perkerasan beton semen portland
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
1/7
PERKERASAN BETON SEMEN PORTLAND
Uraian
Pekerjaan ini meliputi pembuatan lapisan perkeraan beton seme-portland, sebagaimana
disyaratkan dngan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti yang tertera pada gambar
atau intruksi Konsultan Pengawas
Material
a. AgregatMaterial pokok untuk perkerasan beton harus sesuai dengan ketentuan pasal, kecuali
agregat kasar harus berupa batu pecah.
b. Baja Tulangani. Baja tulangan (reinforced steel) harus sesuai dengan ketentuan kecuali berat
batang ukuran tanpa standar ditentukan dalam tabel dengan mengabaikan
spesifikasi dalam pembuatan.
Batang berdiameter 9mm atau kurang:
S11 0136-80 (Grade BJTP 24); atau JIS G 3112 (Grade SR 24); atau AASHTO
M31 (Grade 40)
Batang berdiameter 10mm atau lebih:
S11 0136-80 (Grade BBJTD 40); atau JIS G 3112 (Grade SD 40A); atau
AASHTO M31 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO
M55.
Baja tulangan tidak boleh disimpan / diletakan di atas tanah dan harus disimpan
dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja tulangan ulir harus diangkut dan
dipelihara lurus atau dibengkokan dengan bentuk seperti terlihat pada gambar.
Tidak boleh dibengkokan dan diluruskan kembali atau dibengkokan dua kali pada
titik yang sama pada baja tulangan.
ii. Tulangan baja untuk jalur jalan kendaraan harus berupa anyaman baja atautulangan profil sebagaimana terlihat pada gambar. Tulangan anyaman baja harus
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
2/7
sesuai dengan persyaratan dari AASHTO M 55, tulangan ini harus berupa
lembaran-lembaran datar dan merupakan suatu jenis yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
iii. Tulangan tarik harus berupa batang-batang baja berulir sesuai dengan AASHTOM 31.
c. Bahan pengisi sambungan (Joint Filler)Bahan pengisi tuang (Poured Filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan
AASHTO M 173.
Bahan pengisi padat (Preformed Filler) untuk sambungan harus sesuai dengan ketentuan
AASHTO M 33, AASHTO M 153, AASHTO M 213, atau ASSHTO M 220, seperti
ketentuan dalam gambar atau instruksi Konsultan Pengawas dan harus diberi lubang
untuk memasang dowel. Filler untuk setiap sambungan harus berupa satu lembaran untuk
seluruh kedalaman dan lebaryang diperlukan untuk sambungan, kecuali bila ditentukan
lain oleh Konsultan Pengawas. Bila bileh digunakan lebh dari satu lembar, ujung yang
bersentuhan harus dikencangan sampai rapat, dengan penjepit atau cara lain yang
disetujui Konsultan Pengawas.
d. Membran Kedap Air (Slip Sheet Membrane)Membrane atau sekat untuk lapisan tahan air di bawah perkerasan harus berupa lembaran
Polyethene dengan tebal 125 mikron. Bila diperlukan sambungan, maka harus dibuat
overlapping sekurang-kurangnya harus 300mm
e. Curing MaterialsCuring materials harus sesuai dengan ketentuan berikut, atau material lain yang disetujui
Konsultan Pengawas:
Liquid Membrane-Forming Compounds for Curing Concrete- type 2 White Pigmented.
f. Betoni. Bahan Pokok Campuran
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
3/7
Persetujuan untuk proporsi bahanpokok campuran akan didasarkan pada hasil
percobaan campuran (trial mix) yang akan dibuat oleh Kontraktor sesuai
ketentuan dari spesifikasi ini.
Jumlah semen dalam setiap meter kubik beton padat tidak boleh kurang dari
jumlah dalam percobaan campuran yang disetujui. Pemakaian semen yang terlalu
tinggi tidak diehendaki dan Kontraktor harus mendasarkan desain campurannya
(mix design) pada campuran yang paling hemat yang memenuhi semua
persyaratan.
Agregat kasar dan halus harus sesuai dengan ketentuan. Untuk menentukan
perbandingan agregat kasar dan agregat halus, proporsi agregat halus harus dibuat
minimum. Bila perbandingan yang tepat telah ditentukan dan disetujui, maka
setiap perubahan terhadap perbandingan itu harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
Kontraktor boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 40mm, asal
tetap sesuai dengan alat yang digunakan dan kerataan permukaan tetap dapat
dijamin. Bila menurut pendapatnya perlu, Konsultan pengawas dapat meminta
Kontraktor untuk menubah ukuran agregat kasar. Perbandingan air dan semen
untuk agregat kering didasarkan pada persyaratan kekuatan beton, tetapi tidak
boleh lebih dari ,40 berat total semen.
Plasticiser atau bahan additive pengurang air tidak boleh digunakan, kecuali ada
ijin tertulis dari Konsultan Pengawas. Bahan additive campuran untuk
mempercepat proses pengerasan dan yang mengandung kalsium klorida tidak
boleh digunakan.
ii. Kekuatan BetonKuat lentur (flexural strength) minimum tidak boleh kurang dari 45 kg/cm2 pada
umur 28 hari, bila dites dengan third point method menurut AASHTO T 97
Kuat lentur beton minimum pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur
(flexural strength) minimum.
Percobaan campuran (trial mix) di laboratorium yang dibuat oleh Kontraktor
harus sedemikian rupa sehingga flexural strength yang dihasilkan menunjukan
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
4/7
margin dengan probabilitas nilai flexural strength hasil tes yang lebih rendah dari
flexural strength minimum yang ditentukan, tidak lebih dari 1% (satu perseratus).
iii. Pengambilan contoh BetonPengambilan contoh beton untuk keperluan pengujian harus sesuai dengan
ketentuan yaitu kuat tekan ultimate beton harus ditentukan padacontoh yang
dibuat menurut Peraturan Bton Bertulan Indonesia 1971 atau, bila tidak
memungkinkan, dengan AASHTO T 141 (ATM C 172) dan AASHTO T 23
(ASTM C 31). Silinder uji yang dibuat di laboratorium harus sesuai dengan
AASHTO T 126 (ATM C 192). Pengujian tekan dengan silinder harus sesuai
dengan ketentuan ASHTO T 22 ( ASTM C 39).
iv. Kekuatan karakteristikKekuatan karakteristik berbagai kelas beton harus ditentukan segera setelah 20
hasil pengujian yang pertama masing-masing kelas sudah tersedia.
Kekuatan karakteristik dihitung dengan persamaan.
Xo = - KS
Dimana :
Xo = kekuatan karakteristik = rata-rata dari serangkaian hasil pengujian
K = faktor yang berdasrkan pada presentase hasil uji yang diijinkan lebih
Rendah dari kekuatan karakteristik
S = standar deviasi, dengan persamaan :
Dimana: X = hasil masing-masing benda uji
N = jumlah total dari hasil uji
Nilai-nilai untuk faktor K adalah :
- 1,64 untuk desain campuran- Untuk hasil uji pelaksanaan tertera pada tabel berikut ini:
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
5/7
N 4 6 8 10 12 14 16
K 1,17 0,83 0,67 0,58 0,52 0.48 0,44
Bila ketentuan karqakteristik belih rendah dari ketentuan kerja minimum,
kontraktor harus menaikan kadar semen sampai dihasilkan perbandingan
campuran yang sesuai, atau sampai ada perbaikan control kualitas agar kekuatan
rata-rata meningkat atau variasi kekuatan semakin kecil, sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas.
Peralatan
a. Umumperalatan concrete batching plant dan alat pengangkut (agitator truck mixer)
harus sesuai dengan spesifikasi. Kapasitas concrete batching plant harus dpat memasok
kebutuhan alat slipform concrete paver sedemikian rupa sehinga alat terus bergerak tanpa
terhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan. Untuk campuran beton
dengan slump rendah dapat digunakan dump truck sebagai alat pengangkat campuran.
b. Mesin Pembetuk Perkerasan Beton jenis Perancah Berjalan (slipform Concrete Paver)Mesin perkerasan beton harus merupakan satu unit mesin yang memounyai fungsimenghampar, meratakan, memadatkan dan membentuk perkerassan sekaligus member
arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.
Jenis mesin harus jenis perancah berjalan (slipform paver) dengan lebar minimum 4,0 m
yang bertumpu pada 4 (empat) roda kelabang (crawler track), dilengkapi sensor arah
gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing depan dan
belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian-kemiringan (slope sensor) yang seluruh
sensor ini dikendalikan secara computer (computerized control).
Secara umum alat ini harus dilengkapi dengan:
Auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh bagianlebar perkerasan;
Screed yang mengatur masdukan beton ke dalam mold (cetakan);
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
6/7
Vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan konsolidasiseluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mold dengan frekuensi
160-200 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar tetap berfungsi walupun
harus menyentuk tulangan;
Mold (slipform pan/ finishing pan) pembentuk perkerasan harus terbuat dari bajaberkualitas sangat tinggi dan bentuknya harus menjamin agar beton yang dibentuk
tidak terseret dan menghasilkan beton yang padat;
c. Jika lokasi perkerasan sempit atau bentuknya tidak beraturan yang tidak memungkinkanmesin slipform concrete paver beroperasi maka setelah disetujui Konsultan Pengawas
digunakan alat berikut ini :
i. Mesin Penghampar dan Penempa (Spreading ad Finishing Machines)Jenis mesing penghampar harus sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil
kemungkinan segregasi campuran beton. Alat penempa (finishing machines)
harus dilengkpai dengan tranverse screeds yang dapat bergerak bolak-balik
(oscillating type) atau alat lain yang serupa dengan ketentuan.
ii. Vibrator (Penggetar)Vibrator, untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan beton, dapat berupa
surface pan type atau interval type dengan tabung celup (immersed tube) atau
multiple spuds. Vibrator tidak boleh menyentuh sambungan, load transferdevices, subgrade dan acuan (form) samping. Frekuensi vibrator surface pan
tidak boleh kurang dari 3500impuls per menit (58 Hz), dan frekuensi internal
vibrator tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz) untuk vibrator
tabung dan tidak boleh kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk spud
vibrator.
Bila spud vibrator, baik dioperasikan dengan tangan maupun dipasang pada
mesin penghampar (spreader) atau penempa (finishing), digunakan di dekat
acuan, frekuensinya tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58 Hz). Di
lkasi sisi dekat acuan (form) dapat dilakukan penyempurnaan secara manual
(dengan tangan).
d. Gergaji Beton (concrete saw)
-
7/22/2019 Perkerasan Beton Semen Portland
7/7
Bila ditentukan sambungan dibentuka dengan penggergajian (saw Joints), Kontraktor
hatus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
membentuk sambungan, dengan mata gergaji bermata intan dan berpendingin air atau
dengan abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan. Kontraktor harus menyediakan
paling sedikit 1 gergaji yang selalu siap dioperasikan (standby). Kontraktor harus
menyediakan cadangan pisau gergaji secukupnya, fasilitas penerangan untuk pekerjan
malam. Peralatan ini harus selalu siap kerja, baik sebelum maupun selama pekerjaan
perkerasan beton.
e. AcuanAcuan ini digunakan bilamana pekerjaan dengan mesin slipform tiak dimungkinkan dan
harus mendapatkan persetujuan lebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
Acuan lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus
disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m. acuan ini
sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan perkerasan jalan
tanpa sambunan horizontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamanya. Acuan
yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai harus digunakan
untuk tikungan denga n radius 30,0 m atau kurang. Acuan yang mudah disesuaikan
(fleksibel) atau lengkung harus d=sedmikian dan disetujui oleh konsultan pengawas.
Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan paemasangan,
sehingga bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau
penurunan, segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa. Batang flens
(flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3 tinggi acuan. Acuan
yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus disingkirkan dari
tempat pekerjaan. Acuan bekas yang diperbaik tidak boleh digunakan sebelum diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih
dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu bidang dasar sebenarnya dan bidang tegak tidak
berbeda melebihi 6 mm. acuan ini juga harus dilengkapi pengunci pada ujungh-ujung
bagian yang bersambungan.