croup 2
TRANSCRIPT
-
7/23/2019 croup 2
1/12
A. Definisi dan klasifikasi
Croupadalah terminologi yang digunakan untuk menunjukan beberapa
penyakit pernafasan yang memiliki karakteristik berupa batuk yang menggonggong,suara serak, stridor inspirasi dalam berbagai derajat yang disebabkan obstruksi pada
daerah laring, dengan atau tanpa tanda stres pernafasan.[1, 2, 3, 4, 5]
Pada sindrom croupperadangan jalan nafas terutama terjadi di daerah laring
laringitis subglotik,, laringitis spasmodik! sampai dengan bronkus laringotrakeitis,
laringotrakeobronkitis!. "lasifikasi croupberbeda#beda dan berubah#ubah.
$eberapa penulis membagi croupmenjadi dua, viral croupkarena infeksi %irus!
dan spasmodik croup karena faktor atopi!.[1, 3]&amun ada juga yang membagi
menjadi empat spasmodi', laringotrakeitis,
laringotrakeobronkitis(laringotrakeobronkopneumonitis(ba'terial trakeitis,
laringitis difteri!. )stilah laringotrakeobronkitis sering disalahgunakan dalam untuk
menyebutkan croupse'ara umum, karena kasus terbanyak dari croupadalah
laringotrakeitis dancroupspasmodik. $eberapa penulis lebih 'enderung
menggunakan istilah tersebut untuk derajat croupyang lebih berat atau tidak
sembuh dengan pengobatan kortikosteroid dan adrenalin. $anyak pula yang
berpendapat keikutsertaan bronkus maupun parenkim paru laringotrakeobronkitis
dan laringotrakeobronkopneumonitis! lebih dikarenakan adanya infeksi bakteri
sekunder.[1, 5]
*tiologi dari sindrom croupsebagian besar adalah %irus.[1, 2, 3, 4, 5, +]iantaranya
adalah %irus parainfluen-a terutama tipe 1 bertanggungjaab atas /0
kasus croup! dan 3, )nfluen-a and $, adeno%irus, respiratory syn'ytial %irus !,
e'ho %irus, rhino%irus. Penyebab lain yang jarang adalahMycoplasma
pneumonia. Pada perjalanan penyakit tidak jarang terjadi infeksi bakteri sekunder,
antara lain olehStaphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Streptococcuspneumoniae, danMoraxella catarrhalis.
B. PATOFISIOLOGI
-
7/23/2019 croup 2
2/12
6ransmisi %irus terutama parainfluen-a dan ! dapat terjadi karena
adanya inokulasi direk dari sekresi yang membaa %irus leat tangan atau melalui
partikel aerosol besar yang masuk leat mata ataupun hidung. [7, /])nfeksi %irus pada
laringotrakheitis, laringotrakeobronkitis dan laringotrakeobronkopneumonia
biasanya beraal dari nasofaring atau orofaring yang kemudian turun sampai ke
laring dan trakea setelah masa inkubasi 2 8 / hari. 6erjadi peradangan difus yang
menyebabkan eritema dan edema pada mukosa dinding saluran pernafasan. 9aring
adalah bagian yang paling sempit pada saluran pernafasan atas, yang membuatnya
sangat rentan terhadap terjadinya obstruksi. 6erjadinya edema mukosa yang sama
pada deasa dan anak#anak akan menyebabkan penyempitan yang berbeda. *dema
mukosa dengan ketebalan 1mm akan menyebabkan penyempitan jalan nafas sebesar
44 pada anak dan 75 pada bayi. edangkan pada deasa hanya akan
menyebabkan penyempitan sebesar 27.[+, :]
*dema mukosa pada daerah glottis akan menyebabkan terganggunya
mobilitas pita suara. *dema pada daerah subglotis juga dapat menyebabkan gejala
sesak nafas. Penyempitan saluran nafas akibat inflamasi ini menyebabkan
turbulensi udara yang menyebabkan terjadinya stridor.
Pada latingotrakeitis akut terdapat daerah edematous yang se'ara histologis
mengandung infiltrat seluler pada lamina propria, submukosa dan ad%ensisia.
)nfiltrat ini mengandung histiosit, limfosit, sel plasma, dan neutrofil. [1, 5, 7]
Pada 9aringotrakeobronkitis dan laringotrakeobronkopneumonitis terdapat
area edematous disertai dengan infiltrat sel#sel peradangan, dan sering terdapat
pula ulserasi, pseudomembran dan mikroabses. 6erdapat pus yang tebal didalam
lumen trakea dan jalan udara baah.[1, 10, 11]
Pada croupspasmodik terjadi edema noninflamasi pada subglotik. *tilogi
dari croupspasmodik belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa penulismengajukan alergi sebagai penyebab.[1, 2, 3, 5, +, :, 1
C. DIAGNOSIS
Pada kebanyakan kasus, anak#anak dengan sindrom crouptidak memerlukan
uji klinis lain selain anamnesis menyeluruh dan emeriksaan fisik. ;al
-
7/23/2019 croup 2
3/12
yang terpenting adalah menegakkan diagnosis yang tepat atas penyakit obstruktif
akut lainnya.[1, 2, 3, 5]
$erdasarkan derajad kegaatan, croupdibagi menjadi empat kelompok dapar
dilihat pada tabel 1. Pembagian ini juga dapat diperoleh dengan menilai penyakitmelalui Westley Croup Score,tabe 2.
6abel 1 erajat kegaatan
-
7/23/2019 croup 2
4/12
sternal, letargi atau terdapat penurunan
kesadaran dan sianosis
6abel 2. kor =estley
"riteria &ilai
etraksi 6idak ada 0
ingan 1
edang 2
$erat 3
>asuknya udara &ormal 0
$erkurang 1
angat berkurang 2
-
7/23/2019 croup 2
5/12
rtidor inspirasi 6idak ada 0
?elisah 1
)stirahat dengan stetoskop 2
)stirahat tanpa stetoskop 4
ianosis 6idak ada 0
?elisah 4
)stirahat 5
erajat "esadaran adar 0
?elisah, 'emas 2
Penurunan kesadaran 5
-
7/23/2019 croup 2
6/12
kor =estley sangat banyak digunakan untuk menilai derajat
kegaatan croup. kor 0#1 adalah ringan, skor 2#7 sedang dan skor / atau lebih
adalah berat.
Pemeriksaan penunjang jarang diperlukan dalam mendiagnosispenyakit croup. 6emuan laboratorium pada penyakit crouptidaklah khas dan jarang
berguna dalam mendiagnosis croup.[1, 2, 3, 5]Pemeriksaan radiografis juga tidak
diperlukan jika perjalanan penyakit sudah tampak se'ara klinis. =alaupun
gambaran steeple signpada foto radiografis leher dapat menunjang diagnosis,
namun gambaran ini hanya didapatkan pada 50 kasus.[2, 5]kan tetapi, jika
terdapat ke'urigaan laringotrakeo#bronkitis atau laringotrakeobronkopneumonitis
maka pemeriksaan sel darah putih, hitung jenis, foto thorak dan leher P dan lateral
diindikasikan.[1, 3]
@ika ditemukan peningkatan leukosit yang di dominasi P>&kemungkinan sudah terjadi superinfeksi. ?ambaran radiografis dada yang
menunjukan adanya pneumonia bilateral menunjang diagnosis keterlibatan jalan
napas baah pada penyakit croup. Pada kasus laringotrakeitis tidak jarang pula
dijumpai adanya infeksi bakteri sekunder. ;al ini perlu dipertimbangkan apabila
dengan pengobatan kortikosteroid yang adekuat tidak mengalami perbaikan.[1, 4]
*ndoskopi belum memiliki peran yang jelas dalam diagnosis croup. danya
pembengkakan pada daerah subglotis merupakan salah satu pertimbangan untuk
tidak melakukan instrumentasi dan sebaiknya hanya dilakukan pada ke'urigaan
selain %iral ( spasmodik croup.[1, 2, 3, 5]
D. Dia!n"sis #andin!
alam menegakkan diagnosis 'roup perlu juga mempertimbangkan adanya
penyebab lain yang bisa menimbulkan gejala yang serupa.
1. *piglotitis
ering disebut juga sebagai supraglotitis. >erupakan infeksi pada epiglotis
dan struktur supraglotis yang mengakibatkan obstruksi jalan nafas akut. Penyebab
tersering adalah ;emophilus influen-a tipe $. gejala klinis yang sering mun'ul
-
7/23/2019 croup 2
7/12
adalah demam tinggi mendadak dan berat, nyeri tenggorok, sesak nafas yang
progresif, sesak akan lebih berat pada posisi tidur, reel ketika makan ( menyusu,
dan drooling. Pada anak yang lebih besar dapat disertai disfagia dan lebih menyukai
posisi membungkuk ke depan dengan leher ekstensi dan mulut terbuka sniffing
position!. Pada gambaran radiografi leher lateral menunjukkan 6humb sign.
iagnosa pasti dapat ditegakkan dengan pemeriksaan laringoskopi. ?ambaran
epiglotis yang membesar, bengkak, berarna merah 'eri menunjukan epiglotitis. [2, 3,
+, :, 10, 11]
2. *dema ngioneurotik akut
dalah suatu reaksi inflamasi yang ditandai pembengkakan %askuler dan
peningkatan pereabilitas %askuler. ?ejala klinis yang sering mun'ul adalah edemaakut pada berbagai bagian tubuh antara lain pada ajah, ekstremitas, rongga mulut,
orofaring dan laring. ebagian ke'il penyakit ini adalah menurun, karena defisiensi
en-ym
-
7/23/2019 croup 2
8/12
5. "eganasan
"eganasan pada laring khususnya didaerah glotis dan subglotis dapat
menimbulkan gejala yang mirip dengan 'roup serak, sesak, stridor!. >aka sesak
karena keganasan dapat disingkirkan.
$. P$NG$LOLAAN
Pengelolaan 'roup meliputi 3 aspek yaitu aspek medikamentosa, aspek keperaatan
dan aspek dietetik.
"riteria raat inap pada pasien dengan sindrom 'roup apabila dijumpai salah satu
dari gejala#gejalaB terdengar stridor progresif, usia di baah + bulan, stridor
terdengar ketika sedang istirahat, terdapat gejala gaat nafas, hipoksemia, gelisah,
sianosis, gangguan kesadaran, demam tinggi, anak tampak toksik, dan tidak adarespon terhadap terapi.
1. spek "eperaatan
Pengaasan keadaan umum penderita, tanda %ital ;, , uhu!, tanda#
tanda distress respirasi yaitu nafas 'uping hidung dan retraksi otot#otot suprasternal
dan epigastrial saat inspirasi. Pemberian A2 jika terdapat sesak, dan jika ada lendir
jalan nafas harus dibersihkan dangan penghisapan. elain itu diberikan infus 2C&
sebagai masukan kalori dan sebagai jalan masuk obat.
2. spek >edikamentosa
"ortikosteroid merupakan pengobatan e%iden'e based utama pada 'roup
yang telah diteliti dan disepakati. Penggunaan kortikosteroid pada menajemen
'roup antara lain budesonid nebulisasi dan deDamethason oral. Pada kebanyakan
kasus 'roup 'ukup digunakan deDametason 0,+ mg(kg$$ per oral ( intramuskular.
apat pula diberikan prednison atau prednisolon 1#2 mg(kg$$, dapat diulang + 8
24 jam.[1, 2, 3, 4, 13, 14, 15, 1+, 17]&amun pada kasus berat dapat dipertimbangkan pemberian
budesonid nebulisasi 2#4 mg 2ml! dapat diulang 12 8 4/ jam pertama, karena efek
terapi budesonid nebulisasi terjadi dalam 30 menit sedangkan efek kortikosteroid
sistemik terjadi dalam satu jam. Pada sebagian besar kasus, pemakaian budesonid
tidak lebih baik daripada kortikosteroid sistemik.[1, 2, 3, 4, 5, 13, 14, 15, 17, 1/ ]
-
7/23/2019 croup 2
9/12
-
7/23/2019 croup 2
10/12
F. P%OGNOSIS
Prognosis pasien dengan sindrom 'roup pada umumnya baik.
G. SA%AN
aran dan edukasi yang seharusnya diberikan kepada orangtua pasien dengan 'roupse'ara umum setelah menjalani peraatan adalah sebagai berikut B
1. Promotif B sebagai promotif menganjurkan memberikan makanan yang
mengandung gi-i yang 'ukup yang meliputi karbohidrat, protein, lemak,
kemudian buah#buahan dan sayuran sebagai sumber %itamin dan mineral
untuk penderita.dan menasehatkan supaya selalu menjaga kebersihan diri
dan lingkungan terutama lingkungan rumah.
2. Pre%entif B sebagai usaha pre%entif mengajarkan kepada orang tua untuk
men'u'i tangan yang lebih sering, menghindarkan anak dari berdekatan
dengan keluarga atau orang lain yang menderita infeksi saluran nafas. @ika
terdapat batuk yang keras dan kering berikan banyak minum dan dekatkan
pada udara yang lembap dan hangat. >engedukasikan kepada orang tua
tentang kepentingan asi dan kegunaannya. $ayi yang mendapat asi akan
memiliki daya tahan tubuh yang lebih optimal. @ika terdapat tanda#tanda
'roup berulang segera baa ke fasilitas kesehatan terdekat.
3. >emberikan nasehat kepada orang tua penderita untuk se'ara optimal
berusaha men'ukupi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang yang
meliputi B
suh B memenuhi kebutuhan akan pangan(gi-i, papan(pemukiman
yang layak, peraatan kesehatan dasar antara lain B imunisasi,
penimbangan anak yang teratur dan pengobatan kalau sakit.
sih B memberikan kasih sayang dan perhatian pada penderita supaya
pengobatan berjalan sampai tuntas dan men'egah berulangnyapenyakit.
sah B memberikan stimulasi mental psikososial dengan alat pengasah
edukatif yang dapat berupa gambar dan suara.
-
7/23/2019 croup 2
11/12
DAFTA% P&STA'A
1. ed
2001, 34425!B 1:17#1:2/.
/. Parija arrie 6@. Parainfluaen-a irus ['ited 200/ @ul 24]. %ailable at
E9B .emedi'ine.meds'ape.'om(arti'le(22470/#o%er%ie.html
:. Probst, udolf, >. $asi' Atorhinolaryngology. tuttgartB ?eorg 6hieme
erlag, 200+B 33/#3+1
10.$allenger @@. Penyakit 6elinga ,;idung, 6enggorok, "epala dan 9eher. *disi
13. @ilid 1. lih $ahasa B taf hli $ag. 6;6 H"E). @akarta B $ina upa ksara,
1::4B 511#525.
-
7/23/2019 croup 2
12/12
11. $roek P. 'ute and ahler . yspneaB >e'hanisms, >easurement and >anagement. 2nd *d.
)nforma ;ealth ed, 2000F 5B 41
15. @affe >. 6he 6reatment of