "ase pengeluaran,dimana plasenta bergerak melun-ur. #aat plasenta bergerak turun, daerah
pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah ke-il darah terkumpul di dalam rongga rahim. $ni
menunjukkan bah"a perdarahan selama pemisahan plasenta lebih merupakan akibat, bukan
sebab. 0ama kala tiga pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya ase kontraksi. Dengan
menggunakan ultrasonograi pada kala tiga, E+ plasenta lepas dalam "aktu satu menit dari
tempat implantasinya.
*. Di!-ns!#
Diagnosis retensio plasenta ditegakkan atas dasar lamanya plasenta lahir setelah
kelahiran bayi. 8anda9tanda lepasnya plasenta adalah sering ada pan-aran darah yang mendadak,
uterus menjadi globuler dan konsistensinya semakin padat, uterus meninggi ke arah abdomen
karena plasenta yang telah berjalan turun masuk ke /agina, serta tali pusat yang keluar lebih
panjang. #esudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka tekanan yang diberikan oleh
dinding uterus menyebabkan plasenta melun-ur ke arah bagian ba"ah rahim atau atas /agina.
3adang9kadang, plasenta dapat keluar dari lokasi ini oleh adanya tekanan inter9
abdominal. amun, "anita yang berbaring dalam posisi terlentang sering tidak dapat
mengeluarkan plasenta se-ara spontan. 5mumnya, dibutuhkan tindakan artiisial untuk
menyempurnakan persalinan kala tinggi. 'etode yang biasa dikerjakan adalah dengan menekan
dan mengklo/asi uterus, bersamaan dengan tarikan ringan pada tali pusat
5ntuk mengetahui plasenta sudah lepas dari tempatnya dapat dipakai beberapa perasat,
yaitu
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
19/25
Perasat #ustner tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri menekan daerah
diatas simisis. 7ila tali pusat masuk kembali kedalam /agina, berarti tali pusat belum
lepas.
Perasat Strassman tangan kanan meregangkan tali pusat, tangan kiri mengetok
undus uterus. 7ila terasa pada tali pusat yang diregangkan berarti tali pusat belum
terlepas.
Perasat #lein pasien disuruh mengedan, tali pusat tampak turun ke ba"ah. 7ila
pengedanannya berhenti dan tali pusat masuk kembali ke dalam /agina, berarti
plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Pada kasus perdarahan pas-a persalinan karena sisa plasenta di dalam ka/um uteri,
seringkali disebabkan karena plasenta akreta, yaitu plasenta yang melekat erat pada dinding
ka/um uteri, /ili korialis menanamkan diri lebih dalam ke dinding rahim, yang pada plasenta
normal, hanya menanamkan diri sampai batas atas lapisan otot rahim. Plasenta akreta dibedakan
menjadi plasenta akreta kompleta (jika seluruh permukaan melekat erat pada dinding rahim), dan
plaseta akreta parsialis (hanya beberapa bagian dari plasenta yang melekat erat dengan dinding
rahim).
Plasenta akreta yang kompleta, plasenta ipnkreta, dan plasenta perkreta jarang terjadi.
Penyebab plasenta akreta adalah kelainan desidua, misalnya desidua yang terlalu tipis.. Plasenta
akreta menyebabkan retensio plasenta.
%.Pen!n-!n!n#
$nspeksi plasenta segera setelah bayi lahir.
jika ada plasenta yang hilang, uterus harus diekspl
orasi dan potongan plasenta dikeluarkan khususnya
jika kita menghadapi perdarahan post partum lanjut.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
20/25
6ika plasenta belum lahir, harus diusahakan mengeluarkannya. Dapat di-oba dulu parasat
:rede, tetapi saat ini tidak digunakan lagi karena memungkinkan terjadinya in/ersio uteri.
8ekanan yang keras akan menyebabkan perlukaan pada otot uterus dan rasa nyeri keras dengan
kemungkinan syok.
:ara lain untuk membantu pengeluaran plasenta adalah -ara 7randt, yaitu salah satu
tangan, penolong memegang tali pusat dekat /ul/a. 8angan yang lain diletakkan pada dinding
perut diatas simisis sehingga permukaan palmar jari9jari tangan terletak dipermukaan depan
rahim, kira9kira pada perbatasan segmen ba"ah dan badan rahim. Dengan melakukan penekanan
kearah atas belakang, maka badan rahim terangkat. pabila plasenta telah lepas maka tali pusat
tidak tertarik keatas. 3emudian tekanan diatas simisis diarahkan keba"ah belakang, ke arah
/ul/a. Pada saat ini dilakukan tarikan ringan pada tali pusat untuk membantu megeluarkan
plasenta. 8etapi kita tidak dapat men-egah plasenta tidak dapat dilahirkan seluruhnya melainkan
sebagian masih harus dikeluarkan dengan tangan. Pengeluaran plasenta dengan tangan kini
dianggap -ara yang paling baik. 8ehnik ini kita kenal sebagai plasenta manual.
In,i"!si P!sen! !n!&
M Perdarahan pada kala $$$ persalinan kurang lebih *!! --
M etensio plasenta setelah &! menit anak lahir
M #etelah persalinan yang sulit seperti or-eps, /akum, perorasi dilakukan eksplorasi jalanlahir.
M 8ali pusat putus
Te3ni" P!sen! M!n!#
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
21/25
#ebelum dikerjakan penderita
disiapkan pada posisi litotomi.
3eadaan umum penderita diperbaiki
sebesar mungkin, atau diinus inger
0aktat. Cperator berdiri atau duduk
dihadapan /ul/a, lakukan desineksi
pada genitalia eksterna begitu pula
tangan dan lengan ba"ah si penolong
(setelah menggunakan sarung tangan).
3emudian labia dibeberkan dan tangan
kanan masuk se-ara obstetris ke dalam /agina. 8angan luar menahan undus uteri. 8angan dalam
sekarang menyusun tali pusat yang sedapat9dapatnya diregangkan oleh asisten.
#etelah tangan dalam sampai ke plasenta, maka tangan pergi ke pinggir plasenta dan
sedapat9dapatnya men-ari pinggir yang sudah terlepas.
3emudian dengan sisi tangan sebelah kelingking, plasenta dilepaskan ialah antara bagian
plasenta yang sudah terlepas dengan dinding rahim dengan gerakan yang sejajar dengan dinding
rahim.#etelah plasenta terlepas seluruhnya, plasenta dipegang dan dengan perlahan9lahan ditarik
keluar.
Pen!n-!n!n Reensi P!sen! !! se4!-i!n sis! +!sen!
Penemuan se-ara dini hanya mungkin dengan melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus sisa plasenta dengan perdarahan pas-a persalinan lanjut,
sebagian besar pasien akan kembali lagi ke tempat bersalin dengan keluhan perdarahan
Penanganan sebagai berikut
a. esusitasi. Pemberian oksigen 1!!+. Pemasangan $A9line dengan kateter yang berdiameter
besar serta pemberian -airan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer laktat yang
hangat, apabila memungkinkan). 'onitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen.
8ransusi darah apabila diperlukan yang dikonirmasi dengan hasil pemeriksaan darah. 7ila
kadar HbI gr+ berikan transusi darah. 7ila kadar HbL gr+, berikan sulas erosus !!
mg%hari selama 1! hari.*
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
22/25
b. Drips oksitosin (o;yto-in drips) 2! $5 dalam *!! ml larutan inger laktat atau a:l !.E+
(normal saline) sampai uterus berkontraksi.
-. Plasenta -oba dilahirkan dengan 7randt ndre"s, jika berhasil lanjutkan dengan drips
oksitosin untuk mempertahankan uterus.
d. 6ika plasenta tidak lepas di-oba dengan tindakan manual plasenta. .
e. 6ika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang
(-unam) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta
dilakukan dengan kuretase. 3uretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati9hati karena
dinding rahim relati tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
. #etelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat
uterotonika melalui suntikan atau per oral.
g. Pemberian antibiotika apabila ada tanda9tanda ineksi dan untuk pen-egahan ineksi sekunder.
7erikan antibiotika, ampisilin dosis a"al 1g $A dilanjutkan dengan & ; 1g oral dikombinasikan
dengan metronida>ol 1g supositoria dilanjutkan dengan & ; *!!mg oral.
Plasenta akreta parsialis masih dapat dilepaskan se-ara manual, tetapi plasenta akreta
kompleks tidak boleh dilepaskan se-ara manual karena usaha ini dapat menimbulkan perorasi
dinding rahim. 8erapi terbaik plasenta akreta totalis adalah histerektomi.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
23/25
BAB III
ANALISA KASUS
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis NPerdarahan postpartum e.- sisa plasentaO,
berdasarkan dari hasil anamnesis, pemeriksaan isik, dan pemeriksaan penunjang. P2! datang
dengan rujukan bidan dengan perdarahan pas-a persalinan akibat sisa pla-enta. Pada anamnesis
ditemukan keluhan pasien yang datang dengan perdarahan dari jalan lahir sejak 1 hari setelah
melahirkan di bidan , memenuhi sekitar &9 4 pembalut setiap harinya, penuh. Perdarahan juga
ber"arna merah dan bergumpal, yang lama kelamaan semakin banyak, memenuhi kain pasien.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
24/25
Perdarahan pada jalan lahir yang dialami pasien merupakan salah satu perdarahan post partum
lambat karena terjadi setelah 24 jam persalinan. 'enurut pengakuan bidan yang merujuk, ada
bagian pla-enta yang masih tertinggal di dalam rahim. Hal ini sesuai dengan teori, bah"a apabila
sebagian pla-enta lepas sedangkan sebagian lagi belum, terjadi perdarahan karena uterus tidak
bisa berkontraksi dengan baik pada batas antara dua bagian itu, sehingga terdapat perdarahan
dari jalan lahir pada pasien ini.
Pada pemeriksaan isik didapatkan -onjun-ti/a yang anemis pada pasien. Hal ini
diakibatkan perdarahan yang terjadi dalam jumlah banyak. #edangkan pada pemeriksaan
obstetri-, pada abdomen dapat teraba tinggi undus uteri 1 jari ba"ah pusat, hal ini menandakan
tonus dari uterus pasien itu sendiri dalam keadaan baik, sehingga salah satu penyebab penting
dari perdarahan post partum9 atonia uteri dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan dalam juga
didapatkan stolsel darah serta pembukaan portio -er/i; dengan diameter 2 -m.
Pada pemeriksaan penunjang (laboratorium) yang dilakukan pertama kali pada tanggal 1
6uni 2!1&, kadar Hb pasien , gr%dl, sehingga mengindikasikan untuk diberikan transuse
dimana terdapat peningkatan bertahap pada kadar Hb pasien, sehingga -uretase pada akhirnya
dapat dilakukan setelah menunggu perbaikan keadaan umum pasien. #ementara pada pasien
diberikan terapi antibioti- :eota;im untuk memperke-il kemungkinan terjadi ineksi serta
3alne; untuk perdarahan yang dialami pasien. Pemilihan tindakan -uretase itu sendiri dirasa
tepat dengan tujuan membuang sisa9sisa pla-enta yang masih terdapat di dalam uterus. Pemilihan
tindakan histerektomi hanya akan dilakukan bila sudah dapat dibuktikan bah"a letak pla-enta
nya lebih menembus ke dalam dari dinding rahim se-ara total.
DAFTAR PUSTAKA
1. :unningham ?@, 0e/eno 36, 7loom #0, Hauth 6:, @ilstrap $$$ 0:, enstrom
3D. $terine %eiomyomas. $n illiams Cbstetri-s. 22ndedition. '- @ra"9Hill. e" ork
2!!*
2. #heris j. Cut 0ook 3esehatan ibu dan 7ayi 7aru 0ahir. Bdisi 3husus. P8H. #eattle
2!!2
&. 6ohanes :. 'ose. @estosis, dalam Cbstetri Patologi $lmu 3esehatan eproduksi, ?akultas
3edokteran 5ni/ersitas Padjajaran. Bdisi 2. B@:. 6akarta 2!!4.
-
7/25/2019 Rest Plasenta Presus
25/25
4. #ar"ono Pra"irohardjo. $lmu 3ebidanan. P8 7ina Pustaka #ar"ono Pra"irohardjo..
6akarta. 2!!.*22*. ?akultas 3edokteran 5PD. Cbstetri Patologi. $lmu 3esehatan Produksi. Bdisi 2.
6akarta B@:. 2!!4.
. 'o-htar, ustam. #inopsis Cbstetri Cbstetri ?isiologi, Cbstetri Patologi 6akarta B@:,
1EE
. iknjosastro H, #aiuddin 7, a-himhadi 8. Perdarahan Post Partum. Dalam $lmu
7edah 3ebidanan. Bdisi &. 6akarta 7P9#P. 2!!2.
. ?akultas 3edokteran 5PD. Cbstetri ?isiologi. $lmu 3esehatan Produksi. Bdisi 2.
6akarta B@:. 2!!4.*!p.
E. /ailable at http%%""".jurnaldokter.-om. 3ala&. 8ahap Pengeluaran Plasenta.&ccessed
on &ugust ', '
top related