buku kebijakan ruu
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
1/186
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
2/186
B
A
B
l
REKONSTRUKSl
KEAMANAN
NASIONAL
Andi
Widjaja
nto
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
3/186
Dalam suatu sistem negara demokratis, ada
tiga perspektif dasar yang cenderung dijadikan
panduan untuk mewujudkan keamanan nasional.
Perspektif-perspektif tersebut menawarkan
beragam strategi, seperti (1 upaya untuk
melakukan !umanisasi perang yang ditawarkan
ole! kelorn- pok !umanitarian" (# upaya untuk
menegakkan aspek normatif-legal yang berpi!ak
kepada !ak asasi manusia" dan ($ upaya untuk
menciptakan ke- bebasan kembar bagi setiap
indi%idu yang ditawarkan ole! kelompok humansecurity.
Humanitarian
Perspektif pertama adala! perspekstif
!umanitarian. Perspektif ini berupaya untukmengurangi tingkat ke!ancuran perang dengan
cara menginisiasi metode-metode !umanisasi
perang yang di!arapkan akan dapat menjaga
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
4/186
keselamatan insani di wilaya!-wilaya!
pertempuran.
Per!atian utama dari penganut
perspektif!umanitarian adala! kese- lamatanmasyarakat sipil yang tidak terlibat di
pertempuran (noncombat ans) saat konflik
bersenjata terjadi. &eselamatan noncombatantsdilind-
ungi dengan menegakkan !ak moral dan legal
non-combatants sekaligus menyediakan bantuan
kemanusiaan.
&etentuan tentang !ak moral dan legal
non-combants pada dasarn- ya mengatur ba!wa
tindakan-tindakan aktor militer yang
mengakibatkan terjadinya trauma psikologis,
cedera fislk, serta kematian bagi masyarakat sipil
dipandang sebagai tindakan yang tidak
bermoral dan melawan !u- kum. 'ecara formal,
ketentuan tersebut diatur dalam beberapa
kon%ensi internasional, yaitu )ague *on%entions
(1+ dan 1, /ene%a *on%en- tions (1+0,
10, 1#, dan 1, Declaration of 't.
Petersburg (1+0+,
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
5/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
2 2
serta /ene%a *on%entions and t!e ir Protocols (2-11 (1.
&on%ensi-kon%ensi internasional tersebut
pada dasarnya mengatur tiga jenis perlindungan
bagi non-combatants (Deter, #, !.$13-$$.
Pertama, adanya praktek-praktek kekerasan
yang dinyatakan terlarang untuk dilakukan
seperti pembunu!an atau eksekusi massal,
penyiksaan fisik maupun mental, !ukuman fisik,
mutilasi, sandera, degradasi ke!or- matan
indi%idu, serta perbudakan dalam segala
bentuk. &edua, adanya perlakuan dan perawatan
k!usus bagi korban perang yang terluka, sakit,
atau terdampar di laut. &etiga, adanyaperlindungan k!usus bagi kelom- pok
masyarakat sipil tertentu, yaitu, perempuan dan
anak-anak, jurnalis, staf perta!anan sipil,
petugas kese!atan, ro!aniawan, tawanan
perang, serta ta!anan politik.
Perlindungan bagi non-combatantstersebut dilengkapi penguatan kapasitas
berbagai mekanisme internasiona l untuk
melakukan inter%ensi kemanusian. /agasan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
6/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
3 3
inter%ensi kemanusiaan yang bermula dari
pem- bentukan 2nternational *ommittee of t!e
4ed *ross di abad 1 ditindak- lanjuti paskaPerang Dunia 22 dengan pembentukan berbagai
institusi in- ternasional. lnstitusi pertama yang
terbentuk untuk melakukan bantuan
kemanusiaan adala! United Nations Relief and
Rehabilitation Administra- tion. 5rganisasi ini
dibentuk ta!un 1$ untuk membantu negara-negara 6ropa yang dilanda Perang Dunia 22 dan
mandatnya selasai pada ta!un
1. &eber!asilan 7844A menjadi inspirasi
pembentukan badan serupa di P99 seperti 5ffice
of t!e )ig! *ommissioner for 4efugees (78)*4
yang dibentuk ole! :ajelis 7mum P99 (13.
9adan-badan lain dibawa! P99 juga banyak
terlibat dalam aksi kemanusiaan global seperti
World )ealt! 5rgani;ation (W)5, 7nited
8ations 4elief and Works Agency (784WA,
7nited 8ations *!ildren
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
7/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
4 4
ganisasi masyarakat sipil global. 5rganisasi-
organisasi seperti 4ed *ross, *at!olic 4elief
'er%ices, Doctors Wit!out 9orders, World >ision,5?fam, dan *A46 memainkan peran signifikan
dalam pemberian bantuan kemanu- siaan di
daera!-daera! konflik (Anderson, 10 $0.
Penerapan inter%ensi kemanusiaan terutama
dilakukan untuk mer- ingankan beban
penderitaan korban-korban konflik. lnter%ensikemanu- siaan ini dilakukan dengan menerapkan
prinsip mid-war operations (@oe-
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
8/186
sc!er dan Dwoty 10" Widjajanto #a.
Prinsip ini -yang merupakan sala! satu
peruba!an dasar dari inter%ensi kemanusiaan di
dekade -an, meng!aruskan inter%ensi
kemanusiaan untuk tidak lagi bergerak di ling-
kungan pinggiran konflik bersenjata tetapi !arus
bisa mendekati titik sen- tral peperangan. )al ini
didasarkan pada kenyataan ba!wa korban sipil
dan potensi pelanggaran )A: terbesar ada di
pusat peperangan dan di lokasi tersebut tidak
ada yang bisa melakukan operasi penyelamatan
se- lain pi!ak ketiga. Dengan demikian, bentuk-
bentuk aksi kemanusian mini- malis yang !anya
menangani masala! defisiensi komoditas pokok
(com- modity-based humanitarianism) dianggap
tldak lagi memadai. Pergeseran ini
menyebabkan agen-agen aksi kemanusiaan
!arus bergerak di tenga!- tenga! desingan
peluru dan ini membuat mereka sebagai target
potensial dari kekerasan bersenjata yang tenga!berlangsung
5perasi kemanusiaan di daera! konflik
merupakan suatu tugas be- rat yang mendapat
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
9/186
per!atian besar dari beberapa badan
internasional. 78)*4,misalnya, tela!
menerbitkan suatu panduan operasi militerpada ta!un 13yang berjudul"A
UNHCRHandbook For he!ilitary n Humani-
tarian #erations$$. Panduan yang samajuga
tela! dipublikasikan ole! 2n- stitute for
2nternational 'tudies, 9rown 7ni%ersity pada
ta!un 1 den- gan judul"A %uide to &eace
'u##ort #erations$$. &edua panduan tersebut
pada dasarnya meng!endaki adanya sinergi
antara operasi militer yang dilakukan ole!
pasukan penjaga perdamaian ( dengan badan-
badan in- ternasional yang akan melakukan
inter%ensi kemanusiaan.
HakAs
asiM
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
10/186
anu
sia
Perspektif kedua untuk menciptakan
keamanan nasional adala! per- spektif !ak
asasi manusia. Perspektif ini berlandaskanpada definisi luas konsep keamanan yang
mencakup berbagai dimensi !ak-!akasasi
manu- sia. *iri k!as utama dari perspektif ini
adala! adanya jangkar aturan !u- kum dan
kon%ensi internasional yang digunakan untuk
meng!ilangkan masala!-masala! ketidakamananinsani. Perspektif ini meli!at ba!wa an- caman
utama bagi perdamaian adala! penolakan !ak-
!ak asasi manusia dan tidak adanya supremasi
!ukum (Donnelly, 1$" @auren,1+.
Penganut perspektif !ak asasimanusiaselain berupaya untuk mem-
perkuat kerangka legal normatif di le%elregional dan global, juga beru-
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
11/186
saha untuk mempertajam dan memperkuat
hukum hak asasi manusia serta sistemperadilan
di level nasional. Bagi mereka institusi
internasional merupakan titik sentral untuk
mengembangkan norma!norma hak asasi
manusia "ang pada akhirn"a akan
menimbulkan konvergensi di tingkat nasional
sesuai dengan standar!standar dan praktek!
praktek peradilan "ang terjadi di masing!masing
negara.
Penekanan akan pentingn"a hak asasi
manusia sebagai komponen
dasar human security sebenarn"a sudah berasal
sejak perjanjian &eaceof est#halia "angtertuang dalam #raktak $snabru%k dan
&unster '(4). #raktat ini tidak han"a mengakhiri
perang agama di *ropa dan +ormalisasi dari
prinsip kedaulatan negara tetapi juga
menandai diakuin"a hak!hak kelompok
minoritas ,agama- Krasner '///0 1ampson22 h.')!'/. 1ak!hak kelompok minoritas
menjadi topik utama politik internasional saat
oodro5 ilson mengkaitkan hak minoritas
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
12/186
dengan hakpenentuan nasib sendiri (self
determination). 6aminan +ormal tentang hak
minoritas ini diperoleh dengan adan"apengakuan 7iga Bangsa!Bangsa "ang memben!
tuk Komisi &inoritas untuk melakukan abritrasi
terhadap tuntutan!tuntut! an kelompok
minoritas akan pemenuhan hak mereka.
Pengakuan +ormal komunitas
internasional tentang hak!hak asasimanusia men%apai kulminasin"a saat
Perserikatan Bangsa!Bangsa ter!bentuk.
alaupun Piagam PBB tidak se%ara eksplisit
men%atumkan sub! stansi hak!hak asasi
manusia Piagam PBB berhasil menunjukkan
adan"a keterkaitan antara hak!hak asasi manusiadengan keamanan internasional serta perdamain
dunia. Keterkaitan tersebut mun%ul di
&ukadimah Pi! agam PBB serta Pasal ' 88 dan
8( Piagam PBB. Pembukaan Piagam PBB se%ara
lugas men"atakan $reaffirms faith in fundamentalhuman ri*hts in the
di*nity and +orth of the #erson in the e,ual ri*hts
of men and +omen and of nations lar*e and
small$.Pasal ' Piagam PBBjuga se%ara tegas
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
13/186
men"atakan bah5a tujuan pendirian PBB adalah$to deelo# friendly relations amon* na- tions
based on res#ect for the #rinci#le of e,ual ri*htsand self-determination of#eo#le Pasal ' Piagam
PBBjug a menetapkan bah5a tujuan PBB adalah
mendorong penghormatan terhadap hak asasi
manusia dan kebebasan! kebebasan
+undamentasl untuk seluruh umat manusia
tanpa membeda! kan rasjenis kelamin bahasadan agama. 9alam Pasal 88 dan 8( seluruh
anggota PBB mengikat diri dalam suatu
komitmen $to #romote the condi- tions of stabilityand +e/0-bein* +hich are necessary for #eaceful
and friendly
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
14/186
relations amon* nations based on res#ect for the
#rinci#le of e,ual ri*hts and self-determination of
#eo#les$.
&odifikasi formal ter!adap substansi !ak-!ak asasi manusia ak!irnya
ber!asil dilakukan dengan diadopsinya
Uniersal 1eclaration of Human Ri*hts :ajelis
umum P99 (1,+. Deklarasi ini memuat $prinsip-prinsip !ak asasi manusia, yang ole!
:orsink (1+ dikelompokkan dalam enam
kluster !ak, yaitu (1 !ak-!ak indi%idu, yang
mencakup antara lain !ak !id up,kedudukan
sama di mata !ukum,perlindungan ter!adap
perlakuan diskriminasi yang berbasis ras, etnik,jenis kelamin, atau agama" (#!ak-!ak legal, yang
mencakup antara lain akses untuk mendapatkan
perlindungan !ukum, serta !ak untuk
mendapatkan proses !ukum yang sa!, netral
dan imparsial" ($ kebebasan sipii, yang mencakup
kebebasan berpikir, berpen- dapat,danmenjalankan ibada! agamakepercayaan" (
!ak-!ak pemenu- !an kebutu!an dasar, yang
mencakup akses ke ba!an pangan, jaminan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
15/186
dasar kese!atan, dan terpenu!inya kebutu!an
!idup minimum" (3 !ak- !ak ekonomi, yag
mencakup !ak untuk bekerja, !ak rekreasi,serta!ak atas jaminan sosial" dan (0 !ak-!ak politik
yang mencakup !ak untuk dipili! dan memili!
dalam pemili!an umum serta !ak untuk
berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara.
Deklarasi 7ni%ersal tentang )ak Asasi
:anusia ini kemudian dileng- kapi ole! berbagaikon%ensi internasional yang lebi! operasional
(@aurren,
1+" Alston, 1#. &on%ensi-kon%ensi tersebutadala!
1. *on%ention on t!ePre%ention and
Punis!ment of t!e *rime of /en- ocide
(1+.
#. *on%ent ion relating to t!e 'tatusof4efugees (1,33.
$. 2nternational *on%ention on t!e6limination of All =orms of 4acial
Discrimination (103.. 2nternational *on%enant on *i%il andPolitical 4ig!ts (1,00.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
16/186
3. 2nternational *on%enant on 6conomic,'ocial, and *ultural 4ig!ts
(1,00.
0. *on%enant on t!e 6limination of All =ormsof Discrimination against
Women (1.
. Declaration on t!e 6limination of All=orms of 2ntolerance and of
Discrimination 9ased on 4eligion or 9elief(1+1 .
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
17/186
+. *on%ention against Borture and 5t!er
*ruel, 2n!uman, or Degrad- ing Breatment
and Punis!ment (1+.
. *on%ention on t!e 4ig!ts of t!e *!ild(1+.
lmplementasi dari kodifikasi formal tersebut
dilakukan dengan mengandalkan tiga instrumenuntuk mempromosikan human security (:ora%cik,
13. lnstrumen pertama adala! pemberian
sanksi kepada suatu kelompok domestik atau
ba!kan negara dengan menutup akses ke lalu
lintas serta pasokan barang, jasa, serta modal
internasional. 'anksi ini perna! diberikan ole!P99 kepada 4!odesiaACimbabwe (100-1
untuk kasus proklamasi unilateral regim 'mit!,
Afrika 'elatan selama masa apart- !eid, lrak
untuk kasus in%asi &uwait (1, serta )aiti
untuk kasus kudeta enderal *edras (1$-1
(Do?ey, 10. lnstrumen kedua adala! ma-nipulasi opini publik untuk menyorot kebijakan
dan praktek negara yang melanggar prinsip-
prinsip uni%ersal !ak asasi manusia. lnstrumen
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
18/186
kedua ini dilakukan ole! badan-badan
interansionalyang bergerak di bidang !ak asasi
manusia sepert 78 )uman 4ig!ts *ommission,Amnesty 2nternation- al, )uman 4ig!ts Watc!,
dan juga organisasi-organisasi masyarakat sipll
lokal. lnstrumen ketiga adala! kooptasi ter!adap
kerangka legal formal di suatu negara. )al ini
dilakukan dengan melakukan reformasi !ukum
na- sional sesuai dengan prinsip-prinsipuni%ersal tentang !ak asasi manusia. &ooptasi
ter!adap sistem !ukum nasional bisa dilakukan,
misalnya, den- gan menjadikan kon%ensi-
kon%ensi internasional tentang !ak asasi ma-
nusia sebagai sumber !ukum yang menjadi
bagian dari jurisprudensi dan statuta !ukumnasional.
Human Security
Perspektif ketiga untuk menciptakan
keamanan nasional adala! per- spektif !uman
security.&aji literatur tentang human security
akan menem- patkan @aporan 7nited 8ations
De%elopment Program (78DP tentang Human
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
19/186
1eelo#ment Re#ort 1 sebagai titik awal
kemunculan termi- nologi Human 'ecurity
(78DP,1. Dalam laporan tersebut,78DPuntuk pertama kalinya menggunakan
terminologi human security sebagai upaya untuk
mencapai kebebasan kembar (t+in freedoms)
yaitu kebebasan dari rasa takut dan kebebasan
untuk dapat memenu!ikebutu!an !idup.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
20/186
Perspektif ini memberikan definisi yang
ekspansif bagi konsep kea- manan yang
meliputi dimensi ekonomi, kese!atan, pangan,
lingkungan !idup, indi%idu, komunitas, serta
politik. Perspekfif inijuga meli!at anca- man
utama bagi !uman security adala! kemunculan
isu-isu transnasional seperti )2>-A2D',
penyelundupan obat terlarang, terorisme,
kemiskinan global, serta degradasi lingkungan
!idup. lsu-isu ini cenderung tidak da- pat
diselesaikan secara lokal se!ingga dibutu!kan
suatu cara pandang serta kerjasama global baru
untuk mengatasinya.
Dalam arena diplomasi internasional,
konsep human security semakin gencar digulirkan.
Di sesi k!usus :ajelis 7mum P99 ta!un 13,
bersa- maan dengan acara '5ta!un P99, Perdana
:enteri DepangBomiic!i :uray- ama
merekomendasi human security sebagai strategi
baru P99. )al serupa dilakukan ole! :enteri @uar8egeri &anada @loydA?wort!y yang memberi
penekanan kepada program-program untuk
mengurangi ketidak-amanan manusia (!uman
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
21/186
insecurity yang muncul saat ada konflik
bersenjata (D=A2B, 1. Dalam pandangan
A?wort!y, human security adala! jaminan ataskeamanan indi%idu yang pencapaiannya
ditopang ole! Piagam P99, Deklarasi 7ni%ersal
)akAsasi :anusia, serta &on%ensi enewa.
7sa!a &anada menggulirkan konsep
human security juga didukung ole! antara lain
8orwegia yang bersama-sama membentuksuatu Human 'ecurity &artnershi#. &emitraan ini
merumuskan sembilan agenda human security
yaitu ranjau darat, pembentukan 0nternational
Criminal Court)akAsasi :anusia, )ukum
)umaniter lnternasional, perlindungan
perempuan dan anak-anak di kontlik bersenjata,
buru! anak, proliferasi senjaja kecil dan ringan,
serta tentara anak-anak.
Dili!at dari tradisi pemikiran, perspektif
pembangunan lebi! dekat dengan pemikiran
strukturalis yang menekankan pentingnya
upaya un- tuk meng!ilangkan sebab-sebab dasar
konflik seperti ketidak-adilan dan ketimpangan
sosial di sistem internasional ()ampson et.al.,
##, !.1+. Perspektif ini juga lebi! dekat dengan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
22/186
konsepsi 78DP tentang human se- curity yang
tertuang dalam laporan Human 1eelo#ment
Re#ort 1 yang menjadikan konsepsipembangunan sebagai strategi utama untuk me-
ningkatkan !uman security.
Pembangunan merupakan sala! satu solusiklasik yang ditawarkan
untuk meng!ilangkan instabilitas sosial-politik.&onsep paska Perang
Dunia 22 ini berkembangkan menjadi konseprekonstruksi negara paska
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
23/186
perang di ta!un 13-an. Di dekade 10-an
konsep pembangunan terkait dengan program
pemerinta! yang terencana berdasarkan tiga
kurun waktu pendek, menenga! panjang yang
mengutamakan proses industrialiasi dan
in%estasi infrastruktur. Di dekade 1-an
seiiring den- gan merebaknya krisis ekonomi
dunia yang dida!ului ole! krisis minyak global,
konsep pembangunan lebi! berasosiasidengan
upaya untuk me- menu! i kebutu!an dasar,
pengurangan kemiskinan, serta redistribusi
pendapatan. Pergeseran cukup mendasar
terjadi di dekade 1+-an ke- tika konsep
pembangunan lebi! ditujukan untuk melakukan
peruba!an struktural ekonomi makro negara
dengan cara melakukan perimbangan anggaran
belanja negara serta neraca perdagangan,
efisiensi pengeluaran disektor publik, serta
peng!apusan subsidl. 'aat ini, konsep
pembangu- nan didominasi ole! upaya untukmeng!ilangkan kemiskinan ekonomi serta
kesenjangan sosial melaluipertumbu!an
eknonomi yang didasarkan pada in%estasi dan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
24/186
penerapan kemajuan ilmu pengeta!uan dan
teknologi (6lson, 1,!.3.
8amun, sejara! menunjukkan ba!wapembangunan ekonomi tidak
selalu membawa masyarakat ke ara! keamanan
dan perdamaian.7ntuk meng!ilangkan
kesenjangan antara pembangunan dan
perdamaian,kea- manan !arus ditempatkan
sebagai tujuan eksplisit dari pembangunan.
&ondisi ketidakamanan bagi negara dan bangsa
selalu menjadi!ambatan utama pembangunan
di banyak negara. Dika suatu negara berusa!a
ke- luar dari lingkaran setan dimana instabilitas,
kriminalitas, kemiskinan, dan kekerasan komunal
saling memperkuat satu sama lain,maka
pembangu- nan dan keamanan !arus didekati
secarasimulatan.
'trategi simultan antara pembangunan
dan keamanan tela! terus menerus dilakukan
ole! P99. 9outros 9outros-/!ali (1# dan
&ofi An- nan (1, !. ,, misalnya, tegas
menyatakan ba!wa ada keterkaitan erat antara
kemiskinan, kesenjangan sosial, dan konflik.
'trategi simultan glob- al yang tela! dilakukan
pada dasarnya merupakan fusi dari dua agenda
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
25/186
pembangunan pembangunan berkelanjutan
(sustainable deelo#ment) dan pembangunan
manusia (human deelo#ment) ()ampson et.al.,##, !. 13#-$.
&onsep pembangunan berkelanjutan
diperkenalkan ole! 9rundt- land *ommission.
&omisi ini mendesak negara-negara dunia untuk
segera menjadikan pelestarian lingkungan
sebagai bagian integral dari agenda
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
26/186
Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
Pertama negara memberikan hak kepada
aktor militer untuk tumbuh menjadi satu!
satun"a aktor legal "ang melakukan
akumulasi kekuatan bersenjata. Konsekuensi
logis dari akumulasi ini adalah han"a aktor militer
"ang dapat menangkal aksi!aksi kekerasan
bersenjata "ang mengan%am suatu negara.
Kedua saat aktor militer mengakti+kan +ungsi
keamanan! n"a ia memang diarahkan untuk
menjelma menjadi leviathan "ang pro+e! sional.
aat leviathan beraksi maka tidakbisa
diharapkan bah5a sang aktor akan
mengindahkan kaidah!kaidah moral "ang
berlaku.Namun aksi pe! n"elematan negara inimenjadi suatu keharusan dan karena itu aktor
mi! liter dilatih untuk dapat menggunakan segala
%ara "ang dipandang perlu.
Namun kajian tradisional tersebut tidak
menja5ab masalah "ang
berkaitan dengan jenis aktor keamanan "angharus berperan jika an%aman terhadap negara
sama sekali tidak melibatkan aksi kekerasan
bersenjata. &asalah ini bisa dipe%ahkan dengan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
27/186
Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
dua %ara. ;ara pertama dilakukan dengan
meletakkan aktor militer sebagai satu!satun"a
aktor keamanan (super a%tor"ang harus dapatmenerapkan beragam strategi untuk me!
nangkal semua bentuk an%aman. Namun
karena aktor memang pakar dalam melakukan
aksi kekerasan bersenjata maka entitas lni
%enderung untuk menggunakan strategi!strategi
represi+.;ara kedua dilakukan den! ganmenugaskan aktor keamanan utama negara
untuk mengembang! kan berbagai derivasi
aktor keamanan untuk mengatasi karakter
multi! dimensional konsep keamanan.
Perluasan konsep dan aktor keamanan ini
sebenarn"a merupakangagasan dari kaum constructivist. Kaum
constructivist ini mengembang! kan %riti%al
se%urit" studies "ang memandang konsep
keamanan sebagai suatu konsep +leksibel "ang
tergantung dariproses securitization "ang di!
lakukan aktor keamanan terhadap ob"ek
keamanan. imon 9alb" '//
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
28/186
Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
dominasi aktor politik dan militer dalam
kerangka kerja keamanan negara. Keith Krause
'//
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
29/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
buru-buru mengeskalasi suatu isu menjadi isu
keamanan. 'uatu isu !anya dapat dikategorikan
sebagai isu keamanan jika isu tersebut meng!ad
irkan ancaman nyata (e2istential threats) ter!adap
kedaulatan dan keutu!an te- ritorial negara. lsu
keamanan jug a !anya akan ditangani ole! aktor
militer jika ancaman yang muncul disertai
dengan aksi kekerasan bersenjata dan tela! ada
kepastian ba!wa negara tela! mengeksplorasi
semua kemung- kinan penerapan strategi non-
kekerasan.
:etode konstrukti%is tersebut merupakan
metode yang lebi! dapat diterima untuk
menjalankan strategi keamanan nasional.
Dengan de- mikian, seperti usulan kaum
konstrukti%is, negara perlu membentuk ker-
jasama lintas departermen dan lintas lembaga
(inter-a*ency coo#eration). &erjasama tersebut
diara!kan untuk memperkuat kapasitas institusi
sipil untuk mengatasi secara dini masala!-masala! keamanan non-militer dan
mempersiapkan kemampuan teknis angkatan
bersenjata untuk secara proporsional menggelar
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
30/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
operasi militer selain perang. 5perasi militer se-
lain perang ini digelar sebagai tugas perbantuan
angkatan bersenjata un- tuk mengisi lobang-lobang teknis yang tidak dapat ditutup ole!
institusi
sipi
i.
&emunculanstrategi !umanitarian
mengara!kan negara untuk lebi! mengutamakan
perlindungan keselamatan warga negara
terutama saat konflik bersenjata merebak di
suatu wilaya!. Perlindungan warga nega- raole! negara menjadi per!atian 0nternational
Commission on 0nteren- tion and 'tate
'oerei*nty (2*2''. &omisi yang diketuai ole!
/aret! 6%ans dan :o!amed 'a!noun ini
berupaya untuk meng!entikan perdebatan
tentang !ak negara untuk melakukaninter%ensi kemanusiaan dengan
memperkenalkan konsep Ekewajiban untuk
melindungiE (res#onsibility to #rotect) (2* 2'',
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
31/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
#1, !.1. &onsep Ekewajiban untuk
melindungiEmeng- !aruskan negara untuk
melakukan e%aluasi terutama untuk melindungikomunias tertentu dari pembunu!an massal,
melindungi perempuan dari kekerasan seksual
massal, serta melindungi perempuan dan
anak- anak dari bencana kelaparan massal.
7ntuk melakukan Ekewajiban untuk melindungiE
negara !arus mengembangkan kapasitasinstitusional agar dapat mengimplementasi tiga
bentuk operasional dari strategi Ekewajiban untuk
melindungi
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
32/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
'4 '4
9erdasarkan kebutu!an untuk menciptakan
suatu sistem keamanan nasional, naska! 477
&eamanan 8asional yang diinisiasi ole!
Departeman Perta!anan menawarkan tuju!
substansi pengaturan keamanan nasional, yaitu
(1 6mpat Dimensi &eamanan 8asional" (#
Dewan &eamanan 8a- sional( ($ /radasi
&eadaan 9a!ayaDarurat" ( Pengaturan
&ewenangan Politik dan 5peras ion al di sektor
keamanan nasional" (3 )irarki &ebijakan
&eamanan 8asional" (0 Pelibatan Aktor
&eamanan 8asional, serta ( Pen- gawasan
&eamanan 8a isonal.
'ubstansi pertama dalam 477 &eamanan8asional adala! pengatu-
ran tentang dimensi keamanan nasional. 477
&eamanan 8asional berpijak dari suatu kerangka
teoritik ba!wa terminologi keamanan nasional
meru- pakan konsep utama dalam sistem
keamanan nasional. 'ecara akademik, keamanandipandang sebagai konsep multidimensional
yang memiliki empat dimensi yang saling
berkaitan, yaitu dimensi perta!anan negara,
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
33/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
'8 '8
dimensi stabilitas dalam negeri, dimensi ketertiban
publik, dan dimensi keselamatan insani. 6m pat
dimensi tersebut !arus menjadi bagian integraldari sistem keamanan nasional dengan tidak
meng!ilangkan kemungki- nan pengembangan
sistem-sistem nasional lain yang dikembangkan
ole! negara yang dapat dipergunakan untuk
memeca!kan masala! keamanan di dimensi-
dimensi yang spesifik dalam tingkatan eskalasiyang lebi! ren-
da!.
Pengembangan sistem-sistem nasional lain
terutama berlaku untuk dimensi-dimensiketertiban publik dan keselamatan insani.
7ntuk ting- katan eskalasi yang renda!,
masala!-masala! yang muncul di dimensi
ketertiban publik dan keselamatan insani
di!arapkan dapat diselesaikan dengan
mengaplikasikan kebijakan dan strategi yangdikembangkan ole! instansi-instansi fungsional
dalam sistem-sistem lain. lsu-isu keamanan
yang berada dalam dimensi ketertiban publik,
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
34/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional
'( '(
misalnya, se!arusnya dapat diatasi ole! berbagai
kebijakan dan strategi politik nasional, !ukum
dan peradilan nasional, serta ekonomi nasional.Dengan logika yang sama, isu- isu keamanan
yang berada dalam dimensi keselamatan insani,
se!arusnya dapat diselesaikan dengan
menerapkan kebijakan dan strategi keseja!ter-
aan nasional, ekonomi nasional, kese!atan
nasional, atau pendidikan na- sional.Perluasan cakupan kerja sistem keamanannasional ke dalam empat
dimensi keamanan nasional ditujukan untukmembangun suatu sistem
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
35/186
nasional yang efektif dan efisien, yang
meng!indari adanya suatu cakupan kerja yang
tumpang-tindi! antar instansi pemerinta!.
Perluasan cakupan kerja juga ditujukan untuk
meningkatkan profesionalisme aparat kea-
manan nasional dengan memberikan cakupan
kerja yang spesifik dalam suatu kerangka kerja
sistemik yang koko!.
'ubstansi kedua 477 &eamanan 8asionaladala! pembentukan De-
wan &eamanan 8asional (D&8. Dalam
pengelolaan sistem keamanan na- sional yang
terdiri dari beragam aktor keamanan, Presiden
dibantu ole! D&8. D&8 merupakan perangkatkepresidenan yang berfungsi membantu
Presiden untuk (1 menentukan masala!-
masala! yang dapat dikategori- kan sebagai
masala! keamanan nasional" dan (#
merekomendasikan al- ternatif kebijakan dalam
menangani masala! keamanan nasionaltersebut. D&8 diketuai ole! Presiden dengan
keanggotaan dari pemerinta! dan non-
pemerinta!. Anggota D&8 terdiri dari Wakil
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
36/186
Presiden, :enteri Perta- !anan, :enteri @uar
8egeri, :enteri Dalam 8egeri, :enteri
&e!akiman, Daksa Agung dan kepala lembaga-lembaga intelijen (928 dan lembaga- lembaga
yang menjalankan fungsi intelijen. Anggota-
anggota D&8 ini diangkat dan diber!entikan
ole! Presiden.
9erdasarkan rekomendasi kebijakan yangdibuat ole! D&8, Presiden
dapat menggunakan institusi-institusi yang
suda! ada (seperti B82, P5@42, lembaga-
lembaga intelijen, dan departemen-departemen
untuk me- nangani masala! keamanan nasional,
ataujika diperlukan Presiden dapat membentuk
unit pelaksana operasi keamanan nasional
(e2ecutin* a*en- cies) yang bersifat ad !oc.
'yarat-syarat pembentukan unit pelaksana ad
hoc perlu diatur secara tegas dan rinci. 7nit
pelaksana operasi perta!anan dan keamanan
negara tersebut merupakan instrumen
pelaksana kebija- kan keamanan nasional.
'ubstansi ketiga 477 &eamanan 8asionaladala! /radasi &eadaan
9a!ayaDarurat. /radari ini perlu diatur
mengingat masala!-masala! kea- manan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
37/186
nasional dapat bereskalasidari situasi normal ke
situasi perang. 6s- kalasi konflik ini dapat terjadi
untuk lima tingkatan eskalasi, yaitu situasinormal, krtsis, konflik terbukaperang, situasi
pemuli!an, dan stabilisasi. 'istem keamanan
nasional yang baik akan membangun
mekanisme dan prosedur kerja yang spesifik
untuk masing-masing tingkat eskalasi.
:ekanisme dan prosedur kerja tersebutdapat dikembangkan den-
gan menetapkan keadaaan darurat yangberbeda-beda untuk masing-
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
38/186
masing tingkat eskalasi konfllk. Penetapan
keadaan tertib sipil, darurat, slpll, darurat militer,
dan darurat perang perlu dirumuskan secara
rinci un- tuk memperjelaskan perluasan dan
normalisasi peran negara.
'elain itu, mekanisme dan prosedur kerjakeamanan nasional perlu
juga dikembangkan dengan memper!atikanfungsi-fungsi keamanan yang akan
diutamakan digelar di tiap-tiap tingkatan
eskalasi. =ungsi- fungsi keamanan tersebut
meliputi fungsi peringatan dini, cega! tangkal,
penindakan, pemuli!an, dan stabilisasi. =ungsi
peringatan dini dan cega! tangkal se!aruslebi! diutamakan saat tingkatan eskalasi konflik
masi! be- rada dalam tingkatan normal atau
krisis. =ungsi penindakan terpaksai dlan- dalkan
saat eskalasi konflik meningkat ke ara! konflik
terbuka dan perang. =ungsi pemuli!an dan
stabilisasi !arus segera dilakukan saat pl!ak-pl!ak yang berkonflik sud a! bersepakat untuk
meninggalkan metode kekerasan dan masuk ke
ta!ap perdamaian.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
39/186
'ubstansi keempat 477 &eamanan8asional adala! kewenangan
politik dan operasional dalam sistem
keamanan nasional. 'istem kea- manan
nasional bukanla! suatu sistem yang dapat
diselenggarakan !anya ole! satu fungsi dan
dilaksanakan ole! satu instansi. Pengelolaan
negara modern memerlukan sekaligus diferensiasi
struktur,spesialisasi fungsi, dan kompetensi
instrumen pelaksana. 'ebagai
penanggungjawab keamanan nasional, Presiden
dibantu ole! beberapa departemen
pemerinta!an, termasuk, tetapi tidak semata-
mata, Departemen Perta!anan. Penyeleng-
garaan keamanan nasional juga melibatkan
keikutsertaan Departemen Dalam 8egeri,
Departemen @uar 8egeri, dan beberapa
departemen lain. lnstrumen yang digunakan
untuk itu dapat berupa diplomasi, intelijen,
penegakan !ukum, !ingga kekuatan militer.
Pengaturan tentang aktor keamanan
nasionaljuga !arus dapat se-cara tegas memisa!kan antara pejabat politik
pemegang tanggung jawab politik dengan
pimpinan instansi keamanan nasional yang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
40/186
merupakan pejabat karir dan memegang
tanggung jawab operasional. 'etiap instansi
keamanan nasional dip impin ole! seorangpejabat karir yang berasal dari lingkungan dalam
instansi tersebut. Pimpinan instansi keamanan
nasional ini adala! Panglima B82, &apolri, &epala
928, para kepala dinas-dinas inteli-jenyang
tersebar di berbagai instansi, dan para
kepalaAketua unit di de- partemen teknis yangterkait dengan penanganan isu keamanan
nasional. 'eluru! pimpinan instansi keamanan
nasional ini merupakan pemegang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
41/186
tanggung jawab operasional yang memiliki
kewajiban untuk mengimple- mentasikan
kebijakan keamanan nasional.
:asing-masing pimpinan instansikeamanan nasional tersebut !arus
ditempatkan dibawa! kendali pejabat politik
yang memegang tanggung jawab dan
akuntabilitas politik. Pejabat politik ini ditunjukole! Presiden dan bertugas unntuk
merumuskan kebijakan-kebijakan keamanan
na- sional yang sesuai dengan cakupan kerja
masing-masing instansi. Penun-jukan pejabat
politik ini selain ditujukan untuk meningkatkan
legitimasi politik pelaksanaan fungsi keamanannasional, juga untuk meng!indari politisasi dan
pelibatan politik para pimpinan instansi
keamanan nasional. )al ini penting untuk diatur
agar tercipta kemandirian pimpinan instansi
keamanan nasional dari proses tarik menarik
politik yang terjadi di bidang keamanan nasional.Pejabat politik bidang keamanan nasional
ini terdiri dari beberapa %ariasi jabatan. :enteri
Dalam 8egeri merupakan pejabat politik yang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
42/186
bertanggung jawab atas perumusan dan
pelaksanaan kebijakan stabilitas dalam negeri"
:enteri @uar 8egeri merupakan pejabat politikyang ber- tanggung jawab atas perumusan dan
pelaksanaan kebijakan luar negeri 2ndonesia"
:enteri Perta!anan merupakan pejabat politik
bidang perta- !anan negara. &etiga menteri
utama bidang keamanan nasional tersebut dapat
juga didampingi ole! pejabat politik intelijennasional yang dijabat ole! seorang kepala
lembaga koordinator intelijen nasional.
:ekanisme serupa dapatjuga diterapkan untuk
menetapkan pejabat politik untuk &e- polisian
8egara dengan menetapkan seorang pejabat
politik yang mem- impin suatu komisi kepolisiannasional yang bertanggung jawab atas pe-
rumusan dan penerapan kebijakan kepolisian
nasional.
'ubstansi kelima adala! tentang !irarkikebijakan keamanan nasion-
al. &eberadaan beragam aktor keamanan
nasional tersebut perlu disertai dengan !irarki
kebijakan keamanan nasional yangjelas.
Presiden dan D&8 !arus memberikan
panduan umum kebijakan keamanan nasional
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
43/186
dengan menetapkan &ebijakan 7mum
&eamanan 8a- sional dan 'trategi &eamanan
8asional di awal masa kepresidenannya. Didimensi perta!anan negara, Presiden memiliki
kewajiban untuk menetap- kan &ebijakan 7mum
Perta!anan 8egara, yang ole! :enteri
Perta!anan dioperasionalkan dalam bentuk
&ebijakan Penyelenggaraan Perta!anan 8egara.
Dua kebijakan politik tersebut diterjema!kanole! Panglima B82
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
44/186
Bab
I:
Rek
onstruksi
Kea
ma
nan
Nas
ional
sistem keamanan nasional dikenal dengan
sebutan Epengawasan berla- pisE (multi-layered
oersi*ht). Fang dimaksud dengan pengawasan
berlapis adala! sistem pengawasan konsentrik
yang dilakukan ole! berbagai dinas atau instansi
di mana secara berurutan pengawasan yangdilakukan ole! sebua! dinas menjadi cakupan
pengawasan lapisan dinas berikutnya. Pen-
gawasan berlapis seperti ini dilakukan dengan
menempatkan pengawasan ter!adap aktor
keamanan nasional di titik pusat lingkaran
dengan tujuan menjamin dan meningkatkanakuntabilitas politik, !ukum dan keuangan.
Pengawasan berlapis ini terdiri dari empat
lapisan, yaitu pengawasan me- lekat di dalam
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
45/186
instansi keamanan nasional, pengawasan
eksekutif, penga- wasan parlemen, !ingga
pengawasan ole! masyarakat sipil.
Titik DebatRUUKeamananNasional
Polemik tentang Draft 4ancangan 7ndang-
7ndang &eamanan 8a- sional yang terjadi
antara Departemen Perta!anan dan :abes B8 2
dengan P5@42 terfokus pada tiga titik debat
utama, yaitu (1 restrukturisasi organ- isasi
instansi keamanan nasional, terutama tentang
penempatan organisa- si P5@42 di bawa! suatu
departemen tertentu" (# pelibatan B82 di dimensi
non-perta!anan negara yang dipandang
sebagai perluasan kewenangan B82 ke wilaya!
kerja P5@42"dan ($ gelar operasi militer satuan
B82 tanpa prosedur pengera!an yang
melibatkan Presiden dan DP4.Debat di ruang publik menunjukkan ba!wasubstansi yang se!arusn-
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
46/186
ya menjadi tiang utama 477 &eamanan
8asional luput dari per!atian publik. 'ubstansi
tersebut adala! sistem keamanan nasional.'istem kea- manan nasional menyediakan
instrumen bagi negara untuk mengambil
langka!-langka! strategis untuk menjaga
kedaulatan negara, integritas teritorial, serta
keselamatan bangsa dari segala bentuk
ancaman.Dnst- rumen tersebut disiapkan ole!
Dewan &eamanan 8asional (D&8 yang bekerja
berdasarkan suatu tata laksana pengelolaan
keamanan nasional. Dal am forum D&8 inila!
Presiden memba!as alternatif-alternatif tanggap
strategis yang !arus diambil untuk
menyelesaikan masala!-masala! kea- manannasional.
'e!arusnya,perdebatan utama tentang 477&eamanan 8asional leb-
i! difokuskan untuk mencari bentuk sistem
keamanan nasional yang dibu- tu!kan 2ndonesia
dalam proses proses transisi regim politik dan
demok-
'
/
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
47/186
Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
23
tian seperti itu perlu disusun dengan
memper!atikan kapasitas politik nasional,
dinamika !ubungan antarnegara di kawasan
tertentu maupun global, demokrasi, !ak-!ak
asasimanusia serta norm a, kaida!, dan !ukum-
!ukum internasional. &onsep maupun modalitas
tersebut perlu ditempat- kan dalam konteks dan
perspektif yang tepat se!ingga memberi
peluang bagi pendayagunaan instrumen
negara dan sekaligus menjamin perlind- ungan
kepada kepentingan masyarakat baik
sebagai kelompok maupun perorangan.
Pertimbangan kedua, dari sudut politik
perumusan 77 &eamanan8asional merupakan kebutu!an mendesak
untuk mengatur kembali per- an dan posisi
institusi-institusi yang bertanggung jawab untuk
mewujud- kan sistem keamanan nasional. Dalam
sistem politik demokrasi, keamanan nasional tidak
lagi semata-mata menjadi wilaya! kekuasaannegara secara eksklusif tetapi menjadi wilaya!
bersama dari aktor-aktor yang lebi! luas. 5le!
karena itu , perlu adanya pengaturan tentang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
48/186
Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
23
keamanan nasional yang mencerminkan
kepentingan aktor-aktor (stake!olders yang
lebi!luas.
Pertimbangan ketiga berkaitan dengankerangka legal. 77 &eamanan
8asional diperlukan untuk( (1mengoperasionalkan ketentuan 77D 13
Pasal $" (# menutup ketidakkonsistenan dan
sekaligus menyelaraskan regulasi-regulasi yang
menyangkut perta!anan dan keamanan
negara seperti tertera di 77 8o. #A## tentang
P5@42 dan 77 8o. $A## tentang Perta!anan
8egara, 77 8o. $A# tentang B82, dan 77 8o
1A#11 ten- tang lntelijen 8asional" dan ($
mengisi sebagian kekosongan !ukum di bidang
keamanan nasional.
9erdasarkan tiga pertimbangan strategistersebut, 77 &eamanan 8a-
sional merupakan simpul strategis yang
dbutu!kan negara untuk mem- bentuk sistem
keamanan nasional yang integratif dalam suatusistim politik yang demokratis. 77 &eamanan
8asional dibutu!kan untuk memberikan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
49/186
Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
23
pedoman yang jelas ter!adap ara! gerak
instansi-instansi keamanan na- sional.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
50/186
R
E
F
E
R
E
N
S
I
Alston, P!ilip, (ed.. heUnited Nations and
Human Ri*htsA CriticalA##rais3
al (5?ford 5?ford 7ni%ersity Press, 1#.
Anderson, :ary 9. E)umanitarian 8/5s in
*onflict 2nter%ention
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
51/186
(8ew Fork( 78 Department of Public
2nformation, 1.
9outros-/!ali, 9outros.An A*enda for &eace-
&reentie 1i#lomacy&eace- makin* and
&eacekee#in* Re#ort of the'ecretary-
%eneral.78 /A54 '*54, t! 'ess.,
Preliminary @ist 2tem 1, at 33, 78 Docs,
AAA#G 'A#11 (1,,#.
9rown, *!ris. 0nternational Relations heoryNe+ Normatie A##roaches
(8ew Fork (*olumbia 7ni%ersity Press, 1#H.
9u;an, 9arry (et.al.H. 'ecurityA Ne+ Frame+orkfor Analysis (@ondon( @ynne
4ienner, 1,,+.
*lausewit;, *arl %on. n ar (1+$$, $ >olumes.,
6d. dan terj. :ic!ael )ow- ard dan Peter
Paret. (Princeton( Princeton 7ni%ersity
Press, 1,0.
Dalby, 'imon. E*ontesting an 6ssential *oncept
4eading t!e Dilemma in *ontemporary
'ecurity DiscourseE dalam &rause, &eit!
dan Williams, :.*. (eds.H, Critical 'ecurity
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
52/186
'tudies Conce#t and Cases (@ondon( 7*@
Press, 1H.
Department of =oreign Affairs and 2nternational
Brade (D=A2B, Human 'e- curity'afety for
&eo#le in a Chan*in* orld (5ttawa D=A2B,
1,,,H.
Deter, 2ngrid. he 4a+ of ar (*ambridge (
*ambridge 7ni%ersity Press,#H.
Donnelly, ack. 0nternational Human Ri*hts(9oulder, *olorado West%iew
Press, 1$H.
2
4
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
53/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan
negara yang memiliki kapasitas aksi secara
global. )al ini tentu saja akan memiliki
konsekwensi yang sangat besar bagi terciptanya
keamanan dan ketidakamanan baik dalam
tataran lokal, nasional, maupun global.
9erbagai perkembangan di atas,tentunya, juga membawa
konsekwensi yang sangat besar dan tinggi bagipema!aman menyeluru! ter!adap istila!
keamanan, ancaman dan kebijakan keamanan
baik dalam lingkup nasional dan internasional.
9erbagai !al di atas pula la! yang tela!
menciptakan polemik berkelanjutan tentang
477 &eamanan 8asional (&amnas selama ini.:engingat berbaga i pro-kontra yangterjadi
di masyarakat,pertanyaan penting yang rele%an
bukan la! semata-mata perlu atau tidaknya
kita memiliki perangkat regulasi dan penataan
kebijakan keamanan nasional yang terpadu
namun akan lebi! terfokus untuk menjawabpertanyaan yang jau! lebi! penting yakni,
bagaimana kita dapat memaknakan dua konsep
(keamanan nasional dan ancaman keamanan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
54/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan
nasional di atasdalam konteks kekinian di
2ndonesia dan bagaimana rele%ansinya dengan
pro- kontra 477 &eamanan 8asional kitabeberapa ta!un belakangan iniI
Bulisan singkat ini mencoba untukmenyoroti problematika definisi,
!akikat dan rele%ansinya dengan pro-kontra
penyusunan 477 &amnas dan perlunya prinsip
ke!ati-!atian dalam menyusun regulasi dan
penataan kebijakan keamanan nasional sesuai
dengan dinamika keamanan lokal, nasional dan
internasional.
K
e
am
anan
De!inisi" #akikat $an rele%ansinya$alam ke#i$u&an nasional5
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
55/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan
'ecara etimologis konsep keamanan
(security) berasal dari ba!asa latin "securus" (se
J cura) yang bermakna terbebas dari ba!aya,terbebas dari ketakutan (free from dan*er freefrom fear).&ata ini juga bisa bermakna dari
gabungan kata se (yang berarti tanpawit!out
dan curus (yang berarti
$uneasiness). 'e!ingga bila digabungkan kata ini
bermakna $liberation from uneasiness or a
#eaceful situation +ithout any risks or threats$.6
8 Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dimuat dalam
buku ?#rans+ormasi 9alam tudi 1ubungan Internasional:>ktor 6su dan &etodologt? 2
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
56/186
Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na
ementara itu dalam berbagai literatur ilmu 1ubun
para sarjana 1ubungan lnternasional berargumen
keamanan merupakan sebuah "contestedconce#t$$.Pendekatan tradisional
"ang didominasi oleh mashab Realisme
men"atakan bah5a konsep keamanan
merupakan sebuah kondisi "ang terbebas
dari an %aman militer atau kemampuan suatunegara untuk melindungi negara!bangsan"a
dari serangan militer "ang berasal dari
lingkungan eksternal (the absence of a
military threat or +ith the #rotection of the
nation from e2ternal oerthro+ or attack)7
ejalan dengan pemahaman di ataskapabilitas militer suatu negara
untuk mempertahankan diri merupakan
sebuah keharusan. 1al senada juga
diungkapkan alter 7ippmann misaln"a "ang
men"atakan bah5a?
a nation issecureto the e2tent to +hich it isnot indan*er of hain* to sacrifice core alues if it
+ishes to aoid +ar and is able if challen*ed to
maintain them
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
57/186
Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na
by ictory in such a +ar"8 :edangkan >rnoldol+ers memaknakan konsep
keamanan sebagai berikut? 'ecurity in any
ob5ectie sense measures the absence of threats
to ac,uired alues and in a sub5ectie sensethe
absence of fear that such alues+ill be attacked"
Kendatipun beberapa %ontoh de+inisikeamanan di atas menunjukkan
persamaan dalam hal kebebasan terhadap
an%aman!an%aman militer namun konsepsi diatasjuga se%ara jelas mengindikasikan
perbedaan "reterenr'v atau aktor keamanan
individual nasional atau internasional.e%ara
tradisional konsep keamanan selama ini
memang han"a merujuk pada si+at an%aman
"ang bersi+at militer semata sehinggaresponn"a pun han"a bersi+at militer serta
han"a mem+okuskan pada unitBaktor negara.
ejalan dengan perkembangan!
perkembangan "ang begitu %epat
"ang terjadi dalam hubungan internasional
Barr" Bu=an "ang merupakan tokoh penggerakpendekatan "the +idenin* 'chool/the+iderner"
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
58/186
Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na
9alam Se.:urityDialoue. Col.33.No.4. hlm.
4+rika "ang tergabung dalam $rgani=ation +or>+rian Anit" $>A "ang diselenggarakan
pada tahun '//' telah pula memberikan
artikulasi baru terhadap konsep keamanan
"akni:
he conce#t of security *oes
beyond military considerations. 0t
must be construed in terms of the
security of the indiidual citi6ens to
lie in #eace +ith accessto basic
necessities of life +hile fully
#artici#atin* in the affairs of his/hersociety in freedom and en5oyin* all
fundamental human ri*hts. 77
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
60/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan
32
9alam konteks ini hirauan utama
pembahasan keamanan baik tradisional dan
non!tradisional juga menga%u pada de+inisian%aman terhadap keamanan. Ri%hard Allman
misaln"a mende+inisikan an%aman keamanan
sebagai berikut:
$. .. a threat to national security isan
action or se,uence of eents that (7)
threatens drastically and oer a
relatiely brief s#an of time to
de*rade the ,uality of life for the
inhabitants of a state or (8)
threatens si*nificantly to narro+
the ran*e of #olicy choices aalaible
to the *oernment of a state or to
#riate non- *oernmental entities
(#ersons *rou#scor#orations) +ithin
the state$ '3F
9engan demikian %akupan derajat dan
spektrum keamanan dan an%aman keamanan
pun telah berubah se%ara signi+ikan. Berbagai
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
61/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan
33
hal inilah "ang kemudian harus diakomodasi
se%ara terpaduutuh dan terukur
I l Bu=an Barr" '//
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
62/186
dalam berbagai regulasi dan kebijakan
keamanan nasional dewasa ini, k!ususnya di
2ndonesia.
'ro(KontraRUU Keamanan Nasional Dilemaantara 'roblematika$an
K
ebutu#a
n)
Polemik yang selama ini terjadi di tenga!
masyarakat mengenai 477 &eamanan 8asional
(477 &am8as pada dasarnya terjadi
diakibatkan belum matangnya, setidaknya !alini terjadi karena belum disepakatinya berbagai
istila! mendasar di atas. Problema definisi,
!akikat dan tujuan keamanan nasional,
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
63/186
misalnya, merupakan bukti kuat betapa
sulitnya mencari kesepakatan dari berbagai
aktor keamanan (baik militer, polisi danmasyarakat sipil lainnya.
Penyusunan 477 &amnas, padadasarnya, merupakan bagian
dari kebijakan pemerinta! dimana lebi!
menekankan pada penataan regulasi kebijakan
dan perumusan, serta imp lementasi kebijakan
dan strategi keamanan nasional dalam
menciptakan lingkungan keamanan yang
sesuai dengan kepentingan (keamanan
nasional. Pada titik inila!, persoalan lain
mengemuka dimana belum terfomulasikannya
kepentingan (keamanan nasional secara utu!
dan terpadu. &epentingan (keamanan nasional
juga akan menjadi pijakan ara! bagi
kebijakan pemerinta! dalam menciptakan suatu
kondisi politik nasional dan internasional yang
sesuai untuk perlindungan nilai - nilai dan
kepentingan %ital nasional dari berbagai
ancaman fisik dan non fisik yang berasal dari
lingkungan internal dan eksternal. Absennya
formulasi kepentingan (keamanan nasional ini
la! yang kemudian menjadi titik awal
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
64/186
penolakan sebagian besar elemen masyarakat
ter!adap 477 &amnas dan ba!kan kalangan
masyarakat sipil mencurigai adanya kepentingan-kepentingan tersembunyi Pemerinta! dalam
menggagas 477 ini.'4
Dalam konteks ini, 477 keamanannasional akan melibatkan
berbagai spektrum kebijakan publik dari
beragam interaksi kebijakan dimana di
dalamnya mencakup kerja sama serta
persuasi, !ingga kepada penggunaan
pendekatan dengan kekerasan. Arti penting
suatu
'47ihatberbagai reaksi kalangan mas"arakat sipil terhadappenolakan RAA Kamnas dalamberbagaimedia %%rak nasional
dalam b%berapabulan t%rkahir ini.
3
2
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
65/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
33
kepentingan nasional, tingkatan dari suatu
ancaman, serta kapabilitas suatu negara akan
dikombinasikan dalam menentukan aksi apa
yang akan dipili! serta kebijakan seperti apa
yang akan digunakan sebagaimana (akan
tergambar dalam 77 &eamanan 8asional.13
7ntuk meng!asilkan suatu 77 keamanan
nasional yang kompre!ensif tentunya
dibutu!kan pema!aman menyeluru!
ter!adap berbagai dimensi keamanan itu
sendiri baik dari kalangan pemerinta!,
parlemen dan masyarakat sipil lainnya. lsu
berikutnya yang juga dapat (dan tela!
berpotensi menjadi sorotan masyarakat adala!yang terkait dengan sifat ancaman. 'ecara
tradisional, dimensi ini menyoroti ancaman yang
bersifat militer, namun berbagai perkembangan
nasional dan internasional sebagaimana disebut
di atastela! menguba! pula sifat ancaman
menjadi jau! lebi! rumit.Dengan demikian, persoalan ancaman
keamanan menjadi jau! lebi! kompre!ensif
dikarenakan menyangkut pula aspek-aspek
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
66/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
34
lain seperti ekonomi, sosial-budaya, lingkungan
!idup dan ba!kan isu-isu penting lainnya yang
sangat dikedepankan ole! !ampir semuakalangan masyarakat sipil seperti demokratisasi,
dan )A:. &!usus mengenai dua isu terak!ir ini
masyarakat berpandangan ba!wa 477&amnas
dapat menjadi alat bagi negara untuk
memaksakan ke!endak 8egara dan menekan
masyarakat dalam menjalankan !ak-!ak sipilnya.Al!asil, sebagaimana dikemukakan Peter*!alk, fenomena global
kontemporer diwarnai ole! Efenomena abu-
abuE (%reyArea &henomena). =enomena ini
secara longgar dapat didefinisikan sebagai
Eancaman- ancaman ter!adap keamanan,
stabilitas nasional dan internasional yang
diakibatkan dari proses-proses interaksi aktor
negara dan non negaraE10K =enomena abu-abu
ini pula la! yang kemudian menimbulkan
multitafsir dan polemik berkepanjangan
mengenai beberapa pasal dalam 477
&amnas yang terkait dengan ancaman
keamanan nasional.'
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
67/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
38
'81al ini misaln"a terlihatdari dra+t RAA Keamanan Nasional 9ra+t
$ktober 2'2 dimana men"ebutkan spektrum dan sasaran an%aman
keamanan nasional tanpa mernberikan penjelasan yang utuh dan
terukur dan aturan tentang hal ini akan diberikan dalamKeputusan Presiden Tentunya hal ini akan sangat rawan terhadap
pen"ele5engan dan atau setidakn"a interpretasi sub"ekti+ "ang akan
diberikan institusi negara t%ntang an%aman kearnanan nasional.
7ebih jauh haG ini justru akan membaha"akan keamanan nasional
"ang sesungguhn"a.
'( ;halk Peter 2.Non military security an lobalorer.$E+ord: $E+ord Aniversit" Press.
'
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
68/186
Persoalan yang jau! lebi! rumit mengemuka
tatkala draft 477 &amnas ini menyatakan
ba!wa ancaman-ancaman yang dapat
memba!ayakan keamanan nasional akan diatur
tersendiri dalam &eputusan Presiden.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
69/186
bersifat militeristik sepatutnya digeser ole!
pendekatan-pendekatan non- militer seperti
ekonomi, politik, !ukum dan sosial-budaya.6lemen berikutnya yang mungkin jugaakan mengara!kan kita pada
polemik ini adala! unsur-unsur keamanan
nasional. 9agi para pengusung konsep keamanan
tradisional, negara adala!
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
70/186
baru baik dalam tataran indi%idual maupun
global yang perlu dilindungi. 8ilai-nilai baru in i
antara lain peng!ormatan pad a )A:,demokratisasi, perlind ungan ter!adap lingkungan
!idup dan upaya-upaya memerangi keja!atan
lintas batas (transnational crime) seperti misalnya
perdagangan narkotika, money
ancaman bersenjata dan an%arnan tidak bersenjata Ancamanterakhir ini kemudian menimbulkan
multita+sir "ang ra5an disele5engkan oleh negara unruk memaksakan
kehendakn"a.
') 7ihat p%nj%lasan dalarn %atatan kaki no.6.
3
4
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
71/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan
38
launderin* dan terorisme.
Perlindungan ter!adap nilai-nilai baru di
atasmenjadi titik puncak mengemukanya
keamanan non-tradisional dalam konteks
global yang kini patut menjadi per!atian
utama dari institusi negara. 'ebagaimana tela!
ditekankan ole! 78DP (sejak 1 lalu dalam
Human 1eelo#ment Re#ort yang menyatakan
ba!wa
"he conce#t of security must thus
chan*e ur*ently in t+o basic
+ays-from an e2clusie stresson
national security to a much *reaterstress on #eo#le security from
security throu*h armaments to
security throu*h human
evelopment':"
Dalam konteks ini, negara di!arapkandapat menjamin nilai-nilai keamanan di atas
dan justru bukan menjadi sumber masala!
bagi perlindungan ter!adap nilai-nilai tersebut.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
72/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan
3(
)alinila! yang dikritisisebagian besar
masyarakat (sipii terkait dengan beberapa pasal
dalam 477 &amnas yang ber!ubungandengan &enyelen**araan" &en*elolaan
$an &elaksanaan keamanan nasional. @ebi!
jau! ketiga istila! ini memiliki pemaknaan
yang masi! sangat kabur. 9a!kan ketiga
istila! ini saling tumpang tindi! terkait
dengan wewenang dan cakupan implementasikebijakan keamanan nasional.L
'enutu&
Dari uraian di atas,kita dapat menarik
kesimpulan ba!wa mengingat perkembanganglobal yang kini sedang melanda dunia,
definisi, isu maupun agenda keamanan patut
dijawab secara multidimesional. 5le!
karenanya pema!aman menyeluru! ter!adap
!akekat, prinsip, tujuan keamanan nasional
dan berbagai opsi kebijakan dan
penyelesaian berbagai persoalan keamanan
yang tertuang dalam agenda dan 477
keamanan nasional tidak !anya cukup dengan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
73/186
Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan
3n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N
42
ri*hts= (b Pemberdayaan perempuan sebagai
lndikator Human 1eelo#ment 0nde2 ()D2"
(c Burunnya kualitas !id up manusia dalambidang-bidang seperti kese!atan, pendidikan,
sandang, pangan, dan papan" (dBingginya kritik
internasional atas sulitnya kita mengembangkan
sikap !armoni dalam ke!idupan antar
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
88/186
ras, suku bangsa dan umat beragama" (e
Bingginya potensi pemaksaan aturan tata
pemerinta!an yang baik (good go%ernance,
!omogenitas aturan perdagangan, upa! buru!,
dan kom itmen bag i liberalisasi ekonom i,
sebagai indikator bantuan ekonomi luar negeri"
(f :erebaknya blok-blok ekonomi regional
yang berpotensi memperlema! kedaulatan
nasional" (g serta Bingginya subsidi di negara-
negara maju ter!adap produk-produk
pertaniannya.
&edua,ancaman yang berbajuBerorisme.
'elain politisasi isu terorisme itu sendiri yang
membuat stigma 42 sebagai sarang Beroris,negara asing juga secara tidak langsung
mengambil manfaat dari tingginya potensi
konflik !ori;ontal di dalam negeri kita, dengan
mengalirkan senjata ke berbagaidaera! konflik,
k!ususnya di 2ndonesia 9agianBimur.
&etiga, ancaman yang berbajukriminalitas, berupa keja!atan lintas negara
yang terorganisir, yang dikenal dengan nama
ransnational r*ani6ed Crime (B5*, yang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
89/186
dapat diklasifikasikan dalam keja!atan
8arkotika" penyelundupan dan perdagangan
manusia" pencucian uang" korupsi"penyelundupan pekerja migran"
penyelundupan senjata" serta perompakan di
laut.
&eempat, ancaman yang berbajukewilaya!an,sebagaimana terbukti
dari rentannya stabilitas keamanan batas
wilaya! dengan negara- negara tetangga"
tingginya pelangaran atas Cona 6konomi
6ksklusif (C66 2ndonesia" kurangnya perjanjian
bilateral untuk mengatasi B5*" lambannya
kemampuan memanfaatkan kemajuan di
bidang teknologi dan informasi dalam
memerangi B5*" serta tingginya mobilitas
penduduk yang memuda!kan terjadinyaB5*.
&elima, ancaman yang berbajukeamanan global, sebagaimana
suda! diconto!kan dengan dukungan media
internasional dari berbagai kalangan di dalam
negeriAmerika 'erikat atas kekuatan oposisi didalam negeri 2ran, :esir, dan 'uria!, baik
melalui dukungan ekonomi dan politik, termasuk
melalui mekanisme Dewan &eamanan P99.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
90/186
)asilnya, kredibilitas negara sasaran menjadi
rusak di dalam dan luar negeri, se!ingga
memuluskansanksi yang tidak manusiawi.&eenam, ancaman yang berbajulingkungan !idup, seperti
pengrusakan lingkungan !idup ole!
!ultinational Cor#orations (:8* dengan
menggunakan teknologi yang tidak terdeteksi,
serta keengganan negara-negara besar
mendukung kon%ensi internasional di
bidang
4
'
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
91/186
Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N
42
lingkungan !idup seperti kesepakatan-
kesepakatan &BB 9umi dan 'orlSummit on Sustainable Development (W''D.
Dari kumpulan masala! diatas, tergambar
ba!wa &amnas ternyata mencakup masala!-
masala! yang sangat kompleks, dan bukan
lagi merupakan wilaya! kerja B82 dan Polri
semata, karena semuanya langsung maupun tidaklangsung mengancam keutu!an 8&42
Ancaman Keamanan $an Kebi-akanKeamananNasional
9erdiskusi tentang 477 &amnas tidakdapat dilepaskan dari latar belakang la!irnya
BAP :P4 8o. >2 dan 8o. >22 Ba!un #
tentang pemisa!an B82 dan Po lri. Dalam
waktu singkat, timbul kesadaran di sebagian
pemangku kepentingan &amnas ba!wa
pemisa!an B82 dan Polri yang diikutipemisa!anan perta!anan dan keamanan
sebagaimana diamanatkan dalam kedua BAP
tersebut tidakla! sepenu!nya tepat. )al ini
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
92/186
Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N
43
dapat dikaji dari uraian berikut ini, secara
=ilosofis dan secara :anajerial.
Pertama, secara filosofis 477 &amnasmembagi keamanan nasional
ke dalam empat butir yaitu (i keamanan
indi%idu, (ii keamanan publik, (iii keamanan
negara dan (i% perta!anan negara. Pembagian
semacam ini, selain menyulitkan ilmuwan untuk
mendefinisikan &amnas sesuai dengan
kepentingan nasional 2ndonesia, sekaligus
menjawab ter!adap persoalan di bidang
keamanan nasional yang berkembang
sedemikian kompleks.
)arus diakui ba!wa memang belum adasatu pema!aman yang
baku di masyarakat internasional mengenaidomain &amnas ini. 'ebagai conto!, di Amerika
'erikat misalnya, pada sepulu! masa jabatan
presiden biasanya terla!ir sepulu! kebijakan
&amnas.1 Akan tetapi esensi yang dapat ditarik
adala! tujuan keamanan nasional adala!
mengamankan kepentingan nasional. Daripengertian tersebut terungkap ada dua kata
kunci yaitu kepentingan nasional dan
pengamanannya. &amnas itu sendiri berurusan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
93/186
Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N
44
dengan pi!ak luar. 'eperti dinyatakan ole!
Donald 6.
8uec!terlein berikut ini( the national interest-onthe other han"- "eals iththe eternal environment. 2
1 Kenyataan ini termuat dalarn www whiteh o usego!
2 trateg" and or%e Planning a%ult"Naval ar ;ollege Jtrateg"and or%e PlanningJ Ne5port RI.
'//(
1al. I/.
http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/ -
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
94/186
&epentingan nasional pada dasarnya
adala! rangkuman aspirasi suatu bangsa di
bidang politik,ekonomi dan militer.9erdasarkan
sifatnya, kepentingan nasional dapat
diklasifikasikan ke dalam dua bentuk besar,
yaitu kepentingan nasional yang kekal dan
kepentingan nasional yang dapat beruba!-uba!
sesuai dengan perkembangan waktu. Dari dua
klasifikasi itu, biasanya kepentingan nasional
akan dibagi-bagi dalam strata yang mencakup
keduanya.
Adapun strata kepentingan nasional
secara lengkap, beberapa a!li strategi berbeda
pendapat. :enurut 4ic!mond :. @loyd,
kepentingan nasional dikelompokkan dalam
strata (l ital ii secondary (iii mar*inal dan (i%
#eri#heral. 'edangkan menurut Donald :.
'now dan Dennis :. Drew,kepentingan
nasional terdiri atasstrata (i surial (ii ital(iii
ma5or dan (i%#eri#heral.7 Dari sisiakademis,tidak ada yang keliru dari perbedaan pendapat
antara @loyd dan Drew, karena strata mana
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
95/186
yang digunakan pada ak!irnya kembali pada
!irauan masing-masing indi%idu.
Dalam konteks 2ndonesia, !ingga saat inibelum terdapat rumusan
yang rinci mengenai kepentingan nasional
berdasarkan stratanya, baik pada
tingkatan
bilateral, regional, maupun global. Walaupun
terdapat informasi dalam dalam alinea keempat
Pembukaan 77D 13, dokumen ini baru
memuat cita-cita bangsa, dan belum
menggapai kepentingan nasional itu sendiri.
Dikaitkan dengan 477 &amnas,pertanyaannya adala! tepatka!
filosofis keamanan nasional yang dibagi
berdasarkan empat butir tersebutI :enurut
!emat kami,filosofis pembagian tersebut
belum akurat karena terkesan ingin membagi
keamanan nasional berdasarkan tanggung
jawab, dan belum bertolaklebi! mendalam
seperti tingkat keterikatannya dengan kondisi
geografis 2ndonesia.
'ecarafilosofis,pembagian tanggungjawab &amnas berdasarkan
Epembagian la!anE belumla! akurat, karena
apabila kita menyimak praktik &amnas di
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
96/186
Amerika 'erikat misalnya, yang terjadi adala!
pelibatan semua aktor pada aspek kebijakan
maupun aspek operasional. 'ebagai
3 Pemikiran Ri%hmond &. 7lo"d diadopsi se%ara luas oleh A
Nav" ter%errnin dalam buku berjudul8unamental o& 8orce
lannin- sedangkan pemikiran 9onald &. no5 dan 9ennis &.
9re5 diadopsi s%%ara luas ol%h A >ir or%e s%p%rti dalam buku
berjudul 9a+in Stratey !ntrouction $o1ational Security
rocesses an roblems. 7lo"d adalah Pro+essor pada National
e%urit" 9e%ision &aking 9epartment ANaval KCar;ollegeNe5port Rl. >dapun 9onald &. ne5 %lan 9ennis& 9re5 adalah
pengajar di A>ir or%e.
4
3
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
97/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
conto!, perang melawan terorisme tidak saja
melibatkan aktor-aktor di bidang !ukum dan
militer seperti Departemen Perta!anan,
Departemen &e!akiman dan =92, akan tetapi
juga melibatkan lembaga lainnya seperti
Departemen &euangan, Departemen lmigrasi
dan 8aturalisasi, Departemen Perdagangan dan
lain sebagainya.
:enurut !emat penulis, secara filosofis&amnas 42 !endaknya
memper!atikan kondisi geografis 2ndonesia
sebagai negara kepulauan. 'ebagai negara
kepulauan yang mempunyai 1. pulau,
2ndonesia juga mempunyai $ A@&2 yangmerupakan jalur perlintasan bangsa lain. lbarat
ruma!, ada ruangan-ruangan dalam ruma!
bangsa 2ndonesia yang setiap !arinya dilewati
ole! orang lain atas nama !ukum
internasional. )ukum internasional itu sendiri
memang pada satu sisi mengakui 2ndonesiasebagai negara kepulauan, akan tetapi sebagai
konsekuensinya meng!aruskan kita
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
98/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
menyediakan sebagian dari perairan nasional
bagi kepentingan na%igasi pi!ak-pi!ak lain.
:engapa secara filosofis keamanannasional !arus memper!atikan
kondisi geografisI &arena di situla! sala!
satu aspek !idup matinya suatu negara
bangsa. 7ntuk 2srael misalnya, &amnas negara
ini sangat dipengaru!i cara pandang dirinya
atas negara-negara disekitarnya yang !ampir
semuanya memusu!i dirinya, ba!kan berupaya
untuk meng!ilangkan eksistensinya. Di situla!
alasan mengapa betapa pentingnya 42
membangun pemikiran tentang &amnas yang
berakar di 2ndonesia, dengan tidak menafikan
apa yang berkembang di negara lain dalam isu
yang sama. )arus dipa!ami ba!wa &amnas tiap
negara adala! berbeda, yang antara lain
disebabkan ole! faktor geografis. :engingat
&amnas negara kita !idup dalam sebua! negara
kepulauan, maka sektor laut !endaknya menjadi
pijakan awalnya.
&edua, secara manajerial, para konseptor477 &amnas ini !endak
meng!indari terjadinya duplikasi dengan
undang-undang yang suda! ada sebelumnya,
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
99/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
k!ususnya 77 8o. $ Ba!un ## tentang
Perta!anan, 77 8o.$Ba!un # tentang B82
dan 77 8o.#Ba!un ## tentang Polri. 7ndang-undang &amnas ba!kan dimaksudkan sebagai
perajut di antara ketiga perundangan terkait,
namun tidak berarti 77 &amnas nantinya akan
menjadi undang-undang payung karena
!irarki perundang-undangan saat ini tidak
mengenal !al demikian.4'angat disadari ba!wa untukmenerjema!kan &amnas kedalam
4. 7ihal Andang!undang No. 6$ #ahun 24tentant4Pembentttkan PeraturanPerundang!undangan.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
100/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab Ill: Persepsi >n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N
4( 4(
Bagaimana dengan aspek
pengorganisasianL &asalah
pengorganisasian sebenarn"a tidak terlalu
sulit apabila konstruksi Kamnas dan
ke5enangan "ang melekat pada aktor!aktor
terkait tertata dengan baik dan bukan
berdasarkan pada ?pembagian lahanJJ. alah
satu kelemahan utama dalam konstruksi
keamanan nasional saat ini adalah adan"a
?pembagian lahan? padahal lsu!isu keamanan
terus berkembang dan kian rumit. Ketika
Indonesia masih sibuk dengan pola ?pembagian
lahan? negara!negara lain justru sudah
menggunakan pendekatan lintasIembag a.
Kata kun%i dari pengorganisasian "ang
baik adalah adan"a sikap politik pemerintah
dan kemampuan manajerial pemerintah sendiri
dalam menata konstruksi keamanan nasional.
9i masa lalu meskipun belum sepenuhn"ademokratis namun pemerintah memiliki sikap
"ang tegas dalam men"ikapi isu!isu keamanan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
101/186
Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab Ill: Persepsi >n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N
4< 4n%aman Keamanan Nasional dan penmusan Kebijakan Keamanan Nasional.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
121/186
9alam berbi%ara mengenai K>&N>sampai dengan saat ini masih
belum terdapat adan"a konsesnsus tentangde+inisi dan %akupan dari terminolog"
Keamanan Nasional. 9alam menentukan kinerja
keseluruhan konsep Keamanan Nasional "ang
diterapkan perlu untuk lebih dahulu dijabarkan
dengan jelas tentang apa "ang dimaksudkan
dengan an%aman terhadap keamanan nasional.
&engingat akan beragam pengertian dan
%akupan pembahasan tersebutpemikiran "ang
sejalan dengan ken"ataan dan perkembangan
adalah bah5a K>&N> merupakan salah
satu +ungsi dasar "ang harus dikembangkan
oleh negara dalam melindungi kedaulatann"a
dan dalam memberikan jaminan rasa aman
bagi setiap individu "ang ada dalam negara dari
berbagai bentuk an%aman.
Pembukaan Andang!Andang 9asar '/48
telah merumuskan tujuan nasional "angmengaskan bah5a negara melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia memajukan kesejahteraan umum
men%erdaskan kehidupan bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan ikut serta
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
122/186
melaksanakan ketertiban dunia. 9alam
me5ujudkan tujuan nasional tersebut negara
mempun"ai dua ke5ajiban "ang+ sekaligusmenjadi dasarBalasan keberadaan negara dilihat
dari aspek kontrak sosial antara rak"at dan
mas"arakat. 9eengan demikian keamanan
nasional adalah salah satupilar dari keberadaan
negara.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
123/186
Kepentingan keamanan nasional selalu
berubah tetapi se%ara umum keamanan nasional
sering dilihat dari dua pandangan "aitu0
Pertama issue atau threatbase" national security"ang melihat keamanan nasional dari rnasalah!
rnasalah atau an%aman!an%aman militer dan nir!
militermisaln"a an%aman militer negara lain
invasi terorisme gangguan separatismepemberontakan bersenjata dan lain
sebagain"a. Kedua keamanan nasional juga
bisa dilihat dari perspekti+ interestbase"national security. 1al ini terkait dengankepentingan "ang harus dipenuhi untuk
men%apai tujuan nasional tersebut misaln"amempertahankan integritas 5ila"ah dan
kedaulatan Indonesia melindungi demokrasi
dan pluralisme dan lain sebagain"a. Pandangan
kedua ini lebih bersi+at mendasar dan jangka
panjang. Namun harus ditegaskan bah5a sulit
untuk memisahkan kedua pandangan tersebut.ebagai %ontoh kepentingan
mempertahankan integritas 5ila"ah dan
kedaulatan dapat teran%am oleh
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
124/186
pemberontakanbersenjata atau pluralisme
"ang menjadi landasan keberadaan negara
dapat teran%am oleh radikalisme golongan danagama "ang se%ara aktual terjadi.
7ebih lanjut istllah keamanan nasional
memang masih menimbulkan perdebatan baik
se%ara akademis maupun se%ara praktis.
Kajian!kajian dibidang keamanan dan strategis
tel ah sejak lama di5arnai oleh perbedaanparadigma tentang keamanan nasional.
Namun pada dasarn"a tanpa harus
menjabarkan lebih rin%i tentang perbedaan
paradigma "ang ada dapat dikatakan bah5a
perdebatan tentang keamanan nasional akan
berkisar pad a0 Keamanan bagi siapaL Keamanan
dari apaL 9an Bagaimana memenuhi
kepentingan keamanan tersebutL
6a5aban atas ketiga pertan"aan tersebut
sangat sub"ekti+. Keamanan
bagi negara belum tentu keamanan bagi
individu dan atau kelompok. >n%aman bahkan
bisa sipersepsikan se%ara berbeda oleh
kelompok atau entitas "ang berbeda. 7ebih
jauh bahkan suatu masalah bisa dianggap
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
125/186
menjadi keamanan nasional bagi suatu
kelompok dan negara tetapi bukan merupakan
suatu an%aman bagi individu atau mas"arakat.$leg sebab itu implikasi dari perbedaan
persepsi tersebut adalah keamanan nasional
menjadi konsep "ang sangat lentur karena
berbagai masalah berpotensi dapat dianggap
sebagai masalah keamanan nasional.
ementara itu jika kita memperhatikan literatur revie5 rbagai kajian di bidang keamananstrategis dan kajian
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
126/186
Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
demokrasi, terdapat adanya dikotomi yang saling
bertolakbelakang antara keamanan (security
dengan demokrasi. Di satu sisi, jika concern
tentang security meningkat, tentunya !altersebut
akan berimplikasi mengorbankan demokrasi,
ba!kan mengorbankan )A: dan konstitusi.
'ebaliknya jika concern tentang demokrasi lebi!
diprioritaskan, tentunya !altersebut akan
berimplikasi mengorbankan pertimbangan-
pertimbangan security. 5le! sebab itu, perlu
menjadi per!atian bersama ba!wa dalam
menjalankan roda berbangsa dan bernegara,
kita !arus senantiasa menemukan titik !armoni
antara concern keamanan nasional, denganconcern demokrasi dan konstitusi. Bentu saja
kita semua menginginkan negara yang aman,
namun tentunya !al tersebut tidak dengan
mengorbankan demokrasi, )A: dan &onstitusi.
Berkaitdenganupayauntukmenatakembalim
asa la!penyelenggaraankeamanan nasional, 477 &amnas diajukan ole!
pemerinta! untuk diba!as di DP4. 477
&amnas di!arapkan dapat menciptakan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
127/186
Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
sinergi diantara para stake!olders di bidang
perta!anan, keamanan, dan penegakkan !ukum.
Da lam !al pelaksanaan dari &A:8A' terdapatbanyak aktor-aktor dibidang &eamanan
8asional, yang diantaranya mellputi" B82,
P5@42, lntelijen, 9ea dan *ukai, *oast /uard,
dan lmigrasi. 8amun dalam draft rancangan
tersebut terdapat 0 !al krusial yang menjadi
sorotan publik dan berpotensi ter!adapterjadinya 9udicial Reie+ ter!adap 477tersebut
dikemudian !ari.
Pertama, dari sisi terminologi, judul477 tersebut E&eamanan
8asionalE mengundang kerancuan tersendiri.
Prinsip umum tata urutan perundangan
menggariskan ba!wa perancangan 7ndang-
7ndang !arus senantiasa mengacu dan
mendasari pada urutan ketentuan yang lebi!
tinggi, yaitu ter!adap &onstitusi (77D 13.
7ndang-7ndang Dasar 13 tidak mengenal
penggunaan terminologi &eamanan 8asional.
Adapun terminologi yang dikenal dan digunakan
dalam rumusan 7ndang-7ndang Dasar 13
adala! E&eamanan 8egara
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
128/186
Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
mengundang pandangan ba!wa 477 ini tidak
konsisten dengan &onstitusi77D 13. @ebi!
lanjut, Pasal + 77 8o. 1Ba!un # ttgPembentukan Peraturan PerundangNundangan
menyatakan ba!wa :ateri muatan yang !arus
diatur dengan 7ndang-7ndang berisi !al-!al
yang
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
129/186
8( 8(8
menatur lebih lan;ut +etentuan
3n"an3n"an Dasar1eara
*epubli+ !n"onesia $ahun /5
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
130/186
8< 8epolisian 1eara
*epubli+ !nonesia- sebaai +e+uatan
utama- an ra+yat- sebaai +e+uatan
penu+un
$entara 1asional !nonesia teriri
atas n+atan Darat- n+atan
?aut- an n+atan 3"ara sebaai
alat neara bertuas
mempertahan+an- melin"uni- an
memelihara +eutuhan an +e"aulatan1eara
>epolisian 1eara *epubli+
!nonesia sebaai alat neara
yan men;aa +eamanan an
+etertibanmasyara+at b
ertuas
melin"uni- menayomi- melayani
masyara+at- serta menea++anhu+um
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
131/186
8) 8)8
Susunan an +euu+an $entara
1asional !n"onesia- >epolisian
1eara *epubli+ !nonesia-hubunan +eenanan $entara
1asional !n"onesia an >epolisian
1eara *epubli+ !n"onesia i alam
men;alan+an tuasnya- syarat syarat
+ei+utsertaan ara neara alam
usaha pertahanan an +eamananneara- serta hal hal yan ter+ait
"enan pertahanan an +eamanan
iatur enan
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
132/186
Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
u
n
a
n
@
un
a
n
.
Kedua 9alam 7ampiran AANo. '$#ahun
24 tentang Pembentukan
Peraturan perundangandisebutkan bah5a:
>onsierans memuat uraian
sin+at menenai po+o+po+o+pi+iran yan men;ai latar
bela+an an alasan pembuatan
eraturan erunanunanan.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
133/186
Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
o+o+po+o+ pi+iran paa +onsierans
unanunan atau peraturan aerahmemuat unsur &iloso&is- yuriis- an
sosioloisyan men;ai latar bela+an
pembuatannya.
o+o+po+o+ pi+iran yan hanya
menyaia+an baha eraturanerun"anun"anan ianap
#erlu untu+ ibuat aalah +uran
tepat +arena tia+ mencermin+an
tentan latar bela+an an alasan
ibuatnya peraturan perunan@
unanan tersebut.
&endasarkan pada lampiran AA No. '
#ahun 24 terse but nampak bah5a
konsiderans "ang ter%antum dalam RAA
Kamnas tidak memenuhi kriteria sebagaimana
tersebut di atas. 7andasan +iloso+is "uridis
dan sosiologis tidak nampak pada Konsiderans
RAA Kamnas.
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
134/186
Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
Ketiga RAA tersebut tidak se%ara jelasdan dengan %akupan "ang
tleksibel mende+isisikan arti an%aman.ementara itu di sisi lain RAA tersebut
memberikan ke5enangan sepenuhn"a
terhadap presiden untuk melakukan justi+ikasi
terhadap an%aman "ang bersi+at potensial dan
an%aman "ang bersi+at aktual pasal '< a"at 3
M43. >dapun "ang dimaksud dengan >n%amanPotensial dalam penjelasan RAA dijelaskan
sebagai an%aman "ang mungkin terjadi namun
belum pernah terjadi atau sangat jarang terjadi
dan diperkirakan dari tingkat signi+ikansi
dampak "ang ditimbulkan apabila benar!benar
terjadi akan berakibat +atal dan luasterhadapeksistensi dan keselamatan bangsa dan negara.
ementara >n%aman >ktual dide+inisikan sebagai
an%aman n"ata "ang sudah pernah terjadi atau
akan terjadi lagi dengan menga%u pada
persoalan 5aktu
hingga dapat dikatakan bah5a an%aman tersebut berada d
ata. el
anjutn"a terkait dengan ke5enangan presiden untuk me
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
135/186
justifikasi ter!adap ancaman potensial dan
ancaman nyata dijelaskan dalam penjelasan
477 dengan Ecukup jelas
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
136/186
&elima, walaupun 477 tersebutmenyebutkan acuan ter!adap
7ndang-7ndang 8omor # ta!un ## tentangP5@42, 7ndang-7ndang 8omor $ ta!un ##
tentang Perta!anan 8egara, dan 7ndang-
7ndang 8omor $ ta!un # tentang B82 di
bagian konsideran, namun sayangnya 477
tersebut tidak secarajelas menggambarkan
keterkaitannya dengan Perundangn yang tela!
disebutkan. Pada penentuan gradasi situasi
keamanan tersebut tidak diatur secara jelas
siapa yang menjadi aktor sentral dalam setiap
gradasi situasi keamanan. 7ndang-7ndang
8o.# ta!un ## pasal 3 menggariskan
ba!wa, &epolisian 8egara 4epublik 2ndonesia
merupakan alat negara yang berperan dalam
memeli!ara keamanan dan ketertiban
masyarakat (pub lic order, menegakkan
!ukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka terpeli!aranya
keamanan dalam negeri Mdomestic security.
'ementara itu, 7ndang-7ndang 8o.$ ta!un
# pasal 0 menggariskan ba!wa B82
merupakan &omponen 7tama sebagai"
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
137/186
penangkal ter!adap setiap bentuk ancaman
militer dan ancaman bersenjata dari luar dan
dalam negeri ter!adap kedaulatan, keutu!anwilaya!, dan keselamatan bangsa, penindak
ter!adap setiap bentuk ancaman, dan pemuli!
ter!adap kondisi keamanan negara yang
terganggu akibat kekacauan keamanan.
@ebi! lanjut dalam pasal dijelaskan pula
tentang tugas pokok B82 untuk menegakkankedaulatan negara, memperta!ankan keutu!an
wilaya! 8egara &esatuan 4epublik 2ndonesia
yang berdasarkan Pancasiladan 7ndang-
7ndang Dasar 8egara
-
7/24/2019 Buku Kebijakan RUU
138/186
Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional
4epublik 2ndonesia Ba!un 13, serta
melindungi segenap bangsa dan seluru!
tumpa! dara! 2ndonesia dari ancaman dan
gangguan ter!adap keutu!an bangsa dan
negara. Bugas pokok tersebut dilaksan