bahan ajar riset operasi

Upload: rita-phinx

Post on 10-Feb-2018

429 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    1/105

    1

    TINJAUAN MATA KULIAH

    I.1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah

    Berdasarkan GBPP(Garis-Garis Besar Program Pengajaran) dan kurikulum

    revisi (2004) jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

    Tahun 2004, pada mata kuliah penelitian operasional II ini akan dibahas

    mengenai: pengertian singkat dan menyeluruh dari penelitian operasional II,

    analisis jaringan, perencanaan & pengendalian proyek dengan CPM PERT,

    programa dinamis, teori permainan, rantai Markov dan teori Antrian pada suatu

    perusahaan industri.

    I.2. Kegunaan Mata kuliah Bagi Mahasiswa

    Mata kuliah penelitian operasional II ini memiliki beberapa kegunaan bagi

    mahasiswa nantinya, antara lain sebagai berikut:

    1. Pada suatu perusahaan dapat diketahui bagaimana analisis jaringan,

    perencanaan & pengendalian proyek suatu kegiatan produksi yang nantinya

    akan dibutuhkan pada suatu perusahaan terutama dalam menghasilkan suatu

    produk yang efektif dan efisien.

    2. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep penelitian operasional II

    secara menyeluruh dan bagaimana penerapannya pada suatu perusahaan

    industri.

    3. Dalam kehidupan sehari-hari mahasiswa nantinya mampu menilai,

    mengevaluasi segmentasi pasar dan perkembangan produk dengan

    menggunakan suatu sistem yang terdapat pada penelitian operasional II, yang

    nantinya sangat berguna untuk pengembangan suatu perusahaan.

    4. Mahasiswa mampu memahami bagaimana cara mengambil keputusan industri,

    baik itu melalui suatu pendekatan tertentu ataupun langsung dengan

    menggunakan sumber daya yang ada.

    5. Dalam suatu perusahaan industri, mahasiswa nantinya mampu melihat dan

    menilai berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mengambil keputusan

    berkaitan dengan kinerja, sumber daya dan kompetensi suatu perusahaan.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    2/105

    2

    I.3. Tujuan Instruksional Umum (TIK)

    Tujuan Instruksional Umum (TIK) penelitian operasional II yang terdapat

    dalam GBPP jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh

    Tahun 2004 menjelaskan bahwa dengan mempelajari mata kuliah penelitian

    operasional II ini diharapkan mahasiswa mampu memahami mengenai berbagai

    model optimasi dan pengambilan keputusan serta mampu menerapkan disiplin

    ilmu dalam penelitian operasional II tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

    I.4. Susunan (Urutan) Bahan Ajar

    Adapun susunan (urutan) bahan ajar dari perkuliahan pertama sampai

    dengan perkuliahan terakhir adalah sebagai berikut:

    PERKULIAHAN KE 1:

    1. Pengantar Penelitian operasional II

    1.1. Sejarah singkat perkembangan penelitian operasional

    1.2. Komponen-komponen utama persoalan keputusan.

    1.3. Model-model dalam penelitian operasional.

    1.4. Metodologi penelitian operasional.

    PERKULIAHAN KE 2 DAN 3:

    2. Analisis Jaringan

    2.1. Pengantar Analisis Jaringan

    2.2. Konsep Dan Definisi

    2.3. Algoritma Path

    2.4. Tree Problem.

    2.5. Flow Problem.

    PERKULIAHAN KE 4 DAN 5:

    3. Perencanaan & Pengendalian Proyek dgn CPMPERT.

    3.1. Simbol-simbol yang digunakan.

    3.2. Penentuan Waktu.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    3/105

    3

    3.3. Perhitungan maju & Perhitungan mundur.

    3.4. Perhitungan kelonggaran waktu.

    3.5. Pembuatan peta waktu & Pengaturan sumber daya.

    3.6. Perkiraan waktu penyelesaian suatu aktifitas.

    3.7. Penentuan ongkos dalam penjadwalan proyek.

    PERKULIAHAN KE 6 DAN 7:

    4. Programa Dinamis

    4.1. Pengantar Programa Dinamis

    4.2 Teknik penyelesaian persoalan dengan Programa Dinamis

    PERKULIAHAN KE 8:

    5.Ujian midsemester.

    PERKULIAHAN KE 9, 10 DAN 11:

    6.Teori Permainan6.1.

    Pengantar Teori Permainan.

    6.2. Two person, Zero-Sum Game.

    6.3. Pure-Strategy Game

    6.4. Mixed-Strategy Game.

    6.5. Solusi Grafis dari permainan (2xn) dan (mx2).

    6.6. Solusi permaianan (mxn) dgn programa linier.

    PERKULIAHAN KE 12 DAN 13:

    7. Proses Keputusan Markov

    7.1. Pengantar proses keputusan Markov.

    7.2. Ilustrasi Persoalan Keputusan Markov

    7.3. Membangun Matriks Probabilitas Transisi

    7.4. Model Program Dinamis dengan Stage Terbatas

    7. 5. Model dengan Stage tidak Terbatas

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    4/105

    4

    PERKULIAHAN KE 14 DAN 15:

    8. Teori Antrian

    8.1. Pengantar Teori antrian

    8.2. Contoh Sistem Antrian

    PERKULIAHAN KE 16:

    9. Ujian semester.

    I.5. Petunjuk Bagi Mahasiswa

    Dalam mempelajari materi dalam setiap bab tersebut diharapkan mahasiswa

    memiliki literature atau bahan pegangan baik berupa text book, jurnal maupun

    ringkasan materi dari buku-buku yang berkaitan denngan mata kuliah penelitian

    operasional II, hal ini sangat berguna bagi kelangsungan proses belajar mengajar

    pada mata kuliah penelitian operasional II ini.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    5/105

    5

    PERKULIAHAN KE 1: PENGANTAR PENELITIAN OPERASIONAL II

    SESI/PERKULIAHAN KE: 1

    TIK : Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:1. Menjelaskan pengertian penelitian operasional.

    2. Mengetahui komponen-komponen yang diperlukan dalampengambilan keputusan.

    Pokok Bahasan : Pengantar Penelitian operasional II

    Deskripsi singkat :

    Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari beberapa pengertian yang berkaitandengan penelitian operasional, memahami dan mengetahui Komponen-komponenutama persoalan keputusan, model-model dalam penelitian operasional dan

    metodologi penelitian operasional yang nantinya dapat diterapkan dalammeyelesaikan persoalan pengambilan keputusan.

    I. Bahan Bacaan:1. Don T.Philips, et.al., Operation Research: Principle and Practice, 2

    nd

    edition, John Wiley and Sons, 1987.2. Hillierand Lieberman, Introduction to Mathematical Programming, 1st

    edition, McGraw-Hill, 1991.3. Taha, Hamdy, Operation Research : An Introduction, Newyork : The

    MacMillan Co, 1985.

    II. Bahan Tambahan:1.

    Dimyati,Tjutju Tarliah, Ahmad Operations Research, PT. Sinar Baru

    Algensindo Bandung, 1999.2. Wagner, H.M. Principle of Operation Research, Englewood Cliffs, N.J :

    Prenntice-hall Inc, 1969.3. Hillier, Frederick and Gerald, J.Liebermam. Introduction to Operation

    Research , San Fransisco : Holden Day Ltd, 1977.4. Wayne L.Winston, Operation Research: Application and Algorithms, 3

    rd

    edition, Duxbury Press, 1994.

    III. Pertanyaan Kunci/Tugas:Ketika anda membaca bahan bacaan berikut, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan

    sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud dengan penelitian operasional?2. Apa kegunaan mempelajari penelitian operasional?

    IV. Tugas:1. Definisikan pengertian penelitian operasional menurut literatur yang anda

    baca dan jelaskan pengertian tersebut sesuai dengan pendapat anda!2. Carilah contoh kasus persoalan keputusan yang berkaitan dengan penelitian

    operasional II!3. Jelaskan langkah-langkah dalam memecahkan suatu persoalan keputusan

    dalam suatu organisasi!

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    6/105

    6

    1.1. PENDAHULUANDalam perkuliahan pengantar penelitian operasional II ini akan dibahas

    mengenai sejarah singkat perkembangan penelitian operasional, komponen-

    komponen utama persoalan keputusan, model-model dalam penelitian operasional

    dan metodologi penelitian operasional. Materi yang disampaikan sangat berkaitan

    antara satu dengan yang lainnya, hal ini berguna dalam menghasilkan suatu

    keputusan yang optimal dalam menyelesaikan suatu persoalan keputusan.

    1.2. PENYAJIANPENGANTAR PENELITIAN OPERASIONAL II

    1.1. Sejarah Singkat Perkembangan Penelitian Operasional

    Pada masa Perang Dunia II, angkatan perang inggris membentuk suatu

    team yang terdiri atas para ilmuwan untuk mempelajari persoalan-persoalan

    strategis dan taktik sehubungan dengan serangan-serangan yang dilancarkan

    musuh terhadap negaranya.

    Tujuannya adalah untuk menentukan penggunaan sumber-sumber

    kemiliteran yang terbatas seperti radar dan bomber, dengan cara yang paling

    efektif. Karena tim melakukan research (penelitian) terhadap operasi-operasi

    militer, maka muncullah nama Military Operation Research (penelitian

    operasional kemiliteran), yang sejak awal telah ditandai dengan digunakannya

    pengetahuan ilmiah dalam usaha menentukan penggunaan sumber-sumber daya

    yang terbatas.

    Hal yang serupa dilakukan oleh angkatan perang Amerika untuk

    membentuk tim yang mereka sebut team Operation Research. Mereka berhasil

    dalam memecahkan persoalan-persoalan logistik, suply barang-barang keperluan

    perang dan menentukan pola-pola dasar jaringan bagi operasi alat-alat elektronik.

    Setelah Perang Dunia II berakhir, Operation Research yang lahir di

    Inggris ini kemudian berkembang pesat di Amerika karena keberhasilan yang

    dicapai oleh team Operation Research tersebut, yang akhirnya menarik perhatian

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    7/105

    7

    orang-orang di perindustrian. Sedemikian pesat perkembanganya kini maka

    Penelitian Operasional telah digunakan hampir pada seluruh kegiatan, baik

    diperguruan tinggi, konsultan, rumah sakit, perencanaan kota dll.

    1.2. Komponen-Komponen Utama Persoalan Keputusan.

    Munculnya persoalan-persoalan keputusan adalah karena seorang pengambil

    keputusan sering dihadapkan pada beberapa pilihan tindakan yang harus

    dilakukan. Dalam menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan pengambilan

    keputusan ini harus diidentifikasikan terlebih dahulu 2 (dua) komponen utamanya,

    yaitu:

    1. Objective (tujuan).

    2. Variabel-variabel.

    Tujuan (objective) adalah hasil akhir yang hendak dicapai dengan cara

    memilih suatu tindakan yang paling tepat untuk sistem yang dipelajari. Dalam

    bidang-bidang usaha, tujuan diartikan sebagai memaksimumkan profit atau

    meminimumkan ongkos yang dikeluarkan. Akan tetapi dalam bidang-bidang

    lain yang sifatnya non-profit (tidak mencari keuntungan), tujuan dapat berupa

    pemberian kualitas pelayanan kepada para konsumen.

    Apabila tujuan telah didefinisikan, maka selanjutnya harus dilakukan

    pemilihan tindakan terbaik yang dapat mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini,

    kualitas pemilihan akan sangat bergantung kepada tahu atau tidaknya si

    pengambil keputusan dalam mencapai alternatif yang diharapkan tersebut.

    Untuk dapat menentukan tindakan-tindakan yang mungkin dilakukan itu

    maka haruslah diidentifikasikan variabel-variabel sistem yang dapat dikendalikan

    oleh pengambil keputusan, yang keberhasilannya dalam mengidentifikasikan

    variabel-variabel inipun akan sangat bergantung pada bias dan pelatihan si

    pengambil keputusan.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    8/105

    8

    1.3.Model-Model dalam Penelitian Operasional.

    Model adalah gambaran ideal dari suatu situasi (dunia) nyata sehingga

    sifatya yang kompleks dapat disederhanakan. Ada beberapa jenis model yang

    biasa digunakan, diantaranya ialah:

    a. Model-model fisik/ ikonis

    Yaitu Penggambaran fisik dari suatu sistem, baik dalm bentuk ideal maupun

    dalam skala yang berbeda.

    Contoh: Peta, foto, blueprint, globe.

    b. Model-model Analogi/ diagramatis

    Model-model ini dapat menggambarkan situasi-situasi yang dinamis dan lebih

    banyak digunakan dari pada model-model ikonis karena sifatnya yang dapat

    dijadikan analogi bagi karakteristik sesuatu yang sedang dipelajari.

    Contoh: Kurva distribusi frekuensi pada statistik, kurva supply demand, flow

    chart.

    c. Model-model Simbolis/ Matematis

    Yaitu Penggambaran dunia nyata melalui simbol-simbol matematis.

    Pada awalnya Model-model Simbolis/ Matematis ini berupa model-model

    abstrak yang dibentuk di dalam pikiran seseorang yang kemudian disusun

    menjadi model-model simbolis, seperti gambar, simbol atau rumus matematis.

    Model matematis yang paling banyak digunakan dalam penelitian operasional

    adalah model matematis berupa perasamaan atau ketidak samaan.

    d. Model-model simulasiYaitu Model-model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajari

    interaksi komponen-komponennya. Dalam hal ini tidak diperlukan fungsi-

    fungsi matematis secara eksplisit untuk merelasikan variabel-variabel sistem,

    Model-model simulasi ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem

    kompleks yang tidak dapat memberikan solusi yang benar-benar optimum.

    Dimana jawaban yang dapat diperoleh ialah jawaban yang suboptimum, yaitu

    jawaban optimum dari alternatif-alternatif yang diuji/ dites.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    9/105

    9

    e. Model-model heuristikKadang-kadang formulasi matematis bersifat sangat kompleks untuk dapat

    memberikan suatu solusi yang pasti. Atau mungkin solusi optimum dapat

    diperoleh, tetapi memerlukan proses perhitungan yang sangat panjang dan

    tidak pratktis. Heuristic yaitu suatu metode pencarian yang didasarkan atas

    aturan-aturan tertentu untuk memperoleh solusi yang lebih baik daripada

    solusi yang telah dicapai sebelumnya.

    Dalam penelitian operasional, model yang paling banyak digunakan adalah

    model matematis/ simbolis. Disamping itu, digunakan juga model-model simulasi

    dan heuristic.

    1.4.Metodologi Penelitian Operasional

    Jika Penelitian operasional akan digunakan untuk memecahkan suatu

    persoalan di suatu organisasi, maka harus dilakukan 5 (lima) langkah sebagai

    berikut:

    Langkah 1:

    Memformulasikan Persoalan, mendefinisikan persoalan lengkap dengan

    spesifikasi tujuan organisasi dan bagian-bagian organisasi atau sistem yang

    bersangkutan. Hal ini mutlak harus dipelajari sebelum persoalannya dapat

    dipecahkan.

    Langkah 2:

    Mengobservasikan Sistem, kumpulkan data untuk mengestimasi besaran

    parameter yang berpengaruh terhadap persoalan yang dihadapi. Estimasi ini

    digunakan untuk membangun dan mengevaluasi model matematis dari

    persoalannya.

    Langkah 3:

    Memformulasikan model matematis dari persoalan yang dihadapi. Dalam

    memformulasikan persoalan ini biasanya digunakan model analitik, yaitu model

    matematis yang menghasilkan persamaan. Jika pada suatu situasi yang sangat

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    10/105

    10

    rumit tidak diperoleh model analitik, maka perlu dikembangkan suatu model

    simulasi.

    Langkah 4:

    Mengevaluasi model dan menggunakannya untuk prediksi. Pada langkah ini,

    tentukan apakah model matematis yang dibangun pada langkah 3 telah

    menggambarkan keadaan yang nyata secara akurat. Jika belum buatlah model

    yang baru.

    Langkah 5:

    Mengimplementasikan hasil studi, Pada langkah in kita harus menterjemahkan

    hasil studi atau hasil perhitungan kedalam bahasa sehari-hari yang mudah di

    mengerti.

    1.3. PENUTUPPada bagian penutup, diadakan tanya jawab dan diskusi baik antar

    mahasiswa dan dosen, dan juga mahasiswa antar mahasiswa. Untuk itu diberikan

    juga tugas sebagai bahan latihan mahasiswa di luar jam perkuliahan.

    Tugas/latihan untuk pengantar penelitian operasional II adalah sebagai berikut:

    1. Definisikan pengertian penelitian operasional menurut literatur yang anda

    baca dan jelaskan pengertian tersebut sesuai dengan pendapat anda!

    2. Carilah contoh kasus persoalan keputusan yang berkaitan dengan penelitian

    operasional II!

    3. Jelaskan langkah-langkah dalam memecahkan suatu persoalan keputusan

    dalam suatu organisasi!

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    11/105

    11

    PERKULIAHAN KE 2 DAN 3: ANALISIS JARINGAN

    SESI/PERKULIAHAN KE: 2 DAN 3

    TIK : Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:1.Menjelaskan pengertian jaringan dalam persoalan keputusan.

    2.Menyelesaikan persoalan keputusan mengenai analisis jaringan.

    Pokok Bahasan : Analisis Jaringan

    Deskripsi singkat :

    Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari beberapa pengertian yangberkaitan dengan analisis jaringan, memahami dan mengetahui persoalanalgoritma path, tree problem, flow problem termasuk persoalan rute terpendek,persoalan rentang pohon minimum dan persoalan aliran maksimum pada suatujaringan kerja.

    I. Bahan Bacaan:1. Hillier and Lieberman, Introduction to Mathematical Programming, 1stedition, McGraw-Hill, 1991.

    2. Hillier, Frederick and Gerald, J.Liebermam. Introduction to OperationResearch , San Fransisco : Holden Day Ltd, 1977.

    3. Taha, Hamdy, Operation Research : An Introduction, Newyork :

    The MacMillan Co, 1985.

    II. Bahan Tambahan:1.Don T.Philips, et.al., Operation Research: Principle and Practice, 2

    nd

    edition, John Wiley and Sons, 1987.2.Wayne L.Winston, Operation Research: Application and Algorithms, 3

    rd

    edition, Duxbury Press, 1994.

    III. Pertanyaan Kunci/Tugas: Ketika anda membaca bahan bacaan berikut,gunakanlah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

    1. Apa yang dimaksud dengan jaringan?2. Sebutkan contoh-contoh jaringan kerja!

    IV. Tugas:1. Seorang pemuda mengendarai mobil dari kota asalnya menuju kota yang lain. Dia

    mempunyai beberapa pilihan rute yang melalui kota-kota antara, jarak suatu kota

    dengan kota yang lain dalam suatu rute adalah seperti terlihat dalam networkberikut.

    Rute manakah yang harus dilalui agar jarak yang ditempuh oleh orang tersebut

    minimum?

    2. Carilah Jumlah unit maksimum suatu path dari s ke t dimana seluruh arc daripath itu

    termasuk di dalamsei I(Increasable path)!

    i(s,1)=5 i(1,2)=3 i(2,t)=2

    Kota TujuanS

    C

    D

    B

    5

    3

    3

    3

    2

    A3

    T

    7

    Kota

    JarakKota Antara

    13

    S 1 2 t

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    12/105

    12

    II.1. PENDAHULUAN

    Dalam perkuliahan mengenai Analisis Jaringan ini akan dibahas

    mengenai pengertian dan konsep analisis jaringan, memahami dan mengetahui

    persoalan rute terpendek, persoalan rentang pohon minimum dan persoalan aliran

    maksimum pada suatu jaringan kerja. Materi yang disampaikan sangat berkaitan

    antara satu dengan yang lainnya, hal ini berguna dalam menghasilkan keputusan

    yang optimal dalam menyelesaikan persoalan keputusan dalam suatu jaringan

    kerja.

    II.2. PENYAJIAN

    ANALISIS JARINGAN

    2.1. Pendahuluan

    Network theory (Teori Analisis Jaringan) adalah cabang-cabang matematik

    yang digunakan secara luas dalam bidang praktek. Banyak problema yang timbul

    dalam berbagai bidang seperti psikologi, kimia, teknik listrik, transportasi,

    manajemen, pemasaran, dan pendidikan dapat digambarkan didalam bentuk

    problema dari Network Theory. Oleh karena itu Network Theory tidak hanya

    dikenal dan dikembangkan oleh kalangan sendiri, tetapi juga diikembangkan dari

    bidang-bidang lain.

    Network Theory tumbuh dan berkembang pesat pada awal abad ke 20 (dua

    puluh) dengan dimotivasi oleh perkembangan dari teori molekul dan teori listrik.

    Kini perkembangan analisis jaingan ini makin cepat lagi setelah ditemukannya

    alat komputer.

    Pengertian atau definisi-definisi yang umum dijumpai dalam analisisjaringan ini akan di bahas secara mendetail termasuk didalamnya berbagai model

    dan uraian singkat mengenai analisis jaringan seperti persoalan Shortest Path

    Problem (S.P.P), Spanning Tree Problem ( S.T.P), Flow Problem (F.P), yang

    dilengkapi dengan algoritma penyelesaian optimum.

    Graph G adalah suatu bangun (struktur) yang terdiri satu set elemen N yang

    disebut node dan satu set elemen A yang disebut Arc. Secara Umum suatugraph

    dituliskan dengan notasi G (N,A), dimana:

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    13/105

    13

    N = Setdari node (1,2,3,..n)

    A = SetdariArc (a,b,c,.....n)

    yang masing-masing menghubungkan suatu node dengan node yang lain.

    Sebagai contoh, susunan dari satu set node N (1,2,3,4) dan satu set arc

    (a,b,c,d,e,f,g) membentuk suatu graph yang salah satu diantaranya adalah dapat

    dilihat pada Gambar 2.1. berikut.

    Gambar 2.1. susunan dari satu set nodeN dan satu set arcmembentukgraph

    Network (jaringan) adalah suatu graph dimana elemen-elemen A pada

    graph tersebut merupakan suatu aliran .

    Contoh dari suatu networkadalah sistem jaringan jalan raya yang menghubungkan

    kota-kota yang ada pada suatu daerah. Sebagai node dalam jaringan tersebut

    adalah setiap kota yang ada dalam jaringan tersebut dan sebagai arc adalah jalan

    raya yang menghubungkan satu kota dengan kota yang lain. Bobot dariArc adalah

    dapat berupa jarak, ongkos angkut ataupun lamanya perjalanan dari satu kota ke

    kota yang lain.

    2.2. Konsep Dan Definisi

    Suatu arc yang mempunyai node yang sama untuk kedua ujung dan

    pangkalnya disebut loop.

    C adalahLoop.

    Node

    Arc

    1

    2 4

    3

    a

    b

    c

    d

    f

    3 2 c3

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    14/105

    14

    Sebuah node dan sebuah arc disebut incedentsatu sama lain, jika node

    tersebut adalah merupakan ujung ataupun pangkal dari arc yang

    bersangkutan.

    Dua buah arc dikatakan incedentsatu sama lain, jika keduanya incedent

    kepada node yang sama.

    Dua buah node disebut adjacent satu sama lain, jika ada sebuah arc

    menghubungkan keduanya.

    Chain adalah beberapa arc yang berurutan di dalam satu graph atau

    network.

    Panjang suatu chain adalah sama dengan banyaknya arc dalam chain

    tersebut.

    Path adalah suatu chain yang dibentuk oleh beberapa arc yang searah.

    a1 2 3

    b rc a dan node 2 adalah

    incedentsatu sama lainnya.

    rc a dan b adalah incedentsatu

    sama lainnya karena keduanya

    incedentkepada node 2.

    ode 2 dan 3 adalah adjacentsatu

    sama lainnya karena ada satu arc

    yaitu arc b menghubungkan

    keduanya.

    a1 2 3

    b

    rc a, e, h dan i adalah chain.a

    1

    3

    b

    5

    4 6

    72i

    c

    e

    d

    h

    gf

    rc a, d, g dan i adalah

    sebuah path yang arahnya

    dari node 6 ke node 1.

    ode 6 disebut node awal

    dan node 1 disebut node

    akhir.

    a

    1

    3

    b

    5

    4 6

    72i

    c

    e

    d

    h

    gf

    a1 2 3

    b

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    15/105

    15

    Cycle adalah suatu chain yang mempunyai node awal dan node akhir

    yang identik atau dengan kata lain, cycle adalah suatu chain yang

    tertutup.

    Circuit adalah suatu path yang mempunyai node awal dan node akhir

    yang identik, atau merupakan suatu path yang tertutup. Dalam gambar

    di atas arc a, b dan c membentuk suatu circuit. Panjang suatu cycle dan

    circuit di dalam graph adalah banyaknya arc yang membentuk cycle

    atau circuittersebut.

    Suatu graph disebut connectedjika terdapat sedikitnya satu chain dari

    suatu node kepada setiap node yang lain di dalamgraph tersebut.

    Arc c, e, h dan i membentuk

    suatu cycle.a

    1

    3

    b

    5

    4 6

    72i

    c

    e

    d

    h

    gf

    Dari setiap node terdapat

    sedikitnya satu chain kepada

    setiap node yang lain.a

    1

    3

    b

    5

    4 6

    7

    2 i

    c

    e

    d

    h

    g

    f

    e1

    5

    4

    7

    6

    a

    c

    i

    f

    g

    b

    Sub-graph 2

    Sub-graph 1

    2

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    16/105

    16

    - Graph ini tidak connected, karena tidak semua node mempunyai chain

    kepada setiap node yang lain. Misalnya antara node 2 dengan node 4 tidak

    terdapat chain. Graph tersebut terdiri dari 2 sub-graph dan disebut un-

    connected graph.

    - Suatu sub graph dari G(N,A), adalah suatu graph G yang terdapat terdiri

    dari seluruh arc dari set A yang menghubungkan node di dalam sub set

    tersebut.

    - Suatu partial graph dari G(N,A) adalah suatu graph yang terdiri dari

    semua node N dan satusub-set arc A.

    - Suatugraph G(N,A) dengan arc yang arahnya ditetapkan disebut directed

    graph. Bila arah dari arc tidak ditetapkan, maka disebut undirected graph.

    7

    6

    5

    42

    1

    a

    3

    d

    b

    e

    h

    i

    g

    c

    f

    j2

    4

    5

    3

    1

    ac

    b

    e

    f

    d

    2 4

    53

    1

    ac

    e

    b

    d6

    7

    f

    7

    6

    5

    42

    1

    a

    3

    d

    b

    e

    h

    i

    g

    c

    f

    j

    7

    6

    5

    42

    1

    a

    3

    c

    b

    d

    f

    h

    g

    e

    i

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    17/105

    17

    - Tree dari suatu connected graph G(N,A) adalah suatu connected partial

    sub-graph. Tree terdiri dari satu sub-set dari node dan satusub-setdari arc

    yang menghubungkansub-set node dan tidak membentukcycle.

    -

    Spanning Tree dari suatu connected graph adalah setiap tree yang

    terbentuk dari arc dan seluruh node darigraph tersebut.

    - Arborescence adalah suatu tree dimana tidak terdapat 2 arc atau lebih

    yang berujung pada node yang sama.

    7

    6

    4a

    3

    d

    b

    e

    h

    i

    g

    c

    f

    j

    5

    2

    1

    Tree

    Node (1,2,3,4 dan 5) dengan

    Arc (a,c,d dan e) membentuk

    tree.

    Bukan Tree

    Graph yang dibentuk oleh

    Node (1,2,3,4 dan 5) dengan

    Arc (a,b,c,d dan e) bukan tree

    karena terdapat cycle.

    6

    4

    1

    a

    3

    c

    b

    d

    f

    h

    g

    e

    i

    2

    57

    7

    6

    4a

    3

    d

    b

    e

    h

    i

    g

    c

    f

    j

    5

    2

    1

    Spanning Tree

    Graph yang dibentuk oleh Node

    (1,2,3,4,5,6 dan 7) dengan Arc

    (a,c,d,e,f dan i).

    1

    42

    6

    53

    a

    b

    c

    d

    e

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    18/105

    18

    - Spanning arborescence adalah arborescence darispanning tree.

    2.2.1. Matrix darigraph

    Setiapgraph dapat juga digambarkan dalam bentuk matriks. Ada beberapa

    macam matriks yang dapat dibuat untuk menggambarkan suatu matriks dimana

    cara penggambaran tiap matriks ditentukan oleh penggunanya.

    Dalam bagian ini hanya di uraikan dua macam penggambaran saja yaitu yang

    disebut incedence matrix dan adjaccency matrix.

    a. Incidence matrixIncidence matrix E dari suatugraph G dibentuk dengan cara berikut.

    Kolom dari matriks adalah merupakan setiap arc dan baris matriks adalah

    node. Elemen-elemen dari matriks disebut eij ditentukan dengan cara berikut.

    Matrix dari undirected graph

    Elemen-elemen dari matriks untukundirected graph adalah:

    - eij = 1, jika node i adalah salah satu ujung dari arc.

    - eij = 0, jika node i tidak merupakan salah satu ujung dari arc j.

    Contoh:

    a b c d e f G

    1 1 1 0 0 0 0 0

    2 1 0 1 1 0 0 0

    3 0 1 1 0 1 1 0

    4 0 0 0 1 0 1 1

    5 0 0 0 0 1 0 1

    Graph G (N,A)

    E =1

    4

    5

    3

    a

    b

    c

    d

    e f

    2

    g

    1

    4

    6

    53

    a

    b

    c

    d

    e

    7

    f

    2

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    19/105

    19

    Dari matriks E ini terlihat bahwa banyaknya baris matriks adalah sama

    dengan banyaknya node (n) pada graph 6 (N,A) dan banyaknya kolom. Sama

    dengan banyaknya arc (a) darigraph tersebut, sehingga matriks terbentuk adalah

    matriks E (n x a).

    - Matriks dari directed graph.

    Elemen-elemen eij dari matriks untukindirected graph adalah:

    - eij =1, jika arc j adalah incidentdengan node i dan arahnya menuju node i

    tersebut.

    - eij = -1, jika arc j adalah incidentdengan node i dan arahnya tidak menuju

    node i tersebut.

    - eij=0, jika arcj adalah tidak incident dengan node i.

    Contoh:

    a b c d E f g

    1 -1 1 0 0 0 0 0

    2 1 0 1 -1 0 0 0

    3 0 -1 -1 0 -1 1 04 0 0 0 1 0 -1 1

    5 0 0 0 0 1 0 -1

    b. Adjacency matrix- Adjacency matriks E dari suatu graph G dibentuk dengan cara berikut. Baris

    dan kolom matriks adlah merupakan selutuh node darigraph.

    Sama halnya dengan incidence matrix, elemen-elemen dari adjcency matrix

    (eij) untukundirected graph berbeda dengan elemen-elemen matriks untuk

    directed graph.(1). Undirect adjacency matrix.

    Elemen-elemen dari undirect adjacency eij, didefinisikan sebagai

    berikut:

    - eij =1, jika arc yang menghubungkan node i dengan node j.

    - eij = 0, jika tidak ada arc yang menghubungkan node i dengan node j.

    E =1

    4

    5

    3

    a

    b

    c

    d

    e f

    2

    g

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    20/105

    20

    Contoh:

    1 2 3 4 5

    1 0 1 1 0 0

    2 1 0 1 1 0

    3 1 1 0 1 1

    4 0 1 1 0 1

    5 0 0 1 1 0

    (2).Direct adjacency matrix.

    Elemen-elemen dari undirect adjacency eij, didefinisikan sebagai

    berikut:

    - eij =1, jika ada sebuah arc yang berasal dari node i menuju nodej.

    - eij = 0, yaitu:

    -jika ada sebuah arc yang berasal dari node j menuju node i.

    -Jika tidak ada sebuah eij yang menghubungkan node i dan

    node j.

    Disini terlihat bahwa baik undirect adjacency matrix, maupun direct

    adjacency matrix keduanya marupakan matriks bujur sangkar E (n x n) karenamasing-masing dibentuk dari hubungan antara node dengan node pada suatu

    graph.

    Salah satu tujuan utama dari penggambaran graph dan network kedalam

    bentuk matriks adalah untuk komputerisasi darigraph dan networktersebut.

    Penggambaran graph dan networkdalam bentuk diagram ditujukan hanya untuk

    memperlihatkan hubungan antara keadaan sistem nyata dengan node diagramnya.

    Dengan penggambaran demikian akan ditemukan kesulitan didalam manipulasi

    graph dan network. Untuk tujuan optimisasi karena peranan komputer tidak dapat

    dimanfaatkan semaksimal mungkin. Komputer dapat menyimpan dan

    memanipulasi angka-angka dengan mudah, tetapi tidak dapat menyimpan secara

    langsung inforamasi yang berbentuk gambar atau diagram

    E =

    1

    4

    5

    3

    a

    b

    c

    d

    e f

    2

    g

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    21/105

    21

    2.2.2Matrix dari network.

    Pada uraian sebelumnya sudah dijelaskan bahwa network adalah suatu

    graph dengan arc yang mempunyai aliran.

    Networkditulis dengan notasi W (N,A,d), dimana:

    N =setdari node(1,2,,n)

    A = setdari arc (a,b,....................)

    di = bobot dari arc i.

    Suatu networkdisebut non negatifjika di>0 untuk seluruh eijE.

    Adjacency matrix dari network adalah identik dengan adjacency matrix

    darigraph hanya saja elemen-elemen matriks ditentukan oleh arah dari setiap arc

    dari networktersebut.

    Contoh dari sebuah networkadalah seperti terlihat dalam gambar berikut.

    Network ini adalah merupakan suatu jaringan jalan raya disuatu daerah

    Node (1, 2, 3, 4, 5) adalah kota-kota yang dilintasi oleh jalan raya tersebut.

    Arc (1-2) adalah jarak antar kota 1 dengan kota 2 dan seterusnya.

    Sama halnya dengan graph pada network juga ditemukan bentukundirecteddan

    directed network.

    2.3. Algori tma Path

    Dalam bagian ini akan diuraikan beberapa algoritma untuk mencari path

    yang mempunyai sifat-sifat optimum tertentu.

    - Pertama adalah algoritma untuk mencari path yang terpendek (shortes path)

    antara dua node didalam suatu network,

    - Kedua adalah algoritma untuk mencari path yang terpendek diantara setiap

    pasang node didalam network.

    1

    4

    5

    3

    3

    2

    4

    1

    6 2

    2

    3

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    22/105

    22

    2.3.1. Algoritma Terpendek Antara Dua Node Tertentu.

    Contoh-contoh problema dan mencari arc yang terpendek adalah:

    Contoh 1.

    Seorang supir sedang bepergian dengan mengendarai mobil dari kota

    asalnya menuju kota yang lain. Untuk mencapai kota tujuan tersebut, dia

    mempunyai beberapa pilihan rute yang melalui kota-kota antara, jarak suatu kota

    dengan kota yang lain dalam suatu rute adalah seperti terlihat dalam network

    berikut. Rute manakah yang harus dilalui agar jarak yang ditempuh oleh orang

    tersebut minimum?

    Contoh 2.

    Seorang pengusaha ingin menanamkan uangnya secara optimal pada salah

    satu atau beberapa bidang usaha, yaitu membeli saham dipasar uang dan modal,

    membeli bond atau mendepositokan di bank, dia hanya ingin menanamkan

    uangnya pada satu jenis usaha, pada tiap kali mengadakan investasi. sesuai dengan

    peraturan yang berlaku saat ini, bahwa pengusaha tersebut hanya dibenarkan

    untuk investasi atau menarik mdalnya pada hari pertama tiap kwartal. Besarnya

    keuntungan yang diharapkan tiap bulan selama satu tahun dinyatakan sebagai

    panjang dari arc.

    Kota Tujuan

    s

    4

    3

    2

    Awal

    Kwartal 4

    Akhir4

    3

    2

    4

    3

    2

    t

    Kwartal 3Kwartal 2Kwartal 1

    s

    3

    4

    2

    4

    3

    4

    3

    3

    2

    12

    t

    7

    2

    Kota Asal

    JarakKota Antara

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    23/105

    23

    Dari kedua contoh problema tersebut, terlihat bahwa sebagai penyelesaian

    optimum adalah lintasan (path) yang memberikan jarak terpendek dari s ke t.

    Hanya saja pada contoh dua, panjang tiap path harus dinyatakan sebagai harga

    negatif dari keuntungan yang diharapkan pada tiap kwartal. Ada beberapa

    algoritma untuk mencari penyelesaian optimum di problemapath yang terpendek

    (shortes path problem). Yang paling banyak digunakan adalah algoritma dikstra

    (1959), Karena algritma ini sangat efisien. Tetapii penggunaannya terbatas hanya

    untuk non negatif network. Untuk negatif network dapat digunakan algoritma

    chimbel dan gellman atau algoritma ford. Ide dari algoritma dikstra adalah sebagai

    berikut:

    Misalkan diketahui bahwa dalam network, m node s dan juga pada m buah node

    tersebut, kemudian node ke (m+1) yang terpendek ke node s di cari sebagai

    berikut:

    Untuk setiap node, bentuklah sebuah path dari node s ke node y dengan

    menghubungkanpath terpendek dri s ke t dengan arc (x, y) untuk semua node x.

    Pilihlah path yang terpendek dari n buah path ini, anggap bahwa untuk

    sementara, path yang dipilih ini merupakan path yang terpendek dari s ke t.

    Sekarang, node yang manakah yang merupakan node ke ( m+1), yang terdekat ke

    s adalah node yang belum diberi warna yang merupakanpath terpendek sementara

    dari s seperti telah dihitung di atas. Hal ini adalah benar karena path yang

    terpendek dari s kepada node yang ke (m+1) yang jaraknya terpendek ke node s,

    harus menggunakan node yang telah berwarna sebagai node antara.

    Oleh karena itu , jika ke m buah node yang terdekat kepada node s

    diketahui, maka node ke (m+1) dapat dicari, seperti yang diuraikan di atas mulai

    dengan m = 0, dan proses tersebut dilakukan berulang-ulang sehingga path yag

    terpendek dari s ke t telah diperoleh.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    24/105

    24

    Untuk jelasnya algoritma dikstra ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Langkah 1 :

    Untuk semua node dan arc yang belum diwarnai. Beri angka d(x)

    kepada setiap node x untuk menunjukkan panjang dari path yang

    terpendek dari s ke t yang hanya menggunakan node yang berwarna

    sebagai node antara. Beri pula d(s) = 0 dan d (x) = ~ untuk semua x

    s. misalkanya adalah node pertama yang akan diberi warna. Beri warna

    pada s dan misalkan y = s.

    Langkah 2:Untuk setiap node x yang belum berwarna, tentukan d(x) dengan cara

    sebagai berikut: d(x) = Min { d(x), d(y) + a(y,x)}

    Jika d(x) = ~, untuk semua x yang tidak berwarna, maka iterasi

    dihentikan karena tidak ada path dari s kepada setiap node yang belum

    berwarna tersebut. Jika d(x) ~ , beri warna node x yang belum

    berwarna yang mempunyai harga d(x) terkecil. Juga beri warna pada

    arc yang langsung menuju node x dari node berwarna dimana harga

    d(x) yang minimum tadi ditemukan. Misalkan y = x.

    Langkah 3:

    Jika node t sudah diberi warna, maka iterasi dihentikan, karena sebuah

    path yang terpendek dari s ke t sudah ditemukan. Jika node t belum

    berwarna, kembali ke langkah 2.

    Bila algoritma dikstara ini digunakan untuk contoh soal 1 di atas maka

    penyelesaian optimum yang diperoleh adalah sebagai berikut.

    s

    2

    4

    3

    4

    3

    4

    3

    3

    2

    12

    t

    7

    2

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    25/105

    25

    Langkah 1: Beri warna pada node s, d(s) = 0 dan d(x)= ~ untuk seluruh x s.

    Langkah 2: y = s

    d(1) = Min { d(1), d(s) + a(s,1)} = Min {~, (0+4)} = 4

    d(2) = Min { d(2), d(s) + a(s,2)} = Min {~, (0+7)} = 7

    d(3) = Min { d(3), d(s) + a(s,3)} = Min {~, (0+3)} = 3

    d(4) = Min { d(4), d(s) + a(s,4)} = Min {~, (0+~)} = ~

    d(t) = Min { d(5), d(s) + a(s,5)} = Min {~, (0+~)} = ~

    Karena d(3) = 3 adalah Min {d(1), d(2), d(3), d(4), d(t)}, maka node 3 dan arc

    (s,3) diberi warna.Path yang terpendek sementara adalah dari node s ke node 3.

    Langkah 3: Node t belum berwarna, maka kembali kepada langkah 2.

    Langkah 2: y = s

    d(1) = Min { d(1), d(3) + a(3,1)} = Min {4, (3 + 4)} = 4

    d(2) = Min { d(2), d(3) + a(3,2)} = Min {7, (3 + ~)} = 7

    d(4) = Min { d(4), d(3) + a(3,4)} = Min {~, (3 + 3)} = 6

    d(t) = Min { d(t), d(3) + a(3,t)} = Min {~, (3 + ~)} = ~

    Karena d(1) = 4 adalah Min {d(1), d(2), d(4), d(t)}, maka node 1 dan arc (s,1)

    diberi warna.Path arborescence terpendek adalah arc (s,3) dan (s,1).

    Langkah 3: Node t belum berwarna, maka kembali kepada langkah 2.

    Langkah 2: y = 1

    d(2) = Min { d(2), d(1) + a(1,2)} = Min {7, (4+3)} = 7

    d(4) = Min { d(4), d(1) + a(1,4)} = Min {4, (4+2)} = 6

    d(t) = Min { d(t), d(1) + a(1,t)} = Min {~, (4+~)} = ~

    Karena d(4) = 4 adalah Min {d(2), d(4), d(t)}, maka node 4 diberi warna.

    s3

    3

    s

    3

    3

    14

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    26/105

    26

    Salah satu dari arc (3,4) dan arc (1,4) juga diberi warna. Misalkan dipilih arc

    (3,4) makapath arborecence terpendek adalah:

    Langkah 3: Node t belum berwarna, maka kembali kepada langkah 2.

    Langkah 2: y = d

    d(2) = Min { d(2), d(4) + a(4,2)} = Min {7, (6+~)} = 7

    d(t) = Min { d(t), d(4) + a(4,t)} = Min {~, (6+2)} = 8

    Karena d(2) = 7 adalah Min {d(2), d(t)}, maka node 2 dan arc (s,2) diberi warna.

    Salah satu dari arc (3,4) dan arc (1,4) juga diberi warna. Path arborecence

    terpendek adalah sebagai berikut.

    Langkah 3:Node t belum berwarna, maka kembali kepada langkah 2.

    Langkah 2: y =2

    d(t) = Min { d(t), d(2) + a(2,t)} = Min {8, (7+2)} = 8

    Beri warna pada node t dan arc (4,t) makapath arborecence terpendek adalah:

    2

    s

    3

    3

    1

    4

    43

    7

    2

    2

    s

    3

    3

    14

    43

    5

    s

    3

    3

    14

    43

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    27/105

    27

    Dari path arborecence ini terlihat bahwa path yang terpendek dari s ke t

    terdiri dari arc (s,3), (3,4), dan (4,5) dengan jarak 3 + 3 + 2 = 8.

    Karena algoritma dikstra untuk mencari path yang terpendek dalam

    prosesnya membentuk arborescence maka algoritma ini juga dapat digunakan

    untuk mencari minimum spanning arborescence dari suatu graph atau network.

    2.3.2. Shortest Path antara seluruh Node.

    Problem pada uraian terdahulu adalah mencari suatu shortest path

    (lintasan terpendek) diantara 2 (dua) node tertentu di dalam graph. Bagian ini

    akan mempelajari shortest path antatra tiap pasang node di dalam graph.

    Misalnya, suatu graph terdiri dari set elemen N (1,2,3,4 dan 5) dan satu set

    elemen A {(1,2), (2,3), (3,1), (3,6), (5,4), (4,6), (1,4),(6,5)} seperti terlihat pada

    gambar berikut.

    Problema adalah mencari lintasan yang terpendek dari suatu node ke

    seluruh node yang lain, misalnya antara node 1 dengan node 3, antara node 2

    dengan node 6 dan seterusnya. Sudah barang tentu, problema ini akan dapat

    diselesaikan dengan menggunakan algoritma dikstra seperti yang telah diuraikan

    sebelumnya secara berulang-ulang. Tetapi penyelesaian dengan cara ini sangat

    tidak efisien karena membutuhkan perhitungan yang sangat banyak dan sangat

    dipengaruhi oleh banyaknya node yang terdapat di dalamgraph.

    Untuk problema yang demikian, akan dapat diselesaikan dengan lebih

    mudah dan lebih singkat dengan menggunakan algoritma Shimbel and Bellman

    (1954), algoritma Floyd (1962) dan algoritma wantzig (1967). Pada bagian ini

    31

    4

    3

    24

    52

    6

    2

    5

    3

    2

    Bobot arc menyatakan

    jarak antara tiap

    pasang node

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    28/105

    28

    hanya algoritma Floyd saja yang akan di uraikan sedangkan algoritma lainnya

    dapat dibaca pada buku Optimization Algoritma for networks and Graphs.

    Contoh.

    Suatu perusahaan penerbangan domestik harus menyinggahi sejumlah kota

    setiap hari. Untuk menghemat penggunaan bahan bakar dan waktu penerbangan

    maka, perusahaan tersebut ingin untuk meminimumkan total jarak yang harus

    ditempuhnya. Suatu hal yang sangat membantu untuk mencapai tujuan ini adalah

    dengan mendapatkan rute yang terpendek antara setiap kota yang harus disinggahi

    oleh pesawat.

    Dalam algoritma Floyd ini digunakan beberapa notasi yaitu: nomor dari

    node adalah 1,2,3,...................,N. Path yang terpendek dari node i dan j, dimana

    hanya m buah node yang pertama diizinkan sebagai node antara dinyatakan

    sebagai dm

    ij = ~ . berdasarkan definisi ini, maka do

    ij adalah panjang dari path

    terpendek dari i ke j (path yang tidak mempunyai path antara) dan dI

    ij adalah

    panjang dari path tersebut hanya terdapat satu node antara. Pengertian ini dapat

    dijelaskan dengangraph berikut.

    Path dari 1 ke 4

    do

    ij = 3, denganpath terpendek (1,4)

    dI

    ij = ~, tidak adapath dari node 1 ke 4 yang mempunyai 1 node antara.

    d2

    ij = 11,denganpath terpendek (1,2), (2,5), (5,4)

    d3

    ij = ~, tidak adapath dari node 1 ke 4 yang mempunyai 3 node antara.

    d4

    ij = 13,denganpath terpendek (1,2), (2,3), (3,6), (6,5), (5,4).

    3

    1

    4

    3

    24

    52

    6

    2

    5

    3

    2

    7

    4

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    29/105

    29

    Sehingga jelas bahwa do

    ij = 0, untuk semua i. Misalkan Dm adalah matriks

    N x N yang mempunyai elemen (i,j) adalah d mij , jika panjang setiap arc dalam

    graph diketahui maka matriks D0 dapat dicari. Sebagai tujuan adalah mencari DN

    yaitu matriks N x N dimana elemen (i,j) adalah dN

    ij , yang merupakan panjang

    daripath terpendek antara node i dengan nodej.

    Algoritma Floyd dimulai dari D0 dan D1 dihitung berdasarkan D0

    berikutnya, algoritma menghitung D2 dan D1 dan seterusnya.

    Jika hal-hal dibawah ini telah diketahui maka Ide dari perhitungan-

    perhitungan tersebut adalah sebagai berikut:

    a) Shortest path dari node i ke node m yang hanya melalui (m-1) buah node

    antara.

    b) Shortest path dari node m ke node j yang hanya melalui (m-1) buah node

    antara.

    c) Shortest path dari node i ke node j yang hanya melalui (m-1) buah node

    antara. Karena dalam path ini tidak terdapat circuit ataupun arc yang

    panjangnya negatif, makapath yang lebih pendek diantara (4) dan (5) berikut

    ini adalah merupakan shortest path dari i ke j, yang hanya melalui m buah

    node antara.

    d) Path yang dibentuk dari sambunganpathpada (1) danpath pada (2).

    e) Path pada (3). Sehingga: dm

    ij = Min { (d1m

    im + d1m

    mj ), d1m

    ij }

    Dari persamaan tersebut terlihat bahwa hanya elemen-elemen dari matriks Dm-1

    yang diperlukan untuk menghitung elemen-elemen dari matriks Dm.

    Algoritma Floyd untukshortest path ini adalah:

    Langkah 1 : Beri nomor pada node darigraph yaitu 1,2,3,........,N.

    Carilah matriks DO , yaitu suatu matriks yang elemen (i,j) sama

    dengan panjang dari arc yang terpendek dari node i ke node j. Jika

    arc ini tidak ada, beri do

    ij = ~ . Misalkan do

    ij = 0 untuk seluruh i

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    30/105

    30

    Langkah 2: Untuk m = 1,2,3,........,N, secara berturut-turut cari elemen elemen

    dari matriks Dm dari elemen-elemen Dm-1 dengan menggunakan

    formula berikut.

    dm

    ij = Min { (d1m

    im + d1m

    mj ), d1m

    ij }

    Bila setiap elemen sudah ditentukan, catatlah path yang bersangkutan.

    Elemen-elemen dari matriks DN adalah merupakan panjang darishortest path dari

    node i ke nodej.

    2.4. Tree Problem

    Salah satu variasi darishortest path problem adalah minimum spanning tree

    problem. Dalam penyelesaian padashortest path problem,setdari node dan jarak

    antara tiap pasang node tersebut terlebih dahulu telah diketahui. Pada shortest

    path problem ini yang dicari adalah lintasan yang memberikan jarak terpendek

    dari suatu tempat asal (source) ke suatu tempat tujuan (terminal) melalui beberapa

    alternatif daerah antara.Beda halnya dengan shortest path problem minimum spanning tree

    problem, menyangkut pemilihan arc dari graph sedemikian rupa sehingga

    terdapat satu rute antara suatu node dengan node yang lain, tetapi total jarak harus

    sekecil mungkin. Dalam hal ini, arc yang terpilih haruslah membentuk suatu

    spanning tree ( tree yang menghubungkan seluruh node yang ada di dalam

    graph). Dengan kata lain, problema adalah mencari spanning tree dengan total

    bobot arc yang sekecil-kecilnya.

    Uraian berikut ini mempelajari algoritma untuk penyelesaian problem

    spanning tree (pembentukan tree) didalamgraph. Yang pertama adalah algoritma

    untuk penyelesaian problemaspanning tree pada graph dan berikutnya adalah

    algoritma untuk penyelesaian minimum/ maksimum spanning tree problem.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    31/105

    31

    2.4.1. Algoritma untuk Spanning Tree

    Pada bagian ini akan dipelajari 2 (dua) macam algoritma yaitu yang

    pertama adalah algoritma untuk membentuktree (tree algoritm) Pada suatugraph,

    dan yang kedua adalah algoritma untuk membentuk minimum spanning tree

    (minimum spanning tree algoritm) yaitu spanning tree dari suatu graph yang

    mempunyai total bobot minimum diantara seluruh spanning tree yang mungkin

    dibentuk darigraph tersebut.

    Didalam penyelesaianproblema spanning tree didalam suatugraph (N,A)

    dimisalkan bahwa bobot dari arc (x,y) adalah a(x,y), total bobot dari sebuah tree

    adalah jumlah bobot dari seluruh arc yang terbentuk dari tree tersebut.

    Contoh problema darispanning tree adalah:

    Departemen pekerjaan umum menginginkan pembangunan jalan baru

    secukupnya untuk menghubungkan 5 (lima) buah kota disuatu daerah yang baru

    dibuka. Biaya untuk pembangunan 2 buah kota tertentu diketahui seperti terlihat

    pada Tabel 2.1. berikut.

    Tabel 2.1.

    Biaya untuk pembangunan 2 buah kota1 2 3 4 5

    1 0 5 30 80 90

    2 5 0 70 60 50

    3 50 70 0 8 20

    4 80 60 8 0 10

    5 90 50 20 10 0

    Bagaimanakah caranya pembangunan jalan tersebut dilakukan sehingga

    total biaya yang dikeluarkan oleh departemen pekerjaan umum tersebut adalah

    minimum?

    Kota 1 Kota 2

    Kota 4Kota 3

    Kota 5

    KeDari

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    32/105

    32

    Problema ini dapat diformulasikan ke dalam bentukgraph dimana setiap

    kota dinyatakan sebagai node dan setiap kemungkinan jalan yang dapat dibangun

    untuk membangun 2 kota dinyatakan sebagai arc. Bobot dari tiap arc adalah

    besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan antara setiap 2 kota,

    seperti pada gambar berikut.

    Algoritma dapat diringkaskan sebagai berikut, pertaman-tama seluruh arc

    adalah tidak berwarna dan semua bucketadalak kosong.

    Langkah 1: Pilihlah salah satu arc yang bukan merupakan loop. Beri warna biru

    pada arc ini dan tempatkanlah kedua node ujung dan node

    pangkalnya kedalam suatu bucket (bucket1) dan bucketyang disebut

    bucket2.

    Langkah 2: Pilih arc lain yang belum berwarna yang juga bukan loop.

    Jika tidak ada lagi arc yang demikian, algoritma dihentikan. Berarti

    graph tersebut tidak mempunyaispanning tree. Bila arc tersebut masih

    ada maka, pada setiap pemerikasa arc, salah satu dari keempat keadaan

    ini mesti ditemui yaitu:

    1. Kedua node ujung atau pangkal dari arc yang sedang diperiksa,

    sudah ada didalam salah satu bucket. Bila hal ini terjadi, maka arc

    tersebut diberi warna orange dan kembali ke langkah 2.

    2. Salah satu dari node ujung atau node pangkal dari arc tersebut

    berada dalam salah satu bucket, dan node ujung yang lain tidak

    berada dalam bucket. Bila hal ini terjadi, beri warna biru pada arc

    tersebut dan pindahkanlah node yang belum berada dalam bucket

    kedalam bucket dimana node ujung atau node pangkal tadi

    terdapat.

    1

    60

    3

    5070

    80

    5

    8

    10

    20

    502

    4

    5

    70

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    33/105

    33

    3. Tidak ada satupun dari node ujung ataupun nodepangkal dari arc

    berada dalam salah satu dari ke 2 bucket. Bila hal ini terjadi, beri

    warna biru pada arc ini dan kedua node ujung dan node

    pangkalnya dimasukkan kedalam bucket2.

    4. masing-masing node ujung dan node pangkal dalam arc berada

    dalam bucketberbeda. Bila hal ini terjadi maka beri warna biru

    pada arc tersebut dan isi dari kedua bucket ini digabung di dalam

    bucket1. bucket 2 menjadi kosong kembali.

    Langkah 3: Jika seluruh node dari graph sudah berada dalam bucket 1,

    makaalgoritma dihentikan, karena arc yang berwarna biru sudah

    membentuk suatu spanning tree, jika belum amaka kembali ke

    langkah 2.

    Jika algoritma tidak dapat dihentikan karena persyaratan diatas tidak

    terpenuhi secara terus-menerus, maka pada graph tidak dapat dibentukspanning

    tree. Algoritma ini mempunyai sifat-sifat bahwa masing-masing arc diperiksa satu

    persatu. Bila suatu arc sudah diberi warna (biru / orange) maka arc tersebut tidak

    akan diperhatikan lagi.

    2.4.2.Algoritma untuk Minimum/ Maksimum Spanning Tree.

    Pada penyelesaian problema spanning tree pada suatu graph yang seluruh

    arcnya mempunyai bobot algoritma di atas masih dapat digunakan. Hanya saja

    diperlukan penyesuaian. Bila problema adalah membentukspanning tree pada

    graph dengan bobot dari arc membentuknya sekecil mungkin, maka disebut

    sebagai minimum spanning tree problem. Sebaliknya jika jumlah bobot tersebut

    sebesar-besarnya, maka disebut maksimum spanning tree problem.

    Algoritma untuk penyelesaian minimum spanning tree problem adalah sama

    dengan algoritma penyelesaian spanning tree, tetepi disini pemilihan arc

    dilakukan mulai dari bobot terkecil dari suatu arc yang akan diperiksa. Oleh

    karena itu pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuat list dari arc

    menurutAscending order(yang terkecil pertama dan terbesar pada bagian akhir).

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    34/105

    34

    Jika graph mempunyai beberapa arc yang bobotnya sama maka pemilihan

    salah satu dari arc ini dapat dilakukan secara arbitrary. Pada penyelesaian

    maksimum spanning tree problem, list dari arc disusun menurut discending order

    (yang terbesar pertama dan terkecil pada bagian yang terakhir).

    Contoh:

    Selesaikanlah problema tentang pembangunan jalan raya seperti yang telah

    diperlihatkan dalam contoh sebelumnya.

    Penyelesaian:

    Pertama-tama dilakukan penyusunan list dari arc menurut ascending order,

    kemudian algoritma di atas digunakan. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.2.

    berikut.

    Jadi minimum spanning tree darigraph tersebut adalahspanning tree yang

    dibentuk oleh node {1, 2, 3, 4,5 } dan arc {(1,2), (3,4), (4,5), (2,5)}.

    Tabel 2.2.

    Penyusunan listdari arcmenurut ascending orderArc Bobot Warna Bucket 1 Bucket 2

    - - - Kosong Kosong

    Langkah 1: (1,2) 5 Biru 1,2 Kosong

    Langkah 2: (3,4)

    (4,5)

    (3,5)

    (2,5)

    8

    10

    20

    50

    Biru

    Biru

    Orange

    Biru

    1,2

    1,2

    1,2

    1,2,3,4,5

    3,4

    3,4,5

    3,4,5

    Kosong

    Langkah 3: Stop(1,3)

    (2,4)

    (2,3)

    (1,4)

    (1,5)

    50

    60

    70

    80

    90

    Banyaknya arc yang

    berwarna biru sama

    dengan banyaknya

    node dikurangi satu.

    Semua node

    telah berada

    dalam satu

    bucket.

    1

    60

    3

    5070

    80

    5

    8

    10

    20

    502

    4

    5

    90

    1

    3

    2

    4

    5

    5

    10

    50

    8

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    35/105

    35

    Berdasarkan penyelesaian ini diperoleh bahwa untuk memberi biaya

    pembangunan jalan raya ini sekecil mungkin, maka jalan-jalan yang harus

    dibangun adalah:

    - Dari kota 1 ke kota 2, dengan biaya = 5

    - Dari kota 2 ke kota 5, dengan biaya = 50

    - Dari kota 5 ke kota 4, dengan biaya = 10

    - Dari kota 3 ke kota 4, dengan biaya = 8

    Jumlah biaya = 73

    2.5. Flow Problem

    Aliran (flow) didefenisikan sebagai suatu cara untuk pengiriman benda-benda dari suatu tempat ke tempat yang lain. Misalnya pengiriman bahan jadi dari

    suatu pabrik kepada suatu distribusi, keberangkatan pegawai dari rumah masing-

    masing ke tempat kerja ataupun pengiriman surat drai kantor pos ke alamat yang

    ditujukan dapat dipandang sebagai aliran.

    Berikut ini adalah merupakan uraian tentang aliran yang dijelaskan dalam

    bentuk graph dengan berbagai problemnya dan algoritma penyelesaian dari

    problem tersebut.

    2.5.1. Flow argumentation problem

    Flow argumentation problem adalah mencari jumlah unit maksimum yang

    dapat ditambahkan ke dalam aliran yang telah ada di dalam suatu path. Problem

    ini timbul sebagai akibat dari adanya perbedaan kapasitas maksimum dari setiap

    arc yang membentukpath tersebut.

    Logika yang mendasari algoritma untuk penyelesaian problem penambahan

    jumlah unit pada aliran adalah: misalkan bahwa graph untuk problem ini telah

    digambarkan. Misalkan pula bahwa jumlah unit yang melintas melalui arc (x,y)

    dinyatakan dengan f (x,y) dan kapasitas yang dibenarkan mengalir dalam arc (x,y)

    dengan c (x,y), sesuai persamaan: 0 f(x,y) f(x,y)

    Seluruh arc darigraph dapat dibagi atas 3 (tiga) kategori, yaitu N, I, R,

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    36/105

    36

    Dimana:

    N (Non increasable path) = Setdari arc yang tidak memungkinkan pertambahan

    atau pengurangan jumlah unit yang mengalir melalui

    arc bersangkutan.

    I (Increasable path) = Set dari arc yang jumlah unit oada alirannya masih

    dapat ditambahkan.

    R (Reducable path) = Set yang arc yang jumlah unit pada alirannya masih

    dapat dikurangi.

    Misalkan i(x,y) dinyatakan sebagai jumlah unit yang maksimum masih bisa

    ditambahkan ke dalam arc (x,y) dan r (x,y) sebagai jumlah unit maksimum yang

    dapat dikurangi dari arc (x,y). Maka: i(x,y) = c(x,y)f(x,y) dan r(x,y) = f(x,y)

    Contoh:

    Carilah suatupath dari s ke t dimana seluruh arc daripath itu termasuk di

    dalamset I(Increasable path).

    i(s,1)=3 i(1,2)=2 i(2,t)=1

    Jumlah unit maksimum yang dapat ditambahkan melalui path dari s ke t ini

    adalah: I = Min {(s,1),i(1,2),i(2,t)} = Min {3,2,1} =1.

    Contoh:

    Carilah suatupath dari t ke s dimana seluruh arc daripath itu termasuk di

    dalamset R (Reducable path).

    r(1,s)=1 r(2,1)=2 r(t,2)=1

    Jumlah unit maksimum yang dapat dikurangi melalui path dari t ke s ini adalah:

    R=Min {(1,s),i(2,1),i(t,2)}= Min {1,2,1} =1.

    S 1 2 t

    S 1 2 t

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    37/105

    37

    Contoh :

    Carilah flow augmenting chain dari s ke t dalam network seperti terlihat

    dibawah ini.

    Keterangan:

    N =Non increasable path

    I =Increasable pathR =Reducable path

    Makaflow augmenting chain dari networktersebut adalah: (s,1), (1,3), (2,3), (2,t)

    dan jumlah maksimum unit tambahan yang dapat dikirim dari s ke t:

    Min{i(s,1), i(1,3), r(2,3), i(2,t)} = Min {4,3,2,2} = 2

    Arc maju (s,1), (1,3) dan (2,t) dapat ditambahkan sebanyak 2 unit,

    sedangkan arc mundur (2,3) dapat dikurangi alirannya sebanyak 2 unit. Ini berarti,

    bahwa 2 unit yang sebelumnya mengalir melalui arc (2,3) dapat dipindahkan ke

    arc (2,t) dan kemudian digantikan pada node 3 oleh 2 unit tambahan yang datang

    dari s melalui arc (s,1) dan arc (1,3).

    2.5.2. Maximum flow problem

    Maximum flow problem didefinisikan sebagai problem untuk mencari suatu

    cara terbaik untuk memaksimumkan jumlah unit yang dapat dikirim dari s ke t

    didalam suatu networkyang mempunyai arc dengan kapasitas terbatas.

    Contoh: Carilah aliran maksimum pada network berikut:

    1

    s

    3

    2

    4

    t

    IRR

    R

    I

    IR

    N

    R

    I

    N

    R

    2

    2s 1 2 t

    4

    3

    1

    2

    3

    i (s,1) = 4 r(s,1) = 6

    i (1,3) = 3 r(s,3) = 1

    i (2,t) = 2 r(1,2) = 7

    i (3,4) = 5 r(2,3) = 2

    r(2,4) = 3

    r(3,4) = 2

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    38/105

    38

    Penyelesaian:

    - Untuk permulaan dipilihflow augmenting chain : (s,1), (1,2), (2,t)

    Besarnya aliran maksimum yang masih ditambahkan ke dalam chain ini

    adalah = Min {i(s,1), i(1,2), i(2,t)} = Min {2,3,2} = 2

    Jadi jumlah unit yang dapat ditambahkan pada setiap arc didalam chain ini

    adalah 2 unit, yaitu f(s,1)=2 ; f(1,2)=2 ; f(2,t) = 2.

    - Untukflow augmentingyang kedua dipilih: (s,2), (1,2), (1,3), (3,t)

    Besarnya aliran maksimum yang masih ditambahkan ke dalam chain ini

    adalah = Min {i(s,2), i(1,2), i(1,3), i(3,t)} = Min {3,2,4,1}= 1

    Jadi 1unit tambahan dapat dikirimkan sepanjang chain dari s ke t. Aliran

    pada setiap arc maju yaitu arc (s,2), arc(1,3), arc (3,t) dalam chain ini akan

    ditambahkan masing-masing sebesar 1 unit, dan aliran pada arc mundur yaitu

    arc (1,2) dalam chain dikurangi 1 unit. Dengan demikian, aliran sekarang

    menjadi: f(s,1)=2 ; f(1,2)=1 ;f(2,t)=2 ;f(s,2)=1 ;f(1,3)=1 ;f(3,t)=1

    Jumlah unit yang dapat dialirkan melalui rute berikut ini adalah sebagai

    berikut:

    - 2 unit dialirkan dari s ke t melalui (s,1), (1,2), (2,t)

    - 1 unit dialirkan dari s ke t melalui (s,2), (2,t)

    - 1 unit dialirkan dari s ke t melalui (s,1), (1,3), (3,t)

    II.3. PENUTUP

    Pada bagian penutup, diadakan tanya jawab dan diskusi baik antar

    mahasiswa dan dosen, dan juga mahasiswa antar mahasiswa. Untuk itu diberikanjuga tugas sebagai bahan latihan mahasiswa di luar jam perkuliahan.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    39/105

    39

    Tugas/latihan untuk materi analisis jaringan adalah sebagai berikut:

    1. Seorang pemuda mengendarai mobil dari kota asalnya menuju kota yang lain.

    Dia mempunyai beberapa pilihan rute yang melalui kota-kota antara, jarak

    suatu kota dengan kota yang lain dalam suatu rute adalah seperti terlihat dalam

    networkberikut. Rute manakah yang harus dilalui agar jarak yang ditempuh

    oleh orang tersebut minimum?

    2. Carilah Jumlah unit maksimum suatupath dari s ke t dimana seluruh arc dari

    path itu termasuk di dalamsei I(Increasable path)!

    i(s,1)=5 i(1,2)=3 i(2,t)=2

    Kota TujuanS

    C

    D

    B

    5

    3

    3

    3

    2

    A3

    T

    7

    Kota

    JarakKota Antara

    13

    S 1 2 t

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    40/105

    40

    PERKULIAHAN KE 4 DAN 5:

    PERENCANAAN & PENGENDALIAN PROYEK DGN CPMPERT.SESI/PERKULIAHAN KE: 4 DAN 5

    TIK : Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:1.Menjelaskan pengertian dan langkah-langkah penyelesaian

    masalah keputusan dengan menggunakan CPMPERT.2.Menerapkan teknik pemecahan masalah dengan menggunakan

    CPMPERT tersebut.

    Pokok Bahasan : Perencanaan & Pengendalian Proyek Dgn CPMPERT.

    Deskripsi singkat :

    Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari beberapa pengertian yangberkaitan dengan perencanaan & pengendalian proyek dgn CPM PERT,termasuk simbol-simbol yang digunakan, penentuan waktu, perhitungan maju,perhitungan mundur, perhitungan kelonggaran waktu dan penentuan ongkosdalam penjadwalan proyek.

    I.

    Bahan Bacaan:1.Don T.Philips, et.al., Operation Research: Principle and Practice, 2nd

    edition, John Wiley and Sons, 1987.

    2.Hillier and Lieberman, Introduction to Mathematical Programming, 1st

    edition, McGraw-Hill, 1991.3.Taha, Hamdy, Operation Research : An Introduction, Newyork : The

    MacMillan Co, 1985.

    II. Bahan Tambahan:1.Hillier, Frederick and Gerald, J.Liebermam. Introduction to Operation

    Research , San Fransisco : Holden Day Ltd, 1977.

    2.Wagner, H.M. Principle of Operation Research, Englewood Cliffs, N.J :

    Prenntice-hall Inc, 1969.

    III.Pertanyaan Kunci/Tugas: Ketika anda membaca bahan bacaan berikut,gunakanlah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:1.Apa yang dimaksud dengan perencanaan?2.Apa yang dimaksud dengan pengendalian?3.Apa yang dimaksud dengan proyek?

    IV. Tugas:1.Apa yang dimaksud dengan total Float, jelaskan!

    2.Dari suatu proyek diperoleh data:Aktivitas Aktivitas yang telah dilalui (predecessor) Waktu penyelesaiana (duration)

    A

    B

    -

    -

    6

    4

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    41/105

    41

    C

    D

    E

    FG

    HI

    J

    A

    A

    B

    D,ED,E

    C,D,EC,D,E

    I,F

    4

    6

    4

    64

    1014

    12

    Buatlah diagram networknya dan tentukan lintasan kritis serta waktu penyelesaianproyek tersebut!

    III.1. PENDAHULUAN

    Dalam perkuliahan mengenai perencanaan & pengendalian proyek dgn

    CPMPERT ini akan dibahas mengenai pengertian perencanaan & pengendalian

    proyek dgn CPM PERT, termasuk simbol-simbol yang digunakan, penentuan

    waktu, perhitungan maju & perhitungan mundur, perhitungan kelonggaran waktu,

    pembuatan peta waktu & pengaturan sumber daya, perkiraan waktu penyelesaian

    suatu aktifitas dan penentuan ongkos dalam penjadwalan proyek. Materi yang

    disampaikan sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya, hal ini berguna

    dalam menghasilkan keputusan yang optimal dalam menyelesaikan persoalan

    keputusan dalam perencanaan dan pengendalian suatu proyek.

    III.2. PENYAJIAN

    PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK

    DENGAN PERT-CPM

    Pengelolaan proyek-proyek berskala besar yang berhasil memerlukan

    perencanaan, penjadwalan dan pengorganisasian yang terjaga dari berbagai

    aktivitas yang saring berkaitan. Untuk itu, maka pada tahun 1950 telah

    dikembangkan prosedur-prosedur formal yang didasarkan atas penggunaan

    network( jaringan ) dan teknik-teknik network. Prosedur yang paling utama dari

    prosedur-prosedur ini dikenal sebagai PERT (Program Evaluation and Review

    Technique) dan CPM (Critical Path Method), yang keduanya terdapat beberapa

    perbedaan penting. Namun, kecenderungan pada dewasa ini adalah

    menggabungkan kedua pendekatan tersebut menjadi apa yang biasa dikenal

    sebagai PERT-type system.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    42/105

    42

    Tujuan PERT-type Sistem adalah :

    1. Untuk menentukan probabilitas tercapainya batas waktu proyek.

    2. Untuk menetapkan kegiatan mana yang merupakan bottlenecks (menentukan

    waktu penyelesaian seluruh proyek) sehingga dapat diketahui pada kegiatan

    mana kita harus bekerja keras agar jadwal dapat terpenuhi

    3. Untuk mengevaluasi akibat dari perubahan-perubahan program, PERT-type

    sistem ini juga dapat mengevaluasi akibat dari terjadinya penyimpangan pada

    jadwal proyek.

    3.1. Simbol-Simbol yang Digunakan.

    Dalam menggambarkan suatu networkdigunakan tiga buah simbol sebagai

    berikut:

    1. Anak Panah = arrow, menyatakan sebuah kegiatan atau aktivitas.

    2. O Lingkaran Kecil = node, menyatakan kegiatan atau peristiwa atau event.

    3. --- Anak Panah terputus-putus, menyatakan kegiatan semu atau dummy.

    Dummy disini berguna untuk membatasi mulainya kegiatan.

    Simbol-simbol ini digunakan dengan mengikuti aturan-aturan sebagai

    berikut :

    1. Di antara dua eventyang sama, hanya boleh digambarkan satu anak panah.

    2. Nama suatu aktivitas dinyatakan dengan huruf atau dengan nomorevent.

    3. Aktivitas harus mengalir dari event bernomor rendah ke event bernomor

    tinggi.

    4.

    Diagram hanya memiliki sebuah initial event dan sebuah terminal event.

    Logika ketergantungan kegiatan-kegiatan itu dinyatakan sebagai berikut :

    1. Jika kegiatan A harus diselesaikan dahulu sebelum kegiatan B dapat dimulai,

    maka hubungan antara kedua kegiatan tersebut dapat digambarkan sebagai

    1 2 3A B

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    43/105

    43

    2. Kegiatan C, D, dan E harus selesai sebelum kegiatan F dapat dimulai, maka :

    3. Jika kegiatan G dan H harus selesai sebelum kegiatan I dan J, maka :

    4. Jika kegiatan K dan L harus selesai sebelum kegiatan M dapat dimulai, tetapi

    kegiatan N sudah boleh dimulai bila kegiatan L sudah selesai, maka:

    5. Jika kegiatan P, Q, dan R mulai dan selesai pada lingkaran kejadian yang

    sama, maka :

    5

    4

    3

    1

    D

    C

    E

    F

    6

    5

    4

    3

    2G

    H

    I

    J

    2

    37

    6

    4

    5

    K

    L

    M

    N

    31 34

    33

    32

    PQ

    R

    Atau

    31 34

    33

    32

    P

    Q

    R

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    44/105

    44

    3.2. Penentuan Waktu

    Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan kita dapatkan satu

    atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan kegiatan pada networktersebut yang

    menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan ini disebut

    lintasan kritis (criticalpath). Di samping lintasan kritis ini terdapat lintasan-

    lintasan lain yang mempunyai jangka waktu yang lebih pendek daripada lintasan

    kritis. Dengan demikian, maka lintasan yang tidak kritis ini mempunyai waktu

    untuk bisa terlambat, yang dinamakanfloat.

    3.2.1. Notasi yang Digunakan.

    Untuk memudahkan perhitungan penentuan waktu ini digunakan notasi-

    notasi sebagai berikut :

    TE = earliest event occurence time, yaitu saat tercepat terjadinya event.

    TL = latest event occurence time, yaitu saat paling lambat terjadinya event.

    ES = earliest activitiy start time, yaitu saat tercepat dimulainya aktivitas.

    EF = earliest activity finish time, yaitu saat tercepat diselesaikannya aktivitas.

    LS = latest activity start time, yaitu saat paling lambat di mulainya aktivitas.

    LF = latest activity finish time, yaitu saat paling lambat diselesaikannya

    aktivitas.

    t = activity duration time, yaitu waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas

    (biasa dinyatakan dalam hari).

    S = total slack / total float.

    SF =free slack / free float.

    3.3. Perhitungan Maju

    Ada tiga langkah yang dilakukan pada perhitungan maju, yaitu :

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    45/105

    45

    1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke nol sehingga

    untuk initial eventberlaku TE = O. (Asumsi ini tidak benar untuk proyek

    yang berhubungan dengan proyek-proyek lain.

    2. Kalau initial eventterjadi pada hari yang ke nol, maka:

    ES (i,j) = TE(0) = 0

    EF(i,j) = ES(i,j) + t(i,j)

    =TE(t)+ t(i,j)

    3. Eventyang menggabungkan beberapa aktivitas (merge event). (i1,j)

    Contoh

    3.4. Perhitungan Mundur

    Pada perhitungan mundur ini pun terdapat tiga langkah, yaitu :

    t

    ji (i,j)

    EF(i1,j)

    EF(i1,j)

    EF(i1,j)

    j

    1

    4

    2

    8

    3

    7

    6

    20

    5

    20

    4

    19

    8

    36

    0

    0

    A

    B

    C

    E

    D

    F

    GH

    I

    J

    K5

    10

    3

    11

    7

    31

    12

    154

    8

    9

    7

    8

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    46/105

    46

    1. Pada terminal eventberlaku TL = TE.

    2. Saat paling lambat untuk memulai suatu aktivitas sama dengan saat paling

    lambat untuk menyelesaikan aktivitas itu dikurangi dengan duration aktivitas

    tersebut.

    LS = LF- t

    LF(i,j) = TL dimana TL = TE

    Maka: LS(i,j) = TL(i) - t (i,j)

    3. Eventyang "mengeluarkan" beberapa aktivitas (burst event).

    Contoh:

    3.5. Perhitungan Kelonggaran Waktu (F loat Atau Slack)

    i j

    TE TL

    (i,j)

    LS(i1,j1)

    LS(i,j2)

    LS(i,j3)

    j

    36

    31

    20

    2011

    33

    0

    18

    8

    1

    4

    2

    8

    3

    7

    6

    20

    5

    20

    4

    19

    8

    36

    0

    0

    A

    B

    C

    E

    D

    F

    GH

    I

    J

    K5

    10

    3

    11

    7

    31

    12

    154

    8

    9

    7

    8

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    47/105

    47

    Kelonggaran waktu (float/slack) dari aktivitas (i. j). yang terdiri atas total

    float dan free float.

    Total float adalah jumlah waktu di mana waktu penyelesaian suatu aktivitas

    dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek

    secara keseluruhan. Karena itu, total floatini dihitung dengan cara mencari selisih

    antara saat paling lambat dimulainya aktivitas dengan saat paling cepat di

    mulainya aktivitas (LS - ES), atau bisa juga dengan mencari selisih antara saat

    paling lambat diselesaikannya aktivitas dengan saat paling cepat diselesaikannya

    aktivitas (LF - EF).

    free float adalah jumlah waktu di mana penyelesaian suatu aktivitas dapat

    diukur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari dimulainya aktivitas yang lain

    atau saat paling cepat terjadinya event lain pada network.

    Free float aktivitas (i, j) dihitung dengan cara mencari selisih antara saat

    tercepat terjadinya event di ujung aktivitas dengan saat tercepat diselesaikannya

    aktivitas (i, j) tersebut. Atau :

    SF (i,,j) - TE (j) - EF(i,,j)

    Dari perhitungan maju didapat EF (i,,j) = TE (i) + t (i,,j), maka :

    SF(i,,j) = TE(,j) - TE(i,) - t(i,,j)

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    48/105

    48

    Contoh:

    Perhitungan untuk menentukan lintasan kritis ini dapat di rangkum dan

    dapat dilihat pada Tabel 3.1. berikut, yang memuat seluruh informasi yang

    diperlukan untuk membuat peta waktu (time_chart) pelaksanaan proyek.

    Tabel 3.1.

    Perhitungan menentukan lintasan kritis

    Aktifitas Duration Paling cepat Paling lambat Total Free

    (i,j) t(i,j) Mulai Selesai Mulai Selesai Float Float

    (ES) (EF) (LS) (LF) S SF

    (0,1)

    (0,2)

    (0,3)

    (1,4)

    (2,4)

    (2,5)

    (3,6)(4,8)

    (5,6)

    (5,8)

    (6,7)

    (7,8)

    4

    8

    7

    15

    6

    12

    93

    0

    10

    11

    5

    0

    0

    0

    4

    8

    8

    719

    20

    20

    20

    31

    4

    8

    7

    19

    19

    20

    2036

    20

    36

    31

    36

    0

    0

    0

    18

    8

    8

    1133

    20

    20

    20

    31

    18

    8

    11

    33

    33

    20

    2036

    20

    36

    31

    36

    14

    0

    4

    14

    19

    0

    414

    0

    6

    0

    0

    0

    0*)

    0

    0

    5

    0*)

    414

    0*)

    6

    0*)

    0*)

    3.6. Penentuan Ongkos Dalam Penjadwalan Proyek

    36

    31

    20

    2011

    33

    0

    18

    8

    1

    4

    2

    8

    37

    620

    5

    20

    4

    19

    8

    36

    0

    0

    A

    B

    C

    E

    D

    F

    G H

    I

    J

    K

    5

    10

    3

    11

    731

    12

    154

    8

    9

    7

    8

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    49/105

    49

    Dalam penjadwalan proyek, aspek ongkos diperhitungkan dengan

    membuat hubungan ongkos dengan duration untuk -setiap aktivitas pada proyek

    itu. Yang dimaksud dengan ongkos di sini ialah ongkos langsung saja, tidak

    termasuk ongkos-ongkos administrasi, supervisi dan lain-lain.

    Kebanyakan proyek menggambarkan hubungan ongkos dengan duration ini

    sebagai garis lurus yang dapat dilihatpada Gambar 3.1. berikut.

    Gambar 3.1. Hubungan ongkos dengan duration

    Titik (Dn, Cn) menyatakan hubungan duration Dn dengan ongkosnya Cn,

    jika aktivitas diselesaikan dalam kondisi normal. Duration Dn ini dapat

    dipersingkat dengan cara meningkatkan pengalokasian sumber yang dengan

    sendirinya berarti meningkatkan ongkos langsung.

    Contoh:

    Titik percepatan

    Titik normal

    duration

    Ongkos

    DnDc

    Cc

    Cn

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    50/105

    50

    Sebagai langkah pertama prosedur perhitungannya ialah mengasumsikan

    bahwa seluruh aktivitas terjadi pada waktu (duration) normal. Dari network& di

    atas dapat dilihat bahwa perhitungan lintasan kritisnya adalah berdasarkan kondisi

    normal dengan aktivitas (1, 2) dan (2, 5) sebagai aktivitas-aktivitas yang

    membentuk lintasan kritis. Waktu penyelesaian proyek ini adalah 18 dengan

    ongkos 580.

    Karena aktivitas (1, 2) mempunyai kemiringan yang lebih kecil, maka

    aktivitas ini dipilih sebagai aktivitas yang akan ditekan waktu penyelesaiannya.

    Berdasarkan tabel hubungan ongkos dengan waktu di atas, aktivitas (1, 2) ini

    dapat ditekan sebanyak 2 satuan waktu, suatu batas yang ditentukan oleh titik

    percepatannya (oleh sebab itu disebut sebagai batas percepatan atau crash limit).

    salah satu cara untuk memprediksi apakah lintasan kritis yang baru itu akan terjadi

    sebelum mencapai titik percepatan ataukah tidak, ialah dengan memperhatikan

    free float dari aktivitas-aktivitas yang tidak kritis. seperti telah dijelaskan, free

    float ini bersifat independen terhadap saat dimulainya aktivitas-aktivitas yang lain.

    Maka, apabila pada saat dilakukan penekanan terhadap aktivitas kritis terjadi

    pengurangan harga free float dari positif menjadi nol, aktivitas kritis itu tidak

    boleh ditekan tanpa melakukan pemeriksaan lebih lanjut, karena ada kemungkinan

    bahwa aktivitas dengan free float nol ini menjadi aktivitas kritis. Dengan

    demikian, selain crash limitkita juga harus memperhatikanfree float limit.

    untuk menentukan free float limit ini, pertama-tama kurangilah duration

    dari aktivitas kritis terpirih (terdasarkan slope-nya) sebanyak satu satuan waktu.

    Maka, dengan menghitunt ulang nilai-nilai dari seluruh aktivitas yang tidak kritis,

    akan dapat dilihat aktivitas-aktivitas mana yang free float-nya telah berkurang

    sebanyak satu satuan waktu juga. Nilai free float terkecil (sebelum dilakukan

    pengurangan) dari seluruh aktivitas semacam itulah yang dimaksud sebagai free

    float limit.

    Perhatikan sekarang bahwa dengan mengurangi duration dari aktivitas (1,

    2) sebanyak satu satuan waktu akan menurunkan SF dari aktivitas (3, 4) dari

    semula berharga 1 menjadi nol. SF dari aktivitas (4, 5) tetap berharga 5. Dengan

    demikian, maka SF limit= 1. Karena crash limitdari (1, 2) adalah 2, maka batas

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    51/105

    51

    penekanannya (compression limit) sama dengan nilai minimum crash limit

    dengan SF limitnya, yaitu min (2, 1) = 1.

    -duration dari proyek keseluruhan = 17

    - Ongkos baru = ongkos pada penjadwalan sebelumnya + ongkos penekanan

    waktu.

    = 580 + (18-17) 50

    = 630

    - Lintasan kritis tetap, yaitu (1, 2, 5)

    Karena aktivitas (1,2) ini masih merupakan aktivitas kritis terpilih untuk

    dipercepat, maka lakukanlah lagi perhitungan crash limit dan SF limit-nya,

    sehingga diperoleh penjadwalan baru sebagai berikut :

    - Duration dari proyek keseluruhan = 16

    - Ongkos = 630 + (17-16) 50 = 680

    - Lintasan kritis tetap, yaitu (1, 2, 5)

    Sekarang, aktivitas (1, 2) sudah tidak dapat dipercepat lagi karena telah

    mencapai crash limit-nya. Karena lintasan kritisnya tetap, yaitu (1, 2, 5), maka

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    52/105

    52

    tinggallah aktivitas (2, 5) yang harus dipercepat. Aktivitas (2, 5) ini mempunyai

    crash limit= 10 - 5 = 5. Dari penjadwalan yang terakhir kita lihat bahwa pada saat

    aktivitas (1, 2) ditekan sebanyak 1 satuan waktu,maka hanya ada satu aktivitas

    tidak kritis yang SF-nya berharga positif dan bekurang sebanyak 1 satuan waktu.

    Aktivitas tersebut adalah (4, 5), di mana SF-nya berkurang dari 5 menjadi 4. Maka

    tidak ada pilihan lain kecuali menetapkan bahwa SF limitnya adalah 4. Dengan

    demikian, compression limituntuk aktivitas (2, 5) adalah min (5, 4) = 4, dengan

    hasil penjadwalan baru sebagai berikut:

    - duration dari proyek keseluruhan = 12

    - Ongkos = 680 + (16-12) 60 = 920

    - Lintasan kritis ada dua, yaitu (1, 2, 5) dan (1, 3, 4, 5)

    Karena pada persoalan di atas crash limit-nya sama dengan 1, maka SF-

    limitnya dengan sendirinya tidak perlu dihitung.

    Penjadwalan baru dari hitungan ini adalah :

    - duration dari proyek = 11

    - Ongkos = 920 + (12-11) (60+10)

    = 990 Slope (2, 5), slope (4, 5)

    - Lintasan kritis tetap, yaitu (1, 2, 5) dan (1, 3, 4, 5)

    III.3. PENUTUP

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    53/105

    53

    Pada bagian penutup, diadakan tanya jawab dan diskusi baik antar

    mahasiswa dan dosen, dan juga mahasiswa antar mahasiswa. Untuk itu diberikan

    juga tugas sebagai bahan latihan mahasiswa di luar jam perkuliahan.

    Tugas/latihan untuk materi Perencanaan & Pengendalian Proyek Dgn CPM PERT

    adalah sebagai berikut:

    1.Apa yang dimaksud dengan total Float, jelaskan!

    2.Dari suatu proyek diperoleh data:

    Aktivitas Aktivitas yang telah dilalui

    (predecessor)

    Waktu penyelesaiana

    (duration)

    AB

    C

    D

    E

    F

    G

    H

    I

    J

    --

    A

    A

    B

    D,E

    D,E

    C,D,E

    C,D,E

    I,F

    64

    4

    6

    4

    6

    4

    10

    14

    12

    Buatlah diagram networknya dan tentukan lintasan kritis serta waktu

    penyelesaian proyek tersebut!

    PERKULIAHAN KE 6 DAN 7: PROGRAMA DINAMIS.

    SESI/PERKULIAHAN KE: 6 DAN 7

    TIK : Pada akhir perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu:1.

    Menjelaskan pengertian dan ide dasar programa dinamis.

    2. Menerapkan teknik pemecahan masalah dengan menggunakanprograma dinamis.

    Pokok Bahasan : Programa Dinamis

    Deskripsi singkat :

    Dalam pertemuan ini anda akan mempelajari persoalan keputusan denganmenggunakan programa dinamis termasuk pengantar dan karakteristik persoalanprograma dinamis, programa dinamis deterministik serta bagaimana caramenyelesaikan persoalan keputusan dengan menggunakan programa dinamistersebut.

    I. Bahan Bacaan:1.

    Dimyati,Tjutju Tarliah, Ahmad Operations Research, PT. Sinar Baru

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    54/105

    54

    Algensindo Bandung, 1999.2.Hillier and Lieberman, Introduction to Mathematical Programming, 1

    st

    edition, McGraw-Hill, 1991.3.Taha, Hamdy, Operation Research : An Introduction, Newyork : The

    MacMillan Co, 1985.

    II. Bahan Tambahan.1.Wagner, H.M. Principle of Operation Research, Englewood Cliffs, N.J :

    Prenntice-hall Inc, 1969.2.Wayne L.Winston, Operation Research: Application and Algorithms, 3rd

    edition, Duxbury Press, 1994.

    III. Pertanyaan Kunci/Tugas: Ketika anda membaca bahan bacaan berikut,gunakanlah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

    1.

    Apa yang dimaksud dengan programa dinamis?2. Carilah contoh persoalan yang dapat diselesaikan dengan menggunakan

    programa dinamis.

    IV. Tugas:1. Kapan metode programa dinamis dapat dilaksanakan? Dan berikan contohnya!

    2. 5 (Lima) orang perawat dalam 1 (satu) team kesehatan dari puskesmas Rindina harus

    ditempatkan di tiga balai pengobatan di kota Bandar jaya, dalam rangkamenyempurnakan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan, dan programa latihan.

    Tabel berikut ini adalah taksiran pertambahan umur (tahun orang) dalam satuan ribu

    untuk tiap balai pengobatan dan tiap alokasi team yang mungkin dilakukan. Berikut

    ukuran dari keefektifan ini ialah pertambahan umur (yaitu berapa tahun umur orang

    akan bertambah dengan adanya team tersebut).Jumlah tim yangdialokasikan

    Pertumbuhan umur (ribuan tahun-orang)Balai pengobatan

    1 2 3

    0

    1

    23

    4

    5

    0

    45

    3570

    90

    120

    0

    21

    2045

    75

    102

    0

    24

    5070

    120

    130

    Berapa team yang harus ditempatkan di tiap-tiap balai pengobatan, sehingga keefektifan

    total dari lima team itu dapat dimaksimumkan?

    IV.1. PENDAHULUAN

    Dalam perkuliahan mengenai programa dinamis ini akan dibahas

    mengenai pengantar dan karakteristik persoalan programa dinamis, programa

    dinamis deterministik, dan programa dinamis probabilistik serta bagaimana cara

    menyelesaikan persoalan keputusan dengan menggunakan programa dinamis

    tersebut. Materi yang disampaikan sangat berkaitan antara satu dengan yang

    lainnya, hal ini berguna dalam menghasilkan keputusan yang optimal dalam

    menyelesaikan persoalan keputusan suatu perusahaan.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    55/105

    55

    IV.2. PENYAJIAN

    PROGRAMA DINAMIS

    Programa dinamis adalah suatu teknik matematis yang biasanya digunakan

    untuk membuat suatu keputusan dari serangkaian keputusan yang saling

    berkaitan. Tujuan utama model ini ialah untuk mempermudah penyelesaian

    persoalan optimasi yang mempunyai karakteristik tertentu.

    Ide dasar programa dinamis ini ialah membagi persoalan menjadi beberapa bagian

    yang lebih kecil sehingga memudahkan penyelesaiannya.

    4.1. Pengantar Programa Dinamis

    Seorangsalesman harus berangkat dari satu kota ke kota lainnya. Di antara

    kota asal dan kota tujuan itu terdapat beberapa kota lain yang dapat digunakan

    sebagai tempat persinggahan sementara. Kota-kota yang dapat dilewati itu dapat

    digambarkan sebagai berikut :

    Data ongkos yang harus dibayar jika salesman itu meninggalkan kota i dan

    menuju ke kota j (cij) adalah sebagai berikut :

    2 3 4 5 6 7 8 9 10

    1 2 4 3 2 7 4 6 5 1 4 8 3

    3 3 2 4 6 6 3 9 4

    4 4 1 5 7 3 3

    Rute manakah yang dapat menimbulkan ongkos terkecil ?

    4 tahap (stage) yang harus di jalani untuk melakukan perjalanan dari kota (state)

    asal di 1 ke tujuan di 10.

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    56/105

    56

    Tetapkan variabel-variabel keputusan xn sebagai tempat-tempat

    persinggahan pada stage n (n = l, 2, 3, 4). Maka rute yang dijalani adalah

    1x1x2x3x4, di mana x4 adalah kota (state) 10 atau x4 = 10. Selanjutnya

    tetapkan pula variabel-variabel berikut :

    1. fn (s, xn) = ongkos total yang harus dibayar jikasalesman itu berada di kota s

    dan memilih xn sebagai tempat persinggahan berikutnya.

    2. Untuk s dan n tertentu, xn adalah nilai xn yang meminimumkan fn (s. xn).

    3. fn (S) = nilai minimum dari fn (s, xn) sehingga fn (s) = fn(S, Xn ).

    Tujuannya adalah untuk mendapatkan f1*(1) dengan cara mencari f4

    * (s),

    f3* (s), dan f2

    * (s), terlebih dahulu. Jadi, programa dinamis menyelesaikan suatu

    persoalan dengan melakukan perhitungan mundur walaupun untuk persoalan

    tertentu bisa dengan perhitungan maju.

    Solusi persoalan dengan satustage ini adalah:

    S F4*(S) X4*

    8

    9

    3

    4

    10

    10

    Hasil keseluruhan dari persoalan dengan duastage ini adalah :

    x3 f3 (s,x2) = csx3 + f4* (x3) f3* (s) x3*

    s 8 9

    56

    7

    49

    6

    87

    7

    47

    6

    89

    8

    Hasil selengkapnya dari persoalan dengan tiga stage ini adalah :

    x2 f1 (s,x2) = csx2 + f3* (x2) f1* (s) X2*

    S 5 6 7

    2

    3

    4

    11

    7

    8

    11

    9

    8

    11 11 3 atau 4

  • 7/22/2019 Bahan Ajar Riset Operasi

    57/105

    57

    Persoalan dengan 4 stage, ongkosnya adalah ongkos pada stage pertama

    ditambah dengan ongkos minimum berikutnya yaitu :

    x2 f1 (s,x2) = csx2 + f3* (x2) f1* (s) x1*

    s 2 3 4

    1 13 11 11 11 3 atau 4

    Dengan demikian, maka salah satu rute optimalnva adalah

    135810. Apabila salesman itu memilih x1 = 4, maka didapat dua rute

    optimum yang lain, yaitu 145810 dan146910. semuanya itu

    memberikan ongkos totat yang sama, yaitu f1*(1) = 11.

    4.2. KARAKTERISTIK PERSOALAN PROGRAMA DINAMIS.

    Salah satu cara untuk mengenal situasi yang dapat diformulasikan sebagai

    persoalan programa dinamis ini ialah dengan memperhatikan bahwa struktur dasar

    persoalan programa dinamis ini merupakan analogi dari persoalan salesman diatas.

    Berikut ini diberikan beberapa gambaran dasar yang menandai (menjadi ciri)

    persoalan programa dinamis :

    1. Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage, yang pada rnasing-

    masingstage diperlukan adanya satu keputusan.

    2. Masing-masing stage terdiri atas sejumlah stage yang berhubungan dengan

    stage yang bersangkutan.

    3. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap stage ditransformasikan dari

    state yang bersangkutan kestate berikutnya padastage yang berikutnya pula.

    4. Keputusan terbaik pada suatu stage bersifat independen terhadap keputusan

    yang dilakukan padastage sebelumnya.

    5. Prosedur pemecahan persoalan dimulai dengan mendapatkan cara (keputusan)

    terbaik untuk setiapstate daristage terakhir.

  • 7/22/2019 Ba