etprof ulfah.doc
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
1/8
1. Pengantar
Etika sebagai pemikiran dan pertimbangan moral memberikan dasar bagi seseorang
maupun sebuah komunitas dalam melakukan suatu tindakan.
Seiring perkembangannya, pemikiran-pemikiran etika membentuk teori etika. Teori
etika dapat disebut sebagai gambaran rasional mengenai hakekat dan dasar perbuatan
dan keputusan yang benar serta prinsip-prinsip yang menentukan klaim bahwa
perbuatan dan keputusan tersebut secara moral diperintahkan dan dilarang (Fakhry,
199! "#$.
2. Menyelami Keragaman Pemikiran tentang Etika
%erkembangan wacana etika, sampai saat ini, tidak dapat dilepaskan dari berbagai
pemikiran atas etika yang telah berlangsung berpuluh & puluh abad yang lalu.
Suseno (199'$ mendiskripsikan secara sistematis keragaman pemikiran-pemikiran
yang ada. arus diakui bahwa pemikiran )ilsa)at berkembang dewasa ini tidak lepas
dari kuatnya pengaruh )ilsa)at *unani.
Selan+utnya tentang perkembangan pemikiran etika pada era yunani ini, Suseno
(199'! 1-'$ mendeskripsikannya secara detail dan sistematis. ari deskripsi
tersebut beberapa pemikiran etika yang penting untuk diperhatikan adalah bagaimana
diuraikan kembali secara ringkas dalam bab ini.
%emikiran awal tentang etika dapat ditelusuri dari pemikiran murid- murid Pytagoras
(570- 496SM. %emikiran yang berkembang adalah bahwa badan merupakan kubur
!esume "a# $a%ana dan Praksis Etika
Kelas & 'kuntansi
Mata Kulai) & Etika Pro*esi
+osen Pengam,u & Ei !a)man tami/ .E
ama Kelom,ok &
/li)ah 0ntan urais 21324222
Eri 5arsitah 6urnia 2132423
7l)ah Tika Saputri 213242339
8ahardhika 6urnia 5ati 21324234%u+i 6urniawati 214242149
/rista (tidak menger+akan$
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
2/8
+iwa, sehingga +ika manusia menginginkan +iwanya bebas dari badan maka dia perlu
menempuh +alan pembersihan (bertapa, beker+a secara rohani$.
%emikiran selan+utnya disambung olehDemocritus (460-371 SM)yang menga+arkan
aturan kehidupan bahwa manusia hendaknya mengusahakan keadilan. ilai tertinggi
kehidupan adalah pencapaian pada apa yang enak (kerangka perkembangan
hedonisme$.
Selan+utnyaKaum Sofisberpendapat bahwa baik dan buruk lebih merupakan masalah
keputusan masing-masing atau kesepakatan bersama daripada suatu aturan abadi.
Sementara itu pemikiran Epikuros (314-270 SM) tentang etika berangkat dari
perlawanannya terhadap belenggu kebebasan manusia. leh karena itu, kaum
Epikuros ini adalah penganut kebebasan berkehandak. engan kebebasannya
manusia menu+u kebahagiaan yang menghasilkan nikmat, yakni nikmat bersi)at
rohani dan luhur daripada +asmani.
%emikiran besar terakhir dari *unani 6lasik berasal dari Kaum Stoa. /liran Stoa ini
dikembangkan oleh para )iloso) dalam rentan abad ke 3 S8 sampai abad ke- 3 8.
alam pemikiran kaum Sotaetika dipahami sebagai seni hidup yang menun+ukkan
+alan ke kebahagiaan yang dicapai dengan keberhasilan hidup manusia, yakni dengan
mempertahankan diri. %rinsip dasar etika bagi kaum ini adalah penyesuaian diri
dengan hukum alam.
'liran Pemikiran Etika
Etika teologi dikembangkan terutama oleh tokoh besar pemikiran etika dari Eropaseperti Jeremy e!t"am (174#- 1#32) $a! Jo"! Stuart Mi%% (1#06-1#73)& Etika
teologi ini, +uga dikenal dengan sebagai etika konsekuensialisme, yang 8empunyai
pandangan bahwa suatu tindakan dinilai baik atau buruk berdasarkan tu+uan atau
akibat dilakukannya tindakan tersebut. 6emudian muncul #arian darinya, yaitu
egoisme (menilai baik buruk tindakan dari tu+uan dan man)aat tindakan tersebut bagi
pribadi-pribadi$ dan utilitarianisme (baik buruk suatu tindakan berdasarkan tu+uan dan
akibat bagi kebanyakan orang$.
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
3/8
/liran besar pemikiran etika yang kedua adalah deontologi. Tokoh besar alioran ini
adalah 'mma!ue% Ka!t (1724-1#04) pandangan etika ini adalah mngembangkan
aliran deontologi, dimana penilaian baik buruk tindakan didasarkan pada penilaian
apakah tindakan itu sendiri apakah baik atau buruk.
ua luar kutub pemikiran besar tersebut, terdapat +uga pemikiran yang berbasiskan
nilai & nilai agama. idalam agama nasrani terdapat tokoh-tokoh seperti uusti!us
$a! *"omas +ui!as. uusti!us (3,4-430 M)berbasis pada nilai agama asrani.
alam etika terdapat dimensi kesadaran transendensi. 8enyambung dari pemahaman
diatas, selan+utnya Suseno (199'!'$ +uga mengemukakan 3 unsur kunci yang
menyatu dari pandangan etika /gustinus., yaitu ! kewa+iban moral, identitas diri, dan
kebahagiaan.
%emikiran besar Eropa berikutnya adalah dari kalangan 6risten adalah *"omas
+ui!as (122,- 1274). 8enurut /:uinas, Tuhan adalah tu+uan akhir manusia, karena
0a adalah nilai tertinggi dan uni#ersal, dan karenanya kebahagiaan manusia tercapai
bila ia memandang Tuhan
. Praksis Peran 3ndiidu dan rganisasi dalam Mem,romosikan Etika
/danya beberapa studi etika yang unit analisnya indi#idu (seringkali disebut sabagai
cogniti#e approach$ merupakan indikasi adanya peran indi#idu pada pengembangan
nilai- nilai organisasi. /ntara lain tampak dari studi yang dilakukan oleh ;eiss alrk < awson (199$ menyoroti peran keberagaman
seseorang terhadap pertimbangan etisnya.
ari in#estigasinya mereka berhasil mengkonseptualisasi eberagamaan merupakan
moti#asi bertindak etis dan menemukan adanya perbedaan signi)ikan dalam
pertimbangan etis di antara responden yang terkategori bermoti) keberagamaan dan
yang tidak.
%elaporan berbuat salah yang dilakukan oleh rekan secara tak langsung dipengaruhi
oleh keberagamaan seseorang, dimana dalam hal ini keterpengaruhan ter+adi melalui
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
4/8
ideologi etis indi#idu (?arnett dkk$. Sedangkan Singhapakdhi < @itell menyimpulkan
pertimbangan etis marketerAs dapat secara parsial di+elaskan oleh nilai-nilai personal
dan pro)esional indi#idu bersangkutan.
rganisasi tempat beker+a sangat mempengaruhi etika indi#idu. 8aryani < Budigdo
menemukan bahwa aspek organisasional termasuk sebagai )aktor penting yang
mempengaruhi sikap dan perilaku akuntan.
4. Kode Etik & Mainstream Model Pengem#angan Etika dalam rganisasi
ScwhartC (22$ berdasarkan pandangan dari beberapa penulis sebelumnya
menyebutkan pengertian kode etik adalah dokumen )ormal tertulis dan membedakan
yang terdiri dari standar moral untuk membantu mengarahkan perilaku karyawan dan
organisasi. Sementara )ungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai standard etis
dalam bisnis (6a#ali dan kawan & kawan., 221$, atau secara perinsip sebagai
petun+uk atau mengingatkan untuk berprilaku terhormat dalam situasi- situasi tertentu
(BoCano, 221$.
Standard moral uni#ersal tersebut menurut SchwartC (221$ meliputi !
Trustworthiness
Respect
Responsibility
Fairness
Caring
Sedangkan menurut /dams dkk., 221 mengemukakan alasan mengapa perusahaan
membuat kode etik adalah!
6ode etik merupakan upaya untuk memperbaiki iklim organisasional sehingga
indi#idu berperilaku etis.
6ontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral
dalam setiap keputusan bisnis.
7ntuk menentukan status bisnis sebagai sebuah pro)esi, dimana kode etikmen+adi penandanya.
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
5/8
Sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan nilai-nilai pendiri
perusahaan.
6ode etik merupakan pesan.
5. Kom,er)ensieness dalam Pengem#angan Praktik Etika di rganisasi
/da beberpa kerangka pengembangan etika dalam suatu organisasi, sebagaimana
yang disampaikan oleh 5hite < Bam (222$ dan 8urphy (19=9$. 5hite < Bamp
(222$ menyampaikan bahwa ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan untuk
menu+u suatu system organisasi yang etis dengan instutionalissi etika. 6erangka ini
dia+uka atas dasar beberapa hasil penelitian yang menun+ukan bahwa kebanyakn
perusahaan telah menetapkan kode etik, dimana walupun kode etik perludkombinasikan dengan mana+emen yang e)ekti) dan pendidikan kepada karyawan.
Factor-)aktr means, moti#ation dan opportunity dapat mendorong prilaku tidak etis
dalam organisasi.
8eans dalam hal ini adalah aturan, kebi+akan dan prosedur dalam suatu organisasi
yang secara spesi)ik mengacu pada etika. >orporate credos adalah pernyataan ringkas
tentang nilai-nilai yang diserap oleh perusahaan dan melukiskan tanggung +awab etis
perusahaan kepada stakeholdersnya. Tu+uan dari credos adalah menunaikan
seperangkat prinsip dan keyakinan yang dapat memberikan pedoman dan arahan
dalam beker+a.
Sementara opportunity untuk berpilaku tidak etis dapat berangkat dari posisi ker+a
yang dimiliki oleh indi#idu. Seberapa besar kesempatan yang dimiliki oleh indi#idu
untuk berprilaku tidak etis dengan meman)aatkan posisi ker+anya +uga sanat
begantung pada keberadaan means dan ter+aganya moti#asi untuk nerprilaku secara
etis.
Setelah memastikan adanya means, moti#ation dan opportunity diatas, langkah
selan+utnya menurut 5hite < Bam (222$ adalah melakukan institusional etika
organisasi. 6onsep ini dibangun dengan menga+ukan beberapa akti)itas untuk
mengoprasikan mean, moti#ation dan opportunitiy.
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
6/8
/kti)itas & akti)itas untuk mengoprasionalkan ketiga )actor pendorong prilaku etis
tersebut untuk means, misalnya memimpin dengan keteladanan dan melibatkan
karyawan kepada semua le#el dalam merumuskan aturan dan prosedur untuk
berprlaku etis.
/kti#itas untuk moti#ation adalah misalnya, merestrukturisasi e#aluasi kiner+a dan
memberikan kompensais bagi pegaawaiD karyawan yang berprilaku benar.
Sedangkan akti#itas opportunity adalah misalnya, mengelomokan scenario etis
berdasarkan tipe ker+a, mengembangkan simulas dari insiden- insiden kritis dan
mengembangkan program pelatihan.
6. Kriteria se#agai "asis Pro*esionalisme 'kuntan
/kuntan merupakan pro)esi yang keberadaanya sangat bergantung kepada
kepercayaan masyarakat. Sebagai sebuah pro)esi yang kiner+anya diukur dari
pro)esionalismenya, akuntan harus memiliki keterampilan, pengetahuan dan karakter.
6ualitas +asa akuntansi merupakan )ungsi dari kopetensi teknis dan pertimabnagn
(+udgement$, dimana pertimabnaga ini bergantung pada integritas akuntan yang
membuat keputusan (?rooks, 19=9 14$. alam melakukan audit keuangan, dimana
ini merupakan salah satu bidang keahlian akuntan, akuntan dituntut untuk tidak sa+a
mempunyai kompetensi teknis tetapi +uga harus bebas dari secara moral dari kon)lik
kepentingan (independen$. engan kompetens dan independen akuntan akan dapat
membat keputusan yan tepat megenai obyek yang diauditnya.
%engertian ini menun+ukan baha integritas begitu penting bagi pro)esi akuntani yang
melakukan audit, karena pro)esi ini mempertaruhkan integritasnya untuk memberikan
kesaksian atas integritas pihak lainnya.
8engacu pada peker+aan audit, akuntan merupakan peker+aan yang sarat dengan
acuan normati )an muatan moral.
7ntuk itu penegembangan dan pertimbanagan moral memainkan peran kunci dalams
emua area pro)si akuntan Bowers dkk, 199'$.
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
7/8
-
7/25/2019 etprof ulfah.doc
8/8
Terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh akuntan dalam
men+alankan pro)esinya (0/0, 199=! 321$, yaitu ! 6redibilitas, %ro)esionalisme ,
6ualitas +asa , 6epercayaan. Sementara itu %rinsip Etika /kuntansi meliputi delapan
butir pernyataan (0/0, 199=! 32-32$, yaitu ! tanggung +awab, kepentingan public,
integritas, obyekti)itas, kompetensi dan kehati- hatian pro)essional, kerahasiaan,
prilaku pro)essional dan standar teknis.