esai 2

Upload: rifa-riviani

Post on 04-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 esai 2

    1/3

    Gangguan jiwa adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya

    terkait dengan stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari

    perkembangan normal manusia (Copel, 2007). Seseorang yang mengalami

    gangguan jiwa dapat terjadi karena beberapa aktor, yaitu aktor biologis, psikologis,

    aktor sosial budaya dan lingkungan. !asus "y.# yang telah dijelaskan pada esai $

    men%eritakan tentang beberapa tanda gejala gangguan jiwa yang mun%ul akibat

    beberapa aktor. &enyebab gangguan jiwa yang terjadi pada "y.# yaitu akibat

    kehilangan orang yang di%intainya dan perjalanan penyakit stroke yang dialaminya.

    !ehilangan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan

    akan sesuatu yang sebelumnya ada, misalnya kematian orang yang di%intai

    ('idebe%k, 200). espon normal dari pengalaman kehilangan ini disebut denganduka%ita. !ubler*oss memandang proses duka%ita sebagai suatu proses yang

    melalui lima tahap, diantaranya+ () Penyangkalan, yaitu reaksi pertama terhadap

    kehilangan, klien merasa syok, tidak per%aya atau menyangkal kenyataan bahwa

    kehilangan itu memang terjadi+ (2) Kemarahan yaitu indi-idu mulai sadar akan

    kenyataan terjadi kehilangan. !emarahan dapat diekspresikan kepada uhan,

    keluarga, teman, atau pemberi perawatan kesehatan+ (/) Tawar Menawar terjadi

    ketika indi-idu menawar untuk mendapat lebih banyak waktu dalam upayamemperlama kehilangan yang tidak dapat dihindari+ () Depresi terjadi ketika

    kesadaran akan kehilangan menjadi akut. &ada ase depresi indi-idu akan

    menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau bi%ara, atau putus asa+ (1) Penerimaan

    yaitu terjadi ketika indi-idu memperlihatkan tanda*tanda bahwa ia menerima

    kematian.

    &ada kasus "y.# dapat kita lihat, dia telah melewati tahap dari berduka ini,

    yaitu mulai dari syok akibat kematian suaminya sampai pada tahap depresi dimana"y.# merasakan kesedihan yang mendalam. "y.# juga tidak dapat menerima

    kenyataan bahwa suaminya telah meninggal dan "y.# merasa bahwa suaminya

    masih hidup dan berada dirumah. ang paling terlihat dari tahap depresi "y.# ini

    adalah dia menjadi pemurung dan menutup diri pada orang lain. 3alaupun "y.#

    sudah menyadari bahwa suaminya meninggal, tetapi ase depresi yang terjadi pada

    "y.# tidak terlewati se%ara tuntas. &eran perawat yang dapat dilakukan untuk

    menangani masalah kehilangan dan berduka pada "y.# ini dapat digunakandengan, membina hubungan dengan klien, membi%arakan tentang kehilangan

  • 7/21/2019 esai 2

    2/3

    dengan %ara yang suporti, membi%arakan dengan klien tentang hal yang realistis

    terkait dengan kehilangannya+ mendiskusikan perubahan kongkret yang telah terjadi

    dalam kehidupannya akibat kehilangan dan perubahan yang harus klien mulai

    lakukan sekarang, mendorong ekspresi perasaan dengan %ara yang membuat klien

    nyaman, mendorong klien untuk berbi%ara dengan orang lain se%ara indi-idu

    maupun dalam kelompok ('idebe%k, 200)

    Gangguan jiwa yang dialami oleh "y.# tidak hanya akibat dari proses depresi

    dan duka%ita yang memanjang, tetapi juga karena penyakit stroke yang dialami oleh

    "y.#. elah di%eritakan bahwa terdapat tanda gejala yang mengarah pada gangguan

    jiwa saat "y.# sedang stroke dan setelah stroke. erdapat beberapa penelitian yang

    menjelaskan bahwa penyakit stroke dapat mempengaruhi terjadinya gangguan jiwa,salah satunya yaitu hasil penelitian oleh 3idakdo (20/) yang menyebutkan bahwa

    dari enam penyakit kronis yaitu 4C, diabetes melitus, tumor, stroke, hepatitis dan

    jantung, jenis penyakit kronis yang mempunyai risiko paling besar untuk mengalami

    gangguan mental emosional adalah stroke. 5enurut 6a-ies (200), penderita stroke

    %enderung mudah menderita gangguan jiwa karena adanya perubahan yang tiba*

    tiba terhadap seseorang akibat ketidakmampuannya untuk menggunakan anggota

    badan mereka dan adanya ketidakmampuan mereka berkomunikasi sehinggamudah menyebabkan timbulnya gangguan penyesuaian

    &enyebab lain dari gangguan jiwa akibat stroke yaitu karena adanya lesi pada

    beberapa bagian otak. 5enurut &ri%e 8 3illiam (2001), pasien stroke dengan

    kerusakan hemiser kanan sering menampakkan gejala*gejala euoria dan sikap

    tidak peduli, sama seperti yang terjadi pada "y.# setelah mengalami stroke "y.#

    menjadi sangat hiperakti. Gangguan bi%ara atau mengulang pembi%araan tanpa

    sadar yang dialami oleh "y.# dapat terjadi karena adanya lesi pada bagian lobustemporal atau pada hemiser kiri otak, karena ungsi dari hemiser kiri dan lobus

    temporal yaitu berperan dalam perkembangan bahasa dan bi%ara, mengatur

    kemampuan berbi%ara, pengu%apan kalimat, pengertian pembi%araan orang, serta

    mengulang kata dan kalimat (oosihermati, 200).

    6apat disimpulkan bahwa gangguan jiwa yang terjadi pada "y. # yaitu akibat

    dari depresi pas%a stroke dan depresi akibat kehilangan. 9al tersebut dapat dilihat

    dari tanda gejala yang mun%ul pada klien. Sebagai seorang perawat kita perlu

  • 7/21/2019 esai 2

    3/3

    mengetahui dan mampu menganalisis kasus gangguan jiwa yang terjadi pada

    indi-idu, supaya dapat diberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.

    indakan keperawatan yang mungkin dilakukan adalah dengan terapi aktiitas

    kelompok, terapi perilaku, maupun terapi kogniti. Selain itu pada kasus "y.# ini

    peran keluarga sangat penting sebagai pemberi dukungan yang utama pada

    kesehatan klien.

    eerensi :

    Copel, ;. (2007). Kesehatan jiwa dan psikiatri : pedoman klinis perawat Ed.2.