obati
TRANSCRIPT
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 1/14
OBAT-OBATAN KORTIKOSTEROID
I.Pendahuluan
Meskipun hormon adenokorkototropin (ACTH) dan adenokortikosteroid (kortikosteroid)
berasal dari kelenjar yang berlainan, namun fungsi fisiologik dan efek farmakologiknya sangat
berhubungan. Fungsi fisiologik kelenjar adrenal yang penting dikenal sejak !"" ketika Addison
melihat gejala klinik pasien dengan kerusakan kelenjar tersebut, yang kemudian disebut sebagai
Addison disease. #agian korteks mengeluarkan hormon$hormon steroid yaitu glukokortikoid
(kortison dan kortikosteron oleh %ona fasikulata) dan mineralkortikoid (aldosteron oleh %ona
glomerulosa) yang efeknya berlainan. Hormon kortisol dan kortikosteron terutama berpengarun
pada metabolisme karbohidrat, sedangkan aldosteron pada keseimbangan air dan elektrolit, yaitukemampuannya meretensi natrium. &teroid lain yang dihasilkan adalah dehydroepiandrosterone
('HA) dan bentuknya sulfat ('HA&) yang merupakan androgen adrenal utama yang lemah,
berubah diperifer menjadi testosteron, dehidrotestosteron, estradiol, dan estron. Androgen adrenal
adalah sumber utama estrogen pada menapouse dan gangguan fungsi oarium pada usia muda.
II. Mekanisme Kerja
*ortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi ke+epatan sintesis protein. Molekul hormon
memasuki sel meleati membran plasma se+ara difusi pasif. Hanya dijaringan target hormon ini
bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel membentuk kompleksreseptor$steroid. *ompleks ini mengalami perubahan konfirmasi, lalu bergerak menuju nukleus
dan berikatan dengan kromatin. -katan ini menstimulasi transkripsi /A dan sintesis protein
spesifik. -nduksi sintesis protein ini yang akan menghasilkan efek fisiologik steroid.0ada beberapa jaringan, misalnya hepar, hormon steroid merangsang transkripsi dan
sintesis protein spesifik1 pada jaringan lain misalnya sel limfoid dan fibroblas hormon steroid
merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atau toksik terhadap sel$sel limfoid, hal ini
menimbulkan efek katabolik.
III. Faal Dan Farmakodinamik *ortikosteroid mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, lemak, dan mempengaruhi
juga fungsi sistem kardioaskular, ginjal, otot lurik, sistemsaraf, dan organ lain. *orteks adrenal
berfungsi homeostatik, artinya penting bagi organisme untuk dapat mempertahankan diridalam
menghadapi perubahan lingkungan. 'engan demikian, hean tanpa korteks adrenalhanya dapat
hidup apabila diberikan makanan yang +ukup dan teratur, /aCl dalam jumlah +ukup banyak dan
temperatur sekitarnya dipertahankan dalam batas$batas tertentu. Fungsi kortikosteroid penting
untuk kelangsungan hidup organisme.fek kortikosteroid kebanyakan berhubungan dengan besarnya dosis, makin besar dosis
terapi makin besar efek yang didapat. Tetapi disamping itu juga ada keterkaitan kerja
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 2/14
kortikosteroid dengan hormon$hormon lain. 0eran kortikosteroid dalam kerja sama ini disebut
permissie effe+ts yaitu kortikosteroid diperlukan supaya terjadi suatu efek hormon lain, diduga
mekanismenya adalah melalui pengaruh steroid terhadap pembentukan protein yang mengubah
respons jaringan terhadap hormon lain. Misalnya otot polos bronkus tidak akan berespons terhadap
katekolamin bila tak ada kortikosteroid, dan pemberian kortikosteroid dosis fisiologis akan
mengembalikan respons tersebut. #egitu pila efek lipolitik katekolami, ACTH, hormon
pertumbuhan pada sel lemak akan menghilang bila tak ada kortikosteroid.
&uatu dosis kortikosteroid dapat memberikan efek fisiologik atau farmakologik, tergantung
keadaan sekitar dan aktiitas indiidu. Misalnya, hean tanpa kelenjar adrenal yang berada dalam
keadaan optimal hanya membutuhkan kortikosteroid dosis ke+il untuk mempertahankan hidupnya.
#ila dosis obat relatif tinggi diberikan berulang kali pada hean yang sama dalam keadaan
optimal, akan terjadi hiperkortisisme, yaitu gejala kelebihan kortikosteroid. 'iduga, ada ariasi
aktiitas sekresi kortikosteroid pada orang normal menunjukkan adanya ariasi kebutuhan
organisme akan hormon tersebut.Meskipun kortikosteroid mempunyai berbagai ma+am aktiitas biologik, umumnya potensi
sediaan alamiah maupun sintetik, ditentukan oleh besarnya efek retensi natrium dan penyimpanan
glikogen dihepar atau besarnya khasiat antiinflamasinya.
*ortikosteroid 0otensi 2ama
*erja
'osis
ekialen (mg)etensi /a Anti$-nflamasi
*ortisol (Hidrokortison) 3,! & 43*ortison 3,! 3,! & 4"
*otrikosteron " 3,5" & $
6$7$metilprednisolon 3," " - 8
Fludrokortison
(mineralkortikoid)
4" 3 - $
0rednison 3,! 8 - "
0rednisolon 3,! 8 - "
Triamsinolon 3 " - 8
0arametason 3 3 2 4
#e9ametason 3 4" 2 3,:"
'e9ametason 3 4" 2 3,:"
Tabel . 0erbandingan potensi relatif dan dosis ekuialen beberapa sediaan kortikosteroid
0ada tabel dapat dilihat perbandingan potensi relatif beberapa kortikosteroid
berdasarkan ketiga hal diatas. 0erlu diingat baha nilai$nilai tersebut bukanlah merupakan rasio
yang tetap, tetapi tergantung +ara penerapan hayati yang digunakan. 0otensi steroid untuk
mempertahankan hean tanpa adrenal agar tetap berada dalam keadaan sehat, dan untuk meretensi
natrium nilainya hampir sama. 0engaruhnya pada penyimpanan glikogen hepar, efek
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 3/14
antiinflamasinya, efek pada kapasitas kerja hepar, efek anti$inflamasi, efek pada kapasitas kerja
otot lurik, dan pada jaringan limfoid, hampir sejajar.
'alam klinik umumnya kortikosteroid dibedakan menjadi dua golongan besar yaitu
glukokortikoid dan mineralkortikoid. fek utama glukokortikoid ialah penyimpanan glikogen
hepar dan efek antiinflamasi, sedangkan pengaruhnya pada keseimbangan air dan elektrolit ke+il.
0rototip untuk golongan ini ialah desoksikortikosteron. ;mumnya golongan mineral kortikoid
tidak mempunyai khasiat anti$inflamasi yang berarti, ke+uali < 7$fluorkortisol. Meskipun demikian
sediaan ini tidak pernahdigunakan sebagai obat antiinflamasi karena efeknya pada keseimbangan
air dan elektrolit terlalu besar.
&ediaan kortikosteroid dapat dibedakan menjadi 5 golongan berdasarkan masa kerjanya.
Tabel menunjukkan penggolongan kortikosteroid berdasarkan masa kerja masing$masing sediaansesuai dengan aktiitas biologiknya.
&ediaan kerja singkat mempunyai masa paruh biologis kurang dari 4 jam, dan sediaan
lama masa paruhnya lebih dari 56 jam, sedangkan yang kerja sedang mempunyai masa paruh
antara 4$56 jam.
0engaruh kortikosteroid terhadap fungsi organ dan tubuh adalah sebagai berikut =
. Metabolisme karbohidrat dan protein0engaruh kortikosteroid pada metabolisme karbohidrat terlihat pada hean yang
diadrenalektomi. Hean ini hanya dapat bertahan hidup, tanpa penurunan kadar glukosadarah dan glikogen hepar, bila diberi makanan +ukup. #ila hean tersebut dipuasakan
sebentar saja maka +adangan karbohidrat berkurang dengan +epat. >likogen hepar dan otot
akan berkurang, timbul hipoglikemia serta peningkatan sensitiitas terhadap insulin.
>ambaran gangguan metabolisme ini mirip dengan gejala yang dijumpai pada pasien
Addison. 0emberian glukokortikoid misalnya kortisol, dapat memperbaiki keadaan diatas1
+adangan glikogen terutama dihepar bertambah, glukosa darah tetap normal pada keadaan
puasa, dan sensitiitas terhadap insulin kembali normal. 0eningkatan produksi glukosa ini
diikuti oleh bertambahnya ekskresi nitrogen. Hal ini menunjukkan terjadinya katabolisme
protein menjadi karbohidrat. 0erubahan diatas terjadi pada seseorang yang diberi
korkosteroid dosis besar untuk aktu lama, yaitu dapat menimbulkan gejala seperti
diabetes militus. 0ada keadaan tersebut, glukosa darah +enderung meninggi, resistensi
terhadap insulin meninggi, toleransi terhadap glukosa menurun dan mungkin terjadi
glukosauria.>lukokortikoid meningkatkan kadar glukosa darah sehingga merangsang pelepasan
insulin dan menghambat masuknya glukosa kedalam sel otot. >lukokortikoid juga
merangsang lipase yang sensitif dan menyebabkan liposlisis. 0eningkatan kadar insulin
merangsang lipogenesis dan sedikit menghambat lipolisis sehingga hasilnya adalah
peningkatan deposit lemak, peningkatan pelepasan asam lemak dan gliserol ke dalam
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 4/14
darah. fek ini paling nyata pada kondisi puasa, dimana kadar glukosa otak dipertahankan
dengan +ara glukoneogenesis, katabolisme protein otot melepas asam amino, perangsangan
lipolisis, dan hambatan ambilan glukosa diperifer.
Hormon ini menyebabkan glukoneogenesis diperifer dan dihepar. 'iperifer steroid
mempunyai efek katabolik. fek katabolik inilah yang menyebabkan terjadinya atrofi
jaringan limfoid, pengurangan massa jaringan otot, terjadi osteoporosis tulang
(pengurangan matriks protein tulang yang diikuti oleh pengeluaran kalsium), penipisan
kulit, dan keseimbangan nitrogen menjadi negatif. Asam amino tersebut dibaa ke hepar
dan digunakan sebagai substrat en%im yang berperan dalam produksi glukosa dan glikogen.4. Metabolisme lemak
0ada penggunaan glukokortikoid dosis besar jangka panjang atau pada sindrom
Cushing, terjadi gangguan distribusi lemak yang khas. 2emak akan berkumpul se+ara berlebihan pada depot lemak1 leher bagian belakang (buffalo hump), daera supraklaikula,
dan dimuka (moon fa+e), sebaliknya lemak disektremitas akan menghilang. &alah satu
hipotesis yang menerangkan keadaan tersebut ialah sebagai berikut= kadar insulin
meningkat akibat hiperglikemia yang ditimbulkan oleh glukokortikoid, insulin ini
mempunyai efek lipogenik dan antilipolitik pada jaringan lemak dibatang tubuh sehingga
lemak terkumpul di tempat$tempat yang disebut tadi. &edangkan sel lemak diekstremitas
kurang sensitif terhadap insulin dan lebih sensitif terhadap efek antilipolitik hormon lain
(epinefrin, norepinefrin, hormon pertumbuhan) yang diinduksi oleh glukokortikoid.
5. *eseimbangan air dan elektrolitMineralkortikoid dapat meningkatkan reabsorbsi /a? serta ekskresi * ? dan H? di
tubuli distal. 'engan dasar mekanisme inilah, pada hiperkortisisme terjadi= retensi natrium
yang disertai ekspansi olume +airan ekstrasel, hipokalemia, dan alkalosis. 0ada
hiperkortisisme terjadi keadaan sebaliknya= hiponatremia, hiperkalemia, olume +airan
ekstrasel berkurang dan hidrasi sel.8. &istem *ardioaskular
>angguan sistem kardioaskular yang sering timbul pada insufisiensi adrenal atau
pada hiperkortisisme sebenarnya sangat kompleks dan belum semua diketahui.*ortikosteroid dapat mempengaruhi sistem kardioaskular se+ara langsung maupun
tidak langsung. 0engaruh tidak langsung ialah terhadap keseimbangan air dan eletrolit1misalnya pada hipokortisisme, terjadi pengurangan olume yang diikuti peningkatan
iskositas darah. #ila keadaan ini diiamkan akan timbul hipotensi dan akhirnya kolaps
kardioaskular. 0engaruh langsung kortikosteroid terhadap sistem kardioaskular antara
lain pada kapiler, arteriol, dan miokard.". &usunan saraf pusat
*orkikosteroid dapat mempengaruhi susunann saraf pusat baik se+ara tidak langsung
maupun langsung, meskipun hal yang terakhir ini belum dapat dipastikan. 0engaruh tidak
langsung disebabkan oleh efek pada metabolisme karbohidrat, sistem sirkulasi, dan
keseimbangan elektrolit. Adanya efek steroid pada susunan saraf pusat dapat dilihat dari
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 5/14
timbulnya perubahan mood, tingkah laku, >, dan kepekaan otak pada mereka yang
sedang menggunakan kortikosteroid terutama untuk aktu lama atau pada pasien penyakit
Addison.
0ada pasien Addison dapat menunjukkan gejala apatis, depresi, dan +epat tersinggung
bahkan psikosis. >ejala tersebut dapat diatasi dengan kortisol.6. lemen pembentuk darah
>lukokortikoid dapat meningkatkan kadar hemoglobin dan jumlah sel darah merah,
hal ini terbukti dari seringnya timbul polisitemia pada sindrom +ushing. &ebaliknya, pasien
penyakit Addison dapat mengalami anemia normokromik, normositik yang ringan.:. fek antiinflamasi
*ortisol dan analog sintetiknya dapat men+egah atau menekan timbulnya gejala
inflamasi akibat radiasi, infeksi, %at kimia, mekanik atau alergen. >ejala ini umumnya
berupa kemerahan, rasa sakit, panas, pembekakan ditempat radang. &e+ara mikroskopik
obat ini menghambat fenomena inflamasi dini yaitu edema, deposit fibrin, dilatasi kapiler,
migrasi leukosit ke tempat radang dan aktiitas fagositosis. &elain itu juga dapat
menghambat manifestasi inflamasi yang telah lanjut yaitu proliferasi kapiler dan fibroblas,
pengumpulan kolagen dan pembentukan sikatrik.
!. @aringan 2imfoid dan &istem -munologi0ada insufisiensi korteks adrenal terjadi peningkatan massa jaringan limfoid dan
limfositosis, pasien sindrom +ushing menunjukkan limfositopenia dan massa jaringan
limfoid berkurang. Hal ini diduga berhubungan dengan perubahan ke+epatan pembentukan
atau pengrusakan sel pada hiper$ atau hipokortisisme kronik, yang timbul setelah jangkalama.
<. 0ertumbuhan0enggunaan glukokortikoid pada anak untuk aktu lama, dapat menghambat pertumbuhan,
karena efek antagonisnya terhadap kerja hormon pertumbuhan di perifer. fek ini
berhubungan dengan besarnya dosis yang dipakai. 0ada beberapa jaringan, terutama otot
dan tulang, glukokortikoid menghambat sintesis dan menambah degradasi protein dan
/A. Hal inilah yang mungkin sering menyebabkan kegagalan fungsi hormon
pertumbuhan bila digunakan bersama$sama glukokortikoid.
I. Farmakokine!ik
*ortisol dan analog sintetiknya pada pemberian oral diabsorbsi +ukup baik. ;ntuk
men+apai kadar tinggi dengan +epat dalam +airan tubuh, ester kortisol dan deriat sintetiknya
diberikan se+ara -. ;ntuk mendapatkan efek yang lama kortisol dan esternya diberikan se+ara
-M. 0erubahan struktur kimia sangat mempengaruhi ke+epatan absorbsi, mula kerja dan lama kerja
karena juga mempengaruhi afinitas erhadap reseptor, dan ikatan protein. 0rednison adalah pro drug
yang dengan +epat diubah menjadi prednisolon bentuk aktifnya dalam tubuh.
>lukokortikoid dapat diabsorbsi melalui kulit, sakus konjungtia dan ruang sinoial.
0enggunaan jangka panjang atau pada daerah kulit yang luas dapat menyebabkan efek sistemik,
anatra lain supresi korteks adrenal.
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 6/14
. Indikasi
&e+ara ringkas dapat diatakan baha bila kortikosteroid akan digunakan untuk jangka
panjang, harus diberikan dalam dosis minimal yang masih efektif. 'osis ini ditentukan se+ara trial
and error. 0ada keadaan yang tidak mengan+am jia pasien, misalnya untuk mengurangi nyeri
pada artritis reumatoid, dosis aal harus ke+il kemudian se+ara bertahap ditingkatkan sampai
keadaan tersebut mereda dan dapat ditoleransi pasien. *emudian dalam periode singkat dosis
harus diturunkan bertahap sampai ter+apai dosis minimal diaman gejala semula timbul kembali.
#ila terpai bertujuan mengatasi keadaan yang dapat mengan+am pasien, misalnya pemfigus maka
dosis aal haruslah +ukup besar. #ila dalam beberapa hari belum terlihat efeknya, dosis dapat
dilipatgandakan. 'alam hal ini, sebelum mengambil keputusan, dokter harus dapat
mempertimbangkan antara bahaya pengobatan dan bahaya akibat penyakit sendiri.;ntuk keadaan yang tidak mengan+am jia pasien, kortikosteroid dosis besar dapat
diberikan untuk aktu singkat selama tidak ada kontraindikasi spesifik.
". Tera#i Su$!i!usi
0emberian kortikosteroid di sini bertujuan memperbaiki kekurangan akibat insufisiensi
sekresi korteks adrenal akibat gangguan fungsi atau struktur adrenal sendiri (insufisiensi primer)
atau hipofisis (insufisiensi sekunder).a. -nsufisiensi adrenal akut
*eadaan ini umumnya disebabkan pada adrenal atau oleh penghentian pengobatan
kortikosteroid dosis besar se+ara tiba$tiba. #ila insufisiensi primer, 43$53 mg hidrokortison
harus diberikan tiap hari, dinaikkan bila dalam keadaan stres. 0erlu diberikan juga preparat
mineralkortikoid yang dapat menahan /a dan air. 0reparat sintesis yang ke+il efek menahan
airnya jangan dipakai unutk kondisi ini. b. -nsufisiensi adrenal kronik
akibat operasi atau lesi korteks adrenal ini dapat diatasi dengan pemberian 43$53 mg
per hari dalam dosis terbagi (43 mg pada pagi hari dan 3 mg pada sore hari). banyak pasien
juga memerlukan mineralkortikoid fluorokortison asetat dengan dosis 3,$3,4 mg per hari1
atau +ukup dengan kortison dan diet tinggi garam.+. Hiperplasia adrenal kongenital0ada penyakit turunan ini terjadi defisiensi aktiasi salah satu atau lebih en%im yang
diperlukan untuk biosintesis kortikosteroid. *arena produksi kortisol dan atau aldosteron
berkurang dan tidak terjadi reaksi umpan balik negatif, maka produksi hormon steroid lain
bertambah. 'alam hal ini gejala klinik yang timbul, hasil pemeriksaan laboratorium dan
terapinya, tergantung dari jenis en%im yang terganggu. &emua pasien hiperplasia adrenal
kongenital membutuhkan terapi subtitusi kortisol, dan bila perlu juga dapat diberikan
kortikosteroid yang merentensi /a?
d. -nsufisiensi adrenal sekunder akibat insufisiensi adenohipofisis.
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 7/14
>ejala utama insufisiensi adrenal ini ialah hipoglikemia, sedangkan keseimbangan air
dan elektrolit normal karena sekresi aldosteron tetap normal. Terapi subtitusi dengan kortisol,
pagi hari 43 mg dan sore hari 3 mg, disesuaikan dengan siklus diurnal sekresi adrenal.
&esudah insufisiensi terkendali, dapat ditambahkan tiroid. &ebab bila langsung diberikan
tiroid tanpa kortisol mungkin terjadi insufisiensi adrenal akut.
%. Tera#i Non-Endokrin
#eberapa penyakit dibaah ini bukan merupakan kelaianan adrenal atau hipofisis,
tetapi diobati dengan glukokortikoid. 'asar pemakaian kortikosteroid disini adalah efek anti
inflamasinya dan kemampuannya menekan reaksi imun. 0ada penyakit yang dasarnya adalah
respon imun, obat ini bermanfaat. 0ada keadaan yang perlu penanganan reaksi radang atau
reaksi imun untuk men+egah kerusakan jaringan yang parah dan menimbulkan ke+atatan, penggunaan kortikosteroid mungkin berbahaya sehingga perlu disertai penanganan yang
tepat bagi penyebabnya. Bang dipakai adalah preparat kerja singkat dan kerja sedang
misalnya prednison atau prednisolon dengan dosis serendah mungkin. *emungkinan efek
samping harus terus dimonitor.
a. Atritis*ortikosteroid hanya diberikan pada pasien atritis reumatoid yang sifatnya progresif,
dengan pembekakan dan nyeri sendi yang hebat sehingga pasien tidak dapat bekerja,
meskipun telah diberikan istirahat, terapi fisik, dan obat glongan anti$inflamasi nonsteroid.
0ada aalnya prednison diberikan :," mg sehari dalam dosis terbagi, sementara itu pasien
tetap istirahat dan diberikan fisioterapi serta salsilat. 'osis prednison ditambah sampai gejala
berkurang, kemudian dipertahankan sesuai kebutuhan dan ditentukan dosis pemeliharaan
seke+il mungkin. b. *arditis reumatik
*arena belum ada bukti kortikosteroid lebih baik dari salsilat, sedangkan resiko
penggunaan kortikosteroid lebih besar, maka pengobatan karditis reumatik dimulai dengan
salsilat. *ortikosteroid hanya digunakan pada keadaan akut, pada pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan dengan salsilat saja, atau sebagai terapi permulaan pada pasien
dalam keadaan sakit keras dan demam, payah jantung akut, aritmia, dan perikarditis. 'isini
diberikan prednison 83 mg sehari dalam dosis terbagi. 'ianjurkan agar sesudah
kortikosteroid dihentikan salsilat tetapi diteruskan, karena sering terjadi reaktiasi penyakit.+. 0enyakit ginjal
*ortikosteroid dapat bermanfaat pada sindrom nefrotik yang disebabkan lupus
eritematosus sistemik atau penyakit ginjal primer, ke+uali amiloidosis. 0rednison 63 mg
sehari dalam dosis terbagi diberikan selama 5$8 minggu. #ila ada perbaikan disertai
peningkatan diuresis dan terjadi penurunan proteinuri, dosis pemeliharaan dapat diberikan
sampai satu tahun, tetapi prednison hanya diberkan 5 hari pertama dalam setiap minggu.
d. 0enyakit kolagen0emberian dosis besar (prednison $4 mgkg atau sediaan lain yang ekuialen)
bermanfaat untuk eksaserbasi akut1 sedangkan terapi jangka panjang hasilnya berariasi.
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 8/14
0ada poliomiositis, poliartritis nodosa, poliartritis granulomatosa, dan dermatomiosis yang
hebat, terapi dimulai dengan dosis besar (prednison $4 mgkghari) selama 4$5 bulan,
kemudian dosis dapat diturunkan bertahap bila telah terlihat perbaikan klinis, sampai dosis
minimal yang efektif (sekitar :,"$3 mghari). ;ntuk skleroderma umumnya obat ini kurang
bermanfaat.e. Asma bronkial dan penyakit saluran pernapasan lainnya.
*ortikosteroid saat ini diberia segera pada serangan akut pasien asma bronkial akut
maupun kronik untuk mengatasi se+ara +epat reaksi radang yang ternyata selalu terjadi saat
serangan asma. >lukokortikoid tidak se+ara langsung berefek sebagai bronkodilator. Tetapi
sebagai antiinflamasi obat ini bekerja sekaligus menghambat produksi sitokin dan kemokin,
menghambat sintesis eikosanoid, menghambat peningkatan basofil, eosinofil dan lekosit lain
dijaringan paru dan menurunkan permeabilitas askular, sehingga saat ini kortikosteroid
adalah obat paling efektif untuk asma bronkial.0ada status asmatikus atau asma kronis yang berat, glukokortikoid dosis besar harus
segera diberikan1 metil prednisolon$/a$suksinat 63$33 mg setiap 6 jam dapat diberkan
se+ara -. #ila gejala mereda, dapat diikuti pemberian prednison oral 83$63 mghari. 'osis
diturunkan bertahap sampai hari ke$3 terapi dapat dihentikan. Tetapi non teroid dapat
diberikan setelah keadaan mereda.ksaserbasi akut asama dapat diatasi dengan prednison 53 mg, 4 kali sehari selama "
hari kemudian bila perlu dapat diperpanjang minggu dengan dosis yang lebih rendah. #ila
pemberian obat anti asma lain memberikan respons yang baik kortikosteroid dapat dihentikandengan +ara benar. >ejala supresi fungsi adrenal dapat timbul dalam aktu $4 minggu,
tergantung besar dosis. &aat ini hampir semua asma dapat diatasi dengan inhalasi
kortikosteroid.0asien yang sedang menggunakan glukokortikoid oral harus menurunkan dosis se+ara
bertahap, bila akan memulai dengan inhalais beklometason. -nhalasi ini sering menyebabkan
kandidiasis orofarings tanpa gejala, pen+egahan diupayakan dengan berkumur tiap kali
sesudah pemakain.f. 0enyakit alergi.
>ejala penyakit alergi yang hanya berlangsung dalam aktu tertentu, dapat diatasi
dengan glukokortikoid sebagai obat tambahan di samping obat primernya1 misalnya pada hay
feer, penyakit serum, urtikaria, dermatitis kontak, reaksi obat, edema angioneurotik. 0ada
reaksi yang gaat, misalnya anafilaksis dan edema angioneurotik glotis, diperlukan
pemberian adrenalin dengan segera. 0ada keadaan mengan+am jia pasien, kortikosteroid
dapat diberikan -, misalnya deksametason natrium fosfat (!$4 mg). 0ada penyakit yang
tidak begitu berat, seperti penyakit serum, hay$feer, antihistamin masih merupakan obat
pilihan uatama.g. 0enyakit mata
*ortikosteroid dapat mengatasi gejala infalamasi mata bagian luar maupun pada segmen
anterior. Dbat dapat diberikan pada kantung konjungtia yang akan men+apai kadar terapi
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 9/14
dalam +airan mata, sedangkan pada gangguan bagian mata posterior lebih baik diberikan
sistemik. ;mumnya dipakai larutan deksametason fosfat 3,E pagi dan siang1 dan salep mata
deksaetason fosfat 3,3"E pada malam hari. inflamasi segmen posterior diatasi dengan 53 mg
prednison oral per hari dalam dosis yang terbagi.*ortikosteroid dapat meningkatkan tekanan intraokular, maka bila obat digunakan
lebih dari 4 minggu dianjurkan untuk memeriksa tekanan intraokular se+ara teratur.h. 0enyakit kulit
#erma+am$ma+am kelainan kulit diobati dengan steroid topikal. Bang harus
diperhatikan adalah kandungan steroidnya. rupsi eksamatosa biasanya diatasi dengan salep
hidrokortison E. ;ntuk meningkatkan absorbsi dan efektifitasnya, krim atau salep ditutup
dengan plastik transparan. /amun +ara ini dapat memperbesar absorbsi sistemik dan
memungkinkan timbulnya efek samping. 0ada penyakit akut dan berat serta pada eksaserbasi penyakit kulit kronik, kortikosteroid diberikan se+ara sistemik. ;ntuk itu digunakan
prednison 83 mghari. pada pemfigus, pemberian prednison dapat men+apai 43 mg, dan
pada kasus ini kortikosteroid bersifat life sing. 0ada pemberian topikal harus disadari
kemungkinan timbulnya efek merugikan, misalnya kulit menipis.
i. 0enyakit Hepar;ji klinis menunjukkan baha glukokortikoid dapat memperpanjang masa hidup pasien
nekrosis hepar subakut dan hepatitis kronik aktif, hepatitis alkoholik dan sirosis non
alkoholik pada anita. 0ada hepatitis kronis aktif dapat diberikan prednison 63$33 mghari.
dosis diturunkan bila ada perbaikan penyakit. *ortikosteroid hanyadapat diberikan pada
hepatitis alkoholik yang hebat, dengan gejala ensefalopati$hepatika, digunakan prednison 83
mghari selama bulan, kemudian dihentikan selama 4$8 minggu. 0ada penurunan fungsi
hepar yang berat lebih baik digunakan prednisolon daripada prednison karena masih harus
diubah dihepar menjadi perdnisolon.
j. *eganasan2eukimia limfositik akut dan limfoma dapat diatasi dengan glukokortikoid karena
efek antilimfositiknya. 0rednison biasanya digunakan bersama dengan alkilator,
antimetabolit, dan alkaloid inka. &elama pengobatan selain ealuasi klinik perlu dilakuakan
pemeriksaan darah dan sumsum tulang.
k. >angguan hematologik lainAnemia hemolitik autoimun yang idiopatik maupun yang a+uired memberi respons
yang baik terhadap terapi steroid. Dbat ini tidak akan mengurangi hemolisis pada rekasi
tranfusi, meski mungkin dapat mengurangi hemolisis yang diinduksi oleh obat (drug$indu+ed
hemolysis). 0ada trombositopeni, prednison 3," mgkg## diberikan untuk men+egah
perdarahan. 0ada kasus berat dan aal pengobatan -diopati+ Trombositopeni 0urpura
diberikan $," mgkg## sehari.l. &yok
*ortikosteroid sering digunakan untuk mengatasi syok. 0ada syok anafilaktik
mungkin manfaatnya adalah melalui permisie yaitu membuat adrenalin bekerja lebih baik
mengatasi syok tersebut, adrenalin tetap merupakan obat utama yang harus diberikan, untuk
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 10/14
syok septik sampai sekarang banyak bertentangan pendapat= ada yang memberikan
kortikosteroid dosis besar, yakni hidrokortison 533 mg yang diberikan se+epat mungkin1
adapula yang menggunakan deksametason 43$"3 mg se+ara - dan dapat diulang sesudah $4
jam.m. dema serebral
>lukokortikoid sangat efektif untuk men+egah atau mengobati edema serebral karena
parasit atau tumor otak, terutama pada kasus metastasis. dema akibat abses memberikan
respons yang baik terhadap steroid. ;ji klinik tidak membuktikan manfaat pada edema akibat
trauma atau perdarahan otak meskipun obat ini banyak digunakan.n. Trauma sum$sum tulang belakang (spinal +ord injury)
;ji klinik multisentral membuktikan manfaat metilprednisolon dosis besar
(53mgkg## dilanjutkan infus ",8 mgkg## per jam selama 45 jam) sebelum ! jam setelah
trauma akan mengurangi gejala neurologis.
I. Kon!raindikasi
&ebenarnya sampai sekarang tidak ada kontraindikasi absolut kortikosteroid. 0emberian
dosis tunggal besar bila diperlukan selalu dapat dibenarkan, keadaan yang mungkin dapat
merupakan kontraindikasi relatif dapat dilupakan, terutama pada keadaan yang menjam jia
pasien. #ila obat akan diberikan untuk beberapa hari atau beberapa minggu, kontraindiaksi relatif
yaitu diabetes miletus, tukak peptikduodenum, infeksi berat, hipertensi, dan gangguan sistem
kardioaskular lain patut diperhatikan. 'alam hal yang terakhir ini dibutuhkan pertimbangan
matang antara resiko dan keuntungan sebelum obat diberikan.
II. E&ek Sam#in'
. Withdrawal of Therapy
0emberian kortikosteroid jangka lama (G4 minggu) yang dihentikan se+ara mendadak dapat
menimbulkan insufisiensi adrenal akut (krisis adrenal). -nsufisensi adrenal akut sebaiknya
dibedakan dari Addison disease, di mana pada Addison disease terjadi destruksi adrenokorteks
oleh berma+am penyebab (mis.autoimun, granulomatosa, keganasan dll). -nsufisiensi adrenal akut
terjadi akibat penekanan sumbu hipothalamus$hipofisis$adrenal oleh kortikosteroid eksogen,
sehingga kelenjar adrenal kurang memproduksi kortikosteroid endogen. 0ada saat kortikosteroid
eksogen dihentikan, terjadilah kekurangan kortikosteroid (endogen). 'apat terjadi kehilangan ion
/a?dan sho+k, terkait aktiitas mineralokortikoid yang ikut berkurang. >ejala yang timbul antara
lain gangguan saluran +erna, dehidrasi, rasa lemah, hipotensi, demam, mialgia, dan arthralgia. Hal
ini diatasi dengan pemberian hidrokortison, disertai asupan air, /a?, Cl$, dan glukosa se+epatnya.
;ntuk menghindari insufisiensi adrenal maka penghentian penggunaan kortikosteroid harus
se+ara perlahan bertahap (erth, 433!)
4. 0erubahan Metabolik
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 11/14
*arena kortikosteroid (glukokortikoid) berperan dalam memetabolisme glukosa yaitu
melalui peningkatan glukoneogenesis dan aktiitas en%im glukosa$6$pospat, maka akan timbul
gejala berupa peninggian kadar glukosa dalam darah sehingga terjadi hiperglikemia dan glikosuria.
'apat juga terjadi resistensi insulin dan gangguan toleransi glukosa, sehingga menyebabkan
diabetes steroid ( steroid-induced diabetes) (Aulakh dan &urjit, 433!).
3. espon -mun
*ortikosteroid selain memiliki efek metabolik juga memiliki efek antiinflamasi. fek
antiinflamasi ini terjadi melalui mekanisme penekanan aktifitas fosfolipase sehingga men+egah
pembentukan prostaglandin, prostasiklin, tromboksan dan leukotrien. 0enekanan sistem imun ini
bermanfaat untuk menghentikan reaksi peradangan, namun dapat memudahkan pasien terkena
infeksi. Dleh karena itu pada pemberian kortikosteroid sebagai antiinflamatik sebaiknya disertakandengan pemberian antibiotikantifungal untuk men+egah infeksi (alen+ia dan Fran+is+o, 433! )
4. ;lkus 0eptikum
Tukak lambung merupakan komplikasi yang kadang$kadang terjadi pada pengobatan
dengan kortikosteroid. &ebab itu bila ada ke+urigaan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
radiologi terhadap saluran +erna bagian atas sebelum obat diberikan. 0emberian dosis besar
sebaiknya dilakukan pada aktu lambung berisi, dan di antara aktu makan diberikan antasida
(bila perlu). 0erforasi yang terjadi seaktu terapi kortikosteroid dosis besar sangat berbahaya
karena dapat berlangsung dengan gejala klinis minimal (&+himer, 4336).
0ada penelitian case-control yang dilakukan &onia H, dkk di -nggris antara tahun <<5
sampai dengan tahun <<! didapatkan baha penggunaan streroid meningkatkan risiko terkena
perdarahan gastrointestinal bagian atas sebesar .! kali dibandigkan yang tidak mengkonsumsi
streroid. isko ini juga akan bertambah berat jika pemakaian streroid diikuti dengan pemakain
/&A-' ('ia% dan 2uis, 433")
&edangkan hasil penelitian prospektif yang dilakukan oleh @iing$Chyuan 2uo, dkk pada 6:
penderita &2 yang mendapatkan pengobatan terapi kortikosteroid, didapatkan baha pengunaan
steroid dosis tinggi de novo tidak memi+u terjadinya ulkus gaster pada pasien$pasien &2. Akan
tetapi, penggunaan Aspirin disertai terapi denyut metylprednisolon meningkatkan terjadinya ulkus
gaster. *ortikosteroid meningkatkan sekresi dari asam lambung, mengurangi mukus, hiperplasia
gastrin dan sel parietal (2uo @C et al, 433")
5. Miopati
*atabolisme protein akibat penggunaan kortikosteroid yang dapat menyebabkan
berkurangnya massa otot, sehingga menimbulkan kelemahan dan miopatik. Miopatik biasanya
terjadi pada otot proksimal lengan dan tungkai, bahu dan pelis, dan pada pengobatan dengan
dosis besar. Miopatik merupakan komplikasi berat dan obat harus segera dihentikan (erth, 433!).
0ada myopati yang paling berperan adalah menghambat uptake dari glukosa pada otot
skeletal. *ortikosteroid juga diduga berperan dalam peme+ahan dari protein otot. Hal ini se+ara
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 12/14
langsung disebabkan oleh degredasi protein dan inhibisi sintesis sintesis protein (Aulakh dan
&urjit, 433!)
6. 0erubahan Tingkah 2aku
0sikosis merupakan komplikasi berbahaya dan sering terjadi. *emungkinan hal ini terjadi
karena adanya gangguan keseimbangan elektrolit dalam otak, sehingga mempengaruhi kepekaan
otak. #erbagai bentuk gangguan jia dapat mun+ul, antara lain= nerositas, insomnia, psikopatik,
ski%ofrenik, ke+enderungan bunuh diri. >angguan jia akibat penggunaan hormon ini dapat hilang
segera atau dalam beberapa bulan setelah obat dihentikan (Aulakh dan &urjit, 433!).
:. Glaukoma (steroid-induced glaucoma) dan *atarak
0atofisiologi glaukoma akibat kortikosteroid belum diketahui dengan baik. 'iduga terdapat
defek berupa peningkatan akumulasi glikosaminoglikan atau peningkatan aktiitas respons protein trabecular-meshwork inducible glucocorticoid (T->) sehingga menyebabkan obstruksi
+airan. &elain itu bukti lain mengisyaratkan terjadi perubahan sitoskeleton yang menghambat
pinositosis aueous humor atau menghambat pembersihan glikosaminoglikans dan menyebabkan
akumulasi (&+himer, 4336)
*ortikosteroid oral diduga meningkatkan resistensi aliran auos humor yang berpotensi
meningkatkan tekanan intraokular, hal inilah yang men+etuskan terjadinya glaukoma. 'isisi lain,
pengobatan *ortikosteroid juga berpotensi meningkatkan opasififikasi dari kristalin lensa sehingga
meningkatkan pembetukan katarak (Aulakh dan &urjit, 433!).
8. Dsteoporosis
Dsteoporosis terjadi pada 83E indiidu yang mendapatkan pengobatan kortikosteroid
sistemik, khususnya pada anak$anak, remaja, dan anita post$menopouse. &ekitar dari 5 pasien
yang mengkonsumsi kortikosteroid selama " sampai 3 tahun mengalami fraktur ertebrata dan
meningkat pada anita post$menopouse. one-lose terjadi se+ara +epat pada 6 bulan
pertamapenggunaan kortikosteroid dan terus berlanjut dengan ke+patan yang lebih lambat, dengan
kehilangan sebesar 5$3E pertahun. &tudi terbaru menunjukkan baha resiko untuk fraktur
meningkat sekalipun menggunakan dosis rendah prednison (4," mghari) (erth, 433!).
*ortikosteroid dapat menurunkan kadar Ca4? dalam darah dengan +ara menghambat
pembentukan osteoklast, namun dalam jangka aktu lama malah menghambat pembentukan
tulang (sintesis protein di osteoblast) dan meningkatkan resorpsi sehingga memi+u terjadinya
osteoporosis. &elain itu juga menurunkan absorpsi Ca4? dan 0D85$ dari intestinal dan
meningkatkan ekskresinya melalui ginjal, sehingga se+ara tidak langsung akan mengaktifkan 0TH
yang menyebabkan resorpsi. &alah satu komplikasinya adalah fraktur ertebra akibat osteoporosis
dan kompresi (&+himer, 4336)
!. Dsteonekrosis.
Dsteonekrosis atau Aaskular /ekrosis(A/) adalah manifestasi dari nyeri serta keterbatasan
dari satu atau lebih sendi. Hal ini menyebabkan hipertensi interosseous yang mengakibatkan
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 13/14
iskemia tulang dan nekrosis. 0ada pemakaian kortikosteroid terjadi hipertropi liposit pada
interosseous, sehingga terjadi hipertensi, selain itu kortikosteroid juga memi+u apoptosis dari
osteoblast yang turut berperan sebagaia penyebab A/.
*ortikosteroid bisa memepengaruhi metabolisme dari osteoblast, osteo+last, stromal cell
sumsum tulang dan sel adiposa. Hal ini terjadi melalui mekanisme pengaktifan dan
penghamabatan dari regulator yang berhubungan dengan adipognesis dan osteogenesis. Hal ini
mengakibatkan jumlah serta ukuran stem-cell adiposit akan meningkat drastis, sebaliknya akan
terjadi penurunan dari osteoblast sel$sel tulang, se+ara bersamaan aktiitas dari osteo+last juga
terjadi, semua hal ini menginduksi untuk terjadi osteonekrosis (>ang T, *ang 0 I 0- F, 434)
"#. egulation of >rothanak$anak penggunaan kortikosteroid dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.
Mekanisme terjadinya melalui stimulasi somatostatin, yang menghambat groth hormone. &elain
itu kortikosteroid menyebabkan kehilangan Ca4? melalui ginjal, akibatnya terjadi sekresi 0TH
yang meningkatkan aktiitas osteoklast meresorpsi tulang. *ortikosteroid juga menghambat
hormon$hormon gonad, yang pada akhirnya menyebabkan gangguan proses penulangan sehingga
menghambat pertumbuhan (&+himer, 4336). ndokrin
&alah satu efek samping kortikosteroid adalah gangguan endokrin. *ortikosteroid
menyebabkan penurunan produksi insulin oleh sel beta dan resistensi insulin. Hal ini
mengakibatkan perubahan pada metabolisme glukosa pada tubuh. *ekurangan produksi insulin
serta resistensi mengakibatkan tingginya kadar glukosa dalam darah (Aulakh dan &urjit, 4336)
4. *ardioaskular
0enggunaan *ortikosteroid jangka panjang dapat meyebabkan hipertensi dengan dua
mekanisme kerja. 0ertama melalui jalur retensi sodium sehingga meningkatkan olume plasma.
@alur kedua melaui respon asopresor terhadap angitensin -- dan katekolamin (hen T dan @ohn
AC, 433")
5. *ulit
0enggunaan kortikosteroid topikal juga dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti,
striae, telangiektasis, eritema, perioral dan peroo+ular a+neform. 0enggunaan kortikosteroidtopikal dapat menfasilitasi proliferasi dari dari $ropionibacterium acnes% hal inilah yang berperan
dalam pembentukan timbulnya a+nes osaea. &elain itu, supresi terhadap sistem imun lokal kulit
juga dapat memi+u timbulnya pertumbuhan dari jamur (Fisher 'A, <<")
7/23/2019 OBATI
http://slidepdf.com/reader/full/obati 14/14
Nama 'enerik Ben!uk oral Peren!eral To#ikal To#ikal #ada ma!a
'esoksikortikosteron asetat "mgm2 (minyak)
Fluodrokortison asetat 3, mg
*ortisol Hidrokortison "$43 mg 4", "3 mgml
(suspensi)
3,$4E (krim
salep, losion)
3,4E (suspensi,
salep)
*ortisol asetat 4" mg" ml
(suspensi)
3,$E (krim
salep, losion)
,"E (salep)
*ortisol sipionat 4 mgm2
(suspensi)
*ortison asetat "$4" mg 4", "3 mgml
(suspensi)
0rednison " mg
0rednisolon " mg
Metilprednisolon 8 mg 83 mgm2
6$metil prednisolon 8 mg 43, 83, !3 mgm2
(suspensi)
3,4", E
Metilprednisolon /a suksinat 83$.333 mg bubuk
'eksametasone 3," mg (elilksir) 8 mgm2 3,3$3,E 3,E
'eksametason asetat 4$6 mgm2
(suspensi)
'eksametason /a$fosfat 8$48 mgm2 3,E 3,3"1 3,E
0arametason asetat ,4 mg
Flusinolon asetonid 3,3$3,4E
Flumetason pialat 3,34"E
(krim)
#etametason 3,6 mg
#etametason dipropionat 3,3"1 3,E
#etametason alerat 3,31 3,ETriamsinolon 8 mg
Triamsinolon asetonid 83 mgm2
(suspensi)
3,1 3," mg
(krim, dll)
Triamsinolon diasetat 4 dan 8 mgml
(sirup)
4", 83 mgm2
(suspensi)
Halsinonid 3,34"1 3,E
Tabel 4. #eberapa sediaan kortikosteroid I analog sintetiknya