bab ii audit forensik

Upload: lithanitamariska

Post on 19-Feb-2018

264 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    1/21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Korupsi

    Hamzah (2008) menyatakan bahwa korupsi berawal dari bahasa latin

    corruptio atau corruptus. Corruption berasal dari kata corrumpere, suatu kata

    latin yang lebih tua. Dari bahasa lain itulah turun ke banyak bahasa eropa seperti

    Inggris yaitu, corruption, corrupt, ran!is yaitu corruption, dan "elanda yaitu

    corruptie. Dari bahasa belanda inilah kata itu tersebut ke dalam bahasa Indonesia

    yaitu korupsi. erbuatan korupsi dalam istilah kriminologi digolongkan kedalam

    ke#ahatan yang disebut sebagai White Collar Crime.

    $orupsi menyangkut segi%segi moral, si&at dan keadaan yang tidak baik,

    #abatan dalam instansi atau aparatur pemerintah, penyelewengan kekuasaan dalam

    #abatan karena pemberian, &aktor ekonomi politik, serta penempatan keluarga atau

    golongan ke dalam kedinasan di bawah kekuasaan #abatannya. 'enurut

    iratma#a (200), korupsi adalah perbuatan tidak #u#ur, perbuatan yang

    merugikan dan perbuatan yang merusak sendi%sendi kehidupan instansi, lembaga,

    korps dan tempat beker#a para birokrat.

    $orupsi adalah pen#ualan barang%barang milik pemerintah oleh pegawai

    negeri untuk keuntungan pribadi. *+ebagai !ontoh, pegawai negeri sering menarik

    pungutan liar dari izin dari perizinan, lisensi, bea !ukai, atau pelarangan masuk

    bagi pesaing (+hlei&er dan -ishny dalam uanakotta, 200//). Di Indonesia

    pegawai pemerintah pada umumnya memungut bayaran untuk tugas pokoknya

    atau untuk pemakaian barang%barang milik pemerintah untuk kepentingan

    5

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    2/21

    6

    pribadinya. $asus seperti itu dapat menyebabkan korupsi memiliki pengaruh yang

    negati& terhadap pertumbuhan suatu negara.

    'enurut +ilalahi dalam iratma#a (200) korupsi tidak hanya ter#adi pada

    aparatur pemerintah, namun korupsi di kalangan pegawa #uga dapat ter#adi bahkan

    dengan skala yang lebih besar, seperti ter#adinya kredit ma!et di se#umlah bank

    swasta yang disebabkan oleh adanya kolusi antara direktur bank dengan

    pengusaha. Disamping itu korupsi yang ter#adi di kalangan aparatur negara tidak

    semata%mata hanya disebabkan oleh ga#i yang sedikit, sebab pada umumnya

    pelaku korupsi yang melakukan korupsi se!ara besar besaran adalah mereka yang

    berga#i besar akan tetapi tidak puas dengan apa yang diterima sehubungan dengan

    meningkatnya kebutuhan

    2.2 Akutansi Forensik dan Audit Investigati

    2.2.1 Akuntansi Forensik

    1kuntansi &orensik adalah aplikasi ilmu keuangan dalam upaya peme!ahan

    masalah dalam konteks rule of evidence. 'enurut iratma#a (200) akuntansi

    &orensik sebagai aplikasi ilmu akuntansi diarahkan untuk mampu menyediakan

    in&ormasi, bukti dan pembuktian yang memadai untuk debat pada persidangan di

    pengadilan. 1kuntansi &orensik, menyediakan suatu analisis akuntansi yang dapat

    digunakan dalam pengadilan yang merupakan basis untuk diskusi di dalam

    pengadilan. enerapan pendekatan%pendekatan dan analisis%analisis akuntansi

    dalam akuntansi &orensik diran!ang untuk menyediakan analisis dan bukti

    memadai atas suatu asersi yang nantinya dapat di#adikan bahan untuk

    pengambilan berbagai keputusan di pengadilan.

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    3/21

    7

    (Hou!ks dalam "ressler 200) menyatakan bahwa akuntansi &orensik dapat

    dide&inisikan sebagai penggunaan akuntansi, audit, dan keterampilan in3estigasi

    untuk membantu dalam masalah hukum. +ama halnya dengan dokter &orensik

    yang merupakan aplikasi dari ilmu kedokteran untuk menemukan bukti%bukti

    ke#ahatan, teknik akuntansi &orensik pun menerapkan teknik%teknik akuntansi

    untuk mengungkapkan aspek &inansial yang berkaitan langsung dengan dugaan

    kasus penyelewengan. +eorang akuntan &orensik akan dapat mengenali dan

    melakukan analisis mendalam atas transaksi &inansial yang rumit yang digunakan

    oleh pelaku ke#ahatan untuk menutupi #e#ak tindakannya.

    2.2.2 Audit Investigati

    1udit in3estigasi merupakan suatu !ara yang dapat dilakukan untuk

    mendeteksi dan memeriksa &raud terutama dalam laporan keuangan yang

    kemungkinan sedang atau sudah ter#adi menggunakan keahlian tertentu dari

    seorang auditor (teknik audit). 'enurut Herlambang (20), audit in3estigasi

    adalah suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang bertu#uan untuk

    mengidenti&ikasi dan mengungkap ke!urangan atau ke#ahatan dengan

    menggunakan pendekatan, prosedur atau teknik%teknik yang umumnya digunakan

    dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu ke#ahatan.

    'enurut uanakotta (200/) terdapat tu#uan audit in3estigasi, beberapa

    diantaranya yaitu sebagai berikut.

    . 'emberhentikan mana#emen. +ebagai teguran keras bahwa mana#emen tidak

    mampu mempertanggung%#awabkan kewa#iban &idusiernya.

    2. 'emeriksa, mengumpulkan dan menilai !ukup dan rele3annya bukti. 4ntuk

    menekankan diterimanya bukti%bukti sebagai alat bukti untuk meyakinkan

    hakim di pengadilan.

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    4/21

    8

    5. 'elindungi reputasi dari karyawan yang tidak bersalah.

    6. 'enemukan dan mengamankan dokumen yang rele3an untuk in3estigasi.

    7. 'enemukan asset yang digelapkan dan mengupayakan pemulihan dari

    kerugian yang ter#adi.. 'emastikan bahwa semua orang, terutama mereka yang diduga men#adi

    pelaku ke#ahatan, mengerti kerangka a!uan dari in3etigasi tersebut.

    /. 'emastikan bahwa pelaku ke#ahatan tidak bisa lolos dari perbuatannya.

    8. 'enyapu bersih semua karyawan pelaku ke#ahatan.

    9. 'emastikan bahwa perusahaan tidak lagi men#adi sasaran pen#arahan.

    0. 'enentukan bagaimana in3estigasi akan dilan#utkan.

    2.! Investigasi "engadaan

    2.!.1 "engadaan "u#$ik

    'enurut :d;uist et al(2000) pada prinsipnya, pengadaan publik (Public

    Procurement) adalah proses akuisisi yang dilakukan oleh pemerintah dan institusi

    publik untuk mendapatkan barang (goods), bangunan (works), dan #asa (services)

    se!ara transparan, e&ekti&, dan e&isien sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

    penggunanya. Dalam hal ini, pengguna bisa indi3idu (pe#abat), unit organisasi

    (dinas, &akultas, dsb), atau kelompok masyarakat luas. Dari pengertian diatas

    dapat disimpulkan bahwa pengadaan publik ditentukan oleh siapa yang

    melaksanakan pengadaan bukan oleh obyek dari barang

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    5/21

    9

    dipastikan pembelian barang akan bersaing dan e&ekti&. 'enurut uanakotta

    (200/) agar ber&ungsi e&ekti&, suatu rezim pengadaan perlu men!akup !iri%!iri

    berikut

    . $erangka hukum yang #elas, komprehensi&, dan transparan yang antara lain

    mewa#ibkan pemasangan iklan yang luas tentang kesempatan%kesempatan

    penawaran, pengungkapan sebelumnya tentang kriteria untuk mendapatkan

    kontrak, pemberian kontrak yang didasarkan atas kriteria yang ob#ekti& bagi

    penawar yang dinilai paling rendah, pemaparan publik bagi penawaran%

    penawaran itu, ases terhadap mekanisme penin#auan untuk keluhan penawar,

    pengngkapan publik dari hasil%hasil proses pengadaan dan pemeliharaan

    !atatan lengkap tentang seluruh proses tersebut.

    2. $e#elasan tentang tanggung #awab%tanggung #awab dan akuntabilitas

    &ungsional termasuk penun#ukan tanggung #awab yang #elas atas pengelolaan

    proses pengadaan, memastikan bahwa aturan%aturan ditaati dan mengenakan

    sanksi%sanksi #ika aturan%aturan itu dilanggar.

    5. +uatu organisasi yang bertanggung #awab untuk kebi#akan pengadaan dan

    pengawasan penerapan tepat dari kebi#akan tersebut.

    6. +uatu mekanisme penegakan. anpa penegakan, ke#elasan aturan, dan &ungsi

    tidak ada artinya. "adan audit pemerintah harus dilatih untuk mengaudit

    pengadan publik dan memulai tindakan terhadap mereka yang melanggar

    aturan.

    7. +ta&& pengadaan yang terlatih baik, kun!i untuk memastikan sistem

    pengadaan yang sehat.

    2.!.2 Siste% "engadaan Indonesia

    $a#ian pengadaan nasional bank dunia untuk Indonesia menyimpulkan bahwa

    sistem pengadaan tidak ber&ungsi dengan baik, *Ia tidak dipa!u oleh pasar, rentat

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    6/21

    10

    terhadap penyalahgunaan dan penyelewengan, dan menurunkan nilai yang dibayar

    dari dana%dana publik. +elain itu ma#alah mingguan empo #uga mengungkapkan

    pengaturan%pengaturan kolusi&, dalam bentuk lingkaran penawar yang

    terorganisasi rapi, yang menimbulkan kerugian%kerugian substansial bagi

    bendahara emerintah. 1turan%aturan kolusi& ini ter#adi dengan keterlibatan akti&

    pe#abat%pe#abat pemerintah. $olusi tersebut merupakan bagian dari proses

    pengadaan, menggunakan teknik%teknik seperti spesi&ikasi%spesi&ikasi yang

    membatasi, pemilahan paket kontrak, prosedur penawaran tidak bersaing,

    pemasangan iklan se!ara terbatas, masa penga#uan penawaran yang dipersingkat,

    dan pelanggaran kerahasiaan selama proses pengadaan.

    'enurut uanakotta (200/), kerangka akuntabilitas untuk pengadaan publik

    di Indonesia !a!at dalam beberapa hal.

    . $erangka Hukum =a!at

    ara eksekuti& dari legislati& pemerintah telah gagal menyediakan kerangka

    hukum e&ekti& untuk pengadaan publik. idak ada undang%undang pengadaan

    nasional selain undang%undang konstruksi (44 >o.8

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    7/21

    11

    emerintah tidak mengorganisasikan dirinya untuk pengadaan publik.

    pemerintah tidak mempunyai badan yang #elas harus bertanggung #awab

    untuk kebi#akan dan pematuhan pengadaan publik. $arena badan tersebut

    tidak ada, "appenas dan Departemen emukiman dan rasarana ilayah

    berbagi tanggung #awab tersebut, tetapi mereka tidak memilik mandat untuk

    menyandang tanggung #awab &ormal atas kebi#akan pengadaan dan

    pengawasannya. engadaan itu sendiri dikelolah oleh mana#emen proyek

    (pimpro).

    5. Insenti&%insenti& terdistorsi1kibat pamong pra#a yang dikelola dengan buruk dan peradilan yang lemah,

    kerangka insenti& melen!eng #auh sehingga tidak ada imbalan untuk e&isiensi

    dan ke#u#uran dan tidak ada hukuman untuk korupsi. "aik pimpro maupun

    anggota panitia lelang menghadapi insenti&%insenti& kuat untuk berpartisipasi

    dalam korupsi dan kolusi yaitu sebagai berikut.

    a) "agian mereka dari hasil lingkaran kolusi& yang mendominiasi

    pengadaan publik mungkin sekali relati& sangat tinggi terhadap ga#i dan

    tun#angan mereka.

    b) idak adanya mekanisme keluhan yang tepat serta tidak adanya sanksi

    administrati& atau hukum apapun karena terlibat dalam kolusi membantu

    mengabadikan sistem tersebut.

    !) 1nggota%anggota panitia lelang tidak mempunyai pelatihan untuk

    melakukan tugas mereka dengan baik. 1kibatnya, tin#auan penawaran

    ber&okus pada persyaratan administrati& ketimbang pada persyaratan

    teknis.

    d) idak ada #en#ang karier #elas pimpro dan spesialis pengadaan.

    e) emerintah gagal memberikan sumber daya%sumber daya kepada panitia

    lelang untuk melakukan tugasnya dengan baik. 1nggaran%anggaran untuk

    iklan, mengetik dan men!etak dokumen%dokumen penawaran nyaris

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    8/21

    12

    tidak memadai atau tidak ada dan tidak dipungut biaya untuk membayar

    biaya penyusunan dan pen!etakan dokumen penawaran.

    &) idak ada aturan dan undang%undang #elas yang memperke!il

    kebi#aksanaan memudahkan kolusi

    6. engadaan dilakukan di "alik pintu ertutup

    engungkapan publik terbatas terhadap proses pengadaan memperkuat

    insenti&%insenti& buruk tersebut. +ebagian besar proses tersebut berlangsung di

    balik pintu tertutup. Hasil%hasil penawaran berikut pembenaran yang sesuai

    dengan pemenangan penawaran tidak diumumkan. 'engikuti usul "ank

    Dunia, pemerintah telah menyetu#ui in&ormasi ini diumumkan bagi semua

    proyek "ank Dunia yang baru akan di!erminkan dalam per#an#ian%per#an#ian

    sah dengan "ank Dunia.

    7. engauditan ?emah

    +ebagian besar proses audit%satu%satunya instrumen yang tersedia untuk

    menegakkan aturan main dan ketentuan%ketentuan seperti telah di!atat%tidak

    e&ekti&. :&ekti3itas untuk menegakkan praktik%praktik pengadaan yang baik

    lebih lan#ut disesuaikan oleh auditor emerintah yang kurang mengenal

    aturan dan prinsip pengadaan. alaupun sekiranya pengauditan itu e&ekti&

    sektor peradilan tidak ber&ungsi memastikan bahwa mereka yang

    menyalahgunakan proses pengadaan tidak akan memikul akibat%akibatnya.

    $eengganan untuk menerapkan sanksi%sanksi administrati& terhadap pegawai

    negeri yang ketahuan berkolusi dengan lingkaran%lingkaran penawar berarti

    bahwa se!ara e&ekti& tidak ada mekanisme penegak.

    2.!.! Ketentuan "erundang&'ndangan

    ara auditor keuangan negara dan in3estigator yang mendalami kasus%kasus

    pengadaan barang dan #asa perlu mengetahu dan menguasai ketentuan perundang%

    undangan yang berlaku mengenai pengadaan barang dan #asa. u#uan

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    9/21

    13

    dikeluarkannya ketentuan perundangan tentunya sangat #elas. $onsideransi dalam

    keppres 80

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    10/21

    14

    bersamaan dengan dokumen penararan dan terhadap peserta yang diusulkan untuk

    men#adi pemenang serta !adangan pemenang die3aluasi dokumen kuali&ikasinya.

    +alah satu kewa#iban dalam pengadaan barang dan #asa adalah penyusunan

    Harga erkiraan +endiri (H+). engguna barang

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    11/21

    15

    mengurangi

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    12/21

    16

    mewaspadai ketidaklengkapan dokumen. 'enurut uanakotta (200/297) *1da

    dua skema &raud dalam tahap ini, pertama dalam penentuan kebutuhan, kedua

    dalam penentuan spek. Dalam penentuan kebutuhan, sering ter#adi

    persekongkolan antara pe#abat atau pegawai dari lembaga yang membeli dengan

    supplier. +upplier memberikanuang suap kepada pe#abat atau pegawai dari

    lembaga yang membeli sebagai u!apan terima kasihnya karena pe#abat atau

    pegawai itu berhasil menentukan kebutuhan akan barang dan #asa yang akan

    dipasok. Dalam ran!angan &raud yang kedua, yang men#adi sasaran adalah

    speknya. 'enurut uanakotta (200/) ge#ala%ge#ala berikut patut diwaspadai.

    . $ontrak dibuat se!ara !eroboh, melemahkan kedudukan pembeli dan

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    13/21

    17

    ) Arang dalam memberikan in&ormasi atau nasihat yang menguntungkan satu

    kontraktor.

    2) embeli menggunakan #asa konsultasi, masukan, atau spek yang dibuat oleh

    kontraktor yang dinggulkan. Hal ini #uga sering di#umpai dalam pengadaan

    #asa%#asa konsultasi dimana konsultan yang diunggulkan akan membuat

    Terms of Referencedan detail lainnya dari dokumen tender.

    5) embeli memperbolehkan konsultan yang ikut dalam penentuan dan

    pengembangkan spek, men#adi subkontraktor atau konsultasi dalam proyek

    itu.

    6) "iaya dipe!ah%pe!ah dan disebar ke berma!am akun atau perin!ian sehinng

    lolos dari pengamatan atau review.

    7) e#abat senga#a membuat spek yang tidak konsisten dengan spek sebelumnya

    untuk pengadaan serupa. 1lasannya bisa berma!am%ma!am, misalnya *kita

    terdesak waktu atau *inisellers market.

    2.!.(.2 Ta,ap "ena-aran dan Negosiasi

    +kema &raud dalam tahap ini umumnya berupa persekongkolan antar

    apembeli dan kontraktor yang diunggulkan dan kontraktor *pendamping atau

    *pemantas yang meramaikan proses penawaran. Di permukaan, proses tender

    kelihatannya sah karena peserta tender !ukup banyak atau bahkan melimpah.

    'enurut uanakotta (200/) terdapat beberapa skema &raud pada saat tahap

    penawaran dan negosiasi yaitu sebagai berikut.

    a. ermainan yang berkenaan dengan pemasukan dokumen penawaran. 1da

    banyak bentuk dari permainan atau skema &raud ini, misalnya membuka

    dokumen penawaran lebih awal, menerima dokumen penawaran meskipun

    sudah melewati batas waktu, mengubah dokumen penawaran se!ara tidak sah

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    14/21

    18

    (setelah berhasil *mengintip dokumen saingan), mengatur harga penawran,

    memalsukan berita a!ara dan dokumen proses tender lainnya.

    b. ermainan yang berkenaan dengan manipulasi dalam proses persaingan

    terbuka. Dilakukan dengan persekongkolan di antar apembeli dan sebagian

    peserta tender. "eberapa !ontoh permainan di atas #ug amasuk kategori ini.

    !. ender arisan (bid rotation). ersekongkolan ini dilakukan untuk menentukan

    pemenang kontraktor sebelum dokumen penawaran dibuka.

    d. 'enghalang%halangi penyamapain dokumen penawaran. "entuk permainan

    ini pun beraneka ragam. +eorang atau beberapa peserta tender tiba%tiba

    (dengan atau tanpa alasan) mengundurkan diri. eserta tender ditolak karena

    menggunakan *&ormulir yang salah atau *lupa merekatkan materai.

    "eberapa peserta mengatur persyaratan tambahan, seperti izin dari asosiasi

    pengusaha se#enis atau *putra daerah, dan lain%lain. Bang tidak #arang ter#adi,

    pengusaha da&tar *hitam #ustru mengendalikan asosiasi pengusaha se#enis.

    1sosiasi sema!am ini tidak lain dari penikmat rantai ekonomi.

    e. 'enyampaikan dokumen penawaran pura%pura (complementary bids) yang

    berisi harga yang relati& lebih tinggi atau persyaratan yang sudah pasti akan

    mengalahkannya. enyampaian complementary bids memang dimaksudkan

    untuk *meramaikan bursa agar tender tersebut kelihatan sahih.

    &. 'emasukkan dokumen penawaran *hantu. erusahaan men!iptakan banyak

    perusahaan lain yang bohong%bohongan. erusahaan%perusahaan bodong ini

    bergentayangan dalam arena tender. Bang ter#adi adalah mereka terkait

    kepada seorang pemilik yang sama. anda%tanda yang !epat dikenali adalah

    alamat dan nomor telepon sama, akta notaris (akta pendirian) dibuat pada hari

    yang sama di notaris yang sama dengan nomor urut yang terautr. ada hari

    pembukaan dokumen penawaran, ke%0 perusahaan bodong ini diwa#ili satu

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    15/21

    19

    orang@ ia #uga menandatangani berita a!ara dan atas nama ke%0 perusahaan

    bodong.

    g. ermainan harga. $ontraktor senga#a memainkan harga. +esudah terpilih

    dalam proses negosiasi, ia *mena&sirkan kembali data harganya. Ini berakhir

    dengan harga yang leibh mahal dari kontraktor yang dikalahkannya. "entuk

    lain adalah penggantian subkontraktor atau konsultan yang lebih rendah mutu

    atau kuali&ikasinya, atau tidak mengungkapkan nilai dari barang%barang

    proyek (laptop, mesin &otokopi, dan lain%lain) sesudah proyek berakhir.

    2.!.(.! Ta,ap "e$aksanaan dan "ene$esaian Ad%inistrati

    'enurut uanakotta (200/) tahap ini meliputi kegiatan%kegiatan berikut.

    ) erubahan dalam order pembelian

    2) Reviewyang tepat waktu atas bagian peker#aan yang sudah selesai diker#akan

    dan untuk bagian mana kontraktor berhak menerima pembayaran.

    'enurut uanakotta (200/) terdapat dua ran!angan &raud atau bentuk

    permainan dalam tahap ini, yaitu substitusi atau penggantian produk dan

    *kekeliruan dalam perhitungan pembebanan. 4ntuk menaikkan keuntungan,

    kontraktor mengganti barang atau produk atau bahan baku

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    16/21

    20

    /) emindahan tags yang bertanda *sudah diperiksa dari barang yang sudah

    diperiksa ke barang%barang yang belum diperiksa.

    8) enggantian dengan barang%barang yang kelihatannya (rupanya) sama.

    uanakotta (200/) men#elaskan bahwa untuk mendeteksi permainan di atas,

    auditor harus melakukan.

    ) enge!ekan se!ara rutin dan kun#ungan mendadak

    2) 'e%re3iu laporan inspeksi atau laporan laboratorium pengu#ian se!ara !ermat

    5) 4#i produk di laboratorium independen

    6) Ce3iu dokumen dan bandingkan dengan produk atau #asa yang diterima untuk

    memastikan adanya kepatuhan

    7) enilaian atas barang dan #asa yang diserahkan untuk memastikan bahwa

    ketentuan yang disepakati telah dipenuhi, termasuk didalamnya pengendalian

    mutu.

    uanakotta (200/) menyatakan bahawa, bentuk permainan kedua,

    kekeliruan dalam pembebanan bisa berupa kekeliruan perhitungan (ada biaya

    yang boleh dan tidak boleh dibebankan ke proyek), kekeliruan dalam

    pembebanan biaya material atau tenaga ker#a. =ontoh dalam kontrak

    penggunaan tenaga konsultan yang pembebanannya meliputi #umlah waktu

    (man-hours man-days man-month dan seterusnya) dikalikan tari& per satuan

    waktu. Bang bisa dimainkan adalah #umlahw aktunya, tari& yang seharusnya

    dan hasil perkalian.

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    17/21

    21

    /a%#ar 1.

    Ske%a Fraud

    Su%#er0 Tuanakotta* 2

    2.( Computer Forensic

    2.(.1 "engertian Computer Forensic

    uanakotta (200/) menyatakan bahwa terdapat dua pokok utama dalam

    computer forensic. ertama, segi teknis yang berkenaan dengan teknologi

    (komputer, internet, #aringan) dan alat%alat (Windows !ni" disk drive imaging

    dan proses analisis lainnya). $edua, segi teknis hukum yang berkenaan dengan

    upaya pen!arian bukti (penggeledahan dan penyitaan), penanganan bukti dan alat

    bukti. 'enurut uanakotta (200/) komputer &oernsik adalah penerapan teknik%

    teknik analitis dan in3estigati& untuk mengidenti&ikasi, mengumpulkan,

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    18/21

    22

    memeriksa dan melindungi bukti atau in&ormasi digital. ?ingkup yang populer

    disebut adalah cyber crime, diantaranya (uanakotta, 200/) sebagai berikut.

    ) enyalahgunaan dan penipuan melalui internet2) emeraasan

    5) engungkapan rahasia perusahaan

    6) $egiatan mata%mata industri

    7) enyimpanan in&ormasi berkenaan dengan peren!anaan dan pelaksanaan

    ke#ahatan.

    uanakotta (200/) menyatakan bahwa terdapat tiga langkah utama dalam

    computer forensics, yaitu sebagai berikut.

    a# $maging

    $maging disini dimaksudkan sebagai mengambil image. +e!ara sederhana,

    suatu alat dihubungkan ke salah satu communication portdan alat ini akan

    merekam seluruh data yang ada pada electronic storage media(seperti hard

    disk) dalam komputer se!ara lengkap, tidak kurang atau lebih. %isk imaging

    atau disk driveimaging ingin menghasilkan *bayangan !ermin atau *clone&,

    bukan sekadar mengopi seperti dalam bahasa sehari%hari.

    b# Processing

    Dimaksudkan sebagai mengolah !itra atau image. +esudah mendapatkan

    *bayangan !ermin dari data aslinya, !itra atau image ini harus diolah untuk

    memulihkan file yang terlan#ur dihapus atau yag ditulisi kembali dengan

    current file. Dengan memulihkan imagehasil kopian files danfolders akan

    tampil seperti pada media penyimpanan data yang asli.

    c# 'nalying

    Dimaksudkan sebagai menganalisis image yang sudah diproses. $etika

    memeriksa currentfile, yang sering men#adi perhatian adalah nama file

    seperti nama%nama seksi untuk bahan pornogra&i, dewa perang untuk

    penyelundupan sen#ata, warna%warni untuk uang suap kepada pimpinan

    partai, bahkan istilah yang menun#uk #abatan seorang pe#abat sipil atau militer

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    19/21

    23

    dalam kasus korupsi. >ama files dengan akhiran tertentu memberikan

    indikasi mengenai isinya seperti nama graphic files yang berisi gambar%

    gambar berakhiran dengan .gi&, .bmp, atau .#pg. internet history files dan

    temporary internetfiles berisi #e#ak%#e#ak tentang web sites yang dikun#ungi,

    files yang di%delete dan lain%lain. Computer forensics specialistakan beker#a

    dengan kehati%hatian pro&esional untuk memastikan.

    )# idak ada kemungkinan bukti men#adi rusak, dihan!urkan, atau tidak lagi

    *murni karena prosedur yang digunakan dalam in3estigasi.

    *# idak ada kemungkinan masuknya computer virus se#ak kedatangan

    penyidik.

    +# +emua bukti yang diperoleh ditangani sedemikian rupa sehingga

    terlindung dari kerusakan mekanis dan kerusakan electromagnetic.

    ,# 1da mata rantai penyimpanan, pengawasan, dan dokumentasi yang

    berkesinambungan atas bukti dan barang bukti.

    # 1pabila tidak dapat dihindari, terhenttinya kegiatan usaha ditekan

    serendah mungkin.

    .# +emua in&ormasi rahasia yang dilindungi oleh undang%undang tidak boleh

    disadap.

    Computer forensics specialistmenentukan bukti yang mungkin terkandung dalam

    sistem komputer dan berupaya untuk mendapatkannya dengan.

    . 'elindungi seluruh sistem komputer yang men#adi sub#ek pemeriksaan

    &orensiknya dari segala perubahan, kerusakan, perusakan, korupsi data atau

    kemasukan dan pemasukan 3irus.

    2. 'enemukan semua files yang terdiri atas files yang terlihat di monitor,files

    yang sudah di delete.

    5. 'emulihkan sedapat mungkin semuafiles yang ditemukan

    6. 'engungkapkan isi dari files yang tersembunyi dan temporary files, swap

    files yang digunakan oleh program aplikasi dan operating system

    7. 'engaksesfiles yang dilindungi dengan password dan sandi (encrypted files/

    . 'enganalisis data rele3an yang mungkin ada

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    20/21

    24

    /. 'en!etak hasil analisis yang menyeluruh mengenai sistem komputer yang

    diperiksa.

    8. 'emberikan konsultasi sebagai seorang ahli dalam idang !omputer &orensi!s

    dan kesaksian di pengadilan.

    uanakotta (200/) menyatakan bahwa orang%orang yang dapat

    meman&aatkan bukti &orensik komputer yaitu sebagai berikut.

    . ara penyidik dan penuntut umum dalam kasus pidana

    2. ?itigasi dalam kasus%kasus perdata

    5. erusahaan asuransi yang berusaha menghentikan klaim karena adanya unsur

    &raud6. erusahaan yang menangani perkara tuduhan pele!ehan seksual di tempat

    ker#a, aset misappropriation termasuk rahasia dagang, korupsi, dan in&ormasi

    kon&idensial lainnya.

    7. Indi3idu dalam kasus per!eraian dan pele!ehan seksual

    2.(.2 )engena$i Bukti Digita$

    erkembangan yang pesat dalam teknologi in&ormasi mengharuskan para

    akuntan &orensik mengenali bukti%bukti digital yang merupakan potensi barang

    bukti atau alat bukti untuk pembuktian di pengadilan. "erbagai peralatan

    ekektronik dapat menyimpan data yang merupakna barang bukti penting dalam

    kasus ke#ahatan. $e!uali dalam keadaan darurat, alat%alat elektronik tidak boleh

    disentuh atau diakses. ika akses harus dilakukan, maka semua tindakan yang

    diambil haruslah didokumentasikan dengan !ara%!ara yang dapat diterima di

    pengadilan. Di samping komputer yang menyimpan data dan in&ormasi digital,

    ada beberapa peralatan elektronis yang kita gunakan sehari%hari yang #uga

    menyimpan in&ormasi digital (uanakotta, 200/), yaitu sebagai berikut.

    . elepon nirkabel

    2. 1lat penyeranta (electronic paging device)

  • 7/23/2019 BAB II Audit Forensik

    21/21

    25

    5. 'esin &aks

    6. 1lat penun#uk ID si pengirim pesan

    7. $artu !erdas

    . ?ain%lain

    2.(.! "respekti 3uku% dari Bukti Digita$

    uanakotta (200/) menyatakan prespekti& hukum dari bukti digital yaitu

    sebagai berikut.

    . enanganan erangkat $eras dan ?unak

    enis pemeriksaan dibedakan antara lain, (a) pemeriksaan di mana in&ormasi

    yang di!ari ada pada komputer di mana pemeriksaan dilakukan, (b)

    pemeriksaan atas in&ormasi yang disimpan off-sitedi tempat lain di mana

    komputer (tempat pemeriksaan) digunakan untuk mengakses data.

    2. In&ormasi Hasil $e#ahatan

    In&ormasi hasil ke#ahatan bisa berupa penggandaan perangkat lunak dengan

    pelanggaran hak !ipta atau harta kekayaan intelektual dan pen!urian

    in&ormasi perusahaan atau negara yang dirahasiakan.

    5. In&ormasi sebagai Instrumen $e#ahatan

    Dalam hal tertentu, in&ormasi dapat digunakan sebagai alat atau instrumen

    untuk melakukan ke#ahatan, misalnya perangkat lunak untuk membuka kode

    atau password. enyidik boleh atau dapat menyitanya #ika se!ara wa#ar

    in&ormasi tersebut digunakan sebagai instrumen ke#ahatan.

    6. In&ormasi sebagai "ukti $e#ahatan"ukti ke#ahatan dapat disita seperti halnya instrumen atau alat ke#ahatan.

    "ukti ke#ahatan bisa berupa !etakan (hand copy printouts). "ukti ini, #ika ada

    di tangan pelaku, merupakan bukti yang penting. "ukti lainnya adalah !atatan

    yang dibuat berupa tulisan tangan yang ada di dekat komputer atau peralatan

    ekektronik lainnya, seperti password atau sandi%sandi, dan sebagainya.