kelompok 6_golongan 2_penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

26
7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 1/26 0 LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT YANG MENGGUNAKAN DATA URIN OLEH KELOMPOK VI GOLONGAN II Putu Lisa Risianita Wulandari (1308505069) Ida Ayu Trisnata Dewi (1308505070) Ni Putu Julianita (1308505071) A.A Mirah Aristi Mas Putra (1308505072) Ni Komang Triana Widia Candra (1308505073) JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2015

Upload: nikomang-triana-widia-candra

Post on 18-Feb-2018

1.183 views

Category:

Documents


92 download

TRANSCRIPT

Page 1: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 1/26

0

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM BIOFARMASETIKA DAN FARMAKOKINETIKA

PENENTUAN PARAMETER FARMAKOKINETIKA OBAT YANG

MENGGUNAKAN DATA URIN 

OLEH

KELOMPOK VI

GOLONGAN II

Putu Lisa Risianita Wulandari (1308505069)

Ida Ayu Trisnata Dewi (1308505070)

Ni Putu Julianita (1308505071)

A.A Mirah Aristi Mas Putra (1308505072)

Ni Komang Triana Widia Candra (1308505073) 

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2015

Page 2: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 2/26

1

TOPIK : PENENTUAN PARAMETER

FARMAKOKINETIKA OBAT YANG

MENGGUNAKAN DATA URIN

TANGGAL PRAKTIKUM : 16 NOVEMBER 2015

GOL./KELOMPOK : II/VI

I.  TUJUAN

1.1  Menerapkan cara mendapatkan data ekskresi obat dalam urin yang sahih

untuk penentuan parameter farmakokinetika

1.2 

Menentukan parameter farmakokinetika suatu obat menggunakan data urin

1.3 

Menghitung parameter farmakokinetika berdasarkan data ekskresi obat

dalam urin

II.  TI NJAUAN PUSTAKA

2.1  Permodelan Farmakokinetik

Farmakokinetika merupakan suatu ilmu yang menjabarkan mengenai

absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat di dalam tubuh. Fase

farmokinetika merupakan perjalanan obat mulai titik masuk obat ke dalam badan

hingga mencapai tempat aksinya. Obat harus mencapai tempat aksi dalam

konsentrasi yang cukup agar dapat menimbulkan respon atau untuk memberikan

efek terapi atau farmakologi. Proses ADME biasanya berjalan bersama waktunya

secara langsung atau tak langsung, biasanya meliputi perjalan obat melintasi sel

membran (Anief, 1990).

Tubuh dianggap sebagai satu kesatuan pada kompartemen satu. Obat

masuk dan secara cepat terdistribusi ke semua bagian lalu obat juga dapat keluardari tubuh karena merupakan kompartemen terbuka. Pada kompartemen satu

terbuka tidak menghitung kadar obat yang sebenarnya dalam jaringan, tapi

menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma mencerminkan

 perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan. Persamaan yang

terkait dengan model kompartemen satu adalah :

Cp = Cop e-ke.t (rute Intravena)

Page 3: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 3/26

2

Keterangan :

Cp= konsentrasi obat dalam plasma pada waktu t

Co p = konsentrasi obat dalam plasma pada t = 0

k e = konstanta kecepatan eliminasi dari kompartemen.

(Shargel et al ., 2005)

Kompartemen dua terbuka terdiri dari kompartemen pusat dan perifer,

 biasanya kompartemen pusat adalah darah dan perifer adalah jaringan-jaringan.

Distribusi obat dalam darah ke jaringan-jaringan terjadi pada laju yang berbeda-

 beda. Persamaan farmakokinetik dua kompartemen setelah pemberian intravena

adalah:

Cp = Ae-a.t + Be-b.t 

Keterangan:

Cp = konsentrasi obat dalam plasma pada waktu t

A = perpanjangan y-axis pada ekstrapolasi fase distribusi

B = perpanjangan y-axis ekstrapolasi fase eliminasi

A = tetapan laju reaksi untuk fase distribusi

B = tetapan laju reaksi untuk fase eliminasi.

(Shargel et al ., 2005)

2.2  Perhitungan Parameter Farmakokinetik dari Data Ekskresi Urin

Tetapan laju eleminasi, K, dapat dihitung dari data ekskresi urin. Dalam

 perhitungan ini laju ekskresi obat dianggap sebagai orde kesatu. Ke adalah tetapan

laju ekskresi ginjal, dan Du adalah jumlah obat yang diekskresi dalam urin.

 = K e.DB

Dari persamaan tersebut, DB disubstitusi dengan D = D e− 

dD

dt = KD

e− 

Dengan memakai logaritma natural untuk kedua sisi dari persamaan

tersebut dan kemudian diubah ke logaritma biasa diperoleh :

logdD

dt =

Kt 

2,3+logKD

 

Page 4: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 4/26

3

Dengan menggambarkan log

 terhadap waktu diperoleh suatu garis

lurus, slop = -K/2,3 dan intersep y = logKD . Untuk pemberian iv cepat, D

dosis, D0. Oleh karena itu jika D

 diketahui, maka tetapan laju ekskresi ginjal (K e)dapat diperoleh. Karena K dan K e dapat ditentukkan dengan metode ini, tetapan

laju (K nr ) untuk berbagai rute eliminasi selain eksresi ginjal dapat diperoleh

sebagai berikut.

K - K e = K nr  

Oleh karena itu eliminasi suatu obat biasanya dipengaruhi oleh ekskresi

ginjal atau metabolisme (biotransformasi), maka

K nr  ≈K m 

Karena rute eliminasi utama untuk sebagian besar obat melalui ekskresi

ginjal dan metabolisme (biotransformasi) maka K nr  kurang lebih sama dengan K m.

Laju eksresi obat lewat urin

 tidak dapat ditentukan melalui percobaan

segera setelah pemberian obat. Dalam praktek urin dikumpulkan pada jarak waktu

tertentu dan konsentrasi obat dianalisis. Kemudain laju ekskresi urin rata-rata

dihitung untuk tiap waktu pengumpulan. Harga

 rata-rata digambar pada suatu

skala semilogaritmik terhadap waktu yang merupakan harga tengah (titik tengah)

waktu pengumpulan.

Tetapan laju eliminasi K dari data ekskresi urin dapat dihitung dengan

 persamaan berikut:

K =,

Metode lain untuk perhitungan tetapan laju eliminasi K dari data eksresi

urin dengan metode  sigma-minus. Metode sigma-minus kadang-kadang lebih

disukai daripada metode sebelumnya, oleh karena fluktuasi data laju eliminasi

diperkecil.

Jumlah obat tidak berubah dalam urin dapat dinyatakan sebagai fungsi

waktu melalui persamaan berikut

Du =

(1 −) 

Du adalah jumlah kumulatif obat tidak berubah yang diekskresi dalam

urin.

Page 5: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 5/26

4

Jumlah obat tidak berubah yang akhirnya diekskresi dalam urin ~ , dapat

ditentukan dengan membuat waktu t   tak terhingga. Jadi −  diabaikan dan

didapat pernyataan sebagai berikut

~ -  =

~  − 

Untuk mendapatkan suatu persamaan linear, persamaan di atas dapat

ditulis dalam bentuk logaritmik

log (~ - ) =

,  log

Faktor-faktor tertentu dapat mempersulit untuk mendapatkan data ekskresi

urin yang sahih. Beberapa faktor tersebut adalah

1.  Suatu fraksi yang bermakna dari obat tidak berubah harus diekskresi

dalam urin.

2.  Teknik penetapan kadar harus spesifik untuk obat tidak berubah, dan

harus tidak dipengaruhi oleh metabolit-metabolit obat yang

mempunyai struktur kimia yang serupa.

3. 

Diperlukan pengambilan cuplikan yang seringuntuk mendapatkan

gambaran kurva yang baik.

4. 

Cuplikan hendaknya dikumpulkan secara berkala sampai hamper

semua obat diekskresi. Suatu grafik dari kumulatif obat yang

diekskresi vs waktu akan menghasilkan kurva yang mendekati

“asimtot” pada waktu yang tak berhingga. Dalam praktek diperlukan

kurang lebih 7 t1/2 eliminasi untuk mengeliminasi 99% obat.

5.  Perbedaan pH urin dan volume dapat menyebabkan perbedaan laju

ekskresi urin yang bermakna.

(Shargel et al ., 2005).

Page 6: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 6/26

5

III.  BAHAN

Data konsentrasi obat dalam darah pada waktu tertentu yang diberikan

secara oral, dicari parameter rate metodh dan metode Sigma Minus kompartemensatu.

IV.  ALAT

  Seperangkat komputer personal 

  Bolpoin 

  Double folio 

 

Kalkulator    Pensil 

  Penggaris 

  Lem kertas 

  Gunting 

  Plot semilogaritma dan millimeter blok

V. CARA KERJA

5.1 Data Praktikum (Metode Rate) 

Ditentukan nilai waktu tengah (mid point) konsentrasi dan waktu

Ditentukan nilai Ln Cot, k eksresi, Intercept dan Co

Dihitung nilai t ½ eliminasi, dan fraksi eliminasi (F el)

Dintentukan Du tak terhingga

Ditentukan nilai Ln Ct, kemudian ditentukan nilai k eliminasi,

Intercept dan Cot

Page 7: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 7/26

6

5.2 Data Praktikum (Metode Sigma Minus Kompartemen Satu)

Dimasukkan data t, Du dan Ct dalam tabel

Ditentukan nilai Du/t

Dicari nilai Du kumulatif dengan menjumlahkan nilai Du

Ditentukan nilai D tak terhingga dengan memilih Du kumulatif pada

waktu dimana konsentrasi obat dalam urin paling kecil

Ditentukan nilai D inf- Du dengan cara mengurangi D tak terhingga

dengan nilai Du

Ditentukan nilai Ln (D inf –  Du)

Dihitung nilai AUC trapezoid dari nilai Ct

Dibuat curva Ct vs t dan kurva Ln (D inf –  Du)

Dihitung nilai AUC trapezoid dari nilai Ct dan dihitung Cl renal

Dicari persamaan regresi linier dari Ln (D inf –  Du) hingga diperoleh

nilai slope, intercept  dan R 2 

Page 8: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 8/26

7

VI. DATA

6.1 Data Satu

Diketahui berat badan : 50 kg, dosis obat : 20 mg/kg ditanyakan parameter

farmakokinetika!

Time (hr) Cp (µg/ml) Hasil D u (mg)

0.25 4.2 160

0.50 3.5 140

1.0 2.5 200

2.0 1.25 250

4.0 0.31 188

6.0 0.08 46

6.2 Data Dua

Diketahui data berat badan pasien 70 kg, dosis obat : 25 mg/kg

Ditanyakan : parameter farmakokinetika!

Waktu (jam) Du (mg)

0.15 200

0.25 180

0.75 160

1.25 100

2 752.75 40

3.5 20

Page 9: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 9/26

8

VII. PERHITUNGAN

7.1 Data Satu

Metode Kecepatan Ekskresi Urin (Rate Method)

Tabel 1. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Rate Method

Waktu

(jam)

Ct

(µg/mL)

Du

(mg)

Ln

Ct

Mid

pointDu/t

Ln

Du/tK C(0) C(0)

t 1/2

elFel du ˜ 

AUC

trapzdCL renal

0.25 4.2 160 1.435 0.125 640 6.461 0.6895 4.9619 697.789 1.0196 0.9858 985.755 0.525 142.2259

0.5 3.5 140 1.253 0.375 560 6.328 constant 0.9625 CL total 

1 2.5 200 0.916 0.75 400 5.991 1.6018 1.5 144.3918

2 1.25 250 0.223 1.5 250 5.521 ke  1.875 CL non

4 0.31 188-

1.1713 94 4.543 0.6797 1.56 2.1659

6 0.08 46-

2.5265 23 3.135 constant 0.39

6.5479 AUC ˜  0,743

6.9285

Page 10: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 10/26

9

Metode Kecepatan Ekskresi Urin (Rate Method)

1.  Berdasarkan data farmakokinetika obat dalam urine tersebut maka diperoleh

a.  Pembuatan Kurva nilai Ln Ct vs t dan dicari persamaan regresi dari

hubungan tersebut.

Gambar 1. Kurva Hubungan antara Ln Ct vs waktu (t)

Dari persamaan regresi tersebut diperoleh persamaan regresi y=-

0,689x+1,601. Nilai – slope adalah k yaitu 0,689. Nilai C0 dapat diperoleh

dari eksponensial constant yaitu sebesar 4,958.

2.  Penetuan parameter-parameter farmakokinetika obat dalam urin tersebut.

a. 

Pembuatan Kurva nilai Ln Du/ t vs Midpoint dan dicari persamaan regresi

dari hubungan tersebut.

y = -0.6895x + 1.6018

R² = 1

-3

-2.5

-2

-1.5-1

-0.5

0

0.5

1

1.5

2

0 2 4 6 8   L   n

   C   t

waktu

Ln Ct vs t

Series1

Linear (Series1)

Page 11: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 11/26

10

Gambar 2. Kurva Hubungan antara Ln Du/t vs Midpoint

Dari grafik tersebut diperoleh persamaan regresi y = -0.679x + 6.547. Nilai

Ke diperoleh dari nilai b (slope) pada persamaan, yaitu 0,679. Nilai C 0

diperoleh dengan menghitung eksponensial dari nilai constant pada

 persamaan grafik hubungan Ln Du/t dan midpoint. C0 adalah 697,1496.

 b.  Ditentukan waktu paruh (t ⁄ ) eliminasi dari data urin dengan menggunakan

rumus

t  ⁄   =

0,693

 

=0,693

0,679/jam 

t ⁄   = 1,02062 jam

c.  Ditentukan nilai AUC dengan menggunakan rumus AUC trapezoid, yaitu

0,5 (t2-t1) (Ct1+Ct2) sehingga diperoleh data sebagai berikut :

AUC

0,525

0,9625

1,5

1,875

1,56

0,39

y = -0.6797x + 6.5479

R² = 0.9994

0

1

2

3

4

5

6

7

0 2 4 6

   L   n

   D   u    /   t

Mid point

Ln Du/t vs Midpoint

Series1

Linear (Series1)

Page 12: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 12/26

11

d.  Nilai AUC inf

AUC inf =0,39

0.525 

AUC inf = 0,743 mg jam/mL

e. 

 Nilai AUC 0-inf

AUC 0-inf = (jumlah AUC trapezoid total) + AUC inf

AUC 0-inf = 6,8125 + 0,743

AUC 0-inf = 7.5555 mg jam/mL

f.  Fraksi eliminasi

F   =Ke

=0.6796 mg

0.6895 mg 

= 0,985

g.  Nilai Du∞ 

Du∞ = BB pasien x Dosis awal x Fel

Du∞ = 50 kg x 20 mg/kg x 0,985

Du∞ = 985 mg

h. 

 Nilai klirens :

- Cl renal =

− 

=

.  

Cl renal = 142.2259 mL/jam

- Cl Total =

 

=. /

.

Cl Total = 144.3918

Cl non-renal = Cl total –  Cl renal

Cl non-renal = 144.3918 mL/jam –  142.2259 mL/jam

Cl non-renal = 2.1659 mL/jam

Page 13: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 13/26

12

Metode Ekskresi Urine Kumulatif (Sigma M inus Method )

Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Sigma Minus Method  

Waktu

(jam)

Ct

(µg/mL)

Du

(mg) Ln Ct

Mid

Point Du/t Ln Du/t K Du inf

Du

kumulatif

Du inf-

Du

Ln(Du inf-Du

kumulatif) Ke

0.25 4.2 160 1.4351 0.125 640 6.4615 0.6895 985.7868 160 825.7553 6.7163 0.7592

0.5 3.5 140 1.2528 0.375 560 6.3279 constant Fel 300 685.7553 6.5305 constant

1 2.5 200 0.9163 0.75 400 5.9915 1.6018 0.9858 500 485.7553 6.1857 6.9290

2 1.25 250 0.2231 1.5 250 5.5215 Ke 750 235.7553 5.4628 C(0)

4 0.31 188 -1.1712 3 94 4.5433 0.6797 938 47.7553 3.8661 1021.4524

6 0.08 46 -2.5257 5 23 3.1355 constant 984 1.7553 0.5627

6.5479

Page 14: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 14/26

13

AUC

TrpezoidClr

142.522

0.525 Cl 144.582

0.963 Clnr 2.060

1.500 t1/2 el 1.005

1.875

1.560

0.390

0.104

6.917

Metode Ekskresi Urine Kumulatif (Sigma M inus Method )

1.  Berdasarkan data farmakokinetika obat dalam urine tersebut maka

diperoleh

a.  Pembuatan Kurva nilai Ln Ct vs t dan dicari persamaan regresi dari

hubungan tersebut.

Gambar 3. Kurva Hubungan antara Ln Ct vs waktu (t)

Dari kurva tersebut diperoleh persamaan regresi linear adalah -

0,689x + 1,601. Dengan persamaan tersebut diperoleh nilai K sebesar

0,689. Nilai C0 diperoleh 4,957988

y = -0.6895x + 1.6018

R² = 1

-3.0000-2.5000

-2.0000

-1.5000

-1.0000

-0.5000

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

0 2 4 6 8   L   n

   C   t

waktu (jam)

Kurva Hubungan Ln Ct vs t

Series1

Linear (Series1)

Page 15: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 15/26

14

2.  Penetuan parameter-parameter farmakokinetika obat dalam urin tersebut.

a.  Waktu paruh.

=0,693

 

=0,693

0,689/jam 

= 1,0058 jam 

 b. 

Laju eliminasi

=0.693

 

= 0.6931.0058 jam 

= 0,6895 jam-1

c.  Du-inf

Du∞ =BB x Dosis awal x Ke

 

Du inf = 1000

 

=0,6797 1000

0,6895  

= 985.7868 mg

d.  F eliminasi

F el =Du∞

BB x Dosis awal 

F =Du inf 

1000 

=985.7868

1000  

= 0,9857868

e.  AUC Trapezoid

AUC Trapezoid = AUC Total + AUC Tak Terhingga

= 6.813 + 0.104

= 6.917 mg jam/mL

Page 16: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 16/26

15

f.   Nilai Klirens Renal (Cl)

-  Klirens Renal (Cl)

Cl   =

AUC 

= 985.7868mg

6.917 mg jam/mL 

= 142.5165 mL/jam

-  Klirens Total (Cl)

Cl =Cl

=

 142.5165 mL/jam

0,9857868  

= 144,5723 mL/jam

Klirens Non Renal (Cl)

Cl   = ( 1 F) × C l 

= (1 0.9857868) × 144,5723 mL/jam 

= 2.060 mL/jam

g. 

Dibuat kurva hubungan Ln(Du inf  –   Du kumulatif) vs t dengan

menggunakan 5 titik yaitu:

Gambar 4. Kurva Hubungan antara Ln Ct vs waktu (t)

Dari kurva tersebut diperoleh persamaan regresi liniernya adalah -

0,759x + 6,929. Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh C0 1021,4524.

Page 17: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 17/26

16

6.2 Data Dua

Tabel 3. Hasil Pengolahan Data Menggunakan Rate Method

Waktu(jam)

Du(mg)

Waktu tengah

Ln Du/t ke C(0) t1/2(mg/jam)

(jam

)

0.15 200 1333.333

0.07

5

7.19543

7

0.94742

7

503.039

8

0.73145

4

0.25 180 1800 0.2

7.49554

2

0.75 160 320 0.5

5.76832

1

1.25 100 200 1

5.29831

7

2 75 100

1.62

5 4.60517

2.75 40 53.33333

2.37

5

3.97656

2

3.5 20 26.66667

3.12

5

3.28341

4

1.  Berdasarkan data farmakokinetika obat dalam urine tersebut maka

diperoleh

a. Pembuatan kurva nilai Ln Du/t vs t dan persamaan regresi dari hubungan

tersebut.

Page 18: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 18/26

17

Gambar 5. Kurva hubungan antara ln Du/t dan t.

Dari kurva tersebut diperoleh persamaan regresi y = -0.9474x + 6.2207

R² = 0.9981 . Digunakan lima data untuk memperoleh nilai k sehingga nilai – 

slope yang diperoleh sebesar 0,9474. Kemudian ditentukan nilai C0 dari pada

 persamaan kurva hubungan Ln Du/t dengan t. C0 diperoleh sebesar 503.0398.

2.  Penentuan parameter farmakokinetika dari data yang diperoleh adalah

sebagai berikut

h.  K Eliminasi (Ke)

K   = Slope 

= - (-0.9474)

= 0,9474 /jam

i.  Waktu Paruh (t ⁄ ) Eliminasi

t  ⁄   = 0,693 

=,

, / 

= 0.731 jam

.

y = -0.9474x + 6.2207

R² = 0.9981

0

1

2

3

4

56

7

0 1 2 3 4

   l  n    d

  u   /   d   t

Waktu

Grafik Ln du/t vs t

Grafik t vs Ln du/t

Linear (Grafik t vs Ln

du/t)

Page 19: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 19/26

18

VIII. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini dilakukan fitting data urin dengan Rate Method (metode

kecepatan eksresi urin) dan Sigma-Minus Method (metode eksresi urin kumulatif).

Data eksresi obat lewat urine dapat dipakai untuk memperkirakan bioavailabilitas.

Obat harus dieksresi dengan jumlah yang cukup di dalam urine dan cuplikan urine

harus dikumpulkan secara lengkap. Data urin dengan metode laju ekskresi

digunakan untuk menghitung parameter farmakokinetik pada pemberian

intravaskular. Dalam data urin yang digunakan adalah dosis obat, bukan kadar

obat seperti dalam data darah (Sweetman, 2007).

Pemodelan farmakokinetika merupakan bentuk interpretasi keadaan tubuh

ke dalam bentuk kompartemen. Dalam bidang farmasi, penting halnya dilakukan

suatu penelitian terhadap bagaimana nasib obat dalam tubuh dengan

menggunakan suatu permodelan agar dapat merancang suatu sediaan yang dapat

memberikan efek terapi yang diinginkan. Tubuh manusia dapat diwakili sebagai

suatu jaringan yang tersusun secara sistem seri dari kompartemen-kompartemen

yang berhubungan secara reversible antara organ yang satu dengan yang lainnya

(Shargel et al ., 2005). Pemberian intravaskuler dengan menggunakan data urin

lazim digunakan sebagai sampel oleh karena pada akhirnya obat akan terdistribusi

ke dalam ginjal dan metabolitnya akan dikeluarkan melalui organ ginjal ke dalam

urin. Pengetahuan ini penting dan bermanfaat untuk memberikan informasi

apakah obat (antibiotik) saluran urogenitalia berpeluang untuk mengobati infeksi

saluran kencing. Keunggulan pengambilan sampel melalui urin tidak memerlukan

alat khusus (such as jarum kupu-kupu) dan bersifat tidak menyakitkan (non-

infasive). Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi (Ritschel, 1992):

1. 

Obat tidak memiliki waktu paro eliminasi yang pendek2.  Obat tidak mengalami metabolisme yang ekstensif

Parameter farmakokinetik dapat ditentukan berdasarkan data urin.

Pengambilan cuplikan dari data urin memberikan proses analisis yang lebih

mudah karena tidak terdapat protein yang terlarut di urin seperti pada plasma,

sehingga pemisahannya lebih mudah. Namun perbedaan pH dan volume urin

dapat menyebabkan perbedaan yang bermakna terhadap laju ekskresi urin. Oleh

karena itu, dalam pengambilan data urin perlu diberitahukan kepada pasien untuk

Page 20: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 20/26

19

mengambil cuplikan urin yang lengkap atau pengosongan kandung kemih yang

sempurna dimana jika pengambilan data urin kurang sempurna maka akan

menyebabkan kesalahan penentuan kadar serta parameter farmakokinetiknya.

Cuplikan urin baiknya dikumpulkan secara berkala sampai hampir semua obat

diekskresi. Parameter farmakokinetika merupakan besaran yang diturunkan secara

matematis dari model berdasarkan hasil pengukuran kadar obat utuh atau

metabolitnya dalam darah, urin atau cairan hayati lainnya. Fungsi dari penetapan

 parameter farmakokinetika suatu obat adalah untuk mengkaji kinetika absorbs,

distribusi dan eliminasi di dalam tubuh (Shargel et al ., 2005).

Pada  Rate  metode, perhitungan parameter farmakokinetika dilakukan

 berdasarkan pada perkiraan data tengah (Mid Point Time) tiap interval

 pengambilan sampel urin. Pada tetapan kecepatan eliminasi orde-pertama (k) bisa

 juga dihitung menggunakan data urin setelah obat diberikan secara intravascular

dosis tunggal, yang farmakokinetikanya diterangkan dengan model 1

kompartemen terbuka (Hakim, 2013). Sementara itu pada metode Sigma-minus,

 perhitungan parameter farmakokinetika langsung menggunakan data yang

diperoleh tanpa mencari data tengah. Pengambilan sampel urin dalam metode

Sigma-minus akan berpengaruh pada jumlah kumulatif obat yang dieksresikan

melalui urin karena pada metode ini nilia kumulasi obat pada waktu tak terhingga

dianggap sama dengan nilai kumulasi obat dalam urin pada waktu terakhir

 pengambilan urin. Hal tersebut yang menjadi dasar lamanya waktu pengambilan

urin pada metode Sigma-minus (Paradkar dan Bakliwal, 2008; Hakim, 2013).

Data dari soal no 1 dihitung menggunakan  Rate method dan Sigma minus

method . Berikut merupakan kurva nilai Ln Du/ t vs Midpoint menggunakan Rate

Method:

Page 21: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 21/26

20

Gambar 6. Kurva Hubungan Ln Du/t vs Midpoint

Dari kurva diatas diperoleh regresi linier yaitu y = -0,6797x + 6,5479

dengan R 2 = 0,9994. Sehingga diperoleh nilai K sebesar 0,7686/jam. Nilai tetapan

laju eliminasi obat diperoleh

Diperoleh waktu paruh eliminasi sebesar 1,02062 jam. Dari hasil t 1⁄2

tersebut dapat diketahui bahwa waktu yang diperlukan obat untuk tereliminasi

setengah dari konsentrasi awal yaitu selama 1,02062 jam. Waktu paruh eliminasi

adalah waktu yang diperlukan kadar tertentu obat dalam darah (atau cairan

 biologis lain) untuk turun sampai setengah nilai awalnya; atau waktu yang

diperlukan untuk klirens setengah jumlah obat dalam cairan (Behrman dkk.,

1996).  Setelah parameter t ½ eliminasi diketahui, dilakukan perhitungan untuk

mencari nilai AUC trapezoid. Nilai AUC inf diperoleh sebesar 0,743 mg jam/mL

dan AUC 0-inf sebesar 7,5555 mg jam/mL. Harga F eliminasi diperoleh sebesar

0,9858 berarti sebanyak 98,5% fraksi obat tersedia untuk dieksresikan melalui

urin, dimana F eliminasi berkisar antara 0 sampai 1. Dimana Harga F eliminasi

yang diperoleh mendekati 1 yang berati dosis intravena yang diberikan sama

sekali tidak mengalami metabolisme, atau tidak diekskresi melalui organ selain

ginjal. Sebaliknya jika F eliminasi mendekati 0 maka obat mengalami

metabolisme sempurna dan/atau dikeluarkan melalui organ ekskresi non-ginjal

sehingga tidak dijumpai obat utuh didalam urin (Hakim, 2013). Dari hasil Fe

tersebut diperoleh nilai klirens rental 142,2259 mL/jam dan nilai klirens non

rental sebesar 2,1659 mL/jam. Klirens merupakan parameter farmakokinetika

yang menggambarkan eliminasi obat yang merupakan jumlah volume cairan yang

y = -0.6797x + 6.5479

R² = 0.9994

0

2

4

6

8

0 2 4 6

   L   n

   D   u    /   t

Mid point

Ln Du/t vs Midpoint

Series1

Linear (Series1)

Page 22: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 22/26

21

mengandung obat yang dibersihkan dari kompartemen tubuh setiap waktu

tertentu. Secara umum eliminasi obat terjadi pada ginjal dan hati yang dikenal

dengan istilah klirens total yang merupakan jumlah dari klirens ginjal (renalis)

dan hati (hepatik).

Selanjutnya data 1 dihitung juga menggunakan Sigma minus method, dan

diperoleh kurva hubungan Ln Ct vs t yaitu:

Gambar 7. Kurva Hubungan Ln Ct vs t 

Dari kurva tersebut diperoleh persamaan regresi linier yaitu y = -0,689x +

1,601. Dengan R 2  = 1, dari persamaan regrsi tersebut diperoleh nilai K sebesar

0,689/jam. Parameter yang dapat dihitumg menggunakan Sigma minus method  

adalah laju eliminasi (Ke), Waktu paruh eliminasi (t1/2), Du inf, F eliminasi,

AUC trapezoid, Klirens Renal, klirens total dan klirens non renal. Berikut tabel

 parameter farmakokinetikanya:

PARAMETER FARMAKOKINETIKA

Ke 0,6895/jam

Waktu paruh (t1/2) 1,0058 jam

Du inf 985,7868 mg

F eliminasi 0,9857868

AUC trapezoid 6,917 mg jam/mL

Klirens rental 142,5165 mL/jam

Klirens total 144,5723 mL/jam

Klirens non rental 2,060 mL/jam

y = -0.6895x + 1.6018

R² = 1

-3.0000

-2.0000

-1.0000

0.0000

1.0000

2.0000

0 2 4 6 8   L   n

   C   t

waktu (jam)

Kurva Hubungan Ln Ct vs t

Series1

Linear (Series1)

Page 23: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 23/26

22

Selanjutnya dibuat kurva hubungan t vs Ln (Du inf-Du kumulatif)

menggunakan 5 titik yaitu:

Gambar 8. Kurva Hubungan antara t vs Ln (Du inf-Du kumulatif)

Dari kurva diatas diperoelh persamaan regresi liniernya yaitu y = -0,759x

+ 6.929 dengan R 2  = 0,999. Berdasarkan persamaan regresi tersebut diperoleh

nilai C0 sebesar 1021,4524.

Perbandingan antara Rate Method  dan Sigma-Minus Method :

1. 

Dalam rate method ~ tidak perlu diketahui, dan hilangnya satu spesimen

urin tidak mempengaruhi analisis.

2.  Sigma-Minus Method  membutuhkan penentuan akurat ~ dari urin sampai

ekskresi obat selesai.

3. 

Fluktuasi tingkat eliminasi obat dan kesalahan eksperimental (seperti

 pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap) menyebabkan peningkatan

 besar dari linearitas dalam rate method. 

4.  Sigma-Minus Method kurang dipengaruhi oleh fluktuasi nilai eliminasi obat.

5. 

Pada rate method  ini berlaku untuk proses eliminasi orde nol, sedangkan

metode sigma-minus tidak.

6.  Tetapan laju eliminasi () dapat diperoleh dari rate method tapi tidak dari

Sigma-Minus Method .

Dalam penggunaan metode Sigma-Minus, perlu diperhatikan beberapa hal

 berikut: Metode ini tidak memerlukan waktu pengumpulan urin hingga waktu tak

terhingga hanya cukup 3-4 kali t1/2 eliminasi Kehilangan interval tidak

mengganggu pengumpulan data, bahkan cukup dilakukan pengambilan dua titik

data yang berturutan untuk mendapatkan parameter yang diperlukan. Untuk obat

Page 24: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 24/26

23

yang memiliki waktu paro panjang eliminasi panjang seperti digoksin,

karbamazepin, diazepam, warfari dsb. Pengambilan data urin dapat ditunda

semalaman dan dilanjutkan esok harinya. Fluktuasi pada kecepatan eliminasi obat

menyebabkab kurva tidak linear.Jika proses eliminasi merupakan gabungan antara

orde nol dan pertama (non linear) maka kurva antara Ln Du/t terhadap t berupa

garis melengkung (non-linear) dan mengindikasikan kecepatan obat sebenarnya

sebab bDu/Dt = ke x Db. Interval waktu pengambilan sampel sebaiknya lebih

 pendek atau maksimal mendekati watu paro, karena semakin panjang akan

menyebabkan tingkat kesalahan penetapan k dan ke menjadi lebih besar. Metode

ini lebih mencerminkan obat yang tak-terikat protein. Metode ini lebih peka

terhadap perubahan eliminasi obat, misal oleh karena perubahan pH atau volume

urin (Martin, 1967).

Data soal nomber 2 hanya dapat dihitung menggunakan Rate method . Dari

data tersebut dibuat kurva hubungan Ln Du/t vs t yaitu:

Gambar 9. Kurva hubungan antara Ln Du/t vs t

Dari kurva diatas diperoleh persamaan regresi linier y = -0,9474x + 6,2207

dengan R 2 = 0,9981. Dari persamaan tersebut diperoleh nilai Ke 0.9474/jam. Nilai

C0  diperoleh sebedar 503,0398. Parameter farmakokinetika yang dapat dihitung

 pada soal number 2 hanya waktu paruh (t1/2) yaitu sebesar 0,731/jam.

y = -0.9474x + 6.2207

R² = 0.9981

0

2

4

6

8

0 1 2 3 4

   l  n    d

  u   /   d

   t

Waktu

Grafik Ln du/t vs t

Grafik t vs Ln

du/t

Linear (Grafik t

vs Ln du/t)

Page 25: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 25/26

24

XI. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan praktikum, hasil perhitungan dan pembahasan, maka dapat

disimpulkan:

1. 

Metode yang digunakan dalam penentuan parameter farmakokinetika

dengan menggunakan data urin adalah pada data 1 menggunakan 2 metode

yaitu  Rate method   dan Sigma minus method.sedangkan untuk data 2

menggunakan Rate method  

2. 

Parameter farmakokinetik yang ditentukan dalam hal ini adalah nilai K, Laju

Eliminasi (Ke), Waktu paruh eliminasi (t ½ eliminasi), Du inf, F eliminasi,

AUC Trapezoid, Klirens renal (Clr), Klirens Total dan Klirens non renal

(Clnr).

3.  Parameter farmakokinetik yang ditentukan beserta besarannya adalah

sebagai berikut:

Data 1 Data 2

 Rate method Sigma minus method Rate method

Ke = 0,6797 jam Ke = 0,6895 jam Ke = 0,9474

C0 = 697,1496 C0 = 4,957988 C0 = 503.0398

t1/2 = 1,02062 jam t1/2 = 1,0058 jam T1/2 = 0,731 jam

AUC inf = 0,473 mg

 jam/ ml

Du inf = 985,7868 mg

AUC 0-inf = 7,5555 mg

 jam/mL

F el = 0,9857 jam

F eliminasi = 0,985 mg AUC trapezoid = 6,917

mg jam/mL

Cl renal = 142,2259

mL/jam

Cl renal = 142,5156

mL/jam

Cl total = 144,3918

mL/jam

Cl total = 144,5723

mL/jam

Cl non renal = 2,1659

mL/jam

Cl non renal = 2,060

mL/jam

Page 26: kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

7/23/2019 kelompok 6_Golongan 2_Penentuan parameter farmakokinetika obat yang menggunakan data urin.pdf

http://slidepdf.com/reader/full/kelompok-6golongan-2penentuan-parameter-farmakokinetika-obat-yang-menggunakan 26/26

DAFTAR PUSTAKA

Anief. 1990.  Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Behrman, R. E., R. M. Kliegman, dan M. Arvin. 1996.  Ilmu Kesehatan Anak.

Edisi 15 Vol. 1. Jakarta: EGC.

Hakim, L. 2013. Farmakokinetika. Yogyakarta: Bursa Ilmu.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 1993.  Farmasi Fisik Jilid 2. Edisi

Ketiga. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia

Paradkar, A. dan S. Bakliwal. 2008.  Biopharmaceutics & Pharmacokinetics.

 India: Nirali Prakashan. Publications, Inc.: Hamilton, Illinois.

Ritschel, W.A. 2004. Handbook of Basic Pharmacokinetics, Drug Intelligence.

Shargel, L. dan A. B. C. Yu. 2005. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan.

Edisi Kedua. Surabaya : Airlangga University Press.

Sweetman S. C. 2007.  Martindale: The Complete Drug Reference 35th  Edition

(Electronic Version). London: The Pharmaceutical Press.