li copd nada sgd 18

Upload: anonymous-2cvtirv

Post on 19-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    1/36

    1. Mengapa pada pemeriksaan pada thorax ditemukan pulse lips breathing

    dan dada berbentuk tong?

    Pulse lips breathing

    Selama inspirasi, lumen bronkiolus melebar sehingga udara dapat

    melewati penyumbatanakibat penebalan mukosadan banyaknya

    mukus. Tetapi sewaktu ekspirasi, lumen bronkiolus tersebut

    kembali menyempit, sehingga sumbatan dapat menghalangi

    keluarnya udara. Hilangnya elastisitas dinding bronkiolus pada

    emfsema juga dapat menyebabkan kolaps prematur.

    Sylvia A. Price & Lorraine M. Wilson. Patofsiologi ed 6 vol 2. EGC.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    2/36

    Saluran udara kolaps terutama pada ekspirasi karena ekspirasi

    normal terjadi akibat pengempisan (recoil) paru secara pasi

    setelah inspirasi. Dengan demikian, apabila tidak terjadi recoil

    akti, maka udara akan terperangkap di dalam paru dan saluran

    udara kolaps.

    Sumer ! P"P#. PP$% Pedoman Pratis "iagnosis &

    Penatalasanaan di #ndonesia. 'aarta! 2((6. ). *+*,.

    Pulse lips breathing : Sikap seseorang yang bernapas

    dengan mulut mencucudan ekspirasi yang memanjang. Sikap

    ini terjadi sebagai mekanisme tubuh untuk mengeluarkanretensi !"yang terjadi pada gagal napas kronik.

    %onsensus 2((- Pedoman "iagnosis & Penatalasanaan

    uerulosis di #ndonesia P"P#

    Dada berbentuk Tong

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    3/36

    Pada dada tong (barrel chest), bentuk elips normal dada digantikan oleh yang

    berbentuk bulat dimana diameter anteroposterior membesar sampai sekitar diameter

    melintangnya.Diafragma tertekan sementara sternum terdorong ke depan sementara

    rusuk melekat secara horizontal, bukan menyudut. akibatnya, dada tampak selaluberada pada posisi inpiratori.

    Biasanya merupakan tanda belakangan dari penyakit pulmoner obstruktif kronik

    (COPD), dada tong adalah akibat pembesaran volume paru karena obstruksi aliran

    udara.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    4/36

    Hilangna septum al!eolar dan kapiler mengurangi recoil elastic paru

    "# kolaps jalan napas distal sebabkan terperangkapna gas dan

    hiperin#asi al$eolar"# terbentuk ruang udara besar $bula% "# alami

    o!er distensi "# menekan iga ke ba&ah "# dia'ragma semakin mendatar

    "# barrel (hest $ dada tong%

    Sumber : )T ) *+)-

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    5/36

    %mpisematus : &erkumpulnya udara se(ara patologik dalam

    jaringan atau organ.

    &lebpada paru kananyang terbentuk akibat rupture al$eoli dapatpecah ke dalam rongga pleura sehingga mengakibatkan

    pneumotoraks spontan (kolaps paru) sehingga didapatkan

    gambaran paru kanan kolaps. Dan pleura terisi oleh udara ang

    terletak distal dari bron(hiolus terminalis disertai destruksi dinding

    rongga dada.

    Sumer ! /iyanto 0S1 isyam 0. 0uu A3ar #lmu Penyait "alam

    Edisi 4. $strusi Saluran Perna5asan Aut. 'aarta! Pusat

    Peneritan "e)artemen #P" %7#1 2((6. ). -,4+8

    /. Mengapa pada penderita ditemukan sesak na'as dan batuk berdahak

    kental?

    S%S'

    *erokok dapat mengakti$asi sara parasimpatis

    mensekresikan asetilkolin g bila diakti'kan akan menebabkan

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    6/36

    konstriksi ringan sampai sedang pada bronkiolus sehingga

    menyebabkan obstruksi jalan naas." al!eoli tidak

    ter!entilasi+a- ($entilasiperusi) dibawah nolkebutuhan

    oksigenasi aliran darah tdk tercukupi

    hipoksijaringan,sesak naas

    isiologi G79$: 88;

    Penyempitan saluran nafas tampak pada saluran nafas yang besar dan kecil yang disebabkan oleh

    perubahan konstituen normal saluran nafas terhadap respon inflamasi yang persisten. Epitel saluran

    nafasyang dibentuk oleh sel skuamous akan mengalami metaplasia, sel-sel silia mengalami atropi

    dan kelenjar mukus menjadi hipertropi. Proses ini akan direspon dengan terjadinya remodelingsaluran nafastersebut, hanya saja proses remodeling inijustru akan merangsang dan

    mempertahankan inflamasiyang terjadi dimana T CD8+ dan limfosit B menginfiltrasi lesi

    tersebut. Saluran nafas yang kecil akan memberikan beragam lesi penyempitan pada saluran

    nafasnya, termasuk hiperplasia sel goblet, infiltrasi sel-sel radang pada mukosa dan submukosa,

    peningkatan otot polos

    Inflamasi pada saluran nafas pasien PPOK merupakan suatu respon inflamasi yang diperkuat

    terhadap iritasi kronik seperti asap rokok. pada emfisema paru, ketidak seimbangan pada

    protease dan anti protease serta defisiensi 1 antitripsin menjadi dasar patogenesis PPOK.

    'sap rokok mengoksidasi *etionin menjadi *etionin

    suloksida. Sehingga pengikatan alpha/antitripsin menjadi

    turun. Sehingga proteolisis paru oleh en0im protease semakin

    beresiko menjadi kerusakan paru

    'lpha/antitripsin: suatu protein rantai tunggaldengan 012

    asam amino ang mengandung tiga rantai oligosakarida.

    3isintesis oleh hepatosit dan makroag dan berungsi

    menghambat tripsin, elastase, dan proteaselainna

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    7/36

    *ekanisme kerja :lastase akti' penurunan atau tanpa alpha"1")T elastase akti'

    proteolisis di paru kerusakan jaringan

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    8/36

    )pabila diba&ah 456 maka terjadi kelainan obstrukti',

    ada beberapa tingkatan4ormal

    78P dan 78 # 456 nilai prediksi

    8P1 # 456 nilai prediksi 8P1 9 78P # ;6

    5estrikti

    78 < 456 nilai prediksi

    78P < 456 nilai prediksi

    =estriksi ringan 456 # 78 < >56

    =estriksi sedang >56 # 78 # 256

    =estriksi berat 78 < 256

    !bstrukti

    8P1 < 456 nilai prediksi

    8P1 9 78P < ;6

    bstruksi ringan ;6 # 8P1978P < >56

    bstruksi sedang >56 # 8P1 9 78P # 256

    bstruksi berat 8P1 9 78P

    httpmedicalogy.comtesspirometridiagnosaasmacopddan

    gangguanparuparu

    @. )pa hubungan pasien merokok dengan keluhan?

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    9/36

    Se(ara umum telah diketahui bah&a merokok dapat menyebabkan

    gangguan pernaasan. Terdapat beberapa alasan ang mendasari

    pernataan ini.

    Pertama, salah satu eek dari penggunaan nikotin akan

    menyebabkan konstriksi bronkiolus terminal paru, ang

    meningkatkan resistensi aliran udara ke dalam dan keluar paru.

    edua, eek iritasi asap rokok menebabkan peningkatan sekresi

    cairan ke dalam cabangcabang bronkus serta pembengkakan

    lapisan epitel.

    etiga, nikotindapat melumpuhkan siliapada permukaan sel epitelpernapasan ang secara normal terus bergerak untuk

    memindahkan kelebihan cairan dan partikel asing dari saluran

    pernaasan.

    )kibatna lebih banyak debris berakumulasi dalam jalan napasdan

    kesukaran bernapas menjadi semakin bertambah. Hasilna, semua

    perokok baik berat maupun ringan akan merasakan adana tahanan

    perna'asan dan kualitas hidup berkurang

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    10/36

    7arbonmonoksida: merupakan sejenis gas ang tidak berbau

    ang dihasilkan dari pembakaran 0at arang atau karbon ang

    tidak sempurna. *as ini memiliki si'at ra(un ang dapat

    mengurangi kemampuan darah memba&a oksigen. )rseni(: sejenis unsur kimia ang digunakan untuk membunuh

    serangga.

    itrogen oksida: Ansur kimia ini dapat mengganggu saluran

    perna'asan bahkan merangsang kerusakan dan perubahan

    kulit tubuh.

    )mmonium karbonat: 0at ini membentuk plak kuning pada

    permukaan lidah dan menggangu kelenjar makanan dan

    perasa ang terdapat dipermukaan lidah. )mmonia: merupakan gas ang tidak ber&arna ang terdiri

    dari nitrogen dan hidrogen. Bat ini sangat tajam bauna

    dansangat merangsang. )mmonia ini sangat mudah

    memasuki sel"sel tubuh

    Cormi( a(id: jenis (airan ang tidak ber&arna ang bergerak

    bebas dan dapat mengakibatkan lepuh. -airan ini sangat

    tajam dan bauna menusuk

    )(rolein: sejenis 0at tidak ber&arna, seperti aldehid. Batini

    diperoleh dengan mengambil (airan dari gliserol

    denganmetode pengeringan. -airan ini sangat menganggu

    bagi kesehatan.

    Hdrogen (anide: sejenis gas ang tidak ber&arna, tidak

    berbau dan tidak memiliki rasa. Bat ini merupakan 0at ang

    paling ringan, mudah terbakar dan sangat esien untuk

    menghalangi pernapasan. -anide adalah salah satu 0at ang mengandung ra(un ang

    sangat berbahaa. Sedikit saja (anide dimasukkan langsung

    ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian.

    itrous oksida: sejenis gas ang tidak ber&arna, dan bila

    terisap dapat menebabkan hilangna pertimbangan dan

    mengakibatkan rasa sakit.

    Cormaldehde: 0at ang banak digunakan sebagai penga&et

    dalam laboratorium $'ormalin%.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    11/36

    Phenol:Phenol terikat dengan protein dan menghalangi

    akti!itas en0im.

    )(etol: hasil pemanasan aldehde $sejenis 0at ang tidak

    ber&arna ang bebas bergerak% dan mudah menguap dengan

    alkohol.

    Hdrogen sulde: sejenis gas ang bera(un ang gampangterbakar dengan bau ang keras. Bat ini menghalangi oxidasien0im $0at besi ang berisi pigmen%.

    pridine: (airan tidak ber&arna dengan bau ang tajam. Batini dapat digunakan untuk mengubah si'at alkohol sebagaipelarut dan pembunuh hama.

    Methl (hloride: adalah (ampuran dari 0at"0at ber!alensisatu dimana hidrogen dan karbon merupakan unsurna angutama. Bat ini adalah merupakan (ompound organi( ang

    dapatbera(un.

    Methanol: sejenis (airan ringan ang gampang menguap danmudah terbakar. Meminum atau mengisap methanol dapatmengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    12/36

    1. 3ronkitis kronik3ronkitis merupakan denisi klinis batuk"batuk hampir setiap hari disertai

    pengeluaran dahak, sekurang"kurangana 2 bulan dalam satu tahun dan

    terjadi paling sedikit selama / tahun berturut"turut.

    tiologiTerdapat 2 jenis penebab bron(hitis akut, aitu :1 En'eksi : stalokokus, sterptokokus, pneumokokus, haemophilus inGuen0ae./ )lergi2 =angsang : misal asap pabrik, asap mobil, asap rokok dll

    3ron(hitis kronis dapat merupakan komplikasi kelainan patologik ang

    mengenai beberapa alat tubuh, aitu :1 Penakit antung Menahun, baik pada katup maupun mo(ardium.

    7ongesti menahun pada dinding bron(hus melemahkan daa tahanna

    sehingga in'eksi bakteri mudah terjadi./ En'eksi sinus paranasalis dan =ongga mulut, merupakan sumber bakteri

    ang dapat menerang dinding bron(hus.2 Dilatasi 3ron(hus $3ron(hie(tasi%, menebabkan gangguan susunan dan

    'ungsi dinding bron(hus sehingga in'eksi bakteri mudah terjadi.=okok, ang dapat menimbulkan kelumpuhan bulu getar selaput lender

    bron(hus sehingga drainase lendir terganggu. 7umpulan lendir tersebut

    merupakan media ang baik untuk pertumbuhan bakteri

    Patosiologi

    3ron(hitis akut dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul

    kembali sebagai eksaserbasi akut dari bron(hitis kronis. Pada in'eksi

    saluran na'as bagian atas, biasana !irus, seringkali merupakan a&al dari

    serangan bron(hitis akut. Dokter akan mendiagnosa bron(hitis kronis jika

    klien mengalami batuk atau produksi sputum selama beberapa hari 2

    bulan dalam 1 tahun dan paling sedikit dalam / tahun berturut"turut.

    3ron(hitis timbul sebagai akibat dari adana paparan terhadap agent

    in'eksi maupun non"in'eksi $terutama rokok tembakau%. Eritan akan

    menebabkan timbulna respon inGamasi ang akan menebabkan

    !asodilatasi, kongesti, edema mukosa dan bron(hospasme.7lien dengan bron(hitis kronis akan mengalami :

    1 Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bron(hi besar, ang

    mana akan meningkatkan produksi mukus./ Mukus lebih kental2 7erusakan 'ungsi (illiar sehingga menurunkan mekanisme pembersihan

    mukus. leh karena itu, Imu(o(illiar de'en(eJ dari paru mengalamikerusakan dan meningkatkan ke(enderungan untuk terserang in'eksi.

    7etika in'eksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan

    hiperplasia sehingga produksi mukus akan meningkat.@ Dinding bron(hial meradang dan menebal $seringkali sampai dua kali

    ketebalan normal% dan mengganggu aliran udara. Mukus kental ini

    bersama"sama dengan produksi mukus ang banak akan menghambat

    beberapa aliran udara ke(il dan mempersempit saluran udara besar.

    3ron(hitis kronis mula"mula mempengaruhi hana pada bron(hus besar,

    tetapi biasana seluruh saluran na'as akan terkena.; Mukus ang kental dan pembesaran bron(hus akan mengobstruksi jalan

    na'as, terutama selama ekspirasi. alan na'as mengalami kollaps, dan

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    13/36

    udara terperangkap pada bagian distal dari paru"paru. bstruksi ini

    menebabkan penurunan !entilasi al!eolar, hpoxia dan asidosis.> 7lien mengalami kekurangan oksigen jaringan F ratio !entilasi per'usi

    abnormal timbul, dimana terjadi penurunan Pa/. 7erusakan !entilasi

    dapat juga meningkatkan nilai Pa-/.

    7lien terlihat (anosis. Sebagai kompensasi dari hipoxemia, maka terjadipolisitemia $o!erproduksi eritrosit%. Pada saat penakit memberat,

    diproduksi sejumlah sputum ang hitam, biasana karena in'eksi

    pulmonar.4 Selama in'eksi klien mengalami reduksi pada C8 dengan peningkatan

    pada =8 dan C=-. ika masalah tersebut tidak ditanggulangi, hpoxemia

    akan timbul ang akhirna menuju penakit (or pulmonal dan -HC

    /. msema parumsema paru merupakan suatu denisi anatomik, aitu suatu perubahan

    anatomik paru ang ditandai dengan melebarna se(ara abnormal saluran

    udara bagian distal bronkus terminalis, ang disertai kerusakan dindingal!eolus. Sesuai dengan denisi tersebut, maka jika ditemukan kelainan

    berupa pelebaran ruang udara $al!eolus% tanpa disertai adana destruksi

    jaringan maka keadaan ini sebenarna tidak termasuk emsema,

    melainkan hana sebagai Io!erinGationJ.

    Patogenesis

    Terdapat @ perubahan patologik ang dapat timbul pada klien emsema,

    aitu:Hilangna elastisitas paru. Protease $en0im paru% merubah atau

    merusakkan al!eoli dan saluran na'as ke(il dengan jalan merusakkan

    serabut elastin. )kibat hal tersebut, kantung al!eolar kehilanganelastisitasna dan jalan na'as ke(il menjadi kollaps atau menempit.

    3eberapa al!eoli rusak dan ang lainna mungkin dapat menjadi

    membesar.1 HperinGation Paru Pembesaran al!eoli men(egah paru"paru untuk

    kembali kepada posisi istirahat normal selama ekspirasi./ Terbentukna 3ullae Dinding al!eolar membengkak dan berhubungan

    untuk membentuk suatu bullae $ruangan tempat udara% ang dapat dilihat

    pada pemeriksaan K ra.2 7ollaps jalan na'as ke(il dan udara terperangkap 7etika klien berusaha

    untuk ekshalasi se(ara kuat, tekanan positi' intratorak akan menebabkan

    kollapsna jalan na'as

    Tipe msema

    Terdapat tiga tipe dari emsema :1 msema -entriolobular. Merupakan tipe ang sering mun(ul,

    menghasilkan kerusakan bron(hiolus, biasana pada region paru atas.

    EnGamasi berkembang pada bron(hiolus tetapi biasana kantung al!eolar

    tetap bersisa./ msema Panlobular $Pana(inar%. Merusak ruang udara pada seluruh

    asinus dan biasana termasuk pada paru bagian ba&ah. 3entuk ini

    bersama disebut (entria(inar emsema, timbul sangat sering pada

    seorang perokok.2 msema Paraseptal. Merusak al!eoli pada lobus bagian ba&ah ang

    mengakibatkan isolasi dari blebs sepanjang peri'er paru. Paraseptal

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    14/36

    emsema diper(aa sebagai sebab dari pneumothorax spontan. Pana(inar

    timbul pada orang tua dan klien dengan desiensi en0im alpha"antitripsin.

    Pada keadaan lanjut, terjadi peningkatan dspnea dan in'eksi pulmoner,

    seringkali -or Pulmonal $-HC bagian kanan% timbul.Patosiologi

    msema merupakan kelainan dimana terjadina kerusakan pada dindingal!eolar, ang mana akan menebabkan o!erdistensi permanen ruang

    udara. Perjalanan udara terganggu akibat dari perubahan ini. 7esulitan

    selama ekspirasi pada emsema merupakan akibat dari adana destruksi

    dinding $septum% diantara al!eoli, kollaps jalan na'as sebagian dan

    kehilangan elastisitas re(oil. Pada saat al!eoli dan septa kollaps, udara

    akan tertahan diantara ruang al!eolar $disebut blebs% dan diantara

    parenkim paru $disebut bullae%. Proses ini akan menebabkan peningkatan

    !entilator pada Idead spa(eJ atau area ang tidak mengalami

    pertukaran gas atau darah. 7erja na'as meningkat dikarenakan terjadina

    kekurangan 'ungsi jaringan paru untuk melakukan pertukaran oksigen dan

    karbon dioksida. msema juga menebabkan destruksi kapiler paru, lebihlanjut terjadi penurunan per'usi oksigen dan penurunan !entilasi. Pada

    beberapa tingkat emsema dianggap normal sesuai dengan usia, tetapi

    jika hal ini timbul pada a&al kehidupan $usia muda%, biasana

    berhubungan dengan bron(hitis kronis dan merokok

    @. )sma)sma merupakan suatu penakit ang di(irikan oleh hipersensiti!itas

    (abang"(abang trakeobronkial terhadap pelbagai jenis rangsangan.

    7eadaan ini bermani'estasi sebagai penempitan saluran"saluran napas

    se(ara periodi( dan re!ersible akibat bronkospasme

    ;. 3ronkiektasis3ronkiektasis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronik ang mungkin

    disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk in'eksi paru dan obstruksi

    bronkus, aspirasi benda asing, muntahan, atau benda"benda dari saluran

    pernapasan atas, dan tekanan terhadap tumor, pembuluh darah ang

    berdilatasi dan pembesaran nodus lim'e.E8. TE+*Etiologi penakit ini belum diketahui. Penakit ini dikaitkan dengan 'aktor"

    'aktor risiko ang terdapat pada penderita antara lain:1 Merokok sigaret ang berlangsung lama/ Polusi udara2 En'eksi peru berulang@ Amur; enis kelamin> =as Desiensi al'a"1 antitripsin

    8 Defisiensi anti oksidan

    V. PATOFISIOLOGI

    Fungsi paru mengalami kemunduran dengan datangnya usia tua yang disebabkan

    elastisitas jaringan paru dan dinding dada makin berkurang. Dalam usia yang lebih

    lanjut, kekuatan kontraksi otot pernapasan dapat berkurang sehingga sulit bernapas.

    Fungsi paru-paru menentukan konsumsi oksigen seseorang, yakni jumlah oksigenyang diikat oleh darah dalam paru-paru untuk digunakan tubuh. Konsumsi oksigen

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    15/36

    sangat erat hubungannya dengan arus darah ke paru-paru. Berkurangnya fungsi paru-

    paru juga disebabkan oleh berkurangnya fungsi sistem respirasi seperti fungsi

    ventilasi paru. Faktor-faktor risiko tersebut diatas akan mendatangkan proses

    inflamasi bronkus dan juga menimbulkan kerusakan pada dinding bronkiolus

    terminalis. Akibat dari kerusakan akan terjadi obstruksi bronkus kecil (bronkiolus

    terminalis), yang mengalami penutupan atau obstruksi awal fase ekspirasi. Udara

    yang mudah masuk ke alveoli pada saat inspirasi, pada saat ekspirasi banyak terjebak

    dalam alveolus dan terjadilah penumpukan udara (air trapping).

    Hal inilah yang menyebabkan adanya keluhan sesak napas dengan segala akibatnya.

    Adanya obstruksi pada awal ekspirasi akan menimbulkan kesulitan ekspirasi dan

    menimbulkan pemanjangan fase ekspirasi. Fungsi-fungsi paru: ventilasi, distribusi

    gas, difusi gas, maupun perfusi darah akan mengalami gangguan (Brannon, et al,

    1993).

    VI. TANDA DAN GEJALA

    Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe pokok:1 Mempunyai gambaran klinik dominant kearah bronchitis kronis (blue bloater).

    2 Mempunyai gambaran klinik kearah emfisema (pink puffers).

    Tanda dan gejalanya adalah sebagai berikut:

    1 Kelemahan badan

    2 Batuk

    3 Sesak napas

    4 Sesak napas saat aktivitas dan napas berbunyi

    5 Mengi atau wheeze

    6 Ekspirasi yang memanjang

    7 Bentuk dada tong (Barrel Chest) pada penyakit lanjut

    8 Penggunaan otot bantu pernapasan

    9 Suara napas melemah

    10 Kadang ditemukan pernapasan paradoksal

    11 Edema kaki, asites dan jari tabuh

    VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang yang diperlukan adalah sebagai berikut:

    1 Pemeriksaan radiologist

    2 Analisis gas darah

    3 Pemeriksaan EKG

    4 Kultur sputum, untuk mengetahui petogen penyebab infeksi.5 Laboratorium lengkap

    North American Nursing Diagnosis Association. 2012.Nursing Diagnosis :

    Definition and Classification 2012-2014. NANDA International. Philadelphia.

    6 Apa DD pada skenario?

    9. Apa saja manifestasi klinis pada skenario?

    Serangan awal

    - Serangan permulaan terjadi pelan2 (15%kasus) termasuk timbul sejak anakGejala :

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    16/36

    Batuk2 ringan

    Sesak napas (tidak dipengaruhi aktivitas)

    Mengi (wheezing)

    Pada tahap lanjut sesak napas dipengaruhi aktivitas

    Serangan kambuh

    Terjadi dg adanya :

    - Serangan batuk 7 sesak napas,

    - no effort dependent dyspneudyspneu deffort

    - Serangan pneumonia berulang

    - Serangan bronchitis berulangbronkitis kronis

    - Menimbulkan kerusakan paru

    Apabila penyakit PPOK berkembang sempurna akan dijumpai

    beberapa fase :

    Fase IBelum ditemukan keluhan, belum terdapat tanda2 fisik yg

    jelas

    Fase II

    Terjadi kelainan2 & timbul perubahan ventilasi paru :

    Keluhan2 :

    Batuk2 lama (bronchitis kronis)

    Dyspneu deffort

    Pernapasan mengi (wheezing)

    Kelainan fisik :

    Perkusi dada hipersonor

    Suara napas melemah

    Ekspirasi diperpanjang

    Ronchi kering/ronchi basah halus (+)Wheezing (+)

    Suara jantung lebih redup jantung tertutup oleh paru yg mengembang

    Kelainan radiologic :

    - Translucency bertambah

    -Diafragma rendah, mendatar

    -Jantung memanjang (vertikal)

    Kelainan fungsi paru :

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    17/36

    -CV

    -FEV1

    -MEFR

    -MMEFR

    -MBC/MVV

    -RV

    -Intraluminary gas mixing mulai abnormal

    -Resistensi sal napas

    3.Fase III

    Sudah terjadi gejal hipoksemi yg lebih nyata.

    Keluhan :

    -Sama pada fase sebelumnya

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    18/36

    15.)pa saja pemeriksaan penunjang g dilakukan?

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    19/36

    Pemeriksaan Penunjang

    a. Pemeriksaan rutin1. 8aal paru

    L Spirometri$8P1, 8P1prediksi, 78P, 8P1978P

    "bstruksi ditentukan oleh nilai 8P1 prediksi $ 6 % dan atau8P1978P $ 6 %.bstruksi : 6 8P1$8P198P1pred% < 456 8P16 $8P1978P% < ;6

    "8P1merupakan parameter ang paling umum dipakai untukmenilai beratna PP7 dan memantau perjalanan penakit.

    "

    )pabila spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, )Pmeter &alaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternati'dengan memantau !ariabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari/56

    L 9ji bronkodilator

    "Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan

    )P meter.

    "Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanak 4 hisapan, 1; "/5 menit kemudian dilihat perubahan nilai 8P1 atau )P,perubahan 8P1atau )P < /56 nilai a&al dan < /55 ml

    " Aji bronkodilator dilakukan pada PP7 stabil

    /. 3arah rutinHb, Ht, leukosit

    2. 5adiologiCoto toraks P) dan lateral berguna untuk meningkirkan penakit parulainPada emsema terlihat gambaran :" HiperinGasi" Hiperlusen" =uang retrosternal melebar" Dia'ragma mendatar

    "antung menggantung $jantung pendulum 9 tear drop / eye dropappearance%

    Pada bronkitis kronik :L ormalL -orakan bronko!askuler bertambah pada /1 6 kasus

    b. Pemeriksaan khusus (tidak rutin)/. 8aal paru

    "8olume =esidu $8=%, 7apasiti =esidu Cungsional $7=C%, 7apasiti Paru

    Total $7PT%, 8=97=C, 8=97PT meningkat" D+- menurun pada emsema" =a& meningkat pada bronkitis kronik" Sga& meningkat" 8ariabiliti Harian )P kurang dari /5 6

    /. 9ji latih kardiopulmoner" Sepeda statis $ergo((le%" entera $treadmill%" alan > menit, lebih rendah dari normal

    2. 9ji pro$okasi bronkusAntuk menilai derajat hipereakti!iti bronkus, pada sebagian ke(il PP7

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    20/36

    terdapat hipereakti!iti bronkus derajat ringan@. 9ji coba kortikosteroid

    Menilai perbaikan 'aal paru setelah pemberian kortikosteroid oral$prednison atau metilprednisolon% sebanak 25 " ;5 mg per hari selama/minggu aitu peningkatan 8P1pas(abronkodilator # /5 6 dan minimal/;5 ml. Pada PP7 umumna tidak terdapat kenaikan 'aal paru setelahpemberian kortikosteroid

    ;. 'nalisis gas darahTerutama untuk menilai :" *agal napas kronik stabil" *agal napas akut pada gagal napas kronik

    >. 5adiologi" -T " S(an resolusi tinggi

    "Mendeteksi emsema dini dan menilai jenis serta derajat emsemaatau bula ang tidak terdeteksi oleh 'oto toraks polos

    " S(an !entilasi per'usiMengetahui 'ungsi respirasi paru

    . %lektrokardiografMengetahui komplikasi pada jantung ang ditandai oleh Pulmonal danhipertro !entrikel kanan.

    :. %kokardiografMenilai 'un'si jantung kanan

    . &akteriologiPemerikasaan bakteriologi sputum pe&arnaan *ram dan kultur resistensidiperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk memilih antibiotikang tepat. En'eksi saluran napas berulng merupakan penebab utamaeksaserbasi akut pada penderita PP7 di Endonesia.

    15.adar ala/ antitripsin7adar antitripsin al'a"1 rendah pada emsema herediter $emsema padausia muda%, desiensi antitripsin al'a"1 jarang ditemukan di Endonesia.

    http:99&&&.klikpdpi.(om9konsensus9konsensus"ppok9konsensus"ppok"isi1.html

    ). Pemeriksaan rutin

    /) 8aal paru

    Spirometri $8P1, 8P1prediksi, 78P, 8P1978P

    " bstruksi ditentukan oleh nilai 8P1 prediksi $ 6 % dan atau

    8P1978P $ 6 %.

    " bstruksi : 6 8P1$8P198P1 pred% < 456 8P16 $8P1978P% < ;

    6

    " 8P1 merupakan parameter ang paling umum dipakai untuk

    menilai beratna PP7 dan memantau perjalanan penakit. )pabila

    spirometri tidak tersedia atau tidak mungkin dilakukan, )P meter

    http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi1.htmlhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi1.html
  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    21/36

    &alaupun kurang tepat, dapat dipakai sebagai alternati' dengan

    memantau !ariabiliti harian pagi dan sore, tidak lebih dari /56

    Aji bronkodilator

    " Dilakukan dengan menggunakan spirometri, bila tidak ada gunakan)P meter.

    " Setelah pemberian bronkodilator inhalasi sebanak 4 hisapan, 1; "

    /5 menit kemudian dilihat perubahan nilai 8P1 atau )P,

    perubahan 8P1 atau )P < /56 nilai a&al dan < /55 ml

    " Aji bronkodilator dilakukan pada PP7 stabil

    ") 3arah rutin

    Hb, Ht, leukosit

    0) 5adiologi

    Coto toraks P) dan lateral berguna untuk meningkirkan penakit

    paru lain. Pada emsema terlihat gambaran :

    " HiperinGasi

    " Hiperlusen

    " =uang retrosternal melebar

    " Dia'ragma mendatar

    " antung menggantung $jantung pendulum 9 tear drop / eye drop

    appearance%

    Pada bronkitis kronik :

    L ormal

    L -orakan bronko!askuler bertambah pada /1 6 kasus

    3. Pemeriksaan khusus $tidak rutin%

    /) 8aal paru

    " 8olume =esidu $8=%, 7apasiti =esidu Cungsional $7=C%, 7apasiti Paru

    Total $7PT%, 8=97=C," 8=97PT meningkat

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    22/36

    " D+- menurun pada emsema

    " =a& meningkat pada bronkitis kronik

    " Sga& meningkat

    " 8ariabiliti Harian )P kurang dari /5 6") 9ji latih kardiopulmoner

    " Sepeda statis $ergo((le%

    " entera $treadmill%

    " alan > menit, lebih rendah dari normal

    0) 9ji pro$okasi bronkus

    Antuk menilai derajat hipereakti!iti bronkus, pada sebagian ke(il

    PP7 terdapat hipereakti!iti bronkus derajat ringan

    2) 9ji coba kortikosteroid

    Menilai perbaikan 'aal paru setelah pemberian kortikosteroid oral

    $prednison atau metilprednisolon% sebanak 25 " ;5 mg per hari

    selama /minggu aitu peningkatan 8P1 pas(a bronkodilator # /5

    6 dan minimal /;5 ml. Pada PP7 umumna tidak terdapat

    kenaikan 'aal paru setelah pemberian kortikosteroid

    ;) 'nalisis gas darah

    Terutama untuk menilai :

    " *agal napas kronik stabil

    " *agal napas akut pada gagal napas kronik

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    23/36

    1) &akteriologi

    Pemerikasaan bakteriologi sputum pe&arnaan *ram dan kultur

    resistensi diperlukan untuk mengetahui pola kuman dan untuk

    memilih antibiotik ang tepat. En'eksi saluran napas berulngmerupakan penebab utama eksaserbasi akut pada penderita PP7

    di Endonesia.

    />) adar ala/ antitripsin

    7adar antitripsin al'a"1 rendah pada emsema herediter $emsema

    pada usia muda%, desiensiantitripsin al'a"1 jarang ditemukan di

    Endonesia.

    %onsensus 2((- Pedoman "iagnosis & Penatalasanaan

    uerulosis di #ndonesia P"P#

    11.3agaimana penatalaksanaan skenario?

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    24/36

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    25/36

    12.1. Edukasi

    Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil.Edukasi pada PPOK berbeda dengan edukasi pada asma. Karena PPOK adalah penyakitkronik yang ireversibel dan progresif, inti dari edukasi adalah menyesuaikan keterbatasanaktiviti dan mencegah kecepatan perburukan fungsi paru. Berbeda dengan asma yang masihbersifat reversibel, menghindari pencetus dan memperbaiki derajat adalah inti dari edukasi

    atau tujuan pengobatan dari asma.

    Tujuan edukasi pada pasien PPOK

    !. "engenal perjalanan penyakit dan pengobatan#. "elaksanakan pengobatan yang maksimal$. "encapai aktiviti optimal%. "eningkatkan kualiti hidup

    Edukasi PPOK diberikan sejak ditentukan diagnosis dan berlanjut secara berulang padasetiap kunjungan, baik bagi penderita sendiri maupun bagi keluarganya. Edukasi dapatdiberikan di poliklinik, ruang ra&at, bahkan di unit ga&at darurat ataupun di '() dan dirumah. *ecara intensif edukasi diberikan di klinik rehabilitasi atau klinik konseling, karenamemerlukan &aktu yang khusus dan memerlukan alat peraga. Edukasi yang tepatdiharapkan dapat mengurangi kecemasan pasien PPOK, memberikan semangat hidup&alaupun dengan keterbatasan aktiviti. Penyesuaian aktiviti dan pola hidup merupakan salahsatu cara untuk meningkatkan kualiti hidup pasien PPOK.Bahan dan cara pemberian edukasi harus disesuaikan dengan derajat berat penyakit, tingkatpendidikan, lingkungan sosial, kultural dan kondisi ekonomi penderita.

    *ecara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah

    !.

    Pengetahuan dasar tentang PPOK

    #.

    Obat + obatan, manfaat dan efek sampingnya

    $

    .

    (ara pencegahan perburukan penyakit

    %.

    "enghindari pencetus berhenti merokok-

    .

    Penyesuaian aktiviti

    /gar edukasi dapat diterima dengan mudah dan dapat dilaksanakan ditentukan skala prioritibahan edukasi sebagai berikut

    !. Berhenti merokok0isampaikan pertama kali kepada penderita pada &aktu diagnosis PPOK ditegakkan

    #. Pengunaan obat + obatan+ "acam obat dan jenisnya

    + (ara penggunaannya yang benar oral, "0' atau nebuliser -+ 1aktu penggunaan yang tepat rutin dengan selang&aku tertentu atau kalau perlusaja -

    + 0osis obat yang tepat dan efek sampingnya

    $. Penggunaan oksigen+ Kapan oksigen harus digunakan+ Berapa dosisnya+ "engetahui efek samping kelebihan dosis oksigen

    %. "engenal dan mengatasi efek samping obat atau terapi oksigen. Penilaian dini eksaserbasi akut dan pengelolaannya

    Tanda eksaserbasi

    + Batuk atau sesak bertambah+ *putum bertambah

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    26/36

    + *putum berubah &arna2. "endeteksi dan menghindari pencetus eksaserbasi3. "enyesuaikan kebiasaan hidup dengan keterbatasan aktiviti

    Edukasi diberikan dengan bahasa yang sederhana dan mudah diterima, langsung ke pokokpermasalahan yang ditemukan pada &aktu itu. Pemberian edukasi sebaiknya diberikan

    berulang dengan bahan edukasi yang tidak terlalu banyak pada setiap kali pertemuan.Edukasi merupakan hal penting dalam pengelolaan jangka panjang pada PPOK stabil,karena PPOK merupakan penyakit kronik progresif yang ireversibel

    Pemberian edukasi berdasar derajat penyakit

    Ringan

    + Penyebab dan pola penyakit PPOK yang ireversibel

    + "encegah penyakit menjadi berat dengan menghindari pencetus, antara lain berhentimerokok

    + *egera berobat bila timbul gejala

    Sedang+ "enggunakan obat dengan tepat+ "engenal dan mengatasi eksaserbasi dini+ Program latihan fisik dan pernapasan

    Berat

    + 'nformasi tentang komplikasi yang dapat terjadi+ Penyesuaian aktiviti dengan keterbatasan+ Penggunaan oksigen di rumah

    2. Obat - obatan

    a. Bronkodilator0iberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan disesuaikandengan klasifikasi derajat berat penyakit lihat tabel # -. Pemilihan bentuk obatdiutamakan inhalasi, nebuliser tidak dianjurkan pada penggunaan jangka panjang. Padaderajat berat diutamakan pemberian obat lepas lambat slow release - atau obat berefekpanjang long acting-.

    "acam + macam bronkodilator

    + 4olongan antikolinergik0igunakan pada derajat ringan sampai berat, disamping sebagai bronkodilator jugamengurangi sekresi lendir maksimal % kali perhari -.

    + 4olongan agonis beta + #

    Bentuk inhaler digunakan untuk mengatasi sesak, peningkatan jumlah penggunaandapat sebagai monitor timbulnya eksaserbasi. *ebagai obat pemeliharaan sebaiknyadigunakan bentuk tablet yang berefek panjang. Bentuk nebuliser dapat digunakanuntuk mengatasi eksaserbasi akut, tidak dianjurkan untuk penggunaan jangkapanjang. Bentuk injeksi subkutan atau drip untuk mengatasi eksaserbasi berat.

    + Kombinasi antikolinergik dan agonis beta + #Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi, karenakeduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. 0isamping itu penggunaan obatkombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita.

    + 4olongan 5antin0alam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang,terutama pada derajat sedang dan berat. Bentuk tablet biasa atau puyer untukmengatasi sesak pelega napas -, bentuk suntikan bolus atau drip untuk mengatasi

    eksaserbasi akut.Penggunaan jangka panjang diperlukan pemeriksaan kadar aminofilin darah.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    27/36

    b. /ntiinflamasi0igunakan bila terjadi eksaserbasi akut dalam bentuk oral atau injeksi intravena,berfungsi menekan inflamasi yang terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atauprednison. Bentuk inhalasi sebagai terapi jangka panjang diberikan bila terbukti ujikortikosteroid positif yaitu terdapat perbaikan 6EP!pascabronkodilator meningkat 7 #89

    dan minimal #8 mg.

    c. /ntibiotika

    :anya diberikan bila terdapat infeksi. /ntibiotik yang digunakan

    + ;ini ' amoksisilin

    makrolid

    + ;ini '' : amoksisilin dan asam klavulanat

    sefalosporin

    kuinolon

    makrolid baru

    Pera&atan di + asetilsistein.0apat diberikan pada PPOK dengan eksaserbasi yang sering, tidak dianjurkan sebagaipemberian yang rutin

    e. "ukolitik:anya diberikan terutama pada eksaserbasi akut karena akan mempercepat perbaikaneksaserbasi, terutama pada bronkitis kronik dengan sputum yang viscous. "engurangieksaserbasi pada PPOK bronkitis kronik, tetapi tidak dianjurkan sebagai pemberian rutin.

    f. /ntitusif

    3. Terapi OksigenPada PPOK terjadi hipoksemia progresif dan berkepanjangan yangmenyebabkan kerusakan sel dan jaringan. Pemberian terapi oksigenmerupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan oksigenasiseluler dan mencegah kerusakan sel baik di otot maupun organ + organlainnya.

    "anfaat oksigen

    + "engurangi sesak+ "emperbaiki aktiviti+ "engurangi hipertensi pulmonal+ "engurangi vasokonstriksi+ "engurangi hematokrit

    + "emperbaiki fungsi neuropsikiatri+ "eningkatkan kualiti hidup

    0iberika

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    28/36

    'ndikasi

    + Pao#? 28mm:g atau *at O#? @89+ Pao#diantara + @ mm:g atau *at O#7 A@9 disertai Kor Pulmonal,

    perubahan P pullmonal, :t 79 dan tanda + tanda gagal jantungkanan, sleep apnea, penyakit paru lain

    "acam terapi oksigen

    - Pemberian oksigen jangka panjang

    + Pemberian oksigen pada &aktu aktiviti+ Pemberian oksigen pada &aktu timbul sesak mendadak+ Pemberian oksigen secara intensif pada &aktu gagal napasTerapi oksigen dapat dilaksanakan di rumah maupun di rumah sakit. Terapioksigen di rumah diberikan kepada penderita PPOK stabil derajat beratdengan gagal napas kronik. *edangkan di rumah sakit oksigen diberikanpada PPOK eksaserbasi akut di unit ga&at daruraat, ruang ra&at ataupun'(). Pemberian oksigen untuk penderita PPOK yang dira&at di rumahdibedakan

    + Pemberian oksigen jangka panjang Long Term Oxygen Therapy ;TOT -

    + Pemberian oksigen pada &aktu aktiviti+ Pemberian oksigen pada &aktu timbul sesak mendadakTerapi oksigen jangka panjang yang diberikan di rumah pada keadaanstabil terutama bila tidur atau sedang aktiviti, lama pemberian ! jam setiaphari, pemberian oksigen dengan nasal kanul ! + # ;Cmnt. Terapi oksigenpada &aktu tidur bertujuan mencegah hipoksemia yang sering terjadi bilapenderita tidur.Terapi oksigen pada &aktu aktiviti bertujuan menghilangkan sesak napasdan meningkatkan kemampuan aktiviti. *ebagai parameter digunakananalisis gas darah atau pulse oksimetri. Pemberian oksigen harusmencapai saturasi oksigen di atas @89.

    /lat bantu pemberian oksigen

    + >asal kanul+ *ungkup venturi+ *ungkup rebreathing+ *ungkup nonrebreathingPemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dankondisi analisis gas darah pada &aktu tersebut.

    4. Ventilasi Mekanik6entilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagalnapas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien

    PPOK derajat berat dengan napas kronik. 6entilasi mekanik dapatdigunakan di rumah sakit di ruang '() atau di rumah.

    6entilasi mekanik dapat dilakukan dengan cara

    + ventilasi mekanik dengan intubasi+ ventilasi mekanik tanpa intubasi

    Ventilasi mekanik tanpa intubasi

    6entilasi mekanik tanpa intubasi digunakan pada PPOK dengan gagalnapas kronik dan dapat digunakan selama di rumah.Bentuk ventilasi mekanik tanpa intubasi adalah Nonivasive IntermittenPositif Pressure>'PP6- atau Negative Pessure Ventilation >P6-.

    >'PP6 dapat diberikan dengan tipe ventilasi

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    29/36

    + Volume control+ Pressure control- Bilevel positive airway pressure BiP!P"- #ontinous positive airway pressure #P!P">'PP6 bila digunakan bersamaan dengan terapi oksigen terus menerus;TOT C ;ong Tern O5ygen Theraphy- akan memberikan perbaikan yang

    signifikan pada + /nalisis gas darah+ Kualiti dan kuantiti tidur + Kualiti hidup+ /nalisis gas darah

    'ndikasi penggunaan >'PP6

    + *esak napas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulusrespirasi dan abdominal paradoksal

    + /sidosis sedang sampai berat p: ? 3,$8 + 3, $+ Drekuensi napas 7 # kali per menit>P6 tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan obstruksi saluran napasatas, disamping harus menggunakan perlengkapan yang tidak sederhana.

    Ventilasi mekanik dengan intubasi

    Pasien PPOK dipertimbangkan untuk menggunakan ventilasi mekanik dirumah sakit bila ditemukan keadaan sebagai berikut + 4agal napas yang pertama kali+ Perburukan yang belum lama terjadi dengan penyebab yang jelas dan

    dapat diperbaiki, misalnya pneumonia+ /ktiviti sebelumnya tidak terbatas

    'ndikasi penggunaan ventilasi mekanik invasif

    + *esak napas berat dengan penggunaan muskulus respirasi tambahandan pergerakan abdominal paradoksal

    + Drekuensi napas 7 $ permenit+ :ipoksemia yang mengancam ji&a Pao#? %8 mm:g-+ /sidosis berat p: ? 3,# dan hiperkapni Pao#? 28 mm:g-+ :enti napas+ *amnolen, gangguan kesadaran+ Komplikasi kardiovaskuler hipotensi, syok, gagal jantung-+ Komplikasi lain gangguan metabolisme, sepsis, pneumonia, emboli

    paru, barotrauma, efusi pleura masif-+ Telah gagal dalam penggunaan >'PP6

    6entilasi mekanik sebaiknya tidak diberikan pada pasien PPOK dengankondisi sebagai berikut

    + PPOK derajat berat yang telah mendapat terapi maksimal sebelumnya+ Terdapat ko+morbid yang berat, misalnya edema paru, keganasan+ /ktiviti sebelumnya terbatas meskipun terapi sudah maksimal

    Komplikasi penggunaan ventilasi mekanik

    + 6/P ventilator acuired pneumonia-+ Barotrauma+ $esu%aran weaning

    Kesukaran dalam proses weaningdapat diatasi dengan

    + Keseimbangan antara kebutuhan respirasi dan kapasiti muskulusrespirasi

    + Bronkodilator dan obat+obatan lain adekuat+ >utrisi seimbang+ 0ibantu dengan >'PP6

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    30/36

    . !utrisi"alnutrisi sering terjadi pada PPOK, kemungkinan karena bertambahnyakebutuhan energi akibat kerja muskulus respirasi yang meningkat karenahipoksemia kronik dan hiperkapni menyebabkan terjadi hipermetabolisme.Kondisi malnutrisi akan menambah mortaliti PPOK karena berkolerasi

    dengan derajat penurunan fungsi paru dan perubahan analisis gas darah

    "alnutrisi dapat dievaluasi dengan

    + Penurunan berat badan+ Kadar albumin darah+ /ntropometri+ Pengukuran kekuatan otot "66, tekanan diafragma, kekuatan otot

    pipi-+ :asil metabolisme hiperkapni dan hipoksia-"engatasi malnutrisi dengan pemberian makanan yang agresis tidak akanmengatasi masalah, karena gangguan ventilasi pada PPOK tidak dapatmengeluarkan (O#yang terjadi akibat metabolisme karbohidrat. 0iperlukan

    keseimbangan antara kalori yang masuk denagn kalori yang dibutuhkan,bila perlu nutrisi dapat diberikan secara terus menerus nocturnal fee&ings"dengan pipa nasogaster.Komposisi nutrisi yang seimbang dapat berupa tinggi lemak rendahkarbohidrat. Kebutuhan protein seperti pada umumnya, protein dapatmeningkatkan ventilasi semenit oxigen comsumption dan respons ventilasiterhadap hipoksia dan hiperkapni. Tetapi pada PPOK dengan gagal napaskelebihan pemasukan protein dapat menyebabkan kelelahan.4angguan keseimbangan elektrolit sering terjadi pada PPOK karenaberkurangnya fungsi muskulus respirasi sebagai akibat sekunder darigangguan ventilasi. 4angguan elektrolit yang terjadi adalah + :ipofosfatemi+ :iperkalemi

    + :ipokalsemi+ :ipomagnesemi4angguan ini dapat mengurangi fungsi diafragma. 0ianjurkan pemberiannutrisi dengan komposisi seimbang, yakni porsi kecil dengan &aktupemberian yang lebih sering.

    ". Re#abilitasi $$O%Tujuan program rehabilitasi untuk meningkatkan toleransi latihan danmemperbaiki kualiti hidup penderita PPOKPenderita yang dimasukkan ke dalam program rehabilitasi adalah merekayang telah mendapatkan pengobatan optimal yang disertai + *imptom pernapasan berat+ Beberapa kali masuk ruang ga&at darurat

    + Kualiti hidup yang menurunProgram dilaksanakan di dalam maupun diluar rumah sakit oleh suatu timmultidisiplin yang terdiri dari dokter, ahli giFi, respiratori terapis danpsikolog.Program rehabilitiasi terdiri dari $ komponen yaitu latihan fisis, psikososialdan latihan pernapasan.!. 0itujukan untuk memperbaiki efisiensi dan kapasiti sistem transportasi

    oksigen. ;atihan fisis yang baik akan menghasilkan + Peningkatan 6O#ma5+ Perbaikan kapasiti kerja aerobik maupun anaerobik+ Peningkatan car&iac outputdan stro%e volume+ Peningkatan efisiensi distribusi darah+ Pemendekkan &aktu yang diperlukan untuk recovery

    ;atihan untuk meningkatkan kemapuan otot pernapasana. ;atihan untuk meningkatkan otot pernapasan

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    31/36

    b. 'n&urance exercise

    ;atihan untuk meningkatkan kemampuan otot pernapasan

    ;atihan ini diprogramkan bagi penderita PPOK yang mengalamikelelahan pada otot pernapasannya sehingga tidak dapatmenghasilkan tekanan insipirasi yang cukup untuk melakukan ventilasi

    maksimum yang dibutuhkan. ;atihan khusus pada otot pernapasamakan mengakibatkan bertambahnya kemampuan ventilasi maksimum,memperbaiki kualiti hidup dan mengurangi sesak napas.Pada penderita yang tidak mampu melakukan latihan endurance,latihan otot pernapasan ini akan besar manfaatnya. /pabila ke duabentuk latihan tersebut bisa dilaksanakan oleh penderita, hasilnyaakan lebih baik. Oleh karena itu bentuk latihan pada penderita PPOKbersifat individual. /pabila ditemukan kelelahan pada otot pernapasan,maka porsi latihan otot pernapasan diperbesar, sebaliknya apabiladidapatkan (O#darah tinggi dan peningkatan ventilasi pada &aktulatihan maka latihan endurance yang diutamakan.

    'n&urance exercise

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    32/36

    *elanjutnya diikuti dengan #+% menit istirahat. *etelahbeberapa minggu latihan ditambah sampai #8+$8 menitChariselama hari perminggu. 0enyut nadi maksimal adalah ##8 +umur dalam tahun.

    + /pabila petunjuk umum sudah dilaksanakan, risiko untukpenderita dapat diperkecil. &alaupun demikan latihan jasmani

    secara potensial akan dapat berakibat kelainan fatal, dalambentuk aritmia atau iskemi jantung.

    :al+hal yang perlu diperhatikan sebelum latihan

    + Tidak boleh makan #+$ jam sebelum latihan+ Berhenti merokok #+$ jam sebelum latihan+ /pabila selama latihan dijumpai angina, gangguan mental,

    gangguan koordinasi atau pusing latihan segera dihentikan+ Pakaian longgar dan ringan

    #. Psikososial*tatus psikososial penderita perlu diamati dengan cermat dan apabiladiperlukan dapat diberikan obat

    $. ;atihan PernapasanTujuan latihan ini adalah untuk mengurangi dan mengontrol sesaknapas. Teknik latihan meliputi pernapasan diafragma danpurse& lipsguna memperbaiki ventilasi dan menyinkronkan kerja otot abdomendan toraks. *erta berguna juga untuk melatih ekspektorasi danmemperkuat otot ekstrimiti.

    &. $enatalaksanaan $$O% Eksaserbasi 'kut

    Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkandengan kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi ataufaktor lainnya seperti polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.

    4ejala eksaserbasi

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    33/36

    + *esak bertambah+ Produksi sputum meningkat+ Perubahan &arna sputum

    Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga

    a. Tipe eksaserbasi berat-, memiliki $ gejala di atas

    b. Tipe '' eksaserbasi sedang-, memiliki # gejala di atasc. Tipe ''' eksaserbasi ringan-, memiliki ! gejala di atas ditambah infeksi

    saluran napas atas lebih dari hari, demam tanpa sebab lain,peningkatan batuk, peningkatan mengi atau peningkatan frekuensipernapasan 7 #89 baseline, atau frekuensi nadi 7 #89 baseline

    Penyebab eksaserbasi akut

    Primer

    + 'nfeksi trakeobronkial biasanya karena virus-

    *ekunder

    + Pnemonia+ 4agal jantung kanan, atau kiri, atau aritmia+ Emboli paru+ Pneumotoraks spontan+ Penggunaan oksigen yang tidak tepat+ Penggunaan obat+obatan obat penenang, diuretik- yang tidak tepat+ Penyakit metabolik 0", gangguan elektrolit-+ >utrisi buruk+ ;ingkunagn memburukCpolusi udara+ /spirasi berulang+ *tadium akhir penyakit respirasi kelelahan otot respirasi-

    Penanganan eksaserbasi akut dapat dilaksanakan di rumah untukeksaserbasi yang ringan- atau di rumah sakit untuk eksaserbasi sedangdan berat-

    Penatalaksanaan eksaserbasi akut ringan dilakukan dirumah oleh penderitayang telah diedukasi dengan cara + "enambahkan dosis bronkodilator atau dengan mengubah bentuk

    bronkodilator yang digunakan dari bentuk inhaler, oral dengan bentuknebuliser

    + "enggunakan oksigen bila aktivitas dan selama tidur+ "enambahkan mukolitik+ "enambahkan ekspektoran

    Bila dalam # hari tidak ada perbaikan penderita harus segera ke dokter.

    Penatalaksanaan eksaserbasi akut di rumah sakit dapat dilakukan secarara&at jalan atau ra&at inap dan dilakukan di

    !. Poliklinik ra&at jalan#. )nit ga&at darurat$.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    34/36

    + *ebagai evaluasi rutin meliputi a. Pemberian obat+obatan yang optimalb. Evaluasi progresifit i penyakitc. Edukasi

    $enatalaksanaan ra(at inap

    'ndikasi ra&at

    + Esaserbasi sedang dan berat+ Terdapat komplikasi

    + infeksi saluran napas berat+ gagal napas akut pada gagal napas kronik+ gagal jantung kanan

    *elama pera&atan di rumah sakit harus diperhatikan

    !. "enghindari intubasi dan penggunaan mesin bantu napas dengan caraevaluasi klinis yang tepat dan terapi adekuat

    #. Terapi oksigen dengan cara yang tepat$. Obat+obatan maksimal, diberikan dengan drip, intrvena dan nebuliser%. Perhatikan keseimbangan asam basa. >utrisi enteral atau parenteral yang seimbang2.

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    35/36

    !. 0iagnosis beratnya eksaerbasi

    - 0erajat sesak, frekuensi napas, pernapasan paradoksal+ Kesadaran+ Tanda vital+ /nalisis gas darah+ Pneomonia

    #. Terapi oksigen adekuat

    Pada eksaserbasi akut terapi oksigen merupakan hal yang pertamadan utama, bertujuan untuk memperbaiki hipoksemi dan mencegahkeadaan yang mengancam ji&a. dapat dilakukan di ruang ga&atdarurat, ruang ra&at atau di '(). *ebaiknya dipertahankan Pao#7 28mm:g atau *at O#7 @89, evaluasi ketat hiperkapnia. gunakansungkup dengan kadar yang sudah ditentukan ventury mas%s"#%9,#A9 atau $#9. Perhatikan apakah sungkup rebreathingataunonrebreathing, tergantung kadar Paco#dan Pao#. Bila terapi oksigentidak dapat mencapai kondisi oksigenasi adekuat, harus digunakanventilasi mekanik. 0alam penggunaan ventilasi mekanik usahakandengan Noninvasive Positive Pressure Ventilation>'PP6-, bila tidakberhasil ventilasi mekanik digunakan dengan intubasi.

    $. Pemberian obat+obatan yang maksimal

    Obat yang diperlukan pada eksaserbasi akut

    a. /ntibiotik

    + Peningkatan jumlah sputum+ *putum berubah menjadi purulen

    - Peningkatan sesakPemilihan antibiotik disesuaikan dengan pola kuman setempatdan komposisi kombinasi antibiotik yang mutakhir. Pemberianantibiotik di rumah sakit sebaiknya per drip atau intravena,

    sedangkan untuk ra&at jalan bila eksaserbasi sedang sebaiknyakombinasi dengan makrolide, bila ringan dapat diberikan tunggal.

    b. Bronkodilator

    Bila ra&at jalan B+# agonis dan antikolinorgik harus diberikandengan peningkatan dosis. 'nhaler masih cukup efektif biladigunkan dengan cara yang tepat, nebuliser dapat digunakan agarbronkodilator lebih efektif. :ati+hati dengan penggunaan nebuliseryang memakai oksigen sebagai kompressor, karena penggunaanoksigen A+!8 liter untuk menghasilkan uap dapat menyebabkanretensi (O#. 4olongan 5antin diberikan bersama+sama denganbronkodilator lainnya karena mempunyai efek memperkuat ototdiafragma. 0alam pera&atan di rumah sakit, bronkodilatordiberikan secara intravena dan nebuliser, dengan pemberian lebihsering perlu monitor ketat terhadap timbulnya palpitasi sebagaiefek samping bronkodilator.

    c. Kortikosteroid

    Tidak selalu diberikan tergantung derajat berat eksaserbasi. Padaeksaserbasi derajat sedang dapat diberikan prednison $8 mgChariselama !+# minggu, pada derajat berat diberikan secara intravena.Pemberian lebih dari # minggu tidak memberikan manfaat yanglebih baik, tetapi lebih banyak menimbulkan efek samping.

    %. >utrisi adekuat untuk mencegah starvationyang disebabkan

    hipoksemia berkepanjangan, dan menghindari kelelahan otot bantunapas

  • 7/23/2019 LI COPD NADA SGD 18

    36/36

    . 6entilasi mekanik

    Penggunaan ventilasi mekanik pada PPOK eksaerbasi berat akanmengurangi mortaliti dan morbiditi, dan memperbaiki simptom.0ahulukan penggunaan >'PP6, bila gagal dipikirkan penggunaanventilasi mekanik dengan intubasi

    2. Kondisi lain yang berkiatan

    - "onitor balans cairan elektrolit+ Pengeluaran sputum+ 4agal jantung atau aritmia

    3. Evaluasi ketat progesiviti penyakit

    Penanganan yang tidak adekuat akan memperburuk eksaserbasi danmenyebabkan kematian. "onitor dan penanganan yang tepat d

    http:99&&&.klikpdpi.(om9konsensus9konsensus"ppok9konsensus"ppok"

    isi/.html&&&.klikpdpi.(om9konsensus9konsensus"ppok9ppok.pd'

    http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi2.htmlhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi2.htmlhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdfhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi2.htmlhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi2.htmlhttp://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf