bab 3 komponen sdtl 2015

Upload: chanilejay

Post on 20-Feb-2018

315 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    1/14

    BAB III KOMPONEN SISTEM

    DISTRIBUSI TENAGA

    LISTRIK

    3.1 Pendahuluan

    Berdasarkan salah satu permasalahan pada Sistem Distribusi Tenaga Listrik

    (SDTL), yaitu jumlah komponen pendukung sistem sangat banyak dan tersebar ke tiap

    daerah layanan. Hal ini memerlukan perhatian khusus pada saat perencanaan,

    pemasangan, pengoperasian, perbaikan, pengamanan, dan analisis sistem. Semakin luas

    daerah layanan sistem, akan memerlukan jumlah komponen yang banyak. Demikian pula

    untuk meningkatkan mutu layanan pada konsumen diperlukan pula banyak komponen

    pendukung sistem.

    Komponen SDTL adalah seluruh peralatan listrik yang bekerja saling mendukung

    memberikan daya langsung ke konsumen, mulai dari transformator distribusi sampai

    jaringan tegangan rendah di titik konsumen. Komponen SDTL terdiri dari ;

    1. Transformator Distribusi

    2. Circuit Breaker (CB) atau Pemutus Tenaga (PMT)

    3. Disconnection Switch (DS) atau Pemisah (PMS)

    4. Bus bar

    5. Feeder (penyulang)

    6. Recloser atau Penutup Balik Otomatis (PBO)

    7. Automatic Line Sectioanaliser (ALS)

    8. Fuse Cut Out (fuse CO)

    9. Load Break Switch (LBS)

    10. LA

    11. Kapasitor shunt

    12. Transformator Tiang

    13. Isolator Keramik/Porselin

    14. Kabel tegangan rendah

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    2/14

    Bab III Komponen SDTL 20

    SDTL

    3.2 Gardu Induk Distribusi

    Gardu Induk Distribusi (Distribution Substation) adalah gardu induk yang

    memisahkan antara subsistem tegangan tinggi (150 kV) menjadi tegangan menengah (20

    kV) menggunakan trafo step down (penurun tegangan).

    Fungsi gardu induk distribusi ini adalah :

    1. Penurun tegangan, dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah (20 kV)

    2. Menyediakan peralatan proteksi untuk memproteksi transformator, bus dan

    saluran

    3.

    Tempat melakukan monuver jaringan dengan kombinasi CB dan DC

    4. Tempat pengukuran dan pengontrolan.

    Gambar 3.1 Gardu Induk Distribusi

    Secara umum gardu induk memiliki beberapa peralatan penting, yaitu: trafo daya,

    CB, DS, buses dan isolator, reaktor pembatas arus, reaktor shunt, trafo arus (CT), trafo

    tegangan (PT), trago tegangan kapasitor, kapasitor terkopling, kapasitor seri, kapasitor

    shunt, sistem pentanahan, lihgtning arrester (LA) dan/atau selah, line traps (LT), relay-

    relay proteksi, station baterai, dll.

    Susunan secara elektrik dan fisik peralatan switch dan bus pada level tegangan

    subtransmisi ditentukan berdasarkan pemilihan bentuk gardu induk. Pemilihan

    konfigurasi gardu induk juga didasarkan atas beberapa hal, yaitu; keamanan, keandalan,

    ekonomi, keringkasan, ketersediaan lahan, dll. Secara umum bentuk konfigurasi gardu

    induk terdiri dari;

    a) Bus tunggal,

    b) Bus ganda Breaker ganda (ganda utama),

    c) Bus utama dan bus transfer,

    d) Bus ganda breaker tunggal,

    e) Bus ganda Breaker tunggal,

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    3/14

    Bab III Komponen SDTL 21

    SDTL

    f) Ring Bus,

    g) Satu setengah Breaker

    Gambar konfigurasi Bus-Breaker pada Gardu induk dapat dilihat pada Gbr 3.2

    3.7.

    Gambar 2.2. Bus tunggal Breaker Tunggal Gambar 2.3. Bus ganda Breaker

    ganda

    Gambar 2.4. Bus utama dan Bus transfer Gambar 2.5. Bus ganda Breaker

    tunggal

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    4/14

    Bab III Komponen SDTL 22

    SDTL

    Gambar 2.6. Ring Bus Gambar 2.7. Satu-Setengah Bus

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    5/14

    Bab III Komponen SDTL 23

    SDTL

    Tabel 3.1 Kelebihan dan kerugian bentuk konfigurasi peralatan switch dan bus.

    Bentuk Keuntungan Kerugian

    Bus Tunggal - Biaya rendah - Gangguan bus/breaker menyebabkan

    kekagagalan gardu

    - Kesulitan pada saat perbaikan

    - Sulit memperluas tanpa off gardu

    - Tidak dapat manuver jaringan

    Bus ganda

    Breaker ganda

    - Setiap rangkaian memiliki 2 breaker

    - Fleksibel manuver jaringan

    - Pemeliharaan tanpa padam

    - Keandalan tinggi

    - Sangat mahal

    - Setengah jaringan padam jika breaker tidak

    terhubung ke kedua bus

    Bus utama dan bus

    transfer

    - Biaya awal dan biaya ultimate rendah

    - Beberapa breaker dapat diperbaiki

    tanpa pemadaman

    - Peralatan Tegangan untuk relay

    digunakan pada bus utama

    - Memerlukan breaker tambahan pada bus

    penghubung

    - Switching akan sempurna ketika perbaikan

    breaker

    - Gangguan bus / breaker memadamkan salah

    satu input gardu

    Bus ganda

    Breaker tunggal

    - Beroperasi menggunakan 2 bus

    - Bus utama dapat diisolasi- Rangkaian cepat ditransfer dari

    satu bus ke bus lainnya

    - Breaker tambahan pada bus penghubung

    - Empat switch diperlukan oleh jaringan- Proteksi bus akan gagal jika semua

    rangkaian terhubung ke bus

    - Ledakan besar saat gangguan bus

    - Gangguan breaker saluran menyebabkan

    semua rangkaian yang terhubung ke bus

    akan padam

    - Breaker bus penghubung gagal akan

    menggagalkan pelayanan masukan bus

    Ring Bus - Biaya awal dan ultimate rendah

    - Pengoperasian fleksibel pada

    perbaikan breaker

    - Beberepa breaker dapat dilepas tanpa

    pemadaman beban- Memerlukan satu breaker tiap

    rangkaian

    - Tidak menggunakan bus utama

    - Tiap rangkaian dilayani oleh 2 breaker

    - Semua switching dilakukan

    menggunakan breaker

    - Jika gangguan/perbaikan breaker, ring dapat

    menjadi 2 bagian

    - Penutupan kembali otomatis dan proteksi

    relay rangkaian lebih kompleks

    - Jika menggunakan relay tunggal, rangkaiandilepas saat perbaikan relay

    - Memerlukan peralatan tegangan pada semua

    rangkaian

    - Jika breaker gagal saat gangguan akan

    menyebabkan satu rangkaian gangguan pula

    Satu setengah

    Breaker

    - Pengoperasian sangat fleksibel

    - Keandalan tinggi

    - Kegagalan breaker akan menyebabkan

    satu breaker beroperasi

    - Pengoperasian sederhana; operasi

    normal tidak perlu DS

    - Tiap bus utama dapat dioffkan

    - Kegagalan bus tidak menyebabkan

    rangkaian padam

    - Memerlukan 1,5 breaker per-rangkaian

    - Relay dan recloser automatik harus lebih

    diperhatikan.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    6/14

    Bab III Komponen SDTL 24

    SDTL

    3.3 Transformator

    Transformator atau trafo adalah suatu mesin listrik statis yang digunakan untuk

    mentransformasi daya dari suatu rangkaian kerangkaian lain melalui kopel induksi

    elektromagnetik tanpa mengubah frekuensi. Transformator dapat dikategorikan

    berdasarkan tujuan, konstruksi, dll. Transformator dapat dibagi 2 jenis, yaitu;

    1. Transformator Daya / Tenaga

    2. Transformator Instrumen ( Pengukuran dan Proteksi)

    Trafo dapat juga dibedakan menjadi:

    a. Trafo Step Up dan Trafo Step Down, hal ini didasari kegunaan trafo untuk

    menaikkan tegangan atau untuk menurunkan tegangan. Misalnya trafo pada

    pembangkit yang memerlukan penaikan tegangan untuk mentransmisikan

    daya listrik atau trafo pada GI Distribusi yang berfungsi menurunkan tegangan

    dari tegangan tinggi menjadi tegangan menengah (150/20 kV)

    b. Trafo Tiga phase dan trafo satu phase digunakan pada sistem tiga phase dan

    hanya memanfaatkan satu phase.

    c. Trafo dua belitan dan trafo autotransformer, secara umum perbandingan trafo

    antara tegangan tinggi dan tegangan rendah adalah lebih dari 2. Jika

    perbandingan ini kurang dari dua dan perubahannya sangat kecil maka

    digunakan autotrafo.

    d. Trafo pasangan luar dan trafo pasangan dalam. Hal ini didasari tempat

    pemasangan trafo tsb apakah di dalam ruang atau di luar ruangan dengan berbagai

    konsekuensinya.

    Transformator pada SDTL menggunakan trafo step down, yaitu trafo pada gardu

    induk distribusi bertegangan 150/20 kV dan trafo distribusi pada saluran distribusi

    primer bertegangan 20.000/380 Volt. Umumnya trafo yang digunakan adalah trafo

    pasangan luar dan trafo tiga phasa.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    7/14

    Bab III Komponen SDTL 25

    SDTL

    3.4 Jaringan Tegangan Menengah

    Jaringan tegangan menengah (20 kV) adalah jaringan distribusi primer dimulai

    dari bus sampai melayani trafo distribusi (20.000/380 V). Jaringan ini menggunakan

    saluran udara tegangan menengah (SUTM) atau saluran kabel tegangan menengah

    (SKTM). SUTM menggunakan konduktor telanjang (kawat) seperti AAAC 75 mm2, 100

    mm2 atau 150 mm2, dan menggunakan tiang penyanggah serta isolator keramik/porselin.

    Sedang SKTM menggunakan konduktor berisolasi (kabel) dan dipasang dalam tanah.

    Bentuk konfigurasi jaringan tegangan menengah ini, adalah;

    1. Bentuk radial 2. Bentuk spindel 3. Bentuk mayang

    4. Bentuk paralel 5. Bentuk loop 6. Bentuk jaring

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    8/14

    Bab III Komponen SDTL 26

    SDTL

    Gambar 3.8 Saluran Distribusi Primer berbentuk Radial

    (memiliki ekspress feeder dan backfeed)

    Gambar 3.9 Saluran Distribusi Primer berbentuk Loop

    Feeder atau penyulang adalah konduktor yang menghantarkan daya listrik dari

    bus menuju transformator distribusi. Tegangan kerja penyulang 20 kV menggunakan

    sistem tiga phasa tiga kawat. Gambaran salah satu penyulang sistem distribusi listrik di

    kota Mataram NTB yaitu penyulang Gunungsari ditunjukan pada tabel 2.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    9/14

    Bab III Komponen SDTL 27

    SDTL

    Tabel 2. Karakteristik Penyulang Gunungsari

    Tegangan kerja 20 kV

    Beban puncak 5100 kW

    Arus puncak 173 A

    Power faktor 0,9 lagging

    Jumlah konsumen .... konsumen

    Panjang Penyulang utama 12,44 km

    Panjang total penyulang ... km

    Luas daerah cakupan ... km2

    Konduktor utama AAAC 3 x 150 mm2

    Konduktor cabang AAAC 3 x 95 atau 3 x 70 mm2

    Kapasitas trafo 50, 100, 160, 200, 250 kVA

    Jumlah trafo distribusi 45 Buah

    Gambar 3.10 Sistem Kelistrikan Lombok (diagram saluran tunggal)

    Pada beberapa daerah yang memiliki sistem kelistrikan kecil hanya memiliki

    sistem distribusi tenaga listrik. Pada sistem ini, daya keluaran pembangkit langsung

    dinaikkan tegangannya menjadi tegangan distribusi (20 kV). Salah satu sistem kelistrikan

    seperti ini adalah sistem kelistrikan Lombok, NTB. Gambar 10. memperlihatkan diagram

    garis tunggal sistem kelistrikan Lombok.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    10/14

    Bab III Komponen SDTL 28

    SDTL

    Bentuk saluran distribusi dapat dijelaskan lebih mendalam, yaitu:

    1. Bentuk Radial

    Tipe ini merupakan bentuk yang paling sederhana dan banyak digunakan, tetapi

    hanya memiliki 1 sumber dan tidak memiliki sumber alternatif lain. Kondisi

    demikian mengakibatkan pemadaman total pada seluruh beban apabila terjadi

    gangguan pada sumber, karena tidak adanya sumber lain yang menjadi back-up.

    Oleh karena itu, tipe ini cocok diterapkan pada beban-beban kelas rumah tangga

    dan listrik pedesaan pada umumnya yang tidak menuntut kontinuitas penyaluran

    daya listrik dengan tingkat keandalan yang tinggi.

    Secara umum jaringan distribusi primer dengan bentuk radial memiliki ciri-ciri :

    a) Bentuknya paling sederhana dibandingkan dengan bentuk yang lain.

    b)

    Biaya investasinya paling murah, karena saluran yang menuju ke tiapbeban hanya tersedia satu jalur.

    c) Kualitas pelayanan (penyaluran daya) kurang andal apabila dibandingkan

    dengan tipe-tipe yang lain, dikarenakan drop tegangan dan rugi-rugi daya pada

    saluran distribusi relatif besar.

    d)

    Kontinuitas penyaluran daya kurang terjamin, karena hanya memiliki satu

    sumber dan tidak ada sumber lain yang berfungsi sebagai back-up.

    Peralatan pendukung terutama pengaman pada bentuk radial ini biasanya berupa

    fuse, recloser, sectionalizer(AVS), atau alat pemutus beban lainnya yang

    berfungsi melokalisir daerah pemadaman pada saat terjadi gangguan.

    Dalam perkembangannya, bentuk ini mengalami beberapa modifikasi yaitu :

    i) Bentuk Radial Pohon

    Bentuk ini mirip dengan bentuk radial murni. Bentuk radial pohon terdiri atas satu

    saluran utama yang bercabang-cabang menuju ke setiap titik beban, dan setiap

    titik beban hanya dilayani oleh satu cabang saluran.

    ii) Bentuk Radial Daerah Fasa

    Bentuk ini berlaku untuk sistem 3 fasa, dimana terdapat tiga saluran utama, dan

    masing-masing saluran utama menyalurkan suplay listrik satu fasa kepada

    pelanggan yang terdapat dalam satu daerah.

    Kelemahan dari tipe ini yaitu tidak dapat memenuhi kebutuhan pelangggan akan

    fasilitas suplaytiga fasa, selain itu bila ternyata kapasitas daya beban dari masing-

    masing daerah beban tidak sama atau berbeda jauh, maka akan terjadi kondisi

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    11/14

    Bab III Komponen SDTL 29

    SDTL

    pembebanan yang tidak simetris terhadap sumbernya. Oleh karena itu, tipe ini

    cocok diterapkan pada daerah-daerah beban yang sudah jenuh dan tidak lagi

    mengharapkan adanya penambahan beban.

    iii) Bentuk Radial Dengan Tie SwitchPemisah

    Tipe ini merupakan modifikasi dari tipe radial yang membagi kelompok beban

    menjadi beberapa area beban. Diantara beban-beban ini dipasang tie switch

    pemisah yang berfungsi sebagai penghubung pada saat diperlukan untuk

    mempercepat pemulihan pelayanan (darurat) bagi konsumen pada saat terjadi

    gangguan, dengan cara menghubungkan area terganggu ke area tak terganggu

    melewati feeder-feeder terdekat disekitarnya. Sedangkan beban yang feedernya

    terganggu dilokalisir agar tidak harus terjadi pemadaman total.

    iv) Bentuk Radial Pusat Beban

    Tipe ini pada dasarnya adalah tipe radial murni, tetapi sumbernya tidak terletak

    dititik pusat beban, dan antara titik sumber (pembangkit) dengan suatu titik

    dimana dianggap sebagai pusat beban dihubungkan oleh feeder utama yang

    disebut expressfeeder

    2. Bentuk Ring

    Tipe ini merupakan rangkaian tertutup (closeLoop) berbentuk ring(cincin), yang

    memungkinkan titik-titik beban dapat dilayani dari dua jalur saluran, sehingga

    kontinuitas penyaluran daya lebih baik dari tipe radial. Tipe ini cocok diterapkan

    pada daerah daerah dengan tingkat kerapatan beban yang cukup besar, seperti

    kawasan industri dan komersil yang memerlukan kontinuitas penyaluran daya

    dengan tingkat keandalan yang tinggi. Secara umum, jaringan distribusi primer

    bentuk ringmemiliki ciri-ciri:

    a. Biaya investasi cukup tinggi.

    b. Kontinuitas pelayanan (penyaluran daya) lebih baik apabila dibandingkan

    dengan bentuk radial.

    c. Drop tegangan yang terjadi pada saluran distribusi relatif kecil, karena adanya

    kondisi dimana suatu beban disuplaydari dua jalur saluran.

    d. Untuk perluasan cukup baik.

    Tipe ini umumnya dilengkapi dengan pengaman-pengaman yang bekerja secara

    otomatis (recloser, AVS) yang memungkinkan gangguan dapat dilokalisir dengan

    cepat agar sistem tidak terganggu, selanjutnya daerah yang terganggu dapat

    beroperasi kembali dalam waktu yang relatif singkat.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    12/14

    Bab III Komponen SDTL 30

    SDTL

    3.

    Bentuk Mesh

    Tipe ini menyediakan lebih banyak lagi saluran pilihan bila terjadi gangguan pada

    salah satu saluran. Fasilitas pilihan lebih dari satu tidak hanya pada salurannya

    saja, tetapi juga pada sumbernya, dimana sumber yang tersedia lebih dari satu.

    Disinilah perbedaan mendasar antara tipe ring dan mesh. Apabila pada tipe ring

    tersedia saluran ganda, namun hanya memiliki satu sumber, maka pada tipe mesh

    baik saluran maupun sumber tersedia lebih dari satu. Sistem ini disebut juga

    sistem interkoneksi, karena disupply oleh beberapa sumber yang saling

    berhubungan dan membentuk mesh(jaring).

    Tipe ini memiliki tingkat keandalan yang sangat baik, cocok diterapkan pada kelas

    beban yang memiliki nilai ekonomis tinggi, atau kelas beban yang sifatnya vital

    (tidak boleh terganggu kontinuitasnya), seperti pusat sarana komunikasi, instalasi

    militer dan rumah sakit.

    Secara umum, jaringan distribusi primer dengan bentuk mesh memiliki ciri-ciri :

    a. Memerlukan biaya investasi yang sangat tinggi.

    b. Kontinuitas penyaluran daya terjamin.

    c. Kualitas tegangannya baik, dan rugi-rugi daya pada saluran sangat kecil.

    d. Fleksibel, dalam arti dapat mengikuti pertumbuhan dan perkembangan

    beban.

    e. Memerlukan perencanaan koordinasi yang rumit.

    4.

    Bentuk Spindel

    Tipe ini memanfaatkan dua komponen pendukung utama, yaitu gardu induk dan

    gardu hubung. Merupakan pola khusus yang ditandai dengan ciri adanya sejumlah

    kabel keluar dari suatu gardu induk yang disebut dengan outgoingmenuju ke arah

    suatu titik temu yang disebut gardu hubung. Pada tipe spindel tidak terdapat

    percabangan, sehingga semua saluran dipasang sedemikian rupa agar dapat

    mencapai gardu hubung secara langsung. Selain saluran utama, juga terdapat

    sebuah saluran cadangan yang biasa disebut saluran express, yang berfungsi

    sebagai cadangan bila terjadi gangguan pada saluran utama.

    Secara umum jaringan distribusi primer dengan bentuk spindel memiliki ciri-ciri :

    a. Kontinuitas penyaluran tenaga listrik cukup terjamin. Pemisahan saluran

    yang terganggu tidak mengganggu kontinuitas penyaluran tenaga listrik.

    b. Kualitas tegangannya lebih baik, rugi daya pada saluran relatif kecil.

    c. Fleksibel dalam mengikuti pertumbuhan dan perkembangan beban.

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    13/14

    Bab III Komponen SDTL 31

    SDTL

    d. Memerlukan biaya investasi yang cukup mahal.

    e. Memiliki gardu refleksi.

    f.

    Pada kondisi normal karakteristik sama dengan jaringan radial biasa.

    3.5

    Pertanyaan dan Tugas

    a. Pertanyaan

    1. Sebutkan komponen-komponen SDTL?

    2. Sebutkan fungsi Gardu Induk Distribusi?

    3. Apa saja komponen SDTL dalam Gardu Induk (GI)?

    4. Secara fisik dan elektrik, sebutkan jenis hubungan switch dan breaker pada GI?

    5. Apakah perbedaan bus ganda breaker tunggal dan bus ganda breaker ganda?

    6. Apa fungsi transformator pada SDTL?

    7. Sebutkan komponen dasar trafo distribusi?

    8. Sebutkan jenis-jenis konfigurasi saluran distribusi primer?

    9. Apakah kelebihan jenis konfigurasi spindel dan mayang?

    b. Tugas

    Setiap mahasiswa mencari data salah satu feeder (penyulang) pada Sistem

    Kelistrikan Lombok, NTB. Data tersebut disusun sehingga memberikan gambaran

    karakteristik penyulang. Karakteristik tersebut ditambahkan pula data komponen danjenisnya yang terdapat pada penyulang tersebut. Nama penyulang di system Lombok

    antara lain;

    1. Penyulang Gunungsari

    2. Penyulang Perumnas

    3. Penyulang Cemara

    4. Penyulang Kediri

    5. dll

    Daftar Pustaka

    1. Kersting, William H., 2001,Distribution System Modeling and Analysis, CRC

    Press

    2. Gonen, T. , 1987,Electric Power Distribution System Engineering, McGrow-Hill.

    3. Data single line diagram Sistem Kelistrikan Lombok

  • 7/24/2019 Bab 3 Komponen SDTL 2015

    14/14

    Bab III Komponen SDTL 32

    SDTL

    Catatan Kuliah