lap. praktikum kimia sistem koloid

21
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2 SISTEM KOLOID Dosen pengampu : Luluk Fajri, M.Pd Disusun Oleh : NAMA : Annas Ma’ruf PRODI : Pendidikan Sains NIM : 201510500003

Upload: annasmaruf

Post on 14-Jul-2016

293 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Contoh Laporan Praktikum Sistem Koloid

TRANSCRIPT

Page 1: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR 2

SISTEM KOLOID

Dosen pengampu : Luluk Fajri, M.Pd

Disusun Oleh :NAMA : Annas Ma’rufPRODI : Pendidikan SainsNIM : 201510500003

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Page 2: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

PGRI NGANJUK2016

A. JUDUL

“ SISTEM KOLOID ”

B. TUJUAN

Membedakan antara larutan sejati, koloid, dan suspensi.

C. DASAR TEORI

Larutan sejati, sistem koloid, dan suspensi kasar mempunyai

perbedaan dalam beberapa hal. Pada jumlah fase,larutan sejati hanya

mempunyai satu fase, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar

mempunyai dua fase. Dalam distribusi partikel larutan sejati bersifat

homogen, sedangkan sistem koloid dan suspensi kasar bersifat heterogen.

Kemudian dalam penyaringan,larutan sejati tidak dapat disaring, dan sistem

koloid juga tidak dapat disaring, kecuali dengan penyaring ultra, sedangkan

suspensi kasar dapat disaring. Dan terakhir, dalam kestabilan larutan sejati

dengan sistem koloid mempunyai kestabilan yang stabil (tidak memisah),

sedangkan suspensi kasar memiliki kestabilan yang tidak stabil (memisah)

(Elaine,2006).

Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua

zat atau lebih partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase

terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium

pendispersi/pemecah). Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm.

Ukuran yang dimaksud dapat berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal

dari suatu partikel. Keadaan koloid merupakan keadaan antara suatu larutan

dan suatu suspensi. Bila suatu bahan berada dalam keadaan subdifisi ini.

Bahan itu memperagakan sifat-sifat yang menarik dan penting yang tidak

merupakan cirri dari bahan dalam agregat yang lebih besar (Keenan, 1984).

Partikel-partikel dalam suatu koloid terlalu kecil untuk dilihat

dengan mata atau dengan mikroskop biasa, walaupun demikian, partikel ini

dapat mempengaruhi cahaya tampak, ukuran partikelnya yang cocok untuk

menyebabkan cahaya tersebar dengan sudut-sudut yang besar. Bila

Page 3: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

konsentrasi koloidnya besar, penyebaran cahayanya ini akan menyebabkan

larutan koloid kelihatan jenuh. Jadi, cahaya tak diteruskan, contohnya susu.

Sinar yang datang pada susu disebarkan oleh partikel-partikel koloid. Susu

kemudian diadsorpsi, sehingga tak diteruskan. Bila konsentrasi lebih kecil,

dispensi koloidnya kelihatan seperti awan dan bila diencerkan lagi bisa lebih

terang (transparan) misalnya saja larutan kanji yang encer akan kelihatan

terang (Syukri, 1999).

Ciri penting dari partikel koloid adalah tingginya nisbah antara luas

permukaan dengan volumenya. Telah diketahui bahwa atom, ion, atau

molekul pada permukaan zat agak berbeda dengan di bagian dalamnya. Hal

ini disebabkan karena spesies di permukaan mempunyai gaya-gaya yang

berbeda dengan spesies di bagian dalam. Untuk bahan biasa perbandingan

atom, ion, atau molekul pada permukaan sangat kecil dibandingkan di

bagian dalam, sehingga gejala istimewa yang terdapat di permukaan tidak

menonjol. Dalam bahan koloid gejala permukaan sering sangat menonjol

(Petrucci, 1987).

Suatu koloid selalu mengandung dua fasa yang berbeda, mungkin

berupa gas, cair, atau padat. Pengertian fasa di sini tidak sama dengan

wujud, karena ada wujud sama tetapi fasanya berbeda, contohnya campuran

air dan minyak bila dikocok akan terlihat butiran minyak dalam air. Butiran

itu mempunyai fasa berbeda dengan air walaupun keduanya cair. Oleh

karena itu, suatu koloid selalu mempunyai fasa terdispersi dan fasa

pendisfersi. Fasa terdisfersi dan fasa pendisfersi mirip dengan pelarut dan

zat terlarut pada suatu larutan. Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion

akan bermuatan listrik sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan

partikel ini dapat positif atau negatif. Contohnya koloid Fe2O3 bermuatan

positif setelah mengadsorpsi Fe3+ pada koloid Fe2O3 x H2O. Koloid bila

dibiarkan dalam waktu tertentu akan terpengaruh oleh gaya gravitasi,

sehingga partikelnya turun perlahan ke dasar bejana yang disebut koagulasi

atau penggumpalan. Waktu penggumpalan bervariasi antara satu dengan

yang lain, koagulasi dapat dibantu dengan alat sentrifugal ultra (Syukri,

1999).

Page 4: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

Baik zat terdispersi maupun pendispersi dapat berbentuk gas, cairan

ataupun padatan (kecuali keduanya berbentuk gas, karena molekul gas

tidaklah sebesar koloid),

berikut jenis-jenis dari koloid:

1. Sol (Fase terdispersi padat)

a. Sol padat adalah sol dalam medium pendispersi padat. Contoh: paduan

logam, gelas warna, intan hitam.

b. Sol cair adalah sol dalam medium pendispersi cair. Contoh: cat, tinta,

tepung dalam air.

c. Sol gas adalah sol dalam medium pendispersi gas. Contoh: debu di

udara, asap pembakaran.

2. Emulsi (Fase terdispersi cair)

a. Emulsi padat adalah emulsi dalam medium pendispersi padat. Contoh:

jelly, keju, mentega, nasi.

b. Emulsi cair adalah emulsi dalam medium pendispersi cair. Contoh:

susu, mayonais, krim tangan.

c. Emulsi gas adalah emulsi dalam medium pendispersi gas. Contoh:

hairspray, obat nyamuk.

3. Buih (Fase terdispersi gas)

a. Buih padat adalah buih dalam medium pendispersi padat. Contoh:

batu apung, marshmallow, karet busa, styrofoam.

b. Buih cair adalah buih dalam medium pendispersi cair. Contoh: putih

telor yang dikocok, busa sabun.

(Brady, 1986).

Sol adalah partikel berukuran koloid 0,001-0,1 ¼m yang tidak dapat

membentuk dispersi koloid dalam air dan karena ukuran partikelnya sol

koloid ini cenderung tidak stabil. Gel merupakan sistem padatan yang

bersifat elastis karena terbentuknya suatu jalinan antara partikel-partikel

koloid sol. Transformasi koloid sol menjadi gel apabila tercipta beberapa

kondisi seperti perubahan suhu, perubahan agensia pembentuk gel,

pengurangan jumlah gugus bermuatan akibat perubahan derajat keasaman

atau penambahan garam (Lesmana dkk, 2008).

Page 5: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

Selain dari jenis-jenis koloid, terdapat juga sifat-sifat koloid:

1. Efek Tyndall

Untuk menentukan apakah suatu campuran merupakan larutan sejati

atau koloid, sering digunakan metode Efek Tyndall, jika cahaya melewati

larutan sejati. Pengamat yang melihatnya dari arah tegak lurus terhadap

sinar tidak melihat cahaya. Tetapi dalam suspensi koloid cahayanya

dibaurkan ke segala arah dan dapat dilihat dengan mudah. Sifat ini mula-

mula dipelajari oleh Tyndall pada tahun 1869, dan dikenal sebagai efek

Tyndall. Contoh lain mengenai pembauran ialah oleh partikel debu dalam

cahaya dari proyektor film dalam ruang gelap (Petrucci, 1987).

Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.

Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak

akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid cahaya akan

dihamburkan. Hal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai

partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar

tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil

sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati

(Petrucci, 1987).

2. Gerak Brown

Partikel-partikel koloid hanya dapat bergerak dengan sedikit, tetapi

karena adanya tumbukan dengan molekul-molekul fasa pendispersinya

gerakannya akan berbentuk zig-zag ni disebut gerakan Brown. (Petrucci,

1987).

3. Muatan Koloid (Sifat Listrik)

Partikel koloid yang telah mengadsorpsi ion akan bermuatan listrik

sesuai dengan muatan ion yang diserapnya. Muatan koloid dapat diketahui

dengan mencelupkan batang elektroda. Yang bermuatan positif akan tertarik

(berkumpul) ke elektroda negatif, sedangkan yang bermuatan negatif

tertarik ke elektroda positif (Syukri, 1999).

Page 6: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

D. ALAT DAN BAHAN

Alat :No Nama Alat Jumlah Alat1 Gelas plastik 12 buah2 Sendok 2 buah3 Kertas saring Secukupnya

Bahan :No Nama Bahan Jumlah Bahan1 Gula Secukupnya2 Garam Secukupnya3 Tepung terigu Secukupnya4 Susu bubuk Secukupnya5 Santan Secukupnya6 Pasir Secukupnya7 Teh Secukupnya8 Detergen Secukupnya9 Minyak goreng Secukupnya10 Kopi Secukupnya11 Air Secukupnya

E. CARA KERJA

Kegiatan 1

1. Memasukkan air ke dalam gelas plastik.

2. Menambahkan satu sendok the gula ke dalam gelas plastik, kemudian

aduk kurang lebih 1 menit.

3. Diamkan larutan kurang lebih 10 menit, lalu catat apa yang terjadi.

4. Menyaring campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan

mencatat perubahan yang terjadi.

5. Mengulangi prosedur kerja 1-4 dengan menggunakan garam, susu,

tepung terigu, santan, pasir, teh, dan kopi.

Page 7: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

Kegitan 2

1. Memasukkan 5ml air dan 2ml minyak goreng ke dalam gelas plastic.

Kemudian aduk campuran tersebut beberapa saatdan mencatat apa yang

terjadi.

2. Mamasukkan 5ml air, 2ml minyak goreng, dan 2ml larutan detergen.

Aduk campuran tersebut beberapa saat, dan diamkan selama 10 menit.

F. DATA PENGAMATAN

Kegiatan 1No

Perlakuan Pengamatan Larutan

1 Air dengan gula Larutan berwarna bening agak kekuningan, larut bersama air dan setelah disaring tidak terdapat endapat pada kertas saring atau larutan tidak dapat disaring.

Larutan sejati

2 Air dengan garam

Larutan berwarna bening dan terlarut bersama air dan setelah disaring tidak terdapat endapat pada kertas saring atau larutan tidak dapat disaring.

Larutan sejati

3 Air dengan tepung terigu

Larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan dan setelah disaring terdapat endapan pada kertas saring atau larutan dapat disaring.

Suspensi

4 Air dengan susu Larutan berwarna putih dan terlarut bersama air dan setelah disaring terdapat endapan bubuk susu pada

Koloid

Page 8: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

kertas saring atau larutan dapat disaring.

5 Air dengan santan

Santan terpisah dari air dengan warna agak keruh dengan santan berada di atas permukaan air dan setelah disaring terdapat endapan pada kertas saring.

Suspensi

6 Air dengan pasir

Berwarna hitam keruh, terdapat endapan, setelah disaring air dapat mengucur dari saringan sedangkan pasir tertahan pada kertas saring.

Suspensi

7 Air dengan teh Berwarna coklat gelap dan terlarut bersama air, setelah disaring air the dapat mengucur turun namun ampas the tertinggal pada kertas saring ( menggunakan the tubruk )

Larutan sejati

8 Air dengan kopi Berwarna hitam kecoklatan dan terdapat endapan kopi, setelah disaring terdapat endapan pada kertas saring yang berarti kopi dapat disaring.

Suspensi

Kegiatan 2No

Perlakuan Pengamatan

1 Air + minyak Antara minyak goring dan air terpisah yakni minyak goreng berada di atas

Page 9: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

permukaan air.

2Air + minyak + larutan detergen

Larutan detergen dapat larut bersama air namun terpisah dari minyak goreng.

G. PEMBAHASAN

Dalam praktikum sistem koloid kali ini kami akan mencoba untuk

membedakan antara larutan, koloid, dan suspense dengan melakukan 2

kegiatan. Pada kegiatan pertama langkah yang pertama dilakukan adalah

memasukkan air kedalam gelas plastik. Selanjutnya masukkan 1 sendok teh

bahan uji ke dalam gelas plastik, dimana bahan uji yang akan digunakan

adalah gula, garam, tepung terigu, susu bubuk, santan, pasir, the dan kopi.

Kemudian campuran tadi diaduk kurang lebih 1 menit lalu diamkan larutan

kurang lebih 10 menit lalau amati apa yang terjadi. Selanjutnya menyaring

campuran yang terjadi menggunakan kertas saring dan mencatat apa

perubahan yang terjadi. Kemudian catat apa yang terjadi.

Memasuki kegiatan yang kedua yaitu pertama masukkan 5ml air, 2

ml minyak goreng ke dalam gelas plastik kemudian aduk beberapa saat dan

pada percobaan kedua yaitu memasukkan 5ml air, 2ml minyak goreng, dan

2 ml larutan detergen setelah itu aduk campuran tersebut selanjutnya

diamkan sekitar 10 menit dan amati apa yang terjadi setelah itu catat

perubahan yang terjadi.

Dari percobaan yang dilakukan yaitu membedakan antara larutan

sejati, koloid, dan suspensi. Pada percobaan pertama air dengan gula larutan

berwarna bening agak kekuningan, larut bersama air dan setelah disaring

tidak terdapat endapat pada kertas saring atau larutan tidak dapat disaring.

Jadi berdasarkan uji caba dan dasar teori gula termasuk larutan sejati.

Kemudian percobaan kedua air dengan garam larutan berwarna bening dan

terlarut bersama air dan setelah disaring tidak terdapat endapat pada kertas

saring atau larutan tidak dapat disaring. Jadi campuran air dengan garam

termasuk larutan sejati. Berikutnya pecobaan ke tiga yaitu air dengan tepung

Page 10: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

terigu larutan berwarna putih keruh dan terdapat endapan dan setelah

disaring terdapat endapan pada kertas saring atau larutan dapat disaring. Jadi

campuran air dan tepung terigu termasuk suspensi. Selanjutnya percobaan

keempat adalah campuran air dengan susu larutan berwarna putih dan

terlarut bersama air dan setelah disaring terdapat endapan bubuk susu pada

kertas saring atau larutan dapat disaring. Jadi campuran air dengan susu

bubuk termasuk koloid. Lanjut ke percobaan kelima yaitu campuran air

dengan santan Santan terpisah dari air dengan warna agak keruh dengan

santan berada di atas permukaan air dan setelah disaring terdapat endapan

pada kertas saring. Jadi campuran air dengan santan termasuk suspensi.

Masuk percobaan keenam yaitu campuran air dengan pasir hasilnya larutan

berwarna hitam keruh, terdapat endapan, setelah disaring air dapat

mengucur dari saringan sedangkan pasir tertahan pada kertas saring. Jadi

dapat kita katakana bahwa campuran air dan pasir termasuk suspensi.

Selanjutnya percobaan ketujuh campuran air dengan teh hasilnya larutan

berwarna coklat gelap dan terlarut bersama air, setelah disaring air the dapat

mengucur turun namun ampas teh tertinggal pada kertas saring

(menggunakan teh tubruk), jadi campuran air dengan teh termasuk ke dalam

larutan sejati. Dan percobaan yang kedelapan yaitu campuran air dengan

kopi dan hasilnya adalah larutan berwarna hitam kecoklatan dan terdapat

endapan kopi, setelah disaring terdapat endapan pada kertas saring yang

berarti kopi dapat disaring. Jadi campuran air dengan kopi merupakan

suspensi.

Pada percobaan kegiatan kedua yang pertama air dan minyak goreng

setelah diaduk dan di diamkan 10 menit minyak berada tetap diatas, minyak

goreng pun akan tetap berwarna kuning dan air tetap berwarna bening, air

dan minyak goreng tadi tidak dapat tercampur (terlarut). Pada percobaan

kedua yakni campuran air dengan minyak goreng dan detergen setelah

diaduk dan didiamkan kurang lebih 10 menit ternyata air dan detergen dapat

tercampur namun minyak goreng tetap terpisah dari campuran air dan

detergen.

Page 11: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

Berdasarkan data hasil pengamatan didapat bahwa, air dengan

garam, air dengan teh dan air dengan gula termasuk larutan sejati,

sedangkan air dengan tepung, air dengan santan, air dengan pasir, air

dengan kopi merupakan suspensi dan hanya air dengan susu yang termasuk

koloid.

H. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

- Larutan akan membentuk campuran homegen yang jernih dan tidak dapat disaring.

- Koloid akan membentuk campuran yang tampak homegen, namun bila dilihat mikroskop ultra akan terlihat membentuk campuran heterogen, tidak jernih, dan tidak dapat disaring kecuali dengan penyaringan ultra.

- Suspensi akan membentuk campuran heterogen, tidak jernih, dan dapat disaring.

- Berdasarkan percobaan disimpulkan bahwa, campuran air dengan garam,

air dengan teh dan air dengan gula termasuk larutan sejati, sedangkan air

dengan tepung, air dengan santan, air dengan pasir, air dengan kopi

merupakan suspensi dan hanya air dengan susu yang termasuk koloid.

Nganjuk, 30 Maret 2016

Mengetahui,

Dosen Pengampu Praktikan

Luluk Fajri, M.Pd Annas Ma’ruf

Page 12: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1986. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Bina Purna

Aksara.

Elaine.2006.”Pengertian dan Jenis-Jenis Koloid”.

www.sistemkoloid11.blogspot.com

diakses pada 29-03-2016.

Keenan, C.W.1984. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Lesmana, S. Novita, Thomas Indarto P. S dan Netty Kusumawati. 2008. Pengaruh

Penambahan Kalsium Karbonat sebagai Fortifikan Kalsium terhadap Sifat

Fisikokimia dan Organoleptik Permen Jeli Susu. Jurnal Teknologi Pangan dan

Gizi. Vol. 7 No. 1 April 2008.

Petrucci,Ralph H.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga.

Syukri.S. 1999. Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.

Page 13: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

PERTANYAAN

1. Apakah yang dimaksud dengan larutan, koloid, dan suspensi ?

2. Bandingkan sifat-sifat dari larutan, koloid dan suspensi !

3. Bagaimanakah cara anda untuk membedakan apakah suatu campuran tergolong

larutan atau koloid ?

4. Apa kesimpulan dari percobaan yang anda lakukan ?

5. Sebutkan beberapa contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari !

JAWABAN

1. Yang dimaksud dengan,

- Larutan merupakan campuran homogen yang terdiri atas zat terlarut dan

zat pelarut. Contohnya larutan gula dan larutan garam.

- Koloid merupakan suatu bentuk campuran yang ukuran partikelnya di

antara ukuran partikel larutan dan suspensi. Contohnya agar-agar, susu,

dan asap.

- Suspensi merupakan campuran yang kasar dan heterogen. Suspensi

terdiri dari dua fase. Contohnya air sungai yang keruh bercampur pasir,

campuran tepung dan air, serta bubuk kopi dan air.

2. Sifat-sifat larutan, koloid, dan suspensi,

No

Larutan Koloid Suspensi

1. Bentuk campuran homogeny

Tampak homogen, namun mikroskop ultra tampak heterogen

Heterogen

2. Jernih Tidak jernih Tidak jernih3. Semua partikel

berdimensi (panjang, lebar, atau

Partikel berdimensi antara 1 nm sampai

Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih

Page 14: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

tebal )kurang dari 1 nm.

100 nm besar dari 100 nm

4. Satu fase. Dua fase. Dua fase.5. Stabil. Pada umumnya stabil. Tidak stabil.6. Tidak dapat disaring. Tidak dapat disaring,

kecuali dengan penyaringan ultra.

Dapat disaring.

3. Cara untuk membedakan apakah suatu campuran tergolong larutan atau koloid,

a. Bila pada Larutan, zat terlarutnya dapat larut tetapi zat terlarut tersebar dalam bentuk partikel yang sangat kecil dan dalam sistem satu fase.

b. Bila pada koloid, zat terlarutnya dapat larut tetapi larutannya menjadi tidak bening. Jika larutannya di diamkan campuran itu tidak memisah dan tidak dapat di pisahkan dengan penyaringan.

4. Kesimpulan :- Larutan akan membentuk campuran homegen yang jernih

dan tidak dapat disaring.- Koloid akan membentuk campuran yang tampak

homegen, namun bila dilihat mikroskop ultra akan terlihat membentuk campuran heterogen, tidak jernih, dan tidak dapat disaring kecuali dengan penyaringan ultra.

- Suspensi akan membentuk campuran heterogen, tidak jernih, dan dapat disaring.

5. Contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah,- Agar-agar- Susu- Asap- Jelly

Page 15: Lap. Praktikum Kimia Sistem Koloid

- Mentega- Nasi- Dll….