pedoman petunjuk teknis penyuluh agama katolik final

Upload: penyuluh-ag-katolik

Post on 16-Oct-2015

1.676 views

Category:

Documents


54 download

DESCRIPTION

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA KATOLIK DAN ANGKA KREDITNYA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KATOLIK (SURAT KEPUTUSAN DIRJEN BIMAS KATOLIK KEMENTERIAN AGAMA RI NOMOR DJ.IV/Hk.00.5/35/2014

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

    Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan turunannya

    Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri

    Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010

    tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil telah mengamanatkan bahwa untuk

    meningkatkan mutu profesionalisme dan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil perlu

    ditetapkan jabatan fungsionalnya.

    Penyuluh Agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang dalam Keputusan Presiden

    Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil yang

    antara lain menetapkan bahwa Penyuluh Agama adalah Jabatan Fungsional Pegawai

    Negeri masuk dalam rumpun jabatan keagamaan. Atas dasar ini maka penyuluh agama

    Katolik perlu ditetapkan jabatan fungsionalnya.

    Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

    Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 54/Kep/MK.WASPAN/9/1999 tanggal 30

    September 1999, memuat tentang jabatan fungsional penyuluh agama dan angka

    kreditnya, selanjutnya untuk pengaturan lebih lanjut dikeluarkan keputusan bersama

    Menteri Agama dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 574 Tahun 1999 dan

    Nomor 178 Tahun 1999 telah diatur hal-hal yang berkenaan dengan pengangkatan,

    penilaian, dan penetapan angka kredit, kenaikan pangkat, pembebasan sementara,

    pengangkatan kembali dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil dari jabatan fungsional

    penyuluh agama.

    Terbitnya buku panduan ini dengan merujuk pada beberapa fakta, pertama:

    terbitnya beberapa aturan baru terkait dengan peningkatan kompetensi kinerja pegawai

    negeri sipil/penyuluh agama yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti. Kedua: masih banyak

    penyuluh agama Katolik yang belum memahami tingkat jabatan dan angka kredit

    kumulatif, tugas pokok, kedudukan, jenis dan penetapan, kegiatan penyuluh agama yang

    dapat dinilai dan diberikan angka kredit, jenjang jabatan dan pangkat, pembinaan,

    penilaian, dan penetapan angka kredit dan jabatan fungsional penyuluh agama,

    pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat, pembinaan pemberhentian dalam jabatan

    fungsional penyuluh agama, penyuluh agama Katolik. Ketiga: Tuntutan Reformasi

  • 2

    Birokrasi mengharuskan penyuluh agama sebagai pegawai negeri sipil harus

    meningkatkan kompetensi kinerja penyuluh sebagaimana telah diamanatkan dalam

    Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Keempat: penyuluh

    agama Katolik masih banyak yang belum mengusulkan dan memiliki jabatan fungsional

    penyuluh.

    B. Tujuan 1. Memudahkan pelaksanaan tugas kepenyuluhan agama.

    2. Melancarkan proses usulan kenaikan pangkat penyuluh agama.

    3. Meningkatkan profesionalisme dan mutu kinerja penyuluh agama.

    4. Meningkatkan kesejahteraan penyuluh agama.

    C. Sasaran 1. Penyuluh agama Katolik

    2. Pejabat Bimas Katolik Pusat

    3. Pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

    4. Pejabat Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

    5. Mitra Kerja

    D. Ruang Lingkup 1. Bidang pelayanan, kedudukan, dan sasaran penyuluh agama Katolik

    2. Rincian tugas pokok, jenis dan penetapan lokasi sasaran penyuluh agama

    3. Kegiatan penyuluh dan perhitungan angka kredit

    4. Jenjang, jabatan dan pangkat

    E. Pengertian 1. Petunjuk teknis adalah pedoman dasar yang dipakai dalam pelaksanaan tugas dan

    fungsi penyuluh agama.

    2. Penyuluh Agama Katolik adalah Pegawai Negeri Sipil yang beragama Katolik yang

    diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang

    berwenang untuk melaksanakan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan

    kepada masyarakat melalui bahasa agama Katolik.

    3. Instansi pembina jabatan fungsional penyuluh agama adalah Kementerian Agama.

    4. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi

    yang telah dicapai oleh seorang penyuluh agama dalam mengerjakan butir rincian

    kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan

    jabatan/pangkat penyuluh agama.

  • 3

    5. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat

    yang berwenang bertugas menilai prestasi kerja penyuluh agama.

    6. Penilaian angka kredit adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok

    ukur) yang ditetapkan sesuai peraturan berlaku.

    7. Kelompok sasaran adalah kelompok teritorial dan kategorial gerejawi yang berada

    dalam suatu wilayah kerja seorang penyuluh agama.

    8. Teritorial adalah cakupan wilayah paroki yang meliputi wilayah/stasi, lingkungan,

    kring, rukun, komunitas basis.

    9. Kelompok Kategorial adalah paguyuban umat beriman yang bersekutu berdasarkan

    usia, profesi, minat, devosi, dan bukan merupakan ormas.

    10. Kelompok binaan adalah unsur kelompok masyarakat yang termasuk dalam kelompok

    sasaran penyuluhan yang telah terbentuk dalam suatu kelompok yang terorganisir dan

    telah memiliki program pembinaan yang terarah dan sistematis.

    11. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah

    Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat

    oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

    pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

    perundang-undangan.

    12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan

    dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan

    tertentu.

    13. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional pada

    instansi pemerintah.

    14. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan

    proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan

    ketentuan peraturan perundang-undangan.

    15. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia

    yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh

    pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.

    16. Konsultasi adalah kegiatan memberikan pendampingan terhadap permasalahan

    keagamaan dan pembangunan melalui bahasa agama Katolik yang diberikan oleh

    penyuluh agama Katolik kepada masyarakat Katolik baik secara perorangan maupun

    kelompok.

    17. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan yang digunakan untuk penilaian

    kegiatan atau prestasi kerja penyuluh agama sebagai dasar penetapan angka kredit.

  • 4

    18. Kegiatan yang bersifat penugasan adalah kegiatan yang bukan merupakan tugas pokok

    penyuluh agama yang karena kedinasan,tugas tersebut harus dilaksanakan berdasarkan

    perintah atasan/pejabat yang berwenang.

    19. Prestasi kerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang penyuluh

    agama dalam bidang tugasnya.

    20. Pendidikan dan pelatihan kedinasan adalah upaya peningkatan dan atau pemantapan

    wawasan, pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan yang sesuai dengan profesi

    penyuluh agama dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugas penyuluh agama Katolik.

    21. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan adalah surat tanda tamat

    pendidikan dan pelatihan yang diperoleh penyuluh agama karena mengikuti pelatihan

    kedinasan.

    22. Pengembangan profesi adalah kegiatan penyuluh agama dalam rangka pengamalan

    ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu baik bagi

    kegiatan bimbingan dan penyuluhan dan profesionalisme tenaga penyuluh maupun

    dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi penyuluh agama.

    23. Penelitian adalah kegiatan pengkajian yang dilakukan penyuluh agama berdasarkan

    kualifikasi akademis untuk menemukan informasi dan teknologi yang baru,

    membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran, liputan, sehingga dapat memberikan

    teori atau gagasan baru bagi masyarakat dan Gereja.

    24. Makalah adalah suatu karya tulis yang disusun oleh penyuluh agama baik

    perseorangan maupun kelompok yang menyampaikan suatu pokok bahasan yang

    merupakan hasil penelitian atau ulasan ilmiah di bidang bimbingan /penyuluhan

    agama dan pembangunan.

    25. Pengembangan penelitian adalah kegiatan tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan

    informasi tentang cara-cara mempergunakan teori-teori dan atau proses-proses untuk

    tujuan-tujuan praktis.

    26. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan adalah informasi ilmiah yang diterbitkan oleh

    suatu penerbit yang memiliki dewan redaksi atau suatu lembaga pemerintah dan

    disebarluaskan kepada masyarakat.

    27. Majalah ilmiah adalah majalah yang diakui oleh kementerian dan ditetapkan oleh

    pejabat yang berwenang.

    28. Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang membahas perkembangan ilmu

    pengetahuan, teknologi, dan seni.

    29. Buku kerja penyuluh adalah buku yang berisi catatan tugas dan hasil kerja penyuluh

    sebagai laporan kepada atasan langsung setiap minggu dan atau sesuai keadaaan

    geografis penyuluh yang bersangkutan.

  • 5

    30. Modul penyuluhan adalah materi penyuluhan yang disusun dan disajikan secara

    tertulis.

    31. Penulis utama adalah seorang yang memprakarsai penulisan, memiliki ide tentang hal

    yang akan ditulis, pembuat outline, penyusun konsep tulisan sehingga nama yang

    bersangkutan tertera pada urutan pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis

    utama.

    32. Penulis pembantu adalah seorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama,

    misalnya dalam hal pengumpulan data, analisis data, penyempurnaan

    konsep/penambahan bahan materi dan penyunting.

    33. Karya seni adalah suatu proses kreatif dalam bidang kesenian yang dilandasi oleh

    pengamatan dan penghayatan dengan melibatkan cipta, rasa, dan karsa antara lain

    berupa hasil seni lukis, seni patung, seni grafis, seni keramik, seni musik, seni tari,

    seni suara, seni karawitan, seni pedalangan, seni teater yang diakui pejabat berwenang.

    34. Seminar penyuluhan agama adalah salah satu bentuk pertemuan ilmiah untuk

    membahas masalah tertentu dalam bidang bimbingan dan penyuluhan agama dan

    pembangunan untuk memperoleh suatu hasil/kesimpulan.

    35. Lokakarya penyuluhan agama adalah salah satu bentuk pertemuan untuk membahas

    masalah tertentu dalam bidang bimbingan dan penyuluhan agama untuk memperoleh

    hasil/kesimpulan tertentu yang perlu ditindaklanjuti.

    36. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan

    target yang akan dicapai oleh seorang PNS.

    37. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas

    jabatan.

  • 6

    BAB II

    TUGAS POKOK, KEDUDUKAN, PENETAPAN LOKASI

    DAN SASARAN PENYULUH AGAMA

    A. Tugas Pokok dan Kedudukan 1. Tugas pokok penyuluh agama sesuai Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang

    Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

    54/Kep/MK.WASPAN/9/1999 adalah melakukan dan mengembangkan kegiatan

    bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan melalui bahasa agama.

    2. Kedudukan penyuluh agama berada pada instansi pemerintah sebagai pelaksana teknis

    fungsional bimbingan keagamaan atau penyuluhan dan pembangunan melalui bahasa

    agama kepada masyarakat. Kedudukan penyuluh agama ditetapkan oleh pejabat yang

    berwenang sesuai ketentuan yang berlaku dengan pengaturan sebagai berikut :

    a. Penyuluh Agama di Kementerian Agama berkedudukan pada :

    1) Kantor Kementerian Agama tingkat kabupaten / kota.

    Penyuluh agama yang berkedudukan pada Kantor Kementerian Agama

    kabupaten / kota mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak

    secara penuh dalam melakukan kegiatan bimbingan, penyuluhan agama dan

    pembangunan melalui bahasa agama pada kelompok sasaran masyarakat yang

    berada di wilayah dan instansi dalam lingkungan kabupaten / kota yang

    bersangkutan dan dapat berkedudukan pada kecamatan.

    2) Kanwil Kementerian Agama tingkat provinsi

    Penyuluh agama yang berkedudukan pada kantor wilayah Kementerian

    Agama provinsi mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak

    secara penuh dalam melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama

    dan pembangunan melalui bahasa agama pada kelompok sasaran masyarakat

    yang bersifat antar / lintas kabupaten / kota dan instansi tingkat provinsi yang

    bersangkutan.

    3) Tingkat pusat.

    Penyuluh agama yang berkedudukan pada Kantor Kementerian Agama Pusat

    mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang secara penuh dalam

    melakukan kegiatan bimbingan, penyuluhan agama dan pembangunan

    melalui bahasa agama pada kelompok sasaran yang bersifat nasional dan

    internasional atau instansi pemerintah swasta tingkat pusat.

  • 7

    b. Penyuluh agama instansi adalah penyuluh agama yang mempunyai tugas,

    tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh melakukan kegiatan bimbingan

    penyuluhan agama dan pembangunan kepada masyarakat serta pembinaan mental /

    rohani khusus kepada pegawai suatu instansi / kementerian / Lembaga Pemerintah

    Non Kementerian, Pemda tingkat provinsi atau kabupaten / kota, BUMN dan

    instansi lain.

    B. Penetapan Lokasi / Wilayah 1. Setelah seorang pejabat fungsional penyuluh agama diangkat maka perlu diterbitkan

    surat tugas penetapan lokasi / wilayah sasaran binaan yang dilakukan oleh pejabat yang

    berwenang yaitu :

    a. Kepala Kantor Kementerian Agama kabupaten / kota untuk penyuluh agama

    yang unit kerjanya pada Kantor kemenag kabupaten / kota.

    b. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi untuk penyuluh agama

    yang unit kerjanya pada Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

    c. Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik bagi penyuluh agama yang

    ditempatkan pada Kementerian Agama Pusat.

    d. Kepala Biro Kepegawaian Kementerian / LPNK / Instansi / Pemda tingkat

    provinsi / kabupaten / kota yang bersangkutan untuk penyuluh agama yang

    bertugas pada suatu Kementerian / LPNK / instansi / Pemda tingkat provinsi /

    kabupaten / kota.

    2. Atas dasar surat tugas penetapan lokasi/wilayah sasaran binaan penyuluh agama,

    pejabat yang berwenang membuat surat pernyataan melaksanakan tugas untuk bahan

    penetapan pembayaran tunjangan jabatan bagi penyuluh agama yang bersangkutan.

    3. Pengaturan penugasan

    a. Pada tingkat Kabupaten/kota yang terdapat struktur organisasi seksi/penyelenggara

    Bimas yang melaksanakan fungsi bimbingan atau penyuluhan agama pada

    masyarakat sesuai struktur Kantor Kementerian Agama kabupaten/kota yang

    bersangkutan dengan rasio 1 (satu) orang penyuluh agama melaksanakan

    pembinaan untuk 1 (satu) wilayah kecamatan, bilamana ketenagaan jabatan

    fungsional penyuluh agama masih terbatas, maka seorang penyuluh agama dapat

    diberi tugas untuk melakukan pembinaan terhadap beberapa kecamatan yang

    berdekatan dengan sasaran penugasan bagi masyarakat serta instansi/lembaga

    tingkat kecamatan yang bersangkutan. Khusus bagi kabupaten/kota yang tidak

    memiliki struktur Seksi/Penyelenggara Bimas Katolik maka penetapan tenaga

    penyuluh agama di bawah koordinasi Kepala Bidang / Pembimas Katolik.

  • 8

    b. Pada tingkat provinsi lokasi kelompok sasaran/binaan penyuluh agama adalah

    instansi/lembaga tingkat provinsi dan kelompok sasaran masyarakat yang bersifat

    lintas kabupaten/kota yang penetapannya dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah

    Kementerian Agama.

    c. Lokasi kelompok sasaran/binaan untuk tingkat nasional adalah instansi/ lembaga

    yang berada di tingkat pusat dan kelompok sasaran masyarakat yang bersifat

    nasional yang penetapannya dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimbingan

    Masyarakat Katolik.

    4. Jumlah Kelompok

    Seorang penyuluh agama ditugaskan dalam satu wilayah / instansi tertentu, maka

    penyuluh agama yang bersangkutan segera melakukan usaha pembentukan kelompok

    dengan ketentuan :

    a. Jumlah kelompok setiap penyuluh disesuaikan dengan kondisi wilayah dan jumlah

    penduduk dengan ketentuan sebagaimana daftar di bawah ini :

    No. Jenis Penyuluh Agama

    Jumlah Minimal

    Ket Kelompok Volume/Kegiatan/Bimbingan Penyuluhan/Klp/Bln Padat/Mudah Jarang/Sulit Padat/Mudah Jarang/Sulit

    1. Penyuluh Agama Kementerian Agama

    12 6 2x 1x

    2. Penyuluh Agama Instansi 12 - 1x

    b. Jumlah anggota setiap kelompok paling sedikit 5 orang.

    c. Jenis sasaran kelompok penyuluh agama fungsional diutamakan kepada

    masyarakat yang belum pernah terjangkau atau belum terbentuk dalam kelompok

    tetap oleh penyuluh agama honorer atau katekis yang telah ada.

    d. Pada prinsipnya pelaksanaan tugas jabatan fungsional adalah bersifat mandiri,

    namun dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya seorang penyuluh agama harus

    melakukan koordinasi dan kerja sama yang sebaik-baiknya dengan/antar penyuluh

    agama itu sendiri maupun lembaga/instansi yang terkait dengan tugas penyuluh

    agama dan jabatan fungsional lainnya antara lain dokter, penyuluh keluarga

    berencana, penyuluh pertanian yang berada di lingkungan masing-masing.

    e. Sasaran akhir penugasan seorang penyuluh agama adalah terlaksananya

    pendidikan masyarakat melalui bimbingan, penyuluhan agama dan pembangunan

    melalui bahasa agama kepada seluruh masyarakat dalam wilayah binaannya

    melalui pembentukan kelompok binaan seperti BIA, BIR, OMK, KKMK,

    keluarga, lanjut usia dengan program pembinaan yang terarah dan sistematis.

    Dengan demikian terbentuk masyarakat yang semakin memahami, menghayati,

    dan mengamalkan nilai ajaran agama Katolik dalam seluruh aspek kehidupan.

  • 9

    f. Setiap pejabat fungsional penyuluh agama diharapkan dapat berperan aktif dalam

    menggerakkan kegiatan pembangunan melalui bahasa agama dan kegiatan

    organisasi / lembaga Katolik / keagamaan Katolik yang ada di wilayah kerjanya

    masing-masing.

    C. Jenis Kelompok Sasaran Kelompok sasaran penyuluh agama terdiri dari:

    1. Kelompok sasaran masyarakat umum:

    a. Masyarakat pedesaan

    b. Masyarakat transmigrasi

    2. Kelompok sasaran masyarakat perkotaan:

    a. Komplek perumahan

    b. Real estate

    c. Asrama

    d. Daerah pemukiman baru

    e. Masyarakat pasar

    f. Masyarakat daerah rawan

    g. Karyawan instansi pemerintah / swasta tingkat kabupaten / kota / provinsi

    h. Masyarakat industri dan masyarakat sekitar kawasan industri

    3. Kelompok sasaran masyarakat khusus terdiri dari :

    a. Cendekiawan:

    1) Kelompok profesi (ISKA, PUKAT (Perkumpulan Usahawan Katolik), dll.

    2) Kampus / masyarakat akademis

    b. Generasi muda:

    1) Orang Muda Katolik (OMK)

    2) Mahasiswa

    3) Pramuka

    c. Kelompok Parokial:

    1) Kelompok Teritorial (wilayah / lingkungan / stasi / kring)

    2) Kelompok Kategorial (Legio Maria, PDKK, Putra-Putri Altar, dll)

    d. Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM):

    1) Komuni pertama

    2) Krisma

    3) Kelompok katekumen

    4) Sekolah Minggu atau Bina Iman Anak

    5) Siswa-siswi sekolah negeri dan swasta non Katolik

    6) Ormas Katolik (WKRI, PMKRI, Pemuda Katolik, dll)

  • 10

    e. Binaan khusus:

    1) Panti rehabilitasi / panti sosial

    2) Rumah sakit

    3) Masyarakat gelandangan dan pengemis (gepeng)

    4) Kelompok PSK, waria, dll

    5) Lembaga pemasyarakatan (LP)

    f. Daerah terpencil:

    1) Masyarakat daerah terpencil

    2) Masyarakat suku terasing

  • 11

    BAB III

    KEGIATAN PENYULUH DAN PERHITUNGAN ANGKA KREDIT

    A. Unsur Utama dan Butir Kegiatannya 1. Pendidikan Formal (semua jenjang jabatan)

    a. Pendidikan formal meliputi :

    1) Pendidikan SLTA / Diploma I dan memperoleh ijazah/ gelar diberikan angka

    kredit 25 .

    2) Pendidikan DII / DIII / Sarjana Muda dan memperoleh ijazah / gelar

    diberikan angka kredit 50. Pendidikan S1/ Diploma IV mendapat angka kredit

    75. Angka Pascasarjana memperoleh angka kredit 100 dan Doktor dalam

    bidang keagamaan Katolik mendapat angka kredit 150.

    b. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)

    Adalah kegiatan pendidikan dalam jabatan sesuai dengan ketentuan Peraturan

    Pemerintah Nomor 101 tahun 2000 untuk meningkatkan pengetahuan. Adapun

    jenis diklat penyuluh agama terdiri dari 5 jenis diklat yaitu :

    1) Diklat calon penyuluh agama.

    2) Diklat penyuluh agama fungsional tingkat dasar dan tingkat lanjutan yaitu

    diklat yang dipersyaratkan harus diikuti oleh setiap calon penyuluh agama

    atau Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat dalam jabatan fungsional

    penyuluh agama.

    3) Diklat teknis pengembangan profesi penyuluh agama yaitu diklat yang bagi

    penyuluh agama untuk pengembangan spesialisasi bidang tertentu.

    4) Diklat instruktur penyuluh agama yaitu diklat sertifikasi bagi penyuluh agama

    yang diangkat sebagai ketua kelompok kerja penyuluh atau tim penilai angka

    kredit penyuluh serta pejabat pembina jabatan fungsional penyuluh agama.

    5) Diklat manajemen penyuluh agama yaitu diklat sertifikasi yang

    dipersyaratkan bagi penyuluh agama yang diberi tugas melatih pada diklat

    fungsional penyuluh agama.

    c. Lamanya pendidikan dan pelatihan :

    1) Lebih dari 960 jam memperoleh 15 angka kredit.

    2) Antara 841 s.d 960 jam memperoleh 9 angka kredit.

    3) Antara 481 s.d 840 jam memperoleh 6 angka kredit.

    4) Antara 161 s.d 480 jam memperoleh 3 angka kredit.

    5) Antara 81 s.d 160 jam memperoleh 2 angka kredit.

    6) Antara 30 s.d 80 jam memperoleh 1 angka kredit.

  • 12

    d. Pengembangan penyuluh agama dapat dilakukan dengan mutasi dalam jabatan

    struktural atau fungsional lainnya bagi yang memenuhi syarat dan sesuai dengan

    ketentuan yang berlaku.

    2. Butir Kegiatan

    a. Rincian Kegiatan tugas penyuluh agama terampil:

    1) Penyuluh agama pelaksana (1) Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluh dalam bentuk naskah memperoleh angka kredit 0,020 (2) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada masyarakat pedesaan memperoleh angka kredit 0,014 (3) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok terpencil memperoleh angka kredit 0,018 (4) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai pemain memperoleh angka kredit 0,008 (5) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,008 (6) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,004 (7) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,006 (8) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh angka kredit 0,004

    2) Penyuluh agama pelaksana lanjutan (1) Mengumpulkan data potensi wilayah atau kelompok sasaran memperoleh angka kredit 0,09 (2) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,06 (3) Mengumpulkan bahan materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,045 (4) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk naskah memperoleh angka kredit 0,05 (5) Menyusun konsep materi Bimbingan / penyuluhan dalam bentuk poster memperoleh angka kredit 0,025 (6) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada masyarakat pedesaan memperoleh angka kredit 0,035 (7) Melaksanakan Bimbingan penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai pemain memperoleh angka kredit 0,02

  • 13

    (8) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,02 (9) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,01 (10) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,015 (11) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh angka kredit 0,01

    3) Penyuluh agama penyelia (1) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,12 (2) Mengidentifikasi kebutuhan sasaran memperoleh angka kredit 0,07 (3) Menyusun konsep program memperoleh angka kredit 0,09 (4) Membahas konsep program sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,06 (5) Merumuskan program kerja memperoleh angka kredit 0,06 (6) Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan / penyuluhan dalam bentuk naskah memperoleh angka kredit 0,10 (7) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada masyarakat pedesaan memperoleh angka kredit 0,07 (8) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai pemain memperoleh angka kredit 0,04 (9) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,04 (10) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,02 (11) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,03 (12) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh angka kredit 0,020 (13) Mengumpulkan bahan untuk penyusunan petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis Bimbingan / penyuluhan memperoleh angka kredit 0,18 (14) Mengolah dan menganalisis data untuk penyusunan petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,15

    b. Rincian kegiatan penyuluh agama ahli meliputi :

    1) Penyuluh agama pertama

    (1) Mengolah data identifikasi potensi wilayah atau kelompok sasaran memperoleh angka kredit 0,04

    (2) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,06 (3) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk naskah

    memperoleh angka kredit 0,05

  • 14

    (4) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji 0,03 angka kredit

    (5) Merumuskan materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,03

    (6) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok masyarakat perkotaan memperoleh angka kredit 0,035

    (7) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok binaan khusus memperoleh angka kredit 0,03

    (8) Menyusun instrumen pemantauan hasil pelaksanaan Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,03

    (9) Menyusun instrumen evaluasi hasil pelaksanaan Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,03

    (10) Mengumpulkan data pemantauan/evaluasi hasil pelaksanaan Bimbingan / penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

    (11) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,02

    (12) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,01

    (13) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,015

    (14) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh angka kredit 0,01

    (15) Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,035

    (16) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis

    Bimbingan / penyuluhan sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,03

    (17) Merumuskan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

    (18) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah kebijaksanaan pengembangan Bimbingan / penyuluhan yang bersifat

    penyempurnaan memperoleh angka kredit 0,36

    2) Penyuluh agama muda

    (1) Menyusun instrumen pengumpulan data potensi wilayah atau kelompok sasaran memperoleh angka kredit 0,08

    (2) Menganalisis data potensi wilayah atau kelompok sasaran memperoleh angka kredit 0,06

  • 15

    (3) Menyusun rencana kerja tahunan memperoleh angka kredit 0,09 (4) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,12 (5) Mendiskusikan konsep program sebagai pembahas memperoleh angka

    kredit 0,06

    (6) Menyusun desain materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

    (7) Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk naskah memperoleh angka kredit 0,10

    (8) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk leaflet

    memperoleh angka kredit 0,05

    (9) Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk slide memperoleh angka kredit 0,05

    (10) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk booklet memperoleh angka kredit 0,09

    (11) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk rekaman kaset memperoleh angka kredit 0,05

    (12) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk

    rekaman video / film memperoleh angka kredit 0,08

    (13) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,06

    (14) Merumuskan materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,06

    (15) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok generasi muda memperoleh angka kredit 0,08

    (16) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada

    kelompok LPM memperoleh angka kredit 0,06

    (17) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui radio memperoleh angka kredit 0,04

    (18) Melaksanakan bimbingan atau penyuluha melalui pentas pertunjukan sebagai sutradara memperoleh angka kredit 0,04

    (19) Mengolah dan menganalisis data hasil pemantauan/evaluasi pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,18

    (20) Merumuskan hasil pemantauan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

    (21) Merumuskan hasil evaluasi pemantauan pelaksanaan Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

  • 16

    (22) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,04

    (23) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,02

    (24) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,03

    (25) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh angka kredit 0,02

    (26) Mengumpulkan bahan untuk penyusunan pedoman Bimbingan/ penyuluhan memperoleh angka kredit 0,18

    (27) Mengolah dan menganalisis data bahan penyusunan pedoman Bimbingan / penyuluhan memperoleh angka kredit 0,15

    (28) Menyusun konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,36

    (29) Mendiskusikan konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,06 angka kredit

    (30) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis Bimbingan/penyuluhan sebagai pembahas memperoleh angka kredit

    0,06

    (31) Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijaksanaan pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat penyempurnaan

    memperoleh angka kredit 0,18

    (32) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah kebijaksanaan pemgembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat

    pembaharuan memperoleh angka kredit 1,08

    (33) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat

    penyempurnaan memperoleh angka kredit 0,36

    (34) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat

    pembaharuan memperoleh angka kredit 0,54

    3) Penyuluh agama madya

    (1) Merumuskan monografi potensi wilayah atau kelompok sasaran memperoleh angka kredit 0,12

    (2) Menyusun rencana kerja lima tahunan memperoleh angka kredit 0,21 (3) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,18

  • 17

    (4) Mendiskusikan konsep program sebagai narasumber memperoleh angka kredit 0,09

    (5) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk naskah memperoleh angka kredit 0,15

    (6) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,09

    (7) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai pembahas memperoleh angka kredit 0,09

    (8) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai narasumber memperoleh angka kredit 0,09

    (9) Merumuskan metode Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09

    (10) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok cendekia memperoleh angka kredit 0,09

    (11) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui media televisi memperoleh angka kredit 0,09

    (12) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,06

    (13) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,03

    (14) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,045

    (15) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok 0,03 angka kredit

    (16) Mendiskusikan konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai

    pembahas memperoleh angka kredit 0,09

    (17) Mendiskusikan pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai narasumber memperoleh angka kredit 0,09

    (18) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunul (teknis bimbingan atau penyuluhan) sebagai narasumber memperoleh angka

    kredit 0,09

    (19) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah kebijaksanaan pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat

    penyempurnaan memperoleh angka kredit 1,62

    (20) Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijakan pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat pembaharuan

    memperoleh angka kredit 2,40

  • 18

    (21) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah kebijakan pemgembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat

    pembaharuan memperoleh angka kredit 2,40

    (22) Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode Bimbingan/ penyuluhan yang bersifat penyempurnaan memperoleh angka kredit

    0,81

    (23) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat penyempurnaan

    memperoleh angka kredit 0,81

    (24) Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode Bimbingan/ penyuluhan yang bersifat pembaharuan memperoleh angka kredit 1,20

    (25) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat pembaharuan

    memperoleh angka kredit 1,20

    (26) Menyusun tafsir tematis sebagai bahan Bimbingan/penyuluhan yang bersumber dari Kitab Suci memperoleh angka kredit 3,51

    (27) Menyusun tafsir tematis sebagai bahan Bimbingan / penyuluhan yang bersumber dari Ajaran Gereja/dogma memperoleh angka kredit 2,49

    3. Bimbingan / penyuluhan agama dan pembangunan

    a. Melakukan identifikasi potensi wilayah atau kelompok sasaran meliputi :

    1) Menyusun instrumen pengumpulan data potensi wilayah atau kelompok

    sasaran. Yang dimaksud kegiatan tersebut adalah kegiatan membuat formulir-

    formulir, blanko-blanko isian, daftar pertanyaan clan lain-lain yang dapat

    digunakan sebagai alat untuk menghimpun data potensi wilayah/kelompok

    sasaran yang meliputi data umum wilayah (keadaan alam, penduduk, prasarana

    dan sarana umum, sarana pendidikan, sarana peribadatan, lapangan kerja,

    sosial, politik dan lain-lain), data khusus kegiatan keagamaan dan

    pembangunan.

    Dengan instrumen tersebut dapat dihimpun berbagai data dan informasi, untuk

    memperoleh gambaran masalah yang dihadapi masyarakat. Seluruh masalah

    yang dihimpun dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan program bagi

    penyuluhan agama dan pembangunan. Kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh

    masing-masing penyuluh agama secara perorangan atau tim, dengan surat tugas

    Kepala Bidang / Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat dan setiap konsep

    instrumen disahkan melalui proses diskusi antar penyuluh agama dalam suatu

    wilayah.

  • 19

    2) Mengumpulkan data tentang potensi wilayah/ kelompok sasaran yang

    dimaksud kegiatan tersebut adalah kegiatan menghimpun atau mengumpulkan

    data oleh penyuluh agama dengan menggunakan instrumen pengumpulan data

    yang sudah disiapkan.

    3) Mengolah data potensi wilayah/kelompok sasaran. Yang dimaksud kegiatan

    tersebut adalah kegiatan menggabungkan, mengelompokkan atau memilah-

    milah data hasil kegiatan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis,

    sehingga tergambar tentang potensi dan kelemahan serta masalah-masalah

    dalam suatu wilayah atau kelompok sasaran untuk menjadi bahan dalam

    penyusunan program penyuluhan agama.

    4) Menganalisis data adalah kegiatan menganalisis berbagai data atau informasi

    hasil kegiatan pengolahan data sehingga dapat disimpulkan masalah-masalah

    pokok dan strategis yang dihadapi masyarakat untuk menjadi dasar dalam

    penyusunan program. Hasil analisis data yang dibuat oleh seorang penyuluh

    agama dibahas melalui proses diskusi antar penyuluh agama dalam suatu

    wilayah dengan menghadirkan beberapa narasumber yang dianggap perlu.

    5) Merumuskan monografi potensi wilayah atau kelompok sasaran. Yaitu kegiatan

    membuat rangkuman data yang disimpulkan sehingga tergambar dalam bentuk

    statistik data yang sistematis, lengkap, terpadu, dan dibuat secara bertingkat

    mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi sampai tingkat

    nasional.

    b. Menyusun Rencana Kerja

    1) Lima tahunan

    Adalah penyusunan rencana kerja dalam jangka waktu lima tahun, berupa

    pokok-pokok program yang perlu dilakukan oleh seorang penyuluh agama

    dengan sistematika:

    a) Pendahuluan

    b) Gambaran data dan permasalahan

    c) Pokok-pokok program

    d) Kesimpulan dan saran

    2) Tahunan

    Adalah kegiatan penyusunan rencana kerja yang diperlukan atau diprioritaskan

    untuk jangka / kurun waktu satu tahun, dan diambil kegiatan pokoknya dari

    rencana lima tahunan lalu dijabarkan langkah-langkah sesuai dengan butir

    kegiatan yang telah ditetapkan.

  • 20

    3) Rencana Operasional

    Adalah kegiatan menyusun Term Of Refence (TOR) yang bersifat penjabaran

    setiap kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja tahunan sehingga tergambar

    secara jelas tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan dan pokok-pokok materi serta

    teknis pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan

    pembangunan yang akan dilakukan untuk suatu kelompok sasaran/binaan yang

    ada.

    c. Menyusun Program Kerja

    1) Identifikasi Kebutuhan Sasaran

    Adalah kegiatan mendiskusikan / membahas dengan kelompok atau sasaran

    tentang Term Of Refence (TOR)

    2) Menyusun Konsep Program

    Adalah kegiatan penyusunan konsep dan program berdasarkan masukan dari

    kelompok sasaran/binaan. Konsep desain program bimbingan / penyuluhan

    agama dan pembangunan meliputi rincian materi, teknik atau metode

    penyuluhan serta jadwal dan peserta yang dijadikan sasaran penyuluhan.

    3) Membahas Konsep Program sebagai :

    a) Penyaji

    Adalah kegiatan penyuluh agama sebagai penyampai atau pembawa

    makalah / konsep dan memberi jawaban / penjelasan atas makalah / konsep

    dalam diskusi yang diadakan oleh penyuluh agama dalam suatu wilayah

    untuk membahas konsep rencana atau program kerja yang telah disusun oleh

    masing-masing penyuluh agama.

    b) Pembahas

    Adalah kegiatan penyuluh agama sebagai pengkaji, pengoreksi dan

    memberikan pertanyaan serta saran-saran atas makalah / konsep yang

    disampaikan oleh penyaji dalam diskusi yang diadakan oleh penyuluh

    agama dalam suatu wilayah untuk membahas konsep rencana atau program

    kerja yang telah disusun oleh masing-masing penyuluh agama.

    c) Narasumber

    Adalah kegiatan penyuluh agama pemberi informasi, jawaban-jawaban,

    penjelasan, jalan tengah yang tidak dapat dilakukan oleh penyaji / pembahas

    dalam diskusi yang diadakan oleh penyuluh agama dalam suatu wilayah

    untuk membahas konsep rencana atau program kerja yang telah disusun oleh

    masing-masing penyuluh agama. Narasumber dapat juga diminta dari tenaga

    ahli di luar penyuluh agama.

  • 21

    4) Merumuskan Program Kerja

    Adalah kegiatan penyempurnaan konsep program kerja berdasarkan hasil

    pembahasan dalam diskusi yang dilakukan oleh penyuluh agama dalam suatu

    wilayah baik secara perorangan maupun dalam bentuk tim.

    d. Menyusun materi bimbingan atau penyuluhan

    Menyusun desain materi Bimbingan / penyuluhan adalah kegiatan penyusunan

    kurikulum dan garis materi program Bimbingan / penyuluhan yang merupakan

    rincian dari pokok-pokok materi kurikulum yang terdapat dalam kerangka materi

    program yang telah ada.

    1) Mengumpulkan bahan materi Bimbingan / penyuluhan adalah kegiatan

    menghimpun dan mempelajari bahan-bahan Bimbingan / penyuluhan dari

    Kitab Suci, dogma, tradisi gereja dan kebijakan pemerintah untuk melengkapi

    penyusunan desain materi (hasil / bukti fisik dapat berupa resume)

    2) Menyusun konsep materi Bimbingan / penyuluhan dalam bentuk :

    a) Tertulis

    b) Naskah

    Adalah kegiatan penyusunan materi tertulis berdasarkan desain materi dan

    bahan yang berhasil dihimpun sebagai sistematika tertentu yang dibuat

    dalam bentuk naskah ketikan 1,5 spasi.

    c) Brosur (Leaflet)

    Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam bentuk

    lembaran berdasarkan desain materi dan bahan yang berhasil dihimpun.

    d) Slide

    Adalah kegiatan penyusunan materi tertulis / grafik / gambar yang

    dituangkan dalam bentuk presentasi yang dapat ditayangkan melalui

    overhead / slide proyektor berdasarkan desain materi dan bahan yang

    berhasil dihimpun.

    e) Poster

    Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam bentuk poster

    atau spanduk berdasarkan desain materi dan bahan yang berhasil

    dihimpun.

    f) Buklet (Booklet)

    Adalah kegiatan penyusunan materi singkat / padat dalam bentuk buku

    tipis / buku kecil berdasarkan desain materi bahan yang berhasil dihimpun

    dan sudah pernah dipublikasikan.

  • 22

    g) Rekaman

    (1) Kaset/ CD

    Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam rekaman

    kaset dengan durasi waktu pemutaran minimal 30 menit dan pernah

    disiarkan melalui radio atau dipasarkan secara umum.

    (2) Video / film

    Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam bentuk

    rekaman video / film dengan durasi waktu pemutaran minimal 30

    menit dan pernah disiarkan melalui media elektronik dan dipasarkan

    secara umum.

    (3) Media online

    Adalah materi penyuluhan yang akan diunggah ke media online.

    3) Mendiskusikan konsep materi bimbingan / penyuluhan sebagai :

    a) Penyaji

    Adalah kegiatan dalam suatu diskusi / pertemuan untuk membahas konsep

    materi bimbingan di mana penyuluh agama bertindak sebagai penyampai

    atau pembawa makalah / konsep dan memberi jawaban / penjelasan atas

    makalah / konsep yang disampaikan.

    b) Pembahas

    Adalah kegiatan pengkaji, mengoreksi, dan memberikan pertanyaan serta

    saran-saran atas makalah / konsep yang disampaikan oleh penyaji dalam

    diskusi / pertemuan untuk membahas konsep / materi bimbingan.

    c) Narasumber

    Adalah kegiatan pemberi informasi, jawaban-jawaban, penjelasan, jalan

    tengah yang tidak dapat dilakukan oleh penyaji / pembahas dalam diskusi

    untuk membahas konsep / materi bimbingan.

    4) Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan

    Adalah kegiatan merumuskan penyempurnaan konsep materi Bimbingan /

    penyuluhan dengan menampung saran perbaikan yang telah disampaikan oleh

    pembahas, nara sumber dan peserta diskusi.

  • 23

    e. Pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan

    1) Melaksanakan Bimbingan / penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok

    sasaran.

    a) Masyarakat umum

    (1) Masyarakat pedesaan

    Bimbingan penyuluhan bagi masyarakat pedesaan adalah kegiatan

    pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dilakukan dalam suatu

    pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok

    masyarakat umum yang berada di pedesaan.

    (2) Masyarakat perkotaan Bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat perkotaan adalah

    kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam

    suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok

    masyarakat umum yang berada di perkotaan.

    b) Masyarakat khusus

    (1) Kelompok cendekia Bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat cendekia adalah kegiatan

    pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam suatu

    pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok

    masyarakat yang mempunyai spesialisasi yaitu cendikiawan.

    (2) Kelompok karyawan muda Bimbingan / penyuluhan kepada generasi muda karyawan adalah

    kegiatan kelompok pegawai / karyawan pelaksanaan bimbingan /

    penyuluhan yang dilakukan dalam suatu pertemuan tatap muka antara

    penyuluh agama dengan kelompok masyarakat yang mempunyai

    spesialisasi seperti Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK).

    (3) Kelompok generasi muda Bimbingan / penyuluhan kepada generasi muda dalam masyarakat

    adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan

    dalam suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan

    kelompok / sasaran khusus generasi muda antara lain Muda-mudi

    Katolik (Mudika), Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI), dan

    sebagainya.

    (4) Kelompok Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM) Bimbingan/penyuluhan kepada lembaga pendidikan masyarakat

    adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan

    dalam suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan

  • 24

    kelompok / sasaran lembaga pendidikan masyarakat seperti sekolah

    minggu Katolik, peserta komuni pertama, peserta baptisan anak-anak,

    dan lain-lain.

    (5) Kelompok Terpencil Bimbingan / penyuluhan kepada kelompok terpencil adalah kegiatan

    pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dilakukan dalam suatu

    pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok /

    sasaran masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil dan

    masyarakat suku terasing.

    (6) Kelompok Khusus Bimbingan / penyuluhan kepada binaan khusus adalah kegiatan

    pelaksanaan Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam suatu

    pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok /

    sasaran masyarakat yang mempunyai kekhususan dalam kehidupan

    antara lain masyarakat penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP), panti

    rehabilitasi, WTS, Rumah Sakit, panti asuhan, dan lain-lain.

    2) Melaksanakan Bimbingan / penyuluhan melalui media

    a) Radio

    Bimbingan / penyuluhan melalui radio adalah kegiatan pelaksanaan

    Bimbingan / penyuluhan secara lisan yang dilakukan dengan menggunakan

    alat atau media radio, baik radio swasta maupun RRI di mana penyuluh

    agama yang bersangkutan menyampaikan siaran langsung atau pemutaran /

    rekaman kaset (tidak langsung).

    b) Televisi

    Bimbingan / penyuluhan melalui televisi adalah kegiatan pelaksanaan

    bimbingan penyuluhan secara lisan yang dilakukan dengan menggunakan

    alat atau media televisi baik secara langsung atau pemutaran rekaman (tidak

    langsung).

    c) Media online

    Bimbingan / penyuluhan melalui website adalah merumuskan bahan

    bimbingan dan penyuluhan melalui website resmi misalnya:

    www.hidupkatolik.com www.sesawi.com [email protected] dan

    lainnya.

    d) Pentas pertunjukan

    1) Pemain

    Bimbingan/penyuluhan melalui pentas pertunjukan adalah kegiatan

    Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan secara lisan ataupun dengan

  • 25

    gerakan yang dilakukan dalam suatu pertunjukan dimana penyuluh

    agama bertindak sebagai salah satu pemain / pemegang peran.

    2) Sutradara

    Bimbingan / penyuluhan melalui pertunjukan adalah kegiatan

    Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan secara lisan ataupun dengan

    gerakan yang dilakukan dalam suatu pertunjukan dimana penyuluh

    agama bertindak sebagai sutradara.

    f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan hasil pelaksanaan bimbingan / penyuluhan.

    1) Pemantauan

    Adalah kegiatan penyusunan dan pembuatan instrumen berupa formulir,

    blanko dan lain-lain yang dikaitkan dengan teknis pelaksanaan pemantauan

    kegiatan untuk mengetahui kemajuan, hambatan dan hasil-hasil konkrit setiap

    kegiatan bimbingan / penyuluhan.

    2) Evaluasi

    Adalah kegiatan penyusunan dan pembuatan instrumen berupa formulir,

    blanko yang digunakan untuk mengumpulkan bahan-bahan dalam

    pelaksanaan evaluasi tentang keberhasilan, kegagalan dalam suatu kegiatan

    dan sebab-sebabnya.

    3) Mengumpulkan data

    Adalah kegiatan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan

    Bimbingan / penyuluhan agama dengan menggunakan formulir hasil

    pelaksnaan pemantauan dan evaluasi kegiatan.

    4) Mengolah dan menganalisis data adalah kegiatan pengolahan dan

    menganalisis hasil kerja butir kegiatan nomor 2.

    5) Merumuskan hasil

    a)Pemantauan

    Adalah kegiatan penyusunan rumusan hasil pemantauan serta langkah

    tindak lanjut yang harus dilakukan untuk peningkatan kegiatan

    penyuluhan.

    b) Evaluasi

    Adalah kegiatan penyusunan rumusan hasil evaluasi (dari hasil olahan

    dan analisa data evaluasi) serta langkah tindak lanjut yang harus

    dilakukan untuk peningkatan berbagai penyuluhan.

  • 26

    g. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan

    Adalah kegiatan penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan dan bimbingan /

    penyuluhan yang telah dilakukan oleh seorang penyuluh agama dalam 1 minggu

    yang meliputi : hari, tanggal, waktu, jenis kegiatan yang dilakukan, lokasi

    kelompok, jumlah sasaran, materi pembinaan yang disampaikan serta hasil-

    hasilnya.

    h. Pelayanan konsultasi agama atau pembangunan

    1) Melaksanakan konsultasi secara :

    a) Perorangan

    Adalah kegiatan pemberian informasi, penjelasan, jalan keluar

    pemecahan terhadap suatu persoalan yang dihadapi perorangan antara

    lain konsultasi perorangan yang dilakukan pada P4S.

    b) Kelompok

    Adalah kegiatan pemberian informasi, penjelasan dan jalan keluarnya

    terhadap suatu persoalan kepada kelompok-kelompok masyarakat /

    sasaran penyuluhan.

    2) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan kelompok

    Adalah kegiatan penyusunan dan pembuatan laporan pelaksanaan kegiatan

    bimbingan / penyuluhan yang melalui proses konsultasi meliputi : jumlah

    sasaran / jumlah peserta, frekuensi, masalah yang dipecahkan, langkah

    pemecahan yang disampaikan serta hasil-hasilnya.

    3) Pengembangan bimbingan atau penyuluhan

    Penyusunan pedoman bimbingan atau petunjuk pelaksanaan

    a) Menyusun pedoman Bimbingan / penyuluhan agama (1) Mempersiapkan bahan untuk penyusunan pedoman bimbingan atau penyuluhan

    (a) Mengumpulkan bahan

    Adalah kegiatan pengumpulan bahan Bimbingan / penyuluhan

    berupa membuat resume terhadap peraturan perundang-undangan

    yang ada, naskah / buku / pedoman / juklak kebijakan pemerintah,

    atau hasil konsultasi dengan pejabat terkait dan lain-lain.

    (b) Mengolah dan menganalisis data

    Adalah kegiatan membuat telaahan, memilah, memilih,

    menyimpulkan dan menginventarisir bahan yang dapat

  • 27

    dipergunakan untuk penyusunan / penyempurnaan pedoman /

    juklak penyuluhan. (2) Menyusun pedoman bimbingan / penyuluhan (a) Menyusun konsep pedoman adalah kegiatan penyusunan penyempurnaan pedoman dengan menggunakan bahan dari hasil

    kerja. (b) Mendiskusikan konsep pedoman 1) Sebagai penyaji

    Adalah kegiatan dalam suatu diskusi / pertemuan untuk

    membahas konsep materi bimbingan di mana penu\yuluh

    agama bertindak sebagai penyampai atau pembawa makalah /

    konsep dan pemberi jawaban / penjelasan atas makalah /

    konsep yang disampaikan.

    2) Sebagai pembahas

    Adalah kegiatan pengkaji, mengoreksi, dan memberikan

    pertanyaan serta saran-saran atas makalah / konsep yang

    disampaikan oleh penyaji dalam diskusi / pertemuan untuk

    membahas konsep / materi bimbingan.

    3) Sebagai narasumber

    Adalah kegiatan pemberi informasi, jawaban-jawaban,

    penjelasan, jalan tengah yang tidak dapat dilakukan oleh

    penyaji / pembahas dalam diskusi yang diadakan oleh

    penyuluh agama dalam suatu wilayah untuk membahas

    konsep rencana atau program kerja yang telah disusun oleh

    masing-masing penyuluh agama. (c) Merumuskan konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan Adalah kegiatan merumuskan penyempurnaan konsep materi

    Bimbingan / penyuluhan dengan menampung saran perbaikan

    yang telah disampaikan oleh pembahas, nara sumber dan peserta

    diskusi.

    (3) Menyusun petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis bimbingan atau penyuluhan

    (a) Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis :

    1) Mempersiapkan bahan untuk penyusunan juklak, juknis

    penyuluhan

    2) Mengolah dan menganalisis data

  • 28

    (b) Mendiskusikan konsep pelaksanaan / petunjuk teknis penyuluhan

    1) Sebagai penyaji

    2) Sebagai pembahas

    3) Sebagai nara sumber

    (c) Merumuskan petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis bimbingan

    atau penyuluhan (4) Perumusan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan atau penyuluhan

    (a) Merumuskan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan /

    penyuluhan yang bersifat penyempurnaan.

    Menyusun kerangka acuan

    Adalah kegiatan penyusunan kajian proposal penyempurnaan

    terhadap berbagai kebijakan di bidang pengembangan

    penyuluhan agama dalam rangka pembinaan kehidupan dan

    pembangunan.

    Menyiapkan dan mengolah bahan data/informasi

    Adalah kegiatan mengumpulkan dan menyusun data /

    informasi untuk dijadikan bahan dalam pelaksanaan kajian

    penyempurnaan terhadap kebijakan pengembangan

    penyuluhan dan pembinaan kehidupan beragama dan

    pembangunan.

    Menganalisis data dan informasi serta merumuskan kajian

    arah kebijaksanaan.

    Adalah kegiatan menganalisis data dan informasi untuk

    merumuskan konsep pengembangan/ penyempurnaan

    terhadap kebijaksanaan pengembangan penyuluhan dan

    pembinaan kehidupan beragama dan pembangunan.

    (b) Merumuskan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan/

    penyuluhan yang bersifat pembaharuan

    Menyusun kerangka acuan

    Menyiapkan dan mengolah bahan / data / informasi

    Menganalisis data, informasi dan merumuskan kajian arah

    kebijakan (5) Pengembangan metode bimbingan / penyuluhan agama (a) Merumuskan pengembangan metode bimbingan / penyuluhan

    agama yang bersifat penyempurnaan

    Menyusun kerangka acuan

  • 29

    Menyiapkan dan mengolah bahan data / informasi

    Menganalisis data / informasi dan merumuskan

    pengembangan metode bimbingan / penyuluhan

    (b) Merumuskan pengembangan metode bimbingan/ penyuluhan

    agama yang bersifat pembaharuan

    Menyusun kerangka acuan

    Menyiapkan dan mengolah bahan data / informasi

    Menganalisis data dan informasi serta merumuskan

    konsep metode bimbingan / penyuluhan agama.

    (c) Pengembangan materi bimbingan atau penyuluhan

    Menyusun tafsir tematis sebagai bahan penyuluhan yang

    bersumber dari :

    Kitab Suci

    Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang

    hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya : Penghargaan

    atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural atau

    tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan

    penyuluhan dengan menggunakan referensi.

    Ajaran Gereja/ Dogma

    Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang

    hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya Penghargaan

    atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural atau

    tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan

    penyuluhan dengan menggunakan referensi dari Ajaran

    Gereja .

    Tradisi Gereja

    Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang

    hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya : Penghargaan

    atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural atau

    tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan

    penyuluhan dengan menggunakan referensi dari tradisi

    Gereja Katolik.

    B. Pengembangan Profesi Dan Unsur Kegiatannya (Semua Jenjang Jabatan) 1. Membuat karya tulis / karya ilmiah di bidang penyuluhan agama :

    a. Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian, survei dan atau evaluasi di bidang agama

    yang dipublikasikan dalam bentuk :

  • 30

    1) Buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional memperoleh angka kredit

    12,5. Hasil penelitian disebarluaskan kepada penyuluh agama seluruh Indonesia

    atau untuk umum.

    2) Majalah ilmiah yang diakui instansi yang berwenang memperoleh angka kredit

    Seperti jurnal agama, buletin atau yang sejenisnya yang beredar / diterbitkan oleh

    unit kerja atau Kementerian Agama.

    b. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang

    keagamaan yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan

    instansi yang bersangkutan dalam bentuk :

    1) Buku, memperoleh angka kredit 8

    2) Makalah, memperoleh angka kredit 4

    c. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang

    keagamaan yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan

    instansi yang bersangkutan dalam bentuk :

    1) Buku, memperoleh angka kredit 7,5

    2) Makalah, memperoleh angka kredit 3,5

    d. Tulisan ilmiah populer di bidang keagamaan yang disebarluaskan melalui media

    massa 2 angka kredit, misalnya : tulisan-tulisan / bahasan mengenai suatu keadaan /

    kejadian dipandang dari sudut agama berdasarkan Kitab Suci, dogma, atau tradisi

    resmi yang berlaku di lingkungan Gereja Katolik.

    e. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau alasan ilmiah di bidang

    keagamaan dalam pertemuan ilmiah dalam bentuk naskah 2,5 angka kredit,

    misalnya :

    1) Sebagai narasumber pada suatu seminar atau lokakarya

    2) Sebagai anggota kelompok kerja dalam suatu lokakarya

    3) Merancang kegiatan keagamaan bagi institusi-institusi agama (sekolah, gereja,

    dll). Misalnya setiap melakukan kegiatan seperti di atas dapat dianggap sebagai

    tambahan angka kredit untuk pengembangan profesi.

    2. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya di bidang penyuluhan agama :

    a. Terjemahan/saduran di bidang penyuluh agama yang dipublikasikan

    1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan secara nasional 7 angka

    kredit

    2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh instansi yang berwenang 3 angka kredit

    b. Terjemahan/saduran di bidang penyuluhan agama yang tidak dipublikasikan

    1) Dalam bentuk buku, memperoleh angka kredit 3

    2) Dalam bentuk makalah, memperoleh angka kredit 1,5

  • 31

    Mengalih bahasa : menerjemahkan buku/karya-karya ilmiah lainnya

    yang berbahasa asing ke dalam bahasa

    Indonesia.

    Menyadur : pembahasan/penelaahan buku atau karya ilmiah

    dengan lebih mendalam atau lebih luas dengan

    mengikutsertakan penilaian ataupun pendapat

    pribadi.

    Membuat resensi : Meringkas isi buku maupun karya ilmiah

    sehingga lebih mudah untuk dipahami.

    c. Membimbing penyuluh agama yang berada di bawah jenjang jabatannya 0,02 angka

    kredit. Dapat berupa :

    1) Berbagi pengalaman

    2) Membantu dalam pembuatan rencana kerja

    3) Memberikan referensi-referensi yang dimiliki

    4) Mensosialisasikan penemuan ataupun peraturan baru

    5) Membimbing dalam pemahaman substansi tugas dll.

    C. Unsur Penunjang Tugas Penyuluh Agama Penunjang tugas penyuluhan agama

    1. Mengajar atau melatih pegawai selama 2 jam pelajaran dengan angka kredit 0,04

    misalnya :

    a. Menjadi tenaga pengajar pada Diklat Prajabatan atau pendidikan dan

    pelatihan pimpinan (Diklatpim)

    b. Mengajar pada diklat di tempat kerja (DDTK)

    c. Menjadi narasumber pada diklat-diklat / pengembangan pegawai

    2. Mengikuti seminar atau lokakarya tingkat internasional / nasional :

    a. Menjadi pemrasaran, memperoleh angka kredit 3

    b. Menjadi moderator / pembahas / narasumber, memperoleh angka kredit 2

    c. Menjadi peserta, memperoleh angka kredit 1

    3. Menjadi pengurus organisasi profesi tingkat internasional / nasional, seperti pengurus

    KWI, memperoleh angka kredit 1

    4. Menjadi anggota tim penilai jabatan fungsional penyuluh agama secara, memperoleh

    angka kredit aktif 0,5 per tahun.

    5. Melakukan kegiatan pengabdian masyarakat misalnya menjadi pengurus aktif dalam

    organisasi sosial kemasyarakatan, memperoleh angka kredit 1 angka kredit per tahun.

  • 32

    6. Menciptakan karya seni gerejani misalnya lagu gereja, lukisan gereja, dll yang diakui

    oleh otoritas yang berwenang.

    a. Perorangan, memperoleh angka kredit 5

    b. Kelompok

    1) Ketua, memperoleh angka kredit 3

    2) Anggota, memperoleh angka kredit 2

    7. Menjadi anggota delegasi misi keagamaan :

    a. Tingkat nasional/ internasional

    1) Ketua, memperoleh angka kredit 3

    2) Anggota, memperoleh angka kredit 2

    Contoh : menjadi tim panitia Forum of Asian Bishop Conference (FABC)

    b. Tingkat propinsi

    1) Ketua, memperoleh angka kredit 1

    2) Anggota, memperoleh angka kredit 0,5

    Contoh : Peserta pertemuan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia

    (SAGKI)

    8. Memperoleh penghargaan / tanda jasa :

    a. Penghargaan tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya

    1) Tingkat internasional / nasional, memperoleh angka kredit 3

    Tanda jasa sebagai nara sumber dalam forum internasional

    2) Tingkat provinsi, memperoleh angka kredit 2,5

    3) Tingkat kabupaten / kota, memperoleh angka kredit 2

    b. Gelar kehormatan akademis, memperoleh angka kredit 15

    9. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya

    Memperoleh ijazah / gelar yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya.

    a. Doktor, memperoleh angka kredit 15

    b. Pasca Sarjana (S-2), memperoleh angka kredit 10

    c. Sarjana, memperoleh angka kredit 5

    D. Teknis Pelaksanaan 1. Tugas pokok jabatan fungsional penyuluh agama adalah melakukan dan

    mengembangkan kegiatan Bimbingan / penyuluhan agama dan pembangunan melalui

    bahasa agama. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya tersebut, seorang penyuluh

    agama harus mengembangkan kerja sama dan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan

    penyuluh agama lainnya (baik penyuluh agama fungsional maupun penyuluh agama

    honorer) dengan jabatan fungsional penyuluh lainnya (penyuluh keluarga berencana,

    penyuluh pertanian, juru penerang, juga dengan tokoh agama/pimpinan lembaga

  • 33

    Dewan Parok /Katekis yang ada di wilayahnya serta dengan aparat tokoh masyarakat

    dan lain-lain yang ada dalam masyarakat.

    2. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka disusun rincian tugas pejabat fungsional

    penyuluh agama yang terdiri dari 2 jenis yaitu rincian kegiatan penyuluh agama trampil

    dan kegiatan penyuluh agama ahli, dari segi aspek dapat dibagi menjadi 3 yaitu: unsur,

    sub unsur dan butir kegiatan.

    3. Pada tingkat unsur, sub unsur, dan butir kegiatan untuk setiap penyuluh agama pada

    prinsipnya sama, namun pada tingkat butir kegiatan setiap penyuluh agama ada yang

    sama dan ada yang berbeda sesuai dengan jenjang kepangkatan/jabatan yang

    dimilikinya di mana penyuluh agama yang memiliki pangkat / jabatan yang lebih tinggi

    memperoleh kegiatan dan jenis kegiatan yang sifatnya serta tingkat analisis yang lebih

    berat.

    4. Pelaksanaan butir kegiatan antara penyuluh agama yang satu dengan yang lainnya

    saling berkait yakni hasil kerja seorang penyuluh agama yang berada dalam suatu

    jenjang jabatan tertentu dimanfaatkan oleh seorang penyuluh agama yang berada dalam

    suatu jenjang jabatan yang lainnya untuk memperoleh bahan dimaksud, maka peranan

    sekretariat kelompok kerja penyuluh agama dan sekretariat tim penilai sangat

    menentukan.

    5. Dalam rangka melaksanakan tugas sesuai dengan rincian kegiatan yang telah ditetapkan

    penyuluh agama yang berada pada setiap tingkat (kabupaten/kota/atau propinsi atau

    nasional) merumuskan terlebih dahulu secara bersama-sama tentang :

    a. Bagaimana proses yang harus dilakukan untuk setiap rencana kegiatan

    b. Apa kriteria hasil yang harus / akan dicapai

    c. Bagaimana instrumen dan bukti fisik yang akan digunakan

    6. Untuk melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas dilakukan oleh

    suatu tim yang terdiri dari beberapa orang dan selanjutnya dibahas dan disempurnakan

    bersama melalui forum diskusi untuk disepakati dan dijadikan standar oleh tim penilai

    angka kredit dan para penyuluh agama dalam melaksanakan tugas.

    7. Untuk merumuskan proses dimaksud pimpinan satuan organisasi selaku pembina

    jabatan fungsional penyuluh agama pada tingkat kabupaten/kota/provinsi/nasional atau

    dengan prakarsa para penyuluh agama yang bersangkutan melalui wadah kelompok

    kerja penyuluh agama yang ada mengusulkan unuk menugaskan seorang atau beberapa

    orang penyuluh agama yang berada di wilayahnya untuk menyusun konsep (bila belum

    ada) atau melakukan evaluasi dan penyempurnaan / pengembangan instrumen dan

    teknis pelaksanaan butir kegiatan, untuk selanjutnya konsep tersebut dibahas dan

    disepakati bersama dan dijadikan acuan seluruh penyuluh agama dan tim penilai dalam

    melaksanakan tugasnya.

  • 34

    8. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat penyuluh agama trampil atau penyuluh

    agama ahli yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan

    sebagaimana yang telah ditetapkan, maka penyuluh agama trampil atau penyuluh

    agama ahli lainnya yang pangkat/jabatannya lebih tinggi satu tingkat di atas atau lebih

    rendah di bawah jenjang jabatan penyuluh agama yang memiliki tugas tersebut dapat

    melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan penugasandari pimpinan unit kerja yang

    bersangkutan dan penilaian angka kredit diatur sebagai berikut :

    a. Penyuluh agama yang melaksanakan tugas penyuluh agama di atas jenjang

    jabatannya, angka kredit dilakukan, diperoleh, disetujui 80% dari angka kredit di

    setiap butir kegiatan yang dilakukan.

    b. Penyuluh agama yang melaksanakan tugas penyuluh agama di bawah jenjang

    jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit

    setiap butir kegiatan yang dilakukan.

    c. Proses penugasan tersebut dapat juga berlaku lintas wilayah/sasaran binaan.

    9. Dalam rangka memacu prestasi kerja, maka setiap penyuluh agama untuk keperluan

    pengembangan karir jabatan dan kepangkatannya harus menyusun rencana kerja sesuai

    rincian tugas masing-masing untuk memperoleh angka kredit minimal yang telah

    ditetapkan dengan menggunakan formulir.

  • 35

    BAB IV

    JENJANG, JABATAN, DAN PANGKAT

    A. Jabatan fungsional Penyuluh Agama Jabatan fungsional Penyuluh Agama terdiri atas penyuluh agama terampil dan penyuluh

    agama ahli.

    B. Jenjang jabatan fungsional Penyuluh Agama sebagai berikut : 1. Penyuluh Agama Terampil, terdiri atas :

    a. Penyuluh Agama Pelaksana;

    b. Penyuluh Agama Pelaksana Lanjutan;

    c. Penyuluh Agama Penyelia;

    2. Penyuluh Agama Ahli, terdiri atas :

    a. Penyuluh Agama Pertama;

    b. Penyuluh Agama Muda;

    c. Penyuluh Agama Madya;

    3. Jenjang pangkat dan golongan ruang Penyuluh Agama Terampil yaitu :

    a. Penyuluh agama pelaksana, terdiri atas :

    1) Pengatur Muda tingkat I, golongan ruang II/b

    2) Pengatur, golongan ruang II/c

    3) Pengatur tingkat I, golongan ruang II/d

    b. Penyuluh Agama Pelaksana lanjutan, terdiri atas :

    1) Penata Muda, golongan ruang III/a

    2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

    c. Penyuluh Agama Penyelia, terdiri atas :

    1) Penata, golongan ruang III/c

    2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

    4. Jenjang pangkat dan golongan ruang Penyuluh Agama Ahli yaitu :

    a. Penyuluh agama pertama, terdiri atas :

    1) Penata Muda, golongan ruang III/a

    2) Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b

    b. Penyuluh agama muda, terdiri atas :

    1) Penata, golongan ruang III/c

    2) Penata Tingkat I, golongan ruang III/d

    c. Penyuluh Agama Madya, terdiri atas :

    1) Pembina, golongan ruang IV/a

    2) Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b

    3) Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c

  • 36

    C. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit a) Tim Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik

    Tim Pembina jabatan fungsional penyuluh agama berfungsi melakukan asistensi dan

    evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan pembinaan dan pendelegasian jabatan

    fungsional penyuluh agama pada satuan organisasi / instansi dan berkedudukan pada

    Kementerian Agama Pusat.

    b) Tim Penilai

    a. Kedudukan, struktur dan personalia tim penilai

    1) Kedudukan tim penilai

    a) Tim penilai kabupaten / kota berkedudukan di Kantor Kementerian Agama

    kabupaten / kota dan sekretariat tim berada pada urusan kepegawaian

    b) Tim penilai provinsi berkedudukan di kantor wilayah Kementerian Agama

    provinsi dan sekretariat tim berada pada Subbag kepegawaian

    c) Tim penilai pusat berkedudukan pada Kementerian Agama pusat dan

    sekretariat tim berada pada Biro kepegawaian

    d) Tim penilai instansi berkedudukan pada instansi pemerintah tingkat

    Kementerian / LPNK / pemda tingkat provinsi dan kabupaten / kota dan

    sekretariat tim diatur sesuai struktur kepegawaian yang ada pada

    Kementerian / LPNK / pemda yang bersangkutan.

    2) Struktur dan personalia tim penilai

    Struktur dan personalia tim penilai terdiri dari 7 (tujuh) orang atau lebih

    dengan ketentuan jumlahnya harus ganjil dengan susunan :

    a) Seorang ketua merangkap anggota

    b) Seorang wakil ketua merangkap anggota

    c) Seorang sekretaris merangkap anggota

    d) 4 orang anggota atau lebih (disesuaikan dengan jumlah penyuluh agama

    yang dinilai) dengan ratio 1 : 50, artinya bila terdapat kelipatan 50

    penyuluh agama, anggota dapat lebih dari 4 orang.

    e) Untuk membantu tim penilai dalam melaksanakan tugasnya dapat dibentuk

    tim teknis yang terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai

    Pegawai Negeri Sipil maupun pakar yang mempunyai keahlian dan

    kemampuan teknis yang diperlukan dalam menilai berbagai jenis karya

    ilmiah penyuluh agama.

    f) Sekretariat tim penilai yang dipimpin oleh sekretaris tim penilai terdiri

    dari pegawai yang memiliki keterkaitan tugas dengan penilaian angka

    kredit jabatan fungsional penyuluh agama.

  • 37

    3) Persyaratan personalia tim penilai

    a) Persyaratan umum

    (1) Pangkat ketua tim penilai serendah-rendahnya sama dengan

    kepangkatan penyuluh agama yang dinilai

    (2) Memiliki keahlian dan kemampuan serta memahami metode penilaian

    prestasi kerja penyuluh agama

    (3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat

    diangkat sebagai tim penilai

    b) Persyaratan khusus

    (1) Ketua berasal dari pejabat struktural yang menangani tugas yang

    terkait dengan pembinaan tugas penyuluh agama

    (2) Wakil ketua berasal dari bagian yang menangani bidang tugas

    fasilitatif di bidang kepegawaian atau pendidikan agama/ penerangan

    agama

    (3) Sekretaris tim berasal dari pejabat struktural yang menangani bidang

    tugas kepegawaian

    (4) Anggota berasal dari pejabat fungsional penyuluh agama dan Kepala

    Seksi yang berhubungan dengan tugas bimbingan dan penyuluhan

    agama serta pejabat struktural yang terkait dengan pelaksanaan tugas

    penyuluh agama (pejabat fungsional penyuluh agama lebih banyak

    dari pejabat struktural

    4) Pengangkatan tim penilai

    (1) Personalia tim penilai pusat diangkat dengan Surat Keputusan Menteri

    Agama

    (2) Personalia tim penilai dan sekretariat instansi diangkat dengan Surat

    Keputusan pimpinan instansi yang bersangkutan

    (3) Personalia tim penilai dan sekretariat provinsi diangkat dengan Surat

    Keputusan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

    (4) Personalia tim penilai kabupaten / kota ditetapkan dengan Surat Keputusan

    Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota.

    (5) Masa jabatan dan ketentuan pengangkatan tim penilai :

    (1) Masa jabatan tim penilai dan sekretaris tim penilai adalah 5 (lima)

    tahun.

    (2) Sedangkan tim penilai instansi selama 2 (dua) masa jabatan berturut-

    turut dapat diangkat kembali setelah melampaui tenggang waktu 1

    (satu) masa jabatan.

  • 38

    (3) Dalam hal anggota tim penilai dan sekretaris tim penilai yang ikut

    dinilai, Ketua tim penilai dapat memberhentikan sementara anggota

    tim penilai dan sekretaris tim penilai yang bersangkutan apabila tidak

    melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

    5) Pemberhentian

    Personalia tim diberhentikan dari jabatannya apabila :

    a) Habis masa jabatannya

    b) Dipindahkan ke jabatan lain yang tidak terkait dengan pejabat struktural.

    c) Berhenti atau diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil

    d) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dan telah mempunyai

    kekuatan hukum tetap.

    3. Tugas tim penilai

    a. Tim penilai pusat, bertugas :

    1) Melakukan penilaian atas usul penetapan angka kredit penyuluh ahli madya

    golongan ruang pembina (IV/a) sampai dengan Pembina Utama Muda (IV/c)

    di lingkungan Kementerian Agama dan instansi lainnya.

    2) Menyampaikan hasil sidang penetapan angka kredit penyuluh agama madya

    kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

    3) Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan jabatan fungsional penyuluh

    agama.

    b. Tim penilai instansi bertugas :

    Melakukan penilaian atas usul penetapan angka kredit dari penyuluh agama

    terampil pelaksana golongan ruang II/b sampai dengan penyuluh agama terampil

    penyelia golongan ruang III/d dan dari penyuluh agama ahli pertama golongan

    ruang III/a sampai dengan penyuluh agama ahli muda golongan ruang III/d di

    lingkungan masing-masing.

    c. Tim penilai provinsi bertugas :

    1) Melakukan penilaian, usul dan menetapkan penetapan angka kredit penyuluh

    agama mulai dari penyuluh agama pelaksana lanjutan golongan ruang Penata

    Muda Tk. I (III/b) sampai dengan golongan ruang Penata Tk. I (III/d) yang

    bertugas pada Kantor KementerianAgama dan Instansi tingkat

    Kabupaten/Kota dalam provinsi.

    2) Mengusulkan penetapan angka kredit kepada pejabat yang berwenang meliputi

    penetapan angka kredit penyuluh agama terampil yang surat penugasannya

    ditandatangani oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi.

  • 39

    3) Melakukan penilaian terhadap usul penyuluh agama terampil pelaksana

    golongan ruang Pengatur Muda Tk. I (II/b) sampai dengan Pengatur Tk. I

    (II/d) yang surat penugasannya ditandatangani oleh Kepala Kanwil

    Kementerian Agama provinsi yang bersangkutan.

    d. Tim penilai kabupaten/kota bertugas :

    1) Melakukan penilaian atas usulan menetapkan penetapan angka kredit penyuluh

    agama mulai dari penyuluh agama pelaksana golongan ruang Pengatur Muda

    Tingkat I (II/b) sampai dengan golongan ruang Pengatur Tk. I (II/d).

    2) Melakukan penilaian tahap awal usul penyuluh agama di lingkungannya mulai

    dari penyuluh agama golongan ruang Penata Muda (III/a) sampai dengan

    Penata Muda Tk. I (III/d).

    3) Mengusulkan penetapan angka kredit bagi penyuluh agama di lingkungannya

    kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka kredit mulai dari

    penyuluh agama penyelia golongan ruang Penata (III/c) serta golongan ruang

    Penata Tk. I (III/d) yang bertugas pada Kantor Kementerian Agama dan

    instansi tingkat kabupaten / kota dalam provinsi yang bersangkutan.

    4. Rincian tugas

    a. Tim penilai

    1) Menghimpun data prestasi kerja penyuluh agama yang akan dinilai dan diberi

    angka kredit berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pejabat yang

    berwenang.

    2) Memeriksa kebenaran bukti-bukti prestasi kerja penyuluh agama dan memberi

    angka kredit atas dasar kriteria yang ditentukan.

    3) Menuangkan angka kredit yang telah disepakati dalam butir dan kolom / lajur

    yang sesuai dengan menggunakan formulir daftar usul penetapan angka kredit

    untuk penyuluh agama terampil dan penyuluh agama ahli dalam juknis.

    4) Menyampaikan surat keputusan penetapan angka kredit kepada pejabat yang

    berwenang menetapkan angka kredit.

    5) Melakukan pembinaan terhadap penyuluh agama yang tidak aktif

    mengumpulkan angka kredit.

    6) Melaporkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, apabila

    ada penyuluh agama yang telah habis batas waktunya tapi belum memenuhi

    angka kredit yang disyaratkan.

    7) Mendokumentasikan data hasil penilaian dan penetapan angka kredit.

    8) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pejabat yang berwenang.

  • 40

    b. Sekretaris tim penilai

    Sekretaris tim penilai bertugas memberikan bantuan teknis dan administrasi usul

    penetapan angka kredit untuk kelancaran pelaksanaan tugas tim penilai dan

    pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dengan rincian sebagai berikut:

    1) Menerima, mengadministrasikan dan melakukan penelitian awal tentang

    kelengkapan berkas setiap usul penetapan angka kredit,

    2) Mengatur pembagian berkas usulan penetapan angka kredit penyuluh agama

    kepada anggota tim penilai yang ditunjuk.

    3) Menyiapkan bahan yang diperlukan untuk penilaian dan penetapan angka

    kredit dan menyiapkan undangan pelaksanaan sidang tim penilai.

    4) Melayani keperluan tim penilai dalam melaksanakan tugas dan kelengkapan

    penyelenggaraan rapat tim penilai.

    5) Mendokumentasikan hasil kerja tim penilai dan bukti prestasi kerja yang telah

    dinilai.

    6) Membantu tim penilai dalam menuangkan pemberian angka kredit penyuluh

    agama yang telah disepakati tim penilai untuk ditetapkan Pejabat yang

    berwenang.

    7) Menyampaikan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit yang telah

    ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang kepada Pejabat Fungsional

    Penyuluh Agama dan Pejabat lain yang terkait.

    8) Melaporkan tugasnya kepada Ketua Tim Penilai

    c. Tim teknis

    1) Dalam hal ini terdapat prestasi kerja penyuluh agama yang dinilai memiliki

    kekhususan, sehingga tim penilai tidak mampu menilai, maka pejabat yang

    berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai Teknis.

    Dalam menilai karya ilmiah, namun Anggota Tim Penilai tidak ahli dalam

    bidang tersebut, maka diperlukan Tim Penilai Teknis dapat menilai berbagai

    jenis karya ilmiah,

    2) Anggota Tim Penilai Teknis terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan

    sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun yang bukan Pegawai Negeri Sipil yang

    mempunyai keahlian dan kemampuan teknis yang diperlukan.

    3) Tugas Pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pertimbangan

    kepada Ketua Tim Penilai dalam memberikan penilaian terhadap

    kegiatan/prestasi yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian tertentu.

    4) Tim Penilai Teknis menerima tugas dan tanggung jawab dari Ketua Tim

    Penilai.

  • 41

    5. Tata Cara Pengusulan, Penilaian dan Penetapan Angka Kredit

    a. Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit

    1) Usul Penetapan Angka Kredit dari setiap penyuluh agama dilakukan 2 (dua)

    kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan bulan Juli.

    2) Berkas usulan penetapan angka kredit disiapkan oleh Penyuluh Agama yang

    bersangkutan, selanjutnya berkas yang telah siap yang disusun secara tertib

    diajukan kepada atasan langsung (Pejabat Penilai SKP) penyuluh agama yang

    bersangkutan. Kepala Bidang/Kepala Seksi/Pembimbing/Penyelenggara

    Bimas memiliki tugas pembinaan terhadap pelaksanaan tugas yang

    bersangkutan berhubungan dengan bimbingan dan penyuluhan, atau Subdit

    Penyuluh Agama/ Urusan Agama dan Pendidikan Agama Katolik pada Ditjen

    Bimas Katolik Kementerian Agama, atau Kepala Unit Kepegawaian pada

    Instansi di luar Kementerian Agama.

    3) Pejabat Penilai SKP penyuluh agama memeriksa kelengkapan dan kebenaran

    berkas dan data usul Penetapan Angka Kredit tersebut kemudian membuat

    surat pengantar usul kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka

    kredit dengan ketentuan sebagai berikut :

    a) Berkas Usul Penetapan Angka Kredit penyuluh agama yang menjadi

    kewenangan Tim Penilai pada satuan organisasi yang bersangkutan

    membuat surat pengantar usul ditandatangani pejabat yang berwenang.

    b) Berkas usul penatapan Angka Kredit penyuluh agama yang menjadi

    kewenangan Tim Penilai yang lebih tinggi/pejabat di luar satuan organisasi

    yang bersangkutan surat pengantar usul ditandatangani oleh Pimpinan

    Satuan Organisasi. Dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah Kementerian

    Agama Provinsi/Kabid/ Pembimas pada Kanwil/Kasi pada Kankemenag

    yang membidangi bimbingan dan penyuluhan/ Direktur Urusan Agama/

    Kepala Unit Kepegawaian Instansi yang bersangkutan kemudian dikirim

    kepada Pejabat Penilai, dan ditembuskan kepada unit terkait yang dianggap

    perlu.

    c) Bukti fisik yang dikirim kepada Pejabat Penilai harus berupa berkas

    kegiatan yang asli dan belum diberikan penilaian Angka Kredit sedangkan

    tembusan tidak perlu dilampiri bukti fisik.

    4) Berkas Usul Penetapan Angka Kredit terdiri dari :

    a) Surat pengantar

    b) Isian formulir Daftar Ususlan penetapan Angka Kredit (DUPAK) dalam

    lampiran I (penyuluh agama terampil) dan lampiran II (penyuluh agama

  • 42

    ahli) dalam Juknis ini adalah angka kredit yang diberikan setiap unsur

    kegiatan yaitu angka kredit maksimum yang terdapat dalam Surat

    Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

    Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/99

    tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan angka Kreditnya

    c) Isian formulir surat pernyataan melakukan kegiatan dan prestasi kerja

    lampiran III dan lampiran IV.

    d) Bukti fisik hasil kerja yang dapat diajukan kepada Tim Penilai adalah :

    (1) Belum pernah diperhitungkan dalam penetapan angka kredit

    (2) Salinan sah ijazah terakhir penyuluh agama yang belum pernah

    diperhitungkan dalam penetapan angka kredit.

    e) Kegiatan penyuluh agama yang dapat diberikan nilai/angka kredit adalah: (1) Yang dilakukan setelah masa penetapan angka kredit terakhir bagi penyuluh agama yang bersangkutan. (2) Memiliki bukti fisik menggunakan instrumen sesuai dengan ketentuan yang telah dibakukan. (3) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan pengembangan pada kelompok sasaran binaan yang telah ditetapkan. (4) Kegiatan penyuluh agama yang memberikan penyuluhan dan pengembangan yang tidak terkait dengan rencana dan dilakukan di

    luar wilayah kerja, kelompok yang telah ditetapkan, dinilai sebagai

    kegiatan penunjang dengan angka kredit sama dengan melakukan

    kegiatan mengajar atau melatih. (5) Sekretaris Tim Penilai pada masing-masing tingkat (Pusat, Kanwil, Kankemenag) melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas tersebut.

    Berkas yang belum lengkap atau belum benar dikembalikan kepada

    penyuluh agama yang bersangkutan melalui pejabat pengusul untuk

    diperbaiki sebagaimana mestinya. (6) Tim Penilai pada satuan organisasi belum terbentuk maka satuan organisasi yang bersangkutan dapat melimpahkan tugas kepada Tim

    Penilai pada satuan organisasi setingkat lebih tinggi di atasnya. (7) Tim Penilai tidak dapat melakukan penilaian, SekretarisTim Penilai dapat mengatur penyerahan berkas usul penetapan Angka Kredit

    tersebut kepada Tim Teknis yang ditunjuk melakukan

    penelitian/penilaian. (8) Hasil penelitian berkas usul penyuluh agama dari Tim Penilai maupun Tim Teknis, dikumpulkan kembali oleh Sekretaris Tim Penilai.

  • 43

    (9) Sekretaris Tim Penilai mempersiapkan isian . (10) Bukti fisik yang telah dinilai diarsipkan dengan menggunakan pola penataan berkas sistem kearsipan dan digunakan sebagai bahan kerja

    bagi penyuluh agama lainnya yang memerlukan bahan pembinaan

    dalam rangka pelaksanaan tugas penyuluh agama yang bersangkutan.

    b. Tata Cara Penilaian dan Penetapan Angka Kredit

    Tata Cara Penilaian dan Pengambilan Keputusan dalam pemberian angka kredit

    dilakukan melalui prosedur sebagai berikut :

    1) Ketua Tim Penilai membagi tugas kepada anggota tim penilai dengan

    menggunakan pola pembagian beban kerja untuk setiap anggota tim dengan 2

    (dua) alternatif sebagai berikut :

    a) Pendekatan keutuhan artinya seorang penilai menilai keseluruhan aspek

    DUPAK seorang penyuluh agama dengan pola pembagian tugas yaitu

    keseimbangan banyaknya usul yang diterima.

    b) Pendekatan substansi bidang materi yang dinilai, artinya penilaian

    diberikan secara spesialis untuk melakukan penilaian seseorang

    berdasarkan aspek substansi yang meliputi : (1) Aspek kegiatan pendidikan dan latihan. (2) Aspek kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan. (3) Aspek kegiatan pengembangan bimbingan atau penyuluh agama, pembangunan dan pengembangan profesi. (4) Aspek kegiatan penunjang

    2) Setiap usul dinilai oleh 2 orang anggota, dengan menggunakan formulir yang

    tersedia seperti contoh tersebut pada lampiran I untuk Penyuluh Agama

    Terampil dan lampiran II untuk Penyuluh Agama Ahli.

    a) Setiap anggota Tim Penilai melakukan penilaian setiap unsur kegiatan

    berdasarkan berkas/bukti fisik.

    b) Setelah masing-masing anggota melakukan penilaian, hasilnya

    disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui Sekretaris Tim Penilai.

    c) Sekretaris Tim Penilai membuat rekapitulasi hasil penilaian untuk

    disajikan dan menjadi bahan dalam rapat Tim Penilai.

    d) Apabila Angka Kredit yang diberikan oleh dua orang penilai tidak

    sama, maka pemberian angka kredit dilaksanakan dalam Sidang Tim

    Penilai dengan mengkaji dan menelaah ulang bukti yang dinilai.

  • 44

    e) Pengambilan keputusan dalam sidang pleno Tim Penilai dilakukan

    secara aklamasi atau seti