judul jurnal mata
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
1/8
1
Judul Jurnal : Azithromycin 1.5% ophthalmic solution: efficacy and treatment
modalities in chronic blepharitisfvv
Latar Belakang
Blefaritis merupakan penyakit umum pada kelopak mata. Ditandai dengan
kemerahan, gatal dan adanya lapisan krusta di kelopak mata. Anterior blefaritis
mengenai lamella dari kelopak mata sedangkan posterior blefaritis mengenai
posterior lamellar yang disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibom karena cairan
yang kental atau tersumbat pada muara meibom. Blefaritis kronis biasanya
disebabkan chalazion, acne rosacea, dan dry eye.
Blefaritis kronis merupakan penyakit multifactorial dengan componen
inflamasi dan mekanik. Biasanya berhubungan dengan patogen okluer seperti
staphylococci, staphylococcus epdermidis, and staphylococcus aureus yang
merupakan flora di kelopak mata. Keluhan yang sering berulang membutuhkan terapi
standar yang terus menerus seperti menjaga kebersihan kelopak mata dengan eye
scrup dan kompres hangat pada mata. Terapi antibiotic tropical (seperti eritromisin
dan fusudic acid), antibiotic sistemik (tetrasiklin), tropical corticosteroid, dan terapi
air mata pengganti. Antibiotik menurunkan perkembangan bakteri, kortikosteroid
dapan menurunkan reaksi inplamasi. Walaupun begitu hasil pengobatan masih belum
memuaskan baik bagi dokter maupun pasien. Karena angka kekambuhan yang tinggi
setelah pengobatan dihentikam.
Saat ini, tropikal azitromisin sebagai generasi kedua macrolide telah di
rekomendasikan sebagai novel treatment. Sejak kemunculannya dianggap lebih baik
dibandingkan dengan eritromisin dan kombinasi kompres hangat pada terapi
blefaritis. Keunggulan Azitromisin merupakan antibiotic spectrum luas, anti
inflamasi, distribusi tinggi pada jaringan konjungtiva dan kelopak mata dan prolong
in vivo post antibiotic effect.
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
2/8
2
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui effektivias pengobatan azitromisin
tropikal 1,5% kombinasi dengan prilaku menjaga kebersihan klopak mata pada pasien
yang menderita blefaritis sedang sampai parah, anterior ataupun posterior bleferitis
dan untuk membandingkan rejimen pengobatan 3 hari versus pengobatan jangka
panjang selama 1 bulan.
Metodelogi
Penelitian ini merupakan Randomize Prospective Study yang dilakukan antar
bulan Juli 2010 dan Desember 2010 di dua tempat; The Opthalmic Consultant di
Beirut praktek pribadi yang bekerja sama dengan Libanese American University dan
Opthalomolgy Departrment of Hotel Dieu de France Hospital (Saint Joseph
University), Beirut, Lebanon.
Enam puluh tujuh pasien dengan diagnosis blefaritis sedang sampai berat,
anterior ataupun posterior kronik blefaritis bersedia mengikuti penelitian dan diamati
selama 3 bulan. Kriteria inklusi pasien berusia diatas 18 tahun yang datang berobat ke
The Opthalmic Consultant di Beirut atau Opthalomolgy Departrment of Hotel Dieu
de France Hospital periode juli 2010 dan desember 2010 dengan keluahan gatal, rasa
terbakar, air mata terus mengalir, terasa seperti ada benda asing atau penglihatan
kabur dan keluhan mata merah , collarettes, telangiectasia atau meibom gland
disfungtion (MGD). Kriteria ekslusi; pasien menolak mengikuti penelitian,
abnormalitas struktur kelopak mata dan corneal scaring.Pasien diberikan penjelasan
mengenai tujuan penelitian. Semua pasien menandatangani informed consent sebelum
mengikuti penelitian. Pasien dilakukan pemeriksaan pada minggu pertama, bulan
pertama dan bulan ke tiga. Setelah mendapat pengobatan. Setiap pertemuan dengan
pasdien dilakukan anamnesis mengenai keluhan berupa gatal, rasa terbakar, tearing,
sensai seperti ada benda asing dan penglihatan kabur. Keluhan pasien di kelompokan
berdasarkan grade (tabel 1). Pada pemeriksaan slit lamp untuk mengidentifikasi
gejala dari blefaritis seperti; collarettes eyelid, kemerahan dan bengkak pada kelopak
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
3/8
3
mata dengan atau tanpa telangiectasia, dan MGD akibat gangguan eksresi kelenjar
meibom. Kedua mata pasien diperiksa tetapi mata yang paling parah di masukan ke
analisi statistic.
Sistem skoring menggunakan table 1. Yang di adaptasi dari International
Ocular Inflamatory Society (IOIS).
Tabel 1: system skoring blefaritis kronik
Pasien secara acak dibagi menjadi 2 kelompok. Pengacakan dilakukan dengan
komputer. Kriteria eklusi; kelaiana struktur kelopak mata, keratitis atau iridocyclitis,
pernah operasi mata dalam 3 bulan terakhir, memiliki alergi terhadap azitromisin atau
antibiotik mikrolide yang lain, menjalani pengobatan lain selama penelitian: oral atau
ocular antibiotik, tropikal atau sistemik steroid, okular NSAID, sisklosporin tropikal
mata, antihistamin, hamil dan sedang menyusui.
Semua pasien mendapat perlakuan kebersihan mata yang sama dengan sabun
eye-friendly (Baby Johnson Shampoo, Johnson & Johnson )sebelum dan saat bangun
tidur selama 5 menit. Dan dilanjutkan kompres hangat. Grup 1 diberikan tetes mata
tropikal azitromisin 1,5% dua kali sehari selama 3 hari. Grup II diberikan obat yang
sama dua kali sehari selama 3 hari kemudian dilanjutkan 1 kali sehari sebelum tidur
selama I bulan.
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
4/8
4
Analisis statistic menggunakan SPSS versi 13,0. Bermakna jika P value
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
5/8
5
Tabel 3: Nilai rata-rata berdasarkan gejala
Nilai rata-rata tingkat keparahan berdasarkan pemeriksaan klinis digambarkan dalam
table 4 dan figure 1. Skor collaretess eyelids 2.2 di grup I vs 2.1 di grup II
baseline(p=0.67). kemerahan dan bengkak pada grup I mata 1.3 sedangkan grup II 1,5
dan meibom gland disfungtion (MGD) 3,9 di grup I vs 4.1 di grup II.
Tabel 4: Nilai rata-rata tingkat keparahan berdasarkan pemeriksaan klinis
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
6/8
6
Figur 1: skor tingkat keparahan grup I dan II
Perlu diperhatikan, Collaretes eyelids, tingkat keparahannya mengalami
perbaikan signifikan setelah 1 minggu diberikan terapi pada kedua grup tanpa ada
perubahan pada pengamatan 1 bulan dan 3 bulan. Bengkak dan kemerahan tingkat
keparahan mengalami perbaikan signifikan sejak 1 minggu pertama setelah diberikan
terapi tanpa ada perubahan pada pengamatan 1 bulan dan 3 bulan. Tingkat
kekambuhan lebih tinggi pada grup I (P=0.07) dibandingkan dengan grup II (p=0.01).
pasein grup I mengalami perburukan (MGD) setelah 1 bulan terapi (p= 0.06) dan tiga
bulan (p=0.11). (table 5)
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
7/8
7
Tabel 5: Perbaikan gejala berdasarkan pemeriksaan klinis grup I dan II
Kesimpulan
Tetes mata azitromisin 1.5% menunjukan efektifitas yang baik dalam
tatalaksana blefaritis kronik. Blefaritis sedang dan parah dalam I bulan terapi dengan
Azitromisin 1.5% (2 kali sehari selama 3 hari dilanjutkan 1 kali sehari sebelum tidur
selama 1 bulan) aman dan memilki toleransi yang baik dan hasil pengobatan lebih
memuaskan dibandingkan pengobatan 3 hari.
Rangkuman dan hasil Pembelajaran
Blefaritis merupakan penyakit umum pada kelopak mata. Ditandai dengan
kemerahan, gatal dan adanya lapisan krusta di kelopak mata. Anterior blefaritis
mengenai lamella dari kelopak mata sedangkan posterior blefaritis mengenai
posterior lamellar yang disebabkan oleh disfungsi kelenjar meibom karena cairan
yang kental, tersumbat pada muara meibom. Blefaritis kronis biasanya disebabkan
chalazion, acne rosacea, dan dry eye.
Blefaritis kronis merupakan penyakit multifactorial dengan componen
inflamasi dan mekanik. Biasanya berhubungan dengan patogen okluer seperti
staphylococci, staphylococcus epdermidis, and staphylococcus aureus yang
merupakan flora di kelopak mata.
-
7/22/2019 Judul Jurnal Mata
8/8
8
Sampai saat ini hasil pengobatan masih belum memuaskan baik bagi dokter
maupun pasien. Karena angka kekambuhan yang tinggi setelah pengobatan
dihentikam.
tropikal azitromisin sebagai generasi kedua macrolide telah di
rekomendasikan sebagai novel treatment. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
effektivias pengobatan azitromisin tropikal 1,5% kombinasi dengan prilaku menjaga
kebersihan klopak mata pada pasien yang menderita blefaritis sedang sampai parah,
anterior ataupun posterior bleferitis dan untuk membandingkan rejimen pengobatan 3
hari versus pengobatan jangka panjang selama 1 bulan.
Tetes mata azitromisin 1.5% menunjukan efektifitas yang baik dalam
tatalaksana blefaritis kronik. Blefaritis sedang dan parah dalam I bulan terapi dengan
Azitromisin 1.5% (2 kali sehari selama 3 hari dilanjutkan 1 kali sehari sebelum tidur
selama 1 bulan) aman dan memilki toleransi yang baik dan hasil pengobatan lebih
memuaskan dibandingkan pengobatan 3 hari.