asty pbl 4 blok 30

Upload: asty-selevani

Post on 02-Jun-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    1/16

    1

    Pemeriksaan terhadap Darah dan Jaringan yang

    diduga Hasil dari Tindakan Aborsi

    Asty Selevani (102011348)

    Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

    Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

    [email protected]

    Skenario Pbl 4

    Anda kebetulan sedang berdinas jaga di laboratorium di sebuah rumah sakit tipe B.

    Seorang anggota polisi membawa sebuah botol ukuran 2 liter yang disebutnya sebagai botol dari

    sebuah alat suction curret milik seorang dokter di kota anda. Masalahnya adalah bahwa

    dokter tersebut disangka telah melakukan pengguguran kandungan yang ilegal dan didalam botol

    tersebut terdapat campuran darah dan jaringan hasil suction. Polisi menerangkan dalam surat

    permintaannya, bahwa darah dan jaringan dalam botol berasal dari tiga perempuan yang saat ini

    sedang diperiksakan ke bagian kebidanan di rumah sakit anda. Penyidik membutuhkan

    pemeriksaan laboratorium yang dapat menjelaskan apakah benar telah terjadi pengguguran

    kandungan dan apakah benar bahwa ketiga perempuan yang sedang diperiksa di kebidanan

    adalah perempuan yang kandungannya digugurkan oleh dokter tersebut. Hasil pemeriksaan

    tersebut penting agar dapat dilanjutkan ke proses hukum terhadap dokter tersebut.

    Anda tahu bahwa harus ada komunikasi antara anda dengan dokter kebidanan yang

    memeriksa perempuan - perempuan diatas, agar pemeriksaan medis dapat memberi manfaat

    yang sebesar- besarnya bagi penyidikan dan penegakan hukum.

    Ditemukan kecocokan darah dan jaringan di dalam botol dengan salah seorang

    perempuan dari tiga orang perempuan yang awalnya diduga melakukan pengguguran kandungan.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    2/16

    2

    Main Map

    Aspek Hukum Pengguguran Kandung

    Pasal 75 UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    (1)Setiap orang dilarang melakukan aborsi.

    (2)Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:

    a. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik yang

    mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetik berat dan/atau

    cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut

    hidup di luar kandungan; atau

    b. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi korban

    perkosaan.

    (3)Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah melalui

    konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan konseling pasca tindakan

    yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan berwenang.

    (4)

    Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan, sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah

    1

    Pasal 76 UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:

    a. Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir,

    kecuali dalam hal kedaruratan medis;

    Botol 2L berisi

    darah dan

    Aspek hukum tentang pengguguran

    kandun an kriminalis

    Pelaku

    VeR

    Abortus dan Aborsi

    Korban

    Pemeriksaan

    Medis

    Pemeriksaan

    Laboratorium

    Tanda-tanda

    kehamilan

    LuarAnamnesis

    Interpretasi

    temuan

    Dalam

    Barang Bukti

    Ibu

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    3/16

    3

    b. Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang memiliki sertifikat

    yang ditetapkan oleh menteri;

    c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;

    d. Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan

    e. Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Menteri.

    Pasal 77 UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan1

    Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung

    jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 194 UU no 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

    Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10

    (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

    Pasal 299 KUHP

    (1)Barangsiapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh supaya diobati,

    dengan memberitahukan atau menimbulkan harapan bahwa dengan pengobatan itu

    kandungannya dapat digugurkan, diancam pidana penjara paling lama empat tahun atau

    pidana denda paling banyak empat puluh lima ribu rupiah.

    (2)Bila yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan

    tersebut sebagai pekerjaan atau kebiasaan, atau bila dia seorang dokter, bidan atau juru-obat,

    pidananya dapat ditambah sepertiga.

    (3)Bila yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pekerjaannya, maka

    haknya untuk melakukan pekerjaan itu dapat dicabut.

    Pasal 346 KUHP

    Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh

    orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

    Pasal 347 KUHP

    (1) Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa

    persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.

    (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara

    paling lama lima belas tahun2.

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    4/16

    4

    Pasal 348 KUHP1

    (1) Barangsiapa dengan sengaja menggunakan atau mematikan kandungan seorang wanita

    dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

    (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan pidana penjara

    paling lama tujuh tahun2.

    Pasal 349 KUHP

    Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346,

    ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang

    ditentukan dalam pasal itu dapat dditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk

    menjalankan pencaharian dalam mana kejahatan dilakukan2.

    Pemeriksaan Medis3

    A.

    Anamnesis

    Pada anamnesis, yang perlu dokter perhatikan adalah apakah ibu yang diduga melakukan

    aborsi pernah hamil atau melahirkan.Selain itu, pertanyaan lain yang penting ditanyakan adalah

    kapan hari pertama mens terakhi, berapa lama siklus menstruasinya, kapan menarche, status

    pernikahan, jumlah anak dan usianya, serta hal-hal lainnya yang umumnya ditanyakan pada saat

    anamnesis yang berhubungan dengan kasus dan mengarah ke diagnosis.

    B. Tanda-tanda kehamilan

    Pembesaran payudara akibat hamil yang terjadi pada ibu hamil adalah payudara tegang,

    areola menjadi lebih menonjol dan daerah sektar puting hiperpigmentasi. Hipertrofi alveoli

    payudara menyebabkan payudara bertambah besar dan noduler, vena halusnya pun semakin

    terlihat dibawah kulit.Perubahan kulit berupa strech-mark akan muncul di payudara, perut, paha,

    dan pantat. Tanda ini berwarna merah muda pada waktu hamil namun mengecil keperakan

    setelah melahirkan.

    C.

    Pemeriksaan laboratorium41. Pemeriksaan pada perempuan yang diduga

    Dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium, apakah seorang wanita itu hamil atau tidak adalah

    dengan memeriksa :

    a. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    5/16

    5

    Dengan pemeriksaan ini dapat menunjukkan penurunan kadar hematokrit, hemoglobin

    rendah yang dapat memicu pasca pendarahan setelah terjadinya aborsi.

    b. Pemeriksaan trombosit

    Dapat meningkat karena mekanisme pembekuan darah yang terjadi sebagai mekanisme

    kompensasi setelah terjadinya pendarahan yang banyak setelah aborsi

    c. Fibrinogen

    Pemeriksaan ini dapat membedakan sama ada sama ada aborsi ini tergolong dalam

    spontaneous atau pun missed abortion. Pemeriksaan ini lebih spesifik kepada missed

    abortion.

    d. Test urine

    Pada pemeriksaan urin juga dapat di ketahui bahwa wanita tersebut sedang hamil jika

    adanya peningkatan bhCG yang sangat bermakna dalam mendeteksi bahwa wanita ini

    sebelumnya pernah hamil dan melakukan pengguguran. Ini adalaha karena bhCG dapat

    menurun setelah 2- 3 minggu setelah melahirkan, dan uji ini member nilai yang sangat

    bermanfaaat.

    e. Pemeriksaan pregnanediol

    Preganediol merupakan hasil metabolit progesterone. Progesterone sanagt

    bertanggungjwab dalam perubahan uterus setelah ovulasi. Ianya menigkat selam

    akehamilah dan dapat menuru jika terjadi aborsi dan disfungsi plasenta.

    f. Kadar Prolactin dalam serum

    Kadar prolactin serum berbeda beda mengikut jangka waktu kehamilan ,pada trimester

    pertama < 80ng/ml, pada trimester kedua < 160ng/mL dan trimester ketiga < 400 ng/mL.

    Hormon ini meningkat sesuai jangka waktu kehamilan untuk menyediakan kepada

    pengembangan mammae semasa laktasi terjadi. Jika adanya peningkatan kepada hormone

    ini bermakna ibu ini pernah hamil.

    g. Pemeriksaan dengan USG

    Dengan USG dapat mengetahui uterus seseorang sama ada telah di aborsi atau tidak

    dengan melihat kepada permukaan dinding rahim setelah terjadinya curratage.4

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    6/16

    6

    2. Pemeriksaan pada barang bukti4

    Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan untuk melakukan identifikasi hubungan

    antara tersangka dengan jaringan dan darah yang ada di dalam botol. Tanda-tanda tersebut

    biasanya tidak mudah dijumpai karena kehamilan masih muda. Bila segera sesudah melahirkan

    mungkin masih didapati sisa plasenta yang pemastiannya perlu pemeriksaan secara histopatologi

    (patologi anatomi), luka, peradangan, bahan-bahan yang tidak lazim dalam liang senggama, sisa

    bahan abortivum. Pada masa kini bila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan DNA untuk

    pemastian hubungan ibu dan janin.4

    Untuk mengidentifikasi hubungan antara tersangka dengan barang bukti kita perlu

    melakukan beberapa pemeriksaan diantaranya:

    1) Pemeriksaan Darah

    Pemeriksaan bercak darah merupakan salah satu pemeriksaan yang paling sering

    dilakukan pada laboratorium forensik. Pemeriksaan darah pada forensik sebenarnya

    bertujuan untuk membantu identifikasi pemilik darah tersebut. Sebelum dilakukan

    pemeriksaan darah yang lebih lengkap, terlebih dahulu kita harus dapat memastikan apakah

    bercak berwarna merah itu darah. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemeriksaan guna

    menentukan :

    Bercak tersebut benar darah

    Darah dari manusia atau hewan

    Golongan darahnya, bila darah tersebut benar dari manusia

    Bercak yang menempel pada suatu objek dapat dikerok kemudian direndam dalam

    larutan fisiologis, atau langsung direndam dengan larutan garam fisiologis bila menempel

    pada pakaian. Ada banyak tes penyaring yang dapat dilakukan untuk membedakan apakah

    bercak tersebut berasal dari darah atau bukan, karena hanya yang hasilnya positif saja yang

    dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.1,4

    Pemeriksaan Penentuan Darah

    o Dengan ditemukan pigmen , krisal hematin dan hemokhromogen dengan menggunakan

    reaksi Teichman dan Wagenaar. Reaksi Teichman dengan hasil psitif tampak Kristal

    hemin- HCl yang berbentuk batang bewarna coklat.

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    7/16

    7

    o Reaksi Wagenaar , dengan hasil positip terlihat Kristal aceton hemin yang berbentuk

    batang bewarna coklat.

    o Pemeriksaan Spektroskopik. Pemeriksaan ini dapat memastikan lagi bahwaa golongan

    darah yang di periksa ini adalah darah jika di jumpai pita pita absorbs yang khas dari

    hemoglobin atau turunannya.

    o Pemeriksaan Serologis. Berguna dalam menentukan species dan golongan darah

    berdasarkan reaksi antigen dan antibody , yaitu reaksi aglutinasi.

    Penentuan Spesies

    Terdapat dua cara yatu:

    Reaksi cincin( reaksi presipitat dalam tabung )

    Hasil postif darah manusia akan terbentuk cincin keruh di perbatasan.

    Reaksi precipitate dalam agar

    Anti globulin darah manusia di masukkan dan di letakkan dalam ruang yang lembab,

    hasil positip memberikan precipitate jernih pada perbatasan lubang.

    2) Pemeriksaan mikroskopik

    Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel trofoblas yang merupakan tanda

    kehamilan, kerusakan jaringan yang merupakan jejas atau tanda usaha penghentiankehamilan. Ditemukannya sel radang PMN menunjukkan tanda intravitalitas. Tentukan pula

    umur janin atau usia kehamilan, karena sekalipun undang-undang tidak mempermasalahkan

    usia kehamilan, namun penentuan usia kehamilan kadang kala diperlukan oleh penyidik

    dalam rangka penyidikan perkara secara keseluruhan.

    3) Pemeriksaan toksikologi

    Pemeriksaan toksikologi dilakukan untuk mengetahui adanya obat atau zat yang dapat

    mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian

    kehamilan, misalnya berupa IUFD, kematian janin di dalam rahim dan pemeriksaan

    mikroskopik terhadap sisa-sisa jaringan. Abortus yang dilakukan oleh ahli yang terampil

    mungkin tidak meninggalkan bekas dan bila telah berlangsung satu hari atau lebih, maka

    komplikasi yang timbul atau penyakit yang menyertai mungkin mengaburkan tanda-tanda

    abortus criminal.4

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    8/16

    8

    4) Pemeriksaan DNA

    Pemeriksaan DNA pertama kali diperkenalkan oleh Jeffrey pada tahun 1985.

    Pemeriksaan ini sangat akurat dan memberikan nilai yang sangat tepat hampir 99.9%. Bahan

    sampel DNA dapat dipilih dari jaringan apa saja, karena DNA dapat diperoleh dari semua sel

    berinti. Sel yang tidak memiliki DNA hanyalah sel darah merah karena sel darah merah tidak

    memiliki inti. Untuk itu terhadap berbagai bahan sampel tersebut harus diberi perlakuan

    sebagai berikut:

    Jaringan

    Untuk bahan sampel yang segar, sampel terbaik adalah jaringan limpa, kelenjar getah

    bening dan hati.

    Darah

    Darah cair diberikan pengawet EDTA, dan disimpan dalam termos es atau lemari es.

    Alternatif lain, bahan diserap dengan kain kasa lalu dikeringkan. Bercak kering dapat

    dikerok dengan scalpel, dibawa dengan bendanya atau diusap dengan kain kasa basah

    lalu dikeringkan.

    Tulang, Gigi dan Rambut

    Dibungkus dengan kertas alumunium dan disimpan pada suhu di bawah 20C.

    Bahan yang telah dikeringkan dapat disimpan pada suhu kamar. Sampel rambut diambil 10

    15 helai beserta akarnya. Sampel gigi dipilih paling sedikit empat, molar jika mungkin.

    Sampel gigi sebaiknya tidak rusak oleh endodontia. Sampel tulang sebaiknya dari femur.

    Teknik Analisis DNA

    Adapun jenis-jenis teknik analisa DNA adalah sebagai berikut:

    1. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)

    Teknik pertama yang digunakan analisa DNA dalam bidang forensik

    polimorfisme yang dinamakan Restriction Fragment Leght Polymorphism (RFLP)

    adalah suatu polimorfisme DNA akibat variasi panjang fragmen DNA setelah dipotong

    dengan enzim retriksi tertentu menjadi fragmen Variable Number Of Tandem Repeat

    (VNTR). Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan enzim retriksi yang berfungsi

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    9/16

    9

    memotong DNA pada tempat-tempat tertentu dengan cara mengenali urutan basa

    tertentu seperti AATT. Setelah selesai, pola RFLP tampak seperti kode batang (bar

    code). Dan dibandingkan untuk menentukan apakah kedua sampel tersebut berasal dari

    sumber yang sama.1

    2. Polymerase Chain Reaction (PCR)

    Metode analisa DNA yang selanjutnya adalah Polymerase Chain Reaction(PCR)

    yaitu suatu metode untuk memperbanyak fragmen DNA tertentu secara in vitro dengan

    enzim polymerase DNA. Teknik ini didesain agar yang diperbanyak hanya segmen

    tertentu dari sampel dengan tingkat akurasi yang tinggi, sehingga dapat diperoleh

    informasi dari sampel yang jumlahnya sedikit atau bahkan pada sampel DNA yang sudah

    mulai terdegradasi.1

    3.

    STRs (Short Tandem Repeats)

    Metode STRs (Short Tandem Repeats) adalah salah satu metode analisis yang

    berdasar pada metode Polymerase Chain Reaction (PCR). STRs (Short Tandem Repeat)

    adalah suatu istilah genetik yang digunakan untuk menggambarkan urutan DNA pendek

    (25 pasangan basa) yang diulang. Genome setiap manusia mengandung ratusan STRs.

    Metode ini paling banyak dikembangkan karena metode ini cepat, otomatis dan memiliki

    kekuatan diskriminasi yang tinggi. Dengan metode STRs dapat memeriksa sampel DNA

    yang rusak atau dibawah standar karena ukuran fragmen DNA yang diperbanyak oleh

    PCR hanya berkisar antara 200 500 pasangan basa. Selain itu pada metode ini dapat

    dilakukan pemeriksaan pada setiap lokus yang memiliki tingkat polimorfisme sedang

    dengan memeriksa banyak lokus dalam waktu bersamaan. Teknik yang digunakan adalah

    multiplexing yaitu dengan memeriksa banyak lokus dan berbeda pada satu tabung.

    Dengan cara ini dapat menghemat waktu dan menghemat sampel. Analisis pada teknik

    ini didasarkan pada perbedaan urutan basa STRs dan perbedaan panjang atau

    pengulangan basa STRs. Teknis ini banyak di gunakan sekarang ini dalam penentuan

    DNA.1

    4. mtDNA (Mitochondrial DNA)

    Aplikasi penggunaan mitokondria DNA (mtDNA) dalam identifikasi forensik

    dimulai pada tahun 1990. Mitokondria adalah partikel intraselular yang terdapat di luar

    nukleus dalam sitoplasma sel. Mitokondria mengandung DNA kecil berupa molekul

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    10/16

    10

    berbentuk sirkular yang terdiri dari 16569 pasangan basa yang dapat diidentifikasi.

    Setiap sel mengandung 1001000 mitokondria.

    Ciri khas dari mtDNA adalah pola penurunannya. Tidak seperti DNA inti yang tersusun

    dari kombinasi separuh DNA orang tua, mitokondria DNA hanya mengandung DNA ibu.

    Jika dari pemeriksaan Mitokondria DNA dapat mengetahui garis ibu, maka dari

    pemeriksaan Kromosom Y dapat mengetahui garis ayah pada anak laki-laki. Perbedaan

    yang terlihat bahwa Mitokondria DNA adalah marker sitoplasmik yang diturunkan ibu

    kepada semua anaknya sedangkan Kromosom Y adalah marker nuklear yang hanya

    diturunkan seorang ayah pada anak laki-lakinya.1

    5) hCG (human Chorionic Gonadotropin)

    HormonhCG (human Chorionic Gonadotropin) ini disekresikan ke dalam sirkulasi ibu

    hamil dan diekskresikan melalui urin. Hormon hCG ini dapat dideteksi pada sekitar 26 hari

    setelah konsepsi dan peningkatan ekskresinya sebanding meningkatnya usia kehamilan di

    antara 30-60 hari. produksi puncaknya adalah pada usia kehamilan 60-70 hari dan kemudian

    menurun secara bertahap dan menetap hingga akhir kehamilan setelah usia kehamilan 100-

    130 hari.4

    D. Interpretasi temuan

    Pada kasus di atas, seorang dokter diduga melakukan pengguguran kandungan terhadapsalah satu dari ketiga perempuan yang sedang diperiksa di bagian kebidanan sebuah rumah sakit.

    Pada kasus seperti ini, tidak semua aborsi berdampak terhadap hukum. Oleh karena itu, harus

    diperhatikan dengan seksama dan dilakukan pemeriksaan yang memastikan apakah tindakan

    tersebut sesuai indikasi medis atau termasuk dalam kasus kriminalitas. Pada kasus aborsi

    provokatus, hasil pemeriksaan dapat ditemukan:

    Pada pemeriksaan medis, ditemukan tanda-tanda kekerasan mekanik lokal pada organ

    reproduksi (uterus, vagina, serviks, dsb) sebagai tanda adanya usaha aborsi provokatus.

    Pada pemeriksaan toksikologi ditemukan adanya zat/obat yang digunakan untuk

    membantu proses aborsi

    Pada pemeriksaan mikroskopik, ditemukan adanya sel trofoblas (tanda kehamilan, tanda

    kerusakan jaringan akibat usaha penghentian kehamilan), sel PMN (tanda intravitas)

    Adanya peningkatan hormon hCG (human chorionic gonadothropin)

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    11/16

    11

    Adanya kecocokan DNA tersangka dengan janin.

    Abortus dan Aborsi

    A. Abortus Spontanea3,5

    Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal inidibedakan sebagai berikut:

    1. Abortus imminens, yaitu peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum

    20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

    Pada abortus imminen terdapat bercak perdarahan yang menunjukkan ancaman terhadap

    kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan masih mungkin

    berlanjut atau dipertahankan. Pada abortus imminen dapat teerjadi perdarahan pervaginam

    pada kehamilan kurang dari 20 minggu, tanpa tanda-tanda dilatasi serviks yang meningkat.

    Etiologinya dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :

    a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan

    sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

    o Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X

    o Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna

    o Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alkohol

    b. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun

    c.

    Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.

    d. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester

    kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

    2. Abortus insipiens, Peristiwaperdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan

    adanya dilatasi serviksuteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

    3. Abortus inkompletus, Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

    minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

    4. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.

    B. Abortus Provokatus

    Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan, yaitu dengan

    cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya bayi

    dianggap belum dapat hidup diluar kandungan apabila usia kehamilan belum mencapai 28

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Uteri&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    12/16

    12

    minggu, atauberat badan bayi kurang dari 1000 gram, walaupun terdapat beberapa kasus bayi

    dengan berat dibawah 1000 gram dapat terus hidup.

    Pengelompokan abortus provokatus secara lebih spesifik:

    (1)Provokatus Medisinalis/Artificialis/Therapeuticus, adalah abortus yang dilakukan dengan

    disertai indikasi medik. Di Indonesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah demi

    menyelamatkan nyawa ibu. Syarat-syaratnya:

    a. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk

    melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai

    dengan tanggung jawabprofesi.

    b. Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain,agama,hukum,psikologi).

    c. Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga terdekat.

    d.

    Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/peralatan yang memadai, yang

    ditunjuk oleh pemerintah.

    e. Prosedur tidak dirahasiakan.

    f. Dokumen medik harus lengkap.

    (2)Abortus Provokatus Kriminalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanyaindikasi medik

    (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat

    tertentu.

    Pelaku Abortus Provokatus Kriminalis biasanya adalah:

    1. Wanita bersangkutan.

    2. Dokter atau tenaga medis lain (demi keuntungan atau demi rasa simpati).

    Orang lain yang bukan tenaga medis (misalnyadukun)

    Komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu

    Perforasi

    Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan

    terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke

    ligamentum latum, atau ke kandung kencing.Oleh sebab itu, letak uterus harus ditetapkan

    lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks tidak boleh

    digunakan tekanan berlebihan. Kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi

    penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi

    ialah perdarahan dan peritonitis.Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu,

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ilegalhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dukunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dukunhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perforasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rongga_peritoneum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ligamentum_latum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kandung_kencing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi_serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuret&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peritonitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peritonitis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perdarahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kuret&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi_serviks&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kandung_kencing&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ligamentum_latum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Rongga_peritoneum&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Uterushttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Perforasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dilatasi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Dukunhttp://id.wikipedia.org/wiki/Dokterhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ilegalhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Dokumen_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Peralatan_medis&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hukumhttp://id.wikipedia.org/wiki/Agamahttp://id.wikipedia.org/wiki/Profesihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kandunganhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tenaga_kesehatan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Indikasi_medik&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berat_badan&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    13/16

    13

    penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan

    darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan

    meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomipercobaan dengan

    segera.

    Luka pada serviks uteri

    Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul sobekan pada

    serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri internum, maka akibat

    yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan pemasangan tampon pada serviks dan

    vagina. Akibat jangka panjang ialah kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.

    Pelekatan pada kavum uteri

    Melakukan kerokan secara sempurna memerlukan pengalaman. Sisa-sisa hasil konsepsi

    harus dikeluarkan, tetapi jaringan miometrium jangan sampai terkerok, karena hal itu dapat

    mengakibatkan terjadinya perlekatan dinding kavum uteri di beberapa tempat. Sebaiknya

    kerokan dihentikan pada suatu tempat apabila pada suatu tempat tersebut dirasakan bahwa

    jaringan tidak begitu lembut lagi.

    Perdarahan

    Pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa terdapat bahaya

    perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi darah dan sesudah itu,

    dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.

    Infeksi

    Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi sangat besar.

    Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran darah, sehingga

    menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus kriminalis antara lain infeksi

    pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa terjadi kehamilan lagi. Lain-lain

    Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik adalah apabila

    larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam pembuluh darah dan

    menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung, penghentian pernapasan,

    atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat ditimbulkan pada pemberian

    prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan diare.

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nadi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suhu_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laparatomi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Laparatomi&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Hemoglobinhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Suhu_tubuh&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darahhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Nadi&action=edit&redlink=1
  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    14/16

    14

    Visum et Repertum6,7

    Visum et repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter, berisi temuan dan

    pendapat berdasarkan keilmuannya tentang hasil pemeriksaan medis terhadap manusia atau

    bagian dari tubuh manusia, baik hidup maupun mati, atas permintaan tertulis (resmi) dan

    penyidik yang berwenang (atau hakim untuk visum et repertum psikiatrik) yang dibuat atas

    sumpah atau dikuatkan dengan sumpah, untuk kepentingan peradilan.

    Visum et repertum adalah alat bukti yang sah sebagaimana tertulis dalam pasal 184

    KUHAP. Visum et repertum dibuat sesegera mungkin dan diberikan kepada (instansi) penyidik

    pemintanya, dengan memperhatikan ketentuan tentang rahasia jabatan bagi dokter serta

    ketentuan kearsipan.

    Ada beberapa jenis visum et repertum, antara lain visum et repertum perlukaan (termasuk

    keracunan), visum et repertum kejahatan susila, visum et repertum jenasah dan visum et

    repertum psikiari. Tiga jenis visum yang pertama adalah visum et repertum mengenai tubuh/ raga

    manusia yang dalam hal ini berstatus sebagai korban tindak pidana, sedangka jenis yang terakhir

    adalah mnegenai jiwa/ mental tersangka atau terdakwa atau saksi lain dari suatu tindak pidana.

    Secara ringkasnya, pada umumnya visum et repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap, yaitu:7

    1. Bagian Pembukaan: Kata Pro Justitia yang diletakkan di bagian atas yang menjelaskan

    bahwa visum et repertum khusus dibuat untuk tujuan peradilan.

    2.

    Bagian Pendahuluan: Merupakan uraian tentang identitas dokter pemeriksa, instansi

    pemeriksa, tempat dan waktu dilakukannya pemeriksaan, instansi peminta visum et

    repertum, nomor dan tanggal surat permintaan, serta identitas yang diperiksa sesuai

    dengan yang tercantum di dalam surat permintaan visum et repertum tersebut.

    3. Bagian Pemberitaan: Bagian ini memuat semua hasil pemeriksaan terhadap barang

    bukti yang dituliskan secara sistematik, jelas dan dapat dimengerti oleh orang yang tidak

    berlatar belakang pendidikan kedokteran. Dan terbagi tiga bagian, yaitu Pemeriksaan

    luar, Pemeriksaan dalam (bedah jenazah) dan Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaanpendukung lainnya.

    4. Bagian Kesimpulan: Dituliskan kesimpulan pemeriksa atas seluruh hasil pemeriksaan

    dengan berdasarkan keilmuannya atau keahliannya.

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    15/16

    15

    5. Bagian Penutup: Berupa uraian kalimat penutup yang menyatakan bahwa visum et

    repertum ini dibuat dengan sebenarnya, berdasarkan keilmuan serta mengingat sumpah

    dan sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

    Kesimpulan

    Tindakan aborsi atau pengguguran kandungan sesuai dengan hukum yang berlaku adalah

    tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran, tanpa melihat

    usia kandungannya. Juga tidak dipersoalkan apakah dengan pengguguran kehamilan tersebut

    lahir bayi hidup atau mati. Abortus provocatus yang dilakukan menggunakan pelbagai cara

    selalu mengandung resiko kesehatan baik bagi si ibu atau janin.seorang dokter perlu mengenali

    kelainan yang dapat timbul akibat pelbagai macam cara yang digunakan untuk melakukan

    pengguguran criminal ini agar benar-benar dapat membantu secara maksimal pihak penyidik.

    Untuk membantu proses penyidikan, dokter dapat membantu dalam pemeriksaan medis dan

    laboratorium. Para dokter dan tenaga medis lainnya, hendaklah selalu menjaga sumpah profesi

    dan kode etiknya dalam melakukan pekerjaan. Apapun alasannya selain untuk tindakan medis

    tertentu yang dapat membahayakan nyawa ibu dan ataupun janin, tindakan aborsi tidak boleh

    dilakukan.

    Daftar Pustaka

    1. Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Hertian S, et al. Ilmu kedokteran

    forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;

    1997. h.3-7; h.147-58; h.177-96.

    2. Staf pengajar bagian kedokteran forensik fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Peraturan perundang-undangan bidang kedokteran. Edisi ke-1. Jakarta: Bagian Kedokteran

    Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 1994. h.11-25; h.32-7.

    3. Adiraansz G, Hanafiah TM. Diagnosis kehamilan. Dalam: Ilmu kebidanan, Prawirohardjo S.

    Jakarta: PT. Bina pustaka; 2008

    4.

    Budiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, dkk. Pemeriksaan Laboratorium Forensik

    Sederhana. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama: cetakan kedua. Bagian Kedokteran

    Forensik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997. Hal 177-196.

    5. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani W, Setiowulan W. Ilmu kedokteran forensik, Kapita

    Selekta Kedokteran edisi ke tiga, jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2009.

  • 8/10/2019 Asty PBL 4 Blok 30

    16/16