kelompok 2 - akuntansi aset tetap

Upload: agus-tubels

Post on 05-Feb-2018

263 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    1/32

    AKUNTANSI ASET TETAP

    7B STAR

    Nama NPM

    Agus Tubels N 144060006321Akbar Ganiardhi 144060006322

    Bayu Cahyono P 144060006324

    Fadel Khalif M 144060006330

    Hidayah Widyaningrum 144060006332

    Sari Hanifah 144060006351

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    TANGERANG SELATAN

    2015

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    2/32

    1

    DAFTAR ISI

    DAFTAR ISI ............................................................................................................... 1

    BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 2

    A. Latar Belakang.............................................................................................. 2

    B. Maksud dan Tujuan Penulisan...................................................................... 2

    C. Ruang Lingkup Pembahasan........................................................................ 2

    BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3

    A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI........................................................................ 3

    1. Definisi Aset Tetap..................................................................................... 3

    2. Klasifikasi Aset Tetap................................................................................. 4

    B. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap ...................................................... 6

    1. Pengakuan Aset Tetap .............................................................................. 6

    2. Pengukuran Aset Tetap ............................................................................. 7

    a. Komponen Biaya........................................................................................ 7

    b. Konstruksi dalam Pengerjaan.................................................................... 9

    c. Pertukaran Aset ......................................................................................... 9

    C. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap dan Renovasi.................. 9

    1. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap ..................................... 9

    2. Renovasi Aset Tetap................................................................................ 11

    D. Akuntansi Penyusutan ................................................................................ 13

    1. Pengertian ............................................................................................... 13

    2. Metode..................................................................................................... 14

    3. Pencatatan............................................................................................... 14

    E. Penghentian / Penghapusan Aset Tetap..................................................... 14

    1. Penghentian Penggunaan Aset Tetap ..................................................... 14

    2. Pelepasan Aset Tetap.............................................................................. 15

    3. Aset Tetap Hilang .................................................................................... 17

    BAB III KESIMPULAN.............................................................................................. 18

    Daftar Pustaka ......................................................................................................... 19

    LAMPIRAN................................................................................................................. 1

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    3/32

    2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual sudah mulai

    diwacanakan sejak tahun 2003. Namun Peraturan mengenai SAP akrual baru diterbitkan

    dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

    Penerapan SAP Berbasis Akrual dapat dilaksanakan secara bertahap dari penerapan SAP

    Berbasis Kas Menuju Akrual menjadi penerapan SAP Berbasis Akrual. Ketentuan lebih

    lanjut mengenai penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah pusat

    diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan. Sedangkan ketentuan lebih lanjut mengenai

    penerapan SAP Berbasis Akrual secara bertahap pada pemerintah daerah diatur dengan

    Peraturan Menteri Dalam Negeri.

    Aset tetap tidak akan lepas dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah. Sehingga

    penyajian aset tetap telah diatur PP 71 tahun 2010. Secara khusus, aset tetap diatur dalam

    lampiran PP 71 Tahun 2010 pada Lampiran PSAP 07 tentang akuntansi aset tetap.

    B. Maksud dan Tujuan Penulisan

    Maksud dari penulisan makalah ini agar pembaca dapat mengetahui dan memahami

    perlakuan akuntansi basis akrual pada aset tetap pemerintah. Dalam makalah juga akan

    diuraikan beberapa contoh pembahasan sesuai basis akrual (PP 71 Tahun 2010).

    C. Ruang Lingkup Pembahasan

    Dengan diterapkannya SAP berbasis Akrual PP 71 Tahun 2010, akan berpengaruh

    terhadap penyajian aset tetap pemerintah. Oleh karena itu, akan dibahas lebih lanjut

    tentang pengaruh SAP berbasis akrual terhadap penyajian aset tetap pemerintah, baik

    dalam pemerintahan pusat maupun daerah.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    4/32

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI

    1. Definisi Aset Tetap

    Berdasarkan PP 71 Tahun 2010 tentang SAP Akrual, aset tetap adalah aset berwujud

    yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau

    dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh

    masyarakat umum. Seringkali aset tetap merupakan bagian utama aset pemerintah

    karena aset tetap merupakan aset yang ditujukan untuk operasional pemerintah,

    sehingga tidak heran penyajian Aset Tetap dalam Neraca bernilai signifikan. Adapun

    Aset Tetap Pemerintah mencakup:

    a. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas

    lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor;

    b. Hak atas tanah.

    Perlu diperhatikan pula bahwa aset yang dikuasai pemerintah untuk dikonsumsi

    tidaklah termasuk ke dalam Aset Tetap. Selain itu terdapat beberapa hal yang

    dikecualikan dari aset tetap yaitu:

    a. Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural

    resources); dan

    b. Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalian mineral, minyak, gas

    alam, dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui (non-

    regenerative natural resources).

    Hal- hal diatas mengatur mengenai Konsep akuntansi aset tetap. Adapun teknis

    pengelolaannya diatur dalam pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah. Aturan yang

    terkait pengelolaan Barang Milik Negara/ Daerah yang terbaru adalah Peraturan

    Pemerintah No. 27 Tahun 2014. Didalamnya diatur mengenai teknis pengelolaan

    Barang Milik Negara/ Daerah. Namun makalah ini terbatas hanya pada perlakuan

    akuntansi terhadap aset tetap.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    5/32

    4

    2. Klasifikasi Aset Tetap

    Aset Tetap dikelompokkan berdasarkan klasifikasi berikut:

    a. Tanah;

    Merupakan tanah yang dimaksudkan untuk dipakai dalam kegiatanoperasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. tanah dapat

    diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua kelompok besar, yaitu (i) tanah

    untuk gedung dan bangunan, dan (ii) tanah untuk bukan gedung dan

    bangunan, seperti tanah untuk jalan, irigasi, jaringan, tanah lapangan, tanah

    hutan, tanah untuk pertanian, dan tanah untuk perkebunan. Pengklasifikasian

    tanah ini bukan keharusan, tetapi tergantung pada kebutuhan rincian informasi

    yang diperlukan oleh entitas bersangkutan.

    b. Peralatandan Mesin;

    Merupakan mesin- mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris

    kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya

    lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai. Peralatan dan Mesin dapat

    diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya, seperti alat perkantoran, komputer,

    alat angkutan (darat, air, dan udara), alat komunikasi, alat kedokteran, alat-

    alat berat, alat bengkel, alat olah raga, dan rambu-rambu.

    c. Gedungdan Bangunan;

    Merupakan gedung dan bangunan yang dimaksudkan untuk dipakai dalam

    kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Gedung dan

    bangunan ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan

    gedung dan bangunan yang ada di atasnya. Tanah ang diperoleh untuk

    keperluan dimaksud dimasukkan dalam kelompok Tanah. Gedung dan

    Bangunan dapat diklasifikasikan menurut jenisnya, seperti gedung

    perkantoran, rumah dinas, bangunan tempat ibadah, menara,

    monumen/bangunan bersejarah, gudang, gedung museum.

    d. Jalan,Irigasi, dan Jaringan;

    Merupakan jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah

    dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Jalan, irigasi,

    dan jaringan ini tidak mencakup tanah yang diperoleh untuk pembangunan

    jalan, irigasi dan jaringan. Tanah yang diperoleh untuk keperluan dimaksud

    dimasukkan dalam kelompok Tanah. Sesuai dengan kebutuhan entitas, aset

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    6/32

    5

    tetap ini dapat diklasifikasikan lebih lanjut menjadi misalnya jalan, jembatan,

    waduk, saluran irigasi, instalasi distribusi air, instalasi pembangkit listrik,

    instalasi distribusi listrik, saluran transmisi gas, instalasi distribusi gas,

    jaringan telepon, dan sebagainya.

    e. AsetTetapLainnya;

    Merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan kedalam kelompok

    aset tetap diatas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk operasional

    pemerintah dan dalam kondisi siap pakai. Aset yang termasuk dalam

    klasifikasi Aset Tetap Lainnya adalah koleksi perpustakaan/buku dan non

    buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/olah raga, hewan, ikan, dan

    tanaman. Termasuk dalam kategori Aset Tetap Lainnya adalah Aset Tetap-

    Renovasi, yaitu biaya renovasi atas aset tetap yang bukan miliknya, dan biaya

    partisi suatu ruangan kantor yang bukan miliknya.

    f. Konstruksidalam Pengerjaan.

    Merupakan aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada

    tanggal pelaporan keuangan belum selesai seluruhnya. Kontrak konstruksi

    dapat meliputi:

    1) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan

    perencanaan konstruksi aset, seperti jasa arsitektur;

    2) kontrak untuk perolehan atau konstruksi aset;

    3) kontrak untuk perolehan jasa yang berhubungan langsung dengan

    pengawasan konstruksi aset yang meliputi manajemen konstruksi dan

    value engineering; dan

    4) kontrak untuk membongkar/menghancurkan atau merestorasi aset dan

    restorasi lingkungan setelah penghancuran aset.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa aset tetap yang tidak memenuhi kriteria untuk

    operasional pemerintah dan tidak memenuhi definisi aset tetap harus disajikan

    dalam pos aset lainnya sesuai nilai tercatatnya.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    7/32

    6

    B. Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap

    1. Pengakuan Aset Tetap

    Basis akrual pada Akuntansi Pemerintah menurut PP Nomor 71 Tahun 2010

    mengakui aset tetap pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan

    nilainya dapat diukur secara andal dan memenuhi kriteria sebagai berikut:

    a) Berwujud

    b) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan

    c) Biaya Perolehan aset dapat diukur secara andal

    d) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

    e) Diperoleh untuk dibangun dengan maksud untuk digunakan

    Penentuan suatu aset tetap mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan dilakukan

    entitas dengan menilai manfaat masa depan baik secara langsung maupun tidak

    langsung yang dapat berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi

    pemerintah yang dapat diberikan oleh aset tetap tersebut bagi kegiatan operasional

    pemerintah selama lebih dari satu periode anggaran. Manfaat ekonomi tersebut dapat

    dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima resik terkait

    pemanfaatan aset tetap tersebut. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat

    dan resik telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, Perolehan aset tetap

    tidak dapat diakui. Dengan demikian, pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap

    telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya

    berpindah.

    Pengakuan aset dilakukan secara andal melalui:

    a) apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau

    penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan

    kendaraan bermotor, atau;

    b) bila aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih

    adanya suatu proses administrasi yang diharuskan maka aset tetap dapat diakui

    pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah,

    misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat atas nama pemilik

    sebelumnya.

    Namun dalam praktiknya di lingkungan pemerintahan, aset tetap diakui ketika berita

    acara penerimaan barang atau penyelesaian pekerjaan telah ditandatangani oleh pihakyang terkait.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    8/32

    7

    2. Pengukuran Aset Tetap

    Pengukuran awal aset tetap dapat dilakukan melalui dua cara sebagai berikut:

    Historical Cost

    Pengakuan aset tetap menggunakan biaya perolehan apabila aset tetap tersebutdiperoleh dengan cara jual beli dengan pihak ketiga. Biaya yang dimasukkan ke

    dalam nilai aset adalah komponen biaya perolehan aset tetap. Biaya perolehan

    tersebut terdiri dari harga beli, pajak yang tidak dapat direstitusikan, dan setiap

    biaya yang dapat diatribusikan ke aset tersebut untuk membuat aset dalam kondisi

    siap digunakan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan diantaranya sebagai

    berikut:

    1) Biaya persiapan tempat.

    2) Biaya pengiriman awal.

    3) Biaya pemasangan.

    4) Biaya profesional.

    5) Biaya Konstruksi.

    Fair Value

    Pengakuan aset tetap menggunakan biaya wajar pada saat perolehan digunakan

    apabila informasi mengenai biaya perolehan tidak tersedia. Pengukuran ini

    digunakan pada aset tetap yang diperoleh tidak melalui jual-beli ataupun

    dibangun sendiri. Contohnya adalah aset tetap dari donasi, pertukaran, sitaan,

    rampasan, dan lain-lain. Selain itu, pengukuran menggunakan nilai wajar

    dilakukan pada aset tetap pada saat penyusunan neraca awal entitas tersebut.

    Pengukuran aset tetap yang dibangun secara swakelola dilakukan dengan

    mengkapitalisasi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak

    langsung seperti biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik,

    sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi karena pembangunan aset

    tetap tersebut.

    a. Komponen Biaya

    Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, biaya perolehan aset tetap adalah biaya

    perolehan yang meliputi harga beli dan biaya lainnya yang relevan dan dijelaskan

    mengenai klasifikasi aset tetap.

    Berikut adalah perincian mengenai biaya perolehan untuk setiap kategori

    klasifikasi aset tetap:

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    9/32

    8

    1) Tanah diakui pertama kali sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan

    mencakup harga pembelian atau biaya pembebasan tanah, biaya yang

    dikeluarkan dalam rangka memperoleh hak, biaya pematangan, pengukuran,

    penimbunan, dan biaya lainnya yang dikeluarkan maupun yang masih harus

    dikeluarkan sampai tanah tersebut siap pakai. Nilai tanah juga meliputi nilai

    bangunan tua yang terletak pada tanah yang dibeli tersebut jika bangunan tua

    tersebut dimaksudkan untuk dimusnahkan.

    2) Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran

    yang telah dan yang masih harus dilakukan untuk memperoleh peralatan dan

    mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga

    pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya

    untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut

    siap digunakan.

    3) Biaya perolehan gedung dan bangunan menggambarkan seluruh biaya yang

    dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh gedung

    dan bangunan sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga

    pembelian atau biaya konstruksi, termasuk biaya pengurusan IMB, notaris,

    dan pajak.

    4) Biaya perolehan jalan, irigasi, dan jaringan menggambarkan seluruh biaya

    yang dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh jalan,

    irigasi, dan jaringan sampai siap pakai. Biaya ini meliputi biaya perolehan

    atau biaya konstruksi dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan sampai jalan,

    irigasi dan jaringan tersebut siap pakai.

    5) Biaya perolehan aset tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang

    dikeluarkan dan yang masih harus dikeluarkan untuk memperoleh aset

    tersebut sampai siap pakai.

    6) Biaya administrasi dan biaya umum lainnya bukan merupakan suatu

    komponen biaya aset tetap sepanjang biaya tersebut tidak dapat diatribusikan

    secara langsung pada biaya perolehan aset atau membawa aset ke kondisi

    kerjanya. Demikian pula biaya permulaan (start-up cost) dan pra-produksi

    serupa tidak merupakan bagian biaya suatu aset kecuali biaya tersebut perlu

    untuk membawa aset ke kondisi kerjanya.

    7) Biaya perolehan suatu aset yang dibangun dengan cara swakelola ditentukan

    menggunakan prinsip yang sama seperti aset yang dibeli.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    10/32

    9

    8) Setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari harga pembelian.

    b. Konstruksi dalam Pengerjaan

    Jika penyelesaian pengerjaan suatu aset tetap melebihi atau melewati satu

    periode anggaran, maka aset tetap yang belum selesai tersebut digolongkan

    dan dilaporkan sebagai konstruksi dalam pengerjaan sampai dengan aset

    tersebut selesai dan siap dipakai.

    c. Pertukaran Aset

    Aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran diukur berdasarkan sifat dari

    pertukaran aset tersebut. Bila aset tetap ditukar dengan aset tetap yang tidak

    serupa atau aset lainnya, maka biaya diukur berdasarkan nilai wajar aset yang

    diperoleh yaitu nilai yang setara dengan nilai tercatat aset yang dilepas dan kas

    atau setara kas dan kewajiban lain yang diserahkan atau diterima. Suatu aset

    tetap juga dapat diperoleh melalui pertukaran atas suatu aset yang serupa dan

    memiliki manfaat yang serupa dan nilai wajar yang serupa. Dalam keadaan

    tersebut biaya aset yang baru diperoleh dicatat sebesar nilai tercatat atas aset

    yang dilepaskan. Nilai wajar aset yang diterima tersebut dapat memberikan

    bukti adanya suatu penurunan nilai dari aset yang dilepas. Dalam kondisiseperti ini, aset yang dilepas harus diturunkan terlebih dahulu nilai bukunya,

    sehingga nilai atas aset baru yang diterima dinilai sebagai nilai aset tetap lama

    yang sudah diturunkan nilainya tersebut. Terdapatnya aset lain dalam

    pertukaran tersebut, misalnya kas atau kewajiban, mengindikasikan bahwa pos

    yang dipertukarkan tidak mempunyai nilai yang sama.

    C. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap dan Renovasi

    1. Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap

    a. Definisi Pengeluaran Setelah Perolehan Awal Aset Tetap

    Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap dapat berupa biaya pemeliharaan,

    biaya rehabilitasi, ataupun biaya renovasi. Pengeluaran yang dapat

    memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan kapasitas/mutu/kinerja aset

    disebut pengeluaran modal (capital expenditure), sedangkan pengeluaran yang

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    11/32

    10

    hanya dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap seperti pengeluaran

    untuk pemeliharaan, disebut pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

    Perbedaan antara keduanya selain dilihat dari penambahan manfaat aset, juga

    dapat dilihat dari besarnya jumlah pengeluaran setelah perolehan aset tersebut.

    Untuk itu pemerintah perlu menentukan besarnya biaya/pengeluaran untuk

    perolehan aset yang disebut capitalization threshold (nilai satuan minimum

    kapitalisasi aset tetap).

    b. Pengakuan Pengeluaran Setelah Perolehan Awal

    Pengeluaran setelah perolehan awal dapat diakui sebagai pengeluaran modal

    (capital expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

    Kapitalisasi setelah perolehan awal aset tetap dilakukan terhadap biaya-biaya lain

    yang dikeluarkan setelah pengadaan awal yang dapat memperpanjang masa

    manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomik di masa yang

    akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau

    peningkatan kinerja.

    Sebaliknya, pengeluaran-pengeluaran yang tidak memperpanjang masa manfaat

    atau yang kemungkinan besar tidak memberi manfaat ekonomik di masa yang

    akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi, ataupeningkatan kinerja diperlakukan sebagai beban (expense / revenue expenditure).

    c. Pengukuran Pengeluaran Setelah Perolehan Awal

    Pengeluaran-pengeluaran yang dikapitalisasi diukur sebesar jumlah biaya yang

    dikeluarkan dalam rangka memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan

    besar memberi manfaat ekonomik di masa yang akan datang dalam bentuk

    peningkatan kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan kinerja aset yang

    bersangkutan. Pengeluaran yang dikapitalisasi dapat berupa pengembangan dan

    penggantian utama. Pengembangan ini maksudnya adalah peningkatan aset tetap

    karena meningkatnya manfaat aset tetap tersebut. Biaya pengembangan ini akan

    menambah harga perolehan aset tetap yang bersangkutan. Sedangkan penggantian

    utama adalah memperbaharui bagian aset tetap, di mana biaya penggantian utama

    ini akan dikapitalisasi dengan cara mengurangi nilai bagian yang diganti dari

    harga aset tetap yang semula dan menambahkan biaya penggantian.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    12/32

    11

    Dalam proses kapitalisasi biaya pada aset tetap diterapkan kebijakan mengenai

    Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap (capitalization threshold) yang

    mengatur batas minimum pengeluaran yang dapat ditambahkan ke dalam nilai

    tercatat aset tetap. Aset tetap yang nilai perolehannya di bawah Nilai Satuan

    Minimum Kapitalisasi Aset Tetap tersebut diakui sebagai beban pada LO

    sehingga tidak disajikan dalam neraca (on face). Transaksi tersebut diungkapkan

    pada Catatan atas Laporan Keuangan dan dicatat pada Laporan Barang Milik

    Negara/Laporan Barang Milik Negara/Daerah.

    2. Renovasi Aset Tetap

    Suatu satuan kerja (pada K/L atau SKPD) dapat melakukan perbaikan/renovasi aset

    tetap yang dimiliki dan/atau dikuasainya. Renovasi dapat dilakukan terhadap semua

    barang milik dalam kelompok aset tetap, namun demikian renovasi terhadap akun

    tanah dan akun aset tetap lainnya jarang ditemukan. Apabila aset tetap yang dimiliki

    dan/atau dikuasai suatu K/L atau SKPD direnovasi dan memenuhi kriteria kapitalisasi

    aset tetap, maka renovasi tersebut umumnya dicatat dengan menambah nilai perolehan

    aset tetap yang bersangkutan. Hal ini sesuai dengan paragraf 49 PSAP 07, yaitu:

    Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang memperpanjang masa manfaat

    atau yang kemungki nan besar memberi manf aat ekonomi di m asa yang akan datang dalam

    bentuk kapasitas, mutu produksi, atau penin gkatan standar kinerja, harus ditambahkan

    pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

    Namun demikian, dalam hal aset tetap yang direnovasi tersebut memenuhi kriteria

    kapitalisasi dan bukan milik suatu satker atau SKPD, maka renovasi tersebut dicatat

    sebagai aset tetap lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk melakukan renovasi

    umumnya adalah belanja modal aset terkait. Biaya perawatan sehari-hari untuk

    mempertahankan suatu aset tetap dalam kondisi normalnya, termasuk di dalamnya

    pengeluaran untuk suku cadang, merupakan pengeluaran yang substansinya adalah

    kegiatan pemeliharaan dan tidak dikapitalisasi meskipun nilainya signifikan (Buletin

    Teknis No. 04).

    Berdasarkan obyeknya, renovasi aset tetap di lingkungan satuan kerja K/L atau SKPD

    dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu 1) Renovasi aset tetap milik sendiri; 2)

    Renovasi aset tetap bukan milik-dalam lingkup entitas pelaporan; dan 3) Renovasi

    aset tetap bukan milik-diluar lingkup entitas pelaporan.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    13/32

    12

    a. Renovasi Aset Tetap Milik Sendiri

    Renovasi aset tetap milik sendiri merupakan perbaikan aset tetap dilingkungan

    satuan kerja pada K/L atau SKPD yang memenuhi syarat kapitalisasi. Renovasi

    semacam ini akan dicatat sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait.

    Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai

    dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan,

    maka akan dicatat sebagai KDP.

    b. Renovasi Aset Tetap Bukan Milik-Dalam Lingkup Entitas Pelaporan

    Renovasi aset tetap dalam lingkup ini mencakup perbaikan aset tetap bukan milik

    suatu satuan kerja atau SKPD yang memenuhi syarat kapitalisasi namun masih

    dalam satu entitas pelaporan. Lingkup renovasi jenis ini meliputi:

    a) Renovasi aset tetap milik satuan kerja lain dalam satu K/L;

    b) Renovasi aset tetap milik satuan kerja K/L lain;

    c) Renovasi aset tetap milik UPTD lain dalam satu SKPD; dan

    d) Renovasi aset tetap milik SKPD lain.

    Renovasi semacam ini, pada satuan kerja yang melakukan renovasi tidak dicatat

    sebagai penambah nilai perolehan aset tetap terkait karena kepemilikan aset tetap

    tersebut ada pada pihak lain. Renovasi tersebut apabila telah selesai dilakukan

    sebelum tanggal pelaporan akan dibukukan sebagai aset tetap lainnya-aset

    renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap. Apabila sampai

    dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai dikerjakan, atau sudah

    selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan, maka akan dicatat sebagai

    konstruksi dalam pengerjaan.

    Pada akhir tahun anggaran, aset renovasi ini seyogyanya diserahkan pada pemilik.

    Mekanisme penyerahannya mengikuti peraturan yang berlaku. Jika dokumen

    sumber penyerahan tersebut (sebagaiman dijelaskan pada bab terdahulu) telah

    diterbitkan maka aset tetap renovasi tersebut dikeluarkan dari neraca dan satuan

    kerja K/L atau SKPD pemilik akan mencatat dan menambahkannya sebagai aset

    tetap terkait. Namun apabila sampai dengan akhir periode pelaporan aset renovasi

    ini belum juga diserahkan, maka K/L atau SKPD yang melakukan renovasi

    terhadap aset tersebut tetap akan mencatat sebagai Aset Tetap Lainnya-Aset

    Renovasi.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    14/32

    13

    c. Renovasi Aset Tetap Bukan Milik-Diluar Entitas Pelaporan

    Renovasi aset tetap dalam lingkup ini mencakup perbaikan aset tetap bukan milik

    suatu satuan kerja K/L atau SKPD, di luar entitas pelaporan yang memenuhi

    syarat kapitalisasi. Lingkup renovasi jenis ini meliputi:

    a) Renovasi aset tetap milik pemerintah lainnya; dan

    b) Renovasi aset tetap milik pihak lain, selain pemerintah (swasta, BUMN/D,

    yayasan, dan lain-lain).

    Renovasi semacam ini, pengakuan dan pelaporannya serupa dengan renovasi aset

    bukan milik-dalam lingkup entitas pelaporan sebagaiman butir 2 di atas, yaitu

    bahwa pada satuan kerja yang melakukan renovasi tidak dicatat sebagai

    penambah nilai perolehan aset tetap terkait karena kepemilikan aset tetap tersebut

    ada pada pihak lain. Apabila renovasi aset tersebut telah selesai dilakukan

    sebelum tanggal pelaporan, maka transaksi renovasi akan dibukukan sebagai aset

    tetap lainnya-aset renovasi dan disajikan di neraca sebagai kelompok aset tetap.

    Apabila sampai dengan tanggal pelaporan renovasi tersebut belum selesai

    dikerjakan, atau sudah selesai pengerjaannya namun belum diserahterimakan,

    maka akan dicatat sebagai KDP.

    Pada akhir masa perjanjian pinjam pakai atau sewa, aset renovasi ini seyogyanya

    diserahkan pada pemilik. Mekanisme penyerahannya mengikuti peraturan yang

    berlaku. Jika dokumen sumber penyerahan tersebut (sebagaiman dijelaskan pada

    bab terdahulu) telah diterbitkan maka aset tetap renovasi tersebut dikeluarkan dari

    neraca dan satuan kerja K/L atau SKPD pemilik akan mencatat dan

    menambahkannya sebagai aset tetap terkait.

    D. Akuntansi Penyusutan

    1. Pengertian

    Menurut PSAP 07 tentang Aset Tetap, penyusutan adalah alokasi yang sistematis atas

    nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat

    aset yang bersangkutan. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui

    sebagai pengurang nilai tercatat aset tetap dalam neraca dan beban penyusutan dalam

    laporan operasional.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    15/32

    14

    Aset yang digunakan pemerintah memiliki masa manfaat dan kapasitas yang terbatas,

    sehingga perlu dilakukan penyusutan. Selain tanah dan konstruksi dalam pengerjaan,

    seluruh aset tetap disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristik aset tersebut.

    Masa manfaat aset tetap yang disusutkan ditinjau secara periodik dan jika terdapat

    perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, dapat dilakukan penyesuaian.

    2. Metode

    Metode dalam penyusutan menggambarkan manfaat ekonomi atau kemungkinan jasa

    (service potential) yang akan mengalir ke pemerintah. Metode penyusutan yang dapat

    dipergunakan antara lain:

    a) Metode garis lurus (straight line method); atau

    b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

    c) Metode unit produksi (unit of production method)

    Entitas pelaporan menggunakan metode penyusutan untuk jenis aset tetap tertentu

    secara konsisten dan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang telah diatur.

    3. Pencatatan

    Pencatatan penyusutan dilakukan dengan mencatat beban penyusutan pada di debet

    dan akumulasi penyusutan di kredit. Beban penyusutan akan muncul dalam laporan

    operasional, sedangkan akumulasi penyusutan akan muncul dalam neraca. Jika di

    dalam pemerintahan daerah, maka SKPD akan mencatat penyusutan sebagai jurnal

    penyesuaian, dan tidak dilakukan pencatatan pada PPKD. Dan akan ditutup dalam

    jurnal penutup.

    E. Penghentian / Penghapusan Aset Tetap

    1. Penghentian Penggunaan Aset Tetap

    Aset Tetap diperoleh dengan maksud untuk digunakan dalam mendukung kegiatan

    operasional pemerintah atau untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Namun

    demikian, pada saatnya suatu aset tetap dapat dihentikan dari penggunaannya.Apabila

    suatu aset tetap tidak dapat digunakan karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai

    dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    16/32

    15

    dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir,

    maka aset tetap tersebut hakekatnya tidak lagi memiliki manfaat ekonomi masa depan,

    sehingga penggunaannya harus dihentikan.

    Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dengan kata

    lain dihentikan dari penggunaan aktif, maka tidak memenuhi kriteria dan tidak dapat

    dikelompokkan sebagai aset tetap. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf 79 yang

    menyatakan bahwa:

    Aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset

    tetap dan har us dipin dahkan ke pos aset lai nnya sesuai dengan n il ai tercatatnya.

    Pada saat dokumen sumber untuk mengeluarkan aset tetap tersebut dari neraca telah

    diperoleh, maka aset tetap yang telah direklasifikasi menjadi aset lainnya tersebut

    dikeluarkan dari neraca.

    Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya karena tidak lagi

    memiliki manfaat ekonomi di masa yang akan datang, seperti rusak berat, maka aset

    tetap tersebut dikeluarkan dari neraca. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf 77

    dan 78 yang menyatakan bahwa:

    Suatu aset tetap dielimi nasi dar i neraca ketika dilepaskan atau bila aset secar a

    permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang

    akan datang.

    Aset tetap yang secara perm anen dihentik an atau dil epas harus dielimi nasi dari Neraca

    dan diungkapkan dalam Catatan atas L apor an Keuangan.

    Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,dikeluarkan dari neraca

    pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di

    bidang pengelolaan BMN/BMD.

    2. Pelepasan Aset Tetap

    Pelepasan aset tetap dilingkungan pemerintah lazim disebut sebagai

    pemindahtanganan. Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang

    pengelolaan BMN/BMD, pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan

    BMN/BMD yang di dalamnya termasuk aset tetap dengan cara:

    a. dijual;

    b. dipertukarkan;

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    17/32

    16

    c. dihibahkan; atau

    d. dijadikan penyertaan modal negara/daerah.

    Apabila suatu aset tetap dilepaskan karena dipindahtangankan, maka aset tetap yang

    bersangkutan harus dikeluarkan dari neraca. Hal ini sesuai dengan PSAP 07 Paragraf

    77 dan 78yang menyatakan bahwa:

    Suatu aset tetap dielimi nasi dar i neraca ketika dilepaskan atau bila aset secar a

    permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi masa yang

    akan datang.

    Aset tetap yang secara permanen dihentikan atau dilepas harus dieli minasi dari Neraca

    dan diungkapkan dalam Catatan atas L apor an Keuangan.

    Aset tetap yang dilepaskan melalui penjualan,dikeluarkan dari neraca pada saat

    diterbitkan risalah lelang atau dokumen penjualan sesuai dengan ketentuan

    perundang-undangan. Aset tetap yang dihibahkan, dikeluarkan dari neraca pada saat

    telah diterbitkan berita acara serah terima hibah oleh entitas sebagai tindak lanjut

    persetujuan hibah. Aset tetap yang dipindahtangankan melalui mekanisme penyertaan

    modal negara/daerah, dikeluarkan dari neraca pada saat diterbitkan penetapan

    penyertaan modal negara/daerah.

    Dalam hal pelepasan aset tetap merupakan akibat dari pemindahtanganan dengan cara

    dijual atau dipertukarkan sehingga pada saat terjadinya transaksi belum seluruh nilai

    buku aset tetap yang bersangkutan habis disusutkan, maka selisih antara harga jual

    atau harga pertukarannya dengan nilai buku aset tetap terkait diperlakukan sebagai

    surplus/defisit penjualan/pertukaran aset non lancar dan disajikan pada Laporan

    Operasional (LO). Penerimaan kas akibat penjualan dibukukan sebagai pendapatan

    dan dilaporkan pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA).

    Apabila pelepasan suatu aset tetap akibat dari proses pemindahtanganan berupa hibah

    atau penyertaan modal negara/daerah, maka akun aset tetap dikurangkan dari

    pembukuan sebesar nilai buku dan disisi lain diakui adanya beban hibah, atau diakui

    adanya investasi jika menjadi penyertaan modal negara/daerah.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    18/32

    17

    3. Aset Tetap Hilang

    Aset tetap hilang harus dikeluarkan dari neraca setelah diterbitkannya penetapan oleh

    pimpinan entitas yang bersangkutan berdasarkan keterangan dari pihak yang

    berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Terhadap aset tetap yanghilang, sesuai dengan peraturan perundang-undangan perlu dilakukan proses untuk

    mengetahui apakah terdapat unsur kelalaian sehingga mengakibatkan adanya tuntutan

    ganti rugi.

    Aset tetap hilang dikeluarkan dari neraca sebesar nilai buku,dan disisi lain diakui

    adanya kerugian aset hilang sebesar jumlah yang sama.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    19/32

    18

    BAB III

    KESIMPULAN

    Aset tetap yang tidak memenuhi kriteria untuk operasional pemerintah dan tidak

    memenuhi definisi aset tetap harus disajikan dalam pos aset lainnya sesuai nilai

    tercatatnya.

    PP Nomor 71 Tahun 2010 mengakui aset tetap pada saat manfaat ekonomi masa depan

    dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur secara andal dan memenuhi kriteria.

    Biaya perolehan aset tetap adalah biaya perolehan yang meliputi harga beli dan biaya

    lainnya yang relevan dan dijelaskan mengenai klasifikasi aset tetap.

    Pengeluaran yang dapat memperpanjang masa manfaat atau meningkatkan

    kapasitas/mutu/kinerja aset disebut pengeluaran modal (capital expenditure), sedangkan

    pengeluaran yang hanya dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi aset tetap seperti

    pengeluaran untuk pemeliharaan, disebut pengeluaran pendapatan (revenue expenditure).

    Metode Penyusutan yang diakui yaitu : Metode garis lurus (straight line method);,

    Metode saldo menurun ganda (double declining balance method), Metode unit produksi

    (unit of production method).

    Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah, dengan kata lain

    dihentikan dari penggunaan aktif, maka tidak memenuhi kriteria dan tidak dapat

    dikelompokkan sebagai aset tetap.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    20/32

    19

    Daftar Pustaka

    Bultek 15 Aset Tetap Akrual

    Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

    Sambas, Rosadi dkk.Simulasi Pembukuan Dan Penyusunan LKPD Berbasis Akrual. BPKP

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    21/32

    1

    LAMPIRAN

    1. CARA-CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP

    Perolehan aktiva tetap dapat terjadi karena cara:

    pembelian (pembayaran sekaligus, pembayaran termin, ataulump-sum),

    pertukaran aset, donasi, swakelola, dan lain sebagainya.

    Untuk beberapa aset tetap yang diperoleh dengan pembelian lump um

    (gabungan), biaya perolehan dari masing-masing aset tetapnya ditentukan dengan

    mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai a ar tiap

    aset yang bersangkutan.

    Ilustrasi 1: Perolehan aset tetap dengan pembayaran sekaligus

    Pada tanggal 2 April 2015 Dinas Pendidikan membeli 10 printer dengan bukti Berita

    Acara Serah Terima Barang atas pembelian10 unit printer seharga Rp700.000,00/unit.

    Biaya. Berdasarkan dokumen tersebut fungsi akuntansi mencatat pengakuan aset

    tetap dengan jurnal sebagai berikut:

    Tgl Nomor Bukti Kode

    Rekening

    Uraian Debit Kredit

    02-Apr-

    15

    BAST 05/2015 1.3.2.16.07 Printer 7.000.000

    2.1.5.03.02Utang Belanja Modal Peralatan dan

    Mesin

    7.000.000

    Ilustrasi 2: Perolehan aset tetap dengan pembayaran sekaligus (lanjutan)

    Tanggal 10 April 2015, PPKD menerbitkan SP2D LS untuk pembayaran

    pembelian tersebut terbit. Berdasarkan hal tersebut dicatat pelunasan hutang dan

    pengakuan belanja modal dengan jurnal:

    Tanggal Nomor Bukti Kode

    Rekening

    Uraian Debit Kredit

    10-Apr-

    15

    SP2D LS

    25/2015

    2.1.5.03.02 Utang Belanja Modal Peralatan

    dan Mesin

    7.000.000

    3.1.3.01.01 RK PPKD 7.000.000

    5.2.2.16.07 Belanja Modal Pengadaan Printer 7.000.000

    0.0.0.00.00 Perubahan SAL 7.000.000

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    22/322

    Ilustrasi 3: Perolehanaset tetap dengan sistem pembayaran termin

    Pada tanggal 1 Juli 2015, SKPD membayar uang muka kerja Rp25.000.000,00

    untuk membangun garasi/pool. Tanggal 1 September 2015 SKPD membayar termin

    pertama Rp50.000.000,00 dengan tingkat penyelesaian 75%. Tanggal 1 November 2015

    SKPD membayar termin kedua sebesar Rp20.000.000,00 sekaligus pelunasan yang

    disertai dengan dokumen serah terima barang.

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    1-Jul-15 Uang Muka Pengadaan Garasi/Pool 25.000.000

    RK PPKD 25.000.000

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung 25.000.000

    Perubahan SAL 25.000.000

    1-Sep-15 Konstruksi dalam Pengerjaan 50.000.000Uang MukaPengadaanGarasi/Pool 25.000.000

    Utang BelanjaModal 25.000.000

    5-Sep-15 Utang Belanja Modal 25.000.000

    RK PPKD 25.000.000

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung 25.000.000

    Perubahan SAL 25.000.000

    01-Nop-15 Konstruksi dalam Pengerjaan 45.000.000

    UtangBelanjaModal 45.000.000

    05-Nop-15 Utang Belanja Modal 45.000.000

    RKPPKD 45.000.000

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung 45.000.000

    Perubahan SAL 45.000.000

    Bangunan Gedung Garasi/Pool 95.000.000Konstruksi dalam Pengerjaan 95.000.000

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    23/323

    Ilustrasi 4 Perolehan Aset Tetap secara Gabungan

    Dinas Pendidikan membeli secara gabungan sebidang tanas seluas 500 m2

    beserta gedung

    dua tingkat yang berada di atas tanah tersebut dengan biaya perolehan sebesar

    Rp3.200.000.000,00. Berita Acara Serah Terima ditandatangani pada tanggal 7 September

    2015. Nilai wajar (harga pasar) tanah di daerah tersebut adalah Rp1.800.000,00/m2

    .

    Sementara itu gedung setipe itu memiliki nilai wajar sebesar Rp2.700.000.000,00

    Berdasarkan informasi tersebut, dapat dihitung biaya perolehan dari masing-masing aset,

    yaitu:

    Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi pembeliangabungan tersebut adalah

    sebagai berikut:

    Tanggal Nomor

    Bukti

    Kode

    Rekening

    Uraian Debit Kredit

    07-Sep-15 BAST

    24/2013

    1.3.1.11.04 Tanah Untuk Bangunan Tempat

    Kerja/Jasa

    800 Juta

    1.3.3.01.01 Bangunan Gedung Kantor 2.400 Juta

    2.1.5.03.01 Utang Belanja Modal Tanah 800 Juta

    2.1.5.03.03 Utang Belanja Modal Gedung dan

    Bangunan

    2.400 Juta

    Pada tanggal 15 September 2015, diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran pembelian

    gedung dan tanah tersebut. Jurnal yang dibuat untuk mencatat terbitnya SP2D LS ini

    adalah sebagai berikut:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    15-Sep-

    15

    Utang Bel anj a Modal Tanah 800.000.000

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    24/324

    Utang Bel anj a Modal Gedung dan Bangunan 2.400.000.000

    RK PPKD 3.200.000.000

    (Jurnal LO/Neraca untuk mencatat pelunasan hutang)

    Belanja modal Pengadaan Tanah Untuk Bangunan

    Tempat Kerja

    800.000.000

    Belanja modal Pengadaan Bangunan Gedung

    Kantor

    2.400.000.000

    Perubahan SAL 3.200.000.000

    (Jurnal LRA untuk mencatat realisasi anggaran)

    Ilustrasi 5: Perolehan Aset Tetap dengan Pertukaran AsetPada tanggal 4 Maret 2015 Pemda menukarkan gedung kantor dengan tanah milik Pemdes.

    Gedung tersebut harga perolehannya adalah Rp1.000.000.000,00 dengan akumulasi

    depresiasi Rp600.000.000,00. Nilai wajar gedung yang diserahkan Rp500.000.000. Nilai

    tanah milik Pemdes adalah Rp500.000.000,00. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    04-Mar-15 Tanah 500.000.000,00

    Akumulasi Depresiasi 600.000.000,00

    Gedung Kantor 1.000.000.000,00

    Surplus Penjualan Aset dan Bangunan 100.000.000,00

    Ilustrasi 6: Perolehan Aset Tetap denganHibah

    Pada tanggal 16 September 2015 perusahaan non pemerintah memberikanbangunan gedung yang dimilikinya dengan nilai wajar Rp60.000.000,00, untuk digunakan

    oleh Pemda tanpa persyaratan apapun. Jurnal yang dilakukan oleh fungsi akuntansi di

    PPKD untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    16-Sep-15 Gedung 60.000.000,00

    Pendapatan Hibah Dari Lembaga Swasta 60.000.000,00

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    25/325

    2. PENGELUARAN SETELAH PEROLEHAN

    Pengeluaran setelah perolehan a al suatu aset tetap yang memperpanjang

    masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa yang

    akan datang dalam bentuk kapasitas, mutu produksi, atau peningkatan standar

    kinerja, harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan.

    Istilah yang lebih populer untuk menyebut penambahan nilai aset tersebut adalah

    kapitalisasi.

    Penerapan kapitalisasi ditetapkan dalam kebijakan akuntansi suatu entitas berupa

    kriteria dan/atau suatu batasan umlah biaya (capitali ation thr shold ) tertentu untuk

    dapat digunakan dalam penentuan apakah suatu pengeluaran harus dikapitalisasi atau tidak.

    Ilustrasi Kapitalisasi Aset Tetap

    Pada tanggal 27 Oktober 2015, Dinas Pendidikan Kota Berkah melakukan renovasi

    pada gedung kantor sehingga masa manfaat gedung tersebut bertambah dari 10 tahun

    menjadi 15 tahun. Kegiatan renovasi tersebut menghabiskan biaya Rp50.000.000,00

    dengan mekanisme pembayaran LS.

    Batasan kapitalisasi dalam kebijakan akuntansi Pemerintah Kota Berkah adalah

    sebesar 10% dari nilai perolehan Gedung, sedangkan nilai historis gedung yang tercatat di

    neraca adalah sebesar Rp300.000.000,00. Dengan demikian, kegiatan renovasi tersebut

    memenuhi persyaratan untuk dikapitalisasi. Jurnal untuk mencatat transaksi ini adalahsebagai berikut:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    27-Okt-15 Bangunan Gedung Kantor 50.000.000

    RK PPKD 50.000.000

    Belanja modal Pengadaan Bangunan Gedung Kantor 50.000.000

    Perubahan SAL 50.000.000

    3. Penghentian Dan Pelepasan Aset Tetap

    Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset

    secara permanen dihentikan penggunaannya dan tidak ada lagi manfaat ekonomi

    masa yang akan datang.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    26/326

    Penghentian dan pelepasan aset dapat disebabkan karena pemusnahan,

    pemindahtanganan, maupun sebab lain sepertiterbakar, dicuri, dan sebagainya.

    Pencatatan transaksi penghentian dan pelepasan aset tetap dilakukan ketika telah terbit

    Surat Keputusan Kepala Daerah tentang Penghapusan Barang Milik Daerah.

    Ilustrasi Penghentian Aset Tetap

    Pada tanggal 30 Desember 2015, berdasarkan SK Penghapusan Barang Milik

    Daerah, Pemda menghapus satu buah sepeda motor karena rusak parah. Sepeda motor

    tersebut dibeli pada tanggal 5 Januari 2010 dengan harga Rp15.000.000,00.

    Akumulasi Penyusutan hingga tanggal 30 Desember 2015 tercatat sebesar

    Rp12.000.000,00. Jurnal untuk mencatat transaksi penghentian aset tetap ini adalah

    sebagai berikut:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    30-Des-15 Akumulasi Penyusutan Alat Agktn Darat Bermotor 12.000.000

    Defisit Penghentian Aset Peralatan dan Mesin - LO 3.000.000

    Kendaraan Bermotor Beroda Dua 15.000.000

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    27/32

    Penghentian dan Pelepasan Aset: Pemusnahan

    Tgl Uraian Debit Kredit

    Mencatat erubahan kondisi aset tetap ke kondisi rusak (dicatat oleh SKPD)

    XXXAset Lainnya

    XXX

    Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ... XXX

    Aset Tetap ... XXX

    Mencatat enyerahan aset lainnya ke PPKD (dicatat di SKPD)

    XXXRK PPKD

    XXX

    Aset Lainnya XXX

    Mencatat enerimaan aset lainnya dari SKPD (dicatat oleh PPKD)

    XXXAset Lainnya

    XXX

    RK SKPD XXX

    Mencatat enghapusan aset lainnya (dicatat oleh PPKD)

    XXXDefisit Penghentian Aset Lainnya

    XXX

    Aset Lainnya XXX

    penghentian dan Pelepasan Aset: Pemindatanganan

    Tgl Uraian Debit Kredit

    Mencatat penyerahan aset tetap ke PPKD (dicatat di SKPD)

    XXX RK PPKD XXX

    Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ... XXX

    Aset Tetap ... XXX

    Mencatat enerimaan aset teta dari SKPD (dicatat oleh PPKD)XXX Aset Tetap ... XXX

    RK SKPD XXX

    Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ... XXX

    Mencatat penerbitan SK Penghapuasan aset tetap (dicatat oleh PPKD)

    XXX Akumulasi Penyusutan Aset Tetap ... XXX

    Aset Lainnya XXX

    Aset Tetap ... XXX

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    28/32

    1

    Mencatat penyerahan aset lainnya kepada pihak lain (dicatat oleh PPKD)

    XXXKas di Kas Daerah/Investasi Jk Panjang XXX

    Aset Lainnya XXX

    Penghentian dan PelepasanAset: Hilang

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    Mencatat erubahan kondisi aset teta dicatat di SKPD

    XXX Akumulasi Pen usutan Aset Teta ... XXX

    Defisit Pen hentian Aset Lainn a XXX

    Aset Teta ... XXX

    Mencatat penerbitan SK Penghapuasan aset tetap disertai SK TGR (dicatat oleh

    XXX Ta ihan Jan ka Pan an TGR XXX

    Penda atan TGR XXX

    4. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP)

    Konstruksi dalam penger aan adalah aset-aset tetap yang sedang dalam proses

    pembangunan.

    Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:

    1. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan dating berkaitan

    dengan aset tersebut akan diperoleh;

    2. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

    3. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

    PENGAKUAN KDP

    Suatu aset berwujud harus diakui sebagai Konstruksi Dalam Pengerjaan jika:

    besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan

    dengan aset tersebut akan diperoleh;

    biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan

    aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    29/32

    2

    PENGUKURAN KDP-SWAKELOLA

    Apabila KDP dikerjakan secara swakelola, maka nilainya adalah:

    biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan konstruksi;

    biaya yang dapat diatribusikan pada kegiatan pada umumnya dan dapat dialokasikan

    ke konstruksi tersebut; dan

    biaya lain yang secara khusus dibebankan sehubungan konstruksi yang

    bersangkutan.

    PENGUKURAN KDP DIKERJAKAN OLEH KONTRAKTOR

    Nilai konstruksi meliputi:

    termin yang telah dibayarkan kepada kontraktor sehubungan dengan tingkatpenyelesaian pekerjaan,

    kewajiban yang masih harus dibayar kepada kontraktor berhubung dengan

    pekerjaan yang telah diterima tetapi belum dibayar pada tanggal pelaporan,

    pembayaran klaim kepada kontraktor atau pihak ketiga sehubungan dengan

    pelaksanaan kontrak konstruksi.

    Ilustrasi 1

    Pada tahun 2015 SKPD ABC membangun pasar yang direncanakan selesai dalam

    satu tahun 2015. Nilai kontrak bangunan pasar adalah Rp5.000.000.000,00. Pada Bulan

    September terjadi bencana alam yang mengakibatkan pembangunan terhenti untuk

    beberapa saat. Akibatnya pembangunan gedung pasar tidak dapat selesai pada akhir tahun

    2015. Pada tanggal 24 Desember 2015 dilakukan pemeriksaan fisik kemajuan pekerjaan.

    Panitia Pemeriksa Barang menyatakan bahwa fisik pekerjaan telah selesai 80% dalam

    Berita Acara Pemeriksaan tertanggal 24 Desember 2015. Pada tanggal 27 Desember

    2015 PPKD membayarkontraktor secara LS sebesar Rp4.000.000.000,00.

    Jurnal yang dibuat oleh SKPD ABC untuk mengakui konstruksi dalam

    pengerjaan dan realisasi anggaran pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    24 Des 15 Kontruksi Dalam Pengerjaan Gedung Pasar 4 M

    Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 4 M

    27 Des 15 Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 4 M

    RK PPKD 4 M

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    30/32

    3

    Belanja Modal Gedung dan Bangunan 4 M

    Perubahan SAL 4 M

    Ilustrasi 2:

    SKPD ABC membangun stadion dengan dua tahapan yang terpisah untuk tahun

    2015 dan 2016.

    Pada tanggal 10 November 2015 dilakukan pembayaran oleh PPKD atas

    pembangunan tahap pertama gedung stadion dengan senilai Rp5.000.000.000,00 ke

    Kontraktor A yang ditandai dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang

    ditandatangani oleh Pemeriksa Hasil Pekerjaan. Pembangunan tahap kedua dilakukan

    pada tahun 2016 oleh Kontraktor B. Pada tanggal 1 Desember tahun 2016 dilakukan serah

    terima gedung stadion tersebut dari Kontraktor B dan diikuti dengan pelunasan sebesar

    Rp10.000.000.000,00 melalui mekanisme LS pada tanggal 20 Desember 2016. Jurnal

    untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut.

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    Pencatatan Aset KDP Tahun 2015

    10 Nov 15 Kontruksi Dalam Pen er aan Stadion 5 M

    RK PPKD 5 M

    Belanja Modal Gedung dan Bangunan Gedung Tempat 5 M

    Perubahan SAL 5 M

    Pencatatan Aset KDP Lanjutan dan Aset Stadion Tahun 2016

    1 Des 16 Kontruksi Dalam Pengerjaan Stadion 10 M

    Utang BelanjaModalGedung dan Bangunan 10 M

    Gedung dan Bangunan 15 M

    KonstruksidalamPen er aan Stadion 15 M

    20 Des 16 Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 10 MRK PPKD 10 M

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat 10 M

    Perubahan SAL 10 M

    Ilustrasi 3:

    SKPD ABC membangun stadion secara multi ears selama dua tahun (2015 dan

    2016) dengan total anggaran Rp5.000.000.000,00 (Rp2.000.000.000,00 untuk tahun

    pertama, dan R3.000.000.000,00 untuk tahun kedua). Pekerjaan ini dilakukan oleh satu

    kontraktor. Sampai dengan 20 Desember 2015 kontraktor berhasil menyelesaikan 50%

    pekerjaan fisik stadion. Tanggal 23 Desember 2015, kontraktor menagih ke SKPD ABCsetelah Panitia Pemeriksa Barang menyatakan bahwa fisik pekerjaan telah selesai 50%

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    31/32

    4

    dalam Berita Acara Pemeriksaan tertanggal 22 Desember 2015. Pada tanggal 27 Desember

    2015 PPKD membayar kontraktor secara LS sebesar

    Rp2.000.000.000,00.

    Pada tanggal 1 Desember tahun 2016 dilakukan serah terima gedung stadion tersebut

    dari kontraktor dan diikuti dengan pelunasan sebesar Rp3.000.000.000,00 melaluimekanisme LS pada tanggal 20 Desember 2016. Jurnal untuk mencatat transaksi ini

    adalah sebagai berikut.

    Tanggal Uraian Debit Kredit

    Jurnal di SKPD ABC untuk mengakui konstruksi dalam penger aan pada tahun 2015.

    22 Des 15 Kontruksi Dalam Pengerjaan Stadion 2,5 M

    Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 2,5 M

    27 Des 15 Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 2 M

    RK PPKD 2 M

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Olah

    Raga2 M

    Perubahan SAL 2 M

    Jurnal untuk mengakui konstruksi dalam penger aan dan pembayaran kepada kontraktor

    pada tahun 2016:

    1 Des 16 Kontruksi Dalam Pengerjaan Stadion 2,5 M

    Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 2,5 M

    Gedung dan Bangunan 5 M

    Konstruksi dalam Pengerjaan Stadion 5 M

    20 Des 16 Utang Belanja Modal Gedung dan Bangunan 3 M

    RK PPKD 3 M

    Belanja Modal Pengadaan Bangunan Gedung Tempat Olah 3 M

    Perubahan SAL 3 M

    Contoh Soal:

    1. Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan penyusutan untuk gedung dengan

    metode garis lurus (strai ht line method). Gedung dibeli pada tanggal 2

    Januari 2015 dengan nilai perolehan sebesar Rp375.000.000,00. Nilai sisa

    sebesar Rp25.000.000,00 dan umur ekonomis gedung adalah 20 tahun. Buatlah jurnal

    penyusutannya.

  • 7/21/2019 Kelompok 2 - Akuntansi Aset Tetap

    32/32

    2. Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan penyusutan untuk mesin fotokopi

    dengan metode saldo menurun ganda (double declining method).Mesin fotokopi

    dibeli pada tanggal 3 Januari 2015 dengan nilai perolehan sebesar

    Rp15.000.000,00. Nilai sisa sebesar Rp1.600.000,00 dan umur ekonomis mesin

    adalah 10 tahun. Buatlah jurnal penyusutannya.

    3. Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan penyusutan untuk mobil sedan dinas

    dengan metode unit produksi. Mobil dibeli pada tanggal 2 Januari 2015 dengan

    nilai perolehan sebesar Rp250.000.000,00 dan nilai sisa sebesar Rp10.000.000,00.

    Selama tahun 2015, jumlah kilometernya 40.000 dengan masa manfaat total 400.000

    kilometer. Buatlah jurnal penyusutannya.

    4. Pada tanggal 31 Desember 2015, dilakukan penyusutan untuk seperangkat

    komputer dengan metode garis lurus (straight line method). Seperangkat komputer

    dibeli pada tanggal 1 April 2015 dengan nilai perolehan sebesar Rp100.000.000,00 dan

    nilai sisa Rp10.000.000,00. Masa manfaat komputer diestimasikan selama 10 tahun.

    Buatlah jurnal penyusutannya.