jhptump a dwihastuti 377 1 babi

3
7/23/2019 Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi http://slidepdf.com/reader/full/jhptump-a-dwihastuti-377-1-babi 1/3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah endemik yang beriklim tropis, oleh karena itu banyak penyakit yang persebarannya diperantarai oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria dan filariasis. Nyamuk  yang menjadi vektor DBD (demam berdarah dengue) adalah Aedes aegypti (Wakhyulianto, 2005). Usaha yang dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk  Aedes a egypti  antara lain: menggunakan obat nyamuk baik dalam bentuk semprotan atau obat nyamuk bakar. Sediaan dalam bentuk repelan juga praktis digunakan dengan cara diaplikasikan pada permukaan kulit tubuh. Lotion merupakan salah satu sediaan repelan nyamuk yang pada umumnya berbahan aktif kimia sintesis. Hampir semua repelan nyamuk  Aedes aegypti yang beredar di Indonesia berbahan aktif DEET (Diethyl toluamide). DEET merupakan bahan kimia sintetis beracun dalam konsentrasi 10-15% (Kardinan cit Gunandini, 2008). Untuk mencegah terjadinya keracunan dan iritasi ini perlu dilakukan  penelitian repelan yang berasal dari bahan alam untuk menggantikan DEET. Salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk  Aedes aegypti adalah kemangi (Ocimum basilicum L.  ). Kemangi (Ocimum basilicum L.) mengandung bahan aktif eugenol, yang bersifat repelan terhadap nyamuk  Aedes aegypti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.  )  pada konsentrasi 20% setelah satu jam memiliki daya  proteksi mencapai 22,9% dan hasil pengamatan selama enam jam menunjukkan bahwa minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.  ) bersifat menolak (repelan) terhadap nyamuk Aedes aegypti, namun daya tolak rata- ratanya hanya sekitar 27,97% (Kardinan, 2007). Hasil penelitian awal minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L.  ) sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti baru sebatas uji daya repelan dari hasil destilasi kemangi (Ocimum basilicum L.  ), belum berupa formulasi sediaan. 1

Upload: aldibae

Post on 18-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

7/23/2019 Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

http://slidepdf.com/reader/full/jhptump-a-dwihastuti-377-1-babi 1/3

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Indonesia merupakan daerah endemik yang beriklim tropis, oleh

karena itu banyak penyakit yang persebarannya diperantarai oleh nyamuk

seperti demam berdarah, malaria dan filariasis. Nyamuk  yang menjadi vektor

DBD (demam berdarah dengue) adalah Aedes aegypti (Wakhyulianto, 2005). 

Usaha yang dilakukan untuk mencegah gigitan nyamuk  Aedes aegypti 

antara lain: menggunakan obat nyamuk baik dalam bentuk semprotan atau

obat nyamuk bakar. Sediaan dalam bentuk repelan juga praktis digunakan

dengan cara diaplikasikan pada permukaan kulit tubuh. Lotion merupakan

salah satu sediaan repelan nyamuk yang pada umumnya berbahan aktif kimia

sintesis.

Hampir semua repelan nyamuk   Aedes aegypti yang beredar di

Indonesia berbahan aktif DEET (Diethyl toluamide). DEET merupakan bahan

kimia sintetis beracun dalam konsentrasi 10-15% (Kardinan cit Gunandini,

2008). Untuk mencegah terjadinya keracunan dan iritasi ini perlu dilakukan

 penelitian repelan yang berasal dari bahan alam untuk menggantikan DEET.

Salah satu tanaman yang dapat mengusir nyamuk  Aedes aegypti

adalah kemangi (Ocimum basilicum L. ).  Kemangi (Ocimum basilicum L.)

mengandung bahan aktif eugenol, yang bersifat repelan terhadap nyamuk

 Aedes aegypti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa minyak atsiri kemangi

(Ocimum basilicum L. ) pada konsentrasi 20% setelah satu jam memiliki daya

 proteksi mencapai 22,9% dan hasil pengamatan selama enam jam

menunjukkan bahwa minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L. ) bersifatmenolak (repelan) terhadap nyamuk Aedes aegypti, namun daya tolak rata-

ratanya hanya sekitar 27,97% (Kardinan, 2007).

Hasil penelitian awal minyak atsiri kemangi (Ocimum basilicum L. ) 

sebagai repelan nyamuk Aedes aegypti baru sebatas uji daya repelan dari hasil

destilasi kemangi (Ocimum basilicum L. ), belum berupa formulasi sediaan.

1

Page 2: Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

7/23/2019 Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

http://slidepdf.com/reader/full/jhptump-a-dwihastuti-377-1-babi 2/3

Sehingga masih memerlukan penelitian lanjutan untuk memperoleh suatu

sediaan farmasi dengan formula yang relatif optimal yang mampu

melepaskan zat aktifnya dan mempertahankan efektivitas dalam jangka waktu

yang lebih lama (Hartati, 2005).

Sediaan dalam bentuk repelan yang digunakan untuk mencegah gigitan

nyamuk  Aedes aegypti  berupa sediaan topikal berbentuk lotion, cream,

maupun gel. Dipilih bentuk sediaan gel karena mempunyai daya penetrasi

yang baik, tidak lengket dan tidak meninggalkan bekas pada saat

 pemakaiannya.

Formula umum dari sediaan gel terdiri dari bahan dasar (basis) gel

dan zat tambahan. Terdapat tiga macam asal bahan dasar gel yaitu dari alam,

 polimer sintetik dan semi sintetik (Swarbirc et al. 1992). Viskositas gel dapat

mempengaruhi pelepasan minyak atsiri dalam sediaan gel yang mengandung

minyak atsiri, semakin kental gel maka sistem gel semakin dapat

memerangkap minyak atsiri dalam sediaan (Hartati, 2005). Kemampuan basis

gel untuk memerangkap minyak atsiri dan melepaskan minyak atsiri secara

 perlahan dapat dimanfaatkan untuk memperlama daya repelan minyak atsiri

herba kemangi (Ocimum basilicum L. ) terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Dalam penelitian ini akan dibuat gel repelan nyamuk  Aedes aegypti 

yang mengandung minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum L. ) dalam

 basis CMC Na dengan memvariasikan konsentrasinya. Dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh konsentrasi CMC Na terhadap sifat fisik dan daya

repelan gel minyak atsiri dari herba kemangi terhadap nyamuk Aedes aegypti.

Page 3: Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

7/23/2019 Jhptump a Dwihastuti 377 1 Babi

http://slidepdf.com/reader/full/jhptump-a-dwihastuti-377-1-babi 3/3

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :

1. 

Untuk mengetahui Pengaruh konsentrasi CMC Na terhadap sifat fisik

2. 

Untuk mengetahui daya repelan gel minyak atsiri herba kemangi (Ocimum

basilicum L. ) terhadap nyamuk Aedes aegypti.

C. Hipotesis

Bahwa konsentrasi CMC Na yang semakin besar dalam formulasi

gel minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum L. ) dapat menurunkan

daya sebar tetapi meningkatkan daya lekat dan viskositas gel. Viskositas gel

yang semakin besar dapat menahan penguapan minyak atsiri herba kemangi

(Ocimum basilicum L. ), sehingga semakin besar pula daya repelan gel

minyak atsiri herba kemangi (Ocimum basilicum L. ) terhadap nyamuk Aedes

aegypti.