lap.ekum 9 yanthy
TRANSCRIPT
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 2/21
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk menentukan indeks
keanekaragaman suatu komunitas, sangat diperlukan pengetahuan / keterampilan
dalam melakukan identifikasi hewan sering membutuhkan waktu yng lama,
apalagi bagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam komunitas dan
indeks keanekaragaman, sering didasarkan pada kelompok hewan, misalnya
familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan
pengalaman. Mengingat keragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di
daerah tropis jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah temperate dan
daerah beriklim dingin (Umar, 2010).
Untuk beberapa tujuan yang praktis ada suatu cara penentuan untuk
menduga indeks kenekaragaman suatu habitat/komunitas, tanpa harus mengetahui
nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan yang
diperlukan hanya menyatakan, apakah kedua jenis hewan sama atau tidak/berbeda
pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada saat
pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itudikemukakan oleh Kennedy (1977) (Umar, 2010).
Percobaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui dan memahami tentang
teknik-teknik sampling dan rumus-rumus sederhana yang digunakan dalam
memprediksi keadaan suatu komunitas serta menentukan keanekaragaman
serangga di padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 3/21
I.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Menentukan indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang
rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik
sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dan cepat dalam
memprediksi keadaan suatu komunitas.
I.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 April 2010,
pengambilan sampel dilakukan pada pukul 06.00-09.30 WITA, bertempat di
danau Universitas Hasanuddin, Makassar dan praktikum dalam laboratorium
dilakukan pada pukul 10.30-16.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi
Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 4/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan hidup organisme di bumi,
berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan genetika yang dikandungnya,
serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Jadi
keanekaragaman hayati harus dilihat dari tiga tingkatan yaitu tingatan variasi
genetic, variasi spesies, dan variasi habitat atau ekosistem (Umar, 2010).
Keanekaragaman hayati tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah
tropis memiliki keanekaragaman hayati yang lebih kaya, dan jumlah
keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun
proses evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains.
Hingga sekitar 600 juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea,
bakteri, protozoa, dan organisme uniseluler lainnya sebelum organisme
multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan keanekaragaman hayati yang
begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi kepunahan secara
besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkas a (Wikipedia, 2010).
Suatu populasi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu-individu yang membangun populasi tesebut. Kekhasan dasar suatu populasi yang
menarik bagi seorang ekologi adalah ukuran dan rapatannya. Jumlah individu
dalam populasi mencirikan ukurannya dan jumlah individu populasi dalam suatu
daerah atau satuan volume adalah rapatannya. Kelahiran (Natalitas), kematian
(mortalitas), yang masuk (imigrasi), dan yang keluar (emigrasi) dari anggota
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 5/21
mempengaruhi ukuran dan rapatan populasi. Kekhasan lain dari populasi yang
penting dari segi ekologi adalah keragaman morfologi dalam suatu populasi alam
sebaan umur, komposisi genetik dan penyebaran individu dalam populasi (Odum,
1993).
Diantara banyak organisme yang membentuk suatu komunitas, hanya
spesies atau grup yang memperlihatkan pengendalian yang nyata dalam
memfungsikan keseluruhan komunitas. Kepentingan relatif dari organisme dalam
suatu komunitas tidak ditentukan oleh posisitaksonominya tetapi jumlah, ukuran,
produksi dan hubungan lainnya. Tingkat kepentingan suatu spesies biasanya
dinyatakan oleh indeks keunggulannya (dominansi). Komunitas diberi nama dan
digolongkan menurut spesies atau bentuk hidup yang dominan, habitat fisik, atau
kekhasan fungsional. Analisis komunitas dapat dilakukan dalam setiap lokasi
tertentu berdasarkan pada pembedaan zone atau gradien yang terdapat dalam
daerah tersebut. Umumnya semakin curam gradien lingkungan, makin beragam
komunitas karena batas yang tajam terbentuk oleh perbahan yang mendadak
dalam sifat fisika lingkungan. Angka banding antara jumlah spesies an jumlah
total individu dalam suatu komunitas dinyatakan sebagai keanekaragaman spesies.
Ini berkaitan dengan kestabilan lingkungan dan beragam komunitas berbeda
(Wolf, 1992).Setiap tingkatan biologi sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies
dan komunitas alami, dan kesemuanya penting bagi manusia. Keanekaragaman
spesies mewakili aneka ragam adaptasi evolusi dan ekologi suatu spesies pada
lingkungan tertentu. Keanekaragaman spesies menyediakan bagi manusia sumber
daya alternatifnya ; contohnya, hutan hujan tropik dengan aneka variasi spesies
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 6/21
yang menghasilkan tumbuhan dan hewan yang dapat digunakan untuk makanan,
tempat bernaung dan obat-obatan (Umar, 2010).
Keragaman jenis disebut juga keheterogenan jenis, merupakan ciri yang
unik untuk menggambarkan struktur komunitas di dalam organisasi kehidupan.
Suatu komunitas dikatakan mempunyai keragaman jenis tinggi, jika kelimpahan
masing-masing jenis tinggi dan sebaliknya keragaman jenis rendah jika hanya
terdapat beberapa jenis yang melimpah. Perbandingan antara keragaman dan
keragaman maksimum dinyatakan sebagai keseragaman populasi, yang
disimbulkan dengan huruf E. Nilai E ini berkisar antara 0-1. Semakin kecil nilai
E, semakin kecil pula keseragaman populasi, artinya penyebaran jumlah individu
setiap jenis tidak sama dan ada kecenderungan satu spesies mendominasi, begitu
pula sebaliknya semakin besar nilai E maka tidak ada jenis yang mendominasi.
Untuk melihat dominasi suatu spesies digunakan indeks dominansi (C)
(Acehpedia, 2009)
Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya
(species richness ), jumlah spesies yang meraka miliki. Mereka juga berbeda
dalam hubungannya dalam kelimpahan relative ( relative abundance ) spesies.
Beberapa komunitas terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa
spesies yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yangsama dengan sesies yang semuanya umm ditemukan. Kelimpahan relative spesies
di dalam suatu komunitas mempunyai dampak yang sangat besar pada cirri
umumnya (Campbell, 2002).
Padang rumput adalah salah satu jenis ekosistem yang memiliki stratifikasi
yang sederhana yaitu hanya terdiri dari satu strata, tetapi walaupun demikian
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 7/21
padang rumput ini memiliki keragaman spesies yang tinggi.
Pada padang rumput spesies yang paling banyak ditemui adalah jenis jotang
(Spilanthes iabadicensis) dan rumput-rumputan yang salah satunya adalah famili
Cyperaceae, sedangkan hewan yang paling banyak adalah semut dan pacat.
Komponen-komponen yang terdapat pada ekosistem ini adalah produsen yang
jenisnya dapat dilihat pada hasil, konsumen tingkat I yaitu kupu-kupu, capung,
belalang ; konsumen tingkat II yaitu semut, pacat, keong ; konsumen tingkat tiga
katak. Dari piramida jumlah dan food web, dapat dilihat secara langsung
hubungan dari masing-masing individu dan bagaimana perpindahan energi yang
terjadi (Wikipedia, 2010).
Pada ekosistem ini jumlah yang paling banyak ditemui adalah jenis jotang
(Spilanthes iabadicensis), hal ini karena karakteristik dari jotang itu sendiri
memungkinkan untuk dapat bertahan hidup di daerah tersebut, seperti yang
diungkapkan oleh Maradjo (1987) bahwa jotang tumbuhnya di daerah yang
banyak mengandung air, tumbuh di daerah dataran rendah sampai pegunungan
pada ketinggian 1000 mdpl. Tumbuhan jotang berkambangbiak dengan biji, biji
tumbuhan ini ringan sehingga dapat di bawa terbang oleh angin kemana-mana.
Bila biji tersebut jatuh ke tanah maka tumbuhnya biji menjadi tumbuhan baru
tinggal menunggu waktu saja. Biasanya tumbuhan ini menyukai tempat yanglembab, seperti pematang sawah. Di tempat inilah jotang tumbuh serta
berkembang dengan cepat (Wikipedia, 2010).
Indeks keragaman jenis merupakan parameter yang sangat banyak
digunakan untuk membandingkan data komunitas tumbuhan terutama untuk
mempelajari pengaruh dari gangguan faktor biotik atau untuk mengetahui tingkat
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 8/21
tahapan suksesi dan kestabilan dari komunitas tumbuhan. Keragaman jenis
dihitung dengan menggunakan indeks keragaman jenis yang merupakan
perbandingan antara jumlah dari jenis dan nilai penting atau jumlah atau biomassa
atau produktivitas dari individu-individu (Umar, 2010).
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk menentukan indeks
keanekaragaman suatu komunitas, sangatlah diperlukan
pengatahuan/keterampilan dalam mengindentifikasi hewan. Bagi seseorang yang
sudah terbiasa pun dalam melakukan indentifikasi hewan sering membutuhkan
waktu yang lama, apalagi yang belum terbiasa. Karena itu untuk kajian dalam
komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan,
misalnya, familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan
dan pengalaman. Mengingat keanekaragaman spesies dan jumlah hewan yang
berada di daerah tropis jauh lebih banyak di bandingkan dengan daerah temperatur
dan daerah beriklim dingin. Untuk beberapa tujuan yang praktis, ada suatu cara
penentuan untuk mendukung indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas
tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan sama atau
tidak/berbeda pada pola pengurutan pengambilan sampel yang dilakukan secara
aacak pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung,
metode itu dikemukakan oleh Kennedy, 1997 (Umar, 2010).
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 9/21
DAFTAR PUSTAKA
Acehpedia, 2009, Keanekaragaman , http://acehpedia.org, Diakses pada hariMinggu, 25 April 2010.
Campbell, N. A., Jane, B. R., Mitchell, L.G., 2002, Biologi edisi Kelima Jilid III ,Erlangga, Jakarta.
Odum, E. P., 1993, Dasar-dasar Ekologi , UGM Press, Yogyakarta.Umar, R., 2010, Ekologi Umum dalam Praktikum, Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Wikipedia, 2010, Keanekaragaman Hayati , http//www.wikipedia.com, diaksespada heri Minggu tanggal 25 April 2010.
Wolf, L., 1992, Ekologi Umum , Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 10/21
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu botol pembunuh, pinset, dan
sweeping net.
III.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu Eter, alkohol, tissue, dan
serangga.
III.3 Cara Kerja
Metode kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Memilih lokasi di padang rumput yang ada di sekitar kampus, kemudian
melakukan penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net.
2. Mengayunkan ke kiri dan ke kanan sweeping net di permukaan padang rumput
setiap melangkah 1 kali ayunan, lakukan sebanyak 10 langkah.
3. Menggulung jaring sweeping net agar serangga tidak lepas, kemudian
memasukkan serangga ke dalam botol pembunuh yang berisi eter dan alkohol
secukupnya dengan tissue.4. Melakukan penjaringan serangga dengan sweeping net sebanyak 5 kali pada
lokasi yang berbeda.
5. Setelah penjaringan selesai, membawa sampel ke laboratorium untuk dilakukan
perhitungan.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 11/21
6. Mengambil sampel satu per satu secara acak, kemudian meletakkan dan
mengamati sampel di atas kertas putih.
7. Mengamati serangga no.1, kemudian pada lembar kerja diberi tanda +, diambil
serangga no.2 dan letakkan berdampingan dengan serangga no.1. Jika serangga
no.2 berbeda dengan no.1 diberi tanda + pada lembar kerja, tetapi apabila sama,
maka diberi tanda 0 pada lembar kerja.
8. Melakukan pengamatan sampai semua sampel teramati.
9. Perhatikan bahwa tiap serangga yang diambil hanya dibandingkan dengan hewan
sebelumnya.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 12/21
DAFTAR PUSTAKA
Agus. 2009. Polutan Lingkungan Perairan . http://www.hl.ripway.com . Diakses padatanggal 19 April 2010.
Campbell, N. A., Jane, B. R.,dan Mitchell, L.G., 2003. Biologi edisi Kelima Jilid III .Erlangga. Jakarta.
Dahlan, F. B., 2009. Pengetahuan Lingkungan Jilid 2 . Institut teknologi Bandung.Bandung.
Kimball, J. W., 1992.Biologi Jilid 3
. IPB. Bogor.Umar, R., 2010. Penuntun Praktikum Ekologi Umum . Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Wikipedia. 2010. Pencemaran Lingkungan . http://www.wikipedia.org . Diakses padatanggal 19 April 2010.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 13/21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil
IV.1.1 Tabel Pengamatan
Pengamatan di Lokasi I
Urutan Spesimen Jumlah Tanda (+)
∑ Spesimen = ∑ Tanda (+) =
Pengamatan di Lokasi II
Urutan Spesimen Jumlah Tanda (+)
∑ Spesimen = ∑ Tands (+) =
IV.1.2 Analisis Data
Rumus Perhitungan Indeks Keanekaragaman (Indeks Diversitas Kennedy)
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 14/21
ID. K =
Indeks Kennedy pada Lokasi II, yaitu:
ID. K =
=
Indeks Kennedy pada Lokasi II, yaitu:
ID. K =
=
IV.2 Pembahasan
Dari Hasil Pengamatan yang telah dilakukan, Percobaan kali ini
dimaksudkan untuk tingkat keanekaragaman serangga yang terdapat di padang
rumput di dekat danau Unhas berdasarkan indeks keanekaragaman Kennedy.
Penangkapan serangga dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan
sweeping net dengan mengayungkan sweeping net tersebut sebanyak 40 langkah.
Karena suasana masih pagi, kebanyakan serangga belum banyak yang beraktivitas
sehingga tidak sulit untuk menangkap serangga. Setelah dilakukan penangkapan,
kebanyakan serangga yang di tangkap adalah nyamuk, lalat buah, semut, laba-
laba, dan belalang. Hasil yang diperoleh dari pengamatan terhadap 100 serangga
adalah jumlah tanda + sebanyak 82 serangga.
Di laboratorium, serangga-serangga tersebut kemudian dibandingkan satu
sama lain sesuai petunjuk praktikum, kemudian dilakukan analisis data, dengan
menghitung jumlah tanda + dibagi dengan jumlah spesimen atau lebih sering
dikenal dengan indeks Keneddy. Hasil analisis yang di peroleh adalah 0,8.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 15/21
Hasil ini menunjukkan bahwa keanekaragaman serangga di sekitar danau
Unhas masih tinggi. Berdasarkan pernyataan bahwa jika indeks Keneddy
mendekati 0, maka keanekaragamannya rendah. Jika indeks Keneddy mendekati
0,5, maka keanekaragamannya sedang. Jika indeks Keneddy mendekati 1, maka
keanekaragamannya tinggi. Dari hasil ini dapat disimpulakn bahwa
keanekaragaman serangga di tempat itu masih tinggi karena hasil analisis data
yang diperoleh mendekati 1.
8/4/2019 Lap.ekum 9 Yanthy
http://slidepdf.com/reader/full/lapekum-9-yanthy 16/21
BAB V
PENUTUP
V. 1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah :
1. Jika indeks Keneddy mendekati 0, maka keanekaragamannya rendah. Jika indeks
Keneddy mendekati 0,5, maka keanekaragamannya sedang. Jika indeks Keneddy
mendekati 1, maka keanekaragamannya tinggi. Sehingga disimpulkan bahwa
keanekaragaman serangga di sekitar danau Universitas Hasanuddin masih tinggi.
Jumlah tanda +
2. ID Keneddy =
Jumlah serangga yang diamati
V.2 Saran
percobaan ini diperbanyak agar tiap kelompok dapat melakukan
percobaan dengan tidak membuang-buang waktu.