ir arief daryanto - model kepemimpinan dan profil pemimpin agribisnis di masa depen

Upload: abdurrahman-bin-marwan

Post on 19-Feb-2018

270 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    1/12

    MODEL KEPEMIMPIN N D N

    PROFIL PEMIMPIN GRIBISNIS

    D I M S D E P A N

    Oleh: Ir. Arief Daryanto, DipA gEc, ME c

    1

    Ir. Heny K.S. Daryanto, DipAgEc, DipMgt, MEc

    2,

    1

    PENDAHULUAN

    Indonesia tidak akan dapat lagi men gelak dari proses

    liberalisasi ekonomi global, setelah disepakatinya

    GATT

    (Gene ral Agreement on Trade and Tarijfi

    dan

    pembentukan WTO

    (World Trade Organisation).

    Disamping itu, terdapat juga kecenderungan yang

    tinggi untuk membentuk forum kerjasama regional

    (regional arrangem ents)

    dalam liberalisasi ekonomi

    seperti misalnya European Union, APEC, NAFTA,

    AFTA dan SA AR C. Upaya liberalisasi perdagangan

    dan investasi di tataran global dan regional tersebut,

    b a i k d e n g a n m e n g u r a n g i d a n m e n g h i l a n g k a n

    hambatan-hambatan tar i f dan non-tar i f maupun

    dengan pr insip-pr insip investasi yang menarik

    dimaksudkan agar arus barang, jasa dan modal

    meningkat dengan pesat. Pembukaaan hambatan-

    hambatan perdagangan dan investasi dapat berupa

    Free Trade Area, Common Market, Custom Union,

    Free Trude in the Area

    dan lain-lain.

    Bagi Indonesia, l iberal isasi ekonomi merupakan

    sebuah keharusan yang akan mendorong Indonesia

    untuk lebih meningkatkan kemampuan profesional

    SDM-nya di semua sektor pembangunan, termasuk

    sektor agribisnis. Hal ini penting dilakukan m engingat

    situasi persaingan dalam era liberalisasi sangat tinggi,

    kompetisi merebut pasar juga sangat tinggi akibat

    tidak adanya proteksi, dan membanjirnya produk-

    produk luar dalam pasar domestik.

    Globalisasi mengandung art i bahwa perusahaan-

    perusahaan agribisnis di lndonesia dituntut untuk

    menumbuhkan keunggulan daya saing global bagi

    produk-produk yang dihasilkan baik untuk pasar

    tradisional domestik dan pasar internasional. Dalam

    era globalisasi sangatlah penting bagi perusahaan-

    perusahaan agr ibisnis Indonesia untuk menjadi

    p e r u sa h a a n d e n g a n k e l a s d u n i a

    ( wo r l d - c l a s s

    agr ibus iness f i rms )

    agar b i sa be rsa ing dengan

    perusahaan-perusahaan agribisnis di negara-negara

    lainnya. Meskipun perusahaan-perusahaan agribisnis

    hanya berfokus pada wilayah geografis tunggal

    domestik), karena kompetisi yang bersifat global

    yang memungkinkan pesaing dar i mancanegara

    memasuki pasar domestik, perusahaan-perusahaan

    a g r i b i sn i s t e t a p d i t u n t u t u n t u k m e m p u n y a i

    keunggulan daya saing global. Demikian juga apabila

    perusahaan agribisnis ingin berhasil memperbesar

    I

    Staf Pengajar Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

    Fakultas Pertanian IPB dan M MA-IP B.

    S aat ~ n ia sedang mengambil program PhD di

    Uni\,er.\ih

    o New

    England, Australia.

    ISSN. 0853 8468

    akses pasar di negara-negara la in , maka sangat

    diperlukan pemahaman yang lebih lengkap tentang

    budaya, kelembagaan d an cara-cara melaku kan bisnis

    di berbagai negara termasuk didalamny a sistem nilai

    tukar, tarif , peraturan-peraturan dan hambatan-

    h a m b a t a n p e r d a g a n g a n , d a n j u g a k e b u t u h a n -

    k e b u t u h a n k o n su m e n b a r u d e n g a n k e i n g i n a n ,

    kebutuhan da n preferensi yan g berbeda

    Berhasil tidaknya perusahaan-perusahaan agribisnis

    Indonesia untuk b ersaing pada tataran global sangat

    bergantung pada sejauh mana perusahaan mampu

    mengantisipasi

    kecenderungan-kecenderungan

    yang

    t e r j a d i p a d a p a sa r g l o b a l , d a n p e n i n g k a t a n

    sumberdaya manusia sebagai aktor pengembangan

    agribisnis. Tidaklah mengherankan apabila minat

    untuk mempelajari model kepemimpinan dan profil

    pemimpin sebaga i e l emen-e lemen kunc i da l am

    p e n g e m b a n g a n su m b e r d a y a m a n u s i a d i s e k t o r

    agribisnis m eningkat a khir-akhir ini. Tulisan ini akan

    membahas

    tentang berbagai model kepemimpinan

    dan profil pemimpin agribisnis yang dibutuhkan di

    masa dep an. Sebelum mem bahas topik-topik tesebut,

    definisi dan peranan sektor agribisnis dibahas secara

    ringkas.

    2. DEFINISI DAN PERANAN SEKTOR

    AGRIBISNIS

    Banya k pendapat tentang batasan dan ruang lingkup

    agribisnis, tergantung pada unit dan tujuan analisis.

    Secara tradisional , oleh Biere

    ( 1 9 8 8 )

    agribisnis

    diartikan sebagai aktivitas-aktivitas di luar pintu

    gerbang usahatani

    (beyond the farm gate, off-farm)

    yang meliputi kegiatan industri dan perdagangan

    sarana produksi usahatani, kegiatan industri yang

    mengolah produk pertanian primer menjadi produk

    olahan beserta perdagangannya, dan kegiatan yang

    menyediakan jasa yang dibu tuhkan seperti misalnya

    perbankan, angk utan, asuransi atau penyimpanan.

    A d a n y a p e r u b a h a n - p e r u b a h a n d a l a m s t ru k t u r

    produks i pe r t an ian dan semakin meningka tnya

    kebutuhan koordinasi baik secara horizontal maupun

    vertikal dalam sektor agribisnis dipandang perlu untuk

    memperluas definisi tradisional di atas. Definis yang

    lebih lengkap mengenai agribisnis diberikan oleh

    pencetus awal ist i lah agribisnis yaitu Davis dan

    Staf Pengajar Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

    Fakultas Pertanian IPB. Saat ini ia sedang mengambil program

    PhD di Universiv

    o f Ne u

    England. Australia.

    GRlMEDl V O L U M E

    5,

    No. F ebrua r~

    1999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    2/12

    Goldberg (1957) sebagai berikut: Agribusiness is

    the sum total of all operations involved in the manu-

    facture and distribution of farm supp lies; produc-

    tion activities on the farm; and storage, processing

    anddistribution of comm odities and items made rom

    them . Definisi inilah yang sekarang sering digunakan

    dalam literatur manajemen agribisnis (Sonka dan

    Hudson 1989).

    Antara def inis i yang dia jukan oleh Davis dan

    Goldberg dengan pandangan tradisional mengenai

    sektor agribisnis terdapat perbedaan yang sangat

    penting. Perbedaan yang pertama adalah definisi

    Davis dan Goldberg secara eksplisit memasukkan

    subsektor produksi pertanian menjadi bagian dari

    sektor agribisnis. Perbedaan yang kedua, dalam

    definisi Davis dan Goldberg memasukkan pula

    konsum en sebagai bagian dari sektor agribisnis. Salah

    sa tu a l a san yang pen t ing un tuk memasukkan

    konsum en dalam sektor agribisnis adalah pengakuan

    tentang adanya permintaan konsumen yang selalu

    meningkat terhadap produk-produk baru dan dampak

    yang ditimbulkannya pada produk si, pengolahan dan

    distribusi produk. Oleh karena itu, keberhasilan usaha

    dalam sektor agribisnis membutuhkan pemahaman

    t e n t a n g k e b u t u h a n , k e g u n a a n d a n p r e f e r e n s i

    konsumen baik di pasar domestik maupun di pasar

    intemasional.

    Peranan atau sumbangan agribisnis terhadap output

    nasional di berbagai negara diperlihatkan p ada Tabel

    1. Pada Tabel 1 tersebut terlihat bahwa peranan sektor

    pertanian dalam perekonomian cenderung menurun

    sejalan dengan peningkatan pendapatan per kapita.

    Hal ini mencerminkan suatu proses tranformasi

    struktural. Pada Tabel 1, India yang pendapatan per

    kapitanya paling rendah d ibandingkan dengan negara-

    n e g a r a l a i n , s e k t o r p e r t a n i a n n y a m e m p u n y a i

    sumbangan yang paling tinggi sebesar

    27

    persen

    terhadap GDP (Gross Domestic Product), sebaliknya

    Amerika Serikat yang mempunyai pendapatan per

    kapita paling tinggi, sektor pertaniannya mem punyai

    sumbangan yang pal ing keci l sebesar

    1

    persen

    terhadap GDP.

    Dar i penga laman nega ra ma ju maupun nega ra

    berkembang, nilai tambah (value added) terbesar

    dalam sektor agribisnis ternyata berada di bagian hulu

    dan hilir. Pada Tabel 1 terlihat bahwa sumbangan

    relatif industri dan jasa pertanian jauh melampaui

    sumbangan relatif sektor pertanian dalam GDP. Salah

    satu ha1 yang menarik untuk d isimak d alam Tabel

    adalah besarnya sum bangan relatif agribisnis Amerika

    Se r i k a t d a l a m p e r e k o n o m i a n n y a . W a l a u p u n

    sumbangan relatif sektor pertaniannya terhadap GD P

    hanya sebesar 1 persen, namun sumbangan relatif

    sektor agribisnisnya terhadap

    GDP

    adalah 14 kali lipat

    dari sumbangan sektor pertanian. Hal ini berarti

    bahw a pangsa industri dan jasa pertanian dalam

    agribisnis adalah sangat tinggi, yaitu sebesar 91

    persen. Belajar dari pengalaman Am erika Serikat ini,

    negara-negara berkembang seperti Indonesia masih

    memiliki ruang gerak yang luas bagi pengembangan

    sektor agribisnis. Pad a Tabel 1 terlihat bahwa pang sa

    industri dan jasa pertanian dalam a gribisnis di Indo-

    nesia masih sebesar 63 persen, terendah dibandingkan

    dengan negara-negara contoh lainnya.

    Tabel

    I

    Pangsa Agribisnis dalam GDP di Beberapa Negara Persen).

    Sumber: Pryor and Ho lt (1 998)

    ISSN: 0853 8468 GRIMEDI V O L U M E 5

    N o

    Februan

    999

    Pangsa industri dan

    jasa pertanian dalam

    agribisnis

    70

    6 0

    79

    63

    73

    82

    79

    73

    79

    75

    9 1

    Negara

    Philippines

    India

    Thailand

    Indonesia

    Malaysia

    South Korea

    Chile

    Argentina

    Brazil

    Mexico

    United States

    Pangsa dalam

    G P

    Pertanian

    2 1

    2

    7

    11

    2

    0

    13

    8

    9

    11

    8

    9

    1

    Industri dan

    jasa pertanian

    50

    4 1

    43

    3 3

    3 6

    36

    34

    9

    30

    7

    13

    Agribisnis

    1

    6

    8

    54

    53

    4 9

    44

    43

    39

    3

    8

    37

    14

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    3/12

    Catatan: Pangsa agribisnis dalam GDP meliputi

    pangsa sektor pertanian ditambah dengan pangsa

    industri dan jasa pertanian

    Disamping sumbangan relatif yang sangat besar

    terhadap output nasional, sektor agribisnis di Indo-

    nesia dan negara-negara berkembang lainnya dapat

    dijadikan sebagai motor pertumbuhan ekonomi dan

    p en y ed i a l ap an g an k e r j a , s e r t a m em b er ik an

    s u m b an g an b es a r t e rh ad ap p en u ru n an t i n g k a t

    kemiskinan Daryan to 1998a, Daryan to 1998b, Pryor

    dan Holt 1998).

    3

    PENGERTIAN KEPEMIMPINAN

    LEADERSHIP)

    Stogdill 1974) menyimpulkan bahwa banyak sekali

    definisi mengenai kepemim pinan. Hal ini dikarenakan

    b an y ak s ek a l i o ran g y an g t e l ah m en co b a

    mendefinis ikan konsep kepemimpinan tersebut .

    Namun demikian, semua definisi kepem impinan yang

    ada mempunyai beberapa unsur yang sam a. Menurut

    Sarros dan Butchatsky 1996), leadership is defined

    as the purposejul behaviour of influencing others to

    contribute to a comm only agreed goal for the ben-

    ejit

    of'

    ndividual as well as the organization or com-

    mon good'.

    Men urut definisi tersebut, kepemimpinan

    dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan

    tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para

    anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama

    yang dirancang untuk memberikan manfaat individu

    dan organisasi. Sedangk an menurut Anderson 1988),

    leadership means using power to influence the

    thoughts and actions of others in such a way that

    achieve high performance .

    Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan

    m em i l i k i b eb e rap a im p l ik as i . Pe r t am a ,

    kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak

    lain, yaitu para karyawan atau bawahan

    Vbllowers).

    Para karyawan atau bawahan h ams memiliki kemauan

    untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun

    demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan,

    kepem impinan tidak akan ada juga.

    Kedua , seorang pemimpin yang efek t i f ada lah

    seseorang yang dengan kekuasaannya (his or her

    p o w e r )

    mampu menggugah peng iku tnya un tuk

    mencapai kinerja yang mem uaskan. Menurut French

    dan Raven

    1

    968) , kekuasaan yang dimiliki oleh para

    pemimpin dapat bersumber dari:

    Reward power,

    yang didasarkan atas persepsi

    b a w a h a n b a h w a p e m i m p i n m e m p u n y a i

    kemam puan dan sumberdaya untuk mem berikan

    penghargaan kepada bawahan yang mengikuti

    arahan-arahan pemimpinnya.

    Coercive power,

    yang didasarkan atas persepsi

    b a w a h a n b a h w a p e m i m p i n m e m p u n y a i

    k e m a m p u a n m e m b e r i k a n h u k u m a n b a g i

    bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan

    pemimpinnya

    Legitimate pow er, yang didasarkan atas persepsi

    bawahan bahwa pemimpin mem punyai hak untuk

    m en g g u n ak an p en g a ru h d an o to r i t a s y an g

    dimilikinya.

    Referentpower, yang didasarkan a tas identifikasi

    pengenalan) bawahan terhadap sosok pemim pin.

    Para pemimpin dapat m enggunakan pengaruhnya

    karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau

    karismanya.

    Expert pow er, yang didasarkan atas persepsi

    bawahan bahw a pemim pin adalah seeorang yang

    memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian

    dalam bidangnya.

    Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk

    k ek u as aan a t au k ek u a t an y an g b e rb ed a u n tu k

    mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai

    situasi.

    Ketiga, kepemimpinan harus memiliki kejujuran

    t e rh ad ap d i r i s en d i r i ( i n t e g r i t y ) , s ik ap

    b e r t a n g g u n g j a w a b y a n g t u l u s

    ( c o m p a s s i o n ) ,

    pengetahuan (cognizance) , keberanian bertindak

    GRIMEDI

    - V O L U M E 5 , No -

    Februarl 999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    4/12

    sesuai dengan keyakinan (commitment), epercayaan

    pada diri sendiri dan orang lain

    (conJidence)

    dan

    kemampuan untuk meyakinkan orang lain (commu-

    nication) dalam membangun organisasi.

    Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali

    disamakan dengan m anajemen (management),kedua

    konsep tersebut berbeda. Perbedaan antara pemimpin

    dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and

    Nanus 1 995). Pemim pin berfokus pada mengerjakan

    yang benar sedangkan manajer mem usatkan perhatian

    pada mengerjakan secara tepat ( managers are

    people who do things right and leaders are people

    who do the right thing, I ) . Ke p e m i m p i n a n

    memastikan tangga yang kita daki bersandar pada

    t e m b o k se c a r a t e p a t , s e d a n g k a n m a n a j e m e n

    mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien

    mungkin.

    sangat penting untuk dipelajari (crucial), namun

    kedua

    ha1 tersebut disadar i sebagai komponen

    organisasi yang sangat komplek.

    Dalam perkembangannya, model yang relatif baru

    dalam studi kepemimpinan disebut sebagai model

    kepemim pinan transformasional. Model ini dianggap

    sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan

    karakterist ik pemimpin. Konsep kepemimpinan

    transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang

    dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan

    kontingensi.

    Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan

    pemikiran ahli-ahli manajemen mengenai model-

    model kepemimpinan yang ada dalam literatur.

    a)

    Model

    Watak

    Kepemimpinan

    Traits Model of Lepdership)

    4. MODEL-MODEL KEPEMIMPINAN

    Banyak studi mengenai kecakapan kepemimpinan

    (leadership skills) yang dibahas dar i berbagai

    perspektif yang telah dilakukan oleh para peneliti.

    Analisis awal tentang kepemimpinan, dari tahun

    1900-an hingga tahun 1950-an, memfokuskan

    perhat ian pada perbedaan karakter is t ik antara

    pemimpin (leaders) dan pengikutlkaryawan @llow-

    ers).Karena hasil penelitian pada saat periode tersebu t

    menunjukk an bahwa tidak terdapat satu pun sifat atau

    watak (trait) atau kombinasi sifat atau watak yang

    dapat menerangkan sepenuhnya tentang kem ampuan

    para pemim pin, maka perhatian para peneliti bergeser

    pada masalah pengaruh situasi terhadap kemampuan

    dan tingkah laku para pemimpin.

    Studi-studi kepemim pinan selanjutnya berfokus pada

    tingkah laku yang diperagakan oleh para pemimpin

    yang efektif. Untuk m emaham i faktor-faktor apa saja

    yang mernpengaruhi tingkah laku para pemimpin

    yang efektif , para peneli t i menggunakan model

    kontingensi (contingency model). Dengan model

    kontingensi tersebut para peneliti menguji keterkaitan

    antara watak pribadi, variabel-variabel situasi dan

    keefektifan pemimpin.

    Studi-studi tentang kepemimpinan pada tahun 1970-

    a n d a n 1 9 8 0 - a n , s e k a l i l a g i m e m f o k u sk a n

    perhatiannya kepada karakteristik individual para

    pemimpin yang mempengaruhi keefektifan mereka

    dan keberhasilan organisasi yang mereka pimpin.

    Hasil-hasil penelitian pada periode tahun 1970-an dan

    1980-an mengarah kepada kes impulan bahwa

    pemimpin dan kepemimpinan adalah persoalan yang

    Pada umumn ya studi-studi kepemim pinan pada tahap

    awal mencoba meneliti tentang watak individu yang

    melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya:

    kecerdasan, ke jujuran, kematangan, ke tegasan,

    kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, sta-

    tus sosial ekonom i mereka dan lain-lain Bas s 1960,

    Stodgill 1974).

    Stodgill 1 974) menyatakan bahwa terdapat enam

    kategori faktor pribadi yang membedakan antara

    pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi,

    tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Nam un

    demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa

    faktor-faktor yang mem bedakan antara pemimpin dan

    pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak

    d i d u k u n g d e n g a n h a s i l - h a s i l s t u d i y a n g l a i n .

    Djsamp ing itu, watak pribadi bukanlah faktor yang

    dominan dalam menentukan keberhasilan kinerja

    manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an,

    lebih dari 100 studi yang telah dilakukan untuk

    mengidentifikasi watak atau sifat personal yang

    dibutuhkan oleh pemim pin yang baik, dan dari studi-

    studi tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara

    karakteristik watak den gan efektifitas kepemimpinan,

    walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat

    rendah Stodg i l l 1970 ) . Bukt i -buk t i yang ada

    menyarankan bahwa leadership is a relation that

    exists between persons in a social situation, and that

    persons who are leaders in one situation may not

    necessarily be leaders in other situation Stodgill

    1970). Apabila kepem impinan didasarkan pada faktor

    situasi, maka pen garuh watak y ang dim iliki oleh para

    p e m i m p i n m e m p u n y a i p e n g a r u h y a n g t i d a k

    signi fikan.

    GRIMEDl - V O L U M E

    5. No 1 ebruan

    999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    5/12

    Kegagalan studi-studi tentang kepimpinan pada

    periode awal ini, yang tidak berhasil meyakinkan

    adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi

    pemimpin dan kepem impinan, mem buat para peneliti

    untuk mencari faktor-faktor lain selain faktor watak),

    seperti misalnya faktor situasj, yang diharapkan dapat

    secara jelas m enerangkan p erbed aan karakteristik

    antara pemimpin dan pengikut.

    b) Model K epemimpinan Situasional

    Model of Situasional Leadership)

    M o d e l k e p e m i m p i n a n s i t u a s i o n a l m e r u p a k a n

    pengembangan model watak kepemimpinan dengan

    fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu

    kemampuan kepemimpinan. Studi-s tudi tentang

    kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi

    karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor

    penentu utama yang membuat seorang pemimpin

    berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara

    efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas

    aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya,

    bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian

    pemimpin.

    Hencley 1973) meny atakan bahwa faktor situasi

    lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin

    dibandingkan dengan watak pribadinya. Menurut

    pendekatan kepemim pinan situasional ini, seseorang

    bisa dianggap sebagai pemimpin a tau pengikut

    tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi.

    Banyak studi yang mencoba untuk m engidentifikasi

    karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang

    mempengaruhi kinerja para pemimpin. Hoy dan

    Miskel 1987), misalnya, menyatakan bahwa terdapat

    empat faktor yang m empengaruhi kinerja pemimp in,

    yaitu sifat struktural organisasi structu ralprop erties

    of the organisation), iklim atau lingkungan organisasi

    organisational climate), karakteristik tugas atau

    peran role charac teristics) dan karakteristik bawahan

    s u b o r d i n a t e c h a r a c t e r i s t i c s ) . K a j i a n m o d e l

    ke pe mimpina n s i t ua s iona l l e b ih me n je l a ska n

    fenomena kepemimpinan d ibandingkan dengan

    model terdahulu. Namun demikian model ini masih

    dianggap belum memadai karena model ini tidak

    dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan

    leadership skills) ya ng m ana yang lebih efektif dalam

    situasi tertentu.

    c)

    Model Pemimpin yang Efektif

    Model of Effective Leaders)

    M o d e l k a j i a n k e p e m i m p i n a n i n i m e m b e r i k a n

    informasi tentan g tipe-tipe tingk ah laku types

    o

    behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah

    laku para pemim pin dapat dikatagorikan menjadi dua

    dimensi, yaitu struktur kelembagaan initiating struc-

    ture) dan konsiderasi considera t ion) . Dim ensi

    struktur kelembagaan m enggambarkan sam pai sejauh

    mana para pemim pin mendefinisikan dan meny usun

    interaksi kelom pok dalam rangka pencapaian tujuan

    organisasi serta sampai sejauh mana para pemim pin

    mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok

    mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para

    pemimpin mencapai tujuan organisasi . Dimensi

    konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana

    t ingka t hubunga n ke r j a a n t a r a pe mimpin d a n

    bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin

    memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi

    bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan,

    kepuasan kerja dan penghargaan yang mem pengaruhi

    kinerja mereka dalam o rganisasi. Dimensi konsiderasi

    i n i j uga d ika i tka n de nga n a d a nya pe nde ka t a n

    kepemimpinan yang mengutam akan komunikasi dua

    arah, partisipasi dan hubung an manu siawi hum an

    relations).

    Halpin 1966), Blake and Mouton 1 985) menyatakan

    bahwa tingkah laku pemimpin yang efektif cenderung

    menu njukkan kinerja yang tinggi terhadap dua aspek

    di atas. Mereka berpendapat bahwa pemim pin yang

    efektif adalah pemimpin yang m enata kelembagaan

    o r ga n i sa s inya s e c a r a s a nga t t e r s t r uk tu r , da n

    mempunyai hubungan yang persahabatan yang sangat

    baik, saling percaya, saling menghargai dan senantiasa

    hangat dengan bawahannya. Secara ringkas, model

    kepemimpinan efekt if ini mendukung anggapan

    bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yan g

    dapat menangani kedua aspek organisasi dan manusia

    sekaligus dalam organisasinya.

    d) Model Kepemimpinan Kontingensi

    Contingency Model)

    S t u d i k e p e m i m p i n a n je n i s i n i m e m f o k u s k a n

    perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik

    wa tak pr ibad i pemimpin , t ingkah lakunya dan

    va r i a be l - va r i a be l s i t ua s iona l . K a la u mode l

    kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi

    yang berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang

    berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi

    mem fokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada

    aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel

    situqsional dengan w atak atau tingkah laku dan knteria

    kinerja pemim pin Hoy and Miskel 1987).

    Mo del kepemimpinan Fiedler 1967) disebut sebagai

    m o d e l k o n t i n g e n s i k a r e n a m o d e l t e r s e b u t

    beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap

    efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau

    gaya kepemim pinan leadership style) dan kesesuaian

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    6/12

    situasi ( the javourableness of the situation) yang

    dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama

    yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga

    faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan

    pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan

    antara pemimpin dan bawahan (leuder-member re-

    lations) , struktur tugas ( the task structure) dan

    kekuatan posisi (position power).

    Hu b u n g an an t a ra p em im p in d an b awah an

    menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu

    dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan

    bawahan untuk mengikut i petunjuk pemimpin.

    Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh m ana tugas-

    tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan

    sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut

    dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur

    yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai

    sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki

    oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam

    organisasi untuk menanamkan rasa m emiliki akan arti

    penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-

    masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai

    sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan

    o to r i t a s n y a d a l am m em b er ik an h u k u m an d an

    penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (de-

    motions).

    Model kontingensi yang lain, Path-Goal Theory,

    berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan

    oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan

    karakteristik situasi (House 197 1 ) . Menurut House,

    tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam

    kelompok: supportive leadership (menunjukkan

    perhat ian terhadap kesejahteraan bawahan dan

    menciptakan iklim kerja yang bersahabat), directive

    leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja

    sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang

    ada), participative leadership (konsultasi dengan

    bawahan dalam pengam bilan keputusan) dan achieve-

    ment -o r ien ted leader sh ip (menen tukan tu juan

    organisasi yang m enantang dan m enekankan perlunya

    k iner ja yang memuaskan) . Menuru t Pa th -Goal

    Theory, dua variabel situasi yang sanga t menentukan

    efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para

    bawahankaryawan dan lingkungan internal organisasi

    seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada.

    Walau p u n m o d e l k ep em im p in an k o n t i n g en s i

    dianggap lebih sempurna dibandingkan mod el-model

    sebelumnya dalam memaham i aspek kepemimpinan

    dalam organisasi, namun demikian model ini belum

    dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang

    kombinasi yang paling efektif antara karakteristik

    pr ibad i , t ingkah laku pemimpin dan var iabe l

    situasional.

    e) Model Kepemimpinan Transformasional

    Mod el of Transformational Leadership)

    Model kepemimpinan transformasional merupakan

    m o d e l y an g r e l a t i f b a r u d a l am s tu d i - s t u d i

    kepemimpinan. Burns 1 978) merupakan salah satu

    penggagas yang secara

    eksplisit mendefinisikan

    kepemimpinan transformasional. M enurutnya, untuk

    memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang

    model kepemimpinan transformasional, model ini

    perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan

    t r an s ak s io n a l . Kep em im p in an t r an s ak s io n a l

    didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di

    dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada

    hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin

    perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para

    bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi.

    Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung

    memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas

    o r g an i s a s i . Un tu k m em o t iv as i ag a r b awah an

    melakukan tanggunglawab mereka, para pemimpin

    transaksional sangat mengandalkan pada sistem

    p em b er i an p en g h a r g aan d an h u k u m an k ep ad a

    bawahannya.

    Seb a l i k n y a , Bu r n s m en y a t ak an b ah wa m o d e l

    kepemimpinan transformasional pada hakekatnya

    menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi

    para bawahannya untuk melakukan tanggunglawab

    mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin

    transformasional harus mam pu mend efinisikan,

    mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi

    o rgan isas i , dan bawahan harus mener ima dan

    mengakui kredibilitas pemimpinnya.

    Hater dan Bass (1988) menya takan bahwa the dy-

    namic of transformatiorzal leade rship involve stro ng

    pe rso na l identzfication with the leader; join ing in a

    sh are d vision of the future, o r goi ng beyond the self-

    in teres t exchange

    of

    r ewards fo r compl iance .

    Dengan demik ian , pemimpin t r ans fo rmas ional

    m e r u p a k a n p e m i m p i n y a n g k a r i s m a t i k d a n

    mempunyai peran sen t r a l dan s t r a teg is da lam

    membaw a organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin

    transformasional juga ham s mempunyai kem ampuan

    u n tu k m en y am ak an v i s i m as a d ep an d en g an

    bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan

    pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang

    mereka butuhkan. Menurut Yammarino dan Bass

    (1990), pemimpin transformasional hams mampu

    membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas

    mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi

    kepentingan organisasi yang lebih besar.

    Yamm arino dan Bass

    (1

    990) juga menyatakan bahwa

    pemimpin transformasional mengartikulasikan visi

    masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi

    ISSN: 0853 8468

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    7/12

    bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh

    W a la upun pe ne l i t i a n m e nge na i m ode l t r a ns -

    parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki

    formasional ini termasuk relatif barn, beberapa hasil

    oleh bawahannya. Dengan demikian, seperti yang

    penelitian mendukung validitas keempat dimensi

    d iungkapkan o leh Tichy and Devanna (1990) ,

    yang dipaparkan oleh Bass dan Avilio di atas.

    ke be r a da a n pa r a pe m im pin t r a ns f o r m a s iona l

    mempunyai efek transformasi baik pada tingkat

    Banyak peneliti dan praktisi manajem en yang sepakat

    organisasi maupun pada tingkat individu.

    ba hwa m ode l ke pe m im pina n t r a ns fo r m a s iona l

    merupakan konsep kepem impinan yang terbaik dalam

    Dalam buku mereka yang berjudul Improving Or- menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan

    ganizational Effectiveness through Transformational Bu tc ha ts ky 19 96 ). K on se p ke pe m im pi na n

    Leadership , Bass dan Avolio (1 994) mengem ukakan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang

    bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai dikemban gkan dalam pendekatan-pendekatan watak

    empat dimensi yang disebutnya sebagai the Fo ur (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep

    b .

    Dimensi yang pertama disebutnya sebagai ide- kepemim pinan transformasional menggabungkan dan

    alized influence (pengaruh ideal). Dimen si yang menyem purnakan konsep-ko nsep terdahulu yang

    pertama ini digambarkan sebagai perilak

    an oleh ahli-ahli sosiologi (seper t i

    yan g me mb ua t pa ra misalnya Weber 1947) dan

    pengikutnya mengagumi, ahli-ah li politik (seperti

    menghormati dan sekaligus

    misalnya Burns 1978).

    mempercayainya.

    Beberapa ahli manajemen

    Dim ensi ya ng ked ua menjelaskan konsep-kon-

    disebut sebagai inspira-

    sep kepimimpinan yang

    tiona l motivation (motivasi

    mir ip dengan kepemim-

    inspirasi) . Dalam dimensi pin an tra ns fo rm as io na l

    ini, pemimpin transforma- se ba ga i ke pe m im pi na n

    sional digambarkan sebagai

    yang kar ismat ik , insp i -

    pe m im pin ya ng m a m pu

    rasional dan yang mem-

    mengartikulasikan pengha- pu ny ai vis i (v is io na ry ).

    rapan yang jelas terhadap M esk ipu n term ino log i

    prestasi bawahan, mende-

    yang digunakan berbeda,

    monst rasikan komitmen- namun feno men a- feno -

    nya terhadap seluruh tujuan

    mena kepemimpinan yang

    or ga n i sa s i , da n m a m pu

    digambarkan dalam kon-

    m eng gu gah spi rit tim sep-konsep tersebut lebih

    dalam organisasi melalui bany ak pe rsam aan ny a

    ~ e nu m bu ha n n tus ia sm e da r ipa da pe r be da a nnya .

    dan optimisme. ~ r ~ i a n1992) menyebut

    kepemimpinan transfor-

    D im e ns i ya ng ke t iga m a s iona l s e ba ga i ke pe -

    disebut sebaaai intellectual

    mimpinan baru (the new

    .

    stimulation (stimulasi inte- lead ers hip ), se da ng ka n

    lektual) . Pemimpin trans- Sa rro s da n Bu tc ha ts ky

    formasional hams mampu

    (1 996) m enyebutnya seba-

    m e num buhka n ide - ide

    baru, memberikan solusi

    ya ng k r e a t i f t e r ha da p

    permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan,

    dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk

    mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam

    melaksanakan tugas-tugas organisasi.

    Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized

    consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi

    ini, pemim pin transformasional digambarkan sebagai

    seorang pemimpin yang mau m endengarkan dengan

    penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan

    secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-

    kebutuhan bawahan akan pengembangan kar ir .

    gai pemimpin penerobos

    (breakthrough leadership).

    D i se bu t s e ba ga i pe ne r obos ka r e na pe m im pim

    s e m a c a m i n i m e m p u n y a i k e m a m p u a n u n t u k

    membawa perubahan-perubahan yang sangat besar

    terhadap individu-individu maupun organisasi dengan

    jalan: memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri

    individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan

    organisasi, memulai proses penciptaan inovasi,

    meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai

    organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan

    cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua

    p iha k ya ng t e r l i ba t , da n m e nc oba un tuk

    merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama

    GRIMEDI

    V O L I J M E

    5

    No.

    Februar~

    999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    8/12

    ini dianggap tidak mu ngkin dilaksanakan. Pemimpin

    penerobos memahami pen t ingnya perubahan-

    perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan

    dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil

    yang d i ing inkannya . Pemimpin penerobos

    mempunyai pemikiran yang me tanoiac, dan dengan

    beka l pemik i ran in i sang pemimpin m am pu

    mencip takan pergesaran parad igma un tuk

    mengembangkan praktek-praktek organisasi yang

    sekarang dengan yang lebih baru dan lebih

    relevan.

    Metanoia berasal dari kata Yunani meta yan g berarti

    perubahan, dan nous/noos yang berarti pikiran.

    Dengan perkembangan globalisasi ekonomi yang

    makin nyata, kondisi di berbagai pasar dunia makin

    ditandai dengan kompetisi yang sangat tinggi (hyper-

    competition). Tiap keunggulan daya saing perusahaan

    yang terlibat dalam permainan global (global game )

    menjadi bersifat sementara (tran sitory). O leh karena

    itu, perusahaan sebagai pemain dalam permainan glo-

    bal harus terus menerus mentransformasi seluruh

    aspek manajem en internal perusahaan agar selalu

    relevan dengan kondisi persaingan baru. Pemimpin

    transformasional dianggap sebagai model pemimpin

    yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus

    meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi

    usaha guna meningkatkan daya saing dalam dunia

    yang lebih bersaing.

    5

    PROFIL PEMIMPIN AGRIBISNIS:

    PERSPEKTIF GLOBAL

    Tidak banyak studi tentang kepemim pinan agribisnis

    yang dilakukan oleh para peneliti, baik di negara-

    negara maju dan negara-negara berkembang. Jumlah

    studi-studi tentang kepemimpinan agribisnis yang

    dipublikasikan di juma l-jurnal berskala internasional

    dapat dihitung dengan jari tangan. Salah satu proyek

    penting yang berkaitan dengan studi kepemimpinan

    agribisnis yang dilaksanakan di Am erika S erikat (AS)

    dan Australia diberi nama The Agribusiness Man-

    agement Aptitude an d Skill Survey (AG RI-M ASS).

    Proyek ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi

    ketrampilan (skill), karakteristik dan kemam puan (ap-

    titude) apa saja yang dibutuhkan oleh pa ra pemimpin

    agribisnis di masa depa n. Hasil studi di AS dan Au s-

    tralia tersebut dipublikasikan sebagai artikel jurnal

    secara terpisah. Sebagai catatan, dalam studi AGR I-

    MASS in i i s t i l ah kepemimpinan dan manaje r

    agribisnis tidak dibedakan penggunaaannya, dan

    kedua istilah tersebut digunakan saling bergantian.

    Dalam tu l i san in i kedua has i l s tud i t e rsebu t

    d i k o m p i l a s i k an d an d i p e rb an d i n g k an u n t u k

    rnendapatkan gambaran tentang profil kipem impin an

    agribisnis masa depan. Meskipun studi AGR I-MA SS

    tersebut dilakukan di AS dan Australia, banyak ha1

    yang bers i fa t g loba l dan un iversa l mengena i

    ketrampilan, kemampuan, tuntutan dan tantangan

    pemimpin agribisnis, yang dapat pula diaplikasikan

    pada pemimpin dan calon pemimpin agribisnis In-

    donesia di masa depan.

    Pada awalnya studi AGR I-MA SS dilaksanakan pada

    musim semi tahun 1987 oleh Associate Professor

    Kerry K . Litzenberg dan Professor Vernon E.

    Schneider, keduanya bekerja di Departement of Ag-

    ricultural Economics, Texas

    A M University. Hasil

    studi tersebut dipublikasikan dalam Litzenberg dan

    Schneider

    (1

    988). Dengan menggunakan instrumen

    (kuesioner) yang sama, studi serupa dilaksanakan di

    Australia setahun kemudian (Februari 1988) dan

    hasilnya dipublikasikan dalam Fairne, Stanton dan

    Dobbin

    1

    989).

    Dalam studi AGRI-MASS tersebut, para responden

    yang yang menduduki jabatan presiden, CEO, wakil

    presiden dan manajer di perusahaan-perusahaan

    agribisnis ditanya tentang sejauh mana kepentingan

    dan profisiensi relatif terhadap 74 karakterist ik

    manaje r ag r ib i sn i s . Karak te r i s t ik -ka rak te r i s t ik

    tersebut dianggap sebagai faktor penentu tingkat

    k eb e rh as i l an m an a j e r ag r i b i s n i s . P e r t an y aan -

    pertanyaan tersebut dikelompokkan m enjadi 6 (enam)

    ka tegor i : B isn i s dan ekonomi ( t e rd i r i dar i 20

    pertanyaan); Komputer , metode kuant i ta t i f dan

    manajemen informasi

    (10

    pertanyaan); Kecakapan

    teknikal 9 pertanyaan); Kecakapan komunikasi (9

    pertanyaan); Kecakapan antarpribadi 1

    5 pertanyaan);

    dan Pengalaman kerja sebelumnya

    I 1

    pertanyaan).

    P a ra r e s p o n d en d a l am s u rv e i d i m i n t a u n t u k

    memberikan peringkat keseluruhan profisiensi yang

    dibutuhkan untuk setiap kategori dan peringkat setiap

    karakteristik dalam masing-masing kategori. Para

    responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan

    skala 1 hingga 10, dimana skala 1 menunjukkan

    p ro f i s i en s i y an g s an g a t r en d ah d an s k a l a 1 0

    menunjukkan profisiensi yang sangat tinggi. Hasil-

    hasil studi AGR I-MA SS tersebut yang dilaksanakan

    di AS dan Australia dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2 menunjukkan hasil peringkat keseluruhan dan

    peringkat setiap karakteristik dalam kategori masing-

    masing. Pada Tabel 2 tersebut dapat dilihat bahwa

    hasil studi yang diperoleh di Australia pada dasarnya

    menunjukkan hasil yang tidak begitu berbeda dengan

    studi yang dilakukan di Amerika Serikat. Pemimpin

    atau manajer agribisnis di AS dan Australia sepakat

    bahwa ka tegor i karak te r i s t ik an ta rp r ibad i dan

    kecakapan komunikasi merupakan bidang yang pal-

    ing penting. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 2 bahwa

    kategori karakteris t ik antarpribadi mempunyai

    peringkat keseluruhan tertinggi, disusul dengan

    kategori kecakapan komunikasi di posisi kedua.

    Kategori kecakapan bisnis dan ekonomi sama-sama

    menempati peringkat yang ketiga di kedua negara.

    GRIMEDI -

    V O L U M E 5 No.

    -

    Februarl

    1999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    9/12

    Kategori kecakapan teknikal menempati peringkat

    keempat di AS dan m enempati peringkat kelima di

    Australia. Adapun katagori kecakapan komputer ,

    m e t o d e k u a n ti t a if d a n i n f o r m a s i m a n a j e m e n

    meduduki peringkat kelima di AS dan peringkat

    keempat di Australia.

    Di kedua negara, kategori

    pengalaman kerja sebelumnya menduduki peringkat

    yang paling baw ah.

    Manajer agribisnis di kedua negara sepakat tentang

    pentingnya karakteristik-karakteristik kunci dalam

    kategori antarpersonal.

    Karakteristik-karakteristik

    Question

    Number

    kunci tersebut adalah motivasi diri self-motivation),

    sikap yan g positif terhada p pekerjaan positive work

    attitudes), bekerja tanpa supervisi working without

    supervision), moral yang tinggiistandar etika high

    moral/ethical standards), kemam puan bekerja secara

    tim team skills), percay a diri self-convidence) dan

    loyalitas kepada perusahaan loyalty to thefirm).

    Description of Characteristics

    Business and Economic Skills

    Read and Use Financial Statements

    Understand A ccounting Concepts

    Professional Selling Skills

    Marketing Administration

    Corporate Finance

    Human R esource Planning

    Micro Firm) Economics

    Macro

    USIAUS) E conomics

    International Economics

    USIAUS Agricultural Policy

    International Trade

    NationaliInternational Political Effects

    Identification o f ObjectivesIGoals

    Deve lop Business Policies Program s

    Identify Key Performance Areas

    Coordinate HumanIPhysical Resources

    Process and Product Layout

    Inventory Managem ent Systems

    Organisational Structure

    Identify and Manage Risk

    Computer Quantitative and Managem ent

    lnformational Skills

    General Business Software

    Computer Accounting Systems

    Purchase and Implement Computer Systems

    Design ProgramsiCommunicate with

    Programmers

    Write Computer Programs

    Design Implement Managem ent

    Information Systems

    Use Computers in Management Decision Making

    Interpret Use Math./Stat. Me thods

    Use Quantitative Techniques for Decision

    Making

    Understand Artificial Intelligence

    Tabel

    2.

    AGRI MASS: Agribusiness Management

    Aptitude and Skill Survey for US and Australian

    Firms.

    US

    Firms

    Austr

    Overall

    Rank

    3

    28

    34

    3

    1

    29

    3

    5

    3

    3

    3

    46

    5

    8

    40

    52

    4 7

    2 1

    27

    22

    24

    4 5

    43

    44

    3 0

    5

    42

    49

    60

    6 8

    74

    6 6

    3 9

    4 1

    5

    3

    7 1

    Overa

    Rank

    Rank in

    Group

    5

    11

    8

    6

    12

    9

    10

    17

    2

    0

    13

    19

    18

    4

    2

    3

    16

    14

    15

    7

    3

    4

    6

    8

    10

    7

    1

    2

    5

    9

    an Firms

    Rank in

    Group

    I SSN . 0853-8468 GRIMEDI

    V O L U M E

    5

    No

    chmarl 999

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    10/12

    Technical Skills

    Livestock Production Systems

    Crop Production Systems

    Specialised Crop Production Systems

    Soil Chemistry and Characteristics

    Bio Sciences/Biotechnology/Biochemistry

    Food Science Processing Technology

    Food Transportation/Distribution

    Engineering Technology

    Computer Controlled Processes

    ommunication Skills

    Write Technical Repo rts

    Speak Clearly

    Concisely on Technical

    Information

    Give Clear Con cise Instructions

    Express Creative Ideas in Writing

    Express Creative Ideas Verbally

    Read Specific Technical Information

    Listen Carry Out Instructions

    Listen Summ arise Oral Presentation

    Professional Telephone S kills

    Interpersonal Skills

    Provide Leadership

    Delegate Authority Responsibility

    Work with OthersJTeam Player

    Positive Work Attitude

    Self-Motivation

    Self-Confidence

    High MoralJEthical Standards

    Work Under Varied Conditions

    Recognise Business Opportunity

    Select Supervise Employees

    Apply T echnical Skills

    Take and Defend a Position

    Work without Sup ervision

    Raise Capital for New Jongo ing V entures

    Loyalty to O rganisation

    Previous Work Experience

    F a d s t a t i o n W ork

    Domestic Agribusiness Firm

    Financial Institution

    Nonagricultural R etail Firm

    International Agribusiness Firm

    GovernmentIPublic Affairs

    Industry Internships

    Student teaching AssistantIPart-Time

    University Work

    Developing Business Plan

    Extracurricular Activities

    General Education-Humanities

    Source: Litzenberg and Schneide r 1 988),

    Fairnie, Stanton and Dobbin 1989 )

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    11/12

    Manajer agribisnis di kedua n egara juga sepakat

    tentang pentingnya karakteristik kunci dalam kategori

    kecakapan komunikasi. Karakteristik kunci dalam

    kategori kecakapan komunikasi adalah mendengar

    dan melaksanakan instruksi listen and carry out in-

    structions), mem berikan instruksi yang jelas dan tepat

    giv e clear and con cise instruction),mengekspresikan

    ide-ide kreatif secara verbal express creative ideas

    verbally)

    dan kecakapan berbicara me lalui telpon

    secara profesional professional telephone sk ills).

    Dalam kategori kecakapan bisnis dan ekonom i, para

    manajer di kedua negara sepakat bahwa identifikasi

    tujuanlsasaran organisasi

    identijication of objective/

    goals), identifikasi area kinerja yang penting iden-

    tiJj, key perJbrmance are a), mengkoordinas ikan

    sumberdaya manusia d an fisik coordinating human

    and physical resources) , dan mengembangkan

    kebijaksanaan dan program bisnis

    develop business

    policies and program s) merupakan karakteristik-

    karakterist ik kunci bagi keberhasilan pemimpin

    agribisnis.

    Apabi la ki ta menganal is is kategori bisnis dan

    ekonomi lebih jauh, terlihat bahwa bidang-bidang

    tradisional seperti misalnya akuntansi , analis is

    finansial dan resiko, marketing term asuk kecakapan

    menjual) , dan ekonomi mikro te tap merupakan

    bidang-bidang yan g penting peranannya. Yang sangat

    mengherankan adalah para manajer agribisnis di

    kedua negara memberikan perangkat yang rendah

    pada aspek internasional manajemen agribisnis ,

    padahal di masa depan isu-isu internasional dalam

    manajemen agribisnis akan menempati peranan y ang

    strategis.

    6

    UR I N PENUTUP

    Perubahan lingkungan ekonomi internasional yang

    ditandai oleh liberalisasi perdagangan internasional

    dan semakin maraknya globalisasi ekonomi m embuat

    keunggulan daya saing perusahaan agribisnis yang

    terlibat dalam permainan global menjadi bersifat

    sementara

    transitory).

    Oleh karena itu, kemam puan

    memprediksi berbagai perubahan yang akan terjadi

    akan sangat membantu dalam menentukan langkah-

    langkah antisipasi agar manfaat yang maksimum

    da pa t d i pe r o l e h da n da m pa k ya ng t i da k

    menguntungkan dapat dikurangi seminimal mungkin.

    Untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam

    dalam era globalisasi pada saat ini dan mendatang,

    perusahaan agribisnis dituntut untuk secara terus

    menerus mentransformasi seluruh aspek m anajemen

    internal perusahaan agar selalu relevan dengan kondisi

    persaingan baru. D ari tinjauan literatur tentang m odel-

    model kepemimpinan yang dilakukan dalam paper

    ini, dalam situasi yang kerapkali berubah dan sulit

    diprediksi, model kepemimpinan transformasional

    d i a ngga p s e ba ga i m ode l ya ng pa l i ng s e s ua i .

    Pemimpin transformasional yang karismatik, yang

    inspirasional dan yang mempunyai visi merupakan

    kom binasi karakteristik yang ideal yang merupakan

    modal dasar kemampuan yang kuat untuk secara

    terus-menerus me ningkatka n efisiensi, produk tivitas,

    dan inovasi usaha guna meningkatkan daya saing

    perusahaan agr ib i sn i s da lam dunia yang l eb ih

    bersaing.

    H a s i l s t ud i p r oye k A G RI - M A S S be r ha s i l

    menggambarkan profil pemimpin agribisnis yang

    dibutuhkan di masa depan. Dari studi ini diperoleh

    sua tu kes impulan g loba l dan unive rsa l bahwa

    pemimpin atau manajer agribisnis di masa depan

    ha r us m e m punya i ke c a ka pa n a n t a r p r i ba d i da n

    kecakapan komunikasi yang tangguh. Salah satu

    variabel kunci dalam kecakapan antarpribadi yang

    ham s dikuasai oleh pemim pin atau manajer agribisnis

    di masa depan ada lah kem ampu an bekerja secara tim

    t e a m s k i l l s ) .

    B e r b a g a i m a c a m m a s a l a h

    ket idakefisienan dan kelambanan perkembangan

    sektor agribisnis di masa lalu banyak bersumber dari

    tidak berjalannya suatu kerjasama tim yang harmonis.

    Mengingat sektor agribisnis memiliki keterkaitan

    linkages) yang kuat antar subsektor, antar unit-unit

    kegiatan dalam satu subsektor, kerjasama tim yang

    harmo nis merupakan suatu tuntutan keharusan.

    Bagi lembaga pendidikan yang bergerak dalam

    bidang manajemen agribisnis , sepert i misalnya

    MMA-IPB, hasil survei AGRI-MASS dan analisis

    profil pemimp in mem punyai implikasi yang penting

    bagi penyempurnaan atau pengemb angan kurikulum

    da l a m b i da ng m a na j e m e n a g r i b i s n i s . K a r e na

    pemimpin atau manajer agribisnis di masa depan

    harus mempunyai kemampuan yang baik dalam

    bidang kecakapan komunikasi , maka matakuliah

    dalam bidang ini perlu dimasukkan dalam kurikulum.

    Kalaupun tidak dimasukkan secara khusus sebagai

    s ua t u m a t a ku l i a h t e r s e nd i r i , pe nge m ba nga n

    kecakapan ini dapat dilakukan dengan m emperbanyak

    diskusi-diskusi kasus yang mengharuskan m ahasiswa

    untuk menyam paikan pendapatnya secara lisan dalam

    setiap matakuliah yang diikutinya. Pengembangan

    kemampuan a tau kecakapan antarpersonal bagi

    pemim pin atau manajer di masa depan juga sangat

    penting. Oleh karena itu, kurikulum juga seharusnya

    m e m a s u k k a n p e n g a j a r a n t e n t a n g p e n t i n g n y a

    kepemimpinan

    leaderships)

    dan pentingnya bekerja

    secara tim team skills) bagi kelangsungan usaha di

    bidang agribisnis

    Hasil studi AGRI-MASS juga menunjukkan bahwa

    kurikulum program manajemen agribisnis harus

    memasukkan komponen-kompenen mana jemen

    fungsional, seperti misalnya pem asaran, akuntansi dan

    ke ua nga n , m a na j e m e n da n l a i n - l a i n , ke pa da

    mahasiswa sebagai calon manajer agribisnis di masa

    ISSN 0853-8468

    AGR MEDIA VOLUM 5

    No. Februarl

    1999

    I

  • 7/23/2019 Ir Arief Daryanto - Model Kepemimpinan Dan Profil Pemimpin Agribisnis Di Masa Depen

    12/12

    depan. M atakuliah ya ng bers i fa t in tegra ti f (caps tone)

    seperti misalnya manajem en strategik ha m s diberikan

    dan is i perkuliahannya h am s senantiasa diperbarui dan

    disesuaikan dengan berbagai perubahan l ingkungan

    bisnis yang terjadi.

    Karena globalisasi ekonomi dan bisnis sudah t idak

    dapa t d ih inda r i , maka i n t e rnas iona l i s a s i p rog ram

    p e n d i d i k a n m e n j a d i

    s a n g a t p e n t i n g . U n t u k i t u ,

    mahas iswa yang meng ambi l spes ial i sas i man ajemen

    agr ib isn is ham s d ibekali kesadaran dan pe ma ham an

    yang leb ih ba ik mengenai perbedaan antarbudaya ,

    l ingkungan g lobal da n perspekt if in te rnas ional yang

    l e b i h l u a s . D a v i s

    1996)

    m e n y a r a n k a n b a h w a

    k e g ia t an - k eg i at a n y a n g d a p a t d i l a k u k a n d a l a m

    i n t e rn a s i o n a li s a s i p r o g r a m a n t a r a l ai n a d a l a h

    m e m b e r i k a n p e n e k a n a n p a d a a s p e k i n t e r n a s i o n a l

    ( m i s a l n y a p e rd a g a n g a n i n t e rn a s i o n a l, p e m a s a r a n

    in t e rnas iona l, keuangan i n t e rnas iona l, da n s i s t em

    perdagangan g loba l ) da l am kur iku lum dan s i l abus

    matakul iah , per tukaran mahas iswa a tau g ladikarya

    ( in t e rnsh ips ) d i l ua r nege r i , ke r j a sama pene l i t i an

    dengan universi tas-universitas atau lem baga-lemb aga

    p e n e li ti a n d i l u a r n eg e r i , d a n d i m a s u k k a n n y a

    penggunaan bahasa as ing da lam program .

    REFERENSI :

    Bass, B.M. a n d Avolio, B.J., 1994, Improving Organi-

    zational Effectiveness through Transforma-

    tional Leadership,

    Sage, Thousand Oaks.

    Bass, B.M., 1960, Leadership, Psychology and Organi-

    zational Behavior, Harper and Brothers, New

    York.

    Bennis, W.G an d Nanus, B., 1985,

    Leaders: The

    Strategiesfo r Taking Charge, Harper and Row,

    New York.

    Biere, A.W., 1988, Involveme nt of agricultural eco-

    nomics in graduate agribusiness programs: an

    uncom fortable linkage , Western Journa l of

    Agricultura/ Economics

    13, 128-133.

    Blake, R.R. an d M ou ton , J.S., 1985,

    The Managerial

    Grid III,

    Gulf Publishing Company, Houston.

    Br ym an, A., 1992, Charisma and Leadership in

    Organizations,

    Sage, London.

    Burns,

    J.M.

    1978,

    Leadership,

    Harper and Row, New

    York.

    D ary ant o, A., 1998a, Pertanian: sektor kunci

    pembangunan ekonom i ,

    Surabaya Post,

    15 Juli

    1998.

    D ary ant o, A., 1998b, Membangun sektor industri

    berbasis pertanian , Surabaya Post, 16 Juli

    1998.

    Davis, J.H. a nd G oldb erg, R., 1957,

    A Con cept of

    Agribusiness,

    Graduate School of Business

    Adm inistration, Harvard U niversity, Cam -

    bridge.

    Davis, W.P., 1996, Future food system and agribusiness

    Fairn e, I.J., Stan ton, J.H. an d Dobb in, L., 1989, A

    profile of tomo rrow s agribusiness leaders: the

    Australian perpective ,

    Agribusiness: An

    International Journal

    5, 259-268.

    Fiedle r, F.E., 1967 , A Theory of Leadership Effective-

    ness, McGraw-Hill, New York.

    Fre nch , J. a n d Rav en , B., 1967, Th e basis of social

    power , in

    D.

    Cartwright and A. Zander (eds.),

    Group Dynamics: Research a nd Theory,

    Harper and Row, New York.

    H alp in , A.W., 196 6,

    Theory and Research in Adminis-

    tration,

    Macmillan, New York.

    Hater , J.J. an d Bass, B., 1988, Supe rvisors evalua-

    tions and and subordinates perceptions of

    transformational an d transactional leadership ,

    Journal oJ Applied Psychology 73, 695-702.

    Hencley, S.P., 1973, S ituational behavioral approach to

    the study of educational leadership , in L.C.

    Cunningham and W.J. Gephart (eds.),

    Leader-

    ship: The Science and Art Today, Peacock

    Publishers, Itaska.

    Hou se, R.J., 197 1, A path goa l theory effectiveness ,

    Administratiorr Science Quarterly

    6, 32 -3 8.

    Hoy, W.K. an d Miskel, C.G, 1987, Educational

    Administration: Theory, Research an d Prac-

    tice,

    Third Edition, Random House, New York.

    Litz enb erg , K.K. an d Schn eider, V.E., 1988, Educa-

    tional priorities for tomorrow s agribusiness

    leaders , Agribusiness: An International

    Journal

    4,187-1 95

    Pryo r, S. a n d Holt, T., 1998,

    Agribusiness as an

    Engine of Growth in Developing Countries, US

    Agency for Internatinal Development, Washing-

    ton, D.C.

    Sarros, J.C. an d Butchatsky,

    O. 1996, Leadership,

    Australia b Top CEO s: Finding O ut What

    Makes Them the Best,

    Harper Business,

    Sydney.

    So nk a, S.T. a n d Hu dso n, M.A., 1989, W hy

    agribusiness anyw ay? , Agribusiness: An

    International Journal

    5, 305- 14.

    Stog dill, R.M., 1970, P ersonal factors associated with

    leadership: a survey of literature , in C.A . Gibb

    (ed.), Leadership: Selected Readings, Pinguin,

    Harmondsworth.

    Stogd ill, R.M., 1974,

    Handbook of Leadership: A

    Survey o f Theory and Research, The Free

    Press, New York.

    Tichy, N.M. a n d De va nn a, M.A., 1986,

    The Transfor-

    mational Leader, John W iley, New York.

    Weber, M., 1947, The Theory of Social a nd Economic

    Organization

    (A.N . Henderson and T Parsons,

    eds. and trans.), The Free Press, Glencoe.

    Yam ma rino, F.J. an d Bass, B.M., 1990, Longterm

    forecasting of transformational leadership and

    its effects amon g naval officers: some prelimi-

    nary findings , in

    K.E.

    Clark and M.B. Clark

    (eds.), Measures of Leadeship, Leadership

    Library of America, W est Orange.

    challenges for education , Agrimedia 2, 7-10.