4. bab i_bab iii sgd 28.doc
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia membutuhkan makan untuk bertahan hidup. Selain untuk bertahan hidup,
makanan juga berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan tubuh akan zat-zat seperti
karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, dan zat-zat lain. Namun, di zaman yang sudah
modern ini justru banyak orang yang tidak dapat memenuhi zat-zat tersebut.
Protein yang berasal dari kataprotosatauproteosyang berarti pertama atau utama.
Protein berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Kita
memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hean dan tumbuhan. !ika kita tidak
mendapat asupan protein yang "ukup dari makanan tersebut, maka kita akan mengalami
kondisi malnutrisi energi protein.
#eragam masalah malnutrisi banyak ditemukan pada anak-anak. Se"ara umum,
kurang gizi adalah salah satu istilah dari penyakit KKP, yaitu penyakit yag diakibatkan
kekurangan energi dan protein. KKP dapat juga diartikan sebagai keadaan kurang gizi yang
disebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi $ngka Ke"ukupan %izi &$K%'. #ergantung pada derajat kekurangan energy
protein yang terjadi, maka manifestasi penyakitnya pun berbeda-beda. Penyakit KKP ringan
sering diistilahkan dengan kurang gizi.
Kurang kalori protein &KKP' adalah suatu penyakit gangguan gizi yang di
karenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi
pada defisiensi protein maupun energi.
Setidaknya ada ( faktor yang melatar belakangi KKP ,yaitu ) masalah so"ial ekonomi,
biologi, dan lingkungan.
1
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
2/25
*ipid adalah salah satu kelompok senyaa organik yang terdapat dalam tumbuhan,
hean atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. +ntuk
memberikan defenisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyaa yang termasuk
lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Para ahli biokimia sepakat
baha lemak dan senyaa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan
kedalam satu kelompok yang disebut lipid.
islipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
kadar kolesterol total, kolesterol **, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol *
&Sunita, //('. islipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar ** kolesterol
dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar *
kolesterol &$ndry artono, ///'. islipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis
semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga
tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
0. $pa efenisi islipidemia dan Kurang kalori protein 1
. $pa saja bagian dari islipidemia dan Kurang kalori protein 1
2. $pa fa"tor resiko terjadinya islipidemia dan Kurang kalori protein 1
(. $pa yang menyebabkan terjadinya islipidemia dan Kurang kalori protein 1
3. #agaimana proses terjadinya islipidemia dan Kurang kalori protein 1
4. $pa tanda dan gejala pada pasien islipidemia dan Kurang kalori protein 1
5. #agaimana "ara menegakkan diagnose pada pasien islipidemia dan Kurang kalori
protein 1
6. $pa terapi yang digunakan untuk pngobatan pada pasien islipidemia dan Kurang kalori
protein 1
7. $pa akibat lanjutan yang diakibatkan oleh islipidemia dan Kurang kalori protein 1
2
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
3/25
1.3 Tujuan
8ujuan umum )
+ntuk memenuhi tugas mata kuliah ormon dan metabolisme pada kasus penyakit
gangguan metabolisme &islipidemia dan Kurang Kalori Protein '
8ujuan khusus )
Makalah ini kami buat dengan bertujuan agar )
0. $gar mahasisa dapat mengetahui pengertian islipidemia dan KKP. $gar mahasisa dapat mengetahui Klasifikasi islipidemia dan KKP
2. $gar mahasisa dapat mengetahui faktor resiko islipidemia dan KKP
(. $gar mahasisa dapat mengetahui etiologi islipidemia dan KKP
3. $gar mahasisa dapat mengetahui patofisiologi islipidemia dan KKP
4. $gar mahasisa dapat mengetahui gambaran klinis islipidemia dan KKP
5. $gar mahasisa dapat mengetahui penatalaksanaan pada pasien islipidemia dan
KKP
6. $gar mahasisa dapat mengetahui Komplikasi islipidemia dan KKP
3
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
4/25
BAB II
PEMBAHAAN
2.1 D!sl!"!#em!a
2.1.1 De$en!s!
islipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah
kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol **, dan trigliserida serta penurunan kadar
kolesterol * &Sunita, //('. islipidemia adalah keadaan terjadinya peningkatan
kadar ** kolesterol dalam darah atau trigliserida dalam darah yang dapat disertai
penurunan kadar * kolesterol &$ndry artono, ///'. islipidemia dalam proses
terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu
dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri.
islipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang paling utama
adalah kenaikan kadar kolesterol total &9(/mg:dl', kolesterol **&904/ mg:dl',
kenaikan kadar trigliserida &9// mg:dl' serta penurunan kadar * &;(/ mg:dl'. alam
proses terjadinya aterosklerosis semuanya mempunyai peran yang penting dan sangat
kaitannya satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibi"arakan sendiri-sendiri.
Klasifikasi rentang fraksi lipid dapat dilihat pada tabel di baah ini.
2.1.2 %las!$!kas!
Klasifikasi dislipidemia berdasarkan patogenesis penyakit adalah sebagai berikut)
4
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
5/25
a' D!sl!"!#em!a Pr!mer
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
6/25
Kelenjar tiroid yang kurang aktif
Sebagian besar kasus peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol total bersifat
sementara dan tidak berat, dan terutama merupakan akibat dari makan lemak. Pembuanganlemak dari darah pada setiap orang memiliki ke"epatan yang berbeda. Seseorang bisa makan
sejumlah besar lemak heani dan tidak pernah memiliki kadar kolesterol total lebih dari //
mg:d*, sedangkan yang lainnya menjalani diet rendah lemak yang ketat dan tidak pernah
memiliki kadar kolesterol total dibaah 4/ mg:d*. Perbedaan ini tampaknya bersifat
genetik dan se"ara luas berhubungan dengan perbedaan ke"epatan masuk dan keluarnya
lipoprotein dari aliran darah.
2.1.( Et!'l'g!
alam batasan ilmiah, dislipidemia terjadi akibat adanya akumulasi kolestrol dan
lipid pada dinding pembuluh darah. islipidemia merupakan masalah yang "ukup penting
karena termasuk faktor resiko utama penyakit jantung koroner. Penelitian mendukung
bahaa dislipidemia memiliki lebih dari asatu penyebab. >aktor geneti", pola makan,
gaya hidup, obesitas dan faktor lain.
a. &akt'r genet!k
islipidemia "enderung terjadi dalam keluarga, mendukung baha hal itu
mungkin memiliki suatu penyebab geneti". alam dunia medis dislipidemia yang
diturunkan familial dislipidemia &>'. Penyebab penyakit ini adalah adanya mutasi yang
terjadi pada reseptor kolestrol **. @eseptor ** merupakan reseptor sel perukaan yang
berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolestrol.
). &akt'r "'la makanSalah satu fa"tor yang paling berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
penimbunan zat lemak ini adalah gaya hidup, khususnya pola makan. Penyakit jantung
kerap diidentikan dengan penyakit akibat B hidup enakC, yaitu terlalu banyak
mengkonsumsi makanan mengandung lemak dan kolestrol. al ini semakin menjadi
dengan kian membudayanya konsumsi makanan siap saji junk food aktudalam kurun
aktu satu de"ade ini.
*emak jenuh berbahaya bagi tubuh karena merangsang hati untuk memproduksi
banyak kolesterol yang juga berperan akan mun"ul penyakit jantung. Karena kolestrol
6
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
7/25
yang mengendap lama-lama akan menghambat aliran darah dan oksigen sehingga
mengganggu metabolisme otot jantung.
*. &akt'r ')es!tas
Abesitas digunakan untuk memahami batasan sederhana dari kelebihan berat
badan yang dihasilkan dari makan terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Abesitas
merupakan hasil interaksi kompleks antara fa"tor-faktor geneti", perilaku dan lingkungan
menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energy.
Arang dengan obesitas maka didalam tubuhnya "enderung akan banyak timbunan
lemak yang berlebih, dan timbulnya lemak yang ada dalam tubuh ini akan menyebabkan
penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini kemudian akan
dapat meningkatkan kadar kolestrol total dan ** kolestrol.
#. &akt'r ke)!asan mer'k'k
#eberapa situs kesehatan disebutkan baha zat-zat kimia yang terkandung dalam
rokok, terutama nikotin dapat menurunkan kadar kolestrol baik &*' dan meningkatkan
kadar kolestrol buruk &**' dalam darah. Pada kebanyakan orang yang merokok
ditemukan baha kadar *nya rendah. #erarti kadar pembentukan kolestrol baik yang
bertugas membaa lemak dari jaringan ke hati menjadi terganggu, sementara
kebalikannya justru terjadi pada kadar ** nya.
e. %urang keteraturan )er'lahraga.
$ktifitas yang efektif dapat menurunkan kadar kolestrol yaitu berupa olahraga
teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu masing-masing dengan lama aktu
antara kurang lebih (3 menit. Alahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan
otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul,seperti senam, aerobi", jalan
kaki, berenang, jogging, atau bersepeda.
2.1.+ Pat'$!s!'l'g!
,alur Meta)'l!sme Eks'gen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserida dan kolesterol. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang
diekstresi bersama empedu ke usus halus. #aik lemak di usus halus yang berasal dari
makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. 8rigliserida dan
kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.
7
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
8/25
8rigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol.
i dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi trigliserida, sedang
kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya
bersama dengan fosfolipid dan apoloprotein akan membentuk lipoprotein yang dikenal
dengan kilomikron.
Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan akhirnya melalui duktus
torasikus akan masuk ke dalam aliran darah. 8rigliserida dalam kilomikron akan
mengalami hidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi
asam lemak bebas free tatty a"id &>>$' non-esterified fatty a"id &ND>$'. $sam lemak
bebas dapat disimpan sebagai trigliserid kembali dijaringan lemak &adiposa', tetapi bila
terdapat dalam jumlah yang banyak sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan untuk
pembentukan trigliserid hati. Kilomikron yang sudah kehilangan sebagian besar trigliserid
akan menjadi kilomikron remnant yang mengandung kolesterol ester dan akan dibaa ke
hati &$nonim /0/'.
,alur Meta)'l!sme En#'gen
8rigliserid dan kolesterol yang disintesis di hati disekresi ke dalam sirkulasi
sebagai lipoprotein #0//. alam sirkulasi, triglisirid di ?** akan mengalami hidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase &*P*', adan ?** berubah menjadi E* yang juga akan
mengalami hidrolisis dan berubah menjadi **. Sebagian dari ?**, E* dan **
akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. ** adalah lipoprotein yang paling
banyak mengandung kolesterol. Sebagian dari kolesterol di ** akan dibaa ke hati dan
jaringan steroidogenik lainnya seperti kelenjar adreal, testis, dan ovarium yang
mempunyai reseptor untuk kolesterolF **. Sebagian lagi dari kolesterol F ** akan
mengalami oksidasi dan ditangkap oleh reseptor seavebger F $ &S@-$' di makrofag dan
akan menjadi sel busa &foam "ell'.
Makin banyak kadar kolesterol-** dalam plasma makin banyak yang akan
mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag. !umlah kolesterol yang akan
teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang terkandung di **. #eberapa keadaan
mempengaruhi tingkat oksidasi seperti)
8
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
9/25
Meningkatnya jumlah ** seperti pada sindrom metaboli" dan diabetes militus.
Kadar kolesterol F *, makin tinggi kadar * maka * bersifat protektif
terhadap oksidasi ** &$nonim /0/'.
!alur @everse =holesterol 8ransport
* dilepaskan sebagai partikel ke"il miskin kolesterol yang mengandung
apoliprotein &apo' $, =, dan D dan disebut *nas"ent.
* nas"ent berasal dari usushalus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan
mengandung apoliprotein $0. * nas"ent akan mendekati makrofag untuk
mengambil kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari
makrofag. * nese"ant berubah menjadi * deasa yang berbentuk bulat. $gar
dapat diambil oleh * nes"ent , kolesterol &kolesterol bebas' dibagian dalam dari
mikrofag harus dibaa kepermukaan membran sel mekrofag oleh suatu transporter
yang disebut adenosine triphosphate-binding "assette transporter-0 atau disingkat
$#=-0.
Setelah mengambil kolesterol bebas dari sel makrofag, kolesterol bebas
akan diesterfikasi menjadi kolesterol ester enzim le"ithin "holes-trol
a"yltransferase &*=$8'. Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang dibaa oleh
* akan mengambil dua jalur. !alur pertama ialah ke hati dan ditangkap oleh
s"avenger re"eptor "lass # type 0 dikenal denganS@-#0. !alur kedua dari ?**
dan E* dengan bantuan "holesterol ester transfer protein &=D8P'. engan
demikian fungsi * sebagai BpenyiapC kolesterol dari makrofag mempunyai
dua jalur yaitu langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui ?** danE*
untuk membaa kolesterol kembali ke hati &$nonim /0/'.
2.1.- am)aran %l!n!s
8anda dan gejala dislipidemia tidak terlihat, oleh karena itu untuk mengetahui
adanya tanda dislipidemia harus dilakukan pemeriksaan laboratorium. +ntuk menilai
apakah kadar kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus menga"u pada
pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari
9
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
10/25
N=DP $8P EEE &National "holesterol Ddu"ation Program, $dult Panel 8reatment EEE',
yang antara lain menetapkan baha )
0. T'tal %'lester'l /
o Nilai Normal ; // mg:dl
o Perbatasan tinggi // F 27 mg:d
o 8inggi 9 (/ mg:dl
. LDL %'lester'l /
o Aptimal ; 0// mg:dl
o Mendekati optimal 0// F 07 mg:dl
o Perbatasan tinggi 02/ F 037 mg:dl
o 8inggi 04/ F 067 mg:dl
o Sangat tinggi 9 07/ mg:dl
2. HDL %'lester'l /
o @endah ; (/ mg:dl
o 8inggi 4/ mg:dl
(. Tr!gl!ser!#a
o Normal ; 03/ mg:dl
o Perbatasan tinggi 03/ -077 mg:dl
o 8inggi // F (77 mg:dl
o Sangat tinggi 9 (77 mg:dl
2.1.0 D!agn'sa
10
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
11/25
Pe#'man %l!n!s %a#ar
$ngka patokan kadar lipid yang memerlukan pengelolaan, penting dikaitkan
dengan terjadinya komplikasi kardiovaskuler. ari berbagai penelitian jangka panjang di
negara-negara barat, yang dikaitkan dengan besarnya resiko untuk terjadinya PK? ,
dikenal patokan kadar kolesterol total sbb)
a' Kadar yang diinginkan dan diharapkan masih aman &desirable' adalah ; // mg:dl
b' Kadar yang sudah mulai meningkat dan harus diaspadai untuk mulai dikendalikan
&bordeline high' adalah //-27 mg:dl
"' Kadar yang tinggi dan berbahaya bagi pasien &high' adalah 9 (/ mg:dl
+ntuk trigliserida besarnya pengaruh terhadap kemungkinan terjadinya
komplikasi kardiovaskuler belum disepakati benar. ND=P &National Cholesterol
Education Program' tidak memasukkan kadar trigliserida dalam anjuran pengelolaan
lipid mereka. Sebaliknya kelompok kontinental memasukkan juga faktor trigliserida
dalam algoritma yang mereka anjurkan, dilandasi oleh penelitian mereka di Dropa &studi
Pro"am dan studi Paris'.
Pemer!ksaan La)'rat'r!um
Pemeriksaan laboratorium memegang peranan penting dalam menegakkan
diagnosis dislipidemia. Parameter yang diperiksa meliputi kadar kolesterol total,
kolesterol **, kolesterol * dan trigliserid.
a. Persiapan
Sebaiknya subjek dalam keadaan metabolik stabil, tidak ada perubahan berat
badan, pola makan, kebiasaan merokok, olahraga, minum kopi:alkohol dalam
minggu terahir sebelum diperiksa, tidak ada sakit berat atau operasi dalam bulanterakhir.
8idak mendapat obat yang mempengaruhi kadar lipid dalam minggu terakhir.
#ila hal tersebut tidak memungkinkan, pemeriksaan tetap dilakukan tetapi, dengan
disertai "atatan.
b. Pengambilan bahan pemeriksaan
Pengambilan bahan dilakukan setelah puasa 0-04 jam & boleh minum air putih'.Sebelum bahan diambil subyek duduk selama 3 menit.
11
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
12/25
Pengambilan bahan dilakukan dengan melakukan bendungan vena seminimal
mungkin.
#ahan yang diambil adalah serum.
". $nalis
$nalis kolesterol total dan trigliserida dilakukan dengan metode ensimatik
$nalis kolesterol * dan Kol-** dilakukan dengan metode presipitasi dan
ensimatik. Kadar kolesterol ** sebaiknya diukur se"ara langsung, atau dapat
juga dihitung menggunakan rumus >riedeaid kalau kadar trigliserida ; (//
mg:d, sbb)
2.1. Penatalaksanaan
0. Peren"anaan terapi diet
Pada pasien dislipidemia harus diterapkan diet seimbang yang mengandung semua
nutrient dalam jumlah yang memadai.
a. 8ujuan diet yang diberikan untuk pasien dengan kondisi dislipidemia)
0' Menurunkan berat badan bila terjadi kegemukan.
' Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
2' Menurunkan asupan kolesterol makanan.
(' Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karboidrat
sederhana.
b. Syarat diet yang diberikan)
0' Dnergi yang dibutuhkan disesuaikan menurut berat badan dan aktivitas fisik.
' *emak sedang, ;2/G dari kebutuhan enegi total.
2' Protein "ukup, yaitu 0/-/G dari kebutuhan total.
(' Karbohidrat sedanng, yaitu 3/-4/G dari kebutuhan total.
3' Serat tinggi, terutama yang larut air.
4' =ukup vitamin dan mineral &Sunita, //('
. Entervensi gizi
Entervensi gizi biasa dilakukan dengan memberikan edukasi gizi yang melibatkan
alih pengetahuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi pada pasien. Pengetahuan gizi
12
%a#ar k'l. LDL %'l.T'tal k'l.HDL 14+ tr!gl!ser!#a
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
13/25
merupakan pen"apaian pada Status gizi yang baik dan sangat penting bagi kesehatan dan
kesejahteraan bagi setiap orang.
2. Pengelolaan penderita dislipidemia
a. +mum
Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah upaya non farmakologis yang
meliputi modifikasi diet, latihan jasmani, serta pengelolaan berat badan. 8ujuan terapi
diet adalah menurunkan resiko penyakit jantung koroner dengan mengurangi asupan
lemak jenuh dan kolesterol serta mengembalikan keseimbangan kalori, sekaligus
memperbaiki nutrisi. Perbaikan keseimbangan kalori biasanya memerlukan peningkatan
penggunaan energi melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori &Haspadji,
//5'
b. +paya non farmakologis
8erapi diet
imulai dengan menilai pola makan pasien, mengidentifikasi makanan yang
mengandung banyak lemak jenuh dan kolesterol serta seberapa sering keduanya
dikonsumsi.
*atihan jasmani
ari beberapa penelitian diketahui baha latihan fisik dapat meningkatkan kadar
*, menurunkan trigliserida, menurunkan ** dan menurunkan berat badan.
>armakologis
$pabila terapi non farmakologi tidak berhasil maka, dapatdiberikan berma"am-
ma"am obatan &$nar bahri, //('.
8ujuan dari pengelolaan dislipidemia dalam jangka pendek adalah untuk
mengontrol kadar ** dan * dalam darah, dan menghilangkan keluhan maupun
gejala yang terjadi pada penderita dislipidemia. 8ujuan jangka panjang untuk men"egah
terjadinya jantung koroner. =ara penanganannya dengan menormalkan kadar kolesterol
** dan * dalam darah.
2.1.5 %'m"l!kas!
13
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
14/25
$pabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai ma"am
komplikasi, antara lain)
0. $therosklerosis
. Penyakit jantung koroner
2. Penyakit serebrovaskular seperti strok
(. Kelainan pembuluh darah tubuh lainnya
3. Pankreatitis akut
2.2 %urang %al'r! Pr'te!n
2.2.1 De$en!s!
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang kurang
mendapat masukan makanan yang "ukup bergizi, atau asupan kalori dan protein kurang
dalam aktu yang "ukup lama.
Kurang kalori protein &KKP' adalah suatu penyakit gangguan gizi yang
dikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan tekanan yang bervariasi pada
defisiensi protein maupun energi.Kashiorkor adalah suatu sindroma klinik yang timbul sebagai suatu akibat
adanya kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang dari yang
dibutuhkan ehrman dan ?aughan'.
Marasmus adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi &kalori'
sedangkan kebutuhan protein relatif "ukup.
Marasmus merupakan gambaran KKP dengan defisiensi energi yang
ekstrem.Marasmik F kashiorkor merupakan kelainan gizi yang menunjukkan gejala
klinis "ampuran antara marasmus dan kashiorkor.
Marasmik F kashiorkor merupakan malnutrisi pada pasien yang telah mengalami
kehilangan berat badan lebih dari 0/G, penurunan "adangan lemak dan protein serta
kemunduran fungsi fisiologi. &%raham *. ill, ///'.
2.2.2 %las!$!kas!
14
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
15/25
Se"ara klinis, KKP dapat dibagikan kepada tiga tipe yaitu, kashiorkor,
marasmus, dan marasmik-kashiorkor. Marasmus terjadi karena pengambilan energi
yang tidak "ukup sementara kashiorkor terjadi terutamanya karena pengambilan protein
yang tidak "ukup. Sementara tipe marasmik kashiorkor yaitu gabungan diantara gejala
marasmus dan kashiorkor &Kleigmen et al, //5'.
Marasmus
Marasmus terjadi karena pengambilan energi yang tidak "ukup. Pada penderita
yang menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering berjaga
pada aktu malam, mengalami konstipasi atau diare. iare pada penderita marasmus
akan terlihat berupa ber"ak hijau tua yang terdiri dari sedikit lendir dan sedikit tinja.
%angguan pada kulit adalah tugor kulit akan menghilang dan penderita terlihat
keriput. $pabila gejala bertambah berat lemak pada
bagian pipi akan menghilang dan penderita
terlihat seperti ajah seorang tua. ?ena
superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar
"ekung, tulang pipi dan dagu menonjol dan mata
tampak besar dan dalam. Perut tampak
membun"it atau "ekung dengan gambaran usus yang
jelas dan tampak atropi &assan et al, //3'.
%6ash!'rk'r
Kashiorkor terjadi terutamanya karena
pengambilan protein yang tidak "ukup. Pada
penderita yang menderita kashiorkor, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan,
perubahan mental yaitu pada biasanya penderita "engeng dan pada stadium lanjut menjadi
apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema. Selain itu, pederita akan
mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan diare. al ini mungkin karena
gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. @ambut kepala penderita kashiorkor senang
di"abut tanpa rasa sakit &assan et al, //3'.
Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus, jarang
dan berarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis yang lebih
mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy pavement dermatosis
yang merupakan ber"ak-ber"ak putih atau merah muda dengan tepi hitam dan ditemukan
15
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
16/25
pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan dan disertai kelembapan. Pada perabaan
hati ditemukan hati membesar, kenyal, permukaan li"in, dan pinggiran tajam. $nemia
ringan juga ditemukan dan terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang
rendah dan kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi &assan et al, //3'.
2.2.3 Et!'l'g!
Se"ara umum, masalah KKP disebabkan oleh beberapa fa"tor, yang paling
dominan adalah tanggung jaab negara terhadap rakyatnya karena bagaimana pun KKP
tidak akan terjadi bila kesejahteraan rakyat terpenuhi.
#erikut beberapa faktor penyebabnya )
0. >aktor sosial.
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
17/25
4. 8ingkat pendidikan orang tua khususnya ibu mempengaruhi pola pengasuhan balita.
Para ibu kurang mengerti makanan apa saja yang seharusnya menjadi asupan untuk
anak-anak mereka.
5. Kurangnya pelayanan kesehatan, terutama imunisasi.Emunisasi yang merupakan
bagian dari system imun mempengaruhi tingkat kesehatan bayi dan anak-anak.
2.2.( Pat'$!s!'l'g!
Patofisiologi gizi buruk pada balita adalah anak sulit makan atau anorexia bisa
terjadi karena penyakit akibat defisiensi gizi, psikologik seperti suasana makan,
pengaturan makanan dan lingkungan. @ambut mudah rontok dikarenakan kekurangan
protein, vitamin $, vitamin = dan vitamin D. Karena keempat elemen ini merupakan
nutrisi yang penting bagi rambut. Pasien juga mengalami rabun senja. @abun senja terjadi
karena defisiensi vitamin $ dan protein. Pada retina ada sel batang dan sel keru"ut. Sel
batang lebih hanya bisa membedakan "ahaya terang dan gelap. Sel batang atau rodopsin
ini terbentuk dari vitamin $ dan suatu protein. !ika "ahaya terang mengenai sel rodopsin,
maka sel tersebut akan terurai. Sel tersebut akan mengumpul lagi pada "ahaya yang gelap.
Enilah yang disebut adaptasi rodopsin. $daptasi ini butuh aktu. !adi, rabun senja terjadi
karena kegagalan atau kemunduran adaptasi rodopsin.
8urgor atau elastisitas kulit jelek karena sel kekurangan air &dehidrasi'. @eflek
patella negatif terjadi karena kekurangan aktin myosin pada tendon patella dan degenerasi
saraf motorik akibat dari kekurangn protein, =u dan Mg seperti gangguan
neurotransmitter. Sedangkan, hepatomegali terjadi karena kekurangan protein. !ika terjadi
kekurangan protein, maka terjadi penurunan pembentukan lipoprotein. al ini membuat
penurunan * dan **. Karena penurunan * dan **, maka lemak yang ada di
hepar sulit ditransport ke jaringan-jaringan, pada akhirnya penumpukan lemak di hepar.
8anda khas pada penderita kashiorkor adalah pitting edema. Pitting edema
adalah edema yang jika ditekan, sulit kembali seperti semula.Pitting edema disebabkan
oleh kurangnya protein, sehingga tekanan onkotik intravaskular menurun. !ika hal ini
terjadi, maka terjadi ekstravasasi plasma ke intertisial. Plasma masuk ke intertisial, tidak
ke intrasel, karena pada penderita kashiorkor tidak ada kompensansi dari ginjal untuk
reabsorpsi natrium. Padahal natrium berfungsi menjaga keseimbangan "airan tubuh. Padapenderita kashiorkor, selain defisiensi protein juga defisiensi multinutrien. Ketika
17
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
18/25
ditekan, maka plasma pada intertisial lari ke daerah sekitarnya karena tidak terfiksasi oleh
membran sel dan mengembalikannya membutuhkan aktu yang lama karena posisi sel
yang rapat. Ddema biasanya terjadi pada ekstremitas baah karena pengaruh gaya
gravitasi, tekanan hidrostatik dan onkotik &Sadea, //6'.
Sedangkan menurut Nelson &//5', penyebab utama marasmus adalah kurang
kalori protein yang dapat terjadi karena ) diet yang tidak "ukup, kebiasaan makan yang
tidak tepat seperti hubungan orang tua dengan anak terganggu, karena kelainan metabolik
atau malformasi kongenital. Keadaan ini merupakan hasil akhir dari interaksi antara
kekurangan makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan ada beberapa faktor
lain pada diri anak sendiri yang dibaa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap
terjadinya marasmus.
2.2.+ am)aran %l!n!s
$da 2 ma"am tipe %izi buruk, yaitu )
0. 8ipe Kashiorkor, dengan tanda-tanda dan gejala adalah sebagai berikut)
a' 8ampak sangat kurus dan atau edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh
tubuh.
b' Perubahan Status mental
"' @ambut tipis kemerahan seperti arna rambut jagung, mudah di"abut tanpa rasa
sakit, rontok
d' Hajah membulat dan sembab
e' Pandangan mata sayu
f' Pembesaran hati
g' Kelainan kulit berupa ber"ak merah muda yang meluas dan berubah arna
menjadi "oklat kehitaman dan terkelupas
h' %angguan pertumbuhan badan. #erat dan panjang badan anak tidak dapat
men"apai berat dan panjang yang semestinya sesuai dengan umurnya.
18
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
19/25
i' Perubahan aspek kejiaan, yaitu anak kelihatan memelas, "engeng, lemah dan
tidak ada selera makan.
j' Atot tubuh terlihat lemah dan tidak berkembang dengan baik alaupun masih
tampak adanya lapisan lemak di baah kulit.
. 8ipe Marasmus, dengan tanda-tanda dan gejala sebagai berikut)
a' 8ampak sangat kurus
b' =engeng, reel
"' Kulit keriput
d' Perut "ekung
e' $nak tampak sangat kurus dan kemunduran pertumbuhan otot tampak sangat jelas
sekali apabila anak dipegang pada ketiaknya dan diangkat. #erat badan anak
kurang dari 4/G dari berat badan seharusnya menurut umur.
f' Hajah anak tampak seperti muka orang tua. !adi berlaanan dengan tanda yang
tampak pada kashiorkor. Pada penderita marasmus, muka anak tampak keriput
dan "ekung sebagaimana layaknya ajah seorang yang telah berusia lanjut. Aleh
karena tubuh anak sangat kurus, maka kepala anak seolah-olah terlalu besar jika
dibandingkan dengan badannya.
g' Pada penderita marasmus biasanya ditemukan juga tanda-tanda defisiensi gizi
yang lain seperti kekurangan vitamin =, vitamin $, dan zat besi serta sering juga
anak menderita diare.
2. 8ipe, Marasmik-Kashiorkor
Merupakan gabungan beberapa gejala klinik Kashiorkor F Marasmus
Penyakit Penyerta : Penyulit pada $nak %izi #uruk seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, anak yang berada dalam status gizi buruk, umumnya sangat rentan
19
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
20/25
terhadap penyakit. Seperti lingkaran setan, penyakit-penyakit tersebut justru
menambah rendahnya status gizi anak. Penyakit-penyakit tersebut adalah)
a' ESP$
b' iare persisten
"' =a"ingan
d' 8uberkulosis
e' Malaria
f' E? : $ES
2.2.- D!agn'sa
%ambaran klinis, biokimiai, dan fisiologi KKP bervariasi dari orang ke orang
dan bergantung pada )
0. Keparahan KKP
. +sia penderita
2. $da atau tidaknya kekurangan zat gizi lain
(. Keberadaan penyakit penyerta
3. Kekurangan yang dominan energi atau kah protein
Keparahan KKP diukur dengan menggunakan parameter $ntroprometrik, Karena
tanda dan gejala klinis serta hasil pemeriksaan laboratorium biasannya tidak
menunjukkan perubahan terke"uali jika penyakit ini telah sedemikian CparahC .
Klasifikasi serta lamanya penyakit yang telah berlangsung juga ditentukan se"ara
antropometris . riayat pangan bermanfaat terutama dalam mengukur status gizi anan-
anak .defisit energi dan protein derajat ringan sampai sedang di nilai terutama dengan
riayat dan kebiasan pangan perorangan atau masyarakat , serta keter sediaan pangan itu
sendiri.karakeristik klinis dan biokimiai berguna untuk pemastian diagnosis KKP
berat .parameter yang ajib di periksa pada pendeita KKP ter"antum dalam C anamesis
dan pemeiksaan fisik KKP pada anak C.
20
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
21/25
Pen!la!an tatus !7!
Antr'"'metr!
Pengukuran antropometri paling sering digunakan untuk mengukur gangguan
tumbuh kembang. $ntropometri digunakan se"ara meluas karena "ukup praktis dengan
pendekatan non- invasif dalam mengukur status nutrisi individu atau masyarakat. +kuran
antropometri adalah berupa penimbangan berat badan #', tinggi badan &8#', lingkar
lengan atas &*E*$', lingkaran kepala dan lapisan lemak baah kulit yang menggunakan
ukuran dan standar tertentu. Endeks antropometri yang paling sering digunakan ialah
##:+, 8#:+ dan ##:8# &=ogill #., //2'.
Endeks ##:+ dapat digunakan untuk mengenal pasti masalah berat badan rendah
menurut umur yang spesifik. Kelebihan ##:+ adalah dapat mengenal pasti masalah
malnutrisi baik akut dan:atau kronik, alaupun indeks ##:+ tidak dapat membedakan
samada penderita menderita malnutrisi akut atau kronik. Endeks 8#:+ dapat digunakan
untuk mengenal pasti masalah malnutrisi yang kronik. +ntuk anak baah dua tahun,
istilah panjang badan-umur digunakan sementara istilah 8#:+ digunakan untuk anak dua
tahun dan ke atas. 8#:+ yang rendah menandakan tumbuh kembang yang terbantut.
Endeks ##:8# digunakan untuk mengenal pasti samada malnutrisi yang dialami adalah
akut ataupun baru saat ini. ##:8# berguna untuk mengukur efek malnutrisi jangka
pendek samada karena penyakit ataupun perubahan pola makan &=ogill #., //2'.
Parameter keparahan dan klasifikasi KDP dapat diukur dengan menggunakan
indikator antropometri. Endikator berat badan terhadap tinggi badan #:8#' dapat
digunakan sebagai petunjuk dalam penentuan status gizi sekarang dan tinggi badan
terhadap usia &8#:+' digunakan sebagai petunjuk tentang keadaan gizi masa lampau.
epartemen Kesehatan @E &///', berdasarkan 8emu Pakar %izi di #ogor tanggal 07-/
!anuari dan di Semarang tanggal (-4 Mei tahun ///, merekomendasikan baku HA-
N=S untuk digunakan sebagai baku antropometis di Endonesia. &$risman, /0/'.
Keparahan KDP dapat dilihat pada tabel .20 dari setiap indiator yaitu ##:+, 8#:+ dan
##:8# &$risman, /0/'.
2.2.0 Penatalaksanaan
a. Prinsip pengobatan MDP adalah)
21
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
22/25
0. Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai biologik tinggi,
tinggi kalori, "ukup "airan, vitamin dan mineral.
. Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah di"erna dan diserap.
2. Makanan diberikan se"ara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat
rendah. Protein yang diperlukan 2-( gr:kg:hari, dankalori 04/-053 kalori.
(. $ntibiotik diberikan jika anak terdapat penyakit penyerta.
3. 8indak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap
keluarga.
b. alam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian "airan parenteral
adalah sebagai berikut)
0. !umlah "airan adalah // ml:kg##:hari untuk kashiorkor atau marasmus
kashiorkor, dan 3/ ml:kg ##:hari untuk marasmus.
. !enis "airan yang dipilah adalah arro-glukosa dengan kadar glukosa dinaikkan
menjadi 0/G bila terdapat hipoglikemia.
2. =ara pemberiannya adalah sebanyak 4/ ml:kg ## diberikan dalam (-6 jam pertama,
kemudian sisanya diberikan dalam aktu 04-/ jam berikutnya.
Makanan tinggi energy tinggi protein &8D8P' diolah dengan kandungan protein
yang dianjurkan adalah 2,/-3,/ gr:kg ## dan jumlah kalori 03/-// kkal:kg ## sehari.
$samfolat diberikan per oral dengan variasi dosis antara 2I3 mg:hari pada anak
ke"il dan 2I03 mg:hari pada anak besar. Kebutuhan kalium dipenuhi dengan pemberian
K=* oral sebanyak 53-03/mg:kg ##:hari &ekuivalen dengan 0- mDJ:kg ##:hari' bila
terdapat tanda hipokalemia diberikan K=l se"ara intravena dengan dosis intramus"ular
atau intravena dalam bentuk larutan M%-sulfat 3/G sebanyak /,(-/,3 mDJ:kg##:hari
selama (-3 hari pertama peraatan.
2.2. %'m"l!kas!
22
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
23/25
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan kashiorkor pada anak-anak
di baah lima tahun. $kibat dari kashiorkor dan marasmus sendiri, yaitu)
0. %angguan pertumbuhan dan perkembangan
. Mudah terkena penyakit
2. #erkurangnya daya pikir
(. Penurunan fungsi otak
3. Ketidakseimbangan "airan elektrolit
4. #erkurangnya daya tahan tubuh
5. #ila tidak segera diobati berakhir dengan kematian
23
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
24/25
BAB III
PENUTUP
3.1 %es!m"ulan
Kurangnya jumlah dan kualitas makanan yang dikonsumsi, menderita penyakit
infeksi, "a"at baaan, dan menderita penyakit kanker. Ketersediaan pangan rumah tangga,
perilaku, pelayanan kesehatan. Sedangkan faktor-faktor lain selain faktor kesehatan, tetapi
juga merupakan Masalah +tama %izi buruk adalah Kemiskinan, Pendidikan rendah,
Ketersediaan pangan dan kesempatan kerja.
Aleh karena itu, untuk mengastasi gizi buruk dibutuhkan kerjasama lintas sektor. Pada
malnutrisi sedang dan ringan pengobatan dilakukan dengan memberikan makanan yang
bergizi, dengan menu yang seimbang, mengandung karbohidrat dan protein dalam jumlah
yang "ukup. Perlu juga di"ari dan diobati penyakit lain yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak &misalnya penyakit "a"ing, diare, dll'. $nak dengan keadaanmalnutrisi berat sering berada dalam keadaan darurat karena itu sebaiknya dibaa ke rumah
sakit untuk pengobatan.
islipidemia adalah keadaan dimana terjadi gangguan dalam metabolisme lipid bisa
disebabkan karena gaya hidup yang salah ataupun karena pengaruh lain sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan kadar ** kolesterol dalam darah atau trigliserida
dalam darah yang dapat disertai penurunan kadar * kolesterol &$ndry artono, ///'.
islipidemia diklasifikasikan menjadi , yaitu islipidemia primer dan islipidemia
sekunder. islipidemia primer yaitu kelainan penyakit genetik dan baaan yang dapat
menyebabkan kelainan kadar lipid dalam darah, dan ispilidemia sekunder disebabkan oleh
suatu keadaan seperti hiperkolesterolemia yang diakibatkan oleh hipotiroidisme, nefrotik
syndroma, kehamilan, anoreksia nervosa, dan penyakit hati obstruktif. . >aktor yang
24
-
7/22/2019 4. BAB I_BAB III SGD 28.doc
25/25
mempengaruhi tingginya kadar lipid adalah faktor genetik, pola makan, obesitas, kebiasaan
merokok, kurang berolahraga dan merokok.
Penyakit $kibat islipidemia antara lain aterosklerosis, hipertensi, Klaudikasio
intermitten, Penyakit jantung koroner &P!K' dan stroke.
3.2 aran
Ketidakseriusan pemerintah terlihat jelas ketika penanganan kasus gizi buruk
terlambat seharusnya penanganan pelayanan kesehatan dilakukan disaat penderita gizi buruk
belum men"apai tahap membahayakan. Setelah kasus gizi buruk merebak barulah pemerintah
melakukan tindakan & serius '. Keseriusan pemerintah tidak ada artinya apabila tidak
didukung masyarakat itu sendiri. Sebab, perilaku masyarakat yang sudah membudaya selama
ini adalah, anak-anak yang menderita penyakit kurang mendapatkan perhatian orang tua.
$nak-anak itu hanya diberi makan seadanya, tanpa peduli akan kadar gizi dalam makanan
yang diberikan. $palagi kalau persediaan pangan keluarga sudah menipis. 8anpa data dan
informasi yang "ermat dan lengkap sebaiknya jangan terlalu "epat menyimpulkan baha
adanya gizi buruk identik dengan kemiskinan.