pembahasan pr bab i - bab vi

Upload: kadibha

Post on 21-Feb-2018

287 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    1/48

    BAB I

    1. Bagaimanakah proses terjadinya sinar x?

    a. Katoda (filamen) dipanaskan (lebih dari 20.000C)sampai menyala dengan mengalirkan

    listrik yang berasal dari transformator.

    b. Karena panas, elektron-elektron dari katoda terlepas.

    c. Sewaktu dihubungkan dengan transformator tegangan tingg, electron-elektron akan

    dipercepat gerakannya menuju anoda dan dipusatkan ke alat pemusat (fokus singkat).

    d. Filamen dibuat relative negative terhadap sasaran dengan memilih potensial tinggi.

    e. Awan-awan electron mendadak dihentikan pada sasaran sehingga terbentuk panas

    (>99%) dan sinar X (

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    2/48

    c. Penyerapan

    Sinar x dalam radiografi diserap oleh bahan atau zat sesuai dengan berat atom atau kepadatan

    bahan/zat tersebut. Makin tinggi kepadatannya atau berat atomnya, makin besar penyerapannya

    d. Efek fotografik

    Sinar x dapat menghitamkan emulsi film (emulsi perak bromide) setelah diproses secara kimiawi

    (dibangkitkan) di kamar gelap

    e. Pendar fluor (fluoresensi)

    Sinar x menyebabkan bahan bahan tertentu seperti kalsium tungstate atau zink sulfide

    memndarkan cahaya (lumini sensi), bila bahan tersebut dikenai radiasi sinar X. Luminisesi ada 2

    jenis yaitu

    Fluorosensi

    Yaitu akan memendarkan cahaya sewatku ada radiasi sinar x saja

    Fosforisensi

    Pemendaran cahaya akan berlangsung beberapa saat walaupun radiasi sinar x sudah

    dimatikan (after glow)

    f. Ionisasi

    Efek primer sinar X apabila mengenai suatu bahan atau zat akan menimbulkan ionisasi partikel

    partikel bahan atau zat tersebut

    g. Efek biologic

    sinar x akan menimbulkan perubahan perubahan biologik pada jaringan. Efek biologic ini

    dipergunakan dalam pengobatan radioterapi.

    3. Bagaimana langkah langkah pembuatan radiograf?

    Film rontgen yang sudah disinari (dalam kaset) dibawa ke kamar gelap. Film kemudian

    dikeluarkan dan digantung pada film hanger yang sesuai dengan ukuran film. Pertama, film

    dimasukan ke dalam cairan pembangkit (developer), lalu film dicelupkan ke dalam bak isi air

    h2o pembilas untuk mencuci alkali yang melekat pada film. Kemudian film dimasukan ke dalam

    cairan penetap (fixer) untuk mengikat secara kimiawi butiran butiran perak bromide yang tidak

    terkena radiasi dan melepaskannya dari film. Cuci dengan air mengalir supaya emulsi yang

    melekat pada film hilang.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    3/48

    4. Bagaimana pencegahan sinar hambur?

    Dengan menggunakan grid, yaitu adalah alat untuk mengurangi atau mengeliminasi radiasi

    hambur agar tidak sampai ke film roentgen. Grid terdiri atas lajur lajur lapisan tipis timbal yang

    disusun tegak di antara bahan bahan yang tembus radiasi (misalnya plastik, kayu, bakelit).

    Jenis jenis grid

    Grid diam (stationery grid atau lisholm)

    Grid bergerak (moving grid atau bucky)

    Sinar x akan tersebar ke segala arah pada waktu mengenai suatu benda. Sinar tersebar ini

    dinamakan sinar hambur. Walaupun sinar hambur ini punya panjang gelombang yang lebih tapi

    efek fotografiknya tetap ada sehingga dapat menimbulkan gangguan pada film roentgen. Sinar

    hambur ini harus ditiadakan dengan menggunakan grid (kisi kisi).

    Cara penggunaanya yaitu:

    Tidak boleh terbalik

    Jarak fokus film harus tepat

    Tidak boleh di luar pusat

    Faktor eksposi dinaikkan

    5. Apa fungsi kamar gelap?

    Kamar gelap digunakan untuk mencetak foto agar hasil foto tidak terbias dengan radiasi, sinar

    matahari, dan bahan kimia lain selain larutan pengolah foto pada saat mencetak foto.

    Kamar gelap terdiri atas:

    Daerah basah meliputi bak yang berisi air yang mengalir, tanki pembangkit (developer),

    tanki penetap (fixer)

    Daerah kering meliputi lemari untuk menyimpan film sinar x, kaset kaset, penggantung

    film (film hanger) dan lain lain

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    4/48

    6. Bagaimana prinsip kerja ultrasound (USG)?

    Ultrasonografi menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang dihasilkan oleh Kristal

    piezo elektrik pada transduser. Gelombang tersebut berjalan melewati tubuh, dan dipantulkan

    kembali secara bervariasi, tergantung pada jenis jaringan yang terkena gelombang. Dengan

    transduser yang sama, selain mengirimkan suara, juga menerima suara yang dipantulkan dan

    mengubah sinyal menjadi arus listrik, yang kemudian diproses menjadi gambar skala abu abu.

    Citra yang bergerak didapatkan saat transudser digerakan pada tubuh (ultrasonografi waktu

    sebenarnya). Potongan potongan dapat diperoleh pada setiap bidang dan kemudian ditampilkan

    pada monitor. Tulang dan udara merupakan konduktor suara yang buru, sehingga tidak dapat

    divisualisasi dengan baik, sedangkan cairan memiliki kemampuan menghantarkan suara dengan

    sangat baik.

    7. Bagaimana prinsip kerja CT?

    Computed tomography (CT) menggunakan pancaran sinar X terkolimasi pada pasien untuk

    mendapatkan citra potongan melintang yang tipis dari kepala dan tubuh pasien. Sebagai

    pengganti pancaran pada film sinar X, digunakan sistem deteksi yang lebih sensitif dengan

    tabung fotomultiplier. Tabung sinar x berputar mengelilingi pasien beberapa kali. Citra

    didapatkan melalui pembacaan digital dari tabung fotomultiplier yang diproses oleh computer

    dan analisis pola penyerapan pada tiap jaringan. Nilai penyerapan dinyatakan pada skala +1000

    unit untuk tulang, yaitu penyerapan maksimum pancaran sinar X, hingga -1000 unit udara yang

    merupakan penyerap terendah.

    Setiap gambar mewakili suatu potongan tubuh, dengan ketebalan bervariasi dari 1 hingga 10

    mm. jaringan yang berada di atas atau di bawah potongan ini tidak tercakup sehingga diambil

    suatu seri potongan untuk mencakup daerah tertentu. Dengan pemindaian spiral, urutan

    potongan potongan tersebut dapat diperoleh dengan cepat, bahkan pemeriksaan toraks dapat

    dilakukan hanya dalam sekali menahan napas dan seluruh abdomen dapat digambarkan hanya

    dalam beberapa detik.

    Citra pada CT mengandung sebuah matriks elemen gambar (pixel), ketebalan potongan

    menggambarkan komponen volume (voxel). Setiap voxel menggambarkan nilai penguatan

    pancaran sinar x pada titik tubuh tertentu. Kontras oral digunkan untuk memperlihatkan saluran

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    5/48

    pencernaan atau kontras intravena untuk memperlihatkan sistem vascular dan untuk

    memperlajari perbaikan organ tertentu pada berbagi kondisi patologis.

    8. Bagaimana prinsip kerja Gamma Camera?

    Peralatan Kamera Gamma terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian deteksi, bagian pencitraan dan

    bagian mekanik. Bagian deteksi terdiri dari detektor Kristal sintilator NaI(Tl), penguat awal dan

    bagian pengolah sinyal, dari bagian ini dihasilkan sinyal berbobot posisi X, Y dan Z. Bagian

    pencitraan terdiri dari modul antar muka dan perangkat lunak akuisisi dalam komputer, bagian

    ini mengolah sinyal masukan menjadi suatu citra obyek. Sedang bagian mekanik terdiri dari

    beberapa sistem mekanik beserta kontrol penggerak mekanik.

    Pemakaian alat untuk pemeriksaan pasien secara ringkas dapat diterangkan sebagai berikut.

    Mulamula pasien dilakukan penanganan klinis sesuai dengan kasus yang dideritanya, kemudian

    pasien ditempatkan pada meja pasien, detektor diarahkan kebagian organ yang diperiksa.

    Detektor akan mendeteksi zarah radiasi yang dipancarkan oleh isotop yang terakumulasi dalam

    organ pasien. Pulsapulsa listrik yang dihasilkan oleh detektor akan dikuatkan oleh rangkaian

    penguat awal, oleh bagian pengolah sinyal pulsa tersebut dibobotkan kedalam bentuk sinyal

    posisi berdimensi X dan Y. Selain itu, pulsa keluaran detektor juga dicek kebenarannya sebagai

    bobot energi oleh penganalisis tinggi pulsa (Single Chanel Analyzer), sehingga pulsa yang sesuai

    dengan bobot energi isotop saja yang dilewatkan, oleh teknik logika pulsa ini dibentuk menjadi

    sinyal Z. Sinyal X, Y dan Z yang dihasilkan,diumpankan ke bagian masukan modul antarmuka

    pencitraan untuk diubah menjadi sinyal digital agar dapat dipahami oleh perangkat lunak akuisisi

    pada komputer. Hasil perekaman data akan dicitrakan oleh perangkat lunak akuisisi Medicview

    menjadi citra organ pasien, selanjutnya citra organ ini dilakukan analisis menggunakan studi

    pasien, pengolahan data citra, penyimpanan file, pelaporan dan pengiriman file kepada dokter

    maupun bagian lain untuk penanganan lebih lanjut

    Makalah Instrumentasi Nuklir Kamera Gamma Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Nasional

    Yogyakarta

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    6/48

    9. Bagaimana prinsip kerja MRI?

    Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh

    pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan searah dan

    berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui

    tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah

    arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan

    pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah

    diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer

    dalam bentuk radiograf.

    Referensi :

    Ekayuda, I. (2011). Radiologi Diagnostik. Badan Penerbit FK UI Jakarta.

    Malueka, R. G. (2011). Radiologi Diagnostik. Pustaka Cendekia Press Yogyakarta.

    Patel, P. R. (2007). Lecture Notes Radiologi. Erlangga.

    Makalah Instrumentasi Nuklir Kamera Gamma Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Nasional

    Yogyakarta

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    7/48

    BAB II

    1. Bila ada opasitas inhomogen di apeks pulmo pada foto thorak apa sajakah

    kemungkinan penyebabnya ?

    Terdapat pada pneumonia lobar, biasanya unifocal, terjadi pada ruang udara distal

    hingga pleura visceral, kemudian menyebar via collateral air drift sehingga terdapat

    opasifikasi homogen unilateral pada paru segmen parsial atau komplet dan jarang

    mengenai seluruh paru.

    2. Bagaimana tanda-tanda bronchopneumonia ?

    Secara umum terdapat heterogen yang luas, opasitas terhambur, apabila disertai dengan

    perburukan penyakit menjadi lebih homogen.

    Bronchopneumonia terdiridari 2 macam :

    a. Staphylococcus aureus pneumonia : opasitas heterogen dengan distribusi multifocal

    dan bilateral yang terhambur, terdapat efusi pleura/empyema, kavitasi, air

    bronchogram (-), pneumotocele bisa terjadi pada anak.

    b. Gram-negative pneumonia : multifocal, upper lobus, nodul yang besar dan acak, tree-

    in-bud opacities, ground glass opacities, nekrosis, dan efusi pleura.

    c.

    3. Tanda-tandaradiologis TB Primer

    Pembesarankelenjarlimfebaik di hilusataupun di mediastinum bisa unilateral maupun

    bilateral

    Limfadenitis, denganadanyatampakanpeningkatancorakparusampaikehilus

    Cavitasdengandinding tipis dikelilingiolehtuberkulosa

    TerdapatEffusi pleura

    Tampakadanya area konsolidasiataughon focus yang merupakan infiltrate

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    8/48

    4. Tanda-tandaradiologis TB post Primer

    Kalsifikasikelenjarlimfebaik di hilusataupun di mediastinum

    Kavitasi multiple danmenyeluruhpadaseluruhlobus

    Sarangeksudatifdenganpenandatampakanbercakawandengandensitasrendahdanbatastidakt

    egas

    Sarangproduktifdenganpenandabutiranbulatkecildengandensitassedangdanbatastegas

    Sarang fibrotic/induratif yang merupakanhasildarikavitas yang

    mengkerutdenganpenandagarisatau plat tebaldengandensitastinggi

    5. Tanda-tanda radiologisBronchitis chronis

    Peningkatan marker paruatauopasitastubuler Penebalandindingbronkial

    Hiperinflasi

    Collapsedankonsolidasi area paru

    Diaghfragmadatar

    Tampakanbula

    Padakebanyakankasustampakanparu normal

    6. Sebutkan tanda-tanda radiologis Emphysema Pulmonum?

    Emphysema : suatu keadan dimana paru lebih banyak berisi udara, sehingga ukuran paru

    bertambah, baik anterior maupun posterior dan ukuran paru secara vertikal ke arah diafragma.

    Manifestasi Emphysema : overinflasi dan perubahan pembuluh darah pada paru-paru.

    Overinflasi paling sering terlihat dan menunjukkan adanya tingkat keparahan dari

    penyakit tersebut.

    Tanda-tanda radiologis berupa overinflasi :

    - pertambahan berat di paru kanan menjadi lebih besar dari 29,9 cm,

    - lokasi overinflasi di hemidiafragma kanan atau di tulang rusuk ke tujuh bagian

    anterior, hemidiafragma mendatar, pembesaran jarak retrosternal, penebalan

    sternodiaphragmatic angle, dan penyempitan diameter cardiac transverse.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    9/48

    7. Ceritakan gambaran radiologis abcess pulmonum?

    Abses paru adalah peradangan di jaringan paru yang menimbulkan neksrosis dengan

    pengumpulan nanah. Lokasi abses paru umumnya 75% berada di lobus bawah paru kanan

    bawah.

    Pada foto PA dan lateral abses paru biasanya ditemukan :

    - satu kavitas, tetapi dapat juga multi-kavitas berdinding tebal,

    - ditemukan permukaan udara dan cairan didalamnya.

    Sisa-sisa pembuluh darah paru dan bronkus yang berada dalam abses dapat dilihat dengan CT

    Scan.

    Gambaran khas CT Scanpada abses paru :

    -

    lesi dens bundar dengan kavitas berdinding tebal, tidak teratur, dan terletak di daerah

    jaringan paru yang rusak,

    - tampak bronkus dan pembuluh darah paru berakhir secara mendadak pada dinding

    abses, tidak tertekan atau brpinda letak.

    8. Gambaranskematisperbedaanantara pneumothorax, bullae dan blebs.

    a. Bullae adalah gas yang terkumpuldandilingkupiolehdinding tipis akibatdaridestruksi alveolar

    dengan diameter lebihdari 1cm

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    10/48

    b. Blebs adalah gas yang terkumpul di dalamlapisan pleura visceral dengan diameter kurangdari

    1 cm.

    c. Pneumothorax adalah gas yang terkumpulatauterjebak di cavum pleura.

    9. Perbedaangambaranantara bronchiectasis dankistaparu multiple.

    a. Brochiectasis(gambar kiri) : CXRbronchi tampak dilatasi dengan dinding tebal membentuk

    penampakan seperti kista dan tram liningterutama pada lobus inferior. Tampakan ini disebutjuga

    honeycomb appearance. Signet ring yaitu bronchus tampak lebih besar dibandingkan vasa yang

    memvaskularisasinya.

    b. kista paru multiple (gambarkanan) : cincin kista berdinding tipis dan berdiameter sekitar 10

    mm, berlokasi di area central paru.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    11/48

    10. Thymoma

    a. fotothoraks PA : massa dengan batas tegas, berlobul tampak opak tumbuh kearah lateral

    mediastinum sehingga mediastinum tampak melebar.

    b. lateral : pada tampakan PA massa thymoma dapat diinterpretasikan sebagai massa yang

    berasal dari paru-paru, dengan tampakan lateral, massa thymoma akan tampak tumbuh dari

    mediastinum anterior, lokasi thymus normal.

    1 1. Bentuk-bentuk metastasis pulmonal

    a. Canonball lesion (multiple nodule), mempunyai karakteristik yang menyebar pada semua

    lobus paru dan lebih sering terjadi dibagian peripheral paru. Bentuk ini khas berasal dari

    metastasis kanker payudara dan renal cell carcinoma.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    12/48

    b. Solitary pulmonary nodule adalah massa yang berada didalam paru berdiameter < 3cm.

    Penyebab adanya tampakan radiologis bisa karena tumor paru primer atau metastasis

    pulmonal berasal dari melanoma, sarcoma atau kanker testis.

    c. Endobrachial metastasis menunjukan atelectasis pada gambaran radiologis dan terjadi

    pada renal cell carcinoma.

    d. Pleural pattern. Dikarakteristikan dengan adanya efusi pleura dengan atau tanpa massa

    pleura. Pleura pattern terjadi pada metastasis dari kanker payudara.

    e. Pneumonic consolidation

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    13/48

    f. Lepidic growth. . Merupakan karakteristik dari pulmonary adenocarcinoma. Namun

    pattern khas ini juga bisa disebabkan karena metastatis adenocarcinoma pancreas ke paru

    g. Penggabungan dari bentuk-bentuk diatas

    h. Air-space consolidation merupakan gambaran yang sering terjadi pada metastasis paru

    yang berasal dari malignant traktus gastrointestinal.

    12. Arah pembesaran masing-masing ruang jantung pada foto PA

    -Pembesaran Ventrikle kanan

    Ventrikle kanan merupakan batas depan jantung. Pembesaran pada ventrikle kanan akan

    menyebabkan jantung lebih mengisi bagian depan thorax, tepatnya 1/3 ruang retrosternal jantung

    akan terisi oleh ventrikle kanan. Untuk melihatnya kita menggunakan foto polos gambaran

    lateral.

    (Pembesaran ventricle kanan mengarah kedepan)

    Selain itu pada gambaran PA juga akan terlihat bentuk apex yang lebih membulat (rounded).

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    14/48

    (Rounded apex pada pembesaran ventricle kanan)

    - Pembesaran ventrikle kiri

    Ventrikle kiri merupakan batas jantung bagian kiri. Pembesaran pada ventricle kiri aka nada

    gambaran penonjolan kebawah (bulging downward) pada apex jantung yang dilihat dengan foto

    PA. Pembesarannya akan mengarah ke bawah (inferior) pada foto PA dan lebih tampak pada

    foto lateral.

    (bulging downward pada ventrikle kiri )

    Pada gambaran foto lateral akan terlihat jantung lebih mengarah ke posteroinferior.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    15/48

    (Jantung kiri mengarah Posteroinferior pada gambaran lateral)

    -Pembesaran Atrium Kanan

    Atrium kanan merupakan ruangan jantung yang membatasi bagian kanan jantung. Sehingga

    ketika ada pembesaran akan tampak penonjolan pada batas jantung kanan

    (Pembesaran atrium kanan)

    -Pembesaran Atrium Kiri

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    16/48

    Atrium kiri khusunya bagian appendages adalah batas jantung kiri pada foto jantung PA. Pada

    pembesaran atrium kiri cirri khasnya ada tampakan penonjolan pada appendage atrium kiri dan

    pembesaranya akan mengarah ke sebelah kiri jantung pada foto PA.

    (Pembesaran appendage antrium kiri)

    13 Tanda-tanda radiologis hipertensi heart disease

    - Cardiomegaly

    - Pembesaran ventricle kiri

    - Prominent aortic knob ( Aortic knob membesar dan menonjol)

    - Elongated descending aorta ( Aorta descenden yang melebar dan berkelok)

    - Cephalization ( aliran darah paru-paru

    - Kerley A lines (Garis panjang di bagian lobus superior paru, berasal dari daerah hilus

    menuju keatas dan perifer)

    - Kerley B lines (Garis-garis pendek dengan arah horizontal tegak lurus pada dinding

    pleura dan letaknya di lobus inferior, paling mudah terlihat pada bagian sinus

    costophrenicus, garis ini paling mudah ditemukan pada pasien yang mengidap gagal

    jantung)

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    17/48

    ( Pembesaran ventricle kiri, Elongated descending aorta, Prominent aortic knob)

    (Chepalization)

    (Kerley B lines)

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    18/48

    14. Bagaimana gambaran radiologis vitium mitralis?

    Kelainan pada katup jantung dicurigai apabila terdapat bunyi bising murmur pada jantung. EKG

    dan x ray toraks dapat memberikan informasi tambahan, tetapi teknik diagnosisnya

    menggunakan echocardiography.

    Mitral stenosis

    X ray toraks: Terdapat pembesaran atrium kiri yang menyebabkan penekanan pada batas jantung

    kiri atas. Garis Kerley B menebal.

    Echocardiography: terlihat immobilitas pada katup mitral.

    Mitral regurgitation

    X ray toraks: pembesaran ventricle dan atrium kiri. Kadang kala terlihat kalsifikasi pada katup

    mitral.

    Echocardiography: kuspis katup mitral pada posisi menutup. Pada color-flow Doppler

    menunjukkan pancutan regurgitasi (regurgitant jet).

    15. Bagaimana tanda-tanda Tetralogi Fallot?

    Karakteristik tetralogi Fallot termasuk kelainan septum ventricle, aorta bekerja lebih keras

    kerana kelainan septum, saluran pulmonary tersekat, dan hypertrophy pada ventricle kanan.

    Simptom termasuk cyanosis sejak lahir, dyspnea saat mengerah tenaga, jari tabuh, pembesaran

    terhambat, dan polisitemia.

    Pada x ray toraks terlihat ukuran jantung normal tetapi membentuk sepatu bot (coeur-en-sabot).

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    19/48

    BAB III

    1. Sebutkan masing-masing posisi dari cranium 3 posisi, dan sinus paranasalis 3 posisi

    - Proyeksi Kepala

    Lateral : pronasi, kepala miring ke lateral.

    Posteroanterior/Occipito-frontal : pronasi.

    Occipital (Townes/Grapheys Position) : supinasi.

    Caldwells projection : supinasi.

    Submento-vertical (basal) : supinasi.

    Waters projection : miripposteroanterior tetapi leher agak ekstensi dan orbitomeatal line

    membentuk sudut 37- 40 derajat terhadap film.

    - Sinus paranasal

    Foto anteroposterior (Caldwell)

    Foto kepala lateral

    Foto Waters

    Foto submentoverticals

    Foto Rhese

    Foto basis kranii dengan sudut optimalFoto proyeksi Towne

    REFERENSI:

    Radiologi Diagnostik (Pustaka Cendekia Press)

    2. Ceritakanlah masing-masing tipe fraktur pada os cranium.

    - Fraktur linier

    o Tampak terlihat garis radiolusen yang linear, sering terdapat pada parietal.

    o Garis lusen yang berbatas tajam tanpa disertai tepi sklerotik.

    o Fraktur tampak lebih lusen dari vasa dan sutura dengan arah yang tidak teratur.

    o Pada kasus di mana fragmen frakturnya overlap akan tampak sebagai garis

    dengan densitas yang tinggi.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    20/48

    - Fraktur impresi

    o Tampak satu/dua garis sejajar dengan densitas tinggi pada tulang cranium

    (biasanya) tampak disertai kerusakan jaringan otak di bawahnya (untuk

    menentukan dalamnya kompresi perlu dibuat foto tangensial utuk konfirmasi).

    - Fraktur depresi

    o Fragmen tulang terdorong ke dalam dengan lapisan dalamnya mengalami

    penekanan lebih besar daripada ketebalan kubah kranial.

    - Fraktur stellata

    o Tampak gambaran fraktur radier, menyebar dan berpusat pada satu titik (biasanya

    disebabkan oleh trauma benda asing).

    - Fraktur diastasis

    o

    Tampak gambaran fraktur lusen mengikuti sutura (tampak berupa

    pelebaran/pembukaan sutura).

    o Pada orang dewasa sutura yang telah tertutup rapat dapat terbuka >2 mm,

    sedangkan pada anak sulit diperiksa karena sutura belum menutup rapat.

    - Fraktur basis cranium

    o Tampak gambaran air fluid level dalam sinus sphenoidalis (jika garis fraktur

    melewatinya, sehingga darah terkumpul dalam sinus).

    o

    Fraktur ini sukar dilihat dengan posisi aksial.

    - Fraktur gabungan

    o Terdapat gabungan dua fraktur atau lebih dengan gambaran sesuai dengan jenis

    frakturnya.

    REFERENSI

    Panduan Belajar Radiologi RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

    Radiologi Diagnostik FK UI

    3. Sebutkan macam-macam posisi untuk melihat mastoid

    -Laws View

    Salah satu teknik yang mengunakan sisi lateral dari mastoid dan diperoleh dengan bidang sagital

    tengkorak sejajar dengan film dan dengan angulasi 15 cephalocaudal dari sinar x-ray. eksternal

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    21/48

    Posisi ini juga menunjukkan tegment , dinding anterior dari sinus lateral, saluran pendengaran

    eksternal, temporomandibular, dan pada kasus pneumatisasi temporal

    - Schullers View

    Schuller view (Runstrom) adalah pandangan lateral mastoid diperoleh dengan bidang

    sagittal sejajar tengkorak untuk film dan dengan angulasi 30 cephalocaudal dari x-ray. Teknik

    ini memberikan pandangan yang jelas pada kasus pneumatisasi mastoid.

    -Lysholm Method

    Teknik radiografi untuk pasien yang menjalani pemeriksaan basis cranii, mastoid, dan

    area petrous pada tulang temporal, teknik ini juga dapat menunjukkan secara jelas fissure

    orbitalis dan optic foramen.

    REFERENSI :

    K. J. Lee: Essential Otolaryngology and Head and Neck Surgery (IIIrd Ed)

    4. Sebutkan masing-masing posisi untuk melihat sinus paranasalis

    - Waters View

    Satu posisi x-ray yang juga disebut sebagai ocipitomental view, dimana sinar x-ray

    ditembakkan pada sudut 45 derajat terhadap garis orbitomeatal dan tegak lurus

    terhadap film, biasanya posisi ini digunakan untuk melihat kondisi sinus maxilaris.

    - Caldwells View

    Satu posisi x-ray yang juga disebut sebagai ocipitofrontal view, dimana sinar x-ray

    ditembakkan pada sudut 20 derajat terhadap garis orbitomeatal dan tegak lurus

    terhadap film, biasanya posisi ini digunakan untuk melihat kondisi sinus frontalis.

    - Lateral View

    Posisi x-ray yang digunakan untuk melihat sinus sphenoid.

    REFERENSI : www.wikiradiography.com

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    22/48

    5. Apakah tanda tanda kenaikan tekanan intrakranial pada foto cranium ?

    1. Erosi dorsum sellae

    Pada orang dewasa biasanya terjadi erosi dorsum sellae dan merupakan gambaran yang khas.

    Pada tekanan tinggi intrakranial yang lama seluruh dorsum sellae mungkin tidak jelas terlihat.

    Sebenarnya erosi prossesus posterio dan dorsum sellae disebabkan oleh tekanan dari dilatasi

    ventrikel III dan pada umumnya ditemukan pada penderita dengan tumor pada fossa posterior

    dan hidrosefalus. Erosi sellae oleh karena tekanan tinggi intrakranial harus dibedakan dari lesi

    destruksi lokal. Selain daripada adenoma pituitaria yang terdiri atas meningioma, chordoma,

    craniopharyngioma dan aneurisma (Sutton D, 1980)

    2.Pergeseran kelenjar pineal

    Pada proyeksi Towne dengan kualitas filma yang baik, kelenjar pineal terlihat terletak di garis

    tengah. Jika terjadi pergeseran dari kalsifikasi kelenjar pineal lebih dari 3 mm pada satu sisi garis

    tengah,menunjukkan adanya massa intrakranial. Pada umumnya sebagai penyebabnya adalah

    tumor intrakranial, tetapi lesi seperti subdural hematom dan massa non neoplastik dapat

    menyebabkan hal yang sama (Sutton D dan Chapman S)

    3. Kalsifikasi Patologi

    Pada space occupying lession dapat terlihat adanya kalsifikasi yang patologik. Keadaan ini

    terlihat dengan gambaran radiologik kira-kira

    pada 5%-10% kasus (Sutton D, 1980)

    REFERENSI:

    Chapman S. Aids to radiological differential diagnosis. Philadelphi: Bailliere, 1980: 256-258

    Sutton D. A Textbook of radiology and imaging.3rd ed. London : Churchill, 1980; 1090-1093,

    1230-1233

    6. Ceritakan mengenai Smith fracture.

    Fraktur Smith : fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke

    volar

    Mekanisme :

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    23/48

    Fraktur smith biasanya terjadi KARENA :

    -jatuh dengan posisis pergelangan fleksi

    -pukulan langsung ke punggung pergelangan tangan

    Fitur radiografi : fraktur dapat dibagi menjadi tiga jenis , walaupun dalam prakteknya cukup 1-2

    jenis :

    tipe I

    extra-articular transverse fracture through the distal radius

    paling umum : 85 %

    tipe II

    intra-articular oblique fracture

    setara dengan reverse Barton fracture ~ 13 %

    tipe III

    juxta-articular oblique fracture

    jarang : < 2 %

    Pengobatan dan prognosis:

    Pengobatan tergantung pada jenis fraktur , stabilitas dan kemampuan untuk berhasil mengurangi

    fraktur .

    REFERENSI:

    www.radiopaedia.org

    Radiologi Diagnostik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

    7. Ceritakan masingmasing tipe fraktur korpus Vertebra

    1. Fraktur kompresi (Wedge fractures) adanya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis

    yang tertekan dan membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang

    mempengaruhi kolumna vertebra. Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan jatuh dari

    http://www.radiopaedia.org/http://www.radiopaedia.org/http://www.radiopaedia.org/
  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    24/48

    ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya

    metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut

    menjadi lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Vertebra dengan fraktur

    kompresi akan menjadi lebih pendek ukurannya daripada ukuran vertebra sebenarnya.

    2. Fraktur remuk (Burst fractures) fraktur yang terjadi ketika ada penekanan corpus vertebralis

    secara langsung, dan tulang menjadi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis

    spinais. Terminologi fraktur ini adalah menyebarnya tepi korpus vertebralis kearah luar yang

    disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding fraktur kompresi. tepi tulang yang

    menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada fragmen

    tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan

    menyebabkan paralisi atau gangguan syaraf parsial. Tipe burst fracture sering terjadi pada

    thoraco lumbar junction dan terjadi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi.

    Diagnosis burst fracture ditegakkan dengan x-rays dan CT scan untuk mengetahui letak fraktur

    dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur

    dislokasi. Biasanya dengan scan MRI fraktur ini akan lebih jelas mengevaluasi trauma jaringan

    lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan.

    3. Fraktur dislokasiterjadi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya karena

    kompresi, rotasi atau tekanan. Ketiga kolumna mengalami kerusakan sehingga sangat tidak

    stabil, cedera ini sangat berbahaya. Terapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar

    syaraf yang rusak.

    Kerusakan akan terjadi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan kombinasi mekanisme

    kecelakaan yang terjadi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan proses pengelupasan.

    Pengelupasan komponen akan terjadi dari posterior ke anterior dengan kerusakan parah pada

    ligamentum posterior, fraktur lamina, penekanan sendi facet dan akhirnya kompresi korpus

    vertebra anterior. Namun dapat juga terjadi dari bagian anterior ke posterior. kolumnavertebralis. Pada mekanisme rotasi akan terjadi fraktur pada prosesus transversus dan bagian

    bawah costa. Fraktur akan melewati lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears dan

    keluarnya serabut syaraf.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    25/48

    4. Cedera pisau lipat (Seat belt fractures) sering terjadi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan

    tinggi dan tiba-tiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam keadaan fleksi, dislokasi

    fraktur sering terjadi pada thoracolumbar junction.

    Kombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan menbetuk pisau

    lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior vertebralis. Pada cedera sabuk

    pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan melawan tahanan tali pengikat. Korpus vertebra

    kemungkinan dapat hancur selanjutnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur

    ini termasuk jenis fraktur tidak stabil

    Referensi:

    Rasjad Chaeruddin, (2003), Ilmu Bedah Ortopedi, bintang Lamumpatue : Makassar.

    Apley graham and Solomon louis, (1995),Ortopedi Fraktur System Apley;edisiketujuh, widya

    medika: Jakarta.

    Young wise, (2000), Spinal Cord Injury Level And Classification, download

    fromhttp://www.neurosurgery.ufl.edu/Patients/fracture.shtml

    Deblick Thomas, (2001) , Burst Fracture, down load

    fromhttp://www.emedicine.medscape.com/specialties

    claire Mary, (2005), The Three Colimn Concept ; Spineuniverse. Download

    fromhttp://www.spineuniverse/columnconcept.html

    8. Ceritakan tentang Chondrosarcoma

    Kondrosarkoma adalah tumor mesenkim ganas yang ditandai oleh diferensiasi kartilago hialin

    murni, merupakan tumor kartilagoganas yang paling banyak dan tumor tulang ganas ketiga

    terbanyak setelah mieloma dan osteosarkoma. Kondrosarkoma biasanya tumbuh pada tulang

    panjang perifer dan tulang pipih, paling banyak melibatkan tulang femur dan ileum.

    Kondrosarkoma yang terjadi pada tulang biasanya dibagi atas dua kelompok, kelompok pertama

    adalah yang tumbuh dari sentral atau kavitas medulla sedangkan kelompok kedua tumbuh dari

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    26/48

    permukaan tulang yang disebut kondrosarkoma perifer atau juxtakortikal. Kondrosarkoma

    menurut asalnya dibagi atas dua kelompok antara lain kondrosarkoma primer yang merupakan

    tumor yang tumbuh pada tulang yang sebelumnya normal, dan kondosarkoma sekunder yaitu

    kondrosarkoma yang berkembang dari enkondroma jinak,

    eksostosis osteokartilago maupun dari kondroma juxtakortikal. Kondrosarkoma primer

    merupakan tumor yang mengenai usia tua, dengan punck insidensi pada usia 40-60 tahun10,

    terdapat kecenderungan terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Sebagian besar

    kondrosarkoma tumbuh lambat dan jarang bermetastasis, dan mempunyai prognosis baik setelah

    pembedahan yang adekuat. Meskipun demikian, pada sebagian kecil pasien terjadi rekurensi

    maupun metastasis, dan sampai dengan 13% kasus rekurensi kondrosarkoma mempunyai tingkat

    yang lebih tinggi dibandingkan neoplasma aslinya.

    Pemeriksaan imejing untuk menegakkan diagnosis kondrosarkoma adalah radiografi

    konvensional dan CT scan. Tampilannya pada imejing menunjukkan lesi campuran osteolitik dan

    sklerotik, dan ciri karakteristik memperlihatkan mineralisasi matriks kondroid. Sebagian lesi

    dibatasi oleh korteks tulang dan sering ditemukan cortical remodeling, penebalan korteks dan

    reaksi periosteal. Hasil pemeriksaan CT scan lebih akurat dibandingkan dengan radiografi

    konvensional, selain itu CT scan dapat memberikan gambaran lesi tulang dan jaringan lunak

    sekitarnya secara lebih jelas. Tampilan kondrosarkoma pada imejing tergantung pada staging

    tumor. Diagnosis banding perlu dipertimbangkan karena beberapa lesi pada rahang menunjukkan

    gambaran yang mirip pada pemeriksaan imejing.

    REFERENSI : buletin ilmiah radiologi

    9. Tanda tanda osteosarcoma

    Tanda-tanda destruksi tulang yan berawal pada medulla dan terlihat sebagai daerah radiolusens

    dengan batas tidak tegas. Pada stadium dini terlihat reaksi periosteal yang gambarannya lamellar

    atau seperti garis-garis tidak lurus pada tulang (sunray appearance) dengan membesarnya tumor,

    selain cortex juga tulang sub periosteal akan dirusak oleh tumor yang meluas keluar tulang. Dari

    reaksi periosteal itu hanya sisanya yaitu pada tepi yang masih dapat dilihat berupa segitiga

    (codmanns triangle)

    REFERENSI : Radiologi Diagnostik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    27/48

    BAB IV

    1. Apa saja kah gambaran khas urolithiasis pada BNO?

    Pada BNO tampak gambaran bercak semiopak, berbentuk bulat kecil-kecil hingga besar di

    sepanjang ureter. Apabila terjadi sumbatan, proksimal batu akan mengalami dilatasi, dinding

    menipis, sedangkan distal batu kolaps.

    2. Apa saja tanda-tanda tuberculosa renal padafoto abdomen?

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    28/48

    Jawab :Film polos abdomen dapatmemperlihatkankalsifikasinginjal, vesikulaseminalisatau vas

    deferens. Kalsifikasiterlihatsebagaiintensitas yang

    bervariasidengankisarandaribeberapabintikkecilhinggadaerah yang sangatpadatkasuslanjut.

    3. Langkah apa saja yang dilaksanakan pada pemeriksaan IVP.

    Persiapan :

    Untuk keadaan akut (gawat darurat) tidak perlu persiapan. Selain keadaan tersebut, berikan obat

    pencahar yang kuat dua malam sebelumnya. Pastikan bahwa penderita minum cukup banyak

    cairan

    Tidak ada intake makanan selama 5 jam sebelum pemeriksaan

    Pelaksanaan:

    1. Buat foto polos seluruh abdomen.

    2. Periksa mutu dan carilah apakah ada kalsifikasi atau kelainan yang lain

    3. Setelah foto polos diperiksa dan bila diagnosis tidak jelas, bahan kontras dapat

    disuntikkan secara intravenous.

    4. Tanyailah penderita apakah penderita sudah pernah diperiksa seperti ini sebelumnya dan

    apakah timbul reaksi

    5. Injeksikan seluruh dosis dengan cepat, dan harus diberikan secara intravenous.

    6. Buatlah foto segera setelah injeksi selesaiharus dilakukan dalam 3 menit sejak mulai

    7. Lihat fotonya untuk melihat ginjal

    8. Buat foto lagi 10 menit setelah injeksi mulai. Lihat ginjal, ureter, dan buli-buli. Bila

    organ-organ ini sudah jelas terlihat tidak perlu dibuat foto lagi.

    9. Bila sebagian traktus urinarius tidak terlihat dengan baik, buat foto tambahan dengan

    posisi telungkup 15 menit kemudian (25 menit bila dihitung dari mulainya injeksi)

    10.

    Bila ada keraguan mengenai ureter bagian bawah atau buli-buli, buatlah foto lagi setelah

    penderita diminta untuk miksi

    11.Lihatlah bentuk dan ukuran ginjal. Bila satu atai kedua ginjal tidak terlihat pada

    tempatnya yang biasa, carilah di abdomen. Ginjal bisa terdorong atau bergeser ke posisi

    abnormal, bahkan bisa berada didalam pelvis.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    29/48

    12.Periksa garis bentuk ginjal, pastikan bahwa garis bentuk ini rata

    4. Bagaimana gambaran pylonefritis chronis pada IVP ?

    Ginjal kanan yang kecil mengkerut ini

    karena pyelonephritis kronis.

    Terdapat hydronephrosis dan

    hydroureter kiri. Dengan

    hydronephrosis seperti ini akan sering

    terjadi infeksi berulang ginjal kiri

    karena disertai dengan reflux ureter.

    IVP menunjukkan ginjal

    menjadi menumpul dan

    perbesaran calix pada

    ginjal kanan

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    30/48

    5. Gambaran USG Nephrolithiasis

    Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP (alergi

    terhadap bahan kontras, faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil).

    Pemeriksaan USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan ruang/

    lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai untuk menentukan batu selama tindakan

    pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu.

    Dengan menggunakan modalitas USG terhadap ginjal, pada pasien yang menderita nefrolitiasis

    akan tampak lesi ekogenik dan juga akan tampak kalkulus di dalam ginjal tersebut (bisa satu batu

    ginjal yang besar maupun multipel). Pada batu ginjal yang berukuran besar pun dapat terlihat

    dilatasi dari pelvis renalis (hidronefrosis) yang disebabkan oleh obstruksi saluran kemih, kaliks

    yang mencembung dan juga parenkim yang menipis.

    6. Gambaran USG Hydronephorsis

    Dengan menggunakan USG derajat hidronefrosis dapatdibagi menjadi tiga. Hidronefrosis ringan

    memberikan gambaran hipoekoik di bagian tengah ginjal. Pada hidronefrosis sedang terlihat

    pelebaran peilokalikises yang sama baiknya seperti pada urografi. Sedangkan pada hidronefrosis

    berat tampak kalises berupa suatu zona bebaseko yang lobulated, parenkim ginjal tidak jelas lagi

    7. Tanda-tanda Salphingitis Kronika

    Salpingitis dikategorikan menjadi dua, yaitu akut dan kronik. Pada akut, tuba fallopi menjadi

    kemerahan, bengkak dan mensekresikan cairan ekstra sehingga dinding dalam tuba biasanya

    menempel. kronik sapingitis biasanya mengikuti serangan akut, dengan tanda-tanda infeksi yang

    lebih ringan tetapi lebih lama dan juga tidak memberikan tanda-tanda yang khas bisa disertai

    membesarnya tuba falopi di bagian distal, hydrosalphing atau pyosalphing yang lama kelamaan

    dapat menjadi tubalovarian cyst.

    - Penderita mengeluh nyeri perut bagian bawah, unilateral maupun bilateral. Nyeri ini bertambah

    pada gerakan.

    - Kadang terdapat perdarahan di luar siklus dan secret vagina berlebihan

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    31/48

    - Pada waktu yang akut terdapat demam yang kadang disertai menggigil

    8. Gambaran Hydrosalphing pada HSG

    Hydrosalphing adalah tersumbatnya bagian distal dari tuba fallopi yang terisi dengan cairan

    serous atau jernih. Tuba yang tersumbat akan membuat bagian distal nya membesar mempunyai

    gambaran berupa sausage-like atau retort-like.

    Gmbr Kiri : Normal tuba kanan, Hydrosalphing tuba kiri

    Gambar kanan : Tuba kanan terlihat jelas, tuba kiri sangat tidak beraturan dan berakhir pada

    Hydropsalphing (panah)

    Gambar CT dengan bilateral

    Hydrosalphing.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    32/48

    BAB V

    1. Bedakan BNO dan plain abdomen

    Perbedaan mendasar antara foto BNO dan foto polos abdomen antara lain:

    a. foto BNO diawali dengan persiapan sedangkan foto polos abdomen dapat dilakukan

    tanpa persiapan. Bahkan seringkali dilakukan tanpa persiapan. Contohnya pada ileus

    obstruktif maka pasien difoto tanpa persiapan, bahkan sebelum dipasang NGT.

    b. oleh karena foto BNO berusaha untuk menampilkan traktus urinarius dari ginjal hingga

    vesica urinaria, maka luas eksposure harus mencakup itu semua. Oleh karena saluran

    kencing radiolusen dan tidak tampak dalam foto polos (setelah disuntikkan kontras akan

    tampak), maka digunakan tulang sebagai skeletopi ( penanda). Dalam foto BNO harus

    tampak/ dibatasi bidang: batas sisi atas adalah setinggi vertebra thorax X, batas sisi lateral

    adalah kedua alae ossis ilii harus tervisualisasi sempurna dan batas bawah adalah 2 cm

    dibawah simfisis pubis. Sedangkan foto polos abdomen tidak perlu seluas itu.

    c. sesuaikan kilovolt dan miliamper. Foto BNO sebaiknya dapat membedakan antara

    jaringan keras (tulang), jaringan lunak (otot dan kulit), serta udara. Ketiga hal tersebut

    harus dapat dibedakan.

    2. Sebutkan masing-masing posisi dari abdomen 2 posisi

    Posisi supine, arah sinar vertikal dan horizontal, atau

    Posisi supine, arah sinar vertikal dan posisi Left Lateral Decubitus, arah sinar horizontal

    3. Pada ileus dapat dijumpai apa saja di foto abdomen 2 posisi?

    a.

    ileus letak tinggi

    Tampak dilatasi usus diproksimal sumbatan (sumbatan paling distal di iliocecal junction) dan

    kolaps usus di bagian distal sumbatan. Penebalan usus halus yang mengalami dilatasi

    memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal

    dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    33/48

    Tampak gambaran air fluid levelyang pendek-pendek atau disebut juga step ladder appearance

    karena cairan transudasi berada dalam usus halus yang mengalami distensi.

    b. ileus letak rendah

    Tampak dilatasi usus di proksimal sumbatan (sumbatan di kolon) dan kolaps usus di bagian

    distal sumbatan. Penebalan usus halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring

    bone appearance, karena dua dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk

    gambaran vertebra dan muskulus yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran pelebaran usus

    besar yang juga distensi tampak pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang

    pendek-pendek atau disebut jugastep ladder appearancedi usus halus dan air fluid level yang

    panjang-panjang di kolon.

    c. ileus paralitik

    Terdapat penebalan dinding usus secara menyeluruh dari gaster sampai rektum. Penebalan usus

    halus yang mengalami dilatasi memberikan gambaran herring bone appearance, karena dua

    dinding usus halus yang menebal dan menempel membentuk gambaran vertebra dan muskulus

    yang sirkuler menyerupai kosta dan gambaran pelebaran usus besar yang juga distensi tampak

    pada tepi abdomen. Tampak gambaran air fluid level yang pendek-pendek atau disebut jugastep

    ladder appearance di usus halus atau disebut step ladder appearance dan air fluid level yang

    panjang-panjang di kolon.

    Apabila terjadi perforasi akan didapatkan udara bebas intraabdominal yang berupa gambaran

    hiperlusen tanpa gambaran lipatan mukosa usus. Kasus ini sering diikuti gambaran peritonitis.

    4. Sebutkan posisi abdomen untuk melihat adanya perforasi usus dan apa tanda-tanda

    perforasi usus tersebut?

    Posisi abdomen untuk melihat perforasi usus dan tanda-tandanya adalah :

    a. Erek/Duduk (AP), tampak gambaran semilunar akibat udara bebas pada cavum abdomen yang

    terkumpul dibawah diafragma.

    b. Supine (AP), tampak udara bebas terdistribusi secara merata di rongga abdomen dengan

    football sign dan bila ascites akan memberikan gambaran terkumpulnya usus di tengan abdomen.

    c. LLD (AP), tampak udara bebas di bagian tertinggi cavum abdomen.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    34/48

    5. Berikan lima contoh kalsifikasi pathologis intra abdominal?

    Urolithiasis

    Cholelithiasis

    Meconium periorchitis

    Choledocolithiasis

    Pancreatoliyhiasis

    6. Bagaimanakah posisi penderita pada pada kasus atresia ani dan apa nama posisi

    tersebut?

    Beberapa pemeriksaan untuk atresia ani

    1. Proyeksi Wangesteen Rice

    A. Posisi AP : Untuk melihat ada tidaknya atresia ani dan untuk melihat beratnya distensi atau

    peregangan usus.

    Posisi Pasien : Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di bawah, kaki di atas) di

    depan standart kaset yang telah di siapkan. Kedua tungkai difleksikan 90 terhadap badan untuk

    menghindari superposisi antara trokanter mayor paha dengan ischii. MSP tubuh tegak lurus

    kaset.

    Posisi Objek : Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk dalam film., Pada

    daerah anus di pasang marker.

    CR: Horisontal tegak lurus kaset.

    CP: Pertengahan garis yang menghubungkan kedua trokhanter mayor.

    FFD: 90cm

    Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak.

    B. Posisi Lateral : Untuk melihat ketinggian atresia ani.

    Posisi Pasien : Pasien diposisikan dalam keadaan inverse ( kepala di bawah, kaki di atas)

    dengan salah satu sisi tubuh bagian kiri atau kanan menempel kaset. Kedua paha di tekuk

    semaksimal mungkin ke arah perut agar bayangan udara pada radiograf tidak tertutup oleh

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    35/48

    gambaran paha. MSP (mid sagital plane) tubuh sejajar terhadap garis pertengahan film, MCP

    (mid coronal plane) tubuh diatur tegak lurus terhadap film.

    Posisi Objek : Obyek diatur sehingga daerah abdomen bagian distal masuk dalam film. Pada

    daerah anus di pasang marker.

    CR: Horisontal tegak lurus kaset.

    CP: Pada trokhanter mayor.

    FFD: 90cm

    Eksposi dilakukan pada saat pasien tidak bergerak.

    2. Lateral Prone Cross Table

    Alternatif pemeriksaan invertogram pada kasus atresia ani untuk memperlihatkan bayangan

    udara di dalam colon mencapai batas maksimal tinggi/ naik di daerah rectum bagian distal.

    Posisi Pasien : Pasien diposisikan prone.

    Posisi Objek : kedua paha ditekuk (hip fleksi), angkat bagian punggung bayi sehingga letak

    pelvis lebih tinggi dan kepala/wajah lebih rendah. Kaset pada salah satu sisi lateral dengan

    trokhanter mayor pada pertengahan kaset.

    CP: pada trochanter mayor menuju pertengahan kaset.

    CR: Horisontal, tegak lurus film/kaset.

    FFD: 90 cm

    Ekspose dilakukan saat bayi tidak bergerak.

    Keuntungan posisi ini :

    Posisi lebih mudah.

    Waktu untuk memposisikan lebih singkat.

    Pasien lebih tenang dan nyaman.

    Udara pada rectum tampak naik dan lebih tinggi sehingga posisi ini lebih baik.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    36/48

    7. Langkah apa saja yang dilaksanakan pada pemeriksaan colon in loop?

    Langkah-langkah persiapan pemeriksaan colon in loop :

    a. Persiapan pasien

    - Mengubah pola makan penderita. Penderita hendaknya memakan makanan yang mempunya

    konsistensi lunak, rendah serat, dan rendah lemak

    - Minum air sebanyak mungkin agar tinja di kolon tetep lembek

    - Pemberian pencahar

    b. Pelaksanaan persiapan

    - Satu hari sebelum pemeriksaan pasien makan bubur kecap

    - Jam 20.00 makan malam terakhir

    - Jam 22.00 pasien makan garam inggris (MgSO4) dan mulai puasa

    - Boleh minum maksimal 100cc sampai jam 12 malam

    - Mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari penumpukan udara dalam seluruh

    traktus gastrointestinal

    - Pasien rawat inap boleh diberikan lavement

    c. Teknik pemeriksaan

    1. Tahap pengisian : pengisian larutan barium ke dalam lumen kolon melalui anus sampai

    fleksura lienalis atau pertengahan kolom transversus (namun tergantung pada panjang pendeknya

    kolon). Bagian kolon yang belum terisi dapat diisi dengan mengubah posisi penderita dari supine

    menjadi right decubitus.

    2. Tahap pelapisan : dengan menunggu 1-2 menit, larutan barium mendapatkan kesempatan

    untuk melapisi mukosa kolon dengan sempurna.

    3. Tahap pengosongan : sisa larutan barium dalam lumen kolon dibuang sebanyak yang dapat

    dikeluarkan dengan memiringkan penderita ke kiri (left decubitus) dan menegakkan meja

    pemeriksaan.

    4. Tahap pengembangan : dipompakan udara kedalam lumen kolon sehingga seluruh kolon

    mengembang sempurna.

    5. Tahap pemotretan : dilakukan pemotretan atau eksposur radiografik dengan posisi tergantung

    pada bentuk kolon dan/atau kelainan yang ditemukan.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    37/48

    8. Sebutkan macam-macam tumor kolon secara radiografis

    Karsinoma kolon secara radiologik memberikan penampilan sebagai berikut :

    a. Penonjolan ke dalam lumen (protuded lesion)

    Bentuk klasik tipe ini adalah polip. Polip dapat bertangkai (protruded) atau tidak bertangkai

    (sessile). Dinding kolon seringkali masih baik.

    b. Kerancuan dinding kolon (colonic wall deformity)

    Dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris (apple core). Lumen kolon sempit dan

    ireguler.

    c. Kekakuan dinding kolon (rigidity colonic wall)

    Bersifat segmental, terkadang mukosa masih baik. Lumen kolon dapat/tidak menyempit.

    9. Apakah lopografi?

    Lopografi adalah pemeriksaan radiologi dengan memasukkan media kontras positif ke dalam

    usus melalui lubang buatan pada daerah abdomen untuk meliha bagian distal kolon.

    10.Ceritakan mengenai gastritis dan ulkus ventrikuli pada pemeriksaan OMD?

    Gambaran radiologis gastritis tampak adanya penebalan lipatan mukosa gaster, noduler, dan

    menjadi irreguler. karena penebalan lipatan ini timbul gambaran lusen dengan garis-garis opak.

    pembacaan dari pandangan depan terlihat kolam barium yang terkumpul pada kawah ulkus

    pada dinding yang terkena, dengan lipatan mukosa yang menyebar mengelilingi ulkus.

    pandangan samping ulkus tampak seperti kantung oleh karena mukosa yang hilang. Gambaran

    ulkus jinak adalah lipatan menyebar dengan rata, dan proyeksi ulkus berada diluar dinding

    lambung. Gambaran ulkus ganas ialah ulkus yang dangkal, kontur yang irregular, dan tidak

    menonjol melebihi batas lambung.

    Referensi

    Buku panduan belajar radiologi 2013

    Patel. Lecture note : radiology

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    38/48

    Kioswikan.wordpress.com

    Radiologi diagnostik FK UI

    PARI ( perhimpunan radiografer Indonesia)

    Wikiradiography.com

    Malueka. Radiologi diagnostik

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    39/48

    BAB VI

    1. Jenis radiasi pengion: radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses

    ionisasi (terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi

    pengion terbagi berdasarkan sumber atau strukturnya, yaitu gelombang elektromagnetik (sinar

    dan sinar-X) dan sinar partikel yang dibagi lagi menjadi partikel bermuatan (radiasi pengion

    langsung) dan partikel tak bermuatan (radiasi pengion tak langsung) . Selain itu radiasi pengion

    ada juga yang merupakan radiasi pengion berenergi tinggi yang berasal dari benda angkasa dan

    menembus ke dalam atmosfer bumi disebut radiasi kosmik.

    Radiasi ionisasi langsung bisa berupa partikel bermuatan listrik (misalnya sinar a, b, dan

    proton), yang dapat mengakibatkan ionisasi dengan memberikan energinya kepada

    elektron orbital dalam suatu atom atau molekul. Sedang gelombang elektromagnetik misalnya

    sinar-X, sinar g, (yang juga bersifat partikel, yaitu foton), dan partikel tak bermuatan listrik

    (misalnya neutron) menghasilkan partikel bermuatan listrik pada saat berinteraksi dengan atom

    dalam materi. Misalnya, foton mengeluarkan elektron, neutron mengeluarkan proton.Neutrino

    (n) dikeluarkan pada saat partikel b dipancarkan dengan muatan berlawanan dengan

    elektron.Partikel-partikel ini, karena massanya kecil dan tidak bermuatan listrik, sulit

    berinteraksi dengan materi tetapi karena dapat mengionisasi disebut radiasi pengion tak

    langsung.

    Macam radiasi ionisasi langsung:

    a. Partikel Alpha ( )

    Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar.Tersusun dari dua

    proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom Helium.Daya ionisasi partikel

    a sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel dan 10.000 kali dayaionisasi sinar-g. Partikel a mudah dipengaruhi oleh medan listrik yang ada di sekitarnya

    dan setelah terlepas dari sumbernya hanya mampu menjangkau jarak sejauh 4-5 cm di

    dalam media udara karena mempunyai muatan listrik yang besar, namun partikel a tidak

    mampu menembus pori-pori kulit pada lapisan terluar, sehingga radiasi yang

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    40/48

    diapancarkan oleh partirkel a tersebut tidak berbahaya bagi manusia apabila berada di

    luar tubuh.

    b. Partikel Beta ( )

    Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel a. Daya ionisasinya di

    udara 1/100 kali daya ionisasi partikel a. Dengan ukurannya yang lebih kecil, partikel b

    mempunyai daya tembus lebih besar dari partikel a. Karena muatannya yang kecil daya

    jangkau partikel b di udara bisa sejauh 9 cm, untuk selanjutnya dibelokkan oleh medan

    listrik yang ada di sekitarnya

    c. Sinar ( )

    Tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga dikelompokkan ke dalam

    gelombang elektromagnetik.Daya ionisasinya di dalam medium sangat kecil. Karena

    tidak mempunyai muatan listrik maka sinar g tidak terbelokkan oleh medan listrik yang

    ada di sekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya

    tembus partikel a atau .

    d. Sinar-X

    Ada kemiripan dengan sinar g, yaitu dalam hal daya jangkau pada suatu media dan

    pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara keduanya adalah proses

    terjadinya. Sinar g dihasilkan dari proses peluruhan zat radioaktif yang terjadi pada inti

    atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu elektron berenergi tinggi yang

    menumbuk suatu target logam. Sinar g akan dipancarkan secara terus menerus oleh

    sumber radioaktif selama sumber tersebut bersifat tidak stabil, sedangkan sinar-X dapat

    setiap saat dihentikan pancarannya apabila pesawat sinar-X tidak diberikan suplai daya

    (tenaga listrik). Sinar-X ialah radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang

    mempunyai daya tembus tinggi.

    e. Partikel Neutron

    Mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik. Karena ukurannya yang

    kecil dan tidak terpengaruh oleh medan listrik di sekitarnya, maka partikel neutron

    memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi nuklir

    antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    41/48

    Radiasi eksternal adalah salah satu jenisterapi dalam terapi radiologi. Pada radiasi

    eksternal, tujuan pemberian terapi ini kurang lebih sama dengan tuujan pemberian brachytherapy

    yaitu untuk mengobati kanker. Namunt terdapat perbedaan dalam penggunaanya.Radiasi

    eksternal digunakan dengan memberikan jarak pada kulit pasien dengan radiator (sumber

    radiasi).dan tidak ada kontak langsung antar sumber radiasi dengan sel kankernya. Sumber

    radiasi dapat berupa Cobalt 60 atau Sinar X Megavolt (photon)vdari Linear accelerator.

    Brachytherapyadalah alternative lain pada terapi radiologi yang menggunakan material

    radioaktif dimana material ini akan dimasukkan di dalam tubuh. Brachytherapy merupakan salah

    satu jenis terapi radiasi yang digunakan dalam mengobati kanker dan terkadang di sebut sebagai

    radiasi internal. Dengan menggunakan terapi ini, akan dapat membantu para dokter untuk

    memberikan radiasi dengan dosis yang lebih tinggi pada area yang lebih spesifik dibandung

    dengan radiasi eksternal yang memproyeksikan radiasi dari mesin diluar tubuh. Sumber

    radiasinya berasal dari Radionuclides seperti Iridium 192, Caesium 137, Iodine 125, Palladium

    103 dan sebagainya

    2. Mekanisme kematian sel tumor karena radiasi pengion dan efek biologis pada sel

    normal

    Radioterapi adalah jenis terapi yang menggunakan radiasi tingkat tinggi untuk

    menghancurkan sel-sel kanker.Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh

    radiasi ini. Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun

    pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Dengan pemberian setiap terapi, maka akan semakin

    banyak sel-sel kanker yang mati dan tumor akan mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan

    hancur, dibawa oleh darah dan diekskresi keluar dari tubuh. Sebagian besar sel normal akan bisa

    pulih kembali dari pengaruh radiasi. Tetapi ada beberapa kerusakan yang terjadi pada sel normal

    yang merupakan penyebab terjadinya efek samping radiasi. Radiasi mempunyai efek yang

    sangat baik pada jaringan yang membelah dengan cepat.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    42/48

    Jaringan bila terkena radiasi penyinaran, akan menyerap energi radiasi dan akan

    menimbulkan ionisasi atom-atom. Ionisasi tersebut dapat menimbulkan perubahan kimia dan

    biokimia yang pada akhirnya akan menimbulkan kerusakan biologik. Kerusakan sel yang terjadi

    itu dapat berupa kerusakan kromosom, mutasi, perlambatan pembelahan sel dan kehilangan

    kemampuan untuk berproduksi. Radiasi pengion bila mengenai sel tumor

    maligna, akan menimbulkan ionisasi air dan oksigen ekstraseluller dan intraseluller sehingga

    menjadi ion H+, ion OH- dan ion oksigen. Ion ini bersifat tidak stabil dan dapat berubah menjadi

    radikal H, radikal OH dan radikal oksigen. Radikal ini akan bereaksidengan DNA dan

    menimbulkan kerusakan DNA dan akhirnya menimbulkan kematian sel maligna. Reaksi yang

    terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor maligna bisa berupa reaksi direk dan reaksi

    indirek.Reaksi direk adalah interaksi yang terjadi antara radiasi pengion dengan sel tumor

    maligna, dalam hal ini interaksi langsung antara radiasi pengion dengan DNA didalam

    kromosom pada inti.Atom-atom yang menyusun molekul pada DNA, mengalami ionisasi,

    akibatnya DNA kehilangan fungsi-fungsinya sehingga sel-sel tumorberhenti berproliferasi.

    Reaksi indirek adalah reaksi terpenting dalam proses interaksi radiasi pengion dengan sel

    tumor maligna. Molekul air dan molekul oksigen yang terdapat intraseluller dan ekstraseluller

    akan terkena radiasi pengion. Radikal-radikal tersebut secara kimiawi sangat berbeda dengan

    molekul asalnya dan mempunyai kecenderungan besar untuk bereaksi dengan DNA. Akibat dari

    reaksi tersebut maka akan terjadi kerusakan DNA. yang dapat berupa putusnya kedua backbone

    DNA (double strand break), satu backboneDNA putus (single strand break), kerusakan base(base

    damage), kerusakan molekul gula (sugar damage), DNA-DNA crosslink, dan DNA protein cross

    link.

    Diantara reaksi yang terjadi didalam sel tumor maligna, selain kerusakan DNA pada

    kromosom, akibat reaksi direk dan indirek dari radiasi pengion, juga terjadi suatu efek sitologis

    yang disebut abrasi kromosom. Radiasi akan menghambat proses pembelahan sel. Radiasi yangterjadi pada saat sel tumor dalam proses interfase dan mulai membelah, beberapa sel akan

    mengalami abrasi kromosom. Akibat abrasi kromosom ini dapat terjadi beberapa kemungkinan,

    yaitu kematian sel yang segera terjadi (early cell death) dan abrasi terus menerus setelah

    beberapa kali pembelahan sel. Terdapat beberapa jenis abrasi kromosom, yaitu satu fragmen

    kromosom akan berpindah tempat ke kromosom lain, satu fragmen kromosom berpindah tempat

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    43/48

    pada lengan yang lain pada kromosom yang sama, satu fragmen kromosom berpindah tempat

    pada lengan yang sama pada kromosom yang sama.

    3. Brachytherapy bertujuan sebagai booster untuk mengobati kanker primer

    terutama pada serviks, prostat. Mammae (payudara), dan kulit.Selain itu,dapat digunakan

    untuk tumor lainnya pada area mata, kepala, leher, saluran pernafasan, saluran pencernaan,

    saluran kemih dan pada organ reproduktif wanita serta jaringan lunak. Sumber radiasi

    dimasukkan dalam aplikator/jarum/flexible implant. Sumber radiasinya berasal

    dariRadionuclides seperti Iridium 192, Caesium 137, Iodine 125, Palladium 103 dan sebagainya

    namun yang biasa dipakai adalah Iridium 192 dan Caesium 137. Berdasarkan cara

    pembariannya, terdapat 3 tipe brachytherapy:

    a. Berdasar peletakan sumber: - Interstisial : Langsung pada sel kanker

    - Contact : Diletakkan disebelah sel target

    b. Berdasar dosis:

    - Low-dose rate(LDR) brachytherapy menanamkan radiasi sebesar 2 Gyh

    . LDR

    brachytherapy biasa digunakan untuk kanker pada kavitas oral, orofaring, sarcoma, dan kanker

    prostat.

    - Medium-dose rate (MDR)brachytherapy dosisnya berkisar 2 Gyh 1

    to 12 Gyh 1

    - High-dose rate (HDR) brachytherapy dosisnya lebih dari 12 Gyh 1

    . Paling sering

    digunakan untuk tomor pada serviks, esophagus, pulmo, dan mammae serta prostat.

    - Pulsed-dose rate (PDR) brachytherapy menggunakan radiasi jangka pendek, biasanya 1

    kali dalam 1 jam. Berfungsi menstimulasi ke efektifan terapi LDR.Biasanya pada tumor

    ginekologis.

    c. Berdasar durasi:

    - Temporer : Radioterapi dilakukan dengan meninjeksi sumber radiasi selama

    beberapa menit/jam sebelum nantinya akan diambil kembali. Pada LDR dan PDR , terapi

    memakan waktu 24 jam dan pada HDR hanya beberapa menit sebelum terapi dihentikan/dilepas.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    44/48

    -Pemanen : Penanaman sumber radiasi pada sel kanker dan dibiarkan untuk

    membunuh sel kanker tersebut. Dalam beberapa minggu/ bulan efek radiasi dari sumber radiasi

    akan turun hingga nol

    Radiasi eksternal adalah pemberian radioterapi tumor maligna pada tubuh melalui kulit.

    Pada Cobalt 60 jarak dari seumber kekulit sekitar 80 cm dan Lienar Accelerator jarak nya 100

    cm. Pemberian radiasi eksternal dapat menggunakan 2 teknik:

    Source Skin Distance, Source Axis Distance.

    Pemberian Radioterapi eksternal selalu dalam seri fraksi 2 Gy per fraksi/hari, 5 fraksi

    seminggu, dengan dosis total tumor tergantung histologi dan organ berkisar antara 40 Gy

    (Lymphoma), 50 Gy (tumor epithelial mammae, serviks), dan 70 Gy (Nasopharyngeal Cancer,

    inoperableCa mammae).

    4. a.Pada radioterapi, penderita harus dipersiapkan secara mental dan fisik. Pada penderita, bila

    perlu juga keluarganya diberikan penerangan mengenai perlunya tindakan ini, tujuan

    pengobatan, efek samping yang mungkin t imbul selama periode pengobatan. Pemeriksaan fisik

    dan laboratorium sebelum radiasi dimulai adalah mutlak. Penderita dengan keadaan umum yang

    buruk, gizi kurang atau demam tidak diperbolehkan untuk radiasi, kecuali pada keadaan yang

    mengancam hidup penderita, seperti obstruksi jalan makanan, perdarahan yang masif dari tumor,

    radiasi tetap dimulai sambil memperbaiki keadaan umum penderita.

    b. Tujuan terapi radiasi :

    Tujuan radiasi secara umum terbagi dua, yaitu;

    1. Radioterapi Definitif.2. Radioterapi Paliatif.

    Radioterapi Definitif adalah bentuk pengobatan yang ditujukan untuk kemungkinan

    survive setelah pengobatan yang adekuat. Bahkan, juga bila kemungkinan survive itu rendah,

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    45/48

    contoh pada tumor-tumor dengan T 4 pada tumor kepala dan leher, pada pasien kanker paru dan

    kanker serviks stadium FIGO III b atau bahkan IV a.

    Radioterapi Paliatif adalah bentuk pengobatan pada pasien yang tidak ada lagi harapan

    hidup untuk jangka panjang. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh pasien yang harus

    dihilangkan merupakan bentuk pengobatan yang diberikan. Dengan demikian tujuan pengobatan

    paliatif adalah untuk menjaga kualitas hidup pasien di sisa hidupnya dengan menghilangkan

    keluhan dan gejasa sehingga pasien hidup dengan lebih nyaman.

    Kombinasi pemberian radioterapi juga dapat berbentuk;

    - Radioterapi saja

    - Radiasi praoperasi

    - Radiasi pascaoperasi

    - Kombinasi Kemoradiasi

    - Radiasi intra/prioperatif

    Radioterapi saja adalah bentuk pengobatan dengan radiasi saja dari awal sampai akhir. Pada

    pelaksanaannya teknik radiasi menggabungkan berbagai teknik radiasi dengan tujuan untuk

    menjaga jaringan sehat dari efek buruk radiasi.

    Radiasi praoperasi adalah bentuk pengobatan radiasi yang mendahului tindakan operasi.

    Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan resektabilitas tumor karena dengan radiasi tumor

    akan mengecil, batas-batas menjadi jelas dan tegas sehingga operasi lebih mudah dilakukan.

    Tujuan kedua adalah untuk mengurangi kemungkinan metastase jauh akibat tindakan operasi

    karena sel-sel yang terkena radiasi sudah tidak mempunyai kemampuan untuk hidup di tempat

    lain, bila sel ini terlepas dan masuk pembuluh darah pada saat tindakan operasi.

    Radiasi pascaoperasi adalah pengobatan ajuvan yang dilakukan setelah tindakan operasi.

    Radiasi dilakukan dengan tujuan untuk mencegah timbulnya kekambuhan lokal yang disebabkan

    oleh adanya risiko terjadinya kambuh lokal berupa;

    - Adanya redusi tumor setelah operasi, baik gross residu, mikroskopik residu, tepi sayatan

    tidak bebas tumor, kelenjar getah bening regional yang positif mengandung anak sebar

    tumor, secara histologi berdiferensasi buruk, atau bentuk histologi yang angka

    kekambuhannya tinggi, contoh adenokarsinoma atau adeno skuamosa.

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    46/48

    - Tumor-timor yang kemungkinan kambuh sangat tinggi.

    Kemoradiasi adalah bentuk pengobatan kombinasi antara radiasi dan kemoterapi dengan

    tujuan untuk meninggikan respons radiasi. Kemoterapi disini bersifat sebagai radiosensitiser.

    Kemoradiasi dapat berbentuk neoajuvan sebelum tindakan operasi, ataupun dapat berdiri sendiri

    tanpa operasi.

    Radiasi intra/perioperatif dilakukan pada saat operasi sebelum luka operasi ditutup.

    Tekniknya dapat berupa;

    - Kontak radioterapi dengan menggunakan sinar elektron.

    - Brakhiterapi.

    5. Persyaratan Terapi Radiasi

    Penyembuhan total terhadap karsinoma nasofaring apabila hanya menggunakan terapi

    radiasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

    - Belum didapatkannya sel tumor di luar area radiasi

    - Tipe tumor yang radiosensitif

    - Besar tumor yang kira-kira radiasi mampu mengatasinya

    - Dosis yang optimal.

    - Jangka waktu radiasi tepat

    - Sebisa-bisanya menyelamatkan sel dan jaringan yang normal dari efek samping radiasi.

    6. Efek Samping Terapi Radiasi

    1. Kerusakan permukaan epitel

    Biasanya kulit mulai menjadi merah muda dan sakit beberapa minggu ke perawatan. Reaksi

    mungkin menjadi lebih parah selama perawatan dan untuk hingga sekitar satu minggu setelah

    akhir radioterapi, dan kulit mungkin rusak. Meskipun desquamation lembab ini tidak nyaman,pemulihan biasanya cepat. Reaksi kulit cenderung lebih buruk di daerah di mana terdapat alam

    lipatan pada kulit, seperti di bawah payudara perempuan, di belakang telinga, dan di pangkal

    paha.

    2. Fibrosis

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    47/48

    Jaringan yang telah diradiasi cenderung menjadi kurang elastis dari waktu ke waktu karena

    proses parut baur.

    3. Rambut rontok

    Ini mungkin paling diucapkan pada pasien yang telah menerima radioterapi ke otak. Tidak

    seperti rambut rontok melihat dengan kemoterapi, radiasi yang menyebabkan rambut rontok

    lebih cenderung permanen, tetapi juga lebih cenderung menjadi terbatas pada wilayah

    diperlakukan oleh radiasi.

    4. Kekeringan

    Kelenjar liur dan kelenjar air mata memiliki toleransi radiasi sekitar 30 Gy 2 Gy pecahan, dosis

    yang melebihi dengan kepala yang paling radikal dan pengobatan kanker leher. Mulut kering

    (xerostomia) dan mata kering (xerophthalmia) dapat menjadi masalah jangka panjang yang

    menjengkelkan dan sangat mengurangi kualitas hidup pasien. Demikian pula, kelenjar keringat

    di diperlakukan kulit (seperti ketiak) cenderung untuk berhenti bekerja, dan mukosa vagina alami

    lembab sering kering setelah iradiasi panggul.

    5. Kelelahan

    Kelelahan adalah gejala yang paling umum dari terapi radiasi, dan dapat berlangsung dari

    beberapa bulan sampai beberapa tahun, tergantung pada jumlah dan pengobatan kanker jenis.

    Kekurangan energi, mengurangi aktivitas dan perasaan lelah adalah gejala umum.

    6. Kanker

    Radiasi adalah penyebab potensi kanker, dan keganasan sekunder terlihat di minoritas yang

    sangat kecil dari pasien, umumnya bertahun-tahun setelah mereka telah menerima kursus radiasi

    pengobatan. Dalam sebagian besar kasus, risiko ini sangat sebanding dengan pengurangan risiko

    yang diberikan oleh mengobati kanker utama.

    7. Kematian

    Radiasi memiliki berpotensi kelebihan risiko kematian akibat penyakit jantung yang terlihat

    setelah beberapa masa lalu payudara Kanker RT rejimen.

    8. Penurunan kognitif

    Dalam kasus-kasus radiasi yang diterapkan untuk radiasi kepala terapi dapat menyebabkan

    penurunan kognitif

  • 7/24/2019 Pembahasan Pr Bab i - Bab Vi

    48/48

    Efek Samping Terapi Radiasi Pada Karsinoma Nasofaring:

    1. Radiomukositis, stomatitis, hilangnya indra pengecapan, rasa nyeri dan ngilu pada gigi.

    2. Xerostomia, trismus, otitis media

    3. Pendengaran menurun

    4. Pigmentasi kulit seperti fibrosis subkutan atau osteoradionekrosis.

    5. Pada terapi kombinasi dengan sitostatika dapat timbul depresi sumsum tulang dan

    gangguan gastrointestinal.

    6. Lhermitte syndrome karena radiasi myelitis.

    7. Hypothyroidism

    8. Gangguan terhadap sel limfosit T.