kebijakan tambang
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
1/26
UNDANG-UNDANG NO. 11
TAHUN 1967
UNDANG-UNDANG MINERBA
NOMOR 4 TAHUN 2009Judul: Ketetu!-"etetu! #$"$"
#e%t!&'!(!
Judul: #e%t!&'!(! M)e%!l d! B!tu
'!%!Ke"!*!! T!&'!( d)+e'ut '!,! (!l)! :
#e(u!+!! '!,! (!l)! d)+ele((!%!"!
e&e%)t!, !+!l 1/
#!+!l 1
#e(u!+!! '!,! (!l)!
e(!l! '!,! (!l)! *!( te%d!!t d!l!& )l!*!, ,u"u&
e%t!&'!(! Id$e+)! *!( &e%u!"! ed!!-
ed!! !l!& +e'!(!) "!%u)! Tu,! *!( M!,! E+!
!d!l!, "e"!*!! N!+)$!l '!(+! Id$e+)! d! $le,"!%e!*! d)"u!+!) d! d)e%(u!"! $le, Ne(!%! utu"
+e'e+!%-'e+!%*! "e&!"&u%! %!"*!t.
#e%t!&'!(! +e+)3" &)e%!l d! '!tu '!%! :
D)"u!+!) e(!%! d)+ele((!%!"! $le, e&e%)t!,
d!!t!u e&e%)t!, d!e%!, !+!l 4/.
#!+!l 4
(1) Mineral dan batubara sebagai sumber daya alam yang tak
terbarukan merupakan kekayaan nasional yang dikuasai oleh
negara untuk sebesar-besar kesejahteraan rakyat.
(2) Penguasaan mineral dan batubara oleh Negara sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Pemerintahdan/atau pemerintah daerah.
#e&e%)t!, d! D#R &eet!"! "e')5!"!
e(ut!&!! &)e%!l d! '!tu '!%! utu"
"eet)(! !+)$!l. #e&e%)t!, 'e%e!(
&eet!"! %$du"+) +et)! %$)+) utu"
&e(ed!l)"! %$du"+) d! e"+$% !+!l /
#!+!l
(1) Untuk kepentingan nasional Pemerintah setelah berkonsultasi
dengan !e"an Per"akilan #akyat #epublik $ndonesia dapat
menetapkan kebijakan pengutamaan mineral dan/atau batubara
untuk kepentingan dalam negeri.
(2) %epentingan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan dengan pengendalian produksi dan ekspor.
(&) !alam melaksanakan pengendalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) Pemerintah mempunyai ke"enangan untuk
menetapkan jumlah produksi tiap-tiap komoditas per tahun setiap
pro'insi.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
2/26
() Pemerintah daerah "ajib mematuhi ketentuan jumlah yang
ditetapkan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (&).
() %etentuan lebih lanjut mengenai pengutamaan mineral
dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan pengendalian produksi dan ekspor
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (&) diatur dengan
peraturan pemerintah.
#e(($l$(! '!,! (!l)! :
t%!te()+
8)t!l
N$ +t%!te()+ N$ )t!l !+!l /
#!+!l
1/ B!,!-'!,! (!l)! d)'!() !t!+ t)(! ($l$(! :!.
($l$(! '!,! (!l)! +t%!te()+;'. ($l$(! '!,! (!l)!)t!l.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
3/26
#el!"+!!! e(u!+!! '!,! (!l)! :
#e(u!+!! e(!%! !t!+ ($l$(! +t%!te()+ d!
)t!l d)l!"u"! $le, Mete%).
N$ +t%!te()+-$ )t!l $le, #e&d! T)("!t I
!+!l 4/.
#!+!l 4
1/ #el!"+!!! #e(u!+!! Ne(!%! d! e(!tu%!
u+!,! e%t!&'!(! '!,! (!l)! te%+e'ut d!l!& !+!l
!*!t 1/ ,u%u= ! d! ' d)l!"u"! $le, Mete%);
2/ #el!"+!!! #e(u!+!! Ne(!%! d! e(!tu%!
u+!,! e%t!&'!(! '!,! (!l)! te%+e'ut d!l!& !+!l
!*!t 1/ ,u%u= < d)l!"u"! $le, #e&e%)t!, D!e%!,T)("!t I te&!t te%d!!t*! '!,! (!l)! )tu;
/ De(! &e&e%,!t)"! "eet)(! e&'!(u!
D!e%!, ",u+u+*! d! Ne(!%! u&u&*! Mete%) d!!t
&e*e%!,"! e(!tu%! u+!,! e%t!&'!(! '!,!
(!l)! te%tetu d!%) !t!%! '!,!-'!,! (!l)! te%+e'ut
d!l!& !+!l !*!t 1/ ,u%u= ' "e!d! #e&e%)t!, D!e%!,
T)("!t I te&!t te%d!!t*! '!,! (!l)! )tu.
Kee!(! #e(el$l!! :
Pemerintah pusat (kebijakan dan pengelolaan skup
nasional). da 21 ke"enangan (pasal ).
Pemerintah pro'insi (kebijakan dan pengelolaan "ilayah
pro'insi). da 1 ke"enangan (pasal 0).
Pemerintah kabupaten/kota (kebijakan pengelolaan
kab/kota). da 12 ke"enangan (pasal ).
#!+!l 6
(1) %e"enangan Pemerintah dalam pengelolaan pertambangan
mineral dan batubara antara lain adalah+
a. penetapan kebijakan nasional,
b. pembuatan peraturan perundang-undangan,
. penetapan standar nasional pedoman dan kriteria,
d. penetapan sistem periinan pertambangan mineral dan
batubara nasional,e. penetapan 3P yang dilakukan setelah berkoordinasi dengan
pemerintah daerah dan berkonsultasi dengan !e"an Per"akilan
#akyat #epublik $ndonesia,
*. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan yang berada pada lintas
"ilayah pro'insi dan/atau "ilayah laut lebih dari 12 (dua belas)
mil dari garis pantai,
g. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan yang lokasi
penambangannya berada pada lintas "ilayah pro'insi dan/atau"ilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai,
h. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan operasi produksi yang
berdampak lingkungan langsung lintas pro'insi dan/atau dalam
"ilayah laut lebih dari 12 (dua belas) mil dari garis pantai,
i. pemberian $UP% 5ksplorasi dan $UP% 6perasi Produksi,
j. penge'aluasian $UP 6perasi Produksi yang dikeluarkan oleh
pemerintah daerah yang telah menimbulkan kerusakan
lingkungan serta yang tidak menerapkan kaidah pertambangan
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
4/26
yang baik,
k. penetapan kebijakan produksi pemasaran peman*aatan dan
konser'asi,
l. penetapan kebijakan kerja sama kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat,
m. perumusan dan penetapan penerimaan negara bukan pajak
dari hasil usaha pertambangan mineral dan batubara,
n. pembinaan dan penga"asan penyelenggaraan pengelolaan
pertambangan mineral dan batubara yang dilaksanakan oleh
pemerintah daerah,
o. pembinaan dan penga"asan penyusunan peraturan daerah di
bidang pertambangan,
p. pengin'entarisasian penyelidikan dan penelitian serta
eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan in*ormasi mineral
dan batubara sebagai bahan penyusunan 3UP dan 3PN,7. pengelolaan in*ormasi geologi in*ormasi potensi sumber daya
mineral dan batubara serta in*ormasi pertambangan pada tingkat
nasional,
r. pembinaan dan penga"asan terhadap reklamasi lahan
pasatambang,
s. penyusunan neraa sumber daya mineral dan batubara tingkat
nasional,
t. pengembangan dan peningkatan nilai tambah kegiatan usaha
pertambangan, dan
u. peningkatan kemampuan aparatur Pemerintah pemerintahpro'insi dan pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
pengelolaan usaha pertambangan.
(2) %e"enangan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
#!+!l 7
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
5/26
(1) %e"enangan pemerintah pro'insi dalam pengelolaan
pertambangan mineral dan batubara antara lain adalah+
a. pembuatan peraturan perundang-undangan daerah,
b. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan pada lintas "ilayah
kabupaten/kota dan/atau "ilayah laut (empat) mil sampai
dengan 12 (dua belas) mil,
. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan operasi produksi yang
kegiatannya berada pada lintas "ilayah kabupaten/kota dan/atau
"ilayah laut (empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil,
d. pemberian $UP pembinaan penyelesaian kon4ik masyarakat
dan penga"asan usaha pertambangan yang berdampaklingkungan langsung lintas kabupaten/kota dan/atau "ilayah laut
(empat) mil sampai dengan 12 (dua belas) mil,
e. pengin'entarisasian penyelidikan dan penelitian serta
eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan in*ormasi mineral
dan batubara sesuai dengan ke"enangannya,
*. pengelolaan in*ormasi geologi in*ormasi potensi sumber daya
mineral dan batubara serta in*ormasi pertambangan pada
daerah/"ilayah pro'insi,
g. penyusunan neraa sumber daya mineral dan batubara pada
daerah/"ilayah pro'insi,h. pengembangan dan peningkatan nilai tambah kegiatan usaha
pertambangan di pro'insi,
i. pengembangan dan peningkatan peran serta masyarakat dalam
usaha pertambangan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan,
j. pengoordinasian periinan dan penga"asan penggunaan bahan
peledak di "ilayah tambang sesuai dengan ke"enangannya,
k. penyampaian in*ormasi hasil in'entarisasi penyelidikan umum
dan penelitian serta eksplorasi kepada Menteri dan
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
6/26
bupati/"alikota,
l. penyampaian in*ormasi hasil produksi penjualan dalam negeri
serta ekspor kepada Menteri dan bupati/"alikota,
m. pembinaan dan penga"asan terhadap reklamasi lahan
pasatambang, dan
n. peningkatan kemampuan aparatur pemerintah pro'insi dan
pemerintah kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pengelolaan
usaha pertambangan. (2) %e"enangan pemerintah pro'insi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
#!+!l >(1) %e"enangan pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan
pertambangan mineral dan batubara antara lain adalah+
a. pembuatan peraturan perundang-undangan daerah,
b. pemberian $UP dan $P# pembinaan penyelesaian kon4ik
masyarakat dan penga"asan usaha pertambangan di "ilayah
kabupaten/kota dan/atau "ilayah laut sampai dengan (empat)
mil,
. pemberian $UP dan $P# pembinaan penyelesaian kon4ik
masyarakat dan penga"asan usaha pertambangan operasi
produksi yang kegiatannya berada di "ilayah kabupaten/kotadan/atau "ilayah laut sampai dengan (empat) mil,
d. pengin'entarisasian penyelidikan dan penelitian serta
eksplorasi dalam rangka memperoleh data dan in*ormasi mineral
dan batubara,
e. pengelolaan in*ormasi geologi in*ormasi potensi mineral dan
batubara serta in*ormasi pertambangan pada "ilayah
kabupaten/kota,
*. penyusunan neraa sumber daya mineral dan batubara pada
"ilayah kabupaten/kota,
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
7/26
g. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat
dalam usaha pertambangan dengan memperhatikan kelestarian
lingkungan,
h. pengembangan dan peningkatan nilai tambah dan man*aat
kegiatan usaha pertambangan seara optimal,
i. penyampaian in*ormasi hasil in'entarisasi penyelidikan umum
dan penelitian serta eksplorasi dan eksploitasi kepada Menteri
dan gubernur,
j. penyampaian in*ormasi hasil produksi penjualan dalam negeri
serta ekspor kepada Menteri dan gubernur,
k. pembinaan dan penga"asan terhadap reklamasi lahan
pasatambang, dan
l. peningkatan kemampuan aparatur pemerintah kabupaten/kota
dalam penyelenggaraan pengelolaan usaha pertambangan.
(2) %e"enangan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
?)l!*!, #e%t!&'!(! :
T)d!" d)!tu% te%e%)?#N/ !+!l 1/.
?U# ?#R d! ?#N d)!tu% te%e%)
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
8/26
lingkungan, dan
. dengan memperhatikan aspirasi daerah.
#!+!l 1
3P terdiri atas+
a. 3UP,
b. 3P#, dan
. 3PN.
#!+!l 14
(1) Penetapan 3UP dilakukan oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan disampaikan seara
tertulis kepada !e"an Per"akilan #akyat #epublik $ndonesia.
(2) %oordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan pemerintah daerah yang bersangkutan berdasarkan data
dan in*ormasi yang dimiliki Pemerintah dan pemerintah daerah.
#!+!l 1
Pemerintah dapat melimpahkan sebagian ke"enangannya dalampenetapan 3UP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
kepada pemerintah pro'insi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
#!+!l 16
9atu 3UP terdiri atas 1 (satu) atau beberapa 3$UP yang berada
pada lintas "ilayah pro'insi lintas "ilayah kabupaten/kota
dan/atau dalam 1 (satu) "ilayah kabupaten/kota.
#!+!l 17:uas dan batas 3$UP mineral logam dan batubara ditetapkan oleh
Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah berdasarkan
kriteria yang dimiliki oleh Pemerintah.
#!+!l 1>
%riteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa 3$UP dalam 1
(satu) 3UP adalah sebagai berikut+
a. letak geogra;s,
b. kaidah konser'asi,
. daya dukung lindungan lingkungan,
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
9/26
d. optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara,
dan
e. tingkat kepadatan penduduk.
#!+!l 19
%etentuan lebih lanjut mengenai tata ara penetapan batas dan
luas 3$UP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 diatur dengan
peraturan pemerintah.
B!()! Ket)(!
?)l!*!, #e%t!&'!(! R!"*!t
#!+!l 20
%egiatan pertambangan rakyat dilaksanakan dalam suatu 3P#.
#!+!l 21
3P# sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2< ditetapkan oleh
bupati/"alikota setelah berkonsultasi dengan !e"an Per"akilan
#akyat !aerah kabupaten/kota.#!+!l 22
%riteria untuk menetapkan 3P# adalah sebagai berikut+
a. mempunyai adangan mineral sekunder yang terdapat di
sungai dan/atau di antara tepi dan tepi sungai,
b. mempunyai adangan primer logam atau batubara dengan
kedalaman maksimal 2 (dua puluh lima) meter,
. endapan teras dataran banjir dan endapan sungai purba,
d. luas maksimal "ilayah pertambangan rakyat adalah 2 (dua
puluh lima) hektare,
e. menyebutkan jenis komoditas yang akan ditambang, dan/atau
*. merupakan "ilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang
sudah dikerjakan sekurang-kurangnya 1 (lima belas) tahun.
#!+!l 2
!alam menetapkan 3P# sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
bupati/"alikota berke"ajiban melakukan pengumuman mengenai
renana 3P# kepada masyarakat seara terbuka.
#!+!l 24
3ilayah atau tempat kegiatan tambang rakyat yang sudah
dikerjakan tetapi belum ditetapkan sebagai 3P# diprioritaskan
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
10/26
untuk ditetapkan sebagai 3P#.
#!+!l 2
%etentuan lebih lanjut mengenai pedoman prosedur dan
penetapan 3P# sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal
2& diatur dengan peraturan pemerintah.
#!+!l 26
%etentuan lebih lanjut mengenai kriteria dan mekanisme
penetapan 3P# sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 dan Pasal
2& diatur dengan peraturan daerah kabupaten/kota.
B!()! Kee&!t
?)l!*!, #e
#!+!l 27
(1) Untuk kepentingan strategis nasional Pemerintah dengan
persetujuan !e"an Per"akilan #akyat #epublik $ndonesia dan
dengan memperhatikan aspirasi daerah menetapkan 3PN sebagaidaerah yang diadangkan untuk komoditas tertentu dan daerah
konser'asi dalam rangka menjaga keseimbangan ekosistem dan
lingkungan.
(2) 3PN yang ditetapkan untuk komoditas tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat diusahakan sebagian luas
"ilayahnya dengan persetujuan !e"an Per"akilan #akyat
#epublik $ndonesia.
(&) 3PN yang ditetapkan untuk konser'asi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditentukan batasan "aktu dengan
persetujuan !e"an Per"akilan #akyat #epublik $ndonesia.
() 3ilayah yang akan diusahakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (&) berubah statusnya menjadi 3UP%.
#!+!l 2>
Perubahan status 3PN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (2) ayat (&) dan ayat () menjadi 3UP% dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan+
a. pemenuhan bahan baku industri dan energi dalam negeri,
b. sumber de'isa negara,
. kondisi "ilayah didasarkan pada keterbatasan sarana dan
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
11/26
prasarana,
d. berpotensi untuk dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi,
e. daya dukung lingkungan, dan/atau
*. penggunaan teknologi tinggi dan modal in'estasi yang besar.
#!+!l 29
(1) 3UP% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat () yang
akan diusahakan ditetapkan oleh Pemerintah setelah
berkoordinasi dengan pemerintah daerah.
(2) Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan di 3UP%
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam bentuk
$UP%.
#!+!l 0
9atu 3UP% terdiri atas 1 (satu) atau beberapa 3$UP% yang berada
pada lintas "ilayah pro'insi lintas "ilayah kabupaten/kota
dan/atau dalam 1 (satu) "ilayah kabupaten/kota.#!+!l 1
:uas dan batas 3$UP% mineral logam dan batubara ditetapkan
oleh Pemerintah berkoordinasi dengan pemerintah daerah
berdasarkan kriteria dan in*ormasi yang dimiliki oleh Pemerintah.
#!+!l 2
%riteria untuk menetapkan 1 (satu) atau beberapa 3$UP% dalam 1
(satu) 3UP% adalah sebagai berikut+
a. letak geogra;s,
b. kaidah konser'asi,
. daya dukung lindungan lingkungan,
d. optimalisasi sumber daya mineral dan/atau batubara,dan
e. tingkat kepadatan penduduk.
#!+!l
%etentuan lebih lanjut mengenai tata ara penetapan luas dan
batas 3$UP% sebagaimana dimaksud dalam Pasal &1 dan Pasal &2
diatur dengan peraturan pemerintah.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
12/26
U+!,! #e%t!&'!(! :
Betu"*!:
K$t%!" K!%*! !+!l 10/.
Ku!+! #e%t!&'!(! K#/ !+!l 1/.
u%!t I5) #e%t!&'!(! D!e%!, I#D/
u%!t I5) U+!,! e%t!&'!(! R!"*!t I#R/
#!+!l 10.
1/ Mete%) d!!t &eu5u"! ),!" l!) +e'!(!)
"$t%!"t$% !!')l! d)e%lu"! utu" &el!"+!!"!
e"e%5!!-e"e%5!! *!( 'elu& !t!u t)d!" d!!t
d)l!"+!!"! +ed)%) $le, I+t!+) #e&e%)t!, !t!u
#e%u+!,!! Ne(!%! *!( 'e%+!("ut! +el!"u e&e(!(
"u!+! e%t!&'!(!.
2/ D!l!& &e(!d!"! e%5!5)! "!%*! de(!
"$t%!"t$% +ee%t) *!( d)&!"+ud d!l!& !*!t 1/ !+!l ))
I+t!+) #e&e%)t!, !t!u #e%u+!,!! Ne(!%! ,!%u+'e%e(!( !d! ed$&!ed$&! etu5u"-etu5u"
d! +*!%!t-+*!%!t *!( d)'e%)"! $le, Mete%).
/ #e%5!5)! "!%*! te%+e'ut d!l!& !*!t 2/ !+!l ))
&ul!) 'e%l!"u +e+ud!, d)+!,"! $le, #e&e%)t!, +etel!,
'e%"$+ult!+) de(! De! #e%!")l! R!"*!t !!')l!
&e*!("ut e"+l$)t!+) ($l$(! ! +e!5!( &e(e!)
'!,!-'!,! (!l)! *!( d)tetu"! d!l!& !+!l 1
Ud!(-ud!( )) d!!t!u *!( e%5!5)! "!%*!*!
'e%'etu" e!!&! &$d!l !+)(.
#!+!l 1.
1/ U+!,! e%t!&'!(! te%&!"+ud d!l!& !+!l 14 ,!*!
d!!t d)l!"u"! $le, e%u+!,!! !t!u e%+e$%!(! *!(
te%+e'ut d!l!& !+!l 6 7 > d! 9 !!')l! "e!d!*!
tel!, d)'e%)"! "u!+! e%t!&'!(!.
2/ Ketetu!-"etetu! tet!( )+) ee!( lu!+
)l!*!, d! +*!%!t-+*!%!t "u!+! e%t!&'!(! +e%t!
"e&u(")! e&'e%)! 5!+! ee&u! '!,! (!l)!
'!)" l!(+u( $le, #e&e%)t!, &!uu d!l!& %!("!
e&e'%)! "u!+! e%t!&'!(! d)!tu% de(! #e%!tu%!
U+!,! #e%t!&'!(! :
Bu"! l!() "$t%!" "!%*!. Betu"*!:
I5) u+!,! e%t!&'!(! IU#/
I5) e%t!&'!(! %!"*!t I#R/
I5) u+!,! e%t!&'!(! ",u+u+ IU#K/ !+!l /.
#!+!l
Usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal &
dilaksanakan dalam bentuk+
a. $UP,
b. $P#, dan
. $UP%.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
13/26
#e&e%)t!,.
/ Ku!+! #e%t!&'!(! d)'e%)"! de(! Keutu+!
Mete%). D!l!& Keutu+! Mete%) )tu d!!t d)'e%)"!
"etetu!-"etetu! ",u+u+*! d)+!&)( !! *!(
tel!, d)!tu% d!l!& #e%!tu%! #e&e%)t!, *!( te%&!"+ud
d!l!& !*!t 2/ !+!l )).
4/ Ku!+! e%t!&'!(! d!!t d))d!,"! "e!d!
e%u+!,!! !t!u e%+e$%!(! l!) ')l!&!!&e&eu,)
"etetu!-"etetu! d!l!& !+!l 6 7 > 9 d! 12
de(! e%+etu5u! Mete%).
T!,! U+!,! #e%t!&'!(! :
U+!,! e%t!&'!(! &el)ut):
#e*el)d)"! u&u&
E"+l$%!+)
E"+l$)t!+)
#e($l!,! d! e&u%)!
#e(!("ut!
#e5u!l!
!+!l 14/.
#!+!l 14.
U+!,! e%t!&'!(! '!,!-'!,! (!l)! d!!t &el)ut) :
!. e*el)d)"! u&u&;
'. e"+l$%!+);
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
14/26
#el!"u U+!,! :
Ie+t$% d$&e+t)" K# I#D #K#2B/
Ie+t$% !+)( KK #K#2B/
u!+ u+!,! e%t!&'!(! t)d!" d)%)
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
15/26
dan dapat diperpanjang.
IU#K d)'e%)"! !d! '!d! u+!,! 'e%'!d! ,u"u&
Id$e+)! '!)" BUMN BUMD &!uu +!+t!.
BUMN d! BUMD &ed!!t %)$%)t!+ !+!l 7/.
#!+!l 7
(1) Pemberian $UP% sebagaimana dimaksud dalam Pasal 0 ayat
(1) dilakukan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2.
(2) $UP% sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan
kepada badan usaha yang berbadan hokum $ndonesia baik
berupa badan usaha milik negara badan usaha milik daerah
maupun badan usaha s"asta.
(&) =adan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mendapat prioritas dalam
mendapatkan $UP%.() =adan usaha s"asta sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
untuk mendapatkan $UP% dilaksanakan dengan ara lelang 3$UP%.
H!" d! Ke!5)'! #el!"u U+!,! :
Keu!(!:
- K# +e+u!) e%!tu%! e%ud!(-ud!(! *!(
'e%l!"u.
- KK#K#2B tet! !d! +!!t "$t%!"
d)t!d!t!(!).
)("u(! +ed)")t d)!tu%/
N)l!) t!&'!, ,!*! d)!tu% d) "$t%!"/
#e&!=!!t! te!(! "e%5! +ete&!t t)d!" d)!tu%/
Ke&)t%!! e(u+!,! l$"!l t)d!" d)!tu%/
#%$(%!& e(e&'!(! d! e&'e%d!*!!
&!+*!%!"!t t)d!" d)!tu%/
H!" d! "e!5)'! #el!"u U+!,! :
Keu!(!:
Me&'!*!% ed!!t! e(!%! d! d!e%!,: #!5!" #NB#
)u%!
!+!l 12>-1/.
#!+!l 12>
(1) Pemegang $UP atau $UP% "ajib membayar pendapatan negara
dan pendapatan daerah.
(2) Pendapatan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas penerimaan pajak dan penerimaan Negara bukan
pajak.
(&) Penerimaan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri
atas+
a. pajak-pajak yang menjadi ke"enangan Pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
16/26
perpajakan, dan
b. bea masuk dan ukai.
() Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) terdiri atas+
a. iuran tetap,
b. iuran eksplorasi,
. iuran produksi, dan
d. kompensasi data in*ormasi.
() Pendapatan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas+
a. pajak daerah,
b. retribusi daerah, dan
. pendapatan lain yang sah berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
#!+!l 129
(1) Pemegang $UP% 6perasi Produksi untuk pertambangan mineral
logam dan batubara "ajib membayar sebesar > (empat persen)
kepada Pemerintah dan > (enam persen) kepada pemerintah
daerah dari keuntungan bersih sejak berproduksi.
(2) =agian pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur sebagai berikut+
a. pemerintah pro'insi mendapat bagian sebesar 1> (satu
persen),
b. pemerintah kabupaten/kota penghasil mendapat bagian
sebesar 2> (dua koma lima persen), dan
. pemerintah kabupaten/kota lainnya dalam pro'insi yang sama
mendapat bagian sebesar 2> (dua koma lima persen).
#!+!l 10
(1) Pemegang $UP atau $UP% tidak dikenai iuran produksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat () huru* dan
pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat () atas tanah/batuan yang ikut tergali pada saat
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
17/26
penambangan.
(2) Pemegang $UP atau $UP% dikenai iuran produksi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat () huru* atas peman*aatan
tanah/batuan yang ikut tergali pada saat penambangan.
#!+!l 11
=esarnya pajak dan penerimaan negara bukan pajak yang
dipungut dari pemegang $UP $P# atau $UP% ditetapkan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
#!+!l 12
(1) =esaran tari* iuran produksi ditetapkan berdasarkan tingkat
pengusahaan produksi dan harga komoditas tambang.
(2) =esaran tari* iuran produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
#!+!l 1
(1) Penerimaan negara bukan pajak sebagaimana dimaksuddalam Pasal 12 ayat () merupakan pendapatan Negara dan
daerah yang pembagiannya ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(2) Penerimaan negara bukan pajak yang merupakan bagian
daerah dibayar langsung ke kas daerah setiap & (tiga) bulan
setelah disetor ke kas negara.
)("u(!: - G$$d &))( %!
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
18/26
- Re"l!&!+) !+
a. ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan,
b. keselamatan operasi pertambangan,
. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan
termasuk kegiatan reklamasi dan pasatambang,
d. upaya konser'asi sumber daya mineral dan batubara,
e. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha
pertambangan dalam bentuk padat air atau gas sampai
memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
media lingkungan.
#!+!l 97Pemegang $UP dan $UP% "ajib menjamin penerapan standar dan
baku mutu lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah.
#!+!l 9>
Pemegang $UP dan $UP% "ajib menjaga kelestarian *ungsi dan
daya dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
#!+!l 99
(1) 9etiap pemegang $UP dan $UP% "ajib menyerahkan renana
reklamasi dan renana pasatambang pada saat mengajukan
permohonan $UP 6perasi Produksi atau $UP% 6perasi Produksi.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pasatambang dilakukan
sesuai dengan peruntukan lahan pasatambang.
(&) Peruntukan lahan pasatambang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diantumkan dalam perjanjian penggunaan tanah antara
pemegang $UP atau $UP% dan pemegang hak atas tanah.
#!+!l 100
(1) Pemegang $UP dan $UP% "ajib menyediakan dana jaminan
reklamasi dan dana jaminan pasatambang.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
19/26
(2) Menteri gubernur atau bupati/"alikota sesuai dengan
ke"enangannya dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan
reklamasi dan pasatambang dengan dana jaminan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(&) %etentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberlakukan
apabila pemegang $UP atau $UP% tidak melaksanakan reklamasi
dan pasatambang sesuai dengan renana yang telah disetujui.
N)l!) t!&'!, #e&e(!( IU# Oe%!+) #%$du"+)
!5)' &el!"u"! e($l!,! d! e&ue%)! ,!+)l
t!&'!( d) d!l!& e(e%) !+!l 10-104/
#!+!l 10
(1) Pemegang $UP dan $UP% 6perasi Produksi "ajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
(2) Pemegang $UP dan $UP% sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat mengolah dan memurnikan hasil penambangan daripemegang $UP dan $UP% lainnya.
(&) %etentuan lebih lanjut mengenai peningkatan nilai tambah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
20/26
Me(ut!&!"! e&!=!!t! te!(! "e%5!
+ete&!t !+!l 106/
#!+!l 106
Pemegang $UP dan $UP% harus mengutamakan peman*aatan
tenaga kerja setempat barang dan jasa dalam negeri sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
!!t t!,! $e%!+) %$du"+) !5)'
&e()"ut+e%t!"! e(u+!,! l$"!l !+!l 107/
#!+!l 107
!alam melakukan kegiatan operasi produksi badan usaha
pemegang $UP dan $UP% "ajib mengikutsertakan pengusaha lokal
yang ada di daerah tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Me*u+u %$(%!& e(e&'!(! d!e&'e%d!*!! &!+*!%!"!t !+!l 10>/
#!+!l 10>
(1) Pemegang $UP dan $UP% "ajib menyusun program
pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
(2) Penyusunan program dan renana sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikonsultasikan kepada Pemerintah pemerintah
daerah dan masyarakat.
?!5)' &e((u!"! e%u+!,!! 5!+!
e%t!&'!(! l$"!l d!!t!u !+)$!l +ee%t)
"$+ult!+) d! e%e
#!+!l 124
(1) Pemegang $UP atau $UP% "ajib menggunakan perusahaan jasa
pertambangan lokal dan/atau nasional.
(2) !alam hal tidak terdapat perusahaan jasa pertambangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemegang $UP atau $UP%
dapat menggunakan perusahaan jasa pertambangan lain yang
berbadan hukum $ndonesia.
(&) ?enis usaha jasa pertambangan meliputi+
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
21/26
a. konsultasi perenanaan pelaksanaan dan pengujian peralatan
di bidang+
1) penyelidikan umum,
2) eksplorasi,
&) studi kelayakan,
) konstruksi pertambangan,
) pengangkutan,
) lingkungan pertambangan,
0) pasatambang dan reklamasi, dan/atau
) keselamatan dan kesehatan kerja.
b. konsultasi perenanaan dan pengujian peralatan di bidang+
1) penambangan, atau
2) pengolahan dan pemurnian.
D)e+t!+) :
T)d!" d)!tu%
D)e+t!+) :
etel!, t!,u 'e%$e%!+) '!d! u+!,! e&e(!(IU# d! IU#K *!( +!,!&*! d)&)l)") !+)( !5)'
&el!"u"! d)e+t!+) !d! #e&e%)t!, #e&d!
BUMN BUMD !t!u '!d! u+!,! +!+t! !+)$!l
#e&')!! d! #e(!!+! :
Te%u+!t ",u+u+*! K# KK d! #K#2B/
#e&')!! d! #e(!!+! :
IU# Mete%) Gu'e%u% Bu!t)?!l)"$t! +e+u!)
Kee!(!/ !+!l 19 142. Betu" e(!!+!
+!(!t te%)
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
22/26
e'aluasi pelaksanaan penyelenggaraan usaha pertambangan di
bidang mineral dan batubara.
(&) Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk
melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan ke"enangan
pengelolaan di bidang usaha pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten/kota.
() Menteri gubernur atau bupati/"alikota sesuai dengan
ke"enangannya bertanggung ja"ab melakukan pembinaan atas
pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh
pemegang $UP $P# atau $UP%.
#!+!l 140
(1) Menteri melakukan penga"asan terhadap penyelenggaraan
pengelolaan usaha pertambangan yang dilaksanakan oleh
pemerintah pro'insi dan pemerintah kabupaten/kota sesuai
dengan ke"enangannya.(2) Menteri dapat melimpahkan kepada gubernur untuk
melakukan penga"asan terhadap penyelenggaraan ke"enangan
pengelolaan di bidang usaha pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yang dilaksanakan oleh pemerintah
kabupaten/kota.
(&) Menteri gubernur dan bupati/"alikota sesuai dengan
ke"enangannya melakukan penga"asan atas pelaksanaan
kegiatan usaha pertambangan yang dilakukan oleh pemegang
$UP $P# atau $UP%.
#!+!l 141
(1) Penga"asan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
23/26
h. pengelolaan lingkungan hidup reklamasi dan pasatambang,
i. peman*aatan barang jasa teknologi dan kemampuan rekayasa
dan ranang bangun dalam negeri,
j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan,
k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat,
l. penguasaan pengembangan dan penerapan teknologipertambangan,
m. kegiatan-kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan
yang menyangkut kepentingan umum,
n. pengelolaan $UP atau $UP%, dan
o. jumlah jenis dan mutu hasil usaha pertambangan.
(2) Penga"asan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huru* a
huru* e huru* * huru* g huru* h dan huru* l dilakukan oleh
inspektur tambang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(&) !alam hal pemerintah daerah pro'insi atau pemerintah daerahkabupaten/kota belum mempunyai inspektur tambang Menteri
menugaskan inspektur tambang yang sudah diangkat untuk
melaksanaan pembinaan dan penga"asan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
#!+!l 142
(1) @ubernur dan bupati/"alikota "ajib melaporkan pelaksanaan
usaha pertambangan di "ilayahnya masingmasing sekurang-
kurangnya sekali dalam (enam) bulan kepada Menteri.
(2) Pemerintah dapat memberi teguran kepada pemerintah
daerah apabila dalam pelaksanaan ke"enangannya tidak sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini dan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.
I#R Bu!t)?!l)"$t!/ !+!l 14
#!+!l 14
(1) =upati/"alikota melakukan pembinaan dan penga"asan
terhadap usaha pertambangan rakyat.
(2) %etentuan lebih lanjut mengenai pembinaan dan penga"asan
pertambangan rakyat diatur dengan peraturan daerah
kabupaten/kota.
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
24/26
#e%l)du(! M!+*!%!"!t:
#e&e(!( K# !5)' &e(e&'!l)"! t!!,
+ede&)")! %u! +e,)((! t)d!" &e)&'ul"!
e*!")t !t!u '!,!*! l!) '!() &!+*!%!"!t !+!l
0/.
#!+!l 0.
A!')l! +ele+!) &el!"u"! e!&'!(! '!,! (!l)!
!d! +u!tu te&!t e"e%5!! e&e(!( "u!+!
e%t!&'!(! *!( 'e%+!("ut! d)!5)'"!
&e(e&'!l)"! t!!, +ede&)")! %u! +e,)((! t)d!"
&e)&'ul"! '!,!*! e*!")t !t!u '!,!*! l!)*! '!()
&!+*!%!"!t +e")t!%*!.
#e%l)du(! M!+*!%!"!t :
M!+*!%!"!t *!( te%"e! d!&!" e(!t)= l!(+u(
'e%,!" &ed!!t (!t) %u() *!( l!*!" !t!u
&e(!5u"! (u(!t! !+!l 14/
#!+!l 14(1) Masyarakat yang terkena dampak negati* langsung dari
kegiatan usaha pertambangan berhak+
a. memperoleh ganti rugi yang layak akibat kesalahan dalam
pengusahaan kegiatan pertambangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
b. mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian
akibat pengusahaan pertambangan yang menyalahi ketentuan.
(2) %etentuan mengenai perlindungan masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
#e*)d)"! :
T)d!" d)!tu%.
#e*)d)"! :
#e*)d)" #ORI
#e5!'!t #e(!!) Ne(e%) ))l ##N/ !+!l 149/
#!+!l 149
(1) 9elain penyidik pejabat polisi Negara #epublik $ndonesia
pejabat pega"ai negeri sipil yang lingkup tugas dan tanggung
ja"abnya di bidang pertambangan diberi "e"enang khusus
sebagai penyidik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Penyidik pega"ai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ber"enang+
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau
keterangan berkenaan dengan tindak pidana dalam kegiatan
usaha pertambangan,
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan yang
diduga melakukan tindak pidana dalam kegiatan usaha
pertambangan,
. memanggil dan/atau mendatangkan seara paksa orang untuk
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
25/26
didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka dalam
perkara tindak pidana kegiatan usaha pertambangan,
d. menggeledah tempat dan/atau sarana yang diduga digunakan
untuk melakukan tindak pidana dalam kegiatan usaha
pertambangan,
e. melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana kegiatan usahapertambangan dan menghentikan penggunaan peralatan yang
diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana,
*. menyegel dan/atau menyita alat kegiatan usaha pertambangan
yang digunakan untuk melakukan tindak pidana sebagai alat
bukti,
g. mendatangkan dan/atau meminta bantuan tenaga ahli yang
diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara
tindak pidana dalam kegiatan usaha pertambangan, dan/atau
h. menghentikan penyidikan perkara tindak pidana dalam
kegiatan usaha pertambangan.Ketetu! #)d!! :
D)!tu% tet!) +ud!, t)d!" +e+u!) l!() de(!
+)tu!+) d! "$d)+) +!!t )). M)+!l*! : e5!%!
+el!&!-l!&!*! 6 t!,u d!!t!u ded! +et)(()-
t)(()*! R 00.000- '!() *!( t)d!" &e&u*!)
K# t!) &el!"u"! u+!,! e%t!&'!(! !+!l 1/
#!+!l 1.
1/ D),u"u& de(! ,u"u&! e5!%! +el!&!-l!&!*!
e!& t!,u d!!t!u de(! ded! +et)(()-t)(()*!
l)&!%!tu+ %)'u %u)!, '!%!( +)!! *!( t)d!"
&e&u*!) "u!+! e%t!&'!(! &el!"u"! u+!,!
e%t!&'!(! +ee%t) d)&!"+ud d!l!& !+!l 14 d! 1.
2/ D),u"u& de(! ,u"u&! "u%u(! +el!&!-l!&!*!
+!tu t!,u d!!t!u de(! ded! +et)(()-t)(()*!
l)&!ulu, %)'u %u)!, +e'elu& &e&eu,) "e!5)'!-
"e!5)'! te%,!d! *!( 'e%,!" !t!+ t!!, &eu%ut
Ud!(-ud!( )).
Ketetu! #)d!! :
Mete%) Gu'e%u% Bu!t)?!l)"$t! +e+u!)
"ee!(!*! 'e%,!" &e&'e%) +!"+)
!d&))+t%!t)= !d! e&e(!( IU# I#R d! IU#K.
!"+) &ul!) d!%) e%)(!t! ,)((! e
-
7/24/2019 Kebijakan Tambang
26/26
(2) 9anksi administrati* sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa+
a. peringatan tertulis,
b. penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan
eksplorasi atau operasi produksi, dan/atau
. penabutan $UP $P# atau $UP%. !"+)