modul auditing (siklus produksi)
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
1/41
MODUL AUDITING II
S1 STAR UNHAS 2015
AUDIT SIKLUS PRODUKSI
PUTU SUARMAJA
A311 15 7001
KELAS B
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
2/41
iMODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kehendak-
Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan modul auditing ini, yang membahas tentang audit
siklus produksi dengan tepat waktu, guna memenuhi nilai mata kuliah Pengauditan 2 yang
diajarkan oleh Bapak Drs. Muh. Ashari, M.SA., Ak, CA.
Adapun tujuan dan sasaran belajar yang ingin dicapai dalam Audit Siklus Produksi ini
adalah sebagai berikut:
1. Memahami sifat siklus produksi;
2. Memahami aktivitas pengendalian transaksi pabrikasi;
3. Memahami pengujian substansi atas saldo persediaan;
4.
Memahami pentingnya perencanaan audit yang terkait langsung dengan siklus produksi;
5. Memaparkan fungsi-fungsi, aktivitas pengendalian, dan aspek-aspek yang relevan dengan
pengujian pengendalian untuk menilai risiko kontrol di bawah maksimum untuk siklus
produksi; dan
6. Menentukan risiko deteksi untuk pengujian rinci dan merancang program audit pengujian
substantif untuk saldo persediaan.
Dengan menyusun modul ini, harapannya adalah dapat memenuhi tujuan dan sasaran belajar
tersebut di atas, serta memberikan value addedlain bagi pembacanya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam modul ini. Maka
saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan agar nantinya modul ini dapat
memberikan manfaan dalam melaksanakan kegiatan audit, khususnya audit siklus produksi.
Selain itu, kedepannya penulis juga dapat membantu mahasiswa lain yang mungkin memeliki
tugas yang sama terkait untuk membuat modul pengauditan, sehingga dapat memberikan nilai
tambah dalam perkembangan ilmu pengaditan, khususnya audit siklus produksi.
Akhir kata, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang
secara tidak langsung membantu penulis untuk menyelesaikan modul ini. Semoga dapat
memberikan manfaat bagi ilmu pengaditan kedepannya.
Makassar, 20 September 2015
Penulis
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
3/41
iiMODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
DAFTAR ISI
0T
KATA PENGANTAR0T
................................................................................................................ i0T
DAFTAR ISI0T
.............................................................................................................................. ii
0TAudit Siklus Produksi 0T ................................................................................................................ 1
0T
Merencanakan Audit atas Siklus Produksi0T
................................................................................ 1
0T
Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis0T
.................................................................. 2
0T
Aktivitas Penngendalian Transaksi Pabrikasi0T
......................................................................... 2
0T
Mempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan0T
............................................................... 5
0T
Mempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan0T
............................................................... 6
0T
Memperoleh Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian0T
.................................................... 6
0T
Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian0T
.............................................................. 6
0T
Merancang Pengujian Substantif0T
............................................................................................... 7
0T
Prosedur Awal0T
............................................................................................................................ 7
0T
Prosedur Analitis0T
........................................................................................................................ 8
0TPengujian Rincian Transaksi0T...................................................................................................... 8
0T
Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan0T
.................................... 8
0T
Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien0T
........................................................................ 9
0T
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik0T
........................................................... 11
0T
Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan0T
................................................................. 12
0TPengujian Penetapan Harga Persediaan 0T ................................................................................... 13
0T
Memeriksa Perjanjian dan Kontrak Konsinyasi0T
...................................................................... 14
0T
Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi0T
......................................................................... 14
0T
Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP0T
.................................................................... 15
0T
Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi0T
.......................................................................... 15
0TProgram Audit Verifikasi Saldo Persediaan 0T ............................................................................ 16
0T
DAFTAR PUSTAKA0T
.............................................................................................................. 22
0T
Lampiran: Flowchart Siklus Produksi dan Production Cycle0T
.................................................. 23
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
4/41
1MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
Audit Siklus Produksi
U
Merencanakan Audit atas Siklus Produksi
Siklus produksi (production cycle) merupakan aktivitas yang berkaitan dengan
pengolahan dan proses konversi bahan baku (raw materials) menjadi produk jadi (finished
goods). Proses ini dimulai dari permintaan bahan baku produksi dan diakhiri dengan
pemindahan hasil pengolahan/konversi ke barang jadi. Siklus produksi terdiri dari beberapa
aktivitas sebagai berikut:
1. Perencanaan dan pengendalian terhadap jumlah dan jenis barang yang akan diproduksi;
2. Pengendalian jumlah persediaan bahan baku yang dipertahankan untuk kegiatan produksi;
3.
Transaksi dan kejadian yang terkait dengan proses produksi (manufacturing
transactions).
Siklus Produksi memiliki empat aktivitas utama, yaitu product design, production
planning and scheduling, production operation, and cost accounting. Perusahaan telah
berinvestasi dalam bidang IT untuk memperbaiki efisiensi pada tiga aktivitas pertama
tersebut. Bagaimanapunn, untuk mencapai manfaat maksimal dari perubahan tersebut,
modifikasi harus dibuat ke dalam sistem akuntansi biaya. Sebagai tambahan, akuntan
memerlukan modifikasi laporan keuangan dan mengembangkan sistem pengukuran yang
lebih akurat guna mengukur kinerja perusahaan.
Untuk memastikan bahwa siklus produksi telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
dan prosedur yang ada, maka perlu dilaksanakan audit atas siklus produksi ini. Dengan
dilaksanakannya audit atas siklus produksi, kita dapat mengetahui apabila terjadi salah saji
material yang disengaja ataupun tidak, kelemahan pengendalian internal perusahaan, serta
mendeteksi terjadinya kecurangan (fraud) dalam perusahaan.
Tujuan audit siklus produksi secara garis besar teridiri atas dua, yaitu:
1.
Tujuan audit atas kelompok transaksi yang berkaitan dengan transaksi pabrikasi; dan
2. Tujuan audit atas saldo akun yang berkaitan dengan saldo persediaan serta harga pokok
penjualan.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
5/41
2MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
UMaterialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis
Alokasi materialitas atas akun-akun yang dipengaruhi dalam siklus produksi akan
bervariasi. Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang
berakal sehat. Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan. Umumnya audit atas persediaan, termasuk mengamati keberadaan persediaan dan
mengaudit ketepatan penilaian persediaan, memerlukan banyak biaya. Akibatnya, auditor
biasanya akan mengalokasikan suatu jumlah yang signifikan dari keseluruhan materialitas ke
audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan mempengaruhi analisis pemakai
laporan keuangan.
Prosedur analitis untuk melihat potensi terjadinya salah saji pada suatu akun yang
merupakan prosedur yang murah dari segi biaya. Jika laporan keuangan yang disajikan untuk
audit memperlihatkan kecenderungan naiknya marjin laba yang disertai dengan naiknya
jumlah hari perputaran persediaan, maka persediaan mungkin telah ditetapkan terlalu tinggi.
Ini akan memperingatkan auditor agar memperhatikan secara seksama keberadaan dan
penilaian persediaan. Auditor mungkin juga diperingatkan akan masalah pisah-batas yang
dapat menyebabkan persediaan ditetapkan terlalu tinggi.
UAktivitas Penngendalian Transaksi Pabrikasi
Komponen aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri atas empat
kategori aktivitas: (1) pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi, (2)
pengendalian pemrosesan informasi yang mencakup otorisasi yang tepat, (3) pengendalian
fisik, serta (4) penelaahan kinerja dan akuntabilitas.
Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan
melibatkan fungsi-fungsi pabrikasi berikut ini:
1.
Memulai Produksi, yaitu
Merencanakan dan Mengendalikan Produksi. Otorisasi produksi dibuat dalam
departemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan pesanan yang
diterima dari pelanggan atau analisis peramalan penjualan serta kebutuhan persediaan.
Pendokumentasian otorisasi ini dilakukan dengan menerbitkan perintah produksi
bernomor urut. Teknologi informasi, atau cara lain, harus digunakan untuk
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
6/41
3MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
mempertanggungjawabkan seluruh perintah produksi yang dikeluarkan dan
pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah laporan kebutuhan bahan juga
disiapkan yang menunjukkan bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada di
tangan. Apabila pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan laporan ini
akan dikirimkan ke bagian pembelian. Departemen perencanaan dan pengendalian
produksi juga bertanggung jawab untuk memantau penggunaan bahan dan tenaga
kerja, serta memantau kemajuan perintah produksi sampai diselesaikan dan
dipindahkan ke barang jadi. Penelaahan atas laporan aktivitas produksi harian dan
laporan produksi yang sudah selesai sangat penting dalam memenuhi tanggung jawab
ini.
Mengeluarkan Bahan Baku. Gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian
produksi setelah menerima slip pengeluaran bahan (atau permintaan) yang dibuat oleh
departemen produksi. Slip itu menunjukkan kuantitas dan jenis bahan yang diminta
serta nomor perintah produksi yang harus dibebani. Setiap slip harus ditandatangani
oleh supervisior atau pekerja produksi yang berwenang. Teknologi informasi, atau
cara lain, harus digunakan untuk mencocokkan slip pengeluaran bahan dengan
perintah produksi dan pencatatan akhirnya tentang biaya pabrikasi. Sebuah ikhtisar
harian mengenai penggunaan bahan biasanya disiapkan sebagai salah satu komponen
laporan aktivitas produksi harian yang digunakan dalam perencanaan dan
pengendalian produksi.
2.
Perpindahan Barang, yaitu:
Memproses Barang dalam Produksi. Tenaga kerja yang digunakan untuk
mengerjakan perintah produksi tertentu dicatat dalam tiket waktu; fungsi pencatatan
waktu ini juga bisa dilakukan dengan mengharuskan karyawan memasukkan tanda
pengenal mereka ke dalam terminal komputer, kemudian mengetikkan nomor perintah
produksi setiap kali mereka memulai atau berhenti mengerjakan suatu pesanan.
Dalam kedua cara itu, suatu ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja
biasanya disiapkan dari data catatan waktu sebagai komponen laporan aktivitas
produksi harian. Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam
satu departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan barang itu ke
departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah tiket perpindahan yang harus
ditandatangani oleh departemen yang menerima barang itu. Teknologi informasi, atau
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
7/41
4MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
cara lain, harus mencocokkan tiket waktu dan tiket perpindahan dengan pencatatan
akhirnya tentang biaya pabrikasi.
Memindahkan Pekerjaan yang Sudah Selesai ke Barang Jadi. Apabila pembuatan
suatu pesanan sudah selesai dan barangnya sudah lulus inspeksi akhir, maka
disusunlah sebuah laporan produk yang sudah selesai. Barang itu kemudian
dikirimkan ke gudang barang jadi, yang menerima tanggung jawab atas barang itu
dengan menandatangani tiket perpindahan akhir.
Melindungi Persediaan. Persediaan pabrikasi sangat rentan terhadap pencurian dan
kerusakan. Penyimpanan persediaan bahan baku dan barang jadi dalam ruang terkunci
dengan akses yang terbatas pada orang-orang yang diberi otorisasi merupakan hal
yang penting dalam melindungi aktiva ini. Proteksi terhadap barang dalam proses
dapat dilakukan dengan mengawasi daerah produksi oleh supervisior dan petugas
keamanan pabrik, pemberian label pada barang, dan penggunaan tiket perpindahan
bernomor urut untuk mengendalikan perpindahan barang dalam proses di sekitar
pabrik.
3. Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan, yaitu:
Menentukan dan Mencatat Biaya Pabrikasi. Fungsi ini menyangkut hal-hal berikut
ini:
o Membebankan direct materialdan direct laborke work in process.
o Mengenakanfactory overheadke work in process.
o Memindahkan biaya di antara departemen produksi (menurut process costing
systems)
o Memindahkan biaya produksi yang sudah selesai kefinished goods.
Untuk memastikan bahwa biaya pabrikasi telah dicatat dengan tepat, bagan akun harus
menyediakan sejumlah akun yang diperlukan untuk mengklasifikasikan dan memantau
biaya-biaya semacam itu secara layak. Selain itu, pelaporan data biaya yang tepat waktu
untuk digunakan dalam menelaah kinerja manajemen mengenai aktivitas produksi dan
pengendalian biaya juga merupakan alat yang berguna untuk mendeteksi kesalahan
klasifikasi ketika mencatat biaya pabrikasi. Laporan semacam itu biasanya mencakup
pembandingan antara data aktual dan yang dianggarkan menurut berbagai klasifikasi
biaya.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
8/41
5MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
Biaya pabrikasi dapat dikenakan pada barang dalam proses berdasarkan biaya aktual atau
biaya standar. Apabila biaya standar yang digunakan, maka biaya standar itu harus
disetujui oleh manajemen, dan harus ada pelaporan varians yang tepat waktu dari jumlah
aktual atau yang dianggarkan untuk diselidiki dan ditindaklanjuti sebagai bagian dari
penelaahan kinerja periodik oleh manajemen. Pengendalian tambahan terhadap
pencatatan biaya pabrikasi meliputi:
Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk pengalokasian biaya
pabrikasi ke barang dalam proses dengan data mengenai penggunaan bahan dan
tenaga kerja dalam laporan aktivitas produksi harian.
Pengecekan independen atas kesesuaian ayat jurnal untuk transfer barang dalam
proses ke barang jadi dengan data yang ada dalam laporan produksi yang sudah
selesai.
Pengecekan independen seringkali dicapai melalui pengendalian yang terprogram dan
tindak lanjut independen terhadap pengecualian/penyimpangan.
UMempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan
Mempertahankan kebenaran saldo-saldo persediaan melibatkan tiga aktivitas. Pertama,
harus dilakukan perhitungan periodik yang independen terhadap persediaan yang ada di
tangan dan pembandingan dengan kuantitas yang tercatat menurut catatan persediaan
perpetual. Pembandingan ini dapat mengungkapkan kuantitas yang dicatat tetapi sudah tidak
ada lagi, catatan kuantitas di tangan yang tidak lengkap, atau jenis-jenis persediaan yang
salah diklasifikasikan dalam catatan. Akan tetapi, aktivitas ini dapat dilakukan sekali setahun
dalam kaitannya dengan audit tahunan, di mana pengendalian yang kuat akan menyebabkan
dilakukannya perhitungan persediaan dalam siklus yang lebih sering sepanjang tahun. Kedua,
harus dilakukan pengecekan periodik yang independen terhadap kesesuaian antara jumlah
dolar yang tercatat dalam file induk persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi dengan masing-masing akun pengendali buku besar umum. Ketiga, melalui inspeksi
periodik terhadap kondisi persediaan dan penelaahan manajemen atas laporan aktivitas
persediaan, penyesuaian untuk menurunkan nilai tercatat persediaan ke nilai pasar harus
dilakukan bila diperlukan.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
9/41
6MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
UMempertahankan Kebenaran Saldo-saldo Persediaan
Pengendalian manajemen seringkali digunakan untuk memantau setiap fungsi yang
telah diuraikan di atas. Apabila manajemen ditetapkan sebagai pihak yang bertanggung jawab
atas penggunaan sumber daya pada setiap tahapan produksi, maka kemungkinan terjadinya
kesalahan yang tidak disengaja akan diperkecil. Manajemen biasanya akan dengan cermat
memantau perintah produksi, tenaga kerja dan bahan yang digunakan, total akumulasi biaya
produksi, eksistensi persediaan, dan persetujuan terhadap biaya standar.
U
Memperoleh Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian
Dalam memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman tentang bagian-bagian dari
komponen pengendalian internal yang relevan dengan transaksi pabrikasi, auditor
menggunakan prosedur yang sama seperti pada kelompok transaksi lainnya. Prosedur ini
meliputi review atas pengalaman sebelumnya dengan klien bersangkutan, jika ada, pengajuan
pertanyaan kepada manajemen serta personil produksi lainnya, pemeriksaan dokumen dan
catatan produksi, serta pengamatan atas aktivitas dan kondisi produksi. Prosedur ini juga
mencakup penggunaan kuesioner pengendalian internal, bagan arus, dan memorandum
naratif. Demikian pula, proses tiga langkah yang sudah dikenal untuk mengidentifikasi
potensi salah saji, pengendalian yang diperlukan, dan pengujian pengendalian juga berkaitan
dengan penilaian risiko pengendalian atas transaksi-transaksi dalam siklus produksi.
U
Menentukan Risiko Deteksi untuk Pengujian Rincian
Sesuai dengan model risiko audit, spesifikasi auditor mengenai tingkat risiko deteksi
yang dapat diterima untuk pengujian rincian atas asersi-asersi persediaan akan mencerminkan
suatu hubungan terbalik dengan penilaian risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko
prosedur analitis yang relevan yang berkaitan dengan asersi-asersi itu. Beberapa faktor risiko
inheren yang berkaitan dengan persediaan telah disebutkan sebelumnya.
Karena gabungan antara penilaian risiko inheren dan pengendalian seringkali paling
tinggi untuk asersi keberadaan atau keterjadian dan penilaian atau alokasi atas saldo
persediaan, maka tingkat risiko deteksi keseluruhan yang dapat diterima mungkin harus
diperkecil untuk asersi- asersi ini dibandingkan untuk yang lainnya. Hal ini selanjutnya akan
mempengaruhi keputusan tentang perancangan pengujian substantif, dan bauran prosedur
analitis serta pengujian rincian.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
10/41
7MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
U
Merancang Pengujian Substantif
Bukti yang diperoleh dari beberapa pengujian yang dapat diterapkan pada persediaan
barang dagang dan pada persediaan barang jadi yang telah diproduksi juga berkaitan dengan
tujuan untuk akun harga pokok penjualan yang bersesuaian, karena adanya hubungan timbal
balik di antara akun-akun tersebut. Perhatikan bahwa terdapat banyak pengujian yang dapat
diterapkan pada tujuan audit spesifik yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan atau
keterjadian, kelengkapan, serta penilaian atau alokasi.
U
Prosedur Awal
Salah satu prosedur awal yang penting menyangkut usaha untuk mendapatkan
pemahaman tentang bisnis dan industri suatu entitas guna menetapkan konteks untuk
mengevaluasi prosedur analitis dan pengujian rincian. Jika klien adalah pabrikan, maka
penting untuk memahami bauran biaya tetap dan biaya variabel yang terlibat dalam proses
pabrikasi. Jika suatu pabrikan bersifat padat modal, maka pabrikan itu akan memerlukan
volume aktivitas yang tinggi, mungkin dengan beroperasi pada tingkat 80% hingga 90% dari
kapasitas, untuk mencapai profitabilitas impas (breakeven). Jika entitas itu merupakan
pengecer, maka penting untuk memahami sumber pasokan produk serta peran yang
dimainkan klien dalam mata rantai distribusi ini. Auditor juga harus memahami pentingnya
persediaan konsinyasi, apakah itu konsinyasi masuk atau konsinyasi keluar, bagi bisnis klien.
Dalam menelusuri saldo persediaan awal ke kertas kerja tahun sebelumnya, auditor
harus memastikan bahwa setiap penyesuaian audit yang telah disepakati pada tahun lalu
benar-benar sudah dicatat. Selain itu, ayat jurnal periode berjalan dalam akun persediaan di
buku besar umum juga harus di-scan untuk mengidentifikasi setiap posting yang tidak biasa
menyangkut jumlah atau sifatnya dan memerlukan penyelidikan khusus. Prosedur awal juga
menyangkut penentuan bahwa skedul persediaan perpetual yang terinci atau skedul
persediaan lainnya telah sesuai dengan saldo buku besar umum. Pekerjaan tambahan yang
berhubungan dengan penyusunan daftar persediaan berdasarkan perhitungan persediaan fisik
akan dibahas dalam bagian lain yang membahas pengujian rincian saldo.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
11/41
8MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
UProsedur Analitis
Dengan mengetahui penurunan yang tajam dalam rasio perputaran persediaan klien
yang mencerminkan keadaan yang sedang terjadi dalam industri, dapat membantu auditor
menyimpulkan bahwa penurunan itu tidak mengindikasikan kesalahan yang berhubungan
dengan keberadaan atau keterjadian atau kelengkapan data klien yang digunakan dalam
menghitung rasio perputaran persediaan, melainkan mengindikasikan masalah penilaian yang
berkaitan dengan penurunan permintaan yang mungkin akan diikuti oleh menurunnya harga
pasar. Review atas hubungan antara saldo persediaan dengan aktivitas pembelian, produksi,
dan penjualan terakhir juga akan membantu auditor memahami perubahan-perubahan dalam
tingkat persediaan.
U
Pengujian Rincian Transaksi
Pengujian ini melibatkan prosedur pemeriksaan dokumen pendukung (vouching) dan
penelusuran untuk mendapatkan bukti tentang pemrosesan setiap transaksi yang
mempengaruhi saldo persediaan. Perhatian khusus harus diberikan pada penentuan ketepatan
pisah batas transaksi persediaan pada akhir periode akuntansi.
Sebagian atau semua jenis pengujian ini dapat dilakukan sebagai bagian dari pengujian
bertujuan ganda selama melaksanakan pekerjaan interim. Contoh vouchingayat jurnal yang
tercatat dalam akun persediaan mencakup pemeriksaan dokumen pendukung.
Ayat jurnal debet dalam persediaan barang dagang atau bahan baku ke faktur penjual,
laporan penerimaan, dan pesanan pembelian.
Ayat jumal debet dalam persediaan barang dalam proses atau barang jadi ke catatan biaya
pabrikasi dan laporan produksi.
Ayat jurnal kredit pada persediaan barang dagang dan barang jadi ke dokumen dan
catatan penjualan.
Ayat jurnal kredit pada persediaan bahan baku dan barang dalam proses ke catatan biaya
pabrikasi dan laporan produksi.
U
Pengujian Pisah-Batas Transaksi Pembelian, Pabrikasi, dan Penjualan
Dalam sebuah perusahaan pabrikasi, juga harus dipastikan bahwa ayat jurnal telah
dicatat dalam periode yang tepat untuk transfer biaya barang yang bergerak di antara (1)
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
12/41
9MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
gudang dan departemen produksi, (2) departemen produksi yang satu dan yang lainnya, atau
(3) departemen produksi dan barang jadi.
Dalam setiap kasus, auditor harus memastikan melalui inspeksi dokumen dan observasi
fisik bahwa pisah-batas pekerjaan administrasi dan pisah-batas fisik atas perhitungan
persediaan telah dikoordinasikan. Misalnya, jika auditor menetapkan bahwa suatu ayat jurnal
yang mentransfer biaya lot terakhir produksi yang sudah selesai selama periode berjalan ke
barang jadi sudah dicatat, maka ia harus menentukan bahwa barang itu, sekalipun masih
dalam perjalanan, hanya dimasukkan dalam perhitungan fisik persediaan barang jadi saja
yaitu, barang itu tidak dihitung sebagai bagian dari barang dalam proses, atau dihitung dua
kali, atau sama sekali tidak dihitung. Bukti yang diperoleh dari pengujian pisah batas ini
berhubungan baik dengan asersi eksistensi/keberadaan maupun keterjadian serta kelengkapan
untuk saldo persediaan.
U
Mengamati Perhitungan Persediaan Fisik Klien
Pengamatan perhitungan persediaan sudah menjadi prosedur auditing yang diterima
umum selama lebih dari 50 tahun. Prosedur ini diwajibkan apabila persediaan merupakan hal
yang material bagi laporan keuangan sebuah perusahaan serta praktis dan layak dilaksanakan,
pengamatan perhitungan persediaan ini bisa saja merepotkan, menghabiskan banyak waktu,dan sulit bagi auditor, tetapi biasanya hal itu jarang terjadi.
Penetapan Waktu Dan Luas Pengujian.Penetapan waktu pengamatan persediaan tergantung
pada sistem persediaan yang dianut klien dan efektivitas pengendalian internal. Dalam sistem
persediaan periodik, kuantitas ditentukan melalui perhitungan fisik, dan semua perhitungan
telah dilakukan pada tanggal tertentu. Tanggal itu harus ditetapkan pada atau mendekati
tanggal neraca, dan auditor biasanya harus hadir pada penetapan tanggal itu.
Dalam sistem persediaan perpetual dengan pengendalian internal yang efektif,
perhitungan fisik dapat dilakukan dan dibandingkan dengan catatan persediaan pada tanggal
interim. Apabila catatan perpetual telah diselenggarakan dengan baik dan perbandingan
dengan perhitungan fisik telah dilakukan secara periodik oleh klien, maka auditor harus hadir
untuk mengamati sampel representatif dari perhitungan semacam itu. Dalam kasus seperti itu,
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
13/41
10MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
prosedur ini dapat dilakukan selama atau setelah akhir periode yang diaudit. Dalam
perusahaan yang memiliki persediaan.
Rencana Penghitungan Persediaan. Auditor harus mereview dan mengevaluasi rencana
penghitungan persediaan klien jauh sebelum tanggal perhitungan. Dengan tenggang waktu
yang cukup, klien akan mampu menanggapi dengan baik saran-saran modifikasi atas rencana
itu sebelum perhitungan dimulai. Sudah merupakan hal yang biasa bagi auditor untuk
membantu klien dalam merancang suatu rencana penghitungan persediaan yang akan
memudahkan baik perhitungan maupun pengamatan persediaan.
Perencanaan pendahuluan harus dilakukan oleh auditor jika pengamatan persediaan
akan dilakukan secara efektif dan efisien. Seorang auditor yang berpengalaman biasanya
bertanggung jawab untuk (1) merencanakan prosedur, (2) menentukan kebutuhan tenaga
kerja, dan (3) menugaskan anggota tim audit ke lokasi-lokasi tertentu. Setiap pengamat harus
dilengkapi dengan salinan rencana perhitungan klien dan instruksi tertulis mengenai tugas
yang akan dilakukannya.
Melaksanakan Pengujian.Dalam mengamati perhitungan persediaan, auditor harus:
Meneliti kecermatan para karyawan klien mengikuti rencana perhitungan persediaan.
Memastikan bahwa semua barang dagang telah diberi label dan tidak ada barang yang
diberi dua label.
Menentukan bahwa label persediaan bernomor urut dan lembar kompilasi telah
dikendalikan dengan semestinya.
Melakukan beberapa pengujian perhitungan dan menelusuri kuantitas ke lembar
kompilasi.
Mewaspadai wadah-wadah yang kosong dan tempat-tempat lowong yang mungkin ada
apabila barang ditumpuk dalam formasi yang rapat.
Mewaspadai adanya persediaan barang yang rusak dan usang I Menilai kondisi umum
persediaan.
Mengidentifikasi dokUmeh penerimaan dan pengiriman terakhir yang digunakan dan
memastikan bahwa barang yang diterima selama perhitungan telah dipisahkan
sebagaimana mestinya.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
14/41
11MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
Mengajukan pertanyaan tentang eksistensi barang persediaan yang lambat
pergerakannya.
Luas pengujian perhitungan yang dilakukan auditor tergantung, sebagian, pada
kecermatan para karyawan klien dalam menghitung persediaan, sifat dan komposisi
persediaan, serta efektivitas pengendalian yang berkaitan dengan pengamanan fisik
persediaan dan penyelenggaraan catatan perpetual. Biasanya, auditor akan membuat
stratifikasi atas barang persediaan dengan memasukkan barang-barang bernilai dolar tertinggi
ke dalam perhitungan dan mengambil sampel representatif dari barang- barang lainnya.
Penelusuran ke catatan persediaan perpetual juga berguna untuk mengidentifikasi barang-
barang bernilai tinggi dan memilih barang-barang yang akan dijadikan sampel.
Pada saat prosedur pengamatan telah selesai, sejumlah anggota tim audit harus
menyiapkan sebuah ikhtisar keseluruhan. Ikhtisar itu harus mencakup uraian mengenai hal-
hal seperti (1) penyimpangan dari rencana perhitungan persediaan yang disusun klien, (2)
luas pengujian perhitungan dan setiap selisih yang material yang dihasilkannya, serta (3)
kesimpulan mengenai keakuratan perhitungan dan kondisi umum persediaan.
U
Persediaan Yang Ditentukan Dengan Sampel Statistik
Suatu perusahaan mungkin memiliki pengendalian persediaan atau menggunakan
metode penentuan persediaan, seperti sampel statistik, yang tidak memerlukan perhitungan
fisik tahunan atas setiap barang persediaan. Metode semacam itu tidak membebaskan auditor
dari tanggung jawab untuk mengamati perhitungan persediaan. Perhitungan semacam itu
tetap harus diamati apabila dianggap perlu sesuai dengan situasinya. Selain itu, auditor juga
harus memperoleh bukti mengenai kelayakan metode yang digunakan untuk menentukan
kuantitas persediaan.
Pengamatan Persediaan Awal. Untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan laba-rugi, auditor harus mengamati baik perhitungan persediaan awal maupun
akhir. Dalam melakukan penugasan audit yang berulang, persyaratan ini dapat dipenuhi
dengan mengamati persediaan akhir setiap tahun. Akan tetapi, dalam melakukan audit yang
pertama kali atas suatu perusahaan yang sudah berjalan, auditor mungkin ditunjuk sesudah
persediaan awal dihitung atau diminta untuk memberikan laporan mengenai laporan
keuangan dari satu atau lebih periode sebelumnya. Dalam keadaan seperti itu, jelas tidak
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
15/41
12MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
praktis serta tidak mungkin bagi auditor untuk mengamati perhitungan persediaan, dan
standar auditing yang diterima umum memperbolehkan auditor untuk memverifikasi
persediaan itu dengan prosedur audit lainnya.
Jika klien pernah diaudit oleh kantor auditor independen lainnya selama periode
sebelumnya, maka prosedur lain itu bisa mencakup penelaahan atas laporan dan/atau kertas
kerja auditor terdahulu serta penelaahan atas ikhtisar persediaan klien selama periode
sebelumnya. Jika sebelumnya klien belum pernah diaudit, maka auditor dapat memperoleh
kepuasan audit dengan menelaah ikhtisar perhitungan yang pernah dilakukan klien, menguji
transaksi persediaan sebelumnya, dan menerapkan pengujian laba kotor terhadap persediaan.
Prosedur semacam ini hanya tepat dilakukan apabila auditor dapat memverifikasi keabsahan
dan ketepatan persediaan akhir selama periode yang diaudit.
Dampak Terhadap Laporan Auditor. Apabila persediaan sudah diamati atau
diobservasi, auditor dapat mengeluarkan laporan audit standar. Hal ini juga diperbolehkan
jika auditor menggunakan pengujian substantif alternatif untuk memverifikasi persediaan
awal. Akan tetapi, apabila bukti yang mencukupi belum diperoleh sehubungan dengan
persediaan awal atau auditor tidak bisa mengamati perhitungan persediaan akhir, maka
auditor dilarang untuk mengeluarkan laporan audit standar.
U
Pengujian Klerikal atas Akurasi Daftar Persediaan
Setelah perhitungan fisik dilakukan, klien menggunakan label atau lembar perhitungan
persediaan untuk menyusun atau mengkompilasi daftar semua barang yang dihitung. Harga
barang-barang persediaan itu kemudian dicantumkan untuk mendapatkan total nilai dolar
persediaan yang ada di tangan. Karena daftar ini menjadi dasar bagi klien untuk membuat
setiap ayat jurnal yang diperlukan dalam menyesuaikan persediaan yang tercatat agar sesuai
dengan yang ada di tangan, auditor harus melakukan pengujian klerikal tertentu untuk
memastikan bahwa daftar itu akurat dan menyajikan secara akurat hasil perhitungan fisik.
Pengujian klerikal atas akurasi meliputi perhitungan kembali total yang tampak dalam
daftar persediaan dan memverifikasi akurasi perkalian antara kuantitas dengan harga per unit
atas dasar pengujian. Untuk memastikan bahwa daftar itu telah secara akurat menyajikan
hasil perhitungan, auditor menelusuri pengujian perhitungan yang telah dilakukannya ke
daftar persediaan, serta mem-vouching barang-barang dalam daftar itu ke label persediaan
dan lembar perhitungan yang digunakan dalam menghitung persediaan fisik. Perhitungan
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
16/41
13MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
fisik itu kemudian dibandingkan, atas dasar pengujian, dengan jumlah per catatan perpetual,
apabila memungkinkan, dan setiap selisih dicatat serta diselidiki dan ditelusuri ke ayat jurnal
penyesuaian apabila diperlukan. Pengujian ini memberikan bukti untuk asersi
eksistensi/keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, dan penilaian atau alokasi.
U
Pengujian Penetapan Harga Persediaan
Pengujian ini mencakup pemeriksaan atas dokumentasi pendukung baik untuk harga
pokok maupun nilai pasar persediaan. Jadi, pengujian ini terutama berhubungan dengan
asersi penilaian atau alokasi. Pengujian ini juga menyangkut penentuan bahwa prosedur
penetapan harga yang digunakan konsisten dengan yang digunakan dalam tahun-tahun
sebelumnya.
Review atas catatan persediaan perpetual dan pengajuan pertanyaan kepada klien harus
memungkinkan auditor untuk menentukan baik dasar maupun metode penetapan harga yang
digunakan dalam menetapkan harga kuantitas persediaan. Sebaliknya, konsistensi penetapan
harga ini, dapat ditetapkan dengan melihat kembali kertas kerja tahun sebelumnya dalam
audit yang berulang dan/atau laporan keuangan tahun sebelumnya. Langkah untuk
memverifikasi penetapan harga ini mencakup penelaahan atas penetapan harga barang yang
usang dan rusak guna memastikan bahwa barang tersebut tidak dinilai melebihi nilai realisasibersih pada tanggal laporan. Bukti pendukung mengenai biaya per unit bervariasi menurut
sifat persediaan. Bagi barang-barang yang dibeli untuk dijual kembali, digunakan, atau
konsumsi (persediaan barang dagang, bahan baku, dan perlengkapan), harga pokok harus di-
vouchingke faktur penjual representatif.
Pengujian Harga Pokok Persediaan Yang Diproduksi. Sifat dan luas pengujian penetapan
harga barang dalam proses dan barang jadi yang dilakukan auditor tergantung pada
reliabilitas catatan akuntansi biaya klien dan metode yang digunakan oleh klien dalam
mengakumulasikan biaya-biaya tersebut. Auditor harus menelaah metode itu untuk
memastikan kelayakan serta akurasi dan konsistensi penerapannya. Sebagai contoh, apabila
biaya standar digunakan, maka auditor harus menguji perhitungan standar-standar itu,
membandingkan perhitungannya dengan spesifikasi engineering, memastikan bahwa standar
itu mutakhir, dan mengevaluasi apakah standar itu mendekati biaya aktual dengan memeriksa
akun-akun varians. Jika akun-akun varians itu memiliki saldo yang besar, maka auditor harus
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
17/41
14MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
mempertimbangkan apakah penyajian yang wajar memerlukan dilakukannya alokasi pro rata
ke persediaan dan harga pokok penjualan, dan bukan hanya membebankan varians-varians itu
ke harga pokok penjualan. Apabila asersi klien mengenai sifat persediaan berhubungan
dengan hal-hal yang sangat bersifat teknis, auditor mungkin memerlukan bantuan para pakar
dari luar.
U
Memeriksa Perjanjian dan Kontrak Konsinyasi
Barang yang ada di tangan mungkin disimpan atas permintaan pelanggan, setelah
penjualan terjadi, atau barang itu mungkin juga disimpan sebagai konsinyasi. Dalam kasus
ini, manajemen diminta untuk memisahkan barang yang bukan miliknya selama melakukan
perhitungan persediaan. Di samping itu, auditor biasanya juga meminta asersi tertulis
mengenai kepemilikan persediaan dalam surat representasi klien.
Auditor juga harus mengajukan pertanyaan kepada manajemen tentang semua barang
yang disimpan atas dasar konsinyasi. Jika barang disimpan atas dasar konsinyasi, maka
syarat-syarat dalam perjanjian itu harus diperiksa. Jika klien mengirimkan barang sebagai
konsinyasi, maka auditor harus menelaah dokumentasinya untuk memastikan bahwa barang
yang disimpan oleh consignee sudah termasuk dalam persediaan consignor (klien) pada
tanggal neraca.
U
Pengujian Rincian Saldo: Estimasi Akuntansi
Audit atas estimasi akuntansi sangat menantang karena bersifat prospektif, pada saat
mengaudit persediaan auditor harus menentukan apakah tepat untuk menurunkan nilai
persediaan di bawah harga pokok karena persediaan itu usang atau lambat bergerak, dan
apakah situasi yang ada akan menyebabkan klien menjual persediaan itu pada harga yang
membuat klien menderita kerugian.
Tanggung jawab auditor atas kualitas terbatas hanya sebagai pengamat yang telah
cukup memperoleh informasi mengenai hal itu. Ini berarti bahwa auditor hanya diharapkan
menentukan apakah persediaan sudah berada dalam kondisi siap dijual, digunakan, atau
dikonsumsi, dan apakah ada barang yang usang, lambat bergerak, atau rusak. Auditor
memperoleh bukti mengenai kondisi umum atau keusangan dengan:
Mengamati perhitungan persediaan yang dilakukan klien.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
18/41
15MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
Melakukan scanning atas catatan persediaan perpetual untuk mengetahui barang-barang
yang lambat bergerak.
Menelaah laporan produksi pengendalian mutu.
Selain itu, auditor juga dapat menggunakan pengalamannya sebatas yangmemungkinkan dan menelaah penjualan persediaan setelah akhir tahun untuk menentukan
kewajaran harga pokok bila dibandingkan dengan harga jual sesudahnya. Misalnya, auditor
biasanya akan:
Membandingkan harga pokok barang-barang persediaan dengan katalog penjualan dan
laporan penjualan tahun berjalan.
Menelaah perputaran persediaan setelah akhir tahun.
Mempertimbangkan apakah perubahan dalam biaya pengganti merupakan indikator
berubahnya kondisi pasar.
Mengajukan pertanyaan kepada klien mengenai persediaan yang lambat bergerak dan
usang serta nilai persediaan yang dapat direalisasi melalui penjualan.
U
Perbandingan Penyajian Laporan dengan GAAP
Sudah merupakan hal yang umum untuk mengidentifikasi kategori-kategori utama
persediaan dalam neraca dan harga pokok penjualan dalam laporan laba-rugi. Selain itu,
metode yang digunakan dalam penetapan harga pokok persediaan, pelimpahan atau
penjaminan persediaan, serta eksistensi komitmen pembelian utama juga diungkapkan.
Pengajuan pertanyaan kepada manajemen juga dapat digunakan untuk menentukan
eksistensi kontrak-kontrak yang mengikat atas pembelian barang di masa depan. Apabila
komitmen semacam itu dibuat, auditor harus memeriksa syarat-syarat kontrak dan
mengevaluasi ketepatan akuntansi serta pelaporan perusahaan. Apabila terjadi kerugian yang
material atas komitmen pembelian itu, maka kerugian itu harus diakui dalam laporan, beserta
pengungkapan mengenai situasi yang terjadi. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari
kombinasi antara beberapa pengujian substantif yang telah disebutkan, auditor harus dapat
memenuhi setiap tujuan audit saldo akun untuk persediaan.
U
Jasa Bernilai Tambah dalam Siklus Produksi
Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh
setiap perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
19/41
16MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
profitabilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah-masalah seperti nilai realisasi
bersih persediaan, auditor harus memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya produk
pengganti atau perebutan pangsa pasar oleh pesaing, serta harus berbagi pengetahuan dan
pemahaman tentang hal ini dengan klien.
Lebih jauh lagi, prosedur analitis yang ditempuh auditor akan membahas efektivitas
proses manajemen persediaan. Biasanya auditor akan mengevaluasi perputaran persediaan
suatu usaha entitas. Jika peringkat klien mendekati tingkat paling bawah dalam industrinya,
maka akuntan publik biasanya akan mencoba membahas masalah bagaimana klien dapat
memperbaiki proses manajemen persediaannya. Sebagai contoh, banyak akuntan publik yang
telah membantu klien mengembangkan sistem persediaan just-in-time dengan menggunakan
pertukaran data elektronik (EDI = electronic data interchange) untuk berkomunikasi denganpemasok. Selain itu, mereka juga membantu klien dalam mengeliminasi aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah dari proses pabrikasi. Para akuntan publik ini secara teratur
memberikan rekomendasi untuk menyempurnakan sistem informasi yang memungkinkan
manajemen memantau dam mengendalikan penciutan persediaan dengan lebih baik, serta
mencocokkan kuantitas persediaan dengan permintaan secara lebih baik. Dewasa ini, para
akuntan publik telah menolong klien dalam menata ulang proses reengineering yang
berkaitan dengan e-business.
U
Program Audit Verifikasi Saldo Persediaan
Kesepuluh program audit tersebut di atas mencerminkan langkah-langkah pengauditan
dalam memverifikasi assersi saldo persediaan dalam neraca. Detail dan teknik audit guna
mendukung program audit guna memverifikasi assersi saldo persediaan dalam neraca
diuraian sebagai berikut.
1.
Verifikasi kecermatan semua daftar dan catatan perpetual apakah cocok dengan saldo
persediaan. Pengujian terhadap kecermatan perhitungan semua catatan akuntansi
dilakukan dengan mencocokkan jumlah-jumlah berbagai daftar dengan saldo persediaan
yang ada dalam buku besar. Lakukan penelusuran saldo yang dicantumkan dalam neraca,
ke buku besar, jurnal pembelian, dan dokumen-dokumen pendukung. Tentukan
kecocokan saldo yang dicantumkan tersebut dengan dokumen-dokumen pendukungnya.
Auditor harus melakukan pengecekan ulang semua penjumlahan kebawah dan
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
20/41
17MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
kesamping. Dalam program ini, auditor harus memperoleh keyakinan terhadap reabilitas
catatan akuntansi yang berkaitan dengan persediaan klien.
2. Lakukan pengujian dengan prosedur analitikal. Prosedur pengujian analitikal dilakukan
dengan beberapa ratio berikut ini:
ratio laba kotor terhadap penjualan bersih,
perputaran persediaan atau perbandingan antara kos barang teijual dengan rata-rata
persediaan,
ratio persediaan terhadap total kuren asset, dan
tingkat perputaran persediaan selama satu tahun (365 hari).
Disamping itu, dapat pula diperbandingkan dengan data lainnya misalnya dengan data
periode sebelumnya, budget periode audit, statistik industri dan lain-lain. Teknik audit ini
memberikan petunjuk terhadap pembuktian eksistensi dan peristiwa transaksi,
keterlengkapan assersi, dan penilaian ataupun alokasinya.
3. Lakukan pengamatan terhadap penghitungan pisikpersediaan (stock opname). Auditor
harus melakukan pengamatan terhadap prosedur penghitungan pisik persediaan yang
dilakukan oleh klien. Prosedur ini harus dilakukan apabila saldo persediaan dalam laporan
keuangan jumlah yang material. Mengingat persoalan teknis dalam penghitungan pisik
persediaan sangat rumit, maka auditor dipandang perlu melakukan observasi bagaimana
proses penghitungan barang-barang yang ada digudang (sendiri atau pihak lain) dilakukan
oleh klien.
Beberapa langkah yang harus dipertimbanghkan oleh auditor adalah:
Waktu pengujian dan seberapa luas pengujiannya, Kapan waktu yang dianggap tepat
untuk melakukan observasi sangat tergantung pada sistem persediaan klien serta
seberapkah eefektifitas pengendalian intern yang berlaku. Sistem persediaan denganperiodical systems danperpetual systems mempunyai masalah yang berbeda,
sehingga perbedaan sistem tersebut harus mendapat perhatian selayaknya.
Rancangan in ventory taking, memahami bagaimana klien melakukan penghitungan
persediaan yang ada ditangan dilakukan melalui daftar petunjuk pelaksanaan
penghitungan persediaan. Juklak ini meliputi: (1) nama pegawai pelaksana, (2)
tanggal penghitungan, (3) lokasi penghitungan, (4) detail cara-cara penghitungan, (5)
kartu penghitungan dan kartu ringkasan yang digunakan, (6) dan pemisahan barang-
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
21/41
18MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
barang yang bukan milik klien. Berdasarkan informasi yang diperoleh, auditor
melakukan penilaian terhadap prosedur dan juklak yang digunakan oleh klien.
Penilaian ini terutama untuk mengetahui apakah prosedur dan juklak tersebut telah
dilaksanakan dengan baik oleh para petugas yang independen.
Pemeriksaan kembali hasil penghitungan phisik persediaan. Auditor harus
melakukan pengetesan kembali terhadap hasil-hasil perhitungan yang dilakukan
klien terhadap seluruh barang-barang yang terdaftar sebagai persediaan. Auditor
harus menentukan langkah-langkah yang dipandang tepat mengingat banyaknya
masalah-masalah teknis di lapangan. Pengalaman teknis di lapangan akan sangat
berarti dalam memahami kemungkinan adanya ketidakberesan dalam assersi dalam
persediaan tersebut.
Penggunaan sample statistikal, pemeriksaan kembali hasil penghitungan pisik
persediaan harus dilakukan oleh auditor. Dalam hal jumlah dan jenis bahan-bahan
yang ada digudang klien sengat banyak, auditor tidak mungkin menggunakan
prosedur yang telah dilakukan klien. Dalam hal ini pengecekan dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan sample statistikal. Auditor harus memperoleh
keyakinan bahwa prosedur dan juklak yang berkaitan dengan penghitungan pisik
persediaan memang telah memadai.
Observasi terhadap persediaan awal, penghitungan saldo awal persediaan sangat
penting dalam menentukan berapa saldo persediaan akhir yang wajar. Hal ini sangat
penting dalam kasus auditor baru pertama kali melakukan audit pada suatu
perusahaan. Persoalan yang berkaitan dengan informasi saldo awal dari auditor lain,
harus dijelaskan secara tuntas, agar laporan audit yaang menjadi
tanggungjawabwabnya tidak salah saji. Ini berarti dalam aaudityang pertamakali,
auditor harus mendapatkan fakta yang jelas mengenai eksistensi saldo awal tersebut.
Pengaruh terhadap laporan audit, bilaman observasi penghitungan persediaan telah
selesai dilakukan auditor, maka kesesuaian terhadap standar audit harus menjadi
pertimbangan.
4. Lakukan konfirmasi kepada pemilik gudang pihak ketiga. Program ini bertujuan untuk
mengetahui eksistensi, kesempurnaan penyajian dan hak- hak yang terlekat dalam assersi
persediaan beserta rekening yang terkait dengannya. Konfirmasi kepada pihak ketiga
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
22/41
19MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
dilakukan dalam hal ditemukan kasus berikut ini, (a) terdapat produk yang masih dalam
proses pengiriman kepada perusahaan chargo, (b) terdapat barang yang masih dalam
status konsinyasi dan (c) barang yang disimpan di gudang pihak ketiga, dan (d) adanya
kemungkinan persediaan dijaminkan kepada pihak ketiga. Teknik pengujian ini dilakukan
dengan melakukan konfirmasi secara tertulis kepada pihak ketiga yang secara langsung
bertanggungjawab mengurus penyimpanan dan pengiriman barang-barang milik klien.
Begitu pula kreditor yang meminta sejumlah barang-barang sebagai agunan kredit yang
diberikan, harus pula dimintai keterangan mengenai seberapa besar dan bagaiamana
wujud tanggungjawab klien menganai jaminan dalam penjaminan hartanya tersebut.
5. Lakukan pengecekan ulang pencatatan pembelian pada dokumen pendukungnya. Auditor
harus memperoleh keyakinan bahawa eksistensi persediaan yang dicantumkan dalam
neraca, sudah meliputi keseluruhan barang-barang yang menjadi hak perusahaan. Oleh
karena itu semua pembelian yang dilakukan perusahaan dalam rangka akuisisi persediaan
harus disertai dokumen pendukung yang memadai. Kecenderungan penciptaan transaksi
fiktip dalam transaksi pembelian sangat mudah terjadi, terutama apabila dilakukan kolusi
dengan pihak luar (suplier). Lengkapnya dokumen-dokumen pendukung tersebut
dimaksudkan untuk mendukung keabsahan transaksi pengeluaran kas.
6. Pertimbangkan bukti-bukti yang ditemukan dalam pengujian cutoff terhadap pembelian
maupun penjualan. Pisah batas transaksi pembelian bahan-bahan baku dan hak-hak klien
terhadap kepemilikannya merupakan persoalan yang sangat rumit. Hal ini terjadi karena
akuisis bahan-bahan memerlukan proses waktu, terutama untuk bahan yang harus diimpor
dari luar negeri. Auditor harus memperoleh kepastian transaksi mana yang dapat diakui
sebagai hak klien terhadap assersi persediaan dalam neraca dan sebaliknya transaksi mana
yang harus diperhitungkan sebagai adjustment karena belum dapat diterima sebagai hak
klien terhadap barang-barang yang dipesannya. Adanya klausula transaksi pembelian
FOB destination ataupun FOB shipping point merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan dalam penilaian persediaan. Dalam program ini berarti auditor harus
membuktikan kewajaran penilaian persediaan dan memperoleh keyakinan ketepatan pisah
batas (cutoff) transaksi persediaan.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
23/41
20MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
7. Lakukan wawancara kepada manajemen mengenai kepemilikannya. Program audit ini
dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauhmana hak-hak yang terlekat dalam assersi
persediaan serta bagaimana penyajian serta pengungkapannya. Wawancara diperlukan
mengingat proses pemindahan barang (penjualan) dari perusahaan kepada pihak lain tidak
bisa diselesaikan begitu saj a secara serta merta. Proses pengiriman barang membutuhkan
waktu, terutama apabila barang tersebut harus diekspor ke luar negeri, atau dikirim ke
pulau lain. Adanya perbedaan waktu saat pengiriman barang dan saat realisasi penjualan
menyebabkan status perpindahan hak antara perusahaan dengan pembeli perlu dipertegas.
Kejadian dan fakta seperti ini, hanya diketahui oleh pejabat perusahaan yang
bertanggungjawab dalam fungsinya tersebut. Untuk memahami bagaimana proses
perpindahan hak antara klien dengan pembeli, auditor perlu melakukan wawancara
dengan memperhatikan kasus demi kasus. Dengan demikian auditor dapat menentukan
sikap manakah transaksi yang mempengaruhi penjualan ataupun sebaliknya. Materi
wawancara kepada para pejabat perusahaan meliputi: (a) kebijaksanaan akuntansi klien,
(b) kebijaksanaan asuransi terhadap persediaan yang dimiliki klien, dan (c) adanya
persediaan yang dijaminkan.
8.
Review data mengenai kualitas persediaan. Prosedur ini dimaksudkan untuk melakukan
penilaian ataupun alokasinya. Langkah ini dilakukan untuk menentukan apakah semua
barang-barang memang benar-benar siap jual, dapat digunakan, ataukah siap dikonsumsi.
Sebaliknya auditor harus memahami kemungkinan adanya barang-barang yang sudah
kadaluwarsa, barang rusak/cacad, dan barang yang lamban perputarannya dimasukkan
dalam unsur persediaan barang. Langkah teknis audit yang dilakukan untuk
mengantisipasi hal tersebut, antara lain:
Lakukan wawancara dengan pejabat yang bertanggungjawab mengenai kebijaksanaan
operasional produksi.
Verifikasi terhadap perhitungan kos produk teijual, dan produk dalam proses.
Verifikasi terhadap penghitungan produk dalam proses, produk rusak, dan produk
cacat.
Lakukan testing terhadap persediaan yang lambat perputarannya.
Mintalah representation letterdari client.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
24/41
21MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
Lakukan pengujian terhadap sample transaksi untuk periode tertentu baik jumlah
maupun kualitasnya.
9. Lakukan pengujian terhadap inventory pricing. Prosedur ini dimaksudkan untuk
melakukan penilaian ataupun alokasinya. Langkah ini dilakukan antara lain: (a)
menentukan apakah pricing persediaan dilakukan secara konsisten, dan (b)
membandingkan unit yang digunakan dengan dokumen pendukungnya. Kedua langkah
ini menunjukkan bahwasannya auditot harus melakukan testing terhadap penilaian
persediaan yang dilakukan oleh klien. Tentu saja verifikasi ini tidak terbatas hanya pada
persediaan produk jadi saja, tetapi juga meliputi produk rusak, produk cacad, dan produk
kadaluwarsa. Langkah ini sebetulnya untuk mengantisipasi kecenderungan barang-barang
yang tidak pantas digunakan sebagai alat pembuktian untuk menaikkan nilai persediaan
dalam neraca. Atau kemungkinan lain adanyga unsur kecurangan yang dilakukan oleh
para karyawan perusahaan dengan memalsukan produk yang tidak pantas.
10.Bandingkan penyajian statemen persediaan dengan standar penyajian laporan keuangan
yang berlaku. Program audit ini bertujuan untuk menilai apakah penyajian dan
pengungkapannya telah sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. Hal ini berarti
auditor harus memperoleh keyakinan terhadap penyajian rekening persediaan dalam
neraca maupun kos barang terjual yang disajikan dalam statemen penghasilan, mengenai
kesesuaian penyajian dan pengungkapannya dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia. Teknik audit dalam program ini adalah: (1). pengujian kesesuaian
klasifikasi persediaan dengan prinsip akuntansi yang lazim, dan (2). Apakah semua
informasi telah diungkapkan secara lengkap.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
25/41
22MODUL AUDIT SIKLUS PRODUKSI
S1 STAR UNHAS 2015
DAFTAR PUSTAKA
1. William C. Boynyon, Raymond N. Johnson, Walter G. Kell: Modern Auditing. Edisi
Ketujuh, 2006, Erlangga.
2. Alvin Arens, Randal and Beasley: Auditing and Assurance Service Integrated
Approach, Edisi 2011.
3. Marshall B. Romney, Paul Jaohn Steinbart: Accounting Information System. Edisi
Kesembilan, 2006, Salemba Empat
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
26/41
23
Lampiran: Flowchart Siklus Produksi danProduction Cycle
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
27/41
-1-
Inventory and Production Cycle
Importance of
Audit of
Inventory
Business Functions
and
Related Documents
Risk
Assessment
Assertions for
Internal C ontrols
and Tests of
Control
Internal Controls
and
Tests of Control
Internal Controls
over Cost
Accounting
Test of Cost
Accounting
Records
Audit of
Cost Accounting
Analytical
Procedures
Tests of Details
of Inventory
Balance
Substantive
Procedures
Audit
Procedures for
Inventory Count
Additional
Procedures for
Inventory Count
after Year-end Date
Inventory
Held by
Third Parties
Alternative
Procedures
of not Attending
Inventory Count
Observing
Physical Inventory
Count
Inventory
and
Production
Cycle
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
28/41
-2-
1. Importance of the Audit of Inventory
1.1 The audit of inventories is usually regarded as one of the high risk areasof the audit:
(a) It is usually crucial to assure about an entitys profit.
(b) Inventory is generally a major item on counting the working capitalin the
statement of financial position.
(c) It may be complex and creates significant auditing problems. For example,
the inventory is in different locations and this leads to problems in performing
physical controls and physical counting.
(d) It is usually subject to a degree of estimation since inventory valuation is
subject to factors such as obsolescenceand the allocation of manufacturing
costs to inventory.
(e) The nature of inventory can also be very varied, e.g. jewellery, the costs ofdeveloping a computer game, cars, chemicals, petrol, etc.
2. Business Functions and Related Documents
2.1 Procedures flow in inventory cycle
(a) Requisition and ordering of goods or raw materials(b) Receipts of goods or raw materials
(c) Recording receipts and issues of goods or raw materials
(d) Issuing of raw materials/finished goods from inventory
(e) Storekeeping procedures of raw materials/finished goods
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
29/41
-3-
2.2 Functions and documentations in the inventory cycle
Functions Documents Departments
Issue request for raw materials or
goods
Purchase requisition Storekeeping
Process purchase orders Purchase order Purchasing
Receive raw materials or goods Goods received report Storekeeping
Receive suppliers invoice Suppliers invoice Accounting (Purchasing in
some cases for checking)
Record in accounting records Purchase journal Accounting
Store raw materials or goods and
recorded in inventory records
Raw materials/Goods
perpetual records
Storekeeping
Issue raw materials to production
(Note 1)
Raw materials requisition Storekeeping
Cost accounting records Cost accounting
OR OR
Despatch goods Goods delivery report Storekeeping
Record the quantity of finished
goods dispatched in inventory
record (note 2)
Finished goods perpetual
records
Storekeeping
Cost accounting records Cost accounting
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
30/41
-4-
Note 1: This function occurs in a manufacturing environment only.
Note 2: This function occurs in a manufacturing environment and also occurs in a trading
environment.
3. Internal Controls and Tests of Control for Inventory and Production
Cycle
3.1 Assessment of risk of material misstatement of inventory
3.1.1 Assessment of (inherent) risk of material misstatement of inventory at assertion
level for valuation
(a) Inventories should be stated as lower of cost and NRV. When the
inventories NRV is lower than the cost, the company has to write down the
value of inventory.
(b) The amount to be written down is subject to managements estimation.
(c) The risk of material misstatement of the inventory at assertion level for
valuation should be high, for example, if a company has many inventories
piled upand the economy was under recession, making the saleable value
hard to be determined.
(d) However, it should be lowif a company maintains an appropriate level of
inventoriesand the saleable valueis easy to be determined.
3.2 Internal controls and tests of control
3.2.1 Examples of internal control procedures and test of control for inventory and
production cycle are as follows:
Assertions Internal Control Procedures Test of control
1. Existence Proper segregation of duties
and physical safeguards of
inventory to prevent
fictitious inventory.
Use prenumbered and/or
properly approved receiving
reports and materials
requisitions for inventory
transfers
Observe and evaluate
proper segregation of duties
and test procedures for
transfer and issuing inventory.
Review authorized
production schedules and
test procedures for
establishing inventory levels
and inventory control.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
31/41
-5-
2. Rights and
obligations
Recorded inventory is
supported by suppliers
invoices and goods received
notes.
Check recorded inventory
against suppliers invoices
and goods received notes.
3. Completeness Purchase requisition, purchase
order, receiving report and
vouchers are prenumbered
and accounted for
Procedures to include goods
out on consignment and
exclude goods led on
consignment.
Check sequential controls
over purchase requisition,
purchase order, receiving
report and vouchers.
Test the control procedures
for the consignment goods.
4. Cut-off All receiving reports and
delivery notes should be
processed daily.
Check dates of receiving
reports and delivery notes to
dates to record the inventory
movements in perpetual
inventory records.
5. Accuracy
Review of costaccumulation,standard costs, and variance
reports by person of
appropriate level.
Examine and testprocedures for taking
physical inventory,
accumulating costs, and
developing standard cost.
6. Valuation and
allocation
Inventory management
personnel review inventory
for obsolete, slow-moving, or
excess quantities.
Periodic or annual
comparisonof goods on hand
with perpetual inventory
record.
Discuss with management
and test procedures for
identifying obsolete and
slow-moving items.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
32/41
-6-
7. Classification Material requisitions and
production data used to
classify inventory into raw
materials, WIP, and finished
goods.
Check that the classification
of inventory is in compliance
with accounting standard
and company accounting
policies.
8. Presentation
and disclosure
Inventory is properly
classified, disclosed and
presented at fair value.
Review inventory items are
properly classified, disclosed
and presented at fair valuein
the financial statements.
3.3 Internal control affects the level of substantive tests for inventory
3.3.1 How internal control affects the level of substantive tests for inventory
(a) If the auditor assesses the level of control risk to be at the maximum, the
auditor may carry out the substantive approach and rely on substantive
tests only.
(b) On the other hand, if the auditor can rely on internal controls, he or she will
carry out tests of controlsand consider the effectsof the results on further
substantive procedures.
(c) If the results of the tests of controls support the assessed level of control
risk, the auditor can conduct substantive testsof inventory accounts at the
planned level.
(d) However, if the auditor judges the control risk to be higher than expected,
then he or she will set the detection risk at a lower level and extend the
substantive tests.
4. Audit of Cost Accounting
4.1 The existence of adequate cost records assists management in pricing, controlling and
costing of inventory.
4.2 Internal controls over cost accounting
4.2.1 Cost accounting controls vary for different companies because of the wide variety of
items of inventory and the level of controls expected by management.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
33/41
-7-
Internal controls Descriptions
1. Physical controls
over inventory
Limited access storage areas for raw material, WIP, and
finished goods is one major control to prevent loss from
misuse of theft.
The assignment of custodian to responsible person together
with approved prenumbered documents for authorizing
movement of inventory also protects assets from improper use.
Copies of inventory issuing document are sent directly to
the accounting department.
2. Perpetual
inventory records
Perpetual inventory record to be maintained by persons who
do not have access to physical assets.
Perpetual inventory record is used for investigating
differencesbetween physical counts and the amount shown on
the record.
Adequate controls over the integration of production and
accounting records so as to obtain accurate costs for all
products.
3. Unit cost records
and standard costs
Cost accounting recordsmust be properly maintained and
integrated with productionand related accounting records.
4.3 Tests of cost accounting records
4.3.1 In testing the cost accounting system, the auditor is concerned with three aspects as
follows:
Internal controls Tests of controls
1. Physical controls
over inventory
Auditors testof the adequacy of the physical controlsover
inventory must be restricted to observation and inquiry. Forexample, the auditor can examine the raw materials storage
areas to determine whether the inventory is protected from
theft and misuse of the existence of locked storeroom.
To test the existence and accuracyof the transfer of goods
from the raw material storeroom to the manufacturing
assembly line is to account for a sequence of raw material
requisition, examine the requisitions for proper approval,
and compare the quantity, description, and date with the
information on the raw material perpetual inventory record.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
34/41
-8-
Completed production records can be compared with
perpetual inventory recordto ensure that all manufactured
goods were physically delivered to the finished goods
storeroom.
2. Perpetual
inventory records
Documents supporting the use of raw materials for
productionand the increase in the quantity of finished goods
inventory when goods have been manufactured are examined
as part of the testsof the cost accounting records.
Support for the reduction in the finished goods inventory
through the sale of goods to customers is ordinarily tested as
part of the sales and collection cycle.
3. Unit cost records
and standard costs
Adequate cost accounting recordsmust be integrated with
productionand other accounting records in order to produce
accurate costs of all products.
The tests on their accuracyshould be designed as a part of
the purchase, payroll and sales cycles to avoid the records
being tested more than once. The examples on the testing
unit cost are:
When payroll cost dataare maintained for different jobs,
it is desirable to trace from the payroll summary
directly to the job cost record as a part of testing thepayroll and personnel cycle.
The test on the reasonableness of cost allocations is
carried out by evaluating the basis of overhead
allocations as the formula used directly affects the unit
cost of each product.
Determine the basis of all cost allocation.
Manufacturing overhead should be consistent with
previous years, and if not, obtain reasons for deviation
and consider their reasonableness.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
35/41
-9-
5. Substantive Procedures for Inventory and Production Cycle
5.1 Analytical procedures
5.1.1 Examples of the analytical procedures for inventory and production cycle
Since the inventory and production cycle is closely related with other business cycle,
it is not surprising that some of the analytical procedures listed below are the same as
those of other business cycles.
(a) Compare gross margin percentage with previous years to highlight the
possible misstatement in inventory and cost of sales.
(b) Compare inventory turnover with previous years to highlight the
misstatement of inventory or effects of obsolete inventory.(c) Compare unit costs/standard cost of inventory with previous years to
identify misstatement of unit costs.
(d) Compare extended inventory value with previous years to identify
misstatements in compilation, unit costs and extensions which affect
inventory and cost of sales.
(e) Compare manufacturing costs with previous years and with budget to
highlight the misstatement of unit costs of inventory.
5.2 Tests of details of inventory balance
5.2.1 Examples of tests of details of inventory balance are as follows:
Assertions Substantive procedures
1. Existence Observe physical inventory count.
2. Rights and
obligations
Examine the consignment agreement for inventory
held on consignment for others is not included in
inventory.
3. Completeness Trace test count and tag control informationto the
inventory compilation.
4. Cut-off Examine a sample of receiving reports and delivery
notes for a few days before and after year-end for
recording of inventory shipments in the proper
period.
5. Accuracy Check the calculation of inventory compilationand
agree total to general ledger.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
36/41
-10-
6. Valuation and
allocation
(Jun 09)
Trace costs used to price goods in the inventory
compilation to standard costs or suppliers invoices.
Inquire of management regarding obsolete,
slow-moving, or excess inventory.
Perform a lower of cost and NRV test on large
inventory items or product lines.
7. Classification Review inventory compilation for proper
classificationamong raw materials, WIP, and finished
goods.
8. Presentation and
disclosure
Inquire of management and review loan
agreementsor board minutes for any inventory that
are pledged or assigned.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
37/41
-11-
6. Observing Physical Inventory Count
6.1 Audit procedures in relation to audit objectives for physical inventory count
Assertions Substantive procedures
1. Existence Check from the clients inventory records to your
test datato ensurethat you record sufficient details
of the location and the itemsto be able to trace them
later.
Select a sample of tag numberand identify the tag
with that number attachedto the actual inventory.
Observe whether movement of inventory takes
placeduring the count.
2. Rights and
obligations
Inquire as to consignment or customer inventory
included on clients premises.
Be alert for inventory that is set aside or specially
marked as indications of non-ownership.
3. Completeness Trace the items from your counts, into the clients
inventory records and record sufficient details toenable you to do this.
Observe whether movement of inventory takes
placeduring the count.
Inquire as to inventory in other locations.
Account for all tags to make sure none are lost or
intentionally omitted.
4. Cut-off Record in the working papers for subsequent
follow-up the last shipping document numberused
at year-end.
Select a sample of goods received note from
immediately prior to the year end and included in
year-end payables, and ensure that the goods are
included in year-end inventories.
Select a sample of goods delivery notes from
immediately prior to the year end and included in
year-end receivables, and ensure that the goods are not
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
38/41
-12-
included in year-end inventories and that the invoice
was raised in the correct period.
During the inventory counting, the auditor also
considers cut-off procedures including details of the
movement of inventory just prior to, during and after
the count so that the accounting for such movements
can be checked at a later date.
5. Accuracy Recount clients count to make sure the recorded
counts are accurateon the tags.
Compare physical counts with perpetual inventory
records.
Record clients counts for subsequent testing.
6. Valuation and
allocation
Trace some items of inventory in the inventory
sheets back to original purchase invoices to agree
the cost.
Trace the same items of inventory to post-year-end
salesto determine the NRVof inventory.
For items that have not yet been sold trace to the
provision for slow-moving inventoryor discuss withmanagement why these have not been provided for.
Ensure that inventoryis statedin the accounts at the
lower of cost and NRV.
Test for obsolete inventory by inquiry of factory
employees and management, and alertness for items
that are damaged, or located in inappropriate places.
7. Classification Examine inventory description on the tags and
compare with the actual inventoryfor raw material,
WIP and finished goods.
Evaluate whether the % of completionrecorded on
the tags for WIP is reasonable.
8. Presentation and
disclosure
Check that the figures disclosed in the financial
statement agree to the audited figures and that
inventories have been correctly analysed between
finished goods, raw materials and WIP.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
39/41
-13-
6.2 Inventory held by third parties
6.2.1 Where the client has inventory at locations not visited by the auditor, the auditor
normally obtains confirmation of the quantities, value and condition from the holder.
6.2.2 The confirmation request will be sent by the client to those parties and the reply
should directly to the auditor to prevent it being tampered with by the client.
6.2.3 The auditor needs to consider the following matters:
(a) The ability of the third partyto provide relevant and reliable evidence.
(b) The integrity and independenceof the third party.
(c) Observing, or arranging for another auditor to observe, the physical
inventory count.
(d) Obtaining another auditors report on the adequacy of the third partysinternal control for ensuring that inventory is correctly counted and adequately
safeguarded.
(e) Inspecting documentation regarding inventory held by third parties, for
example, warehouse receipts.
6.3 Attendance of physical inventory count at the year-end
6.3.1 Audit procedure for physical inventory count
Stocktaking Audit Procedures
2.
Before the stocktaking Consider the risk of material misstatement related to
inventory
Consider the nature of internal control
Whether adequate proceduresare established and proper
instructions issued? (Appendix I)
The timing of the count
The locationsat which inventory is held
Whether an experts assistanceis needed
Materialityof the inventory and the sample size
2. During the stocktaking Obtain evidence whether the managements control
activities are adequately carried out
Perform test count over both the completeness and the
accuracyof the count records by tracing items from those
records
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
40/41
-14-
For cut-off test, obtain necessary information of
documentation regarding the details of movement of
inventory just prior to, during and after the count for
subsequent checking
Consider whether the procedures for identifying
obsolete, damaged or slow moving items are operated
properly
Consider whether the overall stocktaking has been
properly carried outand is sufficiently reliable as a basis
for determining the existence of inventories
3. After the stocktaking
(Dec 12, Jun 13)
Follow up the matters recorded in working papers at time
of count
Test the final inventory schedulesto assess whether they
accurately reflect the actual inventory counts
Obtain copies of inventory sheets with count results
and use them to validate the final inventory balance
Ensure the differences between the stock sheets and
physical countshave been investigated and solved
6.4 Additional procedures if the inventory count date is after the year end date
6.4.1 If the inventory count is performed after the year end date, the following additional
procedures should be carried out as follows:
(a) Select samples from the inventory list(with quantity and value) and check
they agree with the count sheets(with quantity only) which were prepared on
the inventory count date and perform roll back test.
(b) Select samples from count sheetsand match them with the inventory list
and perform roll back test.
(c) Roll backtest:
(i) check the inventory movements between the year end date and
inventory count date against goods delivery notes and invoices
issued.
(ii) check the inventory movements between the year end date and
inventory count date against goods received notes and invoices
received.
-
7/24/2019 Modul Auditing (Siklus Produksi)
41/41
6.5 Alternative procedures of not attending physical inventory count at the year-end
6.5.1 If the auditor is unable to attend the physical inventory count at the year-end date, the
auditor should:
(a) Observesome physical counts on an alternative date; and
(b) Perform audit procedures on intervening transactions, when necessary.
6.5.2 When attendance of physical count is impracticable, for example, due to the nature
and location of the inventory; the auditor should consider:
(a) Whether alternative procedures provide sufficient appropriate audit
evidence of existence; and
(b) Condition to conclude that the auditor need not make reference to a scope
limitation.