buku kebijakan ruu

Upload: heri

Post on 21-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    1/186

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    2/186

    B

    A

    B

    l

    REKONSTRUKSl

    KEAMANAN

    NASIONAL

    Andi

    Widjaja

    nto

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    3/186

    Dalam suatu sistem negara demokratis, ada

    tiga perspektif dasar yang cenderung dijadikan

    panduan untuk mewujudkan keamanan nasional.

    Perspektif-perspektif tersebut menawarkan

    beragam strategi, seperti (1 upaya untuk

    melakukan !umanisasi perang yang ditawarkan

    ole! kelorn- pok !umanitarian" (# upaya untuk

    menegakkan aspek normatif-legal yang berpi!ak

    kepada !ak asasi manusia" dan ($ upaya untuk

    menciptakan ke- bebasan kembar bagi setiap

    indi%idu yang ditawarkan ole! kelompok humansecurity.

    Humanitarian

    Perspektif pertama adala! perspekstif

    !umanitarian. Perspektif ini berupaya untukmengurangi tingkat ke!ancuran perang dengan

    cara menginisiasi metode-metode !umanisasi

    perang yang di!arapkan akan dapat menjaga

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    4/186

    keselamatan insani di wilaya!-wilaya!

    pertempuran.

    Per!atian utama dari penganut

    perspektif!umanitarian adala! kese- lamatanmasyarakat sipil yang tidak terlibat di

    pertempuran (noncombat ans) saat konflik

    bersenjata terjadi. &eselamatan noncombatantsdilind-

    ungi dengan menegakkan !ak moral dan legal

    non-combatants sekaligus menyediakan bantuan

    kemanusiaan.

    &etentuan tentang !ak moral dan legal

    non-combants pada dasarn- ya mengatur ba!wa

    tindakan-tindakan aktor militer yang

    mengakibatkan terjadinya trauma psikologis,

    cedera fislk, serta kematian bagi masyarakat sipil

    dipandang sebagai tindakan yang tidak

    bermoral dan melawan !u- kum. 'ecara formal,

    ketentuan tersebut diatur dalam beberapa

    kon%ensi internasional, yaitu )ague *on%entions

    (1+ dan 1, /ene%a *on%en- tions (1+0,

    10, 1#, dan 1, Declaration of 't.

    Petersburg (1+0+,

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    5/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    2 2

    serta /ene%a *on%entions and t!e ir Protocols (2-11 (1.

    &on%ensi-kon%ensi internasional tersebut

    pada dasarnya mengatur tiga jenis perlindungan

    bagi non-combatants (Deter, #, !.$13-$$.

    Pertama, adanya praktek-praktek kekerasan

    yang dinyatakan terlarang untuk dilakukan

    seperti pembunu!an atau eksekusi massal,

    penyiksaan fisik maupun mental, !ukuman fisik,

    mutilasi, sandera, degradasi ke!or- matan

    indi%idu, serta perbudakan dalam segala

    bentuk. &edua, adanya perlakuan dan perawatan

    k!usus bagi korban perang yang terluka, sakit,

    atau terdampar di laut. &etiga, adanyaperlindungan k!usus bagi kelom- pok

    masyarakat sipil tertentu, yaitu, perempuan dan

    anak-anak, jurnalis, staf perta!anan sipil,

    petugas kese!atan, ro!aniawan, tawanan

    perang, serta ta!anan politik.

    Perlindungan bagi non-combatantstersebut dilengkapi penguatan kapasitas

    berbagai mekanisme internasiona l untuk

    melakukan inter%ensi kemanusian. /agasan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    6/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    3 3

    inter%ensi kemanusiaan yang bermula dari

    pem- bentukan 2nternational *ommittee of t!e

    4ed *ross di abad 1 ditindak- lanjuti paskaPerang Dunia 22 dengan pembentukan berbagai

    institusi in- ternasional. lnstitusi pertama yang

    terbentuk untuk melakukan bantuan

    kemanusiaan adala! United Nations Relief and

    Rehabilitation Administra- tion. 5rganisasi ini

    dibentuk ta!un 1$ untuk membantu negara-negara 6ropa yang dilanda Perang Dunia 22 dan

    mandatnya selasai pada ta!un

    1. &eber!asilan 7844A menjadi inspirasi

    pembentukan badan serupa di P99 seperti 5ffice

    of t!e )ig! *ommissioner for 4efugees (78)*4

    yang dibentuk ole! :ajelis 7mum P99 (13.

    9adan-badan lain dibawa! P99 juga banyak

    terlibat dalam aksi kemanusiaan global seperti

    World )ealt! 5rgani;ation (W)5, 7nited

    8ations 4elief and Works Agency (784WA,

    7nited 8ations *!ildren

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    7/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    4 4

    ganisasi masyarakat sipil global. 5rganisasi-

    organisasi seperti 4ed *ross, *at!olic 4elief

    'er%ices, Doctors Wit!out 9orders, World >ision,5?fam, dan *A46 memainkan peran signifikan

    dalam pemberian bantuan kemanu- siaan di

    daera!-daera! konflik (Anderson, 10 $0.

    Penerapan inter%ensi kemanusiaan terutama

    dilakukan untuk mer- ingankan beban

    penderitaan korban-korban konflik. lnter%ensikemanu- siaan ini dilakukan dengan menerapkan

    prinsip mid-war operations (@oe-

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    8/186

    sc!er dan Dwoty 10" Widjajanto #a.

    Prinsip ini -yang merupakan sala! satu

    peruba!an dasar dari inter%ensi kemanusiaan di

    dekade -an, meng!aruskan inter%ensi

    kemanusiaan untuk tidak lagi bergerak di ling-

    kungan pinggiran konflik bersenjata tetapi !arus

    bisa mendekati titik sen- tral peperangan. )al ini

    didasarkan pada kenyataan ba!wa korban sipil

    dan potensi pelanggaran )A: terbesar ada di

    pusat peperangan dan di lokasi tersebut tidak

    ada yang bisa melakukan operasi penyelamatan

    se- lain pi!ak ketiga. Dengan demikian, bentuk-

    bentuk aksi kemanusian mini- malis yang !anya

    menangani masala! defisiensi komoditas pokok

    (com- modity-based humanitarianism) dianggap

    tldak lagi memadai. Pergeseran ini

    menyebabkan agen-agen aksi kemanusiaan

    !arus bergerak di tenga!- tenga! desingan

    peluru dan ini membuat mereka sebagai target

    potensial dari kekerasan bersenjata yang tenga!berlangsung

    5perasi kemanusiaan di daera! konflik

    merupakan suatu tugas be- rat yang mendapat

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    9/186

    per!atian besar dari beberapa badan

    internasional. 78)*4,misalnya, tela!

    menerbitkan suatu panduan operasi militerpada ta!un 13yang berjudul"A

    UNHCRHandbook For he!ilitary n Humani-

    tarian #erations$$. Panduan yang samajuga

    tela! dipublikasikan ole! 2n- stitute for

    2nternational 'tudies, 9rown 7ni%ersity pada

    ta!un 1 den- gan judul"A %uide to &eace

    'u##ort #erations$$. &edua panduan tersebut

    pada dasarnya meng!endaki adanya sinergi

    antara operasi militer yang dilakukan ole!

    pasukan penjaga perdamaian ( dengan badan-

    badan in- ternasional yang akan melakukan

    inter%ensi kemanusiaan.

    HakAs

    asiM

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    10/186

    anu

    sia

    Perspektif kedua untuk menciptakan

    keamanan nasional adala! per- spektif !ak

    asasi manusia. Perspektif ini berlandaskanpada definisi luas konsep keamanan yang

    mencakup berbagai dimensi !ak-!akasasi

    manu- sia. *iri k!as utama dari perspektif ini

    adala! adanya jangkar aturan !u- kum dan

    kon%ensi internasional yang digunakan untuk

    meng!ilangkan masala!-masala! ketidakamananinsani. Perspektif ini meli!at ba!wa an- caman

    utama bagi perdamaian adala! penolakan !ak-

    !ak asasi manusia dan tidak adanya supremasi

    !ukum (Donnelly, 1$" @auren,1+.

    Penganut perspektif !ak asasimanusiaselain berupaya untuk mem-

    perkuat kerangka legal normatif di le%elregional dan global, juga beru-

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    11/186

    saha untuk mempertajam dan memperkuat

    hukum hak asasi manusia serta sistemperadilan

    di level nasional. Bagi mereka institusi

    internasional merupakan titik sentral untuk

    mengembangkan norma!norma hak asasi

    manusia "ang pada akhirn"a akan

    menimbulkan konvergensi di tingkat nasional

    sesuai dengan standar!standar dan praktek!

    praktek peradilan "ang terjadi di masing!masing

    negara.

    Penekanan akan pentingn"a hak asasi

    manusia sebagai komponen

    dasar human security sebenarn"a sudah berasal

    sejak perjanjian &eaceof est#halia "angtertuang dalam #raktak $snabru%k dan

    &unster '(4). #raktat ini tidak han"a mengakhiri

    perang agama di *ropa dan +ormalisasi dari

    prinsip kedaulatan negara tetapi juga

    menandai diakuin"a hak!hak kelompok

    minoritas ,agama- Krasner '///0 1ampson22 h.')!'/. 1ak!hak kelompok minoritas

    menjadi topik utama politik internasional saat

    oodro5 ilson mengkaitkan hak minoritas

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    12/186

    dengan hakpenentuan nasib sendiri (self

    determination). 6aminan +ormal tentang hak

    minoritas ini diperoleh dengan adan"apengakuan 7iga Bangsa!Bangsa "ang memben!

    tuk Komisi &inoritas untuk melakukan abritrasi

    terhadap tuntutan!tuntut! an kelompok

    minoritas akan pemenuhan hak mereka.

    Pengakuan +ormal komunitas

    internasional tentang hak!hak asasimanusia men%apai kulminasin"a saat

    Perserikatan Bangsa!Bangsa ter!bentuk.

    alaupun Piagam PBB tidak se%ara eksplisit

    men%atumkan sub! stansi hak!hak asasi

    manusia Piagam PBB berhasil menunjukkan

    adan"a keterkaitan antara hak!hak asasi manusiadengan keamanan internasional serta perdamain

    dunia. Keterkaitan tersebut mun%ul di

    &ukadimah Pi! agam PBB serta Pasal ' 88 dan

    8( Piagam PBB. Pembukaan Piagam PBB se%ara

    lugas men"atakan $reaffirms faith in fundamentalhuman ri*hts in the

    di*nity and +orth of the #erson in the e,ual ri*hts

    of men and +omen and of nations lar*e and

    small$.Pasal ' Piagam PBBjuga se%ara tegas

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    13/186

    men"atakan bah5a tujuan pendirian PBB adalah$to deelo# friendly relations amon* na- tions

    based on res#ect for the #rinci#le of e,ual ri*htsand self-determination of#eo#le Pasal ' Piagam

    PBBjug a menetapkan bah5a tujuan PBB adalah

    mendorong penghormatan terhadap hak asasi

    manusia dan kebebasan! kebebasan

    +undamentasl untuk seluruh umat manusia

    tanpa membeda! kan rasjenis kelamin bahasadan agama. 9alam Pasal 88 dan 8( seluruh

    anggota PBB mengikat diri dalam suatu

    komitmen $to #romote the condi- tions of stabilityand +e/0-bein* +hich are necessary for #eaceful

    and friendly

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    14/186

    relations amon* nations based on res#ect for the

    #rinci#le of e,ual ri*hts and self-determination of

    #eo#les$.

    &odifikasi formal ter!adap substansi !ak-!ak asasi manusia ak!irnya

    ber!asil dilakukan dengan diadopsinya

    Uniersal 1eclaration of Human Ri*hts :ajelis

    umum P99 (1,+. Deklarasi ini memuat $prinsip-prinsip !ak asasi manusia, yang ole!

    :orsink (1+ dikelompokkan dalam enam

    kluster !ak, yaitu (1 !ak-!ak indi%idu, yang

    mencakup antara lain !ak !id up,kedudukan

    sama di mata !ukum,perlindungan ter!adap

    perlakuan diskriminasi yang berbasis ras, etnik,jenis kelamin, atau agama" (#!ak-!ak legal, yang

    mencakup antara lain akses untuk mendapatkan

    perlindungan !ukum, serta !ak untuk

    mendapatkan proses !ukum yang sa!, netral

    dan imparsial" ($ kebebasan sipii, yang mencakup

    kebebasan berpikir, berpen- dapat,danmenjalankan ibada! agamakepercayaan" (

    !ak-!ak pemenu- !an kebutu!an dasar, yang

    mencakup akses ke ba!an pangan, jaminan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    15/186

    dasar kese!atan, dan terpenu!inya kebutu!an

    !idup minimum" (3 !ak- !ak ekonomi, yag

    mencakup !ak untuk bekerja, !ak rekreasi,serta!ak atas jaminan sosial" dan (0 !ak-!ak politik

    yang mencakup !ak untuk dipili! dan memili!

    dalam pemili!an umum serta !ak untuk

    berpartisipasi dalam penyelenggaraan negara.

    Deklarasi 7ni%ersal tentang )ak Asasi

    :anusia ini kemudian dileng- kapi ole! berbagaikon%ensi internasional yang lebi! operasional

    (@aurren,

    1+" Alston, 1#. &on%ensi-kon%ensi tersebutadala!

    1. *on%ention on t!ePre%ention and

    Punis!ment of t!e *rime of /en- ocide

    (1+.

    #. *on%ent ion relating to t!e 'tatusof4efugees (1,33.

    $. 2nternational *on%ention on t!e6limination of All =orms of 4acial

    Discrimination (103.. 2nternational *on%enant on *i%il andPolitical 4ig!ts (1,00.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    16/186

    3. 2nternational *on%enant on 6conomic,'ocial, and *ultural 4ig!ts

    (1,00.

    0. *on%enant on t!e 6limination of All =ormsof Discrimination against

    Women (1.

    . Declaration on t!e 6limination of All=orms of 2ntolerance and of

    Discrimination 9ased on 4eligion or 9elief(1+1 .

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    17/186

    +. *on%ention against Borture and 5t!er

    *ruel, 2n!uman, or Degrad- ing Breatment

    and Punis!ment (1+.

    . *on%ention on t!e 4ig!ts of t!e *!ild(1+.

    lmplementasi dari kodifikasi formal tersebut

    dilakukan dengan mengandalkan tiga instrumenuntuk mempromosikan human security (:ora%cik,

    13. lnstrumen pertama adala! pemberian

    sanksi kepada suatu kelompok domestik atau

    ba!kan negara dengan menutup akses ke lalu

    lintas serta pasokan barang, jasa, serta modal

    internasional. 'anksi ini perna! diberikan ole!P99 kepada 4!odesiaACimbabwe (100-1

    untuk kasus proklamasi unilateral regim 'mit!,

    Afrika 'elatan selama masa apart- !eid, lrak

    untuk kasus in%asi &uwait (1, serta )aiti

    untuk kasus kudeta enderal *edras (1$-1

    (Do?ey, 10. lnstrumen kedua adala! ma-nipulasi opini publik untuk menyorot kebijakan

    dan praktek negara yang melanggar prinsip-

    prinsip uni%ersal !ak asasi manusia. lnstrumen

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    18/186

    kedua ini dilakukan ole! badan-badan

    interansionalyang bergerak di bidang !ak asasi

    manusia sepert 78 )uman 4ig!ts *ommission,Amnesty 2nternation- al, )uman 4ig!ts Watc!,

    dan juga organisasi-organisasi masyarakat sipll

    lokal. lnstrumen ketiga adala! kooptasi ter!adap

    kerangka legal formal di suatu negara. )al ini

    dilakukan dengan melakukan reformasi !ukum

    na- sional sesuai dengan prinsip-prinsipuni%ersal tentang !ak asasi manusia. &ooptasi

    ter!adap sistem !ukum nasional bisa dilakukan,

    misalnya, den- gan menjadikan kon%ensi-

    kon%ensi internasional tentang !ak asasi ma-

    nusia sebagai sumber !ukum yang menjadi

    bagian dari jurisprudensi dan statuta !ukumnasional.

    Human Security

    Perspektif ketiga untuk menciptakan

    keamanan nasional adala! per- spektif !uman

    security.&aji literatur tentang human security

    akan menem- patkan @aporan 7nited 8ations

    De%elopment Program (78DP tentang Human

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    19/186

    1eelo#ment Re#ort 1 sebagai titik awal

    kemunculan termi- nologi Human 'ecurity

    (78DP,1. Dalam laporan tersebut,78DPuntuk pertama kalinya menggunakan

    terminologi human security sebagai upaya untuk

    mencapai kebebasan kembar (t+in freedoms)

    yaitu kebebasan dari rasa takut dan kebebasan

    untuk dapat memenu!ikebutu!an !idup.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    20/186

    Perspektif ini memberikan definisi yang

    ekspansif bagi konsep kea- manan yang

    meliputi dimensi ekonomi, kese!atan, pangan,

    lingkungan !idup, indi%idu, komunitas, serta

    politik. Perspekfif inijuga meli!at anca- man

    utama bagi !uman security adala! kemunculan

    isu-isu transnasional seperti )2>-A2D',

    penyelundupan obat terlarang, terorisme,

    kemiskinan global, serta degradasi lingkungan

    !idup. lsu-isu ini cenderung tidak da- pat

    diselesaikan secara lokal se!ingga dibutu!kan

    suatu cara pandang serta kerjasama global baru

    untuk mengatasinya.

    Dalam arena diplomasi internasional,

    konsep human security semakin gencar digulirkan.

    Di sesi k!usus :ajelis 7mum P99 ta!un 13,

    bersa- maan dengan acara '5ta!un P99, Perdana

    :enteri DepangBomiic!i :uray- ama

    merekomendasi human security sebagai strategi

    baru P99. )al serupa dilakukan ole! :enteri @uar8egeri &anada @loydA?wort!y yang memberi

    penekanan kepada program-program untuk

    mengurangi ketidak-amanan manusia (!uman

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    21/186

    insecurity yang muncul saat ada konflik

    bersenjata (D=A2B, 1. Dalam pandangan

    A?wort!y, human security adala! jaminan ataskeamanan indi%idu yang pencapaiannya

    ditopang ole! Piagam P99, Deklarasi 7ni%ersal

    )akAsasi :anusia, serta &on%ensi enewa.

    7sa!a &anada menggulirkan konsep

    human security juga didukung ole! antara lain

    8orwegia yang bersama-sama membentuksuatu Human 'ecurity &artnershi#. &emitraan ini

    merumuskan sembilan agenda human security

    yaitu ranjau darat, pembentukan 0nternational

    Criminal Court)akAsasi :anusia, )ukum

    )umaniter lnternasional, perlindungan

    perempuan dan anak-anak di kontlik bersenjata,

    buru! anak, proliferasi senjaja kecil dan ringan,

    serta tentara anak-anak.

    Dili!at dari tradisi pemikiran, perspektif

    pembangunan lebi! dekat dengan pemikiran

    strukturalis yang menekankan pentingnya

    upaya un- tuk meng!ilangkan sebab-sebab dasar

    konflik seperti ketidak-adilan dan ketimpangan

    sosial di sistem internasional ()ampson et.al.,

    ##, !.1+. Perspektif ini juga lebi! dekat dengan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    22/186

    konsepsi 78DP tentang human se- curity yang

    tertuang dalam laporan Human 1eelo#ment

    Re#ort 1 yang menjadikan konsepsipembangunan sebagai strategi utama untuk me-

    ningkatkan !uman security.

    Pembangunan merupakan sala! satu solusiklasik yang ditawarkan

    untuk meng!ilangkan instabilitas sosial-politik.&onsep paska Perang

    Dunia 22 ini berkembangkan menjadi konseprekonstruksi negara paska

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    23/186

    perang di ta!un 13-an. Di dekade 10-an

    konsep pembangunan terkait dengan program

    pemerinta! yang terencana berdasarkan tiga

    kurun waktu pendek, menenga! panjang yang

    mengutamakan proses industrialiasi dan

    in%estasi infrastruktur. Di dekade 1-an

    seiiring den- gan merebaknya krisis ekonomi

    dunia yang dida!ului ole! krisis minyak global,

    konsep pembangunan lebi! berasosiasidengan

    upaya untuk me- menu! i kebutu!an dasar,

    pengurangan kemiskinan, serta redistribusi

    pendapatan. Pergeseran cukup mendasar

    terjadi di dekade 1+-an ke- tika konsep

    pembangunan lebi! ditujukan untuk melakukan

    peruba!an struktural ekonomi makro negara

    dengan cara melakukan perimbangan anggaran

    belanja negara serta neraca perdagangan,

    efisiensi pengeluaran disektor publik, serta

    peng!apusan subsidl. 'aat ini, konsep

    pembangu- nan didominasi ole! upaya untukmeng!ilangkan kemiskinan ekonomi serta

    kesenjangan sosial melaluipertumbu!an

    eknonomi yang didasarkan pada in%estasi dan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    24/186

    penerapan kemajuan ilmu pengeta!uan dan

    teknologi (6lson, 1,!.3.

    8amun, sejara! menunjukkan ba!wapembangunan ekonomi tidak

    selalu membawa masyarakat ke ara! keamanan

    dan perdamaian.7ntuk meng!ilangkan

    kesenjangan antara pembangunan dan

    perdamaian,kea- manan !arus ditempatkan

    sebagai tujuan eksplisit dari pembangunan.

    &ondisi ketidakamanan bagi negara dan bangsa

    selalu menjadi!ambatan utama pembangunan

    di banyak negara. Dika suatu negara berusa!a

    ke- luar dari lingkaran setan dimana instabilitas,

    kriminalitas, kemiskinan, dan kekerasan komunal

    saling memperkuat satu sama lain,maka

    pembangu- nan dan keamanan !arus didekati

    secarasimulatan.

    'trategi simultan antara pembangunan

    dan keamanan tela! terus menerus dilakukan

    ole! P99. 9outros 9outros-/!ali (1# dan

    &ofi An- nan (1, !. ,, misalnya, tegas

    menyatakan ba!wa ada keterkaitan erat antara

    kemiskinan, kesenjangan sosial, dan konflik.

    'trategi simultan glob- al yang tela! dilakukan

    pada dasarnya merupakan fusi dari dua agenda

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    25/186

    pembangunan pembangunan berkelanjutan

    (sustainable deelo#ment) dan pembangunan

    manusia (human deelo#ment) ()ampson et.al.,##, !. 13#-$.

    &onsep pembangunan berkelanjutan

    diperkenalkan ole! 9rundt- land *ommission.

    &omisi ini mendesak negara-negara dunia untuk

    segera menjadikan pelestarian lingkungan

    sebagai bagian integral dari agenda

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    26/186

    Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    Pertama negara memberikan hak kepada

    aktor militer untuk tumbuh menjadi satu!

    satun"a aktor legal "ang melakukan

    akumulasi kekuatan bersenjata. Konsekuensi

    logis dari akumulasi ini adalah han"a aktor militer

    "ang dapat menangkal aksi!aksi kekerasan

    bersenjata "ang mengan%am suatu negara.

    Kedua saat aktor militer mengakti+kan +ungsi

    keamanan! n"a ia memang diarahkan untuk

    menjelma menjadi leviathan "ang pro+e! sional.

    aat leviathan beraksi maka tidakbisa

    diharapkan bah5a sang aktor akan

    mengindahkan kaidah!kaidah moral "ang

    berlaku.Namun aksi pe! n"elematan negara inimenjadi suatu keharusan dan karena itu aktor

    mi! liter dilatih untuk dapat menggunakan segala

    %ara "ang dipandang perlu.

    Namun kajian tradisional tersebut tidak

    menja5ab masalah "ang

    berkaitan dengan jenis aktor keamanan "angharus berperan jika an%aman terhadap negara

    sama sekali tidak melibatkan aksi kekerasan

    bersenjata. &asalah ini bisa dipe%ahkan dengan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    27/186

    Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    dua %ara. ;ara pertama dilakukan dengan

    meletakkan aktor militer sebagai satu!satun"a

    aktor keamanan (super a%tor"ang harus dapatmenerapkan beragam strategi untuk me!

    nangkal semua bentuk an%aman. Namun

    karena aktor memang pakar dalam melakukan

    aksi kekerasan bersenjata maka entitas lni

    %enderung untuk menggunakan strategi!strategi

    represi+.;ara kedua dilakukan den! ganmenugaskan aktor keamanan utama negara

    untuk mengembang! kan berbagai derivasi

    aktor keamanan untuk mengatasi karakter

    multi! dimensional konsep keamanan.

    Perluasan konsep dan aktor keamanan ini

    sebenarn"a merupakangagasan dari kaum constructivist. Kaum

    constructivist ini mengembang! kan %riti%al

    se%urit" studies "ang memandang konsep

    keamanan sebagai suatu konsep +leksibel "ang

    tergantung dariproses securitization "ang di!

    lakukan aktor keamanan terhadap ob"ek

    keamanan. imon 9alb" '//

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    28/186

    Bab I: Rekonstruksi Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    dominasi aktor politik dan militer dalam

    kerangka kerja keamanan negara. Keith Krause

    '//

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    29/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    buru-buru mengeskalasi suatu isu menjadi isu

    keamanan. 'uatu isu !anya dapat dikategorikan

    sebagai isu keamanan jika isu tersebut meng!ad

    irkan ancaman nyata (e2istential threats) ter!adap

    kedaulatan dan keutu!an te- ritorial negara. lsu

    keamanan jug a !anya akan ditangani ole! aktor

    militer jika ancaman yang muncul disertai

    dengan aksi kekerasan bersenjata dan tela! ada

    kepastian ba!wa negara tela! mengeksplorasi

    semua kemung- kinan penerapan strategi non-

    kekerasan.

    :etode konstrukti%is tersebut merupakan

    metode yang lebi! dapat diterima untuk

    menjalankan strategi keamanan nasional.

    Dengan de- mikian, seperti usulan kaum

    konstrukti%is, negara perlu membentuk ker-

    jasama lintas departermen dan lintas lembaga

    (inter-a*ency coo#eration). &erjasama tersebut

    diara!kan untuk memperkuat kapasitas institusi

    sipil untuk mengatasi secara dini masala!-masala! keamanan non-militer dan

    mempersiapkan kemampuan teknis angkatan

    bersenjata untuk secara proporsional menggelar

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    30/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    operasi militer selain perang. 5perasi militer se-

    lain perang ini digelar sebagai tugas perbantuan

    angkatan bersenjata un- tuk mengisi lobang-lobang teknis yang tidak dapat ditutup ole!

    institusi

    sipi

    i.

    &emunculanstrategi !umanitarian

    mengara!kan negara untuk lebi! mengutamakan

    perlindungan keselamatan warga negara

    terutama saat konflik bersenjata merebak di

    suatu wilaya!. Perlindungan warga nega- raole! negara menjadi per!atian 0nternational

    Commission on 0nteren- tion and 'tate

    'oerei*nty (2*2''. &omisi yang diketuai ole!

    /aret! 6%ans dan :o!amed 'a!noun ini

    berupaya untuk meng!entikan perdebatan

    tentang !ak negara untuk melakukaninter%ensi kemanusiaan dengan

    memperkenalkan konsep Ekewajiban untuk

    melindungiE (res#onsibility to #rotect) (2* 2'',

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    31/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    #1, !.1. &onsep Ekewajiban untuk

    melindungiEmeng- !aruskan negara untuk

    melakukan e%aluasi terutama untuk melindungikomunias tertentu dari pembunu!an massal,

    melindungi perempuan dari kekerasan seksual

    massal, serta melindungi perempuan dan

    anak- anak dari bencana kelaparan massal.

    7ntuk melakukan Ekewajiban untuk melindungiE

    negara !arus mengembangkan kapasitasinstitusional agar dapat mengimplementasi tiga

    bentuk operasional dari strategi Ekewajiban untuk

    melindungi

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    32/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    '4 '4

    9erdasarkan kebutu!an untuk menciptakan

    suatu sistem keamanan nasional, naska! 477

    &eamanan 8asional yang diinisiasi ole!

    Departeman Perta!anan menawarkan tuju!

    substansi pengaturan keamanan nasional, yaitu

    (1 6mpat Dimensi &eamanan 8asional" (#

    Dewan &eamanan 8a- sional( ($ /radasi

    &eadaan 9a!ayaDarurat" ( Pengaturan

    &ewenangan Politik dan 5peras ion al di sektor

    keamanan nasional" (3 )irarki &ebijakan

    &eamanan 8asional" (0 Pelibatan Aktor

    &eamanan 8asional, serta ( Pen- gawasan

    &eamanan 8a isonal.

    'ubstansi pertama dalam 477 &eamanan8asional adala! pengatu-

    ran tentang dimensi keamanan nasional. 477

    &eamanan 8asional berpijak dari suatu kerangka

    teoritik ba!wa terminologi keamanan nasional

    meru- pakan konsep utama dalam sistem

    keamanan nasional. 'ecara akademik, keamanandipandang sebagai konsep multidimensional

    yang memiliki empat dimensi yang saling

    berkaitan, yaitu dimensi perta!anan negara,

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    33/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    '8 '8

    dimensi stabilitas dalam negeri, dimensi ketertiban

    publik, dan dimensi keselamatan insani. 6m pat

    dimensi tersebut !arus menjadi bagian integraldari sistem keamanan nasional dengan tidak

    meng!ilangkan kemungki- nan pengembangan

    sistem-sistem nasional lain yang dikembangkan

    ole! negara yang dapat dipergunakan untuk

    memeca!kan masala! keamanan di dimensi-

    dimensi yang spesifik dalam tingkatan eskalasiyang lebi! ren-

    da!.

    Pengembangan sistem-sistem nasional lain

    terutama berlaku untuk dimensi-dimensiketertiban publik dan keselamatan insani.

    7ntuk ting- katan eskalasi yang renda!,

    masala!-masala! yang muncul di dimensi

    ketertiban publik dan keselamatan insani

    di!arapkan dapat diselesaikan dengan

    mengaplikasikan kebijakan dan strategi yangdikembangkan ole! instansi-instansi fungsional

    dalam sistem-sistem lain. lsu-isu keamanan

    yang berada dalam dimensi ketertiban publik,

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    34/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab I: Rekonstruksi Keamanan Nasional

    '( '(

    misalnya, se!arusnya dapat diatasi ole! berbagai

    kebijakan dan strategi politik nasional, !ukum

    dan peradilan nasional, serta ekonomi nasional.Dengan logika yang sama, isu- isu keamanan

    yang berada dalam dimensi keselamatan insani,

    se!arusnya dapat diselesaikan dengan

    menerapkan kebijakan dan strategi keseja!ter-

    aan nasional, ekonomi nasional, kese!atan

    nasional, atau pendidikan na- sional.Perluasan cakupan kerja sistem keamanannasional ke dalam empat

    dimensi keamanan nasional ditujukan untukmembangun suatu sistem

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    35/186

    nasional yang efektif dan efisien, yang

    meng!indari adanya suatu cakupan kerja yang

    tumpang-tindi! antar instansi pemerinta!.

    Perluasan cakupan kerja juga ditujukan untuk

    meningkatkan profesionalisme aparat kea-

    manan nasional dengan memberikan cakupan

    kerja yang spesifik dalam suatu kerangka kerja

    sistemik yang koko!.

    'ubstansi kedua 477 &eamanan 8asionaladala! pembentukan De-

    wan &eamanan 8asional (D&8. Dalam

    pengelolaan sistem keamanan na- sional yang

    terdiri dari beragam aktor keamanan, Presiden

    dibantu ole! D&8. D&8 merupakan perangkatkepresidenan yang berfungsi membantu

    Presiden untuk (1 menentukan masala!-

    masala! yang dapat dikategori- kan sebagai

    masala! keamanan nasional" dan (#

    merekomendasikan al- ternatif kebijakan dalam

    menangani masala! keamanan nasionaltersebut. D&8 diketuai ole! Presiden dengan

    keanggotaan dari pemerinta! dan non-

    pemerinta!. Anggota D&8 terdiri dari Wakil

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    36/186

    Presiden, :enteri Perta- !anan, :enteri @uar

    8egeri, :enteri Dalam 8egeri, :enteri

    &e!akiman, Daksa Agung dan kepala lembaga-lembaga intelijen (928 dan lembaga- lembaga

    yang menjalankan fungsi intelijen. Anggota-

    anggota D&8 ini diangkat dan diber!entikan

    ole! Presiden.

    9erdasarkan rekomendasi kebijakan yangdibuat ole! D&8, Presiden

    dapat menggunakan institusi-institusi yang

    suda! ada (seperti B82, P5@42, lembaga-

    lembaga intelijen, dan departemen-departemen

    untuk me- nangani masala! keamanan nasional,

    ataujika diperlukan Presiden dapat membentuk

    unit pelaksana operasi keamanan nasional

    (e2ecutin* a*en- cies) yang bersifat ad !oc.

    'yarat-syarat pembentukan unit pelaksana ad

    hoc perlu diatur secara tegas dan rinci. 7nit

    pelaksana operasi perta!anan dan keamanan

    negara tersebut merupakan instrumen

    pelaksana kebija- kan keamanan nasional.

    'ubstansi ketiga 477 &eamanan 8asionaladala! /radasi &eadaan

    9a!ayaDarurat. /radari ini perlu diatur

    mengingat masala!-masala! kea- manan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    37/186

    nasional dapat bereskalasidari situasi normal ke

    situasi perang. 6s- kalasi konflik ini dapat terjadi

    untuk lima tingkatan eskalasi, yaitu situasinormal, krtsis, konflik terbukaperang, situasi

    pemuli!an, dan stabilisasi. 'istem keamanan

    nasional yang baik akan membangun

    mekanisme dan prosedur kerja yang spesifik

    untuk masing-masing tingkat eskalasi.

    :ekanisme dan prosedur kerja tersebutdapat dikembangkan den-

    gan menetapkan keadaaan darurat yangberbeda-beda untuk masing-

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    38/186

    masing tingkat eskalasi konfllk. Penetapan

    keadaan tertib sipil, darurat, slpll, darurat militer,

    dan darurat perang perlu dirumuskan secara

    rinci un- tuk memperjelaskan perluasan dan

    normalisasi peran negara.

    'elain itu, mekanisme dan prosedur kerjakeamanan nasional perlu

    juga dikembangkan dengan memper!atikanfungsi-fungsi keamanan yang akan

    diutamakan digelar di tiap-tiap tingkatan

    eskalasi. =ungsi- fungsi keamanan tersebut

    meliputi fungsi peringatan dini, cega! tangkal,

    penindakan, pemuli!an, dan stabilisasi. =ungsi

    peringatan dini dan cega! tangkal se!aruslebi! diutamakan saat tingkatan eskalasi konflik

    masi! be- rada dalam tingkatan normal atau

    krisis. =ungsi penindakan terpaksai dlan- dalkan

    saat eskalasi konflik meningkat ke ara! konflik

    terbuka dan perang. =ungsi pemuli!an dan

    stabilisasi !arus segera dilakukan saat pl!ak-pl!ak yang berkonflik sud a! bersepakat untuk

    meninggalkan metode kekerasan dan masuk ke

    ta!ap perdamaian.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    39/186

    'ubstansi keempat 477 &eamanan8asional adala! kewenangan

    politik dan operasional dalam sistem

    keamanan nasional. 'istem kea- manan

    nasional bukanla! suatu sistem yang dapat

    diselenggarakan !anya ole! satu fungsi dan

    dilaksanakan ole! satu instansi. Pengelolaan

    negara modern memerlukan sekaligus diferensiasi

    struktur,spesialisasi fungsi, dan kompetensi

    instrumen pelaksana. 'ebagai

    penanggungjawab keamanan nasional, Presiden

    dibantu ole! beberapa departemen

    pemerinta!an, termasuk, tetapi tidak semata-

    mata, Departemen Perta!anan. Penyeleng-

    garaan keamanan nasional juga melibatkan

    keikutsertaan Departemen Dalam 8egeri,

    Departemen @uar 8egeri, dan beberapa

    departemen lain. lnstrumen yang digunakan

    untuk itu dapat berupa diplomasi, intelijen,

    penegakan !ukum, !ingga kekuatan militer.

    Pengaturan tentang aktor keamanan

    nasionaljuga !arus dapat se-cara tegas memisa!kan antara pejabat politik

    pemegang tanggung jawab politik dengan

    pimpinan instansi keamanan nasional yang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    40/186

    merupakan pejabat karir dan memegang

    tanggung jawab operasional. 'etiap instansi

    keamanan nasional dip impin ole! seorangpejabat karir yang berasal dari lingkungan dalam

    instansi tersebut. Pimpinan instansi keamanan

    nasional ini adala! Panglima B82, &apolri, &epala

    928, para kepala dinas-dinas inteli-jenyang

    tersebar di berbagai instansi, dan para

    kepalaAketua unit di de- partemen teknis yangterkait dengan penanganan isu keamanan

    nasional. 'eluru! pimpinan instansi keamanan

    nasional ini merupakan pemegang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    41/186

    tanggung jawab operasional yang memiliki

    kewajiban untuk mengimple- mentasikan

    kebijakan keamanan nasional.

    :asing-masing pimpinan instansikeamanan nasional tersebut !arus

    ditempatkan dibawa! kendali pejabat politik

    yang memegang tanggung jawab dan

    akuntabilitas politik. Pejabat politik ini ditunjukole! Presiden dan bertugas unntuk

    merumuskan kebijakan-kebijakan keamanan

    na- sional yang sesuai dengan cakupan kerja

    masing-masing instansi. Penun-jukan pejabat

    politik ini selain ditujukan untuk meningkatkan

    legitimasi politik pelaksanaan fungsi keamanannasional, juga untuk meng!indari politisasi dan

    pelibatan politik para pimpinan instansi

    keamanan nasional. )al ini penting untuk diatur

    agar tercipta kemandirian pimpinan instansi

    keamanan nasional dari proses tarik menarik

    politik yang terjadi di bidang keamanan nasional.Pejabat politik bidang keamanan nasional

    ini terdiri dari beberapa %ariasi jabatan. :enteri

    Dalam 8egeri merupakan pejabat politik yang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    42/186

    bertanggung jawab atas perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan stabilitas dalam negeri"

    :enteri @uar 8egeri merupakan pejabat politikyang ber- tanggung jawab atas perumusan dan

    pelaksanaan kebijakan luar negeri 2ndonesia"

    :enteri Perta!anan merupakan pejabat politik

    bidang perta- !anan negara. &etiga menteri

    utama bidang keamanan nasional tersebut dapat

    juga didampingi ole! pejabat politik intelijennasional yang dijabat ole! seorang kepala

    lembaga koordinator intelijen nasional.

    :ekanisme serupa dapatjuga diterapkan untuk

    menetapkan pejabat politik untuk &e- polisian

    8egara dengan menetapkan seorang pejabat

    politik yang mem- impin suatu komisi kepolisiannasional yang bertanggung jawab atas pe-

    rumusan dan penerapan kebijakan kepolisian

    nasional.

    'ubstansi kelima adala! tentang !irarkikebijakan keamanan nasion-

    al. &eberadaan beragam aktor keamanan

    nasional tersebut perlu disertai dengan !irarki

    kebijakan keamanan nasional yangjelas.

    Presiden dan D&8 !arus memberikan

    panduan umum kebijakan keamanan nasional

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    43/186

    dengan menetapkan &ebijakan 7mum

    &eamanan 8a- sional dan 'trategi &eamanan

    8asional di awal masa kepresidenannya. Didimensi perta!anan negara, Presiden memiliki

    kewajiban untuk menetap- kan &ebijakan 7mum

    Perta!anan 8egara, yang ole! :enteri

    Perta!anan dioperasionalkan dalam bentuk

    &ebijakan Penyelenggaraan Perta!anan 8egara.

    Dua kebijakan politik tersebut diterjema!kanole! Panglima B82

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    44/186

    Bab

    I:

    Rek

    onstruksi

    Kea

    ma

    nan

    Nas

    ional

    sistem keamanan nasional dikenal dengan

    sebutan Epengawasan berla- pisE (multi-layered

    oersi*ht). Fang dimaksud dengan pengawasan

    berlapis adala! sistem pengawasan konsentrik

    yang dilakukan ole! berbagai dinas atau instansi

    di mana secara berurutan pengawasan yangdilakukan ole! sebua! dinas menjadi cakupan

    pengawasan lapisan dinas berikutnya. Pen-

    gawasan berlapis seperti ini dilakukan dengan

    menempatkan pengawasan ter!adap aktor

    keamanan nasional di titik pusat lingkaran

    dengan tujuan menjamin dan meningkatkanakuntabilitas politik, !ukum dan keuangan.

    Pengawasan berlapis ini terdiri dari empat

    lapisan, yaitu pengawasan me- lekat di dalam

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    45/186

    instansi keamanan nasional, pengawasan

    eksekutif, penga- wasan parlemen, !ingga

    pengawasan ole! masyarakat sipil.

    Titik DebatRUUKeamananNasional

    Polemik tentang Draft 4ancangan 7ndang-

    7ndang &eamanan 8a- sional yang terjadi

    antara Departemen Perta!anan dan :abes B8 2

    dengan P5@42 terfokus pada tiga titik debat

    utama, yaitu (1 restrukturisasi organ- isasi

    instansi keamanan nasional, terutama tentang

    penempatan organisa- si P5@42 di bawa! suatu

    departemen tertentu" (# pelibatan B82 di dimensi

    non-perta!anan negara yang dipandang

    sebagai perluasan kewenangan B82 ke wilaya!

    kerja P5@42"dan ($ gelar operasi militer satuan

    B82 tanpa prosedur pengera!an yang

    melibatkan Presiden dan DP4.Debat di ruang publik menunjukkan ba!wasubstansi yang se!arusn-

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    46/186

    ya menjadi tiang utama 477 &eamanan

    8asional luput dari per!atian publik. 'ubstansi

    tersebut adala! sistem keamanan nasional.'istem kea- manan nasional menyediakan

    instrumen bagi negara untuk mengambil

    langka!-langka! strategis untuk menjaga

    kedaulatan negara, integritas teritorial, serta

    keselamatan bangsa dari segala bentuk

    ancaman.Dnst- rumen tersebut disiapkan ole!

    Dewan &eamanan 8asional (D&8 yang bekerja

    berdasarkan suatu tata laksana pengelolaan

    keamanan nasional. Dal am forum D&8 inila!

    Presiden memba!as alternatif-alternatif tanggap

    strategis yang !arus diambil untuk

    menyelesaikan masala!-masala! kea- manannasional.

    'e!arusnya,perdebatan utama tentang 477&eamanan 8asional leb-

    i! difokuskan untuk mencari bentuk sistem

    keamanan nasional yang dibu- tu!kan 2ndonesia

    dalam proses proses transisi regim politik dan

    demok-

    '

    /

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    47/186

    Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    23

    tian seperti itu perlu disusun dengan

    memper!atikan kapasitas politik nasional,

    dinamika !ubungan antarnegara di kawasan

    tertentu maupun global, demokrasi, !ak-!ak

    asasimanusia serta norm a, kaida!, dan !ukum-

    !ukum internasional. &onsep maupun modalitas

    tersebut perlu ditempat- kan dalam konteks dan

    perspektif yang tepat se!ingga memberi

    peluang bagi pendayagunaan instrumen

    negara dan sekaligus menjamin perlind- ungan

    kepada kepentingan masyarakat baik

    sebagai kelompok maupun perorangan.

    Pertimbangan kedua, dari sudut politik

    perumusan 77 &eamanan8asional merupakan kebutu!an mendesak

    untuk mengatur kembali per- an dan posisi

    institusi-institusi yang bertanggung jawab untuk

    mewujud- kan sistem keamanan nasional. Dalam

    sistem politik demokrasi, keamanan nasional tidak

    lagi semata-mata menjadi wilaya! kekuasaannegara secara eksklusif tetapi menjadi wilaya!

    bersama dari aktor-aktor yang lebi! luas. 5le!

    karena itu , perlu adanya pengaturan tentang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    48/186

    Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    23

    keamanan nasional yang mencerminkan

    kepentingan aktor-aktor (stake!olders yang

    lebi!luas.

    Pertimbangan ketiga berkaitan dengankerangka legal. 77 &eamanan

    8asional diperlukan untuk( (1mengoperasionalkan ketentuan 77D 13

    Pasal $" (# menutup ketidakkonsistenan dan

    sekaligus menyelaraskan regulasi-regulasi yang

    menyangkut perta!anan dan keamanan

    negara seperti tertera di 77 8o. #A## tentang

    P5@42 dan 77 8o. $A## tentang Perta!anan

    8egara, 77 8o. $A# tentang B82, dan 77 8o

    1A#11 ten- tang lntelijen 8asional" dan ($

    mengisi sebagian kekosongan !ukum di bidang

    keamanan nasional.

    9erdasarkan tiga pertimbangan strategistersebut, 77 &eamanan 8a-

    sional merupakan simpul strategis yang

    dbutu!kan negara untuk mem- bentuk sistem

    keamanan nasional yang integratif dalam suatusistim politik yang demokratis. 77 &eamanan

    8asional dibutu!kan untuk memberikan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    49/186

    Bab I: Rekonstruksi KearnananNasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    23

    pedoman yang jelas ter!adap ara! gerak

    instansi-instansi keamanan na- sional.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    50/186

    R

    E

    F

    E

    R

    E

    N

    S

    I

    Alston, P!ilip, (ed.. heUnited Nations and

    Human Ri*htsA CriticalA##rais3

    al (5?ford 5?ford 7ni%ersity Press, 1#.

    Anderson, :ary 9. E)umanitarian 8/5s in

    *onflict 2nter%ention

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    51/186

    (8ew Fork( 78 Department of Public

    2nformation, 1.

    9outros-/!ali, 9outros.An A*enda for &eace-

    &reentie 1i#lomacy&eace- makin* and

    &eacekee#in* Re#ort of the'ecretary-

    %eneral.78 /A54 '*54, t! 'ess.,

    Preliminary @ist 2tem 1, at 33, 78 Docs,

    AAA#G 'A#11 (1,,#.

    9rown, *!ris. 0nternational Relations heoryNe+ Normatie A##roaches

    (8ew Fork (*olumbia 7ni%ersity Press, 1#H.

    9u;an, 9arry (et.al.H. 'ecurityA Ne+ Frame+orkfor Analysis (@ondon( @ynne

    4ienner, 1,,+.

    *lausewit;, *arl %on. n ar (1+$$, $ >olumes.,

    6d. dan terj. :ic!ael )ow- ard dan Peter

    Paret. (Princeton( Princeton 7ni%ersity

    Press, 1,0.

    Dalby, 'imon. E*ontesting an 6ssential *oncept

    4eading t!e Dilemma in *ontemporary

    'ecurity DiscourseE dalam &rause, &eit!

    dan Williams, :.*. (eds.H, Critical 'ecurity

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    52/186

    'tudies Conce#t and Cases (@ondon( 7*@

    Press, 1H.

    Department of =oreign Affairs and 2nternational

    Brade (D=A2B, Human 'e- curity'afety for

    &eo#le in a Chan*in* orld (5ttawa D=A2B,

    1,,,H.

    Deter, 2ngrid. he 4a+ of ar (*ambridge (

    *ambridge 7ni%ersity Press,#H.

    Donnelly, ack. 0nternational Human Ri*hts(9oulder, *olorado West%iew

    Press, 1$H.

    2

    4

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    53/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan

    negara yang memiliki kapasitas aksi secara

    global. )al ini tentu saja akan memiliki

    konsekwensi yang sangat besar bagi terciptanya

    keamanan dan ketidakamanan baik dalam

    tataran lokal, nasional, maupun global.

    9erbagai perkembangan di atas,tentunya, juga membawa

    konsekwensi yang sangat besar dan tinggi bagipema!aman menyeluru! ter!adap istila!

    keamanan, ancaman dan kebijakan keamanan

    baik dalam lingkup nasional dan internasional.

    9erbagai !al di atas pula la! yang tela!

    menciptakan polemik berkelanjutan tentang

    477 &eamanan 8asional (&amnas selama ini.:engingat berbaga i pro-kontra yangterjadi

    di masyarakat,pertanyaan penting yang rele%an

    bukan la! semata-mata perlu atau tidaknya

    kita memiliki perangkat regulasi dan penataan

    kebijakan keamanan nasional yang terpadu

    namun akan lebi! terfokus untuk menjawabpertanyaan yang jau! lebi! penting yakni,

    bagaimana kita dapat memaknakan dua konsep

    (keamanan nasional dan ancaman keamanan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    54/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan

    nasional di atasdalam konteks kekinian di

    2ndonesia dan bagaimana rele%ansinya dengan

    pro- kontra 477 &eamanan 8asional kitabeberapa ta!un belakangan iniI

    Bulisan singkat ini mencoba untukmenyoroti problematika definisi,

    !akikat dan rele%ansinya dengan pro-kontra

    penyusunan 477 &amnas dan perlunya prinsip

    ke!ati-!atian dalam menyusun regulasi dan

    penataan kebijakan keamanan nasional sesuai

    dengan dinamika keamanan lokal, nasional dan

    internasional.

    K

    e

    am

    anan

    De!inisi" #akikat $an rele%ansinya$alam ke#i$u&an nasional5

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    55/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan

    'ecara etimologis konsep keamanan

    (security) berasal dari ba!asa latin "securus" (se

    J cura) yang bermakna terbebas dari ba!aya,terbebas dari ketakutan (free from dan*er freefrom fear).&ata ini juga bisa bermakna dari

    gabungan kata se (yang berarti tanpawit!out

    dan curus (yang berarti

    $uneasiness). 'e!ingga bila digabungkan kata ini

    bermakna $liberation from uneasiness or a

    #eaceful situation +ithout any risks or threats$.6

    8 Beberapa bagian dari tulisan ini pernah dimuat dalam

    buku ?#rans+ormasi 9alam tudi 1ubungan Internasional:>ktor 6su dan &etodologt? 2

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    56/186

    Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na

    ementara itu dalam berbagai literatur ilmu 1ubun

    para sarjana 1ubungan lnternasional berargumen

    keamanan merupakan sebuah "contestedconce#t$$.Pendekatan tradisional

    "ang didominasi oleh mashab Realisme

    men"atakan bah5a konsep keamanan

    merupakan sebuah kondisi "ang terbebas

    dari an %aman militer atau kemampuan suatunegara untuk melindungi negara!bangsan"a

    dari serangan militer "ang berasal dari

    lingkungan eksternal (the absence of a

    military threat or +ith the #rotection of the

    nation from e2ternal oerthro+ or attack)7

    ejalan dengan pemahaman di ataskapabilitas militer suatu negara

    untuk mempertahankan diri merupakan

    sebuah keharusan. 1al senada juga

    diungkapkan alter 7ippmann misaln"a "ang

    men"atakan bah5a?

    a nation issecureto the e2tent to +hich it isnot indan*er of hain* to sacrifice core alues if it

    +ishes to aoid +ar and is able if challen*ed to

    maintain them

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    57/186

    Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na

    by ictory in such a +ar"8 :edangkan >rnoldol+ers memaknakan konsep

    keamanan sebagai berikut? 'ecurity in any

    ob5ectie sense measures the absence of threats

    to ac,uired alues and in a sub5ectie sensethe

    absence of fear that such alues+ill be attacked"

    Kendatipun beberapa %ontoh de+inisikeamanan di atas menunjukkan

    persamaan dalam hal kebebasan terhadap

    an%aman!an%aman militer namun konsepsi diatasjuga se%ara jelas mengindikasikan

    perbedaan "reterenr'v atau aktor keamanan

    individual nasional atau internasional.e%ara

    tradisional konsep keamanan selama ini

    memang han"a merujuk pada si+at an%aman

    "ang bersi+at militer semata sehinggaresponn"a pun han"a bersi+at militer serta

    han"a mem+okuskan pada unitBaktor negara.

    ejalan dengan perkembangan!

    perkembangan "ang begitu %epat

    "ang terjadi dalam hubungan internasional

    Barr" Bu=an "ang merupakan tokoh penggerakpendekatan "the +idenin* 'chool/the+iderner"

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    58/186

    Kebijakan Keamanan NasionalPenataanBab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan Na

    9alam Se.:urityDialoue. Col.33.No.4. hlm.

    4+rika "ang tergabung dalam $rgani=ation +or>+rian Anit" $>A "ang diselenggarakan

    pada tahun '//' telah pula memberikan

    artikulasi baru terhadap konsep keamanan

    "akni:

    he conce#t of security *oes

    beyond military considerations. 0t

    must be construed in terms of the

    security of the indiidual citi6ens to

    lie in #eace +ith accessto basic

    necessities of life +hile fully

    #artici#atin* in the affairs of his/hersociety in freedom and en5oyin* all

    fundamental human ri*hts. 77

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    60/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan

    32

    9alam konteks ini hirauan utama

    pembahasan keamanan baik tradisional dan

    non!tradisional juga menga%u pada de+inisian%aman terhadap keamanan. Ri%hard Allman

    misaln"a mende+inisikan an%aman keamanan

    sebagai berikut:

    $. .. a threat to national security isan

    action or se,uence of eents that (7)

    threatens drastically and oer a

    relatiely brief s#an of time to

    de*rade the ,uality of life for the

    inhabitants of a state or (8)

    threatens si*nificantly to narro+

    the ran*e of #olicy choices aalaible

    to the *oernment of a state or to

    #riate non- *oernmental entities

    (#ersons *rou#scor#orations) +ithin

    the state$ '3F

    9engan demikian %akupan derajat dan

    spektrum keamanan dan an%aman keamanan

    pun telah berubah se%ara signi+ikan. Berbagai

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    61/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKebijakan Keamanan NasionalPenataan

    33

    hal inilah "ang kemudian harus diakomodasi

    se%ara terpaduutuh dan terukur

    I l Bu=an Barr" '//

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    62/186

    dalam berbagai regulasi dan kebijakan

    keamanan nasional dewasa ini, k!ususnya di

    2ndonesia.

    'ro(KontraRUU Keamanan Nasional Dilemaantara 'roblematika$an

    K

    ebutu#a

    n)

    Polemik yang selama ini terjadi di tenga!

    masyarakat mengenai 477 &eamanan 8asional

    (477 &am8as pada dasarnya terjadi

    diakibatkan belum matangnya, setidaknya !alini terjadi karena belum disepakatinya berbagai

    istila! mendasar di atas. Problema definisi,

    !akikat dan tujuan keamanan nasional,

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    63/186

    misalnya, merupakan bukti kuat betapa

    sulitnya mencari kesepakatan dari berbagai

    aktor keamanan (baik militer, polisi danmasyarakat sipil lainnya.

    Penyusunan 477 &amnas, padadasarnya, merupakan bagian

    dari kebijakan pemerinta! dimana lebi!

    menekankan pada penataan regulasi kebijakan

    dan perumusan, serta imp lementasi kebijakan

    dan strategi keamanan nasional dalam

    menciptakan lingkungan keamanan yang

    sesuai dengan kepentingan (keamanan

    nasional. Pada titik inila!, persoalan lain

    mengemuka dimana belum terfomulasikannya

    kepentingan (keamanan nasional secara utu!

    dan terpadu. &epentingan (keamanan nasional

    juga akan menjadi pijakan ara! bagi

    kebijakan pemerinta! dalam menciptakan suatu

    kondisi politik nasional dan internasional yang

    sesuai untuk perlindungan nilai - nilai dan

    kepentingan %ital nasional dari berbagai

    ancaman fisik dan non fisik yang berasal dari

    lingkungan internal dan eksternal. Absennya

    formulasi kepentingan (keamanan nasional ini

    la! yang kemudian menjadi titik awal

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    64/186

    penolakan sebagian besar elemen masyarakat

    ter!adap 477 &amnas dan ba!kan kalangan

    masyarakat sipil mencurigai adanya kepentingan-kepentingan tersembunyi Pemerinta! dalam

    menggagas 477 ini.'4

    Dalam konteks ini, 477 keamanannasional akan melibatkan

    berbagai spektrum kebijakan publik dari

    beragam interaksi kebijakan dimana di

    dalamnya mencakup kerja sama serta

    persuasi, !ingga kepada penggunaan

    pendekatan dengan kekerasan. Arti penting

    suatu

    '47ihatberbagai reaksi kalangan mas"arakat sipil terhadappenolakan RAA Kamnas dalamberbagaimedia %%rak nasional

    dalam b%berapabulan t%rkahir ini.

    3

    2

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    65/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    33

    kepentingan nasional, tingkatan dari suatu

    ancaman, serta kapabilitas suatu negara akan

    dikombinasikan dalam menentukan aksi apa

    yang akan dipili! serta kebijakan seperti apa

    yang akan digunakan sebagaimana (akan

    tergambar dalam 77 &eamanan 8asional.13

    7ntuk meng!asilkan suatu 77 keamanan

    nasional yang kompre!ensif tentunya

    dibutu!kan pema!aman menyeluru!

    ter!adap berbagai dimensi keamanan itu

    sendiri baik dari kalangan pemerinta!,

    parlemen dan masyarakat sipil lainnya. lsu

    berikutnya yang juga dapat (dan tela!

    berpotensi menjadi sorotan masyarakat adala!yang terkait dengan sifat ancaman. 'ecara

    tradisional, dimensi ini menyoroti ancaman yang

    bersifat militer, namun berbagai perkembangan

    nasional dan internasional sebagaimana disebut

    di atastela! menguba! pula sifat ancaman

    menjadi jau! lebi! rumit.Dengan demikian, persoalan ancaman

    keamanan menjadi jau! lebi! kompre!ensif

    dikarenakan menyangkut pula aspek-aspek

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    66/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    34

    lain seperti ekonomi, sosial-budaya, lingkungan

    !idup dan ba!kan isu-isu penting lainnya yang

    sangat dikedepankan ole! !ampir semuakalangan masyarakat sipil seperti demokratisasi,

    dan )A:. &!usus mengenai dua isu terak!ir ini

    masyarakat berpandangan ba!wa 477&amnas

    dapat menjadi alat bagi negara untuk

    memaksakan ke!endak 8egara dan menekan

    masyarakat dalam menjalankan !ak-!ak sipilnya.Al!asil, sebagaimana dikemukakan Peter*!alk, fenomena global

    kontemporer diwarnai ole! Efenomena abu-

    abuE (%reyArea &henomena). =enomena ini

    secara longgar dapat didefinisikan sebagai

    Eancaman- ancaman ter!adap keamanan,

    stabilitas nasional dan internasional yang

    diakibatkan dari proses-proses interaksi aktor

    negara dan non negaraE10K =enomena abu-abu

    ini pula la! yang kemudian menimbulkan

    multitafsir dan polemik berkepanjangan

    mengenai beberapa pasal dalam 477

    &amnas yang terkait dengan ancaman

    keamanan nasional.'

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    67/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan P%nataan Kebijakan Keamanan NaPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    38

    '81al ini misaln"a terlihatdari dra+t RAA Keamanan Nasional 9ra+t

    $ktober 2'2 dimana men"ebutkan spektrum dan sasaran an%aman

    keamanan nasional tanpa mernberikan penjelasan yang utuh dan

    terukur dan aturan tentang hal ini akan diberikan dalamKeputusan Presiden Tentunya hal ini akan sangat rawan terhadap

    pen"ele5engan dan atau setidakn"a interpretasi sub"ekti+ "ang akan

    diberikan institusi negara t%ntang an%aman kearnanan nasional.

    7ebih jauh haG ini justru akan membaha"akan keamanan nasional

    "ang sesungguhn"a.

    '( ;halk Peter 2.Non military security an lobalorer.$E+ord: $E+ord Aniversit" Press.

    '

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    68/186

    Persoalan yang jau! lebi! rumit mengemuka

    tatkala draft 477 &amnas ini menyatakan

    ba!wa ancaman-ancaman yang dapat

    memba!ayakan keamanan nasional akan diatur

    tersendiri dalam &eputusan Presiden.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    69/186

    bersifat militeristik sepatutnya digeser ole!

    pendekatan-pendekatan non- militer seperti

    ekonomi, politik, !ukum dan sosial-budaya.6lemen berikutnya yang mungkin jugaakan mengara!kan kita pada

    polemik ini adala! unsur-unsur keamanan

    nasional. 9agi para pengusung konsep keamanan

    tradisional, negara adala!

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    70/186

    baru baik dalam tataran indi%idual maupun

    global yang perlu dilindungi. 8ilai-nilai baru in i

    antara lain peng!ormatan pad a )A:,demokratisasi, perlind ungan ter!adap lingkungan

    !idup dan upaya-upaya memerangi keja!atan

    lintas batas (transnational crime) seperti misalnya

    perdagangan narkotika, money

    ancaman bersenjata dan an%arnan tidak bersenjata Ancamanterakhir ini kemudian menimbulkan

    multita+sir "ang ra5an disele5engkan oleh negara unruk memaksakan

    kehendakn"a.

    ') 7ihat p%nj%lasan dalarn %atatan kaki no.6.

    3

    4

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    71/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan

    38

    launderin* dan terorisme.

    Perlindungan ter!adap nilai-nilai baru di

    atasmenjadi titik puncak mengemukanya

    keamanan non-tradisional dalam konteks

    global yang kini patut menjadi per!atian

    utama dari institusi negara. 'ebagaimana tela!

    ditekankan ole! 78DP (sejak 1 lalu dalam

    Human 1eelo#ment Re#ort yang menyatakan

    ba!wa

    "he conce#t of security must thus

    chan*e ur*ently in t+o basic

    +ays-from an e2clusie stresson

    national security to a much *reaterstress on #eo#le security from

    security throu*h armaments to

    security throu*h human

    evelopment':"

    Dalam konteks ini, negara di!arapkandapat menjamin nilai-nilai keamanan di atas

    dan justru bukan menjadi sumber masala!

    bagi perlindungan ter!adap nilai-nilai tersebut.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    72/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan

    3(

    )alinila! yang dikritisisebagian besar

    masyarakat (sipii terkait dengan beberapa pasal

    dalam 477 &amnas yang ber!ubungandengan &enyelen**araan" &en*elolaan

    $an &elaksanaan keamanan nasional. @ebi!

    jau! ketiga istila! ini memiliki pemaknaan

    yang masi! sangat kabur. 9a!kan ketiga

    istila! ini saling tumpang tindi! terkait

    dengan wewenang dan cakupan implementasikebijakan keamanan nasional.L

    'enutu&

    Dari uraian di atas,kita dapat menarik

    kesimpulan ba!wa mengingat perkembanganglobal yang kini sedang melanda dunia,

    definisi, isu maupun agenda keamanan patut

    dijawab secara multidimesional. 5le!

    karenanya pema!aman menyeluru! ter!adap

    !akekat, prinsip, tujuan keamanan nasional

    dan berbagai opsi kebijakan dan

    penyelesaian berbagai persoalan keamanan

    yang tertuang dalam agenda dan 477

    keamanan nasional tidak !anya cukup dengan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    73/186

    Bab II: 9imensi >n%aman Keamanan dan Penataan Kebijakan Keamanan NaKeamanan NasionalPenataan Kebijakan

    3n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N

    42

    ri*hts= (b Pemberdayaan perempuan sebagai

    lndikator Human 1eelo#ment 0nde2 ()D2"

    (c Burunnya kualitas !id up manusia dalambidang-bidang seperti kese!atan, pendidikan,

    sandang, pangan, dan papan" (dBingginya kritik

    internasional atas sulitnya kita mengembangkan

    sikap !armoni dalam ke!idupan antar

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    88/186

    ras, suku bangsa dan umat beragama" (e

    Bingginya potensi pemaksaan aturan tata

    pemerinta!an yang baik (good go%ernance,

    !omogenitas aturan perdagangan, upa! buru!,

    dan kom itmen bag i liberalisasi ekonom i,

    sebagai indikator bantuan ekonomi luar negeri"

    (f :erebaknya blok-blok ekonomi regional

    yang berpotensi memperlema! kedaulatan

    nasional" (g serta Bingginya subsidi di negara-

    negara maju ter!adap produk-produk

    pertaniannya.

    &edua,ancaman yang berbajuBerorisme.

    'elain politisasi isu terorisme itu sendiri yang

    membuat stigma 42 sebagai sarang Beroris,negara asing juga secara tidak langsung

    mengambil manfaat dari tingginya potensi

    konflik !ori;ontal di dalam negeri kita, dengan

    mengalirkan senjata ke berbagaidaera! konflik,

    k!ususnya di 2ndonesia 9agianBimur.

    &etiga, ancaman yang berbajukriminalitas, berupa keja!atan lintas negara

    yang terorganisir, yang dikenal dengan nama

    ransnational r*ani6ed Crime (B5*, yang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    89/186

    dapat diklasifikasikan dalam keja!atan

    8arkotika" penyelundupan dan perdagangan

    manusia" pencucian uang" korupsi"penyelundupan pekerja migran"

    penyelundupan senjata" serta perompakan di

    laut.

    &eempat, ancaman yang berbajukewilaya!an,sebagaimana terbukti

    dari rentannya stabilitas keamanan batas

    wilaya! dengan negara- negara tetangga"

    tingginya pelangaran atas Cona 6konomi

    6ksklusif (C66 2ndonesia" kurangnya perjanjian

    bilateral untuk mengatasi B5*" lambannya

    kemampuan memanfaatkan kemajuan di

    bidang teknologi dan informasi dalam

    memerangi B5*" serta tingginya mobilitas

    penduduk yang memuda!kan terjadinyaB5*.

    &elima, ancaman yang berbajukeamanan global, sebagaimana

    suda! diconto!kan dengan dukungan media

    internasional dari berbagai kalangan di dalam

    negeriAmerika 'erikat atas kekuatan oposisi didalam negeri 2ran, :esir, dan 'uria!, baik

    melalui dukungan ekonomi dan politik, termasuk

    melalui mekanisme Dewan &eamanan P99.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    90/186

    )asilnya, kredibilitas negara sasaran menjadi

    rusak di dalam dan luar negeri, se!ingga

    memuluskansanksi yang tidak manusiawi.&eenam, ancaman yang berbajulingkungan !idup, seperti

    pengrusakan lingkungan !idup ole!

    !ultinational Cor#orations (:8* dengan

    menggunakan teknologi yang tidak terdeteksi,

    serta keengganan negara-negara besar

    mendukung kon%ensi internasional di

    bidang

    4

    '

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    91/186

    Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N

    42

    lingkungan !idup seperti kesepakatan-

    kesepakatan &BB 9umi dan 'orlSummit on Sustainable Development (W''D.

    Dari kumpulan masala! diatas, tergambar

    ba!wa &amnas ternyata mencakup masala!-

    masala! yang sangat kompleks, dan bukan

    lagi merupakan wilaya! kerja B82 dan Polri

    semata, karena semuanya langsung maupun tidaklangsung mengancam keutu!an 8&42

    Ancaman Keamanan $an Kebi-akanKeamananNasional

    9erdiskusi tentang 477 &amnas tidakdapat dilepaskan dari latar belakang la!irnya

    BAP :P4 8o. >2 dan 8o. >22 Ba!un #

    tentang pemisa!an B82 dan Po lri. Dalam

    waktu singkat, timbul kesadaran di sebagian

    pemangku kepentingan &amnas ba!wa

    pemisa!an B82 dan Polri yang diikutipemisa!anan perta!anan dan keamanan

    sebagaimana diamanatkan dalam kedua BAP

    tersebut tidakla! sepenu!nya tepat. )al ini

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    92/186

    Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N

    43

    dapat dikaji dari uraian berikut ini, secara

    =ilosofis dan secara :anajerial.

    Pertama, secara filosofis 477 &amnasmembagi keamanan nasional

    ke dalam empat butir yaitu (i keamanan

    indi%idu, (ii keamanan publik, (iii keamanan

    negara dan (i% perta!anan negara. Pembagian

    semacam ini, selain menyulitkan ilmuwan untuk

    mendefinisikan &amnas sesuai dengan

    kepentingan nasional 2ndonesia, sekaligus

    menjawab ter!adap persoalan di bidang

    keamanan nasional yang berkembang

    sedemikian kompleks.

    )arus diakui ba!wa memang belum adasatu pema!aman yang

    baku di masyarakat internasional mengenaidomain &amnas ini. 'ebagai conto!, di Amerika

    'erikat misalnya, pada sepulu! masa jabatan

    presiden biasanya terla!ir sepulu! kebijakan

    &amnas.1 Akan tetapi esensi yang dapat ditarik

    adala! tujuan keamanan nasional adala!

    mengamankan kepentingan nasional. Daripengertian tersebut terungkap ada dua kata

    kunci yaitu kepentingan nasional dan

    pengamanannya. &amnas itu sendiri berurusan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    93/186

    Penataan Kebijakan KeamananBab lll: Persepsi >n%aman Keamanan Nasional dan Perkuatan Perrahanan N

    44

    dengan pi!ak luar. 'eperti dinyatakan ole!

    Donald 6.

    8uec!terlein berikut ini( the national interest-onthe other han"- "eals iththe eternal environment. 2

    1 Kenyataan ini termuat dalarn www whiteh o usego!

    2 trateg" and or%e Planning a%ult"Naval ar ;ollege Jtrateg"and or%e PlanningJ Ne5port RI.

    '//(

    1al. I/.

    http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/http://www.whitehouse.gov/
  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    94/186

    &epentingan nasional pada dasarnya

    adala! rangkuman aspirasi suatu bangsa di

    bidang politik,ekonomi dan militer.9erdasarkan

    sifatnya, kepentingan nasional dapat

    diklasifikasikan ke dalam dua bentuk besar,

    yaitu kepentingan nasional yang kekal dan

    kepentingan nasional yang dapat beruba!-uba!

    sesuai dengan perkembangan waktu. Dari dua

    klasifikasi itu, biasanya kepentingan nasional

    akan dibagi-bagi dalam strata yang mencakup

    keduanya.

    Adapun strata kepentingan nasional

    secara lengkap, beberapa a!li strategi berbeda

    pendapat. :enurut 4ic!mond :. @loyd,

    kepentingan nasional dikelompokkan dalam

    strata (l ital ii secondary (iii mar*inal dan (i%

    #eri#heral. 'edangkan menurut Donald :.

    'now dan Dennis :. Drew,kepentingan

    nasional terdiri atasstrata (i surial (ii ital(iii

    ma5or dan (i%#eri#heral.7 Dari sisiakademis,tidak ada yang keliru dari perbedaan pendapat

    antara @loyd dan Drew, karena strata mana

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    95/186

    yang digunakan pada ak!irnya kembali pada

    !irauan masing-masing indi%idu.

    Dalam konteks 2ndonesia, !ingga saat inibelum terdapat rumusan

    yang rinci mengenai kepentingan nasional

    berdasarkan stratanya, baik pada

    tingkatan

    bilateral, regional, maupun global. Walaupun

    terdapat informasi dalam dalam alinea keempat

    Pembukaan 77D 13, dokumen ini baru

    memuat cita-cita bangsa, dan belum

    menggapai kepentingan nasional itu sendiri.

    Dikaitkan dengan 477 &amnas,pertanyaannya adala! tepatka!

    filosofis keamanan nasional yang dibagi

    berdasarkan empat butir tersebutI :enurut

    !emat kami,filosofis pembagian tersebut

    belum akurat karena terkesan ingin membagi

    keamanan nasional berdasarkan tanggung

    jawab, dan belum bertolaklebi! mendalam

    seperti tingkat keterikatannya dengan kondisi

    geografis 2ndonesia.

    'ecarafilosofis,pembagian tanggungjawab &amnas berdasarkan

    Epembagian la!anE belumla! akurat, karena

    apabila kita menyimak praktik &amnas di

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    96/186

    Amerika 'erikat misalnya, yang terjadi adala!

    pelibatan semua aktor pada aspek kebijakan

    maupun aspek operasional. 'ebagai

    3 Pemikiran Ri%hmond &. 7lo"d diadopsi se%ara luas oleh A

    Nav" ter%errnin dalam buku berjudul8unamental o& 8orce

    lannin- sedangkan pemikiran 9onald &. no5 dan 9ennis &.

    9re5 diadopsi s%%ara luas ol%h A >ir or%e s%p%rti dalam buku

    berjudul 9a+in Stratey !ntrouction $o1ational Security

    rocesses an roblems. 7lo"d adalah Pro+essor pada National

    e%urit" 9e%ision &aking 9epartment ANaval KCar;ollegeNe5port Rl. >dapun 9onald &. ne5 %lan 9ennis& 9re5 adalah

    pengajar di A>ir or%e.

    4

    3

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    97/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    conto!, perang melawan terorisme tidak saja

    melibatkan aktor-aktor di bidang !ukum dan

    militer seperti Departemen Perta!anan,

    Departemen &e!akiman dan =92, akan tetapi

    juga melibatkan lembaga lainnya seperti

    Departemen &euangan, Departemen lmigrasi

    dan 8aturalisasi, Departemen Perdagangan dan

    lain sebagainya.

    :enurut !emat penulis, secara filosofis&amnas 42 !endaknya

    memper!atikan kondisi geografis 2ndonesia

    sebagai negara kepulauan. 'ebagai negara

    kepulauan yang mempunyai 1. pulau,

    2ndonesia juga mempunyai $ A@&2 yangmerupakan jalur perlintasan bangsa lain. lbarat

    ruma!, ada ruangan-ruangan dalam ruma!

    bangsa 2ndonesia yang setiap !arinya dilewati

    ole! orang lain atas nama !ukum

    internasional. )ukum internasional itu sendiri

    memang pada satu sisi mengakui 2ndonesiasebagai negara kepulauan, akan tetapi sebagai

    konsekuensinya meng!aruskan kita

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    98/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    menyediakan sebagian dari perairan nasional

    bagi kepentingan na%igasi pi!ak-pi!ak lain.

    :engapa secara filosofis keamanannasional !arus memper!atikan

    kondisi geografisI &arena di situla! sala!

    satu aspek !idup matinya suatu negara

    bangsa. 7ntuk 2srael misalnya, &amnas negara

    ini sangat dipengaru!i cara pandang dirinya

    atas negara-negara disekitarnya yang !ampir

    semuanya memusu!i dirinya, ba!kan berupaya

    untuk meng!ilangkan eksistensinya. Di situla!

    alasan mengapa betapa pentingnya 42

    membangun pemikiran tentang &amnas yang

    berakar di 2ndonesia, dengan tidak menafikan

    apa yang berkembang di negara lain dalam isu

    yang sama. )arus dipa!ami ba!wa &amnas tiap

    negara adala! berbeda, yang antara lain

    disebabkan ole! faktor geografis. :engingat

    &amnas negara kita !idup dalam sebua! negara

    kepulauan, maka sektor laut !endaknya menjadi

    pijakan awalnya.

    &edua, secara manajerial, para konseptor477 &amnas ini !endak

    meng!indari terjadinya duplikasi dengan

    undang-undang yang suda! ada sebelumnya,

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    99/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    k!ususnya 77 8o. $ Ba!un ## tentang

    Perta!anan, 77 8o.$Ba!un # tentang B82

    dan 77 8o.#Ba!un ## tentang Polri. 7ndang-undang &amnas ba!kan dimaksudkan sebagai

    perajut di antara ketiga perundangan terkait,

    namun tidak berarti 77 &amnas nantinya akan

    menjadi undang-undang payung karena

    !irarki perundang-undangan saat ini tidak

    mengenal !al demikian.4'angat disadari ba!wa untukmenerjema!kan &amnas kedalam

    4. 7ihal Andang!undang No. 6$ #ahun 24tentant4Pembentttkan PeraturanPerundang!undangan.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    100/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab Ill: Persepsi >n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N

    4( 4(

    Bagaimana dengan aspek

    pengorganisasianL &asalah

    pengorganisasian sebenarn"a tidak terlalu

    sulit apabila konstruksi Kamnas dan

    ke5enangan "ang melekat pada aktor!aktor

    terkait tertata dengan baik dan bukan

    berdasarkan pada ?pembagian lahanJJ. alah

    satu kelemahan utama dalam konstruksi

    keamanan nasional saat ini adalah adan"a

    ?pembagian lahan? padahal lsu!isu keamanan

    terus berkembang dan kian rumit. Ketika

    Indonesia masih sibuk dengan pola ?pembagian

    lahan? negara!negara lain justru sudah

    menggunakan pendekatan lintasIembag a.

    Kata kun%i dari pengorganisasian "ang

    baik adalah adan"a sikap politik pemerintah

    dan kemampuan manajerial pemerintah sendiri

    dalam menata konstruksi keamanan nasional.

    9i masa lalu meskipun belum sepenuhn"ademokratis namun pemerintah memiliki sikap

    "ang tegas dalam men"ikapi isu!isu keamanan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    101/186

    Penataan Kebijakan Keamanan NasionalBab Ill: Persepsi >n%arnan Keamanan Nasional dan Perkuatan Pertahanan N

    4< 4n%aman Keamanan Nasional dan penmusan Kebijakan Keamanan Nasional.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    121/186

    9alam berbi%ara mengenai K>&N>sampai dengan saat ini masih

    belum terdapat adan"a konsesnsus tentangde+inisi dan %akupan dari terminolog"

    Keamanan Nasional. 9alam menentukan kinerja

    keseluruhan konsep Keamanan Nasional "ang

    diterapkan perlu untuk lebih dahulu dijabarkan

    dengan jelas tentang apa "ang dimaksudkan

    dengan an%aman terhadap keamanan nasional.

    &engingat akan beragam pengertian dan

    %akupan pembahasan tersebutpemikiran "ang

    sejalan dengan ken"ataan dan perkembangan

    adalah bah5a K>&N> merupakan salah

    satu +ungsi dasar "ang harus dikembangkan

    oleh negara dalam melindungi kedaulatann"a

    dan dalam memberikan jaminan rasa aman

    bagi setiap individu "ang ada dalam negara dari

    berbagai bentuk an%aman.

    Pembukaan Andang!Andang 9asar '/48

    telah merumuskan tujuan nasional "angmengaskan bah5a negara melindungi

    segenap bangsa dan seluruh tumpah darah

    Indonesia memajukan kesejahteraan umum

    men%erdaskan kehidupan bangsa dan seluruh

    tumpah darah Indonesia dan ikut serta

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    122/186

    melaksanakan ketertiban dunia. 9alam

    me5ujudkan tujuan nasional tersebut negara

    mempun"ai dua ke5ajiban "ang+ sekaligusmenjadi dasarBalasan keberadaan negara dilihat

    dari aspek kontrak sosial antara rak"at dan

    mas"arakat. 9eengan demikian keamanan

    nasional adalah salah satupilar dari keberadaan

    negara.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    123/186

    Kepentingan keamanan nasional selalu

    berubah tetapi se%ara umum keamanan nasional

    sering dilihat dari dua pandangan "aitu0

    Pertama issue atau threatbase" national security"ang melihat keamanan nasional dari rnasalah!

    rnasalah atau an%aman!an%aman militer dan nir!

    militermisaln"a an%aman militer negara lain

    invasi terorisme gangguan separatismepemberontakan bersenjata dan lain

    sebagain"a. Kedua keamanan nasional juga

    bisa dilihat dari perspekti+ interestbase"national security. 1al ini terkait dengankepentingan "ang harus dipenuhi untuk

    men%apai tujuan nasional tersebut misaln"amempertahankan integritas 5ila"ah dan

    kedaulatan Indonesia melindungi demokrasi

    dan pluralisme dan lain sebagain"a. Pandangan

    kedua ini lebih bersi+at mendasar dan jangka

    panjang. Namun harus ditegaskan bah5a sulit

    untuk memisahkan kedua pandangan tersebut.ebagai %ontoh kepentingan

    mempertahankan integritas 5ila"ah dan

    kedaulatan dapat teran%am oleh

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    124/186

    pemberontakanbersenjata atau pluralisme

    "ang menjadi landasan keberadaan negara

    dapat teran%am oleh radikalisme golongan danagama "ang se%ara aktual terjadi.

    7ebih lanjut istllah keamanan nasional

    memang masih menimbulkan perdebatan baik

    se%ara akademis maupun se%ara praktis.

    Kajian!kajian dibidang keamanan dan strategis

    tel ah sejak lama di5arnai oleh perbedaanparadigma tentang keamanan nasional.

    Namun pada dasarn"a tanpa harus

    menjabarkan lebih rin%i tentang perbedaan

    paradigma "ang ada dapat dikatakan bah5a

    perdebatan tentang keamanan nasional akan

    berkisar pad a0 Keamanan bagi siapaL Keamanan

    dari apaL 9an Bagaimana memenuhi

    kepentingan keamanan tersebutL

    6a5aban atas ketiga pertan"aan tersebut

    sangat sub"ekti+. Keamanan

    bagi negara belum tentu keamanan bagi

    individu dan atau kelompok. >n%aman bahkan

    bisa sipersepsikan se%ara berbeda oleh

    kelompok atau entitas "ang berbeda. 7ebih

    jauh bahkan suatu masalah bisa dianggap

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    125/186

    menjadi keamanan nasional bagi suatu

    kelompok dan negara tetapi bukan merupakan

    suatu an%aman bagi individu atau mas"arakat.$leg sebab itu implikasi dari perbedaan

    persepsi tersebut adalah keamanan nasional

    menjadi konsep "ang sangat lentur karena

    berbagai masalah berpotensi dapat dianggap

    sebagai masalah keamanan nasional.

    ementara itu jika kita memperhatikan literatur revie5 rbagai kajian di bidang keamananstrategis dan kajian

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    126/186

    Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    demokrasi, terdapat adanya dikotomi yang saling

    bertolakbelakang antara keamanan (security

    dengan demokrasi. Di satu sisi, jika concern

    tentang security meningkat, tentunya !altersebut

    akan berimplikasi mengorbankan demokrasi,

    ba!kan mengorbankan )A: dan konstitusi.

    'ebaliknya jika concern tentang demokrasi lebi!

    diprioritaskan, tentunya !altersebut akan

    berimplikasi mengorbankan pertimbangan-

    pertimbangan security. 5le! sebab itu, perlu

    menjadi per!atian bersama ba!wa dalam

    menjalankan roda berbangsa dan bernegara,

    kita !arus senantiasa menemukan titik !armoni

    antara concern keamanan nasional, denganconcern demokrasi dan konstitusi. Bentu saja

    kita semua menginginkan negara yang aman,

    namun tentunya !al tersebut tidak dengan

    mengorbankan demokrasi, )A: dan &onstitusi.

    Berkaitdenganupayauntukmenatakembalim

    asa la!penyelenggaraankeamanan nasional, 477 &amnas diajukan ole!

    pemerinta! untuk diba!as di DP4. 477

    &amnas di!arapkan dapat menciptakan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    127/186

    Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    sinergi diantara para stake!olders di bidang

    perta!anan, keamanan, dan penegakkan !ukum.

    Da lam !al pelaksanaan dari &A:8A' terdapatbanyak aktor-aktor dibidang &eamanan

    8asional, yang diantaranya mellputi" B82,

    P5@42, lntelijen, 9ea dan *ukai, *oast /uard,

    dan lmigrasi. 8amun dalam draft rancangan

    tersebut terdapat 0 !al krusial yang menjadi

    sorotan publik dan berpotensi ter!adapterjadinya 9udicial Reie+ ter!adap 477tersebut

    dikemudian !ari.

    Pertama, dari sisi terminologi, judul477 tersebut E&eamanan

    8asionalE mengundang kerancuan tersendiri.

    Prinsip umum tata urutan perundangan

    menggariskan ba!wa perancangan 7ndang-

    7ndang !arus senantiasa mengacu dan

    mendasari pada urutan ketentuan yang lebi!

    tinggi, yaitu ter!adap &onstitusi (77D 13.

    7ndang-7ndang Dasar 13 tidak mengenal

    penggunaan terminologi &eamanan 8asional.

    Adapun terminologi yang dikenal dan digunakan

    dalam rumusan 7ndang-7ndang Dasar 13

    adala! E&eamanan 8egara

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    128/186

    Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    mengundang pandangan ba!wa 477 ini tidak

    konsisten dengan &onstitusi77D 13. @ebi!

    lanjut, Pasal + 77 8o. 1Ba!un # ttgPembentukan Peraturan PerundangNundangan

    menyatakan ba!wa :ateri muatan yang !arus

    diatur dengan 7ndang-7ndang berisi !al-!al

    yang

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    129/186

    8( 8(8

    menatur lebih lan;ut +etentuan

    3n"an3n"an Dasar1eara

    *epubli+ !n"onesia $ahun /5

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    130/186

    8< 8epolisian 1eara

    *epubli+ !nonesia- sebaai +e+uatan

    utama- an ra+yat- sebaai +e+uatan

    penu+un

    $entara 1asional !nonesia teriri

    atas n+atan Darat- n+atan

    ?aut- an n+atan 3"ara sebaai

    alat neara bertuas

    mempertahan+an- melin"uni- an

    memelihara +eutuhan an +e"aulatan1eara

    >epolisian 1eara *epubli+

    !nonesia sebaai alat neara

    yan men;aa +eamanan an

    +etertibanmasyara+at b

    ertuas

    melin"uni- menayomi- melayani

    masyara+at- serta menea++anhu+um

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    131/186

    8) 8)8

    Susunan an +euu+an $entara

    1asional !n"onesia- >epolisian

    1eara *epubli+ !nonesia-hubunan +eenanan $entara

    1asional !n"onesia an >epolisian

    1eara *epubli+ !n"onesia i alam

    men;alan+an tuasnya- syarat syarat

    +ei+utsertaan ara neara alam

    usaha pertahanan an +eamananneara- serta hal hal yan ter+ait

    "enan pertahanan an +eamanan

    iatur enan

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    132/186

    Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    u

    n

    a

    n

    @

    un

    a

    n

    .

    Kedua 9alam 7ampiran AANo. '$#ahun

    24 tentang Pembentukan

    Peraturan perundangandisebutkan bah5a:

    >onsierans memuat uraian

    sin+at menenai po+o+po+o+pi+iran yan men;ai latar

    bela+an an alasan pembuatan

    eraturan erunanunanan.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    133/186

    Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    o+o+po+o+ pi+iran paa +onsierans

    unanunan atau peraturan aerahmemuat unsur &iloso&is- yuriis- an

    sosioloisyan men;ai latar bela+an

    pembuatannya.

    o+o+po+o+ pi+iran yan hanya

    menyaia+an baha eraturanerun"anun"anan ianap

    #erlu untu+ ibuat aalah +uran

    tepat +arena tia+ mencermin+an

    tentan latar bela+an an alasan

    ibuatnya peraturan perunan@

    unanan tersebut.

    &endasarkan pada lampiran AA No. '

    #ahun 24 terse but nampak bah5a

    konsiderans "ang ter%antum dalam RAA

    Kamnas tidak memenuhi kriteria sebagaimana

    tersebut di atas. 7andasan +iloso+is "uridis

    dan sosiologis tidak nampak pada Konsiderans

    RAA Kamnas.

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    134/186

    Bab IC: Argensi &ernperbaiki RAA KamnasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    Ketiga RAA tersebut tidak se%ara jelasdan dengan %akupan "ang

    tleksibel mende+isisikan arti an%aman.ementara itu di sisi lain RAA tersebut

    memberikan ke5enangan sepenuhn"a

    terhadap presiden untuk melakukan justi+ikasi

    terhadap an%aman "ang bersi+at potensial dan

    an%aman "ang bersi+at aktual pasal '< a"at 3

    M43. >dapun "ang dimaksud dengan >n%amanPotensial dalam penjelasan RAA dijelaskan

    sebagai an%aman "ang mungkin terjadi namun

    belum pernah terjadi atau sangat jarang terjadi

    dan diperkirakan dari tingkat signi+ikansi

    dampak "ang ditimbulkan apabila benar!benar

    terjadi akan berakibat +atal dan luasterhadapeksistensi dan keselamatan bangsa dan negara.

    ementara >n%aman >ktual dide+inisikan sebagai

    an%aman n"ata "ang sudah pernah terjadi atau

    akan terjadi lagi dengan menga%u pada

    persoalan 5aktu

    hingga dapat dikatakan bah5a an%aman tersebut berada d

    ata. el

    anjutn"a terkait dengan ke5enangan presiden untuk me

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    135/186

    justifikasi ter!adap ancaman potensial dan

    ancaman nyata dijelaskan dalam penjelasan

    477 dengan Ecukup jelas

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    136/186

    &elima, walaupun 477 tersebutmenyebutkan acuan ter!adap

    7ndang-7ndang 8omor # ta!un ## tentangP5@42, 7ndang-7ndang 8omor $ ta!un ##

    tentang Perta!anan 8egara, dan 7ndang-

    7ndang 8omor $ ta!un # tentang B82 di

    bagian konsideran, namun sayangnya 477

    tersebut tidak secarajelas menggambarkan

    keterkaitannya dengan Perundangn yang tela!

    disebutkan. Pada penentuan gradasi situasi

    keamanan tersebut tidak diatur secara jelas

    siapa yang menjadi aktor sentral dalam setiap

    gradasi situasi keamanan. 7ndang-7ndang

    8o.# ta!un ## pasal 3 menggariskan

    ba!wa, &epolisian 8egara 4epublik 2ndonesia

    merupakan alat negara yang berperan dalam

    memeli!ara keamanan dan ketertiban

    masyarakat (pub lic order, menegakkan

    !ukum, serta memberikan perlindungan,

    pengayoman, dan pelayanan kepada

    masyarakat dalam rangka terpeli!aranya

    keamanan dalam negeri Mdomestic security.

    'ementara itu, 7ndang-7ndang 8o.$ ta!un

    # pasal 0 menggariskan ba!wa B82

    merupakan &omponen 7tama sebagai"

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    137/186

    penangkal ter!adap setiap bentuk ancaman

    militer dan ancaman bersenjata dari luar dan

    dalam negeri ter!adap kedaulatan, keutu!anwilaya!, dan keselamatan bangsa, penindak

    ter!adap setiap bentuk ancaman, dan pemuli!

    ter!adap kondisi keamanan negara yang

    terganggu akibat kekacauan keamanan.

    @ebi! lanjut dalam pasal dijelaskan pula

    tentang tugas pokok B82 untuk menegakkankedaulatan negara, memperta!ankan keutu!an

    wilaya! 8egara &esatuan 4epublik 2ndonesia

    yang berdasarkan Pancasiladan 7ndang-

    7ndang Dasar 8egara

  • 7/24/2019 Buku Kebijakan RUU

    138/186

    Bab IC: Argensi &emperbaiki RAA KarnuasPenataan Kebijakan Keamanan Nasional

    4epublik 2ndonesia Ba!un 13, serta

    melindungi segenap bangsa dan seluru!

    tumpa! dara! 2ndonesia dari ancaman dan

    gangguan ter!adap keutu!an bangsa dan

    negara. Bugas pokok tersebut dilaksan