imunisasi tesis

Upload: debyantatifaniritonga

Post on 13-Apr-2018

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    1/24

    MANFAAT PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI (PPI)

    PADA BALITA

    Imunisasi

    Pengertian imunisasi dan vaksinasi

    Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

    secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak orang tersebut terpajan

    pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Dilihat dari cara timbulnya maka

    terdapat dua jenis kekebalan yaitu kekebalan pasif dan kekebalan aktif. Kekebalan

    pasif adalah kekebalan yang diperoleh seseorang dari luar tubuh, contohnya

    adalah kekebalan pada janin yang diperoleh dari ibu dankekebalan yang diperoleh

    setelah pemberian suntikan immunoglobulin (IgG, kekebalan pasif tidak

    berlangsung lama karena akan dimetabolisme oleh tubuh. !aktu paruh IgG "#

    hari, sedangkan $aktu paruh immunoglobulin lainnya lebih pendek. Kekebalan

    aktif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh sendiri akibat terpajan pada antigen

    seperti pada imunisasi atau terpajan secara alamiah. Kekebalan aktif berlangsung

    lebih lama daripada kekebalan pasif karena adanya memori imunologik (%anuh,

    "&.

    'aksinasi merupakan suatu tindakan yang dengan sengaja memberikan

    paparan dengan antigen yang berasal dari mikroorganisme patogen. ntigen yang

    diberikan telah dibuat demikian rupa sehingga tidak menimbulkan sakit namun

    mampu mengaktifkan limfosit menghasilkan antibodi dan sel memori. )ara ini

    1

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    2/24

    menirukan infeksi alamiah yang tidak menimbulkan sakit, namun cukup

    memberikan

    kekebalan. *ujuannya adalah memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya

    namun cukup untuk menyiapkan respon imun sehingga apabila terjangkit penyakit

    yang sesungguhnya dikemudian hari anak tidak menjadi sakit karena tubuh

    dengan cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen atau penyakit yang

    masuk tersebut (%anuh, "&.

    +her$ood, "&& pada bukunya menceritakan hampir dua ribu lima ratus

    tahun yang lalu, para nenek moyang kita sudah menyadari adanya proteksi imun.

    *hucydides, yang menulis mengenai $abah yang menyerang thena pada tahun

    -& +/, mengamati bah$a orang yang sama tidak pernah diserang lebih dari

    sekali oleh penyakit tersebut.

    Pada dasarnya, suatu penyakit dapat memberikan dua pengaruh berbeda

    pada mekanisme tubuh kita. Pertama, penyakit itu dapat menyebabkan sakit,

    seperti demam, diare dan mual. Kedua, penyakit itu akan membentuk imunitas

    setelah sembuh dari mengalami sakitnya. Penyakit tersebut membuat tubuh

    memiliki respon imun pada lokasi yang terinfeksi. kibat respon imun yang

    meningkat tersebut, agen infeksi pada tubuh akan berkurang secara bertahap

    sampai sembuh sepenuhnya (Prodia, "&&0.

    Imunitas dihasilkan oleh sistem imun khusus yang membentuk antibodi

    dan atau mengaktifkan limfosit yang mampu menyerang dan menghancurkan

    organisme spesifik atau toksin. Imunitas didapat sering kali mampu memberikan

    perlindungan yang kuat. )ontohnya, imunitas didapat mampu melindungi tubuh

    2

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    3/24

    dari efek toksin tertentu, seperti toksin botulinum yang bersifat paralitik atau

    toksin tetanus yang menimbulkan kejang, dalam dosis sebanyak &&.&&& kali

    jumlah yang dapat menimbulkan kematian bila tidak ada imunitas. Ini merupakan

    alasan mengapa suatu proses yang dikenal sebagai imunisasi sangat penting dalam

    melindungi manusia terhadap penyakit dan toksin (Guyton dan 1all, "&&2.

    /anfaat imunisasi

    Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi

    morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit3penyakit yang bisa dicegah dengan

    imunisasi, misalnya4 penyakit *5), difteri, tetanus, pertusis, polio, campak,

    hepatitis 5 dan sebagainya. Dengan melaksanakan imunisasi yang lengkap, maka

    kita harapkan dapat mencegah timbulnya penyakit3penyakit yang menimbulkan

    kesakitan dan kematian (6arendra dkk, "&.

    Imunisasi merupakan investasi, yaitu investasi untuk mendapatkan

    kesejahteraan di masa depan dan akan memperpanjang usia harapan hidup.

    5erikut ini adalah beberapa keuntungan imunisasi, yaitu4

    . Preventing development of antibiotic resisten: keuntungan lain dari pencegahan

    infeksi adalah mencegah terjadinya resistensi antibiotik terhadap bakteri

    penyebab.

    ". Safe travel and mobility: imunisasi sangat penting untuk keamanan perjalanan

    ke negara endemik suatu penyakit.

    3. Protection against bioterrorism: isu bioterrorism akhir3 akhir ini muncul

    sebagai hal yang mengancam keamanan suatu negara. Dengan pemberian

    3

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    4/24

    vaksinasi lengkap, maka kita tidak perlu kha$atir terhadap isu tersebut yang

    mungkin belum tentu benar.

    4. Promoting economic growth:peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara

    tentunya akan lebih baik apabila masyarakatnya lebih sehat.

    7. Promoting peace: imunisasi dapat menjadi upaya perdamaian demi kesehatan

    masyarakat(1adinegoro, "&&.

    5erikut ini adalah beberapa keuntungan dari vaksinasi, yaitu sebagai

    berikut4

    . Pertahanan tubuh yang terbentuk akan diba$a seumur hidupnya.

    ". 'aksinasi adalah cost-effectivekarena murah dan efektif.

    . 'aksinasi tidak berbahaya. %eaksi yang serius sangat jarang terjadi, jauh lebih

    jarang dari pada komplikasi yang timbul apabila terserang penyakit tersebut

    secara alami (%anuh, "&.

    8enis3jenis vaksin pada PPI

    Departemen Kesehatan sesuai dengan epidemiologi penyakit di Indonesia

    telah menetapkan beberapa vaksin yang $ajib diberikan dan dimasukkan dalam

    PPI yaitu4 5)G, hepatitis 5, DP*, polio dan campak (6arendra dkk, "&.

    )akupan imunisasi PPI di Indonesia telah mencapai lebih dari #&9 kecuali

    hepatitis 5 ketiga. +esuai kesepakatan global, perlu diingat bah$a cakupan vaksin

    PPI harus dipertahankan tetap tinggi di seluruh pelosok negeri sebelum

    pemerintah memutuskan untuk menambah vaksin lain dalam PPI (%anuh, "&.

    4

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    5/24

    Pada dasarnya, vaksin dapat dibagi menjadi " jenis, yaitu4

    . Live attenuated(kuman atau virus hidup yang dilemahkan.

    ". Inactived(kuman, virus atau komponen yang dibuat tidak aktif (%anuh, "&.

    5erikut adalah penjelasan mengenai vaksin3vaksin yang digunakan dalam

    PPI, yaitu4

    . 'aksin tuberkulosis (5)G

    'aksinasi 5)G (acille !almette-"uerin adalah vaksin hidup yang

    dibuat dari #ycobacterium bovis yang dibiakkan berulang selama 3 tahun

    sehingga didapatkan basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai

    imunogenitas (%anuh, "&.

    'aksinasi 5)G (acille !almette-"uerin memberikan perlindungan

    terhadap penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh#ycobacterium tuberculosis

    dan #ycobacterium bovis. 'aksin yang digunakan di Indonesia adalah vaksin

    5)G 5iofarma 5andung yang berisi #ycobacterium bovis hidup yang sudah

    dilemahkan. Pemberian vaksin 5)G tidak mencegah terjadinya tuberkulosis

    namun mengurangi risiko tuberkulosis berat seperti meningitis tuberkulosa dan

    tuberkulosa millier. 'aksinasi 5)G diberikan pada umur kurang lebih " bulan,

    sebaiknya diberikan pada anak dengan uji tuberkulin (mantou$ test negatif. Dosis

    5)G &,&7cc untuk bayi dan &,&cc untuk anak diberikan secara intrakutan,

    penyimpanan vaksin 5)G pada suhu "3#), tidak boleh beku. 'aksin 5)G tidak

    boleh terkena sinar matahari. pabila vaksin telah diencerkan dalam $aktu # jam

    5

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    6/24

    harus dibuang. 'aksin 5)G yang sudah keluar masuk lemari pendingin selama

    pemeriksaan klinis harus dibuang pada saat akhir klinik (Purnamaningrum, "&.

    ". 'aksin difteri, tetanus, pertusis (DP*3hepatitis 5 (15

    Dasarpembuatan vaksin kombinasi (vaksin combo, combined vaccine

    adalah untuk mengurangi jumlah suntikan dan kunjungan ke fasilitas kesehatan

    sehingga menurunkan biaya serta meningkatkan angka cakupan. Dimana menurut

    jad$al imunisasi rekomendasi IDI edisi tahun 000, seorang anak akan

    mendapatkan kali suntikan vaksinasi terpisah sampai umur 7 tahun. 'aksin

    D*P315 merupakan gabungan antigen3antigen D3*3P dengan antigen 15 untuk

    mencegah penyakit difteria, pertusis, tetanus dan infeksi hepatitis 5

    (Purnamaningrum, "&.

    a. 'aksin hepatitis 5

    +atu juta kematian pertahun disebabkan oleh infeksi virus hepatitis 5

    ('15. Indonesia termasuk daerah endemis sedang3tinggi. 'aksin '15 yang

    tersedia adalah vaksin rekombinan. 'aksin diberikan secara intramuskular di

    anterolateral paha neonatus dan bayi. 8ad$al imunisasi 15 sangat fleksibel, yang

    dianjurkan adalah segera setelah lahir, bulan, dan : bulan karena respon

    antibodinya sangat optimal. Penyimpanan vaksin 15 uni%ect pada suhu "3#),

    tidak boleh beku. Pemberian ketiga seri vaksin dan dengan dosis yang sesuai

    rekomendasinya akan menyebabkan terbentuknya respon protektif (anti 15s&

    mI;

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    7/24

    b. 'aksin difteri

    *oksoid Difteri adalah preparat toksin difteri yang diinaktifkan dengan

    formaldehid dan diabsorpsi pada garam3alumunium untuk menaikkan

    antigenesitasnya. *oksoid ini melindungi tubuh terhadap kerja toksin. >rang yang

    telah diimunisasi dapat terinfeksi strain difteri penghasil toksin tanpa mengalami

    manifestasi difteri sistemik. *oksoid difteri hampir selalu diberikan bersama

    dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis sebagai bagian dari vaksin DP* pada

    seri imunisasi primer. *oksoid difteri juga tersedia sebagai komponen dari vaksin

    kombinasi lain atau sebagai vaksin monovalen (Purnamaningrum, "&.

    c. 'aksin tetanus

    *oksoid *etanus (** merangsang pembentukan antitoksin untuk

    menetralkan toksin tetanus. >ptimalisasi program pencegahan tetanus neonatorum

    melalui imunisasi ibu tergantung pada ri$ayat imunisasi $anita. 5ila kebanyakan

    $anita subur belum diimunisasi tetanus pada masa bayi atau remaja, maka harus

    diimplementasikan jad$al imunisasi ** 7 dosis untuk semua $anita usia subur

    (Purnamaningrum, "&.

    d. 'aksin pertusis

    ;mumnya vaksin pertusis diberikan dengan kombinasi bersama toksoid

    difteri dan tetanus (DP*. )ampuran DP* ini diabsorpsi ke dalam garam

    alumunium (Purnamaningrum, "&.

    7

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    8/24

    . 'aksin poliomielitis

    'aksin polio inactivatedberisi tipe ,", dibiakkan pada sel3sel vero ginjal

    kera dan dibuat tidak aktif dengan formaldehid. Pada vaksin inactivated polio

    vaccine (IP' dijumpai dalam jumlah sedikit selain formaldehid juga ada

    neomisin, streptomisin dan polimiksin 5. Dosis IP' &.7cc diberikan secara

    subkutan atau intramuskular dalam tiga kali berturut3turut dengan jarak " bulan

    antara masing3masing dosis akan memberikan imunitas jangka panjang (mukosal

    maupun humoral terhadap tiga macam tipe virus polio. Penyimpanan vaksin IP'

    pada suhu "3#), tidak boleh beku(Purnamaningrum, "&.

    -. 'aksin campak

    +ejak tahun 02& penyakit campak sudah mendapatkan perhatian khusus

    yaitu sejak terjadi $abah campak yang cukup serius. *erjadi & kematian

    diantara ".&2 kasus di pulau =ombok dan :7 kematian diantaranya -&2 kasus di

    pulau 5angka. !1> menganjurkan untuk memberikan imunisasi campak pada

    bayi berumur 0 bulan karena angka kejadian campak yang masih tinggi di negara

    berkembang.

    *erdapat dua jenis vaksin campak yang dibuat pada tahun 0:, yaitu4

    a. 'aksin yang berasal dari virus campak yang hidup dan dilemahkan (tipe

    edmonston 5.

    b. 'aksin yang berasal dari virus campak yang dimatikan (virus campak yang

    berada dalam larutan formalin yang dicampur dengan garam alumunium.

    8

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    9/24

    Dosis campak &,7cc diberikan secara subkutan, $alaupun demikian dapat

    diberikan secara intramuskular. pabila vaksin campak telah diencerkan. Dalam

    $aktu # jam harus dibuang (Purnamaningrum, "&.

    Penyakit menular yang dapat dicegah dengan vaksin PPI

    *erdapat enam imunisasi yang dapat mencegah penyakit cacar, polio,

    difteri, pertusis, tetanus, dan tuberkulosis yang dapat membunuh, membutakan,

    membuat cacat dan menyebabkan kerusakan mental pada lebih kurang & juta

    anak setiap tahun. Imunisasi lengkap bagi seluruh anak di dunia dan juga

    pemusnahan penyakit pada manusia menjadi prioritas Internasional (6elson,

    "&&&.

    . *uberkulosis (*5

    Indonesia adalah negeri dengan prevalensi *5 ke3 tertinggi di dunia

    setelah )hina dan India. Pada tahun 00# diperkirakan *5 di )hina, India dan

    Indonesia berturut3turut .#"#.&&&, .--.&&& dan 70.&&& kasus. Perkiraan

    kejadian 5* sputum yang positif di Indonesia adalah "::.&&& tahun 00#.

    5erdasarkan survei kesehatan rumah tangga 0#7 dan survei kesehatan 6asional

    "&&. *5 menempati rangking nomor sebagai penyebab kematian tertinggi di

    Indonesia. =ingkungan hidup yang sangat padat dan pemukiman di $ilayah

    perkotaan kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan dan berperan

    sekali atas peningkatan jumlah kasus *5. Proses terjadinya infeksi oleh /.

    *uberkulosis biasanya secara inhalasi, sehingga *5 paru merupakan manifestasi

    klinis yang paling sering dibanding organ lainnya. Penularan penyakit ini sebagian

    9

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    10/24

    besar melalui inhalasi basil yang mengandung droplet nuclei. Penyebab

    tuberkulosis adalah #ycobacterium tuber&ulosis. Gejala klinis berupa demam,

    batuk atau batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada serta malaise (+udoyo dkk,

    "&&:.

    Pencegahan atau upaya preventif terhadap tuberkulosis berupa vaksinasi

    5)G, dari beberapa peneliti diketahui bah$a vaksinasi 5)G yang telah dilakukan

    pada anak3anak selama ini hanya memberikan daya proteksi sebagian saja, yakni

    &3#&9, tetapi 5)G masih tetap dipakai karena ia dapat mengurangi kemungkinan

    terhadap tuberkulosis berat (meningitis, tuberkulosis millier,dll dan tuberkulosis

    ekstra, selain dengan vaksin 5)G, tuberkulosis juga dapat dicegah dengan

    kemoprofilaksis (+udoyo dkk, "&&:.

    ". 1epatitis 5 ('15

    1epatitis 5 kronik merupakan masalah kesehatan besar terutama di sia,

    dimana terdapat sedikitnya 279 dari seluruhnya && juta individu 15sg positif

    menetap diseluruh dunia. Di sia sebagian besar pasien hepatitis 5 kronik

    mendapatkan infeksi pada masa perinatal. Kebanyakan pasien ini tidak mengalami

    keluhan atau gejala sampai akhirnya terjadi penyakit hati kronik (+udoyo dkk,

    "&&:.

    Pada penelitian di *hailand, anak3anak yang telah mendapatkan imunisasi

    dasar hepatitis 5 tiga kali sebelum umur tahun, pada umur 7 tahun 0&,29

    diantaranya masih mempunyai titer antibodi hepatitis 5 protektif atau di atas

    ambang pencegahan (titer ntibodi anti31bsg?&@g (mcg

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    11/24

    anti31bsg3nya. 5ila titer berada diba$ah ambang pencegahan atau negatif, dapat

    diberikan imunisasi ulangan. 6amun, apabila pada umur 7 tahun anak belum

    mendapatkan imunisasi hepatitis 5, berikan imunisasi hepatitis 5 tiga kali (1assan

    dan latas, "&&7.

    1epatitis 5 kronik adalah adanya persistensi virus hepatitis 5 lebih dari :

    bulan. 1epatitis 5 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus D6 1epototropik

    dan 1epadnaviridae. 'irus hepatitis 5 ditemukan di darah, semen, sekret

    servikovaginal, saliva, dan cairan tubuh lain (+udoyo dkk, "&&:.

    Infeksi hepatitis 5 pada bayi dan balita menyebabkan terjadinya infeksi

    kronis yang dapat menimbulkan cirrhosis hepatisdan kanker hati pada saat ia

    de$asa (1arahap, "&&0.

    'irus hepatitis 5 masuk kedalam tubuh melalui cara3cara berikut ini4

    a. /elalui darah4 penerima produk darah, I'D;, pasien hemodialisis, pekerja

    kesehatan dan pekerja yang terpapar darah.

    b. *ransmisi seksual.

    c. Penetrasi jaringan (perkutan atau permukosa4 tertusuk jarum, penggunaan

    ulang peralatan medis yang terkontaminasi, penggunaan bersama pisau

    cukur dan silet, tato, akupuntur, tindik serta penggunaan sikat gigi bersama.

    d. *ransmisi maternal3neonatal, maternal-infant.

    e. *ak ada bukti penyebaran fekal3oral.

    Dasar utama imunoprofilaksis adalah pemberian vaksin hepatitis 5

    sebelum paparan (+udoyo dkk, "&&:.

    11

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    12/24

    . Difteri, pertusis dan tetanus

    Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang terjadi secara lokal pada

    mukosa atau kulit yang disebabkan oleh basil gram positif !orynebacterium

    dyphtheriae dan !orynebacterium ulcerans, ditandai oleh terbentuknya eksudat

    yang berbentuk membran pada tempat infeksi dan diikuti oleh gejala3gejala umum

    yang ditimbulkan oleh eksotoksin yang diproduksi oleh basil ini. Distribusi

    penyakit ini tersebar diseluruh dunia, terutama di negara3negara miskin yang

    penduduknya tinggal pada tempat3tempat permukiman yang rapat, hygiene dan

    sanitasi buruk serta fasilitas kesehatan yang kurang. Di %+ Dr. / Djamil padang

    didapatkan -# kasus difteri selama periode tahun (00230#0 (+udoyo dkk,

    "&&:.

    /anusia merupakan satu3satunya reservoir dari infeksi difteri !.

    'iphtheriae( ditularkan dengan kontak langsung melalui batuk, bersin dan

    berbicara atau kontak tidak langsung melalui debu, baju, buku atau mainan yang

    terkontaminasi. /asa inkubasi difteri umumnya "37 hari (pada difteri kutan

    adalah 2 hari sesudah infeksi primer pada kulit, kemudian pasien akan

    memperlihatkan keluhan3keluhan yang tidak spesifik. Difteri pada saluran

    pernafasan dapat berkembang dengan cepat sehingga dapat menimbulkan

    kesulitan bernafas. *oksisitas sistem kardiovaskular biasanya terjadi 3" minggu

    setelah terkena, penyakit kelainan berupa miokarditis (+udoyo dkk, "&&:.

    /iokarditis bisa terjadi pada :79 dari penderita difteri dan &3"79

    diantaranya mengalami disfungsi miokard dengan manifestasi klinisnya berupa

    12

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    13/24

    takikardi, suara jantung lemah, irama mendua (presistolik gallop dan aritmia

    (fibrilasi atrium, kelainan sistem saraf bisa terjadi pada 279 dari penderita difteri

    yang berat. 5iasanya terjadi paralisis secara bilateral, motorik lebih dominan dari

    sensorik. )ara yang paling baik untuk pencegahan adalah pemberian imunisasi

    aktif pada masa anak3anak, biasanya pemberian vaksin difteri bersamaan dengan

    vaksin pertusis dan tetanus (DP* (+udoyo dkk, "&&:.

    Pertusis disebabkan oleh ordetella pertusis atau )aemophilus pertusis.

    Pertusis tersebar di seluruh dunia. Di tempat3tempat yang padat penduduknya

    dapat berupa epidemi pada anak. Dalam suatu keluarga infeksi cepat menjalar

    kepada anggota keluarga lainnya. *erbanyak pada umur 37 tahun. )ara penularan

    ialah kontak dengan penderita pertusis. Imunitas sangat mengurangi angka

    kejadian dan kematian yang disebabkan oleh pertusis. >leh karena itu di negara di

    mana imunisasi belum merupakan suatu prosedur rutin, masih banyak didapatkan

    pertusis.

    Gejala klinis pertusis adalah sebagai berikut4

    a. +tadium kataralis4 lamanya 3" minggu dengan gejala batuk3batuk ringan

    dan lama kelamaan makin bertambah berat.

    b. +tadium spasmodik4 lamanya "3- minggu. Pada akhir minggu batuk makin

    bertambah berat dan terjadi paroksimal berupa batuk3batuk khas. Penderita

    tampak berkeringat, pembuluh darah leher dan muka melebar.

    c. +tadium konvalesensi4 lamanya kira3kira " minggu sampai sembuh.

    *idak ada imunitas terhadap pertusis. Pencegahan dapat dilakukan secara

    aktif dan secara pasif. +ecara aktif ialah dengan memberikan vaksin pertusis,

    13

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    14/24

    sedangkan secara pasif yaitu dengan memberikan kemoprofilaksis yaitu

    eritromisin yang dapat mencegah terjadinya pertusis untuk sementara $aktu

    (1assan dan latas, "&&7.

    *etanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya

    tonus otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein

    yang kuat yang dihasilkan oleh !lostridium tetani. *etanus disebabkan oleh basil

    gram positif !lostridium tetani. 5akteri ini terdapat dimana3mana dengan habitat

    alamnya di tanah, tetapi dapat juga diisolasi dari kotoran binatang peliharaan dan

    manusia. Pada bayi atau neonatus, hygiene umbilikal yang buruk merupakan

    penyebab tetanus neonatorum. !1> memperkirakan kurang lebih .&&&.&&&

    kematian akibat tetanus di seluruh dunia pada tahun 00", besar dari "&.&&& di

    sia *enggara. *etanus neonatorum menyebabkan lebih dari 7&9 kematian akibat

    tetanus diseluruh dunia. *etanus biasanya terjadi setelah trauma, kontaminasi luka

    dengan tanah, kotoran binatang atau logam berkarat (+udoyo dkk, "&&:.

    Pencegahan tetanus yaitu dengan imunisasi aktif atau imunisasi dengan

    toksoid yang diabsorpsi. Imunisasi merupakan pencegahan yang paling efektif

    dalam praktek. ngka kegagalan dari tindakan ini sangat rendah sejak

    diperkenalkan imunisasi di Israel. Insidensi tahunan tetanus berkurang dari

    "

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    15/24

    Poliomielitis ialah penyakit menular akut yang disebabkan oleh virus

    dengan predileksi pada sel anterior masa kelabu sumsum tulang belakang dan inti

    motorik batang otak, akibat kerusakan bagian susunan saraf tersebut akan terjadi

    kelumpuhan serta atrofi otot. Dibagian Ilmu Kesehatan anak AK;I3%+)/ 8akarta

    antara tahun 073072, ditemukan diantara " penderita yang dira$at "

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    16/24

    bercak3bercak. )ara penularan dengan droplet dan kontak. Pencegahan campak

    yaitu dengan imunisasi aktif dan imunisasi pasif (1assan dan latas, "&&7.

    8ad$al pemberian imunisasi dasar lengkap

    Idealnya, seorang anak mendapatkan seluruh imunisasi dasar sesuai

    umurnya, sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit3penyakit yang dapat

    dicegah dengan imunisasi mampu dicegah dengan optimal (Kemenkes, "&.

    Pada anak yang mendapatkan imunisasi tidak sesuai dengan jad$al yang

    dianjurkan dengan sebab lupa, tidak tahu, atau catatan hilang maka hendaknya

    petugas kesehatan membantu membuat jad$al imunisasi yang sesuai (%anuh,

    "&.

    5eberapa vaksin (DP*, D*, polio, ** dan hepatitis 5 harus diberikan

    lebih dari satu dosis untuk mendapatkan respons antibodi yang adekuat. 1arus

    dihindari pemberian vaksin yang sama dengan interval kurang dari - minggu

    karena akan mengurangi respons antibodi. /emperpanjang interval pemberian

    dapat meningkatkan respons antibodi. *etapi lebih penting untuk segera

    menyelesaikan imunisasi dasar agar anak segera terlndungi dari penyakit daripada

    berusaha mendapatkan respons imun yang maksimal. Interval pemberian yang

    lebih panjang daripada yang disarankan tidak akan mengurangi kadar antibodi

    akhir. >leh karena itu, bila anak terlambat datang untuk diimunisasi berikutnya,

    segera berikan imunisasi tersebut pada kesempatan pertama kontak dengan

    petugas kesehatan kemudian lanjutkan imunisasi berikutnya seperti biasa, tidak

    diperlukan dosis tambahan (PI 020 (!ahab dan 8ulia, "&&".

    16

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    17/24

    5erikut ini adalah jad$al imunisasi yang dikeluarkan oleh Depkes, yaitu4

    *abel ".4 8ad$al pemberian imunisasi dasar lengkap

    ;mur & " - 7 : 2 # 0 & EE"

    (5ulan

    'aksin *anggal Pemberian Imunisasi

    15 &

    (&32 hari

    5)G

    EPolio

    EDP*

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    18/24

    8ad$al tepat pemberian imunisasi dasar.

    !aktu pemberian imunisasi bagi anak di atas tahun yang belum

    lengkap.

    !aktu yang masih diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar

    lengkap.

    !aktu yang tidak diperbolehkan untuk pemberian imunisasi dasar

    lengkap (Depkes, "&&.

    Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI

    Definisi KIPI adalah insiden medik yang terjadi setelah imunisasi, diduga

    dan dipercaya akibat imunisasi. >leh !1> KIPI dikelompokkan berdasarkan

    klasifikasi lapangan, yaitu4

    . *accine reaction (reaksi vaksin, yaitu reaksi yang terjadi akibat sebagian

    komponen vaksin.

    ". In%ection reaction (reaksi suntikan, kejadian yang muncul akibat cemas

    terhadap tindakan penyuntikkan dibandingkan dengan komponen vaksinnya

    sendiri.

    3. Programme error (kesalahan program, kejadian ini disebabkan oleh karena

    proses penyiapan vaksin, pengemasan atau pemberian.

    -. !oincidence (koinsiden, kejadian yang berlangsung setelah imunisasi, tetapi

    tidak disebabkan baik oleh vaksin ataupun oleh karena kesalahan program.

    7. +n&nown (tidak diketahui

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    19/24

    *idak semua kejadian KIPI disebabkan oleh imunisasi, karena sebagian

    besar ternyata tidak ada hubungannya dengan imunisasi (%anuh, "&.

    5erikut ini adalah KIPI yang sering ditemukan pasca imunisasi pada PPI,

    yaitu sebagai berikut4

    . KIPI vaksin 5)G

    Penyuntikan 5)G secara intradermal akan menimbulkan ulkus lokal yang

    superfisial minggu setelah penyuntikkan. ;lkus tertutup krusta, akan sembuh

    dalam "3 bulan, dan menimbulkan parut bulat dengan diameter -3# mm. pabila

    dosis terlalu tinggi maka ulkus yang timbul lebih besar, namun apabila

    penyuntikkan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik kedalam (retracted

    (%anuh, "&.

    ". KIPI vaksin 1epatitis 5

    fek samping yang terjadi umumnya berupa reaksi lokal yang ringan dan

    bersifat sementara. Kadang3kadang dapat menimbulkan demam ringan 3" hari

    (%anuh, "&.

    . KIPI vaksin DP*

    a. %eaksi lokal kemerahan, bengkak dan nyeri pada lokasi injeksi terjadi pada

    separuh (-",09 penerima DP*.

    19

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    20/24

    b. Proporsi demam ringan dengan reaksi lokal sama dan ","9 di antaranya

    dapat mengalami hiperpireksia.

    c. nak gelisah dan menangis terus menerus selama beberapa jam pasca

    suntikan.

    d. Dari suatu penelitian ditemukan adanya kejang demam (&,&:9 sesudah

    vaksinasi yang dihubungkan dengan demam yang terjadi.

    e. Kejadian ikutan yang paling serius adalah terjadinya ensefalopati akut atau

    reaksi anafilaksis dan terbukti disebabkan oleh pemberian vaksin pertusis

    (%anuh, "&.

    -. %eaksi KIPI Polio

    Diperkirakan *erdapat satu kasus poliomielitis paralitik yang berkaitan

    dengan vaksin terjadi setiap ",7 juta dosis vaksin polio oral (>P' yang diberikan,

    risiko terjadi paling sering pada pemberian dosis pertama dibanding dengan dosis3

    dosis berikutnya. %isiko yang relatif kecil pada poliomielitis yang ditimbulkan

    pemberian >P' ini tidak boleh diremehkan. 6amun tidak cukup menjadi alasan

    untuk mengadakan perubahan terhadap kebijakan imunisasi, karena vaksinasi

    tersebut terbukti sangat berguna. 1arus ditekankan bah$a kebersihan terhadap

    kontak penerima vaksin yang baru adalah sangat penting. +etelah vaksinasi

    sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare ringan dan nyeri

    otot. +eperti kejadian ikutan pada vaksinasi yang lain, semua gejala yang timbul

    setelah vaksinasi harus dilaporkan ke Dinas Kesehatan setempat (%anuh, "&.

    20

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    21/24

    7. %eaksi KIPI campak

    a. %eaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi pada imunisasi

    ulang pada seseorang yang telah memiliki imunitas, sebagian akibat

    imunisasi dengan vaksin campak dari virus yang dimatikan. Kejadian KIPI

    imunisasi campak telah menurun dengan digunakan vaksin campak yang

    dilemahkan.

    b. Gejala KIPI berupa demam yang lebih dari 0,7&) yang terjadi pada 793

    79 kasus, demam mulai dijumpai pada hari ke 73: sesudah imunisasi dan

    berlangsung selama dua hari.

    c. 5erbeda dengan infeksi alami demam tidak tinggi, $alaupun demikian

    peningkatan suhu tubuh tersebut dapat merangsang terjadinya kejang

    demam.

    d. %uam dapat dijumpai pada 79 resipien, timbul pada hari ke 23& sesudah

    imunisasi dan berlangsung selama "3- hari. 1al ini sukar dibedakan dengan

    akibat imunisasi yang terjadi jika seseorang telah memperoleh imunisasi

    pada saat masa inkubasi penyakit alami.

    e. %eaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti

    ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi. Diperkirakan risiko terjadinya

    kedua efek tersebut & hari sesudah imunisasi sebanyak satu diantara satu

    milyar dosis vaksin (%anuh, "&.

    21

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    22/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali M, 2003, Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan ibu tidakbekerja tentang iunisasi! "Master Theses#!2003$ %iakses 1

    &ebuari 2012' http$((rep)sit)r*!usu!a+!id

    %inas esehatan -h)kseua.e, 2011$ )ta -h)kseua.e

    %eparteen kesehatan!, 2010!, esehatan /bu dan Anak $ akarta

    udiart), ! 2001! Pengantar i)statistik esehatan! akarta$

    %epkes, , %P, P)li), apak dan epatitis /unisasi ajib bagia*i! h)s nline! %iakses 2 &ebuari 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php

    22

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    23/24

    u*t)n ; all!,2007! uku ajar insi ?uatera @tara$ "urnal elektr)nik#diakses 1 &ebuari 2012' http$((rep)sit)r*!usu!a+!id

    assan dan Alatas!, 2005, uku uliah /lu kesehatan Anak!ilid /,akarta $ Penerbit agian /lu esehatan Anak akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia

    assan dan Alatas!, 2005, uku uliah /lu kesehatan Anak!ilid //,

    akarta $ Penerbit agian /lu esehatan Anak akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia

    eentrian esehatan Bepublik /nd)nesia! Mas*arakat tidak perlu raguelakukan iunisasi $ diakses 1 &ebuari 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php

    eentrian esehatan Bepublik /nd)nesia! ekes argetkan ahun2014 seluruh %esa(elurahan 100C @/! %iakses 3 Mei 2012!http$(...!depkes!g)!id(inde:!php

    keenkes B/ 2011 di pr)ersitas /nd)nesia B?@PD %B! ipt) Mangukusu)!, akarta$

    hl 58

    Darendra, M dkk, 2008, uku Ajar / ubuh ebang Anak danBeaja, d 1, /katan %)kter Anak /nd)nesia, akarta$ F ?agung?et), hl 15

    Darendra, M dkk, 2008, uku Ajar // ubuh ebang Anak danBeaja, d 1, /katan %)kter Anak /nd)nesia, akarta$ F ?agung?et), hl 174

    Dels)n, dkk!, 2000, /lu esehatan Anak, F)l 1, d 15, akarta$uku ed)kteran , hl 31

    23

  • 7/24/2019 IMUNISASI TESIS

    24/24

    D)t)ad)j) ?!, 2003! /lu esehatan Mas*arakat, akarta$ Penerbit P!Bineka

    ipta

    D)t)ad)) ?!, 2007! esehatan Mas*arakat /lu dan ?eni, akarta$Penerbit P! Bineka ipta

    Pr)dia,!2009!Faksinasi engubah pen*akit enjadi ka.an $ 31!

    Purnaaningru G!,2011! uku saku penuntun iunisasi dasar,*)g*akarta$ Penerbit itraa*a!

    Banuh!Ped)an /unisasi di /nd)nesia! ?atgas /unisasi /katan %)kterAnak /nd)nesia, akarta, 2008

    ?astr)as)r), ?!, /sael, ?!, 2008! %asar=dasar et)d)l)gi penelitianklinis, d 3, akarta$ F ?agung ?et)

    ?atari!, 2010! he 2nd Dati)nal ?*p)siu )n iuniEati)n!%eparteen /lu esehatan Anak akultas ed)kteran@ni>ersitas /nd)nesia B?@PD %B! ipt) Mangukusu)!, akarta$hl 16

    ?her.))d, -!, 2006! uku ajar ilu pen*akit dala jilid ///, akarta$uku ed)kteran , hl 386

    ?ud)*a, aru!, 2006! uku ajar ilu pen*akit jilid 1,akarta$ Penerbit%eparteen /lu pen*akit dala &akultas ked)kteranuni>ersitas /nd)nesia

    ?ud)*a, dkk!, 2006! uku ajar ilu pen*akit dala jilid ///,akarta$Penerbit %eparteen /lu pen*akit dala &akultas ked)kteranuni>ersitas ind)nesia!

    ahab, ?!, ulia, M!, 2002! ?iste /un, /unisasi, dan pen*akit /un,akarta$ id*a Medika, hl 44=45

    Gusie -,P,!2009! elengkapan /unisasi! -iteratur )nline akultased)kteran @ni>ersitas /nd)nesia! %iakses 23 Mei 2012