imunisasi tesis
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
1/24
MANFAAT PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI)
PADA BALITA
Imunisasi
Pengertian imunisasi dan vaksinasi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang
secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak orang tersebut terpajan
pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka
terdapat dua jenis kekebalan yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan
pasif adalah kekebalan yang diperoleh seseorang dari luar tubuh, contohnya
adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu dankekebalan yang diperoleh
setelah pemberian suntikan immunoglobulin (IgG, kekebalan pasif tidak
berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. !aktu paruh IgG "#
hari, sedangkan $aktu paruh immunoglobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan
aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen
seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung
lebih lama daripada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik (%anuh,
"&.
'aksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan
paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen. ntigen yang
diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun
mampu mengaktifkan limfosit menghasilkan antibodi dan sel memori. )ara ini
1
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
2/24
menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit, namun cukup
memberikan
kekebalan. *ujuannya adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya
namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit
yang sesungguhnya dikemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh
dengan cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen atau penyakit yang
masuk tersebut (%anuh, "&.
+her$ood, "&& pada bukunya menceritakan hampir dua ribu lima ratus
tahun yang lalu, para nenek moyang kita sudah menyadari adanya proteksi imun.
*hucydides, yang menulis mengenai $abah yang menyerang thena pada tahun
-& +/, mengamati bah$a orang yang sama tidak pernah diserang lebih dari
sekali oleh penyakit tersebut.
Pada dasarnya, suatu penyakit dapat memberikan dua pengaruh berbeda
pada mekanisme tubuh kita. Pertama, penyakit itu dapat menyebabkan sakit,
seperti demam, diare dan mual. Kedua, penyakit itu akan membentuk imunitas
setelah sembuh dari mengalami sakitnya. Penyakit tersebut membuat tubuh
memiliki respon imun pada lokasi yang terinfeksi. kibat respon imun yang
meningkat tersebut, agen infeksi pada tubuh akan berkurang secara bertahap
sampai sembuh sepenuhnya (Prodia, "&&0.
Imunitas dihasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibodi
dan atau mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan
organisme spesifik atau toksin. Imunitas didapat sering kali mampu memberikan
perlindungan yang kuat. )ontohnya, imunitas didapat mampu melindungi tubuh
2
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
3/24
dari efek toksin tertentu, seperti toksin botulinum yang bersifat paralitik atau
toksin tetanus yang menimbulkan kejang, dalam dosis sebanyak &&.&&& kali
jumlah yang dapat menimbulkan kematian bila tidak ada imunitas. Ini merupakan
alasan mengapa suatu proses yang dikenal sebagai imunisasi sangat penting dalam
melindungi manusia terhadap penyakit dan toksin (Guyton dan 1all, "&&2.
/anfaat imunisasi
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit3penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi, misalnya4 penyakit *5), difteri, tetanus, pertusis, polio, campak,
hepatitis 5 dan sebagainya. Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap, maka
kita harapkan dapat mencegah timbulnya penyakit3penyakit yang menimbulkan
kesakitan dan kematian (6arendra dkk, "&.
Imunisasi merupakan investasi, yaitu investasi untuk mendapatkan
kesejahteraan di masa depan dan akan memperpanjang usia harapan hidup.
5erikut ini adalah beberapa keuntungan imunisasi, yaitu4
. Preventing development of antibiotic resisten: keuntungan lain dari pencegahan
infeksi adalah mencegah terjadinya resistensi antibiotik terhadap bakteri
penyebab.
". Safe travel and mobility: imunisasi sangat penting untuk keamanan perjalanan
ke negara endemik suatu penyakit.
3. Protection against bioterrorism: isu bioterrorism akhir3 akhir ini muncul
sebagai hal yang mengancam keamanan suatu negara. Dengan pemberian
3
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
4/24
vaksinasi lengkap, maka kita tidak perlu kha$atir terhadap isu tersebut yang
mungkin belum tentu benar.
4. Promoting economic growth:peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara
tentunya akan lebih baik apabila masyarakatnya lebih sehat.
7. Promoting peace: imunisasi dapat menjadi upaya perdamaian demi kesehatan
masyarakat(1adinegoro, "&&.
5erikut ini adalah beberapa keuntungan dari vaksinasi, yaitu sebagai
berikut4
. Pertahanan tubuh yang terbentuk akan diba$a seumur hidupnya.
". 'aksinasi adalah cost-effectivekarena murah dan efektif.
. 'aksinasi tidak berbahaya. %eaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih
jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut
secara alami (%anuh, "&.
8enis3jenis vaksin pada PPI
Departemen Kesehatan sesuai dengan epidemiologi penyakit di Indonesia
telah menetapkan beberapa vaksin yang $ajib diberikan dan dimasukkan dalam
PPI yaitu4 5)G, hepatitis 5, DP*, polio dan campak (6arendra dkk, "&.
)akupan imunisasi PPI di Indonesia telah mencapai lebih dari #&9 kecuali
hepatitis 5 ketiga. +esuai kesepakatan global, perlu diingat bah$a cakupan vaksin
PPI harus dipertahankan tetap tinggi di seluruh pelosok negeri sebelum
pemerintah memutuskan untuk menambah vaksin lain dalam PPI (%anuh, "&.
4
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
5/24
Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi " jenis, yaitu4
. Live attenuated(kuman atau virus hidup yang dilemahkan.
". Inactived(kuman, virus atau komponen yang dibuat tidak aktif (%anuh, "&.
5erikut adalah penjelasan mengenai vaksin3vaksin yang digunakan dalam
PPI, yaitu4
. 'aksin tuberkulosis (5)G
'aksinasi 5)G (acille !almette-"uerin adalah vaksin hidup yang
dibuat dari #ycobacterium bovis yang dibiakkan berulang selama 3 tahun
sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai
imunogenitas (%anuh, "&.
'aksinasi 5)G (acille !almette-"uerin memberikan perlindungan
terhadap penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh#ycobacterium tuberculosis
dan #ycobacterium bovis. 'aksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin
5)G 5iofarma 5andung yang berisi #ycobacterium bovis hidup yang sudah
dilemahkan. Pemberian vaksin 5)G tidak mencegah terjadinya tuberkulosis
namun mengurangi risiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan
tuberkulosa millier. 'aksinasi 5)G diberikan pada umur kurang lebih " bulan,
sebaiknya diberikan pada anak dengan uji tuberkulin (mantou$ test negatif. Dosis
5)G &,&7cc untuk bayi dan &,&cc untuk anak diberikan secara intrakutan,
penyimpanan vaksin 5)G pada suhu "3#), tidak boleh beku. 'aksin 5)G tidak
boleh terkena sinar matahari. pabila vaksin telah diencerkan dalam $aktu # jam
5
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
6/24
harus dibuang. 'aksin 5)G yang sudah keluar masuk lemari pendingin selama
pemeriksaan klinis harus dibuang pada saat akhir klinik (Purnamaningrum, "&.
". 'aksin difteri, tetanus, pertusis (DP*3hepatitis 5 (15
Dasarpembuatan vaksin kombinasi (vaksin combo, combined vaccine
adalah untuk mengurangi jumlah suntikan dan kunjungan ke fasilitas kesehatan
sehingga menurunkan biaya serta meningkatkan angka cakupan. Dimana menurut
jad$al imunisasi rekomendasi IDI edisi tahun 000, seorang anak akan
mendapatkan kali suntikan vaksinasi terpisah sampai umur 7 tahun. 'aksin
D*P315 merupakan gabungan antigen3antigen D3*3P dengan antigen 15 untuk
mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus dan infeksi hepatitis 5
(Purnamaningrum, "&.
a. 'aksin hepatitis 5
+atu juta kematian pertahun disebabkan oleh infeksi virus hepatitis 5
('15. Indonesia termasuk daerah endemis sedang3tinggi. 'aksin '15 yang
tersedia adalah vaksin rekombinan. 'aksin diberikan secara intramuskular di
anterolateral paha neonatus dan bayi. 8ad$al imunisasi 15 sangat fleksibel, yang
dianjurkan adalah segera setelah lahir, bulan, dan : bulan karena respon
antibodinya sangat optimal. Penyimpanan vaksin 15 uni%ect pada suhu "3#),
tidak boleh beku. Pemberian ketiga seri vaksin dan dengan dosis yang sesuai
rekomendasinya akan menyebabkan terbentuknya respon protektif (anti 15s&
mI;
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
7/24
b. 'aksin difteri
*oksoid Difteri adalah preparat toksin difteri yang diinaktifkan dengan
formaldehid dan diabsorpsi pada garam3alumunium untuk menaikkan
antigenesitasnya. *oksoid ini melindungi tubuh terhadap kerja toksin. >rang yang
telah diimunisasi dapat terinfeksi strain difteri penghasil toksin tanpa mengalami
manifestasi difteri sistemik. *oksoid difteri hampir selalu diberikan bersama
dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis sebagai bagian dari vaksin DP* pada
seri imunisasi primer. *oksoid difteri juga tersedia sebagai komponen dari vaksin
kombinasi lain atau sebagai vaksin monovalen (Purnamaningrum, "&.
c. 'aksin tetanus
*oksoid *etanus (** merangsang pembentukan antitoksin untuk
menetralkan toksin tetanus. >ptimalisasi program pencegahan tetanus neonatorum
melalui imunisasi ibu tergantung pada ri$ayat imunisasi $anita. 5ila kebanyakan
$anita subur belum diimunisasi tetanus pada masa bayi atau remaja, maka harus
diimplementasikan jad$al imunisasi ** 7 dosis untuk semua $anita usia subur
(Purnamaningrum, "&.
d. 'aksin pertusis
;mumnya vaksin pertusis diberikan dengan kombinasi bersama toksoid
difteri dan tetanus (DP*. )ampuran DP* ini diabsorpsi ke dalam garam
alumunium (Purnamaningrum, "&.
7
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
8/24
. 'aksin poliomielitis
'aksin polio inactivatedberisi tipe ,", dibiakkan pada sel3sel vero ginjal
kera dan dibuat tidak aktif dengan formaldehid. Pada vaksin inactivated polio
vaccine (IP' dijumpai dalam jumlah sedikit selain formaldehid juga ada
neomisin, streptomisin dan polimiksin 5. Dosis IP' &.7cc diberikan secara
subkutan atau intramuskular dalam tiga kali berturut3turut dengan jarak " bulan
antara masing3masing dosis akan memberikan imunitas jangka panjang (mukosal
maupun humoral terhadap tiga macam tipe virus polio. Penyimpanan vaksin IP'
pada suhu "3#), tidak boleh beku(Purnamaningrum, "&.
-. 'aksin campak
+ejak tahun 02& penyakit campak sudah mendapatkan perhatian khusus
yaitu sejak terjadi $abah campak yang cukup serius. *erjadi & kematian
diantara ".&2 kasus di pulau =ombok dan :7 kematian diantaranya -&2 kasus di
pulau 5angka. !1> menganjurkan untuk memberikan imunisasi campak pada
bayi berumur 0 bulan karena angka kejadian campak yang masih tinggi di negara
berkembang.
*erdapat dua jenis vaksin campak yang dibuat pada tahun 0:, yaitu4
a. 'aksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe
edmonston 5.
b. 'aksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang
berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium.
8
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
9/24
Dosis campak &,7cc diberikan secara subkutan, $alaupun demikian dapat
diberikan secara intramuskular. pabila vaksin campak telah diencerkan. Dalam
$aktu # jam harus dibuang (Purnamaningrum, "&.
Penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin PPI
*erdapat enam imunisasi yang dapat mencegah penyakit cacar, polio,
difteri, pertusis, tetanus, dan tuberkulosis yang dapat membunuh, membutakan,
membuat cacat dan menyebabkan kerusakan mental pada lebih kurang & juta
anak setiap tahun. Imunisasi lengkap bagi seluruh anak di dunia dan juga
pemusnahan penyakit pada manusia menjadi prioritas Internasional (6elson,
"&&&.
. *uberkulosis (*5
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi *5 ke3 tertinggi di dunia
setelah )hina dan India. Pada tahun 00# diperkirakan *5 di )hina, India dan
Indonesia berturut3turut .#"#.&&&, .--.&&& dan 70.&&& kasus. Perkiraan
kejadian 5* sputum yang positif di Indonesia adalah "::.&&& tahun 00#.
5erdasarkan survei kesehatan rumah tangga 0#7 dan survei kesehatan 6asional
"&&. *5 menempati rangking nomor sebagai penyebab kematian tertinggi di
Indonesia. =ingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di $ilayah
perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan
sekali atas peningkatan jumlah kasus *5. Proses terjadinya infeksi oleh /.
*uberkulosis biasanya secara inhalasi, sehingga *5 paru merupakan manifestasi
klinis yang paling sering dibanding organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian
9
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
10/24
besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei. Penyebab
tuberkulosis adalah #ycobacterium tuber&ulosis. Gejala klinis berupa demam,
batuk atau batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada serta malaise (+udoyo dkk,
"&&:.
Pencegahan atau upaya preventif terhadap tuberkulosis berupa vaksinasi
5)G, dari beberapa peneliti diketahui bah$a vaksinasi 5)G yang telah dilakukan
pada anak3anak selama ini hanya memberikan daya proteksi sebagian saja, yakni
&3#&9, tetapi 5)G masih tetap dipakai karena ia dapat mengurangi kemungkinan
terhadap tuberkulosis berat (meningitis, tuberkulosis millier,dll dan tuberkulosis
ekstra, selain dengan vaksin 5)G, tuberkulosis juga dapat dicegah dengan
kemoprofilaksis (+udoyo dkk, "&&:.
". 1epatitis 5 ('15
1epatitis 5 kronik merupakan masalah kesehatan besar terutama di sia,
dimana terdapat sedikitnya 279 dari seluruhnya && juta individu 15sg positif
menetap diseluruh dunia. Di sia sebagian besar pasien hepatitis 5 kronik
mendapatkan infeksi pada masa perinatal. Kebanyakan pasien ini tidak mengalami
keluhan atau gejala sampai akhirnya terjadi penyakit hati kronik (+udoyo dkk,
"&&:.
Pada penelitian di *hailand, anak3anak yang telah mendapatkan imunisasi
dasar hepatitis 5 tiga kali sebelum umur tahun, pada umur 7 tahun 0&,29
diantaranya masih mempunyai titer antibodi hepatitis 5 protektif atau di atas
ambang pencegahan (titer ntibodi anti31bsg?&@g (mcg
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
11/24
anti31bsg3nya. 5ila titer berada diba$ah ambang pencegahan atau negatif, dapat
diberikan imunisasi ulangan. 6amun, apabila pada umur 7 tahun anak belum
mendapatkan imunisasi hepatitis 5, berikan imunisasi hepatitis 5 tiga kali (1assan
dan latas, "&&7.
1epatitis 5 kronik adalah adanya persistensi virus hepatitis 5 lebih dari :
bulan. 1epatitis 5 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus D6 1epototropik
dan 1epadnaviridae. 'irus hepatitis 5 ditemukan di darah, semen, sekret
servikovaginal, saliva, dan cairan tubuh lain (+udoyo dkk, "&&:.
Infeksi hepatitis 5 pada bayi dan balita menyebabkan terjadinya infeksi
kronis yang dapat menimbulkan cirrhosis hepatisdan kanker hati pada saat ia
de$asa (1arahap, "&&0.
'irus hepatitis 5 masuk kedalam tubuh melalui cara3cara berikut ini4
a. /elalui darah4 penerima produk darah, I'D;, pasien hemodialisis, pekerja
kesehatan dan pekerja yang terpapar darah.
b. *ransmisi seksual.
c. Penetrasi jaringan (perkutan atau permukosa4 tertusuk jarum, penggunaan
ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau
cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik serta penggunaan sikat gigi bersama.
d. *ransmisi maternal3neonatal, maternal-infant.
e. *ak ada bukti penyebaran fekal3oral.
Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis 5
sebelum paparan (+udoyo dkk, "&&:.
11
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
12/24
. Difteri, pertusis dan tetanus
Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang terjadi secara lokal pada
mukosa atau kulit yang disebabkan oleh basil gram positif !orynebacterium
dyphtheriae dan !orynebacterium ulcerans, ditandai oleh terbentuknya eksudat
yang berbentuk membran pada tempat infeksi dan diikuti oleh gejala3gejala umum
yang ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi oleh basil ini. Distribusi
penyakit ini tersebar diseluruh dunia, terutama di negara3negara miskin yang
penduduknya tinggal pada tempat3tempat permukiman yang rapat, hygiene dan
sanitasi buruk serta fasilitas kesehatan yang kurang. Di %+ Dr. / Djamil padang
didapatkan -# kasus difteri selama periode tahun (00230#0 (+udoyo dkk,
"&&:.
/anusia merupakan satu3satunya reservoir dari infeksi difteri !.
'iphtheriae( ditularkan dengan kontak langsung melalui batuk, bersin dan
berbicara atau kontak tidak langsung melalui debu, baju, buku atau mainan yang
terkontaminasi. /asa inkubasi difteri umumnya "37 hari (pada difteri kutan
adalah 2 hari sesudah infeksi primer pada kulit, kemudian pasien akan
memperlihatkan keluhan3keluhan yang tidak spesifik. Difteri pada saluran
pernafasan dapat berkembang dengan cepat sehingga dapat menimbulkan
kesulitan bernafas. *oksisitas sistem kardiovaskular biasanya terjadi 3" minggu
setelah terkena, penyakit kelainan berupa miokarditis (+udoyo dkk, "&&:.
/iokarditis bisa terjadi pada :79 dari penderita difteri dan &3"79
diantaranya mengalami disfungsi miokard dengan manifestasi klinisnya berupa
12
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
13/24
takikardi, suara jantung lemah, irama mendua (presistolik gallop dan aritmia
(fibrilasi atrium, kelainan sistem saraf bisa terjadi pada 279 dari penderita difteri
yang berat. 5iasanya terjadi paralisis secara bilateral, motorik lebih dominan dari
sensorik. )ara yang paling baik untuk pencegahan adalah pemberian imunisasi
aktif pada masa anak3anak, biasanya pemberian vaksin difteri bersamaan dengan
vaksin pertusis dan tetanus (DP* (+udoyo dkk, "&&:.
Pertusis disebabkan oleh ordetella pertusis atau )aemophilus pertusis.
Pertusis tersebar di seluruh dunia. Di tempat3tempat yang padat penduduknya
dapat berupa epidemi pada anak. Dalam suatu keluarga infeksi cepat menjalar
kepada anggota keluarga lainnya. *erbanyak pada umur 37 tahun. )ara penularan
ialah kontak dengan penderita pertusis. Imunitas sangat mengurangi angka
kejadian dan kematian yang disebabkan oleh pertusis. >leh karena itu di negara di
mana imunisasi belum merupakan suatu prosedur rutin, masih banyak didapatkan
pertusis.
Gejala klinis pertusis adalah sebagai berikut4
a. +tadium kataralis4 lamanya 3" minggu dengan gejala batuk3batuk ringan
dan lama kelamaan makin bertambah berat.
b. +tadium spasmodik4 lamanya "3- minggu. Pada akhir minggu batuk makin
bertambah berat dan terjadi paroksimal berupa batuk3batuk khas. Penderita
tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar.
c. +tadium konvalesensi4 lamanya kira3kira " minggu sampai sembuh.
*idak ada imunitas terhadap pertusis. Pencegahan dapat dilakukan secara
aktif dan secara pasif. +ecara aktif ialah dengan memberikan vaksin pertusis,
13
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
14/24
sedangkan secara pasif yaitu dengan memberikan kemoprofilaksis yaitu
eritromisin yang dapat mencegah terjadinya pertusis untuk sementara $aktu
(1assan dan latas, "&&7.
*etanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya
tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein
yang kuat yang dihasilkan oleh !lostridium tetani. *etanus disebabkan oleh basil
gram positif !lostridium tetani. 5akteri ini terdapat dimana3mana dengan habitat
alamnya di tanah, tetapi dapat juga diisolasi dari kotoran binatang peliharaan dan
manusia. Pada bayi atau neonatus, hygiene umbilikal yang buruk merupakan
penyebab tetanus neonatorum. !1> memperkirakan kurang lebih .&&&.&&&
kematian akibat tetanus di seluruh dunia pada tahun 00", besar dari "&.&&& di
sia *enggara. *etanus neonatorum menyebabkan lebih dari 7&9 kematian akibat
tetanus diseluruh dunia. *etanus biasanya terjadi setelah trauma, kontaminasi luka
dengan tanah, kotoran binatang atau logam berkarat (+udoyo dkk, "&&:.
Pencegahan tetanus yaitu dengan imunisasi aktif atau imunisasi dengan
toksoid yang diabsorpsi. Imunisasi merupakan pencegahan yang paling efektif
dalam praktek. ngka kegagalan dari tindakan ini sangat rendah sejak
diperkenalkan imunisasi di Israel. Insidensi tahunan tetanus berkurang dari
"
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
15/24
Poliomielitis ialah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus
dengan predileksi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang dan inti
motorik batang otak, akibat kerusakan bagian susunan saraf tersebut akan terjadi
kelumpuhan serta atrofi otot. Dibagian Ilmu Kesehatan anak AK;I3%+)/ 8akarta
antara tahun 073072, ditemukan diantara " penderita yang dira$at "
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
16/24
bercak3bercak. )ara penularan dengan droplet dan kontak. Pencegahan campak
yaitu dengan imunisasi aktif dan imunisasi pasif (1assan dan latas, "&&7.
8ad$al pemberian imunisasi dasar lengkap
Idealnya, seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai
umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit3penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi mampu dicegah dengan optimal (Kemenkes, "&.
Pada anak yang mendapatkan imunisasi tidak sesuai dengan jad$al yang
dianjurkan dengan sebab lupa, tidak tahu, atau catatan hilang maka hendaknya
petugas kesehatan membantu membuat jad$al imunisasi yang sesuai (%anuh,
"&.
5eberapa vaksin (DP*, D*, polio, ** dan hepatitis 5 harus diberikan
lebih dari satu dosis untuk mendapatkan respons antibodi yang adekuat. 1arus
dihindari pemberian vaksin yang sama dengan interval kurang dari - minggu
karena akan mengurangi respons antibodi. /emperpanjang interval pemberian
dapat meningkatkan respons antibodi. *etapi lebih penting untuk segera
menyelesaikan imunisasi dasar agar anak segera terlndungi dari penyakit daripada
berusaha mendapatkan respons imun yang maksimal. Interval pemberian yang
lebih panjang daripada yang disarankan tidak akan mengurangi kadar antibodi
akhir. >leh karena itu, bila anak terlambat datang untuk diimunisasi berikutnya,
segera berikan imunisasi tersebut pada kesempatan pertama kontak dengan
petugas kesehatan kemudian lanjutkan imunisasi berikutnya seperti biasa, tidak
diperlukan dosis tambahan (PI 020 (!ahab dan 8ulia, "&&".
16
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
17/24
5erikut ini adalah jad$al imunisasi yang dikeluarkan oleh Depkes, yaitu4
*abel ".4 8ad$al pemberian imunisasi dasar lengkap
;mur & " - 7 : 2 # 0 & EE"
(5ulan
'aksin *anggal Pemberian Imunisasi
15 &
(&32 hari
5)G
EPolio
EDP*
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
18/24
8ad$al tepat pemberian imunisasi dasar.
!aktu pemberian imunisasi bagi anak di atas tahun yang belum
lengkap.
!aktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar
lengkap.
!aktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar
lengkap (Depkes, "&&.
Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI
Definisi KIPI adalah insiden medik yang terjadi setelah imunisasi, diduga
dan dipercaya akibat imunisasi. >leh !1> KIPI dikelompokkan berdasarkan
klasifikasi lapangan, yaitu4
. *accine reaction (reaksi vaksin, yaitu reaksi yang terjadi akibat sebagian
komponen vaksin.
". In%ection reaction (reaksi suntikan, kejadian yang muncul akibat cemas
terhadap tindakan penyuntikkan dibandingkan dengan komponen vaksinnya
sendiri.
3. Programme error (kesalahan program, kejadian ini disebabkan oleh karena
proses penyiapan vaksin, pengemasan atau pemberian.
-. !oincidence (koinsiden, kejadian yang berlangsung setelah imunisasi, tetapi
tidak disebabkan baik oleh vaksin ataupun oleh karena kesalahan program.
7. +n&nown (tidak diketahui
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
19/24
*idak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi, karena sebagian
besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi (%anuh, "&.
5erikut ini adalah KIPI yang sering ditemukan pasca imunisasi pada PPI,
yaitu sebagai berikut4
. KIPI vaksin 5)G
Penyuntikan 5)G secara intradermal akan menimbulkan ulkus lokal yang
superfisial minggu setelah penyuntikkan. ;lkus tertutup krusta, akan sembuh
dalam "3 bulan, dan menimbulkan parut bulat dengan diameter -3# mm. pabila
dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila
penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik kedalam (retracted
(%anuh, "&.
". KIPI vaksin 1epatitis 5
fek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokal yang ringan dan
bersifat sementara. Kadang3kadang dapat menimbulkan demam ringan 3" hari
(%anuh, "&.
. KIPI vaksin DP*
a. %eaksi lokal kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada
separuh (-",09 penerima DP*.
19
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
20/24
b. Proporsi demam ringan dengan reaksi lokal sama dan ","9 di antaranya
dapat mengalami hiperpireksia.
c. nak gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca
suntikan.
d. Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejang demam (&,&:9 sesudah
vaksinasi yang dihubungkan dengan demam yang terjadi.
e. Kejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya ensefalopati akut atau
reaksi anafilaksis dan terbukti disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis
(%anuh, "&.
-. %eaksi KIPI Polio
Diperkirakan *erdapat satu kasus poliomielitis paralitik yang berkaitan
dengan vaksin terjadi setiap ",7 juta dosis vaksin polio oral (>P' yang diberikan,
risiko terjadi paling sering pada pemberian dosis pertama dibanding dengan dosis3
dosis berikutnya. %isiko yang relatif kecil pada poliomielitis yang ditimbulkan
pemberian >P' ini tidak boleh diremehkan. 6amun tidak cukup menjadi alasan
untuk mengadakan perubahan terhadap kebijakan imunisasi, karena vaksinasi
tersebut terbukti sangat berguna. 1arus ditekankan bah$a kebersihan terhadap
kontak penerima vaksin yang baru adalah sangat penting. +etelah vaksinasi
sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan dan nyeri
otot. +eperti kejadian ikutan pada vaksinasi yang lain, semua gejala yang timbul
setelah vaksinasi harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat (%anuh, "&.
20
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
21/24
7. %eaksi KIPI campak
a. %eaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi pada imunisasi
ulang pada seseorang yang telah memiliki imunitas, sebagian akibat
imunisasi dengan vaksin campak dari virus yang dimatikan. Kejadian KIPI
imunisasi campak telah menurun dengan digunakan vaksin campak yang
dilemahkan.
b. Gejala KIPI berupa demam yang lebih dari 0,7&) yang terjadi pada 793
79 kasus, demam mulai dijumpai pada hari ke 73: sesudah imunisasi dan
berlangsung selama dua hari.
c. 5erbeda dengan infeksi alami demam tidak tinggi, $alaupun demikian
peningkatan suhu tubuh tersebut dapat merangsang terjadinya kejang
demam.
d. %uam dapat dijumpai pada 79 resipien, timbul pada hari ke 23& sesudah
imunisasi dan berlangsung selama "3- hari. 1al ini sukar dibedakan dengan
akibat imunisasi yang terjadi jika seseorang telah memperoleh imunisasi
pada saat masa inkubasi penyakit alami.
e. %eaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti
ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi. Diperkirakan risiko terjadinya
kedua efek tersebut & hari sesudah imunisasi sebanyak satu diantara satu
milyar dosis vaksin (%anuh, "&.
21
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
22/24
DAFTAR PUSTAKA
Ali M, 2003, Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidakbekerja tentang iunisasi! "Master Theses#!2003$ %iakses 1
&ebuari 2012' http$((rep)sit)r*!usu!a+!id
%inas esehatan -h)kseua.e, 2011$ )ta -h)kseua.e
%eparteen kesehatan!, 2010!, esehatan /bu dan Anak $ akarta
udiart), ! 2001! Pengantar i)statistik esehatan! akarta$
%epkes, , %P, P)li), apak dan epatitis /unisasi ajib bagia*i! h)s nline! %iakses 2 &ebuari 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php
22
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
23/24
u*t)n ; all!,2007! uku ajar insi ?uatera @tara$ "urnal elektr)nik#diakses 1 &ebuari 2012' http$((rep)sit)r*!usu!a+!id
assan dan Alatas!, 2005, uku uliah /lu kesehatan Anak!ilid /,akarta $ Penerbit agian /lu esehatan Anak akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia
assan dan Alatas!, 2005, uku uliah /lu kesehatan Anak!ilid //,
akarta $ Penerbit agian /lu esehatan Anak akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia
eentrian esehatan Bepublik /nd)nesia! Mas*arakat tidak perlu raguelakukan iunisasi $ diakses 1 &ebuari 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php
eentrian esehatan Bepublik /nd)nesia! ekes argetkan ahun2014 seluruh %esa(elurahan 100C @/! %iakses 3 Mei 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php
keenkes B/ 2011 di pr)ersitas /nd)nesia B?@PD %B! ipt) Mangukusu)!, akarta$
hl 58
Darendra, M dkk, 2008, uku Ajar / ubuh ebang Anak danBeaja, d 1, /katan %)kter Anak /nd)nesia, akarta$ F ?agung?et), hl 15
Darendra, M dkk, 2008, uku Ajar // ubuh ebang Anak danBeaja, d 1, /katan %)kter Anak /nd)nesia, akarta$ F ?agung?et), hl 174
Dels)n, dkk!, 2000, /lu esehatan Anak, F)l 1, d 15, akarta$uku ed)kteran , hl 31
23
-
7/24/2019 IMUNISASI TESIS
24/24
D)t)ad)j) ?!, 2003! /lu esehatan Mas*arakat, akarta$ Penerbit P!Bineka
ipta
D)t)ad)) ?!, 2007! esehatan Mas*arakat /lu dan ?eni, akarta$Penerbit P! Bineka ipta
Pr)dia,!2009!Faksinasi engubah pen*akit enjadi ka.an $ 31!
Purnaaningru G!,2011! uku saku penuntun iunisasi dasar,*)g*akarta$ Penerbit itraa*a!
Banuh!Ped)an /unisasi di /nd)nesia! ?atgas /unisasi /katan %)kterAnak /nd)nesia, akarta, 2008
?astr)as)r), ?!, /sael, ?!, 2008! %asar=dasar et)d)l)gi penelitianklinis, d 3, akarta$ F ?agung ?et)
?atari!, 2010! he 2nd Dati)nal ?*p)siu )n iuniEati)n!%eparteen /lu esehatan Anak akultas ed)kteran@ni>ersitas /nd)nesia B?@PD %B! ipt) Mangukusu)!, akarta$hl 16
?her.))d, -!, 2006! uku ajar ilu pen*akit dala jilid ///, akarta$uku ed)kteran , hl 386
?ud)*a, aru!, 2006! uku ajar ilu pen*akit jilid 1,akarta$ Penerbit%eparteen /lu pen*akit dala &akultas ked)kteranuni>ersitas /nd)nesia
?ud)*a, dkk!, 2006! uku ajar ilu pen*akit dala jilid ///,akarta$Penerbit %eparteen /lu pen*akit dala &akultas ked)kteranuni>ersitas ind)nesia!
ahab, ?!, ulia, M!, 2002! ?iste /un, /unisasi, dan pen*akit /un,akarta$ id*a Medika, hl 44=45
Gusie -,P,!2009! elengkapan /unisasi! -iteratur )nline akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia! %iakses 23 Mei 2012